PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK (Studi Kasus pada Kerajinan Agus Ceramics)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh: Monica Felicia Mutiarasari Putri NIM: 132114051
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK (Studi Kasus pada Kerajinan Agus Ceramics)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh: Monica Felicia Mutiarasari Putri NIM: 132114051
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“Dan ketahuilah, Aku menyertaimu senantiasa sampai akhir zaman.” (Matius 28: 20) “Bagaimana engkau tumbuh, bila senantiasa memilih layu? Bukankah kau harus bertumbuh agar sesamamu beroleh manfaat daripadamu?”
Kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria dan Santa Monica Papa dan Mama Saudaraku Koko Edo, Lita dan Richard Adhitya Putra W. Bapak Ibu Dosen, Sahabat serta Teman-teman
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: EVALUASI PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK Studi Kasus pada Kerajinan Agus Ceramics dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 15 Juni 2017 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima. Yogyakarta, 31 Mei 2017 Yang membuat pernyataan,
Monica Felicia M. P.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama Nomor Mahasiswa
: Monica Felicia Mutiarasari Putri : 132114051
Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: EVALUASI PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK Studi Kasus pada Kerajinan Agus Ceramics Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpang, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 31 Mei 2017
Yang menyatakan,
(Monica Felicia M. P.)
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis. 2. Albertus Yudi Yuniarto, SE., M.B.A. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. 3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Ilsa Haruti Suryandari, SE., SIP., M.Sc., Akt., CA. selaku dosen pembimbing akademik yang telah senantiasa menyertai selama 4 tahun kuliah di Universitas ini. 5. Drs. G. Anto Listianto, M.S.A, Akt. selaku pembimbing, sahabat,dan keluarga yang telah sabar membantu dan membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini. 6. Agus Sugiarto selaku pemilik Kerajinan Agus Ceramics yang memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan telah bersedia memberikan data yang diperlukan. 7. Papa dan Mama yang peduli pada pendidikan anaknya, dan banyak mendorong dan mendoakan penulis hingga skripsi ini dapat selesai. 8. Saudaraku Koko Edo, Lita dan Richard yang senantiasa memberikan semangat dan dorongan pada penulis dalam penyelesaian skripsi.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Adhitya Putra W. yang senantiasa mendampingi dan memberikan motivasi kepada penulis dalam mengerjakan skripsi. 10. Teman-teman seperjuangan mulai dari teman-teman Kelas B angkatan 2013 dan kelas MPAT yang mendoakan kelancaran penulisan skripsi ini. 11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Mei 2017
Penulis
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.......................................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... .... HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... .... HALAMAN MOTTO ................................................................................... .... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ...................... .... HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................ .... HALAMAN KATA PENGANTAR .................................................................. HALAMAN DAFTAR ISI ................................................................................ HALAMAN DAFTAR TABEL ........................................................................ HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ................................................................ ABSTRAK ......................................................................................................... ABSTRACT ....................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... A. Latar Belakang Masalah ........................................................ B. Rumusan Masalah ................................................................. C. Batasan Masalah.................................................................... D. Tujuan Penelitian .................................................................. E. Manfaat Penelitian ................................................................ F. Sistematika Penulisan ........................................................... BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. A. Biaya Produksi ........................................................................ 1. Pengertian Biaya Produksi ................................................ 2. Unsur-Unsur Biaya Produksi ............................................ 2.1 Biaya Bahan Baku ...................................................... 2.2 Biaya Tenaga Kerja .................................................... 2.2.1 Jenis Tenaga Kerja................................................ 2.2.2 Sifat-Sifat Tenaga Kerja Langsung ...................... 2.3 Biaya Overhead Pabrik ............................................... 2.3.1 Biaya Overhead Pabrik menurut Perilakunya ...... 2.3.2 Sifat-Sifat Biaya Overhead Pabrik Dibebankan ... 2.3.3 Dasar Pembebanan Biaya Overhead Pabrik pada Produk ................................................................... B. Akutansi Produk Bersama ...................................................... 1. Pengertian Biaya Bersama ................................................ 2. Pengertian Produk Bersama.............................................. 3. Alokasi Biaya ................................................................... 3.1 Metode Alokasi Biaya Produk Bersama ..................... C. Harga Pokok Produksi ............................................................ 1. Pengertian Harga Pokok Produksi ................................... 2. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi ................. 2.1 Metode Penentuan Harga Pokok Pesanan ................. 2.2 Metode Harga Pokok Proses ...................................... 3. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi ...................... ix
i ii iii iv v vi vii ix xi xiii xiv xv 1 1 4 4 4 4 5 7 7 7 8 8 9 9 9 10 12 12 13 15 16 17 18 19 24 24 24 25 28 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.1 Metode Full Costing.................................................. 3.2 Metode Variabel Costing .......................................... D. Harga Jual Produk................................................................... 1. Pengertian Harga Jual Produk ......................................... 2. Metode Penentuan Harga Jual Produk ............................. 2.1 Metode Taksiran (Judgemental Method) .................. 2.2 Metode Berbasis Pasar (Market-Based Method)....... 2.3 Metode Berbasis Biaya (Cost-Based Method) .......... E. Pengukuran Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Produk .. 1. Pengukuran Harga Pokok Produksi .................................. 2. Pengukuran Harga Jual Produk ........................................ 3. Evaluasi Harga Jual Produk .............................................. A. Menetukan Harga Pokok Produksi yang Tepat ......... B. Menentukan Mark-Up ............................................... F. Review Penelitian Terdahulu .................................................. BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... A. Jenis Penelitian ...................................................................... B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... C. Subyek dan Obyek Penelitian ............................................... D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... E. Data yang Diperlukan ........................................................... F. Teknik Analisa Data.............................................................. BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................. A. Letak Perusahaan .................................................................. B. Sejarah Perusahaan................................................................ C. Visi dan Misi Perusahaan ...................................................... D. Bahan Baku ........................................................................... E. Tenaga Kerja Langsung ........................................................ F. Overhead Pabrik .................................................................... G. Proses Produksi ..................................................................... BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ........................................... A. Deskripsi Data ....................................................................... B. Analisis Data ......................................................................... C. Pembahasan ........................................................................... BAB VI PENUTUP ............................................................................................ A. Kesimpulan ........................................................................... B. Keterbatasan Penelitian ......................................................... C. Saran ...................................................................................... DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
x
30 31 32 32 33 34 34 37 40 40 40 40 40 41 41 44 44 44 44 44 45 46 48 48 48 49 50 50 51 55 57 57 59 82 85 85 85 85 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 25 Tabel 26 Tabel 27 Tabel 28 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 31
Pesanan Bulan Februari 2017 pada Kerajinan Agus Ceramics .......................................................................................... Perkiraan Pemakaian Bahan............................................................. Perkiraan Biaya ................................................................................ Harga Perolehan Alat Kerja dan Gedung ........................................ Perkiraan Harga Pokok Produksi Souvenir menurut Kerajinan Agus Ceramics .......................................................................................... Harga Jual Souvenir menurut Kejarinan Agus Ceramics................. Penghitungan Biaya Bahan Baku Pesanan A .................................. Penghitungan Biaya Bahan Baku Pesanan B .................................. Penghitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Pesanan A ............... Penghitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Pesanan B ................ Penghitungan Alokasi Biaya Bersama ............................................ Penghitungan Alokasi Biaya Cat Clear Ke Masing-masing Pesanan ............................................................................................ Penghitungan Alokasi Biaya Kuas Ke Masing-masing Pesanan ............................................................................................ Penghitungan Alokasi Biaya Listrik Ke Masing-masing Pemakaian ........................................................................................ Penghitungan Beban Listrik pada Masing-masing Pesanan ............ Penghitungan Beban Depresiasi Gedung pada Masing-masing Pesanan ............................................................................................ Penghitungan Biaya Bahan Penolong.............................................. Penghitungan Biaya Bahan Habis Pakai pada Pesanan A ............... Penghitungan Biaya Bahan Habis Pakai pada Pesanan B ............... Penghitungan Biaya Tenga Kerja Tidak Langsung pada Masingmasing Pesanan................................................................................ Beban Depresiasi Gedung Pabrik Bulan Februari 2017 .................. Beban Depresiasi Alat Kerja Bulan Februari 2017 ......................... Penghitungan Beban Depresiasi Alat Kerja Per Pieces Pesanan ............................................................................................ Penghitungan Beban Depresiasi Alat Kerja pada Masingmasing Pesanan................................................................................ Beban Depresiasi Alat Kerja ........................................................... Beban Listrik PLN ........................................................................... Penghitungan Biaya Overhead Pabrik menurut Perilakunya pada Pesanan A ................................................................................ Penghitungan Biaya Overhead Pabrik menurut Perilakunya pada Pesanan B ................................................................................ Harga Pokok Pesanan pada Pesanan A ............................................ Harga Pokok Pesanan pada Pesanan B ............................................ Harga Jual Produk pada Pesanan A ................................................. xi
57 58 58 59 59 59 60 61 60 60 61 62 63 64 65 66 67 67 68 69 70 70 71 71 72 73 73 74 74 74 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 32 Tabel 33 Tabel 34 Tabel 35
Harga Jual Produk pada Pesanan B ................................................. Perbandingan Konsep Penghitungan menurut Perusahaan dan Kajian Teori ..................................................................................... Perbandingan Harga Pokok Pesanan Setiap Pesanan ...................... Perbandingan Harga Jual Produk Setiap Pesanan ...........................
xii
75 76 78 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Lampiran
Halaman
1
Transkrip Wawancara ............................................................. 92
2
Daftar UMR Yogyakarta 2017 ............................................... 95
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK EVALUASI PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK Studi Kasus pada Kerajinan Agus Ceramics Monica Felicia Mutiarasari Putri NIM : 132114051 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian penentuan harga jual produk jika dibandingkan dengan kajian teori. Penelitian ini dilakukan pada Kerajinan Agus Ceramics yang berlokasi di Pundong, Bantul, Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Metode penelitian dilakukan dengan teknik deskriptif kuantitatif. Teknik analisa data yang digunakan adalah penghitungan harga jual produk dengan metode berbasis biaya pendekatan full cost-plus mark-up. Langkah menganalisis data yaitu dengan: 1) menghitung biaya bahan baku langsung; 2) menghitung biaya tenaga kerja langsung; 3) menghitung biaya overhead pabrik; 4) menghitung harga pokok produksi; 5) menghitung harga jual produk; 6) membandingkan konsep penghitungan harga pokok produksi dan harga jual produk menurut perusahaan dan menurut kajian teori; 7) membandingkan penghitungan harga pokok produksi menurut perusahaan dan menurut kajian teori; 8) menghitung harga jual produk menurut perusahaan dan menurut kajian teori; dan 9) menyimpulkan penentuan harga jual produk pada perusahaan berdasarkan penghitungan dan analisis yang sudah dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan pada penghitungan harga jual produk menurut perusahaan dan penghitungan harga jual produk menurut kajian teori. Terbukti dari perbedaan penghitungan harga jual produk sebesar 46,2% pada Produk A dan 60,3% pada Produk B. Perbedaan tersebut terjadi karena perbedaan kosep penghitungan harga jual produk menurut perusahaan dan menurut kajian teori, dimana perusahaan mementingkan keuntungan sebesarbesarnya ketimbang keakuratan penghitungan yang didasari penggolongan biaya yang tepat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga jual produk menurut Kerajinan Agus Ceramics belum sesuai dengan kajian teori.
Kata kunci: harga pokok produksi, harga jual produk, dan full costplusmark-up.
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE EVALUATION OF PRODUCT SALES PRICE A Case Study at Agus Ceramics Craft Monica Felicia Mutiarasari Putri NIM : 132114051 Sanata Dharma University Yogyakarta 2017 The aims of this research is to find out the accuracy in determining the product sales price when compared with the decision of the product sales price based on theory examination. This research is conducted on Agus Ceramics Craft located in Pundong, Bantul, Yogyakarta. The type of research is case study. The research method is done by quantitative descriptive thecnique. The thecniques used in data analysis is calculating the product sales price with cost-based pricing method full cost-plus mark-up approach. Step of analysis data that is by: 1) calculate direct material cost; 2) calculate direct labor cost 3) calculate factory overhead cost; 4) calculate cost of goods manufactured; 5) calculate product sales price 6) comparing the concept of calculating the cost of goods manufactured and the product sales price according to the company and according to the theory examination; 7) comparing the calculating of cost of goods manufactured according to the company and according to the theory examination; 8) comparing the calculating of product sales price according to the company and according to the theory examination; and 9) concludes the determination of the product selling price on the company based on the calculation and analysis that has been done. The result of the research showed that there was difference between the calculation of product sales price according to the company and the calculation of product sales price according to the theory examination. Evident from the difference in the calculation of product sales price of 46.2% in Product A and 60,3% in Product B. The difference occured due to differences calculation concept of the product salles price according to the company and according to theory examination, where the company prioritized profits as much as possible rather than accuracy calculations based on appropriate cost classification. Thus it could be concluded that the product sales price according to Agus Ceramics Craft did not in accordance with the of theory examination. Keywords: cost of goods manufactured, product sales price and full cost-plus mark-up.
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mulyadi (1993: 97) menyatakan bahwa, penentuan harga pokok produksi bertujuan untuk mengetahui berapa besarnya biaya yang dikorbankan dengan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi atau jasa yang siap untuk dijual dan dipakai. Penentuan harga pokok produksi sangat penting dalam suatu perusahaan, karena merupakan salah satu elemen yang dapat digunakan sebagai pedoman dan sumber informasi bagi pimpinan dalam mengambil keputusan penentuan harga jual. Perusahaan harus mampu menentukan biaya yang timbul dalam produksi yang sesuai dengan proses bisnis perusahaan, agar perusahaan dapat menentukan harga pokok produksi dengan tepat. Penentuan harga pokok produksi pada setiap perusahaan memiliki cara yang berbeda-beda karena setiap perusahaan memiliki proses bisnis yang berbeda. Perusahaan tidak bisa sembarangan dalam menentukan harga pokok produksi, karena jika tidak tepat dalam menentukan harga pokok produksi akan mempengaruhi pengambilan keputusan penentuan harga jual. Apabila penentuan harga pokok produksi terlalu rendah maka harga jual juga rendah sehingga laba yang diperoleh tidak maksimal. Sehingga lama-kelamaan akan mengurangi minat untuk melakukan investasi baru bagi perusahaan tersebut, bahkan mungkin saja akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan apabila biaya-biaya yang diperlukan mengalami peningkatan sedangkan harga jual tidak berubah. Sebaliknya bila penentuan harga pokok produksi terlalu tinggi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
maka keputusan penentuan harga jual akan menjadi tinggi, akibatnya minat konsumen
untuk
membeli
produk
menjadi
berkurang
dan
dapat
mengakibatkan konsumen mungkin lari ke produk sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan pesaing apabila perusahaan pesaing dapat menawarkan produk sejenis dengan kualitas yang relatif sama dan harga yang cenderung lebih rendah. Apabila terjadi demikian maka hal ini akan berdampak mengurangi kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing di pasaran. Oleh karena itu, diperlukan pertimbangan yang lebih relevan dalam penentuan harga jual yang lebih tepat. Kebijakan penentuan harga jual oleh manajemen idealnya memastikan pemulihan (recovery) atas semua biaya dan mencapai laba yang diinginkan dalam kondisi sulit sekalipun (Carter dan Usry, 2004). Meskipun penawaran dan permintaan biasanya merupakan faktor penentu dalam penetapan harga tetapi penetapan harga jual yang menguntungkan bagi perusahaan memerlukan pertimbangan atas biaya. Pertimbangan perusahaan dalam keputusan penentuan harga jual pada kenyataannya seringkali belum tepat karena banyak perusahaan, khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menentukan harga jual produk mereka tidak berdasarkan perhitungan dan prinsip akuntansi yang benar, melainkan menggunakan perkiraan manajemen atau pemilik. Maka dari itu tidak mengherankan apabila banyak UMKM yang kemudian gulung tikar karena penghasilan dari penjualan produk atau jasa mereka tidak dapat menutup seluruh biaya produksi dan menghasilkan laba yang diharapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Oleh karena itu penentuan harga jual harus tepat, dengan didasari oleh harga pokok produksi yang dikalkulasi dengan mark-up (Mulyadi 2005: 348). Dalam penelitian Magdalena (2010), Pancawati (2014), dan Florensia, et al. (2015), menyatakan bahwa penetapan harga pokok produksi perusahaan ditetapkan lebih rendah daripada harga pokok produksi sebenarnya, sehingga harga jual juga ditetapkan lebih rendah. Sebaliknya Cahyadi (2008), Erawati dan Syafitri (2012), dan Djumali, et al. (2014) menyatakan bahwa harga pokok produksi perusahaan ditetapkan lebih tinggi daripada harga pokok produksi sesungguhnya, sehingga harga jual ditetapkan lebih tinggi. Berdasarkan gap tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti penentuan harga jual pada Kerajinan Agus Ceramics, karena memiliki proses bisnis berdasarkan pesanan konsumen. Proses bisnis seperti ini akan membuat pemilik usaha untuk bisa membuat produk yang berbeda-beda (heterogen) tergantung permintaan konsumen dan dapat menentukan harga jual diawal sebelum proses produksi dimulai untuk mendapatkan kesepakatan. Kerajinan Agus Ceramics masih mengandalkan intuisi pemilik dalam penentuan harga jual produknya. Pada prinsipnya penentuan harga jual Kerajinan Agus Ceramics hanya berfokus pada keuntungan yang diperoleh tanpa perhitungan biaya yang tepat dan terperinci. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “Evaluasi Penetapan Harga Jual Produk pada Kerajinan Agus Ceramics.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penentuan harga jual produk pada Kerajinan Agus Ceramics sudah sesuai dengan kajian teori? C. Batasan Masalah Penelitian ini berfokus pada evaluasi penetapan harga jual produk souvenir gerabah teknik cetak dan teknik putar pesanan bulan Februari 2017 pada Kerajinan Agus Ceramics. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian penentuan harga jual produk pada Kerajinan Agus Ceramics jika dibandingkan dengan kajian teori. E. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi sehingga membantu
perusahaan
dalam
mengembangkan
dan
memperbaiki
penentuan harga pokok produksi pesanan dan harga jual produk. 2. Mahasiswa dan Universitas Sanata Dharma Penelitian ini bisa menjadi bagian kepustakaan Universitas Sanata Dharma yang bermanfaat untuk referensi dalam tugas-tugas mahasiswa atau hanya sekedar menambah pengetahuan dalam bidang akuntansi manajemen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
3. Peneliti Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai penentuan harga pokok produksi pesanan dan penentuan harga jual lebih mendalam, karena peneliti bisa memperaktikan teori yang ada secara langsung di lokasi penelitian. F.
Sistematika Penulisan BAB I
: PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
: KAJIAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan harga pokok produksi dan harga jual produk, yang meliputi pengertian dan unsur-unsur biaya produksi; pengertian produk bersama dan metode penghitungan alokasi biaya persama; pengertian harga pokok produksi, metode pengumpulan harga pokok produksi dan metode penentuan harga pokok produksi; serta pengertian harga jual, metode penentuan harga jual, dan penentuan mark-up. Bab ini juga berisi pengukuran harga jual produk yang tepat serta review penelitian terdahulu.
BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bagian ini, menguraikan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, sumber data,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
teknik pengumpulan data, data yang diperlukan dan teknik analisis data. BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Pada bab ini akan menjelaskan mengenai letak perusahaan, sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan. Selain itu akan dibahas juga tentang bahan baku dan tenaga kerja yang digunakan perusahaan, overhead pabrik yang ada, dan proses produksi perusahaan. BAB V
: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menguraikan mengenai hasil penelitian dengan cara membandingkan penghitungan harga pokok produksi pada perusahaan dengan kajian teori. Hal tersebut dilakukan untuk melihat apakah penghitungan harga pokok produksi yang diguakan sebagai dasar harga jual produk pada perusahaan tersebut sudah sesuai atau belum.
BAB VI : PENUTUP Pada bab ini disajikan kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian dan saran yang diperoleh dari hasil pembahasan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan dan peneliti selanjutnya
dalam
menghitung
harga
jual
produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Biaya Produksi 1. Pengertian Biaya Produksi Riwayadi
(2014:
17)
mendefinisikan
bahwa,
biaya
produksi
(manufacturing cost) adalah biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi. Fungsi produksi adalah hubungan fungsional atau sebab akibat antara input dan output. Dalam hal ini input adalah sebab dan output sebagai akibat. Input produksi dikenal dengan faktor-faktor produksi, yaitu modal, tenaga kerja, sumber daya alam, dan teknologi atau kewirausahaan. Sementara output dikenal dengan jumlah produksi. Hansen dan Mowen (2004: 50) mendefinisikan bahwa, biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Sementara Carter dan Usry (2005: 24) mendefinisikan bahwa, biaya produksi adalah jumlah dari tiga unsur biaya yaitu biaya produksi langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah biaya yang berhubungan dengan biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
2. Unsur-Unsur Biaya Produksi Biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Penghitungan biaya produksi ke dalam penentuan harga pokok produksi sangatlah penting, karena biaya produksi merupakan unsur biaya yang dihitung dalam harga pokok produksi. Berikut ini penjelasan mengenai macam-macam biaya tersebut: 2.1 Biaya Bahan Baku Siregar (2013: 38) mendefinisikan biaya bahan baku sebagai besarnya nilai bahan baku yang dimasukkan ke dalam proses produksi untuk diubah menjadi barang jadi. Bahan baku adalah bahan yang akan diolah melalui proses produksi menjadi produk selesai. Bahan baku yang digunakan dapat diperoleh melalui pembelian lokal, import, atau pengolahan sendiri. Carter (2009: 40) menyatakan biaya bahan baku dibagi menjadi dua jenis yaitu: a. Bahan Baku Langsung Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk integral dari produk jadi dan dimasukan secara eksplisit dalam penghitungan biaya produk. b. Bahan Baku Tidak Langsung Bahan baku tidak langsung adalah bahan baku yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu produk tetapi tidak di klasifikasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
sebagai bahan baku langsung karena bahan baku tersebut tidak menjadi bagian dari produk. 2.2 Biaya Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja adalah semua balas jasa (teken prestasi) yang diberikan oleh perusahaan kepada semua karyawan. 2.2.1 Jenis Tenaga Kerja Carter (2009 : 42) membagi tenaga kerja menjadi dua jenis yaitu : 1) Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konveksi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. 2) Tenaga Kerja Tidak Langsung Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak secara langsung ditelusuri ke konstruksi atau komposisi produk jadi. 2.2.2 Sifat-Sifat Tenaga Kerja Langsung Adisaputro dan Anggarini (2011: 217) dalam Sari (2016), menyatakan sifat – sifat tenaga kerja langsung sebagai berikut: a. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi. b. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya variabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
c. Secara umum tenaga kerja ini merupakan tenaga kerja yang kegiatannya langsung dapat dihubungkan dengan produk akhir (terutama dalam penentuan harga pokok). 2.3 Biaya Overhead Pabrik Hansen dan Mowen (2009: 57) mendefinisikan bahwa, biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Mulyadi (2005: 194-195) menggolongkan biaya overhead pabrik menurut sifatnya adalah sebagai berikut: a. Biaya Bahan Penolong Biaya bahan penolong yaitu bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut. b. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang (spareparts), biaya bahan habis pakai (factory supplies) dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan emplasemen, perumahan, bangunan pabrik, mesin-mesin dan equipment, kendaraan dan aktiva tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
c. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang dibutuhkan dalam proses menghasilkan suatu barang, tetapi tidak terlibat secara langsung di dalam proses produksi. Biaya tenaga kerja tidak langsung terdiri dari upah, tunjangan dan biaya kesejahteraan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tidak langsung tersebut. d. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya depresiasi emplasemen pabrik, bangunan pabrik, mesin dan equipment, perkakas laboratorium, alat kerja, dan aktiva tetap lain yang digunakan di pabrik. e. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya asuransi gedung dan emplasemen, asuransi mesin dan equipment, asuransi kendaraan, dan asuransi kecelakaan karyawan. f. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai. Biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
2.3.1. Biaya Overhead Pabrik menurut Perilakunya Mulyadi (2005: 195) menyatakan bahwa, penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume produksi dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu : a. Biaya Overhead Tetap Biaya Overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik yang tidak berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu. b. Biaya Overhead Variabel Biaya overhead pabrik variabel adalah biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi dalam rentang relevan. c. Biaya Overhead Semivariabel Biaya overhead pabrik semivariabel adalah biaya overhead pabrik yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. 2.3.2. Sifat-Sifat Biaya Overhead Pabrik Dibebankan Muhadi dan Siswanto (2001: 2) menyatakan bahwa, sifatsifat BOP dibebankan secara langsung pada produksi adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
1. Produksinya relatif stabil 2. Biaya overhead pabrik khususnya yang bersifat tetap bukan merupakan bagian yang berarti dibandingkan dengan biaya produksi total. 2.3.3. Dasar Pembebanan Biaya Overhead Pabrik pada Produk Mulyadi (2005: 200-202) menyatakan, beberapa dasar yang dapat dipakai sebagai satuan kegiatan untuk membebankan BOP kepada produk adalah sebagai berikut : a. Satuan produk Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan langsung membebankan BOP kepada produk. Tarif BOP per satuan = Taksiran BOP = taksiran jumlah Biaya Overhead Pabrik bulan / tahun berjalan Taksiran jumlah satuan produk = taksiran jumlah satuan produk yang diproduksi bulan / tahun berjalan b. Biaya Bahan Mentah Jika BOP yang dominan dengan nilai bahan mentah, maka dasar yang dipakai untuk membebankannya kepada produk adalah biaya bahan baku yang dipakai. Tarif BOP per satuan = Taksiran biaya bahan mentah yang dipakai = taksiran jumlah Biaya Overhead Pabrik yang dominan bervariasi dalam nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
bahan mentah bulan / tahun berjalan (misal : biaya asuransi bahan baku) c. Biaya Tenaga Kerja Jika
sebagian
besar
elemen
BOP
mempunyai
hubungan yang erat dengan jumlah upah TKL, maka dasar yang dipakai untuk membebankan BOP adalah biaya TKL. Tarif BOP per satuan = Taksiran biaya Tenaga Kerja Langusng = taksiran biaya Tenaga Kerja Langsung saat proses produksi bulan / tahun berjalan d.Jam Tenaga Kerja Langsung Oleh karena ada keterkaitan yang sangat erat antara biaya TKL dengan jumlah jam kerja langsung, makan BOP dibebankan atas dasar jam tenaga kerja langsung. Tarif BOP per satuan = Taksiran jam Tenaga Kerja Langusng = taksiran jam kerja Tenaga Kerja Langsung saat proses produksi bulan / tahun berjalan e. Jam Mesin Apabila BOP bervariaasi dengan waktu penggunaan mesin, maka dasar yang dipakai untuk membebankannya adalah jam mesin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
Tarif BOP per satuan = Taksiran Jam Kerja Mesin = taksiran Jam Kerja Mesin saat proses produksi bulan / tahun berjalan B. Akuntansi Produk Bersama Suatu perusahaan manufaktur yang memproduksi banyak produk pasti akan membutuhkan beberapa unsur-unsur biaya untuk memproduksi produknya tersebut. Diantaranya adalah biaya bersama dan biaya produksi bersama. Mulyadi (2005: 333) menyatakan, istilah biaya bersama dapat dikaitkan dengan dua pengertian diantaranya : 1. Biaya overhead bersama (joint overhead cost) yang harus dialokasikan ke berbagai departemen, baik dalam perusahaan yang kegiatan produksinya berdasarkan pesanan maupun yang kegiatannya dilakukan secara massa. 2. Biaya produksi bersama (join product cost) adalah biaya yang dikeluarkan sejak mula – mula bahan baku diolah sampai dengan berbagai macam produk saat dipisahkan identifikasinya. Biaya produk bersama ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Untuk pembahasan selanjutnya, definisi yang akan dipakai adalah sebagai berikut : Mulyadi (2005: 342) menyatakan, pengertian pertama biaya bersama tersebut diatas disebut biaya bergabung (common cost), sedangkan pengertian kedua disebut biaya bersama (joint cost). Biaya bergabung adalah biaya-biaya untuk memproduksi dua atau lebih produk yang terpisah (tidak diolah bersama) dengan fasilitas sama pada saat yang bersamaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
Biaya bergabung dan biaya bersama mempunyai satu perbedaan pokok yaitu bahwa biaya bergabung dapat diikuti jejak alirannya ke berbagai produk yang terpisah tersebut atas dasar sebab akibat, atau dengan cara menelusuri jejak penggunaan fasilitas. Biaya bergabung tidak meliputi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, di lain sisi biaya bersama tidak dapat diikuti jejak alirannya ke berbagai macam produk yang dihasilkan. Biaya bergabung merupakan biaya tak langsung dalam hubungannya dengan produk-produk yang dihasilkan. 1.Pengertian Biaya Bersama Dalam proses produksi perusahaan tertentu, kita sering menjumpai satu atau beberapa macam bahan baku dalam satu proses produksi yang sama menghasilkan beberapa macam produk. Singkatnya, satu input menghasilkan lebih dari satu output. Biaya-biaya yang dikeluarkan selama memproduksi beberapa produk secara bersamaanlah, yang dinamakan biaya bersama. Berikut pendapat para ahli mengenai biaya bersama (joint cost) : Mulyadi (2005: 334) mendefinisikan bahwa, biaya produk bersama adalah Biaya yang dikeluarkan sejak saat mula-mula bahan baku diolah sampai dangan saat berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya. Biaya produk bersama ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Supriyono (1999 : 238) mendefinisikan bahwa, biaya produksi bersama adalah biaya produksi yang diserap oleh produk bersama (common
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
product) yang terdiri atas biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang dapat diikuti jejaknya yang pada setiap macam produk dan biaya overhead pabrik yang tidak dapat diikuti jejaknya pada setiap macam produk, oleh karena itu biaya overhead pabrik pada biaya produksi bersama disebut dengan biaya overhead bersama (joint overhead cost). Bustami dan Nurlela (2009: 148) mendefinisikan bahwa, biaya bersama adalah biaya yang diolah secara bersama seperti biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik untuk menghasilkan beberapa produk. 2.Pengertian Produk Bersama Bustami dan Nurlela (2009: 147) mendefinisikan bahwa, produk bersama adalah beberapa produk yang dihasilkan dalam suatu rangkaian atau seri produk secara bersama atau serempak dengan menggunakan bahan, tenaga kerja dan biaya overhead secara bersama. Biaya tersebut tidak dapat ditelusuri atau dipisahkan pada setiap produk, dan setiap produk mempunyai nilai jual atau kuantitas yang relatif sama. Supriyono (1999: 237-238) mendefinisikan bahwa, produk bersama (common product) adalah beberapa macam produk yang dihasilkan bersama-sama dengan menggunakan fasilitas yang sama tetapi asal dari bahan baku dan tenaga kerja langsung tidak dapat diikuti jejaknya pada setiap macam produk. Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa produk bersama adalah beberapa macam produk yang diproduksi serempak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
dengan menggunakan fasilitas yang sama tetapi biaya produksinya tidak dapat ditelusuri pada setiap produknya. 3.Alokasi Biaya Biaya bersama sulit diperhitungkan kepada masing-masing produk. Oleh karena itu untuk memudahkan dalam penghitungan diperlukan alokasi biaya. Bustami dan Nurlela (2009: 149) mendefinisikan bahwa, alokasi biaya adalah pembebanan biaya secara proporsional dari biaya tidak langsung atau biaya bersama ke obyek biaya. Bustami dan Nurlela (2009: 149) mendefinisikan, secara umum alokasi biaya tersebut ditujukan untuk berbagai alasan sebagai berikut : a. Menghitung harga pokok dan menentukan nilai persediaan untuk tujuan pelaporan keuangan internal. b. Menghitung harga pokok dan menentukan persediaan untuk tujuan pelaporan eksternal. c. Menilai persediaan untuk tujuan asuransi. d. Menentukan nilai persediaan jika terjadi kerusakan terhadap nilai barang yang rusak atau biaya bahan yang hancur. e. Menentukan biaya departemen atau devisi untuk tujuan pelaporan kinerja eksekutif. f. Pengaturan tarif karena adanya sebagian produk atau jasa yang diproduksi dikenakan peraturan harga. Misalnya di Amerika Serikat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
produksi minyak mentah dan gas alam dilakukan bersama tetapi gas alam dikenakan peraturan harga. Selain dari tujuan-tujuan diatas, Mursyidi (2008: 165) juga memaparkan bahwa analisis biaya bersama dapat dijadikan informasi untuk perencanaan laba sekaligus penentuan harga jual yang relatif bersaing untuk setiap jenis produk bersama. Pada dasarnya alokasi biaya bertujuan untuk mengetahui berapa besar kontribusi
masing-masing
produk
bersama
terhadap
pendapatan
perusahaan dan mengetahui apakah seluruh biaya produksi yang dibebankan kepada masing-masing produk bersama sudah dihitung dengan seteliti mungkin. 3.1 Metode Alokasi Biaya Produksi Bersama Mulyadi
(2009:
360)
menyatakan,
biaya
bersama
dapat
dialokasikan kepada tiap-tiap produk bersama dengan menggunakan salah satu dari tiga metode di bawah ini: a. Metode Nilai Jual Relatif Mulyadi (2005: 337) menyatakan, metode ini banyak digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama kepada produk bersama. Dasar pikiran metode ini adalah bahwa harga jual suatu produk merupakan perwujudan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut. Jika salah satu produk terjual lebih tinggi daripada produk yang lain, hal ini karena biaya yang dikeluarkan untuk produk tersebut lebih banyak bila dibandingkan dengan produk yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
Oleh karena itu menurut metode ini, cara yang logis untuk mengalokasikan biaya bersama adalah berdasarkan pada nilai jual relatif masing-masing produk bersama yang dihasilkan. Bustami dan Nurlela (2009: 150) menyatakan, metode harga jual dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : 1) Harga Jual Diketahui pada Saat Titik Pisah Apabila harga jual diketahui pada saat titik pisah maka biaya bersama dibebankan kepada produk berdasarkan nilai jual masingmasing produk terhadap jumlah nilai jual keseluruhan produk. Rumus Pembebanan Biaya : Pembebanan Biaya Bersama =
X Biaya Bersama
bbBerBerBersama 2) Harga Jual Tidak Diketahui pada Saat Titik Pisah Apabila suatu produk tidak bisa dijual pada titik pisah, maka harga tidak dapat diketahui saat titik pisah. Produk tersebut memerlukan proses tambahan sehingga harga jual dapat diketahui sebelum dijual. Dasar yang dapat digunakan dalam menghasilkan biaya bersama adalah harga pasar hipotesis. Harga pasar hipotesis adalah nilai jual suatu produk setelah diproses lebih lanjut dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproses lebih lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
Rumus Pembebanan Biaya : Pembebanan Biaya Bersama
=
X Biaya Bersama
b. Metode Bersama Satuan Bersama Fisik BbBersama Bersama Mulyadi (2005: 338) menyatakan, Metode satuan fisik mencoba menentukan harga pokok produk bersama sesuai dengan manfaat yang ditentukan oleh masing-masing produk akhir. Dalam metode ini biaya bersama dialokasikan kepada produk atas dasar koefisien fisik kuantitas bahan baku yang terdapat dalam masing-masing produk. Koefisien fisik ini dinyatakan dalam satuan berat, volume, atau ukuran yang lain. Dengan demikian metode ini menghendaki bahwa produk bersama yang dihasilkan harus dapat diukur dengan satuan ukuran pokok yang sama. Jika produk yang sama mempunyai satuan ukuran yang berbeda, harus ditentukan koefisien ekuivaliensi yang digunakan untuk mengubah berbagai satuan tersebut menjadi ukuran yang sama. Rumus Pembebanan Biaya : Pembebanan Biaya Bersama =
X Biaya Bersama
Mulyadi (2005: 339) menyatakan, metode ini hanya dapat digunakan bila produk bersama yang dihasilkan diukur dalam satuan diukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
dalam satuan yang sama. Pada umumnya metode ini digunakan oleh perusahaan yang menghasilkan beberapa macam produk yang sama dari satu proses bersama tetapi mutunya berlainan. Dalam metode ini harga pokok masing-masing produk dihitung sesuai dengan proporsi kuantitas yang diproduksi. Jalan pikiran yang mendasari pemakaian metode ini adalah karena semua produk dihasilkan dari proses yang sama, maka tidak mungkin biaya untuk memproduksi satu satuan produk berbeda satu sama lain. Rumus Pembebanan Biaya : Pembebanan Biaya Bersama = Biaya per unit X Jumlah unit masing-masing produk Rumus Pembebanan Biaya : Pembebanan Biaya Bersama =
X Biaya Bersama
Penelitian ini pada penghitungan harga pokok produksinya akan didasarkan pada harga pokok produksi berbasis volume (VolumeBased Costing−VCB) atau yang disebut juga harga pokok produksi berbasis
unit
(Unit-Based
Costing).
Riwayadi
(2016:
125)
menyatakan, berdasarkan penghitungan harga pokok produksi berbasis
volume,
pembebanan
biaya
produksi
ke
produk
menggunakan driver berbasis unit (Unit-Based Driver). Driver berbasis unit adalah driver yang dipicu oleh unit yang dihasilkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
Keakuratan penghitungan harga pokok produksi sangat dipengaruhi oleh keakuratan dalam memilih dasar alokasi biaya (cost allocation base). Penentuan dasar alokasi yang akurat dapat dilakukan melalui analisis driver biaya (cost driver). Driver biaya adalah faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya biaya. Riwayadi (2016: 138) menyatakan, rumus pembebanan biaya adalah sebagai berikut : Pool Rate / Tarif BOP per unit cost driver : =
BOP dibebankan ke masing-masing produk : Tarif pool X Pemakaian aktivitas c. Metode Rata-rata Tertimbang Mulyadi (2005: 340) memaparkan bahwa jika dalam metode rata-rata biaya per satuan dasar yang dipakai dalam pengalokasian biaya bersama adalah kuantitas produksi, maka dalam metode rata-rata tertimbang kuantitas produksi ini dikalikan terlebih dahulu dengan angka penimbang dan hasilnya baru dipakai sebagai dasar alokasi. Penentuan angka penimbang untuk tiap-tiap produk didasarkan pada jumlah bahan yang dipakai, sulitnya pembuatan produk, waktu yang dikonsumsi, dan pembedaan jenis tenaga kerja yang dipakai untuk setiap jenis produk yang dihasilkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Jika yang dipakai sebagai angka penimbang adalah harga jual produk maka metode alokasinya disebut metode nilai jual relatif. Rumus Pembebanan Biaya : Pembebanan Biaya Bersama
=
X Biaya Bersama
C. Harga Pokok Produksi 1.Pengertian Harga Pokok Produksi Hansen dan Mowen (2009: 60) menyatakan bahwa, harga pokok produksi (cost of goods manufactured) mencerminkan total biaya manufaktur dari bahan langsung, tenaga kerja langsung, overhead selama periode berjalan. Yadiati dan Wahyudi (2008: 125) menyatakan bahwa, h arga pokok produksi adalah biaya barang yang telah diselesaikan selama satu periode. Haryono (2005: 78) menyatakan bahwa, harga pokok produksi adalah biaya untuk menghasilkan produk pada perusahaan manufaktur. Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi merupakan jumlah dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik untuk membuat suatu produk. 2. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi Metode pengumpulan harga pokok produksi dapat dikelompokkan menjadi dua metode yaitu Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Costing Method) dan Metode Harga Pokok Proses (Proses Costing Method)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
2.1 Metode Harga Pokok Pesanan. Metode harga pokok pesanan (job order costing method) merupakan salah satu metode pengumpulan harga pokok produksi, yang mana proses produksinya berdasarkan pesanan dari konsumen. Untuk lebih jelas mengenai harga pokok pesanan maka, akan diuraikan mengenai metode harga pokok pesanan. a. Pengertian Metode Harga Pokok Pesanan Mulyadi (2005: 35) mendefinisikan harga pokok pesanan sebagai metode yang biaya-biaya produksinya dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan. Riza (2013: 62) menyatakan, dalam metode pengumpulan biaya ini semua biaya produksi diakumulasikan pada setiap pesanan, baik biaya bahan baku, biaya pekerja, dan biaya overhead pabrik. b. Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan Riza (2013: 62) menyatakan, karakteristik sistem penghitungan biaya berdasarkan pesanan adalah sebagai berikut: 1.
Sistem ini diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan
pesanan dalam bentuk produk atau jasa yang beraneka ragam dan berbeda antara pesanan yang satu dengan yang lain, atau dengan kata lain produk yang dihasilkan heterogen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
2.
Biaya produksi diakumulasi ke masing-masing pesanan (job).
Pesanan dapat berupa produk atau sekelompok produk (batch of goods). 3.
Biaya per unit produk dihitung dengan cara membagi total
biaya pesanan dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dari pesanan tersebut. 4.
Di dalam sistem biaya pesanan terdapat kartu biaya pesanan
sebagai dokumen yang digunakan mengakumulasikan biaya ke dalam pesanan tertentu. Mulyadi (2005: 39-41) menyatakan bahwa, pada perusahaaan yang produksinya berdasarkan pesanan, informasi harga pokok produksi per pesanan bermanfaat bagi manajemen untuk : a. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan. Taksiran biaya produksi untuk pesanan Taksiran biaya nonproduksi yang
Rp XXX
dibebankan kepada pemesan
Rp XXX+
Taksiran total biaya pesanan
Rp XXX
Laba yang diinginkan
Rp XXX+
Taksiran harga jual yang dibebankan kepada pemesan
Rp XXX
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
b. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan. Biaya produksi pesanan: Taksiran biaya bahan baku
Rp XXX
Taksiran biaya tenaga kerja
Rp XXX
Taksiran biaya overhead pabrik
Rp XXX +
Taksiran total biaya produksi
Rp XXX
Biaya nonproduksi : Taksiran biaya administrasi dan umum
Rp XXX
Taksiran biaya pemasaran
Rp XXX +
Taksiran biaya nonproduksi
Rp XXX +
Taksiran total harga pokok pesanan
Rp XXX
c. Memantau realisasi biaya produksi. Biaya bahan baku sesungguhnya Biaya tenaga kerja sesungguhnya Taksiran biaya overhead pabrik
Rp XXX Rp XXX Rp XXX +
Total biaya produksi sesungguhnya
Rp XXX
d. Menghitung laba atau rugi bruto tiap pesanan Harga jual yang dibebankan kepada pemesan Biaya produksi pesanan tertentu : Biaya bahan baku sesungguhnya
Rp XXX
Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya
Rp XXX
Taksiran biaya overhead pabrik
Rp XXX +
Total biaya produksi pesanan
Rp XXX -
Laba bruto
Rp XXX
Rp XXX
e. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
2.2 Metode Harga Pokok Proses Selain menggunakan metode harga pokok pesanan, pengumpulan harga pokok produksi juga menggunakan metode harga pokok proses. Metode tersebut akan dibahas sebagai berikut: a. Pengertian Harga Pokok Proses Mulyadi (2005: 63) menyatakan bahwa, metode harga pokok proses merupakan biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama dalam proses tertentu, dan biaya produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya
produksi
dalam proses tertentu, selama periode
tertentu, dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan. Metode harga pokok proses (process costing method) merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang digunakan yang mengolah produknya secara massa. Produk yang akan dihasilkan merupakan produk standar dan secara berkesinambungan. b. Karakteristik Metode Harga Pokok Proses Widilestariningtyas,
et
al.
(2012:
38)
menyatakan
karakteristik metode harga pokok proses adalah sebagai berikut : 1. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar 2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
3. Kegiatan produksinya dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu. 3.Metode Penentuan Harga Pokok Produksi Penentuan harga pokok produksi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1. Actual costing, dalam penentuan harga pokok produksi dengan cara actual costing biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik semua dihitung berdasarkan biaya aktual yang terjadi. 2. Normal costing, dalam penentuan harga pokok produksi dengan cara normal costing biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dihitung berdasarkan biaya aktual yang terjadi. Sedangkan biaya overhead pabrik dihitung berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. Dalam penelitian ini akan digunakan penentuan harga pokok produksi dengan cara normal costing karena penghitungan biaya overhead pabrik lebih baik jika ditentukan dengan tarif di muka, dengan alasan sebagai berikut (Mulyadi, 1991: 210): a. Pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi seringkali mengakibatkan berubah-ubahnya harga pokok per satuan produk yang dihasilkan dari bulan yang satu ke bulan yang lain. b. Dalam perusahaan yang menghitung harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok pesanan, manajemen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
memerlukan informasi harga pokok produksi per satuan pada saat pesanan selesai dikerjakan. Padahal elemen biaya overhead pabrik yang baru dapat diketahui jumlahnya pada akhir setiap bulan atau akhir tahun. Metode
penentuan
harga
pokok
produksi
adalah
cara
untuk
memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Biaya tersebut merupakan biaya produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, terdapat dua pendekatan, yaitu: 3.1 Metode Full Costing Mulyadi (2005: 17) menyatakan bahwa, full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Harga pokok produk yang dihitung memalui pendekatan Full Costing terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum). Harga pokok produksi menurut metode Full Costing dengan rumus sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Tetap Biaya Overhead Pabrik Variabel Harga Pokok Produksi
Rp XXX Rp XXX Rp XXX Rp XXX + Rp XXX
3.2 Metode Variabel Costing Mulyadi (2005: 18) menyatakan bahwa, variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Harga pokok produk yang dihitung dengan menggunakan metode Variabel Costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel). Harga pokok produksi menurut metode variable costing dengan rumus sebagai berikut: Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Variabel Harga Pokok Produksi
Rp XXX Rp XXX Rp XXX + Rp XXX
Metode Full Costing maupun Variabel Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi. Perbedaan antara kedua metode tersebut terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang berperilaku tetap. Hal tersebut berakibat pada penghitungan harga pokok produksi dan penyajian laporan rugi-laba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
D. Harga Jual Produk 1. Pengertian Harga Jual Produk Mulyadi (2005: 39) menyatakan bahwa, harga jual adalah besarnya harga yang akan dibebankan kepada konsumen yang diperoleh atau dihitung dari biaya produksi ditambah biaya non produksi dan laba yang diharapkan. Supriyono (2001: 314) menyatakan bahwa, harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan. Sumarni dan Soeprihanto (2007: 281) mendefinisikan harga sebagai jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatakan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayananya. Krismiaji dan Aryani (2011: 326) dalam Slat (2013) mendefinisikan harga jual sebagai upaya untuk menyeimbangkan keinginan untuk memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari perolehan pendapatan yang tinggi dan penurunan volume penjualan jika harga jual yang dibebankan ke konsumen terlalu mahal. Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah jumlah biaya produksi dan biaya non produksi (harga pokok produksi) ditambah dengan laba yang diharapkan perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
2. Metode Penentuan Harga Jual Produk Herman (2006: 175) menyatakan, ada beberapa metode penetapan harga (methods of price determination) yang dapat dilakukan budgeter dalam perusahaan, yaitu : 2.1 Metode Taksiran (Judgemental Method) Herman (2006: 175) menyatakan bahwa, metode ini biasa digunakan oleh perusahaan yang baru saja berdiri karena dilakukan dengan menggunakan prediksi tanpa menggunakan data statistik. Oleh karena itu kekurangan dari metode ini adalah tingkat keakuratan prediksi sangat rendah. 2.2 Metode Berbasis Pasar (Market-Based Method) Herman (2006: 175) menyatakan, metode berbasis pasar dapat dibedakan menjadi : 1. Harga pasar saat ini (current market price) Metode ini dipakai apabila perusahaan mengeluarkan produk baru, yaitu hasil modifikasi dari produk yang lama. Perusahaan akan menetapkan produk baru tersebut seharga dengan produk yang lama. Penggunaan metode ini murah dan cepat. Akan tetapi pangsa pasar yang didapat pada tahun pertama relatif kecil karena konsumen belum mengetahui profil produk baru perusahaan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
2. Harga pesaing (competitor price) Metode ini menetapkan harga produknya dengan mereplikasi langsung harga produk perusahaan saingannya untuk produk yang sama atau berkaitan. Dengan
metode
ini
perusahaan
berpotensi
mengalami
kehilangan pangsa pasar karena dianggap sebagai pemalsu. Ini dapat terjadi apabila produk perusahaan tidak mampu menyaingi produk pesaing. 3. Harga pasar disesuaikan (adjusted current marker price) Penyesuaian dapat dilakukan berdasarkan pada faktor eksternal dan internal. Dengan metode ini, perusahaan mengidentifikasi harga pasar yang berlaku pada saat penyiapan anggaran dengan melakukan survei pasar atau memperoleh data sekunder. Harga yang berlaku tersebut dikalikan dengan penyesuaian (price adjustment) setelah mempertimbangkan faktor internal dan eksternal yang ditetapkan dalam angka indeks (persentase). Supriyono (2001: 315) menyatakan, beberapa tipe pasar adalah : 1.
Persaingan Sempurna Horngren (1988) dalam Magdalena (2010: 35) menyatakan, pada pasar persaingan sempurna banyak barang atau jasa bersifat homogen yang diperdagangkan di pasar. Selain itu penjual maupun pembeli tidak mampu mempengaruhi harga pasar barang atau jasa. Dalam pasar persaingan sempurna perusahaan bergerak di pasar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
sangat bersaing, di mana barang tidak dapat dibedakan dan harus menerima harga seperti yang ditentukan oleh kekuatan pasar. Pengaruh persaingan sempurna terhadap terhadap penentuan harga jual barang atau jasa adalah sebagai berikut: a. Harga ditentukan oleh penawaran dan permintaan. b. Semakin tinggi harga jual maka semakin banyak barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual. c. Semakin rendah harga jual maka semakin banyak barang atau jasa yang diminta oleh pembeli. d. Kurva penawaran biasanya bergerak dari kiri bawah ke kanan atas. e. Kurva permintaan biasanya bergerak dari kiri atas ke kanan bawah. f. Harga pasar terjadi pada titik ekulibrium pasar, yaitu titik perpotongan antara kurva penawaran dengan kurva permintaan. 2. Persaingan Monopolistik Dalam persaingan monopolistik setiap penjual mencoba untuk membuat produknya berbeda dibandingkan dengan
produk
yang
dijual
oleh
penjual
lainnya.
Karakteristik persaingan monopolistik asalah sebagai berikut: a. Terdapat banyak penjual yang serupa, namun produk yang dijual tidak sama. b. Kemungkinan terdapat differensiasi harga namun tidak ada penjual secara individual yang mempengaruhi secara nyata terhadap produk yang serupa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
c. Setiap penjual menghadapi kurva permintaan dengan kemiringan yang menurun. d. Kemungkinan terjadi suatu rentang harga dalam persaingan monopolistik. e. Jika harga yang ditentukan lebih tinggi dibandingkan dengan produk pesaing, kemungkinan perusahaan tersebut kehilangan pelanggan atau penurunan kuantitas yang dijual. f. Penurunan harga mungkin dapat menambah pelanggan atau jumlah yang dijual. 3. Oligopoli Dalam suatu pasar oligopolistik terdapat satu penjual tunggal yang cukup besar untuk mempengaruhi harga pasar. Pada pasar ini terdapat pemimpin harga (price leader) dan pengikut harga (price follower). Masalah yang dihadapi
oleh
pemimpin
harga
adalah
bagaimana
menentukan harga jual agar labanya maksimal dan agar harga yang ditentukan tersebut juga diikuti oleh pengikut harga. Karakteristik pasar oligopolistik adalah hanya terdapat beberapa produsen besar yang saling bersaing pada pasar tersebut, dan satu produsen besar yang sangat mempengaruhi pasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
4. Monopoli Jika dalam pasar hanya terdapat satu produsen yang melayani permintaan barang atau jasa, maka produsen tersebut memegang kendali harga barang atau jasa yang bersangkutan. Pasar tersebut menunjukkan pasar monopoli. Dalam pasar monopoli terdapat pemasok tunggal dan tidak ada persaingan. Karakteristik pasar monopoli adalah: a. Pemegang monopoli dalam suatu negara biasanya menghadapi pembatasan-pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah. b. Perusahaan monopoli biasanya berusaha dalam bidang usaha yang menguasai hajad hidup masyarakat. Sebagai contoh: Pertamina dan PLN. 2.3 Metode Berbasis Biaya (Cost-Based Pricing) Kamaruddin (2013: 148) menyatakan bahwa, biaya (cost) merupakan komponen penting yang harus dipertimbangkan dalam penentuan harga jual produk atau jasa. Harga jual produk atau jasa pada umumnya ditentukan dari jumlah semua biaya ditambah jumlah tertentu yang disebut dengan mark-up. Cara penentuan harga jual tersebut dikenal dengan Pendekatan Cost-Plus (Cost-Plus Approach). Pengertian cost-plus menurut Kamaruddin (2013: 148) adalah nilai biaya tertentu ditambah dengan kenaikan (mark-up) yang ditentukan. Sementara pengertian menurut Mulyadi (2005: 348), Cost-Plus Pricing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
atau harga jual barang atau jasa dalam keadaan normal adalah penentuan harga jual dengan cara menambah laba yang diharapkan di atas biaya penuh masa yang akan datang untuk memperoleh barang atau jasa. Mulyadi (2005: 348) dalam Erawati dan Syafitri (2012), Cost-Plus Pricing ditentukan dengan formula sebagai berikut : Harga Jual = Taksiran Biaya Penuh + Mark-Up Supriyono (2001: 334) dalam Magdalena (2010) menyatakan, taksiran biaya penuh dapat dihitung menggunakan dua pendekatan yaitu : A. Penghitungan harga jual berdasar harga pokok produksi penuh (Full Cost-Plus Mark-Up) Dalam pendekatan harga pokok penuh dalam penentuan harga jual berdasarkan cost-plus, pengertian biaya dalam hal ini adalah biaya untuk memproduksi satu unit produk. Dalam pengertian biaya tersebut tidak termasuk biaya non produksi. Oleh karena itu, target harga jual dengan menggunakan pendekatan ini ditentukan sebesar biaya produksi ditambah dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (required profit margin) atau mark-up yang diinginkan sehingga pendekatan ini disebut pula dengan metode biaya penuh ditambah mark-up. Mark-up yang ditambahkan tersebut digunakan untuk menutup biaya nonproduksi dan untuk menghasilkan laba yang diinginkan. Rumus penghitungan yang digunakan adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead variabel Biaya overhead tetap Jumlah Mark-up = …% x Rp xx = Harga jual per unit produk
Rp xx Rp xx Rp xx Rp xx + Rp xx Rp xx + Rp xx
B. Penghitungan harga jual berdasar harga pokok produksi variabel (Variable Cost-Plus Mark-up) Pendekatan harga pokok produksi penuh sebagai dasar penentuan harga jual menekankan penggolongan biaya berdasar fungsi, sedangkan pendekatan biaya variabel sebagai dasar penentuan harga jual menekankan penggolongan biaya berdasarkan perilakunya. Pendekatan biaya variabel disebut juga pendekatan laba kontribusi. Pada pendekatan biaya variabel, penentuan harga jual produk atau jasa ditentukan sebesar biaya variabel ditambah mark-up yang harus tersedia untuk menutup semua biaya tetap dan untuk menghasilkan laba yang diinginkan. Metode ini disebut pula metode biaya variabel ditambah mark-up. Rumus penghitungan yang digunakan dalam penentuan harga jual dengan metode harga pokok variabel ditambah mark-up adalah : Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead variabel Biaya nonproduksi variabel per unit Jumlah biaya variabel Mark-up = …% x Rp xx = Harga jual per unit produk
Rp xx Rp xx Rp xx + Rp xx Rp xx Rp xx + Rp xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
E. Pengukuran Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Produk. 1. Pengukuran Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi dalam penelitian ini dapat diukur dengan harga pokok pesanan dengan pendekatan full costing. Adapun rumus harga pokok pesanan dengan pendekatan full costing adalah : Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Tetap Biaya Overhead Pabrik Variabel Harga Pokok Produksi
Rp XXX Rp XXX Rp XXX Rp XXX + Rp XXX
2. Pengukuran Harga Jual Produk Harga jual produk dalam penelitian ini dapat diukur dengan harga jual dengan pendekatan cost-plus pricing dengan dasar harga pokok produksi full-costing. Adapun rumus harga jual dengan dasar harga pokok produksi full-costing adalah : Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Variabel Biaya Overhead Tetap Jumlah Mark-up = …% x Rp xx = Harga jual per unit produk 3.
Rp xx Rp xx Rp xx Rp xx Rp xx Rp xx Rp xx
Evaluasi Harga Jual Produk A. Menentukan Harga Pokok Produksi yang Tepat Mulyadi (2009: 26) menyatakan, penentuan harga pokok produksi yang tepat dapat dicapai dengan menghitung biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik secara tepat. Menghitung biaya produksi secara tepat dapat dicapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
dengan ketepatan penggolongan elemen-elemen apa saja yang dimasukan pada biaya tersebut. B. Menentukan Mark-Up Mulyadi (2009: 28) dalam Slat (2013) menyatakan, masalah penting dalam penerapan penentuan harga jual cost-plus adalah penentuan besarnya persentase margin atau mark-up yang ditambah pada biaya. Baik pada pendekatan harga pokok produksi penuh (full costing) maupun pada harga pokok produksi variabel (variabel costing), elemen biaya tertentu tidak dimasukkan ke dalam pengertian biaya, harga pokok produksi penuh tidak memasukkan biaya non produksi sebagai elemen biaya dan harga pokok produksi variabel tidak memasukkan biaya tetap sebagai elemen biaya. Oleh karena itu, penentuan laba yang diharapkan secara tepat dapat dilakukan dengan cara menentukan mark-up yang mampu menutup elemen biaya yang tidak dimasukkan ke dalam biaya dan harus dapat menghasilkan laba yang diharapkan (margin) (Ikhsan 2009: 102). F. Review Penelitian Terdahulu Berikut adalah penelitian terdahulu mengenai penghitungan harga jual berdasarkan harga pokok produksi : Magdalena (2010), menggunakan penghitungan harga pokok variabel ditambah mark-up pada Bakpia Djogja. Hasil penelitian menyatakan bahwa penetapan harga pokok produksi perusahaan ditetapkan lebih rendah daripada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
harga pokok produksi sesungguhnya, sehingga harga jual juga ditetapkan lebih rendah. Pancawati (2014), menggunakan penghitungan harga pokok produksi metode full costing pada UKM Bandeng Duri Lunak Bu Darmono Semarang. Hasil penelitian menyatakan bahwa harga pokok produksi yang ditetapkan pada perusahaan ditetapkan lebih rendah daripada harga pokok produksi sesungguhnya, sehingga harga jual juga ditetapkan lebih rendah. Harga jual dihitung dengan menjumlahkan penghitungan harga pokok produksi dengan laba yang diinginkan perusahaan. Florensia, et al. (2015), menggunakan penghitungan harga pokok metode full costing pada Koperasi Pemasaran Usaha Bersama (KPUB) "Sapi Jaya" Kandangan. Hasil penelitian menyatakan bahwa penetapan harga pokok produksi perusahaan ditetapkan lebih rendah daripada harga pokok produksi ssesungguhnya, sehingga harga jual juga ditetapkan lebih rendah. Cahyadi (2008), menggunakan penghitungan harga pokok produksi metode full costing ditambah mark-up pada Toko Bakpao Lengkongsari. Hasil penelitian menyatakan bahwa harga pokok produksi perusahaan ditetapkan lebih tinggi daripada harga pokok produksi sesunggunya, sehingga harga jual ditetapkan lebih tinggi Erawati dan Syafitri (2012), menggunakan penghitungan harga pokok produksi metode full costing pada CV Harapan Inti Usaha Palembang. Hasil penelitian menyatakan bahwa harga pokok produksi perusahaan ditetapkan lebih tinggi daripada harga pokok produksi sesunggunya, sehingga harga jual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
ditetapkan lebih tinggi. Harga jual dihitung dengan metode cost-plus pricing, yaitu dengan menjumlahkan penghitungan harga pokok produksi dengan laba yang diinginkan perusahaan. Djumali, et al. (2014), menggunakan penghitungan harga pokok produksi metode full costing pada PT. Sari Malalugis Bitung. Hasil penelitian menyatakan bahwa harga pokok produksi perusahaan ditetapkan lebih tinggi daripada harga pokok produksi sesungguhnya, sehingga harga jual ditetapkan lebih tinggi. Harga jual dihitung dengan metode cost-plus pricing, yaitu dengan menjumlahkan penghitungan harga pokok produksi dengan laba yang diinginkan perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah studi kasus, yaitu melaksanakan penelitian terhadap obyek penelitian tertentu yang populasinya terbatas, sehingga kesimpulan yang diambil dari penelitian ini hanya berlaku bagi obyek yang diteliti dan berlaku pada waktu tertentu. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kerajinan Agus Ceramics yang beralamat di Desa Nglorong RT 01, Kelurahan Panjangrejo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul dan diperkirakan dilaksanakan pada Bulan Desember 2016Bulan Februari 2017. C. Subyek dan Obyek Penelitian 1.
Subyek Penelitian: 1. Pemimpin Perusahaan
2.
Obyek Penelitian: 1. Biaya-biaya untuk menghitung harga pokok produksi 2. Metode penentuan harga pokok produksi 3. Metode penentuan harga jual 4. Data-data yang mendukung lainya dalam penelitian ini
D. Teknik Pengumpulan Data 1.
Wawancara Jogiyanto (2013: 114) menyatakan, wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden. Teknik ini merupakan 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
salah satu cara untuk mendapatkan informasi secara primer sebagai penunjang untuk melakukan penelitian. Peneliti akan melakukan wawancara terhadap subyek dalam penelitian ini. a.
Observasi “Observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung obyek data” (Jogiyanto 2013 : 109-110).
b.
Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data untuk memperoleh dokumen atau arsip dari Kerajinan Agus Ceramics. Pendokumentasian dilakukan pada data yang berhubungan dengan penghitungan harga pokok produksi dan harga jual.
E. Data yang Diperlukan 1. Gambaran umum perusahan 2. Biaya produksi 3. Penentuan Harga Pokok Produksi 4. Data tentang jumlah produk yang dipesan 5. Laba yang diharapkan oleh perusahaan 6. Data harga jual produk menurut perusahaan. 7. Penentuan harga jual produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
F. Teknik Analisa Data Teknik analisis data yang dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah tersebut adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menghitung Biaya Bahan Baku yang sesungguhnya terjadi dengan cara mendeskripsikan berapa harga dan kuantitas bahan baku yang digunakan oleh Kerajinan Agus Ceramics untuk suatu pesanan tertentu. 2. Menghitung Biaya Tenaga Kerja Langsung yang sesungguhnya terjadi dengan cara mendeskripsikan berapa upah pekerja, bagaimana sistem pembayaran tenaga kerja, dan berapa jumlah pesanan pada Kerajinan Agus Ceramics. 3. Menghitung Biaya Overhead Pabrik dibebankan dengan cara menghitung Alokasi Biaya Bersama dan menghitung biaya yang dibebankan pada tiap driver, kemudian menghitung total Biaya Overhead Pabrik. 4. Melakukan penghitungan Harga Pokok Produksi berdasarkan teori dengan
menggunakan
metode
job
order
costing
dengan
Mendeskripsikan Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja, Biaya Overhead Pabrik Tetap dan Biaya Overhead Pabrik Variabel, kemudian menghitung total Harga Pokok Produksi berdasarkan pesanan (job order costing method) dengan metode full costing. 5. Melakukan penghitungan Harga Jual Produk berdasarkan teori dengan menggunakan pendekatan Full Cost-Plus Mark-Up.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
6. Membandingkan konsep penghitungan Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Produk menurut Kerajinan Agus Ceramics dan menurut kajian teori, serta menganalisis perbedaan konsep penghitungan yang ada. 7. Membandingkan penghitungan Harga Pokok Produksi menurut perusahaan dan penghitungan Harga Pokok Produksi berdasarkan pesanan (job order costing method) dengan metode full costing. 8. Membandingkan penghitungan Harga Jual Produk menurut perusahaan dan penghitungan Harga Jual Produk dengan pendekatan Full CostPlus Mark-Up. 9. Menyimpulkan penetapan harga jual produk pada Kerajinan Agus Ceramics berdasarkan penghitungan dan analisis yang sudah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Letak Perusahaan Bapak Agus Sugiarto merupakan salah satu pengrajin keramik yang berada di daerah Bantul. Beliau melakukan kegiatan usahanya di Desa Nglorong Rt 01 Kelurahan Panjangrejo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul Yogyakarta yang sekaligus menjadi tempat tinggalnya. Desa Nglorong berbatasan dengan Dusun Tambran dibagian Utara, Dusun Semampir dibagian Selatan, Dusun Jetis dibagian Timur, serta Dusun Tegal dan Sarang dibagian Barat. Dusun Nglorong berada di km 22 Jalan Parangtritis, untuk mencapai lokasi Agus Ceramics harus menempuh kurang lebih 1 km dari jalan raya utama. B. Sejarah Perusahaan Agus Ceramics merupakan usaha yang bergerak di bidang kerajinan tanah liat atau yang biasa disebut gerabah. Agus Ceramics didirikan oleh Bapak Agus Sugiarto pada tahun 1999, awalnya beliau bekerja di tempat kerajinan gerabah karena merasa kesulitan saat hendak memproduksi gerabah, setelah memperoleh banyak ilmu dan pengalaman akhirnya beliau mendirikan usaha gerabah sendiri di Desa Nglorong. Agus Ceramics didirikan dengan modal sendiri sebesar Rp 300.000,00 dan awalnya belum mempunyai karyawan. Laba bersih yang diperoleh selama dua tahun pertama digunakan Bapak Agus untuk membeli tanah, membangun rumah, dan membeli motor. Seiring berjalannya waktu, usaha Bapak Agus
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
semakin berkembang sehingga beliau mempekerjakan karyawan. Agus Ceramics
memiliki
berbagai
jenis
kerajinan
antara
lain
souvenir,
gentong,nampan, kendi, vas bunga, asbak, dan tempat pena. C. Visi dan Misi Perusahaan 1. Visi Perusahaan Setiap perusahaan mempunyai visi dalam mendirikan usahannya, visi dari Kerajinan Agus Ceramics adalah : Menjadi Perusahaan Gerabah yang Kompeten dalam Kualitas dan Produk. 2. Misi Perusahaan Misi dari Kerajinan Agus Ceramics adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kualitas produk dan profesionalitas pelayanan. 2. Mengembangkan kreativitas dan inovasi produk. 3. Membangun kerjasama antar pengerajin gerabah di sekitar Kecamatan Pundong. 4. Mengembangkan UMKM demi terciptanya lapangan pekerjaan yang mandiri. 3. Motto Perusahaan Motto dari Kerajinan Agus Ceramics adalah sebagai berikut: “Produk dengan harga murah tapi bukan produk murahan.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
D. Bahan Baku Bahan baku yang digunakan pada Agus Ceramics adalah : a. Tanah liat Tanah liat dari Dusun Jetis, Pundong, Bantul. Tanah liat mentah berasal dari Daerah Godean, yang kemudian dicampur dengan pasir dan tanah dengan sedikit kandungan kaolin kemudian diproses menggunakan penggilingan sehingga menjadi tanah liat yang siap diolah. b. Cat Cat yang digunakan merupakan cat dengan Merk Finatex yang dibeli dari Pasar Pundong. Cat ini digunakan untuk menghias terakota sesuai pesanan konsumen. c. Sandy / pewarna cat Pewarna cat yang digunakan juga berasal dari Pasar Pundong. Bahan ini digunakan sebagai campuran cat untuk menghias terakota. E. Tenaga Kerja Langsung Pada dua tahun pertama didirikannnya Agus Ceramics, Bapak Agus memiliki 10 -15 karyawan. Namun beberapa tahun terakhir karena perubahan pangsa pasar maka tenaga kerja pada Agus Ceramics dikurangi. Karyawan yang aktif sampai saat ini ada 10 orang, namun yang sering dipakai ada 4 orang termasuk Bapak Agus dan istrinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Sistem penggajian yang diberikan kepada karyawan tidak menggunakan sistem mingguan atau bulanan, melainkan menggunakan system borongan, tergantung dari berapa jumlah items yang diproduksi setiap karyawan. Misalnya harga borongan per produk Rp 10.000,00 jika karyawan dapat menyelesaikan 5 produk maka pada hari itu karyawan berhak menerima upah sebesar Rp 50.000,00. F. Overhead Pabrik 1. Bahan Penolong Bahan penolong yang dibutuhkan adalah : a. Air Air digunakan sebagai campuran pada tanah liat saat proses pembentukan
souvenir
teknik
putar,
campuran
untuk
mengencerkan cat, dan campuran pada gypsum saat membuat cetakan souvenir teknik cetak. Air yang digunakan berasal dari sumur pribadi milik Pak Agus sehingga tidak ada pengeluaran biaya untuk penggunaan air, tetapi karena saat penggunaan air dibutuhkan pompa air maka akan dibebankan biaya listrik pada penggunaan pompa air. Biaya listrik pada usaha Agus Ceramics juga digunakan untuk kebutuhan rumah tangga Pak Agus sehingga biaya listrik akan dihitung dengan alokasi biaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
b. Cat Clear Cat Clear yang digunakan berasal dari Pasar Pundong. Clear digunakan untuk melapisi souvenir yang telah dicat sehingga terlihar mengkilap dan cat dapat bertahan lama. 2. Bahan Habis Pakai Bahan habis pakai yang digunakan adalah : a. Kuas Kuas yang digunakan dibeli dari Pasar Pundong. Kuas yang digunakan adalah kuas nomor 12 untuk mengecat warna dasar dan kuas nomor 3 untuk mengecat motif hiasan pesanan souvenir. b. Kayu bakar Kayu bakar yang digunakan berasal dari masyarakat sekitar Desa Nglorong. Tahan liat yang sudah dibentuk akan dibakar menggunakan kayu bakar ini sehingga menjadi terakota (tanah liat merah / tanah bakar) yang siap dihias. c. Plastik penutup Plastik penutup ini merupakan plastik pupuk bekas yang dibeli dari masyarakat sekitar Desa Nglorong. Plastik penutup ini berfungsi untuk menutupi tanah liat yang sudah dibentuk agar tidak cepat kering sebelum proses penjemuran. d. Sepon Sepon yang digunakan dibeli dari Pasar Pundong. Sepon ini berfungsi untuk pemolesan cat clear.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
e. Cap Nama Cap nama yang digunakan dipesan dari Pasar Pundong. Cap nama digunakan untuk mencetak nama yang ingin dituliskan pada souvenir. f. Gypsum Gypsum yang digunakan dibeli dari Pasar Pundong. Gypsum digunakan untuk membuat cetakan souvenir teknik cetak. Cetakan souvenir merupakan cetakan yang dibuat sendiri oleh Bapak Agus sesuai pesanan konsumen dan biasanya hanya sekali pakai. 3. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Pemilik perusahaan sebagai pihak yang bertanggung jawab pada proses produksi tidak membebankan upah untuk dirinya, seharunya pemilik perusahaan mendapatkan gaji sebagai mandor dalam proses produksi. 4. Penilaian terhadap Aktiva Tetap Biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain : a. Depresiasi bangunan Bangunan yang didepresiasi meliputi tempat produksi yang digunakan pada rumah Bapak Agus, seperti tempat membentuk tanah liat dan tempat membakar gerabah. b. Depresiasi alat kerja Alat kerja yang didepresiasi meliputi :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
1) Alat putar untuk sovenir teknik putar Alat putar berfungsi untuk membentuk tanah liat sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Alat putar ini terbuat dari batu dan tiang penyangga dari besi. 2) Rak jemur Rak jemur berfungsi sebagai rak untuk menjemur souvenir. Rak ini terbuat dari bambu. 3) Gasbul / peredam knalpot Gasbul berfungsi sebagai pengganti jerami pada proses pembakaran. Kelebilan gasbul adalah membuat sirkulasi udara dalam tungku pembakaran lancar karena bahannya yang menyerap udara sehingga tungku pembakaran semakin panas merata dan tahan lama panasnya. Hal tersebut menyebabkan kayu bakar yang digunakan lebih irit. 4) Tungku pembakaran Tungku pembakaran berfungsi sebagai alat pembarakan tanah liat. Tungku pembakaran terbuat dari batu bata yang disusun menggunakan tanah sawah. Tungku ini dapat menampung 1.500 pieces souvenir untuk sekali pembakaran. 5. Overhead Pabrik Lain yang Secara Lansung Memerlukan Pengeluaran Uang Tunai Biaya yang termasuk dalam kelompok ini merupakan biaya listik PLN. Daya listrik yang digunakan pada rumah Pak Agus sebesar 450
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
watt dengan beban listrik Rp 60.000,00 tiap bulan. Pemakaian listrik pada Agus Ceramics juga digunakan untuk kebutuhan rumah tangga pada rumah tersebut sehingga untuk menghitung beban listrik untuk produksi dibutuhkan penghitungan alokasi biaya. G. Proses Produksi Proses produksi untuk produk souvenir teknik cetak dan souvenir teknik putar adalah sebagai berikut : 1) Siapkan tanah liat dan alat putar dan/atau alat cetak. Alat cetak (cetakan) dibuat dengan menggunakan gypsum dengan campuran air secukupnya dan dibentuk sesuai pesanan konsumen. 2) Untuk souvenir teknik putar, tanah liat harus dicampur dengan sedikit air agar memudahkan proses pembentukan sementara untuk souvenir teknik putar tanah liat yang dipilih harus tanah liat yang mempunyai sedikit kandungan air agar tidak menimbulkan retakan saat proses pencetakan. 3) Untuk souvenir teknik putar dibutuhkan segenggam tanah liat yang telah dibasahi dengan air kemudian dibentuk bulatan, lalu dibentuk di atas alat putar dengan cara menekan tanah liat tepat ditengah sambil memutar alat putar. Setelah tanah liat sesuai dengan bentuk yang diinginkan, potong menggunakan benang agar tinggi masing-masing pieces sama. 4) Untuk souvenir teknik cetak dibutuhkan segenggam tanah liat yang dibentuk bulatan kemudian letakan pada cetakan lalu tekan-tekan menggunakan jari hingga semua cetakan tertutup tanah liat. Setelah itu keluarkan tanah liat dari cetakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
5) Baik souvenir teknik cetak maupun teknik putar kemudian dianginanginkan selama semalam. Proses ini dilakukan dengan menutup souvenir dengan plastik penutup agar tanah liat tidak cepat kering. 6) Souvenir yang sudah diangin-anginkan kemudian dicap menggunakan cap nama. Setelah itu souvenir dijemur menggunakan rak jemur. Jika cuaca cerah maka proses penjemuran cukup dalam waktu 3 hari,tapi jika cuaca mendung dibutuhkan waktu hingga seminggu. 7) Souvenir yang sudah kering ditandai dengan tanah liat yang mengeras dan warna tanah liat berubah menjadi coklat terang. Tanah liat yang sudah kering kemudian dimasukan ke tungku pembakaran dan ditutup menggunakan gasbul. Proses pembakaran untuk souvenir teknik putar membutuhkan waktu 3 sampai 4 jam sementara untuk souvenir teknik cetak membutuhkan waktu 6 sampai 7 jam. Pembakaran souvenir teknik cetak lebih lama karena produk ini cenderung lebih tebal dan lebih besar dari souvenir teknik putar. 8) Setelah tanah liat dibakar dan didinginkan, gerabah akan di-finishing. Proses akhir dalam produksi ini berupa pemberian cat pada gerabah. Mula-mula cat akan diencerkan terlebih dahulu menggunakan air secukupnya. Pewarnaan gerabah meliputi pemberian warna dasar, pemberian warna pada hiasan dan nama, dan pemberian clear agar warna tahan lama dan souvenir terlihat mengkilap. Cat dapat dibuat dengan mencampurkan cat warna putih dan sandy dengan warna yang diinginkan secukupnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Kerajinan Agus Ceramics merupakan usaha yang bergerak dalam bidang kerajinan tanah liat. Usaha ini menerima pesanan dari konsumen sesuai spesifikasi yang diinginkan oleh konsumen. Proses produksi berjalan sesuai dengan unit yang dipesan oleh konsumen. Pada penelitian ini penulis hanya membatasi pada pesanan Bulan Februai 2017 yang mencakup pesanan souvenir teknik putar (pesanan A) dan souvenir teknik cetak (pesanan B) sebagai obyek yang diteliti. Agus Ceramics termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sehingga biaya dan pemakaian bahan yang timbul dari proses produksi hanya dikira-kira. Pesanan Bulan Februari 2017, perkiraan pemakaian bahan, perkiraan biaya, perkiraan harga perolehan alat dan gedung, dan perkiraan biaya produksi pada Kerajinan Agus Ceramics dapat dijelaskan pada tabel berikut ini : Tabel 1 Pesanan Bulan Februari 2017 pada Kerajinan Agus Ceramics No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Pesanan Souvenir asbak (Pesanan A) Souvenir pistol (Pesanan B) Tempat lilin Celengan Toples ( S, M dan L) Vas bunga ( S, M dan L) Total Sumber : Wawancara Tahun 2017
Teknik Putar Cetak Cetak Cetak Cetak Cetak
57
Jumlah 500 psc 1.500 psc 150 psc 100 psc 140 set = 420 pcs 100 set = 300 pcs 2.970 pcs
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Tabel 2 Perkiraan Pemakaian Bahan No.
Nama Bahan Bahan Baku 1. Tanah liat
Harga
Rp 50.000,00 / 15 gulung
2.
Cat
Rp 55.000,00 / kaleng
3.
Sandy
Rp 10.000, 00 / ons
Perkiraan Pemakaian
Pesanan A : 8 gulung Pesanan B : 20 gulung Pesanan A : 1 kaleng Pesanan B : 2 kaleng Pesanan A : ⁄ ons sandy warna muda dan ⁄ ons sandy warna tua Pesanan B : ⁄ ons sandy warna tua
Bahan Penolong 1. Cat clear Rp 18.000, 00 / ⁄ kilo Bahan Habis Pakai 1. Kuas Kuas no.3 = Rp 1.200, 00 Kuas no.12 = Rp 2.400, 00 2.
Rp 10.000,00 / gulung
4.
Kayu bakar Plastik Penutup Sepon
5. 6.
Cap nama Gypsum
Rp 4. 000, 00 / pcs Rp 3.700, 00 / kilo
3.
Rp 500, 00 / psc Rp 2.000, 00 / pcs
⁄ kilo untuk semua pesanan Masing-masing satu kuas untuk kedua pesanan 1 bulan ( 2.000 pcs) 6 gulung masing-masing pesanan Masing-masing dua plastik untuk kedua pesanan Satu sepon untuk kedua pesanan ( 2.000 pcs) 1 kali pemakaian 1 kilo / cetakan
Sumber : Wawancara Tahun 2017 Tabel 3 Perkiraan Biaya No. Nama 1. Tenaga Kerja
2.
Listrik
Biaya - Pembentukan tanah liat : Pesanan A = Rp 200,00/ pcs Pesanan B = Rp 350,00 / pcs - Pembakaran :Rp 30,00 / pcs - Finishing :Rp 150,00 / pcs Lampu = 40 watts
Pesanan A = 500 pcs Pesanan B = 1.500 pcs
Lampu = 6 jam / hari Pompa air = 0,5 jam / Pompa air = 125 watts hari Kebutuhan rumah tangga = Kebutuhan rumah tangga = 285 8 jam / hari watts Perkiraan biaya listrik bulan Februari 2017 = Rp 60.000,00
Sumber : Wawancara Tahun 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Tabel 4 Harga Perolehan Alat Kerja dan Gedung No. Alat
Nama
1. 2. 3. 4.
Alat putar Rak jemur Gasbul Tungku pembakaran
Harga Perolehan Rp 800.000,00 Rp 40.000,00 Rp 1.600.000,00 Rp 1.000.000,00
Gedung 1. Tempat pembentukan tanah liat Rp 16.000.000,00 Luas lantai 6 2. Tempat pembakaran Luas lantai 10 Sumber : Wawancara Tahun 2017
Umur Ekonomis 20 tahun 1 tahun 4 tahun 4 tahun
20 tahun
20 tahun
Tabel 5 Perkiraan Biaya Produksi Souvenir menurut Kerajinan Agus Ceramics No. Nama Souvenir 1. Souvenir teknik putar (Pesanan A) 2. Souvenir teknik cetak (Pesanan B) Sumber : Wawancara Tahun 2017
Harga Rp 1.250,00 / psc Rp 1.500,00 / psc
Tabel 6 Harga Jual Souvenir menurut Kerajinan Agus Ceramics No. Nama Souvenir 1. Souvenir teknik putar (Pesanan A) 2. Souvenir teknik cetak (Pesanan B) Sumber : Wawancara Tahun 2017
Harga Rp 2.500,00 / psc Rp 3.000,00/ psc
B. Analisa Data 1. Penghitungan Biaya Bahan Baku Penghitungan biaya bahan baku sesungguhnya pesanan souvenir pada Kerajinan Agus Ceramics dapat dilihat pada tabel berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Tabel 7 Penghitungan Biaya Bahan Baku Pesanan A No. 1. 2. 2. 3.
Bahan Baku Jumlah Tanah liat 8 gulung Cat 1 Sandy warna ⁄ ons muda Sandy warna ⁄ ons tua
Harga Per Satuan Rp 3.300,00 Rp 55.000,00 Rp 10.000,00/ons
Total Biaya Rp 26.400,00 Rp 55.000,00 Rp 2.500,00
Rp 10.000,00/ons
Rp 5.000,00
Total Rp 88.900,00 Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017 Tabel 8 Perhitungan Biaya Bahan Baku Pesanan B No. 1. 2. 3.
Bahan Baku Jumlah Harga Per Satuan Tanah liat 8 gulung Rp 3.300,00 Cat 2 Rp 55.000,00 Sandy warna ⁄ ons Rp 10.000,00/ons tua Total Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Total Biaya Rp 66.000,00 Rp 110.000,00 Rp 5.000,00 Rp 181.000,00
Harga tanah liat per satuan = = = Rp 3.333,00 dibulatkan menjadi Rp 3.300,00 2. Penghitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Penghitungan biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya dalam proses produksi pesanan souvenir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 9 Penghitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Pesanan A Jumlah 500 pcs Pembentukan Tanah Liat 500 pcs Pembakaran Tanah Liat 500 pcs Finishing Souvenir (Pemberian Cat dan Clear) Total Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Upah Per Satuan Rp 200,00 Rp 30,00 Rp 150,00
Total Biaya Rp 100.000,00 Rp 15.000,00 Rp 75.000,00 Rp 190.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Tabel 10 Penghitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Pesanan B Jumlah
Upah Per Satuan Rp 350,00 Rp 30,00 Rp 150,00
1.500 pcs Pembentukan Tanah Liat 1.500 pcs Pembakaran Tanah Liat 1.500 pcs Finishing Souvenir (Pemberian Cat dan Clear) Total Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Total Biaya Rp 525.000,00 Rp 45.000,00 Rp 225.000,00
Rp 795.000,00
3. Penghitungan Biaya Overhead Pabrik Penghitungan biaya overhead pabrik dalam proses produksi pesanan souvenir pada Kerajinan Agus Ceramics menurut sifatnya dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Biaya bersama Biaya bersama yang timbul dalam proses produksi pesanan souvenir pada Kerajinan Agus Ceramics dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 11 Penghitungan Alokasi Biaya Bersama Bagian Pemakaian Cat Clear dan Kuas Pesanan A
Pieces
Pesanan B
1.500
Total
500
Bagian Pemakaian Listrik
kWh
Lampu
0,24
Pompa air
0,0625
Kebutuhan rumah tangga
2,28
2.000
Bagian Gedung Pabrik Tempat pembentukan tanah liat Tempat pembakaran
2,5825
500
1.500
2.000
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017 Rumus merubah watts ke kWh adalah ∑
Pieces
/ 1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Dimana ∑
Kilowatt-hours kWh Lampu = 40 x 6 / 1000
= Watts
= 0,24 dan
= Time in hours
seterusnya Sebagaimana telah dijelaskan pada bab dua, Pool Rate / Tarif Biaya Overhead Pabrik per unit cost driver akan dihitung dengan rumus : =
selanjuatnya
Biaya
Overhead
Pabrik
dibebankan ke masing-masing produk akan dihitung dengan rumus : Tarif pool X Pemakaian aktivitas. 1) Dengan menggunakan cost driver pieces, tarif beban cat clear dapat dihitung sebagai berikut : Tarif cat clear : = = = Rp 9,00 per pcs Dengan menggunakan tarif ini, alokasi beban cat clear pada masing-masing produk adalah sebagai berikut : Tabel 12 Penghitungan Alokasi Biaya Cat Clear ke Masing-masing Pesanan Bagian Pemakaian Pieces Tarif Beban Cat Cat Clear Clear per pcs Pesanan A 500 Rp 9,00 Pesanan B 1.500 Rp 9,00 Total 2.000 Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Total Biaya Rp 4.500,00 Rp 13.500,00 Rp 18.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
2) Dengan menggunakan cost driver pieces, tarif beban kuas dapat dihitung sebagai berikut : Tarif kuas : = = = Rp 1,80 per pcs Dengan menggunakan tarif ini, alokasi beban kuas pada masingmasing produk adalah sebagai berikut : Tabel 13 Penghitungan Alokasi Biaya Kuas ke Masing-masing Pesanan Bagian Pemakaian Pieces Tarif Beban Cat Cat Clear Clear per pcs Pesanan A 500 Rp 1,80 Pesanan B 1.500 Rp 1,80 Total 2.000 Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Total Biaya Rp 900,00 Rp 2.700,00 Rp 3.600,00
3) Dengan menggunakan cost driver kWh, tarif beban listrik dapat dihitung sebagai berikut : Tarif beban listrik : = = = Rp 23.233,30 dibulatkan menjadi Rp 23.233,00 per kWh Dengan menggunakan tarif ini, alokasi beban listrik ke masingmasing pemakaian dapat dilihat pada tabel berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Tabel 14 Penghitungan Alokasi Biaya Listrik ke Masing-masing Pemakaian Pemakaian Listrik
Lampu Pompa air Kebutuhan rumah tangga Total
kWh
Tarif Beban Listik per kWh
0,24 0,0625 2,28
Rp 23.233,00 Rp 23.233,00 Rp 23.233,00
2,5825
Total Beban
Rp 5.576,00 Rp 1.452,00 Rp52.971,00 Rp 59.999,00dibulatkan menjadi Rp 60.000,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017 Beban listrik bulan Februari 2017 tidak hanya dibebankan pada pesanan A dan Pesanan B melainkan ke seluruh pesanan, maka penghitungan beban listrik PLN Bulan Februari 2017 untuk masing-masing pesanan adalah sebagai berikut : Tarif beban listrik untuk lampu : = = = Rp 1,88 / pcs Tarif beban listrik untuk pompa : = = = Rp 0,48 / pcs
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
Tabel 15 Penghitungan Beban Listrik pada Masing-masing Pesanan No.
Nama Pesanan
Jumlah
Lampu 1. Souvenir asbak (Pesanan A) 500 psc 2. Souvenir pistol (Pesanan B) 1.500 psc 3. Tempat lilin 150 psc 4. Celengan 100 psc 5. Toples ( S, M dan L) 140 set = 420 pcs 6. Vas bunga ( S, M dan L) 100 set = 300 pcs Pompa Air 1. Souvenir asbak (Pesanan A) 500 psc 2. Souvenir pistol (Pesanan B) 1.500 psc 3. Tempat lilin 150 psc 4. Celengan 100 psc 5. Toples ( S, M dan L) 140 set = 420 pcs 6. Vas bunga ( S, M dan L) 100 set = 300 pcs
Tarif Listrik
Total
Rp 1,88 Rp 1,88 Rp 1,88 Rp 1,88 Rp 1,88 Rp 1,88 Total
Rp 940,00 Rp 2.820,00 Rp 282,00 Rp 188,00 Rp 790,00 Rp 564,00 Rp 5.580,00
Rp 0,48 Rp 0,48 Rp 0,48 Rp 0,48 Rp 0,48 Rp 0,48 Total
Rp 240,00 Rp 720,00 Rp 72,00 Rp 48,00 Rp 202,00 Rp 144,00 Rp 1.426,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017 4) Depresiasi gedung pabrik menggunakan metode garis lurus : Gedung pabrik dibangun dengan harga perolehan sebesar Rp 16.000.000,00 untuk umur ekonomis 20 tahun, sementara nilai residu diperkirakan sebesar Rp 1.000.000,00. Depresiasi gedung pabrik menggunakan metode garis lurus dapat dihitung sebagai berikut : Beban depresiasi : = [(Harga Perolehan – Nilai Residu) : Umur Ekonomis] = 12/12 x [( Rp 16.000.000,00
Rp 1.000.000,00) : 20]
= Rp 750.000,00 per tahun atau Rp 62.500,00 per bulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Dengan menggunakan cost driver total pesanan bulan Februari 2017, tarif beban depresiasi gedung pabrik dapat dihitung sebagai berikut : Tarif beban depresiasi gedung : =
= = Rp 21,04 dibulatkan menjadi Rp 21,00 Beban depresiasi gedung pabrik bulan Februari 2017 tidak hanya dibebankan pada pesanan A dan Pesanan B melainkan ke seluruh pesanan, maka penghitungan beban depresiasi gedung Bulan Februari 2017 untuk masing-masing pesanan adalah sebagai berikut : Tabel 16 Penghitungan Beban Depresiasi Gedung pada Masing-masing Pesanan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Pesanan
Jumlah
Souvenir asbak (Pesanan A) 500 psc Souvenir pistol (Pesanan B) 1.500 psc Tempat lilin 150 psc Celengan 100 psc Toples ( S, M dan L) 140 set = 420 pcs Vas bunga ( S, M dan L) 100 set = 300 pcs
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Tarif Depresiasi Rp 21,00 Rp 21,00 Rp 21,00 Rp 21,00 Rp 21,00 Rp 21,00 Total
Total Rp 10.500,00 Rp 31.500,00 Rp 3.150,00 Rp 2.100,00 Rp 8.820,00 Rp 6.300,00 Rp 62.370,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
b. Biaya Bahan Penolong Seperti yang sudah dijelaskan pada tabel 12, biaya bahan penolong dalam proses produksi pesanan souvenir pada Kerajinan Agus Ceramics dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 17 Penghitungan Biaya Bahan Penolong pada Pesanan Pesanan Nama Bahan Penolong Total Biaya Pesanan A Cat clear Rp 4.500,00 Pesanan B Cat clear Rp 9.000,00 Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017 c. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Biaya reparasi dan pemeliharaan yang ada dalam pesanan souvenir adalah Biaya Bahan Habis Pakai. Biaya Bahan Habis Pakai yang timbul dalam proses produksi pesanan souvenir pada Kerajinan Agus Ceramics dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 18 Penghitungan Biaya Bahan Habis Pakai pada Pesanan A No.
Nama Bahan Habis Jumlah Harga Total Biaya Pakai 1. Kuas Rp 900,00 2. Kayu bakar Rp 20.000,00 3. Plastik penutup 2 Rp 500,00 Rp 1.000,00 4. Cap nama 1 Rp 4.000,00 Rp 4.000,00 5. Sepon Rp 500,00 Total Rp 26.400,00 Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017 Satu sepon diperkirakan akan habis dipakai untuk sehingga
sepon
yang
dipakai
untuk
kedua
2.000 pcs
pesanan
akan
menimbulkan biaya bersama. Harga satu buah sepon Rp 2.000,00 bila digunakan untuk 2.000 pcs maka setiap pieces akan dikenakan biaya Rp 1,00. Biaya sepon untuk pesanan A adalah sebesar 500 x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Rp 1,00 = Rp 500,00 dan untuk pesanan B adalah sebesar 1.500 x Rp 1,00 = Rp 1.500,00. Kayu bakar yang dibutuhkan untuk sekali pembakaran adalah 6 gulung dengan harga per gulung Rp 10.000,00 dan kapasitas tungku untuk sekali pembakaran adalah sebesar 1.500 pcs, sementara pesanan A hanya sebesar 500 pcs sehingga Pesanan A akan dibakar bersama pesanan lain dan akan timbul biaya alokasi. Biaya kayu bakar untuk tiap pieces souvenir adalah sebesar [(Rp 10.000,00 x 6) : 1.500 pcs] = Rp 40,00 sehingga biaya kayu bakar untuk Pesanan B adalah sebesar Rp 40,00 x 500 pcs = Rp 20.000,00 Tabel 19 Penghitungan Biaya Bahan Habis Pakai pada Pesanan B No.
Nama Bahan Habis Jumlah Pakai 1. Kuas 2. Kayu bakar 6 3. Plastik penutup 4. Cap nama 1 5. Gypsum 1 6. Sepon Total Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Harga
Total Biaya
Rp 2.700,00 Rp 10.000,00 Rp 60.000,00 Rp 500,00 Rp 1.000,00 Rp 4.000,00 Rp 4.000,00 Rp 3.700,00 Rp 3.700,00 Rp 1.500,00 Rp 72.900,00
d. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Menurut Surat Keputusan nomor 235/KEP/2016, Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) Kabupaten Bantul adalah sebesar Rp 1.404.760,00, maka upah pemilik sebagai mandor pada bulan Februari 2017 adalah sebesar Rp 1.404.760,00.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Biaya tenaga kerja tidak langsung ini harus dibebankan pada tiap pesanan yang ada, maka perhitungan biaya tenaga kerja tidak langsung pada tiap pesanan adalah : Tabel 20 Penghitungan Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung pada Masingmasing Pesanan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Pesanan
Jumlah
Souvenir asbak (Pesanan A) 500 psc Souvenir pistol (Pesanan B) 1.500 psc Tempat lilin 150 psc Celengan 100 psc Toples ( S, M dan L) 140 set = 420 pcs Vas bunga ( S, M dan L) 100 set = 300 pcs
Upah Mandor Rp 473,00 Rp 473,00 Rp 473,00 Rp 473,00 Rp 473,00 Rp 473,00 Total
Total Rp 236.500,00 Rp 709.500,00 Rp 70.950,00 Rp 47.300,00 Rp 198.660,00 Rp 141.900,00 Rp 1.404.810,00
= = Rp 472,98 Dibulatkan menjadi Rp 473,00 e. Biaya yang Timbul Akibat Penilaian terhadap Aktiva Tetap Biaya yang timbul akibat penilaian terhadap aktiva tetap yang ada dalam pesanan souvenir adalah : 1) Beban Depresiasi Gedung Pabrik Seperti yang sudah diperhitungkan di atas biaya depresiasi gedung yang timbul pada Kerajinan Agus Ceramic dapat dilihat di tabel berikut : Tabel 21 Beban Depresiasi Gedung Pabrik Bulan Februari 2017 Pesanan
Beban Depresiasi
Pesanan A Rp 10.500,00 Pesanan B Rp 31.500,00 Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
2) Beban Depresiasi Alat Kerja Biaya depresiasi alat kerja yang timbul pada Kerajinan Agus Ceramics dapat dilihat di tabel berikut : Tabel 22 Beban Depresiasi Alat Kerja Bulan Februari 2017 No. 1. 2. 3. 4.
Nama Beban Depresiasi Alat putar Rp 2.900,00 Rak jemur Rp 2.500,00 Gasbul Rp 33.300,00 Tungku pembakaran Rp 20.800,00 Total Rp 59.500,00 Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017 Diperkirakan nilai residu untuk alat putar sebesar Rp 100.000,00 dan nilai residu untuk rak jemur sebesar Rp 10.000,00. Penghitungan Beban depresiasi alat putar : = [(Harga Perolehan – Nilai Residu) : Umur Ekonomis] = 12/12 x [( Rp 800.000,00
Rp 100.000,00) : 20]
= Rp 35.000,00 per tahun atau Rp 2.900,00 per bulan Beban depresiasi rak jemur : = [(Harga Perolehan – Nilai Residu) : Umur Ekonomis] = 12/12 x [( Rp 40.000,00
Rp 10.000,00) : 1]
= Rp 30.000,00 per tahun atau Rp 2.500,00 per bulan Beban depresiasi gasbul : = (Harga Perolehan : Umur Ekonomis) = 12/12 x ( Rp 1.600.000,00 : 4) = Rp 400.000,00 per tahun atau Rp 33.300,00 per bulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Beban depresiasi tungku pembakaran : = (Harga Perolehan : Umur Ekonomis) = 12/12 x ( Rp 1.000.000,00 : 4 ) = Rp 250.000,00 per tahun atau Rp 20.800,00 per bulan Beban depresiasi alat kerja Bulan Februari 2017 tidak hanya dibebankan pada Pesanan A dan Pesanan B tetapi dibebankan ke semua pesanan, maka beban depresiasi alat kerja Bulan Februari 2017 untuk masing-masing pesanan dapat dihitung sebagai berikut : Tabel 23 Penghitungan Beban Depresiasi Alat Keja per Pieces Pesanan No.
Nama
Beban Depresiasi
1. Alat putar Rp 2.900,00 2. Rak jemur Rp 2.500,00 3. Gasbul Rp 33.300,00 4. Tungku pembakaran Rp 20.800,00 Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Jumlah Pesanan 500 psc 2.970 pcs 2.970 pcs 2.970 pcs
Beban Depresiasi per Pcs Rp 5,80 Rp 0,84 Rp 11,20 Rp 7,00
Tabel 24 Penghitungan Beban Depresiasi Alat Kerja pada Masing-masing Pesanan No.
Nama Pesanan
Tempat Pembentukan Alat Putar 1. Souvenir asbak (Pesanan A) Rak Jemur 1. Souvenir asbak (Pesanan A) 2. Souvenir pistol (Pesanan B) 3. Tempat lilin 4. Celengan 5. Toples ( S, M dan L) 6. Vas bunga ( S, M dan L)
Jumlah
500 psc
500 psc 1.500 psc 150 psc 100 psc 140 set = 420 pcs 100 set = 300 pcs
Tarif Depresiasi
Total
Rp 5,80 Rp 2.900,00 Total Rp 2.900,00 Rp Rp Rp Rp Rp Rp
0,84 0,84 0,84 0,84 0,84 0,84 Total
Rp 420,00 Rp 1.260,00 Rp 126,00 Rp 84,00 Rp 353,00 Rp 252,00 Rp 2.495,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Lanjutan Tabel 24 Gasbul 1. Souvenir asbak (Pesanan A) 2. Souvenir pistol (Pesanan B) 3. Tempat lilin 4. Celengan 5. Toples ( S, M dan L) 6. Vas bunga ( S, M dan L)
500 psc 1.500 psc 150 psc 100 psc 140 set = 420 pcs 100 set = 300 pcs
Tungku Pembakaran 1. Souvenir asbak (Pesanan A) 2. Souvenir pistol (Pesanan B) 3. Tempat lilin 4. Celengan 5. Toples ( S, M dan L) 6. Vas bunga ( S, M dan L)
500 psc 1.500 psc 150 psc 100 psc 140 set = 420 pcs 100 set = 300 pcs
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
11,20 11,20 11,20 11,20 11,20 11,20 Total
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 Total
Rp 5.600,00 Rp 16.800,00 Rp 1.680,00 Rp 1.120,00 Rp 4.704,00 Rp 3.360,00 Rp 33.264,00 Rp 3.500,00 Rp 10.500,00 Rp 1.050,00 Rp 700,00 Rp 2.940,00 Rp 2.100,00 Rp 19.740,00
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017 Berdasarkan tabel 24, maka total beban depresiasi Alat Kerja Pesanan A dan Pesanan B adalah: Tabel 25 Beban Depresiasi Alat Kerja No. Nama Pesanan A 1. Alat putar 2. Rak jemur 3. Gasbul 4. Tungku pembakaran Pesanan B 1. Rak jemur 2. Gasbul 3. Tungku pembakaran
Beban Depresiasi Alat Kerja Rp 2.900,00 Rp 420,00 Rp 5.600,00 Rp 3.500,00 Total Rp 12.420,00
Rp 1.260,00 Rp 16.800,00 Rp 10.500,00 Total Rp 28.560,00 Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
f. Biaya Overhead Pabrik Lain yang Secara Langsung Memerlukan Pengeluaran Uang Tunai Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeruaran uang tunai yang timbul pada Kerajinan Agus Ceramics adalah Beban Listrik PLN. Seperti yang sudah diperhitungkan di atas beban listrik PLN yang timbul pada Pesanan A dan Pesanan B dapat dilihat di tabel berikut : Tabel 26 Beban Listrik PLN No.
Bagian Pemakaian Listrik
Pesanan A 1. Lampu 2. Pompa air Total Pesanan B 1. Lampu 2. Pompa air Total Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Beban Listrik
Rp 940,00 Rp 240,00 Rp 1.180,00 Rp 2.820,00 Rp 720,00 Rp 3.540,00
g. Total penghitungan biaya overhead pabrik dalam proses produksi pesanan souvenir pada Kerajinan Agus Ceramics dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 27 Total Penghitungan Biaya Overhead Pabrik Pesanan A No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Biaya Beban Depresiasi Gedung Pabrik Beban Depresiasi Alat Kerja Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Biaya Bahan Penolong Biaya Bahan Habis Pakai Biaya Listrik Total Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Total Biaya Rp 10.500,00 Rp 12.420,00 Rp 236.500,00 Rp 4.500,00 Rp 26.400,00 Rp 1.180,00 Rp 291.500,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Tabel 28 Total Penghitungan Biaya Overhead Pabrik pada Pesanan B No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Biaya Beban Depresiasi Gedung Pabrik Beban Depresiasi Alat Kerja Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Biaya Bahan Penolong Biaya Bahan Habis Pakai Biaya Listrik Total Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Total Biaya Rp 31.500,00 Rp 28.560,00 Rp 709.500,00 Rp 13.500,00 Rp 72.900,00 Rp 3.540,00 Rp 859.500,00
4. Penghitungan Harga Pokok Produksi menggunakan metode job order costing dengan pendekatan full costing Sebagaimana telah dijelaskan pada bab 2 harga pokok produksi penuh (full costing) akan dihitung dengan rumus : Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Tetap Biaya Overhead Pabrik Variabel Harga Pokok Produksi
Rp XXX Rp XXX Rp XXX Rp XXX + Rp XXX
Tabel 29 Harga Pokok Pesanan A Nama Biaya Total Biaya Biaya Bahan Baku Rp 88.900,00 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 190.000,00 Biaya Overhead Pabrik Rp 291.500,00 Harga Pokok Produksi Rp 570.400,00 = Rp 1.141,00 / pcs Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017 Tabel 30 Harga Pokok Pesanan B Nama Biaya Total Biaya Biaya Bahan Baku Rp 181.000,00 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 795.000,00 Biaya Overhead Pabrik Rp 895.500,00 Harga Pokok Produksi Rp 1.871.500,00 = Rp 1.248,00 / pcs Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
5. Penghitungan harga jual berdasarkan harga pokok produksi penuh (full costing) Sebagaimana telah dijelaskan pada bab 2 harga jual berdasarkan harga pokok produksi penuh (full costing) akan dihitung dengan rumus : Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead variabel Biaya overhead tetap Jumlah Mark-up = …% x Rp xx = Harga jual per unit produk
Rp xx Rp xx Rp xx Rp xx + Rp xx Rp xx + Rp xx
Tabel 31 Harga Jual Pokok Pesanan A Nama Biaya Total Biaya Biaya Bahan Baku Rp 88.900,00 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 190.000,00 Biaya Overhead Pabrik Rp 291.500,00 Harga Pokok Produksi Rp 570.400,00 Mark-Up (50%) Rp 285.200,00 Total Harga Jual Pesanan A Rp 855.600,00 Harga Jual per Unit Rp 1.710,00 Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017 Tabel 32 Harga Jual Pokok Pesanan B Nama Biaya Total Biaya Biaya Bahan Baku Rp 181.000,00 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 795.000,00 Biaya Overhead Pabrik Rp 895.500,00 Harga Pokok Produksi Rp 1.871.500,00 Mark-Up (50%) Rp 935.750,00 Harga Jual Pesanan B Rp 2.807.250,00 Harga Jual per Unit Rp 1.871,00 Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017 6. Identifikasi persamaan dan perbedaan penghitungan menurut perusahaan dan kajian teori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Setelah menganalisis data di atas maka dapat dilihat persamaan dan perbedaan konsep penghitungan menurut perusahaan dan konsep penghitungan menurut kajian teori pada penggolongan biaya, Harga Pokok produksi, dan Harga Jual Produk pada tabel dibawah ini : Tabel 33 Perbandingan Konsep Penghitungan Menurut Perusahaan dan Kajian Teori. No. Perusahaan 1. Penggolongan Biaya Produksi : Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik 2. Menghitung HPP : Perkiraan
Kajian Teori Penggolongan Biaya Produksi : Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Menghitung HPP : BBB XXX BTKL XXX BOP variabel XXX BOP tetap XXX HPP XXX 3. Menghitung HJP : Menghitung HJP : HPP+ (Biaya non Harga Jual = Taksiran produksi) + (HPP x % Biaya Penuh + Mark-up Laba) Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Keterangan
Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
Penggolongan biaya bahan baku pada perusahaan sudah sesuai dengan kajian teori karena perusahaan dapat mendeskripsikan bahan baku yang digunakan pada proses produksi, tetapi dalam penggolongan tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik perusahaan belum sesuai dengan kajian teori. Dalam penggolongan tenaga kerja lansung perusahaan belum tepat pada pembayaran upah karena Pak Agus dan istrinya tidak dihitung sebagai tenaga kerja padahal beliau dan istrinya terlibat dalam proses produksi. Dalam biaya overhead pabrik perusahaan masih salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
menggolongkan gasbul yang merupakan alat kerja menjadi bahan penolong. Selain itu perusahaan juga tidak membebankan alokasi biaya bersama dan beban depresiasi gedung dan alat kerja, padahal alokasi biaya tersebut penting untuk mengetahui apakah biaya produksi sudah dibebankan pada produk seteliti mungkin dan bila suatu perusahaan tidak menghitung biaya depresiasi dapat menyebabkan harga pokok produksi terlalu kecil sehingga laba perusahaan lebih tinggi daripada semestinya. Perusahaaan juga tidak menghitung upah mandor pada pemilik yang bertanggung jawab selama proses produksi, sehingga tidak ada biaya tenaga kerja tidak langsung pada penghitungan biaya produksi menurut perusahaan. Penghitungan Harga Pokok Produksi pada perusahaan belum sesuai dengan kajian teori karena penghitungan hanya berdasarkan kira-kira dengan mengesampingkan ketepatan penghitungan dan mengutamakan keuntungan yang sebesar-besarnya. Penghitungan Harga Jual Produk menurut perusahaan belum sesuai dengan kajian teori karena Harga Jual Produk dihitung berdasarkan perkiraan Harga Pokok Produksi yang dijumlahkan laba yang diharapkan perusahaan, metode tersebut mirip dengan rumus penetapan mark-up dalam kajian teori. Tetapi perusahaan masih menambahkan biaya non produksi (biaya pengemasan, biaya angkut dan biaya pemasaran) pada penghitungan Harga Jual Produk sehingga tidak sesuai dengan kajian teori. Ketidaksesuaian ini diakibatkan karena seharusnya mark-up sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
dapat menutupi biaya non produksi yang tidak dibebankan pada penghitungan Harga Pokok Produksi sekaligus mencapai laba yang diharapkan perusahaan, sementara dengan menghitung biaya non produksi pada penghitungan Harga Jual Produk maka hasil penghitungan menjadi tidak tepat karena elemen biaya dihitung secara berulang. 7. Perbandingan penghitungan Harga Pokok Produksi menurut perusahaan dan penghitungan Harga Pokok Produksi secara teori berdasarkan Harga Pokok Produksi Penuh ( full costing). Seperti yang sudah dijelaskan pada tabel 5 biaya produksi Pesanan A adalah sebesar Rp 1.250,00 dan Pesanan B sebesar Rp 1.500,00, karena Kerajinan Agus Ceramics tidak memiliki perseiaan barang dalam proses, maka biaya produksi dapat dijadikan Harga Pokok Produksi. Kerajinan Agus Ceramics juga tidak memiliki persediaan barang jadi, sehingga Harga Pokok Produksi dapat dijadikan Harga Pokok Penjualan. Tabel 34 Perbandingan Harga Pokok Produksi Setiap Pesanan Produk
Harga Pokok Produksi Menurut Menurut Full Perusahaan Costing Produk A Rp 1.250,00 / psc Rp 1.141,00 / pcs Produk B Rp 1.500,00 / psc Rp 1.248,00/ pcs Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Selisih Dalam % Rupiah Rp 109,00 9,5 % Rp 252,00 20,2 %
Rp 109,00 ÷ Rp 1.141,00 = 0,0955 = 9,5 % Dapat disimpulkan bahwa terdapat selisih penghitungan Harga Pokok Produksi adalah sebesar 9,5 % untuk Pesanan A dan 20,2 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
untuk Pesanan B pada Harga Pokok Produksi menurut Kerajinan Agus Ceramics dan menurut kajian teori. 8. Perbandingan penghitungan harga jual menurut perusahaan dan penghitungan harga jual menurut kajian teori dengan pendekatan harga jual berdasar harga pokok produksi penuh (Full Cost-Plus Mark-Up) Tabel 35 Perbandingan Harga Jual Produk Setiap Pesanan Produk
Harga Jual Produk Selisih Menurut Menurut Full Dalam % Perusahaan Cost-Plus MarkRupiah Up Rp 2.500,00 / psc Rp 1.710,00 / psc Rp 790,00 46,2%
Produk A Produk Rp 3.000,00 / psc Rp 1.871,00 / psc B Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2017
Rp 1.129 ,00
60,3%
Rp 790,00 ÷ Rp 1.710,00 = 0,4619 = 46,2 % Dapat disimpulkan bahwa terdapat selisih penghitungan Harga Jual Produk adalah sebesar 46,2 % untuk Pesanan A dan 60,3 % untuk Pesanan B pada Harga Jual Produk menurut Kerajinan Agus Ceramics dan menurut kajian teori. 9. Penyimpulan penetapan Harga Jual Produk pada Kerajinan Agus Ceramics adalah terdapat selisih antara hasil penghitungan Harga Pokok Produksi pada Produk A dan Produk B. Pada Produk A, Harga Pokok Produksi menurut perusahaan sebesar Rp 1.250,00 sedangkan menurut metode job order costing pendekatan full costing Harga Pokok Produksi sebesar Rp 1.141,00 sehingga terdapat selisih sebesar Rp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
109,00 dengan presentase perbedaan sebesar 9,5%. Pada Produk B, Harga Pokok Produksi menurut perusahaan sebesar Rp 1.500,00 sedangkan menurut metode job order costing pendekatan full costing Harga Pokok Produksi sebesar Rp 1.248,00 sehingga terdapat selisih sebesar Rp 252,00 dengan presentase perbedaan sebesar 20,2%. Selisih juga terjadi pada penghitungan Harga Jual Produk Produk A dan Produk B. Pada Produk A, Harga Jual Produk menurut perusahaan sebesar Rp 2.500,00 sedangkan menurut metode full-cost mark-up Harga Jual Produk sebesar Rp 1.710,00 sehingga terdapat selisih sebesar Rp 790,00 dengan presentase perbedaan sebesar 46,2%. Pada Produk B, Harga Jual Produk menurut perusahaan sebesar Rp 3.000,00 sedangkan menurut metode full-cost mark-up Harga Jual Produk sebesar Rp 1.871,00 sehingga terdapat selisih sebesar Rp 1.129,00 dengan presentase perbedaan sebesar 60,3%. Setelah melakukan analisis dengan membandingkan penghitungan Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Produk menurut perusahaan dengan penghitungan Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Produk menurut teori maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penghitungan Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Produk yang dilakukan oleh Kerajinan Agus Ceramics berbeda dengan penghitungan menurut teori. Berikut ini penjelasan mengenai beberapa penyebab perbedaan tersebut: a) Perbedaan pertama adalah pada konsep penghitungan, hal ini disebabkan
karena penghitungan
menurut
perusahaan hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
berdasarkan perkiraan dan tidak melakukan penggolongan biaya. Perkiraan pada biaya produksi yang dilakukan perusahaan tidak menggunakan penghitungan yang pasti melainkan perkiraan untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. b) Perbedaan kedua adalah pada penghitungan Harga Pokok Produksi. Perusahaan tidak membebankan alokasi biaya bersama dan beban depresiasi gedung dan alat kerja dalam Harga Pokok Produksi. Pemilik Kerajinan Agus Ceramics juga tidak menghitung upah kerja apabila beliau dan istrinya mengerjakan proses produksi, serta tidak adanya gaji mandor bagi pemilik yang bertanggung jawab dalam proses peroduksi sehingga perusahaan tidak menghitung biaya tenaga kerja tidak langsung pada biaya overhead pabrik. Penetapan Harga
Pokok
Produksi
yang
tidak
tepat
oleh
perusahaan
menyebabkan penghitungan Harga Jual Produk juga tidak sesuai dengan kajian teori. c) Perbedaan ketiga adalah pada penetapan Harga Jual Produk. Perusahaan tidak hanya menjumlahkan laba yang diinginkan pada Harga Pokok Produksi tetapi perusahaan juga membebankan biaya pengemasan, biaya angkut, dan biaya pemasaran sehingga konsep penghitungan Harga Jual Produk menjadi tidak sesuai dengan kajian teori. Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil penghitungan Harga Pokok Produksi Kerajinan Agus Ceramics lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
tinggi dari hasil penghitungan Harga Pokok Produksi menurut kajian teori, sehingga penghitungan Harga Pokok Produksi menurut Kerajinan Agus Ceramics tidak tepat. Ketidaktepatan penetapan Harga Pokok Produksi Kerajinan Agus Ceramics menyebabkan hasil penghitungan Harga Jual Produk pada Kerajinan Agus Ceramics tidak sesuai dengan penghitungan Harga Jual Produk menurut kajian teori. Ketidaksesuaian Harga Jual Produk pada Kerajinan Agus Ceramics juga disebabkan oleh konsep penghitungan Harga Jual Produk perusahaan yang tidak sesuai dengan konsep penghitungan menurut kajian teori. C. Pembahasan Penelitian ini menggunakan dasar penghitungan Harga Pokok Produksi metode harga pokok proses (job order costing) pendekatan fullcosting untuk menghitung Harga Jual Produk metode full cost-plus markup. Hasil penelitian ini cenderung mendukung penelitian Cahyadi (2008), dimana peneliti juga menggunakan penghitungan harga jual dengan dasar harga pokok produksi metode full-costing ditambah mark-up pada Toko Bakpao Lengkongsari. Hasil penelitian menyatakan bahwa harga pokok produksi perusahaan ditetapkan lebih tinggi daripada harga pokok produksi sesungguhnya, sehingga harga jual ditetapkan lebih tinggi daripada harga jual menurut teori. Hasil penelitian juga cenderung mendukung penelitian Erawati dan Syafitri (2012), dimana peneliti juga menggunakan penghitungan harga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
jual dengan dasar harga pokok produksi metode full-costing pada CV. Harapan Inti Usaha Palembang. Hasil penelitian menyatakan bahwa harga pokok produksi perusahaan ditetapkan lebih tinggi daripada harga pokok produksi sesungguhnya, sehingga harga jual ditetapkan lebih tinggi daripada harga jual menurut teori. Harga jual dihitung dengan metode cost-plus pricing, yaitu dengan menjumlahkan penghitungan harga pokok produksi dengan laba yang diinginkan perusahaan. Hasil penelitian juga cenderung mendukung penelitian Djumali, et al. (2014) dimana peneliti juga menggunakan penghitungan harga jual dengan dasar harga pokok produksi metode full-costing pada PT. Sari Malalugis Bitung. Hasil penelitian menyatakan bahwa harga pokok produksi perusahaan ditetapkan lebih tinggi daripada harga pokok produksi sesungguhnya, sehingga harga jual ditetapkan lebih tinggi daripada harga jual menurut teori. Harga jual dihitung dengan metode cost-plus pricing, yaitu dengan menjumlahkan penghitungan harga pokok produksi dengan laba yang diinginkan perusahaan. Sebaliknya penelitian ini cenderung tidak mendukung penelitian Magdalena (2010), dimana peneliti menggunakan penghitungan harga jual dengan dasar harga pokok variabel ditambah mark-up pada Bakpia Djogja. Hasil penelitian menyatakan bahwa penetapan harga pokok produksi perusahaan ditetapkan lebih rendah daripada harga pokok produksi sesungguhnya, sehingga harga jual juga ditetapkan lebih rendah daripada harga jual menurut teori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Hasil penelitian ini juga cenderung tidak mendukung penelitian Pancawati (2014), dimana peneliti menggunakan penghitungan harga jual dengan dasar harga pokok produksi metode full-costing pada UKM Bandeng Duri Lunak Bu Darmo Semarang. Hasil penelitian menyatakan bahwa penetapan harga pokok produksi perusahaan ditetapkan lebih rendah daripada harga pokok produksi sesungguhnya, sehingga harga jual juga ditetapkan lebih rendah daripada harga jual menurut teori. Harga jual dihitung dengan menjumlahkan penghitungan harga pokok produksi dengan laba yang diinginkan perusahaan. Hasil penelitian ini juga cenderung tidak mendukung penelitian Florensia, et al. (2015) dimana peneliti menggunakan penghitungan harga jual dengan dasar harga pokok produksi metode full-costing pada Koperasi Usaha Bersama (KPUB) ”Sapi Jaya” Kandangn. Hasil penelitian menyatakan bahwa penetapan harga pokok produksi perusahaan ditetapkan lebih rendah daripada harga pokok produksi sesungguhnya, sehingga harga jual juga ditetapkan lebih rendah daripada harga jual menurut teori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Penentuan Harga Jual \Produk pesanan A dan pesanan B pada Kerajinan Agus Ceramics belum sesuai dengan kajian teori karena Harga Pokok Produksi menurut Kerajinan Agus Ceramics yang menjadi dasar penentuan Harga Jual Produk ditetapkan lebih tinggi daripada penghitungan Harga Pokok Pesanan (job order costing) pendekatan full costing. Terbukti dari perbedaan penghitungan harga pokok produksi sebesar 9,5% pada Produk A dan 20,2% pada Produk B serta perbedaan penghitungan harga jual produk sebesar 46,2% pada Produk A dan 60,3% pada Produk B. Selain Harga Pokok Produksi menurut perusahaan yang ditetapkan lebih tinggi, penghitungan Harga Jual Produk menurut Kerajinan Agus Ceramics lebih tinggi daripada Harga Pokok Produksi menurut full-cost mark-up disebabkan juga oleh perbedaan konsep penghitungan Harga Jual Produk menurut perusahaan, dimana perusahaan masih memperhitungkan biaya non produksi pada penghitungan Harga Jual Produknya. B. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian ini adalah penelitian ini tidak didukung dengan dokumen terkait yang mendukung perhitungan harga pokok produksi dan harga jual produk melainkan hanya menggunakan data hasil wawancara. C. Saran Berdasarkan hasil pembahasan penulis memberikan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan, antara lain :
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
Bagi perusahaan : 1.Kerajinan Agus Ceramics sebaiknya menggolongkan elemen biaya produksi secara tepat agar dapat menghitung Harga Pokok Produksi secara tepat pula, sehingga Harga Pokok Produksi yang tepat tersebut nantinya dapat menjadi dasar penentuan Harga Jual Produk bagi pesanan. 2. Perbedaan hasil penghitungan Harga Jual produk menurut Kerajinan Agus Ceramics dan menurut kajian teori dapat dijadikan stategi marketing, yaitu dengan menjadikan hasil penghitungan menurut kajian teori sebagai patokan dalam pemberian discount atau bonus pada tiap pesanan. Bagi penelitian selanjutnya : 1. Sebaiknya peneliti selanjutnya melakukan tahap wawancara dan observasi yang lebih mendalam pada perusahaan sehingga informasi yang didapat lebih lengkap dan informasinya dilengkapi dengan dokumen pendukung. 2. Sebaiknya penelitian selanjutnya bukan hanya meneliti tentang evaluasi penentuan harga jual produk suatu produk tertentu saja, melainkan dapat mengevaluasi harga jual produk beberapa pesanan dalam bulan tertentu pada suatu perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
DAFTAR PUSTAKA Adisaputro, Gunawan dan Anggraini, Yunita. 2011. Anggaran Bisnis. Edisi Pertama. UPP STIM YKPN, Yogyakarta. Agus. 2017. Daftar Gaji UMR Yogyakarta 2017. https://www.gajiumr.com/gajiumr-jojga-yogyakarta/. Diakses tanggal 15 Juli 2017. Bustami, Bastian dan Nurlela. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Pertama. Jakarta. Mitra Wacana Media, Jakarta. Cahyadi, Hendro. 2008. “Evaluasi Penentuan Harga Jual Toko Bakpao (Studi Kasus pada Toko Bakpao Lengkongsari)”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Atma Jaya, Yogyakarta. Carter, William. 2009. Akuntansi Biaya “Cost Accounting”. Diterjemahkan oleh Salemba Empat. Salemba Empat, Jakarta. Carter,William K dan Usry Milton dalam Krista. 2004. Akuntansi Biaya. Edisi Ketiga Belas. Buku Satu. Salemba Empat, Jakarta. Carter,William K dan Usry Milton dalam Krista. 2005. Akuntansi Biaya. Edisi Ketiga Belas. Buku Dua. Salemba Empat, Jakarta. Djumali, Indo., Jullie J. Sondakh, dan Lidia Mawikere. 2014. “Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Variable Costing dalam Proses Penentuan Harga Jual pada PT. Sari Malalugis Bitung”. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Universitas Sam Ratulangi Manado.Vol. 14, No. 2-Mei 2014. Erawati dan Syafitri, Lili. 2012. “Analisis Harga Pokok Produksi Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual pada CV Harapan Inti Usaha Palembang”. Jurnal. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Multi Data, Palembang. Florensia, Emi., Muhammad Safi, dan Endang Nirowati Pamungkas. 2015. “Evaluasi Harga Pokok Produksi untuk Menentukan Harga Jual Produk (Studi Kasus pada Koperasi Pemasaran Usaha Bersama Sapi Jaya Kandangan Periode Tahun 2013)”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 20 No. 1 Juni 2015. Hansen, Don dan Mowen dalam Fitriasari, Dewi dan Kwary, Deny Arnos. 2004. Akuntansi Manajemen. Edisi Ketujuh. Salemba Empat, Jakarta. Hansen, Don dan Mowen dalam Kwary, Deny Arnos. 2009. Akuntansi Manajerial. Edisi Kedelapan. Salemba Empat, Jakarta. Haryono. 2005. Dasar-dasar Akuntansi. Penerbit STIE YKPN. Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Herman. 2006. Manajemen Keuangan. Bumi Aksara, Jakarta Horngren, Charles T. dan George Foster. 1998. Akuntansi Biaya : Suatu Pendekatan Manajerial. Diterjemahkan oleh Marianus Sinaga. Edisi Enam. Jilid Satu. Erlangga, Jakarta. Ikhsan, Arfan. 2009. Akuntansi Manajemen Perusahaan Jasa. Graha Ilmu, Yoyakarta. Kamarudin, Ahmad. 2013. Akuntansi Manajemen : Dasar-dasar Konsep Biaya dan Pengambilan Keputusan. Edisi Revisi 8. Rajawali Pers Bisnis, Jakarta. Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Diterjemahkan oleh Benyamin Molan. Edisi Kesebelas. Jilid Kedua. PT. Indeks Gramedia, Jakarta. Magdalena, Meria. 2010. “Evaluasi Penentuan Harga Jual Produk Bakpia (Studi Kasus pada Bakpia Djogja)”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.. Muhadi dan Joko Siswanto. 2001. Akuntansi Biaya. Kanisius, Yogyakarta. Mulyadi. 1991. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. STIE YKPN, Yogyakarta. Mulyadi. 1993. Akuntansi Biaya: Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian Biaya. Edisi Kelima. STIE YKPN, Yogyakarta. Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaar dan Rekayasa. Edisi Ketiga. Salemba Empat, Jakarta. Mulyadi. 2005. Akutansi Biaya. Edisi Kelima. UPP AMP YKPN- Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta. Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. Aditya Media, Yogyakarta. Mursyidi. 2008. Akuntansi Biaya. Edisi Pertama. Refika Adhitama, Bandung. Murti, Sumarni dan Soeprihanto, John. 2007. Pengantar Bisnis. Edisi kedua. STIE YKPN. Yogyakarta. Pancawati Wahyu, Riana. 2014. “Penetapan Harga Pokok Produksi (HPP) Produk Bandeng Presto Menggunakan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual (Studi Kasus : UKM Bandeng Duri Lunak Bu Darmono)”. Jurnal. Universitas Dian Nuswantoro, Semarang. Riwayadi. 2014. Akuntansi Biaya Pendekatan Tradisional dan Kontemporer. Salemba Empat, Jakarta. Riza, Kautsar. 2013. Akuntansi Biaya Pendekatan Product Costing. Akademia Permata, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Sari, Riska Putri Sekar Tanjung. 2016. “Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Job Order Costing (Studi Kasus Pada CV. Dharma Putra Mandiri)”. Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Siregar, Baldric. 2013. Akuntansi Biaya. Salemba Empat, Jakarta. Slat, Andre Henri. 2013. “Analisis Harga Pokok Produk dengam Metode Full Costing dan Penentuan Harga Jual (Studi Kasus pada CV. Anugerah Genteng Manado)”. Jurnal EMBA. Universitas Sam Ratulagi, Manado. Sugiri, Slamet. 1993. Pengantar Akuntansi 2. Edisi Revisi. UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Supriyono, R.A. 2001. Akuntansi Manajemen 3: Proses Pengendalian Manajemen. Edisi Pertama. BPFE dan STIE-YKPN, Yogyakarta. Supriyono. 1999. Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok. Edisi Kedua. Cetakan Keempat Belas. BPFE, Yogyakarta. Widilestariningtyas, Ony., Sonny W.F, dan Sri Dewi A. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta. Yadiati, Winwin dan Wahyudi, Ilham. 2008. Pengantar Akuntansi. Edisi Revisi. Kencana, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
Lampiran 1 Transkrip Wawancara P : Peneliti N : Narasumber P : Ada berapa pesanan kerajinan pada Bulan Februari 2017 Pak? N : 500 pieces souvenir asbak, 1.500 pieces souvenir pistol, 150 pieces tempat lilin, 100 pieces celengan, 140 set toples dan 100 set vas bunga. P : Berapa tanah liat yang digunakan untuk pembuatan souvenir Pak? N : Pembelian tanah liat bersifat borongan yaitu seharga Rp 50.000,00 untuk kurang lebih 15 gulungan. Untuk pesanan A dibutuhkan kurang lebih 8 gulung tanah liat dan pesanan B dibutuhkan kurang lebih 20 gulung tanah liat. P : Berapa upah yang diberikan untuk pegawai? Apakah upah diberikan secara borongan? N : Ya upah diberikan secara borongan. Untuk upah membentuk souvenir putar sebesar Rp 200,00 per pieces sementara souvenir cetak sebesar Rp 350,00 per pieces. Upah membakar sebesar Rp 30,00 per pieces dan upah mengecat sebesar Rp 150,00 per pieces. P : Untuk sekali pembakaran dibutuhkan berapa kayu bakar? N : Sekali membakar butuh sekitar 6 gulung, itu untuk kisaran 1.500 pieces. Harga per gulungnya Rp 10.000,00 . P : Selain kayu bakar apa saja bahan penolong yang digunakan? N : Ada cat dan clear untuk finishing. Cat harganya Rp 55.000,00 per kaleng, clear harganya Rp 18.000,00 per setengah kilo, ada juga sandy untuk pewarna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
cat seharga Rp 10.000,00 per ons. Gasbul untuk membakar seharga Rp1.600.000,00. P : Menurut saya gasbul itu termasuk alat kerja Pak, soalnya hanya digunakan untuk menutup tungku pembakaran dan tidak digunakan sebagai bahan pembuatan kerajinan. Kalau untuk penggunaan bahan penolong kira-kira buhuh berapa banyak untuk masing-masing pesanan? N : Untuk pesanan A dibutuhkan sekaleng cat, nanti dibagi untuk dicampur sandy. Kalau mau warnanya terang sandy-nya seperempat ons kalau mau tua setengah ons. Untuk pesanan B butuh dua kaleng, satu warna putih untuk dicampur sandy setengah ons dan satu kaleng warna hitam. Cat clear hanya butuh setengah kilo soalnya pemakaiannya sedikit, nanti pengaplikasiannya pakai sepon yang harganya Rp 2.000,00 . P : Kuas yang digunakan ada berapa dan berapa harganya? N : Ada dua, nomor 3 dan nomor 12. Harganya Rp 1.200,00 dan Rp 2.400,00. Beli yang murah saja mbak soalnya Cuma sebulan sudah rusak bulunya. P : Untuk cap nama dan cetakan souvenir harganya berapa? N : Cap harganya Rp 4.000,00 di Pasar Pundong, kalau cetakan bikin sendiri pakai gypsum harganya per karung sepuluh kiloan Rp 37.000,00. Satu cetakan butuh sekilo gypsumi, tiap ada pesanan buat baru soalnya cepat aus dan pecah. P : Untuk biaya listrik dan air tiap bulan berapa Pak? N : Rumah saya kapasitas listriknya 450 watts biasanya per bulan Rp 60.000,00, kalau air saya pakai sumur jadi ga bayar, paling yang kehitung pakai pompa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
airnya saja. Saya pakai pompa yang 125 watts, taun ini kebetulan lembur terus jadi lampu tempat produksi dipakai. Lampu pakai yang 40 watts mbak. P : Untuk pembuatan tungku pembakaran biayanya berapa Pak? N : Dulu biayanya sekitar Rp 1.000.000,00 untuk beli batu batanya. Kebetulan baru taun lalu saya buat baru, soalnya kalau sudah empat tahun batu batanya kebanyakan sudah pecah karena panas. P : Ruangan produksi ini sendiri butuh biaya berapa saat pembangunannya? N : Kalau tempat pembentukan dan pembakaran ini sekitar Rp 16.000.000,00. P : Berapa biaya perolehan untuk alat kerja? N : Alat putar itu saya pakai yang dari besi dan batu supaya awet jadi agak mahal harganya Rp 800.000,00, rak jemur harganya Rp 40.000,00 kebetulan rak jemurnya baru soalnya hanya bisa dipakai setahun, maklum bahannya dari bambu makanya cepat rusak. P : Kalau nanti alat kerjanya sudah rusak apa bisa dijual sebagai rongsokan Pak? N : Yang bisa dirongsokin hanya alat putar dan rak jemur mbak. Kemungkinan harganya Rp 100.000,00 untuk alat putar dan Rp 10.000,00 untuk rak jemurnya. P : Berapa harga Jual untuk masing-masing pesanan Pak? N : Untuk pesanan A perkiraan biaya produksinya Rp 1.250,00 per pieces pesanan B Rp 1.500,00 per pieces biasanya nanti saya tambahkan setengah biaya produksi untuk keuntungan dan ditambah dengan biaya pembungkusan dengan plastik. Kebetulan pesanan ini juga diminta untuk dikirim jadi nanti saya kemas dengan peti kayu. Belum penghitungan biaya pemasarannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
mbak, kalau ada orang pesan kan butuh pulsa untuk telfon, butuh kuota internet untuk mengakses website saya jadi nanti biaya itu juga saya perhitungkan ke pesanan. Pesanan A nanti saya jual Rp 2.500,00 per pieces dan pesanan B Rp 3.000,00 per pieces.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
Lampiran 2 Daftar UMR Yogyakarta 2017 Kota / Kabupaten Kota Yogyakarta Kabupaten Sleman Kabupaten Bantul Kabupaten Gunung Kidul Kabupaten Kulon Progo Sumber : gajiumr.com
Upah (Rp) Rp 1.572.200,00 Rp 1.448.385,00 Rp 1.404.760,00 Rp 1.337.650,00 Rp 1.373.600,00