Faktor Determinan Minat Individu Menggunakan Sistem Informasi Berbasis Internet Banking Priyanto Prof. Eko Ganis Sukoharsono, SE, MCom-Hons, CSRS, Ph.D
Universitas Brawijaya, Jl. MT. Haryono 165, Malang Email:
[email protected] Abstract: Determinant Factor Individual Intention to Use Information SystemBased Internet Banking.This study aims to examine the factors that influence attitude and interest to use internet banking services. This study is a replication and development of the Technology Acceptance Model (TAM) developed by Davis in 1989. This study used a questionnaire method conducted at the Faculty of Economics and Business, Brawijaya University. The data used in this research is primary data and data collection was performed using a questionnaire with convenience sampling method. In total of 84 undergraduate students in bachelor’s Accounting Department that ever use internet banking services used by researchers as a respondent. The results of the research for this model explains that attitude constructs affect toward intention in use internet banking services, as well as perceive usefulness, perceive enjoyment, security and privacy, and perceive risk influence toward attitude to use Internet banking services. In contrast, perceived ease of use construct has no effect toward attitude to use internet banking services. This means that interest to use internet banking services is influenced by attitude, and attitude influenced by perceive usefulness, perceive enjoyment, security and privacy, and perceive risk. The implications of this study are relevant for the management banking companies and internet banking analyst to consider factor of perceive usefulness, perceive enjoyment, security and privacy, and perceive risk in implementing and developing internet banking service in the banking system. Abstrak: Determinan Faktor Minat Individu Menggunakan Sistem Informasi Berbasis Internet Banking. Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan minat penggunaan layanan internet banking. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dan pengembangan Technology Acceptance Model (TAM) yang dikembangkan oleh Davis pada tahun 1989. Penelitian ini menggunakan metode kuisioner yang dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang. Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data primer dan pengumpulan data dilakukan menggunakan kuisioner dengan metode convenience sampling. Sebanyak 84 orang mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi yang pernah menggunakan layanan internet banking digunakan peneliti sebagai responden.Hasil penelitian untuk model ini menjelaskan bahwa konstruk sikap berpengaruh terhadap minat penggunaan layanan internet banking, serta persepsi kegunaan, persepsi kenyamanan, keamanan dan privasi, dan persepsi risiko berpengaruh terhadap sikap penggunaan layanan internet banking. Sebaliknya, konstruk persepsi kemudahan tidak berpengaruh terhadap sikap penggunaan layanan internet banking. Hal ini
berarti bahwa minat penggunaan layanan internet banking dipengaruhi oleh sikap, serta variabel sikap dipengaruhi oelh persepsi kegunaan, persepsi kenyamanan, keamanan dan privasi, dan persepsi risiko. Implikasi dari penelitian ini relevan bagi pihak manajemen bank dan analis internet banking agar memperhatikan persepsi kegunaan, persepsi kenyamanan, keamanan dan privasi, dan persepsi risiko dalam menerapkan dan mengembangkan layanan internet banking pada sistem perbankannya.
Pendahuluan Perkembangan teknologi pada globalisasi ini semakin berkembang sebagai fasilitas pendukung yang digunakan pada aktivitas manusia.Pada kehidupan kini, teknologi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat, seakan-akan merupakan suatu kebutuhan yang mendasar.Hal ini menyebabkan dampak transformasional pada berbagai aspek kehidupan dalam beberapa tahun ini, termasuk di dalamnya dunia bisnis.Dengan perkembangan ini, manusia tentunya menginginkan keefektivan dan keefisienan suatu komunikasi yang terjalin antar sesama guna mendapatkan informasi yang diinginkan sejalan dengan perkembangan teknologi itu sendiri. Dengan munculnya internet sekarang, keinginan tersebut nampaknya dapat dicapai.Internet (InterconnectionNetworking) merupakan seluruh jaringan yang saling terhubung secara fisik dan memiliki kemampuan untuk membaca dan menguraikan protokol komunikasi sehingga memungkinan terjalinnya komunikasi dan interaksi antara satu dengan yang lain di seluruh dunia tanpa dibatasi oleh ruang, waktu, tenaga dan biaya. Internet banking dapat digunakan untuk bermacam-macam aktivitas seperti pengecekan saldo rekening, pembayaran tagihan-tagihan, transfer dana antar rekening atau antar bank, hingga pemesanan tiket. Dengan beragamnya fungsi yang dapat dioperasikan dalam internet banking, maka semakin mendorong nasabah untuk menggunakan internet banking. Sektor perbankan harus mengembangkan sistem transaksi online mereka dikarenakan adanya peningkatan pengguna internet di Indonesia. Dengan hadirnya sistem internet banking, tidak hanya penggunanya yang mendapatkan manfaat, tapi pihak perbankan bahkan lebih mendapatkan banyak manfaat untuk bisnis mereka. Manfaat pertama adalah ekspansi bisnis dikarenakan berkembangnya teknologi yang membuat hilangnya batas fisik, waktu, dan ruang sehingga nasabah dapat menggunakan internet banking untuk mendapatkan akses layanan perbankan dimana saja. Tentunya pihak perbankan tidak perlu membuat kantor cabang yang harus beroperasi diberbagai tempat, sebab biaya tersebut tidaklah kecil. Manfaat kedua adalah biaya yang dikeluarkan untuk setiap transaksi internet banking lebih murah daripada biaya yang dikeluarkan untuk setiap transaksi tatap langsung di bank. Manfaat ketiga adalah kesetiaan nasabah terhadap bank akibat adanya sistem internet banking yang memudahkan nasabah untuk melakukan aktivitas perbankan tanpa harus membuka beberapa akun di berbagai tempat, terlebih untuk nasabah yang mempunyai mobilitas tinggi. Manfaat keempat adalah membuat keunggulan dibandingkan bank-bank lainnya, sebab nantinya nasabah akan memilih bank yang mempunyai fasilitas lengkap dan mendukung dirinya untuk beraktivitas dan berbisnis (Maharsi dan Mulyadi, 2007).
Banyaknya manfaat yang dihasilkan internet banking bagi nasabah dan bank, hal tersebut tidak membuat sistem ini digunakan oleh banyak nasabah yang memiliki fasilitas untuk menggunakan internet banking. Para nasabah lebih menyukai melakukan transaksi secara manual yaitu mendatangi kantor bank ataupun menggunakan mesin ATM. Ini tercermin dengan jarangnya mahasiswa ekonomi dan bisnis yang menggunakan fasilitas pembayaran SPP atau UKT secara online. Sesungguhnya pihak fakultas telah memberikan fasilitas pembayaran online yang membuat mahasiswa tidak perlu datang langsung ke bank untuk melakukan pembayaran pendidikan. Banyaknya mahasiswa yang menjadi penjual ataupun mahasiswa yang menjadi konsumen dalam transaksi pembelian, tentu merupakan suatu prospek yang baik bagi sistem internet banking. Dengan menggunakan sistem internet banking, mahasiswa dengan mudah melakukan kegiatan finansial mereka tanpa harus perlu datang langsung ke bank ataupun tempat atm suatu bank berada disebabkan oleh manfaat sistem internet banking itu yang mewujudkan kita bisa transaksi dengan hanya menggunakan laptop ataupun handheld di tempat kita berada. Namun adanya risiko yang terdapat sistem internet banking membuat nasabah enggan untuk menggunakan sistem ini. Pihak perbankan harus mengkaji ulang untuk mencari tahu darimana risiko berasal dan melakukan perbaikan untuk mengembangkan pelayanan internet banking. Berdasarkan fenomena yang terjadi menimbulkan ketertarikan untuk meniliti persepsi apa saja yang mempengaruhi individu terhadap minat penggunaan internet banking. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Cheng et al. (2004), Pikkarainen et al. (2004) serta penelitian yang dilakukan oleh Nasri (2011). Cheng et al. (2004) melakukan penelitian tentang beberapa persepsi yang mempengaruhi sikap dan minat diadopsinya internet banking di negara Hong Kong. Penelitian yang dilakukan oleh Pikkarainen et al. (2004) tentang beberapa persepsi dalam penerimaan internet banking di Finlandia. Dan penelitian Nasri (2011) yang melakukan penelitian tentang beberapa persepsi yang mempengaruhi penerimaan internet banking di Tunisia. Peneliti melakukan penelitian yang sama yaitu beberapa persepsi yang berpengaruh terhadap sikap dan minat penggunaan internet banking. Apabila penelitian sebelumnya meneliti di negara Finlandia, Hongkong dan Tunisia, maka peneliti ingin melakukan penelitian di Indonesia dan memperbandingkan hasilnya dengan penelitian sebelumnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Cheng et al. (2004), peneliti mengambil dua variabel yang dapat mempengaruhi sikap dan minat penggunaan internet banking. Variabel tersebut adalah persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pikkarainen et al. (2004) peneliti menambahkan variabel persepsi kenyamanan dan keamanan dan privasi sebagai variabel yang juga mempengaruhi sikap dan minat penggunaan internet banking. Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nasri (2011) menambahkan variabel persepsi risiko sebagai salah satu variabel yang mempengaruhi sikap dan minat penggunaan internet banking. Model untuk penelitian ini didasarkan pada teori Technology Acceptance Model (TAM) sama dengan ketiga penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Technology Acceptance Model (TAM), diperkenalkan pertama kali oleh Davis pada tahun 1989. Technology Acceptance Model (TAM) mengembangkan
kerangka pemikiran tentang minat pemanfaatan teknologi informasi.Technology Acceptance Model (TAM) berfokus pada sikap terhadap pemakaian teknologi informasi oleh pemakai dengan mengembangkannya berdasarkan persepsi kegunaan dan kemudahan dalam pemakaian teknologi informasi. Persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan merupakan penentu dasar penggunaan sistem dalam suatu organisasi. Konstruksi ini juga memberikan langkah-langkah yang lebih baik untuk memprediksi dan menjelaskan penggunaan sistem informasi. Penelitian yang dilakukan oleh Cheng et al. (2004) menjelaskan bahwa persepsi kegunaan memiliki pengaruh terhadap sikap peneriman internet banking. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Al-Somali et al. (2008) yang menghasilkan bahwa persepsi kegunaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan internet banking. Penelitian tentang persepsi kemudahaan juga dilakukan oleh Cheng et al. (2004) yang menjelaskan bahwa persepsi ini tidak mempunyai dampak terhadap sikap diterimanya internet banking. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Noor dan Pearson (2007) yang menyebutkan bahwa tidak adanya pengaruh yang diberikan oleh persepsi kemudahan terhadap minat untuk dilakukannya penerimaan. Penelitian yang dilakukan oleh Pikkarainen et al. (2004)menjelaskan bahwa persepsi kenyamanan dan keamanan dan privasi memiliki pengaruh sikap terhadap peneriman internet banking. Dan penelitian tentang persepsi risiko dilakukan oleh Nasri (2011) yang menjelaskan bahwa persepsi risiko mempunyai pengaruh pada minat penggunaaninternet banking.
Landasan Teori Internet Banking Perkembangan teknologi yang signifikan membawa keuntungan yang banyak bagi kehidupan manusia. Teknologi internet mulai mendapati tempat utama dalam kegiatan sehari-hari. Perbankan dalam siatusi inipun mengambil keuntungan untuk menciptakan kemudahan bagi pelanggannya, salah satunya internet banking. Menurut Tjini (2013) berpendapat bahwa dalam dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para perusahaan mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa. Perbankan menciptakan pelayanan transaksi yang berbasis teknologi seperti electronic transaction (e-banking) melalui ATM, phone banking dan Internet Banking. Internet banking banyak berdampak pada kegiatan perbankan sehingga menjadi lebih efisien (Pertiwi and Vitta, 2013).Dimana nasabah tidak perlu lagi untuk datang langsung ke bank hanya untuk bertransaksi keuangan mereka.Internet banking meliputi sistem yang memungkinkan nasabah bank, baik individu ataupun bisnis, untuk mengakses rekening melaakukan transaksi bisnis atau mendapatkan informasi produk dan jasa bank melalui jaringan pribadi atau publik termasuk internet (Tjini, 2013). Adanya teknologi internet banking, pihak perbankan berharap agar bisnis mereka terekspansi, mengurangi biaya transaksi dan bertambahnya kesetiaan nasabah serta berkurangnya antrian yang terjadi di kantor bank. Teori Perilaku Penggunaan Internet Banking Penelitian ini mendiskripsikan tentang berbagai faktor yang mempengaruhi sikap penggunaan internet banking. Beberapa faktor yang
dimaksud antara lain adalah persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, persepsi kenyamanan, privasi dan keamanan serta persepsi risiko. Kelima persepsi ini diteliti untuk mendapatkan bukti empiris tentang hubungan atau pengaruhnya terhadap penggunaan internet banking. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan pada teori sistem informasi keperilakuan yaitu Technology Acceptance Model (TAM) yang pertama kali diperkenalkan oleh Davis(1989). TAM merupakan hasil pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA), yang lebih dahulu dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen pada 1980.TAM dirancang untuk mencapai tujuan tersebut dengan cara mengidentifikasi beberapa variabel dasar yang disarankan pada penelitian sebelumnya yang setuju dengan faktor-faktor yang mempengaruhi secara kognisi dan afeksi pada penerimaan pengguna.TAMmenggunakan pendekatan psikologis yang akan mengukur faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi seseorang menggunakan sebuah teknologi (Sadiyoko et al, 2009). TAM memiliki dua variabel yang diduga mempunyai dampak signifikan dalam penerimaa pengguna yaitu persepsi kegunaan dan persepsi kemudahaan. Persepsi kegunaan merupakan konstruk kepercayaan seseorang bahwa penggunaan sebuah teknologi tertentu akan mampu meningkatkan kinerja mereka (Adamson and Shine, 2003). Serta persepsi kemudahan merupakan suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa komputer dapat dengan mudah dipahami dan digunakan (Davis,1989). Technology Acceptance Model (TAM)
Sumber : Davis (1989)
Persepsi Kegunaan Persepsi kegunaan merupakan suatu kepercayaan (belief) tentang proses pengambilan keputusan. Kepercayaan yang dipercayai individu mengenai manfaat yang akan dirasakan akan mempengaruhi minat individu untuk menggunakan atau tidak menggunakan suatu sistem.Persepsi terhadap kemanfaatan didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakannya (Davis, 1989). Kegunaan dari sebuah sistem akan sangat berhubungan dengan kegunaan dari sistem tersebut secara menyeluruh dalam membantu tugas dari pengguna sistem. Persepsi kegunaan adalah probabilitas subjektif menggunakan teknologi akan memperbaiki cara pengguna agar dapat menyelesaikan tugas yang diberikan (Jahangir and Begum, 2008).Ada beberapa indikator dalam kegunaan Internet Banking yaitu seperti meningkatkan efektivitas pemanfaatan layanan perbankan,
memudahkan transaksi perbankan, memudahkan dalam mendapatkan layanan perbankan yang lebih cepat, dan meningkatkan kinerja dalam memanfaatkan layanan perbankan. Kegunaan dalam internet banking merupakan manfaat yang diharapkan dapat diperoleh nasabah dalam tugas, pekerjaan atau hal-hal lainnya.Ketika nasabah telah menggunakan internet bankingsecara konsisten, maka nasabah telah merasakan manfaat dari layanan internetbanking tersebut. Sikap positif untuk menggunakan internetbanking timbul karenanasabah yakin bahwa sistem tersebut dapat meningkatkan kinerja, produktifitas danefektifitas kinerja. H1: Persepsi kegunaan (Perceived Usefulness) berpengaruh terhadap sikap penggunaan internet banking. Persepsi Kemudahan Persepsi kemudahan merupakan tingkat kepercayan atas kemudahan penggunaan dalam melakukan suatu aktivitas.Davis et al. (1989) mendefinisikan suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tersebut tak perlu bersusah payah,sehingga persepsi ini membantu nasabah agar tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan suatu sistem.Meskipun usaha menurut setiap orang bebeda-beda tetapi pada umumnya untuk menghindari penolakan dari pengguna sistem atas sistem yang dikembangkan, maka sistem harus mudah diaplikasikan oleh pengguna tanpa mengeluarkan usaha yang dianggap memberatkan, dengan begitu pengguna akan mau menggunakan sistem tersebut. Beberapa indikator kemudahan menurut wibowo (2007) meliputi; komputer sangat mudah dipelajari, komputer mengerjakan dengan mudah apa yang diinginkan oleh pengguna, komputer sangat mudah untuk meningkatkan keterampilan pengguna, dan komputer sangat mudah untuk dioperasikan. Intensitas penggunaan dan interaksi antara pengguna dengan sistem menunjukkan bahwa sistem tersebut lebih dikenal, lebih mudah dioperasikan dan lebih mudah digunakkan (Kusuma and Susilowati, 2007). Kemudahan penggunaan akan mengurangi usaha para nasabah dalam mempelajari seluk beluk bertransaksi menggunakan sistem internet banking. Kemudahan penggunaan juga memberikan indikasi bahwa para pengguna sistem informasi bekerja lebih mudah dibandingkan dengan bekerja tanpa menggunakan sistem informasi. H2: Persepsi kemudahan (Perceived Ease of Use) berpengaruh terhadap sikap penggunaan internet banking. Persepsi Kenyamanan Persepsi kenyamanan merupakan variabel yang memprediksikan tingkat kenyamanan yang dirasakan oleh user selama menggunakan sistem teknologi informasi dalam bekerja (Gahtani dan King, 1999). Tjini (2013) menjelaskan bahwa kenyamanan transaksi melalui internet merupakan faktor penting yang dipertimbangkan oleh nasabah sebelum mengadopsi internet banking. Sebab kenyamanan mengubah cara pandang seseorang akan suatu hal. Apabila seseorang merasakan kenyamanan atas transaksi yang ia lakukan melalui internet banking, orang tersebut tentu akan melakukannya lagi di kesempatan dan waktu lainnya. Bila dibandingkan dengan transaksi manual, internet banking memberikan lebih banyak keuntungan dan kemudahan. Seperti misalnya, apabila ingin melakukan transaksi melalui kantor cabang, maka nasabah harus mengantri lama
untuk melakukan transaksi tersebut. Hal ini tentunya kurang memberikan kenyamanan bagi nasabah. Berbeda jika transaksi tersebut dilakukan dengan internet banking. Jika menggunakan internet banking, transaksi tersebut cukup dilakukan dengan mengakses internet banking kapanpun dan dimanapun nasabah berada. Dengan menggunakan internet banking akan lebih menghemat waktu nasabah, khususnya bagi nasabah yang sibuk. Apabila nasabah mempersepsikan bahwa sistem internet banking itu adalah nyaman, maka nasabah akan merasa puas terhadap jasa internet banking, yang kemudian mereka akan berminat untuk menggunakannya di masa datang.Kenyamanan dalam penggunaan internet banking merupakan perasaan dimana seseorang merasakan kenyamanan sewaktu menggunakan internet banking guna melakukan transaksi yang dikehendaki. H3: Persepsi kenyamanan (Perceived Enjoyment) berpengaruh terhadap sikap penggunaan internet banking. Keamanan dan Privasi Menurut Lallmahamood (2007) menjelaskan bahwa keamanan dan privasi merupakan keyakinan nasabah atas terjaminnya transaksi yang aman dan terjaganya informasi pribadi. Keamanan dan privasi merupakan salah satu faktor penting yang mendorong minat nasabah untuk menggunakan. Sejak mudahnya bagi seseorang untung melakukan kejahatan atau mencuri data pribadi orang lain, suatu layanan internet banking harus mempunyai keamanan yang memadai sehingga nasabah merasa aman saat menggunakan layanan tersebut. Keamanan dan privasi transaksi melalui internet adalah masalah utama dan merupakan faktor penting bahwa pelanggan dipertimbangkan sebelum mengadopsi internet banking. Pelanggan menghindari internet banking apabila mereka menganggap sistem tersebut rentan terhadap risiko. Keamanan transaksi Internet menjadi perhatian penting bagi sebagian besar pelanggan terutama dimana informasi dan transaksi keuangan dilakukan. Bank harus meyakinkan pelanggan bahwa internet banking aman dan menyediakan perlindungan yang memadai untuk menjamin keamanan dalam pelaksanaan transaksi dan menjaga privasi informasi keuangan pelanggan. Nasabah bank khawatir tentang informasi dan uang pribadi mereka dipindahkan oleh pihak ketiga tanpa otorisasi dari mereka. Tanpa keamanan internet banking, tidak mungkin penggunaan sistem internet banking akan terjadi (Pikkarainen et al., 2004).Persepsi keamanan dan privasi dalam internet banking ialah pandangan nasabah dimana mereka mendapatkan perlindungan atas ancaman dan kontrol data diri dalam menggunakan layanan internet banking (Dixit dan Soraj, 2010). H4: Keamanan dan privasi (Security and Privacy) berpengaruh terhadap sikap penggunaan internet banking. Persepsi Risiko Menurut Fullah and Candra (2012) menjelaskan bahwa resiko dianggap sebagai suatu ketidakpastian tentang kemungkinan negatif dari menggunakan produk atau jasa. Apabila resiko yang mendominasi ketimbang manfaat yang didapat, maka nasabah tidak akan berminat untuk menggunakan produk atau jasa tersebut. Sebaliknya ketika resiko yang akan didapatkan semakin kecil, maka semakin besar pula kemungkinan terdorongnya minat nasabah untuk menggunakan produk atau jasa tersebut (Pertiwi and Vitta, 2013). Konsumen
akan berhati-hati dalam membuat keputusan, hal ini diekspresikan dengan pencarian informasi secara intensif dari berbagai sumber. Sumber-sumber informasi tersebut meliputi: sumber pribadi, sumber komersial, sumber publik, dan sumber pengalaman. Featherman dan Pavlou (2003) mendefinisikan persepsi risiko sebagai potensi kerugian yang diterima saat melakukan sesuatu guna mengharapkan hasil yang diinginkan dengan menggunakan jasa elektronik. Dua bentuk ketidakpastian dalam bertransaksi online, yaituketidakpastian perilaku dan ketidakpastian lingkungan. Persepsi resiko dalam internet banking ialah keyakinan nasabah tentang potensi hasil negatif yang tidak pasti dalam menggunakan sistem internet banking (Fullah and Candra, 2012). H5: Persepsi risiko (Perceived Risk) berpengaruh terhadap sikap penggunaan internet banking. Sikap penggunaan Wibowo (2007) menyebutkan bahwa sikap dalam TAM dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya. Seseorang akan melakukan sesuatu jika mempunyai minat atau keinginan untuk melakukan. Dalam kasuspengadopsian internet banking, nasabah yang percaya internet bankingakan membawa dampak positif terhadap sikap penggunaan internet banking, sementara bagi nasabah yang percaya akan membawa dampak negatif terhadap sikap penggunaan internet banking (Saleh, 2013). perasaan seseorang positif atau negative dalam hal melakukan perilaku tertentu. Faktor sikap (attitude) sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku individual. Sikap seseorang terdiri atas komponen Kognisi (cognitive), Afeksi (affective), dan komponen komponen yang berkaitan dengan perilaku (behavioral components).Sikap terdiri dari kepercayaan bahwa seseorang terakumulasi selama masa hidupnya. Beberapa keyakinan tersebut terbentuk dari pengalaman langsung, beberapa informasi dari luar ataupun dari kesimpulan yang dihasilkan oleh diri sendiri. Pembentukan sikap akan mempengaruhi minat perilaku konsumen dalam mengadopsi atau menggunakan internet banking (Wibowo, 2007). Seorang individu apabila menilai sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maka di saat itu lah dia akan berminat untuk menggunakannya lagi dan akan mendatangkan kepuasan. Sikap penggunaaan dalam internet banking adalah sikap dimana seseorang melakukan transaksi menggunakan internet banking berdasarkan keinginan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. H6: Sikap penggunaan (Attitude) berpengaruh terhadap minat penggunaan internet banking.
Metode Peneltian Populasiadalahseluruh kelompok orang, peristiwa, atau hal-hal menarik yang peneliti ingin diselidiki (Sekaran, 2000 dalam Efferin, 2008). Menurut Indriantoro (1999) populasi merupakan totalitasdarisemua objek atau individu yang akan diteliti yang mana memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap.Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1 jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Malang yang berstatus aktif pada semester genap tahun ajaran 2014/2015.Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 1.286 orang(didapat berdasarkan data mahasiswa aktif yang tercatat di bagian recording Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya). Seluruh mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis dipilih sebagai populasi penelitian ini didasarkan pada alasan utama karena peran mahasiswa disini sebagai pengamat dan pengguna teknologi dan juga termasuk konsumen yang sangat berpengaruh terhadap keberadaan layanan internet banking. Pengambilan sampel dari populasi pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode convenience sampling, dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 5% dari daftar pengambilan sampel yang dianggap representatif. Convenience sampling merupakan salah satu tipe dari non probability sampling yang mengutamakan aspek kemudahan dalam pengambilan sampel, sehingga peneliti dapat meneliti mahasiswa manapun yang ditemui di lingkungan Jurusan akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang. Jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus Slovin dan menghasilkan jumlah sampel sebanyak 305 mahasiswa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Metode ini memerlukan adanya kontak atau hubungan antara peneliti dengan subyek (responden) penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan.Survei dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada para responden yang menjadi sampel penelitian. Data primer yang didapat untuk mengumpulkan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan sebelumnya. Terdapat tujuh konstruk dalam penelitian ini, yaitu persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, persepsi kenyamanan, keamanan dan privasi, persepsi risiko, sikap penggunaan, dan minat penggunaan internet banking. Dari tujuh konstruk tersebut, akan diuraikan indikator dari masing-masing konstruk. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada instrumen penelitian Cheng et al. (2004) untuk mengukur konstruk persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, sikap dan minat. Penelitian Pikkarainen et al. (2004) untuk mengukur konstruk persepsi kenyamanan dan keamanan dan privasi .Terakhir, penelitian Nasri (2010) untuk mengukur konstruk persepsi risiko.Pengukuran indikator konstruk menggunakan skala likert tujuh poin mulai dari sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), agak tidak setuju (ATS), netral (N), agak setuju (AS), setuju (S), sampai dengan sangat setuju (SS). Untuk menganalisis penelitian ini digunakan beberapa pengujian hipotesis dengan menggunakan Partial Least Square (PLS), yaitu evaluasi model pengukuran (outer model) dan evaluasi model struktural (inner model). Evaluasi model pengukuran dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas. Sedangkan model struktural dievaluasi dengan menggunakan R2 dan nilai koefisien path atau t-values. Validitas variabel menunjukkan seberapa baik hasil yang diperoleh dari penggunaan suatu pengukuran sesuai teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu variabel.Uji validitas konstruk terdiri dari validitas konvergen dan validitas diskriminan.Validitas konvergen yaitu, validitas yang terjadi jika nilai yang dihasilkan dari dua instrument yang berbeda menghasilkan korelasi yang tinggi (Efferin, 2008).Validitas diskriminan yaitu, validitas yang terjadi jika dua instrument yang berbeda yang mengukur dua variabel yang
diprediksi tidak berkorelasi menghasilkan nilai yang memang tidak berkorelasi (Hartono dan Willy, 2009). Uji reabilitas ini digunakan untuk menunjukkan akurasi, konsistensi, dan ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan pengukuran(Hartono dan Willy, 2009). Dalam Partial Leas Square (PLS) uji ini dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu:Cronbach’s alpha dan Composite reliability. Cronbach’s alpha mengukur batas bawah nilai reliabilitas suatu variabel dan dikatakan reliabel apabila nilainya harus > 0,6.Composite reliability mengukur nilai sesungguhnya reliabilitas suatu variabel dan metode ini diyakini lebih baik dalam melakukan pengestimasian konsistensi internal suatu variabel dan dikatakan reliable apabila nilainya harus > 0,7. Model struktural dalam PLS dievaluasi dengan dua konsep yaitu menggunakan R 2 untuk konstruk dependen, nilai koefisien path atau t-values tiap path untuk uji signifikan antar konstruk dalam model struktural (Hartono dan Willy, 2009). Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan variabel independen terhadap variabel dependen.semakin tinggi nilai R 2 mengartikan bahwa semakin baik model prediksi dari model penelitian yang diajukan. Namun, model ini bukanlah parameter absolute dalam mengukur ketepatan model prediksi (HartonodanWilly, 2009).Untuk pengujian hipotesis pada alpha 5% dan power 80%, jika nilai koefisien path yang ditunjukkan oleh nilai statistik T (T-statistic) ≥ 1,96 maka hipotesis alternatif dapat dinyatakan didukung(Hartono dan Willy, 2009).
Analisis data dan hasil penelitian Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, peneliti menggunakan metode survey yaitu dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada mahasiswa S1 dan S2 Akuntansi Universitas Brawijaya Malang.Pengumpulan data dilakukan peneliti kurang lebih selama satu bulan dengan menyebarkan kuesioner penelitian secara langsung.Berikut adalah rincian hasil pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti. TabelSampel dan Tingkat Pengembalian Jumlah kuesioner yang disebar 305 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 43 Kuesioner yang kembali (Respon Rate) 262 262 Kuesioner yang kembali 178 Kuesioner yang digugurkan Kuesioner yang digunakan (Usable Respon Rate) 84
100% 14,1% 85,9% 100% 67,9% 32,1%
Jumlah kuesioner yang disebarkan pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya sebanyak 305 buah.Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 262 buah dan yang tidak kembali sebanyak 43 buah. Setelah dilakukan pemeriksaan kuesioner yang tidak dapat digunakan sebanyak 178 buah dengan karena responden tidak pernah menggunakan internet banking, data yang tidak diisi lengkap atau terdapat bias dalam pengisian kuisioner. Dengan demikian, respon rate dalam penelitian ini sebesar 85,9% dan kuesioner yang dapat diolah dalam penelitian ini sebanyak 84 buah. Jumlah sampel dan tingkat pengembalian kuesioner dapat dilihat pada tabel diatas.
Tabel Profil Responden Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Umur <18 tahun 18-20 tahun 21-23 tahun >23 tahun Semester Mah. S1 1 3 5 7 9 IPK Mah. S1 >3 3,00-3,50 3,51-4,00 Lainnya Jurusan IPA IPS Lain-lain Bank BCA BNI Mandiri BRI Lainnya Lama Penggunaan < 1 tahun 1-3 tahun 3-6 tahun
Jumlah 33 51
Presentase 39.3% 60.7%
2 56 25 1
2.4% 66.7% 29.7% 1.2%
4 29 24 19 8
4.8% 34.5% 28.6% 22.6% 9.5%
5 47 28 4
6% 55.9% 33.3% 4.8%
32 48 4
38.1% 57.1% 4.8%
29 11 24 19 1
34.5% 13.1% 28.6% 22.6% 1.2%
31 49 4
36.9% 58.3% 4.8%
> 6 tahun
0
0%
Selanjutnya, gambaran profil responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel profil responden.Berdasarkan tabel diatas, jenis kelamin perempuan merupakan komposisi tertinggi responden penelitian dengan komposisi responden terbanyak berdasarkan umur dengan rentang umur 18 tahun sampai dengan 20 tahun.Semester yang sedang ditempuh mahasiswa S1 adalah responden yang sedang menempuh semester tiga dan mahasiswa S1 yang menjadi respondenterbanyak adalah responden dengan IPK antara 3,00-3,50.Responden terbanyak adalah dari jurusan IPS di waktu SMA. Responden paling banyak menggunakan bank BCA untuk menggunakan internet banking Dan reponden terbanyak dari data yang diambil telah menggunakan fasilitas internet banking antara 1-3 tahun. Setelah melakukan pengujian statistik deskriptif, hal yang dilakukan selanjutnya adalah analisis dataAnalisis terhadap evaluasi model pada penelitian ini menggunakan program Partial Least Square (PLS). Evaluasi model dalam penelitian ini dilakukan dengan mengevaluasi outer model dan inner model.Outer
model merupakan model pengukuran untuk menilai validitas (validitas konvergen dan validitas diskriminan) dan reliabilitas konstruk. Inner model merupakan model struktural untuk memprediksi hubungan kausalitas antar variable laten. Tabel Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values) Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
A -> I
0.696008
0.703607
0.053872
0.053872
12.919607
PE -> A
0.218392
0.225451
0.091540
0.091540
2.385760
PEOU -> A
0.033690
0.041259
0.095389
0.095389
0.353184
PR -> A
0.192070
0.204061
0.096896
0.096896
1.982233
PU -> A
0.379435
0.379084
0.072035
0.072035
5.267358
SP -> A
0.207542
0.192543
0.101673
0.101673
2.041268
Sumber : Data Primer (diolah) Berdasarkan Tabel Path Coefficients, dapat dijelaskan bahwa : 1. Hipotesis 1 Hipotesis 1 menyatakan bahwa konstruk persepsi kegunaan berpengaruh terhadap sikap penggunaan internet banking. Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai T-statistics dari konstruk persepsi kegunaan terhadap sikap penggunaan internet banking yaitu 5.267358. Nilai ini memiliki arti bahwa T-statistics dari konstruk persepsi kegunaan terhadap terhadap sikap penggunaan internet banking ≥ 1,96. Berdasarkan hasil ini, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 dinyatakan didukung.Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Lee (2008), Jahangir dan Begum (2008), Maduku (2011), dan Kurniawan et al. (2013). 2. Hipotesis 2 Hipotesis 2 menyatakan bahwa konstruk persepsi kemudahan berpengaruh terhadap sikap penggunaaninternet banking. Pada Tabel 4.19 dapat dilihat bahwa nilai T-statistics dari konstruk persepsi kemudahan terhadap sikap penggunaaninternet banking yaitu 0.353184. Nilai ini memiliki arti bahwa T-statistics dari konstruk persepsi kemudahan terhadap sikap penggunaaninternet banking≤ 1,96. Berdasarkan hasil ini, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2 dinyatakan tidak didukung.Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan olehSafeena et al.(2009) dan Mayasari et al. (2011), namun hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sadiyoko et al. (2009), Khalil (2011), Amin et al. (2012), serta Gamal dan Gebba (2013). 3. Hipotesis 3 Hipotesis 3 menyatakan bahwa konstruk persepsi kenyamanan berpengaruh terhadap sikap penggunaaninternet banking. Pada Tabel 4.19 dapat dilihat bahwa nilai T-statistics dari konstruk persepsi kenyamanan terhadap sikap penggunaan internet banking yaitu 2.385760. Nilai ini memiliki arti bahwa T-statistics dari konstruk persepsi kenyamanan terhadap terhadap sikap penggunaan internet banking ≥ 1,96. Berdasarkan hasil ini, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3 dinyatakan
didukung.Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Arunkumar (2008), Rezaei dan Nematizadeh (2012), dan Amin et al. (2012). 4. Hipotesis 4 Hipotesis 4 menyatakan bahwa konstruk keamanan dan privasi berpengaruh terhadap sikap penggunaaninternet banking. Pada Tabel 4.19 dapat dilihat bahwa nilai T-statistics dari konstruk keamanan dan privasi terhadap sikap penggunaan internet banking yaitu 2.041268. Nilai ini memiliki arti bahwa T-statistics dari konstruk keamanan dan privasi terhadap terhadap sikap penggunaan internet banking ≥ 1,96. Berdasarkan hasil ini, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 4 dinyatakan didukung.Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan olehMasoodet al. (2008), Dixit dan Soraj (2010), serta Dickinson dan Mwesigwa (2013). 5. Hipotesis 5 Hipotesis 5 menyatakan bahwa konstruk persepsi risikoberpengaruh terhadap sikap penggunaaninternet banking. Pada Tabel 4.19 dapat dilihat bahwa nilai T-statistics dari konstruk persepsi risiko terhadap sikap penggunaan internet banking yaitu 1.982233. Nilai ini memiliki arti bahwa T-statistics dari konstruk persepsi risiko terhadap terhadap sikap penggunaan internet banking ≥ 1,96. Berdasarkan hasil ini, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 5 dinyatakan didukung.Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Amijaya (2010), AlSmadi (2012), serta Pertiwi dan Vitta (2013). 6. Hipotesis 6 Hipotesis 6 dinyatakan bahwa konstruk sikap penggunaan internet bankingberpengaruh terhadap minat menggunakan internet banking. Pada Tabel 4.19 dapat dilihat bahwa T-statistics dari konstruk sikap penggunaan terhadap minat menggunakan internet banking sebesar 12.919607. Nilai ini berarti bahwa T-statistics dari konstruk sikap penggunaan terhadap minat menggunakan internet banking≥ 1,96. Dengan demikian, berdasarkan hasil data tersebut hipotesis 6 dinyatakan dinyatakan didukung. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan olehSuh dan han (2002), Cokro (2010), Al-Smadi (2012), Saleh dan Khalil (2013).
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan yang dapat diambil oleh peneliti dalam penelitian ini adalah Penelitian ini menggunakan konteks minat menggunakan internet banking untuk menguji teori Technology Acceptance Model (TAM). Minat penggunaan internet banking dipengaruhi oleh sikap penggunaan.Sikap (Attitude) adalah perilaku seseorang untuk belajar berperilaku baik atau tidak sehubungan dengan suatu objek tertentu secara konsisten. Sedangkan minat (Intention) merupakan keinginan yang mendorong suatu individu untuk melakukan apa yang ingin dilakukan berdasarkan makna bagi individu tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa minat (intention) dipengaruhi oleh sikap (Attitude) dan sikap (Attitude) dipengaruhi oleh persepsi kegunaan (PerceivedUsefulness), persepsi kenyamanan (PerceivedEnjoyment), keamanan dan privasi (SecurityandPrivacy), dan persepsi risiko (PerceivedRisk). Persepsi
kegunaan adalah keyakinan seseorang atas manfaat yang diperoleh saat menggunakan suatu sistem teknologi. Persepsi kenyamanan merupakan perasaan dimana seseorang merasakan kenyamanan sewaktu menggunakan internet banking guna melakukan transaksi yang dikehendaki. Keamanan dan privasi adalah perlindungan atas ancaman dan kontrol data diri nasabah yang disediakan perbankan saat nasabah menggunakan layanan internet banking.Persepsi risiko adalah potensi kerugian yang diterima saat melakukan sesuatu guna mengharapkan hasil yang diinginkan dengan menggunakan suatu sistem teknologi. Konstruk persepsi kemudahan (perceived ease of use) dalam penelitian ini tidak didukung. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sadiyoko et al. (2009), Khalil (2011), Amin et al. (2012), serta Gamal dan Gebba (2013). Persepsi kemudahan adalah tingkat kepercayaan atas kemudahan penggunaan dalam melakukan suatu aktivitas. Implikasi penelitian dalam praktik yaitu penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak manajemen bank khususnya yang bergerak dalam layanan internet banking untuk memperhatikan minat, persepsi kegunaan, persepsi kenyamanan, keamanan dan privasi, serta persepsi risiko dalam meningkatkan kualitas layanan internet banking. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan, antara lain:Penelitian ini tidak berfokus pada layanan internet banking dari bank tertentu. Seperti diketahui bahwa setiap bank memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam hal layanan internet banking. Maka sebaiknya, penelitian selanjutnya lebih berfokus pada satu bank tertentu.Sebaiknya pada penelitian selanjutnya peneliti menggunakan teknik purposive sampling yang mengutamakan aspek tujuan dalam pengambilan sampel dan terbatas pada jenis orang tertentu yang memenuhi beberapa kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti.
Daftar Pustaka Adamson, I., & Shine, J. 2003. Extending the New Technology Acceptance Model to Measure the End User Information Systems Satisfaction in a Mandatory Environment: A Bank’s Treasury. Technolgy Analysis & Strategic Management. Vol. 15 No. 4: pp 441-455. Al-Smadi, M.O. 2012. Factors Affecting Adoption of Electronic Banking: An Analysis of the Perspectives of Banks' Customers, International Journal of Business and Social Science. Vol. 3 No. 17; September 2012 Al-Somali et al. 2008. An investigation into the acceptance of online banking in Saudi Arabia.Technovation, vol. 29, pp. 130-141. Amijaya, G.R. 2010. Pengaruh Persepsi Teknologi Informasi, Kemudahan, Resiko Dan Fitur Layanan Terhadap Minat Ulang Nasabah Bank Dalam Menggunakan Internet Banking. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang. Amin et al. 2012. Receptiveness of Mobile Banking by Malaysuan Local Customers in Sabah: An Empirical Investigation. Journal of Internet Banking and Commerce.vol. 17, no.1. Arunkumar, S. 2008. A study on attitude and intention towards Internet banking with reference to Malaysian consumers in Klang Valley Region. Saranathan College of Engineering. India.
Cheng, E.T.C., Lam, David D.Y.C., and Yeung, A.C.L. 2005. Adoption of Internet Banking: An Empirical Study in Hong Kong. Department of Logistics, TheHong Kong Polytechnic University, Hung Hom, Kowloon, Hong Kong. Cokro, H. Kusumo. 2010. Analisis Penerimaan Mobile Banking (M-Banking) dengan Kerumitan Sebagai Variabel Eksternal dengan Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM). Univesitas Sebelas Maret. Surakarta. Davis, F.D. 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly. Volume 13, Nomor 3, hlm. 319-340. Dickinson, E.T and Mwesigwa, R. 2013. Information on Internet Bankin, Security and Privacy Quality of Internet Connection, PerceivedValue and Internet Banking Acceptance In Uganda.International Journal Of Economics and Management Sciences. 2,(11), 31- 40 Dixit, N. and Soraj, K.D. 2010. Acceptance of E-Banking Among adult customers: an Empirical Investigation in India. Journal of Internet Banking and Commerce,15(2), pp. 1-16 Efferin, S., Hadi, S.D., Tan, Y. 2008. Metode Penelitian Akuntansi: Pengungkapan Fenomena dengan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu. Featherman, M.S. dan Pavlou P.A. 2002. Predicting E-Service Adoption: A Perceived Risk Facets Perspective. Eighth America Conference on Information Systems. Vol 1, hlm. 1034-1046. Fullah, L dan Candra, S. 2012. Pengaruh Persepsi Manfaat, Kemudahan Penggunaan, Resiko, dan Kepercayaan terhadap Minat Nasabah dalam Menggunakan Internet Banking BRI (Studi Kasus: Seluruh Nasabah Bank BRI Jakarta). Jurnal Manajemen Bisnis Universitas Bina Nusantara. Vol. 2 No.1 pp. 1-10. Gahtani S.S. dan King, M. 1999. Attitudes, Satisfaction and Usage: Factors Contributing to Each in the Acceptance of Information Technology. Behaviuor dan Information Technology., volume 18, No. 4, 277-297. Gamal, M.A dan Gebba, T.R. 2013.Mobile Banking Adoption: An Examination of Technology Acceptance Model and Theory of Planned Behavior. International Journal of Business Research and Development .Vol. 2 No. 1, pp. 35‐ 50. Hartono, J.M. dan Willy A. 2009. Konsep dan Aplikasi PLS untuk penelitian empiris. Yogyakarta: BPFE. Jahangir, N dan Begum, N. 2008. The role of perceived usefulness, perceived ease of use, security and privacy, and customer attitude to engender customer adaptation in the context of electronic banking.Bangladesh: IndependentUniversity. Khalil, Md.N. and Pearson, J.M. 2007. The Influence of Trust on Internet Banking. Acceptance. Journal of Internet Banking and Commerce, August 2007. vol. 12, no.2. Kurniawan, D. 2013.Analisis Penerimaan Nasabah Terhadap Layanan Mobile Banking dengan Menggunakan pendekatan Technology Acceptance
Model dan Theory of Reasoned Action. Universitas Kristen Petra. Surabaya. Kusuma, H. dan Susilowati, D. 2007. Determinan Pengadosian Layanan Internet Banking: Perspektif Konsumen Perbankan Daerah Istimewa Yogyakarta. JAAI. Vol. 11 No. 2: Hal. 125-139. Lallmahamood, M. 2007. An Examination of Individual’s Perceived Security and Privacy of the Internet in Malaysia and the Influence of This on Their Intention to Use Ecommerce: Using an Extension of the Technology Acceptance Model. Journal of Internet Banking and Commerce, 12(3). Lee, M.C. 2008. Factors influencing the adoption of internet banking: An integration of TAM and TPB with perceived risk and perceived benefit. National Pingtung Institute of Commerce. Taiwan. Maduku, D.K. 2011. Understanding Retail Bank Customers’ Attitude Towards and Usage of Cell Phone and Internet Banking Services in Gauteng, South Africa. Dissertation. University of Johannesburg.South Africa. Maharsi, S. dan Mulyadi, Y. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Menggunakan Internet Banking dengan Menggunakan Kerangka Technology Acceptance Model (TAM). Jurnal Akuntansi Dan Keuangan. Vol. 9 No. 1: Hal 18-28. Masood et al. 2008. Customer Acceptance of Online Banking in Developing Economies.Journal of Internet Banking and Commerce.vol. 15, no. 2. Mayasari et al. 2011.Anteseden dan Konsekuen Sikap Nasabah dalam Menggunakan Internet Banking dengan Menggunakan Kerangka Technology Acceptance Model (TAM) (Survet pada Pengguna Klik BCA) Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan 2011 (Semantik 2011) Nasri, Wadie. 2011. Factors Influencing the Adoption of Internet Banking in Tunisia.International Journal of Business and Management, Vol. 6, No. 8. Pertiwi, F. dan Vitta, V.A. 2013. Pengaruh Risiko, Manfaat dan Kemudahan Penggunaan Terhadap Kepercayaan Nasabah dalam Menggunakan Internet Banking di Yogyakarta (Studi Kasus pada Nasabah Bank Mandiri). Universitas PGRI Yogyakarta. Pikkarainen, T., Kari Pikkarainen. 2004. Consumer Acceptance Of Online Banking: An Extension of the Technology Acceptance Model. Internet Research. 14 (3)pp.224-235. Rezaei, H.D.A dan Nematizadeh, F. 2012.An Empirical Investigation of the Level of User's Acceptance of E-Banking among Some Customers of Banks in Iran.International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences Vol. 2, No. 6. Sadiyoko, Ali, Ceicalia Teavrita dan Irfan Subandi. 2009. Penggunaan Technology Acceptance Model Sebagai Dasar Usulan Perbaikan Fasilitas pada Layanan Mobile Internet. Simposium Nasional RAPI VIII. Universitas Katolik Parahyangan Bandung. Safeena, R., Abdullah, Date, H. 2010. Customer Perspectives On E-Business Value: Case Study On Internet Banking. vol. 15, no.1.
Saleh, A.Al-Ajam dan Khalil Md.N. 2013. Internet Banking Adoption: Integrating Technology Acceptance Model and Trust. Universiti Teknologi Malaysia. Malaysia. Suh, B. and Han, I. 2002. Effect of Trust on Customer Acceptance of Internet Banking.Electronic Commerce Research and Applications 1(1): 247–263. Sukoharsono, Eko Ganis. 2008. Sistem Informasi Manajemen. Malang: Surya Pena Gemilang. Sukoharsono, Eko Ganis. 2012. Pengembangan Aplikasi Teknologi Informasi Dalam Program E-Learning di Perguruan Tinggi. Makalah Orasi Ilmiah STMIK KADIRI. Sukoharsono, Eko Ganis. 2012. Peran Pengembangan Aplikasi Teknologi Informasi Dalam Membangun Karakter Bangsa. Seminar Nasional Peran Pengembangan Aplikasi Teknologi Informasi (TI) dalam Membangun Karakter Bangsa, di Politeknik Negeri Malang. Universitas Brawijaya, Malang. Tjini, Sartika S.A. 2013. Pengaruh Kepercayaan, Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan, dan Persepsi Kenyamanan Terhadap Minat Penggunaan Sistem Internet Banking. Skripsi. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya. Wibowo, A. 2007.Kajian Tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi dengan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM).Program Studi Siste Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur. Zainurrafiqi, Sukoharsono, E.G., and Hamid, D. 2013. The Effect of Customer Relationship Management (CRM) on Customer Satisfaction and Its Impact Toward Customer Loyalty: Survey Base on the perception of the Customer ofBRI Bank in University of Brawijaya. Universitas Brawijaya, Malang.