EVALUASI PERHITUNGAN DAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA KONSTRUKSI PADA PT MEDI PUTRA BUNGSU (PROYEK PERUMAHAN PESONA ALAM KETEGUHAN) TERHADAP PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 34
Oleh Nama NPM Jurusan Telepon E-mail Pembimbing I Pembimbing II
: Yosiana Shinta Dewi : 0741031091 : Akuntansi : 081218887400/ (0721) 7442229 :
[email protected] : Drs. A. Zubaidi Indra, M.M., C.P.A. : Basuki Wibowo, S.E., Akt.
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012
ABSTRAK EVALUASI PERHITUNGAN DAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA KONSTRUKSI PADA PT MEDI PUTRA BUNGSU (PROYEK PERUMAHAN PESONA ALAM KETEGUHAN) TERHADAP PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 34
Oleh YOSIANA SHINTA DEWI
Sepintas lalu, jenis usaha konstruksi tidak jauh berbeda dengan aktivitas usaha lainnya. Namun, jika sudah masuk kedalamnya, kebanyakan orang akan bingung untuk menentukan perlakuan akuntansi usaha kontrak konstruksi karena tanggal saat aktivitas kontrak mulai dilakukan dan tanggal saat aktivitas itu diselesaikan jatuh pada periode akuntansi yang berlainan. Dalam skripsi ini, penulis melakukan evaluasi perhitungan dan pengakuan pendapatan dan biaya yang dilakukan oleh PT Medi Putra Bungsu terhadap PSAK No. 34. PT Medi Putra Bungsu adalah perusahaan yang bergerak dibidang developer pada tahun 1996. Proyek perumahan “Pesona Alam Keteguhan” merupakan proyek ketiga yang pernah ditangani. Pada akhir periode 2011, ada beberapa unit rumah yang telah dibangun namun belum peralihan ke KPR, ada juga beberapa unit rumah yang belum selesai pembangunannya. Perusahaan belum mengakui pendapatan dan biaya untuk unit-unit rumah tersebut di akhir periode 2011. Sedangkan, menurut PSAK No. 34, metode pengakuan pendapatan dan biaya untuk perusahaan konstruksi adalah menggunakan metode persentase penyelesaian, yaitu besarnya pengakuan pendapatan dan biaya sesuai dengan tahap penyelesaian pekerjaan. Pengakuan pendapatan dan biaya yang dilakukan perusahaan menjadi under stated setelah dievaluasi terhadap PSAK No. 34.
Kata kunci : pendapatan konstruksi, biaya konstruksi, perhitungan pendapatan dan biaya konstruksi, dan pengakuan pendapatan dan biaya konstruksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Sepintas lalu, jenis usaha kontrak konstruksi tidak jauh berbeda dengan aktivitas usaha lainnya, sama-sama ada biaya, ada pendapatan, lalu laba atau rugi. Namun jika sudah masuk ke dalamnya, kebanyakan pegawai akuntansi baru akan bingung untuk menentukan perlakuan akuntansi yang paling pas untuk usaha kontrak konstruksi ini yaitu bagaimana mengalokasikan biaya dan pendapatannya, berapa besar yang diakui, dan kapan diakui. Kebingungan itu muncul karena tanggal saat aktivitas kontrak mulai dilakukan dan tanggal saat aktivitas tersebut diselesaikan biasanya jatuh pada periode akuntansi yang berlainan.
Dalam melakukan perhitungan dan pengakuan biaya dan pendapatan, perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi tentu saja harus taat dan tunduk dengan aturan-aturan yang termuat dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 34. Oleh karena sifat dari aktivitas yang dilakukan pada kontrak konstruksi, tanggal saat aktivitas kontrak mulai dilakukan dan tanggal saat aktivitas tersebut diselesaikan biasanya jatuh pada periode akuntansi yang berlainan, maka persoalan utama dalam akuntansi kontrak konstruksi adalah alokasi pendapatan kontrak dan biaya kontrak pada periode di mana pekerjaan konstruksi tersebut dilaksanakan. PT Medi Putra Bungsu adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengembang dan kontruksi perumahan. Proyek perumahan “Pesona Alam Keteguhan” merupakan proyek ketiga yang pernah ditangani.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul : EVALUASI PERHITUNGAN DAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA KONSTRUKSI PADA PT MEDI PUTRA BUNGSU (PROYEK
PERUMAHAN
“PESONA
ALAM
KETEGUHAN”)
TERHADAP
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 34
1.2. Rumusan Masalah Permasalahan yang ingin diangkat dalam skripsi ini adalah : 1. Apakah perhitungan dan pengakuan pendapatan konstruksi pada PT Medi Putra Bungsu (Proyek Perumahan “Pesona Alam Keteguhan”) telah sesuai dengan PSAK No. 34? 2. Apakah perhitungan dan pengakuan biaya konstruksi pada PT Medi Putra Bungsu (Proyek Perumahan “Pesona Alam Keteguhan”) telah sesuai dengan PSAK No. 34?
1.3. Batasan Masalah Agar masalah yang diteliti memiliki ruang lingkup dan arah yang jelas, maka penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut : 1. Data yang diteliti adalah perhitungan pendapatan dan biaya pembangunan perumahan “Pesona Alam Keteguhan” pada PT Medi Putra Bungsu tahun 2011. 2. Literatur yang digunakan adalah literatur yang berhubungan dengan perhitungan dan pengakuan pendapatan dan biaya konstruksi khususnya PSAK No. 34.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Pendapatan Menurut Soemarso, pendapatan (revenue) adalah jumlah yang dibebankan kepada langganan sebagai kenaikan bruto dalam modal (biasanya melalui diterimanya suatu aktiva dari langganan) yang berasal dari barang dan jasa yang dijual. 1
Menurut Zaki Baridwan, pendapatan (revenue) adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utangnya (atau kombinasi keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha. 2
2.2. Pendapatan Kontrak Menurut PSAK No. 34 Pendapatan kontrak terdiri dari: (a) nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak; dan (b) penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim, dan pembayaran insentif: (i) sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan; dan (ii) dapat diukur secara andal. 3
Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau akan diterima. Pengukuran pendapatan kontrak bergantung pada hasil dari peristiwa di masa depan. 4
1
2 3
4
Soemarso SR. 1999. Akuntansi Suatu Pengantar Edisi Keempat. PT Rineka Cipta. Jakarta, hal 58 Prof. Dr. Zaki Baridwan, M.Sc., Akt. 2004. Intermediate Accounting Edisi 8. BPFE. Yogyakarta, hal.29 Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 34. Salemba Empat. Jakarta, hal. 34.3-34.4 Ibid., hal. 34.4
2.3. Pengertian Biaya Committee on Terminology mendefinisikan biaya adalah semua biaya yang telah dikenakan dan dapat dikurangkan pada penghasilan. 5
APB mendefinisikan sebagai penurunan gross dalam asset atau kenaikan gros dalam kewajiban yang diakui dan dinilai menurut prinsip akuntansi yang diterima yang berasal dari kegiatan mencari laba yang dilakukan perusahaan. 6
2.4. Biaya Kontrak Menurut PSAK No. 34 Biaya suatu kontrak konstruksi terdiri dari: (a) biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak tertentu; (b) biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak secara umum dan dapat dialokasikan pada kontrak tersebut; dan (c) biaya lain yang secara khusus dapat ditagihkan ke pelanggan sesuai isi kontrak 7
Biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan suatu kontrak termasuk: (a) biaya pekerja lapangan, termasuk penyelia; (b) biaya bahan yang digunakan dalam konstruksi; (c) penyusutan sarana dan peralatan yang digunakan dalam kontrak tersebut; (d) biaya pemindahan sarana, peralatan, dan bahan-bahan dari dan ke lokasi pelaksanaan kontrak; (e) biaya penyewaan sarana dan peralatan; (f) biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara langsung berhubungan dengan kontrak; (g) estimasi biaya pembetulan dan jaminan pekerjaan, termasuk yang mungkin timbul selama masa jaminan; dan (h) klaim dari pihak ketiga. 8
5
Sofyan Syafri Harahap, op. cit., hal 240
6
Ibid.
7
Ikatan Akuntan Indonesia. op. cit., hal. 34.5 Ibid.
8
2.5. Pengakuan Pendapatan dan Biaya Konstruksi Biasanya pendapatan diakui pada saat terjadinya penjualan barang atau jasa, yaitu pada saat ada kepastian mengenai beasrnya pendapatan yang diukur dengan aktiva yang diterima. Tetapi ketentuan umum ini tidak selalu dapat diterapkan sehingga timbul beberapa ketentuan lain mengenai saat untuk mengakui pendapatan. Pengecualian-pengecualian itu adalah pengakuan pendapatan pada saat produksi selesai, selama masa produksi dan pada saat kas diterima. Pengakuan pendapatan pada saat produksi selesai dapat digunakan dalam penambangan logam mulia seperti emas dan perak. Barang-barang seperti ini mempunyai pasar yang mati dengan harga yang pasti. Karena adanya kepastian tentang besarnya pendapatan walaupun belum terjadi penjualan, pendapatan dapat diakui pada saat produksi selesai. Pengakuan pendapatan selama masa produksi biasanya terjadi dalam kontrak pembangunan jangka panjang. Pendapatan diakui berdasarkan persentase penyelesaian dalam pekerjaan pembangunan walaupun belum terjadi serah terima. Pendapatan dapat diakui dalam periode-periode di mana pekerjaan pembangunan dikerjakan dan tidak harus menunggu sampai seluruh pekerjaan selesai dan dilakukan serah terima. Pengakuan pendapatan pada saat penerimaan uang dapat terjadi dalam penjualan angsuran. Dalam transaksi penjualan seperti ini, kepastian tentang penerimaan seluruh harga jual adalah kecil karena lamanya waktu angsuran. Oleh karena kecilnya kepastian ini maka pendapatan diakui sebesar jumlah uang yang sudah diterima. 9 PSAK 34, Paragraf 20 menyebutkan: “Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan memerhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal akhir periode pelaporan. Taksiran rugi pada kontrak konstruksi tersebut segera diakui sebagai beban.” 10 Ada 3 kunci utama yang perlu dipahami dari pernyataan standar ini, yaitu: • Pendapatan dan biaya kontrak konstruksi dapat diakui jika hasil kontrak dapat diestimasi secara handal; 9 10
Prof. Dr. Zaki Baridwan, M.Sc., Akt., op. cit., hal. 11 Ikatan Akuntan Indonesia. op. cit., hal. 34.6
• Pengakuan pendapatan dan biaya kontrak konstruksi memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas (sesuai kontrak tentunya); dan • Jika diperkirakan biaya aktivitas konstruksi diperkirakan lebih tinggi dari hasilnya, maka segera diakui sebagai biaya (atau beban).
Perlu digarisbawahi adalah PSAK 34 yang bunyinya: “Pendapatan dan biaya kontrak konstruksi dapat diakui jika hasil kontrak dapat diestimasi secara andal”
‘Andal’ disini artinya PASTI. Bicara kata pasti untuk urusan bisnis patokannya cuma satu, yaitu LEGALITAS. Artinya, sepanjang dalam kontrak telah disebutkan berapa nilai kontraknya, apa hak dan kewajiban beserta syarat-syarat pembayaran dengan jelas, dan kontraknya dituangkan ke dalam perjanjian yang sifatnya mengikat secara hukum, MAKA itu artinya SUDAH memenuhi syarat “dapat diestimasi secara andal”.
Seperti telah saya sebutkan di awal mengenai 3 hal penting yang perlu digarisbawahi dari PSAK 34, salah satunya menyebutkan bahwa: “Pengakuan pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian”. Metode pengakuan seperti ini disebut Metode Persentase Penyelesaian. Menurut metode ini, pendapatan kontrak dihubungkan dengan biaya kontrak yang terjadi dalam mencapai tahap penyelesaian tersebut, sehingga pendapatan, beban, dan laba yang dilaporkan proporsional.
dapat
diatribusikan
menurut
penyelesaian
pekerjaan
secara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
1. Gambaran Umum Perusahaan
PT Medi Putra Bungsu adalah perusahaan yang bergerak dibidang real estate dan properti, meubelair dan bahan bangunan, berkedudukan di Jl. RE. Martadinata Sukamaju Teluk Betung Barat, Bandar Lampung. Didirikan berdasarkan akte pendirian No. C210227 HT. 01.01 tanggal 8 November 1996 dengan bentuk badan hukum Perseroan Terbatas yang dibuat dihadapan notaris Imron Ma’aruf , S.H. di Bandar Lampung.
PT Medi Putra Bungsu bergerak dalam bidang kontraktor rumah dan perkantoran, kemudian menjadi developer pada tahun 1996. Proyek
perumahan
“Pesona
Alam
Keteguhan”
merupakan
perumahan ke-3 yang pernah ditangani. Sebelumnya, PT Medi Putra Bungsu mengembangkan proyek perumahan “Lempasing Wawai” dan perumahan “Cahaya Wawai” yang telah diselesaikan pada tahun 2009 dan 2010.
3.2. Teknik Analisis Data Dalam penulisan skripsi ini digunakan metode penelitian sebagai berikut :
1. Penelitian Kepustakaan Penelitian Kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan terhadap bahan-bahan tertulis seperti buku teks, diktat dan modul kuliah,
makalah, jurnal-jurnal ilmiah yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Secara khusus penelitian kepustakaan dilakukan terhadap PSAK No. 34.
2. Penelitian Lapangan Penelitian Lapangan adalah penelitian yang dilakukan langsung pada objek penelitian dalam hal ini adalah PT Medi Putra Bungsu. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: a) Wawancara, adalah tanya jawab dan pengajuan pertanyaan kepada pihak perusahaan yaitu PT Medi Putra Bungsu. b) Observasi, yaitu teknik pengamatan yang dikumpulkan melalui wawancara dengan melakukan peninjauan langsung ke lapangan. c) Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan inventarisasi laporan pendapatan dan biaya konstruksi perumahan “Pesona Alam Keteguhan” pada PT Medi Putra Bungsu.
3.3. Alat Analisis Dalam menganalisis data yang diperoleh dari PT Medi Putra Bungsu digunakan model analisis kuantitatif dengan mengevaluasi perhitungan dan pengakuan pendapatan dan biaya konstruksi pada PT Medi Putra Bungsu (Proyek Perumahan “Pesona Alam Keteguhan”) terhadap PSAK No. 34.
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Perhitungan Pendapatan Standar pada PT Medi Putra Bungsu (Proyek Pesona Alam Keteguhan)
PT Medi Putra Bungsu (Proyek Perumahan Pesona Alam Keteguhan) menjual tiga jenis tipe rumah yaitu tipe 21/60, tipe 36/70, dan tipe 45/70. Penjualan rumah tipe 21/60 sebanyak 25 unit dengan perhitungan standar penjualan rumah sebagai berikut.
4.2. Perhitungan Biaya Standar pada PT Medi Putra Bungsu (Proyek Perumahan Pesona Alam Keteguhan)
4.3. Pengakuan Pendapatan dan Biaya pada PT Medi Putra Bungsu (Proyek Perumahan Pesona Alam Keteguhan)
Pembangunan rumah dilakukan setelah perusahaan menerima uang muka dari pembeli. Setelah itu, rumah yang telah dipesan akan dibangun dalam jangka waktu kurang lebih tiga bulan. Setelah rumah selesai dibangun, maka perusahaan akan menerima realisasi KPR dari bank.
Tahun 2011, PT Medi Putra Bungsu melakukan penjualan rumah sebanyak 25 unit rumah tipe 21/60, 55 unit rumah tipe 36/70, dan 10 unit rumah tipe
45/70. Akhir tahun 2011, ada 5 unit rumah tipe 36/70 yang telah selesai dibangun namun belum dibayar oleh KPR, 5 unit rumah tipe 36/70 yang pembangunannya telah mencapai 70%, dan 5 unit rumah tipe 36/70 pembangunannya telah mencapai 20%.
Untuk tipe rumah 45/70 dan 21/60, pengakuan pendapatan dan biayanya tidak mengalami masalah karena kedua tipe rumah tersebut pembangunannya diselesaikan dalam satu periode akuntansi. Oleh karena itu, pada pembahasan ini penulis secara khusus hanya membahas perhitungan dan pengakuan pendapatan dan biaya rumah tipe 36/70. Hal itu dikarenakan rumah tipe 36/70 tersebut pembangunannya tidak diselesaikan dalam satu periode akuntasni sehingga akan menimbulkan perlakuan akuntansi yang berbeda.
Berikut ini adalah rincian penjualan serta perhitungan dan pengakuan pendapatan dan biaya yang dilakukan PT Medi Putra Bungsu untuk rumah tipe 36/70 per 31 Desember 2011.
Saat menerima uang muka (DP), perusahaan mengakuinya sebagai pendapatan diterima di muka. Setelah bangunan jadi, pendapatan diterima di muka tersebut diakui sebagai pendapatan. Setelah rumah jadi dialihkan ke KPR, maka hasil realisasi KPR juga diakui sebagai pendapatan. Namun, pada akhir periode, ada 5 unit rumah tipe 36/70 yang telah selesai dibangun tetapi belum peralihan ke KPR. Hal itu belum diakui oleh perusahaan sebagai pendapatan, perusahaan mencatatnya sebagai persediaan, perusahaan hanya mengakui uang muka yang telah dibayarkan atas rumah-rumah tersebut sebagai pendapatan.
Selain itu, di akhir periode ada 5 unit rumah tipe 36/70 yang belum selesai dibangun, pembangunannya telah mencapai 70%. Uang muka yang telah dibayarkan dan bangunan yang telah jadi 70% itu sama sekali belum diakui sebagai pendapatan. Biaya pembangunan rumah tersebut juga belum diakui sebagai biaya di akhir periode. Perusahaan mencatatnya sebagai bangunan dalam proses. Uang muka yang diterima atas rumah-rumah tersebut masih diakui sebagai pendapatan diterima di muka.
Ada juga 5 unit rumah tipe 36/70 di akhir periode yang pembagunannya telah mencapai 20%. Uang muka yang telah dibayarkan dan bangunan yang telah jadi
20% tersebut belum diakui sebagai pendapatan. Biaya pembangunan rumah tersebut juga belum diakui sebagai biaya. Perusahaan mencatatnya sebagai bangunan dalam proses. Uang muka yang diterima atas rumah-rumah tersebut masih diakui sebagai pendapatan diterima di muka.
Jurnal yang dilakukan oleh perusahaan adalah sebagai berikut : • Jurnal pada saat menerima uang muka : Kas
xxx Pendapatan diterima di muka
xxx
• Jurnal pada saat uang muka diakui sebagai pendapatan (dilakukan saat bangunan jadi) : Pendapatan diterima di muka
xxx
Pendapatan
xxx
• Jurnal untuk menjurnal proses pembangunan rumah sebelum rumah dialihkan ke KPR : Persediaan bahan baku/tanah/upah tenaga kerja
xxx
Kas
xxx
Bangunan dalam proses
xxx
Persedaan bahan baku/tanah
xxx
• Jurnal pada saat bangunan jadi : Persediaan rumah jadi
xxx
Bangunan dalam proses
xxx
• Jurnal pada saat menerima realisasi KPR (saat menerima realisasi) : Kas
xxx
Biaya pembangunan rumah
xxx
Persediaan rumah jadi
xxx
Pendapatan
xxx
• Jurnal untuk mencatat 5 unit rumah yang telah jadi namun belum dibayar oleh KPR di akhir periode 2011: Pendapatan diterima di muka
Rp. 40.000.000
Pendapatan
Persediaan rumah jadi
Rp. 40.000.000
Rp. 235.000.000
Bangunan dalam proses
Rp. 235.000.000
• Jurnal untuk mencatat 5 unit rumah yang pembangunannya telah mencapai 70% (dihitung dari harga pokok pembangunan rumah) di akhir periode 2011 : Bangunan dalam proses
Rp. 157.290.000
Persediaan bahan baku/tanah
Rp. 157.290.000
• Jurmal untuk mencatat 5 unit rumah yang pembangunannya telah mencapai 20% (dihitung dari harga pokok pembangunan rumah) di akhir periode 2011 : Bangunan dalam proses Persediaan bahan baku/tanah
Rp. 44.940.000 Rp. 44.940.000
4.4. Evaluasi Perhitungan dan Pengakuan Pendapatan dan Biaya PT Medi Putra Bungsu Proyek Perumahan Pesona Alam Keteguhan terhadap PSAK No. 34
Untuk 5 unit yang telah selesai dibangun namun belum peralihan ke KPR belum diakui sebagai pendapatan oleh perusahaan di akhir tahun, yang diakui sebagai pendapatan hanya uang mukanya saja. Untuk 5 unit rumah yang pembangunannya telah mencapai 70% sama sekali belum diakui sebagai pendapatan di akhir tahun 2011. Untuk 5 unit yang pembangunannya telah mencapai 20% juga sama sekali belum diakui sebagai pendapatan di akhir tahun 2011.
Lima unit rumah yang telah jadi namun belum dibayar oleh KPR belum diakui biayanya. Lima unit rumah yang pembangunannya telah mencapai 70% biayanya belum diakui. Lima unit rumah yang pembangunannya telah mencapai 20% biayanya juga belum diakui.
Perhitungan dan pengakuan pendapatan dan biaya yang dilakukan oleh perusahaan ternyata belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK No. 34. Menurut PSAK No. 34, pengakuan pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian. Metode pengakuan seperti ini disebut Metode Persentase Penyelesaian. Menurut metode ini, pendapatan kontrak dihubungkan dengan biaya kontrak yang terjadi dalam mencapai tahap penyelesaian tersebut, sehingga pendapatan, beban, dan laba yang dilaporkan dapat diatribusikan menurut penyelesaian pekerjaan secara proporsional.
Berdasarkan metode persentase penyelesaian, untuk 5 unit rumah tipe 36/70 yang pembangunannya telah mencapai 70% maka pada akhir tahun biaya yang diakui adalah 70% x total biaya yang dikeluarkan untuk membangun per unit rumah sampai jadi (70% x Rp. 44.940.000 x 5). Untuk 5 unit rumah tipe 36/70 yang pembangunannya telah mencapai 20% maka pada akhir tahun biaya yang diakui adalah 20% x total biaya yang dikeluarkan untuk membangun per unit rumah sampai jadi (20% x Rp. 44.940.000 x 5).
Pengakuan pendapatan berdasarkan metode persentase penyelesaian, untuk 5 unit rumah tipe 36/70 yang telah selesai dibangun namun belum dibayar KPR, pendapatannya diakui seluruhnya dengan memunculkan akun piutang karena
ada
legalitasnya.
Untuk
5
unit
rumah
tipe
36/70
yang
pembangunannya telah mencapai 70% maka pada akhir tahun pendapatan yang diakui adalah 70% x total pendapatan per unit rumah (70% x Rp. 55.000.000 x 5). Untuk 5 unit rumah tipe 36/70 yang pembangunannya telah mencapai 20% maka pada akhir tahun pendapatan yang diakui adalah 20% x total pendapatan per unit rumah (20% x Rp. 55.000.000 x 5).
Menurut metode persentase penyelesaian yang disebutkan dalam PSAK No. 34, pengakuan pendapatan dan biaya dilakukan sesuai tahap penyelesaian pekerjaan. Oleh karena itu, untuk 5 unit rumah tipe 36/70 yang telah selesai dibangun namun belum dibayar oleh KPR, pada akhir periode dicatat dan diakui sebagai pendapatan dengan memunculkan akun piutang karena ada legalitasnya. Biaya pembangunan rumah tersebut juga segera diakui. Berdasarkan penjelasan dan tabel-tabel di muka, maka jurnal-jurnal berdasarkan metode persentase penyelesaian adalah sebagai berikut : • Jurnal untuk mencatat 5 unit rumah tipe 36/70 yang telah dibangun namun belum dibayar oleh KPR di akhir periode 2011: Pendapatan diterima di muka
Rp. 40.000.000
Piutang
Rp. 235.000.000
Pendapatan
Biaya pembangunan rumah Presediaan rumah jadi
Rp. 275.000.000
Rp. 224.700.000 Rp. 224.700.000
• Jurnal untuk mencatat 5 unit rumah tipe 36/70 yang pembangunannya telah mencapai 70% di akhir periode 2011: Pendapatan diterima di muka
Rp. 40.000.000
Piutang
Rp. 152.500.000
Pendapatan
Bangunan dalam proses
Rp. 192.500.000
Rp. 157.290.000
Persediaan bahan baku/tanah
Rp. 157.290.000
• Jurnal untuk mencatat 5 unit rumah tipe 36/70 yang pembangunannya telah mencapai 20% di akhir periode 2011: Pendapatan diterima di muka
Rp. 40.000.000
Piutang
Rp. 15.000.000
Pendapatan
Bangunan dalam proses
Rp. 55.000.000
Rp. 44.940.000
Persediaan bahan baku/tanah
Rp. 44.940.000
Total pendapatan yang dihitung perusahaan untuk tipe 36/70 adalah Rp. 2.240.000.000 sedangkan total pendapatan yang dihitung berdasarkan metode persentase penyelesaian untuk rumah tipe 36/70 adalah Rp. 2.722.500.000. Jadi. terdapat selisih sebesar Rp. 482.500.000. Total biaya yang dihitung perusahaan untuk rumah tipe 36/70 adalah Rp. 1.797.600.000, sedangkan total biaya yang dihitung jika menggunakan metode persentase penyelesain adalah Rp. 2.224.530.000. Jadi, terdapat selisih sebesar Rp. 426.930.000.
Berdasarkan uraian di atas, tentunya akan terdapat perbedaan keuntungan antara perhitungan perusahaan dengan perhitungan berdasarkan PSAK No. 34 yaitu dengan menggunakan metode persentase penyelesaian. Selisih keuntungan tersebut jika dihitung adalah sebesar Rp. 55.570.000.
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa perhitungan pendapatan yang dilakukan oleh PT Medi Putra Bungsu Proyek Perumahan Pesona Alam Keteguhan belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK No. 34. Pendapatan memang dapat dihitung secara andal, namun pengakuan pendapatan yang dilakukan perusahaan pada akhir tahun menyebabkan nilai pendapatan menjadi under stated.
Perhitungan biaya yang dilakukan oleh PT Medi Putra Bungsu juga belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK No. 34. Perhitungan biaya memang dapat dihitung secara andal namun pada akhir tahun ada biaya yang belum diakui oleh perusahaan sedangkan pembangunan rumah telah berjalan sehingga menyebabkan nilai biaya under stated.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan maka penulis memberikan saran kepada perusahaan, yaitu: 1. Perusahaan sebaiknya mengakui pendapatannya sesuai dengan PSAK No. 34 yaitu menggunakan metode presentase penyelesaian sehingga nilai pendapatan tidak menjadi under stated. 2. Perusahaan sebaiknya juga melakukan perhitungan dan pengakuan biaya konstruksi sesuai dengan PSAK No. 34 yaitu menggunakan metode presentase penyelesaian sehingga biaya yang memang benar-benar telah dikeluarkan oleh perusahaan dapat diakui sesuai dengan tingkat penyelesaian yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kamaruddin. 1995. Akuntansi Manajemen. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Baridwan, Prof. Dr. Zaki M.Sc. Akt. 2004. Intermediate Accounting Edisi 8. BPFE. Yogyakarta. Harahap, Sofyan Syfari. 2007. Teori Akuntansi Edisi Revisi. PT Grafindo Persada. Jakarta. Horngren. et.al. 2008. Akuntansi Biaya Penekanan Manajerial Jilid I. PT Indeks. Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Munawir, Drs. S., Akt. 2007. Analisa Laporan Keuangan Edisi Keempat. Liberty Yogyakarta. Yogyakarta. SR, Soemarso. 1999. Akuntansi Suatu Pengantar Edisi Keempat. PT Rineka Cipta. Jakarta. Simangunsong, Drs. M. P. 1990. Pelajaran Akuntansi (tingkat dasar satu). Karya Utama. Jakarta. Simangunsong, Drs. M. P. 1991. Pelajaran Akuntansi (dasar dua). Karya Utama. Jakarta. Suadi, Arief Ph. D. 1995. Sistem Pengendalian Manajemen Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.