FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS SEBUAH KARYA ILMIAH Bambang Avip Priatna Martadiputra
Abstrak. Tulisan ini berisi uraian tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas sebuah karya ilmiah (skripsi, Sebuah Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, atau Disertasi) , atau disertasi). Faktorfaktor yang dimaksud antara lain: Kemampuan dan motivasi mahasiswa untuk melakukan dan membuat laporan penelitian; Pemahaman mahasiswa terhadap materi-materi yang diberikan dosen pada saat perkuliahan Metodologi Penelitian yang nantinya akan digunakan pada saat persiapan, pelaksanaan, pembuatan laporan penelitian; Pemahaman mahasiswa terhadap arahan-arahan yang diberikan oleh dosen pembimbing pada saat melakukan penelitian dan menyusun laporan; Pemahaman mahasiswa terhadap arahan-arahan yang diberikan oleh dosen penguji pada saat ujian sidang; Kerangka kerja penelitian (framework research) yang terdiri dari kerangka kerja konseptual, praktikal, dan teoritikal; Teknik sampling yang digunakan; Kualitas instrumen yang digunakan untuk memperoleh data penelitian; teknik analisis data dan interpretasinya; serta ada tidaknya benang merah penelitian yang termuat dalam laporan penelitian. Kata kunci: kualitas sebuah karya ilmiah. Abstract. This paper contains a description of the factors that can affect the quality of a scientific paper (Script, thesis, or dissertation). The factors are, among others: ability and motivation of students to do research and make reports; student understanding of the material provided during the course faculty research methodology that will be used during the preparation, execution, report generation research; student understanding of the directives given by the supervisor at the time of conducting research and preparing reports; student understanding of the directives given by the examiner during the examination session; research framework ( research framework ) that consists of a conceptual framework, practical, and theoretical; the sampling technique used; quality of the instruments used to obtain research data; techniques of data analysis and interpretation, as well as whether there is a common thread of research contained in the research report. Keywords: quality of a scientific paper . Di dalam pemikiran penulis, paling tidak ada beberapa faktor yang diduga akan mempengaruhi kualitas sebuah karya ilmiah (skripsi, Sebuah Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, atau Disertasi) , atau disertasi) yang dihasilkan mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS), seperti: (1) Kemampuan dan motivasi mahasiswa untuk melakukan dan membuat laporan penelitian. (2) Pemahaman mahasiswa terhadap materi-materi yang diberikan dosen pada saat perkuliahan Metodologi Penelitian yang akan digunakan pada saat persiapan dan pelaksanaan penelitian, serta pembuatan laporan penelitian. (3) Pemahaman mahasiswa terhadap arahan-arahan yang diberikan oleh dosen pembimbing pada saat melakukan penelitian dan menyusun laporan. (4)
Pemahaman mahasiswa terhadap arahan-arahan yang diberikan oleh dosen penguji pada saat ujian sidang. Selain empat faktor di atas, ada juga faktor lain, yaitu adanya perbedaan sudut pandang antara dosen pembimbing, dosen penguji, dan dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian tentang metode yang harus dipilih dan digunakan oleh mahasiswa dalam menganalisis dan memecahkan suatu masalah penelitian. Adanya perbedaan ini tentunya akan merugikan bagi mahasiswa, dosen, maupun lembaga penyelenggara pendidikan. Kerugian bagi mahasiswa antara lain: bingung, serba salah harus mengikuti pendapat atau saran siapa; waktu penyelesaian studi yang lebih lama; biaya pendidikan yang dikeluarkan meningkat; frustrasi dan tidak dapat
menyelesaikan studi. Di lain pihak, dosen pembimbing, dosen penguji, atau dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian juga akan merasa dirugikan karena tingkat kepercayaan mahasiswa terhadap mereka juga akan menurun. Selain itu, akan muncul suara sumbang tentang kredibilitas dosen tertentu. Ujungnya ada rendahnya tingkat kepercayaan publik terhadap PTN atau PTS tertentu. Selanjutnya bila ditinjau dari metodologi penelitian, kualitas sebuah karya ilmiah (skripsi, Sebuah Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, atau Disertasi) , atau disertasi) yang dihasilkan mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) ditentukan oleh: (1) Kerangka kerja penelitian (framework research) yang terdiri dari kerangka kerja konseptual, praktikal, dan teoritikal. (2) Teknik sampling yang digunakan. (3) Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data penelitian. (4) Teknik analisis data dan interpretasinya. (5) Ada tidaknya benang merah penelitian yang termuat dalam laporan penelitian. Pembahasan Kualitas Sebuah Karya Ilmiah (Skripsi, Sebuah Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, atau Disertasi) Ditinjau dari Kerangka Kerja Penelitian (Framework Research) Eisenhart (1991) mengidentifikasi bahwa ada tiga jenis kerangka kerja penelitian, yaitu: konseptual, praktis, dan teoritis (Lester, F.K., 2005: 458). Kerangka kerja konseptual merupakan alasan secara konseptual mengapa suatu penelitian perlu dilakukan. Kerangka kerja praktis merupakan panduan penelitian berdasarkan temuan-temuan penelitian sebelumnya. Sedangkan kerangka kerja teoritis merupakan panduan kegiatan penelitian berdasarkan teori-teori formal yang telah ada yang sesuai dengan fenomena yang diteliti. Berdasarkan pengalaman selama membimbing maupun menguji sebuah karya ilmiah (skripsi, Sebuah Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, atau Disertasi) , atau disertasi) baik di PTN maupun di PTS masih ditemui beberapa kelemahan kerangka kerja penelitian (Framework Research), seperti terlihat pada Tabel 1 berikut.
Kualitas Sebuah Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, atau Disertasi) Ditinjau dari Teknik Sampling Salah satu tolok ukur kualitas sebuah penelitian kualitatif adalah sampai sejauh mana hasil penelitian tersebut dapat digeneralisasikan. Semakin luas cakupan generalisasi, semakin tinggi kualitas sebuah Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, atau Disertasi) tersebut. Salah satu faktor penentu cakupan generalisasi dari sebuah penelitian adalah representatif atau tidaknya sampel yang digunakan dalam penelitian. Menurut pandangan penulis, representatif atau tidaknya sampel yang digunakan dalam penelitian tergantung dari tingkat keacakan dan homogenitas dari karakteristik-karakteristik yang akan diteliti dan dimiliki oleh subjek penelitian. Jika populasi homogen, artinya karakteristik-karakteristik yang dimiliki subjek populasi serupa atau hampir serupa, maka ukuran sampel minimal bukanlah sesuatu hal yang harus diperhatikan oleh mahasiswa (peneliti) agar memperoleh sampel yang representatif. Sebagai contoh untuk populasi yang homogen, ukuran sampel minimal bukanlah merupakan suatu keharusan dapat dilustrasikan sebagai berikut. Tim juri lomba memasak nasi goreng, cukup mencicipi satu sendok atau kurang (ukuran sampel) dari satu piring (ukuran populasi) nasi goreng yang dibuat oleh masing-masing peserta karena juri beranggapan bahwa pada bagian manapun rasa nasi goreng dalam satu piring yang dibuat oleh seorang peserta sama (homogen). Selanjutnya berdasarkan sampel, tim juri memberikan penilaian dan menentukan siapa pemenangnnya. Jadi untuk populasi yang homogen, penentuan ukuran sampel minimal bukanlah suatu keharusan. Akan tetapi lebih didasarkan kepada pertimbangan dari pembimbing. Jika populasi tidak homogen, artinya karakteristik-karakteristik yang dimiliki subjek populasi tidak serupa atau berbeda-beda atau terjadi klaster-klaster, maka peneliti harus menentukan ukuran sampel minimal sesuai dengan ukuran populasi (N) dan taraf signifikansi () yang akan digunakan. Berdasarkan ukuran sampel minimal tersebut, selanjutnya peneliti mulai memilih secara acak
dan proporsional sampel untuk masing-masing klaster. Dalam sebuah penelitian kuantitatif dengan metode survey, banyak peneliti yang menentukan ukuran sampel minimal dengan menggunakan: (a) Tabel Kretjie, atau (b) Rumus Slovin berdasarkan ukuran populasi (N) yang diketahui dan taraf signifikansi () yang dipilih (untuk penelitian di bidang sosial biasanya diambil taraf signifikansi dari 0,01 sampai dengan 0,05). Untuk lebih jelasnya tentang Tabel Krejcie perhatikan Tabel 2 dan Diagram 1. Sedangkan penentuan ukuran sampel minimal dengan rumus Slovin dilakukan berdasarkan rumus: dengan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi d = galat pendugaan Berdasarkan hasil kajiannya, Setiawan Nugraha (2007: 2) menyatakan bahwa: “Dari aspek aplikasi dan kepraktisan, rumus Slovin dan Tabel Krejcie-Morgan memang sangat
mudah dan sederhana, walau sering kali salah dalam menerapkannya. Misalnya ada peneliti yang memakai rumus Slovin atau Tabel Krejcie-Morgan untuk penelitian yang menggunakan analisis regresi dengan skala pengukuran rasio”. Lebih lanjut Setiawan Nugraha (2007: 10) menyatakan bahwa: (1) Penentuan ukuran sampel dengan memakai rumus Slovin dan Tabel Krejcie-Morgan hanya dapat digunakan untuk penelitian yang bertujuan mengukur proporsi populasi. (2) Rumus Slovin dan Tabel Krejcie-Morgan, sama-sama mengasumsikan tingkat keandalan 95%. Perbedaannya, Slovin memakai pendekatan distribusi normal, sementara Krejcie dan Morgan menggunakan pendekatan distribusi χ2 (Chi kuadrat). (3) Asumsi keragaman populasi yang dimasukan dalam perhitungan adalah P(1-P), dimana P=0,5, baik dalam Rumus Slovin maupun dalam Tabel Krejcie-Morgan. (4) Slovin masih memberi kebebasan untuk menentukan nilai batas kesalahan atau galat pendugaan, sedangkan batas kesalahan yang diasumsikan dalam tabel Krejcie-Morgan adalah 5% (d=0,05).
Diagram 1 Ukuran Sampel versus Populasi Total Merujuk apa yang dikemukakan Setiawan Nugraha (2007) di atas, maka
penulis berpendapat bahwa penentuan ukuran sampel minimal untuk penelitian
berjudul: Pengaruh … dan … terhadap … adalah kurang tepat, karena penelitian yang dilakukan tidak berkaitan dengan proporsi akan tetapi berkaitan dengan regresi. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar dalam menentukan ukuran sampel minimal untuk penelitian dengan judul seperti di atas didasarkan pada beberapa pendapat berikut. Gay dan Diehl (1992) berpendapat bahwa: (1) Jika penelitiannya bersifat deskriptf, maka sampel minimunya adalah 10% dari populasi (2) Jika penelitianya korelasional, sampel minimunya adalah 30 subjek (3) Apabila penelitian kausal perbandingan, sampelnya sebanyak 30 subjek per group (4) Apabila penelitian eksperimental, sampel minimumnya adalah 15 subjek per group. Roscoe (1975) berpendapat bahwa: (1) Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian (2) Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat. (3) Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian (4) Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20. (Uma Sekaran, 2006). Frankel dan Wallen (1993:92) berpendapat bahwa ukuran sampel minimum untuk: (1) Penelitian deskriptif sebanyak 100. (2) Penelitian korelasional sebanyak 50. (3) Penelitian kausal-perbandingan sebanyak 30/group. (4) Penelitian eksperimental sebanyak 30/15 per group. Malhotra (1993) berpendapat bahwa ukuran sampel yang diambil dapat ditentukan dengan cara mengalikan jumlah variabel dengan 5, atau 5 x banyaknya variabel. Dengan demikian jika jumlah variabel yang diamati berjumlah 20, maka sampel minimalnya adalah 5 x 20 = 100 Kualitas Sebuah Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, atau Disertasi) Ditinjau dari Instrumen Penelitian Secara garis besar instrumen penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu: (1)
Tes; dan (2) Nontes. Instrumen penelitian digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang diteliti. Tinggi rendahnya kualitas data penelitian sangat ditentukan oleh kualitas instrumen penelitian yang digunakan. Oleh karena itu sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen penelitian harus diujicobakan kepada subjek yang setara dengan subjek yang akan diteliti. Ada empat persyaratan agar sebuah tes memenuhi syarat sebagai intrumen penelitian, yaitu berkaitan dengan: (1) validitas; (2) reliabilitas; (3) Indeks kesukaran; dan (4) daya pembeda. Sedangkan persyaratan untuk instrumen penelitian berbentuk nontes, misalnya angket tidak harus memenuhi keempat syarat seperti instrumen berbentuk tes, akan tetapi hanya dua syarat yang pertama, yaitu: validitas dan reliabilitas. Validitas suatu instrumen penelitian menunjukkan tingkat ketepatan/akurasi suatu instrumen mengukur apa yang akan diukur. Sedangkan reliabilitas instrumen berkaitan dengan tingkat ketetapan/konsistensi suatu ukur dalam mengukur apa yang akan diukur. Berdasarkan pengalaman selama membimbing dan menguji sebuah Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, atau Disertasi) mahasiswa, ternyata: (1) Masih ditemukan beberapa Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, atau Disertasi) yang tidak melampirkan hasil uji validitas dan uji reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian yang seharusnya termuat dalam Bab III Metode Penelitian pada subbab Instrumen Penelitian. (2) Ada koefisien validitas dan reliabilitas, akan tetapi tidak dilakukan pengujian terhadap keberartiannya. Oleh karena itu, disarankan agar dosen pembimbing dan dosen penguji mengharuskan seluruh mahasiswa untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian sebelum digunakan dalam penelitian serta hasil pengolahan datanya dilampirkan dalam Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, atau Disertasi) yang dimaksud. Bagi mahasiswa yang Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, atau Disertasi)nya terlanjur sudah jadi diwajibkan untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen berdasarkan data penelitian yang sudah diperolehnya. Dengan kata lain, mahasiswa tersebut tidak perlu lagi mengadakan uji coba instrumen
seperti halnya penelitian yang belum selesai, akan tetapi cukup melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen berdasarkan data mentah hasil penelitian yang sudah diperolehnya. Kualitas Sebuah Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, atau Disertasi) Ditinjau dari Teknik Analisis Data dan Interpretasinya Kemampuan seorang peneliti memilih dan melakukan analisis dan insterpretasi data untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan setara dengan kemampuan seorang juru masak untuk membuat masakan sesuai dengan yang dipesan oleh pelanggan. Pengetahuan pelanggan tentang cita rasa masakan yang dipesan dapat berbeda-beda sehingga dapat terjadi pro dan kontra terhadap bentuk dan kualitas masakan yang dibuat koki tersebut. Pro dan kontra terhadap hasil analisis dan interpetasi data penelitian dalam sebuah Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, atau Disertasi) mahasiswa dapat juga terjadi antara dosen pembimbing dengan dosen penguji atau dengan dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian yang dalam persoalan di atas dapat dipandang sebagai guru dari juru masak tersebut. Sebagai ilustrasi, sampai saat ini masih ada perbedaan tentang teknik analisis data statistik apa yang paling tepat digunakan untuk menjawab permasalah penelitian dengan judul: Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y. Sebagian ada yang mengatakan bahwa gunakan saja analisis korelasi-regresi, sebagian yang lain menggunakan analisis jalur. Pertanyaannya mana yang paling tepat? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pada kesempatan ini penulis akan menguraikan sedikit tentang analisis jalur (Path Analysis). Sejarah dan Pengertian Analisis Jalur Teknik analisis jalur dikembangkan oleh Sewal Wright pada tahun 1934, merupakan pengembangan analisis korelasi-regresi yang diuraikan menjadi beberapa interpretasi akibat yang ditimbulkannya. Lebih lanjut, analisis jalur mempunyai kedekatan dengan regresi berganda; atau dengan kata lain, regresi berganda merupakan bentuk khusus dari analisis jalur. Teknik analisis jalur dikenal juga
sebagai model sebab-akibat (causing modeling). Penamaan ini didasarkan pada alasan bahwa analisis jalur memungkinkan pengguna dapat menguji proposisi teoritis mengenai hubungan sebab-akibat tanpa memanipulasi (memberikan perlakuan) terhadap variabel-variabel tertentu dalam suatu penelitian. Dalam perkembangannya saat ini analisis jalur diperluas dan diperdalam ke dalam bentuk analisis “Struktural Equation Modeling” atau dikenal dengan singkatan SEM. Paul Webley (1997) menyatakan bahwa analisis jalur merupakan pengembangan langsung dari regresi berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi besarnya dan signifikansi dari hubungan sebab-akibat hipotetikal dari sekumpulan variabel. Ini mengandung arti bahwa dengan analisis jalur dimungkinkan peneliti mengetahui besar dan signifikannya pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung dari variabel penyebab terhadap variabel respons. Konsep-Konsep dan Istilah Dasar Dalam analisis jalur dikenal beberapa konsep dan istilah dasar, yaitu sebagai berikut; (1) Model jalur: (1a) Adalah suatu diagram yang menggambarkan hubungan antara variabel bebas (independent), variabel antara (interprening) dan tergantung (dependent). (1b) Pola hubungan yang menunjukkan pengaruh (hubungan sebab-akibat) digambarkan dengan menggunakan anak panah ( ) dari semua variabel penyebab (eksogenus) ke variabel yang lain (antara/interprening atau respons/endogenus). (1c) Anak panah juga menghubungkan variabel luar (variabel residu) dengan variabel endogenous. (1d) Anak panah berkepala dua ( ) menunjukkan korelasi antara pasangan variabelvariabel eksogenus. (2) Jalur penyebab untuk suatu variabel yang diberikan meliputi: (2a) Pengaruh langsung, berupa jalur-jalur arah dari anak-anak panah yang menuju langsung ke variabel yang dimaksud; dan (2b) Pengaruh tidak langsung, berupa jalur-jalur korelasi dari semua variabel endogenous yang dikorelasikan dengan variabel-variabel lain yang mempunyai anak panah menuju ke variabel yang dimaksud. (3) Variabel Penyebab (Eksogenous); (3a) Adalah semua variabel
yang tidak mempunyai anak-anak panah yang menuju kearahnya, (3b) Jika antara variabel eksogenus dikorelasikan maka korelasi tersebut ditunjukkan dengan anak panah berkepala dua yang menghubungkan variabelvariabel tersebut. (3c) Variabel Respons / Akibat (Endogenous), (3d) Adalah variabel yang mempunyai anak panah menuju kearahnya. (3e) Variabel antara endogenous adalah variabel yang mempunyai anak panah menuju kearahnya dan dari variabel tersebut ada anak panah ke variabel lain. (4) Koefisien jalur / pembobotan jalur. (4a) Adalah koefisien regresi standar atau disebut „beta‟ yang menunjukkan pengaruh langsung dari suatu variabel bebas (eksogenus) terhadap variabel tergantung (endogenus) dalam suatu model jalur tertentu. (4b) Jika suatu model mempunyai dua atau lebih variabel penyebab (eksogenus), maka koefisienkoefisien jalurnya merupakan koefisienkoefisien dari persamaan regresi berganda standar yang mengukur besarnya pengaruh dari sebuah variabel eksogenus terhadap variabel lain dalam suatu model jalur tertentu. Tipe Model-Model Jalur Ada beberapa model jalur mulai dari yang paling sederhana sampai dengan yang lebih rumit, diantaranya diterangkan di bawah ini. Tipe Regresi Berganda Model pertama ini sebenarnya merupakan pengembangan regresi berganda dengan menggunakan dua variabel eksogenus, yaitu X1 dan X2 dengan satu variabel endogenous Y. Model digambarkan sebagai pada Gambar 2. Keterangan: X1 adalah variabel independen eksogenus pertama X2 adalah variabel independen eksogenus kedua Y adalah variabel dependen endogenous adalah variabel luar, yaitu variabel selain X1 dan X2 yang secara teoritis berpengaruh terhadap Y akan tetapi tidak diteliti X Y adalah pola hubungan sebab-akibat antara variabel X dan Y X Y adalah pola hubungan korelasi antara variabel X dan Y
pyx1 adalah koefisien jalur dari variabel X1 terhadap Y pyx2 adalah koefisien jalur dari variabel X2 terhadap Y py adalah koefisien jalur dari variabel terhadap Y rx1x2 adalah koefisien korelasi antara variabel X1 dan X2 Menghitung besarnya pengaruh Pengaruh X1 terhadap Y Pengaruh langsung dari X1 terhadap Y sebesar: = (pyx1)2 x 100% Pengaruh tidak langsung dari X1 terhadap Y melalui X2 sebesar: = pyx1 . rx1x2 . pyx2 x 100% Pengaruh total dari X1 terhadap Y = pengaruh langsung + pengaruh tidak langsung = ((pyx1)2 + pyx1 . rx1x2 . pyx2) x 100% Pengaruh X2 terhadap Y Pengaruh langsung dari X2 terhadap Y sebesar: = (pyx2)2 x 100% Pengaruh tidak langsung dari X2 terhadap Y melalui X1 sebesar: = pyx1 . rx1x2 . pyx2 x 100% Pengaruh total dari X2 terhadap Y = pengaruh langsung + pengaruh tidak langsung = ((pyx1)2 + pyx1 . rx1x2 . pyx2) x 100% Pengaruh X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y Cara 1: Pengaruh X1 dan X2 secara bersamasama terhadap Y = Pengaruh total X1 + pengaruh total X2 = [(pyx1)2 + 2(pyx1 . rx1x2 . pyx2) + 2 (pyx1) ] x 100% Cara 2: Pengaruh X1 dan X2 secara bersamasama terhadap Y = Total pengaruh langsung + total pengaruh tidak langsung = [(pyx1)2 + (pyx1)2] x 100% + [2(pyx1 . rx1x2 . pyx2)] x 100% Cara 3: Pengaruh X1 dan X2 secara bersamasama terhadap Y = kuadrat dari koefisien korelasi bersama x 100% = (Ryx1x2)2 x 100%
Pengaruh dari variabel luar () terhadap Y = (1 - (Ryx1x2)2) x 100% Koefisien jalur dari variabel luar () terhadap variabel Y dapat dihitung dengan menggunakan rumus: √ Catatan: Dalam analisis jalur model regresi berganda akan berlaku: Pengaruh total X1 + pengaruh total X2 = (Ryx1x2)2 x 100% … (1) Pengaruh X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y + pengaruh variabel luar () = 100% Jika persamaan (1) tidak dipenuhi maka ada kemungkinan: Beberapa asumsi yang dipersyaratkan dalam analisis jalur lihat point 10 pada halaman 3 tidak dipenuhi. Tidak digunakan analisis jalur, misalnya digunakan analisis korelasi dan regresi. Digunakan analisis jalur akan tetapi dalam perhitungannya dilakukan secara parsial (satusatu) pervariabel, seharusnya perhitungan dilakukan sekaligus untuk seluruh variabel. Model Mediasi Model kedua adalah model mediasi atau antara dimana variabel Y memodifikasi pengaruh variabel X terhadap variabel Z. Model digambarkan pada Gambar 2.
Keterangan:
X Y Z 1
adalah variabel independen (eksogenus) adalah variabel endogenous antara adalah variabel dependen (endogenous) adalah variabel luar pertama, yaitu variabel-variabel lain selain X yang mempengaruhi Y 2 adalah variabel luar kedua, yaitu variabelvariabel lain selain Y yang mempengaruhi Z pyx adalah koefisien jalur dari variabel X terhadap Y pzy adalah koefisien jalur dari variabel Y terhadap Z py1 adalah koefisien jalur dari variabel 1 terhadap Y py2 adalah koefisien jalur dari variabel 2 terhadap Z X berpengaruh langsung terhadap Y X berpengaruh tidak langsung terhadap Z melalui Y Y berpengaruh langsung terhadap Z Y tidak berpengaruh terhadap X Model Kombinasi Pertama dan Kedua Model ketiga ini merupakan kombinasi antara model pertama dan kedua, yaitu variabel X berpengaruh terhadap variabel Z secara langsung dan secara tidak langsung mempengaruhi variabel Z melalui variabel Y. Model digambarkan pada Gambar 3. Dalam model ini dapat diterangkan sebagai berikut:
Variabel X dan Y berfungsi sebagai variabel independen eksogenus dan variabel antara Variabel Z berfungsi sebagai variabel dependen endogenus. Model Kompleks Model keempat ini merupakan model yang lebih kompleks, yaitu variabel X1 secara langsung mempengaruhi Y1 dan Y2, dan melalui variabel X2 secara tidak langsung mempengaruhi Y2. Variabel Y2 juga dipengaruhi secara langsung oleh variabel X2 dan Y1. Model digambarkan pada Gambar 4. Dalam model ini dapat diterangkan sebagai berikut: Variabel X1 berfungsi sebagai variabel independen eksogenus Variabel X2 mempunyai dua fungsi; (a) Fungsi pertama ialah sebagai variabel endogenous terhadap variabel eksogenus X1 dan Y1. (b) Fungsi kedua ialah sebagai variabel endogenous antara untuk melihat pengaruh X1 terhadap Y2 melalui X2 Variabel Y2 merupakan variabel dependen endogenous Variabel Y1 merupakan variabel independen eksogenus. Asumsi Analisis Jalur Data variabel yang dianalisis minimal berskala interval. Jika data belum dalam bentuk skala interval, data dapat diubah dengan menggunakan metode succesive interval (MSI). Data variabel endogen berdistribusi normal. Gunakan uji Kolmogorov-Smirnov atau uji Shapiro-Wilk Model regresi berbentuk linear. Dalam pengujian dapat digunakan plot dari ZRESID terhadap ZPRED. Jika scatterplot
antara ZRESID dan ZPRED tidak membentuk suatu pola linear maka model regresi berbentuk linear. (1) Tidak terjadi multikolinieritas. Artinya tidak boleh terjadi korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah antar variabel bebas. Kriteria (output SPSS): (a) Terjadi multikolinearitas, jika nilai VIF > 2, (b) Tidak terjadi multikolinearitas, jika nilai VIF 2. Catatan: VIF = Variance Inflation Factor berkisar dari 1 sampai takhingga. Tidak terjadi auotokorelasi. Artinya residual atau error dari model regresi berganda bersifat independen. Kriteria (output SPSS): (a) Terjadi otokorelasi jika angka Dubin-Watson sebesar < 1 dan > 3 (b) Tidak terjadi otokorelasi jika 1 angka Dubin-Watson 3. (c) Catatan: angka Dubin-Watson berkisar dari 0 sampai dengan 4. Perbandingan Hasil Pengolahan Data antara Analisis Korelasi Regresi dan Analisis Jalur Gambaran umum tentang perbandingan hasil analisis korelasi regresi dengan analisis jalur yang terdapat dalam sebuah Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, atau Disertasi) mahasiswa disajikan dalam bentuk Tabel 3. Benang Merah Penelitian dalam Sebuah Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, atau Disertasi) Tidak Jelas Benang merah sebuah penelitian kuantitatif dapat disajikan dalam bentuk Diagram 2. Berdasarkan pengalaman selama menjadi dosen pembimbing maupun dosen penguji Sebuah Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, atau Disertasi) mahasiswa S2 Pascasarjana STIAMI Jakarta masih dijumpai beberapa Sebuah Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, atau Disertasi) yang
Tabel 3 Perbandingan Hasil Analisis Korelasi Regresi dengan Analisis Jalur (yang terdapat dalam Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, atau Disertasi) mahasiswa) ASPEK YANG DIBANDINGKAN Jika banyaknya variabel bebas/endogenus hanya satu Cara menentukan besar pengaruh X1 terhadap Y
ANALISIS KORELASI ®RESI Tidak berbeda
ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) Tidak berbeda
Dilihat dari koefisien persamaan regresi linear sederhana y = a + bX1
Cara menentukan besar pengaruh X2 terhadap Y
Dilihat dari koefisien persamaan regresi linear sederhana y = c + dX2
Dilihat dari koefisien jalur untuk variabel X1 pada persamaan struktural Y = pyx1X1 + pyx2X2 + py Dilihat dari koefisien jalur untuk variabel X2 pada persamaan struktural Y = pyx1X1 + pyx2X2 + py atau Pengaruh total X1 + Pengaruh total X2 Belum seluruh mahasiswa memahami analisis jalur
Cara menentukan besar pengaruh X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y Permasalahan yang sering muncul
Pengaruh bersama-sama tidak sama dengan pengaruh total X1 ditambah X2
tidak merumuskan masalah tidak sejalan dengan tujuan penelitian, rumusan hipoSebuah Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, atau Disertasi) , dan simpulan. Oleh karena itu disarankan agar dosen pembimbing dan dosen penguji Sebuah
Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, atau Disertasi) memperhatikan hal ini. Penutup Kualitas sebuah karya tulis mahasiswa baik berupa skripsi, tesis, maupun disertasi ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya:
(1) Kemampuan dan motivasi mahasiswa untuk melakukan dan membuat laporan penelitian; (2) Pemahaman mahasiswa terhadap materimateri yang diberikan dosen pada saat perkuliahan Metodologi Penelitian yang nantinya akan digunakan pada saat persiapan, pelaksanaan, pembuatan laporan penelitian; (3) Pemahaman mahasiswa terhadap arahan-arahan yang diberikan oleh dosen pembimbing pada saat melakukan penelitian dan menyusun laporan; (4) Pemahaman mahasiswa terhadap arahan-arahan yang diberikan oleh dosen penguji pada saat ujian sidang; (5) Kerangka kerja penelitian (framework research) yang terdiri dari kerangka kerja konseptual, praktikal, dan teoritikal; (6) Teknik sampling yang digunakan; (7) Kualitas instrumen yang digunakan untuk memperoleh data penelitian; (8) teknik analisis data dan interpretasinya; serta (9) ada tidaknya benang merah penelitian yang termuat dalam laporan penelitian. DAFTAR PUSTAKA Fraenkel, J. & Wallen, N. (1993). How to Design and Evaluate Research in Education. (2nd ed). New York: McGrawHill Inc. Gay, L.R. dan Diehl, P.L. (1992). Research Methods for Business and. Management. New York: MacMillan Publishing Company. Krejcie, Robert V., Morgan, Daryle W (1970), “Determining Sample Size for Research Activities”, Educational and Psychological Measurement. Malhotra K. Naresh. (1993). Marketing Research An Applied Orientation, second edition. New Jersey: Prentice Hall International Inc. Nugraha Setiawan (2007). Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin dan Tabel Krejcie-Morgan: Telaah Konsep dan Aplikasinya. Bandung: Fakultas Peternakan UNPAD. Uma Sekaran. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.
Tambahan: Denis, Daniel J. and Joanna Legerski. (2006). Causal Modeling and the Origins of Path Analysis. University of Montana. Duncan, O. D., & Hodge, R. W. (1963). Education and occupational mobility: A regression analysis. The American Journal of Sociology, 68, 629644. Hair, Joseph F. et al. (2010). Multivariate Data Analysis: A Global Perspective. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Johnson, Richard A. and Wichern, Dean W. (2002). Applied Multivariate Statistical Analysis. New Jersey: Prentice Hall. Lleras, Christy. (2011). Path Analysis. Pennsylvania State University University Park Pennsylvania USA. Olabutiyi, Moses. E.( 2006). A User’s Guide to Path Analysis.. Maryland: University Press of America. Sarwono, Jonathan.(2010). Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis dengan SPSS. Edisi 5. Yogyakarta: Penerbit Andi. Schumacker, Randall E. and Richard G. Lomax .(1996) A beginner's guide to struktural equation modeling . New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Inc. Sitepu, Nriwana SK.(1994). Analisis Jalur. Bandung: Jurusan Statistik, FMIPA Univeristas Padjadjaran. Streiner, David L. Finding Our Way: An Introduction to Path Analysis. Can J Psychiatry, Vol 50, No.2 February 2005. Wolfle, L. M. (2003). The introduction of path analysis to the sosial sciences, and some emergent themes: An annotated bibliography. Struktural Equation Modeling,10, 1- 34. Wright, Sewal. (1920). The relative importance of heredity and environment in determining the piebald pattern of guineapigs. Proceedings of the National Academy of Sciences, 6 , 320-332. Wuensch, Karl L. (2008). An Introduction to Path Analysis http://teorionline.net/