EVALUASI SERTIFIKASI GURU DENGAN PENDEKATAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL
N a m a : Mohamad Salim N R P : G551060221 PS : S2 Matematika Terapan
DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
EVALUASI SERTIFIKASI GURU DENGAN PENDEKATAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL
MOHAMAD SALIM
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Evaluasi Sertifikasi Guru dengan Pendekatan Model Persamaan Struktural adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis.
Bogor, Agustus 2009
Mohamad Salim
ABSTRACT MOHAMAD SALIM. Evaluation
of Teacher Sertification approach by
Structural Equation Modeling. Supervised by BUDI SUHARJO and N. K. KUTHA ARDANA
Our government has tried many ways to increase the quality of education. One of them is by improving the quality of teacher. To improve the quality of teacher the government has established a sertification program. This program is conducted by portfolio assessment which consists of ten components, i.e. KA, DIK, PM, PPP, PAP, PA, KPP, FI, PO, and PR. This research discusses the application of structural equation model to fit sertification data. The data used in this research consist of 212 respondent which have sertification during 2006 – 2007. Structural Equation Modeling (SEM) is one of multivariate techniques that can estimate a series of interrelated dependence relationship from a number of endogenous and exogenous variables, as well as latent variables simultaneously. Estimation of parameter method that is often applied in SEM, is Un-weighted Least Square (ULS). SEM can be used to analyze the components of portfolio and indicators by using model specification, model identification, parameter assumption, suitable model testing, and model re-specification. The results of the analysis shows that indicator measuring KA component are invalid and unreliable, indicators measuring DIK, PM, PA and PR component are valid and reliable, while indicators measuring KPP and FI component is valid but unreliable, and indicators measuring PPP, PO, and PAP component need to be modified. The component weight recommended for KA, DIK, PM, PPP, PAP, PA, KPP, FI, PO, and PR are 14%, 11%, 14%, 5%, 5%, 11%, 14%, 9%, 9%, and 8% respectively.
Keyword: teacher sertification, portfolio assessment, Structural Equation Modeling (SEM).
Ringkasan MOHAMAD SALIM, Evaluasi Sertifikasi Guru dengan Pendekatan Model Persamaan Struktural. Dibimbing oleh Budi Suharjo dan N.K. Kutha Ardana.
Salah satu usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah meningkatkan mutu guru dengan melaksanakan program sertifikasi. Sertifikasi guru dilaksanakan dengan penilaian portofolio. Komponen portofolio meliputi: kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, penilaian dari atasan dan pengawas, prestasi akademik, karya pengembangan profesi, keikutsertaan dalam forum ilmiah, pengalaman menjadi pengurus suatu organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan penghargaan yang relevan dengan masing-masing komponen terdiri dari beberapa indikator. SEM adalah suatu teknik statistika yang dalam analisisnya melibatkan peubah indikator, peubah laten dan kesalahan dalam pengukurannya. Model struktural menjelaskan keterkaitan hubungan antar peubah laten sedangkan model pengukuran menjelaskan hubungan antara peubah indikator dengan peubah laten. Model persamaan struktural mempunyai bentuk persamaan yang kompleks, sehingga dalam penghitungannya tidak dapat dilakukan secara manual. Salah satu program komputasi statistik yang digunakan dalam perhitungan SEM adalah Lisrel. Program Lisrel pertama kali diperkenalkan oleh Karl Jöreskög. Data yang digunakan adalah data hasil sertifikasi guru di wilayah Kabupaten Pati rayon UNES Semarang dan rayon IAIN Wali Songo Semarang pada tahun 2006 dan tahun 2007. Langkah-langkah penelitian ini adalah: Spesifikasi Model, Identifikasi Model, Pendugaan Parameter, Pengujian Kesesuaian Model, dan Respesifikasi Model. Dari hasil Uji Kecocokan Keseluruhan Model diperoleh nilai-nilai alat uji kelayakan (Goodness of Fit) belum memenuhi kriteria baik dari suatu model sehingga dilakukan modifikasi. Dari hasil modifikasi, nilai GFI, AGFI, NFI, NNFI, CFI, RFI > 0.9, dan nilai RMSEA ≤ 0.08, sedangkan nilai p dan nilai RMSR menunjukkan kecocokan kurang baik. Jadi secara umum dapat disimpulkan bahwa kecocokan keseluruhan model hasil modifikasi adalah baik dan kesepuluh komponen signifikan berpengaruh terhadap mutu guru.
Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur peubah Kualifikasi Akademik belum mampu mencerminkan peubah yang diukur. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur peubah Pendidikan dan Latihan, Pengalaman Mengajar, Prestasi Akademik, dan Penghargaan yang Relevan
mampu
mencerminkan peubah yang diukur. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur peubah Karya Pengembangan Profesi, dan peubah Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah, mampu mencerminkan peubah yang diukur. tetapi belum reliabel. Indikator penilaian hasil belajar belum mampu mencerminkan peubah Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran. Indikator tanggung jawab, kejujuran, kedisiplinan, keteladanan, etos kerja, enovasi dan kreativitas belum mampu mencerminkan
peubah
Penilaian
dari
Atasan
dan
Pengawas
Indikator
kepengurusan tingkat provinsi, kepengurusan tingkat desa, dan menjadi kepala sekolah belum mampu mencerminkan peubah Pengalaman Menjadi Pengurus suatu Organisasi dalam bidang pendidikan dan sosial. Berdasarkan hasil SEM bobot penilaian untuk masing-masing komponen portofolio adalah sebagai berikut : Kualifikasi Akademik (14%), Pendidikan dan Latihan (11%), Pengalaman Mengajar (14%), Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran (5%), Penilaian dari Atasan dan Pengawas (5%), Prestasi Akademik (11%), Karya Pengembangan Profesi (14%), Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah (9%), Pengalaman menjadi Pengurus suatu Organisasi Pendidikan dan Sosial (9%), dan Penghargaan yang Relevan 8%.
@Hak cipta milik IPB, tahun 2009 Hak cipta dilindungi Undang-Undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber. a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.
EVALUASI SERTIFIKASI GURU DENGAN PENDEKATAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL
MOHAMAD SALIM
Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Departemen Matematika
SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
Judul
: Evaluasi Sertifikasi Guru dengan Pendekatan Model Persamaan Struktural
Nama
: Mohamad Salim
NIM
: G551060221
Program Studi : Matematika Terapan
Disetujui Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Budi Suharjo, MS
Ir. N.K. Kutha Ardana, MSc
Ketua
Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi
Dekan Sekolah Pascasarjana IPB
Matematika Terapan
Dr. Ir. Endar H. Nugrahani, MS
Tanggal Ujian :
Prof. Dr. Ir. Khairil A.Notodiputro, MS
Tanggal Lulus :
PRAKATA
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Shalawat dan Salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Rasullullah Muhammad SAW yang menjadi tauladan bagi umatnya dan senatiasa kita nantikan syafa’atnya di akherat nanti. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada istri tersayang Endang Rumiyati serta kepada ananda Ersya Nur Hudaini Agustian dan Nur Rohmah Anindya Kusuma Agustian atas dorongan dan pengorbanannya. Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada : 1. Dr. Ir. Budi Suharjo, MS dan Ir. N.K. Kutha Ardana, MSc selaku pembimbing yang penuh kesabaran memberikan bimbingan kepada penulis. 2. Dr.Ir. Hadi Sumarno, MS selaku penguji luar komisi yang telah memberikan saran demi kebaikan tesis ini. 3. Departemen Agama Republik Indonesia yang telah memberikan beasiswa kepada penulis selama menempuh pendidikan program magister di Institut Pertanian Bogor. 4. Teman-teman mahasiswa S-2 Matematika Terapan IPB angkatan tahun 2006 5. Ibu tersayang yang tak kenal lelah mendoakan penulis. 6. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun demi kemajuan penulisan selanjutnya.
Bogor,
Agustus 2009
Penulis, Mohamad Salim
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pati pada tanggal 16 Juni 1969 sebagai anak keempat dari tujuh bersaudara, anak dari pasangan Romdhon dan Rumini. Pada tahun 2000 penulis menikah dengan Endang Rumiyati dan telah dikaruniai dua anak perempuan yang bernama Ersya Nur Hudaini Agustian dan Nur Rohmah Anindya Kusuma Agustian. Penulis menempuh pendidikan SD dan SLTP di Pati, SPG di Sragen, dan SI di Unisma Malang. Penulis juga pernah memperoleh beasiswa untuk melanjutkan pendidikan D2 PAI di IAIN Walisongo Semarang. Penulis memperoleh kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke program Magister pada program studi Matematika Terapan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor diperoleh pada tahun 2006. Beasiswa pendidikan pascasarjana diperoleh dari Departemen Agama Republik Indonesia. Penulis bekerja sebagai staf pengajar di Madrasah Tsanawiyah Negeri Winong Kabupaten Pati sejak tahun 2005 yang sebelumnya sebagai pengajar di SMP negeri dan sekolah-sekolah swasta di wilayah Kabupaten Pati.
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN ……………………..………..…….……….………. 1 1.1 Latar Belakang …………………………………………...………… 1 1.2 Perumusan Masalah ………………………………….…..………... 3 1.3 Tujuan Penelitian …………………………………..…….………… 3 1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………...………….. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………..…….………… 4 2.1 Program Sertifikasi Guru……………………….……….….………. 4 2.2 Structural Equation Modeling (SEM) ……....……..………..……… 6 2.3 Identifikasi Parameter ……………………….……………..………. 8 2.4 Pendugaan Parameter Model ….……………………………..…….. 8 2.5 Metode Kuadrat Terkecil Tanpa Pembobot (ULS) ….….………… 9 2.6 Evaluasi dan Modifikasi Model …………….….….……………… 10 2.6.1 Tes khi-kuadrat (Chi-Square test) …………...………………...… 10 2.6.2 Goodness of Fit Index (GFI) dan Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) ……………………………………………………….……...10 2.6.3 Noncentrality Scaled Parameter (NPC) .………… …….……..... 11 2.6.4 Root Mean Square Residual (RMRS) …………………...…..….. 11 2.6.5 Rot Mean Square Error Of approximation (RMSEA)……….…... 11 2.6.6 Tucker-Lewis Index (TLI)
……………..……….….………. 12
2.6.7 Normed Fit Index (NFI) ……..…………….……….……….…. 12 2.6.8 Parsimonious Normed Fit Index (PNFI)
………….……….... 12
2.6.9 Parsimonious Goodness of Fit Index (PGFI) …..…….…….…
12
2.6.10 Construct Reliability ………….…….…………………….....
13
2.6.11 Variance Extracted …………….……………….………..…..
13
2.6.12 Validitas .................................................................................... 13 BAB III METODE PENELITIAN ………………..………………………... 14 3.1 Data
…………………………………..………………………..… 14
3.2 Rancangan Penelitian 3.2.1 Ukuran Sampel
………………………………………….... 14
…………….…………….………………..……. 14
3.2.2 Metode Penelitian
...…………………….…………..…....…… 14
3.2.3 Ekplorasi Data …………………………………..………..…….. 15 3.2.4 Spesifikasi dan Identifikasi Model …..…..…………...………….. 15 3.2.5 Pendugaan Parameter ……..…………………………………….. 17 3.2.6 Pengujian Kesesuaian Model …………………….…………...… 17 3.2.7 Respesifikasi Model ……………………..…………………..….. 17 3.2.8 Rekomendasi Pembobotan ………….….……………………….. 17 . BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………..…………… 18 4.1 Deskripsi data sertifikasi guru ………………………………… . ... 18 4.1.1 Deskripsi Kualifikasi Akademik ………. ………………… 19 4.1.2 Deskripsi Pendidikan dan Latihan ……….…………….…. 19 4.1.3 Deskripsi Pengalaman Mengajar ………………...……….. 20 4.1.4 Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran .….. 20 4.1.5 Deskripsi Penilaian dari Atasan dan Pengawas ………..… 21 4.1.6 Deskripsi Prestasi Akademik ….…….…………….……… 22 4.1.7 Deskripsi Karya Pengembangan Profesi …..…….…..…… 22 4.1.8 Deskripsi Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah …...……….. 23 4.1.9 Deskripsi Pengalaman Menjadi Pengurus Organisasi ...….. 24 4.1.10 Deskripsi Penghargaan yang Relevan .……….….…….….. 24 4.2
Koefisien Pemodelan Sertifikasi dengan menggunakan SEM ….…. 25
4.3
Modifikasi Model Struktural Sertifikasi Guru ….….…………….. 27
4.4
Uji Kecocokan Keseluruhan Model …………..….………….……. 29
4.5
Uji Kecocokan Model Pengukuran …………….……….………. . 29 4.5.1 Kualifikasi Akademik ……….…………….…………..….. 29 4.5.2 Pendidikan dan Latihan …………………………………… 30 4.5.3 Pengalaman Mengajar ………………………...………..…. 30 4.5.4 Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran ……....…....
31
4.5.5 Penilaian dari Atasan dan Pengawas ……….….……….….. 32 4.5.6 Prestasi Akademik ………………………….….……...….. 33 4.5.7 Karya Pengembangan Profesi ……………….….……. ….. 34 4.5.8 Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah ……………………….. 34
4.5.9 Pengalaman Menjadi pengurus Organisasi ………..……… 35 4.5.10 Penghargaan yang Relevan ………………………….……. 36 4.6
Analisis Persamaan Struktural ..……………………….…….….…. 37
4.7
Rekomendasi Pembobotan Komponen Portopolio ………..…….. 37
BAB V Kesimpulan dan Saran ………….………………….……………… 40 5.1 Simpulan …..……………………………………….……………… . 41 5.2 Saran …………………….………………………………………….. 42
Daftar Pustaka .................................................................................................. 42
Lampiran – Lampiran Lampiran 1 Daftar Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru ................................... 45 Lampiran 2 Hasil Goodnes of Fit Statistics Data Sertifikasi guru …………... 51 Lampiran 3 Hasil Goodnes of Fit Statistics Modifikasi Data Sertifikasi guru… 52 Lampiran 4 Tabel Penghitungan Bobot Penilaian Portofolio ………………… 53 Lampiran 5 Tabel Perbandingan Bobot Penilaian Portofolio ………………… 54
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standarisasi Nasional Pendidikan, semua guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dalam UndangUndang tersebut diinstruksikan bahwa persyaratan kualifikasi akademik guru adalah S1 atau D-IV yang dibuktikan dengan ijazah sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan. Persyaratan kompetensi guru sebagai agen pembelajaran mencakup penguasaan kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial yang dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang diperoleh melalui sertifikasi. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru. Sertifikasi bagi guru dilakukan oleh LPTK (Lembaga Penyelenggara Tenaga Kependidikan) yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah. Pelaksanaan sertifikasi bagi guru ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang sertifikasi bagi guru untuk mengatur pelaksanaan uji kompetensi guru. Uji kompetensi tersebut dilakukan melalui penilaian portofolio untuk memperoleh sertifikat pendidik. Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman berkarya atau prestasi yang dicapai dalam menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam waktu tertentu. Dokumen ini terkait dengan unsur pengalaman, karya, dan prestasi selama guru yang bersangkutan menjalankan peran sebagai agen pembelajaran (kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial). Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 18 Tahun 2007, komponen portofolio meliputi: (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9)
2
pengalaman menjadi pengurus suatu organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Fungsi portofolio dalam sertifikasi guru; untuk menilai kompetensi guru dalam menjalankan tugas dan perannya sebagai agen pembelajaran, sebagai wahana guru untuk menampilkan dan atau membuktikan unjuk karyanya yang meliputi produktivitas, kualitas, dan relevansi melalui karya-karya utama dan pendukung, memperoleh informasi atau data dalam memberikan pertimbangan tingkat kelayakan kompetensi seorang guru, sebagai dasar menentukan kelulusan seorang guru yang mengikuti sertifikasi, dasar memberi rekomendasi bagi peserta yang belum lulus untuk menentukan kegiatan lanjutan sebagai representasi kegiatan pembinaan dan pemberdayaan guru. Seorang guru berhak menerima sertifikat pendidik setelah melalui proses sertifikasi dengan memperoleh total skor nilai minimal 850 (57% dari skor nilai maksimum seluruh komponen portofolio). Total skor akhir diperoleh dari jumlah skor masing-masing komponen portofolio sertifikasi guru setelah diadakan penilaian. Penentuan bobot penilaian pada indikator di setiap komponen portofolio (Lampiran 1) ditetapkan oleh Mendiknas. Penentuan bobot penilaian pada setiap indikator-indikator komponen portofolio ini menjadi menarik untuk dikaji secara empiris. Dengan membangun struktur hubungan antar komponen portofolio diharapkan dapat dihasilkan sebuah model yang merepresentasikan data portofolio. Pada tahapan selanjutnya diperoleh rumusan yang obyektif untuk penilaian portofolio pada sertifikasi guru. Untuk mengevaluasi komponen-komponen portofolio digunakan SEM (Structural
Equation
Modeling).
SEM
digunakan
karena
analisisnya
mempertimbangkan pemodelan interaksi, peubah-peubah bebas yang berkorelasi, kesalahan pengukuran, gangguan kesalahan-kesalahan yang berkorelasi, beberapa peubah bebas laten dimana masing-masing diukur dengan menggunakan banyak indikator, dan satu atau dua peubah bergantung laten yang masing-masing diukur dengan beberapa indikator. SEM mempunyai kemampuan untuk membuat model antar peubah-peubah pengukuran sebagai peubah laten atau peubah-peubah yang tidak dapat diukur secara langsung, tetapi diestimasi dalam model dari peubah-
3
peubah yang diukur yang diasumsikan mempunyai hubungan dengan peubah laten.
1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Apakah ada keterkaitan antara satu komponen penilaian dengan komponen penilaian lainnya? 2. Bagaimana model struktural yang mampu menjelaskan pola keterkaitan tersebut?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Membangun
model struktural program sertifikasi
yang bisa
merepresentasikan data portofolio. 2. Mengevaluasi pembobotan pada setiap komponen portofolio guru. 3. Memberikan alternatif pembobotan komponen portofolio 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini merupakan suatu kajian dengan menggunakan data portofolio sertifikasi guru. Dari hasil analisis model yang dilakukan, diharapkan dapat: 1. menjadi alat bantu untuk mengevaluasi dan memonitor indikatorindikator portofolio sertifikasi guru yang selama ini sudah ditetapkan, 2. memberikan kontribusi untuk pengembangan institusi atau lembaga yang terkait. 3. menerapkan landasan teori yang telah diperoleh, dan mengembangkan wawasan terutama dalam model persamaan struktural.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Sertifikasi Guru Program sertifikasi mulai dilaksanakan pada tahun 2006 (Direktorat Ketenagaan, 2006). Sertifikasi merupakan sarana atau instrumen untuk mencapai suatu tujuan yaitu meningkatkan kualitas kompetensi guru (Jalal, 2007). Kualitas guru di Indonesia masih tergolong relatif rendah. Hal ini antara lain disebabkan tidak terpenuhinya pendidikan minimal bagi guru. Guru TK yang tidak memenuhi kualifikasi pendidikan minimal sebesar 78,1%, guru SD 34%, guru SLTP 71,2%, guru SLTA 46,6% (Muslich, 2007). Bukti hasil sertifikasi yang dikaitkan dengan peningkatan mutu guru bervariasi. Di Amerika Serikat kebijakan sertifikasi belum berhasil meningkatkan kualitas kompetensi guru, antara lain dikarenakan kuatnya resistensi dari kalangan guru sehingga pelaksanaan sertifikasi berjalan amat lambat. Sebagai contoh dalam kurun waktu sepuluh tahun, mulai tahun 1997 – 2006, Amerika Serikat hanya menargetkan 100.000 guru untuk disertifikasi, sedangkan di Indonesia dalam kurun waktu sepuluh tahun menargetkan mensertifikasi 2,7 juta guru, sebaliknya kebijakan yang sama telah berhasil meningkatkan kualitas kompetensi guru di Singapura dan Korea Selatan (Jalal, 2007). Pemerintah wajib mulai melaksanakan program sertifikasi pendidik paling lama 12 bulan terhitung sejak berlakunya Undang-Undang No 14 Tahun 2005. Karena Peraturan Pemerintah yang diamanatkan dalam pasal 11 UU No 14 Tahun 2005 belum terbit dan tugas pemerintahan dalam program sertifikasi bagi guru tidak boleh berhenti maka ditetapkannya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru (Permendiknas, 2007). Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan yaitu meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Sertifikasi adalah proses pemerolehan sertifikat pendidik oleh seseorang yang telah bertugas sebagai guru pada satuan pendidikan.
5
Sertifikat pendidik merupakan bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional (UU No. 14, 2005). Sertifikasi guru ini dilaksanakan secara langsung melalui proses uji kompetensi dalam bentuk penilaian portofolio. Portofolio adalah kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi seorang guru. Komponen portofolio meliputi: kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, penilaian dari atasan dan pengawas, prestasi akademik, karya pengembangan profesi, keikutsertaan dalam forum ilmiah, pengalaman menjadi pengurus suatu organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan (Permendiknas No. 18, 2007). Kriteria penilaian portofolio dan penyusunan dokumen portofolio mengacu Pedomen Penyusunan portofolio (Depdiknas, 2007). Penentuan bobot untuk setiap indikator-indikator
pada
komponen
portofolio
(Lampiran
1)
ditentukan
Mendiknas. Indikator-indikator yang digunakan akreditasi program sarjana semuanya valid, namun terdapat beberapa indikator yang kurang handal dalam penggunaannya (Satria, 2003). Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (UU No. 14, 2005). Guru juga sebagai pelopor untuk menciptakan orang-orang berbudaya, berbudi, dan bermoral (Yamin, 2006) Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (UU No.14, 2005). Profesi guru adalah sesuatu pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, keahlian, dan ketelatenan untuk menciptakan anak memiliki perilaku sesuai yang diharapkan (Yamin, 2006). Kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki oleh guru sesuai jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan (UU No. 14, 2005).
6
2.2 SEM (Structural Equation Modeling) SEM adalah suatu teknik statistika yang dalam analisisnya melibatkan peubah indikator, peubah laten dan kesalahan dalam pengukurannya. Model struktural menjelaskan keterkaitan hubungan antar peubah laten sedangkan model pengukuran menjelaskan hubungan antara peubah indikator dengan peubah laten. Model persamaan struktural mempunyai bentuk persamaan yang kompleks, sehingga dalam penghitungannya tidak dapat dilakukan secara manual. Perkembangan teknologi komputasi statistik berkembang dengan pesat dalam mendukung kegiatan-kegiatan riset sehingga memudahkan peneliti melakukan analisis data. Salah satu program komputasi statistik yang digunakan dalam perhitungan SEM adalah Lisrel. Program Lisrel pertama kali diperkenalkan oleh Karl Jöreskög pada tahun 1970. Lisrel digunakan karena penilaiannya dengan kemungkinan maksimum yang didasarkan dari data yang multinormal (Bacon, 1999), mampu mengolah data yang punya hubungan rumit dan kompleks (Owik, 2005). Lisrel banyak digunakan dalam SEM. Lisrel telah digunakan menganalisis; Evektifitas Model Pengukuran Kreatifitas dalam Pembelajaran (Marisi, 2003), Pengaruh Motivasi Kerja serta Dampaknya Terhadap Performansi Kerja (Syafei & Pribadi. 2003), Model Hubungan Konstruk Kinerja Kepala Sekolah (Hadi, 2004). Lisrel juga digunakan untuk memperoleh model struktural yang mencakup peubah-peubah laten, memperkirakan relasi-relasi dan efek-efeknya serta pengujian secara keseluruhan model struktural (Sumarna, 2002). Manfaat utama Lisrel untuk menganalisis struktur koragam, mengidentifikasi peubah laten dengan indikatorindikatornya, dan melihat hubungan antar peubah yang mempunyai hubungan sebab akibat (Narimawati & Sarwono, 2007). Model struktural (Bollen. 1989) dinyatakan sebagai:
η = Βη + Γξ + ζ dengan:
η : vektor peubah laten endogen yang berukuran m ×1 Β : matriks koefisien peubah laten endogen yang berukuran m × m
Γ : matriks koefisien peubah laten eksogen yang berukuran m × n
ζ : vektor sisaan error peubah endogen yang berukuran m × 1
7
Pada dasarnya vektor-vektor η dan ξ tidak dapat diukur atau diamati secara langsung, oleh karena itu diukur melalui indikator-indikator dalam bentuk vektorvektor y = ( y1 , y2 , y3 ,....., y p ) dan x’ = ( x1 , x2 , x3 ,....., xq ) . Model pengukurannya (Bollen, 1989) adalah: y = Λ yη + ε x = Λ xξ + δ dengan ε dan δ adalah vektor-vektor galat pengukuran y dan x. Λ y adalah matriks koefisien regresi antara y terhadap η yang berukuran p × m dan Λ x adalah matriks koefisien regresi antara x dan ξ yang berukuran q × n. Pada model ini diasumsikan memenuhi kriteria bahwa ε tidak berkorelasi dengan η ,
δ tidak berkorelasi dengan ξ , ζ tidak berkorelasi dengan ξ , cov (ξ ) = Φ( n×n ) , cov (ζ ) = Ψ( m×m ) , cov ( ε ) = Θε ( p×p ) , dan cov (δ ) = Θδ ( q×q ) . Asumsi tersebut berimplikasi terhadap matriks koragam bagi peubah pengamatan. Matriks koragam Σ ( Jöreskog & Sorbom, 1999) dari indikator-indikator x dan y dapat ditulis sebagai berikut:
⎛ Σ yy Σ=⎜ ⎝ Σ xy
Σ yx ⎞ ⎟ dimana: Σ xx ⎠
Σ yy adalah matriks koragam bagi peubah pengamatan y yang dapat ditulis: Σ yy = Λ y ( Ι − Β )
−1
( ΓΦΓ + Ψ ) ⎡⎣( Ι − Β ) '
−1 '
⎤ Λ' y + Θε ⎦
Σ yx adalah matriks koragam bagi peubah pengamatan y dan x yang dapat ditulis: Σ yx = Λ y ( Ι − Β ) ΓΦΛ' x −1
Sedangkan Σ xy adalah matriks putaran dari Σ yx , serta matriks koragam bagi peubah pengamatan x adalah:
Σ xx = Λ x ΦΛ' x + Θδ Sehingga dapat ditunjukkan bahwa koragam Σ merupakan fungsi dari parameter, selanjutnya dapat dituliskan sebagai:
8
⎛ Σ yy Σ (θ ) = ⎜ ⎝ Σ xy
Σ yx ⎞ ⎛ Λ y Α ( ΓΦΓ ' + Ψ ) Α ' Λ' y + Θε ⎟=⎜ Σ xx ⎠ ⎜ Λ x ΦΓ ' Α ' Λ' y ⎝
dengan Α = ( Ι − Β )
Λ y ΑΓΦΛ' x ⎞ ⎟ Λ x ΦΛ' x + Θδ ⎠⎟
−1
2.3 Identifikasi Parameter Identifikasi parameter diperlukan untuk menentukan apakah dapat dilakukan pendugaan dengan solusi tunggal atau tidak bagi parameter-parameter
θ = ⎡⎣ Λ x , Λ y , Β, Γ, Φ, Θε , Θδ ⎤⎦ pada Σ (θ ) . Metode dua-langkah dapat digunakan untuk mengidentifikasi parameter model umum persamaan sruktural (Bollen, 1989). Langkah pertama adalah memperlakukan model sebagai model pengukuran murni, selanjutnya diperiksa apakah parameter model memenuhi kondisi berikut ini: 1. setiap baris matriks Λ x hanya mengandung satu nilai bukan nol, 2. paling sedikit terdapat dua indikator untuk setiap faktor laten, 3. φij ≠ 0 untuk paling sedikit sepasang i ≠ j; φij adalah elemen matriks Φ 4. Θδ adalah matriks diagonal. Langkah kedua adalah identifikasi parameter-parameter struktural Β, Γ, Ψ dengan aturan rekursif yaitu Β harus merupakan matriks segitiga, dan Ψ adalah
matriks diagonal. Aturan dua-langkah merupakan syarat cukup tetapi bukan syarat perlu bagi identifikasi model. Hal ini bearti model yang tidak memenuhi aturan dua langkah masih mungkin untuk dapat diidentifikasi.
2.4 Pendugaan Parameter Model
Tujuan pendugaan adalah untuk menduga nilai parameter model dari matriks koragam contoh S. Syarat perlu (necessary conditions) bahwa model dapat diduga jika derajat bebasnya ≥ 0. Penghitungan derajat bebas menggunakan;
df =
1 [ ( p + q ) ( p + q + 1) ] − t ; 2
dengan p : banyaknya indikator peubah eksogen
9
q : banyaknya indikator peubah endogen t : banyaknya indikator peubah model yang diduga
Dalam pendugaan parameter model, nilai awal parameter bebas dipilih supaya menghasilkan dugaan matriks koragam populasi terhadap matriks koragam sampel. Perbedaan kedua matriks tersebut diharapkan relatif kecil agar menghasilkan penduga yang konsisten. Matriks koragam populasi dari Lisrel tidak dapat diduga secara langsung, karena η dan ξ bukan merupakan peubah pengamatan dari suatu hasil pengukuran. Pendugaan matriks koragam populasi dapat dilakukan dengan menggunakan metode pendugaan melalui beberapa tahap. Dengan asumsi bahwa sebaran dari peubah-peubah pengamatan dapat digambarkan oleh vektor nilai tengah dan matriks koragam, maka masalah pendugaan secara substansial merupakan pengepasan matriks Σ ( θ ) dengan matriks koragam contoh S. Misalkan fungsi pengepasan dinyatakan dengan F(S, Σ ( θ )) yakni suatu fungsi yang tergantung pada S dan Σ ( θ ). Beberapa sifat fungsi pengepasan (Bollen, 1989) ini adalah: 1. F(S, Σ ( θ )) adalah besaran skalar, 2. F(S, Σ ( θ )) ≥ 0 , 3. F(S, Σ ( θ )) = 0 jika dan hanya jika Σ = S, 4. F(S, Σ ( θ )) adalah fungsi kontinu dalam S dan Σ ( θ ).
2.5. Metode Kuadrat Terkecil Tanpa Pembobot (ULS)
Metode yang digunakan untuk menduga parameter dalam penelitian ini adalah metode ULS. Metode ULS dipilih karena asumsi-asumsi yang digunakan lebih fleksibel. Fungsi pengepasan metode ULS (Bollen, 1989) dinyatakan oleh: 2 FULS = (1/ 2 ) tr ⎡( S − Σ (θ ) ) ⎤ ⎣ ⎦
Fungsi FULS meminimumkan setengah jumlah kuadrat dari masing-masing unsur matriks sisaan ( S − Σ (θ ) ) . Hal ini dapat dianalogikan sebagai metode kuadrat terkecil biasa (ordinary least squares: OLS). Metode OLS meminimumkan jumlah sisaan, yaitu galat antara nilai pengamatan peubah tak bebas dengan nilai dugaan. Sementara FULS meminimumkan jumlah kuadrat masing-masing unsur
10
dalam matriks sisaan
( S − Σ (θ ) ) .
Matriks sisaan ini memuat selisih antar
koragam contoh dengan nilai-nilai dugaannya.
2.6. Evaluasi dan Modifikasi Model 2.6.1 Tes khi-kuadrat (Chi-Square test)
Hipotesis yang diuji adalah H 0 : Σ = Σ (θ ) lawan H 1 : Σ ≠ Σ (θ ) dengan Σ adalah matriks koragam populasi dan Σ (θ ) adalah matriks hasil dugaan. Untuk menguji hipotesis di atas digunakan uji χ 2 yaitu hasil perkalian (n-1) dengan nilai terkecil dari fungsi pengepasan WLS. Statistik uji dibandingkan dengan χ 2 tabel pada taraf 5%. Jika χ 2 ≥ χ d2b , 0 , 0 5 maka H 0 ditolak.
2.6.2 GFI (Goodness of Fit Index) dan AGFI (Adjusted Goodnes of Fit Index)
GFI mengukur besarnya keragaman dalam matriks koragam data S yang dapat diterangkan oleh Σ (θ ) , yaitu keragaman yang dinyatakan dalam model. GFI
(Jöreskog
dan
Sörbom,
1986)
diperoleh
dari
rumus
berikut:
2 ⎡⎛ ^ −1 ⎞ ⎤ tr ⎢⎜ Σ S − 1⎟ ⎥ ⎢⎝ ⎠ ⎥⎦ GFI = 1 − ⎣ 2 ⎡⎛ ^ −1 ⎞ ⎤ tr ⎢⎜ Σ S ⎟ ⎥ ⎢⎣⎝ ⎠ ⎥⎦
Aturan praktis untuk kelayakan sebuah model adalah nilai GFI hendaknya lebih besar dari 0.90. Rumus AGFI diperoleh sebagai berikut (Jöreskog dan Sörbom, 1986): ⎡ k ( k + 1) ⎤ AGFI = 1 − ⎢ ⎥ [1 − GFI ] , dengan k adalah banyaknya indikator dan df ⎣ 2df ⎦
adalah derajat bebas. Derajat bebas (Hair, et.al. 1998) dihitung dengan menggunakan rumus df =
1 ⎡( p + q )( p + q + 1) ⎤⎦ − t. AGFI analog dengan R 2 2⎣
pada model regresi. Pada model ini disarankan nilai AGFI-nya lebih besar 0.90 (Wijanto, 2008). Bollen (1989) mengungkapkan bahwa nilai GFI dan AGFI cenderung meningkat seiring dengan peningkatan ukuran contoh. Nilai harapan
11
GFI dan AGFI akan menurun dengan semakin sedikitnya indikator per faktor laten, khususnya pada ukuran data kecil.
2.6.3 NCP (Noncentrality Scaled Parameters) NCP merupakan ukuran kesesuaian yag melengkapi kelemahan metode khikuadrat. Secara teori, ukuran khi-kuadrat takterpusat lebih tegar terhadap ukuran contoh apabila dibandingkan dengan khi-kuadrat biasa. Formula bagi NCP adalah NCP =
χ 2 − db (Hair, et.al. 1998).
2.6.4 RMSR (Root Rataan Square Residual) RMSR (Hair, et.al. 1998) didefinisikan sebagai: p+q i
2
^ ⎛ ⎞ 2∑∑ ⎜ sij − σ ij ⎟ ⎠ i =1 j =1 ⎝ RMSR = , dengan ( p + q) ( p + q + 1)
p = banyaknya indikator bagi peubah laten endogen, q = banyaknya indikator bagi peubah laten eksogen,
sij = unsur matriks S, ^
^
σ = unsur matriks Σ . RMSR merupakan ukuran rata-rata kuadrat sisaan, semakin besar nilainya semakin buruk dalam pengepasan model dan begitu pula sebaliknya. Nilai yang dianjurkan untuk Standardized RMSR adalah ≤ 0.05 (Wijanto, 2008).
2.6.5 RMSEA (Root Rataan Square Error of Approximation) RMSEA adalah alternatif ukuran kesesuaian model yang diperlukan untuk mengurangi kesensitifan χ 2 terhadap ukuran sampel.
Nilai yang dianjurkan
untuk RMSEA adalah ≤ 0.08 (Wijanto, 2008). RMSEA (Hair, et.al. 1998) dihitung dengan rumus:
⎡ χ 2 − db ⎤ RMSEA = ⎢ ⎥ ⎣ ( n − 1) db ⎦
1/ 2
12
2.6.6 TLI (Tucker-Lewis Index)
Rumus TLI (Hair, et.al. 1998) sebagai berikut: TLI =
( χ B2 / dbB ) − ( χT2 / dbT ) ( χ B2 / dbB ) − 1
Nilai yang dianjurkan untuk TLI adalah ≥ 0.90 (Wijanto, 2008).
2.6.7 NFI (Normed Fit Index)
Nilai NFI merupakan besarnya ketidakcocokan antara model target dengan model dasar. Nilai yang dianjurkan untuk NFI adalah ≥ 0.90 (Wijanto, 2008). Formula bagi NFI (Hair, et.al. 1998) adalah: NFI =
χ B2 − χT2 χ B2
2.6.8 PNFI (Parsimonious Normed Fit Index)
PNFI merupakan modifikasi dari NFI. PNFI memperhitungkan besaran derajat bebas yang digunakan untuk mencapai tingkat kesesuaian. Parsimony didefinisikan sebagai pencapaian tingkat kesesuaian yang lebih tinggi pada setiap derajat bebas. Semakin tinggi nilai PNFI, maka semakin baik model yang diusulkan. Formula PNFI (Hair, et.al. 1998) sebagai berikut:
PNFI =
dbT NFI dbB
2.6.9 PGFI (Parsimonious Goodness of Fit Index)
Formula PGFI (Hair, et.al. 1998) adalah sebagai berikut:
PGFI =
dbT GFI 1/ 2( p + q )( p + q + 1)
Semakin tinggi nilai PGFI yang dihasilkan, maka semakin baik modelnya.
2.6.10 Contruct Reliabilty
Reliabilitas merupakan ukuran kekonsistenan peubah indikator dalam mengukur peubah latennya. Pemeriksaan terhadap kekonsistenan pengukuran ini dilakukan
terhadap
peubah
laten
(construct
reliability)
untuk
menilai
kekonsistenan pengukuran keseluruhan peubah indikator yang mengukur peubah
13
laten dan terhadap masing-masing peubah indikator. Formula construct reliability adalah:
( Σloadingbaku ) = 2 ( Σloadingbaku ) + Σe j 2
Construct Reliability
2.6.11 Variance Extracted
Ukuran kekonsistenan lain yang dapat digunakan adalah Variance Extracted. Ukuran ini menggambarkan besar keragaman peubah-peubah indikator dapat dikandung oleh peubah laten. Formula Variance Extracted adalah:
( Σloadingbaku ) Variance Extracted = ( Σloadingbaku ) + Σe 2
2
j
Sebuah konstruk mempunyai reliabilitas yang baik jika nilai construct reliability (CR) -nya ≥ 0.70 dan nilai variance extracted (VE)-nya ≥ 0.50 (Wijanto, 2008).
2.6.12 Validitas
Validias berhubungan dengan apakah suatu peubah mengukur apa yang sebenarnya diukur. Validitas dalam penelitian menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi atau arti sebenarnya yang diukur. Dalam bukunya Wijanto (2008), Rigdon dan Ferguson (1991), Doll, Xia, Torkzadeh (1994), menyatakan bahwa suatu peubah dikatakan mempunyai validitas yang baik terhadap peubah lainnya, jika: a) Nilai t muatan faktornya lebih besar dari nilai t kritis ( > 1,96). b) Muatan faktor standarnya ≥ 0.70. Sementara, Igbaria, et.al. (1997) yang menggunakan guidelines dari Hair et.al. (1995), menyatakan bahwa muatan faktor standarnya ≥ 0.50 adalah sangat signifikan.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Data Data yang digunakan adalah data yang berasal dari Panitia Pelaksana uji sertifikasi guru rayon UNES Semarang dan rayon IAIN Wali Songo Semarang. Data ini merupakan hasil dari penilaian portofolio peserta sertifikasi guru di Wilayah rayon UNES Semarang dan IAIN Walisongo Semarang pada tahun 2006 dan tahun 2007. 3.2 Rancangan Penelitian 3.2.1 Ukuran sampel Ukuran sampel yang digunakan adalah 212 responden yang menyebar di 20 kecamatan pada wilayah Kabupaten Pati. Responden yang terambil adalah peserta sertifikasi guru tahun 2006 dan peserta sertifikasi guru tahun 2007 di wilayah Departemen Agama Kabupaten Pati.
3.2.2 Metode Penelitian Secara garis besar, tahap-tahapan pada penelitian ini dapat dijelaskan melalui diagram sebagai berikut: Eksplorasi data
Spesifikasi Model
Pengujian Kesesuaian Model
Ya Sesuai ? Tidak Respesifikasi Model
Identifikasi Model
Pendugaan Parameter
Rekomendasi Pembobotan Penilaian Sertifikasi
15 3.2.3
Eksplorasi Data Tahapan eksplorasi dilakukan untuk mengetahui gambaran keadaan data
sampel yang terambil. Data yang digunakan untuk membentuk model berupa matriks koragam dan matriks korelasi dari data asal. Matriks koragam dipilih karena data yang digunakan berupa rata-rata terboboti dari masing-masing skor indikator sertifikasi guru. Matriks korelasi dipilih karena koefisien-koefisiennya sudah distandarkan dan sebagai pembanding matriks koragam. Data dievaluasi dengan menggunakan SEM (Structural Equation Modeling) dan penghitungannya digunakan program Lisrel 8.30.
3.2.4
Spesifikasi dan Identifikasi Model Langkah pertama adalah membentuk sebuah model pengukuran untuk semua
indikator yang terlibat. Jika model pengukuran tersebut dapat diterima dan diidentifikasi maka dilanjutkan langkah kedua yaitu menyusun model struktural. Model struktural digambarkan dengan diagram jalur sebagai berikut:
KA DIK PM PPP PAP
MUTU
PA KPP FI PO PR Gambar 1
Diagram Model Struktural Komponen Portofolio
16 Tabel 1 Peubah Laten dan Peubah Indikator Peubah Laten
Peubah Indikator
S1 S2 Tingkat Nasional Diklat (DIK) Tingkat Provinsi Tingkat Kabupaten atau Kota Pengalaman Mengajar ( PM ) Masa kerja 5 th - 25 th Perumusan tujuan pembelajaran Pemilihan dan Pengorganisasian materi pembelajaran Pemilihan sumber atau media pembelajaran Perencanaan dan Skenario atau kegiatan belajar Pelaksanaan Pembelajaran Penilaian hasil belajar (PPP ) Prapembelajaran Kegiatan inti Penutup Ketaatan menjalankan ajaran agama Tanggung jawab Kejujuran Kedisiplinan Penilaian dari Atasan dan Keteladanan Pengawas (PAP) Etos kerja Inovasi dan kreativitas Kemampuan menerima kritik dan saran Kemampuan berkomunikasi Kemampuan bekerja sama Bukti Juara Lomba Prestasi Akademik (PA) Guru inti atau Tutor atau Pemandu Pembimbing siswa lomba mencapai juara Pembimbing siswa lomba tidak mencapai juara Karya Pengembangan Membuat modul atau diktat dicetak lokal Profesi (KPP) Membuat media atau alat peraga Tingkat Nasional Keikutsertaan dalam Forum Tingkat Provinsi Ilmiah (FI) Tingkat Kabupaten atau Kota Tingkat Kecamatan Tingkat Provinsi Pengalaman menjadi Tingkat Kabupaten atau Kota pengurus organisasi di Tingkat Kecamatan bidang kependidikan dan Tingkat Desa sosial (PO) Kepala sekolah Waka Pembina ekstra kurikuler Penghargaan yang relevan Tingkat Kabupaten atau Kota (PR) Melaksanakan tugas di daerah terpencil Mutu KA, DIK, PM, PPP, PAP, PA, KPP, FI, PO, PR Kualifikasi Akademik (KA)
( Y1) (Y2) (Y3) (Y4) (Y5) (Y6) (Y7) (Y8 ) (Y9) (Y10) (Y11) (Y12) (Y13 ) (Y14) (Y15) (Y16) (Y17) (Y18) (Y19) (Y20) (Y21) (Y22) (Y23) (Y24) (Y25) (Y26) (Y27) (Y28) (Y29) (Y30) (Y31) (Y32) (Y33) (Y34) (Y35) (Y36) (Y37) (Y38) (Y39) (Y40) (Y41) (Y42) (Y43)
17 Dari model struktural tersebut, dihipotesiskan bahwa peubah-peubah laten eksogen memiliki pengaruh positif terhadap peubah laten endogen mutu. Artinya pencapaian mutu guru yang tinggi ditunjang oleh tingginya nilai komponenkomponen peubah laten eksogen. 3.2.5
Pendugaan Parameter Syarat perlu (necessary conditions) bahwa model dapat ditaksir atau diduga
jika derajat bebasnya ≥ 0, yaitu banyak parameter yang diestimasi lebih kecil dari banyak data yang diketahui. Dalam pendugaan parameter model, nilai awal parameter bebas dipilih supaya menghasilkan dugaan matriks koragam populasi terhadap matriks koragam sampel. Perbedaan kedua matriks tersebut diharapkan relatif kecil. Pada penelitian ini banyaknya parameter yang akan diduga adalah 99. 3.2.6
Pengujian Kesesuaian Model Pada tahap ini dilakukan pengujian model yang diusulkan dalam diagram
jalur, apakah model teoritis sudah sesuai (fit) atau tidak dengan data. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan matriks koragam sampel dengan matriks koragam yang diperoleh dari hasil dugaan. Evaluasi terhadap kinerja model tersebut dilakukan secara menyeluruh. Setelah pemeriksaan terhadap model dilakukan, serta diperoleh model yang layak, langkah berikutnya adalah interpretasi terhadap model yang dikaitkan dengan SEM. 3.2.7
Respesifikasi Model Tujuan respesifikasi atau modifikasi model adalah mencari model yang
sesederhana mungkin atau mendapatkan model yang benar-benar sesuai dengan data, tetapi modelnya harus mampu menjelaskan fenomena yang diteliti. Respesifikasi dapat dilakukan dengan menghilangkan koefisien jalur yang tidak berarti atau menambah jalur pada model yang didasarkan kepada hasil empiris. 3.2.8
Rekomendasi Pembobotan Penilaian Sertifikasi Pada tahapan ini, peneliti mengusulkan bobot nilai masing-masing komponen
yang lebih baik dari bobot nilai sebelumnya, supaya digunakan penilaian portofolio sertifikasi guru.
BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini dibahas deskripsi data sertifikasi guru dan proses pembangunan model struktural yang digunakan untuk mengepas data sertifikasi. Pada tahap selanjutnya, model yang diperoleh diharapkan memiliki manfaat untuk mengidentifikasi indikator-indikator sertifikasi yang mampu mencerminkan peubah yang diukur dan handal serta menghasilkan rekomendasi dalam menentukan bobot tiap komponen sertifikasi guru yang terdiri dari; (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan latihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang pendidikan dan sosial, (10) dan penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.
4.1 Deskripsi Data Sertifikasi guru Skor akhir sertifikasi guru yang digunakan Penyelenggara Sertifikasi Guru adalah 0 sampai 1500. Gambar berikut menyajikan hasil sertfikasi guru di wilayah Kabupaten Pati berdasarkan skor akhir pada tahun 2006 dan tahun 2007. Peserta yang memperoleh skor akhir minimum 850 dinyatakan lulus sertifikasi. Jumlah peserta sertifikasi guru di wilayah Kabupaten Pati pada tahun 2006 dan tahun 2007 adalah 212 orang.
5% 0%
000 - 499 45%
37%
500 - 799 800 - 849 850 - 1099 1100 - 1500
13%
Gambar 1 Hasil Sertifikasi Guru di Wilayah Kabupaten Pati. Gambar l menunjukkan bahwa peserta sertifikasi yang dinyatakan lulus adalah 89 orang (42%) sedangkan 123 orang (58%) dinyatakan belum lulus. Bagi peserta yang belum lulus, 28 orang (13%) harus melengkapi portofolio dan 95 orang (45%) mengikuti pendidikan dan latihan.
19 4.1.1 Deskripsi Kualifikasi Akademik (KA) Indikator-indikator yang digunakan pada komponen Kualifikasi Akademik adalah (Y1) berpendidikan S1 dan (Y2) berpendidikan S2. Berdasarkan tingkat dan relevansi pendidikannya dijabarkan pada Tabel 1 berikut: Tabel 1 Tingkat dan Relevansi Pendidikan Peserta Sertifikasi Guru Komponen KA Ijazah
Indikator
Jumlah
Persen ( % )
S2
Tidak Relevan
11
5.1
S1
Relevan atau sesuai
194
91.5
S1
Serumpun
1
0.5
S1
Tidak sesuai
5
2.4
S1
Bukan kependidikan
1
0.5
212
100%
Jumlah
Dari Tabel 1 terlihat bahwa peserta sertifikasi yang berijazah S2 hanya 5.1%, sedangkan yang berijazah S1 94.9%. Hal ini dikarenakan peserta yang bisa mengikuti sertifikasi guru harus berijazah S1.
4.1.2 Deskripsi Pendidikan dan Latihan (DIK) Indikator-indikator yang digunakan pada komponen Pendidikan dan Latihan adalah: (Y3) diklat tingkat nasional, (Y4) diklat tingkat provinsi, dan (Y5) diklat tingkat kabupaten atau kota. Penjelasan indikator komponen Pendidikan dan Latihan terdapat pada Gambar 2. B o x p lo t P e n d id ik a n d a n L a tih a n 90 80 70
Data
60 50 40 30 20 10 0 Y3
Y4
Gambar 2 Boxplot Klasifikasi Peserta Setifikasi Guru Komponen DIK
Y5
20 Gambar 2 menunjukkan bahwa indikator-indikator (Y3) diklat tingkat nasional, (Y4) diklat tingkat provinsi, dan (Y5) diklat tingkat kabupaten atau kota yang digunakan dalam komponen Pendidikan dan Latihan mempunyai pola penyebaran data yang berbeda. Nilai rata-rata untuk indikator Y3, Y4, dan Y5 berturut-turut adalah: 45.83, 42.67, dan 52.30. Nilai minimum semua indikator adalah 0 yang berarti terdapat guru yang belum pernah mengikuti diklat pada masing-masing indikator.
4.1.3 Deskripsi Pengalaman Mengajar (PM) Indikator yang digunakan untuk mengukur komponen Pengalaman Mengajar adalah masa kerja (Y6). Penjelasan indikator Y6 terdapat pada Gambar 3. B o x p l o t P e n g a l a m a n M e n g a ja r 150 140 130 120 110 100 90 80
Y6
70
Gambar 3 Boxplot Klasifikasi Peserta Setifikasi Guru Komponen PM. Dari Gambar 3, indikator (Y6) masa kerja guru pada komponen Pengalaman Mengajar menunjukkan bahwa data menyebar secara simetris. Nilai minimum indikator tersebut adalah 75 yang berarti peserta sertifikasi paling sedikit mempunyai masa kerja 11 tahun. Rata-rata nilai skor akhir peserta sertifikasi adalah 104 yang berarti peserta sertifikasi rata-rata sudah mempunyai masa kerja 17 tahun. Nilai simpangan baku indikator tersebut adalah 19.91 yang mengindikasikan masa kerja peserta sertifikasi guru sangat beragam.
4.1.4 Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran (PPP) Indikator-indikator yang digunakan pada komponen Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran adalah: (Y7) perumusan tujuan pembelajaran, (Y8) pemilihan dan pengorganisasian materi pembelajaran, (Y9) pemilihan media pembelajaran, (Y10)
21 kegiatan pembelajaran, (Y11) penilaian hasil belajar, (Y12) prapembelajaran, (Y13) kegiatan inti, dan (Y14) penutup. Penjelasan masing-masing indikator terdapat pada Tabel 2. Tabel 2 Deskripsi Komponen Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Min Rataan Maks Simpangan Baku
Y7 4.00 4.76 5.00 0.43
Y8 8.00 9.51 10.00 0.66
Y9 4.00 4.74 5.00 0.44
Y10 8.00 9.36 10.00 0.76
Y11 8.00 9.33 10.00 0.70
Y12 10.00 18.98 20.00 1.54
Y13 50.00 74.84 85.00 5.28
Y14 10.00 18.90 20.00 1.48
Dari Tabel 2, indikator-indikator (Y7, Y8, Y9, Y10, Y11) yang digunakan dalam komponen Perencanaan dan Pelaksanan Pembelajaran mempunyai nilai simpangan baku yang sangat kecil sehingga menunjukkan bahwa hampir semua peserta mempunyai kemampuan dan kualitas hampir sama, sedangkan pada indikator Y12, Y13, dan Y14 mempunyai simpangan baku yang besar yang mengindikasikan peserta mempunyai kemampuan yang beragam.
4.1.5 Deskripsi Penilaian dari Atasan dan Pengawas (PAP) Indikator-indikator yang digunakan pada komponen Penilaian dari Atasan dan Pengawas adalah: (Y15) ketaatan menjalankan ajaran agama, (Y16) tanggung jawab, (Y17) kejujuran, (Y18) kedisiplinan, (Y19) keteladanan, (Y20) etos kerja, (Y21) inovasi dan kreativitas, (Y22) kemampuan menerima kritik dan saran, (Y23) kemampuan berkomunikasi, dan (Y24) kemampuan bekerja sama. Penjelasan indikator komponen Penilaian dari Atasan dan Pengawas terdapat pada Tabel 3. Tabel 3 Deskripsi Komponen Penilaian dari Atasan dan Pengawas Min Rataan Maks Simpangan Baku
Y15 4.00 4.80 5.00 0.40
Y16 4.00 4.67 5.00 0.47
Y17 4.00 4.73 5.00 0.44
Y18 4.00 4.70 5.00 0.46
Y19 3.00 4.69 5.00 0.47
Y20 3.00 4.66 5.00 0.49
Y21 4.00 4.75 5.00 0.43
Y22 4.00 4.75 5.00 0.44
Y23 4.00 4.72 5.00 0.45
Y24 3.00 4.57 5.00 0.50
Dari Tabel 3, indikator-indikator (Y15, Y16, Y17, Y18, Y19, Y20, Y21, Y22, Y23, Y24) yang digunakan dalam komponen Penilaian dari Atasan dan Pengawas menunjukkan bahwa hampir semua peserta memperoleh nilai yang sangat baik. Nilai
22 simpangan baku yang sangat kecil mengindikasikan semua peserta mempunyai kemampuan yang hampir sama.
4.1.6 Deskripsi Prestasi Akademik (PA) Indikator-indikator yang digunakan pada komponen Prestasi Akademik adalah: (Y25) juara lomba, (Y26) guru inti atau tutor atau pemandu, (Y27) pembimbing siswa mencapai juara, dan (Y28) pembimbing siswa tidak mencapai juara. Penjelasan indikator komponen Prestasi Akademik terdapat pada Tabel 4. Tabel 4 Deskripsi Komponen Prestasi Akademik Min Rataan Maks Simpangan Baku
Y25 0.00 11.49 40.00 17.89
Y26 0.00 10.17 45.00 12.24
Y27 0.00 36.86 75.00 14.43
Y28 5.00 53.04 80.00 16.91
Dari Tabel 4, indikator-indikator (Y25, Y26, Y27, Y28) yang digunakan dalam komponen Prestasi Akademik mempunyai nilai simpangan baku yang besar mengindikasikan
peserta sertifikasi mempunyai kemampuan dan prestasi yang
beragam.
4.1.7 Deskripsi Karya Pengembangan Profesi (KPP) Indikator-indikator yang digunakan pada komponen Karya Pengembangan Profesi adalah: (Y29) membuat modul atau diktat dicetak lokal, dan (Y30) membuat media atau alat peraga. Penjelasan indikator komponen Karya Pengembangan Profesi terdapat pada Tabel 5. Tabel 5 Deskripsi Komponen Karya Pengembangan Profesi Min Rataan Maks Simpangan Baku
Y29 0.00 4.03 20.00 7.80
Y30 5.00 18.51 45.00 6.85
Dari Tabel 5, indikator-indikator (Y29, Y30) yang digunakan dalam komponen Karya Pengembangan Profesi menunjukkan bahwa peserta sertifikasi mempunyai nilai simpangan baku besar yang mengindikasikan kemampuan dan prestasi sangat beragam.
23 Nilai rata-rata pada indikator (Y29) kecil yang berarti peserta sertifikasi kurang berkembang dalam hal pembuatan buku atau modul (Y29).
4.1.8 Deskripsi Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah (FI) Indikator-indikator yang digunakan pada komponen Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah adalah: (Y31) FI tingkat nasional, (Y32) FI tingkat provinsi, (Y33) FI tingkat kabupaten atau kota, dan (Y34) FI tingkat kecamatan. Penjelasan indikator komponen Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah terdapat pada Gambar 4. B o x p l o t K e i k u ts e r ta a n d a l a m F o r u m I l m i a h 40
Data
30
20
10
0 Y3 1
Y32
Y3 3
Y3 4
Gambar 4 Boxplot Klasifikasi Peserta Sertifikasi Guru Komponen FI. Dari Gambar 4, nilai minimum semua indikator adalah 0 yang berarti terdapat peserta sertifikasi yang belum pernah mengikuti kegiatan ilmiah. Nilai rata-rata indikator (Y31, Y32, Y33, Y34) berturut-turut adalah: 9.28, 11.98, 12.42, dan 9.69 yang berarti kemampuan dalam komponen Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah sangat rendah. Namun nilai simpangan baku yang sangat besar (7.76, 8.43, 6.93, 5.20) menunjukkan bahwa peserta sertifikasi mempunyai kemampuan dan prestasi yang beragam.
4.1.9 Deskripsi Pengalaman Menjadi Pengurus Organisasi (PO) Indikator-indikator yang digunakan pada komponen pengalaman menjadi pengurus organisasi bidang kependidikan dan sosial adalah: (Y35) PO tingkat provinsi, (Y36) PO tingkat kabupaten atau kota, (Y37) PO tingkat kecamatan, (Y38) PO tingkat desa, (Y39) mejadi kepala sekolah, (Y40) mejadi wakil kepala sekolah, dan (Y41) menjadi Pembina ekstra kokurikuler. Penjelasan indikator Komponen Pengalaman Menjadi Pengurus Organisasi bidang kependidikan dan sosial terdapat pada Gambar 5.
24
B o x p l o t P e n g a l a m a n M e n ja d i P e n g u r u s O r g a n i s a s i 35 30 25
Data
20 15 10 5 0 Y3 5
Y3 6
Y37
Y38
Y3 9
Y4 0
Y41
Gambar 5 Boxplot Klasifikasi Peserta Setifikasi Guru Komponen PO. Dari Gambar 5, nilai rata-rata indikator komponen Pengalaman menjadi pengurus organisasi bidang kependidikan dan sosial adalah sebagai berikut: Y35 (1.67) , Y36 (9.11), Y37 (3.47), Y38 (13.08), Y39 (2.55), Y40 (7.89), dan Y41 (14.81) yang berarti peserta sertifikasi jarang memperoleh nilai pada indikator Y35 (pengurus tingkat provinsi) dan Y39 (kepala sekolah). Terdapat 90% peserta memperoleh nilai 0 pada indikator menjadi pengurus tingkat provinsi dan terdapat 78% peserta yang memperoleh nilai 0 pada indikator menjadi kepala sekolah,
tetapi peserta sertifikasi banyak
memperoleh nilai pada indikator Y38 (pengurus tingkat desa) dan Y41 (Pembina ekstra kokurikuler). Nilai simpangan bakunya berturut-turut: Y35 (5.14), Y36 (5.52), Y37 (6.94), Y38 (4.93), Y39 (5.38), Y40 (5.54), dan Y41 (4.02) yang berarti peserta sertifikasi mempunyai kemampuan yang beragam pada komponen PO.
4.1.10 Deskripsi Penghargaan yang Relevan (PR) Indikator-indikator yang digunakan pada komponen penghargaan yang relevan adalah: (Y42) penghargaan tingkat kabupaten atau kota, dan (Y43) melaksanakan tugas di daerah terpencil atau konflik atau perbatasan. Penjelasan indikator komponen Penghargaan yang Relevan terdapat pada Tabel 6 berikut: Tabel 6 Deskripsi Komponen Penghargaan yang Relevan Min Rataan Maks Simpangan Baku
Y42 0.00 2.37 21.00 4.91
Y43 0.00 3.12 20.00 6.81
25
Dari Tabel 6 terlihat bahwa nilai rata-rata yang dimiliki setiap indikator (Y42, Y43) kecil yang berarti peserta sertifikasi mempunyai kemampuan rendah dalam komponen Penghargaan yang Relevan. Nilai minimum pada kedua indikator adalah 0 yang berarti banyak peserta sertifikasi yang tidak mempunyai Penghargaan yang Relevan. Terdapat 80% peserta yang mempunyai nilai 0 pada komponen Penghargaan yang Relevan.
4.2 Koefisien Pemodelan Sertifikasi dengan menggunakan SEM Dari hasil estimasi menggunakan metode ULS diperoleh bahwa telah terjadi offending estimates. Offending estimates terjadi karena terdapatnya negative error variances. Negative error variances terdapat pada peubah KA, Peubah PM, dan Peubah KPP. Dalam hal negative error variance, model diperbaiki dengan menetapkan error variance tersebut ke nilai nol. Dari hasil Uji Kecocokan Keseluruhan Model diperoleh nilai-nilai alat uji kelayakan (Goodness of Fit) belum memenuhi kriteria baik dari suatu model. Nilai GFI, AGFI, NFI, NNFI, CFI, IFI dan RFI berturut-turut sebagai berikut: 0.91, 0.90, 0.89, 0.94, 0.94, 0.94 dan 0.88. Nilai NFI dan RFI tersebut tidak memenuhi kreteria yang disyaratkan yaitu lebih besar sama dengan 0.90. Nilai Standardized RMR adalah 0.092, dan nilai RMSEA adalah 0.076. Nilai Standardized RMR belum memenuhi nilai yang disarankan yaitu lebih kecil sama dengan 0.05. Nilai Normal Theory Weighted Least Square = 1879.63 dengan nilai P = 0.00000 .Nilai χ 2 masih besar dan nilai p-value belum memenuhi syarat yang dianjurkan yaitu nilai Chi-Square kecil dan nilai p-value lebih besar sama dengan 0.05. Nilai dari Goodness of Fit selengkapnya terdapat pada Lampiran 2. Hasil analisis SEM data sertifikasi guru dapat diperlihatkan pada Gambar 6 Model 1 berikut:
26
0.13 0.32 0.74 0.79 0.71 0.66
KA DIK 1.25
PM
0.87 1.19 1.00
PPP
0.69
MUTU1
0.65
PAP
0.90 1.03
PA
0.54 0.67 0.58 0.55 0.47 0.78 0.81 0.75 0.35 0.60 0.44 0.37 0.49 0.48 0.45 0.59 0.55 0.56
0.84 0.81
KPP
0.79
FI PO PR
χ = 1879.63 Df = 850 P-value = 0.00000 RMSEA = 0.076 2
Chi-Square=1879.63, df=850, P-value=0.00000, RMSEA=0.076
Gambar 6 Model 1 Data Sertifikasi Guru.
0.66 0.69 0.73 0.75 0.67 0.67 0.68 0.69 0.70 0.53 0.38 0.75 0.59 0.45 0.50 0.53 0.53 0.82 0.76
Y1
0.98
Y2
0.90
Y3
0.45
Y4
0.38
Y5
0.50
Y6
0.57
Y7
0.71
Y8
0.56
Y9
0.67
Y10
0.70
Y11
0.78
Y12
0.39
Y13
0.34
Y14
0.43
Y15
0.88
Y16
0.64
Y17
0.81
Y18
0.86
Y19
0.76
Y20
0.77
Y21
0.80
Y22
0.65
Y23
0.70
Y24
0.69
Y25
0.57
Y26
0.53
Y27
0.46
Y28
0.43
Y29
0.54
Y30
0.55
Y31
0.54
Y32
0.52
Y33
0.51
Y34
0.72
Y35
0.86
Y36
0.43
Y37
0.66
Y38
0.80
Y39
0.75
Y40
0.72
Y41
0.71
Y42
0.33
Y43
0.42
0.00
27 4.3 Modifikasi Model Struktural Sertifikasi Guru Dari uraian hasil pengujian pengepasan data dengan menggunakan metode ULS diperoleh bahwa pengepasan data sertifikasi belum memenuhi kriteria model yang baik. Oleh karenanya diperlukan modifikasi model dengan menambahkan jalur koragam di antara galat indikator dengan memperhatikan indeks modifikasi sehingga dihasilkan model yang lebih baik. Jalur hubungan baru yang ditambahkan berdasarkan indeks modifikasi. Jalur yang ditambahkan pada model struktural adalah jalur koragam. Penambahan jalur baru ini berhasil memperbaiki model secara signifikan ditandai dengan berkurangnya nilai χ
2
menjadi 852.65 dan semakin kecilnya nilai RMSAE menjadi 0.03. Nilai-nilai alat uji kelayakan model modifikasi dengan kriteria baik terdapat pada Lampiran 3. Penambahan jalur baru antar galat indikator diperlihatkan pada Gambar 7 Model 2. Perbandingan hasil uji kelayakan model antara sebelum dan sesudah modifikasi disajikan dalam Tabel 7 berikut: Tabel 7 Perbandingan hasil uji kelayakan model sebelum dan sesudah modifikasi Kriteria
χ2 GFI AGFI RMSEA RMSR NFI NNFI CFI IFI RFI
Kritis Relatif kecil Nilai p ≥ 0.05 ≥ 0.90 ≥ 0.90 ≤ 0.08 ≤ 0.05 > 0.9 > 0.9 > 0.9 > 0.9 > 0.9
Indeks Kesesuaian Metode ULS Sebelum modifikasi Sesudah modifikasi 1879.63 852.65 0.00 0.0043 0.91 0.96 0.90 0.95 0.08 0.03 0.09 0.07 0.89 0.94 0.94 0.99 0.94 0.99 0.94 0.99 0.88 0.93
Dari hasil modifikasi, nilai GFI, AGFI, NFI, NNFI, CFI, RFI > 0.9, dan nilai RMSEA
≤ 0.08, sedangkan nilai p dan nilai RMSR menunjukkan kecocokan kurang baik. Jadi secara umum dapat disimpulkan bahwa kecocokan keseluruhan model hasil modifikasi adalah baik. Dengan demikian model pada Gambar 7 Model 2 merupakan model yang dimodifikasi dapat diterima sebagai model yang mampu mengepas data sertifikasi guru di wilayah Kabupaten Pati. Hasil modifikasi data sertifikasi guru dengan menggunakan SEM dapat dijelaskan pada Gambar 7 Model 2 sebagai berikut:
28
Y1
0.97
Y2
0.84
Y3
0.46
Y4
0.37
Y5
0.50
Y6
0.36
Y7
0.70
Y8
0.55
0.09
0.17 0.41 0.74 0.79 0.71
DIK 1.00
PM
0.88 1.00 1.00
MUTU1
PPP
0.63 0.59
PAP
0.90 1.00
PA
0.85 0.84
KPP
0.77
FI PO
0.55 0.67 0.55 0.52 0.47 0.76 0.84 0.73 0.38 0.58 0.41 0.39 -0.04 0.48 0.48 0.08 0.46 0.60 -0.15 0.55 0.06 0.56 0.08 -0.15 0.72 0.71 0.74 0.77 0.65 0.70
0.70 0.73
Y11
0.78
Y12
0.42
Y13
0.30
Y14
0.47
Y15
0.85
Y16
0.66
Y17
0.83
Y18
0.85
0.19
0.15
0.80
KA
Y9 Y10
0.26 0.09
-0.05 -0.08
0.29 0.25 -0.15 0.23 0.20 0.20 0.30 0.240.38 0.29 0.28 0.20 0.18 0.240.19 0.25 0.26 0.23 0.26 0.23 0.19 0.31 0.38 0.25 0.21 0.19 0.23 0.18 0.32 0.28 0.19 0.21 0.28 0.22 0.17 0.19 0.34 0.23 0.29
Y19
0.77
-0.160.25
Y20
0.77
0.00
Y21
0.79
Y22
0.64
Y23
0.69
-0.16 -0.17
-0.18 0.10 -0.11 0.12 -0.12 -0.11
Y24
0.69
Y25
0.48
Y26
0.50
Y27
0.45
Y28
0.41
Y29
0.57
-0.12
-0.07
-0.18 -0.13 -0.15 -0.23 -0.24 0.21
PR
χ 2 = 852.65 Df = 747 P-value = 0.0043 RMSEA = 0.026
0.69 0.70 0.70 0.51 0.36 0.73 0.56 0.45 0.45 0.52 0.54
-0.13 -0.14 -0.09 -0.22 -0.17 -0.17
-0.28
-0.21 Y30
0.51
Y31
0.52
Y32
0.51
Y33
0.51
Y34
0.74
Y35
0.87
Y36
0.46
Y37
0.68
Y38
0.80
Y39
0.80
Y40
0.73
-0.06 0.09-0.210.07
-0.16
-0.10 0.18
0.15 0.22 0.23 0.18 0.30
Y42
0.21 0.71 0.15 0.07 0.32
Chi-Square=852.65, df=747, P-value=0.00425, RMSEA=0.026
Y43
0.43
Gambar 7 Model 2 Hasil Modifikasi Sertifikasi Guru
0.15 -0.07 0.06 0.25 0.32
0.10
Y41
-0.10 0.15
0.21 0.82 0.76
-0.18 -0.14
0.22 0.16
29 4.4 Uji Kecocokan Keseluruhan Model Berdasarkan Gambar 7, hasil analisis SEM Model 2 dan penghitungan dengan Lisrel 8.30 diperoleh nilai dari masing-masing alat uji kelayakan sebagai berikut: nilai GFI, AGFI, NFI, NNFI, CFI, RFI > 0.9, RMSEA ≤ 0.08, nilai p = 0.0043 dan RMSR relatif kecil yaitu 0.026, sehingga secara umum sudah memenuhi kriteria baik suatu model. Hasil nilai-nilai alat uji kelayakan terdapat pada Lampiran 3. Dengan demikian Model 2 pada Gambar 7 merupakan model dengan metode ULS dapat diterima sebagai model yang mampu mengepas data sertifikasi guru di wilayah Kabupaten Pati. 4.5 Uji kecocokan Model Pengukururan Untuk menguji derajat kesesuaian indikator-indikator yang digunakan pada masing-masing peubah laten pada model penelitian digunakan pendekatan Construct Reliability dan Variance Extracted. Dari hasil penghitungan dengan Lisrel 8.30 diperoleh nilai Construct Reliability dan Variance Extracted sebagai berikut: 4.5.1 Kualifikasi Akademik (KA) Dari hasil penghitungan diperoleh nilai Construct Reliability dan Variance Extracted Peubah Laten Kualifikasi Akademik diperlihatkan pada Tabel 8. Tabel 8 Nilai Construct Reliability dan Variance Extracted Peubah KA Indikator Standardized KA Loading Y1 0.17 Y2 0.41 JML 0.58 Construct Reliability Variance Extracted
(Standardized Loading)^2 0.03 0.17 0.20 0.16 0.10
Nilai T 0.00 1.32
Error Variance 0.97 0.84 1.81
Peubah Laten Kualifikasi Akademik terdiri dari 2 buah indikator yaitu: ijazah S1 (Y1) dan ijazah S2 (Y2). Construct Reliability untuk peubah laten Kualifikasi Akademik sebesar 0.16 yang berarti masih dibawah yang direkomendasikan yaitu 0.7. Variance Extracted dari kedua indikator untuk peubah Kualifikasi Akademik sebesar 0.10 yang berarti sebesar 10% informasi yang terkandung pada peubah indikator dapat terwakili dalam peubah laten Kualifikasi Akademik. Nilai t menunjukkan bahwa semua peubah indikator tidak signifikan dalam membentuk peubah laten (nilai t hitung lebih kecil nilai t kritis 1.96). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kedua peubah yang digunakan untuk mengukur peubah laten Kualifikasi Akademik adalah tidak mampu
30 mencerminkan peubah yang diukur dan belum reliabel. Hal ini disebabkan semua peserta sertifikasi harus berijazah SI yang seharusnya peserta tidak dibatasi sementara peserta
sertifikasi yang berijazah S2 jumlahnya sangat kecil dan bukan bidang
kependidikan. 4.5.2 Pendidikan dan Latihan (DIK) Dari hasil penghitungan diperoleh nilai Construct Reliability dan Variance Extracted Peubah Laten Pendidikan dan Latihan disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 Nilai Construct Reliability dan Variance Extracted Peubah DIK Indikator Standardized DIK Loading Y3 0.74 Y4 0.79 Y5 0.71 JML 2.24 Construct Reliability Variance Extracted
(Standardized Loading)^2 0.55 0.62 0.50 1.68 0.79 0.56
Nilai T 17.00 15.61 14.37
Error Variance 0.46 0.37 0.50 1.33
Peubah Laten Pendidikan dan Latihan terdiri dari 3 buah indikator yaitu: diklat tingkat nasional (Y3), diklat tingkat provinsi (Y4), dan diklat tingkat kabupaten atau kota (Y5). Nilai Construct Reliability untuk peubah laten Pendidikan dan Latihan sebesar 0.79 yang berarti sudah di atas yang direkomendasikan yaitu 0.7. Nilai Variance Extracted dari ketiga indikator untuk peubah laten Pendidikan dan Latihan sebesar 0.56 yang berarti sebesar 56% informasi yang terkandung pada peubah indikator dapat terwakili dalam peubah laten Pendidikan dan Latihan. Nilai t menunjukkan bahwa semua peubah indikator signifikan dalam membentuk peubah laten (semua nilai t hitung lebih besar nilai t kritis 1.96). Semua peubah yang digunakan mampu mencerminkan peubah yang diukur dan reliabel untuk mengukur peubah laten Pendidikan dan Latihan. 4.5.3 Pengalaman Mengajar Komponen Pengalaman Mengajar terdiri satu indikator penilaian yaitu masa kerja (Y6) dengan demikian indikator tersebut dapat digunakan untuk mengukur secara penuh peubah laten Pengalaman Mengajar. Dari penghitungan diperoleh nilai Construct Reliability adalah 0.70 dan Variance Extracted adalah 0.64. Nilai faktor loading dari peubah (Y6) adalah 0.80, sehingga indikator (Y6) mampu mencerminkan peubah yang diukur dan reliabel untuk mengukur peubah Pengalaman Mengajar. Masa kerja tersebut
31 dihitung dari 5 tahun sampai masa kerja lebih dari 25 tahun dengan interval 3 tahun. Rentang skor penilaian 55 sampai 160 dengan interval nilai 15. 4.5.4 Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran (PPP) Dari hasil penghitungan diperoleh nilai Construct Reliability dan Variance Extracted Peubah Laten Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran diperlihatkan pada Tabel 10. Tabel 10 Nilai Construct Reliability dan Variance Extracted Peubah Laten PPP Indikator Standardized PPP Loading Y7 0.55 Y8 0.67 Y9 0.55 Y10 0.52 Y11 0.47 Y12 0.76 Y13 0.84 Y14 0.73 JML 5.09 Construct Reliability Variance Extracted
(Standardized Loading)^2 0.30 0.45 0.30 0.27 0.22 0.58 0.71 0.53 3.36 0.85 0.42
Nilai T 25.76 8.55 8.03 7.82 7.31 8.69 8.66 8.73
Error Variance 0.70 0.55 0.70 0.73 0.78 0.42 0.30 0.47 4.65
Peubah Laten Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran (PPP) terdiri dari 8 buah indikator yaitu: perumusan tujuan pembelajaran (Y7), pemilihan dan pengorganisasian materi pembelajaran (Y8), pemilihan sumber atau media pembelajaran (Y9), skenario atau kegiatan belajar (Y10), penilaian hasil belajar (Y11), prapembelajaran (Y12), kegiatan inti (Y13), dan penutup (Y14). Nilai Construct Reliability untuk peubah laten Perencanan dan Pelaksanaan Pembelajaran sebesar 0.85 yang berarti sudah di atas yang direkomendasikan yaitu 0.7. Nilai Variance Extracted dari kedelapan indikator untuk peubah laten Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran sebesar 0.42 yang berarti hanya sebesar 42% informasi yang terkandung pada peubah indikator dapat terwakili dalam peubah laten Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran. Nilai t menunjukkan bahwa semua peubah indikator signifikan dalam membentuk peubah laten (semua nilai t hitung lebih besar nilai t kritis 1.96). Diantara kedelapan peubah indikator, peubah Y13 memiliki bobot yang lebih besar dibanding indikator lainnya. Dari Tabel 10 menunjukkan bahwa indikator (Y11) penilaian hasil
32 belajar yang digunakan untuk mengukur peubah laten PPP tidak mampu mencerminkan peubah yang diukur, hal ini disebabkan indikator tersebut mempunyai simpangan baku yang kecil. Dari table 10 juga menunjukkan bahwa indikator yang digunakan untuk mengukur peubah laten PPP belum reliabel.
4.5.5 Penilaian dari Atasan dan Pengawas (PAP) Dari hasil penghitungan diperoleh nilai Construct Reliability dan Variance Extracted Peubah Laten Penilaian dari Atasan dan Pengawas (PAP) diperlihatkan pada Tabel 11. Tabel 11 Nilai Construct Reliability dan Variance Extracted Peubah Laten PAP Indikator Standardized PAP Loading Y15 0.38 Y16 0.58 Y17 0.41 Y18 0.39 Y19 0.48 Y20 0.48 Y21 0.46 Y22 0.60 Y23 0.55 Y24 0.56 JML 4.89 Construct Reliability Variance Extracted
(Standardized Loading)^2 0.14 0.34 0.17 0.15 0.23 0.23 0.21 0.36 0.30 0.31 2.45 0.76 0.25
Nilai T 23.01 4.12 3.93 4.16 4.09 4.30 4.23 4.31 4.35 4.36
Error Variance 0.85 0.66 0.83 0.85 0.77 0.77 0.79 0.64 0.69 0.69 7.54
Peubah Laten Penilaian dari Atasan dan Pengawas (PAP) terdiri dari 10 buah indikator yaitu: ketaatan menjalankan ajaran agama (Y15), tanggung jawab (Y16), kejujuran (Y17), kedisiplinan (Y18), keteladanan (Y19), etos kerja (Y20), enovasi dan kreativitas (Y21), kemampuan menerima kritik dan saran (Y22), kemampuan berkomunikasi (Y23), dan kemampuan bekerja sama (Y24). Nilai Construct Reliability untuk peubah laten Penilaian dari Atasan dan Pengawas sebesar 0.76 yang berarti sudah di atas yang direkomendasikan yaitu 0.7. Nilai Variance Extracted dari kesepuluh indikator untuk peubah laten Penilaian dari Atasan dan Pengawas sebesar 0.25 yang berarti hanya sebesar 25% informasi yang terkandung pada peubah indikator dapat terwakili dalam peubah laten Penilaian dari Atasan dan Pengawas. Nilai t menunjukkan bahwa semua peubah indikator signifikan dalam membentuk peubah laten (semua nilai t
33 hitung lebih besar nilai t kritis 1.96). Diantara kesepuluh peubah indikator, peubah Y16 dan peubah Y22 memiliki bobot yang lebih besar dibanding indikator lainnya. Dari Tabel 6 menunjukkan bahwa indikator (Y15) ketaatan menjalankan ajaran agama, (Y17) kejujuran, (Y18) kedisiplinan, (Y19) keteladanan (Y20) etos kerja, (Y21) inovasi dan kreativitas yang digunakan untuk mengukur peubah laten Penilaian dari Atasan dan Pengawas tidak
mampu mencerminkan peubah yang diukur, hal ini disebabkan
indikator tersebut mempunyai simpangan baku yang kecil. Dari tabel 11 menunjukkan bahwa indikator yang digunakan untuk mengukur peubah laten Penilaian dari Atasan dan Pengawas belum reliabel.
4.5.6 Prestasi Akademik (PA) Hasil penghitungan diperoleh nilai Construct Reliability dan Variance Extracted Peubah Prestasi Akademik diperlihatkan pada Tabel 12. Tabel 12 Nilai Construct Reliability dan Variance Extracted Peubah PA Indikator Standardized PA Loading Y25 0.72 Y26 0.71 Y27 0.74 Y28 0.77 JML 2.94 Construct Reliability Variance Extracted
(Standardized Loading)^2 0.52 0.50 0.55 0.59 2.16 0.82 0.54
Nilai T 17.03 14.85 15.22 15.32
Error Variance 0.48 0.50 0.45 0.41 1.84
Peubah Laten Prestasi Akademik terdiri dari 4 buah indikator yaitu: juara lomba (Y25), guru inti atau tutor atau pemandu (Y26), pembimbing siswa sampai juara (Y27), dan pembimbing siswa tidak mencapai juara (Y28). Nilai Construct Reliability untuk peubah laten Prestasi Akademik sebesar 0.82 yang berarti sudah di atas yang direkomendasikan yaitu 0.7. Nilai Variance Extracted dari keempat indikator untuk peubah laten Prestasi Akademik sebesar 0.54 yang berarti sebesar 54% informasi yang terkandung pada peubah indikator dapat terwakili dalam peubah laten Prestasi Akademik. Nilai t menunjukkan bahwa semua peubah indikator signifikan dalam membentuk peubah laten ( nilai t hitung lebih besar nilai t kritis 1.96). Dari Tabel 7 menunjukkan bahwa indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur peubah laten Prestasi Akademik mampu mencerminkan peubah yang diukur dan reliabel.
34
4.5.7 Karya Pengembangan Profesi (KPP) Hasil penghitungan diperoleh nilai CR dan VE peubah KPP pada Tabel 13. Tabel 13 Nilai Construct Reliability (CR) dan Variance Extracted (VE) Peubah KPP Indikator Standardized KPP Loading Y29 0.65 Y30 0.70 JML 1.35 Construct Reliability Variance Extracted
(Standardized Loading)^2 0.42 0.49 0.91 0.63 0.46
Nilai T 0.00 13.67
Error Variance 0.57 0.51 1.08
Peubah Laten Karya Pengembangan Profesi terdiri dari 2 buah indikator yaitu: membuat modul atau diktat dicetak lokal (Y29), dan membuat media atau alat peraga (Y30). Nilai Construct Reliability untuk peubah laten Karya Pengembangan Profesi sebesar 0.63 yang berarti masih dibawah yang direkomendasikan yaitu 0.7. Nilai Variance Extracted dari kedua indikator untuk peubah laten Karya Pengembangan Profesi sebesar 0.46 yang berarti sebesar 46% informasi yang terkandung pada peubah indikator dapat terwakili dalam peubah laten Karya Pengembangan Profesi. Tabel 13 menunjukkan bahwa indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur peubah laten KPP sudah mampu mencerminkan peubah yang diukur tetapi belum reliabel. 4.5.8 Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah (FI) Hasil penghitungan diperoleh nilai CR dan VE peubah FI pada Tabel 14. Tabel 14 Nilai Construct Reliability dan Variance Extracted Peubah Laten FI Indikator Standardized FI Loading Y31 0.69 Y32 0.70 Y33 0.70 Y34 0.51 JML 2.60 Construct Reliability Variance Extracted
(Standardized Loading)^2 0.48 0.49 0.49 0.26 1.72 0.75 0.43
Nilai T 21.16 13.71 13.70 10.90
Error Variance 0.52 0.51 0.51 0.74 2.28
Peubah Laten Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah terdiri dari 4 buah indikator yaitu: tingkat nasional (Y31), tingkat provinsi (Y32), tingkat kabupaten atau kota (Y33),
35 dan tingkat kecamatan (Y34). Nilai Construct Reliability untuk peubah laten Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah sebesar 0.75 yang berarti sudah di atas yang direkomendasikan yaitu 0.7. Nilai Variance Extracted dari keempat indikator untuk peubah laten keikutsertaan dalam forum ilmiah sebesar 0.43 yang berarti sebesar 43% informasi yang terkandung pada peubah indikator dapat terwakili dalam peubah laten FI. Nilai t menunjukkan bahwa semua peubah indikator signifikan dalam membentuk peubah laten (nilai t hitung lebih besar nilai t kritis 1.96). Diantara keempat peubah indikator, peubah Y32 memiliki bobot yang lebih besar dibanding indikator lainnya. Tabel 14 menunjukkan bahwa indikator yang digunakan untuk mengukur peubah laten FI sudah mampu mencerminkan peubah yang diukur tetapi belum reliabel. 4.5.9 Pengalaman Menjadi Pengurus suatu Organisasi (PO) Dari hasil penghitungan diperoleh nilai Construct Reliability dan Variance Extracted peubah Laten PO diperlihatkan pada Tabel 15. Tabel 15 Nilai Construct Reliability dan Variance Extracted Peubah Laten PO Indikator Standardized PO Loading Y35 0.36 Y36 0.73 Y37 0.56 Y38 0.45 Y39 0.45 Y40 0.52 Y41 0.54 JML 3.61 Construct Reliability Variance Extracted
(Standardized Loading)^2 0.13 0.53 0.31 0.20 0.20 0.27 0.29 1.94 0.72 0.28
Nilai T 36.13 4.57 4.28 4.52 3.90 4.59 4.32
Error Variance 0.87 0.46 0.68 0.80 0.80 0.73 0.71 5.05
Peubah Laten Pengalaman Menjadi Pengurus suatu Organisasi terdiri dari 7 buah indikator yaitu: tingkat nasional (Y35), tingkat provinsi (Y36), tingkat kabupaten atau kota (Y37), tingkat kecamatan (Y38), kepala sekolah (Y39), waka (Y40), dan pembina kegiatan ektra kokurikuler (Y41). Nilai Construct Reliability untuk peubah laten pengalaman menjadi pengurus suatu organisasi sebesar 0.72 yang berarti sudah di atas nilai yang direkomendasikan yaitu 0.7. Nilai Variance Extracted dari ketujuh indikator peubah laten Pengalaman Menjadi Pengurus suatu Organisasi sebesar 0.28 yang berarti sebesar 28% informasi yang terkandung pada peubah indikator dapat terwakili dalam
36 peubah laten Pengalaman Menjadi Pengurus suatu Organisasi. Nilai t menunjukkan bahwa semua peubah indikator signifikan dalam membentuk peubah laten (nilai t hitung lebih besar nilai t kritis 1.96). Diantara ketujuh peubah indikator, peubah Y36 dan peubah Y37 memiliki bobot yang lebih besar dibanding indikator lainnya. Pada Tabel 10 menunjukkan bahwa indikator (Y35) menjadi pengurus tingkat provinsi, (Y38) menjadi pengurus tingkat desa, dan (Y39) menjadi kepala sekolah yang digunakan untuk mengukur peubah laten PO tidak mampu mencerminkan peubah yang diukur, hal ini disebabkan indikator Y38
mempunyai simpangan baku yang kecil, sementara
Y35.(90%) dan Y39 (78%) mempunyai nilai 0. Tabel 15 menunjukkan bahwa indikator yang digunakan untuk mengukur peubah PO belum reliabel. 4.5.10 Penghargaan yang Relevan (PR) Dari hasil penghitungan diperoleh nilai Construct Reliability dan Variance Extracted Peubah Laten Penghargaan yang Relevan diperlihatkan pada Tabel 16. Tabel 16 Nilai Construct Reliability dan Variance Extracted Peubah Laten PR Indikator Standardized PR Loading Y42 0.82 Y43 0.76 JML 1.58 Construct Reliability Variance Extracted
(Standardized Loading)^2 0.67 0.58 1.25 0.77 0.63
Nilai T 11.38 15.53
Error Variance 0.32 0.43 0.75
Peubah Laten Penghargaan yang Relevan terdiri dari 2 buah indikator yaitu: (Y42) penghargaan tingkat kabupaten atau kota dan (Y43) melaksanakan tugas di daerah terpencil. Nilai Construct Reliability untuk peubah laten penghargaan yang relevan sebesar 0.77 yang berarti sudah di atas yang direkomendasikan yaitu 0.7. Nilai Variance Extracted dari kedua indikator untuk peubah laten Penghargaan yang Relevan sebesar 0.63 yang berarti sebesar 63% informasi yang terkandung pada peubah indikator dapat terwakili dalam peubah laten Penghargaan yang Relevan. Nilai t menunjukkan bahwa semua peubah indikator signifikan dalam membentuk peubah laten (nilai t hitung lebih besar nilai t kritis 1.96). Diantara kedua peubah indikator, peubah Y42 memiliki bobot yang lebih besar dibanding indikator lainnya. Tabel 16 menunjukkan bahwa indikator yang digunakan untuk mengukur peubah laten PR sudah mampu mencerminkan peubah yang diukur dan reliabel.
37 Dari hasil penghitungan menunjukkan bahwa indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur peubah DIK, PM, PA, dan PR adalah mampu mencerminkan peubah yang diukur dan reliabel, indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur variable KPP, dan FI mampu mencerminkan peubah yang diukur tetapi belum reliabel, dan indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur peubah PPP, PAP, dan PO sebagian tidak mampu mencerminkan peubah yang diukur dan belum reliabel.
4.6 Analisis Persamaan Struktural Dari hasil analisis diperoleh persamaan struktural pada tabel 17 sebagai berikut: Tabel 17 Hasil Analisis Persamaan struktural Standardized
Simpangan
Error 2
Komponen
Loading
Variance
R
Baku
t
KA
1.00
0.00
1.00
0.02
46.95
DIK
0.88
0.23
0.77
0.02
42.13
PM
1.00
0.00
1.00
0.02
46.96
PPP
0.63
0.63
0.40
0.02
34.19
PAP
0.59
0.65
0.35
0.02
32.00
PA
0.90
0.18
0.82
0.02
44.44
KPP
1.00
1.00
1.00
0.02
45.99
FI
0.85
0.27
0.73
0.02
42.06
PO
0.84
0.29
0.71
0.02
38.95
PR
0.77
0.40
0.60
0.02
33.01
Persamaan struktural
tersebut menunjukkan bahwa nilai t masing-masing
persamaan strukturalnya lebih besar dari nilai t kritis, yang berarti semua komponen yang digunakan untuk mengukur peubah MUTU1 adalah signifikan.
4.7 Rekomendasi Pembobotan Komponen Portofolio Hasil analisis data sertifikasi yang dimodifikasi menunjukkan bahwa model yang baru lebih baik dari model yang belum dimodifikasi. Proporsi nilai faktor loading dari masing-masing komponen digunakan acuan untuk menetapkan bobot masing-masing komponen portofolio (Lampiran 4). Perbandingan bobot penilaian komponen portofolio terdapat pada Gambar 8 berikut:
38
30 25 25 20 15
14
15
14 11
12
14 12
12 11 9
10
7
5
5
5
9
8 5
4
4
PO
PAP
4
0 KA
DIK
PM
PPP
PA
KPP
FI
PR
BOBOT LAMA (%) BOBOT BARU (%)
Gambar 8 Perbandingan bobot penilaian Komponen Portofolio. Pada Gambar 8 terlihat bahwa komponen Kualifikasi Akademik yang semula mempunyai bobot 25% menjadi 14%. Hal ini dikarenakan indikator Y1 (ijazah S1) mempunyai keragaman yang kecil. Terdapat 205 (97%) peserta yang berijazah S1 sesuai dengan mata pelajaran dan 6 peserta yang berijazah S1 non-kependidikan, sementara peserta yang berijazah S2 tidak kependidikan (Y2) sangat kecil. Terdapat 201 (95%) peserta sertifikasi tidak berijazah S2, sehingga komponen Kualifikasi Akademik sangat kecil berpengaruh dalam peningkatan mutu guru. Komponen Pendidikan dan Latihan mempunyai bobot 11% yang semula 15%. Perubahan tersebut dikarenakan komponen ini yang diharapkan dapat mengembangkan atau meningkatkan kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik belum tercapai dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan skor nilai rata-rata pada komponen Pendidikan dan Latihan
mencapai 56% dari skor maksimum dan nilai rata-rata
simpangan baku yang besar, yang berarti kualitas guru belum merata, sehingga komponen Pendidikan dan Latihan diberi proporsi nilai yang lebih rendah dari bobot semula karena komponen tersebut belum bisa meningkatkan mutu guru secara signifikan. Komponen Pengalaman Mengajar, mempunyai bobot 14% yang semula 12%. Data menunjukkan bahwa rata-rata masa kerja peserta 17 tahun, yang diharapkan dapat mempunyai pengalaman mengenal anak didik, mengemas bahan ajar, melakukan PTK, dan menentukan strategi pembelajaran tercapai dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan
39 nilai rata-rata peserta pada komponen pengalaman mengajar mencapai 67% dari skor maksimum. Komponen Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran dan Komponen Penilaian dari Atasan dan Pengawas mempunyai bobot 5% yang semula 12%, Pada komponen ini hendaknya diberikan bobot yang lebih rendah karena komponen tersebut mempunyai nilai rata-rata simpangan baku yang kecil. Komponen Prestasi Akademik mempunyai bobot 11% yang semula 12%, dan Pada komponen Penilaian dari Atasan dan Pengawas mempunyai bobot 5% yang semula 4%. Perubahan pada kedua komponen tersebut tidak signifikan Komponen Karya Pengembangan Profesi mempunyai bobot 14% yang semula 7%, Pada komponen ini hendaknya diberikan bobot yang lebih tinggi. Hal ini ditunjukkan nilai rata-rata peserta pada komponen Karya Pengembangan Profesi mencapai 82% dari skor maksimum. Komponen Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah mempunyai bobot 9% yang semula 5%. Dari kegiatan ilmiah inilah guru dapat meningkatkan kompetensinya, baik dalam bentuk work shop, lokakarya, atau seminar. Data menunjukkan bahwa peserta dapat mencapai nilai rata-rata 71% dari skor maksimum, sehingga komponen ini diberi bobot nilai yang lebih tinggi dari semula. Komponen Pengalaman menjadi Pengurus Organisasi mempunyai bobot 9% yang semula 4%. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu guru dapat dilaksanakan melalui organisasi kependidikan yang dibentuk antarlembaga pendidikan, misalkan MGMP. Organisasi ini rutin mengadakan pertemuan untuk membahas permasalahan yang muncul pada proses pembelajaran sehingga dapat mengembangkan dan meningkatkan kompetensi guru. Komponen Penghargaan yang Relevan mempunyai bobot 8% yang semula 4%. Salah satu bentuk penghargaan pemerintah bagi guru yang bertugas di daerah terpencil adalah memberi bobot pada komponen tersebut yang lebih besar dari bobot semula sehingga guru-guru yang betugas di daerah terpencil merasa masih diperhatikan pemerintah.
BAB V KESIMPULAN 5.1 Simpulan Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Komponen Kualifikasi Akademik, Pendidikan dan Latihan, Pengalaman Mengajar, Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran, Penilaian dari Atasan dan Pengawas, Prestasi Akademik, Karya Pengembangan Profesi, Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah dan Pengalaman menjadi Pengurus suatu Organisasi Pendidikan dan Sosial adalah signifikan berpengaruh terhadap mutu guru. 2. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur peubah Kualifikasi Akademik belum mampu mencerminkan peubah Kualifikasi Akademik, hal ini disebabkan karena adanya pembatasan peserta sertifikasi harus berijazah S1 dan peserta yang berijazah S2 sangat sedikit. 3. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur peubah Pendidikan dan Latihan, Pengalaman Mengajar, peubah Prestasi Akademik, dan peubah Penghargaan yang Relevan mampu mencerminkan peubah-peubah yang diukurnya. 4. Indikator penilaian hasil belajar belum mampu mencerminkan peubah Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran. 5. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur peubah Karya Pengembangan Profesi dan peubah Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah mampu mencerminkan peubah-peubah yang diukurnya, tetapi belum reliabel. 6. Indikator tanggung jawab, kejujuran, kedisiplinan, keteladanan, etos kerja, enovasi dan kreativitas belum mampu mencerminkan peubah Penilaian dari Atasan dan Pengawas. 7. Indikator kepengurusan tingkat provinsi, kepengurusan tingkat desa, dan menjadi kepala sekolah belum mampu mencerminkan peubah Pengalaman Menjadi Pengurus suatu Organisasi dalam bidang pendidikan dan sosial.
41
8. Berdasarkan hasil SEM bobot penilaian untuk masing-masing komponen portofolio adalah sebagai berikut : Kualifikasi Akademik (14%), Pendidikan dan Latihan (11%), Pengalaman Mengajar (14%), Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran (5%), Penilaian dari Atasan dan Pengawas (5%), Prestasi
Akademik
(11%),
Karya
Pengembangan
Profesi
(14%),
Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah (9%), Pengalaman menjadi Pengurus suatu Organisasi Pendidikan dan Sosial (9%), dan Penghargaan yang Relevan 8%.
5.2 Saran 1. Indikator berijazah S1 tidak perlu digunakan sebagai indikator penilaian, tetapi sebagi persyaratan peserta sertifikasi. 2. Bagi peserta berijazah S1 kependidikan diupayakan mengajar mata pelajaran sesuai dengan ijazahnya, dan bagi yang bukan kependidikan diupayakan memperoleh Akta Mengajar dan mengajar mata pelajaran sesuai dengan ijazahnya. 3. Guru hendaknya mengikuti secara aktif setiap kegiatan pendidikan dan latihan yang relevan dengan tugas guru. 4. Guru diberi kesempatan yang lebih luas dalam berkarya untuk pengembangan profesi, misalnya menulis buku, artikel, diktat, dan makalah. 5. Upayakan guru terlibat aktif dalam berbagai forum ilmiah secara periodik dalam level-level yang ada. 6. Upayakan guru aktif dalam berbagai organisasi kependidikan. 7. Dilakukan penelitian lebih lanjut dengan data yang lebih banyak dengan responden yang berasal dari berbagai wilayah, karena pada penelitian ini hanya menggunakan data responden di Wilayah Kabupaten Pati.
42
DAFTAR PUSTAKA Bollen, K. A. 1989. Structural Equation with Latent Variables. Wiley, New York Bacon, L.D.1999. Using LISREL and PLS to Measure Customer Satisfaction. Seventh Annual Satooth Sofware Conference. La Jolla CA. http://www.Iba.com/pdf/csm.pls.pdf Jalal, F. 2007. Sertifikasi Guru untuk Mewujudkan Pendidikan yang Bermutu. Depdiknas. http://www.sertifikasiguru.org [Depdiknas] Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Panduan Penyusunan Portofolio Sertifikasi Guru. Jakarta Direktorat Ketenagaan 2006. Panduan sertifikasi Guru bagi LPTK Tahun 2006. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional Hadi, S. 2004. Model Hubungan Konstruk Kinerja Kepala Sekolah. Disertasi. UNY Yogjakarta. http://pps.uny.ac.id. Hair J.F, R.E. Anderson, R.L.Tatham, & W.C.Black. 1998. Multivariate Data Analysis: With Reading. Fourth Edition. Prentice Hall. New Jersey. Jöreskog, K. G & Sörbom, D. 1999. Lisrel 8 New Statistical Features. SSI, Chicago Marisi, A.K. 2003. Efektivitas Model Pengukuran Kreativitas dalam Pembelajaran. UNY Yogyakarta. http://pps.uny.ac.id Muslich, M. 2007. Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. Bumi Aksara. Jakarta Narimawati, U & Sarwono, J. 2007. Structural Equation Model dalam Riset Ekonomi. Gava Media, Bandung Owik. 2005. Lisrel untuk Analisis Multivariat. Semarang. http://www.pintunet.com Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 tahun 2005 tentang Standarisasi Nasional Pendidikan Permendiknas, 2007. Sertifikasi Bagi http://sertifikasiguru.org/index.php
Guru
dan
Dosen.
Depdiknas.
Syafei, M.Y. & Pribadi, E.M. 2003. Analisis Pengaruh Motivasi Kerja dan Faktor Kognisi Pekerja Terhadap Kemampuan Kerja serta Dampaknya Terhadap Performansi Kerja. Universitas Pasundan. Bandung. http://www.unpas.ac.id
43
Satria, E. 2003. Model Persamaan Struktural Akreditasi Program Studi Jenjang Sarjana. Tesis. STK IPB Bogor. Sumarna, N. 2002. Pendekatan Model Lisrel dan Analisis Struktur Kovarian dalam Pemodelan Variabel-variabel Laten. http://digilib.itb.ac.id Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14. Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Jakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta. Yamin, M. 2006. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Gaung Persada Pres. Jakarta. Wijanto, S. H. 2008. Structursl Equation Modeling dengan Lisrel 8.8. Graha Ilmu. Yogyakarta.
44
LAMPIRAN
45
Lampiran 1 Daftar Penilaian Portofolio sertifikasi guru
1. Kualifikasi akademik Ijazah Relevansi Kependidikan sesuai dengan bidang studi (mapel)*
S1/D4 (tanpa melalui Diploma)
PostGraduate Diploma
S2
S3
Nonkependidikan sesuai dengan bidang studi (mapel) memiliki Akta Mengajar Kependidikan sesuai dengan rumpun bidang studi (mapel)** Nonkependidikan sesuai bidang studi(mapel) Kependidikan tidak sesuai dengan bidang studi dan rumpun bidang studi (mapel) Nonkependidikan tidak sesuai bidang studi dan rumpun bidang studi memiliki Akta Mengajar Nonkependidikan tidak sesuai bidang studi dan rumpun bidang studi Sesuai bidang studi Tidak sesuai bidang studi Kependidikan sesuai bidang studi(mapel) Kependidikan sesuai dengan rumpun bidang studi Nonkependidikan sesuai bidang studi Kependidikan tidak sesuai bidang studi dan rumpun bidang studi Nonkependidikan tidak sesuai bidang studi dan rumpun bidang studi Kependidikan sesuai bidang studi(mapel) Kependidikan sesuai dengan rumpun bidang studi Nonkependidikan sesuai dengan bidang studi Kependidikan tidak sesuai bidang studi dan rumpun bidang studi Nonkependidikan tidak sesuai bidang studi dan rumpun bidang studi
Skor 150 150 140 130 120 120 110 80 50 175 160 160 145 130 200 180 180 160 140
Catatan: Skor maksimal jika memiliki S1,S2, dan S3 kependidikan yang relevan 150+175+200 = 525
46
2. Pendidikan dan pelatihan Lama Internasional Diklat R TR /jam >640 60 45 481- 640 55 40 161- 480 45 35 81 - 160 40 30 30 - 80 35 25 8 - 29 30 20 Keterangan:
Nasional R TR
Provinsi R TR
Kab/Kota R TR
Kecamatan R TR
50 45 40 35 30 25
45 40 35 30 25 20
40 35 30 25 20 15
35 30 25 20 15 10
40 35 30 25 20 15
35 30 25 20 15 10
30 25 20 15 10 5
25 20 15 10 7 3
R: relevan; TR : tidak relevan; Skor maksimal(taksiran): 200
3. Pengalaman mengajar Masa Kerja Guru > 25 tahun 23 – 25 tahun 20 – 22 tahun 17 – 19 tahun 14 – 16 tahun 11 – 13 tahun 8 - 10 tahun 5 - 7 tahun 2 - 4 tahun
Skor 160 145 130 115 100 85 70 55 40
Catatan: tugas belajar diperhitungkan dalam pengalaman mengajar. Skor maksimal: 160
4. Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran a. perencanaan Pembelajaran Mengumpulkan Aspek yang dinilai 1. Perumusan tujuan pembelajaran 5 buah RP/RPP/SP 2. pemilihan dan pengorganisasian materi ajar yang berbeda 3. pemilihan sumber/media pembelajaran 4. Skenario atau kegiatan pembelajaran 5. penilaian hasil belajar
Skor Maks
5 10 5 10 10
Skor maksimal: jika semua butir aspek mencapai skor maksimal: 40
b. Pelaksanaan Pembelajaran Mengumpulkan Aspek yang dinilai dokumen hasil
Skor Maks
47
penilaian oleh kepala sekolah dan/atau pengawas tentang pelaksanaan pembelajaran
1. Prapembelajaran(pengecekan kesiapan kelas dan apersepsi) 2. Kegiatan inti: a. penguasaan materi b. strategi pembelajaran c. pemanfaatan media/sumber belajar d. evaluasi 3. Penutup
20 80
20
Skor maksimal: jika semua butir aspek mencapai skor maksimal: 120
5. Penilaian dari atasan dan pengawas Bukti Dokumen hasil penilaian oleh atasan dan/atau pengawas tentang kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial
Aspek yang dinilai 1. Ketaatan menjalankan ajaran agama 2. Tanggung jawab 3. Kejujuran 4. Kedisipinan 5. Keteladanan 6. Etos kerja 7. Inovasi dan kreativitas 8. Kemampuan menerima kritik dan saran 9. Kemampuan berkoonikasi 10. Kemampuan bekerjasama Jumlah
Skor Maks 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
Catatan: Skor maksimal: jika semua butir aspek mencapai skor maksimal 10 Y 5 = 50
6. Prestasi akademik* a. Lomba dan karya akdemik Prestasi Tingkat Bukti juara lomba Internasional akademik Nasional Provinsi Kabupaten/Kota Kecamatan Bukti menemukan karya Pendidikan monumental Nonpendidikan * Kejuaraan diambil tingkat yang tertinggi
Skor 60 40 30 20 10 60 40
48
b. Pembimbingan kepada teman sejawat/siswa Jenis Pembimbig teman sejawat/siswa Skor Instruktur 40 Guru inti/Tutor/Pemandu 20 Tingkat Internasional Pembimbing siswa dalam berbagai Tingkat Nasional lomba/karya sampai meraih juara
: 40 : 25 Tingkat Provinsi : 20 Tingkat Kabupaten/Kota : 15 Tingkat Kecamatan : 10
Pembimbing siswa dalam berbagai lomba/karya tidak mencapai juara
5
Skor maksimal(taksiran): 160
7. Karya pengembangan profesi Jenis Dokumen/karya
a. Buku
b. Artikel
Publikasi Nasional Provensi Kabupaten/Kota Jurnal Terakreditasi Jurnal tdk terakreditasi Majalah/koran nasional Majalah/koran lokal
c. Menjadi reviewer buku, penulis soal EBTANAS/UN d. Modul/Buku dicetak Minimal mencakup materi lokal satu semester (Kabupaten/Kota)
e. Media/Alat pelajaran
Setiap membuat satu media/alat pelajaran
Skor Relevan Tidak relevan 50 35 40 25 30 15 25 20 10 8 10 8 5 3 2 per kegiatan 20
5
49
f. laporan enelitian dibidang pendidikan
Setiap satu laporan Sebagai ketua 60%, dan anggota 40%
10
g. karya teknologi/seni
Setiap karya seni
15
Skor maksimal(taksiran): 85
8. Keikutsertaan dalam forum ilmiah Tingkat Internasional Nasional Provinsi Kabupaten/Kota Kecamatan
Skor Pemakalah 50 40 30 20 10
Peserta 10 8 6 4 2
9. Pengalaman menjadi pengurus organisasi di bidang kependidikan dan sosial a. Pengurus organisasi di bidang kependidikan dan sosial Tingkat Organisasi Skor Kependidikan Sosial Internasional 10 7 Nasional 7 5 Provinsi 5 4 Kabupaten/Kota 4 3 Kecamatan 3 2 Desa/Kelurahan 2 1 b. Tugas tambahan Tugas tambahan Kepala sekolah Wakil kepala sekolah/ketua jurusan/kepala lab./kepala bengkel Pembina kegiatan ekstrakurikuler
Skor per tahun 4 2 1
Skor maksimal (taksiran) : 48
10. Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan Tingkat Internasional
Skor 30
50
Nasional Provinsi Kabupaten/Kota Melaksanakan tugas di daerah terpencil/tertinggal/bencana/konplik/perbatasan
20 10 5 4 (setiap tahun)
Skor maksimal (taksiran) : 1Ypenghargaan nasional, 3Y penghargaan provinsi 20 + 30 = 50
DATA SKOR MAKSIMUM PER KOMPONEN PORTOPOLIO GURU No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
UNSUR PORTOPOLIO GURU Kualifikasi akademik Pendidikan dan pelatihan Pengalaman mengajar Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Penilaian dari atasan dan pengawas Prestasi akademik Karya pengembangan profesi Keikutsertaan dalam forum ilmiah Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan Jumlah
SKOR 525 100 160 160 50 160 85 62 48 50 1500
LEMBAR PENILAIAN Perencanaan Pembelajaran No 1. 2. 3. 4. 5.
Aspek yang dinilai Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak menimbulkan penafsiran ganda dan mengandung perilaku hasil belajar) Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan karakteristik peserta didik) Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika materi dan kesesuaian dengan alokasi waktu) Pemilihan sumber/media pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi, dan karakteristik peserta didik) Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah kegiatan pembelajaran :awal, inti, dan penutup)
SKOR 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
51
6. 7.
Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah tercermin strategi/metode dan alokasi waktu pada setiap tahap) Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
8.
Kelengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman penskoran)
1 2 3 4 5
Jumlah
LEMBAR PENILAIAN Pelaksanaan Pembelajaran No I 1. 2. II A. 3. 4. 5. 6. B. 7. 8. 9. 10. 11. 12. C. 13. 14. 15.
Indikator/Aspek yang diamati PRAPEMBELAJARAN Memeriksa kesiapan siswa Melakukan kegiatan apersepsi KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan materi pembelajaran Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran Mengaitkan materi dengan pengatahuan lain yang relevan Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan hierarki belajar Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan Pendekatan/strategi pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai Melaksanakan pembelajaran secara runtut Menguasai kelas Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran Menggunakan media secara efektif dan efisien Menghasilkan pesan yang menarik Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
SKOR 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 1 1 1
2 2 2 2
3 3 3 3
4 4 4 4
5 5 5 5
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 1 1 1
2 2 2 2
3 3 3 3
4 4 4 4
5 5 5 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
52
D. 16. 17. 18. E. 19. 20. F. 21. 22. III 23. 24.
Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar Penilaian proses dan hasil belajar Memantau kemajuan belajar selama proses Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) Penggunaan bahasa Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai PENUTUP Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan Total skor
Keterangan: 1: sangat tidak baik 2: tidak baik
3: kurang baik; 4: baik;
5: sangat baik.
Lampiran 2 Hasil Goodnes of Fit Statistics Data Sertifikasi Guru Goodness of Fit Statistics Degrees of Freedom = 850 Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 1879.63 (P = 0.0) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 1029.63 90 Percent Confidence Interval for NCP = (907.98 ; 1158.99) Minimum Fit Function Value = 7.98 Population Discrepancy Function Value (F0) = 4.88 90 Percent Confidence Interval for F0 = (4.30 ; 5.49) Root Mean Square Error of ApproYimation (RMSEA) = 0.076 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.071 ; 0.080) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.00 EYpected Cross-Validation IndeY (ECVI) = 9.82 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (9.24 ; 10.43)
1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
53
ECVI for Saturated Model = 8.97 ECVI for Independence Model = 72.17 Chi-Square for Independence Model with 903 Degrees of Freedom = 15141.83 Independence AIC = 15227.83 Model AIC = 2071.63 Saturated AIC = 1892.00 Independence CAIC = 15415.17 Model CAIC = 2489.86 Saturated CAIC = 6013.33 Root Mean Square Residual (RMR) = 0.092 Standardized RMR = 0.092 Goodness of Fit IndeY (GFI) = 0.91 Adjusted Goodness of Fit IndeY (AGFI) = 0.90 Parsimony Goodness of Fit IndeY (PGFI) = 0.82 Normed Fit IndeY (NFI) = 0.89 Non-Normed Fit IndeY (NNFI) = 0.94 Parsimony Normed Fit IndeY (PNFI) = 0.84 Comparative Fit IndeY (CFI) = 0.94 Incremental Fit IndeY (IFI) = 0.94 Relative Fit IndeY (RFI) = 0.88 Critical N (CN) = 119.90
Lampiran 3 Hasil Goodnes of Fit Statistics Modifikasi Data Sertifikasi Guru Goodness of Fit Statistics Degrees of Freedom = 747 Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 852.65 (P = 0.0043) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 105.65 90 Percent Confidence Interval for NCP = (37.76 ; 181.83)
54
Minimum Fit Function Value = 4.04 Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.50 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.18 ; 0.86) Root Mean Square Error of ApproYimation (RMSEA) = 0.026 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.015 ; 0.034) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 1.00 EYpected Cross-Validation IndeY (ECVI) = 5.93 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (5.61 ; 6.29) ECVI for Saturated Model = 8.97 ECVI for Independence Model = 72.17 Chi-Square for Independence Model with 903 Degrees of Freedom = 15141.83 Independence AIC = 15227.83 Model AIC = 1250.65 Saturated AIC = 1892.00 Independence CAIC = 15415.17 Model CAIC = 2117.61 Saturated CAIC = 6013.33 Root Mean Square Residual (RMR) = 0.065 Standardized RMR = 0.065 Goodness of Fit IndeY (GFI) = 0.96 Adjusted Goodness of Fit IndeY (AGFI) = 0.95 Parsimony Goodness of Fit IndeY (PGFI) = 0.76 Normed Fit IndeY (NFI) = 0.94 Non-Normed Fit IndeY (NNFI) = 0.99 Parsimony Normed Fit IndeY (PNFI) = 0.78 Comparative Fit IndeY (CFI) = 0.99 Incremental Fit IndeY (IFI) = 0.99 Relative Fit IndeY (RFI) = 0.93 Critical N (CN) = 208.83
55
56
Lampiran 4 Penghitungan Bobot Penilaian Komponen Portofolio
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Komponen Portopolio Kualifikasi Akademik Pendidikan dan Latihan Pengalaman Mengajar Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Penilaian dari Atasan dan Pengawas Prestasi Akademik Karya Pengembangan Profesi Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah Pengaman Menjadi Pengurus Organisasi Penghargaan yang Relevan Jumlah
Faktor Loading
(Faktor Loading)^2
Proporsi
1.00
1.00
0.136
0.88
0.77
0.105
1.00
1.00
0.136
0.63
0.40
0.054
0.59
0.35
0.047
0.90
0.81
0.110
1.00
1.00
0.136
0.85
0.72
0.098
0.84
0.71
0.096
0.77
0.59
0.081
7.35
1
57
Lampiran 5 Perbandingan Bobot Penilaian Komponen Portofolio Bobot No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Komponen Portopolio Kualifikasi Akademik Pendidikan dan Latihan Pengalaman Mengajar Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Penilaian dari Atasan dan Pengawas Prestasi Akademik Karya Pengembangan Profesi Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah Pengaman Menjadi Pengurus Organisasi Penghargaan yang Relevan Jumlah
Skor Maksimum
Bobot yang
Skor Maksimum
Sekarang
Bobot Sekarang (%)
disarankan
yang disarankan
325 200 160 160 50 160 85 62 48 50 1300
25% 15% 12% 12% 4% 12% 7% 5% 4% 4% 100%
14% 11% 14% 5% 5% 11% 14% 9% 9% 8% 100%
182 143 182 65 65 143 182 117 117 104 1300