FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN PADA SISWA KELAS XII OTOMOTIF DAN MESIN DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SMK BINA PATRIA 2 SUKOHARJO
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Akhir Dalam Rangka Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Keperawatan
Oleh : ANDRI PURWADI NIM. 2011.1393
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
LEMBAR PERSETUJUAN
Penelitian dengan Judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan pada siswa kelas XII otomotif dan mesin Dalam Menghadapi Ujian Nasional SMK Bina Patria 2 Sukoharjo ” telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Program D III Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh :
ANDRI PURWADI NIM. 2011.1393
Pada :
Hari
: Rabu
Tanggal
: 23 juli 2014
Mengetahui,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN PADA SISWA KELAS XII OTOMOTIF DAN MESIN DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SMK BINA PATRIA 2 SUKOHARJO
Oleh : ANDRI PURWADI NIM : 2011.1393
Penelitian ini telah diseminarkan dan diujikan pada tanggal : 12 Agustus 2014
Susunan Tim Penguji :
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah dengan judul :
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN PADA SISWA KELAS XII OTOMOTIF DAN MESIN DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SMK BINA PATRIA 2 SUKOHARJO
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa, tugas akhir ini karya saya sendiri (ASLI). Dan isi dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan oleh orang lain atau kelompok lain untuk memperoleh gelar akademis disuatu Institusi Pendidikan, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan/atau diterbitkan oleh orang lain atau kelompok lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta,
Juli 2014
Andri Purwadi
iv
MOTTO
Jika kamu menyerah hanya karena kata-kata orang lain yang ingin menjatuhkanmu, berarti kamu gagal dan orang itu berhasil
Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya menang
Jangan menganggap mudah suatu persoalan dan jangan pula menganggap sulit suatu persoalan karena kalau kita menganggap mudah suatu persoalan maka kita akan takut menghadapinya
Jangan mudah menyerah walaupun itu sudah dalam injury time, percayalah kepada kemampuanmu diri sendiri karena tidak ada yang dapat menolong mu selain diri sendiri
Optimis, karena hidup terus mengalir dan kehidupan terus berputar
Kesuksesan yang didapatkan dengan kerja keras dan kemauan yang kuat Akan menghasilkan kepribadian yang hebat
v
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT penulis persembahkan karya tulis ini pada: 1. Allah SWT, yang telah memberi jalan petunjuk serta kemudahan untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 2. Bapak dan Ibukku yang telah memberikan semua kasih sayang, berjuang tanpa kenal lelah dan senantiasa memberikan dukung, doa yang tiada berakhir dan slelalu memberikan arahan dalam menjalani hidup ini. 3. Kakak tersayang Ari Sulistiyono dan Ririn Widiyaningsih serta keluargaku yang selalu memberikan motivasi, dorongan serta doa untuk keberhasilan aku. 4. Sahabat- sahabatku “ Aris, Kurniawan, Septian Adi, Shulfia Lutfi, Joko, Rifa, Sigit, dan Endud semoga kebersamaan ini akan selalu abadi. 5. Para
dosen
dan
staf
STIKES
PKU
Muhammadiyah. 6. Teman-teman senasib, seperjuangan PRODI DIII
KEPERAWATAN
STIKES
PKU
MUHAMMADIYAH SURAKARTA angkatan 2011.
7. Almamaterku tercinta
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, inayah, hidayahNya. Dialah yang sesungguhnya Maha Pemberi Petunjuk yang memberikan kekuatan, ketabahan, dan kemudahan dalam berfikir untuk menyelesaikan Karya Mini Riset ini. Sholawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, seluruh keluarga, para sahabat dan segenap pengikutnya. Sehingga penulis dapat menyusun Karya Mini Riset ini dengan lancar. Penyusun Karya Mini Riset ini mengambil judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan pada siswa kelas XII otomotif dan mesin dalam Menghadapi Ujian Nasional SMK Bina Patria 2 Sukoharjo”. Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini mengalami banyak kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan, arahan, dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka kesulitan maupun hambatan tersebut dapat teratasi. Untuk itu dalam kerendahan hati, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada: 1. Weny Hastuti, S.Kep,.M.kes selaku Ketua STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta dan dosen pembimbing I yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan pendidikan D III Keperawatan. 2. Drs Suryanto selaku direktur Kepala Sekolah SMK Bina Patria 2 Sukoharjo yang telah memberikan ijin melaksanakan penelitian. 3. Cemy Nur Fitria, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Ka. Prodi DIII Keperawatan. 4. Ida Resminawati, S.Kep.,Ns, selaku Biro Karya Tulis Ilmiah (KTI) STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta beserta staf-stafnya yang telah memberikan rekomendasi bagi penulis untuk melakukan penelitian. 5. Ika Kusuma.S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing II, dengan sabar dan bijaksana membantu dan meyumbangkan ide-idenya dalam mengoreksi, merevisi serta melengkapi dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
vii
6. Seluruh Staf pengajar Program Pendidikan DIII Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta yang telah membimbing sehingga penulis mendapat bekal dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. 7. Kedua orang tua tercinta yang telah bekerja keras untuk mendukung masa depan buah hati yang dititipkan Allah untuk mereka, yang telah memberikan kasih sayang serta kesabaran mereka untuk mendukung segalanya dalam penyelesaian KTI ini, terima kasih untuk semangat dan segalanya yang telah ayahanda dan ibunda berikan selama ini. 8. Teman-teman seperjuangan, terima kasih untuk semuanya atas semangat dan kekompakannya selama ini, baik suka maupun duka. 9. Semua pihak yang telah membantu terselesainya karya tulis ilmiah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa dalam keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan waktu yang saya miliki, masih banyak kekurangan dalam penulisan penelitian ini. Untuk itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yangterkait, kalangan akademis dan masyarakat yang berminat terhadap ilmu keperawatan.
Surakarta,
Juli 2014
Penulis
viii
ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN PADA SISWA KELAS XII OTOMOTIF DAN MESIN DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SMK BINA PATRIA 2 SUKOHARJO Andri Purwadi¹, Ika Kusuma², Weny Hastuti³
Latar Belakang :Pemerintah melalui Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan Keputusan No.153/U/2003 tentang Ujian Akhir Nasional, salah satu isinya mengenai minimal nilai kelulusan. Pada tahun 2013 pemerintah menetapkan standar nilai kelulusan 6 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai minimal 5,50 untuk dua mata pelajaran dan minimal 5,00 untuk mata pelajaran lainnya. Banyaknya siswa yang tidak lulus Ujian Nasional, menjadikan Ujian Nasional sebagai “momok” yang menakutkan. Takut gagal dalam menghadapi Ujian Nasional menjadi ancaman bagi siswa. Hasil dari wawancara di SMK Bina Patria 2 Sukoharjo yang dilakukan peneliti, banyak siswa yang mengalami kecemasan menghadapi Ujian Nasional terutama kelas XII Otomotif dan Mesin dikarenakan siswa kurang dukungan orang tua, siswa kurang belajar terlebih dahulu, siswa kurang mendekatkan diri kepada Tuhan YME. Tujuan : Mengetahui faktor-faktor yang di jumpai pada siswa kelas XII Otomotif dan Mesin SMK Bina Patria II Sukoharjo yang akan menghadapi Ujian Nasional. Metode Penelitian : Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien Seluruh Siswa Kelas XII Otomotif dan Mesin di SMK Bina Patria II Sukoharjo. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling dengan jenis Proportional random sampling. Jumlah sampel 83 responden. Instrumen yang digunakan dalam pemeriksaan nyeri menggunakan kuesioner tentang kecemasan, religiusitas dan kepercayaan diri. Teknik analisis menggunakan rumus mean, modus dan median. Hasil : Tingkat kecemasan siswa adalah dengan tingkat kecemasan ringan, sebesar 58.0% dari total sampel. Faktor yang mempengaruhi kecemasan dengan kategori percaya diri, sebesar 80,7% dari total sampel. Faktor yang mempengaruhi kecemasan dengan kategori religius, sebesar 81,9% dari total sampel. Kesimpulan : Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan dalam menghadapi ujian nasional pada siswa kelas XII SMK Bina Patria 2 Sukoharjo ialah tingkat religiusitas dan kepercayaan diri. Kata Kunci : Kecemasan, Ujian Nasional, siswa kelas XII 1. Mahasiswa program D III Keperawatan PKU Muhammadiyah Surakarta 2. Dosen pembimbing D III Keperawatan PKU Muhammadiyah Surakarta 3. Dosen pembimbing D III Keperawatan PKU Muhammadiyah Surakarta
ix
ABSTRACT FACTORS AFFECTING THE NATIONAL EXAM ANXIETY IN DEALING IN CLASS XII OTOMOTIF AND ENGINE SMK BINA PATRIA 2 SUKOHARJO Andri Purwadi¹, Ika Kusuma², Weny Hastuti³
Background : The Government through the Ministry of Education issued a decree on National Exam No.153/U/2003, one is about the minimum passing score. In 2013 the government set a standard 6 passing score for all subjects tested, with a minimum value of 5.50 for the two subjects and a minimum of 5.00 for the other subjects. The number of students who did not pass the National Exam, making the National Examination as the "specter" haunting. Fear of failure in the face of a threat of National Exam for students. The results of the interviews in SMK Bina Patria 2 Sukoharjo conducted by researchers, many students who experience anxiety Trial mainly class XII National Automotive and Engineering students due to lack of parental support, students learn less in advance, students are less draw closer to God Almighty. Objective : To determine the factors encountered in class XII Automotive and Machine SMK Bina Patria II Sukoharjo which will face the National Exam. Methods : The design used in this research is descriptive method. The population used in this study were patients Entire Class XII Student School Automotive and Engineering at SMK Bina Patria II Sukoharjo. The sampling technique used is a type of probability sampling with proportional random sampling. Total sample of 83 respondents. The instruments used in the examination of pain using questionnaires about anxiety, religiosity and selfconfidence. Engineering analysis using the formula mean, mode and median. Result : The level of anxiety is a student with a mild level of anxiety, 58.0% of the total sample. Factors affecting anxiety with confidence category, at 80.7% of the total sample. Factors affecting anxiety with the religious category, amounting to 81.9% of the total sample. Conclusion : The factors that influence anxiety in the face of national exams in class XII student of SMK Bina Patria 2 Sukoharjo is the level of religiosity and self-confidence. Keyword : Anxiety, National Exam, Student in class XII 1. Student Nursing Program D III PKU Muhammadiyah Surakarta 2. Nursing lecturer of D III PKU Muhammadiyah Surakarta 3. Nursing lecturer of D III PKU Muhammadiyah Surakarta
x
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL...................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ............................................
iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................
vi
KATA PENGANTAR ................................................................................
vii
ABSTRAK ..................................................................................................
ix
ABSTRACT ................................................................................................
x
DAFTAR ISI ...............................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................
xvi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..................................................................
3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................
3
D. Manfaat Penelitian .................................................................
3
E. Keaslian Penelitian .................................................................
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ........................................................................
7
1. Definisi Kecemasan .........................................................
7
2. Penyebab Kecemasan .......................................................
8
3. Dampak Kecemasa dalam Menghadapi Ujian Nasional ..
9
4. Sumber Koping ................................................................
9
xi
5. Mekanisme Koping ..........................................................
10
6. Jenis-jenis Kecemasan .....................................................
11
7. Penyembuhan Kecemasan secara Alami ..........................
16
8. Kecemasan Menjelang Ujian ...........................................
16
9. Faktor-faktor Kecemasan .................................................
19
10. Gangguan Kecemasan ......................................................
22
11. Tanda Gejala Gangguan Jiwa...........................................
36
B. Kerangka Teori.......................................................................
37
C. Kerangka Konsep ...................................................................
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ....................................................................
39
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................
39
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling................................
39
D. Variabel Penelitian .................................................................
41
E. Definisi Operasional...............................................................
41
F. Instrumen Penelitian...............................................................
43
G. Metode Pengolahan dan Analisa Data ...................................
44
H. Jalannya Penelitian .................................................................
49
I. Etika Penelitian ......................................................................
51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Tempat Penelitian .........................................................
53
B. Hasil Penelitian .......................................................................
54
C. Pembahasan.............................................................................
56
D. Keterbatasan Penelitian ...........................................................
60
BAB V PENUTUP A. Simpulan .................................................................................
61
B. Saran .......................................................................................
61
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori ..........................................................................
37
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ......................................................................
38
xiii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional .........................................................................
41
Tabel 3.1
Kisi-kisi Kecemasan dalam Menghadapi Ujian Nasional................
42
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Siswa ..............................
54
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan .........................................
54
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepercayaan Diri ...............................
54
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Religiusitas .........................................
54
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Kuesioner Tingkat Kecemasan Lampiran 3. Kuesioner Tingkat Kepercayaan Diri Lampiran 4. Kuesioner Tingkat Religiusitas Lampiran 5. Permohonan Menjadi Respon Lampiran 6. Analisa Data Pasien Lampiran 7. Surat Permohonan Penelitian Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian Lampiran 9. Surat Keterangan Penyelesaian Penelitian Lampiran 10.Lembar konsultasi
xv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Andri Purwadi
Tempat Tanggal Lahir: Sukoharjo, 18 Februari 1993 Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
: Bugel Kidul, Pandean, Grogol, Sukoharjo
Riwayat Pendidikan 1. 1999-2005
: SDN PANDEAN 1
2. 2005-2008
: SMPN 1 GROGOL
3. 2008-2011
: SMAN 2 SUKOHARJO
4. 2011- Sekarang : STIKES PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk menunjang pembangunan tersebut maka diperlukan peningkatan pendidikan nasional yang merata dan bermutu. Bertujuan untuk memperbaiki mutu pendidikan, pemerintah melalui Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan Keputusan No.153/U/2003 tentang Ujian Akhir Nasional, salah satu isinya mengenai minimal nilai kelulusan. Pada tahun 2013 pemerintah menetapkan standar nilai kelulusan 6 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai minimal 5,50 untuk dua mata pelajaran dan minimal 5,00 untuk mata pelajaran lainnya. Diberlakukannya standar nilai kelulusan menyebabkan banyak siswa yang tidak lulus. Siswa yang dinyatakan tidak lulus mengaku sangat kecewa karena kelulusannya hanya ditentukan oleh nilai Ujian Nasional saja. Padahal diantara mereka banyak siswa yang berprestasi bahkantelah diterima di perguruan tinggi dalam maupunluar negeri (Agustiar, Asmi: 2010). Banyaknya siswa yang tidak lulus Ujian Nasional, menjadikan Ujian Nasional sebagai “momok” yang menakutkan. Takut gagal dalam menghadapi Ujian Nasional menjadi ancaman bagi siswa. Padahal Siswa kelas XII Otomotif dan Mesin SMK Bina Patria II tidak mempunyai tiga agenda dasar 1
2
bidang pendidikan yang dipergunakan untuk menghadapi Ujian Nasional. Oleh karena itu, tidak sedikit siswa yang stres dan selalu dihinggapi kecemasan karena khawatir tidak lulus. Secara psikologis, stres diawali dengan adanya ketidak seimbangan antara tuntutan dan sumber daya yang dimiliki setiap individu, semakin tinggi kesenjangan terjadi semakin tinggi pula tingkat stress yang dialami individu, dan akan merasa terancam (Agustiar, Asmi: 2010). Kecemasan yang terjadi pada siswa yang akan menghadapi Ujian Nasional adalah normal. Namun sejauh mana siswa tersebut dapat mengatasi rasa cemasnya, tergantung pada kemampuan siswa tersebut untuk merespon kecemasan yang dialaminya. Seperti misalnya lebih meningkatkan lagi porsi belajarnya dengan ikut bimbingan belajar atau dengan mengadakan belajar kelompok. Belajar kelompok merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan siswa untuk mengatasi rasa cemasnya. Selain itu belajar juga dapat memperbesar rasa percaya diri. Namun untuk belajar diperlukan motivasi belajar. Hal itu disebabkan karena motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat dalam belajar (Winkel, 2004). Semakin tinggi motivasi belajar siswa maka semakin banyak waktu yang dihabiskan siswa untuk melakukan aktivitas belajarnya (Agustiar, Asmi: 2010). Hasil dari wawancara di SMK Bina Patria 2 Sukoharjo yang dilakukan peneliti, banyak siswa yang mengalami kecemasan menghadapi Ujian Nasional terutama kelas XII Otomotif dan Mesin dikarenakan siswa kurang dukungan orang tua, siswa kurang belajar terlebih dahulu, siswa kurang mendekatkan diri kepada Tuhan YME.
3
B. Rumusan Masalah Apakah faktor-faktor kecemasan yang di jumpai pada siswa kelas XII Otomotif dan Mesin yang akan menghadapi Ujian Nasional? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang di jumpai pada siswa kelas XII Otomotif dan Mesin SMK Bina Patria II Sukoharjo yang akan menghadapi Ujian Nasional. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristik siswa kelas XII Otomotif dan Mesin SMK Bina Patria II Sukoharjo b. Mengetahui faktor Kepercayaan diri yang menyatakan kecemasan siswa kelas XII Otomotif dan Mesin SMK Bina Patria II Sukoharjo. c. Mengetahui faktor Religiusitas yang menyatakan kecemasan siswa kelas XII Otomotif dan Mesin SMK Bina Patria II Sukoharjo. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa Menambah wawasan tentang faktor-faktor yang menyebabkan kecemasan siswa pada saat akan menghadapi Ujian Nasional agar siswa mengetahui cara menghindari kecemasan saat Ujian Nasional. 2. Bagi Keluarga Menambah wawasan tentang faktor-faktor penyebab kecemasan siswa SMK Bina Patria II pada saat Ujian Nasional, banyak anak yang kurang siap menghadapi Ujian Nasional. 3. Bagi SMK Bina Patria II Sukoharjo
4
Mengetahui faktor-faktor penyebab kecemasan siswa pada saat Ujian Nasional, banyak anak yang kurang siap menghadapi Ujian Nasional. 4. Bagi penulis Mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama di bangku pendidikan. 5. Bagi Institusi Menambah kepustakaan dan untuk bahan atau sumber data penelitian selanjutnya. E. Keaslian Penelitian 1. Wismawati (2010) dengan judul Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Dan Motivasi Belajar Pada Siswa kelas XII SMA Negeri X Jakarta Selatan. Variabel yang digunakan berupa kuesioner yang terdiri dari dua alat ukur Kecemasan. Alat ukur sikap mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Kaplan (1997) yakni berupa reaksi kecemasan yang dibagi menjadi dua yaitu psikologis dan fisiologis. Item-item pernyataan yang terdapat dalam instrumen kecemasan sebelum uji coba berjumlah 48 item dan setelah uji coba tersisa 43 item. Motivasi Belajar. Alat ukur motivasi belajar disusun oleh peneliti yang diadap-tasi dari Maria (1999), berdasarkan karak-teristik motivasi belajar yang dirangkum oleh Woolfolk dalam 6 karakteristik, yaitu sumber motivasi, tipe penentuan tujuan, tipe keterlibatan, motivasi untuk berprestasi, atribusi, dan keyakinan terhadap kemampuan. Item-item pernyataan yang terdapat dalam instrumen motivasi belajar sebelum uji coba berjumlah 72 item dan setelah uji coba
5
tersisa 38 item. (Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non eksperimental). Hasil deskripsi menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMAN ”X” Jakarta Selatan memiliki kecemasan rendah menghadapi Ujian Nasional dan memiliki motivasi belajar tinggi. Dalam temuan ini kecemasan rendah dan motivasi belajar rendah didominasi oleh siswa lakilaki. Sedangkan kecemasan tinggi dan motivasi belajar tinggi didominasi oleh siswa perempuan. Kecemasan rendah sama-sama dimiliki oleh sebagian besar siswa jurusan IPA dan IPS. Namun motivasi belajar tinggi lebih banyak dimiliki siswa jurusan IPA. Mayoritas siswa berusia 17 tahun dan sebagian besar siswa tersebut memiliki motivasi belajar tinggi. Mayoritas siswa memiliki cita-cita yang jelas dan sebagian besar siswa tersebut memiliki motivasi belajar tinggi. Mayoritas siswa tidak menderita penyakit dan sebagian besar siswa tersebut memiliki motivasi belajar tinggi. Mayoritas siswa merasa nyaman dengan kondisi lingkungan sekolahnya dan sebagian besar siswa tersebut memiliki motivasi belajar tinggi. 2. Yulia (2005) dengan judul Faktor Penyebab Kecemasan Peserta Didik dalam Menghadapi Ujian Nasional di SMP Negeri 1 Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat. Variabel yang digunakan Faktor biologis dan faktor kognitif yang menyebabkan kecemasan peserta didik dalam menghadapi ujian nasional di SMP Negeri 1 Sasak Ranah Pasisie. Sesuai dengan permasalahan jenis penelitian ini tergolong pada penelitian deskriptif. Hasil pembahasan yang menyebabkan siswa cemas yaitu: Faktor
kognitif yang menyebabkan kecemasan peserta didik dalam
6
menghadapi ujian nasional dilihat dari faktor kognitif ternyata sebanyak 92,2% berada pada kategori banyak. Meliputi aspek takut, tegang, pikiran tidak menentu, terancam, rendah diri, bingung, tidak berdaya, kurang percaya diri, dan tidak dapat memusatkan pikiran. Faktor biologis yang menyebabkan kecemasan peserta didik dalam menghadapi ujian nasional dilihat dari faktor biologis ternyata sebanyak 100% berada pada kategori banyak. Meliputi aspek jantung berdebar-debar, keluar keringat yang berlebihan, gemetar, sulit tidur, nafsu makan berkurang, dan sakit kepala.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Definisi Kecemasan Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang, dan karena itu berlangsung tidak lama. Penting sekali untuk mengingat bahwa kecemasan bisa muncul sendiri atau bergantung dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi (Ramaiah, 2003). Menurut (Suliswati, 2005: 24) kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua mahkluk hidup dalam kehidupan sehari-sehari. Kecemasan merupakan pengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat di observasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek yang spesifik. Kecemasan pada individu dapat memberikan motivasi untuk mencapai sesuatu dan merupakan sumber penting dalam usaha memelihara keseimbangan hidup. Menurut (Semiun, 2006: 263) menyebutkan bahwa kecemasan adalah
keadaan
tegang
yang
berhubungan
dengan
ketakutan,
kekhawatiran, perasaan bersalah, perasaan tidak aman, dan kebutuhan akan kepastian. 7
8
2. Penyebab Kecemasan Faktor kecemasan dalam Ujian Nasional ini bisa disebabkan oleh kondisi dan situasi ujian saat itu, meskipun materi pelajaran yang akan diujikan telah dikuasai. Selain itu juga bisa disebabkan karena waktu yang terbatas, tingkat kesulitan materi ujian, instruksi tes, bentuk pertanyaan dan hal-hal teknis lainnya. Kecemasan ini juga akan semakin meningkat melihat banyaknya siswa dan siswi yang tidak lulus dalam Ujian Nasional. Faktor lain yang menyebabkan timbulnya perasaan cemas adalah kurangnya kepercayaan diri siswa terhadap kemampuan yang ia miliki. Karena itu, banyak siswa yang merasa pesimis. Sebenarnya siswa mampu mengerjakan soal dan mendapatkan nilai yang memuaskan (Sudrajat, 2008). Siswa takut akan menghadapi ujian nasional karena kurangnya percaya diri dan kurangnya belajar. Namun karena kurangnya kepercayaan diri, sehingga mereka malah menyontek dan melakukan hal-hal curang lainnya yang terkadang membuat mereka gagal. Seharusnya siswa tidak perlu cemas menghadapi Ujian Nasional. Sebab dengan belajar tekun dan giat, berlatih mengerjakan soal-soal Ujian Nasional tahun sebelumnya dan berdoa. siswa akan mampu menyelesaikan soal-soal Ujian Nasional dengan baik dan mendapatkan hasil yang memuaskan (Sudrajat 2008).
9
3. Dampak Kecemasan Dalam Menghadapi Ujian Nasional Dampak terburuk ketika siswa gagal mengerjakan ujian adalah ketidaklulusan. Menurut Sawali (2007), secara psikologis siswa yang tidak lulus UN akan dihinggapi sikap rendah diri secara berlebihan akibat stigma "bebal dan bodoh" yang diberikan oleh orang-orang di sekitarnya. Dampak psikologis semacam ini, disadari atau tidak, memiliki daya "pembunuh" yang luar biasa terhadap motivasi anak dalam mewujudkan masa depannya (Kurniawan, 2008). 4. Sumber koping Menurut (Stuart, 2005) individu akan menanggulangi ansietas (Kecemasan)
dengan
menggunakan
sumber
koping
personality,
ekonomi/materi, sistem nilai, dukungan sosial, dan spiritual. Penelitian yang dilakukan oleh (Ratih, 2012) tentang hubungan tingkat kecemasan terhadap
koping
siswa
dalam
menghadapi
UN,
hasil
penelitian
menunjukkan bahwa koping yang dipilih setiap individu sangat berbeda tergantung jenis masalah dan lamanya masalah itu terjadi. Siswa yang mengalami kecemasan tinggi masih menggunakan koping adaptif, karena dengan koping adaptif masalah tersebut akan terselesaikan dengan baik. Mekanisme koping yang digunakan oleh siswa untuk mengatasi masalah kecemasan dalam menghadapi ujian nasional adalah meningkatkan frekuensi kegiatan ibadah (sholat, berdoa, dan zikir) dan melakukan aktivitas yang digemari (main game, jalan-jalan, dan olah raga). Sumber pendukung yang dimiliki siswa adalah orang tua, teman di sekolah dan di
10
luar sekolah, serta guru. Sedangkan hambatan bagi siswa dalam mengatasi masalah ansietas adalah rasa malas, sulit konsentrasi saat belajar, suasana belajar yang kurang kondusif, fasilitas yang kurang memadai serta karakter guru yang tidak sesuai dengan harapan siswa. 5. Mekanisme Koping Mekanisme koping menurut Bell (1996, dalam Rasmun, 2004) meliputi: 1. Mekanisme koping yang destruktif (mal adaptif) Adalah suatu keadaan dimana individu mempunyai pengalaman atau mengalami keadaan yang beresiko tinggi suatu ketidakmampuan untuk mengatasi stressor. Koping maladaptif menggambarkan individu yang mengalami kesulitan dalam beradaptasi terhadap kejadiankejadian yang sangat menekan (Carpenito, 2001). Karakteristik koping maladaptif
yaitu:
menyatakan
tidak
mampu,
tidak
mampu
menyelesaikan masalah secara efektif, perasaan lemas, takut, gangguan fisiologis, adanya stress kehidupan dan tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar. 2. Mekanisme koping yang konstruktif (adaptif) Merupakan suatu kejadian dimana individu dapat mengatur berbagai
tugas
mempertahankan
konsep
diri,
mempertahankan
hubungan dengan orang lain dan mempertahankan emosi serta pengaturan stress (Carpenito, 2001). Karakteristik mekanisme koping adaptif yaitu: dapat menceritakan secara verbal tentang perasaan,
11
mengembangkan tujuan yang realistis, dapat mengidentifikasi sumber koping, dapat mengembangkan mekanisme koping yang efektif, memilih strategi yang tepat, dan menerima dukungan. 6. Jenis-jenis Kecemasan Ada tiga klasifikasi jenis kecemasan yaitu klasifikasi menurut sumber kecemasan, klasifikasi berdasarkan lamanya sifat itu menetap, klasifikasi berdasarkan dampak kecemasan. Klasifikasi berdasarkan sumber kecemasan yaitu: kecemasan realitas, kecemasan neurotis, kecemasan moral (Ramaiah, 2003: 12). a. Kecemasan Menurut Sumber Kecemasan Klasifikasi jenis ini merupakan varian dari kecemasan yang muncul
dikarenakan
ada
bahaya
yang
mengancam.
Freud
mengemukakan tiga klasifikasi kecemasan yaitu: 1) Kecemasan Realitas Kecemasan ini merupakan kecemasan atau rasa takut akan bahaya-bahaya nyata di dunia luar, seperti banjir, gempa, runtuhnya gedung-gedung. Kecemasan realitas ini merupakan yang paling pokok, karena kedua kecemasan yang lain, kecemasan neurotis dan moral berasal dari kecemasan yang realistis ini. Kecemasan realitas yang dialami oleh ibu hamil adalah takut mati, trauma kelahiran, perasaan bersalah atau berdosa, dan sebagainya. Hal ini didasarkan (Kartono, 1992) bahwa kelahiran merupakan suatu fenomena fisiologis yang normal tetapi hal itu tidak terlepas
12
dari resiko dan bahaya kematian. Takut mati adalah takut anaknya mati maupun diri ibu itu sendiri ketika melahirkan. Trauma kelahiran dapat menimbulkan kecemasan dikarenakan ibu hamil mempercayai cerita-cerita tentang sakitnya melahirkan anak. Rasa takut yang berlebihan inilah yang menimbulkan traumatis terjadi. Ketakutan riil yang dialami oleh ibu hamil meliputi takut melahirkan bayi yang cacat, atau lahir dalam keadaan patologis, takut bayi yang dilahirkannya bernasib jelek/buruk, takut tidak diterimanya bayi oleh suami dan keluarga, takut akan ditinggalkan suami sesudah ia menjalani proses persalinan karena bentuk tubuh yang telah berubah. Hal-hal tersebut termasuk dalam kecemasan realitas yang oleh Freud merupakan kecemasan yang berasal dari bahaya-bahaya nyata di dunia luar. 2) Kecemasan Neurotis. Kecemasan neurotis adalah kecemasan terhadap tidak terkendalinya naluri yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan
yang
bisa
mendatangkan
hukuman
baginya.
Ini
berlandaskan kenyataan, sebab hukuman yang ditakutkan oleh ego individu berasal dari luar individu misalnya kecemasan terhadap kelemahan atau kekurangan yang dimilikinya dan ia berusaha menutupi kelemahannya atau kekurangan yang dimilikinya agar tidak diketahui orang lain. Kecemasan neurotik merupakan kecemasan yang berasal dari dalam tubuh individu. Gejala
13
fisiologis yang biasanya menyertai adalah ketegangan otot, kegelisahan, (agitasi), gemetar, pupil dan detak nadi cepat, susah tidur, mudah tersinggung. (Daradjat, 1983) kecemasan merupakan rasa cemas terhadap penyakit. Bentuk penyakit yang paling sederhana ialah cemas umum, dimana orang merasa cemas yang kurang jelas, tidak tertentu dan tidak ada hubungannya dengan apa-apa. Kecemasan tersebut akan mempengaruhi keseluruhan diri pribadi. Kecemasan neurotik berupa cemas akanbenda-benda/hal-hal tertentu misalnya takut melihat
darah,
serangga,
binatang-binatang
kecil,
takut
tempattinggi atau orang banyak. Ada pula cemas dalam bentuk ancaman yaitu kecemasan yang menyertai gejala-gejala gangguan dan penyakit jiwa. 3) Kecemasan Moral Ketakutan terhadap hati nurani. Orang yang das Uber Ich nya (super ego atau aspek sosiologis) berkembang baik cenderung untuk merasa berdosa apabila dia melakukan atau berpikir untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan norma-norma moral. Kecemasan moral ini juga mempunyai dasar dalam realistis, karena di masa lampau orang telah mendapatkan hukuman sebagai akibta dari perbuatan yang melanggar moral dan mungkin akan mendapat hukuman lagi. Perasaan bersalah dan berdosa meliputi hamil di luar nikah, pernikahan yang tidak direstui oleh keluarga dan ketiadaan
14
suami/keluarga pada saat hamil dan melahirkan. Perasaan bersalah dan berdosa ini muncul karena individu melakukan sesuatu yang bertentangan dengan norma-norma moral yang ada dalam masyarakat. Hal inilah yang dapat menimbulkan kecemasan secara moral. b. Klasifikasi Menurut Dampak yang Ditimbulkan Kecemasan berdasarkan sering/tidaknya kecemasan itu muncul ada dua macam. Menurut (Kartono,1992) kecemasan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: 1) Kecemasan yang Ringan Kecemasan yang ringan dibagi menjadi dua kategori yaitu ringan sebentar dan ringan lama. Kecemasan ini sangat bermanfaat bagi perkembangan kepribadian seseorang, karena kecemasan ini dapat menjadi suatu tantangan bagi seorang individu untuk mengatasinya. Kecemasan yang ringan muncul sebentar adalah suatu kecemasan yang wajar terjadi pada individu akibat situasisituasi yang mengancam dan individu tersebut tidak dapat mengatasinya sehingga timbullah kecemasan. Kecemasan ini akan bermanfaat
bagi
individu
untuk
lebih
berhati-hati
dalam
menghadapi situasi-situasi yang sama di kemudian hari.Kecemasan ringan yang lama adalah kecemasan yang dapat diatasi tetapi karena individu tersebut tidak segara mengatasi penyebab
15
munculnya kecemasan, maka kecemasan tersebut akan mengendap lama dalam diri individu. 2) Kecemasan yang Berat. Adalah kecemasan yang terlalu berat dan berakar secara mendalam dalam diri seseorang. Apabila seseorang mengalami kecemasan
semacam
ini
maka
biasanya
ia
tidak
dapat
mengatasinya. Kecemasan ini mempunyai akibat menghambat atau merugikan perkembangan kepribadian seseorang. Kecemasan ini dibagi menjadi dua yaitu kecemasan berat yang sebentar dan lama. Kecemasan
yang
berat
tetapi
munculnya
sebentar
dapat
menimbulkan traumatis pada individu jika menghadapi situasi yang sama dengan situasi penyebab munculnya kecemasan. Jika individu mampu menemukan suber kecemasannya maka kecemasan akan hilang. Kecemasan yang berat tetapi munculnya lamaakan merusak kepribadian individu. Hal ini akan berlangsung terus menerus bertahun-tahun dan dapat meruak proses kognisi individu. Kecemasan yang berat dan lama akan menimbulkan berbagai macam penyakit seperti darah tinggi, tachycardia (percepatan darah), excited (heboh, gempar). Kecemasan jenis ini biasanya tidak datang hanya sesekali, tetapi hampir setiap waktu, lebih dari enam bulan. Individu yang mengalaminya menjadi sangat peka,
16
sehingga sering mengeluh, mudahterkejut, merasa terpojok, cepat tersinggung, susah konsentrasi, dan tidurnya terganggu. 7. Penyembuhan kecemasan secara alami Ramaiah, 2003 Penyebuhan secara alami menyarankan teknikteknik relaksasi, perilaku pendukung dan pemberian semangat dari keluarga dan sahabat, latihan serta diet untuk mengatasi kecemasan. Dalam kasus kecemasan yang berat dan beralut-larut, maka konseling dan bentuk-bentuk pengobatan oleh seorang ahli psikiatri mungkin diperlukan. Juga penting untuk hidup dalam suasana yang menyenangkan dengan banyak udara segar, sinar matahari, dan tempat yang tenang dan sepi untuk bersantai serta melakukan latihan dan mengkonsumsi makanan alami. Yang terpenting, perlunya mengembangkan pengendalian diri dan memungkinkan tetap tenang dalam situasi stres dan tegang. a. Pengendalian diri Cara paling tepat untuk mengendalikan kecemasan adalah bersantai. Coba analisis kondisi dan situasi yang menyebabkan kecemasan dan situasi yang menyebabkan kecemasan dan identifikasi pilihan-pilihan atau solusinya. Pilih salah satu pilihan atau solusi yang menurut
anda
paling
cocok
untuk
anda.
Upayakan
untuk
mengembangkan sikap yang positif. b. Dukungan Dukungan dari keluarga dan teman-teman dapat memberikan kesembuhan
sementara
namun
tidak
dapat
mencegah
atau
17
menyembuhkan
kecemasan.
Carilah
bantuan
mereka
dalam
mengidentifikasi solusinya dan terapkan. Dukungan mereka juga membantu anda melakukan kegiatan yang anda sukai dan dapat membantu
anda mengarahkan pikiran anda dalam cara-cara yang
efektif. c. Tindakan-tindakan fisik Solusi pengobatan dengan udara, air, lumpur, dan latihanlatihan fisik, khususnya yoga, sangat efektif untuk pengembangan sikap yang positif dan untuk bersantai. d. Tidur Tidur selama enam sampai delapan jam malam hari akan mengembalikan tenaga yang anda habiskan sepanjang siang hari. Kebiasaan melakukan meditasi shavasana (sejenis yoga) dan melakukan tarik nafas dalam-dalam akan membantu anda untuk tidur lebih nyenyak. Sangat penting untuk di ingat bahwa anda sebaiknya tidur antara dua atau tiga jam setelah makan malam, sehingga makanan dicerna dengan baik. e. Musik Berbagai studi penelitian dengan menyakinkan menandakan bahwa mendengarkan musik lembut dapat menenangkan pikiran dan mempercepat kesembuhan ketika sakit.
18
8. Kecemasan Menjelang Ujian Sudrajat (2008) menyatakan kecemasan dalam ujian merupakan faktor penghambat dalam belajar yang dapat mengganggu kinerja fungsifungsi psikologis seseorang, seperti dalam berkonsentrasi, mengingat, takut gagal, pembentukan konsep dan pemecahan masalah. Pada tingkat kronis dan akut, gejala kecemasan dapat berbentuk gangguan fisik (somatik), seperti gangguan pada saluran pencernaan, sering buang air, gangguan jantung, sesak di dada, gemetaran bahkan pingsan. Hasan (2007) menyatakan bahwa siswa mungkin membayangkan tingkat kesulitan soal yang sangat tinggi, sehingga memicu kecemasan mereka yang tidak hanya soal yang sulit saja yang tidak dapat mereka jawab, tetapi juga soal-soal yang mudah yang sebenarnya sudah mereka kuasai. Wujud dari rasa cemas ini bermacam-macam, seperti jantung berdebar lebih keras, keringat dingin, tangan gemetar, tidak bisa berkonsentrasi, kesulitan dalam mengingat, gelisah, atau tidak bisa tidur malam sebelum tes. Penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa kecemasan menjelang ujian adalah suatu keadaan emosional yang tidak menyenangkan yang terjadi menjelang ujian di sekolah yang ditandai adanya reaksi fisik dan psikis. Reaksi fisik seperti gangguan jantung, sesak di dada/gangguan pernafasan, gemetaran, berkeringat, gangguan pada saluran pencernaan dan sering buang air. Sedangkan reaksi psikis meliputi, sulit konsentrasi,
19
kesulitan dalam mengingat, gelisah, gangguan tidur, takut akan kegagalan yang semuanya kita alami dalam tingkat yang berbeda-beda. Melihat
dampak-dampak
yang
ditimbulkan
akibat
siswa
mengalami kecemasan, maka perlu diberikan suatu usaha untuk mencegah dan mengurangi masalah kecemasan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi khusus yang dapat membantu mengurangi kecemasan tersebut. Salah satu strategi yang dapat mengurangi kecemasan adalah strategi relaksasi. Penerapan strategi relaksasi dipilih sebagai salah satu alternatif
untuk membantu siswa mengurangi kecemasan terutama
kecemasan menjelang ujian. 9. Faktor-faktor kecemasan Menurut Nevid, dkk (2005: 196), kecemasan dipengaruhi beberapa faktor, yaitu: 1) Faktor sosial lingkungan Meliputi pemaparan terhadap peristiwa yang mengancam atau traumatis, mengamati respon takut pada orang lain, dan kurangnya dukungan sosial. Faktor sosial lingkungan yang menyebabkan kecemasan karena kurangnya dukungan atara keluarga, lingkungan sekitar, teman-teman dekat. 2) Faktor biologis Meliputi predisposisi genetis, ireguaritas dalam fungsi neurotransmiter, dan abnormalitas dalam jalur otak yang memberi sinyal bahaya atau yang menghambat tingkah laku repetitif.
20
3) Faktor behavioral Meliputi pemasangan stimuli aversif dan stimuli yang sebelumnya netral, kelegaan dari kecemasan karena melakukan ritual kompulsif atau menghindari stimuli fobik, dan kurangnya kesempatan untuk pemunahan karena penghindaran terhadap objek atau situasi yang ditakuti. 4) Faktor kognitif Meliputi konflik pdikologis yang tidak terselesaikan (Freudian atau teori psikodinamika), faktor-faktor kognitif seperti prediksi berlebihan
tentang
ketakutan,
keyakinan-keyakinan
yang
self
defeating (mengalahkan diri sendiri), ukuran keakuratan tes yaitu seberapa besar kemungkinan tes untuk mendeteksi positif orang-orang yang memiliki penyakit atau kondis) berlebih terhadap ancaman, sensivitas kecemasan, salah atribusi dari sinyal- sinyal tubuh, dan self efficacy (penilaian seseorang terhadap kemampuan diri yang disesuaikan dengan hasil yang dicapai) yang rendah. 5) Kepercayaan Diri Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan ynag dihadapinya (Fatimah, 2006: 149). Menurut Angelis (2005: 5) menjelaskan bahwa kepercayaan diri adalah sesuatu yang harus mampu menyalurkan segala yang kita ketahui dan yang kita kerjakan. Kepercayaan diri ini
21
mengandung maksud bahwa sesungguhnya kepercayaan diri terbentuk bukan dari apa yang kita perbuat, namun terbentuk dari keyakinan atau kesediaan diri bahwa segala yang dihasilkan berada dalam batasbatas kemampuan dan keinginan pribadi. Pengaruh kecemasan siswa tidak percaya diri dan perdaya diri sebelum Ujian Nasional dilaksanakan, kurangnya siswa belajar sebelum Ujian Nasional di laksanakan, kurangnya siswa berdoa sebelum Ujian Nasional dilaksanakan. Semakin tinggi kepercayaan diri yang dimiliki siswa maka semakin rendah tingkat kecemasan menghadapi Ujian Nasional, sebaliknya semakin rendah kepercayaan diri yang dimiliki maka semakin tinggi tingkat kecemasan menghadapi Ujian Nasional. 6) Religiusitas Glock dan Stark (dalam Ancok, 2005) Religiusitas adalah seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa tekun pelaksanaan ibadah dan seberapa dalam penghayatan agama yang dianut seseorang. Pengaruh religiusitas terhadap kecemasan. Siswa yang taat menjalankan perintah agama yang terdiri dari lima dimensi yaitu dimensi keyakinan, dimensi ritualistik, dimensi eksperiensial, dimensi intelektual,
dan
dimensi
konsekuensial,
benar-benar
dihayati
dilaksanakan semampunya disertai dengan kesadaran akan keberadaan dirinya serta keikhlasan semata-mata hanya mengharapkan keridhaan Allah SWT, maka keadaan yang demikian ini akan sangat
22
mempengaruhi kecemasan siswa saat siswa tersebut menghadapi Ujian Nasional (Robert: 2000, 119). 10. Gangguan Kecemasan a. Obsesif Kompuilsif 1) Definisi Obsesif kompulsif ditandai dengan adanya dorongan keinginan yang saat kuat terhadap suatu hal (obsesi) dan desakan melakukan suatu tindakan demi ketenangan jiwanya (kompulsi). Jadi obsesif kompulsif berasal dari dua kata, yaitu obsesi yang berarti keinginan yang sangat kuat terhadap suatu gagasan, khayalan, atau dorongan yang berulang-ulang untuk melakukan sesuatu
yang
menggunakan
sebenarnya penderitanya.
tidak Obsesi
disukai
dan
terhadap
cenderung
hal-hal
yang
terkadang tampak sepele, tidak masuk akal, konyol, aneh, atau menggelikan; dan kompulsi yang berati desakan atau paksaan dari dalam diri untuk melakukan sesuatu yang akan menghapus rasa ketidaknyamanannya akibat dorongan obsesi (Junaidi, 2012: 62). 2) Penyebab Para ahli belum mengetahui dengan pasti, kanapa penyakit ini bisa terjadi. 3) Gejala Penderita sangat dikuasai keadaaan obsesi pada hal-hal yang
sebetulnya
tidak
jelas
faedahnya,
misalnya
berupa
23
kegelisahan
terhadap
pencemaran,
keraguan-
raguan,
rasa
kehilangan sesuatu, atau seperti sedang dikejar sesuatu. 4) Diagnosa Diagnosa
biasanya
ditegakkan
penuturan
penderita
mengenai perilakunya yang dilakukan berulang-ulang dengan alasan yang tidak jelas demi mengatasi ketakutannnya. 5) Pengobatan Terapi pemaparan merupakan sejenis terapi perilaku yang bisa membantu mengatasi penyakit ini. Penderita diperhadapkan kepada situasi atau orang yang memicu timbulnya obsesi maupun rasa tidak nyamannya. Rasa tidak nyaman atau kecemasan secara bertahap akan berkurang juka penderita mencegah dirinya melakukan tindakan selama dihadapkan pada pencetusnya. Dengan cara ini, penderita didasarkan bahwa untuk menghilangkan ketakutan atau rasa tidak tenangnya, tidak perlu melakukan tindakan berulang-ulang atau yang aneh-aneh. Obat-obatan yang efektif untuk mengatasi penyakit obsesif kkompulsif adalah: 1. Clomipramine HCI: dosis awal 10 mg, lalu ditingkatkan bertahap 30-250 mg/hari. 2. Fluoxetine: dosis 20 mg/ hari, maksimum pemberian 80 mg/hari.
24
3. Fluevoxsamine maleate: dosis 50-100 mg sekali sehari, maksimum 300 mg/hari. 4. Obat anti depresi lainya. b. Panik 1) Definisi Panik merupakan kecemasan akut yang sangat habat, yang disertai dengan gejala-gejala lain pada tubuh. Serangan panik dapat muncul pada setiap jenis penyakit kecemasan dan biasanya merupakan respons terhadap suatu keadaan tertentu yang terkait dengan faktor utama dari sesuatu yang ditakuti. Sesuatu yang ditakuti sangat beragam, apapun bisa, baik benda hidup atau benda mati (Junaidi, 2012: 102). 2) Gejala Serangan panik sering tak terduga atau terjadi tanpa alasan yang jelas sehingga penderita sering mengantisipasi dan khawatir terjadi serangan berikutnya atau tersebut dengan kecemasan antisipator. Karena kekhawatirannya, penderita akan selalu waspada dan menhindari tempat-tempat dimana mereka pernah mengalami serangan panik yang disebut agofabia. Sesuatu serangan panik yang tiba-tiba akan menyebabkan minimal 4 dari beberapa gejala atau tanda-tanda dibawah ini: -
Terserang sesak napas
-
Pusing, bingung
25
-
Pingsan
-
Denyut jantung cepat
-
Gemetar
-
Berkeringat
-
Leher seperti dicekik
-
Mual, sakit perut
-
Merasa di dunia lain/tidak nyata, aneh atau terpisah dari lingkungannya.
-
Terjadi mati rasa atau kesemutan
-
Wajah memerah
-
Menggigil
-
Nyeri atau rasa tidak enak di dada
-
Takut mati
-
Takut menjadi gila atau lepas kendali Gejala serangan panik juga melibatkan organ vital, seperti
organ jantung dan paru-paru sehingga penderita sering khawatir bahwa mereka memiliki masalah kesehatan yang berbahaya. Serangan panik menimbulkan rasa tidak nyaman, namun serangan ini biasanya tidak berbahaya. 3) Pengobatan Sebagian besar penderita akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan, beberapa diantaranya berkembang menjadi penyakit panik. Penyembuhan tanpa pengobatan mungkin saja
26
terjadi, termasuk pada penderita yang mengalami serangan panik berulang atau mengalami kecemasan antisipator. Respons yang lebih baik terhadap pengobatan akan terjadi jika penderita memahami bahwa penyakit panik melibatkan proses biologis dan psikis. Obat-obatan dan psikoterapi biasanya dapat mengendalikan gejala-gejalanya. a) Obat-obatan Semua golongan obat antidepresi telah terbukti bermanfaat mengatasi penyakit panik, diantaranya golongan: a. Trisiklik, contohnya imipramin b. Monoamin oxidase inhibitors, contohnya fenelzin c. Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), contohnya fluoksetin Obat yang sering digunakan untuk mengobati penyakit panik adalah obat yang memiliki efek antidepresi dan anticemas, contohnya benzodiazepin. Benzodiazepin bekerja lebih cepat dari pada obat dengan efek antidepresi saja, tetapi bisa menyebabkan ketergantungan obat dan menimbulkan efek samping seperti rasa mengantuk, gangguan koordinasi, dan reaksi tubuh menjadi lambat. SSRIs lebih disukai karena efek sampingnya lebih kecil dan efek ketergantungan obat rendah. Lama pemberian obat antipanik disesuaikan dengan respons penderita. Jika serangan panik timbul kembali setelah
27
pemakaian obat dihentikan maka obat harus diminum lebih lama lagi. b) Terapi pemaparan Merupakan terapi perilaku dimana penderita secara berulang-ulang dihadapkan kepada hal-hal/kejadian yang memicu
terjadinya
serangan
panik.
Terapi
pemaparan
seringkali membantu mengurangi ketakutan penderita dan dilakukan sampai penderita mencapai rasa nyaman yang tinggi saat dihadapkan pada sumber penyebab ketakutannya. c) Psikoterapi Dilakukan untuk membantu penderita mengatasi berbagai pertentangan psikis yang mungkin melatarbelakangi perasaan dan perilaku takutnya. Penderita diberi pengertian bahwa apa yang mereka takutkan sebenarnya tidak seperti yang mereka asumsikan sebagai hal yang berbahaya. Itu hanya cara pikir yang kurang tepat dan apa yang ditakuti sebenarnya tidak membahayakan dirinya. Jadi penderita didorong untuk berani menghadapi hal atau keadaan apapun yang membuat mereka takut dan membuktikan bahwa ternyata apa yang ditakuti itu sebenarnya tidak pernah terjadi.
28
c. Paranoia 1) Definisi Paranoia berasal dari bahasa Yunani, para artinya terletak disamping, sedangkan noos berarti pikiran. Jadi arti bebasnya adalah pikiran yang tidak fokus atau tidak terkendali. Paranoia merupakan salah satu dari sekian banyak gangguan kejiwaan yang kerap ditemukan dalam masyarakat (Junaidi, 2012: 119). 2) Pengobatan Pada umumnya, gangguan paranoia dapat diobati dengan obat neuroleptika. Salah satu yang paling ampuh adalah menggunakan obat antihalusinasi dan obat antiwaham. Selain dengan obat juga diterapi melalui perilaku kognitif dengan memanipulasi cara berpikir sehingga penderita diharapkan mampu menyingkirkan sendiri cara berpikirnya yang salah. Bila gangguan waham dan halusinasinya tetap muncul sekalipun telah diobati maka dapat digunakan terapi kejut listrik atau dilakukan operasi psikosirurgi, yaitu dengan memotong bagian otak tertentu guna menghilangkan waham atau halusinasi yang terus-menerus menghantuinya. Penderita harus cepat diterapi, sebab jika penderita terus-menerus mengalami gangguan waham paranoid, lama-lama ia menjadi terbiasa hidup dengan wahamnya itu sehingga akan sulit membedakan peristiwa atau fenomena abnormal dengan nyata.
29
Pendekatan pada anggota keluarga sangatlah penting, yaitu dengan memberikan pengertian sehingga secara psikologis meraka dapat
berperilaku
kesembuhan.
yang
Hendaknya
menunjang keluarga
dan
dapat
membantu
memberikan
pengertian
sepenuhnya, menjadi pendamping yang tulus, dan menjadi pembimbing serta pendidiknya. Sikap tegas positif dari anggota keluarganya perlu diterapkan agar penderita bisa dibimbing ke arah yang baik menuju pada kesembuhan. d. Depresi 1) Definisi Depresi adalah suatu perasaan sedih yang sangat mendalam yang terjadi setelah mengalami suatu peristiwa dramatis atau menyedihkan, misalnya kehilangan seseorang yang disayangi, tidak lulus ujian nasional. Seseorang bisa jatuh dalam kondisi depresi jika ia terus-menerus memikirkan kejadian pahit, menyakitkan, keterpurukan dan peristiwa sedih yang menimpanya dalam waktu lama melebihi waktu normal (Junaidi, 2012: 124). 2) Penyebab Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang cenderung menderita depresi, antara lain: -
Faktor bawaan/genetik
-
Efek samping obat
-
Kepribadian tertutup
30
-
Peristiwa emosional (terutama kehilangan sesuatu yang disayangi dan sangat berarti)
-
Akibat gangguan atau penyakit tubuh
-
Perubahan kadar hormon yang drastis
-
Penyebab lain yang belum diketahui
3) Gejala Gejala depresi muncul secara bertahap selama beberapa hari atau minggu. Penderita tampak tenang dan sedih atau mudah tersinggung dan cemas datang silih berganti, lama-lama gejala tersebut bertambah berat dan menetap. Gejala depresi yang paling serius adalah pemikiran tentang bunuh diri. 4) Pengobatan Pengobatan depresi tidak harus sampai dirawat dirumah sakit. Penderita harus dirawat dirumah sakit apabila: -
Memiliki kecenderungan untuk bunuh diri atau merencanakan tindakan bunuh diri
-
Penurunan ekstrim nafsu makan sehingga penderita terlalu lemah karena berat badannya turun drastis
-
Memiliki resiko terjadinya keadaan gawat, misalnya penyakit jantung atau stroke pendarahan karena penderita sangat gelisah. Beberapa obat yang dapat digunakan untuk terapi depresi,
diantaranya.
31
a. Antidepresi trisiklik Contoh obat golongan trisiklik adalah clomipramine HCI dan imipramine HCI. Efek samping obat ini adalah mengantuk dan penambahan berat badan. Obat ini juga menyebabkan
peningkatan
denyut
jantung,
penurunan
tekanan darah ketika penderita berdiri, pandangan kabur, mulut kering, linglung, sembelit, kesulitan untuk memulai berkemih, dan orgasme yang tertunda. b. Obat dengan efek antikolinergik Lebih sering terjadi pada usia lanjut. Antidepresi yang mirip dengan trisiklik memiliki efek samping yang berbeda, misalnya: -
Venlafaksin bisa menyebabkan kenaikan tekanan darah
-
Trazodon menyebabkan priapisme (nyeri ketika ereksi)
-
Maprotilin bisa menyababkan kejang
c. Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) contoh golongan obat ini adalah sertraline HCI dan paroxetine HCI. Efek sampingnya lebih sedikit dan biasanya lebih aman digunakan pada penderita depresi yang disertai kelainan jiwa. Efek yang samping yang terjadi berupa mual, diare dan sakit kepala ringandan dan akan segera menghilang jika pemakaian obat dilanjutkan.
32
11. Tanda Gejala Ganguan Jiwa a. Ganguan kognisi Kognisi adalah suatu proses mental yang dengannya seseorang individu
menyadari
dan
mempertahankan
hubungan
dengan
lingkungannya baik lingkungan dalam maupun lingkungan luarnya (fungsi mengenal) (Yosep, 2011: 77). b. Gangguan perhatian Perhatian adalah pemutusan dan konsentrasi energi menilai dalam suatu proses kognitif yang timbul dari luar akibat suatu rangsang. Agar suatu perhatian dapat memperoleh hasil, harus ada 3 syarat yang dipenuhi yaitu: inhibisi, disini semua rangsang yang tidak termasuk objek perhatian harus disingkirkan; Apersepsi, yang dikemukakan hanya hal yang berhubungan erat dengan objek perhatian; Adoptasi, alat-alat yang digunakan harus berfungsi baik karena diperlukan untuk penyesuaian terhadap objek pekerjaan (Yosep, 2011: 80). c. Ganguan ingatan Ingatan (kenangan, memori) adalah kesanggupan untuk mencatat, menyimpan, memproduksi isi dan tanda-tanda kesadaran. Jadi proses ingatan terdiri dari 3 unsur yaitu: pencatat (mencamkan, reception and registration), penyimpanan (menahan, retention, preservation), pemanggilan kembali (recalling) (Yosep, 2011: 80).
33
d. Gangguan asosiasi Asosiasi adalah proses mental perasaan, kesan atau gambaran ingatan cenderung untuk menimbulkan kesan atau gambaran ingatan respon/konsep lain, yang memang sebelumnya berkaitan. Dalam kehidupan mental normal, proses asosiasi terjadi secara terus menerus dengan pola-pola tertentu. Faktor-faktor yang menentukan pola-pola dalam proses asosiasi antara lain (Yosep, 2011: 81): -
Keadaan lingkungan pada saat itu.
-
Kejadian-kejadian yang baru terjadi.
-
Pelajaran dan pengalaman sebelumnya.
-
Harapan-harapan dan kebiasaan seseorang.
-
Kebutuhan dan riwayat emosionalnya.
e. Gangguan pertimbangan Pertimbangan (penilaitan) adalah suatu proses mental untuk membandingkan / menilai beberapa pilihan dalam suatu kerangka kerja dengan memberikan nilai-nilai untuk memutuskan maksud dan tujuan dari suatu aktivitas. Membandingkan di sini meliputi istilah tentang “besarnya kepentingan”, “kebenarannya”, “kebaikannya”, “kecantikannya”, dan sebaginya. Tiga hal yang akan mendukung berfungsinya pertimbangan yaitu: Aparat sensoris yang mampu dan mempunyai persepsi diskriminasi yang Aparat motoris yang mempunyai keterampilan atau kemampuan untuk memutuskan serta
34
adanya meknisme inhibisi untuk aktivitas yang berlebihan ) (Yosep, 2011: 82). f. Gangguan pikiran Pikiran umum adalah meletakan hubungan antara berbagai dari pengetahuan seseoran. Berpikir merupakan suatu proses dalam mempersatukan atau menghubungkan ide-ide dengan membayangkan, membentuk pengertian untuk menarik kesimpulan, serta proses-proses yang lain untuk membentuk ide-ide baru. Jadi dalam proses berpikir meliputi proses pertimbangan pemahaman, ingatan serta penalaran. Beberapa ganguan proses berpikir meliputi: ganguan bentuk pikiran (produksi), gangguan arus atau jalan pikiran, gangguan isi pikiran (Yosep, 2011: 82). g. Gangguan kesadaran Kesadaran adalah kemampuan seseorang untuk mengadakan hubungan dengan lingkungan serta dirinya sendiri melalui panca indra dan mengadakan pembatasan terhadap lingkungan serta diri sendirinya. Bila kesadaran itu baik, maka terjadi orientasi (waktu tempat dan orang) dan pengertian yang baik pula serta informasi akan digunakan secara efektif (melalui ingatan dan pertimbangan). Bentuk gangguan kesadaran: kesadaran kuantitatif, kesadaran kualitatif, gangguan orientasi (Yosep, 2011: 86).
35
h. Gangguan kemauan Kemauan adalah suatu proses dimana keinginan-keinginan dipertimbangkan untuk kemudian diputuskan untuk dilaksanakan sampai mencapai tujuan. Adapun bentuk-bentuk gangguan kemauan: Abulia (kemauan yang lemah), Negativisme (ketidak sanggupan dalam bertindak atas sugesti dan tidak jarang terjadi melaksanakan sesuatu yang bertentangan dengan yang disugestikan), Rigiditas (kekakuan), Kompulsi (keadaan seseorang merasa didorong untuk melakukan suatu tindakan). i. Gangguan emosi dan efek Emosi adalah suatu pengalaman yang sadar dan memberikan pengaruh pada aktivitas tubuh dan menghasilkan sensasi organis dan kinetis. Efek adalah kehidupan perasaan atau nada perasaan emosional seseorang, menyenangkan atau tidak, yang menyertai suatu pikiran, biasa berlangsung lama dan jarang disertai komponen fisiologik. Bentuk-bentuk gangguan emosi dan efek: Euforia (emosi yang menyenagkan, masa riang, senang, gembira, bahagia yang berlebihan), Elasi (Eforia yang berlebihan disertai motorik sering merupakan emosi yang berubah atau mudah tersinggung), Eksaltasi (Elasi yang berlebihan dan biasanya disertai dengan sikap kebesaran), Eklasi (kegairahan yang berlebihan disertai rasa aman, damai, dan tenang), Inappropiate afek (afek yang tidak sesuai contoh: tertawa disaat ada suatu musibah), Afek yang kaku (rigid), Emosi labil (ketidak setabilan
36
yang berlebihan emosional), Cemas dan depresi (yang terlihat dari ekspresi muka atau tingkah laku (Yosep, 2011: 88). j. Gangguan psikomotor Psikomotor adalah gerakan badan yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa, sehingga merupakan afek bersama yang mengenai daban dan jiwa. Bentuk-bentuk gangguan psikomotor: Aktivitas yang menigkat, Aktivitas yang menurun, Aktivitas yang terganggu atau tidak sesuai, Aktivitas yang berulang-ulang, Otomatisme perintah dia menurut sebuah perintah secara otomatis tanpa disadari, Negativisme, Aversi (Yosep, 2011: 89).
37
B. Kerangka Teori Faktor-faktor Kecemasan 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Faktor sosial lingkungan Faktor biologis Faktor behavioral Faktor kognitif Faktor Tidak Percaya Diri Religiusitas
Kecemasan Siswa: Perilaku Siswa: Menghadapi Ujian Nasional
1. 2. 3. 4.
Tidak Cemas Cemas Ringan Cemas Sedang Sangat Cemas
Gambar: 2.1 Kerangka Teori Sumber : Prasetya, (2012), Hawari (2010), Zolnowski, (2012). Keterangan: : Tidak diteliti : Diteliti
38
C. Kerangka Konsep Kecemasan Siswa: 1. 2. 3. 4.
Tidak Cemas Cemas Ringan Cemas Sedang Sangat Cemas
Faktor-faktor Kecemasan 1. Religiusitas 2. Tidak percayaan Diri
Gambar: 2.2 Kerangka Konsep
39
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan Deskriptif kuantitatif dengan menggunakan
metode
analisa
data
secara
kuantitatif.
Penelitian
deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Penelitian
deskriptif
ditujukan
untuk
mendeskripsikan
atau
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah atau rekayasa manusia.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di SMK Bina Patria II Sukoharjo pada Tanggal 9 April 2014.
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitan ini adalah Seluruh Siswa Siswi Kelas XII Otomotif dan Mesin di SMK Bina Patria II Sukoharjo, siswa yang cemas dalam menghadapi Ujian Nasional berjumlah kelas Otomotif dan Mesin 480 siswa.
39
40
2. Sampel Siswa yang menjadi sampel penelitian adalah siswa yang duduk di kelas XII baik jurusan Otomotif maupun Teknik Mesin di SMK Bina Patria II Sukoharjo. Besarnya sampel dalam penelitian ini harus reprensentative bagi populasi. Menurut Nursalam (2011), karena jumlah populasi kurang dari 10.000 maka penentuan jumlah sampel menggunakan rumus : n=
N 1 + N (d2)
n=
480 1 + 480 (0,11)2
n=
480
= 83 (hasil pembulatan dari 82,75)
1+4,8 Keterang : n : besarnya sampel N : tingkat kepercayaan yang ditetapkan d : besarnya populasi 3. Teknik Sampling Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan jenis Proportional random sampling. Teknik sampling adalah cara menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representative atau sesuai dengan tujuan penelitian (Setiawan, 2011: 24).
41
D. Variabel Penelitian Faktor-faktor yang diambil atau yang digunakan peneliti yaitu Faktor kecemasan, religiusitas, tidak religiusitas, kepercayaan diri, tidak percaya diri dalam menghadapi Ujian Nasional dan penyebab Kecemasan itu timbul.
E. Definisi Operasional Dari variabel kunci yang peneliti gunakan dapat didefinisikan sebagai berikut: Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Kecemasan
Religiusitas
Definisi Alat Ukur Operasional Perasaan bimbang Kuesioner dan gugup dalam menjalani suatu keadaan yang sangat penting atau ketidak siapan siswa sebelum menghadapi Ujian Nasional.
Skala Pengukuran Ordinal
Seberapa kokoh Kuesioner keyakinan, ketekunan ibadah dan seberapa penghayatan agama yang dianutnya sebelum Ujian Nasional.
Nominal
Hasil Ukur Menghitung hasil jawaban kuesioner skore tidak cemas 0-25%, cemas ringan 26-50%, cemas sedang 51-75%, cemas berat 76-85% . Ya (Jika siswa sebelum menghadapi ujian nasional siswa melakukan ibadah dan berdoa terlebih dahulu) hasil jawaban kuesioner
42
Tidak Tidak percaya diri Kuesioner Kepercayaan merupakan suatu Diri sikap yang kurang yakin akan dirinya sendiri sebelum Ujian Nasional dimulai.
Ordinal
skore 0-40% Tidak (jika siswa sebelum menghadapi ujian nasional siswa tidak melakukan ibadah dan berdoa terlebih dahulu) hasil jawaban kuisioner skore 41-90% Menghitung hasil jawaban kuesioner diperkirakan skore Tidak percaya diri 090% Ya (jika siswa yakin akan dirinya sendiri bisa menghadapi ujian nasional dan sebelum ujian nasional siswa melakukan belajar terlebih dahulu) hasil jawaban kuesioner diperkirakan 0-35% Tidak (jika siswa kurang dan tidak yakin pada dirinya sendiri disaat ujian nasional dan siswa kurang belajar
43
terlebih dahulu) hasil jawaban kuesioner diperkirakan 36-90%
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian atau alat pengumpulan data disusun untuk memperoleh data yang sesuai (baik data kualitatif maupun data kuantitatif). Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah (Suryono, 2011: 53). Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuisioner. Kuisioner adalah seperengkat pernyataan atau pertanyaan tertulis yang ditujukan pada responden untuk dijawab (Sulistyaningsih, 2011: 63). Untuk mengetahui alat ukur (Kuisioner) yang penelitian buat ini dapat digunakan dalam pengambilan data, maka penelitian melaksanakan Uji Validitas dan Reliabilitas, sedangkan alat yang digunakan adalah Kuisioner untuk mengukur tingkat kecemasan dan faktor-faktor kecemasan.
44
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kecemasan Siswa Dalam Menghadapi Ujian Nasional Variabel
Indikator
Butir Positif
Butir Negatif
Kecemasan
Kekhawatiran menghadapi Ujian Nasional
2,5,8,11,14
1,4,7,10,13, 15,16,17,18,19 20,21
Religiusitas
Keyakinan, merasa bergantung dan berserah diri kepada Tuhan YME. Sebelum Ujian Nasional dimulai
1,2,4,5,6,9,10
3,7,8,11,12
Kepercayaan diri
Dengan belajar sungguhsungguh dan berdoa merasara percaya diri sebelum Ujian Nasional.
2,3,5,6,10
1,4,7,8,9
G. Metode Pengelolahan Data dan Analisa Data 1. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan cara penelitian untuk mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian (Hidayat, 2007: 52). Data dalam penelitian dapat dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.
45
a) Data primer Data primer adalah data yang didapat langsung dari responden atau informasi secara langsung (Arikunto, 2006:43) Data primer, dikatakan data primer bila pengumpulan data dilakukan secara langsung oleh peneliti terhadap sasaran. Dalam penelitian ini data diperoleh dari pengisian Kuisioner. b) Data sekunder Data sekunder adalah data yang digunakan sebagai pendukung data primer dari penelitian yang berupa buku, literature dan lain sebagainya (Hidayat, 2007 : 53). Data sekunder, apabila pengumpulan data yang diingini diperoleh dari orang lain atau tempat lain dan bukan dilakukan oleh peneliti sendiri dengan langkah: 1) Penelitian meminta izin kepada Kepala Sekolah SMK Bina Patria II Sukoharjo. 2) Setelah mendapatkan izin lalu mencatat siswa yang Otomotif dan Tehnik mesin di SMK Bina Patria II Sukoharjo. 3) Peneliti
membagikan
lembar
Kuisioner
pada
siswa
dan
mempersilahkan responden untuk mengisi Kuisioner sesuai petunjuk. Proses pengolahan data pada penelitian ini dengan tahap-tahap sebagai berikut:
46
1) Penyusunan Data yang sudah terkumpul selanjutnya disusun untuk memudahkan pengolahan data. a) Entry data Data hasil dari jawaban responden kemudian dimasukan kedalam komputer untuk disusun sesuai dengan jenis dan juga ciri data tersebut yang disini disebut entry data (memasukkan data). b) Editing Setelah dimasukkan datanya kemudian di edit kembali yang disini dilakukan mencocokan ulang dari data mentah yang didapat dari responden dengan yang sudah di entry ke komputer agar tidak terjadi kesalahan. c) Coding Data kemudian diolah melalui komputer dengan penilaian pada faktor-faktor kecemasan meliputi: ketakutan dan tidak percaya diri siswa dengan jalan menghitung jumlah point atau skore yang telah ditentukan dan dijawab oleh responden dengan jumlah pertanyaan kali seratus persen. Selanjutnya diberikan kode pada hasil penjumlahan reaksi ketakkutan dari beberapa pertanyaan tersebut maka apabila jumlahnya: 0-7= tidak cemas 8-14=cemas ringan 15-21= cemas sedang ≥ 22=
47
sangat cemas, sedangkan untuk pertanyaan tidak percaya diri hanya dijawab percaya diri dan tidak percaya diri. d) Tabulating Setelah dilakukan pengkodean maka mulai disusun secara
runtut
dengan
tabel
yang
berfungsi
untuk
mengelompokan data yang telah dikoding antara yang baik, cukup dan kurang. 2) Analisa Data Analisa ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik variabel yang diteliti yaitu tingkat kecemasan yang timbul, religiusitas, ketidak percayaan diri. Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Metode ukuran kecenderungan memusat yakni nilai rata-rata (mean), median, modus. Data-data tentang tingkat faktor-faktor kecemasan siswa sebelum menghadapi Ujian Nasional dengan menghitung skor dari tiap jawaban responden.
a. Rumus yang digunakan untuk mengetahui presentasi dari variabel adalah: P=f/n x 100% Keterangan: P: prosentase F: jumlah jawaban yang benar N: jumlah skor maximal
48
b. Metode ukuran kecenderungan memusat: Maen (X):
Keterangan: Fi = frekuensi N = banyak subyek Median (X): (
∑
)
Keterangan: L1 = batas bawah kelas median I = interval (besarnya kelas interval) ∑ ( )1 = jumlah frekuensi kelas yang lebih rendah dari pada kelas median
Modus (X): {
}
Keterangan : = frekuensi modus = frekuensi dibawah modus = frekuensi diatas modus i = besarnya kelas interval = batas bawah kelas modus c. Rumus untuk mengetahui distribusi frekuensi untuk melihat gambaran tingkat kecemasan dan factor-faktor kecemasan siswa menghadapi Ujian Nasional dengan rumus sebagai berikut:
49
P= (X/n)x 100% Keterangan: P= prosentase X= jumlah jawaban yang benar n= jumlah responden penelitian
H. Jalannya Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai dari pengumpulan data di tempat penelitian. Setelah itu membagi Kuisioner untuk memperoleh data kemudian dibuat laporan dalam bentuk karya tulis ilmiah. 1. Tahap persiapan Pertama-tama penelitian melakukan pencarian kasus yang dapat dari buku-buku ataupun dari penelitian terdahulu. Selanjutnya penelitian melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui kasus sebenarnya yang dalam hal ini dilakukan di SMK Bina Patria II Sukoharjo Jln. Mawar No.1 Bulakrejo. Setelah mendapatkan gambaran tentang kasus yang ada, maka peneliti baru menentukan judul Karya Tulis Ilmiah yang kemudian diajukan ke dosen. Langkah selanjutnya setelah mendapatkan persetujuan judul dari dosen penelitian mulai menyusun proposal penelitian yang kemudian diajukan ke dosen pembimbing 1 dan pembimbing 2. Dari proposal yang sudah di buat oleh peneliti dan proposal sudah dipersetujui dari dosen maka peneliti melaksanakan ujian proposal. Setelah ujian proposal selesai kemudian merevisi kembali kekurangan-kekurangan yang ada serta memenuhi saran-saran saat ujian
50
proposal yang telah dilalui maka peneliti kembali melakukan konsultasi untuk menyempurnakan proposal yang dibuat peneliti. Usai proposal yang revisi sudah dipersetujui oleh dosen maka peneliti mulai meminta surat ijin dari kampus untuk melakukan penelitian di lapangan yaitu lokasi SMK Bina Patri II Sukoharjo Jln. Mawar No.1 Bulakrejo. Setelah ijin dari lokasi yaitu dari Kepala SMK Bina Patri II Sukoharjo. Peneliti mulai mensosialisasikan kegiatan yang sudah direncanakan dalam proposal yang sudah dibuat. 2.
Tahap pelaksanaan Peneliti mulai memberikan Kuisioner kepada responden yaitu kepada siswa-siswi, guru bimbingan konsling SMK Bina Patri II Sukoharjo. Selanjutnya Kuisioner yang sudah diisi oleh pihak responden dan sudah dikembalikan maka peneliti mulai melakukan proses editing, koding dan tabulating. Setelah Kuisioner sudah diproses editing, koding, dan tabulating maka peneliti melanjutkan menganalisis data yang dalam hal ini menggunakan distribusi frekuensi, dan mengelompokan data-data dari perhitungan distribusi frekuensi sesuai sifat dan ciri data tersebut yang dalam hal ini meiputi data jawaban responden tentang faktor yang mempengaruhi kecemasan saat ujian nasional.
3.
Tahap penyelesaian Setelah data di kelompokan dari perhitungan distribusi frekuensi sesuai sifat dan ciri data tersebut yang dalam hal ini meliputi jawaban
51
responden dan data tingkat kecemasan pada saat ujian nasional maka mulai peneliti melakukan pembahasan dengan mengacu dan membandingkan hasil lapangan dengan teori yang ada. I. Etika Penelitian Penelitian ini menggunakan obyek manusia yang memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya maka penelitian ini memahami hak dasar manusia (Setiawan, 2011: 87). Pada penelitian ini menjunjung tinggi prinsip etika penelitian yang merupakan standart etika dalam melakukan penelitian sebagaimana dikemukakan oleh Polit dan Beck (2006) dalam Setiawan, (2011: 87-88) sebagai berikut: 1. Prinsip manfaat Penelitian tehadap manusia diharapkan dapat memberikan manfaat untuk kepentingan manusia secara individu atau masyarakat secara keseluruhan. Prinsip ini meliputi hak untuk mendapatkan perlindungan dari kejahatan dan kegelisahan dan hak untuk mendapatkan perlindungan dari ekploitasi. 2. Prinsip menghormati martabat manusia Prinsip ini meliputi: a.
Hak untuk menentukan pilihan Yaitu untuk memutuskan dengan sukarela apakah ikut ambil bagian dalam suatu penelitian tanpa resiko yang merugikan. Hak ini
52
meliputi hak untuk mendapatkan pertanyaan, mengungkapkan keberatan, dan menarik diri. b.
Hak untuk mendapatkan data yang lengkap Menghormati martabat manusia meliputi hak-hak masyarakat untuk memberi informasi, keputusan sukarela tentang keikut sertaan penelitian yang perlu ungkapkan data lengkap.
c.
Prinsip ini bertujuan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia Dengan menghargai hak-hak memberikan perawatan secara adil, dan hak menjaga privasi manusia. Masalah etika yang harus diperhatikan dalam penelitian ini antara lain: 1) Dalam mengambil karya orang lain selalu mencantumkan nama dan sumbernya. 2) Mengamplikasikan informed consent. Informed consent diberikan sebelum
penelitian
dilakukan
dengan
memberikan
lembar
persetujuan untuk menjadi responden. 3) Tidak mencantumkan nama (anoymity) responden pada lembar observasi. Hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disampaikan. 4) Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh peneliti.
53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian SMK Bina Patria 2 Sukoharjo didirikan sejak tahun 1989, yang beralamat di Jl.Mawar No.1 Bulakrejo Sukoharjo 57522. Dibangunnya sekolah oleh pemerintah di daerah tersebut tidak lain bertujuan agar masyarakat di sekitar daerah tersebut atau yang dekat dengan daerah tersebut dapat mengenyam pendidikan sekolah menengah kejuruan agar dapat bertambah wawasan dan pengetahuan serta menjadi manusia yang lebih baik dan berguna bagi nusa dan bangsa. Para orang tua yang bertempat tinggal dekat dengan daerah tersebut atau yang bahkan tidak dekat dengan daerah itu dapat menyekolahkan anaknya agar anak-anak tersebut mendapatkan pendidikan yang layak sesuai dengan anjuran pemerintah. Di SMK Bina Patria 2 Sukoharjo tersebut memiliki banyak jurusan yang dapat mengembangkan kemampuan siswa. Jurusan tersebut meliputi: Kejuruan Otomotif, Mesin, Komputer, Pembangunan. Semua jurusan dapat membantu siswa untuk mengasah kemampuan siswa. Siswa yang lulus dari SMK Bina Patria 2 Sukoharjo mempunyai keahlian untuk bekerja atau berwirausaha.
53
54
B. Hasil penelitian Penelitian ini menggambarkan umur responden tingkat kecemasan, tingkat kepercayaan diri, dan religiusitas siswa kelas XII Otomotif dan Mesin SMK Bina Patria II Sukoharjo.Berikut ini adalah hasil penelitian yang dilakukan pada 38 sampel. 1. Distribusi umur siswa kelas XII Otomotif dan Mesin SMK Bina Patria II Sukoharjo. Tabel 4.1 Distribusi frekuensi umur siswa kelas XII Otomotif dan Mesin SMK Bina Patria II Sukoharjo Usia Jumlah Presentase 17 Th 20 24,1% 18 Th 55 66,3% 19 Th 8 9,6% Total 83 100,0% Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa usia responden paling banyak adalah 18 tahun, yaitu sebesar 66,3% dari total sampel. Sedangkan paling sedikit adalah yang berusia 19 tahun, yaitu sebesar 9,6% dari total sampel. 2. Distribusi tingkat kecemasan siswa kelas XII Otomotif dan Mesin SMK Bina Patria II Sukoharjo. Tabel 4.2 Distribusi frekuensi tingkat kecemasan dalam menghadapi ujian nasional pada siswa kelas XII Otomotif dan Mesin SMK Bina Patria II Sukoharjo Kecemasan Jumlah Presentase Tidak cemas 5 6,0% Cemas ringan 48 58,0% Cemas sedang 27 32,0% Cemas berat 3 4,0% Total 83 100,0%
55
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa tingkat kecemasan responden paling banyak adalah dengan tingkat kecemasan ringan, yaitu sebesar 58,0% dari total sampel. Sedangkan paling sedikit adalah dengan kategori cemas, berat yaitu sebesar 4,0% dari total sampel. 3. Distribusi tingkat kepercayaan diri siswa kelas XII Otomotif dan Mesin SMK Bina Patria II Sukoharjo. Tabel 4.3 Distribusi frekuensi tingkat kepercayaan diri dalam menghadapi ujian nasional pada siswa kelas XII Otomotif dan Mesin SMK Bina Patria II Sukoharjo Percaya Diri Tidak percaya diri Percaya diri Total
Jumlah 16 67 83
Presentase 19,3% 80,7% 100,0%
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa kepercayaan diri responden paling banyak adalah dengan kategori percaya diri, yaitu sebesar 80,7% dari total sampel. Sedangkan paling sedikit adalah dengan kategori tidak percaya diri, yaitu sebesar 19,3% dari total sampel. 4. Distribusi tingkat religiusitas siswa kelas XII Otomotif dan Mesin SMK Bina Patria II Sukoharjo. Tabel 4.4 Distribusi frekuensi tingkat religiusitas dalam menghadapi ujian nasional pada siswa kelas XII Otomotif dan Mesin SMK Bina Patria II Sukoharjo Religiusitas Tidak Religius Religius Total
Jumlah 15 68 83
Presentase 18,1% 81,9% 100,0%
56
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa religiusitas responden paling banyak adalah dengan kategori religius, yaitu sebesar 81,9% dari total sampel. Sedangkan paling sedikit adalah dengan kategori tidak religius, yaitu sebesar 18,1 % dari total sampel.
C. Pembahasan 1. Tingkat kecemasan siswa kelas XII Otomotif dan Mesin SMK Bina Patria II Sukoharjo dalam menghadapi ujian nasional. Tingkat kecemasansiswa paling banyak adalah dengan tingkat kecemasan ringan, yaitu sebesar 58,0% dari total sampel. Sedangkan paling sedikit adalah dengan kategori cemas,berat yaitu sebesar 4,0% dari total sampel.Menurut (Suliswati, 2005: 24) kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua mahkluk hidup dalam kehidupan sehari-sehari.Kecemasan merupakan pengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat di observasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek yang spesifik.Kecemasan pada individu dapat memberikan motivasi untuk mencapai sesuatu dan merupakan sumber penting dalam usaha memelihara keseimbangan hidup. Dalam penelitian ini
mayoritas
siswa
mengalami
tingkat
kecemasan ringan dimana kecemasan yang ringan dibagi menjadi dua kategori yaitu ringan sebentar dan ringan lama.Kecemasan ini sangat bermanfaat bagi perkembangan kepribadian seseorang, karenakecemasan
57
ini dapat menjadi suatu tantangan bagi seorang individu untuk mengatasinya.Kecemasan yang ringan muncul sebentar adalah suatu kecemasan yang wajar terjadi pada individu akibat situasi-situasi yang mengancam dan individu tersebut tidak dapat mengatasinya sehingga timbullah kecemasan. Kecemasan ini akan bermanfaat bagi individu untuk lebih berhati-hati dalam menghadapi situasi-situasi yang sama di kemudian hari.Kecemasan ringan yang lama adalah kecemasan yang dapat diatasi tetapi karena individu tersebut tidak segara mengatasi penyebab munculnya kecemasan, maka kecemasan tersebut akan mengendap lama dalam diri individu Faktor kecemasan dalam Ujian Nasional ini bisa disebabkan oleh kondisi dan situasi ujian saat itu, meskipun materi pelajaran yang akan diujikan telah dikuasai. Selain itu juga bisa disebabkan karena waktu yang terbatas, tingkat kesulitan materi ujian, instruksi tes, bentuk pertanyaan dan hal-hal teknis lainnya. Kecemasan ini juga akan semakin meningkat melihat banyaknya siswa dan siswi yang tidak lulus dalam Ujian Nasional. Faktor lain yang menyebabkan timbulnya perasaan cemas adalah kurangnya kepercayaan diri siswa terhadap kemampuan yang ia miliki. Karena itu, banyak siswa yang merasa pesimis.Sebenarnya siswa mampu mengerjakan soal dan mendapatkan nilai yang memuaskan (Sudrajat, 2008). Siswa takut akan menghadapi ujian nasional karena kurangnya percaya diri dan kurangnya belajar. Namun karena kurangnya kepercayaan
58
diri, sehingga mereka malah menyontek dan melakukan hal-hal curang lainnya yang terkadang membuat mereka gagal.Seharusnya siswa tidak perlu cemas menghadapi Ujian Nasional.Sebab dengan belajar tekun dan giat, berlatih mengerjakan soal-soal Ujian Nasional tahun sebelumnya dan berdoa.siswa akan mampu menyelesaikan soal-soal Ujian Nasional dengan baik dan mendapatkan hasil yang memuaskan (Sudrajat 2008) Dampak terburuk ketika siswa gagal mengerjakan ujian adalah ketidaklulusan. Menurut Sawali (2007), secara psikologis siswa yang tidak lulus UN akan dihinggapi sikap rendah diri secara berlebihan akibat stigma "bebal dan bodoh" yang diberikan oleh orang-orang di sekitarnya. Dampak psikologis semacam ini, disadari atau tidak, memiliki daya "pembunuh"
yang
luar
biasa
terhadap
motivasi
anak
dalam
mewujudkanmasa depannya (Kurniawan, 2008). 2. Tingkat Kepercayaan diri siswa kelas XII Otomotif dan Mesin SMK Bina Patria II Sukoharjo dalam menghadapi ujian nasional. Kepercayaan diri responden paling banyak adalah dengan kategori percaya diri, yaitu sebesar 80,7% dari total sampel. Sedangkan paling sedikit adalah dengan kategori tidak percaya diri, yaitu sebesar 19,3% dari total sampel. Siswa merasa tidak percaya diri ketika siswa belum mengetahui tetang bocoran soal ujian. Kepercayaan diri adalah sikap positif
seorang
individu
yang
memampukan
dirinya
untuk
mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan ynag dihadapinya (Fatimah, 2006: 149).
59
Menurut Angelis (2005: 5) menjelaskan bahwa kepercayaan diri adalah sesuatu yang harus mampu menyalurkan segala yang kita ketahui dan yang kita kerjakan. Kepercayaan diri ini mengandung maksud bahwa sesungguhnya kepercayaan diri terbentuk bukan dari apa yang kita perbuat, namun terbentuk dari keyakinan atau kesediaan diri bahwa segala yang dihasilkan berada dalam batas-batas kemampuan dan keinginan pribadi. Pengaruh kecemasan siswa tidak percaya diri dan perdaya diri sebelum Ujian Nasional dilaksanakan, kurangnya siswa belajar sebelum Ujian Nasional di laksanakan, kurangnya siswa berdoa sebelum Ujian Nasional dilaksanakan.Semakin tinggi kepercayaan diri yang dimiliki siswa maka semakin rendah tingkat kecemasan menghadapi Ujian Nasional, sebaliknya semakin rendah kepercayaan diri yang dimiliki maka semakin tinggi tingkat kecemasan menghadapi Ujian Nasional. 3. Tingkat religiusitas siswa kelas XII Otomotif dan Mesin SMK Bina Patria II Sukoharjo dalam menghadapi ujian nasional. Tingkat religiusitas responden paling banyak adalah dengan kategori religius, yaitu sebesar 81,9% dari total sampel. Sedangkan paling sedikit adalah dengan kategori tidak religius, yaitu sebesar 18,1 % dari total sampel. Siswa sebelum mengahadapi ujian kebanyakan melakukan zakat terlebih dahulu dan siswa merasa yakin bisa menghadapi ujian dengan keyakinan agmanya masing-masing. Dimana menurut Glock dan Stark
(dalam
Ancok,
2005)
Religiusitas
adalah
seberapa
jauh
pengetahuan,seberapa kokoh keyakinan, seberapa tekun pelaksanaan ibadah dan seberapadalam penghayatan agama yang dianut seseorang.
60
Siswa yang taat menjalankan perintah agama yang terdiri dari lima dimensi
yaitu
dimensi
keyakinan,
dimensi
ritualistik,
dimensi
eksperiensial, dimensi intelektual, dan dimensi konsekuensial, benar-benar dihayati dilaksanakan semampunya disertai dengan kesadaran akan keberadaan dirinya serta keikhlasan semata-mata hanya mengharapkan keridhaan Allah SWT, maka keadaan yang demikian ini akan sangat mempengaruhi kecemasan siswa saat siswa tersebut menghadapi Ujian Nasional (Robert: 2000, 119). D. Keterbatasan Penelitian 1. Responden
kemungkinan
tidak
jujur
menjawab
karena
siswa
menyembunyikan perasaan yang seharusnya dijawab dan kebanyakan siswa sedang kosentrasi dengan Ujian Nasionalnya sehingga menjawab pernyataan dan pertanyaan tidak semaksimal mungkin. 2. Penelitian ini tidak mengkaji tingkat kemajuan anak untuk menghadapi Ujian Nasional. 3. Penelitian ini tidak difokuskan kesemua siswa SMK Bina Patria 2 Sukoharjo, agar dapat diketahui tingkat faktor-faktor kecemasan menghadapi Ujian Nasional. 4. Dalam pengambilan sampel, peneliti diberi sampel oleh Kepala Sekolah.
61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 83 siswa kelas XII Otomotif dan Mesin SMK Bina Patria II Sukoharjo dalam menghadapi ujian nasional dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Tingkat kecemasan siswa adalah dengan tingkat kecemasan ringan, sebesar 58,0% dari total sampel. Sedangkan paling sedikit adalah dengan kategori cemas berat, sebesar 4,0% dari total sampel. 2.
Faktor yang mempengaruhi kecemasan dengan kategori percaya diri, sebesar 80,7% dari total sampel. Sedangkan paling sedikit adalah dengan kategori tidak percaya diri, sebesar 19,3% dari total sampel. Siswa merasa tidak percaya diri ketika siswa belum mengetahui tetang bocoran soal ujian.
3. Faktor yang mempengaruhi kecemasan dengan kategori religius, sebesar 81,9% dari total sampel. Sedangkan paling sedikit adalah dengan kategori tidak religius, sebesar 18,1 % dari total sampel. Siswa sebelum mengahadapi ujian kebanyakan melakukan zakat terlebih dahulu dan siswa merasa yakin bisa menghadapi ujian dengan keyakinan agmanya masingmasing
B. Saran Melihat dampak-dampak yang ditimbulkan akibat siswa mengalami kecemasan, maka dapat penulis sarankan.
61
62
1. Bagi Instituti Pendidikan Sekolah diharapkan dapat mencegah dan mengurangi kecemasan siswa dengan strategi relaksi sehingga siswa dapat mengikuti Ujian Nasional dengan optimal. 2. Bagi siswa Siswa harus belajar terlebih dahulu supaya siswa percaya diri dan sebelum menghadapi ujian nasional siswa berpuasa terlebih dahulu. 3. Bagi peneliti selanjutnya Untuk peneliti selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan tambahan dan selanjutnya melakukan penelitian menggunakan faktor faktor lain yang mempengaruhi tingkat kecemasan pada siswa saat menghadapi ujian.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, 2006. “Prosedur Suatu pendekatan prektik. Jakarta: Rhineka Cipta. Carpenito, Lynda Juall, 2001. “Book of Nursing Diagnosis”. Edisi 8, Alih bahasa Monica Ester, Jakarta : EGC. Daradjat, Zakiyah. 1993. “Kesehatan Mental”. Jakarta. Gunung Agung. Dariyo,Agus. 2004. “Psikologi Perkembangan Remaja”. Bogor Selatan: Penerbit Ghalia Indonesia. Hasan, D.C. 2007. “Sisi Lain dari Ujian Nasional”. Test Anxiety http://eprints.undip.ac.id/24776/1/Dukungan_sosial_teman_sebaya_dan_kec emasan_UAN.pdf. [13 Pebruari 2014]. Hindun. 2007. “Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Tingkat Stres Menjelang Ujian Nasional Pada Siswa SMU 1 Tegal. Skripsi. Yogyakarta “. naskah publikasi. Fakultas Psikologi Dan Ilmu Sosial Budaya UII. Junaidi, Iskandar dr. 2012. “Anomali Jiwa”. Yogyakarta. C.V ANDI OFFSET Kartono. 1992. “Psikologi Wanita”. Jilid II. Bandung : Penerbit Alumni Kurniawan, Deny. 2008. http://ineddeni.wordpress “Katakutan”. Com (diakses pada 15 Pebruari 2014) Lauster, P. 1978. “The Personality Test”. London and Sidney : Pan Books Ltd. Nevid, Jeffrey S., Rathus, Spencer A., & Greene Beverly. (2005). “Pengantar Psikologi Abnormal”. Bandung: Erlangga. Nursalam. 2011. “Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan”, Edisi II. Salemba Medika. Jakarta. Notoatmodjo, Soekijo. 2010. “Metodologi Penelitian Kesehatan”. Penerbit PT. RinekaCipta. Jakarta. Ramaiah. 2003. “Kecemasan: Jakarta :Pustaka Obor.
Bagaimana
Mengatasi
Penyebabnya”.
Rahayu, Lin Tri. 2009. “Psikoterapi Perspektif Islam & Psikologi Kontemporer”. Malang: UIN Press. Rasmun. 2004. “Stress, koping dan adaptasi teori dan pohon masalah keperawatan”. Jakarta: CV Sagung Seto.
Ratih, A.N. 2012. “Hubungan Tingkat Kecemasan Terhadap Koping Siswa SMUN 16 Dalam Menghadapi Ujian Nasional”. Skripsi. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan UI. Sawali. 2007. “Kecemasan Menjelang UN”. http://pelangi pendidikan. blogspot. com/2007/07/ kecemasan-menjelang-un. html. [15 Pebruari 2014]. Setiawan, N. 2007. “Diklat Metodologi Penelitian Sosial: Teknik sampling”. Departemen Pendidikan Nasional. Semiun, Yustinus. 2006. “Kesehatan Mental 2”. Yogyakarta: Kanisius. Sudrajat, Akhmad. 2008. “Upaya Mencegah Kecemasan Siswa Di Sekolah”. (http://wordpress,com). Stuart & Laraia. 2005. “Principles and practice of psychiatric nursing”. USA: Mosby Company. Suliswati. 2005. “Konsep Dasar Keperawatan Jiwa”. Jakarta : EGC. http://id.wikipedia.org/wiki/Ketakutan. [15 pebruari 2014] S, Adelia. 2011. “Libas Rematik dan Nyeri Otot Dari Hidup Anda”. Yogyakarta: Briliant Books. Willis, Sofyan. S. 2011. “Konseling Keluarga (Family Counseling)”. Alfabeta : Bandung. Thouless, H. Robert. 2000. “Pengantar Psikologi Agama”. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,.hlm.119 Maramis W.F. 2005. “Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa”. Surabaya: Airlangga University. Wisnawati Agustiar, Yuli Asmi. 2010. “Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional dan Motivasi Belajar Pada Siswa Kelas XII SMA NEGERI ”X” JAKARTA SELATAN”. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul. Winkel, W, S. 2004 .“Psikologi Pengajaran”. Yogyakarta. Media Abadi. Yulia Musnika. 2005. ”Faktor Penyebab Kecemasan Peserta Didik dalam Menghadapi Ujian Nasional di SMP Negeri 1 Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat”. Sumatera Barat. STKIP PGRI. Yosep Iyus. 2011. “Keperawatan Jiwa”. Bandung. PT Refika Aditama.
JADWAL PENELITIAN
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN PADA SISWA KELAS XII OTOMOTIF DAN MESIN SMK BINA PATRIA 2 SUKOHARJO No
Kegiatan
1 Pengumpulan Judul KTI 2 Studi Pendahuluan 3 Bimbingan Proposal 4 Ujian Proposal 5 Revisi Proposal Penelitian dan pengambilan ijin Penelitian 6 pengambilan data penelitian 7 Pembimbingan penyusunan laporan hasil penelitian 8 Ujian laporan hasil penelitian 9 Revisi hasil penelitian dan pengumpulan KTI
Bulan Oktober Nopember Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
LEMBAR KUESIONER A (KECEMASAN) Nama : Usia
:
TTL
:
Petunjuk pengerjaan: 1. Baca setiap pertanyaan dengan cermat kemudian pilihan jawaban yang tersedia. 2. Berikan jawaban untuk setiap pertanyaan. 3. Jika ingin merubah jawaban, berikan tanda silang (X) pada jawaban pertama kemudian beri tanda check list (√) jawaban yang baru. 4. Tidak ada jawaban benar atau salah, jawablah sesuai kondisi yang anda rasakan saat menghadapi Ujian Nasional1. Kuesioner Kecemasan (diberi tanda √)
No 1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12
1
Pertanyaan Saya sulit konsentrasi dalam belajar untuk mempersiapkan Ujian Nasional Saya sering sakit kepala ketika sedang Ujian Nasional Tangan saya merasa dingin sebelum mengerjakan soal Ujian Nasional Saya merasa tegang ketika Ujian Nasional Saya merasa mulut saya kering bila situasi tegang Saya mudah menangis bila tidak dapat mengerjakan soal Ujian Nasional. Saya biasa marah dan tidak tenang bila tidak diberikan contekan kepada teman saya Saya tidak nafsu makan disaat Ujian Nasional tiba Saya mengalami sulit tidur bila esok Ujian Nasional tiba Saya sering menaik nafas jika melihat soal Ujian yang sulit Saya sering bengong-bengong bila melihat soal yang terlalu sulit dan banyak Konsentrasi saya hilang ketika Ujian Nasional
Ya
Tidak
Ni Komang Ratih A.N, 0806457161. 2012. “Hubungan tingkat kecemasan terhadap koping siswa smun 16 dalam menghadapi ujian nasional”. Falkultas Keperawatan. Depok.
13 14 15 16 17 18 19 20
21
Saya membaca pertanyaan berulang-ulang tanpa mengerti disaat ujian Otot saya merasa tenggang dan nyeri di saat Ujian Nasional tiba Muka saya menjadi merah disaat tegang Saya merasa mual dan muntah sebelum Ujian Nasional berlangsung Saya mengharap ada bocoran disaat Ujian akan berlangsung Saya merasa jantung saya berdebar-debar disaat Ujian Nasional akan berlangsung Saya adalah orang yang sering gugup dalam menjawab soal Ujian Nasional Saya berharap pengawas Ujian Nasioanl tidak terlalu tegang dalam mengawas Ujian Nasional Saya berharap teman saya memberikan jawaban Ujian Nasional kepada saya
LEMBAR KUESIONER B(RELIGIUSITAS) Nama : Usia
:
TTL
:
Petunjuk: Jawablah pertanyaan pada kolom yang tersedia dengan mengisi titik atau memberi tanda (V). No 1 2 3
4
5 6 7 8 9 10 11 12
Pertanyaan Sebelum menghadapi UjianNasionalsaya berdoa terlebih dahulu? Sebelum menghadapi Ujian Nasional saya melakukan ibadah terlebih dahulu? Saya dapat melindungi diri dan menyembuhkan diri dari depresi kecemasan sebelum Ujian Nasional dengan cara berdoa dan beribadah? Saya mengatasi segala bentuk kecemasan menghadapi Ujian Nasional dengan cara berdoa dan beribadah terlebih dahulu? Sebelum menghadapi Ujian Nasional saya beramal terlebih dahulu? Sebelum menghadapi Ujian Nasional saya berpuasa terlebih dahulu? Sebelum menghadapi Ujian Nasional saya merenung terlebih dahulu? Sebelum menghadapi Ujian Nasional saya melakukan ritual terlebih dahulu? Sebelum menghadapi Ujian Nasional saya Zakat terlebih dahulu? Sebelum menghadapi Ujian Nasional saya membaca Al-Qur’an terlebih dahulu? Keyakinan agama saya yakin bisa menghadapi Ujian Nasional? Sebelum Ujian Nasional saya melakukan tidur ditempat ibadah?
Ya
Tidak
LEMBAR KUESIONER C (TIDAK PERCAYA DIRI) Nama : Usia
:
TTL
:
Petunjuk pengerjaan: 5. Baca setiap pertanyaan dengan cermat kemudian pilihan jawaban yang tersedia. 6. Berikan jawaban untuk setiap pertanyaan. 7. Jika ingin merubah jawaban, berikan tanda silang (X) pada jawaban pertama kemudian beri tanda check list (√) jawaban yang baru. 8. Tidak ada jawaban benar atau salah, jawablah sesuai kondisi yang anda rasakan saat menghadapi Ujian Nasional2. Kuesioner Tidak Percaya Diri (diberi tanda √) No 1
2 3
4
5
6
7 8 9 2
Pertanyaan Saya tidak percaya diri karena belum mencari bocoran soal Ujian Nasional akan tiba Saya tidak percaya diri ketika saat belum menyelesaikan masalah dipikiran saya Saya tidak percaya diri disaat Ujian Nasional saya tidak bertanya kepada teman-teman Saya menghilangkan tidak percaya diri sebelum ujian nasional dengan cara jalan-jalan satu usaha refreshing Saya tidak percaya diri menghadapi ujian nasional sering kali merokok untuk menghilangkan ketakutan. Menurut saya dengan belajar sungguhsungguh saya percaya diri bisa menghadapi Ujian Nasional. Saya tidak percaya diri ketika Ujian Nasional tidak ada dukungan orang tua Saya tidak percaya diri disaat mau Ujian Nasional tidak berlatih soal-soal Dengan cara Beribadah rasa tidak
Ya
Tidak
Ni Komang Ratih A.N, 0806457161. 2012. “Hubungan tingkat kecemasan terhadap koping siswa smun 16 dalam menghadapi ujian nasional”. Falkultas Keperawatan. Depok.
10
percaya diri saya menghilang sebelum Ujian Nasional dimulai Karena tidak percaya diri sering melamun di saat Ujian Nasional
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth. Responden Di tempat
Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Andri Purwadi
NIM
: 2011.1393
Adalah Mahasiswa STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta yang sedang melakukan penelitian dengan judul: “ Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Pada Siswa Kelas XII Otomotif dan Mesin Dalam Menghadapi Ujian Nasional SMK BINA PATRIA 2 SUKOHARJO ”. Dengan ini memohon siswa kelas XII SMK BINA PATRIA 2 SUKOHARJO untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Kerahasiaan semua informasi akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Apabila Responden bersedia untuk menjadi responden maka saya mohon kesediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan yang saya sediakan dengan sejujurnya dan apa adanya tanpa ada pengaruh dari pihak manapun sesuai petunjuk yang saya buat. Atas perhatian, kerjasama dan kesediaannya menjadi responden saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
Andri Purwadi (Peneliti)
No
Usia
Kecemasan 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12
13
14 15
1 18 Th
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
2 18 Th
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
3 18 Th
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
4 18 Th
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
5 18 Th
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
6 18 Th
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
7 17 Th
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
8 17 Th
0
0
0
0
0
1
0
1
0
9 18 TH
1
0
1
0
1
1
0
0
10 18 Th
0
1
1
1
1
1
1
11 17 Th
0
0
0
0
0
1
12 18 Th
0
0
1
1
0
13 17 Th
1
0
1
1
14 18 Th
0
0
1
15 18 Th
1
0
16 18 Th
1
0
17 18 Th
0
18 18 Th
Skor
%
16
17
18
19
20
21
1
1
1
0
0
1
1
11
52.4%
2
1
1
1
1
0
0
1
12
57.1%
2
0
0
0
1
0
1
0
1
8
38.1%
2
0
0
1
0
0
0
1
1
1
10
47.6%
2
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
11
52.4%
2
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
13
61.9%
2
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
10
47.6%
2
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
10
47.6%
2
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
1
0
11
52.4%
3
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
19
90.5%
4
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
7
33.3%
2
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
10
47.6%
2
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
18
85.7%
4
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
12
57.1%
3
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
12
57.1%
3
1
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
8
38.1%
2
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
12
57.1%
3
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
9
42.9%
2
19 18 Th
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
12
57.1%
3
20 18 Th
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
8
38.1%
2
21 17 Th
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
7
33.3%
2
22 18 Th
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
8
38.1%
2
23 18 Th
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
10
47.6%
2
24 18 Th
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
11
52.4%
3
25 18 Th
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
6
28.6%
2
26 18 Th
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
10
47.6%
2
27 18 Th
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
10
47.6%
2
28 17 Th
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
12
57.1%
3
29 18 Th
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.0%
1
30 18 Th
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
12
57.1%
3
31 17 Th
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
11
52.4%
3
32 19 Th
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
4.8%
1
33 19 Th
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
9
42.9%
2
34 19 th
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
11
52.4%
3
35 18 Th
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
9
42.9%
2
36 18 Th
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
4.8%
1
37 17 Th
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
10
47.6%
2
38 17 Th
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
13
61.9%
3
39 18 Th
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
12
57.1%
3
40 19 Th
0
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
12
57.1%
3
41 18 Th
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
4.8%
1
42 18 Th
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
10
47.6%
2
43 18 Th
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
14
66.7%
3
44 18 Th
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
10
47.6%
2
45 18 Th
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
11
52.4%
3
46 18 Th
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
8
38.1%
2
47 18 Th
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
10
47.6%
2
48 17 Th
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
6
28.6%
2
49 17 Th
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
10
47.6%
2
50 18 TH
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
11
52.4%
3
51 18 Th
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
11
52.4%
3
52 17 Th
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
13
61.9%
3
53 18 Th
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
13
61.9%
3
54 17 Th
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
11
52.4%
3
55 18 Th
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
9
42.9%
2
56 18 Th
0
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
8
38.1%
2
57 18 Th
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
7
33.3%
2
58 18 Th
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
10
47.6%
2
59 18 Th
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
9
42.9%
2
60 18 Th
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
12
57.1%
3
61 18 Th
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
9
42.9%
2
62 17 Th
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
7
33.3%
2
63 18 Th
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
13
61.9%
3
64 18 Th
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
10
47.6%
2
65 18 Th
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
10
47.6%
2
66 18 Th
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
9
42.9%
2
67 18 Th
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
7
33.3%
2
68 17 Th
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
9
42.9%
2
69 18 Th
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
9
42.9%
2
70 17 Th
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
10
47.6%
2
71 18 Th
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
0
1
14
66.7%
3
72 17 Th
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
7
33.3%
2
73 17 Th
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
16
76.2%
4
74 17 Th
1
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
9
42.9%
2
75 18 Th
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
10
47.6%
2
76 18 Th
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
7
33.3%
2
77 17 Th
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
13
61.9%
3
78 18 Th
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
10
47.6%
2
79 19 Th
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
11
52.4%
3
80 19 Th
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
13
61.9%
3
81 18 Th
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
10
47.6%
2
82 19 Th
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
11
52.4%
3
83 19 Th
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
5
23.8%
1
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1
2 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1
3 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1
4 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1
Percaya Diri 5 6 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
7 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0
8 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0
9 10 Skor 1 1 5 1 1 7 1 1 3 0 0 3 1 0 5 0 0 2 1 0 3 0 0 3 1 0 6 0 1 6 1 1 8 0 1 4 1 0 7 0 0 4 1 0 3 0 0 4 1 1 5 0 1 4 0 0 1 0 1 4 0 0 3 0 1 6 0 1 6 1 0 4 0 0 6 1 0 7 0 0 6 1 1 4 1 1 6 1 0 7 1 1 7 1 1 6 1 1 9 1 1 8 0 1 5 0 1 6 1 1 4 0 0 5 0 0 4 0 1 3 0 1 6 0 0 4 0 1 7 0 1 7
50% 70% 30% 30% 50% 20% 30% 30% 60% 60% 80% 40% 70% 40% 30% 40% 50% 40% 10% 40% 30% 60% 60% 40% 60% 70% 60% 40% 60% 70% 70% 60% 90% 80% 50% 60% 40% 50% 40% 30% 60% 40% 70% 70%
46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84
0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1
1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0
0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1
0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0
0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1
1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1
0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1
4 7 7 5 6 6 3 8 4 6 3 6 5 5 6 5 4 3 6 5 5 5 3 7 6 3 4 9 4 4 2 6 5 2 6 4 6 5 6
40% 70% 70% 50% 60% 60% 30% 80% 40% 60% 30% 60% 50% 50% 60% 50% 40% 30% 60% 50% 50% 50% 30% 70% 60% 30% 40% 90% 40% 40% 20% 60% 50% 20% 60% 40% 60% 50% 60%
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1
2 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1
3 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0
4 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1
5 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1
6 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1
Religius 7 8 9 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0
10 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1
11 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0
12 Skor 1 7 0 7 0 5 0 6 1 6 1 7 0 5 0 6 0 6 0 5 0 5 0 7 0 6 0 3 1 5 1 4 1 5 0 8 0 7 0 7 0 3 1 3 0 5 1 7 1 9 1 9 0 5 1 6 1 5 1 5 1 8 0 6 0 5 1 9 0 7 0 8 0 4 1 5 1 5 1 7 0 7 1 8 0 6 1 9
58% 58% 42% 50% 50% 58% 42% 50% 50% 42% 42% 58% 50% 25% 42% 33% 42% 67% 58% 58% 25% 25% 42% 58% 75% 75% 42% 50% 42% 42% 67% 50% 42% 75% 58% 67% 33% 42% 42% 58% 58% 67% 50% 75%
45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83
1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1
0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0
0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0
0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1
0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0
0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1
1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0
0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0
1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0
0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0
4 5 6 7 4 8 7 7 5 9 7 4 9 9 4 5 4 7 5 2 6 2 7 8 2 6 6 9 4 9 7 7 7 5 6 6 6 9 3
33% 42% 50% 58% 33% 67% 58% 58% 42% 75% 58% 33% 75% 75% 33% 42% 33% 58% 42% 17% 50% 17% 58% 67% 17% 50% 50% 75% 33% 75% 58% 58% 58% 42% 50% 50% 50% 75% 25%
Usia 17 Th 18 Th 19 Th Total
Jumlah 20 55 8 83
Presentase 24.1 66.3 9.6 100.0
Kecemasan Tidak cemas Cemas ringan Cemas sedang Cemas berat Total
Jumlah 5 48 27 3 83
Presentase 6.0 58.0 32.0 4.0 100.0
Percaya Diri Tidak percaya diri Percaya diri Total
Jumlah
Presentase
16 67 83
19.3 80.7 100.0
Religiusitas Tidak Religius Religius Total
Jumlah 15 68 83
Presentase 18.1 81.9 100.0