EVALUASI PROGRAM IMPLEMENTASI STANDAR PAUD MARIA GORETI V. ANAMARA PAUD PPs Universitas Negeri Jakarta Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur. E-mail:
[email protected] Abstract: The evaluation research aimed to acknowledging the effectiveness of the implementation of early childhood education standards in Negeri Pembina kindergarten.The evaluation research is selected as a research method, use the CIPP model from Daniel Stufflebeam. The instrumen were use in this research is interview, observation, document study and questionnaire and analisyzing data use the descpriptive statistic and qualitative technique.The result of reasearch give a conclusion that the implementation of early childhood standards has not been effective.It was seem from (1) Teacher average graduation of SPGTK, (2) Headmaster of Negeri Pembina kindergarten garduation of DII PGTK, (3) Negeri Pembina kindergarten has not been the curriculum, (4) Semester program acktivity and weekly activities plan were order to Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI), (5) format and contain of daily aktivities plan were make copy paste, (6) Assessment for progress of children were generally for each children. Some aspect were relative like as, development aspect, utilities and infrastructure. Keywords: Evaluation Program, Implementation, Early Childhood Education Standard
Abstrak: Penelitian evaluasi bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan standar PAUD di TK Negeri Pembina Ende. Penelitian menggunakan metode evaluasi dan model CIPP dari Daniel Stufflebeam. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, studi dokumen, dan angket. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pelaksanaan standar PAUD belum berjalan efektif, dimana kualifikasi akademik guru adalah tamatan SPGTK, kualifikasi akademik kepala sekolah setingkat DII PGTK, sekolah tidak memiliki kurikulum, program kegiatan semester dan rencana kegiatan mingguan/RKM disusun melalui wadah IGTKI, dan penilaian terhadap peserta didik belum dilakukan secara individu. Tentang sarana dan prasarana, gedung sekolah didirkan dekat makam, gedung belakang dan samping kanan sekolah berbatasan dengan lahan yang lebih tinggi menyerupai tebing, alat permainan edukatif/APE dalam ruang kelas dalam kondisi tidak bersih, tidak diperbarui dan masih ada yang belum sesuai dengan area yang ada. Alat permainan luar ruang beralaskan lantai belum memperhatikan faktor keselamatan anak. Kata kunci: Evaluasi Program, Implementasi, Sstandar PAUD.
Sejak
dikeluarkannya
kelompok maupun lembaga dengan
Undang-Undang Standar Pendidikan
hadirnya berbagai jalur penyelang-
Nasional No. 20 tahun 2003, pem-
garaan PAUD baik dalam bentuk
binaan terhadap anak usia dini
formal berbentuk Taman Kanak-
menjadi
Kanak (TK) atau Raudhatul Atfal
perhatian
dari
berbagai
kalangan baik masyarakat, individu,
291
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 2, November 2014
(RA) dan bentuk lainnya, non formal
ayaan. Standar PAUD diharapkan
berbentuk Taman penitipan Anak
menjadi standar acuan minimal bagi
(TPA), Kelompok Bermain (KB) dan
masyarakat dan stakeholders untuk
bentuk lain yang sederajat dan infor-
memberikan pelayanan pendidikan
mal berbentuk Posyandu PAUD (Pos
yang berkualitas bagi anak usia dini
PAUD) di tengah masyarakat. Hal ini
(Brown, 2010: 3-4). Namun dalam
menjadi sebuah indikator semakin
pelaksanaannya
membaiknya perhatian dan pema-
ketidaksesuaian
haman masyarakat terhadap pendi-
yang ada termasuk yang ada di taman
dikan anak usia dini. Namun di sisi
kanak-kanak
lain penyelenggaraan PAUD ditemu-
kabupaten Ende, Nusa Tenggara
kan beberapa permasalahan terutama
Timur (NTT). Di sekolah ini guru
sumber daya manusia yakni kualitas
TK rata-rata berkualifikasi SPG-TK
guru, pembelajaran yang monoton
dan belum pernah mengikuti pela-
dan berfokus pada guru, keterbatasan
tihan yang berkaitan dengan PAUD.
sarana dan prasarana pendidikan
Dalam membuat perencanaan dan
anak, ketersediaan dan penggunaan
kegiatan pembelajaran, guru belum
bahan ajar, alat peraga dan buku
memperhatikan
pegangan (Usakli, 2010: 215-217).
dan karakteristik anak. Penilaian per-
masih
ditemukan
dengan peraturan
Negeri
Pembina,
kebutuhan,
minat
Salah satu upaya pemerintah
kembangan peserta didik dicatat
dalam mengatasi masalah tersebut
seadanya tanpa menggunakan format
adalah
yang baik
mengeluarkan
Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No. 58
untuk
masing-masing
peserta didik.
Tahun 2009 tentang Standar PAUD,
Hal lainnya adalah guru
yang terdiri atas (1) standar tingkat
melakukan penilaian secara general
pencapaian perkembangan; (2) stan-
maksudnya capaian perkembangan
dar pendidik dan tenaga kependi-
anak tidak dicatat secara individu
dikan; (3) standar isi, proses, dan
melalui salah satu instrumen penilai-
penilaian; dan (4) standar sarana dan
an melainkan dicatat secara bersama-
prasarana, pengelolaan, dan pembi-
sama atau digabung antara anak yang
292
Evaluasi Program Implementasi Maria Goreti V. Anamara
satu dengan yang lainnya. Terkait
lahan di atas, maka evaluasi terhadap
metode pembelajaran,
maka TK
implementasi standar PAUD penting
Negeri Pembina masih menerapkan
dilakukan untuk mengetahui sejauh-
pembelajaran yang berpusat pada
mana
guru, peserta didik hanya mengikuti
dalam penyelenggaraan pendidikan
instruksi gurunya. Kondisi lainnya
anak usia dini di TK Negeri Pembina
masih terbatasnya sarana belajar baik
kabupaten Ende.
efektivitas
standar
PAUD
yang dipakai guru dalam proses
Penelitian ini menggunakan
pembelajaran maupun yang ada di
model evaluasi yang berorientasi
sentra.
pada
Tentunya
kondisi-kondisi
komponen
context,
input,
yang dipaparkan di atas tidak diha-
proces dan product atau evaluasi
rapkan berlangsung dalam waktu
CIPP (Tan, Lee, and Hall, 2011: 1-
yang panjang. Pihak sekolah dan
5). Keempat komponen yang dise-
juga pemerintah yang diwakili oleh
butkan di atas merupakan sasaran
dinas kabupaten setempat perlu me-
evaluasi, yang tidak lain adalah kom-
ngatasi kondisi yang ada guna per-
ponen dari proses sebuah program.
baikan mutu dan peningkatan kua-
Dengan kata lain model CIPP meru-
litas sekolah dan peserta didiknya.
pakan model evaluasi yang meman-
Hal ini sejalan dengan pendapat yang
dang program sebagai sebuah sistem.
dikemukakan
peran
Model evaluasi ini merupakan model
terberat pemerintah dan lembaga-
yang cukup komprehensif dan dapat
lemnbaga PAUD saat ini adalah
menjangkau program yang luas.
melatih
oleh
guru-guru
bahwa
PAUD
dan
memastikan guru yang menyentuh anak-anak
memiliki
kemampuan
Pendidikan Anak Usia Dini Undang-undang Nasional
Standar
minimal, sehingga dimanapun dia
Pendidikan
Nomor
20
melakukan, apapun bentuk satuan
Tahun 2003 mendefinisikan PAUD
pendidikannya, guru tersebut harus
sebagai suatu upaya pembinaan yang
menguasai prinsip-prinsip dasarnya
ditujukan kepada anak sejak lahir
(Jalal, 2012). Berdasarkan permasa-
sampai dengan usia enam tahun yang
293
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 2, November 2014
dilakukan melalui pemberian rang-
etika dan estetika terhadap anak
sangan pendidikan untuk membantu
(Santoso, 2011: 5).
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
Fungsi dan Tujuan Pendidikan
kesiapan dalam memasuki pendi-
Anak Usia Dini di Indonesia
dikan lebih lanjut. Bredekamp dan
Peraturan Pemerintah No.
Copple menyatakan early childhood
17 Tahun 2010 bahwa pendidikan
education refers to the programs and
anak usia dini berfungsi untuk
setting that serve young children
membina, menumbuhkan, dan me-
from birth through the eighth year of
ngembangkan seluruh potensi anak
life (Jackman, 2009: 12). Program
usia dini secara optimal sehingga
bagi anak usia dini memerlukan
terbentuk perilaku dan kemampuan
filosofi yang dapat membimbing
dasar sesuai dengan tahap perkem-
pengajaran dan pembelajaran, dida-
bangannya agar memiliki kesiapan
sari atas teori-teori bagaimana me-
untuk memasuki pendidikan selan-
ngajar dan bagaimana anak belajar
jutnya. Hal tersebut penting dilaku-
serta kurikulum yang dipilih untuk
kan mengingat tujuan pendidikan
membimbing seluruh aktivitas dan
anak usia dini adalah membangun
pengalaman yang dapat diberikan
landasan bagi berkembangnya poten-
kepada anak (Morrison, 2012:94).
si peserta didik agar menjadi manu-
Prinsip yang seharusnya diperhatikan
sia beriman dan bertakwa kepada
dalam PAUD yaitu: konsep belajar
Tuhan
sambil bermain, kedekatan dengan
berkepribadian luhur, sehat, berilmu,
lingkungan, alam sebagai sarana
cakap,
pembelajaran, anak belajar melalui
mandiri, percaya diri, dan menjadi
panca inderanya, konsep kecakapan
warga negara yang demo-kratis dan
hidup, anak sebagai pembelajar aktif,
bertanggung jawab dan mengem-
pendidik wajib dekat dengan anak
bangkan potensi kecerdasan spiritual,
dengan penuh kasih sayang, serta
intelektual, emosional, kinestetis, dan
YME,
kritis,
berakhlak
kreatif,
mulia,
inovatif,
294
Evaluasi Program Implementasi Maria Goreti V. Anamara
sosial peserta didik pada masa emas
sarana dan prasarana, pengelolaan
pertumbuhannya dalam lingkungan
dan pembiayaan.
bermain yang edukatif dan menyenangkan.
METODE PENELITIAN Metode
yang
digunakan
dalam penelitian ini adalah metode
Standar PAUD Standar diartikan sebagai
evaluasi
model
CIPP
dengan
kesepakatan-kesepakatan yang telah
pendekatan kualitatif. Teknik pe-
didokumentasikan yang memuat spe-
ngumpulan data menggunakan wa-
sifikasi-spesifikasi teknis atau kri-
wancara, pengamatan, angket.
teria-kriteria yang akurat yang digu-
Teknik
analisis
kualitatif
nakan sebagai peraturan, petunjuk,
dilakukan dengan mengorganisasikan
atau definisi-definisi tertentu untuk
data, menjabarkannya ke dalam unit-
menjamin suatu barang, produk,
unit, melakukan sintesa, menyusun
proses, atau jasa sesuai dengan yang
ke dalam pola, memilih mana yang
dinyatakan http://www.dephut.go.id).
penting dan yang akan dipelajari, dan
Standar sebagai pernyataan yang
membuat kesimpulan yang dapat
menentukan apa yang harus dike-
disampaikan
tahui dan mampu dilakukan murid,
Sedangkan untuk data kuantitatif
harapan-harapan terhadap pembela-
akan menggunakan statistik deskrip-
jaran murid (Morrisonm, 2012: 130).
tif dalam bentuk persentase dan
Standar PAUD secara khusus ditu-
diagram batang.
kepada
orang
lain.
angkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional
Nomor
58
Tahun 2009, dengan empat pilarnya
HASIL DAN PEMBAHASAN Komponen Konteks
yakni: (1) standar tingkat pencapaian
Hasil evaluasi pada kom-
perkembangan, (2) standar pendidik
ponen konteks menunjukkan bahwa
dan tenaga kependidikan, (3) standar
TK Negeri Pembina belum memiliki
isi, proses, dan penilaian, (4) standar
semua dokumen yuridis yang menjadi landasan formal bagi penye-
295
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 2, November 2014
lenggaraan PAUD. TK hanya memi-
4-5 tahun hanya satu rombongan
liki beberapa dokumen sebagai lan-
belajar, sedangkan usia 5-6 tahun
dasan
memiliki lima rombongan belajar.
dalam
menyelenggarakan
PAUD yaitu Permendiknas No. 58
Dari
hasil
wawancara
tahun 2009 tentang Standar PAUD,
bahwa perbedaan kuota yang cukup
dokumen sekolah, tata cara penye-
mencolok ini disebabkan oleh sistem
lenggaraan taman kanak-kanak serta
perekrutan
penerimaan siswa baru.
membatasi jumlah usia 4-5 tahun
peserta
diketahui
didik
yang
dengan alasan masih terlalu kecil Komponen Masukan
untuk dididik serta membutuhkan
1. Peserta didik
pekerjaan ekstra untuk membimbing
Hasil evaluasi menemukan
kelompok usia ini.
peserta didik di TK Negeri Pembina
Dari sisi standar PAUD,
terbagi ke dalam dua kelompok usia,
maka pengelompokkan peserta didik
yakni usia 4-5 tahun disebut kelom-
yang dilakukan oleh TK Negeri
pok A, dan usia 5-6 tahun, kelompok
Pembina telah sesuai dengan aturan
B. Dua kelompok ini terbagi ke
yang ditetapkan. Namun, dari temuan
dalam enam kelas dimana masing-
lain terkait sistem perekrutan, sebaik-
masing kelas didampingi satu orang
nya TK ini perlu meninjau ulang
guru. Meski tidak diatur dalam
penentuan jumlah atau kuota anak
standar PAUD terkait jumlah anak
berdasarkan usia agar tidak menim-
per kelompok usia yang semestinya
bulkan
diterima di suatu sekolah, temuan
diskriminasi dan ketidakadilan dalam
evaluasi memperlihatkan ada perban-
proses perekrutan murid baru.
asumsi
adanya
praktek
dingan yang cukup mencolok antara jumlah kelompokk usia 4-5 tahun (16% atau 18 anak) dan 5-6 tahun (84% atau 98 anak) yang diterima di
2. Tenaga Pendidik dan Kependidikan Implementasi
standar
TK Negeri Pembina pada tahun
PAUD pada poin ini belum menun-
ajaran 2012/2013. Peserta didik usia
jukkan hasil sebagaimana disyarat-
296
Evaluasi Program Implementasi Maria Goreti V. Anamara
kan dalam standar PAUD. Temuan
Dalam konteks staffing atau
evaluasi menunjukkan bahwa lem-
perekrutan guru yang berlaku di TK
baga ini memiliki guru dengan
Negeri Pembina, diketahui wewe-
pendidikan rata-rata setingkat SPG-
nang pengadaan guru sepenuhnya
TK, hanya satu guru yang menye-
berada
lesaikan pendidikan D II PGTK dari
setempat. Wewenang yang dimiliki
Universitas Terbuka. Guru-guru ini
dinas pendidikan termasuk dalam
belum pernah mendapat pelatihan
mengatur mutasi guru dari sekolah
terkait bidang pendidikan dan penga-
yang satu ke sekolah yang lainnya.
pada
dinas
pendidikan
Padahal
Tenaga kependidikan me-
standar PAUD mengharuskan pendi-
liputi kepala sekolah dan tenaga
dik pada TK menamatkan pendidikan
administrasi. Evaluasi pada kom-
sarjana (S1) jurusan pendidikan atau
ponen input tenaga kependidikan
psikologi dan memiliki beberapa
menemukan bahwa kepala sekolah
kompetensi yang disyaratkan. Jika
belum memenuhi kualifikasi sebagai-
konsep awal lahirnya standar PAUD
mana diatur standar PAUD, sedang-
adalah semangat standarisasi, maka
kan
perlu dipikirkan upaya agar guru-
sesuai dengan yang disyaratkan.
guru pada TK Negeri Pembina dapat
Kepala
memiliki kompetensi setara dengan
Pembina, memiliki latar pendidikan
guru-guru yang memiliki latar pendi-
DII PGTK dari Universitas Terbuka.
dikan S1 pendidikan atau psikologi
Terkait tenaga administrasi maka di
sehingga kemampuan yang mereka
sekolah
miliki dianggap layak dan sesuai
memiliki kualifikasi setingkat SMA,
dengan aturan yang ditetap-kan. Ini
yang bertugas melakukan pengetikan
beralasan karena mutu guru yang
dengan
baik
kebetulan
jaran
yang
akan
digelutinya.
menghasilkan
output
kualifikasi
sekolah
ini
staf
di
tenaga
fasilitas dimiliki
administrasi
TK
Negeri
administrasi
komputer lembaga
yang ini.
peserta didik sesuai tumbuh kembang
Selebihnya mengatur berkas-berkas
yang diharapkan sebagaimana diatur
yang ada, mengatur APE dan jika
juga dalam standar PAUD.
ada kegiatan extra feeding maka staff
297
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 2, November 2014
ini yang akan memasak dan menyi-
mengatur
apkannya di dapur sekolah. Jika dia-
peserta didik selama satu tahun,
mati dari segi kompetensi yang
meski terkesan dibuat seadanya pada
dimiliki, maka tidak semua kompe-
kertas folio, dan ditulis tangan
tensi dapat dilakukan oleh staf
namun kalender ini dapat menun-
administrasi karena sebagian besar
jukkan bagaimana pengaturan kegiat-
kompetensinya masih di handle oleh
an belajar mengajar di sekolah ini.
kepala sekolah.
Ini
artinya
kegiatan
sekolah
pembelajaran
TK Negeri
Pembina sudah mampu melakukan perencanaan kegiatan pembelajaran
3. Isi Program Evaluasi pada tahap ini
dalam kurun waktu setahun.
menemukan bahwa TK Negeri belum dapat menyusun kurikulum pembelajarannya sendiri. Kurikulum yang
4. Sarana dan Prasarana Sarana
prasarana
relatif
dipakai sekolah berasal dari dinas
baik, terlihat pada beberapa hal
pendidikan propinsi, sekolah tidak
seperti gedung sekolah, luas tanah,
melakukan modifikasi sesuai dengan
dan transportasi telah menunjukkan
kebutuhan sekolah. Dalam hal alo-
bahwa sekolah ini sudah memenuhi
kasi waktu belajar, temuan evaluasi
syarat, dimana luas tanah yang
menunjukkan
waktu
dibutuhkan untuk mendirikan gedung
belajar kelompok usia 4-6 tahun
TK Negeri Pembina jauh lebih besar
adalah 150 menit, yang dimulai sejak
melebihi standar yang ada yakni
pukul 7.30 dan ber-akhir pada pukul
1035 m². Namun, dari segi lokasi
10.00. Pertemuan dilakukan sepan-
gedung TK Negeri Pembina berada
jang minggu dari hari Senin sampai
pada bagian yang landai sehingga
Sabtu, efektif dalam 17 minggu per
nampak bagian kanan dan belakang
semester.
pembagian
gedung sekolah berbatasan langsung
waktu ini tidak melenceng dari
dengan tebing (di bawah tebing).
aturan yang ditetapkan. Sekolah
Persis di belakang sekolah, meski di
memiliki kalen-der pendidikan yang
atas ketinggian merupakan tempat
pembagian
Tampaknya
298
Evaluasi Program Implementasi Maria Goreti V. Anamara
sekolah ini belum memadai, terlihat
pemakaman. Temuan
lainnya
adalah
halaman sekolah ini tidak dipagari meskipun
berbatasan
usang, berdebu dan belum sepenuhnya mewakili area. sarana
langsung
outdoor
meliputi
dengan jalan utama. Dalam hal
permainan yang digunakan di luar
prasarana lainnya, gedung sekolah
ruangan. Di sekolah sudah tersedia
ini dibangun permanen, dengan din-
permainan di halaman sekolah untuk
ding bagian depan sekolah di cat
melatih motorik kasar anak seperti
khas anak. Lantai sekolah dipasang
alat panjat, peluncur, jungkat jungkit,
ubin nampak bersih, atap sekolah
ayunan, bak pasir dan alat putaran
dari seng, dan tidak ada bocor.
mini, salah satu permainan yakni
Umumnya
memiliki
peluncur terbuat dari semen sehingga
ruang yang sesuai dengan aturan
dari sisi keamanan bisa membahaya-
standar PAUD. Dinding antar ruang
kan anak termasuk pijakan tempat
dibuat permanen berbahan semen
alat-alat ini diletakkan juga dibuat
atau beton, namun satu ruang dite-
dari semen.
sekolah
ini
mukan bersekat tripleks yang tidak utuh
sehingga
kegiatan
belajar
5. Pengelolaan
mengajar di kedua ruang ini sering
Evaluasi pada tataran ini
terganggu. Pengadaan sarana indoor
memperlihatkan bahwa TK Negeri
yang mendukung proses pendidikan
Pembina telah memiliki visi, misi
anak usia dini masih perlu diting-
dan tujuan pendidikan yang diru-
katkan, maksudnya material atau
muskan bersama oleh kepala seko-
peralatan yang dikenal dengan istilah
lah, pendidik, dan komite sekolah.
APE
perlu
disesuaikan
dengan
bidang-bidang pengembangan anak.
6. Pembiayaan Hasil evaluasi pada tataran
Selain itu material yang diletakkan pada area bermain anak belum
pembiayaan
sepenuhnya
sumber
mewakili
gambaran
yang ada karena alat bermain anak di
menemukan
pembiayaan
TK
bahwa Negeri
Pembina berasal dari pemerintah
299
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 2, November 2014
dan
oleh pihak sekolah. Perencanaan
peserta didik dalam bentuk uang
kegiatan semester dan rencana kegi-
sekolah dan uang seragam. Hanya
atan
dari sisi pemanfaatan terlihat adanya
melalui wadah Ikatan Guru Taman
ketimpangan diantara pos penge-
Kanak-kanak Indonesia atau IGTKI
luaran yang ada. Besaran biaya yang
dengan alasan solidaritas dan unity.
digunakan sekolah ini untuk biaya
Program
operasional pendidikan tak langsung
kegiatan mingguan (RKM) yang
lebih besar dibanding pengeluaran
telah disusun, kemudian didistri-
untuk pos lainnya, dimana
52%,
busikan ke sekolah yang berada
untuk sallery dan tunjangan hari raya
dalam satu gugus dan sekolah-
23%, administrasi 14%, dan sisanya
sekolah
tersebut
11% untuk belanja APE, seperti
IGTKI
sebagaimana
tampak
dalam alur berikut. Dalam penyu-
pusat,
propinsi,
pada
kabupaten,
gambar
4.5.
Jika
mingguan
disusun
semester
dan
rencana
membayar
ke
tergambar
dikaitkan dengan kondisi sarana yang
sunan
ada di sekolah ini, akan kelihatan
(RKH), temuan evaluasi menunjuk-
sekolah ini belum mampu meman-
kan pembuatan RKH dilakukan oleh
faatkan keuangan yang ada untuk
guru di sekolah. Tanpa ada scedule
membiayai
pendidikan
yang dibuat kepala sekolah, guru-
yang berhubungan langsung dengan
guru bebas menyusun RKH bisa
proses belajar anak, termasuk alokasi
untuk seminggu, atau penyusunan
dana untuk capasity building staff
bisa
yang ada di sekolah ini.
kegiatan pembelajaran berlangsung.
kebutuhan
rencana
bersama
dilakukan
kegiatan
sehari
harian
sebelum
Rata-rata guru mengatakan hampir Komponen Proses
tidak ada kendala yang berarti dalam
1. Perencanaan
membuat RKH karena pengalaman
Temuan evaluasi memperli-
mengajar yang tinggi, namun masih
hatkan perencanaan kegiatan semes-
ditemukan adanya perbedaan format
ter, dan penyusunan rencana kegiatan
antara guru yang satu dengan yang
mingguan (RKM) tidak dilakukan
lain.
300
Evaluasi Program Implementasi Maria Goreti V. Anamara
nuhi syarat yakni setiap area ada
2. Pelaksanaan Semua ruang kelas di TK
materialnya tanpa mempertimbang-
Negeri Pembina telah di setting
kan sebetulnya material apa yang
secara permanen, maksudnya area
sesuai dengan area serta bidang
dan peralatan telah ditetapkan pada
pengembangan anak. Pengorganisasian
lokasi masing-masing dengan mak-
kegiatan
sud tidak akan berubah lagi pada
menunjukkan kegiatan pembelajaran
kegiatan belajar seterusnya sampai
lebih dominan di lakukan dalam
anak
Negeri
ruang kelas, kegiatan outdoor sebatas
Pembina. Kondisi seperti ini mem-
bermain saat jam istirahat, olahraga
perlihatkan bahwa guru tidak mela-
dan apel bendera. Meski pengelolaan
kukan penataan ulang untuk kegiatan
kegiatan sudah terdiri atas kegiatan
belajar hari-hari selanjutnya, meski
pembuka, kegiatan inti, dan penutup,
sebenarnya guru memiliki otoritas
namun ditemukan tidak ada perbe-
untuk mengubah lingkungan kelas
daan antara pengelolaan kegiatan
anak guna mendukung proses kegi-
dalam kelompok besar dan kelompok
atan belajar yang menarik, dan tidak
kecil karena semua kegiatan berpusat
membosankan. Selain itu, penggu-
kepada guru. Hal lainnya, sekolah ini
naan alat permainan edukatif pada
menekankan kegiatan yang syarat
saat kegiatan selalu sama, meskipun
kognisi yakni membaca, menulis,
dari sisi keamanan sesuai bagi anak
dan
karena umumnya material berbahan
kegiatan belajar diarahkan agar anak
plastik dan kayu. Namun dari sisi
dapat menguasai ketiga hal itu, ini
kesehatan sangat relatif karena ada
dapat di lihat pada program kegiatan
material yang terawat dan sebagian-
semester dan RKM yang mengarah
nya tidak, dengan kondisi usang dan
pada calistung.
meninggalkan
TK
berhitung
sehingga
semua
berdebu. Alat-alat ini juga tidak sepenuhnya sesuai dengan fungsi
3. Penilaian
stimulasi yang telah direncanakan
Penilaian anak tidak dilaku-
karena terkesan hanya untuk meme-
kan secara kualitatif atau melalui
301
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 2, November 2014
narasi atau deskripsi yang menje-
digabungkan antara anak yang satu
laskan capaian anak didik, sebalik-
dengan yang lainnya. Padahal tiap
nya penilaian dilakukan dengan cara
peserta didik memiliki ciri atau
memberi tanda bintang. Tiap jumlah
karakter yang berbeda satu sama satu
bintang mewakili kemampuan anak
lain,
didik. Namun cara ini tidak fair,
individu akan membantu pendidik
karena penilaian seperti ini tidak
dalam menilai anak secara lebih
dilakukan per individu melainkan
mendalam.
sehingga
Buku
kemampuan beberapa anak digabung
mencatat
laporan
secara
penilaian
menjadi satu dengan tanda bintang.
perkembangan anak memakai format
Meski
yang
buku laporan yang dikeluarkan dinas
memperhatikan
pendidikan propinsi. Ada beberapa
tingkat pencapaian perkembangan
tahapan yang dikerjakan guru dalam
peserta didik, namun dalam hal status
membuat laporan hasil belajar anak,
kesehatan masih belum ditemukan.
yaitu (a) melakukan atau menulis
demikian, penilaian
dilakukan
sudah
penilaian harian dalam buku rencana kegiatan harian (RKH); (b) memin-
Komponen Hasil Evaluasi pada tataran ini
dahkan catatan penilaian harian ke
memperlihatkan bahwa laporan hasil
buku rekapitulasi; (c) melakukan
belajar
analisa
anak
dilaporkan
sesuai
perkembangan
anak
per
dengan tingkat pencapaian perkem-
individu berdasarkan hasil rekapi-
bangan anak yang diatur dalam
tulasi jumlah bintang yang diperoleh
standar PAUD. Artinya tiap aspek
anak; (d) memindahkan hasil analisa
pengembangan anak dijelaskan ting-
ke dalam buku raport, dan (e)
kat
menyerahkan
ketercapaiannya.
Kelemahan
buku
laporan
atau
terkait cara melakukan penilaian
raport anak kepada orang tua peserta
yang digunakan TK ini, dimana
didik. Penilaian sebatas memberikan
progress semua peserta didik dicatat
bintang, kemudian rekapitulasi, dan
secara general atau dengan kata lain
guru membuat narasi.
302
Evaluasi Program Implementasi Maria Goreti V. Anamara
anak yang bervariasi dengan cara
Keputusan dan Rekomendasi
belum Tingkat
Pelaksanaan standar PAUD
menyiapkan materi belajar yang
berjalan
efekttif.
terus berganti sesuai dengan tema
belum
belajar agar anak tidak bosan dan
secara
pendidikan
yang
sesuai dengan aturan main, rendah-
dapat belajar banyak hal.
nya pemahaman guru dan kepala sekolah terhadap fungsi dan tujuan PAUD berdampak pada penyelenggaraan pendidikan di lembaga ini. Oleh karenanya ada rekomendasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki pelaksanaan standar PAUD di TK Negeri Pembina kabupaten Ende, yaitu: 1. sekolah
perlu
mengalokasikan
dana untuk kegiatan studi banding, seminar atau lokakarya baik bagi guru maupun kepala sekolah guna peningkatkan pemahaman tentang pendidikan anak usia dini secara baik dan benar. 2. guru perlu melakukan kegiatan pembelajaran bersama anak di kelas secara variatif melalui field visiti, merubah setting kelas, pembelajaran dilakukan di luar kelas atau out door dan menerapkan metode belajar student center. 3. Guru perlu meningkatkan keterse-
SIMPULAN Hasil evaluasi program pada implementasi standar PAUD di TK Negeri Pembina Kabupaten Ende dengan menggunakan model CIPP, antara lain: 1. Komponen Konteks, TK Negeri Pembina belum memiliki semua dokumen yuridis yang menjadi landasan
formal
bagi
penye-
lenggaraan PAUD. 2. Komponen Masukan, meliputi: a. Peserta didik di TK Negeri Pembina terbagi ke dalam dua kelompok usia, yakni usia 4-5 dan usia 5-6 tahun, b. Tenaga pendidik dan kependidikan,
lembaga
memiliki
guru dengan pendidikan setingkat SPG-TK, DII PGTK c. Isi Program, kurikulum yang dipakai dari dinas pendidikan propinsi,
diaan sarana mengajar dan belajar
303
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 2, November 2014
d. Sarana dan prasarana, relatif
(digabung). Buku laporan penilai-
baik, seperti gedung sekolah,
an perkembangan anak memakai
luas tanah,
format buku laporan yang dikelu-
e. Pengelolaan, lembaga memiliki
arkan dinas pendidikan propinsi.
visi-misi dan tujuan pendidikan yang dirumuskan bersama oleh
DAFTAR PUSTAKA
kepala sekolah, pendidik, dan
Jackman, Hilda L. Early Education Curriculum, fourth edition. Belmont: Dalmar Cengage Learning, 2009. Morrison, George S. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks, 2012. Santoso, Soegeng. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Pendirinya. Jakarta: Bahan Seminar dan Workshop, 2011. Usakli, Hakan. .Early Childhood Education: the case of Turkey, Contemporary Issues in Early Childhood Volume 11 Number 2 2010, www.wwwords.co.uk/CIEC). Brown, Christopher P. Being Accountable for One’s Own Governing:a case study of early educators responding to standards-based early childhood education reform, Contemporary Issues in Early Childhood Volume 11 Number 2 2010, www.wwwords.co.uk/CIEC). http://www.dephut.go.id. http://hostedweb.cfaes.ohiostate.edu. Jalal, Fasli. (http://www.jpnn.com/read/2012
komite sekolah. f. Pembiayaan, sumber pembiayaa berasal dari pemerintah pusat, propinsi, kabupaten, dan peserta didik dalam bentuk uang sekolah dan seragam. 1. Komponen Proses a. Perencanaan kegiatan semester, dan penyusunan RKM dan RKH disusun bersama melalui wadah IGTKI b. Pelaksanaan meliputi: ruang kelas di setting secara permanen;
kegiatan
pembelajaran
dilakukan di ruang kelas; kegiatan sudah terdiri dari pembuka, inti, dan penutup, c. Penilaian
dilakukan
dengan
memberi tanda bintang, jumlah bintang mewakili kemampuan anak didik. 2. Komponen hasil, progress peserta didik
dicatat
secara
general
304