Jurnal RAT Vol.3.No.1.Januari 2014
ISSN : 2252-9608
FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI KELAPA SAWIT POLA SWADAYA DI DESA KEPAU JAYA KABUPATEN KAMPAR Social Economic Factors that Influence Income of Palm Oil Self Supporting Farming System at Kepau Jaya Village Kampar Regency 1
Dedi Muttakin, 2UP. Ismail dan 2Sri Ayu Kurniati
1
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau 2 Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution 113, Pekanbaru 28284 Riau Telp: 0761-72126 ext. 123, Fax: 0761674681 Email:
[email protected] [Diterima November 2013; Disetujui Januari 2014]
ABSTRACT Palm oil establishes export commodity which is proper to farmer effort. The objectives of this research are to: (1) find out the farmer characteristic, (2) evaluate production cost, income, and efficiency, (3) analyze the social economic factors related to income. This research was conducted through survey in Kepau Jaya Village at Kampar regency. The result revealed that average farmers are 42 years old, education length was 9 years, farm experience was 10 years and family members consisted of 3 peoples. The average wide of land 2,5 ha area of 8 years old plants with production/year is 21.955 kg/ha. The common of production cost was 8.642.426 rupiahs/ha/year with gross income was 25.028.000 rupiahs and net income was 16.386.374 rupiah. The farming system they carried out which was self supporting system is efficient by means of RCR value 2,94. All of social economic factors are simultaneously connected to income with R2 value 0,994. It means that income variation is strongly associated with social economic factors, whereas that partially affected income significantly were variables such as age of plant, costs of fertilizer, labor, equipment, transportation, and total production. Keywords: Palm oil self supporting system, social economic factors, income
http://rat.uir.ac.id
369
ISSN : 2252-9608
Jurnal RAT Vol.3.No.1.Januari 2014
PENDAHULUAN Pembangunan pertanian memberikan kontribusi yang besar dalam pembangunan ekonomi nasional dan mendorong berkembangnya sub sektor perkebunan. Komoditi utama sekaligus primadona di Kabupaten Kampar yaitu kelapa sawit yang mampu menciptakan kesempatan kerja yang
mengarah kepada kesejahteraan masyarakat, pemanfaatan bahan baku yang berkualitas sehingga mampu menciptakan daya saing produk yang tinggi. Perkembangan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kampar dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1. Rincian Luas Lahan, Produksi, dan Jumlah Petani Perkebunan Kelapa Sawit Pola Swadaya Berdasarkan Komoditi
Tahun
Jumlah Petani
2008
78.321
Tanaman Belum Menghasilkan (ha) 41.383
2009
77.040
31.285
2010
82.453
2011 2012
Tanaman menghasilkan (ha) 119.023
Jumlah total (ha)
Produksi (ton)
160.982
467.747
132.679
164.551
1.778.218
25.074
133.465
158.593
1.842.821
86.112
23.116
136.794
159.964
2.203.450
88.692
24.020
165.869
190.016
2.534.207
Sumber: Dinas Perkebunan Kabupaten Kampar, 2012
Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa luas lahan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kampar dalam lima tahun terakhir (20082012) berfluktuasi. Peningkatan dan penurunan luas lahan tersebut sebagian besar disebabkan karena alih fungsi lahan oleh masyarakat setempat. Pengembangan usahatani kelapa sawit pola swadaya memiliki permasalahan sosial dan ekonomi yang diduga dapat menghambat peningkatan pendapatan. Menurut Syahza (2002) bahwa besar kecilnya pendapatan yang diterima bergantung pada jumlah produksi dan harga jual yang dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik petani kelapa sawit pola swadaya, mengetahui biaya produksi, pendapatan dan efisiensi serta menganalisis faktor-faktor sosial ekonomi (umur, pendidikan, pengalaman http://rat.uir.ac.id
berusahatani, jumlah anggota keluarga, umur tanaman, biaya pupuk, biaya herbisida, biaya tenaga kerja, biaya peralatan, jumlah produksi, biaya transportasi dan luas lahan garapan) yang berpengaruh terhadap pendapatan usahatani kelapa sawit pola swadaya. METODE PENELITIAN Penelitian menggunakan metode survei di Desa Kepau Jaya Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar karena terdapat petani kelapa sawit pola swadaya. Pengambilan sampel secara sengaja (Purposive sampling) dengan mengambil 10 petani dari empat dusun yang ada dengan umur tanaman antara 7-10 tahun, sehinggga jumlah keseluruhan adalah sebanyak 40 petani. Data penelitian berupa data primer melalui wawancara langsung dari petani 370
ISSN : 2252-9608
Jurnal RAT Vol.3.No.1.Januari 2014
sampel meliputi karakteristik petani kelapa sawit (umur, pendidikan, pengalaman berusahatani, jumlah anggota keluarga), biaya produksi, pendapatan, dan efisiensi, dan data sekunder dari instansi terkait berupa geografis umum daerah, populasi petani kelapa sawit, luas lahan perkebunan kelapa sawit dan jumlah penduduk. 1. a.
b.
Biaya Produksi, Pendapatan, dan efisiensi Usahatani Kelapa Sawit Untuk menentukan biaya produksi kelapa sawit digunakan rumus TC = FC + VC …………………….(1) TC = Total Biaya (Rp/Ha/Tahun) FC = Biaya Tetap (Rp/Ha/Tahun) VC = Biaya Variabel (Rp/Ha/Tahun) Untuk menentukan besarnya penyusutan peralatan pertanian ditentukan dengan rumus: NB NS D ………………….(2) UE
D = Nilai penyusutan alat pertanian (Rp/Unit) NB = Nilai beli (Rp/unit) NS = Nilai sisa (Rp/unit) (diperoleh 20% dari nilai beli alat) UE = Usia ekonomis (tahun) c.Untuk menentukan pendapatan kotor mengggunakan rumus: TR = Y. Py …………………….(3) TR = Pendapatan kotor kelapa sawit (Rp/Tahun) Y = Produksi kelapa sawit (Kg TBS/Tahun) Py = Harga produksi kelapa sawit (Rp/Kg) d.Untuk menentukan pendapatan bersih digunakan rumus: π = TR – TC ………………....(4) π = Pendapatan bersih usahatani (Rp/Tahun) TR = Pendapatan kotor (Rp/Tahun) TC = Total biaya (Rp/Tahun) http://rat.uir.ac.id
e.Untuk menentukan efisiensi usahatani kelapa sawit digunakan rumus: TR TC ………………......(5) RCR = Return Cost Ratio TR = Pendapatan kotor (Rp/Tahun) TC = Biaya produksi (Rp/tahun) Dengan keputusan sebagai berikut: RCR > 1, berarti usahatani kelapa sawit menguntungkan. RCR < 1, berarti usahatani kelapa sawit tidak menguntungkan. RCR = 1, berarti usahatani kelapa sawit berada pada titik impas. RCR
2.
Pengaruh Faktor - Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Usahatani Untuk mengetahui pengaruh sosial ekonomi terhadap pendapatan usahatani dilakukan analisis dengan menggunakan Regresi Linear Berganda yaitu: Y = bo + b1X1 + ….. + b12 X12+ ei…..(6) Keterangan: Y = Pendapatan Kotor Usahatani (Rp/Tahun) b0 = Intersep X1= Umur (Tahun) X2= Pendidikan (Tahun) X3= Pengalaman Berusahatani (Tahun) X4= Jumlah Anggota Keluarga (jiwa) X5= Umur Tanaman (Tahun) X6= Biaya Pupuk (Rp/Tahun) X7= Biaya Herbisida (Rp/Tahun) X8= Biaya Tenaga Kerja (Rp/Tahun) X9= Biaya Peralatan (Rp) X10= Biaya Transportasi (Rp) X11= Jumlah Produksi (Kg) X12= Luas Lahan Garapan (ha) ei = Error/Kesalahan b1-b12 = Koefisisen arah regresi masingmasing variabel Besarnya sumbangan faktor-faktor sosial ekonomi secara simultan ditentukan melalui:
371
Jurnal RAT Vol.3.No.1.Januari 2014
∑
R =
∑
…………… ∑
..............(7)
Untuk mengujinya digunakan hipotesis sebagai berikut: H0 : β1 = β2 = β 3............... β12 = 0 H1 : β1 ≠ β 2≠ β 3 .…………… β12 ≠ 0 Berlaku Ho, jika f hitung ≤ f tabel, artinya menerima H0 dan menolak H1 Berlaku H1, jika f hitung > f tabel, artinya menolak H0 dan menerima H1 Rumus yang digunakan untuk uji f pada taraf kepercayaan 95 % yaitu:
=
F R2 n k
/(
(
)
)
………….............(8)
= Besarnya f hitung = Koefisien determinasi = Jumlah sampel = Banyak variabel yang diamati
Setelah diketahui pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap pendapatan usahatani, maka dilakukan pengujian secara parsial menggunakan hipotesis sebagai berikut: Berlaku Ho, jika t hitung ≤ t tabel, artinya menerima H0 dan menolak H1 Berlaku H1, jika t hitung > t tabel, artinya menolak H0 dan menerima H1 Pengujian secara parsial menggunakan uji t pada taraf kepercayaan 95% berikut:
t βn Se (bn)
=
(
)
…….….…….....(9)
= Besarnya t hitung = Koefisien regresi = Simpangan baku/standar error
DimanaSe= ∑
( − ) ……….........(10)
Se = Simpangan baku/ standar error ei = Faktor pengganggu (error) n = Jumlah sampel k = Jumlah variabel HASIL DAN PEMBAHASAN http://rat.uir.ac.id
ISSN : 2252-9608
1. Karakteristik Petani Umur Merupakan indikator dalam menentukan produktif atau tidaknya seseorang, cara berfikir, dan kemampuan fisik dalam menjalankan usahatani. Pada umumnya petani yang berumur muda bekerja lebih kuat, lebih dinamis dan tanggap terhadap lingkungan sekitar terutama yang berhubungan dengan usahataninya dibandingkan dengan yang berumur lebih tua. Berdasarkan hasil penelitian bahwa rata-rata umur petani adalah 42 tahun, artinya petani masih berada pada kelompok angkatan kerja produktif yakni berumur antara 15-59 tahun, sehingga berpotensi untuk meningkatkan produksi dan pengembangan usahataninya melalui pemberdayaan diri serta upaya peningkatan produktivitas kerja dapat berjalan dengan baik dan lancar. Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu syarat pelancar dalam pembangunan pertanian. Keterbatasan pendidikan yang dimiliki seseorang dapat menjadi kendala pembangunan yaitu terhadap cara berpikir serta mengambil keputusan Petani yang berpendidikan tinggi akan lebih rasional dalam berpikir dibandingkan dengan petani yang berpendidikan rendah. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata pendidikan petani 9 tahun atau tamat SMP, hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani masih rendah. Kondisi pendidikan yang rendah akan menyebabkan alih teknologi berjalan lambat sementara teknologi sangat diperlukan dalam pengembangan usahatani. Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah tanggungan keluarga berkaitan erat dengan pendapatan yang diperoleh. Keadaaan ini mendorong petani untuk terus berusaha meningkatkan pendapatan dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Besar kecilnya jumlah tanggungan keluarga sangat mempengaruhi besar kecilnya pengeluaran 372
ISSN : 2252-9608
Jurnal RAT Vol.3.No.1.Januari 2014
petani karena semakin besar jumlah tanggungan keluarga akan semakin banyak keperluan hidup, terlebih lagi jika sebagian besar dari jumlah tanggungan keluarga tersebut tidak produktif. Sebaliknya, semakin kecil jumlah tanggungan keluarga akan memberikan gambaran hidup yang lebih sejahtera bagi petani. Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata jumlah tanggungan keluarga petani sebanyak 3 jiwa. Pengalaman Berusahatani Pengalaman berusahatani yang cukup memadai merupakan salah satu faktor yang mendorong petani memilih alternatif terbaik sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Pengalaman berusahatani petani bervariasi antara 7- 20 tahun dengan rata-rata lama berusahatani adalah 10 tahun. Semakin lama pengalaman petani dalam berusahatani, maka kegagalan yang dialami akan semakin kecil. Petani yang sudah berpengalaman akan mudah mengatasi masalah yang terjadi, karena telah mengetahui dan menguasai lingkungan usahataninya.
Luas Lahan Garapan Tanah merupakan faktor produksi, sama halnya dengan modal, tenaga kerja dan manajemen yakni sebagai tempat dilaksanakannya proses usahatani sampai diperolehnya hasil produksi. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan luas lahan usahatani, dimana luas atau penguasaan lahan merupakan kepemilikan lahan oleh petani sendiri. Sehingga diketahui bahwa luas lahan garapan yang diusahakan untuk usahatani kelapa sawit berkisar antara 2 - 4 ha dengan rata-rata 2,5 ha. 2. Pendapatan dan Efisiensi Usahatani Pada Tabel 2 terlihat bahwa rata-rata biaya produksi usahatani kelapa sawit sebesar Rp 8.642.426 ha/tahun, dimana biaya transportasi dari petani ke pedagang pengumpul yang berjarak tempuh sekitar 5 km merupakan biaya yang terbesar yaitu Rp 2.028.000/tahun atau 23,46%.
Tabel 2. Distribusi Rata-rata Biaya produksi, Pendapatan, dan Efisiensi Usahatani Kelapa Sawit Pola Swadaya di Desa Kepau Jaya/ha/Tahun, Tahun 2012. Jumlah No Uraian Nilai (Rp) Persentase (%) Penggunaan 1
2
3 4 5
6
Pupuk (Kg) a. Urea b. KCl c. NPK Herbisida (ltr) a. Gramoxon b. Round Up Biaya peralatan Transportasi Tenaga Kerja (HKP): Dalam Keluarga Luar Keluarga Biaya Produksi
http://rat.uir.ac.id
326 150 68
1.270.000 900.000 519.750
14,69 10,41 6,01
2 2
102.950 148.550 226.660 2.028.000
1,19 1,72 2,63 23,46
21,29 23,39
1.637.609 1.808.906 8.642.426
18,95 20,94 100,00 373
ISSN : 2252-9608
Jurnal RAT Vol.3.No.1.Januari 2014
7 8
Produksi (kg) 21.955 Pendapatan (Rp) : Pendapatan Kotor Pendapatan Bersih Pendapatan Keluarga 9 RCR Keterangan : harga rata-rata Rp 1.139/Kg TBS Rata-rata pendapatan kotor diperoleh sebesar Rp 25.028.800/ha/tahun dari hasil penjualan TBS, dengan rata-rata pendapatan bersih sebesar Rp 16.475.301/ha/tahun. Nilai RCR yang didapat yaitu sebesar 2,94 yang berarti bahwa setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan untuk usahatani kelapa sawit akan menghasilkan pendapatan kotor sebesar Rp 2,94 atau pendapatan bersih sebesar Rp 1,94.
25.028.800 16.386.374
65.47 81.02
20.278.644 2,94
3. Faktor-Faktor Sosial Ekonomi yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit Pola Swadaya Untuk mengetahui berbagai pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) dianalisis dengan menggunakan Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regression) dan hasilnya terlihat dalam tabel 3
Tabel 3. Analisis Regresi Linear Berganda Faktor-Faktor Sosial Ekonomi yang Mempangaruhi Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit Pola Swadaya di Desa Kepau Jaya Tahun 2012. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Ket :
Variabel Umur (X1) Pendidikan (X2) P. Berusahatani (X3) T. Keluarga (X4) U. Tanaman (X5) B. Pupuk (X6) B. Herbisida (X7) B. Tenaga Kerja (X8) B. Peralatan (X9) B. Transportasi (X10) J. Produksi (X11) L. L. Garapan (X12) Intercept (bo) R R2 Fhitung Ftabel Ttabel F Sig
** * TB
http://rat.uir.ac.id
Koefisien Regresi -918.597 -17767.450 15031.278 -86929.426 888226.081 -1.060 -0.450 -1.045 -2.504 -0.986 1159.957 52242.932 -6683890.838 0.997 0.994 391.930 2,15 3,67 0.000
Standar Error 7808.846 29218.756 27601.389 83840.345 139903.291 0.109 1.072 0.145 0.973 0.132 40.090 73220.857
Thitung -0.118 -0.608 0.545 -1.037 6.349 -9.696 -0.420 -7.199 -2.572 -7.496 28.934 0.713
Sig. 0.907 0.548 0.591 0.309 0.000 0.000 0.678 0.000 0.016 0.000 0.000 0.482
Ket TB TB TB TB ** ** TB ** ** ** ** TB
= Berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95% (0,05) = Berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 90% (0,1) = Tidak Berpengaruh
374
Jurnal RAT Vol.3.No.1.Januari 2014
Dari Tabel 3 diketahui fungsi pendapatan usahatani kelapa sawit: Y= - 6683890.838 - 918.597X1 17767.450X2 + 15031.278X3 86929.426X4 + 888226.081X5 - 1.060X6 - 0.450X7 - 1.045X8 - 2.504X9 0.986X10 + 1159.957X11 + 52242.932 X12 Nilai Fhitung 391.930 lebih besar daripada Ftabel 2,15 artinya secara simultan atau bersama-sama variabel umur, pendidikan, pengalaman berusahatani, jumlah anggota keluarga, biaya benih, biaya pupuk, biaya pestisida, biaya herbisida, biaya tenaga kerja dan luas lahan garapan berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani pada taraf kepercayaan 95%. Dari hasil analisis regresi diperoleh nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 0,994 berarti variasi naik turunnya pendapatan 99,4% ditentukan oleh variabel faktor-faktor sosial ekonomi. Sedangkan sisanya 0,6% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. Pengaruh umur terhadap pendapatan menghasilkan nilai koefisien regresi -918.597 dimana setiap peningkatan umur petani maka akan terjadi penurunan pendapatan. Hasil uji t diperoleh nilai thitung -0.118 lebih kecil daripada ttabel 3,67 dengan nilai t sign 0,90 lebih besar dari nilai probabilitas 0,05. Hal ini berarti jika umur petani bertambah 1 satuan, maka pendapatan petani akan berkurang sebesar 918.597 satuan atau dengan kata lain tidak berpengaruh nyata hubungan antara umur petani dengan jumlah pendapatannya. Pengaruh tingkat pendidikan terhadap pendapatan dengan nilai koefisien regresi 17767.45 artinya setiap terjadi peningkatan pendidikan maka terjadi penurunan pendapatan. Hasil uji t diperoleh nilai t hitung 0.608 lebih kecil daripada ttabel 3,67 dengan nilai t sign 0,548 lebih besar dari nilai probabilitas 0,05. Ini berarti jika pendidikan petani meningkat 1 satuan menyebabkan http://rat.uir.ac.id
ISSN : 2252-9608
pendapatan petani menurun sebesar 17767.45 satuan atau tidak ada pengaruh yang nyata antara tingkat pendidikan dengan pendapatan yang diterima petani. Keadaan seperti ini yang membuat petani kurang tanggap dalam menerima alih teknologi dan inovasi baru yang berkaitan dengan usahataninya. Pengaruh pengalaman berusahatani terhadap pendapatan dengan nilai koefisien regresi 15031.278 berarti bahwa setiap peningkatan pengalaman berusahatani akan meningkatkan jumlah pendapatan. Hasil uji t diperoleh nilai thitung 0.545 lebih kecil dari ttabel 3,67 dengan nilai t sign sebesar 0,591 lebih besar dari nilai probabilitas 0,05. Artinya jika pengalaman berusahatani petani meningkat 1 satuan, maka pendapatan petani meningkat sebesar 15031.278 satuan. Pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap pendapatan dengan nilai koefisien regresi sebesar -86929.426 artinya setiap terjadi peningkatan jumlah tanggungan keluaga maka terjadi penurunan pendapatan. Hasil uji t diperoleh nilai t hitung -1.037 lebih kecil dari ttabel 3,67 dengan nilai t sign 0,3 lebih besar dari nilai probabilitas 0,05. Hal ini berarti jika jumlah tanggungan keluaga petani bertambah 1 orang, maka pendapatan petani berkurang sebesar 86929.426 satuan. Penurunan pendapatan ini akan semakin besar apabila tanggungan keluarga tersebut tidak berada pada usia produktif angkatan kerja. Pengaruh umur tanaman terhadap pendapatan yang memiliki nilai koefisien regresi sebesar 888226.081 artinya setiap peningkatan umur tanaman maka terjadi peningkatan pendapatan. Hasil uji t dengan nilai thitung 6.349 lebih besar dari ttabel 3,67dan nilai t sign sebesar 0,000 lebih kecil daripada nilai probabilitas 0,05. Berarti jika umur tanaman meningkat 1 satuan, maka pendapatan petani meningkat sebesar 888226.081 satuan atau ada pengaruh nyata hubungan antara umur tanaman dengan jumlah pendapatan petani. 375
Jurnal RAT Vol.3.No.1.Januari 2014
Pengaruh biaya pupuk terhadap pendapatan dengan nilai koefisien regresi 1.060 artinya setiap peningkatan biaya pupuk menyebabkan penurunan pendapatan. Hasil uji t diperoleh nilai thitung-9.696 lebih kecil dari ttabel 3,67 dengan nilai t sign sebesar 0,000 lebih kecil daripada nilai probabilitas 0,05. Hal ini berarti jika biaya pupuk dapat dikurangi 1 satuan, maka petani akan memperoleh peningkatan pendapatan sebesar 1.060 satuan atau ada pengaruh nyata antara biaya pupuk terhadap jumlah pendapatan petani. Pengaruh biaya herbisida terhadap pendapatan dengan nilai koefisien regresi 0.450 berarti setiap peningkatan biaya herbisida menyebabkan penurunan pendapatan. Hasil uji t diperoleh nilai t hitung 0.420 lebih kecil dari ttabel 3,67 dan nilai t sign sebesar 0,678 lebih besar daripada nilai probabilitas 0,05. Hal ini bermakna jika biaya herbisida meningkat 1 satuan, maka pendapatan akanmenurun sebesar 0.450 satuan atau tidak berpengaruh nyata hubungan antara biaya herbisida dengan pendapatan yang diterima petani. Pengaruh biaya tenaga kerja terhadap pendapatan dengan nilai koefisien regresi 1.045, dimana setiap peningkatan biaya tenaga kerja maka terjadi penurunan pendapatan. Hasil uji t diperoleh nilai t hitung -7.199 lebih kecil dari ttabel 3,67 dengan nilai t sign sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05. Hal ini berarti ada pengaruh nyata antara biaya tenaga kerja dengan pendapatan yaitu jika biaya tenaga kerja berkurang 1 satuan, maka pendapatan meningkat sebesar 1.045 satuan. Pengaruh biaya peralatan terhadap pendapatan dengan nilai koefisien regresi 2.504, artinya setiap peningkatan biaya peralatan maka terjadi penurunan pendapatan. Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai thitung 2.572 lebih kecil dari ttabel 3,67 dan nilai t sign sebesar 0,016 lebih besar dari nilai probabilitas 0,05. Ini berarti jika biaya peralatan menurun 1 satuan terjadi pengaruh secara nyata terhadap http://rat.uir.ac.id
ISSN : 2252-9608
peningkatan pendapatan petani sebesar 2.504 satuan Pengaruh biaya transportasi tehadap pendapatan dengan nilai koefisien regresi 0.986, berarti setiap peningkatan biaya transportasi maka terjadi penurunan pendapatan. Hasil uji t diperoleh nilai thitung 7.496 lebih kecil dari ttabel 3,67 dan nilai t sign sebesar 0,000 lebih kecil daripada nilai probabilitas 0,05. Hal ini berarti jika biaya transportasi menurun 1 satuan, maka pendapatan petani akan meningkat secara nyata sebesar 0.986 satuan. Pengaruh jumlah produksi terhadap pendapatan dengan nilai koefisien regresi 1159.957, artinya setiap peningkatan jumlah produksi maka terjadi peningkatan pendapatan. Dari hasil uji t diperoleh nilai thitung 28.934 lebih besar dari ttabel 3,67 dengan nilai t sign sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05. Ini berarti jika jumlah produksi berkurang 1 satuan menyebabkan penurunan pendapatan sebesar 1159.957 satuan, sehingga petani senantiasa harus meningkatkan hasil produksi melalui pemilihan bibit unggul dan pemeliharaan yang baik. Pengaruh luas lahan garapan terhadap pendapatan dengan nilai koefisien regresi sebesar 52242.932, artinya setiap terjadi peningkatan luas lahan garapan maka terjadi peningkatan pendapatan. Hasil uji t diperoleh nilai thitung 0.713 lebih kecil dari ttabel 3,67 dan nilai t sign sebesar 0,482 lebih besar dari nilai probabilitas 0,05. Meskipun tidak berpengaruh nyata namun jika luas lahan garapan bertambah 1 satuan, maka pendapatan petani bertambah sebesar 52242.932 satuan. KESIMPULAN 1. Karakteristik petani kelapa sawit pola swadaya di Desa Kepau Jaya yaitu ratarata umur petani 42 tahun, pendidikan 9 tahun, pengalaman berusahatani 10 tahun, dan jumlah anggota keluarga 376
Jurnal RAT Vol.3.No.1.Januari 2014
2.
3.
petani 3 jiwa. Rata-rata luas lahan garapan yaitu 2,5 ha dengan umur tanaman rata-rata 8 tahun dan produksi TBS/tahun sebanyak 21.955 kg/ha. Biaya produksi kelapa sawit/ha/tahun sebesar Rp 8.642.426 dengan jumlah produksi 21.955 kg/ha/tahun, pendapatan kotor Rp 25.028.000/ha/tahun dan pendapatan bersih Rp 16.386.374/ha/tahun. Nilai RCR sebesar 2,94 artinya usahatani kelapa sawit pola swadaya Desa Kepau Jaya efisien. Secara simultan seluruh faktor sosial ekonomi berpengaruh terhadap pendapatan, sedangkan secara parsial yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan hanyalah variabel umur tanaman, biaya pupuk, biaya tenaga kerja, biaya peralatan, biaya transportasi dan jumlah produksi.
DAFTAR PUSTAKA Assauri, S. 1989. Pengantar Ekonomi Mikro. FE UI, Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2012. Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 – 2012. Pekanbaru. Dinas Perkebunan Kabupaten Kampar. 2012. Rincian Luas Lahan, Produksi dan Petani Perkebunan Pola Swadaya Berdasarkan Komoditi dan Desa. Bangkinang Edram, dkk. 2007. Profil Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2007. Dinas Perkebunan Provinsi Riau. Pekanbaru. Ginting, J. 1980. Bercocok Tanaman Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. Hasyim, H. 2006. Produksi Bibit. FP-USU Press, Medan. Hernanto. 1991. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya, Jakarta. Heru Prihmantoro. 2005. Memupuk Tanaman Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta.
http://rat.uir.ac.id
ISSN : 2252-9608
Kadariah, 1981. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta Kartasapoetra, A. G., 1988. Pengantar Ekonomi Produksi Pertanian. Bina Aksara. Jakarta. Kantor Kepala Desa. 2013. Monografi dan Topografi Desa Kepau Jaya. Kampar. Kasryno, P. 1981. Proses Pembangunan Ekonomi Pedesaan Indonesia, P.T. Gramedia. Jakarta. Lubis, N, L. 2000. Adopsi Teknologi dan Faktor Yang Mempengaruhinya. USU Press, Medan. Mangoensoekarjo. S, 2003. Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit, Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Mosher. 1984. Menggerakkan dan Perkembangan Pertanian. Penerbit. CV. Yasa Guna. Jakarta. Mubyarto. 1989. Pengantar Ilmu Pertanian. LP3Es, Jakarta. Muhammad Firdaus. 2011. Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Bumi Aksara. Jakarta. Mustafa, Hadi 2004. Teknik Perkebunan Kelapa Sawit. Adicita Karya Nusa. Yogyakarta. Ningsih, G. 2002. Masalah Agricia. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Norvian, K P. 2011. Faktor – Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Tebu (Studi Kasus Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun). Online Http://Elibrary.Ub.Ac.Id/Handle/12345 6789/26814. Diakses Tanggal 23Maret 2013. Nurhadiah.2011. Analisis Penggunan FaktorFaktor Produksi dan Pengaruhnya terhadap Produksi pada Agribisnis Kelapa Sawit Rakyat Di kabupaten Bengkalis. Online Http//Repository.Unri.Ac.Id:80/handle/ 123456789 /1316. Diakses Tanggal 12 Mei 2013. 377
Jurnal RAT Vol.3.No.1.Januari 2014
Pahan, Iyung, 2010. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis Dari Hulu Hingga Hilir. Penebar Swadaya, Jakarta. Septianita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelapa Sawit dan Kontribusinya terhadap Pendapatan Keluarga di Desa Makartitama Kabupaten Oku. Online http://agronobisunbara.blogspot.com/2 012/11/faktor-faktor yangmempengaruhi_21.htmiakses. DiaksesTanggal 12 Mei 2013. Sinuraya, S. 1995. Dasar-Dasar Akuntansi, FE USU, Medan. Sukirno. 1978. Usia dan Kreatifitas. Penebar Swadaya. Jakarta. Soekartawi.1994. Teori Ekonomi Produksi. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 1995. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori Dan Aplikasi. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 2000. Pembangunan Pertanian. Rajawali Press. Jakarta. Sudjana. 2001. Metoda Statistika, Tarsito. Bandung. Sunarko. 2007. Petunjuk Praktis Pengolahan dan Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta. Suprapti. 2011. Pedoman Pembinaan Penggunaan Pestisida. Penebar Swadaya. Jakarta. Syamsulbahri. 1996. Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Berbasis Kerakyatan. Unri Press. Pekanbaru. Syahza, A. 2002. Dampak Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit di Daerah Riau. UNRI Press. Pekanbaru. Tanto, Anggun Mei. 2006. Analisa Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jeruk di Desa Sukomoro Kecamatan Sukomoro Kabupaten Magetan, Online Http://Www.Researchgate.Net/Publicat
http://rat.uir.ac.id
ISSN : 2252-9608
ion/51013903. Diakses Tanggal 18 Desember 2012. Usman, Akbar. 2012. Analisis Pemasaran Kelapa Sawit Rakyat. Skripsi. FP UIR. Pekanbaru. Yusar, Amril. 2011. Analisis Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit Berdasarkan Umur Tanam di Desa Petapahan Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. Skripsi FP UIR. Pekanbaru. Vadamecum, 2000. PTPN V. Pekanbaru.
378