FAKTOR-FAKTOR PENENTU HEGEMONI ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW
Hengki Wijaya BAB I Pendahuluan Latar Belakang Tidak ada agama seperti Islam yang begitu cepat menyebar dan mencapai daerah-daerah jauh dalam kurun waktu 100 tahun pertama sejak kelahirannya. Dari sebuah tempat yang terpencil dari jazirah Arab, Islam berkembang ke timur hingga perbatasan Cina dan ke Barat melintasi kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara hingga ke Spanyol.1 Jantung dari perkembangan sejarah Islam adalah Timur Tengah. Ada lebih dari 100 juta orang Arab Muslim. Di India dijumpai lebih dari 100 juta Muslim yang menyebar di antara mayoritas Hindu. Ada lebih dari 100 juta Muslim di Cina. Dan Indonesia adalah Negara populasi Muslim terbesar di dunia dengan lebih dari 180 juta orang Muslim (90% dari total populasinya). Eropa memiliki 30 juta umat Muslim dan Amerika Serikat memiliki lebih dari 5 juta Muslim.2 Islam muncul seperti angin puyuh. Untuk mengetahui alasan lahirnya Islam harus dimulai dengan mengenal pribadi pembawa Islam yaitu Muhammad seorang nabi yang menyiarkan Islam yang diberikan kepadanya secara langsung oleh Malaikat Jibril. Letak geografis semenanjung Arab, keadaan politik dan ekonomi di jazirah Arab sebelum dan sesudah Islam merupakan faktor pendukung tumbuh pesatnya Islam dan penganutnya, Muslim. Selain itu, keadaan di luar semenanjung Arab seperti terjadi kemerosotan kekaisaran
1
George W. Braswell, Apa Yang Anda Perlu Tahu Mengenai Islam & Orang-Orang Muslim (Tennessee: Broadman & Holman Publishers, 2004), 59. 2 Ibid., 59.
3
Persia dan Byzantium, sekte-sekte Kristen dan pertentangannya menjadi kesempatan yang besar untuk penyebaran Islam itu sendiri di jazirah Arab dan meluas ke daerah lainnya.3 Hal inilah yang melatarbelakangi penulisan ini yang akan membahas tentang faktorfaktor penentu bagi tercapainya hegemoni Islam pada masa Muhammad dan Kekalifahan. Secara khusus meneliti kepribadian dan kemampuan Muhammad sebagai seorang visioner (penerima wahyu Allah)
yang muncul sebagai nabi dan rasul, penyiar agama melalui
dakwah, pahlawan atau panglima perang dan pemimpin Islam bagi Muslim dan jazirah Arab yang selanjutnya dilanjutkan oleh khalifah-khalifah setelah nabinya, Muhammad wafat yang memperluas kekuasaannya sampai ke daratan Eropa, Afrika, Asia hingga ke Indonesia. Faktor-faktor lainnya seperti dukungan letak geografis, politik, ekonomi dan agama semenanjung Arab pra-Islam akan melengkapi penulisan makalah ini. Tujuan dan Manfaat Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah mengetahui perkembangan dunia praIslam dan faktor-faktor dominan yang mempengaruhi kemajuan Islam dan mendeskripsikan secara sistematis perkembangan dan penyebaran Islam pada zaman nabi Muhammad dan pemerintahan sesudahnya, kekalifahannya. Manfaat penulisan ini adalah memberikan wawasan tentang lahirnya Islam dan penyebaran Islam dan pemerintahannya yang sangat cepat dibandingkan penyebaran agama lainnya dalam hal ini agama Yahudi, Nasrani dan Zoroaster yang sudah ada di semenanjung Arab pada masa itu dan sumber ajaran studi Islam untuk lebih memahami Islam ditinjau dari perspektif Islam sendiri dan perbandingan dengan pemikiran Kristen terhadap Islam itu sendiri.
3
George W. Braswell, Apa Yang Anda Perlu Tahu Mengenai Islam & Orang-Orang Muslim, 59-60.
3
BAB II Faktor-Faktor Penentu Hegemoni Islam Masa Muhammad Muhammad Mendapat Wahyu Allah Kerinduan Muhammad akan Allah yang disembah oleh agama Yahudi dan Nasrani membawanya pada pertemuan ilahi. Permulaan Muhammad mendapat wahyu dari Allah ketika dia sudah menjelang usia empat puluh tahun. Pergi ia ke Hira’ melakukan tahannus (beribadat dan menjauhi berhala). Jiwanya sudah penuh iman atas segala apa yang telah dilihatnya dalam mimpi hakiki itu. Ia telah membebaskan diri dari segala kebatilan. Dengan sepenuh kalbu ia menghadapkan diri ke jalan lurus, kepada kebenaran yang abadi. Ia telah menghadapkan diri kepada Allah dengan seluruh jiwanya agar dapat memberikan hidayah dan bimbingan kepada masyarakatnya yang sedang hanyut dalam lembah kesesatan. Hal itu dibuktikan dalam surah Al Qu’ran 96:1-5 yang berisikan tugas Muhammad untuk menyiarkan apa yang diwahyukan oleh Allah.4 Muhammad mendapat keyakinan bahwa dia nabi karena perkataan Waraqa bin Naufal. Dia adalah seorang penganut agama Nasrani yang sudah mengenal Bible dan sudah pula menterjemahkannya sebagian ke dalam bahasa Arab. Waraqa menekur sebentar, kemudian katanya: “Maha Kudus Ia, Maha Kudus. Khadijah, percayalah, dia telah menerima Namus Besar (Malaikat Wahyu) seperti yang pernah diterima Musa. Dan sungguh dia adalah Nabi umat ini. Katakan kepadanya supaya tetap tabah.”5 Keyakinan inilah yang membawa Muhammad meyakini dirinya sebagai utusan Allah sebagaimana yang dia ketahui bahwa dia adalah keturunan Ibrahim, ayahnya Ismail yang dinubuatkan menjadi bangsa yang besar di Arab.6
4
Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, Cetakan ke-37 (Jakarta, Penerbit Pustaka Litera AntarNusa, 2008), 80. 5 Ibid., 85. 6 Alkitab Terjemahan Baru (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2004). Lihat Kejadian 17:20;21:13,18.
3
Kepemimpinan Muhammad Di Semenanjung Arab Kita dapat memandang Muhammad sebagaimana kita memandang tokoh sejarah lainnya, pasti kita dapat menganggapnya sebagai salah satu jenius yang dikenal dunia. Menciptakan sebuah masterpiece tertulis, membangun agama besar dan kekuatan dunia baru, bukanlah pencapaian sederhana. Tapi untuk menghargai kepandaiannya secara penuh, kita harus mempelajari karakter masyarakat dimana ia dilahirkan, dan kekuatan-kekuatan yang harus dihadapinya. Ketika Muhammad mendapatkan wahyu Allah untuk orang-orang Arab tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengubah kebiasaan politeisme menjadi monoteisme dibandingkan dengan agama Yahudi yang memerlukan ratusan tahun.7 Pada awal penyebaran Islam di jazirah Arab terutama di Mekah mendapat penolakan keras dari kaum Kuraisy yang masih hidup dalam budaya penyembahan berhala di Ka’bah dan sekitarnya (paganisme). Mulanya orang-orang Mekah tidak memerdulikan ajaran Muhammad, tetapi begitu Muhammad mengutuk berhala-berhala mereka, mereka marah dan menganiaya pengikut-pengikut Muhammad sehingga terjadilah peperangan akibat agama baru ini.8 Mekah adalah tempat dimana Muhammad menerima visi. Dakwahnya tentang monoteisme menghadapi perlawanan dari kaum bangsanya. Akhirnya mereka hijrah ke Madinah. Di Madinah justru Muhammad dan pengikutnya diterima dengan baik dan diminta menjadi pemimpin atas suku-suku yang ada di Medinah. Hal inilah yang menjadikan Islam sebagai kekuatan baru yang menakutkan di semenanjung Arab yaitu menaklukkan dan berperang. Selama tahun-tahunnya di Medinah, Muhammad menetapkan fondasi bagi agama barunya. Piagam Medinah, yang mendeklarasikan keberadaan komunitas dari orang-orang yang disebut “umma” yang tunduk kepada Allah dan nabi terkahir, Muhammad.9 7
50.
Armstrong, Karen. Muhammad Sang Nabi, Sebuah Biografi Kritis (Surabaya: Risalah Gusti, 2001), 49-
8
Shorrosh, Anis A. Kebenaran Diungkapkan Pandangan Seorang Arab Kristen Tentang Islam (Jakarta: Kelompok Kerja PHILIA, 1994), 58. 9 Braswell Jr, George W.. Apa Yang Anda Perlu Tahu Mengenai Islam & Orang-Orang Muslim (Tennessee: Broadman & Holman Publishers, 2004), 15, 17.
3
Letak dan Kondisi Geografis Semenanjung Arab Semenanjung atau Jazirah Arab bentuknya memanjang dan tidak parallelogram. Dari sebelah barat dan selatan daerah ini dilingkungi lautan, dari utara padang sahara dan dari timur padang sahara dan Teluk Persia. Akan tetapi bukan rintangan itu saja yang telah melindunginya dari serangan dan penyerbuan penjajahan dan penyebaran agama, melainkan juga karena jaraknya yang berjauh-jauhan. Dan yang lebih-lebih lagi melindunginya ialah tandusnya daerah ini yang luar biasa hingga semua penjajah merasa enggan melihatnya. Wilayah Arab lainnya terdiri dari gunung-gunung, dataran tinggi, lembah-lembah tandus serta alam yang gersang. Tak mudah orang akan dapat tinggal menetap atau akan memperoleh kemajuan. Hal ini menguntungkan Islam karena hanya harus menghadapi musuh dari dalam negerinya sendiri dan terlebih lagi mereka lebih mengetahui kondisi geografis dibandingkan orang luar.10 Sifat-sifat pengembaraan itu cukup mempengaruhi daerah yang kecil-kecil yang tumbuh di sekitar jazirah karena adanya perdagangan para kafilah. Mereka hidup berkelompok sesuai dengan suku-sukunya dan berpindah-pindah dan sangat bergantung pada oase (sumber mata air). Daerah-daerah ini dipakai oleh para pedagang sebagai tempat beristirahat sesudah perjalanan yang begitu meletihkan.11 Dalam perkembangan Islam, Muhammad memanfaatkan jalur perdagangan ini untuk menyebarkan Islam dan perangnya yang dikenal dengan perang Badar.12 Sungguhpun demikian jazirah itu tetap seperti sebuah oasis yang kekar tak sampai terjamah oleh peperangan, kecuali pada beberapa tempat di bagian pinggir saja, juga tak sampai terjamah oleh penyebaran agama-agama Masehi atau Majusi, kecuali sebagian kecil saja pada beberapa kabilah. Islam sebagai agama baru tidak memiliki pesaing yang berarti, apalagi pembawa Islam adalah Muhammad, orang Arab sendiri.13 10
Haekal, 7. Ibid, hal. 16. 12 Shorrosh, hal. 62. 13 Haekal, hal. 6. 11
3
Keadaan kekuasaan Byzantium dan Persia melemah Pertentangan antara Romawi dengan Bizantium makin meruncing. Puncak keruntuhan Kerajaan Romawi ialah tatkala pasukan Vandal yang buas itu datang menyerbunya dan mengambil kekuasaan pemerintahan di tangannya. Peristiwa ini telah menimbulkan bekas yang dalam pada agama Masehi yang tumbuh dalam pangkuan Kerajaan Romawi.14 Jazirah Arab terjebak di tengah dua kekaisaran yang saling bertempur Kekaisaran Byzantium di Konstantinopel dan Kekaisaran Sassanid di Persia. Banyak suku dan orang jemuh berperang dan mencari kepemimpinan yang berbeda. Islam mengambil keuntungan dari kevakuman kepemimpinan.15 Kedua kekuatan yang sekarang sedang berhadap-hadapan itu ialah: kekuatan Kristen dan kekuatan Majusi, kekuatan Barat berhadapan dengan kekuatan Timur. Bersamaan dengan itu kekuasaan-kekuasaan kecil yang berada dibawah pengaruh kedua kekuatan itu, pada awal abad keenam berada di sekitar jazirah Arab. Kedua kekuatan itu masing-masing mempunyai hasrat ekspansi dan penjajahan. Pemuka-pemuka kedua agama itu masing-masing berusaha sekuat tenaga akan menyebarkan agamanya ke atas kepercayaan agama lain yang sudah dianutnya.16 Keadaan ini dimanfaatkan Muhammad untuk menyebarkan agama Islam. Kehidupan Majusi di Persia telah pula mengalami kemunduran seperti agama Masehi dalam Imperium Romawi. Kalau dalam agama Majusi menyembah api itu merupakan gejala yang paling menonjol, maka yang berkenaan dengan dewa kebaikan dan kejahatan pengikutpengikutnya telah berpecah-belah juga menjadi golongan-golongan dan sekta-sekta pula. Sungguh pun begitu kekuasaan politik Persia tetap kuat juga. Politik Persia tidak memaksakan agama Zoroaster dianut oleh jajahannya.17 Lain halnya dengan Muhammad yang menganjurkan daerah kekuasaannya menerima Islam. 14
Ibid, 4. Braswell, 60. 16 Haekal, 5. 17 Ibid., 6. 15
3
Orang-orang Yahudi di negeri-negeri Arab merupakan kaum imigran yang besar, kebanyakan mereka tinggal di Yaman dan Yathrib. Di samping itu kemudian agama Majusi (Mazdaisma) Persia tegak menghadapi arus kekuatan Kristen supaya tidak sampai menyeberangi Furat (Euphrates) ke Persia, dan kekuatan moral demikian itu didukung oleh keadaan paganisma di mana saja ia berada. Jatuhnya Romawi dan hilangnya kekuasaan yang di tangannya, ialah sesudah pindahnya pusat peradaban dunia itu ke Bizantium.18 Faktor-faktor ekonomi juga, baik Romawi maupun Persia, hanya merasa tertarik kepada Yaman saja dari antara jazirah lainnya yang memang tidak mau tunduk itu. Mereka lebih suka meninggalkan tanah air daripada tunduk kepada perintah. Baik pribadi-pribadi atau kabilahkabilah tidak akan taat kepada peraturan apapun yang berlaku atau kepada lembaga apapun yang berkuasa.19 Kemunduran Kristen dan Pandangan Muhammad terhadap Kristen Kekristenan teribat dalam perselisihan internal antara Gereja Katolik Roma yang bermarkas di Roma dan Gereja Ortodoks Timur yang berpusat di Konstantinopel. Isu-isu berfokus pada penafsiran teologis dan natur Allah dan natur Yesus Kristus. Demikian juga kebijaksanaan gereja masih diperdebatkan. Bidat-bidat diumumkan dan pengasingan dijalankan. Islam muncul di tengah-tengah kontroversi-kontroversi Kristen dan dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa ini.20 Gejala-gejala kemunduran berikutnya ialah bertambah banyaknya sekte-sekte Kristen yang sampai menimbulkan pertentangan dan peperangan antara sesama mereka. Ini membawa akibat merosotnya martabat iman dan perdebatan di seputar ketuhanan yaitu Allah, Yesus dan Maria yang mana yang paling utama.21 Hal inilah yang diterima oleh Muhammad sebagai wawasan Trinitas yang keliru dari pandangan gereja Nestorian yang dianggap bidah oleh gereja Barat dan Timur. 18
Ibid., 17. Ibid., 15. 20 Braswell, 60-61. 21 Haekal, 17. 19
3
Pandangan Muhammad dalam ajarannya yang terpenting adalah monoteisme yaitu tiada tuhan selain Allah saja. Dalam surat al-Ma’idah (5), “Kafirlah orang yang mengatakan bahwa Allah yang ketiga dari trinitas. Tiada tuhan selain Tuhan Yang Tunggal…(Qu’ran, 5:73-75) dan juga Surah Ali Imran (Qu’ran, 3:59-64).22 Secara pribadi surah-surah ini menjelaskan kepada kaum Nasrani bahwa ayat inilah menjadi dasar agama Islam dan Muslimin mengatakan bahwa agama Nasrani adalah ‘kafir’ dalam perkembangan politik Muhammad. Kata ‘kafir’ ini harusnya ditujukan kepada orang yang tidak percaya kepada Allah atau penyembah-penyembah berhala (paganisme). Hal ini dilatarbelakangi oleh tidak diterimanya kenabian dan kerasulan Muhammad oleh Nasrani dan Yahudi karena Muhammad dianggap bukan seorang Yahudi walaupun keturunan Ismael, anak Ibrahim dari Hagar, gundiknya.23 Dakwah Agama dan Politik Agama Muhammad Muhammad mencoba membujuk masyarakat Baduy bahwa agamanya serupa dan versi yang lebih baik daripada agama Yudaisme dan Kristen. Usahanya ini ditunjukkan dengan kiblat sholat ke arah Yerusalem dan puasa di hari Asyura, di mana masyarakat Yahudi juga melakukan puasa. Hal ini dia lakukan untuk memenangkan hati masyarakat Yahudi sehingga mereka lalu memeluk Islam.24 Hijrah memberi makna penting dan hikmah besar bagi perkembngan penyiaran Islam karena menandai awal era muslim. Hal ini dicapai sebagai hasil perubahan peranan taktik dan strategi ketika beliau masih berada dimekah dengan ketika itu beliau berada di Madinah. Di Mekah beliau hanya berperan sebagai Rasul penyampai wahyu. Isi peran yang disampaikan pada umumnya adalah masalah-masalah eskatologik; tentang harapan memperoleh imbalan pahala bagi yang beriman dan ancaman siksa neraka bagi yang tidak beriman25. 22
Ibid., 553-554. Alkitab terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia Kejadian 21:12. 24 Ameen, Zaki. Living by the Point of My Spear (Hidup dari Ujung Tombakku), 18. 25 Haezan, Muhammad. Dakwah Rasullah SAW Menurut History Islam, 116. 23
3
Adapun yang disampaikan Rasullah SAW, dalam dakwahnya adalah ajaran islam, antara lain:26 a) mengajak manusia hanya menyembah Allah SWT dan meninggalkan kepercayaan menyembah berhala. b) Mengajar tetang adanya hari kaimat; hari pertanggung jawaban semua manusia atas semua perbuatannya. c) Mengajarkan akhlak yang terpuji serta menjauhkan diri dari perbuatan tercela. d) Mengajarkan persamaan derajat diantara manusia, karena pada umumnya derajat manusia di mata Allah SWT itu sama pembedanya adalah iman dan takwa. Pada waktu itu orang-orang Islam di Mekah jumlahnya masih sedikit. Agama Islam dianggap sebagai ancaman oleh suku Kuraisy (suku bangsa Arab yang terpandang dan terhormat di Mekah), karena mereka menolak ajaran yang dibawa Rasulullah SAW. Banyaknya penolakan yang dilakukan dengan kekerasan. Dakwah Islamiyah di Makkah oleh Rasulullah SAW adalah perjalanan dan perjuangan yang berat karena bermula membentuk manusia-manusia muslm pertama yang merupakan minoritas tertindas dan membutuhkan bimbingan moral, dan bukan perundang-undangan sosial yang mereka tidak dapat menerapkannya, akan tetapi usaha keras atas penolakan ajaran Islam tidak menyurutkan dakwah Islamiyah oleh Rasulullah SAW.27 Penolakan Yahudi dan Nasrani akan gelar kenabian Muhammad maka melalui wahyu Allah, Muhammad melakukan perubahan kiblat yaitu kearah Mekah28. Sebelum wafat, Abu Talib meminta Muhammad untuk memuliakan Ka’bah. Perubahan kiblat ke Ka'bah ini juga berarti meneruskan kebiasaan pagan Muhammad melakukan ibadah naik haji ke Mekah29. 26
Ibid., 94. Ibid., 94-95. 28 Al-Qur’an dan Terjemahannya, Sura 2, Al-Baqarah (Sang Sapi), ayat 144. 29 Ameen, 19. 27
3
Nabi Muhammad SAW hijrah ke kota Madinah pada tahun 622 M, sejak itu, Nabi tidak hanya memiliki otoritas keagamaan atau spiritual, sebagai seorang pemimpin agama, tetapi juga memiliki otoritas temporal, sebagai pemimpin negara. Kedatangan Nabi di kota Madinah seperti diketahui adalah atas undangan dua kelompok suku yang dominan di sana, yaitu suku Aus dan Khazraj. Tampaknya kedua suku tersebut sudah letih dengan pertikaian yang berkepanjangan dan mengharapkan terciptanya kehidupan bersama secara damai. Tetapi untuk memenuhi keinginan ini, satu syarat yang harus dipenuhi adalah, pemimpin yang akan memerintah mereka sebaiknya orang luar, bukan berasal dari salah satu di antara mereka. Ketika mendengar bahwa di Mekah telah muncul seorang Nabi, harapan untuk hidup bersama secara damai tampaknya akan segera terwujud dan menjadi kenyataan. Dengan mengutus sejumlah orang kepercayaan dari perwakilan suku, mereka berangkat ke Makkah untuk meneliti dan menyelidiki kebenaran berita yang beredar tersebut. Selain itu, mereka pun merasa yakin dengan kepribadian sang Nabi yang telah didengarnya itu. Mereka pun kemudian mengutus rombongan lain, yang kemudian diikuti dengan tindakan bai'at kepadanya. Pertemuan ini kemudian dikenal dengan sebutan bai'at Aqabah pertama, yang disusul pada tahun berikutnya dengan bai'at Aqabah kedua.30 Bai'at yang diberikan oleh perwakilan penduduk Madinah kepada Nabi Muhammad SAW dapat diartikan sebagai atau merupakan mandat kepada Nabi untuk memimpin dan mengatur kota Madinah. Posisi Nabi di Madinah dengan mandat seperti itu telah menempatkannya sebagai seorang kepala negara. Kalau diperhatikan secara seksama, proses pengangkatan Nabi menuju posisi sebagai kepala negara, dalam pengertian politik modern telah memenuhi syarat. Negara Madinah yang dibangun oleh Nabi Muhammad dengan sendiriya merupakan negara Islam. Kedudukan politik ini memperkuat kedudukan Islam di semenanjung Arab.31 30
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajawali Press, 1997), 24. Muhlis. Islam Masa Khulafaur Rasyidin. http://muhlis.files.wordpress.com/2007/08/islam-masakhulafaur-raosyidin.pdf, 2007, 10-12. 31
3
Pengakuan Muhammad sebagai nabi dan rasul Allah, mendapat kritikan dari orangorang Yahudi dan Nasrani, yang menolak klaim tersebut. Menanggapi kritikan tersebut, Muhammad menyerukan bahwa agama yang diserukannya adalah agama Ibrahim murni (hanif) yang telah diselewengkan oleh Yahudi dan Nasrani.
Muhammad meyakini bahwa
wahyu yang diterimanya tidak berbeda dengan yang dimiliki oleh Yahudi dan Nasrani karena bersumber dari sumber yang sama yang tersimpan di sisi Allah, lauhul Mahfuzh32 Muhammad mengkritik mereka karena menolak kenabian dan kerasulannya dan menuduh mereka telah menyembunyikan kebenaran Injil Allah.33 Kritikan Muhammad juga ditujukan kemudian terhadap inti kepercayaan dan ajaran Kristen. Mereka dianggap kafir karena memanggil Al-Masih sebagai anak Allah, bahkan menyebut Isa anak Maryam sebagai Allah.34 Strategi Muhmmad untuk memenangkan pertarungan menghadapi musuh-musuhnya dilakukan dengan cara perundingan, pengepungan dan diakhiri dengan perjanjian. Ketika kekuatan Muhammad sudah kuat, peperangan adalah jalan yang terbaik untuk mewujudkan daerah Islam
bebas
dari
penyembahan berhala.
Suku Kuraisy mencoba mengepung
Medinah namun tidak berhasil. Muhammad menganggap bahwa mundurnya mereka sebagai campur tangan Allah. Tidak lama setelah pengepungan atas Medinah berakhir, Muhammad berperang dengan Yahudi Quraiza dan menang dilanjutkan dengan penaklukkan Mekah dan menjadikan Mekah, pusat Islam karena adanya Ka’bah adalah tujuan akhir Muhammad mewujudkan visinya.35 Strategi nabi Muhammad yang lain adalah dengan mempererat hubungan kekeluargaan sesama Muslim melalui perkawinannya setelah kematian istrinya, Khadijah menunjukkan siasat Muhammad untuk memperkuat barisan Islam dan agamanya36. 32
Al-Qur’an dan Terjemahannya QS 87:22. Ibid., QS 2:174; 3:71; 5:15. 34 Ibid., QS 9:30; 5:19; 112:3; 19:36. 35 Shorrosh, hal.70-72. 36 Ibid., 65-70. 33
3
BAB III Masa Kejayaan Islam Ekspansi Islam Masa Kekalifahan Abu Bakar menerima jabatan Kalifah pada saat sejarah Islam dalam keadaan krisis dan gawat. Yaitu timbulnya perpecahan, munculnya para nabi palsu dan terjadinya berbagai pemberontakan yang mengancam eksistensi negeri Islam yang masih baru. Memang pengangkatan Abu Bakar berdasarkan keputusan bersama (musyawarah di balai Tsaqifah Bani Sa’idah) akan tetapi yang menjadi sumber utama kekacauan ialah wafatnya nabi dianggap sebagai terputusnya ikatan dengan Islam, bahkan dijadikan persepsi bahwa Islam telah berakhir.37 Abu Bakar bukan hanya dikatakan sebagai Kalifah, namun juga sebagai penyelamat Islam dari kehancuran karena beliau telah berhasil mengembalikan ummat Islam yang telah bercerai-berai setelah wafatnya Rasulullah SAW. Disamping itu beliau juga berhasil memperluas wilayah kekuasaan Islam. Jadi dapat disimpulkan bahwa letak peradaban pada masa Abu Bakar adalah dalam masalah agama (penyelamat dan penegak agama Islam dari kehancuran serta perluasan wilayah) melalui sistem pemerintahan (kekalifahan) Islam.38 Terpilihnya Abu Bakar sebagai Khalifah yang pertama dalam ketatanegaraan Islam merupakan salah satu refleksi dari konsep politik Islam. Abu Bakar terpilih untuk memimpim kaum Muslimin setelah Rasulullah disebabkan beberapa hal:39 1) Dekat dengan Rasulullah baik dari ilmunya maupun persahabatannya, selain itu adalah mertua Muhammad, 2) sahabat yang sangat dipercaya oleh Rasulullah, 3) dipercaya oleh rakyat, sehingga beliau mendapat gelar As–Siddiq, orang yang sangat dipercaya dan seorang yang dermawan dan 4) Abu Bakar adalah termasuk orang yang pertama memeluk Islam. 37
Haekal, 592. Yatim, 35 39 Analisis Penulis berdasarkan Haekal, 590. 38
3
Abu Bakar memerintah tidak lebih dari dua tahun, Khalifah Abu Bakar mampu menegakkan tiang-tiang agama Islam, termasuk diluar jazirah Arab yang begitu luas. Kepemimpinan Khalifah Abu Bakar berlangsung hanya 2 tahun 3 bulan 11 hari. Masa tersebut merupakan waktu yang paling singkat bila dibandingkan dengan kepemimpinan Khalifah-Khalifah penerusnya. Meski demikian beliau dapat disebut sebagai penyelamat dan penegak agama Allah di muka bumi. Dengan sikap kebijaksanaannya sebagai kepala negara dan ke-tawadhu’annya kepada Allah serta agamanya, beliau dapat menghancurkan musuhmusuh yang merongrong agama Islam bahkan dapat memperluas wilayah Islam keluar Arabia.40 Adapun kesuksesan yang diraih Khalifah Abu Bakar selama memimpin pemerintahan Islam dapat dirinci sebagai berikut:41 1. Perhatian Abu Bakar ditujukan untuk melaksanakan keinginan nabi, yang hampir tidak terlaksana, yaitu mengirimkan suatu ekspedisi dibawah pimpinan Usamah keperbatasan Syiria. Meskipun hal itu dikecam oleh sahabat-sahabat yang lain, karena kondisi dalam negara pada saat itu masih labil. Akhirnya pasukan itu diberangkatkan, dan dalam tempo beberapa hari Usamah kembali dari Syiria dengan membawa kemenangan yang gemilang. 2. Keahlian Khalifah Abu Bakar dalam menghancurkan gerakan kaum riddat, sehingga gerakan tersebut dapat dimusnahkan dan dalam waktu satu tahun kekuasaan Islam pulih kembali. Setelah peristiwa tersebut solidaritas Islam terpelihara dengan baik dan kemenangan atas suku yang memberontak memberi jalan bagi perkembangan Islam. 3. Ketelitian Khalifah Abu Bakar dalam menangani orang-orang yang menolak membayar zakat. Beliau memutuskan untuk memberantas dan menundukkan kelompok tersebut dengan serangan yang gencar sehingga sebagian mereka menyerah dan kembali pada ajaran Islam yang sebenarnya. Dengan demikian Islam dapat diselamatkan. 40 41
Muhlis, 7. Ibid., 7-8 dikutip dari Nasir, 1994, 100-101.
3
4. Melakukan pengembangan wilayah Islam keluar Arabia. Untuk itu, Abu Bakar membentuk kekuatan dibawah komando Kholid bin Walid yang dikirim ke Irak dan Persia. Ekspedisi ini membuahkan hasil yang gemilang. Selanjutnya memusatkan serangan ke Syiria yang diduduki bangsa Romawi. Hal ini didasarkan secara ekonomis Syiria merupakan wilayah yang penting bagi Arabia, karena eksistensi Arabia bergantung pada perdagangan dengan Syiria. Sehingga penaklukan ke wilayah Syiria penting bagi umat Islam. Keberhasilan pasukan Islam dalam penaklukan Syiria di masa Kalifah Umar tidak lepas dari rentetan penaklukan pada masa sebelumnya. Kalifah Abu Bakar telah mengirim pasukan besar dibawah pimpinan Abu Ubaidah Ibn al-Jarrah ke front Syiria. Ketika pasukan itu terdesak, Abu Bakar memerintahkan Khalid Ibn al-Walid yang sedang dikirim untuk memimpin pasukan ke front Irak, untuk membantu pasukan di Syiria. Dengan gerakan cepat, Khalid bersama pasukannya menyeberangi gurun pasir luas ke arah Syiria. Ia bersama Abu Ubaidah mendesak pasukan Romawi. Dalam keadaan genting itu, wafatlah Abu Bakar dan diganti oleh Umar bin al-Khattab.42 Peperangan ini memberikan posisi strategis dalam ekspansi ke wilayah-wilayah lainnya terutama kea ah Barat. Periode kekalifahan Umar tidak diragukan lagi merupakan “abad emas” Islam dalam segala zaman. Khalifah Umar bin Khattab mengikuti langkah-langkah Rasulullah dengan segenap kemampuannya, terutama pengembangan Islam. Ia bukan sekedar seorang pemimpin biasa, tetapi seorang pemimpin pemerintahan yang professional. Ia adalah pendiri sesungguhnya dari sistem politik Islam. Ia melaksanakan hukum-hukum Ilahiyah (syariat) sebagai code (kitab undang-undang) suatu masyarakat Islam yang baru dibentuk. Maka tidak heran jika ada yang mengatakan bahwa beliaulah pendiri daulah islamiyah (tanpa mengabaikan jasa-jasa Khalifah sebelumnya).43 Kalifah Umar terkenal sebagai Kalifah yang berani dan dermawan. Oleh karena itu, 42 43
Muhlis, 10-11. Ibid., 12.
3
setiap beliau berhasil mengusai pusat kerajaan, beliau tidak menempati pusat kerajaan yang telah ada, akan tetapi ia lebih suka membangun daerah baru yang jauh dari kota dan cocok untuk peternakan sebagai pusat dari kerajaan baru yang telah ia taklukkan. Berdasarkan konsep pemikiran tersebut Khalifah Umar mendirikan kota Basrah pada tahun 16 H.44 Selama periode para Khulafa al-Rasyidin (632-661 M) tersebut, orang-orang Muslim menaklukkan Damaskus (635 M), mengambil alih kekuasaan di Irak (636 M) dan merebut Yerusalem (638 M), Mesir menyerah (641 M) dan Persia berada di bawah kendali Islam (642 M). Adanya perpecahan di antara golongan Syiah dan Sunni tidak menghalangi pertumbuhan ekspansi Islam. Bermunculannya sekte-sekte dalam Islam menyebabkan Islam menyebar dengan cepat. Timur tengah didominasi oleh agama dan kekuasaan Islam.45 Salah satu sekte Islam yang bertumbuh pesat adalah sufisme yang berkembang di daerah-daerah yang berhubungan dengan praktek monasticisme Kristen seperti Irak (Kufah dan Basra) dan Mesir.
Hal ini memperkuat dugaan bahwa praktek ini muncul akibat
pengaruh dari luar Islam, sebab pada dasarnya Islam adalah non-ascetic religion. Walaupun sekte sufisme diyakini telah banyak dipengaruhi oleh kebudayaan yang mistik yang diadaptasikan dengan kebudayaan setempat dimana penyebaran Islam itu diadakan, namun sufisme menjadi kekuatan misionaris yang membantu ekspansi Islam ke Afrika, Indonesia, Turki, Asia Tengah, dan bagian selatan Eropa.46 Selain itu kaum sufisme dapat diterima dengan baik karena kesederhanaan hidup (tasawuf) dan cara penyebaran dalam suatu bangsa melalui perdagangan, perkawinan, kesenian, dan politik melalui dakwah terhadap penguasa untuk menerima Islam. Juga melalui inkulturasi budaya Arab ke dalam setiap wilayah yang dikuasai sehingga Islam dan Arab menjadi dual hal yang tidak terpisahkan.47 44
Ibid., 14. Braswell, 62. 46 Ibid., 65. 47 Ratnafuri ,Dhina. Sejarah: Pertumbuhan, perkembangan, dan penyebaran agama Islam (Semarang: Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, 2007). 45
3
Ketika memperhatikan perjalanan sejarah umat Islam di atas, selama kurang lebih 14 abad, terbayangkan bahwa selama itu pula para penguasa Muslim menjadikan Islam sebagai dasar penyelenggaraan pemerintahan. Adanya otomatisasi untuk menempatkan Islam sebagai pilar negara, dan selama itu pula tidak terjadi adanya dikotomi atau pemisahan antara agama dan negara. Menurut Qamaruddin Khan, seperti telah disebutkan di muka, negara yang terikat oleh kaidah yang demikian dapat dinamakan sebagai negara agama (religious state).48 Pendapat Ahmad Kurshid mengatakan bahwa selama 14 abad tidak ada konsep ideal yang digunakan oleh para penguasa di dunia Islam selain agama Islam. Islam merupakan nafasnya kaum Muslimin. Semua gagasan yang bertentangan dengan Islam tidak pernah memikat imajinasi mereka.49 Sementara itu, Smith melihat adanya gejala yang unik di dunia Islam. Menurutnya tidak ada seorang Muslim pun yang telah mengembangkan suatu perasaan kebangsaan, yang diartikan sebagai kesetiaan kepada atau kecintaan terhadap suatu masyarakat melampaui batas-batas Islam.50 Cara Penyebaran Agama Islam dari Timur Ke Barat Menurut Hasan Nasution, awal perpecahan yang terjadi dalam Islam yang diikuti oleh perbedaan teologia sebenarnya dipicu oleh masalah politik, yaitu ketika pecah perang Shiffein antara pengikut Kalifah Ali dan Mu’awiyah. Ketika tentara Ali berhasil mendesak pasukan pemberontak, tangan kanan Mu’awiyah yaitu Amr Ibn al-As mengangkat Al-Qur’an sebagai tanda perdamaian51.
Namun hal itu memicu persaingan dalam penyebaran Islam dan
kekuasaannya. Islam telah berhasil menancapkan kakinya di wilayah-wilayah yang jauh, ke Barat hingga ke daratan Spanyol dan ke Timur, hingga perbatasan Cina. Dalam waktu yang singkat dominasi politik Islam meluas dan banyak yang menerima Islam.
48
Ajat Sudrajat, Khilafah Islamiyah Dalam Perspektif Sejarah. 15. Ibid., 15 mengutip dari Ahmad Khurshid, dalam pendahuluan buku Abul A'la al-Maududi, 34. 50 Wilfred C. Smith, Islam in Modern History (Princeton: Princeton University, 1987), 77. 51 Braswell, 63. 49
3
KESIMPULAN Kesimpulan berdasarkan uraian diatas bahwa yang menyebabkan hegemoni Islam berkembang pesat adalah : 1.
Nabi Muhammad adalah sosok yang cerdas yang memiliki visi untuk memersatukan suku-suku di semenanjung Arab yang tandus dan hidup dalam paganisme menjadi pemerintahan teokrasi yang memercayai tiada tuhan selain Allah yaitu Allah Yang Esa (monoteisme) melalui dakwahnya. Pribadi yang berani dan mampu melihat kesempatan yang ada untuk memajukan Islam di jazirah Arab di tengah-tengah Kerajaan Byzantium dan Persia dan perkembangan agama Yahudi, Nasrani dan Zoroaster yang mengalami kemunduran.
2.
Penyebaran Islam dan politik Muhammad dengan memperkuat pemerintahan Islam di Medinah dengan menguasai Mekah sebagai sentral semenanjung Arab (kaum Kuraisy) dan menguasai jazirah Arab dalam waktu yang sangat singkat.
3.
Pemeritahan Kalifah sepeninggal nabi Muhammad, berhasil memperluas wilayah kekuasaan dengan cara damai atau perang dalam menyebarkan Islam dan pemerintahannya. Terbukti dengan ditaklukkannya Yaman, Syiria, Persia, Yerusalem dan dataran Spanyol di luar wilayah semenanjung Arab.
4.
Perpecahan Islam yang dimulai dari kekalifahan Ali menjadi sekte-sekte Islam tidak memengaruhi penyebaran Islam yang semakin pesat dan menyebar ke Barat dan Timur hingga ke Cina.
5.
Penyebaran Islam melalui inkulturasi budaya Arab, perkawinan, kekuasaan politik dan dakwah tentang monoteisme, iman dan akhirat yang dibawakan oleh kaum sufisme dapat diterima dengan baik oleh penguasa setempat.
3
DAFTAR PUSTAKA
Alkitab Terjemahan Baru. Jakarta:Lembaga Alkitab Indonesia, 2004. Al Qu’ran dan Terjemahannya. Jakarta: Depag RI, 2001. Armstrong, Karen. Muhammad Sang Nabi, Sebuah Biografi Kritis. Surabaya: Risalah Gusti, 2001. Braswell Jr, George W. Apa Yang Anda Perlu Tahu Mengenai Islam & Orang-Orang Muslim. Tennessee: Broadman & Holman Publishers, 2004. Haekal, Muhammad Husain. Sejarah Hidup Muhammad. Jakarta, Penerbit Pustaka Litera AntarNusa, 2008 (Cet. 37). Haezan, Muhammad. Dakwah Rasullah SAW Menurut History Islam (Periode MekahMadinah. ) Surakarta, Sekolah Tinggi Agama Islam, 2008 (Skripsi). Diakses dari http://idb4.wikispaces.com/file/view/ok4007_Fulltext.pdf , 25 September 2011 Muhlis. Islam Masa Khulafaur Rasyidin Diakses 25 Sepetember 2011 dari http://muhlis.files.wordpress.com/2007/08/islam-masa-khulafaur-raosyidin.pdf, 2007. Shorrosh, Anis A. Kebenaran Diungkapkan Pandangan Seorang Arab Kristen Tentang Islam. Jakarta: Kelompok Kerja PHILIA, 1994. Smith, Wilfred C., Islam in Modern History. Princeton: Princeton University, 1987. Sudrajat, Ajat. Khilafah Islamiyah Dalam Perspektif Sejarah. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, 2007. Ratnafuri ,Dhina. Sejarah: Pertumbuhan, perkembangan, dan penyebaran agama Islam. Semarang: Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, 2007. Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Rajawali Press, 1997.
Ameen, Zaki. Living by the Point of My Spear (Hidup dari Ujung Tombakku). Diakses pada tanggal 25 September 2011; tersedia di http://myspear.org/HidupDariUjungTombak.pdf
3
(TAKE HOME ASSIGNMENT)
Jawablah soal-soal berikut ini ! 1. Letak dan keadaan Geografis Jazirah yang terpencil dan tandus kurang diminati oleh kekuatan-kekuatan dari luar. Di pihak lain, struktur masyarakat kesukuan yang bersifat nomaden memaksa mereka harus berkompetisi untuk mempertahankan eksistensi masing-masing. Kemukakan analisa saudara hubungan situasi dan kondisi demikian dengan kemunculan Islam (orang-orang Arab) sebagai kekuatan yang sulit ditandingi pada masa itu. 2. Pemerintahan Islam di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad di Madinah menempuh kebijakan tersendiri terhadap golongan Ahl Al-kitab (dalam hal ini kaum Yahudi dan Nasrani). Jelaskan latar belakang mengapa kebijakan tersebut ditempuh pleh Nabi Muhammad dan perubahan-perubahan apa yang keudian terjadi pada masa pemerintahan para kalifah terhadap golongan non-Muslim? 3. Islam adalah Agama Rahmatan Bagi Alam Semesta yang bertujuan untuk membawa kebaikan bagi seluruh ciptaan. Kemukakan opini saudara terhadap statemen ini dengan memperhatikan munculnya fenomena golongan garis keras yang melakukan aksi-aksi terorisme dengan mengatasnamakan Islam. 4. Kemukakan opini saudara terhadap doktrin al-nasikh wa-l-mansukh (revisi terhadap bagian-bagian dalam Al-Qur’an). Menurut saudara apakah akibat baik dan buruknya bagi autentisitas Al-Qur’an sebagai wahyu Allah. 5. Setelah mengikuti mata kuliah studi Islam ini, bagaimana pandangan saudara terhadap Islam dan kemukakan cara yang dapat ditempuh dalam membangun interaksi yang bersifat positif dengan umat muslim secara khusus dalam konteks Indonesia.
Selamat Bekerja!
JAWABAN 1. Letak dan keadaan Geografis Jazirah Arab yang terpencil dan tandus tidak diminati oleh kekuatan luar seperti Kerajaan Byzantium dan Persia, tetapi daerah ini 3
merupakan lalu lintas perdagangan (kafilah) yang menghubungkan Barat dan Timur. Terdapat suku-suku Arab yang tersebar di jazirah tersebut khususnya di sekitar oase (mata air). Mereka umumnya hidup secara nomaden dan setiap suku dipimpin oleh raja-raja (ketua) yang membentuk karakter keras seperti kerasnya daerah tandus dan setiap suku akan mempertahankan hidup mereka untuk bertahan hidup. Secara politik, mereka membutuhkan persatuan yaitu seorang pemimpin untuk mempersatukan mereka di dalam negeri yang telah lama hidup dalam kekerasan. Gangguan dari luar justru tidak menjadi masalah karena daerah mereka tidak diminati dan juga penyebaran agama Yahudi, Nasrani dan Zoroaster hanya berkembang pada suku-suku tertentu. Suku-suku di Jazirah Arab pra-Islam ini memiliki kepercayaan paganisme yang berpusat di Mekah yaitu Ka’bah yang merupakan simbol kesatuan Jazirah Arab dan masyarakat mereka berda dalam masa Jahiliyah, masa kacau secara pemerintahan dan kemerosotan moral yang parah. Kepercayaan Arab pra-Islam yang berhala dan mistis sangat diminati apalagi ketika mengetahui bahwa adanya kepercayaan baru walaupun di Mekah mendapat perlawanan dari kaum mayoritas Kuraisy, namun ketika Muhmmad hijrah ke Madinah, masyarkat di sana dengan senang hati menyambut agama baru, Islam dan menjadi kekuatan baru apalagi pembawa Islam adalah orang Arab sendiri dan Muhammad dikenal sebagai pribadi yang baik dikalangan masyarakat Arab. Dan setelah daerah Mekah direbut dan menjadikan masyarakatnya Islam dan Ka’bah adalah kiblat dan ziarah haji Islam maka persatuan Islam mulai terwujud sebagai kekuatan yang tak terkalahkan. 2. Hal ini dilatarbelakangi oleh pengakuan Muhammad sebagai nabi dan rasul Allah, mendapat kritikan dari orang-orang Yahudi dan Nasrani, yang menolak klaim tersebut, walaupun hubungan mereka sebelumnya berjalan baik. Menanggapi kritikan tersebut, Muhammad menyerukan bahwa agama yang diserukannya adalah agama Ibrahim murni (hanif) yang telah diselewengkan oleh Yahudi dan Nasrani. Muhammad meyakini bahwa wahyu yang diterimanya tidak berbeda dengan yang dimiliki oleh Yahudi dan Nasrani karena bersumber dari sumber yang sama yang tersimpan di sisi Allah, lauhul Mahfuzh (QS 87:22). Muhammad mengkritik mereka karena menolak kenabian dan kerasulannya dan menuduh mereka telah menyembunyikan kebenaran Injil Allah(QS 2:174; 3:71; 5:15). Kritikan Muhammad juga ditujukan kemudian terhadap inti kepercayaan dan ajaran Kristen. Mereka dianggap kafir karena memanggil Al-Masih sebagai anak Allah, bahkan menyebut Isa anak Maryam sebagai Allah (QS 9:30; 5:19; 112:3; 19:36). Hal ini dapat dilihat dari ayat-ayat yang diturunkan pada waktu Muhammad berada di Madinah (Madaniyyah). Ayat-ayat ini umumnya berisi tentang hubungan sosial kemasyarakatan, kecaman-kecaman terhadap Yahudi-Nasrani. Di lain pihak perpecahan antara Islam dengan Yahudi dipicu juga oleh masalah politis disamping alasan-alasan keagamaan. Kaum Yahudi dianggap telah berkomplot dengan musuh-musuh Islam untuk melawan Muhammad, sehingga mereka dianggap kelompok kaum munafik. Konflik ini berpuncak pada pengusiran mereka dari Madinah menjelang terjadinya Khandaq. Penolakan klaim kenabian Muhammad juga menyebabkan terjadinya pengalihan kiblat, dari Yerusalem ke 3
Mekkah dan penekanan syahadat bahwa, Muhammad adalah rasul Allah (Muhammad rasulullah). Perubahan-perubahan yang terjadi pada pemerintahan para kalifah terhadap golongan non-muslim adalah pada prinsipnya hubungan antara Islam-Kristen pada masa Al-Khulafaur Rasyidun berada pada batas toleransi yang ditetapkan oleh Muhammad. Orang-orang Kristen tetap diberikan pilihan untuk memeluk Islam atau diperangi. Namun jika mereka menolak kedua-duanya, mereka masih diberi kesempatan untuk membayar jizyah sebagai tanda takluk dibawah kekuasaan Islam. Golongan non-Muslim yang hidup sebagai warga negara dalam masyarakat atau negara Islam, disebut: ahl Zimmah atau az-Zimmiyun (orang-orang Zimmi). Pada masa pemerintahan bani Umayyah sikap toleran terhadap orang-orang Kristen juga diberikan. Tetapi terdapat periode-periode tertentu dimana pemerintah bersikap tegas dan kebijakan yang diambil mengarah pada pengislaman. Misalnya, Abd Al-Malik (685-705) mengganti bahasa Yunani dan Persia dengan bahasa Arab di Syiria dan Irak dan mengganti pegawai-pegawai pemerintah dengan orang-orang Arab Islam. 3. Islam adalah Agama Rahmatan Bagi Alam Semesta. Statemen ini mulai mengalami pergeseran makna ketika diturunkannya ayat-ayat kecaman terhadap Yahudi dan Nasrani yang dianggap sebagai kafir. Setelah terjadinya perpecahan dalam Islam dalam kekalifahan Ali karena Ali telah dianggap melanggar hak Allah karena menerima arbiterase (perdamaian). Para pengikutnya yang tidak setuju, kemudian menarik diri dan keluar dari barisan Ali. Mereka kemudian dikenal sebagai golongan Al-Khawarij (mereka yang menarik diri). Khawarij menganggap mereka yang menerima arbiterase adalah kafir dan untuk itu mereka harus dibunuh. Orang-orang tersebut telah dianggap telah keluar dari Islam atau murtad (apostate). Disamping itu Al-Qu’ran mendukung pembelaan Islam walaupun diwarnai dengan kekerasan yaitu melalui Jihad. Orang-orang Muslim memahami Jihad sebagai usaha atau perjuangan untuk membawa kebenaran dan kedamaian diatas bumi. Adanya aliran keras yang radikal dalam menafsirkan tentang kafir dan jihad dalam Al-Qu’ran dan adanya pahala-pahala yang didapatkan sebagai seorang syuhada (martir) dalam melakukan aksi-aksi terorisme. Tafsiran yang berbeda tentang mati syahid (martir) dalam Al-Qu’ran 47:4-5 menyebabkan terorisme menerima dengan baik karena upahnya adalah tempat Firdaus. Selain itu, perjalanan sejarah Islam dan non-muslim yang menyakitkan melalui perang salib dan ketidakmampuan pemerintahan Islam ataupun nasionalisme yang mayoritas Muslim menegakkan kehidupan yang Islamiyah sesuai dengan Al-Qu’ran. Sejarah masa lalu yang menyakitkan tentang perang salib, kolonialisme dan imperialisme menyisakan kenangan pahit bagi Muslim seluruh dunia yang melahirkan golongan aliran keras dalam Islam yang tidak hanya memerangi kaum yang dianggap kafir dan barat, tetapi telah bergeser menjadi tujuan hidup mereka. 3
4. Dampak baik dan buruknya bagi autentisitas Al-Qur’an sebagai wahyu Allah adalah : a. Dampak baiknya adalah bahwa Sebagai kalam, maka Islam meyakini tidak mungkin terdapat revisi dan pengubahan pada Al-Qur’an atas kemauan Muhammad sendiri (10:15, 69:44-47). Namun dipihak lain, Al-Qur’an berbicara tentang kemungkinan perubahan-perubahan atas inisiatif Allah sendiri (87:6, 2:106) atau penghapusan bagian-bagian tertentu (13:39, 16:101, 17:81). Berdasarkan hal ini, tidak dapat dipungkiri bahwa penghapusan atau perubahan telah terjadi. Hal ini diakui oleh sarjana Muslim berdasarkan doktrin tentang penghapusan (al-nasikh wa-l-mansukh). Hal ini juga didukung oleh gagasan bahwa beberapa perintah dalam Qur’an sifatnya sementara , tatkala keadaan berubah, perintah dihapus atau diganti dengan perintah baru lainnya (Bnd. 73:1-4; diganti 73:20). Hal itu berarti Al-Quran dapat dikondisikan sesuai kebutuhan umat Muslim dan penyeberan agama Islam ini tanpa harus kehilangan autentitas Al-Quran itu sendiri. b. Dampak buruknya yaitu justru non-muslim melihat bahwa isi Al-Qu’ran bermuatan politik untuk penyebaran agama Islam dan pemerintahannya. Hal itu nampak dalam ayat-ayat Madinah yang berisikan kecaman terhadap Yahudi dan Nasrani dibandingkan ayat-ayat Mekah dikala itu kekuatan Muslim masih lemah. Akibatnya muncul keraguan akan kebenaran wahyu ini yang diumpamakan wahyu itu tidak lagi berasal dari pikiran Allah sendiri tetapi dari kecerdasan Muhammad sendiri. Apabila hal ini diketahui oleh Muslim sendiri yang kritis dapat menggoyahkan iman mereka sebagai Muslim. 5. Pandangan secara pribadi adalah agama yang mengajarkan kebaikan dan keselamatan ditentukan dengan banyaknya pahala yang diperoleh dari ibadat, ketaatan terhadap ajaran agama dan perbuatan baik seseorang. Sebagai seorang Kristen, mengenal Islam semakin meneguhkan iman kepada Yesus Kristus sebagai satu-satunya jalan kebenaran dan hidup (Yoh. 14:6) dan keselamatan hanya ada di dalam Yesus Kristus. Adapun yang dapat dilakukan oleh orang Kristen yang dapat ditempuh dalam membangun interaksi yang bersifat positif dengan umat Islam secara khusus dalam konteks Indonesia adalah: 1. Orang-orang Kristen harus melupakan masa lalu yaitu sejarah suram hubungan Kristen-Islam dalam perang salib dan peperangan lainnya dan aksi terorisme yang mengatasnamakan Islam. Masa lalu untuk pembelajaran untuk menapak masa depan perdamaian. 2. Orang-orang Kristen harus memahami dasar-dasar Islam dan harus bisa membedakan beberapa jenis orang Muslim untuk bisa berdialog keagamaan untuk terjalinnya toleransi beragama yang memungkinkan karena adanya persamaan keyakinan dalam beberapa hal dan dapat ditempuh juga melalui jalinan kemanusiaan yang melibatkan Kristen-Islam di dalamnya. 3. Orang-orang Kristen harus menyiapkan diri untuk dapat menjelaskan tentang keyakinan dan identitasnya sebagai Kristen yang dilandaskan kasih dan bukan 3
kekerasan melalui kesaksian pribadi dan pelayanan gereja terhadap masyarakat yang mayoritas Islam di Indonesia. 4. Orang-orang Kristen berdoa untuk keselamatan mereka yang belum mengenal kebenaran sesungguhnya dan orang Kristen harus berani memberitakan kebenaran Injil dan membangun sarana-sarana pendidikan, gereja dan sosial untuk berbaur dengan orang Muslim.
3