FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN NUTRISI ANAK DI YAYASAN AL-FATAH SERANG
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Disusun Oleh : CHODIJAH BENAJIR 108104000055
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M
PERNYATAAN PERSETUJUAN Skripsi dengan judul
FAKTOR.FAKTOR YANG BERIIUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM MEMENUIII KEBUTUHAN NUTRISI ANAK DI YAYASAN
AL-FATAH SERANG Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Univercitas Islam Nege.i Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh:
Chodiiah Benaiir NIM:108104000055
Pembimbing I
Pembimbing
II
MIta Yuanita. S,Kep.. M,Kep NIP: 197001222008012005
Ernawati. S.Kp. M.Kep. Sp.Kmb NIP: 197311062005012003
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullxh Jakarta
t43sIJt20t4ill t1
LEMBAR PENGESAIIAN Skripsi denganjudul
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALANI MEMENUHI KEBUTUHAN NUTRISI ANAK DI YAYASAN AL-FATAH SERANG Telah disusun dan dipertahankan dihadapan iim penglji oleh Jakarta, Oktober 2014
:
Chodiiah tsenaiir NI[,I:108104000055
Pembimbirg
Pembimbing
&,ee
trlnt
Ita Yuanita. S.Kep., M.Kep NiP: 19700122200801200i
II
Ernar\ati. S.Kp. l\t.Kep, Sp.K,\l B NIP: 1973 1 1062005012003 Penguji
Il
+ffil+ /'l
Ernarvati. S.Kp.. NLKep.
NII:
NIP: 1972060820060,12001
Penguji
III
dr,'\,'tr Ita Yuanita. S.Kep. N,I.Kcp NIP: 197001222003012005
lll
Sp.I0fll
19731 1062005012003
SIDANG UJIAN SKRIPSI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKI'LTAS KEDOKTERA.N DAN ILMU KESEIIATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF IIIDAYATULLAII JAKARTA
Jakarta, Oktober 2014
Mengetahui, Ketua Program Shrdi Iimu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syaif Hidayatullah Jakata
NIP:19790520200
Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehaian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
'7-
l/--
Prof. Dr. (hc). dr. MK. Tadiudin. Sp.And
lv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1.
Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Jika kemudian hari saya terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan penelitian dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Oktober 2014
Chodijah Benajir
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama
: Chodijah Benajir
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 21 September 1989 Jenis Kelamin
: Perempuan
Program Studi
: Ilmu Keperawatan
NIM
: 108104000055
Alamat
: Komp. Ciceri Indah Jl. Dewi Sartika blok r no. 14 Serang Banten 42118
No. Tlp/Hp
: 081318164250
Email
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan
: 1. TK PGRI Serang (1995-1996) 2. SDN 03 Serang (1996-2002) 3. SMP N 1 Serang (2002-2005) 4. SMA N 2 Serang (2005-2007) 5. Program S1 Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2008- 2014)
vi
Lembar Persembahan
1. Apapun yang dihasilkan oleh orang yang berakal dan berguna bagi masyarakat sepatutnya mendapat penghargaan dan perhatian oleh semua pihak yang terkait. 2. Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.
Skripsi ini ku persembahkan Untuk Kedua Orang Tua ku tercinta
vii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Skripsi, September 2014 Chodijah Benajir, NIM : 108104000055 Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Anak di Yayasan Al-Fatah Serang (xiii + 90 Halaman + 15 Tabel + 3 Gambar + 11 Lampiran) ABSTRAK Latar Belakang: Status gizi balita di Indonesia menurut Riset Kesehatan Dasar (2013) adalah 19,6%, terdiri dari 5,7% gizi buruk dan 13,9% gizi kurang. Kurang gizi pada anak umumnya disebabkan karena kebiasaan makan anak yang tidak teratur. Dimana pada masa ini anak sudah mulai memilih sendiri makanan yang disenangi dan sudah mulai menyukai makanan di luar rumah dari pada makan di rumah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak di Yayasan Al-Fatah Serang. Metode Penelitian: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan desaincross sectional. Jumlah sampel sebanyak 70 responden dengan teknik pengambilan non probability sampling. Instrumen: Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari analisis data univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing variabel, dan analisis data bivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen menggunakan uji statistik chi-square. Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 70 ibu yang mempunyai balita terdapat 38 (54.3%) perilaku ibu baik, sedangkan 32 (45.7%) perilaku ibu kurang baik dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balitanya. Variabel yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita yaitu: pengetahuan (p=0.032), pendidikan (p=0.040), sikap (p=0.002), dan pekerjaan (p=0.041). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita adalah pendapatan (p=0.756), dan dukungan keluarga (p=0.387). Saran: Perlu mengadakan kerja sama dengan instansi kesehatan Puskesmas. Kata kunci Pustaka
: Perilaku, Nutrisi, Balita : 60 (1998-2014)
viii
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikumWr. Wb. Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Anak Di Yayasan Al-Fatah Serang”. Dalam penelitian skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang peneliti jumpai syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya, segala kesulitan dapat diatasi dengan sebaik-baiknya. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Prof. Dr. (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ns. Waras Budi Utomo S.Kep, MKM selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan. 3. Ns. Eni Nuraini, S.Kep, M.Sc selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Keperawatan. 4. Ibu Ita Yuanita, S.Kp., M.Kep dan ibu Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB selaku dosen pembimbing ibu Yenita Agus, M.Kep, Sp.Mat, Phd selaku dosen penguji. Terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
x
5. Para dosen-dosen yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu dan pengetahuan, selama penulis mengikuti perkuliahan. 6. Seluruh Staff karyawan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Jakarta. 7. Kepada Ayahanda tercinta Alm. H. A.Aroji dan Ibunnda tercinta Hj. Juju. Juhariani yang telah mengasuh, membimbingku, dan memberikan dukungan penuh baik material maupun spiritual dan selalu mengiringi setiap langkahku dengan doa tulus iklas sehingga dapat menyelesaikan pendidikan pada jenjang perguruan tinggi. 8. Kakakku tersayang dr. Fajar Permata Sari, dan ketiga adikku Syarif, Riska, dan Imam dengan keceriaan serta dorongan mereka segala kejenuhan dalam mengerjakan skripsi dapat terobati. 9. Ibu-ibu di Yayasan Al-Fatah Serang yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. 10. Seluruh keluargaku yang selalu memberikan semangat dan doa. 11. Teman-teman PSIK angkatan 2008 yang telah memberikan inspirasi, doa dan semangat kepada peneliti. Peneliti menyadari dalam pembutan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengaharapkan saran dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan penyusun khususnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Ciputat, September 2014 Chodijah Benajir
xi
DAFTAR ISI
Hal HALAMAN JUDUL………………………………………………………. LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... LEMBAR PERNYATAAN......................................................................... DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... LEMBAR PERSEMBAHAN ...................................................................... ABSTRAK .................................................................................................... ABSTRACT ................................................................................................. KATA PENGANTAR ................................................................................. DAFTAR ISI ................................................................................................ DAFTAR TABEL ........................................................................................ DAFTAR GAMBAR ................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ DAFTAR SINGKATAN ............................................................................. BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……………................................................. 1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................. 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................... TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Anak PraSekolah 2.1.1 Definisi Anak PraSekolah…………………................... 2.1.2 Perkembngan AnakPraSekolah……...………………... 2.2 Kebutuhan Nutrisi Pada Anak 2.2.1 Definisi Gizi Seimbang………………………................ 2.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Seimbang….……………………………........................ 2.2.3 Macam-macam Status Gizi………………………..…… 2.2.4 Prinsip Status Gizi………...……………………………. 2.2.5 Mengatur Makanan Anak Prasekolah……...…………... 2.2.6 Kebutuhan Nutrisi Pada Anak Prasekolah………...…… 2.3 Keluarga 2.3.1 Definisi Keluarga…………..…………………………... 2.4 Konsep Perilaku
xii
I ii iii v vi vii viii ix x xii xv xvi xvii xviii
1 6 6 7 8
9 9 10 12 14 15 16 17 23
BAB III
BAB 1V
BAB V
2.4.1 DefinisiPerilaku……………………………………….. 2.4.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku..………… 2.4.3 Dominan Perilaku Kesehatan………………………… 2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Ibu DalamMemenuhi Kebutuhan Nutrisi Anak Usia 3-5 Tahun 2.5.1 Pengetahuan Gizi Ibu…...……………………………… 2.5.2 Pendidikan Ibu………………………………………… 2.5.3 Pekerjaan Ibu…………………………………………… 2.5.4 Pendapatan Keluarga…………………………………… 2.5.5 Sikap…………………………………………………… 2.5.6 Dukungan Keluarga…………………………………… 2.6 Kerangka Teori……………………………………………... KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep …………………………..…………........ 3.2 Hipotesa …………………………………..………………... 3.3 Definisi Operasional ……………………..……………….... METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ……………..…………………................. 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi………………………………………………… 4.2.2 Sampel………………………………………………….. 4.2.3 JumlahSampel………………………………………….. 4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................... 4.4 Alat Pengumpul Data ............................................................... 4.5 Metode Pengambilan Data ....................................................... 4.6 Langkah-Langkah Penelitian………….................................... 4.7 Uji Validitas dan Reabilitas...................................................... 4.8 Pengolahan Data ...................................................................... 4.9 Analisis Data ............................................................................ 4.10 Etika Penelitian ....................................................................... HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian 5.1.1 ProfilYayasan Al-Fatah Serang....................................... 5.2 Analisa Univariat ................................................................... 5.2.1 Gambaran Karakteristik Responden (Pendidikan, Pekerjaan, Pendapatan, Pengetahuan, Sikap, dan Dukungan Keluarga)…………….……………………... 5.2.2 Gambaran Perilaku Ibu Dalam Memenuhi Nutrisi Anak. 5.3 Analisa Bivariat ................................................................... 5.3.1 Hubungan antara pendidikan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak……...………..…….. 5.3.2 Hubungan antara pengetahuan ibu dengan perilaku ibu
xiii
24 25 26 27 27 28 29 30 31 32 35 36 38 39 44 44 45 45 45 45 49 51 51 55 56 57
60 61
61 62 63
BAB VI
BAB VII
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak…..………….. 5.3.3 Hubungan antara sikap ibu dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak…...………..……….. 5.3.4 Hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak………….…… 5.3.5 Hubungan antara pendapatan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak………...…..……….. 5.3.6 Hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak…………... PEMBAHASAN 6.1 Pembahasan Hasil Univariat 6.1.1 Gambaran Karakteristik Demografi Responden (Pendidikan, Pekerjaan, Pendapatan, Sikap, Dukungan Keluarga)……………………………………………….. 6.2 Gambaran perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak di Yayasan Al-Fatah Serang……………………………. 6.3 Pembahasan Hasil Bivariat 6.3.1 Hubungan antara faktor predisposisi (pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan, sikap) dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita………………….………………………………… 6.3.2 Hubungan antara faktor pendorong (dukungan keluarga) dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita…...………………..................... 6.4 Keterbatasan Penelitian………………………………………. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ............................................................................ 7.2 Saran ......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiv
64 65 66 67 68
69 72
73
79 80 81 82
DAFTAR TABEL No. Tabel Tabel 2.2 Tabel 3.1 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 5.2.1 Tabel 5.2.2
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
5.3.1
5.3.2
5.3.3
5.3.4
5.3.5
5.3.6
Kebutuhan Gizi Untuk Anak Balita……......................... Definisi Operasional ........................................................ Tabel Indeks Korelasi…………………………………... Tabel Reabilitas Berdasarkan Nilai Alpha……………... Distribusi Karakteristik Demografi Responden............... Distribusi Frekuensi Responden Yang Mempunyai Anak Berdasarkan Perilaku Ibu Dalam Memenuhi Nutrisi Anak di Yayasan Al-Fatah Serang....................... Hubungan antara pendidikan responden dengan perilaku dalam memenuhi kebutuhan nutrisi di Yayasan AlFatah Serang……………………………………………. Hubungan antara pengetahuan responden dengan perilaku dalam memenuhi kebutuhan nutrisi di Yayasan Al-Fatah Serang……………...…………………………. Hubungan antara sikap responden dengan perilaku dalam memenuhi kebutuhan nutrisi di Yayasan AlFatah Serang……………...…………….………………. Hubungan antara pekerjaan responden dengan perilaku dalam memenuhi kebutuhan nutrisi di Yayasan AlFatah Serang……………...……………….……………. Hubungan antara pendapatan responden dengan perilaku dalam memenuhi kebutuhan nutrisi di Yayasan Al-Fatah Serang……………...…………………………. Hubungan antara dukungan keluarga responden dengan perilaku dalam memenuhi kebutuhan nutrisi di Yayasan Al-Fatah Serang……………...………………………….
xv
Hal 16 39 51 52 59
61
62
63
64
65
66
67
DAFTAR GAMBAR No. Gambar Gambar Gambar Gambar
2.1 2.2 3.1
Hal Gizi Seimbang….. ...................................................... Kerangka Teori ........................................................... Kerangka Konsep ........................................................
xvi
11 35 37
DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran 1. Lembar surat izin penelitian 2. Lembar surat validitas 3. Lembar permohonan menjadi responden 4. Lembar persetujuan menjadi responden 5. Lembar kuesioner I data demografi responden 6. Lembar kuesioner II A tentang perilaku 7. Lembar kuesioner II B tentang pengetahuan 8. Lembar kuesioner III C tentang sikap 9. Lembar kuesioner IV D tentang dukungan keluarga 10. Lembar hasil perhitungan uji validitas dan reliabilitas 11. Lembar hasil perhitungan analisa data
xvii
DAFTAR SINGKATAN
BKKBN
: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
Depkes
: Departemen Kesehatan
EQ
: Emotional Questions
GAKY
: Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
IQ
: Intelegent Questions
KEP
: Kekurangan Energi Protein
KOBER
: Kelompok Bermain
KVA
: Kekurangan Vitamin A
MDGs
: Millenium Devlopment Goals
PAUD
: Pendidikan Anak Usia Dini
Riskesdas
: Riset Kesehatan Dasar
SDM
: Sumber Daya Manusia
SQ
: Spiritual Questions
TK
: Taman Kanak-Kanak
UNICEF
: United Nations International Children’s Emergency Fund
WHO
: World Health Organization
xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Konsumsi gizi yang baik merupakan modal utama bagi kesehatan individu yang dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang. Seseorang yang mengkonsumsi asupan gizi yang salah atau tidak sesuai dengan kebutuhan
tubuh,
maka
akan
menimbulkan
masalah
kesehatan.
Malnutrition (gizi salah) merupakan keadaan mengkonsumsi asupan gizi yang
berlebihan
ataupun
kurang,
sehingga
dapat
menimbulkan
ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan asupan yang diperlukan oleh tubuh. Masalah kesehatan anak yang sering terjadi di Indonesia akibat asupan gizi yang kurang diantaranya adalah kekurangan vitamin A (KVA), gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY), anemia, dan kekurangan energi protein (KEP) (Sulistyoningsih, 2011). Kurang gizi pada usia balita akan berdampak pada penurunan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang lebih lanjut berakibat pada kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan mental dan kecerdasan, menurunkan produktifitas, serta meningkatkan kesakitan serta kematian (Sasmito dalam Lutfi, 2010). Semakin rendah satus gizi seseorang, semakin rentan sakit dan meningkatkan morbiditas. Dalam tingkat yang parah gizi kurang pada anak dapat menyebabkan malaria 7,3%, diare 60,7%, dan pneumonia 52,3% (Lahlan, 2006). Selain itu, kekurangan gizi dalam tingkat ringan, sedang dan berat memiliki resiko meninggal masing-masing adalah 2,5dan
1
2
4,6 serta 8,4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang berstatus gizi normal (Soekirman, 2000). Sekitar 1,7 juta anak di bawah lima tahun (balita) di Indonesia terancam mengalami gizi buruk yang tersebar di daerah tertinggal seluruh Indonesia. Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2007, jumlah balita di Indonesia mencapai 17,2% dengan laju pertumbuhan penduduk semakin meningkat menjadi 2,7% per tahun. Menurut United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF), Indonesia merupakan negara yang berada di peringkat kelima dunia
dengan
jumlah
balita
yang
terhambat
pertumbuhan
dan
perkembangannya paling besar sekitar 7,7 juta balita (Dekes RI, 2007). Status gizi balita di Indonesia menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013) adalah 19,6%, terdiri dari 5,7% gizi buruk dan 13,9% gizi kurang. Jika dibandingkan dengan angka prevalensi tahun 2007 (18,9%) dan tahun 2010 (17,9%) terlihat meningkat. Perubahan terutama pada prevalensi gizi buruk yaitu 5,4% tahun 2007, 4,9% pada tahun 2010, dan 5,7% tahun 2013. Sedangkan prevalensi gizi kurang naik sebesar 0,9% dari tahun 2007 dan 2013. Untuk mencapai sasaran Millenium Developmnet Goals (MDGs) tahun 2015 yaitu 15,5% maka prevalensi gizi buruk-kurang secara nasional harus diturunkan sebesar 4,1% dalam periode 2013-2015 (Bappenas, 2012). Masih tingginya prevalensi gizi kurang pada balita di Indonesia menunjukkan di tingkat keluarga masih belum baik.50% anak balita yang dibawa ke Posyandu untuk ditimbang sebagai upaya deteksi dini gangguan
3
pertumbuhan. Bayi dan balita yang telah mendapat kapsul vitamin A baru mencapai 74% dan ibu hamil yang mengkonsumsi tablet tambah darah baru mencapai 60% (Depkes RI, 2007). Status gizi anak dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain lingkungan, sosial, ekonomi, gaya hidup, kognitif, perilaku, biologis dan kesehatan (Brown (2011) dan Shills (2004) dalam Mardayanti (2009)). Sedangkan menurut Jellieffe dalam Mardayanti (2009), faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi status gizi antara lain pola konsumsi makan sehari-hari, aktifitas fisik, keadaan kesehatan, pendapatan, pendidikan orangtua dan kebiasaan makan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Birch dalam Metz (2002), dalam pengasuhan, perilaku ibu dalam pemberian nutrisi sangat berkaitan dengan indeks masa tubuh atau status gizi dari anak. Orangtua dan lingkungan keluarga memainkan peran penting dalam membentuk preferensi makanan anak-anak, perilaku makan, dan asupan energi. Kemudian untuk perilaku ibu berkaitan dengan pola asuh, menurut Herman dalam Indra (2011), keadaan gizi balita juga dipengaruhi oleh pola pengasuhan keluarga karena balita masih bergantung dalam mendapatkan makanan.Studi menunjukkan bahwa orang tua yang memahami pentingnya gizi dapat membantu anak balita memilih makanan sehat (Bomar, 2004). Hal serupa juga diungkapkan oleh Shan (2010) di Bejing-China, dalam disertasinya dikemukakan bahwa perilaku dan sikap orangtua dalam pemenuhan gizi balita mempunyai pengaruh penting terhadap status berat
4
badan anaknya. Selain itu Shan menambahkan
bahwa pengetahuan
mengenai gizi balita sangat diperlukan untuk membentuk perilaku yang baik. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2010), status gizi anak balita di Provinsi Banten berdasarkan BB/U menunjukkan prevalensi dengan gizi buruk 4,8%, gizi kurang 13,7%, gizi baik 77,5%, dan gizi lebih 4,0%, sedangkan prevalensi status gizi berdasarkan (BB/TB) sangat kurus 6,2%, kurus 7,9%, normal 74,2%, dan gemuk 11,7%. Masa balita adalah masa dimana anak memerlukan nutrisi yang adekuat dari makanan yang dimakannya untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya.Perkembangan pada
anak balita mencakup
perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan perkembangan sosial berlangsung relatif pesat (Hidayat, 2009).Proses ini dipengaruhi oleh berbagai faktor dari diri anak sendiri dan lingkungan. Dalam hal konsumsi pangan, pada usia ini anak masih merupakan golongan konsumen pasif, yaitu belum dapat mengambil dan memilih makanan sendiri sesuai dengan kebutuhannya sehingga pada usia ini anak sangat rentan terhadap berbagai masalah kesehatan apabila kondisinya kurang gizi (Santoso, 2004). Menurut Santoso (2004), kurang gizi pada anak balita umumnya disebabkan karena kebiasaan makan anak yang tidak teratur. Dimana pada masa ini anak sudah mulai memilih sendiri makanan yang disenangi dan sudah mulai menyukai makanan di luar rumah dari pada makanan di rumah.
5
Yayasan Al-Fatah Serang adalah sebuah lembaga pendidikan usia dini dibawah naungan Yayasan Miftahul Fatah Serang- Banten yang memiliki beberapa program diantaranya adalah: Pendidikan Usia Dini (PAUD), Kelompok Bermain (KOBER), dan Taman Kanak-Kanak(TK) yang berada di komplek bumi agung permai kel. Unyur kec. Serang– Banten. Berdasarkan studi pendahuluan hasil wawancara yang dilakukan pada 10 orang tua di Yayasan Al-Fatah bahwa 6 dari 10 ibu mengatakan bahwa ibu jarang menyiapkan/ membawakan anaknya bekal ke sekolah dikarenakan dengan membeli bekal diluar berupa makanan ringan, chiki, cokelat lebih mudah, praktis, dan makanan tersebut juga sangat di sukai oleh anaknya. Selain itu para orang tua khususnya ibu juga membebaskan anaknya dalam memilih makanan yang disukai anaknya selama tidak membuat sakit perut. Ibu juga mengatakan dengan memberi susu saja kebutuhan nutrisi anak sudah terpenuhi dan pemberian cemilan seperti makanan ringan, cokelat/ kerupuk dianggap dapat menggantikan posisi makanan utama karena anak akan merasa kenyang. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat perilaku ibu mengenai pemenuhan nutrisi pada anak dikatakan kurang, dan hasil wawancara dari 2 guru mengatakan anak-anak sering membeli jajanan dilingkungan sekolah seperti es lilin, chiki, permen, cokelat, gula kapas. Dari pihak sekolah juga tidak menganjurkan atau membebaskan anak untuk tidak/membawa bekal makanan dari rumah. Di Yayasan Serang belum pernah diteliti tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam memenuhi nutrisi anak dan berdasarkan hasil Riskesdas di Banten terdapat gizi baik 77,5% namun di
6
Yayasan ini 60% mengenai perilaku ibu dalam pemenuhan nutrisi kurang. Oleh karena itu peneliti sangat tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak di Yayasan Al-Fatah Serang. 1.2 Perumusan Masalah Nutrisi sangat bermanfaat bagi tubuh dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh, seperti kekurangan energi dan protein, anemia, defisiensi yodium, dan kekurangan vitamin A yang dapat menghambat proses tumbuh kembang anak. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada orang tua di Yayasan Al-Fatah bahwa 6 dari 10 ibu tingkat perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pada anak kurang (60%). Dimana ibu jarang menyiapkan/ membawakan anaknya bekal ke sekolah, membebaskan dalam memilih makanan yang disukai anaknya, pemberian susu dan cemilan seperti makanan ringan, cokelat, bikuit, wafer, chiki dianggap dapat menggantikan posisi makanan utama karena anak akan merasa kenyang. Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka penulis dapat merumuskan masalah penelitian: Adakah hubungan antara faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak di Yayasan Al-Fatah Serang?
7
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1
Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak di Yayasan Al-Fatah Serang.
1.3.2
Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi
gambaran
karakteristik
responden
meliputi
pengetahuan, pendidikan, sikap, pekerjaan, pendapatan, dan dukungan keluarga. 2. Mengidentifikasi gambaran perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak di Yayasan Al-Fatah Serang. 3. Mengetahui hubungan faktor predisposisi (pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, pendapatan, sikap) dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak di Yayasan Al-Fatah Serang. 4. Mengetahui hubungan faktor penguat (dukungan keluarga) dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak di Yayasan AlFatah Serang. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1
Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan tentang pemenuhan nutrisi anak dan mampu mengenali permasalahan dimasyarakat serta dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang didapat dibangku kuliah ketengah masyarakat.
8
1.4.2
Bagi Masyarakat (Keluarga) Memberikan masukan kepada keluarga agar memperhatikan pentingnya gizi bagi anak balita dan untuk mempertahankan tumbuh kembang balita secara optimal sehingga didapatkan status gizi yang baik.
1.4.3
Bagi Peneliti Selanjutnya Menjadi bahan referensi bagi praktisi kesehatan sehingga dapat menjadi langkah awal untuk memberikan pendidikan atau promosi di bidang kesehatan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu tentang gizi seimbang, sehingga ibu-ibu lebih memperhatikan pemenuhan gizi yang optimal untuk anaknya.
1.4.4
Bagi Pengelola Yayasan Memberikan informasi mengenai perilaku ibu dalam menyiapkan kebutuhan makan anak.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu terhadap pemenuhan nutrisi anak. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli 2014. Populasi penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak di Yayasan Al-Fatah Serang. Desain penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Data yang
digunankan
angket/kuesioner.
adalah
data
primer
dengan
menggunakan
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Anak Pra Sekolah 2.1.1
Definisi Anak Pra Sekolah Menurut Santrock (1997) dalam Rahmawati (2006), selama masa
ini anak-anak belajar untuk menjadi dirinya sendiri, mengembangkan kemampuan untuk memasuki usia sekolah dan menggunakan sebagai waktunya untuk bermain dengan teman sepermainan. Pada usia prasekolah, kepentingan untuk bersosialisasi dan persiapan menuju masa sekolah lebih besar. Selain itu pola bermain dengan teman sebaya dan perhatian untuk saling member lebih terlihat. Para psikolog anak mengatakan bahwa tahun-tahun prasekolah adalah
masa
yang
paling
penting
dari
seluruh
tahapan
perkembangan.Masa ini adalah periode diletakkannya dasar terstruktur perilaku kompleks yang dibangun sepanjang kehidupan anak (Hurlock, 1998). 2.1.2
Perkembangan Anak Perkembangan
adalah
bertambahnya
kemampuan
dan
struktur/fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistemnya yang terorganisasi.
Perkembangan
merupakan
hasil
interaksi
antara
kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya,
9
10
sehingga perkembangan ini berperan penting dalam kehidupan manusia (Nursalam, 2008). 2.2 Kebutuhan Nutrisi Pada Anak 2.2.1
Definisi Gizi Seimbang Gizi merupakan substansi kimia didalam makanan yang digunakan
oleh tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan (Brown, 2011).Zat gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan.Definisi dari gizi (nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zatzat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Definisi status gizi berasal dari zat gizi dan gizi, maka dapat disimpulkan bahwa definisi status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat
konsumsi
makanan
dan
penggunaan
zat-zat
gizi
(Sulistyoningsih, 2011). Gizi seimbang yaitu gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui makanan sehari-hari sehingga tubuh bisa aktif, sehat optimal, tidak terganggu
penyakit, dan tubuh
tetap sehat
(Soenardi,
2000).Asupan makan anak tergantung pada konsumsi makanan dalam keluarga.Konsumsi makanan dalam keluarga dipengaruhi oleh jumlah dan jenis pangan, pemasakan, kebiasaan makan secara perorangan,
11
pendapatan, agama, adat istiadat, dan pendidikan keluarga yang bersangkutan. Makin bertambah usia anak maka makin bertambah pula kebutuhan akan zat gizi (Almatsier, 2011). Setiap
anak
memiliki
karakteristik
yang
berbeda
dalam
mengkonsumsi makanan ataupun kebutuhan akan zat gizi sesuai dengan perbedaan usia. Anak usia 12 bulan membutuhkan kalori sebesar 1.100 kkal. Anak usia lebih dari 13 bulan membutuhkan nutrisi sebesar 1.300 kkal. Sedangkan usia 3-5 tahun membutuhkan nutrisi sebesar 1.400 kkal. Air yang dibutuhkan anak berumur 1-6 tahun sebanyak 1.1-1.4 liter air/hari atau 5-7 gelas/hari (Kurniasih, 2010). Gambar 2.1 Gizi Seimbang
Pemenuhan nutrisi pada balita sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita.Pada masa balita kebutuhan nutrisi sangat meningkat baik energi maupun protein.Balita memerlukan nutrisi yang adekuat dari makanan yang dimakan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya.Kekurangan nutrisi diakibatkan oleh asupan baik secara kualitas maupun kuantitas yang kurang, penurunan
12
kesehatan, aktivtas fisik yang berlebihan, dan gangguan emosi yang menyebabkan penurunan nafsu makan(Wong, 2008). Masalah kesulitan makan pada anak menurut Judarwanto (2004) sebagai berikut: a) Hambatan mengunyah dan menelan Seorang anak yang berumur diatas satu tahun mulai mendapatkan makanan dewasa yang padat sehingga mereka cenderung mengalami kesulitan dalam mengunyah dan menelan.Hal tersebut menuntut orang tua untuk lebih waspada ketika mengawasi anak makan karena anak mungkin langsung menelan makanannya sebelum mengunyah. b) Aktivitas anak Anak balita mulai suka banyak aktivitas seperti bermain bersama teman-temannya sehingga anak mudah rewel untuk makan karena tidak ingin kehilangan waktu bermain bersama temannya. c) Kekakuan anak Anak usia 3 sampai 4 tahun menunjukkan sikap egonya. Sering menolak apa yang disampaikan orang tua termasuk masalah makan dan senang makan makanan selingan sebelum makan makanan utama. 2.2.2
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Seimbang Gizi seimbang menurut Soenardi (2000) dapat dipenuhi dengan
pemberian makanan sebagai berikut:
13
Makanan pokok Merupakan makanan yang mengandung karbohidrat yang berfungsi sebagai sumber utama penghasil tenaga.Contoh bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, roti, kentang, tepung beras, jagung, singkong, ubi kayu, sagu, dan lain-lain.
Sumber protein Merupakan sumber zat pembangun dan berfungsi sebagai sumber protein.Lauk pauk dapat dibagi menjadi lauk pauk hewani dan lauk pauk nabati.Lauk pauk hewani meliputi ikan, telur, daging ayam, daging sapi dan sebagainya, sedangkan lauk pauk nabati terdiri dari tahu, tempe, oncom dan jenis kacang-kacangan
Sumber vitamin dan mineral Vitamin dan mineral yang mempunyai fungsi sebagai zat pengatur. Sayuran: bayam, kangkung, labu siam, labu kuning, buncis, wortel, oyong.Buah-buahan: papaya, jambu biji, air jeruk, pisang, melon, alpukat.
Susu Merupakan minuman yang mengandung protein yang tinggi sehingga memiliki kandungan gizi paling lengkap yang dapat melengkapi kekurangan zat gizi pada jenis makanan lainnya, dengan kata lain susu merupakan penyempurna hidangan empat sehat lima sempurna untuk memenuhi kebutuhan gizi.
14
2.2.3
Macam-macam Stautus Gizi Menurut
Soekirman
(2000),
Status
gizi
anak
balita
dibedakanmenjadi : a. Status gizi baik Status gizi baik yaitu keadaan dimana asupan zat gizi sesuai dengan kebutuhan aktivitas tubuh. Adapun ciri-ciri anak berstatus gizi baik dan sehat adalah sebagai berikut :
Tumbuh dengan normal.
Tingkat perkembangannya sesuai dengan tingkat umurnya.
Mata bersih dan bersinar.
Bibir dan lidah tampak segar.
Nafsu makan baik.
Kulit dan rambut tampak bersih dan tidak kering.
Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan.
b. Status gizi lebih Gizi lebih adalah suatu keadaan karena kelebihan konsumsi pangan.Keadaan ini berkaitan dengan kelebihan energi dalam konsumsi pangan yang relatif lebih besar dari penggunaan yang dibutuhkan
untuk
aktivitas
tubuh
atau
energy
expenditure.Kelebihan energi dalam tubuh, diubah menjadi lemak dan ditimbun dalam tempat-tempat tertentu.Jaringan lemak ini merupakan jaringan yang relatif inaktif, tidak langsung berperan serta dalam kegiatan kerja tubuh.Orang yang kelebihan berat badan, biasanya karena jaringan lemak yang tidak aktif tersebut.
15
c. Kurang gizi (status gizi kurang dan status gizi buruk) Status gizi kurang atau gizi buruk terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa zat gizi yang diperlukan.Beberapa hal yang menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi adalah karena makanan yang dikonsumsi kurang atau mutunya rendah atau bahkan keduanya.Selain itu zat gizi yang dikonsumsi gagal untuk diserap dan dipergunakan oleh tubuh.Kurang gizi banyak menimpa anakanak khususnya anak-anak berusia di bawah 5 tahun, karena merupakan golongan yang rentan. Jika kebutuhan zat-zat gizi tidak tercukupi maka anak akan mudah terserang penyakit. 2.2.4
Prinsip Status Gizi Setelah anak berumur satu tahun menunya harus bervariasi untuk
mencegah kebosanan dan diberi susu, sereal (seperti bubur beras, roti), daging, sup, sayuran dan buah-buahan. Makanan padat yang diberikan tidak perlu diblender lagi melainkan yang kasar supaya anak yang sudah mempunyai gigi dapat belajar mengunyah. Adakalanya anak tidak mau makan dan sebagai gantinya ibu memberikan susu. Kebiasaan demikian akan mengarah kediet yang hanya terdiri dari susu saja. Jika anak tidak mau makan makanan padatnya, jangan diberikan susu sebagai pengganti akan tetapi bawa pergi makanan itu dan coba lagi jika anak sudah tidak lapar (Adinigsih, 2010).
16
Tabel 2.2 Kebutuhan gizi untuk anak balita Umur
Bentuk Makanan
1-3 tahun
Makanan keluarga: ½ piring makanan pokok (nasi atau pengganti nasi) 2-3 potong lauk hewani ½ mangkuk sayur 2-3 potong buah-buahan 1 gelas susu 4-6 tahun Makanan keluarga: 1-2 piring makanan pokok (nasi atau pengganti nasi) 2-3 potong lauk hewani 1-2 potong lauk nabati 1-1 ½ mangkuk sayur 2-3 potong buah-buahan 1-2 gelas susu Sumber : Adiningsih, 2010.
Frekuensi Makanan 3 kali sehari
3 kali sehari
Anak dibawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi. Anak balita ini justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi (Santoso, 2004). 2.2.5
Mengatur Makanan Anak Prasekolah Makanan memberikan sejumlah zat gizi yang diperlukan untuk
tumbuh kembang pada setiap tingkat perkembangan dan usia, yaitu masa bayi, masa balita dan masa usia prasekolah. Pemilihan makanan yang tepat dan benar, bukan saja akan menjamin kecukupan gizi bagi tumbuh kembang fisik, tetapi juga perkembangan sosial, psikologis, dan emosional. Kebutuhan manusia akan zat gizi untuk tiap kurun umumnya sama, dan hanya jumlah zat gizi yang dibutuhkan yang
17
berbeda. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.Pertama, anak memerlukan keteladan terutama dari lingkungan keluarga, guna menciptakan makan dan pola makan yang sehat.Kedua, para orang tua hendaknya mendorong anak menyukai aneka ragam makanan. Penanaman kebiasaan makanan yang baik dan sehat sejak usia dini dapat mengurangi resiko terjadinya gangguan kesehatan yang bersumber pada kesalahan akan makan, seperti kurang gizi, kegemukan
(obesitas),
penyakit
kencing
manis,
penyakit
kardiovaskuler dan berbagai penyakit kronis (Adiningsih, 2010). 2.2.6
Kebutuhan Nutrisi Pada Anak Prasekolah Nutrisi sangat bermanfaat bagi tubuh dalam membantu proses
pertumbuhan dan perkembangan anak serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh, seperti kekurangan energi dan protein, anemia, defisiensi yodium, defisiensi seng (Zn), defisiensi vitamin A, defisiensi tiamin, defisiensi kalium, dan lain-lain yang dapat menghambat proses tumbuh kembang anak. Apabila kebutuhan nutrisi pada bayi dan anak terpenuhi, diharapkan anak dapat tumbuh dengan cepat sesuai dengan usia tumbuh kembang dan dapat meningkatkan kualitas hidup serta mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas (Hidayat, 2008). Selain itu, kebutuhan nutrisi juga dapat membantu dalam aktivitas sehari-hari karena nutrisi juga merupakan sumber tenaga yang dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh serta sumber pembangunan dan pengatur dalam tubuh.Sumber tenaga nutrisi dapat diperoleh dari
18
karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin.Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak harus seimbang dan mengandung semua zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Banyak ditemukan berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang, seperti anak tidak suka makan, tidak mau atau tidak mampu untuk makan pada makanan yang tidak disukai tersebut mengandung zat gizi yang seimbang, sehingga harapan dalam pemenuhan gizi yang selaras, serasi, dan seimbang tidak terlaksana. Disamping itu, pada anak sakit dapat dijumpai maslah masukan nutrisi yang kurang, sedangkan kebutuhan dalam tubuh semakin meningkat karena adanya peningkatan metabolisme akibat suatu penyakit, sehingga pada anak yang sakit diperlukan makanan tambahan yang mengandung semua zat gizi yang seimbang (Hidayat, 2008). Upaya perbaikan pemenuhan kebutuhan nutrisi dalam rangka membantu proses fisiologis dalam tubuh untuk proses tumbuh kembang anak dan membantu aktivitas serta memelihara kesehatan merupakan salah satu bagian dari upaya pemulihan kondisi anak. Hal tersebut dilakukan dengan harapan anak akan menjadi puas dan orang tua dapat membantu proses edukasi, kemudian dapat membina kebiasaan waktu makan, serta menentukan selera makan, memilih kemampuan kebiasaan yang baik, memilih jenis makanan, serta menentukan jumlah dan mendidik dalam berperilaku makan. Dalam proses pemenuhan tersebut akan dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya usia, status nutrisi itu sendiri, dan keadaan penyakit yang
19
diderita anak sehingga faktor tersebut harus mendapat perhatian dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada bayi dan anak (Hidayat, 2008). Supartini (2004) mengemukakan sama halnya dengan anak usia toddler, anak prasekolah mengalami pertumbuhan sedikit lambat. Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang perlu diperhatikan pada anak prasekolah adalah sebagai berikut:
Nafsu makan berkurang.
Anak lebih tertarik pada aktivitas bermain dengan teman atau lingkungannya daripada makan.
Anak mulai senang mencoba jenis makanan baru.
Waktu makan merupakan kesempatan yang baik bagi anak untuk belajar dan bersosialisasi dengan keluarga.
Anjuran untuk orang tua dalam kaitanya dengan karakteristik tersebut:
Pertahankan kebiasaan makan yang baik dengan cara mengajarkan
anak
mengenal
nutrisi,
misalnya
dengan
menggambar atau melakukan aktivitas bermain.
Apabila makanan yang dikonsumsi cenderung sedikit, berikan dengan frekuensi lebih sering yaitu 4 sampai 5 kali sehari. Apabila memberikan makanan padat, seperti nasi, 3 kali dalam sehari, berikan makanan ringan atau kudapan diantara waktu makan tersebut. Susu cukup diberikan 1-2 kali sehari.
20
Fasilitas anak untuk mencoba jenis makanan baru. Makanan baru tidak harus yang berharga mahal, yang penting memenuhi gizi seimbang.
Fasilitasi anak untuk dapat mengekspresikan ide, pikiran, serta perasaannya saat makan bersama dan fasilitasi anak untuk berinteraksi secara efektif dengan anda atau anggota keluarga yang lain.
Menurut Sutomo (2010) kebutuhan gizi anak usia 4-6 tahun sangat tinggi karena kemampuan motorik mereka sudah meningkat tajam. Mereka sudah sering berlarian kesana kemari, memanjat, bermain dengan teman-teman sehingga kebutuhan energy dan asupan gizi lain lebih tinggi. Pertumbuhan anak prasekolah sudah tidak pesat lagi.Namun anak lebih rentan terhadap anemia, kekurangan vitamin A, dan kekurangan kalori protein.Fungsi pencernaannya memang telah berkembang baik, tapi pemilihan makanan tetap harus yang mudah dicerna. Anak prasekolah adalah konsumen aktif.Mereka telah dapat memilih jenis makanan yang dikonsumsi.Menu makan mereka adalah menu makan keluarga, artinya mereka telah dapat mengkonsumsi makanan yang diperuntukkan untuk seluruh keluarga.Tentunya tetap yang tidak boleh merangsang lambung, seperti pedas dan asam (Santoso, 2004). Anak usia ini juga telah mengenalarti jajanan. Disini orang tua dituntut untuk lebih selektif memilih jajanan bagi mereka.Anak boleh
21
diberikan jajanan atau kudapan, namun kudapan yang sehat. Sayangnya, kadang-kadang pengawasan orangtua bisa lalai, saat anak berada diluar pemantauan seperti di sekolah atau taman bermain. Jajanan yang berada di luar sekolah sering tidak sehat dari segi higienis, baik dari pengelolaan, bahan pangan, serta sering tidak memperhatikan kandungan gizi. Batasi kebiasaan anak untuk jajan di sekolah, dengan cara biasakan anak untuk sarapan pagi supaya anak tidak merasa lapar di sekolah. Sarapan pagi sangat baik buat anak karena dapat mencegah hipoglikemi sehingga mereka dapat mengikuti pelajaran baik di sekolah (Santoso, 2004). Buatkan bekal yang sehat untuk dibawa anak ke sekolah, baik berupa makanan maupun minuman.Menu makanan bekal sebaiknya berupa menu yang praktis, menarik, namun juga memenuhi semua unsur gizi.Seperti nasi goring ayam dan sayuran, sandwich ikan dengan sayuran, atau roti gulung isi daging dan sayuran.Untuk minuman bisa berupa air mineral atau jus buah (Soenardi, 2000). Kecenderungan anak-anak untuk jajan sangat kuat di usia ini. Masalahnya jajanan yang dibeli anak dapat mengganggu kesehatan dan mengandung unsur gizi yang tidak lengkap, seperti dominan manis atau berlemak tinggi. Bahaya lain di dalam makanan jajanan anak adalah kandungan bahan kimianya. Makanan jajanan anak biasanya sengaja dibuat produsen makanan dengan warna yang mencolok dan rasa yang gurih, lezat atau manis. Anak-anak memang suka dengan warna-warna makanan yang menarik, namun yang terkandung di
22
dalam pewarna makanan adalah bahan kimia, belum lagi jika pewarna yang digunakan adalah pewarna tekstil, karena alasan biaya produksi.Makanan di dalam kemasan umumnya juga ditambahkan pengawet dan penguat rasa (monosodium glutamate) (Soenardi, 2000). Bahan-bahan food additive di dalam makanan jajanan bisa mengganggu kesehatan balita bahkan beresiko menyebabkan kanker jika dikonsumsi dalam janga panjang.Ini karena sifat food additive seperti pewarna, pengawet, dan penguat rasa ini bersifat karsinogenik atau menyebabkan kanker. Jalan keluar yang lebih sehat, tentu dengan membekali anak dengan makanan bekal yang dapat dikontrol nilai gizi dan kebersihannya (Soenardi, 2000). Pada dasarnya makanan bagi balita harus bersifat lengkap artinya kualitas dari makanan harus baik dan kuantitas makanan pun harus cukup dan bergizi, artinya makanan mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan, dengan memperhitungkan : a) Pada periode ini dibutuhkan penambahan konsumsi zat pembangun karena tubuh anak sedang berkembang pesat. b) Bertambahnya aktivitas membutuhkan penambahan bahan makanan sebagai sumber energi. c) Untuk perkembangan mentalnya anak membutuhkan lebih banyak lagi zat pembangun terutama untuk pertumbuhan jaringan otak yang mempengaruhi kecerdasan walaupun tidak secara signifikan.
23
2.3 Keluarga 2.3.1
Definisi Keluarga Menurut Departemen Kesehatan RI (2005), keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Secara prinsip keluarga adalah unit terkecil masyarakat atas dua orang atau lebih, adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga, berinteraksi diantara sesama anggota keluarga, setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing, menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan. Keluarga merupakan tempat paling awal bagi balita dalam menerima pendidikan paling awal.Karena lingkungan ini balita menghabiskan waktunya.Anak seusia ini komunikasinya masih dominan dengan keluarga. Pertumbuhan anak dimasa balita merupakan pondasi bagi perkembangannya dimasa mendatang, maka disinilah peran keluarga dalam membangun dan membunuh kembangkan kepribadian dan perkembangan jiwa anak. Lingkungan sosial yang pertama dikenal anak ialah dalam keluarga. Dalam hal ini orangtua adalah orang terpenting bagi anak disamping saudara, kakek, nenek pembantu serta teman-teman sepermainan. Itu sebabnya segala sesuatu yang dialami dan diajarkan kepada keluarga menjadi dasar bagi pembentukan anak. Secara naluriah setiap orangtua pasti akan melindungi anaknya, terlebih apabila anak masih dalam usia balita dan
24
dianggap masih belum mandiri dan belum memiliki ketrampilan dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dan menjaga dirinya dari penyakit. Dalam konteks ini akan terasa aneh jika seorang balita yang seharusnya masih tergantung dengan pengasuhan orang tuanya justru malah banyak yang mengalami gangguan gizi seiring dengan bertambahnya usia. Dengan logika sederhana seharusnya dengan bertambah usia, anak akan tumbuh semakin kuat dan mandiri serta semakin jauh dari masalah gizi dan kesehatan pada umunya (Kusnandi, 2008). 2.4 Konsep Perilaku 2.4.1
Definisi Perilaku Menurut Notoadmodjo (2007) perilaku adalah semua kegiatan atau
aktivitas manusia baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar (Skiner, 1983 dalam Notoadmodjo, 2007). Berdasarkan pengertian tersebut Skiner membedakan adanya dua respons, yaitu: a. Respondent respons atau reflexive, yaitu respons yang timbulkan olehrangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Misalnya cahaya terangmenyebabkan mata tertutup. Respons ini mencakup perilaku emosional,misalnya mendengar berita musibah menjadi sedih. b. Operant respons atau instrumental respons, yaitu respons yang timbul danberkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang
tertentu.
Misalnya
apabila
petugas
kesehatan
25
melaksanakan tugasnya dengan baik kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya, maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik dalam melaksanakan tugasnya. Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
Perilaku tertutup, yaitu respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum diamati secara jelas oleh orang lain.
Perilaku terbuka, yaitu respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati dan dilihat oleh orang lain (Notoatmodjo, 2010).
2.4.2
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas dari organisme
yang bersangkutan. Perilaku manusia adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri. Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulasi yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Blumm (1986), menyatakan ada 4 faktor yang mempengaruhi
derajat
kesehatan
pada
manusia
yaitu
26
genetik(hereditas), lingkungan, pelayanan kesehatan, dan perilaku (Notoadmodjo, 2007). Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor perilaku dan di luar perilaku. Menurut teori Lawrence Green dalam Notoadmodjo (2007), menyebutkan tiga faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku individu maupun kelompok adalah:
Faktor mempermudah (predisposing Factor) yaitu faktor pertama yang mempengaruhi untuk berperilaku yang mencakup karakteristik
individu,
pendidikan,
pengetahuan,
sikap,
keyakinan, kepercayaan, nilai, persepsi, dan unsur lain yang terdapat dalam diri individu maupun masyarakat.
Faktor pendukung (enabling factor) yaitu faktor yang memungkinkan keinginan terlaksana meliputi ketersediaan sumber
daya
kesehatan,
kesehatan,
prioritas
keterjangkauan
masyarakat
atau
sumber
pemerintah
daya dan
keterampilan yang berkaitan dengan kesehatan.
Faktor pendorong (reinforcement factor) yaitu faktor yang memperkuat/mendorong perubahan tingkah laku, kaitanya dengan kesehatan, meliputi dukungan keluarga (suami, orang tua, keluarga), tokoh masyarakat dan lainnya.
2.4.3
Domain Perilaku Kesehatan Menurut Notoadmodjo (2010), perilaku kesehatan adalah sesuatu
respon (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan
27
dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku pemeliharaan kesehatan ini terjadi dari 3 aspek: a) Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari sakit. b) Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat. c) Perilaku gizi makanan dan minuman. Domain perilaku kesehatan mencakup 3 komponen, yakni: pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan tindakan atau praktik (practice). Oleh sebab itu mengukur perilaku dan perubahannya, khususnya perilaku kesehatan juga mengacu kepada 3 domain tersebut (Notoadmodjo, 2010). 2.5 Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Perilaku
Ibu
Dalam
Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Anak. 2.5.1
Pengetahuan Gizi ibu Pengetahuan merupakan hasil dari penginderaan manusia, atau
hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan samapai mengahasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera
28
pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2010). Menurut Slamet (2009) pengetahuan ibu dapat diperoleh dari pendidikan atau pengamatan serta informasi yang didapat seseorang. Pengetahuan dapat menambah ilmu dari seseorang serta merupakan proses dasar dari kehidupan manusia. Melalui pengetahuan manusia dapat melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. 2.5.2 Pendidikan ibu Tingkat pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. (Sarwono, 1992 dalam Nursalam, 2011). Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akanmempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dcari gagasan tersebut (Notoatmodjo, 2010). Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam proses tumbuh kembang anak. Ibu yang memiliki tingkatpendidikan tinggi akan lebih mudah menerima pesan dan informasi gizi dan kesehatan anak (Gabriel, 2008). Orang tua yang memiliki pendidikan tinggi akan lebih mengerti tentang pemilihan pengolahan pangan serta pemberian
29
makan yang sehat dan bergizi bagi keluarga terutama untuk anaknya (Soetjiningsih, 2004). Pendidikan formal dari ibu rumah tangga sering kali mempunyai manfaat yang positif dengan pengembangan pola konsumsi makanan dalam keluarga. Beberapa studi menunjukkan bahwa jika pendidikan dari ibu meningkat maka pengetahuan nutrisi dan praktek nutrisi bertambah baik (Joyomartono, 2004). Menurut Hidayat (1980) dalam Lutfi (2010) ibu yang berpendidikan lebih tinggi cenderuang memilih makanan yang lebih baik dalam kualitas dan kuantitas dibandingkan ibu yang berpendidikan rendah. 2.5.3 Pekerjaan Ibu Menurut Sediaoetama (2006), pekerjaan adalah mata pencaharian, apa yang dijadikan pokok kehidupan, sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah. Lamanya seseorang bekerja sehari-hari pada umumnya 6-8 jam (sisa 16-18 jam) dipergunakan untuk kehidupan dalam keluarga, masyarakat, istirahat, tidur dan lain-lain. Menurut Afriyenti (2002) dalam Lutfi (2010) seorang ibu yang tidak bekerja di luar rumah akan memiliki lebih banyak waktu dalam mengasuh serta merawat anak. Ibu yang bekerja tidak dapat memberikan perhatian kepada anak balitanya apalagi mengurusnya sehingga ibu yang bekerja waktu untuk merawat anak menjadi berkurang (Sediaoetama, 2006). Keterlibatan ibu dalam kegiatan ekonomi/bekerja dibatasi oleh waktu mereka untuk kegiatan rumah tangga termasuk pengelolaan
30
pangan buat keluarga (Hardinsyah, 2007). Saat wanita dari keluarga menengah ke bawah lebih mengalokasikan untuk kegiatan bekerja di luar rumah, biasanya mereka akan mengurangi waktu untuk mengelola makanan di rumah tangga dengan cara mengurangi frekuensi memasak dan mengurangi jenis makanan yang dimasak yang pada akhirnya akan mengurangi kualitas gizi pada menu makanan anggota keluarga tersebut (Hardinsyah, 2007). 2.5.4
Pendapatan Keluarga Menuru Berg (1986) dalam Parsiki (2003) pendapatan dianggap
sebagai salah satu determinan utama dalam dalam diet dan status gizi.Ada kecenderungan yang relevan terhadap hubungan pendapatan dan kecukupan gizi keluarga. Hukum Perisse mengatakan jika terjadi peningkatan pendapatan, maka makanan yang dibeli akan lebih bervariasi (Parsiki, 2003). Selain itu menurut hukum ekonomi (hukum Engel) yang disebutkan bahwa mereka yang berpendapatan sangat rendah akan selalu membeli lebih banyak makanan sumber karbohidrat, tetapi jika pendapatannya naik maka makanansumber karbohidrat yang dibeli akan menurun diganti dengan makanan sumber hewani dan produk sayuran (Soekirman, 2000). Menurut Suhardjo (2003) pada keluarga yang pendapatannya rendah, tentu rendah pula jumlah uang yang dibelanjakan untuk makanan itu.Bila pendapatan menjadi semakin baik, maka jumlah uang dipakai untuk membeli makanan dan bahan makanan itu juga
31
meningkat, sampai suatu tingkat tertentu dimana uang tidak banyak berubah. Pada tingkat keluarga, penurunan daya beli akan menurunkan kualitas dan kuantitas pangan serta aksesibilitas pelayanan kesehatan terutama sekali bagi warga kelas ekonomi bawah. Hal ini akan berdampak negatif terhadap kesehatan anak yang rentan terhadap gangguan gizi dan kesehatan (Hardinsyah, 1997 dalam Lutfi 2010). Besarnya pendapatan yang diperoleh setiap keluarga tergantung dari pekerjaan mereka sehari-hari. Pendapatan dalam satu keluarga akan mempengaruhi aktivitas keluarga dalam pemenuhan kebutuhan sehingga akan menentukan kesejahteraan keluarga termasuk dalam perilaku gizi seimbang (Yuliana, 2004). 2.5.5
Sikap Menurut Notoatmodjo (2007), sikap adalah respon individu yang
masih bersifat tertutup terhadap suatu rangsangan dan sikap tidak dapat diamati secara langsung oleh individu lain. Sikap belum merupakan suatu tindakan, tetapi sikap merupakan suatu faktor pendorong individu untuk melakukan tindakan (perilaku).Sikap merupakan kecenderungan merespon (secara positif atau negatif) orang, situasi atau objek tertentu.Sikap mengandung suatu penilaian emosional atau afektif (senang, benci, dan sedih), kognitif (pengetahuan tentang suatu objek), dan konatif (kecenderungan bertindak) (Sarwoni (2007) dalam Maulana (2010)).
32
Sikap memiliki tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu kognitif, afektif, dan konatif. a. Komponen kognitif (cognitive). Disebut juga komponen perceptual, yang berisi kepercayaan yang berhubungan dengan persepsi individu terhadap objek sikap dengan apa yang dilihat dan diketahui, pandangan, keyakinan, pikiran, pengalaman pribadi, kebutuhan emosional, dan informasi dari orang lain. Sebagai contoh, seseorang tahu kesehatan itu sangat berharga jika menyadari sakit dan terasa nikmatnya sehat. b. Komponen afektif (komponen emosional). Komponen ini menunjukkan dimensi emosional subjektif individu terhadap objek sikap, baik bersifat positif (rasa senang) maupun negatif (rasa tidak senang). Reaksi emosional banyak dipengaruhi oleh apa yang kita percayai sebagai sesuatu yang benar terhadap objek sikap tersebut. c. Komponen konatif (komponen perilaku). Komponen ini merupakan predisposisi atau kecenderungan bertindak terhadap objek sikap yang dihadapinya. 2.5.6
Dukungan keluarga Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga, dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu
tempat
ketergantungan.
dibawah
suatu
atap
dalam
keadaan
saling
33
Anggota keluarga saling berinteraksi satu sama lain dan masingmasing mempunyai peran sosial: suami, istri, anak, kakak, adik. Keluarga mempunyai tujuan yaitu menciptakan dan mempertahankan perkembangan fisik, psikologis dan sosial budaya (Mubarok, 2006). Dukungan keluarga adalah bantuan yang bermanfaat secara emosional dan memberikan pengaruh positif yang berupa informasi, bantuan instrumental, emosi, maupun penilaian yang diberikan oleh anggota keluarga yang terdiri dari suami, orang tua, maupun saudara lainnya. Cohen & Syme (1985) dalam Lastri (2009), mengklasifikasikan dukungan sosial dalam empat kategori yaitu: a. Dukungan informasi, yaitu memberikan penjelasan tentang situasi dan segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapi oleh individu. Dukungan ini meliputi memberikan nasehat, petunjuk, masukan, atau penjelasan bagaimana
seseorang
bersikap
dan
bertindak
dalam
mengahadapi situasi yang dianggap membebani. b. Dukungan emosional, yang meliputi mendengarkan, bersikap terbuka, menunjukkan sikap percaya terhadap apa yang dikeluhkan, mau memahami, ekspresi kasih sayang. c. Dukungan instrumental adalah bantuan yang diberikan secara langsung bersifat fasilitasi atau materi, misalnya menyediakan fasilitasi yang diperlukan, meminjamkan uang, member makan, atau bantuan yang lain.
34
d. Dukungan penilaian, dukungan ini bisa berbentuk penilaian yang positif, penguatan (pembenaran) untuk melakukan sesuatu. Dukungan keluarga sangat berarti bagi seseorang untuk melakukan suatu kegiatan khususnya di bidang kesehatan, dimana peran keluarga adalah sebagai provider, penyedia, dan perawatan anak serta sosialisasi dan dukungan untuk memelihara dan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga.Dukungan terbesar diberikan oleh suami kepada istri dan anak-anaknya (Widiyanti, 2006).
35
2.6 Kerangka Teori Bagan 2.2 Kerangka Teori
Anak usia 3-5 tahun Sumber karbohidrat Sumber protein Sumber vitamin dan mineral Susu
Nutrisi untuk tumbuh kembang
Faktor Predisposisi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Pengetahuan Sikap Kepercayaan Keyakinan Nilai-nilai Umur Jeniskelamin Pendidikan Pekerjaan Pendapatan
Perilaku kesehatan
Faktor Pendukung: Sarana dan prasarana kesehatan Faktor Penguat: 1. Dukungan keluarga 2. Dukungan tokoh masyarakat
Hubungan terpenuhi
Tidak terpenuhi
Sehat
Terganggu
(Sumber : Notoatmodjo, 2007)
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESA PENELITIAN, DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konseptual Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan
bagaimana
seseorang
peneliti
menyusun
teori
atau
menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2008). Kerangka konsep akan membantu kita untuk membuat hipotesis, menguji hubungan tertentu, dan membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penemuan dengan teori yang hanya dapat diamati atau diukur melalui variabel (Nursalam (2003) dalam Hidayat (2008)). Kerangka konsep dalam penelitian ini terdiri dari variable independen (pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, sikap ibu, dukungan keluarga), dan variabel dependennya perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak usia 3-5 tahun. Kerangka konsep penelitian disusun sebagai kerangka kerja dalam melakukan penelitian. Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
36
37
Bagan 3.1 Kerangka Konsep Variabel Independen
Variabel Dependen
Faktor Predisposisi: 1. 2. 3. 4. 5.
Pengetahuan Sikap Pendidikan Pekerjaan Pendapatan
PerilakuIbu Dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Anak
Factor Penguat: 1. Dukungan suami/keluarga Alasan kenapa variabel yang lainya tidak diikut sertakan karena variabel keyakinan, nilai-nilai, adatistiadat, kepercayaan tidak diteliti karena mayoritas penduduk yang berada di Yayasan Al-Fatah Serang beragama islam, dan tidak ada kepercayan/ pantangan terhadap makanan. Umur ibu tidak diikutsertakan karena rata-rata usia ibu 2040 tahun. Sedangkan akses pelayanan kesehatan tidak diteliti karena jarak kepuskesmas atau ketempat pelayanan kesehatan lainnya masih dapat dijangkau oleh masyarakat dengan kendaraan roda dua atau angkutan umum.
38
3.2 Hipotesis Penelitian 1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi anakdi Yayasan Al-Fatah Serang. 2. Ada hubungan antara pendidikan dengan perilaku ibu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi anakdi Yayasan Al-Fatah Serang. 3. Ada hubungan antara pekerjaan dengan perilaku ibu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi anakdi Yayasan Al-Fatah Serang. 4. Ada hubungan antara pendapatan dengan perilaku ibu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi anak di Yayasan Al-Fatah Serang. 5. Ada hubungan antara sikap dengan perilaku ibu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi anak di Yayasan Al-Fatah Serang. 6. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi anakdi Yayasan Al-Fatah Serang.
3.3 Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional No 1
Variabel Perilaku ibu
Definisi Operasional Tindakan ibu dalam memberikan
Cara Ukur
Alat Ukur
Mengisi kuesioner
Kuesioner
dalam memenuhi makanan kepada anak balita,
dengan alternatif jawaban
kebutuhan nutrisi mulai dari cara memilih,
positif:
anak
mengolah bahan makanan sampai dengan pemberiannya.
Selalu (SL) = 4 Sering (S) = 3 Jarang (JR) = 2
Penelitian 11 Pertanyaan
Hasil Ukur Interpretasi hasil perilaku:
Skala Ordinal
1 = Perilaku ibu baik apabila nilai yang diperoleh ≥ 30 2 = Perilaku ibu kurang apabila nilai yang diperoleh < 30
Tidak Pernah (TP) = 1
Mengisi kuesioner dengan alternatif jawaban negatif:
39
Selalu (SL) = 1 Sering (S) = 2 Jarang (JR) = 3 Tidak Pernah (TP) = 4 (Skala Likert) 2
Pendidikan ibu
Jenjang pendidikan formal
Angket
terakhir yang berhasil
Kuesioner
1 = Rendah, jika tamat <
demografi
SMA
diselesaikan oleh responden.
Ordinal
2 = Tinggi, jika tamat ≥ SMA (Depdiknas, 2004)
3
Pengetahuan ibu
Tingkat pemahaman ibu tentang
Mengisi kuesioner
dalam memenuhi pertumbuhan balita, definisi
dengan alternatif
kebutuhan nutrisi status gizi, manfaat nutrisi,
jawaban:
anak
makanan yang tergolong gizi seimbang, perawatan dan
Benar = 1
Kuesioner Penelitian 17 Pertanyaan
Interpretasi hasil
Ordinal
pengetahuan: 1= Pengetahuan responden baik apabila skor atau nilai yang diperoleh ≥ 14 40
pemberian makan anak balita.
Salah = 0
2 = Pengetahuan kurang apabila skor atau nilai yang
(Skala Guttman)
4
Pekerjaan ibu
Bekerja atau tidak bekerjanya
Angket
ibu dalam rangka memberikan
diperoleh < 14
Kuesioner demografi
penghasilan tambahan pada
Pendapatan
Perbandingan antara jumlah
keluarga
pendapatan keluarga terhadap
Ordinal
2 = bekerja (Depkes RI, 2008)
keluarga. 5
1 = tidak bekerja
Angket
Kuesiner
1 = Diatas UMK ≥ Rp.
demografi
2.300.000,-/bln
seluruh jumlah anggota keluarga
Ordinal
2 = Dibawah UMK
6
Sikap ibu
Sikap ibu berupa penilaian
Mengisi kuesioner
Kuesioner
(secara positif atau negatif)
dengan alternatif jawaban
Penelitian 5
terhadap memberikan makanan
positif:
Pertanyaan
Interpretasi hasil sikap:
Ordinal
1 = Sikap ibu baik apabila nilai yang diperoleh ≥ 13 41
kepada anak balita, mulai dari cara memilih, mengolah bahan makanan sampai dengan pemberiannya.
Sangat Setuju (SS) = 4 Setuju (S) = 3
2 = Sikap ibu kurang apabila nilai yang diperoleh < 13
Tidak Setuju (TS) = 2 Sangat Tidak Setuju (STS) = 1 Mengisi kuesioner dengan alternatif jawaban negatif: Sangat Setuju (SS) = 1 Setuju (S) = 2 Tidak Setuju (TS) = Sangat Tidak Setuju (STS) = 4 (Skala Likert)
42
7
Dukungan
Segala sesuatu baik berupa
Mengisi kuesioner
keluarga
materi maupun psikologis yang
dengan alternatif
berasal dari keluarga yang
jawaban:
bersifat memotivasi ibu dalam memilih makanan yang cocok untuk usia anaknya terkait dengan tingkat pertumbuhan
YA = 1
Kuesioner
1= Banyak mendapatkan
Ordinal
dukungan ≥ 3 2 = Kurang mendapat dukungan < 3
TIDAK = 0 (Skala Guttman)
pada anak usia prasekolah.
43
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang akan digunakan dalam melakukan prosedur penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dalam penelitian yang akan dilakukan peneliti menggunakan rancangan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian cross sectional karena pada penelitian ini variabel independen dan dependen akan diamati pada waktu (periode) yang sama.
Rancangan
penelitian
deskriptif
ini
bertujuan
untuk
menerangkan atau menggambarkan faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam pemenuhan nutrisi pada anak tahun di Yayasan Al-Fatah Serang. 4.2 Populasi dsn Sampel 4.2.1
Populasi Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik
tertentu yang akan diteliti. Bukan hanya objek atau subjek yang dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek (Hidayat, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai anak di Yayasan Al-Fatah Serang. 4.2.2
Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi, atau sampel didefinisikan sebagai bagian dari populasi yang diambil untuk diketahui karakteristiknya. Teknik pengambilan
44
45
sampel menggunakan non probability sampling dengan teknik total sampel yaitu dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel (Hidayat, 2008). Hal ini dikarenakan responden jumlahnya tidak begitu banyak sehingga seluruh ibu yang memiliki anak di Yayasan Al-Fatah Serang dijadikan responden. Kriteria Inklusi
Orangtua/ ibu yang berusia 20-40 tahun
Orangtua/ ibu yang memiliki anak di Yayasan Al-Fatah Serang
4.2.3
Orangtua/ ibu yang bisa membaca, dan menulis
Orangtua/ ibu bersedia menandatangani lembar persetujuan
Jumlah Sampel Pada penelitian ini, perhitungan sampel tidak dilakukan karena
terbatasnya jumlah populasi yang diteliti sehingga menggunakan total sampling. Total populasinya adalah 70 responden. 4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Yayasan Al-Fatah SerangBanten.Waktu penelitianakan dilaksanakan pada bulan Juli 2014. 4.4 Alat Pengumpul Data Untuk memperoleh data dalam penelitian, peneliti menggunakan kuesioner pada responden terpilih yang memenuhi kriteria di Yayasan Al-Fatah Serang Kelurahan Unyur Kecamatan Serang. Kuesioner diberikan kepada ibu-ibu yang mempunyai balita untuk diisi dan dilengkapi. Kuesioner yang telah dibuat mencangkup variabel
46
independen yaitu: pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, sikap, dan dukungan keluarga. Pada pertanyaan variabel perilaku, pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga perlu dilakukan proses scoring. Skor yaitu pemberian skor jawaban responden pada beberapa pertanyaan di kuesioner sehingga dapat digabungkan menjadi satu variabel. Adapun variabel-variabel yang diskoring yaitu: a. Perilaku, kuesioner ini menggunakan skala likert dengan 2 bentuk pertanyaan yakni pertanyaan positif dan pertanyaan negatif. Kuesioner dibuat dalam bentuk daftar checklist dan terdiri dari 11 pertanyaan dengan skor maksimum 44 dan skor minimum 4. Masing-masing pertanyaan terdiri dari 5 pertanyaan positif (A1, A2, A3, A6 A11) dan 6 pertanyaan negatif (A4, A5, A7, A8, A9, A10), dengan pilihan jawaban positif selalu (SL) 4, sering (SR) 3, jarang (JR) 2, tidak pernah (TP) 1dan pilihan jawaban negatif selalu (SL) 1, sering (SR) 2, jarang (JR) 3, tidak pernah (TP) 4. Adapun kategori perilaku ibu dalam memenuhi nutrisi anak dibagi menjadi dua kategori yakni baik dan kurang baik. Pengkategorian
menggunakan
nilai mean dalam menentukan kategori tersebut dikarenakan data perilaku berdistribusi normal karena nilai kolmogoroy 0.008. Nilai mean perilaku ibu adalah 30, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Baik apabila nilai jawaban yang benar ≥ 30 dan
47
2. Kurang baik apabila nilai jawaban yang benar < 30 b. Pengetahuan, kuesioner ini menggunakan skala guttman, dimana skala ini menginginkan tipe jawaban seperti benarsalah, ya-tidak, baik-buruk. Penelitian ini menggunakan tipe jawaban benar-salah untuk mengetahui seberapa jauh perilaku ibu dalam memenuhi nutrisi anak. Kuesioner ini dibuat dalam bentuk daftar checklist dan total pertanyaan berjumlah 17 terdiri dari 2 pertanyaan yakni pertanyaan positif dan pertanyaan negatif. Apabila jawaban responden benar diberi skor 1 dan apabila jawaban responden salah diberi skor 0 sehingga skor maksimum adalah 17 dan skor minimum diberi skor 0. Jika pertanyaan negatif skor jawaban benar diberi 0 sedangkan
pertanyaan
salah
diberi
skor
1.
Kategori
pengetahuan ibu dalam memenuhi nutrisi anak dibagi menjadi dua kategori yakni baik dan kurang baik. Pengkategorian pengetahuan ini menggunakan nilai mean dikarenakan data pengetahuan berdistribusi normal karena nilai kolmogoroy 0.000. Nilai mean pengetahuan ibu adalah 14, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Baik apabila nilai jawaban yang benar ≥ 14 dan 2. Kurang baik apabila nilai jawaban yang benar < 14 c. Sikap, kuesioner ini menggunakan skala likert dengan 2 bentuk pertanyaan yakni pertanyaan positif dan pertanyaan negatif. Kuesioner dibuat dalam bentuk daftar checklist dan terdiri dari
48
5 pertanyaan dengan skor maksimum 20 dan skor minimum 4. Masing-masing pertanyaan terdiri dari 2 pernyataan positif (C1, C3) dan 3 pernyataan negatif (C2, C4, C5), dengan pilihan jawaban positif Sangat Setuju (SS) 4, Setuju (S) 3, Tidak Setuju (TS) 2, Sangat Tidak Setuju (STS) 1 dan pilihan jawaban negatif Sangat Setuju (SS) 1, Setuju (S) 2, Tidak Setuju (TS) 3, Sangat Tidak Setuju (STS) 4. Adapun kategori sikap ibu dalam memenuhi nutrisi anak dibagi menjadi dua kategori
yakni baik
dan kurang baik. Pengkategorian
menggunakan nilai mean dalam menentukan kategori tersebut dikarenakan data sikap berdistribusi normal karena niali kolmogoroy 0.000. Nilai mean sikap ibu adalah 13, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Baik apabila nilai jawaban yang benar ≥ 13 dan 2. Kurang baik apabila nilai jawaban yang benar <13 d. Kuesioner dukungan keluarga merupakan kuesioner yang dibentuk berdasarkan teori-teori dukungan sosial Cohen & Syme (1985) dalam Lastri (2009). Skala dukungan sosial disusun berdasarkan jenis-jenis dukungan sosial yang meliputi dukungan
emosional,
dukungan
instrumental,
dukungan
penghargaan, dan dukungan informatif. Penilaian pada kuesioner ini menggunakan kategorisasi jenjang (ordinal). Kuesioner dukungan keluarga terdiri dari 4 pertanyaan positif dimana setiap item mewakili satu dimensi jenis dukungan
49
sosial. Skala yang digunakan dalam kuesioner ini adalah skala gutman dengan pilihan jawaban Ya bernilai 1 dan Tidak bernilai 0. Kategori dukungan keluarga dalam memenuhi nutrisi anak dibagi menjadi dua kategori yakni baik dan kurang baik. Pengkategorian dukungan keluarga ini menggunakan nilai mean dikarenakan data dukungan keluarga berdistribusi normal dengan nilai kolmogoroy 0.000. Nilai mean dukungan keluarga adalah 3, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Baik apabila nilai jawaban yang benar ≥ 3 dan 2. Kurang baik apabila nilai jawaban yang benar < 3 Kuesioner dibuat sendiri oleh peneliti dan sebelum digunakan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing skripsi. Sebelum kuesioner diberikan kepada ibu-ibu yang mempunyai anak di Yayasan Al-Fatah Serang, peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba kuesioner yang dilaksanankan ditempat yang memiliki karakteristik populasi sama dengan subjek penelitian yaitu di TK Patria Kelurahan Cimuncang dengan jumlah responden sebanyak 30 orang pada bulan Juni 2014. 4.5 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan karakterisitik subjek yang diperlukan dalam penelitian (Nursalam, 2008).Pengumpulan data dilakukan secara langsung memberikan kuesioner kepada ibu/orang tua dengan anak balita di Yayasan Al-Fatah Serang-Banten dengan prosedur sebagai berikut:
50
1. Langkah awal yang dilakukan peneliti meliputi mengajukan surat permohonan ijin penelitian kepada institusi pendidikan sebagai landasan permohonan mengadakan penelitian di Yayasan yang dipilih sebagai tempat pelaksanaan penelitian. 2. Kemudian peneliti dilanjutkan di Yayasan, setelah peneliti memperoleh ijin dari pihak Yayasan. 3. Peneliti melakukan pendekatan pada masing-masing responden yang memenuhi kriteria sampel dan untuk memperoleh kesediaannya menjadi responden penelitian. 4. Responden
memberikan
kesediaannya
menjadi
subjek
penelitian setelah mendapat penjelasan mengenai tujuan penelitian,
keuntungan
penelitian,
dan
cara
pengisian
kuesioner. Jika calon responden setuju untuk ikut serta dalam penelitian ini harus menandatangani lembar persetujuan (informed consent) dengan tanpa paksaan. 5. Peneliti akan menunggu responden sampai responden selesai mengisi lembar kuesioner. 6. Sebelum kuesioner dikumpulkan, responden dipersilahkan untuk memeriksa kembali apakah lembar kuesioner yang sudah diisi sesuai dengan petunjuk. Jika ada pertanyaan yang sulit dipahami, maka peneliti akan menjelaskan kembali maksud pertanyaan tersebut.
51
4.6 Langkah-Langkah Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu : 1. Tahap persiapan yaitu tahap menyiapkan proposal penelitian, survei pendahuluan untuk memperoleh data yang diperlukan, dan studi dokumentasi serta literatur yang berhubungan dengan masalah penelitian. 2. Pelaksanaan penelitian yang dimulai dengan uji validitas dan reliabilitas kuesioner. 3. Responden akan diberikan kuesioner setelah mendapat pengarahan dari peneliti mengenai tujuan penelitian dan tata cara pengisian kuesioner kemudian diberi waktu untuk mengisi kuesioner. Tahap pengumpulan dan penelitian, meliputi kegiatan menemui sumber data atau responden untuk memperoleh data dengan menggunakan kuesioner. Setelah kuesioner terkumpul untuk selanjutnya dilakukan analisis data dan uji statistik. 4. Tahap penyusunan laporan dan penyajian hasil penelitian. Setelah kegiatanpelaksanaan penelitian selesai dilakukan, kemudian
disusun
laporan
penelitian
yang
harus
dipertanggungjawabkan melalui pemaparan hasil penelitian dalam sebuah sidang atau dalam sebuah ujian hasil penelitian. 4.7 Uji Validitas dan Reabilitas Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan uji validitas dan reabilitas untuk medapatkan instrumen yang valid untuk
52
penelitian. Uji Validitas dilakukan di TK Patria Kelurahan Cimuncang dengan jumlah responden sebanyak 30 orang pada bulan Juni 2014. Tujuan dari uji kuesioner adalah untuk mengetahui apakah pertanyaanpertanyaan yang ada dalam kuesioner penelitian mudah dimengerti atau sulit/tidak dimengerti oleh responden. Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini pertanyaan
dalam
kuesioner
menggunakan kuesioner sehingga yang
dibuat
harus
mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur. Validitas yang akan diuji dalam penelitian ini adalah validitas kriteria. Validitas kriteria akan menunjuk kepada hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain (Setiadi, 2007). Validitas kuesioner tersebut dapat menggunakan rumus korelasi momen produk dari pearson. Setelah itu diuji dengan menggunakan uji t dan lalu baru dilihat penafsiran dari indeks korelasinya. Teknik korelasi yang dipakai adalah teknik korelasi “Product moment” Rumus:
r hitung =
𝑛 Σ XY − (ΣX)(ΣY) √[𝑛.Σx 2 −(ΣX)2 ][n.ΣY 2 −(ΣY)2 ]
r hitung
= Koefisien korelasi
n
= Jumlah responden
∑Xi = Jumlah skor item ∑Yi = Jumlah skor total
53
Untuk menentukan validitas masing-masing item kuesioner, dilakukan perbandingan korelasi koefisien (r) dari hasil uji statistik pearson dengan r tabel. Suatu item dikatakan valid apabila nilai korelasi (r) 0.361 (=30). Jika nilai hitung > t tabel berarti valid demikian sebaliknya, jika nilai hitungnya < t tabel tidak valid, apabila instrumen valid, maka indeks korelasinya (r) adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Tabel indeks korelasi 0,800-1,000 : Sangat tinggi 0,600-0,799 : Tinggi 0,400-0,599 : Cukup tinggi 0,200-0,399 : Rendah 0,000-0,199 : Sangat rendah (tidak valid)
Hasil uji validitas variabel perilaku ibu yang memiliki anak di Yayasan Al-Fatah Serang dengan r tabel 0,3610 terdapat 4 pertanyaan yang tidak valid terdiri dari pertanyaan (nomer 2,3,4, dan 14) sehingga peneliti tidak menggunakan/menghilangkannya. Hasil uji validitas variabel pengetahuan dengan r tabel 0,3610 terdapat 3 pertanyaan yang tidak validterdiri dari pertanyaan (nomer 6,7, dan 18) maka peneliti tidak menggunakan/menghilangkannya. Variabel sikap dengan r tabel 0,3610 terdapat 3 pertanyaan yang tidak valid terdiri dari pertanyaan (nomer1,3,dan5) maka peneliti tidak menggunakan/menghilangkannya. Hasil uji validitas variabel dukungan keluarga dengan r tabel 0,3610
54
terdapat 1 pertanyaan yang tidak valid (nomer 2)maka peneliti tidak menggunakan/menghilangkannya. Reabilitas adalah adanya kesamaan hasil apabila pengukuran dilaksanankan oleh orang yang berbeda ataupun waktu yang berbeda (Ary dkk (1977) dalam Setiadi (2007)). Teknik yang digunakan untuk perhitungan reabilitas dengan menggunakan metode Alpha-cronbach. Standar yang digunakan dalam menentukan reliabel atau tidaknya suatu instrumen penelitian umumnya adalah perhitungan nilai r tabel pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat signifikan 5%. Tabel 4.2 Tabel Reabilitas berdasarkan nilai alpha Alpha
Tingkat reliabilitas
0.00 s.d 0.20
Kurang reliabel
>0.20 s.d 0.40
Agak reliabel
0.40 s.d 0.60
Cukup reliabel
>0.60 s.d 0.80
Reliabel
>0.80 s.d 1.00
Sangat reliabel
Hasil uji reabilitas variabel perilaku ibu pada penelitian ini nilai Alpha Cronbach 0,889 (>0,80- 1,00), berdasarkan tabel diatas uji reliabel untuk variabel perilaku adalah sangat reliabel.
Hasil uji
reliabelitas variabel pengetahuan nilai Alpha Cronbach 0,901 (>0,801,00) adalah sangat reliabel. Hasil uji reliabelitas variabel sikap nilai Alpha Cronbach 0,720 (>0,60-0,80) adalah reliabel. Hasil uji
55
reliabelitas variabel dukungan keluarga nilai Alpha Cronbach 0,760 (>0,60-0,80) adalah reliabel. 4.8 Pengolahan Data Dalam proses pengolahan data peneliti menggunakan langkahlangkah pengolahan data diantaranya: 1. Editing Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data atau formulir kuesioner yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. 2. Coding Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan computer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel. Miaslnya status pekerjaan dilakukan coding (1= tidak bekerja dan 2= bekerja). 3. Entry data Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau data basecomputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa dengan membuat tabel kontingensi.
56
4. Processing data Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan benar, dan juga data sudah dikoding, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar dianalisis. Proses pengolahan data dilakukan dengan cara memindahkan data dari kuesioner ke paket program komputer pengolahan data statistik. 5. Cleaning data Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang sudah dientri, apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan mungkin terjadi pada saat meng-entry data ke komputer. 4.9 Analisa Data Setelah data peneliti diperoleh peneliti memasukkan data yang telah ditabulasi kedalam komputer dan dianalisis secara statistik. Menurut Notoatmodjo (2010) analisa data terdiri dari: 4.9.1 Analisa Univariat Analisa univariat digunakan untuk mendapatkan distribusi frekuensi dan proporsi masing-masing variabel yang diteliti, baik variabel bebas maupun variable terikat (Sumantri, 2011). Analisa univariat
bertujuan
untuk
menjelaskan
atau
mendeskripsikan
karakteristik setiap varabel penelitian. Analisa univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi responden dari setiap variabel pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, sikap ibu, dan dukungan keluarga. Dari variabel-variabel ini kemudian dibuat tabel distribusi frekuensinya.
57
4.9.2 Analisa Bivariat Analisa bivariat mempunyai tujuan untuk menganalisis hubungan dua variabel dengan uji statistik Chi-Square. Uji Chi-Square digunakan
untuk
melihat
pengaruh
pengetahuan,
pendidikan,
pekerjaan, sikap, dan dukungan keluarga terhadap perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Teknik analisa yang dilakukan yaitu dengan analisa Chi-Square dengan menggunakan derajat kepercayaan 95% dengan α 5%, sehingga jika nilai P (p value) < 0,05 berarti hasil perhitungan statistik bermakna (signifikan) atau menunjukkan ada hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen, dan apabila nilai p value> 0,05 berarti hasil perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. 4.10
Etika Penelitian
4.10.1 Prinsip Etik Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subyek penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga peneliti yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan manusia. Beberapa prinsip penelitian pada manusia yang harus dipahami antara lain: a. Prinsip Manfaat (Beneficience) Prinsip aspek maka segala bentuk manfaat adalah segala bentuk penelitian yang dilakukan diharapkan dapat dimanfaatkan untuk
58
kepentingan manusia. Prinsip ini dapat ditegakkan dengan membebaskan, tidak memberikan atau menimbulkan kekerasan pada manusia, tidak menjadikan manusia untuk dieksploitasi. Penelitian yang dihasilkan dapat memberikan manfaat dan mempertimbangkan antara aspek risiko dengan aspek manfaat, bila penelitian yang dilakukan dapat mengalami dilema etik dan meminimalisir risiko atau dampak yang merugikan bagi subjek penelitian (nonmaleficiance). b. Prinsip Menghormati Manusia Manusia mempunyai hak dan merupakan makhluk yang mulia yang harus di hormati, karena manusia berhak untuk menentukan pilihan antara mau dan tidak untuk diikut sertakan menjadi subjek penelitian. c. Prinsip Keadilan Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia dengan menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak menjaga privasi manusia dan tidak berpihak dalam perlakuan terhadap manusia. Penelitian memberikan keuntungan dan beban secara merata sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan subjek. 4.10.2 Masalah Etika Penelitian a. Informed consent (lembar persetujuan) Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden
penelitian
dengan
memberikan
lembar
59
persetujuan.
Informed
consent
tersebut
diberikan
sebelum
penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan Informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien. b. Anonimity (tanpa nama) Anonimity merupakan masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menulis kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. c.
Confidentiality (kerahasiaan) Confidentiality merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua infomasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran umum Yayasan Al-Fatah Serang 5.1.1
Profil Yayasan Al-Fatah Serang PAUD Al-Fatah Seranga dalah salah satu sekolah yang terletak
di Jalan Bumi Agung Permai I Blok X-1 No 10 Kel.Unyur Kec. Serang Kota Serang – Banten. Yayasan ini merupakan sebuah lembaga pendidikan usia dini dibawah naungan Yayasan Miftahul Fatah Serang-Banten. Yayasan Al-Fatah Serang membuka pendidikan bagi anak yang berumur 2,5 tahun sampai maksimal 5,5 tahun. Dengan jumlah siswa sebanyak 70 anak, dimana masing-masing anak berada di kelas Kelompok Bermain, kelas TK A dan kelas TK B. PAUD Al-Fatah Serang memiliki ruang guru, ruang kepala sekolah, tempat UKS, toilet, dan ruang lainnya yang relevan dengan kebutuhan kegiatan anak di yayasan. Di Al-Fatah Serang terdapat fasilitas permainan baik di dalam dan di luar ruangan yang dapat mengembangkan berbagai konsep. Terdapat pula ruang istirahat (kantin, dan ruang tidur anak). Kantin yang tersedia di yayasan tersebut menjual berbagai macam makanan atau jajanan baik yang sehat maupun kurang sehat. Seperti bubur ayam atau kacang ijo, bakso, berbagai macam snack, dan soft drink lainnya yang disukai anak di yayasan tersebut.
60
61
5.2 Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk melihat gambaran variabel dependen yaitu perilaku ibu dalam memenuhi nutrisi anak dan variabel independen antara lain pengetahuan, pendidikan, sikap, pekerjaan, pendapatan, dan dukungan keluarga. 5.2.1
Karakterisitik Responden Tabel 5.2.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden yang mempunyai anak di Yayasan Al-Fatah Serang Tahun 2014 Karakteristik Demografi Responden Pendidikan Pendidikan Rendah Pendidikan Tinggi Total Pekerjaan Tidak Bekerja Bekerja Total Pendapatan Keluarga Diatas UMK Dibawah UMK Total Pengetahuan Baik Kurang Total Sikap Baik Kurang Total Dukungan Keluarga Kurang baik Baik Total
Jumlah
Peresentase (%)
19 51 70
27.1 72.9 100.0
52 18 70
74.3 25.7 100.0
59 11 70
84.3 15.7 100.0
62 8 70
88.6 11.4 100.0
51 19 70
72.9 27.1 100.0
30 40 70
42.9 57.1 100.0
62
Tabel 5.2.1 menunjukkan gambaran responden di Yayasan AlFatah
Serang
berdasarkan
tingkat
pendidikan,
pekerjaan,
penghasilan keluarga, pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga. Sebagian besar ibu menyelesaikan pendidikan formal di tingkat tinggi berjumlah 51 (72.9%), separuh responden adalah ibu yang tidak bekerja 52 orang (74.3%), sebagian besar responden berpenghasilan
baik
atau
diatas
UMK
sebayak
(84.3%),
pengetahuan baik berjumlah 62 orang (88.6%), sikap baik terhadap pemenuhan nutrisi berjumlah 51 orang (72.9%), sedangkan sebagian besar ibu banyak mendapatkan dukungan keluarga berjumlah 40 orang (57.1%). 5.2.2
Gambaran Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Nutrisi Anak di Yayasan Al-Fatah Serang Tabel 5.2.2 Distribusi frekuensi responden yang mempunyai anak berdasarkan perilaku ibu dalam pemenuhan nutrisi di Yayasan Al-Fatah Serang Tahun 2014 Perilaku Baik Kurang Total
Jumlah 38 32 70
Peresentase (%) 54.3 45.7 100.0
Dari Tabel 5.2.2 diketahui bahwa perilaku ibu yang mempunyai anak dalam pemenuhan nutrisi anak di Al-Fatah Serang yaitu ibu yang memiliki perilaku baik sebanyak 38 orang
63
(54.3%) dan ibu yang memiliki perilaku kurang sebanyak 32 orang (45.7%). 5.3 Analisa Bivariat 5.3.1
Hubungan antara pendidikan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak Tabel 5.3.1 Hubungan antara pendidikan responden dengan perilaku dalam memenuhi kebutuhan nutrisi di Yayasan Al-Fatah Serang Tahun 2014 Pendidikan
Rendah Tinggi Total
Perilaku ibu Total OR dalam memenuhi (95% kebutuhan nutrisi CI) Baik Kurang N % N % n % 6 31.6 13 68.4 19 100.0 0,274 32 62.7 19 37.3 51 100.0 (0,08938 54.3 32 45.7 70 100.0 0,841)
P Val ue
0.04 0
Hasil analisis hubungan antara status pendidikan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak diperoleh bahwa sebanyak 62.7% penddidikan tinggi memiliki perilaku ibu baik, sedangkan pendidikan rendah ada 68.4%. Hasil uji statistic didapatkan ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak, dimana P value < 0.05 yaitu 0.040. Dari hasil analisis diperoleh nilai OR = 0,274 (95% CI 0,89-0,841) artinya ibu yang memiliki
64
pendidikan tinggi memiliki peluang 0,274 kali untuk berperilaku baik dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak. 5.3.2
Hubungan antara pengetahuan ibu dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak Tabel 5.3.2 Hubungan antara pengetahuan responden dengan perilaku dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak di Yayasan AlFatah Serang Tahun 2014 Pengetahuan Responden
Baik Kurang Total
Perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi Baik Kurang N % N % 37 59.7 25 40.3 1 12.5 7 87.5 38 54.3 32 45.7
Total
n 62 8 70
% 100.0 100.0 100.0
OR (95% CI)
P Val ue
10,360 (1,20089,462)
0.0 32
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara 70 ibu yang mempunyai anak terdapat 59.7% dengan perilaku baik dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak yang memiliki pengetahuan baik, 87.5% ibu yang memiliki pengetahuan kurang. Hasil uji statistic didapatkan ada hubungan
yang signifikan antara
pengetahuan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak dimana P value < 0.05 yaitu 0.032. Dari hasil analisis diperoleh nilai OR = 10,360, artinya ibu yang memiliki pengetahuan baik memiliki peluang 10,360 kali untuk berperilaku baik dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak.
65
5.3.3
Hubungan antara sikap ibu dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak Tabel 5.3.3 Hubungan antara sikap dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak di Yayasan Al-Fatah Serang Tahun 2014
Sikap Responden
Baik Kurang Total
Perilaku ibu dala Total OR P mmemenuhi (95% Value kebutuha nnutrisi CI) Baik Kurang N % N % N % 34 66.7 17 33.3 51 100.0 7,500 4 21.1 15 78.9 19 100.0 (2,1550.002 38 54.3 32 45.7 70 100.0 26,103)
Hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak diperoleh bahwa ada sebanyak 66.7% ibu yang memiliki sikap baik dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak, dan 78.9% yang memiliki sikap kurang terhadap kebutuhan nutrisi anak. Hasil uji statistic didapatkan ada hubungan yang signifikan antara sikap ibu dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak dimana P value < 0.05 yaitu 0.002. Dari hasil analisis diperoleh nilai OR = 7,500 (95% CI 2,155-26,103) artinya ibu yang memiliki sikap baik memiliki peluang 7,500 kali untuk berperilaku baik dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak.
66
5.3.4
Hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak Tabel 5.3.4 Hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak diYayasan AlFatah Serang Tahun 2014 Pekerjaan Responden
Tidak Bekerja Bekerja Total
Perilaku ibu Total OR P dalam memenuhi (95% Value kebutuhan nutrisi CI) Baik Kurang N % N % n % 24 46.2 28 53.8 52 100.0 0,245 18 100.0 (0,710.041 14 77.8 4 22.2 0,844) 38 54.3 32 45.7 70 100.0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang tidak bekerja terdapat 53.8%, dan ibu yang bekerja sebanyak 77.8%. Hasil uji statistic didapatkan ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak dimana P value < 0.05 yaitu 0.041. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 0,245 (95% CI 0,71-0,844), artinya ibu yang tidak bekerja mempunyai peluang 0,245 kali untuk berperilaku baik dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak.
67
5.3.5
Hubungan antara pendapatan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak Tabel 5.3.5 Hubungan antara pendapatan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak usiadi Yayasan AlFatah Serang Tahun 2014 Pendapatan
Diatas UMK Dibawah UMK Total
Perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi Baik Kurang N % N % 33 55.9 26 44.1 5 45.5 6 54.5
n 59 11
% 100.0 100.0
38
70
100.0
54.3
32
45.7
Total
OR (95% CI)
P Valu e
1,523 (0,41 85,551 )
0.75 6
Hasil analisis hubungan antara status pendapatan keluarga dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak diperoleh bahwa sebanyak 55.9% pendapatan keluarga diatas UMK memiliki perilaku ibu baik. Sedangkan diantara pendapatan keluarga dibawah, UMK ada 54.5%. Hasil uji statistic didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pendapatan keluarga dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak, dimana P value > 0.05 yaitu 0.756.
68
5.3.6
Hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak Tabel 5.3.6 Hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak di Yayasan AlFatah Serang Tahun 2014 Dukungan Keluarga
Banyakdukung an Kurangdukung an
Total
Perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi Baik Kurang N % N % 2 60. 1 40. 4 0 6 0
Total
n 4 0
% 100. 0
1 4
46. 7
1 6
53. 3
3 0
100. 0
3 8
54. 3
3 2
45. 7
7 0
100. 0
OR (95% CI)
P Valu e
1,714 (0,659 4,461)
0.38 7
Hasil analisis hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak diperoleh bahwa ada sebanyak 60.0% ibu yang banyak mendapatkan dukungan. Sedangkan diantara ibu yang kurang mendapatkan dukungan, ada 53.3% yang memiliki perilaku baik. Hasil uji statistic didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak, dimana P value > 0.05 yaitu 0.387.
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Pembahasan Hasil Univariat 6.1.1 Gambaran
Karakterisitik
Responden
(Pendidikan,
Pekerjaan, Pendapatan, Pengetahuan, Sikap, Dukungan Keluarga) di Yayasan Al-Fatah Serang Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan
terencana
untuk
mewujudkan
suasana
belajar
dan
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang
diperlukan
dirinya
dan
masyarakat.
Pendidikan formal adalah pendidikan terstruktur, dan berjenjang yang dimulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak (72.9%). Hasil tersebut masih lebih baik jika dibandingkan dengan tingkat pendidikan di Indonesia, dimana rata-rata penduduk Indonesia hanya mengenyam pendidikan formal hingga bangku SMP. Pekerjaan adalah sebuah kegiatan aktif yang dilakukan manusia yang menghasilkan sebuah karya bernilai imbalan dalam bentuk uang. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan yaitu menunjukan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini tidak bekerja yaitu sebanyak 52 responden atau 72.9% sedangkan
69
70
yang bekerja sebanyak 19 responden atau 27.1%. Ibu yang tidak bekerja melakukan aktivitas sebagai ibu rumah tangga. Hal ini senada dengan kondisi di Indonesia, dimana mayoritas wanita yang telah mempunyai anak tidak bekerja di luar rumah (Data Statistik, 2010). Pada penelitian ini, variabel pendapatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendapatan yang diperoleh keluarga dalam satu bulan. Untuk membedakan tinggi rendahnya pendapatan suatu keluarga, peneliti mengacu pada UMK Kota Serang, yaitu sebesar RP. 2.300.000,-. UMK daerah ditentukan melalui sebuah proses, diantaranya adalah survey mengenai harga sejumlah kebutuhan pokok di sejumlah kota hingga diperoleh hasil yang representatif dan diperoleh angka Kebutuhan Hidup Layak (KHL). Hal ini untuk mengetahui apakah suatu keluarga telah memperoleh pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mayoritas responden memiliki pendapatan keluarga perbulan di atas UMK sebanyak 59 orang (84.3%). Responden yang memiliki pendapatan perbulan di bawah UMK sebanyak 11 orang (15.7%). Perbedaan ini disebabkan oleh jumlah ibu yang tidak
bekerja
cukup
banyak,
sehingga
keluarga
hanya
mengandalkan penghasilan yang diperoleh suami (kepala keluarga).
71
Dari pendidikan, ibu akan memperoleh pengetahuan dan pemahaman. Dengan pengetahuan dan pemahaman yang baik maka akan mudah menerima segala informasi terutama semua kebutuhan yang dibutuhkan oleh anak untuk dapat berkembang secara optimal. Pengetahuan dan pemahaman yang baik diperoleh dari suatu pendidikan yang baik melalui proses dan metode-metode
tertentu
sehingga
orang
memperoleh
pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Syah, 2003). Pada penelitian ini didapat hasil dari 70 responden mayoritas ibu mempunyai pengetahuan baik yaitu
sebanyak
88.6%,
sedangkan
ibu
yang
memiliki
pengetahuan kurang sebanyak 11.4%. Menurut Notoatmodjo (2007), sikap adalah respon individu yang masih bersifat tertutup terhadap suatu rangsangan dan sikap tidak dapat diamati secara langsung oleh individu lain. Sikap belum merupakan suatu tindakan, tetapi sikap merupakan suatu faktor
pendorong
individu
untuk
melakukan
tindakan
(perilaku).Berdasarkan kategori tersebut diketahui bahwa ibu yang memiliki sikap baik berjumlah 51 orang (72.9%), sedangkan ibu yang memiliki sikap kurang terhadap pemenuhan nutrisi berjumlah 19 orang (27.1%). Banyaknya ibu balita yang bersikap positif terhadap pemenuhan nutrisi mungkin disebakan karena sebagian besar ibu memiliki pengetahuan gizi yang baik.
72
Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor penguat atau pendorong terjadinya perilaku (Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan kategori tersebut diketahui bahwa ibu yang kurang mendapatkan dukungan keluarga berjumlah 30 orang (42.9%), sedangkan ibu yang banyak mendapatkan dukungan keluarga berjumlah 40 orang (57.1%). Dalam hal ini dukungan keluarga yang baik menunjukkan bahwa masyarakat menjalani kehidupan tersebut dengan baik. 6.2Gambaran perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak di Yayasan Al-Fatah Serang Perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Ketersedian fasilitas, sikap dan perilaku petugas yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku masyarakat. Menurut Notoatmodjo (2010) merumuskan perilaku dari teori Skiner ini menjadi perilaku kesehatan dengan definisi perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap rangsangan atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan) seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. Perilaku dalam kaitanya dengan pemenuhan gizi pada balita sangatlah erat hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan balita.
73
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki perilaku baik sebanyak 38 (54.3%) dan perilaku kurang 32 (45.7%). Menurut Yunitasari (2011), dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sebesar 27.12% ibu memiliki perilaku gizi kurang sedangkan ibu yang mempunyai perilaku baik dalam memenuhi kebutuhan gizi balitanya sebesar 72.8%. 6.3 Pembahasan Hasil Bivariat 6.3.1 Hubungan
antara
faktor
predisposisi
(pendidikan,
pekerjaan, pendapatan, pengetahuan, sikap) dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak di Yayasan AlFatah Serang Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor predisposisi yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak adalah pendidikan (p=0.040), pekerjaan (p=0.041), pengetahuan (p=0.032), sikap (p=0.002). Pendapatan (p=0.756), dan dukungan keluarga (p=0.387) tidak berhubungan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Pendidikan
dalam
penelitian
ini
menunjukkan
ada
hubungan yang signifikan atara pendidikan ibu dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sen, Bharati, Som, Pal, & Bharati (2011) juga menunjukkan bahwa tingkat pendidikan merupakan satu-satunya variabel yang ditemukan yang dapat mempengaruhi gizi anak. Tingkat
74
pendidikan ibu menjadi prioritas utama untuk mengurangi prevalensi gizi kurang dan terhentinya pertumbuhan pada anak. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Henny menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan pemberian makanan pada balita (Intansari, 2009). Pendidikan dapat mempengaruhi proses belajar seseorang, semakin tinggi pendidikan seseorang akan mudah dalam menerima informasi yang ada. Semakin banyak informasi yang masuk maka semakin banyak pengetahuan yang didapat termasuk informasi mengenai kesehatan. Pendidikan yang tinggi dapat mempengaruhi perilaku ibu dalam pemberian makan pada anak. Ibu yang mempunyai pendidikan tinggi, diharapkan mempunyai daya terima yang lebih baik terhadap ilmu yang diterima sehingga diharapkan dapat dipraktikkan pada keluarga. Adanya rasa ingin tahu yang tinggi dapat mempengaruhi ibu dalam mendapatkan informasi mengenai makanan yang tepat untuk anak (Ikhwansyah, 2007 dalam Nuris, 2013). Pekerjaan dalam penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Hal ini sesuai dengan Marsigit (2004) bahwa tingkat pendidikan memberikan peluang yang lebih baik bagi ibu rumah tangga untuk mendapatkan pekerjaan yang memadai. Pekerjaan responden sebagai ibu
75
rumah tangga memberikan keluluasaan karena tidak terikat kepada jam kerja yang teratur, sehingga responden cenderung memiliki waktu luang yang banyak. Waktu luang ini dimanfaatkan responden untuk memperoleh informasi yang cukup tentang cara memilih dan mengolah bahan makanan yang baik dan benar. Pendapatan dalam penelitian diperoleh tidak ada hubngan yang bermakna antara pendapatan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita. Hasil ini berbeda dengan Hukum Perisse yang menyatakan jika terjadi peningkatan pendapatan, maka makanan yang dibeli akan lebih bervariasi (Parsiki, 2003). Menurut hukum ekonomi (hukum Engel) yang disebutkan bahwa mereka yang berpendapatan sangat rendah akan
selalu
membeli
lebih
banyak
makanan
sumber
karbohidrat, tetapi jika pendapatannya naik maka makanan sumber karbohidrat yang dibeli akan menurun diganti dengan makanan sumber hewani dan produk sayuran (Soekirman, 2000). Tingkat pendapatan menentukan makanan yang dibeli, dimana semakin tinggi pendapatan keluarga maka gizi anak juga akan tercukupi dan berpengaruh terhadap status gizinya (Notoatmodjo, 2003). Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gunawan (2011), bahwa keluarga
dengan
pendaptan
yang
tinggi
belum
tentu
76
memperbaiki komposisi makanan sehingga belum tentu mutu makanannya lebih baik. Tidak adanya hubungan antara pendapatan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita dapat dikarenakan pendapatan atau sosial ekonomi memiliki cakupan yang sangat luas diantaranya meliputi beberapa faktor yang menentukan tinggi rendahnya keadaan sosioal ekonomi orangtua di masyarakat yaitu tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan kepadatan hunian dalam rumah. Pengetahuan menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Hasil ini sejalan dengan Yunitasari (2011) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara praktik pemenuhan gizi balita dengan status gizi balita. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Nurul (2010), meyatakan bahwa perilaku ibu dalam pemenuhan gizi sebagian besar (79.9%) adalah cukup dengan status gizi balita hampir seluruhnya (78.9%) adalah baik. Seorang ibu rumah tangga yang sehari-harinya terbiasa menyaiapkan makanan bagi anggota keluarganya harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan dasar tentang menu sehat serta bergizi seimbang, sehingga makanan yang disajikan menarik untuk dikonsumsi serta sehat untuk mempertahankan derajat kesehatan (Sediaoetama, 2006).
77
Kurangnya pengetahuan gizi dan kesehatan orang tua, khususnya ibu merupakan salah satu penyebab terjadinya kekurangan gizi pada balita. Di pedesaan, makanan banyak dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi dan kebudayaan. Terdapat pantangan makan pada balita misalnya anak kecil tidak diberi ikan karena dapat menyebabkan cacingan, kacangkacangan juga tidak diberikan karena dapat menyebabkan sakit perut (Khomsan, 2000). Ibu harus memiliki pendidikan dan pengetahuan yang baik agar dapat menjalankan fungsinya dengan efektif dalam melaksanakan praktek asuhan kesehatan. Pengetahuan kesehatan yang baik akan mendatangkan perilaku kesehatan yang baik pula. Hal ini sesuai dengan pernyataan Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2007). Perbaikan gizi pada anak balita tergantung pada pola pengasuhan ibunya yaitu pada pemilihan pangan oleh ibunya sehingga dengan pengetahuan gizi, seorang ibu akan mampu memilih bahan makanan yang murah tetapi bergizi tinggi karena tidak semua harga bahan makanan yang mahal memiliki kandungan gizi tinggi. Pengetahuan gizi akan memberikan sumbangan pengertian tentang apa yang kita makan, mengapa kita makan, dan bagaimana hubungan makanan dengan kesehatan (Munadhiroh, 2009). Menurut Suhardjo (2003) yang menyatakan pengetahuan gizi memegang peranan sangat penting dalam menggunakan
78
makanan yang baik sehingga dapat mencapai keadaan gizi yang cukup. Tingkat pengetahuan gizi ibu sebagai pengelola rumah tangga
berpengaruh
pada
jenis
bahan
makanan
yang
dikonsumsi rumah tangga sehari-hari. Lebih lanjut Priany (2002), bahwa pengetahuan ibu adalah pintu gerbang dalam penyiapan makan keluarga. Kebiasaan makan yang baik serta pemilihan makanan
yang baik
untuk
keluarga
sangat
dipengaruhi oleh pengetahuan gizi yang dimiliki oleh seorang ibu rumah tangga. Pengetahuan serta keterampilan ibu sangat diperlukan dalam upaya peningkatan status nutrisi balitanya secara baik, dalam mengatur makanan agar menjadi lebih berguna bagi tubuh. Secara umum di negara berkembang ibu memainkan peranan penting dalam memilih dan mempersiapkan pangan untuk konsumsi keluarganya sehingga pengetahuan gizi ibu akan mempengaruhi jenis pangan dan mutu gizi makanan yang dikonsumsi anggota keluarganya (Hardinsyah, 2007). Sikap menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara sikap ibu dengan perilaku ibu dalam pemenuhan nutrisi balita. Hal ini sesuai dengan Asdan Padang (2008) yang menyatakan sikap dalam penelitian ini berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian MP-ASI. Hal ini berarti bahwa untuk meningkatkan perilaku yang positif dari ibu dalam pemberian
79
nutrisi pada anak, maka sikapnya perlu dimodifikasi melalui berbagai kegiatan yang potensial di masyarakat setempat. 6.3.2 Hubungan antara faktor pendorong (dukungan keluarga) dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak di Yayasan Al-fatah Serang Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Hal ini berbeda dengan Friedman (2010) mengatakan bahwa keluarga merupakan unit dasar dalam masyarakat dan merupakan lembaga sosial yang memiliki pengaruh paling besar terhadap anggotanya, menjadi penentu keberhasilan atau kegagalan dari anggota keluarga. Hal ini berarti keluarga memiliki pengaruh dan penentu keberhasilan atau kegagalan anak dalam berperilaku gizi yang baik. Tidak adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita di Yayasan Al-Fatah Serang dapat disebabkan karena anak tidak hanya dipengaruhi oleh orangtua tetapi juga lingkungan disekelilingnya. Jika anak mendapatkan pengaruh yang positif tentang mengkonsumsi makanan maka anak tersebut sudah tertanam di ingatannya bahwa mengkonsumsi makanan sehat merupakan hal yang perlu dilakukan. Sama seperti disampaikan
80
oleh Brooks (2011) bahwa lingkungan tetangga dan masyarakat memberikan nilai dan acuan kepada keluarga khususnya anak sehingga
memberikan
pengaruh terhadap
kehidupannya.
Meniru dari saudara maupun temannya tentang cara makan dapat mempengaruhi pola makan balita (Judarwanto, 2004). 6.4 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan baik yang murni dari peneliti maupun dari metode yang digunakan dan keadaan di luar kemampuan peneliti. Adapun keterbatasan yang ada pada penelitian ini yaitu: 1. Pada
penelitian
kemungkinan
ini
perilaku
menyebabkan
dilihat
bias.
dari
kuesioner,
Sebaiknya
penelitian
terhadap perilaku diukur melalui observasi. 2. Total responden yang diteliti di Yayasan Al-Fatah Serang terdapat 70 responden sehingga pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel, sehingga hasil penelitian ini hanya berlaku untuk kelompok ini saja.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Gambaran
karakteristik
responden
adalah
sebagian
besar
pendidikan ibunya tinggi sebesar 72.9%, sebagian besar ibu tidak bekerja sebesar 74.3%, pendapatan keluarga dengan ekonomi menengah keatas lebih besar sebanyak 84.3%, pengetahuan ibu baik sebesar 88.6%, sikap ibu baik sebesar 72.9%, dan sebagian responden mendapat dukungan yang baik sebesar 57.1%. 2. Gambaran perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pada anak di Yayasan Al-Fatah Serang yaitu ibu yang memiliki perilaku baik 54.3% lebih banyak dibandingkan ibu balita yang berperilaku kurang baik 45.7% dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak. 3. Ada hubungan antara pendidikan, pekerjaan, pengetahuan,dan sikap terhadap perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak di Yayasan Al-Fatah Serang. Sedangkan pendapatan tidak ada hubungan terhadap perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak di Yayasan Al-Fatah Serang. 4. Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak di Yayasan Al-Fatah Seang.
81
82
7.2 Saran 7.2.1
Bagi Yayasan Al-Fatah Serang
1. Bagi orangtua siswa Orangtua hendaknya memperhatikan konsumsi pangan anaknya dengan menyajikan makanan yang beranekaragam dan variasi menu setiap kali makan agar anak tidak mudah bosan terhadap
makanannya.
Orangtua
harus
memperhatikan
konsumsi makanan anak khusus untuk energi, vitamin dan mineral untuk menghindari terjadinya masalah gizi pada anak. 2. Bagi guru siswa Pihak sekolah hendaknya berkoordinasi dengan orangtua murid untuk member pengetahuan kepada murid tentang mengkonsumsi bekal yang dibawa dari rumah. 3. Bagi Yayasan Al-Fatah Serang Perlu juga mengadakan kerja sama dengan instansi kesehatan misalnya Puskesmas untuk membantu mengecek status gizi anak dan melakukan usaha preventif dan promotif tentang pentingnya menerapkan pola makan yang baik. 7.2.2
Bagi Peneliti Lain
1. Perluadanya penelitian lebih lanjut terkait dengan perilaku kesehatan khususnya dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pada anak. Saat ini penelitian perilaku dilakukan melalui kuesioner, lebih baiknya perilaku diukur melalui observasi sehingga data lebih akurat.
83
2. Pada penelitian ini dilakukan di satu tempat dimana jumlah respondenhanya 70 responden sehingga teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan teknik total sampel. Untuk itu perlu ada penelitian lanjut dalam pengambilan sampel lain.
DAFTAR PUSTAKA Adiningsih, S. Waspadai Gizi Balita Anda. Jakarta: PT Alex Media Komputindo. 2010 Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia, 2011 Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: PT Rineka Cipta. 2010 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 2010. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2010. [diakses tanggal 10 Januari 2014]. www.depkes.go.id Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 2013.Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2013. [diakses tanggal 26 Maret 2014]. www.depkes.go.id Bomar, P.J. Promoting Health in Families: Applying Family Research and Theory Nursing Practice. United States: Saunders. 2004 Brooks, J. The Process of Parenting.Edisi 8. Yogyakarta: PustakaPelajar, 2011 Brown.J.E, wt all.Nutrition Through the Life Cycle, Fourth Edition. Wadsworth, Cengage Learning. USA. 2011 Budi Sutomo, S.Pd& Dr. Dwi Yanti Anggraini. Menu Sehat Alami Untuk Batita & Balita.
Demedia.
Jakarta,2010.[diakses
tanggal
25 Maret
2014].
http://books.google.co.id Darta, H.M. Six Pillars of Positive Parenting. Jakarta: Cicero Publishing, 2011 Departemen Kesehatan. Pedoman Operasional Keluarga Sadar Gizi Di Desa Siaga. Jakarta: Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI. 2007 [diakses tanggal 25 February 2014] http://www.depdiknas.go.id. Departemen Kesehatan. Program Pembangunan Nasional (Propenas) tahun 2000-2004.
[diakses
tanggal
12
September
2014]
http://www.depdiknas.go.id. Friedman, M.M. Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, dan Praktek. Edisi 5. Jakarta: EGC, 2010 Gabriel, Angelica. Perilaku Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Serta Hidup Bersih dan Sehat Ibu Kaitannya dengan Status Gizi dan Kesehatan Balita di Desa 85
Cikarawang Bogor. Skripsi. Bogor: Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Fakultas Pertanian IPB. 2008 Hardinsyah. Review Determinan Keragaman Konsumsi Pangan. Jurnal Gizi dan Pangan, vol 2 Juli 2007 Hidayat, Alimul Aziz. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. 2007 Hidayat, Alimul Aziz. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Salemba Medika, 2008. [diakses tanggal 25 Maret 2014]. http://books.google.co.id Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan, terj. Istiwidiyanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga 1998 Indra Bakti Prakoso. Hubungan Perilaku Ibu Dalam Memenuhi Kebutuhan Gizi Dan Tingkat Konsumsi Energi Dengan Status Gizi Balita Di Desa Cibeusi Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Skripsi: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran. 2011 Intansari, Rinda. Pengetahuan, Sikap dan Praktik Pemberi Makanan Bergizi Seimbang di Cikarang Barat Bekasi. 2009 Judarwanto, W. Mengatasi Kesulitan Makan pada Anak. Jakarta: Puspa Swara, 2004 Joyomartono, Mulyono. Pengantar Antropologi Kesehatan. Semarang: UNES Press. 2004 Khumaidi. Bahan Pengajaran Gizi Masyarakat, Departemen Pendidikan Kebudayaan, Dirjen Dikti, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. IPB Bogor.1994 Kurniasih, dkk.Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta: PT Gramedia, 2010 Lahlan, Milla. Tackling The Child Malnutrition Problem From What and Why To How Much and How. Jurnal of Pediatric Gastroenteroloy and Nutrition.Vol 3. 2006 Lastri Huniati. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Yang Mempunyai Balita Dalam Pemanfaatan Posyandu Di Kelurahan Pamulang Timur Tahun 2009. Skripsi: Program Studi Ilmu Keperawatan
86
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2009 Lutfi. Fauji Ridwan. Faktor-Faktor Yang berhubungan Dengan Perilaku Sadar Gizi Pada Keluarga Balita di Kelurahan Karang panimbal Kecamatan Purwaharja Kota Banjar. Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010 Marsigit, Wuri. Inventerisasi Jenis Taman Sumber Zat Gizi yang Dibudidayakan Petani dan Kontribusinya terhadap Konsumsi Gizi Keluarga. Jurnal Akta Agrosia Vol 7 No. 1.2004 Masithah, T., Suekirmas, Martianto D. Hubungan Pola Asuh Makan dan Kesehatan dengan Status Gizi Anak Balita Di Desa Mulya Harja Bogor: Media Gizi dan Keluarga. 2005 Metz, D. Relation Between Mother’s Child-Feeding Practies and Children’s Adiposity. Am J Clin Nutr. 2002 Mubarok, Wahit Iqbal, dkk. Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi Dalam Praktek. Jakarta: CV. Sagung Seto. 2006 Munadhiroh, Lina. 2009. Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi dan Pengetahuan Gizi Dengan Status Kadarzi di Desa Subah Kecamatan Subah Kabupaten Batang. Skripsi. Semarang: Jurusan Kesehatan Masyarakat UNES Semarang. Notoadmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. 2010 Notoadmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2007 Nuris Zuraida. Hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan perilaku ibu dalam pemberian makanan anak usia 12-24 bulan. Skripsi: Program Studi Ilmu Gizi FK UNDIP. 2013 Nursalam. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika. 2011 . Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika, 2008
87
Parsiki, M. Hubungan Pola Asuh Anak dan Faktor Lain dengan Gizi Anak Batita Keluarga Miskin di Pedesaan dan Perkotaan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2002. Tesis. Depok: Program Studi Pasca Sarjana FKM UI. 2002 Rahmawati, Dina. Status Gizi dan Perkembangan Anak di Taman Pendidikan Karakter Semai Benih Bangsa Sutera Alam, Desa Sukamantri, Kecamatan Tamansari. Bogor: Program studi Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga. IPB. 2006 Retno Dyah Palupi. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Baik Dan Gizi Kurang Pada Balita Di Desa Dukuh waluh Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas Tahun 2014.Skripsi.Universitas Jenderal Soedirman Jurusan Keperawatan. 2014 Santoso, Soegeng dan Ranti, Annel, S. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Rineka Cipta. 2004 Sediaoetama, A. D. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Di Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat. 2006 Sen, P., Bharati, S., Som, S., Pal, M., & Bharati, P. Growth and nutritional status of preschool children in India: a study of two recent time periods. Food And Nutrition Bulletin. 2011[diakses tanggal 10 September 2014] http://web.ebscohost.com Setiadi.Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Jakarta: Graham Ilmu, 2007 Shan, Xiaoyi. Influence of Parent’s Child-Feeding On Child’s Weight Status among Chinese Adolescents in Bejing, China. Dissertation.Department of Health Education and Recretion in the Graduate School Southern Illinois University Carbondale. 2010 Soekirman. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. 2000 Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004
88
Stanhope, M, Lancaster, J. Community and Public Health Nursing. Sixth edition. St.Louis. Mosby. Inc. 2004 Suhardjo. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bogor IPB PAU Pangan dan Gizi. 2003 Sulistyoningsih, H. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2011 Sumantri, A. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kencana Prenada Madia Group, 2011 Tuti Soenardi. Seri Menu Anak Variasi Makanan Balita Kiat Atasi Masalah Makanan Pada Anak. PT Gramedia, 2000. [diakses tanggal 24 Maret 2014]. www.books.google.co.id Upah Minimum Kota (UMK) Kota Serang 2014. [diakses tanggal 14 Mei 2014] http://www.kabar-banten.com Wardiani,A.K. Studi Kualitatif Tentang Pola Komunikasi Orangtua yang Mempunyai Anak Kurang Gizi di Kelurahan Kedinding dan Bulak Banteng Kecamatan Kenjeran Jawa Timur. FISIP UPN, 2010 Widayatun. Ilmu Perilaku. Jakarta :Rineka Cipta; 2004. Widiyanti. Faktor-Faktor Perilaku Ibu Balita Yang Berhubungan Dengan Status Imunisasi Dasar Pada Balita di Desa Cibening Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor Tahun 2008. Skripsi. Program Sarjana Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia. 2009 Wong, L. Donna. Pedoman Klinis Keperawatan pediatrik. Jakarta: EGC. 2008 Yuliana. Pengaruh Gizi, Pengasuhan, Lingkungan terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Prasekolah. Tesis. Bogor: Sekolah Pascasarjana
89
Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Fakultas Pertanian IPB . 2004 Yunitasari, Winda. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu tentang Gizi Seimbang terhadap Status Gizi Balita Usia 3-4 Tahun di Posyandu RW 21 Kelurahan Mekar Jaya Kecamatan Sukmajaya Depok. Skripsi. UPN. 2011 Yupi Supartini, S.Kp, MSc. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. EGC: Jakarta, 2004
90
KEMENTERTAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGBRT (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTASKEDOKTERANDANILMUKESEHATAN Telp.
Nomor Un.01/F10/TL.00htv :
Lampiran
Hal
:
(62-21) 74716718 Fax : (62-21)'7404985
Wetsite : www.uinjkt.ac.id; E-mail : flrik@uinjkt'ac'id
Jl. KertamuktiNo. 5 Pisangan, Ciputat 15412, Jakarta
Jakarta,
12014
laluli
2014
:
:
Permohonan Izin Penelitian I(epada Yth. Ketua Yayasan Al-Fatah Serang di Tempat
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Ilmu Keperawatan Dengan hormat kami sampaikan, bahw'a mahasiswi Program Studi Jakarta Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah penelitian: melaksanakan Semester Genap Tahun Akademik 201312014 berikut ini akan ,
Nama
NIM Semester
Judul skripsi
Chodijah Benajir 1 08 I 04000055 Xil (dua belas)
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Anak Usia 3-5 Tahun Di Yayasan Al-Fatah Serang
diizinkar-r untuk Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon n.rahasiswi tersebut mengambil data di wilayah tersebut. kasih' Demikian atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima
Wassalamu'alaikum Wr. Wb. A.n. Dekan kan Bidang Akademik,
dr. H. M. Djauhari Widjajakusumah. AIF'PFK6 Tembusan:
Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
KEMENTERIANAGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (tTN) SYARTF HIDAYATULLAH JAKARTA MKULTAS KEOOKTERAN DAN ILMU KESEHATAI{ Jl. Kertamukri No. 5 pisangan, Ciputat
Nomor
:
Lampiran
:
Hal
:
I:ll .
l54l2.Iakarta
Un.01/Fl 0/TL.00t
:
g2-21) 74716718 Fax : (62_21)7404985
Website : www.uinjkt.ac.id; E_maii ,
51tg /2014
Jakarta,
*i[O.i";il"".ia
6luli
2014
Permohonanlzin Uji Validitas dan Reabilitas Kepada Ytli.
I(epala TK patria di Tempat
Assalamu,alaikum Wr. Wb. Dengan hormat kami sampaikan, bahwa mahasi,swi program Studi Ilmu Keperau,atan Fakultas Kedokteran dan Ilmu t<.r.t utun (FKIK) uili syarif Hidayatullah Jakarta Semester vIII Tahun Altademik 2013/2ol4uerikut i;i aka; melaksanakan penelitian.
Nama NIA4 Semester
Judul skripsi
: : : :
Chodijah Benajir I08104000055 XII (dua belas)
Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan perilaku Ibu Dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Anak Usia 3_5 Tahun Di TK Patria Cimuncang Serang
sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon mahasiswi tersebut diizinkan untuk mengambil data di wilayah kerf a yang Bapak/lbu pimpin. Demikian atas perhatian da, kerjasamanya, kami ucapka, terima kasih. Wassalamu,alaikum Wr. Wb. A.n. Dekar-r Bidang Akademik.
dr. H. M. Djauhari Wid.iajakusumah, AIF,pFK; Tembusan:
Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarra
PERMOHONAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
Assalamualaikum. WR. WB Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: Nama
: Chodijah Benajir
NIM
: 108104000055
Bermaksud akan melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Anak Di Yayasan AlFatah Serang” yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak di Yayasan Al-Fatah Serang. Sehubung dengan hal tersebut, saya dengan ini meminta kesediaan ibu-ibu untuk menjadi responden dengan mengisi formulir yang diberikan dengan benar dan sukarela dimana jawaban yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya. Saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan partisipasi ibu dalam pengisian kuesioner ini.
Hormat Saya
(Chodijah Benajir)
LEMBAR PERSETUJUAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN ( Informed Consent)
Assalamualaikum. WR. WB Salam sejahtera Nama
: Chodijah Benajir
NIM
: 108104000055
Saya mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan sedang melaksanankan penelitian untuk penulisan skripsi sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan sebagai Sarjana Keperawatan (S.Kep). Dalam lampiran ini terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian. Untuk itu saya harap dengan segala kerendahan hati agar kiranya ibu bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan. Kerahasiaan jawaban ibu akan dijaga dan hanya diketahui oleh peneliti. Kuesioner ini saya harap diisi dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan apa yang dipertanyakan. Sehingga hasilnya dapat memberikan gambaran yang baik untuk peneliti ini. Saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan partisipasi ibu dalam pengisian kuesioner ini. Apakah ibu bersedia menjadi responden? YA / TIDAK Tertanda
Responden
Keterangan: *Coret yang tidak dipilih
KUESIONER I FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN NUTRISI ANAK DI YAYASAN ALFATAH SERANG Tujuan : Kuesioner ini dirancang untuk mengidentifikasi: “Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Pada Anak Di Yayasan Al- Fatah Serang”. Petunjuk : 1. Beri tanda (√) pada kotak pertanyaan yang ibu/saudara anggap benar. A. Data Demografi/ Identitas Ibu 1. Inisial Nama Responden :……………………………………… 2. Usia
:………………………………………
3. Agama
:………………………………………
4. Suku Bangsa
:………………………………………
5. Pendidikan terakhir
:
Tidak tamat SD SD SMP SMA Perguruan Tinggi
6. Pekerjaan
:
Tidak bekerja Bekerja
7. Pendapatan
:
≥ 2.300.000/bln < 2.300.000/bln
B. Data Identitas Anak: 1. Nama inisial anak : 2. Umur anak
:
3. Jenis kelamin
:
KUESIONER II FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN NUTRISI ANAK DI YAYASAN ALFATAH SERANG
A. Perilaku Ibu Dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Anak Petunjuk pengisian: 1. Bacalah pertanyaan di bawah dengan teliti 2. Jawablah seluruh pertanyaan berikut dengan mengisi tanda (√) pada kolom yang telah disediakan 3. Jika anda salah memilih beri tanda (√) dan beri tanda (√) kembali pada jawaban yang sesuai yaitu sebagai berikut: a. Selalu (SL)= Jika anda melakukan hal tersebut 7 hari dalam seminggu b. Sering (SR)= Jika anda melakukan hal tersebut 4-6 hari dalam seminggu c. Jarang (JR)= Jika anda melakukan 1-3 hari dalam seminggu d. Tidak Pernah (TP)= Jika anda tidak pernah melakukan hal tersebut 4. Anda dapat bertanya langsung kepada peneliti jika saudara/i kesulitan dalam pertanyaan kuesioner. No. 1
Pertanyaan Ibu menyediakan sarapan pagi sebelum anak-anak berangkat ke sekolah.
SL
SR
JR
TP
2
Sebelum menyuapi anaknya, ibu mencuci tangan dengan sabun.
3
Makanan anak balita bervariasi dari pagi hingga sore hari.
4
Ibu menambahkan penyedap rasa agar makanan disukai anak.
5
Ibu membebaskan anaknya jajan dipinggir jalan dari pada dikantin sekolah.
6
Ibu memberikan buah setiap hari pada anaknya.
7
Ibu membebaskan anaknya dalam memilih makanan sesuai keinginan anak.
8
Ibu memberikan makan/minuman manis sebelum anak makan makanan utama.
9
Ibu membiarkan anak membeli makanan yang
berwarna
mencolok
yang
dijual
disekolah selama tidak membuat sakit perut. 10
Ibu membeli bekal di supermarket atau warung untuk anaknya seperti chiki dan permen yang berwarna-warni.
11
Ibu memberikan makan selingan seperti bubur kacang hijau, pisang, biscuit, dan minuman sehat lainnya.
B. Pengetahuan Ibu Dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Anak Petunjuk pengisian: 1. Bacalah pertanyaan di bawah dengan teliti 2. Jawablah seluruh pertanyaan berikut dengan mengisi tanda (√) pada kolom yang telah disediakan 3. Jika anda salah memilih beri tanda (√) dan beri tanda (√) kembali pada jawaban yang sesuai yaitu sebagai berikut: a. Benar (B) jika menurut anda pertanyaan tersebut benar b. Salah (S) salah jika menurut anda pertanyaan tersebut salah 4. Anda dapat bertanya langsung kepada peneliti jika saudara/i kesulitan dalam pertanyaan kuesioner. No. 1
Pertanyaan Gizi seimbang terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayuran, dan buah-buahan.
2
Manfaat nutrisi bagi tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak serta mencegah terjadinya berbagai penyakit.
3
Ikan, telor, tahu, dan tempe merupakan makanan yang mengandung protein.
4
Makanan yang dimakan balita diperlukan untuk tumbuh kembang.
5
Sarapan pagi membuat tubuh anak menjadi lesu atau mengantuk.
6
Kebiasaan makanan yang baik dan sehat
Benar
Salah
dapat
mengurangi
gangguan
kesehatan
resiko
terjadinya
seperti
kegemukan
(obesitas). 7
Kekurangan
nutrisi
menyebabkan
peningkatan nafsu makan pada anak. 8
Kekurangan gizi balita dapat mengakibatkan gizi buruk dan gizi kurang, dan pertumbuhan anak akan terganggu.
9
Status gizi baik yaitu keadaan dimana asupan zat gizi sesuai dengan kebutuhan tubuh,
10
Karbohidrat
digunakan
tubuh
sebagai
penghasil energy/ tenaga. 11
Makanan yang bergizi dan seimbang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin.
12
Gizi yang baik akan mengurangi resiko anak terkena penyakit.
13
Ibu memberikan makanan dalam jumlah banyak agar anaknya sehat.
14
Hanya dengan mengkonsumsi susu anak dapat menjadi ceradas.
15
Gizi
seimbang
tidak
mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. 16
Anak
yang
kurang
terserang penyakit.
gizi
tidak
mudah
17
Berat badan anak tidak dipengaruhi oleh gizi yang seimbang.
C. Sikap Ibu Dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Anak Petunjuk pengisian: 1. Bacalah pertanyaan di bawah dengan teliti 2. Jawablah seluruh pertanyaan berikut dengan mengisi tanda (√) pada kolom yang telah disediakan 3. Jika anda salah memilih beri tanda (√) dan beri tanda (√) kembali pada jawaban yang sesuai yaitu sebagai berikut: a. SS = Sangat Setuju b. S = Setuju c. TS = Tidak Setuju d. STS = Sangat Tidak Setuju 4. Anda dapat bertanya langsung kepada peneliti jika saudara/i kesulitan dalam pertanyaan kuesioner. No. 1
Pertanyaan
SS
Ibu akan memberikan pujian jika anak bisa menghabiskan makanannya.
2
Menurut
ibu,
dalam
memberikan
makanan kepada anak balita yang penting anak kenyang. 3
Ibu mengajak anak duduk dan makan
S
TS STS
bersama dengan perbincangan dan tanpa disertai televisi. 4
Ibu akan mengajak anak makan sambil berkeliling di lingkungan luar rumah ketika anak sulit diajak makan.
5
Ibu akan memasak sayur sampai layu.
D. Dukungan Keluarga Dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Anak Petunjuk pengisian: 1. Bacalah pertanyaan di bawah dengan teliti 2. Jawablah seluruh pertanyaan berikut dengan mengisi tanda (√) pada kolom yang telah disediakan 3. Jika anda salah memilih beri tanda (√) dan beri tanda (√) kembali pada jawaban yang sesuai yaitu sebagai berikut: a. YA b. TIDAK 4. Anda dapat bertanya langsung kepada peneliti jika saudara/i kesulitan dalam pertanyaan kuesioner. No. 1
Pertanyaan
YA
Suami/keluarga sering memberitahukan saya tentang pentingnya nutrisi untuk anak.
2
Suami/keluarga
mendukung
saya
untuk
memberikan makan kudapan yang bergizi pada
TIDAK
anak berupa susu, sereal, buah-buahan, bubur kacang ijo. 3
Suami/keluarga
mengingatkan
ibu
untuk
mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. 4
Suami/keluarga
memotivasi
ibu
untuk
memberikan makanan yang bergizi kepada anak.
HASIL VALIDITAS
1.
VariabelPengetahuan Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.901
20
Item Statistics P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20
Mean
Std. Deviation
N
.87 .83 .93 .93 .67 .90 1.00 .83 .57 .80 .90 .87 .93 .93 .43 .67 .53 .80 .50 .53
.346 .379 .254 .254 .479 .305 .000 .379 .504 .407 .305 .346 .254 .254 .504 .479 .507 .407 .509 .507
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Item-Total Statistics Corrected Item- Cronbach's Scale Mean if Scale Variance if Total Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20
14.57 14.60 14.50 14.50 14.77 14.53 14.43 14.60 14.87 14.63 14.53 14.57 14.50 14.50 15.00 14.77 14.90 14.63 14.93 14.90
19.771 18.524 19.638 19.983 18.875 20.671 21.151 18.455 18.395 18.309 19.913 18.875 20.052 19.983 18.345 17.633 18.576 19.826 18.478 18.300
.410 .761 .644 .486 .491 .139 .000 .784 .579 .769 .420 .718 .455 .486 .591 .816 .530 .320 .552 .597
Scale Statistics
2.
Mean
Variance
Std. Deviation
N of Items
15.43
21.151
4.599
20
VariabelSikap Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .720
8
.900 .890 .895 .898 .898 .905 .904 .890 .896 .890 .899 .892 .899 .898 .895 .887 .897 .902 .897 .895
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
S1
1.93
.593
29
S2
3.31
.541
29
S3
3.14
.441
29
S4
2.45
.686
29
S5
3.00
.463
29
S6
3.17
.468
29
S7
2.24
.435
29
S8
2.83
.759
29
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Item Deleted
Item Deleted
Corrected Item-
Cronbach's
Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
S1
20.14
6.266
.055
.765
S2
18.76
4.975
.626
.647
S3
18.93
6.209
.171
.732
S4
19.62
4.530
.610
.641
S5
19.07
5.924
.285
.715
S6
18.90
5.596
.436
.689
S7
19.83
5.505
.532
.675
S8
19.24
4.190
.648
.628
Scale Statistics Mean 22.07
Variance 6.781
Std. Deviation 2.604
N of Items 8
3.
VariabelPerilaku Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .889
15
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
P1
2.70
1.088
30
P2
2.43
1.006
30
P3
2.63
.809
30
P4
1.90
.803
30
P5
3.13
.900
30
P6
2.47
.819
30
P7
2.53
1.137
30
P8
3.03
.964
30
P9
2.40
1.037
30
P10
2.10
.960
30
P11
2.17
1.053
30
P12
2.83
1.262
30
P13
2.93
.740
30
P14
2.20
.961
30
P15
3.07
1.048
30
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Item Deleted
Item Deleted
Corrected Item-
Cronbach's
Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
P1
35.83
70.351
.728
.874
P2
36.10
82.438
.074
.901
P3
35.90
75.266
.634
.879
P4
36.63
79.068
.357
.889
P5
35.40
80.593
.211
.894
P6
36.07
74.271
.699
.877
P7
36.00
70.759
.667
.876
P8
35.50
75.293
.513
.883
P9
36.13
70.947
.732
.874
P10
36.43
72.392
.704
.875
P11
36.37
71.413
.690
.876
P12
35.70
66.493
.813
.868
P13
35.60
79.972
.324
.890
P14
36.33
74.437
.570
.881
P15
35.47
73.292
.580
.881
Scale Statistics Mean
Variance
38.53
4.
Std. Deviation
84.809
9.209
VariabelDukunganKeluarga Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .760
5
N of Items 15
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
D1
.72
.455
29
D2
.90
.310
29
D3
.76
.435
29
D4
.72
.455
29
D5
.76
.435
29
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Item Deleted
Item Deleted
Corrected Item-
Cronbach's
Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
D1
3.14
1.195
.869
.572
D2
2.97
2.392
-.231
.891
D3
3.10
1.310
.768
.622
D4
3.14
1.409
.602
.688
D5
3.10
1.382
.678
.658
Scale Statistics Mean 3.86
Variance 2.266
Std. Deviation 1.505
N of Items 5
Hasil Keputusan Perilaku
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .889
No item
15
Harga r hitung
Harga r tabel
Keputusan
1
0,728
0,3610
Valid
2
0,074
0,3610
Tidak Valid
3
0,634
0,3610
Valid
4
0,357
0,3610
Tidak Valid
5
0,211
0,3610
Tidak Valid
6
0,699
0,3610
Valid
7
0,667
0,3610
Valid
8
0,513
0,3610
Valid
9
0,732
0,3610
Valid
10
0,704
0,3610
Valid
11
0,690
0,3610
Valid
12
0,813
0,3610
Valid
13
0,324
0,3610
Tidak Valid
14
0.570
0,3610
Valid
15
0,580
0,3610
Valid
pertanyaan
Dari hasil di atas, maka dalam analisis selanjutnya instrumen atau alat ukur no 2, 4, 5, dan 13 tidak dapat di pergunakan dan selanjutnya akan diperbaiki.
Hasil Keputusan Pengetahuan
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .901
No item
20
Harga r hitung
Harga r tabel
Keputusan
1
0,410
0,3610
Valid
2
0,761
0,3610
Valid
3
0,644
0,3610
Valid
4
0,486
0,3610
Valid
5
0,491
0,3610
Valid
6
0,139
0,3610
Tidak Valid
7
0,000
0,3610
Tidak Valid
8
0,784
0,3610
Valid
9
0,579
0,3610
Valid
10
0,769
0,3610
Valid
11
0,420
0,3610
Valid
12
0,718
0,3610
Valid
13
0,455
0,3610
Valid
14
0,486
0,3610
Valid
15
0,591
0,3610
Valid
16
0,816
0,3610
Valid
17
0,530
0,3610
Valid
18
0,320
0,3610
Tidak Valid
19
0,552
0,3610
Valid
20
0,597
0,3610
Valid
Pertanyaan
Dari hasil di atas, maka dalam analisis selanjutnya instrumen atau alat ukur no 6, 7, dan 18 tidak dapat di pergunakan dan selanjutnya akan diperbaiki.
Hasil Keputusan Sikap Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .720
No item
8
Harga r hitung
Harga r tabel
Keputusan
1
0,055
0.3610
Tidak Valid
2
0,626
0.3610
Valid
3
0,171
0.3610
Tidak Valid
4
0,610
0.3610
Valid
5
0,285
0.3610
Tidak Valid
6
0,436
0.3610
Valid
7
0,532
0.3610
Valid
8
0,648
0.3610
Valid
pertanyaan
Dari dasil di atas, maka dalam analisis selanjutnya instrumen atau alat ukur no 1, 3, dan 5 tidak dapat di pergunakan dan selanjutnya akan diperbaiki.
Hasil Keputusan Dukungan Keluarga Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .760
No item
5
Harga r hitung
Harga r tabel
Keputusan
1
0,869
0.3610
Valid
2
-0,231
0.3610
Tidak Valid
3
0,768
0.3610
Valid
4
0,602
0.3610
Valid
5
0,678
0.3610
Valid
pertanyaan
Dari dasil di atas, maka dalam analisis selanjutnya instrumen atau alat ukur no 2 tidak dapat di pergunakan dan selanjutnya akan diperbaiki.
UJI NORMALITAS Explore Case Processing Summary Cases Valid N Perilaku Pengetahuan Sikap D.Keluarga
Missing
Percent 70 70 70 70
N
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Total
Percent 0 0 0 0
.0% .0% .0% .0%
N
Percent 70 70 70 70
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Descriptives Statistic Perilaku
Mean
30.77
95% Confidence Interval for Lower Bound Mean Upper Bound
29.11
5% Trimmed Mean
30.97
Median
32.50
Variance
48.788
Std. Deviation
Pengetahuan
Std. Error .835
32.44
6.985
Minimum
14
Maximum
44
Range
30
Interquartile Range
11
Skewness
-.407
.287
Kurtosis
-.502
.566
Mean
14.26
.473
95% Confidence Interval for Lower Bound Mean Upper Bound
13.31
5% Trimmed Mean
14.66
Median
16.50
Variance
15.643
Std. Deviation
15.20
3.955
Minimum
1
Maximum
19
Range
18
Interquartile Range
5
Sikap
D.Keluarga
Skewness
-1.427
.287
Kurtosis
1.358
.566
Mean
14.99
.285
95% Confidence Interval for Lower Bound Mean Upper Bound
14.42
5% Trimmed Mean
14.93
Median
14.00
Variance
5.666
Std. Deviation
2.380
15.55
Minimum
11
Maximum
20
Range
9
Interquartile Range
4
Skewness
.422
.287
Kurtosis
-.716
.566
Mean
3.06
.153
95% Confidence Interval for Lower Bound Mean Upper Bound
2.75
5% Trimmed Mean
3.17
Median
4.00
Variance
1.649
Std. Deviation
1.284
3.36
Minimum
0
Maximum
4
Range
4
Interquartile Range
2
Skewness
-1.082
.287
Kurtosis
-.118
.566
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Perilaku Pengetahuan Sikap D.Keluarga
Df
.125 .256 .203 .340
a. Lilliefors Significance Correction
Shapiro-Wilk
Sig. 70 70 70 70
.008 .000 .000 .000
Statistic .969 .769 .940 .739
df
Sig. 70 70 70 70
.084 .000 .002 .000
ANALISA UNIVARIAT 1. Gambaran perilaku responden dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita Frequencies Statistics Kategori_Perilaku N
Valid
70
Missing
0 Kategori_Perilaku
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Baik
38
54.3
54.3
54.3
Kurang
32
45.7
45.7
100.0
Total
70
100.0
100.0
2. Gambaran pengetahuan responden Frequencies
Statistics Kategori_Pengetahuan N
Valid
70
Missing
0
Kategori_Pengetahuan Frequency Valid
Baik Kurang Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
62
88.6
88.6
88.6
8
11.4
11.4
100.0
70
100.0
100.0
3. Gambaran sikap responden Frequencies
Statistics Kategori_Sikap N
Valid
70
Missing
0
Kategori_Sikap Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
Baik
51
72.9
72.9
72.9
Kurang
19
27.1
27.1
100.0
Total
70
100.0
100.0
4. Gambaran dukungan keluarga Frequencies Statistics Kategori_D.Keluarga N
Valid
70
Missing
0
Kategori_D.Keluarga Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Banyak mendapatkan dukungan
40
57.1
57.1
57.1
kurang mendapat dukungan
30
42.9
42.9
100.0
Total
70
100.0
100.0
5. Gambaran pendidikan responden Frequencies Statistics Pendidikan N
Valid
70
Missing
0
Pendidikan Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Rendah
19
27.1
27.1
27.1
Tinggi
51
72.9
72.9
100.0
Total
70
100.0
100.0
6. Gambaran pekerjaan responden Frequencies Statistics Pekerjaan N
Valid Missing
70 0
Pekerjaan Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak bekerja
52
74.3
74.3
74.3
Bekerja
18
25.7
25.7
100.0
Total
70
100.0
100.0
7. Gambaran pendapatan keluarga Frequencies Statistics Pendapatan N
Valid
70
Missing
0
Pendapatan Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Diatas UMK
59
84.3
84.3
84.3
Dibawah UMK
11
15.7
15.7
100.0
Total
70
100.0
100.0
ANALISA BIVARIAT 1. Hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita
Case Processing Summary Cases Valid N Kategori_Pengetahuan * Kategori_Perilaku
Missing
Percent 70
100.0%
N
Total
Percent 0
.0%
N
Percent 70
100.0%
Kategori_Pengetahuan * Kategori_Perilaku Crosstabulation Kategori_Perilaku Baik Kategori_Pengetahuan
Baik
Count % within Kategori_Pengetahuan
Kurang
Total
25
62
59.7%
40.3%
100.0%
1
7
8
12.5%
87.5%
100.0%
38
32
70
54.3%
45.7%
100.0%
Count % within Kategori_Pengetahuan
Total
37
Count % within Kategori_Pengetahuan
Kurang
Chi-Square Tests Value 6.355a 4.596 6.884
Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Casesb
Asymp. Sig. (2sided)
df 1 1 1
Exact Sig. (2sided)
.012 .032 .009 .020
6.264
1
.012
70
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.66. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for Kategori_Pengetahuan (Baik / Kurang) For cohort Kategori_Perilaku = Baik For cohort Kategori_Perilaku = Kurang N of Valid Cases
Lower
Upper
10.360
1.200
89.462
4.774
.755
30.204
.461
.309
.688
70
Exact Sig. (1sided)
.015
2. Hubungan antara sikap dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita Case Processing Summary Cases Valid N Kategori_Sikap * Kategori_Perilaku
Missing
Percent 70
N
Total
Percent
100.0%
0
N
Percent
.0%
70
100.0%
Kategori_Sikap * Kategori_Perilaku Crosstabulation Kategori_Perilaku Baik Kategori_Sikap
Baik
Count % within Kategori_Sikap
Kurang
Count % within Kategori_Sikap
Total
Count % within Kategori_Sikap
Kurang
Total
34
17
51
66.7%
33.3%
100.0%
4
15
19
21.1%
78.9%
100.0%
38
32
70
54.3%
45.7%
100.0%
Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Casesb
Asymp. Sig. (2sided)
df
11.606a 9.841 12.044
1 1 1
Exact Sig. (2sided)
.001 .002 .001 .001
11.440
1
Exact Sig. (1sided)
.001
70
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.69. b. Computed only for a 2x2 table
.001
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for Kategori_Sikap (Baik / Kurang) For cohort Kategori_Perilaku = Baik For cohort Kategori_Perilaku = Kurang N of Valid Cases
Lower
Upper
7.500
2.155
26.103
3.167
1.298
7.727
.422
.269
.664
70
3. Hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita Case Processing Summary Cases Valid N Kategori_D.Keluarga * Kategori_Perilaku
Missing
Percent 70
N
100.0%
Total
Percent 0
.0%
N
Percent 70
100.0%
Kategori_D.Keluarga * Kategori_Perilaku Crosstabulation Kategori_Perilaku Baik Kategori_D.Keluarga
Banyak mendapatkan dukungan kurang mendapat dukungan
Count % within Kategori_D.Keluarga Count % within Kategori_D.Keluarga
Total
Count % within Kategori_D.Keluarga
Kurang
Total
24
16
40
60.0%
40.0%
100.0%
14
16
30
46.7%
53.3%
100.0%
38
32
70
54.3%
45.7%
100.0%
Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Casesb
Asymp. Sig. (2sided)
df
1.228a .750 1.229
1 1 1
Exact Sig. (2sided)
Exact Sig. (1sided)
.268 .387 .268 .335
1.211
1
.193
.271
70
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.71. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for Kategori_D.Keluarga (Banyak mendapatkan dukungan / kurang mendapat dukungan) For cohort Kategori_Perilaku = Baik For cohort Kategori_Perilaku = Kurang N of Valid Cases
Lower
Upper
1.714
.659
4.461
1.286
.813
2.034
.750
.452
1.244
70
4. Hubungan antara pendidikan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita Case Processing Summary Cases Valid N Pendidikan * Kategori_Perilaku
Missing
Percent 70
100.0%
N
Total
Percent 0
.0%
N
Percent 70
100.0%
Pendidikan * Kategori_Perilaku Crosstabulation Kategori_Perilaku Baik Pendidikan
Rendah
Count % within Pendidikan
Tinggi
13
19
31.6%
68.4%
100.0%
32
19
51
62.7%
37.3%
100.0%
38
32
70
54.3%
45.7%
100.0%
Count % within Pendidikan
Total
6
Count % within Pendidikan
Total
Kurang
Chi-Square Tests Value 5.418a 4.235 5.476
Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Casesb
Asymp. Sig. (2sided)
df 1 1 1
Exact Sig. (2sided)
.020 .040 .019 .030
5.341
1
.021
70
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.40. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for Pendidikan (Rendah / Tinggi) For cohort Kategori_Perilaku = Baik For cohort Kategori_Perilaku = Kurang N of Valid Cases
Lower
Upper
.274
.089
.841
.503
.251
1.008
1.837
1.149
2.936
70
Exact Sig. (1sided)
.020
5. Hubungan antara pekerjaan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percent
Pekerjaan * Kategori_Perilaku
70
N
100.0%
Total
Percent 0
N
.0%
Percent 70
100.0%
Chi-Square Tests Value 5.389a 4.190 5.677
Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Casesb
Asymp. Sig. (2sided)
df 1 1 1
Exact Sig. (2sided)
.020 .041 .017 .028
5.312
1
.021
70
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.23. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for Pekerjaan (Tidak bekerja / Bekerja) For cohort Kategori_Perilaku = Baik For cohort Kategori_Perilaku = Kurang N of Valid Cases
Lower
Upper
.245
.071
.844
.593
.404
.871
2.423
.985
5.961
70
Exact Sig. (1sided)
.019
6. Hubungan antara pendapatan keluarga dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percent
Pendapatan * Kategori_Perilaku
70
N
100.0%
Total
Percent 0
N
.0%
Percent 70
100.0%
Pendapatan * Kategori_Perilaku Crosstabulation Kategori_Perilaku Baik Pendapatan
Diatas UMK
Count % within Pendapatan
Dibawah UMK
Count % within Pendapatan
Total
Count % within Pendapatan
Kurang
Total
33
26
59
55.9%
44.1%
100.0%
5
6
11
45.5%
54.5%
100.0%
38
32
70
54.3%
45.7%
100.0%
Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Casesb
Asymp. Sig. (2sided)
df
.410a .097 .409
1 1 1
Exact Sig. (2sided)
.522 .756 .523 .743
.404
1
Exact Sig. (1sided)
.525
70
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.03. b. Computed only for a 2x2 table
.376
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for Pendapatan (Diatas UMK / Dibawah UMK) For cohort Kategori_Perilaku = Baik For cohort Kategori_Perilaku = Kurang N of Valid Cases
Lower
Upper
1.523
.418
5.551
1.231
.620
2.443
.808
.438
1.489
70