FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN: STUDI PADA PEMERINTAH PUSAT DI INDONESIA Tiara Hermanisa1 1 Mahasiswi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta Jl. Aie Pacah, By Pass, Padang E-mail1:
[email protected] Zaitul2 Ethika2 2 Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta Abstract Audit opinion is an important information required by financial information users. This opinion could influence the decision made by the investors and other stakeholders. The research on the factors affecting audit opinion is still limited in public organization, especially in Central Government. Therefore, this study try to investigate the factors affecting the audit opinion in Indonesia Central Government. The study use the agency theory to explain what factor affecting the going concern audit opinion. By using 92 Ministry and Institutions in Central Government, data of 2012 financial report, and logistic regression. We find that prior audit opinion and audit lag as factors affecting the going concern audit opinion. In addition, these variables influence the audit opinion positively. However, the education background of leader and institutions size do not affect the going concern audit opinion. This research give the contribution to the practical and theoretical. Further, this research also after give some avenues for future research. Keywords: Institutions Size, Prior Audit Opinion, Education Background of Leader, Audit Lag, and Going Concern Audit Opinion kepada penyelenggara pemerintahan haruslah
1. LATAR BELAKANG Organisasi sektor publik khususnya
diimbangi dengan adanya pemerintahan yang
Pemerintah Pusat, selama ini tidak luput dari
bersih.
tudingan sebagai sarang korupsi, kolusi,
Pemerintah
nepotisme,
mempertahankan kualitas, profesionalisme
inefisiensi
dan
sumber
Untuk
mewujudkan
akuntabilitas
Pusat
dalam
itu
semua
hendaknya
pemborosan negara, padahal sektor publik
dan
menjalankan
merupakan lembaga yang menjalankan roda
aktivitasnya (Badjuri dan Trihapsari, 2008).
pemerintahan yang sumber legitimasinya
Kemampuan
berasal dari masyarakat. Oleh karena itu,
mempertanggungjawabkan
kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat
tersebut sangat tergantung pada kualitas 1
(akuntabilitas)
2 auditnya. Tanpa kualitas audit yang baik,
telah dilakukan untuk menemukan ‘’Faktor-
maka akan timbul permasalahan, seperti
Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan
munculnya kecurangan, korupsi, kolusi dan
Opini Audit Going Concern‟’, sesuai dengan
berbagai ketidakberesan di pemerintahan.
penelitian yang dilakukan oleh Susanto
Kualitas audit sektor publik dipengaruhi oleh
(2009) yang menginvestigasi opini audit
pemberian
opini
tahun
keuangan
yang
kewajarannya
auditor
atas
diperiksa
dan
kapabilitas
laporan
yang
teknikal
opini audit going concern oleh auditor. Hal ini konsisten dan sejalan dengan penelitian Alichia (2013), Santosa dan Wedari (2007),
melandasi
Saputra dkk (2009), Dewayanto (2011),
pelaporan keuangan dan menjadi salah satu
Setyarno dkk (2006), Kartika (2012), dan
indikator yang mencerminkan keberhasilan
Widyantari (2011) yang menyatakan seorang
reformasi
dimana
laporan
auditor mengeluarkan opini audit going
merupakan
tanggung
concern pada tahun sebelumnya, maka tahun
jawab manajemen entitas dan organisasi
berikutnya akan dikeluarkannya opini yang
dengan menerapkan kebijakan akuntansi dan
sama.
keuangan
birokrasi,
dapat
variabel
independen dan mempengaruhi pemberian
Going concern merupakan salah satu penting
sebagai
mengenai
auditor serta independensi auditor.
konsep
sebelumnya
tersebut
pengendalian
intern
terhadap
kegiatan
operasi entitas (SPAP, 2011).
Latar belakang pendidikan pimpinan mempunyai peran yang sangat penting dan
Menurut Purba (2009), opini audit
dapat mempengaruhi kualitas opini audit
going concern digunakan apabila suatu
yang
entitas dan organisasi dapat mempertahankan
keuangan yang dihasilkan oleh Pemerintah
kelangsungan hidupnya terhadap kegiatan
Pusat
operasi. Namun, kemungkinan mengalami
penerimaan opini audit going concern. Selain
kegagalan
itu Widyantari (2011) menyatakan bahwa
dalam
mempertahankan
diberikan.
dapat
selalu ada, apalagi dalam kondisi krisis
mengindikasikan
ekonomi dan keuangan.
concern pada auditee dan tidak menjamin Pusat
panjang
terjadinya
audit
Instansi
yang
menghindari
laporan
kelangsungan hidupnya atas kegiatan operasi
Size
lag
Berkualitasnya
adanya
belum
tentu
masalah
going
dapat
bahwa entitas yang memiliki audit lag yang
mempengaruhi penerimaan opini audit going
panjang akan memperoleh opini audit going
concern. Penelitian yang dilakukan oleh
concern.
Alichia (2013), menunjukkan bahwa size
Penelitian yang akan dilakukan kali
entitas mempengaruhi opini audit going
ini merupakan modifikasi dari penelitian
concern. Sedangkan berbagai penelitian yang
Susanto (2009) dan Muthahiroh (2013).
3 Selain
itu,
karena
terdapatnya
pengaruh ukuran Instansi Pusat terhadap
ketidakkonsistenan dalam hasil penelitian-
penerimaan opini audit going concern pada
penelitian sebelumnya, maka penulis tertarik
Pemerintah Pusat, pengaruh opini audit tahun
untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor
sebelumnya terhadap penerimaan opini audit
yang mempengaruhi penerimaan opini audit
going concern pada Pemerintah Pusat,
going concern. Perbedaan penelitian ini
pengaruh
dengan penelitian sebelumnya terletak pada
pimpinan terhadap penerimaan opini audit
penambahan variabelnya yaitu latar belakang
going concern pada Pemerintah Pusat, dan
pendidikan
ada
pengaruh audit lag terhadap penerimaan
penelitian opini audit going concern yang
opini audit going concern pada Pemerintah
mengambil objek penelitian pada organisasi
Pusat.
pimpinan
dan
belum
sektor publik yaitu Pemerintah Pusat. Judul
latar
Manfaat
belakang
yang
pendidikan
diharapkan
dalam
Penelitian ini adalah ‘’Faktor-faktor yang
penelitian ini adalah: (1) Peneliti, penelitian
Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit
ini dapat memberikan serta menambah
Going Concern pada Pemerintah Pusat ’’.
pengetahuan
Berdasarkan latar belakang yang telah
memahami
peneliti tentang
dan
dapat
lebih
faktor-faktor
yang
dipaparkan sebelumnya, maka permasalahan
mempengaruhi penerimaan opini audit going
dalam penelitian ini dapat dirumuskan
concern
sebagai berikut: Apakah faktor ukuran
penelitian ini diharapkan dapat digunakan
Instansi
terhadap
sebagai salah satu bahan referensi atau bahan
penerimaan opini audit going concern pada
pertimbangan untuk diteliti selanjutnya dan
Pemerintah Pusat ?, Apakah faktor opini
sebagai
audit
berpengaruh
terutama pada bidang auditing dan akuntansi
terhadap penerimaan opini audit going
(3) Teoritis, bagi pengembangan teori dan
concern pada Pemerintah Pusat ?, Apakah
pengetahuan di bidang akuntansi, terutama
faktor latar belakang pendidikan pimpinan
berkaitan dengan auditing, khususnya pada
berpengaruh terhadap penerimaan opini audit
bidang pemberian opini audit (4) Praktisi :
going concern pada Pemerintah Pusat ?,
Badan
Apakah
berpengaruh
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
terhadap penerimaan opini audit going
bagi BPK tentang beberapa faktor-faktor
concern pada Pemerintah Pusat ?.
yang dapat mempengaruhi penerimaan opini
Pusat
tahun
faktor
berpengaruh
sebelumnya
audit
lag
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian
mendapatkan
bukti
ini
adalah
empiris
untuk
mengenai
(2) Peneliti
penambah
Pemeriksa
Selanjutnya, hasil
wacana
Keuangan
keilmuan
(BPK),
audit going concern sehingga dapat menjadi masukan
dalam
mengambil
keputusan
mengenai pemberian opini audit going
4 concern khususnya kepada Kementerian dan
Kalimat
tersebut
mengindikasikan
Lembaga di Indonesia yang berhak untuk
bahwa Instansi Pusat yang menyajikan
mendapatkan opini audit tersebut.
informasi aset tetap sesuai dengan standar yang telah ditetapkan diharapkan mampu
2.
TEORI
DAN
PENGEMBANGAN
memiliki total
HIPOTESIS
menyelesaikan
2.1. Opini Audit Going Concern
dihadapi
Menurut Wibisono (2013), opini audit going
concern
merupakan
masalah serta
keuangan
yang
mempertahankan
kelangsungan kinerjanya sehingga cenderung
audit
kecil untuk menerima opini audit going
modifikasi yang dalam pertimbangan auditor
concern dibandingkan dengan Instansi Pusat
terdapat ketidakmampuan atau ketidakpastian
yang memiliki total aktiva kecil.
signifikan
atas
organisasi
dalam
operasinya.
Jenis
opini
aktiva yang besar dan
kelangsungan menjalankan pendapat
hidup
Beberapa penelitian yang dilakukan
kegiatan
oleh Alicia (2013), Santoso dan Wedari
yang
(2007), Sari dan Soetikno (2011), Sari dan
termasuk dalam opini audit going concern
Meiranto (2011), serta Widyantari (2011)
adalah pendapat wajar tanpa pengecualian
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
dengan
berpengaruh negatif terhadap penerimaan
tambahan
(unqualified
opinion
language),
pendapat
pengecualian pernyataan
bahasa with
penjelas explanatory
wajar
(qualified tidak
audit
dengan
opinion),
memberikan
dan
pendapat
(disclaimer opinion).
opini
audit
going
concern,
sedangkan
Muthahiroh (2013) memberikan bukti bahwa ukuran
perusahaan
tidak
berpengaruh
signifikan terhadap pemberian opini audit going concern. Berdasarkan uraian di atas, maka diturunkan hipotesis sebagau berikut:
2.2. Ukuran Instansi Pusat Ukuran
instansi
H1 menggambarkan
Ukuran berpengaruh
Instansi
Pusat terhadap
besar kecilnya instansi yang ditunjukkan oleh
penerimaan opini audit going
rata–rata
concern
total
aktiva
(Sulfiyah,
2010).
Menurut Mutchler (1985) menyatakan bahwa auditor lebih sering mengeluarkan opini audit
2.3. Opini Audit Tahun Sebelumnya
going concern pada entitas kecil karena
Opini audit going concern tahun
auditor mempercayai bahwa entitas besar
sebelumya akan menjadi faktor pertimbangan
dapat
kesulitan-kesulitan
penting auditor untuk mengeluarkan kembali
keuangan yang dihadapinya daripada entitas
opini audit going concern pada tahun
kecil.
berikutnya. Apabila auditor menerbitkan
menyelesaikan
5 opini audit going concern tahun sebelumnya
akuntansi lebih mengetahui bahwa penyajian
maka akan semakin besar kemungkinan
laporan keuangan yang telah disusun yaitu
entitas akan menerima kembali opini audit
kinerja, posisi keuangan, perubahan ekuitas,
going concern pada tahun berjalan (Susarni
dan arus kas Pemerintah Pusat sesuai dengan
dan
Standar
Jatmiko,
2012).
Kalimat
tersebut
Akuntansi
Keuangan
mengindikasikan bahwa apabila auditee yang
(SAP)/ETAP/IFRS dan prinsip akuntansi
mendapatkan/ menerima opini audit going
yang berlaku umum sehingga menghasilkan
concern pada tahun sebelumnya maka akan
laporan keuangan yang berkualitas nantinya.
semakin besar kemungkinan auditor/BPK untuk
menerbitkan
dan
mengeluarkan
Laporan
keuangan
yang
dinilai
tersebut akan berdampak pada kualitas opini
kembali opini audit going concern yang sama
audit
pada
berkemungkinan untuk menerima opini audit
tahun
berjalan/tahun
berikutnya
terhadap laporan keuangan pemerintah. Penelitian
Muthahiroh
yang
diberikan,
sehingga
wajar tanpa pengecualian (WTP) yang dapat
(2013),
diberikan apabila audit telah dilaksanakan
Susanto (2009), Kartika (2012), Wibisono
atau diselesaikan sesuai dengan standar
(2013), Lestari (2009), Saputra dkk (2009),
auditing, penyajian laporan keuangan sesuai
Dewayanto (2011), dan Setyarno dkk (2006)
dengan prinsip akuntansi yang berlaku
yang menemukan hubungan positif antara
umum, dan tidak terdapat kondisi atau
opini audit going concern dengan opini going
keadaan tertentu yang memerlukan bahasa
concern pada tahun berjalan. Berdasarkan
penjelas (Bastian, 2005). Dimana ini dapat
uraian di atas dapat diturunkan hipotesis
menghindari terjadinya penerimaan opini
sebagai berikut:
audit going concern. Berdasarkan uraian di
H2
Opini audit tahun sebelumnya
atas dapat diturunkan hipotesis sebagai
berpengaruh
berikut:
terhadap
penerimaan opini audit going concern
H3
Latar
belakang
pendidikan
pimpinan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern
2.4. Latar Belakang Pendidikan Pimpinan Latar belakang pendidikan pimpinan mempunyai peran yang sangat penting dan
2.5. Audit Lag Menurut
Wah
Lai
dan
Cheuk
penerimaan
(2005), “An audit lag or audit delay is a
opini audit going concern. Pimpinan dengan
period from a company‟s year-end date to
latar belakang pendidikan ekonomi terutama
the audit report date”. Artinya bahwa sebuah
dapat
berpengaruh
terhadap
6 laporan audit lag atau audit delay adalah
3. METODE PENELITIAN
periode sejak tanggal akhir tahun dengan
3.1 Jenis Penelitian
tanggal laporan audit.
Penelitian ini berbentuk penelitian
Opini audit going concern lebih
deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang
banyak ditemui ketika pengeluaran opini
mengungkap besar atau kecilnya suatu
terlambat. Hal ini mungkin terjadi karena
pengaruh atau hubungan antara variabel yang
auditor lebih banyak melakukan pengujian,
dinyatakan dalam angka-angka, dengan cara
manajer melakukan negosiasi yang panjang
mengumpulkan data yang merupakan faktor
ketika terdapat ketidakpastian kelangsungan
pendukung
usaha, dan auditor berharap bahwa entitas
variabel-variabel
dapat mengatasi masalah yang dihadapi
kemudian mencoba untuk dianalisis dengan
untuk menghindari dikeluarkannya opini
menggunakan alat analisis yang sesuai
audit going concern (McKeown et al, 1991).
dengan variabel – variabel dalam penelitian
Kalimat ini mengindikasikan bahwa semakin
(Sekaran, 2011).
terhadap
pengaruh
yang
antara
bersangkutan
lama auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya
maka
semakin
panjang
audit
3.2 Populasi dan Sampel
lagnya. Jadi, semakin panjang audit lag maka
Populasi dari penelitian ini adalah
berkemungkinan untuk menerima opini audit
seluruh Kementerian dan Lembaga yang ada
going concern.
di Pemerintah Pusat selama periode 2012.
Beberapa
penelitian
telah
Teknik pemilihan sampel dilakukan dengan
dilakukan menunjukkan bahwa audit lag
metode sensus yaitu pemilihan sampel
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan
dengan
opini audit going concern oleh Savitry
tersebut, karena sedikitnya jumlah menteri
(2013), Januarti dan Fitrianasari (2008), dan
dan lembaga di Pemerintah Pusat. Sampel
Astuti (2012), namun penelitian Muthahiroh
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
(2013) dan Muttaqin dan Sudarno (2012)
92 Kementerian dan Lembaga di Pemerintah
menemukan
Pusat.
bahwa
audit
yang
lag
tidak
mengambil
sebanyak
populasi
berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Berdasarkan uraian di atas dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut: H4
3.3 Data Data
yang
digunakan
dalam
Audit lag berpengaruh terhadap
penelitian ini adalah data sekunder yaitu
penerimaan opini audit going
laporan keuangan auditan Kementerian dan
concern
Lembaga di Indonesia selama periode 2012. Laporan keuangan tersebut diperoleh dari
7 Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II tahun
Total aktiva = Total Aktiva
2011 dan 2012 Badan Pemeriksa Keuangan dan website BPK (www.bpk.co.id).
3.4.2.2 Opini Audit Tahun Sebelumnya Menurut Alichia (2013) opini audit
3.4
Definisi Operasionalisasi Variabel
tahun sebelumnya adalah opini audit yang
Penelitian dan Pengukuran
diterima auditee pada tahun sebelumnya atau
3.4.1 Variabel Dependen (Terikat)
1 tahun sebelum tahun penelitian. Variabel
3.4.1.1 Opini Audit Going Concern
ini diukur dengan variabel dummy. Apabila
Opini
concern
pemerintah menerima opini audit going
modifikasi
concern pada tahun sebelumnya diberi
menilai
skor 1, jika pemerintah menerima opini
ketidakmampuan atas kelangsungan hidup
audit non going concern diberi skor 0
suatu entitas dalam menjalankan kegiatan
(Agustina dan Zulaikha, 2013).
merupakan
audit opini
pertimbangan
auditor
going audit dalam
operasinya (Wibisono, 2013). Sedangkan perhitungan variabelnya diukur dengan skala
3.4.2.3 Latar
nominal
Pimpinan
dengan
menggunakan
variabel
Belakang
Pendidikan
dummy. Dimana opini audit going concern
Latar belakang pendidikan pimpinan
(GCAO) diberi kode ‘’1’’, sedangkan
adalah suatu proses yang dilalui oleh
opini audit non going concern (NGCAO)
pimpinan
diberi kode ‘’0’’ (Wibisono, 2013).
pimpinan supaya mampu menyesuaikan diri
dalam
rangka
mempengaruhi
sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan 3.4.2 Variabel Independen (Bebas)
dengan
3.4.2.1 Ukuran Instansi Pusat
perubahan
Ukuran adalah rata–rata total aktiva
demikian
akan
dalam
menimbulkan
dirinya
yang
memungkinkannya untuk berfungsi secara
untuk tahun yang bersangkutan sampai
adekwat
beberapa tahun (Brigham dan Houston,
(Hamalik, 2008). Variabel latar belakang
2001) atau menggambarkan besar kecilnya
pendidikan
suatu organisasi yang ditunjukkan oleh rata–
menggunakan variabel dummy, dimana
rata total aktiva (Sulfiyah, 2010). Menurut
jika skor ‘’1’’ diberikan kepada pimpinan
Santosa dan Wedari (2007) pengukuran
dengan
variabel dihitung dengan menggunakan:
pendidikan ekonomi : akuntansi, bisnis,
Size = Total aktiva Dimana : Size = Ukuran Instansi Pusat
dalam
kehidupan
pimpinan
gelar
masyarakat
diukur
berlatar
dengan
belakang
ekonomi, dan manajemen baik SI maupun S2, sedangkan skor ‘’0’’ diberikan kepada
8 pimpinan dengan gelar tidak berlatar
concern, 0 jika opini non going
belakang pendidikan ekonomi.
concern)
3.4.2.4 Audit Lag Menurut Halim (2008) audit lag didefinisikan
sebagai
lamanya
α
=
Konstanta
βi
=
Koefisien regresi
UIP
=
Ukuran Instansi Pusat, diukur
waktu
penyelesaian audit yang diukur dari tanggal
dengan natural log total asset OATS = Opini audit yang diterima pada
penutupan tahun buku (31 Desember) hingga
tahun
tanggal
audit.
dummy, 1 jika opini going
Menurut Januarti dan Fitrianasari (2008)
concern, 0 jika opini non going
variabel audit lag diukur dengan jumlah
concern)
diterbitkannya
laporan
hari dari tanggal akhir periode akuntansi
sebelumnya
(variabel
LBPP = Latar belakang pendidikan pimpinan
(31 Desember) sampai dikeluarkannya
(variabel dummy,
skor ‘’1’’ jika
laporan audit.
gelar pimpinan berlatar belakang pendidikan ekonomi : akuntansi, bisnis, ekonomi, dan manajemen
3.5 Metode Analisis Data Metode analisis data yang dilakukan
baik SI maupun S2, sedangkan skor
pada penelitian ini terdiri atas Analisis
‘’0’’ jika pimpinan tidak berlatar
Statistik Deskriptif, Analisis Regresi Logistik
belakang pendidikan ekonomi
(Menilai Model Fit, Pengujian Kelayakan Model
Regresi,
Pengujian
ALAG = Audit lag, diukur dengan jumlah
Koefisien
hari dari tanggal akhir periode
Determinasi/Nagelkerke R Square, Estimasi
akuntansi sampai dikeluarkannya
Parameter
laporan audit
dan
Interpretasinya
serta
ε
Pengujian Hipotesis. Model digunakan
regresi
dalam
logistik
penelitian
ini
= Error term
yang untuk
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
menguji hipotesis mengacu pada penelitian
4.1.
Muthahiroh (2013) adalah
Penelitian
GCO = α + β1UIP + β2OATS + β3LBPP + β4ALAG +ε
Opini going concern
Deskriptif
Variabel
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai
Keterangan: GCO =
Statistik
pengaruh ukuran Instansi Pusat, opini audit (variabel
tahun sebelumnya, latar belakang pendidikan
dummy, 1 jika opini going
pimpinan, dan audit lag terhadap penerimaan
9 opini audit going concern pada Pemerintah
dengan kata lain model yang dihipotesiskan
Pusat di Indonesia. Data yang digunakan
fit dengan data.
pada penelitian ini adalah data sekunder diambil dari laporan keuangan auditan
4.2.2 Pengujian
Kementerian dan Lembaga di Indonesia
Regresi
Kelayakan
Model
selama periode 2012 dalam Ikhtisar Hasil
Dari hasil pengujian kelayakan model
Pemeriksaan Semester II tahun 2011 dan
regresi yang dilakukan, diperoleh nilai
2012
dan
statistik Hosmer and Lemeshow‟s Goodness
Sampel
of Fit Test adalah 5,317 dengan probabilitas
diambil sebanyak populasi penelitian yaitu
signifikansi 0,723 yang nilainya lebih besar
92 Kementerian dan Lembaga di Pemerintah
dari 0,05 (P-value Hosmer and Lemeshow‟s
Pusat. Berdasarkan hasil pengolahan data
Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05).
yang telah dilakukan diperoleh hasil statistik
Sehingga dapat disimpulkan bahwa model
deskriptif untuk tiap-tiap variabel terlihat
mampu memprediksi nilai observasinya atau
pada tabel 4.1 di bawah ini:
dapat dikatakan model dapat diterima karena
Badan
website
Pemeriksa
BPK
Keuangan
(www.bpk.co.id).
cocok dengan data observasinya.
Tabel 4.1 Statistik Dekriptif Variabel Penelitian
4.2.3 Pengujian Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi, diperoleh nilai Nagelkerke R square adalah sebesar 0,532 dapat dikatakan 4.2 Analisis Regresi Logistik
kecil (jauh dari 1) yang berarti kemampuan
4.2.1 Menilai Mode Fit
variabel-variabel
Dari
penilaian
model
fit
yang
menjelaskan
independen
variabel
dependen
dalam pada
dilakukan, diperoleh nilai -2LL awal adalah
penelitian ini dapat dikatakan terbatas dan
sebesar 127,147 dan setelah dimasukkan
hasil ini juga menunjukkan bahwa variabel
keempat variabel independen yaitu ukuran
independen mampu menjelaskan variabilitas
Instansi Pusat, opini audit tahun sebelumnya,
variabel dependen hanya sebesar 53,2 persen,
latar belakang pendidikan pimpinan, dan
sedangkan sisanya sebesar 46,8 persen
audit lag sebagai koefisien, maka nilai -2LL
dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar
akhir mengalami penurunan menjadi sebesar
model penelitian.
80,396.
Penurunan
nilai
-2LL
ini
menunjukkan model regresi yang baik atau
10 4.2.4 Estimasi
Parameter
dan
Interpretasinya serta Pengujian Hipotesis
diharapkan mampu menyelesaikan masalah keuangan
yang
dihadapi
dan
Model regresi logistik dapat dibentuk
mempertahankan kelangsungan kinerjanya
dengan melihat pada nilai estimasi paramater
untuk menerima maupun tidak menerima
dalam tampilan output Variables in The
opini audit going concern.
Equation. Apabila terlihat angka signifikan <
Hasil yang diperoleh dari tahapan
0,05 maka HO ditolak dan H1 diterima, dan
pengujian
hipotesis
pertama
tidak
sebaliknya. Estimasi parameter dari model
mendukung dengan hipotesis yang diajukan
dan tingkat signifikansinya dapat dilihat pada
peneliti. Hasil penelitian ini sejalan dengan
tabel 4.5 di bawah ini :
hasil penelitian Muthahiroh (2013) yang memberikan bukti bahwa ukuran perusahaan
Tabel 4.5
tidak
Hasil Variables in The Equation
berpengaruh
signifikan
terhadap
pemberian opini going concern. Namun temuan ini tidak konsisten dengan Mutchler (1985), Alicia (2013), Santoso dan Wedari (2007), Sari dan Soetikno (2011), Sari dan 4.2.4.1 Pengaruh Ukuran Instansi Pusat terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Berdasarkan
tabel
4.5
terlihat
koefisien regresi yang dimiliki variabel bertanda positif sebesar 0,000 dengan nilai tingkat signifikansi sebesar 0,165 yang lebih besar dari 0,05 (sign>α) maka keputusannya Ho diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran Instansi Pusat tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
penerimaan opini audit going concern pada Pemerintah
Pusat
di
Indonesia.
Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa BPK selaku pemeriksa dalam menerbitkan opini audit going concern tidak menjamin Instansi Pusat yang memiliki total aktiva besar
Meiranto (2011), serta Widyantari (2011) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern, artinya semakin besar ukuran perusahaan maka kemungkinan perusahaan dalam menerima opini audit going concern akan semakin kecil.
4.2.4.2 Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya
terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada hasil pengujian tabel 4.5 opini audit tahun sebelumnya memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 2,710. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai signifikan opini audit tahun sebelumnya sebesar 0,000 < alpha 0,05 atau Ho ditolak
11 dan H1 diterima. Jadi dapat disimpulkan
signifikansi 0,535 yang lebih besar dari alpha
bahwa variabel opini audit tahun sebelumnya
0,05 maka keputusannya Ho diterima dan H1
berpengaruh
terhadap
ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerimaan opini audit going concern. Hasil
latar belakang pendidikan pimpinan tidak
temuan yang diperoleh didalam tahapan
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan
pengujian
opini audit going concern pada Pemerintah
signifikan
hipotesis
positif
kedua
mendukung
dengan hipotesis yang diajukan peneliti. Hal
Pusat di Indonesia.
ini berarti bahwa BPK sangat memperhatikan
Hasil penelitian ini menunjukkan
opini audit going concern yang diterima
bahwa tidak menjamin pimpinan di suatu
Pemerintah Pusat pada tahun sebelumnya
Kementerian/Lembaga di Pemerintah Pusat
atau dengan kata lain Pemerintah Pusat yang
yang
menerima opini audit going concern pada
pendidikan ekonomi memperoleh opini audit
tahun sebelumnya memiliki kemungkinan
Wajar Tanpa Pengecualian terhadap laporan
yang semakin besar untuk menerima opini
keuangan yang diperiksa, dimana hal ini
audit going concern pada tahun berjalan.
dapat menghindari terjadinya penerimaan
memiliki
gelar
berlatar
belakang
Hasil penelitian ini konsisten dengan
opini audit going concern. Kondisi ini terjadi
penelitian
oleh
karena ada beberapa Kementerian/Lembaga
Muthahiroh (2013), Susanto (2009), Kartika
yang dijadikan sampel bisa mendapat opini
(2012), Wibisono (2013), Lestari (2009),
Wajar
Saputra dkk (2009), Dewayanto (2011), dan
pimpinannya tidak memiliki gelar berlatar
Setyarno dkk (2006) yang menemukan
belakang pendidikan ekonomi. Hasil yang
hubungan positif antara opini audit going
diperoleh dari tahapan pengujian hipotesis
concern tahun sebelumnya dengan opini
ketiga tidak mendukung dengan hipotesis
audit going concern pada tahun berjalan.
yang diajukan peneliti.
4.2.4.3 Pengaruh
Belakang
4.2.4.4 Pengaruh Audit Lag terhadap
Pendidikan Pimpinan terhadap
Penerimaan Opini Audit Going
Penerimaan Opini Audit Going
Concern
hasil
yang
dilakukan
Latar
Tanpa
Pengecualian
meskipun
Pada hasil pengujian tabel 4.5 audit
Concern Berdasarkan tabel 4.5 terlihat hasil
lag memiliki koefisien regresi bertanda
pengujian hipotesis dengan menggunakan
positif sebesar 0,062. Hasil yang diperoleh
variabel latar belakang pendidikan pimpinan
menunjukan bahwa nilai signifikan audit lag
diperoleh nilai koefisien regresi bertanda
sebesar 0,009 < alpha 0,05 atau Ho ditolak
positif
dan H1 diterima. Jadi dapat disimpulkan
sebesar
0,389
dengan
tingkat
12 bahwa
variabel
berpengaruh
hasil penelitian sebagai berikut: ukuran
signifikan positif terhadap penerimaan opini
Instansi Pusat dan latar belakang pendidikan
audit going concern. Hal ini berarti bahwa
pimpinan
semakin
yang
terhadap penerimaan opini audit going
dibutuhkan oleh Pemerintah Pusat maka akan
concern pada Pemerintah Pusat di Indonesia,
semakin
sedangkan
lama
audit
lag
waktu
besar
audit
peluang
lag
kemungkinan
tidak
berpengaruh
variabel
opini
signifikan
audit
tahun
Pemerintah Pusat untuk memperoleh opini
sebelumnya dan audit lag
berpengaruh
audit going concern atau dengan kata lain
signifikan positif terhadap penerimaan opini
audit lag yang panjang mengindikasikan
audit going concern pada Pemerintah Pusat
adanya masalah going concern pada laporan
di Indonesia.
keuangan dan menjamin bahwa Pemerintah Pusat yang memiliki audit lag yang panjang akan memperoleh opini audit going concern. Hasil temuan yang diperoleh didalam tahapan
pengujian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki sejumlah kekurangan atau
keempat
kelemahan, kondisi tersebut karena adanya
mendukung dengan hipotesis yang diajukan
sejumlah keterbatasan yang peneliti miliki
peneliti. Hasil ini sesuai dengan penelitian
yaitu (1) periode penelitian relatif pendek
oleh Savitry (2013), Januarti dan Fitrianasari
hanya satu tahun (2) masih terdapatnya salah
(2008), dan Astuti (2012) yang menemukan
satu variabel yaitu latar belakang pendidikan
audit lag berpengaruh signifikan terhadap
pimpinan yang tidak memiliki peneliti lain
penerimaan opini audit going concern.
untuk mendukung penurunan hipotesisnya,
Namun temuan ini tidak konsisten dengan
dikarenakan belum ada yang melakukan
hasil
penelitian dengan menggunakan variabel
penelitian
hipotesis
5.2 Keterbatasan dan Saran
yang
dilakukan
oleh
Muthahiroh (2013) serta Muttaqin dan Sudarno (2012) yang menunjukkan bahwa audit
lag
tidak
berpengaruh
terhadap
penerimaan opini audit going concern.
latar belakang pendidikan pimpinan. Berdasarkan keterbatasan penelitian, maka peneliti memberikan saran diantaranya: (1) peneliti dimasa mendatang disarankan untuk mencoba memperpanjang periode
5. KESIMPULAN DAN SARAN
pengamatan data seperti tiga tahun dan empat
5.1. Kesimpulan
tahun (2)
Berdasarkan kepada analisis rumusan masalah,
tujuan,
landasan
teori,
menambah variabel independen
baru seperti keberadaan Itjen dan rasio
dan
likuiditas yang mungkin berpengaruh pada
pembahasan hasil pengujian hipotesis yang
opini audit going concern (3) peneliti
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
berikutnya
disarankan
dapat
melakukan
13 penelitian dengan objek yang berbeda seperti Pemerintah
Daerah
untuk
memperoleh
konsistensi hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Agustina, T.A, dan Zulaikha. 2013. „‟Faktorfaktor yang Mempengaruhi Keputusan Opini Audit Going Concern Auditor pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI‟‟. Jurnal Akuntansi Universitas Diponegoro, vol.2, no.1, hal:1-14. Alichia, Yashinta P. 2013. „‟Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Opini Audit Going Concern‟‟. Jurnal Akuntansi Universitas Negeri Padang. Astuti, Irtani R. 2012. „‟Pengaruh Faktor Keuangan dan Non Keuangan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern‟‟. Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Badjuri, A., dan Trihapsari, E. 2008. „‟Audit Kinerja pada Organisasi Sektor Publik Pemerintah‟‟. (http://idjurnal.blogspot.com/2008/04/auditkinerja-pada-organisasisektor.html), diunduh pada 2 November 2013, jam 09.00. Bastian, Indra. 2005. „‟Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar‟‟. Jakarta: Penerbit Erlangga. BPK.
2011 dan 2012. „‟Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II Badan Pemeriksa Keuangan‟‟.
Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia‟‟. Jurnal Akuntansi Universitas Diponegoro, vol.6, no.1, Juni: 81-104. Halim, Abdul. 2008. „‟Auditing (Dasardasar Audit Laporan Keuangan)‟‟. Edisi Keempat, Jilid Satu. Yogyakarta : UPP STIM YKPN. Hamalik, Oemar. 2008. „‟Kurikulum dan Pembelajaran‟‟. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2011. ‘’Standar Profesional Akuntan Publik‟‟. Jakarta : Salemba Empat. Januarti, I., dan Fitrianasari, E. 2008. „‟Analisis Rasio Keuangan dan Rasio Non Keuangan yang Mempengaruhi Auditor dalam Memberikan Opini Audit Going Concern pada Auditee‟‟. Jurnal Maksi, vol.8, no.1, Januari:43-68. Kartika, Andi. 2012. „‟Pengaruh Kondisi Keuangan dan Non Keuangan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur di BEI‟‟. Jurnal Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, vol.1, no.1, Mei: 25-40. McKeown, J.R., Jane F.Mutchler, dan W. Hopwood. 1991. „‟Toward an Explanation of Auditor Failure to Modify the Audit Reports of Bankrupt Companies‟‟. Auditing: A Journal of Practice and Theory. Supplement: 1-13.
Brigham, F Eugene dan Houston F. Joel. 2001. „‟Manajemen Keuangan‟‟. Penerbit Salemba Empat.
Mutchler, Jane F. 1985. „‟A Multivariate Analysis of the Auditor‟s Going concern Decision‟‟. Journal of Accounting Research, vol. 23, no.2: 668-682.
Dewayanto, Totok. 2011. „‟Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi
Muthahiroh. 2013. „‟Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian
14 Opini Going Concern oleh Auditor pada Auditee‟‟. Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Sekaran, Uma. 2011. „‟Metodologi Penelitian Untuk Bisnis‟‟. Edisi Empat, Jilid Dua. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Muttaqin, A.N, dan Sudarno. 2012. „‟Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Faktor Non Keuangan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern‟‟. Jurnal Akuntansi, vol.1, no.2, Hal: 1-13.
Setyarno, E.B., I. Januarti, dan Faisal. 2006. „‟Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern‟‟. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi, no. 9, Agustus: 23-26.
Purba, Marisi P. 2009. „‟Asumsi Going Concern (Suatu Tinjauan terhadap Dampak Krisis Keuangan atas Opini Audit dan Laporan Keuangan)‟‟. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu. Santosa, A.F, dan Wedari L.K. 2007. „‟Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern‟‟. Jurnal Akuntansi, vol.11, no.2, Desember: 141-158. Saputra, Candra, dan dkk. 2009. „‟Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan, dan Kondisi Keuangan terhadap Opini Audit Going Concern‟‟. Jurnal GCAO. Sari, A.I, dan Meiranto W. 2011. „‟Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelummya, Ukuran Perusahaan, dan Kepemilikan Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern‟‟. Jurnal Akuntansi. Sari, M.R, dan Soetikno I. 2011. „‟Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Auditor dalam Memberikan Opini Audit Going Concern‟‟. Jurnal Akuntansi. Savitry,
Hevy A. 2013. „‟Pengaruh Disclosure Level dan Audit Lag terhadap Opini Audit Going Concern‟‟. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan.
Suhardjanto, Djoko dan Permatasari N.D. 2010. „‟Pengaruh Corporate Governance, Etnis, dan Latar Belakang Pendidikan terhadap Environmental Disclosure‟‟. Jurnal Akuntansi, vol.14, no.2, hal:151164. Sulfiyah, Silfi. 2010. „‟Pengertian Ukuran Perusahaan‟‟. (http://silfisulfiyah. blogspot.com/2010/12/ukuranperusahaan.html), diunduh pada 16 November 2013, jam 12.00. Susanto, Yulius K. 2009. „‟Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur‟‟. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, vol.11, no.3, Desember :155-173. Susarni, O., dan Jatmiko, S. 2012. ‟‟Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern‟‟. Jurnal Akuntansi. Wah Lai, K., dan Cheuk L. M. C. 2005. „‟Audit Report Lag, Audit Partner Rotation and Audit Firm Rotation: Evidence from Australia‟‟. Agustus. Wibisono, Edward Akiko. 2013. ‘‟Prediksi Kebangkrutan, Leverage, Audit Sebelumnya, Ukuran Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern Perusahaan Manufaktur
15 BEI‟‟. Jurnal EMBA, vol.1, no.4, Desember:362-373. Widyantari, Putri Ayu. 2011. „‟Opini Audit Going Concern dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhi (Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)‟‟. Tesis Program Studi Akuntansi Pascasarjana Universitas Udayana.