RUANG MENYUSUI/FASILITAS LAKTASI DI MAL RAMAYANA ALUN-ALUN MALANG KERJA SAMA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG DENGAN PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA
Salah
satu
visi
Kota
Malang
adalah
terwujudnya Kota Malang yang Mandiri, Berbudaya, Sejahtera dan Berwawasan Lingkungan. Untuk mencapai visi tersebut salah satu misinya adalah mewujudkan Kota Malang sebagai Kota Sehat melalui peningkatan kualitas kesehatan masyarakat bagi masyarakat kurang mampu dan meningkatkan penghijauan kota. Kota Malang sejak Tahun 2007 sudah mencanangkan dan memperoleh predikat sebagai Kota Sehat dan Kota Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Provinsi Jawa Timur. Dinas Kesehatan Kota Malang sebagai pelaksana otonomi daerah di bidang kesehatan mempunyai salah satu fungsi yaitu menyelenggarakan penanggulangan masalah gizi dan perbaikan gizi keluarga dan masyarakat. Untuk melaksanakan fungsi tersebut telah dilakukan beberapa kegiatan yang tercakup dalam Program Perbaikan Gizi Masyarakat dengan sumber dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Malang. Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan sebagai berikut : 1. Deteksi Dini Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), Dampak Ibu Hamil dan Wanita Usia Subur (WUS) sebagai Perokok Aktif/Pasif dari dana bagi hasil cukai hasil tembakau. Kegiatannya berupa penyuluhan tentang bahaya asap rokok, penyuluhan deteksi dini bayi berat badan lahir rendah dan penyuluhan keluarga sadar gizi dengan sasaran ibu hamil dan ibu menyusui. Kegiatan ini di mulai pada Tahun 2009 dengan cakupan 73 Posyandu, Tahun 2010 dengan cakupan 160 Posyandu dan Tahun 2011 dengan cakupan 200 Posyandu, dimana setiap Posyandu selalu menghadirkan 30 orang sasaran. Jumlah Posyandu di Kota Malang adalah 655 Posyandu. Posyandu yang sudah dilakukan penyuluhan sejumlah 443 Posyandu (66,11%) dan yang belum dilakukan penyuluhan 222 Posyandu (33,89%). 2. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi (Kadarzi), salah satu indikator Kadarzi adalah memberikan ASI (ASI) kepada bayi selama 6 bulan. Kegiatan yang telah dilakukan berupa survei pemetaaan Kadarzi dan pendampingan keluarga menuju Kadarzi oleh kader Posyandu, anggota Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) dengan bimbingan oleh 24 orang nutrisionis yang tersebar merata pada 15 Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat (UPT Puskesmas). Pencapaian keluarga sadar gizi di Kota Malang yaitu 40,48% dari target 50%.
3. Pemantapan Konselor Menyusui dan ASI Eksklusif serta Akselerasi Suplementasi Gizi. Kegiatannya berupa pelatihan untuk memantapkan kinerja 2 orang konselor menyusui yang sudah dilatih oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Juga untuk melatih 40 orang nutrisionis dan bidan menjadi konselor menyusui dan ASI eksklusif baru. Sehingga di masing-masing UPT Puskesmas dapat dilakukan konseling menyusui dan ASI eksklusif. Seluruh UPT Puskesmas di Kota Malang telah melakukan pelayanan penyuluhan dan konsultasi gizi, sehingga dengan adanya 2 – 3 orang konselor menyusui dan ASI eksklusif dapat meningkatkan pelayanan gizi kepada masyarakat. Apalagi di UPT Puskesmas Dinoyo yang merupakan percontohan UPT Puskesmas sebagai Pusat Pemulihan Gizi (Theurafeutic Feeding Center) juga menyediakan ruang menyusui bagi pegawai dan karyawati yang bekerja di sekitar UPT Puskesmas. 4. Sosialisasi Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI Eksklusif kepada pengelola rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Antara lain rumah sakit ibu dan anak dan rumah sakit bersalin. Rumah sakit bersalin mempunyai hasil kesepakatan untuk menerapkan rawat gabung bagi ibu dan bayi yang dirawat selama 24 jam sehari. Menerapkan inisiasi menyusui dini bagi ibu yang melahirkan dan melakukan seleksi ketat pemberian susu formula bayi. 5. Pendataan dan Penyuluhan Pemberian ASI Eksklusif kepada ibu menyusui oleh kader Posyandu. Di setiap Posyandu dilakukan pendataan pada Bulan Februari dan Agustus dengan tujuan untuk meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif dan memotivasi ibu menyusui supaya tidak beralih untuk memberikan susu formula kepada bayinya. Pencapaian pemberian ASI Eksklusif (E0 – E5) di Kota Malang Tahun 2011 yaitu 66,62%, sedangkan ASI Eksklusif Paripurna (E6) yaitu 41,54% dimana cakupan tersebut masih kurang dari target 50%. Target pada Tahun 2012 meningkat menjadi 55%. Kota Malang merupakan salah satu dari 7 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur yang mendapat bantuan fasilitas laktasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur yang bekerja sama dalam rangka penyediaan ruang laktasi dan kelengkapan lainnya. Berdasarkan kajian penyebab belum tercapainya target pemberian ASI Eksklusif paripurna dan hasil kesepakatan lintas program di Dinas Kesehatan Kota Malang. Juga atas kesepakatan dari lintas sektor terkait, khususnya TP PKK Kota Malang, maka disepakati tempat ruang menyusui dan fasilitas laktasi ditempatkan di pusat perdagangan. Alasannya adalah untuk memperluas cakupan sasaran pemberian ASI eksklusif yang belum mendapatkan pelayanan gizi baik di Posyandu, Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel), Puskesmas Pembantu (Pustu), UPT Puskesmas maupun rumah sakit umum dan khusus. Yang dikarenakan terbatasnya akses sasaran ke tempat pelayanan kesehatan akibat kendala pekerjaan, waktu dan kesempatan.
Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan inventarisasi pusat perdagangan dan pabrik-pabrik yang mempunyai banyak karyawati untuk diajak bekerjasama menyediakan ruang
menyusui. Setelah beberapa kali melakukan kajian dan dialog akhirnya Dinas Kesehatan Kota Malang mengajukan permohonan kepada Direktur PT Ramayana Lestari Sentosa selaku pemilik Supermarket Ramayana di Malang untuk menyediakan ruang menyusui selama 1 (satu) tahun tanpa biaya sewa dengan kriteria sebagai berikut : 1. Ruangan diupayakan tertutup untuk tempat konseling menyusui dan memerah ASI untuk menyusui. 2. Saluran listrik dan sarana air bersih untuk membantu kelengkapan alat memerah dan menyimpan ASI.
Dengan demikian mulai bulan April 2012 selain di 15 UPT Puskesmas se-Kota Malang dan di Dinas Kesehatan Kota Malang Jalan Simpang L.A. Sucipto No. 45 Malang, ruang menyusui atau fasilitas laktasi juga berada di fasilitas umum yaitu di Mal Ramayana. Adapun informasi ruang menyusui pada fasilitas umum di Kota Malang yaitu sebagai berikut: 1. Lokasi
Ruang Menyusui di Supermarket Ramayana Mal Alun-Alun Malang
Ruang menyusui atau fasilitas laktasi di desain berwarna merah muda seiring dengan karakteristik pemberian ASI; terletak pada Supermarket Ramayana Mal Alun-Alun Malang Lantai 3 di Jalan Merdeka Timur Malang. Ruang menyusui tersebut berada di tempat strategis karena berada di pojok sebelah barat dan utara dekat dengan tempat penjualan sepatu baik sepatu anak-anak, remaja dan dewasa. Sehingga memudahkan baik pengunjung yang berbelanja terutama pengunjung yang membawa bayi maupun karyawati Mal Alun-alun yang jumlahnya ratusan untuk memberikan ASI kepada bayinya atau melakukan kegiatan memerah ASI. Papan nama ruang menyusui di desain berwarna merah muda sesuai dengan karakteristik pemberian ASI. 2. Fasilitas terdiri dari : a. Meja berjumlah 2 buah digunakan untuk meletakkan alat-alat yang dibutuhkan saat ibu menyiapkan ASI dan atau menyusui bayi serta untuk konselor meletakkan sarana menyusui saat melakukan konseling kepada ibu pengguna ruang dan fasilitas laktasi.
b. Kursi berjumlah 2 buah digunakan untuk tempat duduk ibu saat melakukan penyiapan ASI atau menyusui bayi. Serta untuk konselor saat melakukan konseling menyusui bagi pengguna ruang dan fasilitas laktasi. c. Lemari berjumlah 1 buah digunakan untuk penyimpanan fasilitas laktasi dalam keadaan kering. d. Lemari es berjumlah 1 buah digunakan untuk menyimpan ASI yang diperah dari payudara ibu yang sedang menyusui. e. ASI Kit berjumlah 2 buah terdiri dari boneka, breast model, spuit, feeding tube, cangkir dan tas digunakan sebagai alat peraga petugas konselor untuk melakukan penyuluhan atau konseling menyusui pada ibu pengguna ruang dan fasilitas laktasi. f. Gelas dan cangkir jumlah 1 set digunakan untuk tempat menampung ASI perah dari payudara ibu menyusui. g. Sendok jumlah 1 set digunakan untuk menyuapi ASI dalam gelas atau cangkir kepada bayi ibu menyusui. h. Tempat sabun, tempat cuci tangan, handuk, waslap, handuk tangan gantung jumlah 1 set digunakan ibu mencuci tangan, membersihkan payudara terutama areola dan puting susu. Yang dilakukan sebelum melakukan pemberian ASI pada bayi atau memerah ASI dan mencuci alat yang telah terpakai berhubungan dengan kegiatan menyusui. i. Poster dan leaflet tentang ASI digunakan sebagai media penyuluhan dalam melakukan konseling menyusui bagi pengguna ruang dan fasilitas laktasi. 3. Konselor Konselor berjumlah 5 orang berasal dari pegawai Dinas Kesehatan Kota Malang dengan 2 orang berpendidikan Sarjana Kesehatan Masyarakat dan 3 orang berpendidikan D3 Kebidanan. Semua konselor terlatih, dimana 2 orang konselor telah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan 3 orang konselor telah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kota Malang. Tugas konselor sebagai berikut : a. Bertanggung jawab terhadap kelangsungan penggunaan ruang menyusui atau fasilitas laktasi. b. Aktif mencari dan melakukan penyuluhan pada ibu menyusui untuk menggunakan ruang menyusui atau fasilitas laktasi. c. Melaksanakan konseling menyusui secara berkesinambungan. d. Menjaga kebersihan dan kelengkapan ruang menyusui atau fasilitas laktasi. e. Melakukan pencatatan harian kegiatan ruang menyusui atau fasilitas laktasi. f. Melakukan pelaporan bulanan kepada Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
4. Operasional Pelayanan Operasional pelayanan menyesuai-kan dengan jam kerja dan tugas pokok konselor sebagai pegawai Dinas Kesehatan Kota Malang serta dengan jam operasional Supermarket Ramayana. Waktu operasional pelayanan ruang menyusui selama 5 hari kerja dari Hari Senin sampai dengan Jumat dengan jam pelayanan dari Pukul 13.00 – 16.00 WIB. Jam pelayanandipilih
berdasarkan
kajian
jumlah
pengunjung terbanyak pada saat itu dan tidak menganggu jam kerja konselor melaksanakan tugas
pokoknya.
Pada
pelayanan
petugas
Ramayana
selalu
saat
informasi
operasional Supermarket
memberitahukan
kepada
pengunjung supaya mau memanfaatkan ruang menyusui
atau
fasilitas
laktasi
sekaligus
konsultasi tentang gizi atau kesehatan secara gratis. 5. Hasil Kegiatan Berdasarkan rekapitulasi laporan fasilitas laktasi bulan Juni 2012, jumlah ibu menyusui yang menggunakan ruang menyusui atau fasilitas laktasi sebanyak 6 orang dan jumlah ibu menyusui yang mendapat konseling menyusui sebanyak 6 orang. Hasil ini masih belum optimal sehingga perlu menyebarluaskan informasi ruang menyusui melalui berbagai media, salah satunya melalui press release.