FAKTOR PENGHAMBAT PERKEMBANGAN OBYEK WISATA TAMAN BUAYA DI KABUPATEN BEKASI Sony Nugratama*) Depita Pebriani**)
1.
Latar Belakang Masalah
W
isata saat ini merupakan
Obyek wisata Taman Buaya adalah
salah
kebutuhan
salah satu obyek wisata yang yang
manusia untuk mengurangi
berada di Kabupaten Bekasi yang
kejenuhan
dari
satu
kegiatan
berlokasi di jalan raya Cibarusah Desa
sehari-hari. Aktivitas yang dilakukan
Suka Ragam Kecamatan Serang Baru
sehari-hari membuat orang merasa
Kabupaten Bekasi Jawa Barat. Obyek
jenuh dan merasa penat, oleh karena
wisata Taman Buaya Indonesia Jaya
itu dengan melakukan kegiatan wisata
atau yang biasa di kenal dengan nama
mereka berharap segala kejenuhan
Taman Buaya berdiri sejak tahun 1982
yang
hilang
awal berdirinya di ibukota tepatnya di
dengan melakukan kegiatan wisata.
daerah Pluit, namun pada tahun 1990
Pitana,
lokasi obyek wisata Taman Buaya
sudah
rutinitas
dilakukan bisa
Diarta
(2009)
mengatakan
bahwa pentingnya Peranan Pariwisata
berpindah
dalam
Kecamatan Serang Baru. Keberadaan
pembangunan
ekonomi
di
ke
Desa
obyek
lagi. Banyak negara sejak beberapa
seharusnya dapat menjadi penggerak
tahun terakhir menggarap pariwisata
sektor
dengan
pendapatan bagi Pemerintah daerah
dan
menjadikan
ekonomi
Taman
Ragam
berbagai negara sudah tidak di ragukan
serius
wisata
Suka
dan
Buaya
penambah
pariwisata sebagai sektor unggulan di
Kabupaten Bekasi.
dalam perolehan devisa, penciptaan
Luas lahan yang dijadikan obyek wisata
lapangan kerja maupun pengentasan
taman buaya adalah 1,5 Ha, terdapat
kemiskinan.
dengan
±500 ekor buaya yang terdiri dari 3
berbagai aspek positifnya, dipandang
jenis buaya yaitu buaya Sumatera,
sebagai passport to development, new
buaya Kalimantan
kind
yang paling banyak adalah jenis buaya
of
Pariwisata
sugar,
development,
tool
invisible
for
regional
export,
polluting industry.
non
dan buaya Irian,
Sumatera karena jenis buaya Sumatera mudah berkembang biak. Selain tempat
*) Dosen Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam “45” Bekasi
REGION Volume V No. 1 Maret 2013
1
penangkaran buaya, obyek wisata ini
pembangunan ekonomi, fisik dan sosial
juga memiliki koleksi jenis binatang
dari suatu negara. Di samping itu,
lainnya seperti monyet dan burung.
rencana
Berkunjungnya wisatawan ke obyek
memberikan kerangka kerja kebijakan
wisata dikarenakan adanya motivasi
pemerintah,
dan
mengendalikan
keinginan
seperti
yang
tersebut
harus
untuk
mampu
mendorong
dan
pengembangan
dikemukakan oleh Fandeli (1995:41) “
pariwisata. Peranan pemerintah dalam
wisatawan
mengembangkan
datang
disuatu
tempat
pariwisata
dalam
sangat ditentukan oleh motivasi dan
garis besarnya adalah menyediakan
keinginan,
yang
infrastruktur (tidak hanya dalam bentuk
untuk
fisik), memperluas berbagai bentuk
faktor
fasilitas, kegiatan koordinasi antara
ada
mendorong melakukan
dua
faktor
wisatawan pariwisata
yaitu:
pendorong yaitu ingin terlepasnya dari
aparatur
kehidupan/rutinitas
sehari-hari,
swasta, pengaturan dan promosi umum
terbebas dari kemacetan, polusi dan
ke luar negeri. Tidak dapat dipungkiri
lain-lain.
bahwa
Sedangkan
faktor
penarik
pemerintah
hampir
dengan
seluruh
pihak
daerah
berkaitan dengan adanya atraksi wisata
Indonesia terdapat potensi pariwisata,
di daerah atau di tempat tujuan wisata”.
maka yang perlu diperhatikan adalah
Pengembangan
sarana
pariwisata
harus
transportasi, dan
keadaan
dilaksanakan secara berencana serta
infrasruktur
sarana-sarana
menyeluruh, sehingga dapat diperoleh
pariwisata. Berikut merupakan data
manfaat yang optimal bagi masyarakat,
jumlah pengunjung dari tahun 2006
baik dari segi ekonomi, sosial dan
sampai tahun 2011.
budaya. Perencanaan tersebut harus mengintegrasikan
pengembangan
pariwisata
suatu
kedalam
program Tabel 1.1 Jumlah Wisatawan Pertahun
Tahun Wisatawan
2006
2007
2008
2009
2010
2011
1667
1633
1628
1700
1600
1608
Sumber: Humas Obyek Wisata Taman Buaya
Menurunnya jumlah pengunjung ada
diteliti. Penelitian ini mencoba untuk
penyebabnya, kondisi ini menarik untuk
menganalisis
REGION Volume V No. 1 Maret 2013
“Faktor
Penghambat
2
Perkembangan Obyek Wisata Taman
selera
Buaya
entertainment,
Di
Desa
Suka
Ragam
rasa
Kecamatan Serang Baru Kabupaten
pariwisata
Bekasi”.
sansakerta
pleasure,
excitement,
adventure.
terlahir
Istilah
dari
yang
bahasa
komponen-
komponennya terdiri dari: Pari artinya 2.
Identifikasi Masalah
penuh, lengkap, berkeliling sedangkan
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasi, adanya beberapa permasalahan antara lain: Faktor apa yang menghambat perkembangan obyek wisata Taman Buaya? Bagaimana kondisi obyek wisata Taman Buaya apabila dilihat dari sudut pandang keruangan?
Wis (man) artinya rumah, properti, kampung, komunitas dan ata artinya pergi
terus
menerus,
mengembara
(roaming about) yang bila dirangkaikan menjadi satu kata melahirkan pariwista, berarti
pergi
secara
lengkap
meninggalkan rumah berkeliling terus menerus. 3.
Definisi lainnya menyebutkan bahwa
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat
Pariwisata adalah salah satu jenis
aspek apa saja yang menjadi faktor
industri
penghambat
menghasilkan pertumbuhan ekonomi
obyek
wisata
Taman
yang
Buaya. 4.
Landasan Teori
baru
cepat
kerja,
penghasilan,
standar
menstimulasi
Pendit
produktivitas
yang
mengatakan
mampu
dalam
lapangan
Definisi pariwisata dapat dirujuk dari (2002:1)
yang
penyediaan peningkatan hidup
serta
sektor-sektor lainnya.
bahwa istilah pariwisata diperoleh dari
sebagai
budayawan intelektual atas permintaan
meliputi industri-industri klasik yang
Presiden Soekarno kepada Sri Sultan
sebenarnya seperti industri kerajinan
Hamengku IX selaku ketua DTI (Dewan
tangan dan cinderamata, penginapan
Tourisme Indonesia) di tahun 1960-an.
dan transportasi secara ekonomis juga
Secara terpisah dua orang budayawan
di pandang sebagai industri (Pendit
Indonesia
1987 : 29).
waktu
itu
di
mohon
sektor
Selanjutnya,
kompleks,
ia
juga
Apabila kita merujuk
pertimbangannya, yaitu Prof. Mr. Moh.
definisi tersebut, maka terlihat bahwa
Yamin dan Prof. Dr. Prijono, yang
seharusnya
memberi
untuk
meningkatkan pemasukan pemerintah
mengganti istilah tourism atau travel,
baik di daerah maupun pusat. Setiap
yang konotasinya bisa terkait dengan
daerah tentu memiliki potensi yang
istilah
pariwisata
REGION Volume V No. 1 Maret 2013
pariwisata
dapat
3
terkandung di dalamnya baik faktor fisik
c.
Perencanaan
pengembangan
maupun sosial budaya, jadi tergantung
kepariwisataan
bagaimana
daerah
pemerintah
Kota/Kabupaten
di
haruslah
dibawa
perencanaan
potensi tersebut. Tidak semua potensi
daerah
tersebut
fisik
keseluruhan.
di
mengemas
suatu
koordinasi
dapat
dalam
tingkat
pada
eksploitasi
dengan
mengambil sumber daya yang ada di
d.
fisik secara
Perencanaan suatu daerah untuk
dalamnya, kita juga dapat mengambil
tujuan
potensi tersebut sebagai obyek wisata
berdasarkan suatu studi yang
di daerah. Dengan demikian, diperlukan
khusus dibuat untuk itu dengan
perencanaan
memperhatikan
yang
mengembangkan
matang potensi
dalam tersebut
harus
perlindungan
terhadap lingkungan alam dan
dalam hal ini sebagai obyek wisata. Seperti yang diungkapkan oleh Yoeti
pariwisata
budaya di daerah sekitar. e.
Perencanaan fisik suatu daerah
(1997:13-14) bahwa terdapat beberapa
untuk tujuan pariwisata harus
prinsip perencanaan pariwisata :
didasarkan atas penelitian yang
a.
pengembangan
sesuai dengan lingkungan alam
haruslah
sekitar dengan memperhatikan
kesatuan
faktor geografis yang lebih luas
dengan pembangunan regional
dan tidak meninjau dari segi
atau nasional dari pembangunan
administrasi saja.
Perencanaan kepariwisataan merupakan
satu
perekonomian negara. Karena itu perencanaan
pembangunan
kepariwisataan
b.
f.
Rencana dan penelitian yang berhubungan
hendaknya
pengembangan
termasuk dalam kerangka kerja
pada
dari pembangunan.
memperhatikan
Seperti sektor
halnya
perencanaan
perekonomian
perencanaan
pengembangan
kepariwisataan pendekatan
lainnya,
menghendaki terpadu
sektor-sektor
lainnya
dengan yang
suatu
dengan kepariwisataan daerah faktor
harus ekologi
daerah yang bersangkutan. g.
Perencanaan
pengembangan
kepariwisataan
tidak
hanya
memperhatikan masalah dari segi ekonomi saja, tetapi tidak kalah pentingnya
memperhatikan
banyak berkaitan dengan bidang
masalah sosial yang mungkin
kepariwisataan.
ditimbulkan.
REGION Volume V No. 1 Maret 2013
4
h.
Pada
masa-masa
akan
permintaan. Biasanya mereka tertarik
datang jam kerja para buruh dan
pada suatu lokasi karena ciri- ciri khas
karyawan akan semakin singkat
tertentu. Ciri-ciri khas yang menarik
dan waktu senggangnya akan
wisatawan adalah : keindahan alam,
semakin
itu
iklim dan cuaca, kebudayaan, sejarah,
pariwisata
ethnicity,sifat kesukuan, accessibility,
khususnya di daerah yang dekat
kemampuan atau kemudahan berjalan
dengan industri perlu diperhatikan
atau ketempat tertentu.
pengadaan fasilitas rekreasi dan
b)
hiburan disekitar daerah yang
Fasilitas cenderung berorientasi pada
disebut sebagai pre-urban.
attractions
Pariwisata
bagaimana
fasilitas harus dekat dengan pasarnya.
bentuknya, tujuan pembangunan
Fasilitas cenderung mendukung bukan
tidak lain untuk meningkatkan
mendorong
kesejahteraan
cenderung berkembang pada saat yang
dalam
i.
yang
panjang,
karena
perencanaan
walau
orang
banyak
Facility
disuatu
pertumbuhan
dan
sama
dan
itu
berkembang. Suatu attractions juga
pengembangan pariwisata perlu
dapat merupakan fasilitas. Jumlah dan
pula
memperhatikan
jenis fasilitas tergantung kebutuhan
kemungkinan peningkatan kerja
wisatawan. Seperti fasilitas harus cocok
sama dengan bangsa-bangsa lain
dengan kualitas dan harga penginapan,
yang saling menguntungkan
makanan, dan minuman yang juga
karena
sesudah
karena
tanpa membedakan ras, agama, bahasa,
atau
lokasi
attractions
cocok dengan kemampuan membayar Menurut Spillane dalam Yoeti (1997: 16-18) mengatakan bahwa suatu obyek wisata harus meliputi lima unsur yang penting agar wisatwan dapat merasa puas dalam menikmati perjalanannya. a)
wisatawan
yang
mengunjungi
tempat tersebut. c)
Infrastructure
Attractions dan fasilitas tidak dapat tercapai dengan mudah kalau belum ada infrastruktur dasar. Infrastruktur
Attractions
Menurut
dari
pengertiannya
attractions
mampu menarik wisatawan yang ingin mengunjunginya. Motivasi wisatawan
termasuk semua konstruksi di bawah dan di atas tanah dan suatu wilayah atau daerah.
untuk mengunjungi suatu tempat tujuan adalah
untuk
memenuhi
atau
5.
Bahasan
memuaskan beberapa kebutuhan atau
REGION Volume V No. 1 Maret 2013
5
Secara geografis, letak obyek wisata
jarak keberadaan obyek wisata Taman
Taman
Buaya
Buaya
berada
di
wilayah
masih
menjadi
kendala
administrasi Kabupaten Daerah Tingkat
tersendiri. Jarak yang terlalu jauh akan
(DT) II Bekasi, yaitu di Desa Suka
bermasalah bagi wisatawan yang akan
Ragam
Baru.
berkunjung terlebih lagi jika tidak
Berdasarkan garis lintang dan garis
ditunjang dengan aksesbilitas yang
bujur terletak pada 106.89’19” Bujur
baik. Apabila dilihat berdasarkan asal
Timur dan 6,11’- 6,30’ Lintang selatan.
responden yang datang mengunjungi
Batas-batas
obyek wisata Taman Buaya, adalah
Kecamatan
Serang
administrasi
adalah
sebagai berikut:
wisatawan yang berasal dari Serang
a. Sebelah Utara
: Desa Suka Sari
b. Sebelah selatan : Desa Sindang Mulya
sebanyak
:
Desa
Jaya
Mulya
Cikarang
23%
sedangkan yang berasal dari Bekasi 6%
c. Sebelah Barat
65%,
dan
dari
Cibarusah
5%.
Berdasarkan data yang ditampilkan pada tabel 2, ternyata pengunjung
d. Sebelah Timur
:
Desa
Cilangkara
obyek wisata Taman Buaya mayoritas hanya berasal dari daerah itu sendiri
Berdasarkan jarak antar kota adalah
yakni
1,5
Pemerintahan
berasal dari daerah lain termasuk
Km
dari
Pusat
Serang.
30
Km
dari
Ibukota
Bekasi
Kabupaten,
130
Km
dari
Ibukota
padahal jarak antara obyek wisata
Propinsi, 58 Km dari Ibukota Negara.
Taman Buaya dengan Bekasi relatif
Luas
Ragam
dekat. Kondisi ini yang menimbulkan
adalah 514.767. Adapun peta lokasi
keluhan dari pengelola obyek wisata
obyek wisata Taman Buaya dapat
tentang kunjungan wisatawan yang
dilihat pada peta 1.
masih terbatas.
Desa
Suka
jauh
dari
yang
Kecamatan,
wilayah
masih
Sedangkan
harapan,
Lokasi wisata menjadi sangat penting dalam memajukan mengembangkan wisata yang ada, apabila dilihat dari
REGION Volume V No. 1 Maret 2013
6
Gambar 1. Peta Lokasi Obyek Wisata Taman Buaya
Apabila dilihat dari peta 1 tentang lokasi
dengan menggunakan kendaraan lain
obyek wisata Taman Buaya terlihat
selain motor dan mobil. Sehingga
bahwa lokasi Taman Buaya jauh dari
berdasarkan hasil penelitian terlihat
pusat pemerintahan, baik Kota Bekasi,
pada tabel 2 asal wisatawan masih di
Kabupaten
DKI
dominasi oleh wisatawan lokal, yakni
Jakarta. Disamping itu, akses jalan
yang tinggal di dekat lokasi wisata
menuju lokasi Obyek Wisata masih
Taman Buaya.
terbatas
Bekasi
dan
tidak
maupun
dapat
REGION Volume V No. 1 Maret 2013
diakses
7
Tabel 2. Asal Wisatawan No 1 2 3 4
Asal Wisatawan Jumlah Orang Cikarang 21 Serang 59 Cibarusah 5 Bekasi 6 Jumlah 91 Sumber: Hasil Penelitian, 2012
Presentase (%) 23 65 5 7 100
Apabila ditinjau berdasarkan jarak ke
yang
lokasi
pengembangan wisata Taman Buaya
wisata
maka
berdasarkan
menjadi
tinjauan keruangan jarak yang paling
adalah
dekat
dilakukan
adalah
dengan
pusat
kendala
kurangnya oleh
dalam
promosi pihak
yang
pengelola,
pemerintahan Kecamatan, sedangkan
keterbatasan dana membuat pengelola
jarak dengan Ibu Kota Kabupaten
wisata
sekitar 30 Km dapat dilihat pada tabel
menggunakan cara-cara konvensional
3. Sehingga pengelola kesulitan dalam
dalam mengembangkan obyek wisata
memperoleh perhatian dari pemerintah
Taman Buaya.
Taman
Buaya
hanya
Kabupaten Bekasi. Permasalahan lain
Tabel 3. Jarak Taman Buaya No Jarak Taman Buaya 1 Pusat Pemerintahan Kecamatan 2 Ibukota Kabupaten 3 Ibukota Propinsi 4 Ibukota Negara Sumber: Hasil Penelitian, 2012
Jarak (Km) 1,5 30 130 59
Faktor jarak dan aksesbilitas sangat
perlu di evaluasi berkaitan dengan
penting
lokasi dan aksesbilitas menuju lokasi
di
dalam
merencanakan
sebuah lokasi menjadi obyek wisara,
obyek
jika dilihat berdasarkan jarak obyek
lainnya selain kendaraan motor atau
wisata Taman Buaya terlalu jauh untuk
mobil seperti kereta api, atau lokasi
penduduk
obyek
yang
tinggal
di
sekitar
wisata.
wisata
Diperlukan
perlu
alternatif
diletakkan
di
Jakarta dan Kabupaten Bekasi terlebih
tengah-kota/Kabupaten.
oleh penduduk yang berada di pusat
faktor jarak, aspek promosi juga perlu
propinsi. Kondisi tersebut sebaiknya
diperhatikan. Jika dilihat berdasarkan
REGION Volume V No. 1 Maret 2013
Disamping
8
tabel 4 tentang promosi yang dilakukan
digunakan
oleh pihak pengelola Taman Buaya
sebatas
masih berupa “getuk tular” atau dari
tetapi
mulut ke mulut. Pihak pengelola belum
terbatas dan hanya pada waktu tertentu
membuat strategi yang baik dalam
bahkan dalam 1 tahun pihak pengelola
mempromosikan obyek wisata Taman
hanya membuat pamflet satu kali.
Buaya, promosi yang dilakukan lewat
Promosi yang kurang konsisten dan
media cetak maupun media elektronik
tidak kreatif menjadikan obyek wisata
juga
Taman
belum
berjalan
dengan
baik.
dalam
promosi
pembuatan pamflet
Buaya
yang
pamflet, tersedia
belum
hanya akan juga
terpublikasi
Sehingga sosialisasi yang dilakukan
kepada masyarakat, khususnya pada
masih belum maksimal. Media yang
masyarakat di Kota/Kabupaten Bekasi.
Tabel 4. Sumber Informasi Obyek Wisata Taman Buaya No Informasi Obyek Wisata Frekuensi Presentase (%) 1 2 3 4
Saudara Teman Media Cetak Media Elektronik Jumlah
41 45 1 4 91
44 51 1 4 100
Sumber :Hasil Penelitian April 2012
Transportasi adalah faktor yang penting
Taman Buaya, kualitas jalan menuju
untuk diperhatikan seperti jalan yang
cukup baik ditandai dengan jalan yang
baik,
lancar.
telah diaspal dan merupakan jalan
Transportasi serta aksesbilitas yang
penghubung antara Kabupaten Bekasi
sudah baik, ini merupakan peluang bagi
dengan Kabupaten Bogor. Kendaraan
pengelola untuk menarik wisatawan
yang digunakan oleh wisatawan bisa
lebih banyak untuk berkunjung ke
dilihat pada tabel 5.
lalu
lintas
yang
obyek wisata. Menuju obyek wisata
REGION Volume V No. 1 Maret 2013
9
Tabel 5. Sarana Transportasi Yang Digunakan Pengunjung Ke Obyek Wisata Taman Buaya No 1 2 3 4
Transportasi yang digunakan Frekuensi Presentase (%) Kendaraan Umum 9 10 Mobil 14 15 Motor 67 74 Jalan Kaki 1 1 Jumlah 91 100 Sumber : Hasil Penelitian April 2011
Berdasarkan waktu tempuh yang dilalui oleh pengunjung Taman Buaya, karena sebagian besar asal pengunjung dekat dengan lokasi obyek Taman Buaya, 53 responden menuju lokasi obyek kurang dari 1 jam. Hal ini dapat dilihat dari tabel 6. Tabel 6. Waktu Tempuh Pengunjung No
Waktu Tempuh
1 2 3 4
Kurang dari 1 Jam 1 jam 2 jam Lebih dari 3 Jam Jumlah
Frekuensi Presentase (%) 53 28 9 1 91
58 31 10 1 100
Sumber : Hasil Penelitian April 2011 Berdasarkan
data
hasil
penelitian
1.
Atraksi.
Obyek
Buaya
aspek geografis lokasi obyek wisata
menampilkan
Taman Buaya terbilang jauh untuk
atraksi debus, atraksi ular, dan
sebagian penduduk yang tinggal di
atarksi buaya, kurangnya kegiatan
wilayah utara Kota Bekasi dan utara
dan
Kabupaten Bekasi. Sehingga penduduk
menyebabkan wisatawan enggan
yang tinggal di wilayah-wilayah tersebut
untuk
kurang
yang disuguhkan dirasakan hal
untuk
mengunjungi
saat
Taman
tersebut, dapat disimpulkan bahwa dari
tertarik
sampai
wisata
tiga
hiburan
datang
sudah
ini
hanya
jenis
yaitu
yang
kembali,
hiburan
lokasi obyek wisata Taman Buaya.
yang
Faktor lain yang menjadi penghambat
sebagian responden menyatakan
berkembangnya obyek wisata Taman
tidak akan kembali datang ke
Buaya antara lain:
obyek
wisata
tidak
ada
aneh
Taman
lagi,
Buaya,
walaupun lokasi obyek wisata ini
REGION Volume V No. 1 Maret 2013
10
strategis
2.
serta
aksesibilitas
dari obyek wisata Taman Buaya,
transportasi yang mudah.
pengunjung
Fasilitas.
merupakan
wisata Taman Buaya bukan dari
sarana penunjang agar wisatawan
iklan dan promosi melainkan dari
yang datang akan merasa nyaman
Saudara,
dan betah berasa di lokasi obyek
promosi
wisata, fasilitas yang terdapat di
pengelola obyek wisata Taman
obyek wisata Taman Buaya terdiri
Buaya berupa selembaran atau
dari
pamplet yang biasanya dibagikan
:
Fasilitas
tempat
panggung
parkir,
hiburan,
musola,
toilet,
dan
mengetahui
obyek
sedangkan yang
media
digunakan
oleh
ke pengunjung yang datang ke
arena bermain, semakin banyak
obyek
fasilitas yang ada di suatu obyek
Promosi
wisata dapat membuat wisatawan
pengelola
merasa nyaman dan betah, dalam
Buaya dilakukan dalam satu tahun
satu tahun sekali fasilitas yang ada
sekali
di obyek wisata Taman Buaya
dalam lingkungan Kabupaten/Kota
selalu diperbaiki, hal ini dilakukan
Bekasi. Oleh karena itu promosi
agar
dan penyebaran informasi yang
wisatawan
berkunjung namun
ke
tertarik Taman
sebagian
mengatakan
untuk Buaya,
responden
bahwa
tempat
jelas
wisata
Taman
yang
dilakukan
obyek
itupun
wisata
dilakukan
mengenai
obyek
Buaya. oleh taman
masih
wisata
Taman Buaya ini masih sangat kurang.
bermain dirasakan masih kurang,
Sudah
karena hanya terdapat dua jenis
Kabupaten
permainan saja, selain itu juga
obyek wisata Taman Buaya sebagai
tempat untuk beristirahat masih
Daerah Tujuan Wisata (DTW). Potensi
dirasakan
sehingga
yang ada seharusnya membuat obyek
kurang
wisata Taman Buaya menjadi salah
kurang
membuat
wisatawan
nyaman dan tidak betah tinggal di
sepantasnya Bekasi
pemerintah
memperhatikan
satu pendapatan daerah.
lokasi. 3.
Promosi.
Perolehan
data
menunjukkan bahwa pengunjung
DAFTAR PUSTAKA
obyek wisata Taman Buaya ini
Darsoprajitno, Soewarno. 2001. Ekologi Pariwisata. Bandung: Angkasa
didominasi sekitar, yaitu
oleh
masyarakat
berasal dari Desa
Serang yang lokasinya tidak jauh
REGION Volume V No. 1 Maret 2013
11
Fandeli, Chafid.1995. Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam.Yogyakarta:Liberty Hadinoto,kusudianto.1996.Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Jakarta: UI Press
Rostiadi. Tedi Kepala seksi Pengembangan Obyek dan Daya tarik Wisata Kabupaten Bekasi. Personal Conversation.2012 Sugiyono.2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Iskandar.2010. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial(Kualitatif dan Kuantitatif).Jakarta: GP Press
Tika, Pabundu. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta : PT Bumi Aksara
Joko . Humas Obyek wisata Taman Buaya.Personal Conversation.2012
Wahab, Salah. 1996. Manajemen Kepariwisataan.Jakarta: Pradnya paramita
Nyoman. S, Pendit.2002. Ilmu pariwisata Sebuah pengantar perdana.Jakarta: Pradnya Paramita
http://argyo.staff.uns.ac.id/files/2010/ 08 /strategi-pengembanganobyek-wisata-pedesaan-olehpelaku-wisata-di-kabupatenboyolali.pdf
Nyoman. S, Pendit.1987. Ilmu pariwisata Sebuah pengantar perdana.Jakarta: Pradnya Paramita Oka, Yoeti. 2008. Ekonomi Pariwisata. Jakarta : Kompas Media Nusantara Oka, Yoeti. 2001. Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pertja Oka, Yoeti. 1996. Pengantar Ilmu pariwisata. Bandung: Angkasa Oka, Yoeti. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita Pitana I,Gde dan I Ketut surya diarta.2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta:Andi Yogyakarta
REGION Volume V No. 1 Maret 2013
12