Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEMAKAI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. KUBOTA INDONESIA WILAYAH SEMARANG Aan Fatandi Ramadhan ) Rita Andini ) Abrar ) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan teknik personal terhadap kinerja pemakai sistem informasi akuntansi dan mengetahui pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap kinerja pemakai sistem informasi akuntansi di PT. Kubota Indonesia. Populasi dalam penelitian ini diambil dari struktur organisasi yang terdapat di perusahaan, yaitu seluruh karyawan/staff yang menggunakan sistem informasi akuntansi, sekitar 75 orang. Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat individu, karena yang diamati adalah persepsi pemakai sistem. Pola penelitian dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, yaitu melalui jurnal akuntansi dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Tahap kedua, pengumpulan data primer dan sekunder diperoleh dari PT. kubota Indonesia. Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja pemakai sistem informasi akuntansi yaitu kemampuan teknik personal dan dukungan manajemen puncak. Hasil Penelitian ini berfokus pada perusahaan PT Kubota Indonesia yang menggunakan sistem informasi akuntansi. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa Kemampuan teknik personal memiliki pengaruh positif terhadap kinerja pemakai sistem informasi akuntansidan dukungan manajemen puncak tidak memiliki pengaruh positif terhadap kinerja pemakai sistem informasi akuntansi. Kata Kunci : Sistem informasi akuntansi, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak, kinerja pemakai sistem,
Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Unpand Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Unpand Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Unpand
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016 PENDAHULUAN Saat ini, semua perusahaan yang bergerak di bidang jasa, dagang dan manufaktur, serta perusahaan pemerintah (BUMN) maupun perusahaan swasta, memerlukan sistem informasi akuntansi untuk menjalankan usahanya terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini, dimana teknologi sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Sistem informasi akuntansi dapat menambah nilai bagi suatu perusahaan dengan menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu. Perkembangan teknologi informasi telah banyak membantu meningkatkan sistem informasi akuntansi. Beberapa peneliti seperti Soegiharto (2001), Fung Jen (2002), dan Komara (2005) telah menggunakan kepuasan pemakai sistem informasi dan penggunaan dari sistem informasi itu sendiri sebagai tolok ukur keberhasilan kinerja sitem informasi akuntansi. Ada beberapa faktor yang berpengaruh pada kinerja sistem informasi akuntansi, faktor tersebut antara lain keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik personal sistem informasi, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi, program pelatihan dan pendidikan pemakai, keberadaan dewan pengarah, serta lokasi departemen sistem informasi. Hasil penelitian Soegiharto (2001), dengan responden perusahaan di Australia, menunjukkan bahwa keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem menunjukkan pengaruh positif terhadap kegunaan sistem informasi itu sendiri, sedangkan untuk formalisasi penggunaan sistem, memiliki hubungan yang negatif dengan penggunaan sistem. Selain itu, variabel ukuran organisasi memiliki hubungan negatif signifikan, baik dengan penggunaan sistem dan kepuasan pemakai dalam penggunaan sistem. Variabel kapabilitas personel sistem informasi dan dukungan manajemen puncak tidak ditemukan hubungan yanag signifikan. Hasil penelitian oleh Fung Jen (2002) menunjukkan beberapa hubungan antar variabel, seperti variabel ukuran organisasi yang berhubungan positif signifikan dengan kepuasan pengguna ataupun penggunaan sistem, sedangkan variabel kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi, dukungan top manajemen dan formalisasi pengembangan
sistem informasi akuntansi berhubungan positif signifikan hanya dengan kepuasan pengguna. Variabel keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem informasi akuntansi berhubungan positif dengan penggunaan sistem. Hasil penelitian oleh Soegiharto dan Fung Jen, sebagian didukung oleh hasil penelitian Komara, tetapi ada juga beberapa hasil penelitian tersebut yang masih berlawanan. Hasil penelitian Komara menunjukkan terdapat pengaruh positif signifikan antara keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, ukuran organisasi, formalisasi pengembangan sistem informasi akuntansi, dan dukungan top manajemen dengan kepuasan pengguna, serta pengaruh positif signifikan antara keterlibatan pengguna dalam penggunaan sistem, dukungan top manajemen dan kapabilias personel sistem informais akuntansi dengan penggunaan sistem itu sendiri. Pengujian perbedaan kinerja sistem informasi akuntansi antara perusahaan yang memiliki dengan yang tidak memiliki komite pengendali sistem informasi akuntansi menunjukkan pengaruh terbalik, dimana kinerja sistem informasi akutansi lebih tinggi dalam organisasi yang tidak memiliki komite pengendali sistem informasi akuntansi (Soegiharto, 2001). Variabel program pelatihan dan pendidikan pengguna di dalam suatu perusahaan mengindikasikan hubungan yang positif signifikan dengan kepuasan pengguna, tetapi tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan penggunaan sistem itu sendiri. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Komara (2005) menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang memiliki program pelatihan dan pendidikan dalam penggunaan sistem informasi akuntansi dengan yang tidak memiliki program pelatihan dan pendidikan. Hal yang sama juga terjadi untuk variabel keberadaan komite pengendali sistem informasi akuntansi dan variabel lokasi departemen sistem informasi akuntansi, dimana tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang memiliki kedua variabel tersebut, dengan perusahaan yang tidak memiliki kedua variabel tersebut.Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kinerja sistem informasi
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016 akuntansi di perusahaan swasta PT. Kubota Indonesia.
TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Teori Keyakinan Diri Teori keyakinan diri (self efficacy theory) merupakan suatu prediktor kinerja yang akurat. Seseorang dapat menilai kinerja masa depannya melalui perilakunya di masa lampau (Bandura, 1977). Petersen (2008) menyatakan teori keyakinan diri mengacu pada apa yang dapat dipercaya terhadap diri sendiri. Keyakinan diri dapat memengaruhi produktivitas. Seorang karyawan dengan tingkat keyakinan diri yang rendah memiliki kinerja di bawah tingkat kemampuan aktualnya dan mengabaikan kemampuannya untuk bekerja lebih baik. Jogiyanto (2007:268-270) mengemukakan tiga dimensi dari keyakinan diri antara lain: besaran, kekuatan, dan generalisabilitas. Besaran (magnitude) berhubungan dengan tingkat kesulitan tugas yang diberikan. Karyawan dengan besaran keyakinan diri yang tinggi memiliki persepsi yang baik akan kemampuan dirinya. Jogiyanto (2007:261-262) menyatakan bahwa tingkat keyakinan diri juga dipengaruhi oleh dukungan (support) organisasi. Dukungan yang diberikan oleh pihak manajemen melalui dukungan peralatan, motivasi, serta program pelatihan memengaruhi karyawan untuk meningkatkan kemampuannya. Salah satu bentuk dukungan organisasi adalah memberikan pengalamanpengalaman kepada karyawan. Semakin besar pengalaman karyawan, semakin tinggi tingkat kepercayaan yang dimilikinya. Pengalaman ini diberikan melalui program pendidikan dan pelatihan. Praktik-praktik dalam program tersebut bertujuan untuk membangun keyakinan dan keahlian karyawan.
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Banyak ahli yang mencoba untuk mendefenisikan sistem informasi akuntansi, beberapa diantaranya adalah: Wilkinson (2001:1),”an accounting information system is unified structure within an entity, such as a business firm, that employees physical
resource and other components to transform economic data into accounting information, with the purpose of satisfying the information needs of variety of user”. Menurut Bodnar dan Hopwood (2001:1),”an accounting information system is a collection of resources, such as people an equipment, design to transform financial and other data into information to a variety of decision makers according to their needs and entitlement “. Menurut Hall (2001:10),”sistem informasi akuntansi adalah sistem yang terdiri dari tiga sub sistem, yaitu transaction processing system, general ledger/financial reporting system, management reporting system”. Defenisi-defenisi tersebut menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi adalah kumpulan beberapa sub sistem yang samasama bekerja untuk melakukan dan memproses data ekonomi menjadi informasi akuntansi yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan para pemakain informasi. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Khalil (1997) dalam Fung Jen mengukur efektifitas sistem informasi akuntansi dengan menggunakan kepuasan pemakai dan pemakaian sistem. Soegiharto (2001) mengukur kinerja sistem informasi akuntansi dari sisi pemakai dengan membagi kinerja sistem informasi akuntansi kedalam dua bagian yaitu kepuasan pemakai informasi dan pemakaian sistem informasi sebagai pengganti variabel kinerja sistem informasi akuntansi. Hamilton dan Chervany (1981), Ives dan Olson (1984) dalam Fung Jen (2002) menunjukkan sistem informasi yang banyak digunakan menunjukkan keberhasilan sebuah sistem informasi manajemen. Sedangkan penelitian dilakukan oleh Jahangir (2000) dalam Fung Jen (2002) menunjukkan perbedaan penentuan keberhasilan komputer tidak berdiri sendiri, sehingga pemakaian sistem digunakan untuk melakukan penelitian mengenai sistem informasi. Conrath dan Mignen (1990) dalam Fung Jen (2002) mengatakan kepuasan pemakai sistem informasi dapat diukur dari kepastian dalam mengembangkan apa yang mereka perlukan. Delone dan Mclean (1992) dalam Soegiharto (2001) mengemukakan ketika sebuah sistem informasi diperlukan, penggunaan sistem akan berkurang dan
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016 kesuksesan manajemen dengan sistem informasi dapat menentukan kepuasan pemakai. Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Kinerja SIA Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan, ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi: a. Keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem. Fung Jen (2002) berpendapat bahwa keterlibatan pemakai yang semakin sering akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang positif antara keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi dalam kinerja sistem informasi akuntansi. b. Kemampuan teknik personal dalam sistem informasi. Fung Jen (2002) berpendapat bahwa semakin tinggi kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi, akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang positif antara kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi dengan kinerja sistem informasi akuntansi. c. Ukuran organisasi. Fung Jen (2002) berpendapat bahwa semakin besar ukuran organisasi akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang positif antara ukuran organisasi dengan kinerja sistem informasi akuntansi. d. Dukungan manajemen puncak. Fung Jen (2002) berpendapat, semakin besar dukungan yang diberikan manajemen puncak akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang positif antara dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan dan pengoperasian sistem informasi akuntansi dengan kinerja sistem informasi akuntansi. e. Formalisasi pengembangan sistem informasi. Fung Jen (2002) berpendapat bahwa semakin tinggi tingkat formalisasi pengembangan sistem informasi di perusahaan akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang positif antara formalisasi pengembangan sistem dengan kinerja sistem informasi akuntansi.
f.
Program pelatihan dan pendidikan pemakai. Fung Jen berpendapat bahwa kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi apabila program program pelatihan dan pendidikan pemakai diperkenalkan. g. Keberadaan dewan pengarah sistem informasi. Fung Jen (2002) berpendapat bahwa kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi apabila terdapat dewan pengarah. h. Lokasi dari departemen sistem informasi. Fung Jen (2002) mengemukakan kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi apabila departemen sistem informasi terpisah dan berdiri sendiri. Tinjauan Penelitian Terdahulu Soegiharto (2001) melakukan penelitian dengan objek perusahaan yang terdaftar pada ASX Data Disk di Australia dengan responden yang dipilih untuk menyampaikan penilaiannya terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang digunakan dalam perusahaan. Dalam penelitian yang berjudul Influence Factor Affecting The Performance of Accounting Information Systems, hasil penelitian Soegiharto (2001) menunjukkan hanya faktor keterlibatan pemakai yang berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pemakaian sistem, sedangkan faktor ukuran organisasi dan formalisasi pengembangan sistem dengan pemakaian sistem dan faktor ukuran organisasi dengan kepuasan pemakai sistem informasi juga berhubungan secara signifikan tetapi memiliki korelasi negatif, dan faktor lainnya tidak terbukti memiliki hubungan dengan kinerja sistem informasi akuntansi. Fung Jen (2002) melakukan penelitian yang menguji kembali penelitian Soegiharto (2001). Hasil dari penelitian Fung Jen menunjukkan semakin tinggi tingkat formalisasi yang diterapkan perusahaan dalam proses pengembangan sistem informasinya, maka kepuasan pemakai akan semakin tinggi, tetapi pemakaian sistem akan semakin menurun. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kepuasan pemakai pada perusahaan dan departemen sistem informasinya berada di departemen lain, akan lebih tinggi daripada perusahaan yang departemen sistem informasinya berdiri sendiri dan terpisah.
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016 Hasil penelitian Komara (2005) menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara perusahaan yang memiliki program pelatihan dan pendidikan pengguna dengan perusahaan yang tidak memiliki faktor tersebut, dan antara perusahaan yang memiliki komite pengendali sistem informasi akuntansi dengan perusahaan yang tidak memiliki komite pengawas sistem informasi akuntansi, sistem informasi akuntansi yang bersatu dengan departemen lain dalam perusahaan. Hasil penelitian terdahulu dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Kemampuan teknik personal (X1)
Kerangka Pikir Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari kejadian teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis dan merupakan tempat penulis memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel ataupun masalah yang ada dalam penelitian.
H1 Kinerja Pemakai (Y)
Dukungan manajemen puncak (X2)
H2
Hipotesis Penelitian Adapun beberapa hipotesis yang disajikan dalam penelitian ini sebagai berikut. Kemampuan Teknik Personal Teori keyakinan diri menjelaskan proses kognitif sebagai salah satu proses keyakinan diri yang memengaruhi fungsi manusia (Bandura, 1977). Proses tersebut meliputi kemampuan individu dalam menganalisis dan mengungkapkan ide. Kemampuan yang dimiliki oleh karyawan akan meningkatkan keyakinan diri yang memengaruhi penggunaan sistem informasi. Zein (2012) melakukan pengujian pengaruh faktor kemampuan teknik personal pada perusahaan asuransi di wilayah Bandung. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan teknik personal berpengaruh secara positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Hasil yang sama juga ditunjukkan dalam penelitian Sudibyo dan Kuswanto (2011) yang melakukan pengujian pada PT BPR Weleri Makmur di Jawa Tengah. Karyawan dengan tingkat kemampuan teknik personal yang lebih tinggi memiliki tingkat keyakinan yang tinggi sehingga memengaruhi penggunaan sistem informasi. Peningkatan penggunaan sistem informasi tersebut akan meningkatkan kinerja pemakai sistem informasi akuntansi.
H1:
Kemampuan teknik personal berpengaruh positif terhadap kinerja pemakai sistem informasi akuntansi.
Dukungan Manajemen Puncak Teori keyakinan diri bertujuan untuk meningkatkan produktivitas karyawan (Petersen, 2008). Bandura (1977) menyatakan salah satu cara untuk meningkatkan keyakinan diri adalah dengan memberikan dukungan. Manajemen puncak dapat memberikan dukungan kepada pemakai sistem dengan berbagai cara seperti menyediakan sumber daya yang diperlukan, melakukan sosialisasi dengan melibatkan pemakai dalam pengembangan sistem sehingga dapat meningkatkan kinerja sistem informasi. Zein (2012) berpendapat manajemen puncak dapat melakukan tekanan-tekanan terhadap pemakai atau karyawannya dengan meminta kepada mereka untuk menggunakan suatu sistem tertentu. Fitri (2012) melakukan pengujian pengaruh faktor dukungan manajemen puncak terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada perusahaan farmasi di Medan. Hasilnya menunjukkan tidak adanya pengaruh faktor tersebut terhadap kinerja SIA. Hasil yang sama juga ditunjukkan dalam penelitian Nurhayanti (2012) yang melakukan pengujian pada
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016 minimarket di wilayah Jakarta. Pengujian yang dilakukan Susilatri (2010) menunjukkan hasil yang kontradiktif. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya pengaruh positif dukungan manajemen puncak terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Manajemen puncak memiliki otoritas terhadap karyawannya, sehingga berperan penting dalam mengatur sistem yang digunakan dalam suatu organisasi. Manajemen puncak dapat memberikan dukungan dengan cara menyediakan sumber daya yang diperlukan. Dukungan manajemen puncak tersebut dapat meningkatkan penggunaan sistem informasi dan partisipasi pemakai dalam proses pengembangan sistem yang dapat meningkatkan kinerja pemakai sistem informasi akuntansi. H2: Dukungan manajemen puncak berpengaruh positif terhadap kinerja pemakai sistem informasi akuntansi.
METODE PENELITIAN Variabel Penelitian Variabel Independen (Bebas) Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi variabel terikat baik secara positif maupun negatif (Sekaran dan Bougie, 2009:72). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu kemampuan teknik personal dan dukungan manajemen puncak. Variabel Dependen (Terikat) Variabel terikat adalah variabel yang menjadi titik fokus penelitian (Sekaran dan Bougie, 2009:70). Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kinerja pemakai sistem informasi akuntansi. Definisi Operasional dan Pengukuran Varabel Penelitian Definisi Operasional a. Kinerja pemakai Kinerja sistem informasi akuntansi sangat bergantung pada kinerja pemakai sistem. Sudibyo dan Kuswanto (2011) menyatakan keberhasilan teknologi informasi bergantung pada penerimaan dan penggunaan teknologi tersebut oleh pemakai. Pemakai sistem memiliki kontribusi yang besar dalam keberhasilan penggunaan sistem informasi. Kinerja
pemakai sistem informasi akuntansi merupakan keberhasilan implementasi sistem yang diukur dari segi pemakai. Variabel kinerja pemakai diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Astuti (2008). Instrumen tersebut berisi empat pertanyaan yang mengukur kinerja pemakai sistem informasi yaitu: proses input dan output, proses pengeditan, penyelesaian sesuai target, serta pelaksanaan pekerjaan. Responden diminta untuk memillih satu dari lima skala pada setiap pertanyaan sesuai yang dipraktikkan oleh perusahaannya. Berdasarkan jawaban responden dapat ditentukan apakah kinerja pemakai sistem tinggi (ditunjukkan dengan skala sangat setuju) atau rendah (ditunjukkan dengan skala sangat tidak setuju). b. Kemampuan Teknik Personal Kemampuan teknik personal adalah tingkat pengetahuan pemakai dalam mengaplikasikan sistem informasi yang diterapkan oleh perusahaan (Fitri, 2012). Tingkat pengetahuan pemakai akan memengaruhi intensitas penggunaan sistem informasi yang dapat meningkatkan kinerja pemakai sistem informasi akuntansi. Variabel kemampuan teknik personal diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Fitri (2012). Instrumen tersebut berisi empat pertanyaan yang mengukur kemampuan teknik personal yaitu: penempatan sesuai keahlian, pengetahuan akan tugas pokok, pemahaman menggunakan komputer, dan pelatihan yang cukup. Responden diminta untuk memillih satu dari lima skala pada setiap pertanyaan sesuai yang dipraktikkan oleh perusahaannya. Berdasarkan jawaban responden dapat ditentukan apakah kemampuan teknik personal tinggi (ditunjukkan dengan skala sangat setuju) atau rendah (ditunjukkan dengan skala sangat tidak setuju). c. Dukungan Manajemen Puncak Dukungan manajemen puncak merupakan bentuk dukungan manajer terhadap pemakai sistem. Jogiyanto (2007:242) menyatakan salah satu bentuk dukungan manajemen adalah menyediakan fasilitas. Fasilitas tersebut dapat berupa pelatihan dan memberikan bantuan kepada pemakai
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016 sistem ketika menghadapi permasalahanpermasalahan yang terkait dengan sistem. Variabel dukungan manajemen puncak diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Fitri (2012). Instrumen tersebut berisi lima pertanyaan yang mengukur tingkat dukungan manajemen puncak yaitu: penyediaan perangkat lunak, penyediaan tenaga dan peralatan, tingkat kebutuhan akan laporan bagian penjualan dan pembelian, pengadaan pelatihan, dan evaluasi hasil dari penggunaan sistem informasi. Responden diminta untuk memillih satu dari lima skala pada setiap pertanyaan sesuai yang dipraktikkan oleh perusahaannya. Berdasarkan jawaban responden dapat ditentukan apakah tingkat dukungan manajemen puncak tinggi (ditunjukkan dengan skala sangat setuju) atau rendah (ditunjukkan dengan skala sangat tidak setuju).
melalui kuesioner. Data primer yang dikumpulkan oleh penulis nantinya merupakan jawaban dari kuesioner yang diisi oleh karyawan yang menjadi sampel. 2. Data sekunder, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung, seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, catatan, ataupun laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipubikasikan dan tidak dipublikasikan. Teknik Pengumpulan Data Pola penelitian dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, yaitu melalui jurnal akuntansi dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Tahap kedua, pengumpulan data primer dan sekunder diperoleh dari PT. kubota Indonesia.
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 20004:72). Populasi dalam penelitian ini diambil dari struktur organisasi yang terdapat di perusahaan, yaitu seluruh karyawan/staff yang menggunakan sistem informasi akuntansi, sekitar 75 orang. Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat individu, karena yang diamati adalah persepsi pemakai sistem. Semua karyawan akan dijadikan sampel, sehingga teknik sampel yang digunakan adalah sensus.
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang akan digunakan adalah kuesioner. Kuesioner mencakup beberapa pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun, atau disebarkan kepada responden untuk memperoleh informasi. Kuesioner dapat didistribusikan dengan berbagai cara yaitu: disampaikan langsung, dikirim melalui pos atau internet, atau disimpan di tempat yang ramai dikunjungi banyak orang (Indriantoro dan Supomo, 2013). Kuesioner dalam penelitian ini akan didistribusikan dengan cara menyampaikan langsung kepada responden. Kuesioner dalam penelitian ini mencakup tiga belas pertanyaan. Kuesioner menggunakan skala likert untuk mengetahui seberapa kuat responden setuju atau tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan (Sekaran dan Bougie, 2009). Setiap pertanyaan memiliki lima skala pengukuran yang ditunjukkan dengan huruf SS (sangat setuju), S (setuju), CS (cukup setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju).
Jenis Data Jenis data yang dikumpulkan dan digunakan bersifat kualitatif yang terdiri dari: 1. Data primer merupakan sumber penelitian yang diperoleh secara langsung dari perusahaan atau data yang terjadi di lapangan penelitian yang diperoleh
Teknik Analisis Data Uji Kualitas Data a. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas menurut Riyadi (2000) dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lainnya sehingga terdapat hubungan sebab akibat (Umar, 2003:30).
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016 terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama. Untuk melihat reliabilitas masing-masing instrumen yang digunakan, peneliti menggunakan koefisien cronbach’s alpha. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6. b. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukurnya (Sugiyono, 2004:105). Untuk menentukan valid tidaknya suatu item, ditentukan dengan membandingkan antara angka korelasi product moment Pearson (r hitung) dengan r tabel pada level signifikansi 0,05 nilai kritisnya. Sehingga apabila angka korelasi berada di atas nilai kritis atau angka probabilitasnya berada di bawah atau sama dengan (P<0,05 ; P=0,05), berarti instrumen penelitian itu valid. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS for windows untuk memperoleh hasil yang terarah.
Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik yang digunakan meliputi: uji normalitas, heteroskedastisitas, uji multikolinearitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mendeteksi normalitas data yang digunakan dalam pengujian hipotesis kelak. Tujuan dari uji normalitas adalah mengetahui apakah dalam model regresi variabel penganggu atau residual memilki distribusi normal (Erlina, 2007:103) Uji normalitas dapat ditempuh dengan menggunakan kurva persebaran data atau menggunakan uji Kolmogrov- Smirnov (K-S) dengan kriteria jika p-value < 0,05 berarti data terdistribusi tidak normal. Tujuan uji ini adalah untuk menguji apakah dalam model variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. b. Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujian menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan yang lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas,
demikian jika sebaliknya. Model regresi yang baik tidak terjadi gejala heterokedastisitas (Erlina, 2007:108). Pengujian heterokedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan Grafik Plot, deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan terlihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2005:105). Tujuan uji ini adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model bregresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. c. Uji Multikolinieritas Uji ini digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya hubungan linear antara variabelvariabel bebas dalam model regresi. Salah satu cara untuk mendeteksi adanya kolonieritas dilakukan dengan cara mengkorelasikan antar variabel bebas dan apabila korelasinya tinggi (lebih besar dari 0,8) maka antar variabel bebas tersebut terjadi multikolinieritas. Cara lain untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas pada suatu model regresi adalah dengan melihat nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) yaitu (Ghozali, 2001:56): 1) Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolineraitas pada penelitian tersebut. 2) Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka dapat diartikan bahwa terjadi gangguan multikolinearitas pada penelitian tersebut. Tujuan dari uji ini adalah untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Uji Hipotesis Hipotesis diuji dengan analisis regresi berganda untuk menganalisis pengaruh variable independen terhadap varaiebel dependen. Model regresi yang digunakan, yaitu: Y = a + b 1 X 1 + b2 X 2 + b3 X 3 + b4 X 4 + b5 X 5 + b 6 X 6 + b7 X 7 + b 8 X 8 + e Dimana: Y = skors dimensi variabel kinerja sistem informasi akuntansi a = konstanta X = skors dimensi variabel keterlibatan pengguna dalam proses pengembangan sistem
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016 X2 = skors dimensi variabel kemampuan teknik personal sistem informasi X3 = skors dimensi variabel ukuran organisasi X4 = skors dimensi variabel dukungan manajemen puncak X5 = skors dimensi variabel formalisasi pengembangan sistem informasi X6 = skors dimensi variabel program pelatihan dan pendidikan pemakai X7 = skors dimensi variabel keberadaan dewan pengarah sistem informasi X8 = skors dimensi variabel lokasi departemen sistem informasi e = variabel penganggu Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan t-test dan F-test. a. Uji Signifikansi simultan (F-Test) Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel dengan ketentuan sebagai berikut: H0 diterima dan H1 ditolak jika Fhitung < Ftabel untuk α = 5% H1 diterima dan H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel untuk α = 5% b. Uji Signifikansi Parsial (t-test) Pengujian hipotesis secara statistik dilakukan dengan menggunakan uji
signifikansi parsial (Uji – t). Menurut Ghozali (2005:84), “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual menerangkan variasi variabel dependen”. Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dilakukan uji t (Nugroho:2005). H0 diterima dan H1 ditolak jika thitung < ttabel untuk α = 5% H1 diterima dan H0 ditolak jika thitung > ttabel untuk α = 5% HASIL DAN ANALISIS DATA Deskripsi Data Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner pada responden dengan mendatangi langsung lokasi pengambilan sampel. Populasi dari penelitian ini adalah karyawan pada PT Kubota Indonesia Semarang. Semua populasi merupakan sampel dari penelitian ini karena jumlahnya sedikit. Proses pendistribusian hingga pengumpulan data dilakukan dari tanggal 9 februari 2016 hingga 12 februari 2016. Kuesioner dibagikan kepada karyawan yang menggunakan sistem informasi akuntansi. Distribusi kuesioner dalam penelitian ini secara lengkap tersaji dalam Tabel 1.
Tabel 1. Distribusi Kuesioner Keterangan Jumlah Kuesioner Distribusi kuesioner 46 Kuesioner yang tidak kembali 15 Kuesioner yang kembali 31 Kuesioner yang dapat diolah 31 Sumber: Data Primer, diolah 2016
Karakteristik Responden Responden terdiri dari karyawan yang menggunakan sistem informasi akuntansi. Sebanyak 31 kuesioner yang telah dikembalikan oleh responden dan dapat dipergunakan dalam pengolahan data. Adapun
Persentase 100% 33% 67% 67%
karakteristik responden dapat dilihat sebagai berikut. a. Jenis Kelamin Hasil olah data untuk jenis kelamin responden dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 2. menunjukkan bahwa jumlah responden yang paling banyak adalah responden yang berjenis kelamin wanita yaitu sebanyak 18 orang atau sebesar 58%.
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016 Tabel 2. Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Frekuensi Persen Pria 13 42% Wanita 18 58% Total 31 100% Sumber: Data Primer, diolah 2016 b. Tingkat Usia Hasil olah data untuk tingkat usia responden dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Tabel 3. Tingkat Usia Responden Tingkat Usia Frekuensi Persen <20 tahun 1 3% 21-30 tahun 23 75% 31-40 tahun 6 19% >41 tahun 1 3% Total 31 100% Sumber: Data Primer, diolah 2016 c. Lama Bekerja Hasil olah data untuk lama bekerja responden dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. menunjukkan bahwa lama bekerja responden rata-rata berkisar di bawah 3 tahun atau sebesar 68%. Tabel 4. Lama Bekerja Responden Lama Bekerja Frekuensi Persen <3 tahun 21 68% 4-6 tahun 9 29% >7 tahun 1 3% Total 31 100% Sumber: Data Primer, diolah 2016 d. Mulai Mengetahui Sistem Hasil olah data untuk pengetahuan responden terhadap sistem dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. menunjukkan bahwa sebanyak 18 orang atau sebesar 59% responden mengetahui sistem tahun 2016.
menunjukkan bahwa usia responden rata-rata berkisar antara 21 hingga 30 tahun atau sebesar 75%.
Tabel 5. Mulai Mengetahui Sistem Tahun Frekuensi Persen 2013 3 9% 2014 1 3% 2015 9 29% 2016 18 59% Total 31 100% Sumber: Data Primer, diolah 2016 e. Mulai Menggunakan Sistem Hasil olah data untuk pengetahuan responden terhadap sistem dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. menunjukkan bahwa sebanyak 19 orang atau sebesar 62% responden mulai menggunakan sistem tahun 2015. Tabel 6. Penggunaan Sistem Tingkat Usia Frekuensi Persen 2012 1 3% 2013 3 9% 2014 8 26% 2015 19 62% Total 31 100% Sumber: Data Primer, diolah 2016
Pengujian Hipotesis Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kemampuan teknik personal (X1) dan dukungan manajemen puncak (X2).
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016 Berdasarkan tabel yang terdapat pada lampiran 6 bagian e, dapat diperoleh rumus regresi sebagai berikut.
a. Konstanta Jika semua variabel bebas memiliki nilai 0 (nol) maka nilai variabel terikat sebesar 3.130. Nilai tersebut terdapat pada kolom beta. b. Teknik Kemampuan Personal Nilai koefisien untuk variabel kemampuan teknik personal 0.544. setiap kenaikan satu satuan variabel tersebut, Y akan naik sebesar 0.544 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. c. Dukungan Manajemen Puncak Nilai koefisien untuk variabel dukungan manajemen puncak 0.069. setiap kenaikan satu satuan variabel tersebut, Y akan naik sebesar 0.069 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. Hasil Uji Hipotesis a. Uji F Uji F dilakukan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersamasama. Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak berarti H1 diterima. Nilai fhitung sebesar 5.050 dan nilai ftabel 4.160 dengan nilai probabilitas 0.013. Nilai Fhitung>Ftabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka H1 diterima. Variabel bebas (X1 dan X2) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Y. Hasil pengujian yang diperoleh dapat dilihat pada lampiran 6 bagian f. b. Uji t 1) Kemampuan Teknik Personal (X1) Pada tabel koefisien korelasi kolom model 1 terdapat nilai signifikansi 0,012. Nilai signifikansi lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, maka H1 diterima. Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel X1 mempunyai hubungan yang searah dengan Y. Kemampuan teknik personal memiliki pengaruh positif terhadap kinerja pemakai sistem informasi akuntansi. 2) Dukungan Manajemen Puncak (X2) Pada kolom model 1 terdapat nilai signifikansi 0,666. Nilai signifikansi lebih besar dari nilai probabilitas 0,05,
maka H2 ditolak. Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel X2 mempunyai hubungan yang searah dengan Y. Dukungan manajemen puncak tidak memiliki pengaruh positif terhadap kinerja pemakai sistem informasi akuntansi. 3) Uji Determinasi Pada kolom model summary (lampiran 6a) terdapat nilai R square sebesar 0,265. Persentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat diperoleh dengan mengalikan nilai R square dan 100%. Hasil yang diperoleh dari uji determinasi adalah 26,5%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel bebas hanya memengaruhi 26,5% variabel terikat.
PEMBAHASAN Pengaruh Kemampuan Teknik Personal terhadap Kinerja Pemakai Sistem Informasi Akuntansi Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa hipotesis pertama diterima. Penerimaan hipotesis pertama menunjukkan variabel kemampuan teknik personal berpengaruh terhadap kinerja pemakai sistem informasi akuntansi dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,012. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan teknik personal berpengaruh positif terhadap kinerja pemakai sistem akuntansi. Kemampuan teknik personal pemakai sistem informasi memiliki pengaruh yang besar pada analisis kebutuhan informasi (Choe, 1996). Zein (2012) juga menyatakan pemakai sistem informasi yang memiliki kemampuan teknik personal, baik yang diperoleh dari pendidikan atau pengalaman akan meningkatkan kinerja pemakai. Pemakai yang memiliki kemampuan memiliki tingkat keyakinan diri yang tinggi dan memberi motivasi untuk menggunakan sistem. Tingkat pengetahuan dan kemampuan yang memadai akan mendorong pemakai untuk menggunakan sistem informasi. Peningkatan penggunaan sistem informasi akan meningkatkan kinerja pemakai. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Susilatri (2010),
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016 Komara (2006), Zein (2012), Sudibyo dan Kuswanto (2011), dan Fitri (2012). Hasil penelitian ini mendukung teori keyakinan diri yang menyatakan pemakai sistem yang memiliki kemampuan akan memiliki tingkat keyakinan diri yang tinggi. Keyakinan tersebut akan mempengaruhi kinerja pemakai sistem (Bandura, 1977).
a. Kemampuan teknik personal memiliki pengaruh positif terhadap kinerja pemakai sistem informasi akuntansi. b. Dukungan manajemen puncak tidak memiliki positif signifikan terhadap kinerja pemakai sistem informasi akuntansi. Saran
Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak terhadap Kinerja Pemakai Sistem Informasi Akuntansi Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa hipotesis kedua ditolak. Penolakan hipotesis kedua menunjukkan variabel dukungan manajemen puncak tidak berpengaruh terhadap kinerja pemakai sistem informasi akuntansi dengan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,666. Jadi dapat disimpulkan bahwa dukungan manajemen puncak tidak berpengaruh positif terhadap kinerja pemakai sistem akuntansi. Hasil analisis tersebut tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan Komara (2006), Almilia dan Briliantien (2007), Susilatri (2010), Sudibyo dan Kuswanto (2011), dan Zein (2012). Namun penelitian ini menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan Fitri (2012) dan Nurhayanti (2012). Alasan yang mendasari hasil penelitian ini adalah manajemen puncak memberikan tanggung jawab penuh kepada pemakai untuk menggunakan sistem. Pemakai sistem tetap membuat laporan biaya, penjualan, dan pembelian meskipun pihak manajemen tidak melakukan evaluasi secara rutin. Hasil penelitian ini tidak mendukung teori keyakinan diri yang menyatakan motivasi dari pihak manajemen dapat meningkatkan kinerja pemakai (Bandura,1977).
PENUTUP Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kinerja pemakai sistem informasi akuntansi yaitu kemampuan teknik personal dan dukungan manajemen puncak. Penelitian ini berfokus pada perusahaan PT Kubota Indonesia yang menggunakan sistem informasi akuntansi. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
Untuk penelitian selanjutnya, agar memerluas lingkup wilayah penelitian untuk mendapatkan data yang lebih akurat. Perusahaan yang menggunakan sistem informasi akuntansu di wilayah Semarang masih minim karena masih banyak perusahaan yang tidak menggunakan software sistem informasi akuntansi. Untuk perusahaan yang menggunakan software sistem informasi akuntansi, khusus kepada pihak manajemen agar melakukan evaluasi secara rutin. Evaluasi tersebut meliputi pemeriksaan laporan biaya, penjualan, dan pembelian. Evaluasi yang dilakukan oleh pihak manajemen akan meningkatkan kinerja pemakai sistem informasi akuntansi. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu hanya berfokus pada satu perusahaan saja yakni PT kubota Indonesia yang berlokasi di Semarang. Penelitian selanjutnya diharapkan mampu memerluas lingkup perusahan-perusahaan lainnya. Penelitian ini menunjukkan pengaruh variabel bebas (kemampuan teknik personal dan dukungan manajemen puncak) terhadap variabel terikat (kinerja pemakai sistem informasi akuntansi) hanya sebesar 26,5%, sehingga masih ada variabel lain yang memengaruhi sebesar 73,5%. Penelitian ini juga hanya menggunakan kuesioner dan tidak disertai dengan wawancara langsung sehingga persepsi responden belum tentu mencerminkan keadaan sebenarnya. DAFTAR PUSTAKA Almilia, L.S. dan Briliantien, I. 2006. Faktorfaktor yang Memengaruhi Kinerja pemakai sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Wilayah Surabaya dan Sidoarjo, (Online), (http://spicaalmilia.files.wordpress.com, diakses 10 Februari 2016).
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016 Astuti, M.T. 2008. Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Individu (Penelitian pada SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Malang), (Online), (http://elibrary.ub.ac.id, diakses 10 Februari 2016) Bahana Solution. 2012. Software Akuntansi: Bee Accounting. (Online), (http://bahanasolution.blogspot.com, diakses 20 Agustus 2013). Bandura, A. 1977. Self-efficacy: Toward a Unifying Theory of Behavioral Change. Physicological Review. (Online), Vol. 84, No. 2, (http://www.ou.edu, diakses 12 Februari 2016) Choe, J.M. 1996. The Relationship among Performance of Accounting Information Systems, Influence Factors, and Evolution Level of Information Systems. Journal of Management Information Systems/Spring, (Online), Vol. 12, No. 4, (http:// http://www.informatik.unitrier.de/~ley/db/journals/jmis/jmis12.html, diakses 28 Mei 2013). Ermawati, D.D. 2012. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kinerja Sistem Informasi Manajemen pada PT PLN Cabang Depok, (Online), (http://repository.gunadarma.ac.id, diakses 12 Februari 2016) Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Fitri, N. 2012. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kinerja pemakai sistem informasi akuntansi pada Perusahaan Farmasi di Medan. Tesis dipublikasikan. Medan: Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Hall, J.A. (Eds). 2007. Sistem Informasi Akuntansi (edisi keempat). Jakarta: Salemba Empat. Husein, M.F. 2003. Sistem Informasi Akuntansi. Jogjakarta: UPP AMP YKPN. Indriantoro, N. dan Supomo, B. 2013. Metodolodi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Jogiyanto, HM. 2007. Sistem Informasi Keprilakuan. Yogyakarta: Andi. Komara, A. 2006. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Kinerja Pemakai Sistem Informasi Akuntansi. Jurnal Maksi. (Online), Vol. 6, No. 2,
(http://ejournal.undip.ac.id, diakses 15 Mei 2013). Moscove, S.A., Simkin, M.G., dan Bagranoff, N.A. 1990. Accounting Information Systems (4th ed). Canada: John Wiley & Sons Inc. Nisfiannoor, M. 2009. Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Nurhayanti, Y. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Kinerja Pemakai Sistem Informasi Akuntansi pada Minimarket di Wilayah Jakarta, (Online), (http://repository.gunadarma.ac.id, diakses 16 Mei 2013). Petersen, E. 2008. Self-Efficacy Theory in the Workplace, (Online), (http://smallbusiness.chron.com, 12 Februari 2016). Santosa, P.B. dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel & SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi. Santoso, S. 2008. Panduan Lengkap Menguasai SPSS 16. Jakarta: Elex Media Komputindo. Sarosa, S. 2009. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Grasindo. Sekaran, U. dan Bougie, R. 2009. Research Methods for Business: A Skill Building Approach. Fifth Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons. Sudibyo, S.K. dan Kuswanto, H. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Kinerja pemakai sistem informasi akuntansi pada PT. BPR Weleri Makmur Jawa Tengah, (Online), (http://ejurnal.stiedharmaputra-smg.ac.id, diakses 9 Februari 2016) Susilatri, Tanjung, A.R., dan Pebrina, S. 2010. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kinerja pemakai sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Kota Pekanbaru. Jurnal Ekonomi, (Online), Vol. 18, No. 2, (http://ejournal.unri.ac.id, diakses 9 Februari 2016). Wahyu. 2012. Sistem Informasi Akuntansi. (Online), (http://13071989.blogspot.com, diakses 8 Februari 2016). Wikipedia. 2013. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. (Online), (http://www.id.wikipedia.org, diakses 8 Februari 2016). Zaheras, W. 2009. Sebenarnya, Apa Arti dari Informasi Itu?. (Online),
Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016 (http://willis.comze.com, diakses 8 Februari 2016). Zein, M.I. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Kinerja pemakai sistem
informasi akuntansi pada Perusahaan Asuransi di Wilayah Bandung. (Online), (http://batik.imtelkom.ac.id, diakses 8 Februari 2016).