EVALUASI PEMILIHAN SUPPLIER TERBAIK MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI LOSS FUNCTIONS DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT INDOMAJU TEXTINDO KUDUS Diana Puspita Sari, Seto Ari Kusumo Program Studi Teknik Industri, Universitas Diponegoro-Semarang Jl. Prof Sudarto, SH., Semarang
[email protected]
Abstrak PT Indomaju Textindo merupakan produsen karung plastik yang menggunakan kalsium sebagai salah satu bahan bakunya. Saat ini terdapat 4 supplier kalsium, sementara masing – masing supplier memiliki performansi yang berbeda. Untuk itu perusahaan menginginkan evaluasi terhadap masing – masing supplier. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kriteria - kriteria yang menjadi pertimbangan di dalam pemilihan supplier dan melakukan pembobotan terhadap kriteria-kriteria tersebut, menentukan nilai loss function masing – masing supplier dan yang terakhir menentukan supplier kalsium terbaik. Metode yang digunakan untuk mengevaluasi supplier adalah Taguchi Loss Function dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Taguchi Loss Function digunakan untuk menghitung loss function masing-masing supplier, sedangkan AHP digunakan untuk membobotkan masing-masing kriteria. Kriteria pemilihan supplier dari penelitian ini adalah harga, kualitas, proses pengiriman dan pengepakan dengan bobot untuk masingmasing kriteria secara berturut-turut adalah 29%, 54%, 11% dan 6%. Besarnya loss function yang dibebankan pada perusahaan akibat ketidaksesuaian terendah adalah dari supplier Indomaju, sehingga supplier ini yang, sehingga supplier yang memberikan kerugian minimum bagi perusahaan yaitu supplier Indomaju. Kata kunci : kalsium, supplier, Taguchi Loss Function, Analytical Hierarchy Process
Abstract PT Indomaju Textindo is a woven bag producer which used calcium as one of raw material in the production. In this time there are 4 calcium, whereas each of supplier have different performance, so the company want to evaluate their suppliers. Objective of this research are indentifing of criterions in supplier selection process and wight of the criterions, determining loss function value of the each suppliers and chosening the best supplier. This research used Taguchi Loss Function dan Analytical Hierarchy Process (AHP) for determining the best supplier. Taguchi Loss Function for calculating loss function each of supplier, while AHP for wighting aech of criterion. Criterion of the supplier selection are price, quality, delivery process and packaging, with wight for each criterion are 29%, 54%, 11% and 6% successively. The lowest value of Loss function is owned by Indomaju supplier’s, so its given minimum loss for the company. Keyword : calcium, supplier, Taguchi Loss Function, Analytical Hierarchy Process
PENDAHULUAN PT Indomaju Textindo merupakan produsen karung plastik. Keberhasilan dalam membuat karung plastik terdapat pada proses awalnya, yaitu pembuatan benang. Apabila terjadi kegagalan pada proses pembuatan benang, maka seluruh sistem produksi akan terhenti. Terdapat 3 faktor yang menjadi penyebab gagalnya
J@TI Undip, Vol VI, No 3, September 2011
proses pembuatan benang yaitu mesin, manusia, dan bahan baku. Bahan baku pembuatan karung plastik yaitu biji plastik dan kalsium. Untuk memenuhi kebutuhan biji plastik perusahaan menggunakan supplier tunggal, sedang untuk kalsium menggunakan 4 supplier. Total penggunaan kalsium rata – rata mencapai 48 ton tiap bulan. Masing –
161
masing supplier kalsium menawarkan harga yang berbeda. Berbeda dengan kondisi biji plastik yang relatif stabil, pada umumnya kalsium memiliki ukuran dan kandungan partikel yang tidak homogen serta memiliki daya serap yang berbedabeda. Masalah yang muncul akibat ketidaksesuaian tersebut yaitu benang berlubang, benang mudah putus, benang terlalu mulur, dan ambrol. Berdasarkan data historis, kualitas benang tidak standard masing-masing kalsium yaitu Haipet 11%, Haikal 8%, Indomaju19%, Surabaya 7%. Untuk benang berlubang Haipet 12 kg, Haikal 23 kg, Indomaju 8 kg, Surabaya 21 kg. Serta terjadi ”ambrol” yang diakibatkan oleh kalsium sebanyak 2x yaitu pada pemakaian kalsium Surabaya 1x dan Haipet 1x. Kegagalan tersebut otomatis akan menyebabkan pengurangan terhadap keuntungan perusahaan. Banyaknya penggunaan kalsium pada proses produksi menimbulkan biaya bahan baku yang tidak sedikit. Sementara masing – masing supplier menimbulkan tingkat ketidaksesuaian yang berbeda – beda yang menimbulkan kerugian pada perusahaan. Untuk itu perusahaan menginginkan evaluasi terhadap masing – masing supplier. Metode Taguchi merupakan metodologi dalam bidang teknik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas produk dan proses serta dapat menekan biaya dan resources seminimal mungkin (Aulia, 2002). Taguchi Loss Function merupakan metode untuk menghitung fungsi kerugian yang ditanggung oleh masyarakat akibat kualitas yang dihasilkan. Bagi produsen yaitu dengan timbulnya biaya kualitas sedangkan bagi konsumen adalah adanya ketidakpuasan atau kecewa atas produk yang dibeli atau dikonsumsi karena kualitas yang jelek (Ross, 1996).
J@TI Undip, Vol VI, No 3, September 2011
Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagianbagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, member nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Penelitian ini lebih ditekankan pada evaluasi pemilihan supplier dan mencoba untuk menyempurnakan sistem yang sudah ada. Taguchi digunakan untuk menghitung loss function masing – masing supplier dengan kriteria tertentu. Nilai tersebut akan digunakan sebagai pertimbangan subjektif untuk tiap kriteria. Sedangkan AHP digunakan untuk menstruktur suatu hirarki kriteria menggunakan berbagai pertimbangan yang didapat dari kuisoner serta mengembangkan bobot atau prioritas dari kriteria kriteria yang ada sehingga supplier terbaik akan diketahui. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi kriteria - kriteria yang menjadi pertimbangan di dalam pemilihan supplier yang sesuai, melakukan pembobotan terhadap kriteria-kriteria tersebut, menentukan nilai loss function masing – masing supplier dan yang terakhir menentukan supplier kalsium terbaik dengan menggunakan penggabungan Taguchi Loss Function dan AHP sehingga menjadi prosedur baru didalam mengevaluasi supplier.
162
robust terhadap noise, karena itu sering disebut sebagai Robust Design. Menurut Taguchi, ada 2 segi umum kualitas yaitu kualitas rancangan dan kualitas kecocokan. Kualitas rancangan adalah variasi tingkat kualitas yang ada pada suatu produk yang memang disengaja, sedangkan kualitas kecocokan adalah seberapa baik produk itu sesuai dengan spesifikasi dan kelonggaran yang disyaratkan oleh rancangan. (Aulia. 2002). Karakteristik kualitas (variabel respons) adalah obyek yang menarik dari produk atau proses. Karakteristik kualitas dapat dikelompokkan menurut nilai targetnya sebagai berikut: Nominal the best, Smaller the better, Larger the better, Signed target dan Classified attribute (Triyono, 2007)
METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu proses yang terdiri dari tahap yang saling terkait secara sistematik satu dengan lainnya yang akan mendefinisikan siklus pemecahan masalah atau pengembangannya dan menentukan bagaimana sistem akan dibangun. Dengan adanya metodologi ini, maka siklus pemecahan masalah dapat dilaksanakan secara terstruktur. Metode Taguchi Metode Taguchi merupakan metodologi baru dalam bidang teknik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas produk dan proses serta dalam dapat menekan biaya dan resources seminimal mungkin. Sasaran metode Taguchi adalah menjadikan produk
Penentuan Topik Tugas Sarjana
Studi Lapangan : 1. Wawancara 2. Observasi
Studi Pustaka
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
1.Mengidentifikasi kriteria - kriteria yang mejadi pertimbangan di dalam pemilihan supplier yang sesuai dengan kriteria PT Indomaju Textindo.. 2.Melakukan pembobotan terhadap semua kriteria dan sub kriteria masing – masing supplier dengan menggunakan AHP. 3.Menentukan nilai loss function masing – masing supplier dengan menggunakan Taguchi Loss Function. 4.Menentukan supplier kalsium terbaik dengan menggunakan penggabungan Taguchi Loss Function dan AHP sehingga menjadi prosedur baru didalam mengevaluasi supplier di PT Indomaju Textindo secara berkelanjutan (Continuous cycle).
Pengumpulan Data
Mengidentifikasi kriteria evaluasi supplier Mengidentifikasi perbedaan mutu supplier berdasarkan kriteria evaluasi supplier Mengidentifikasi biaya - biaya yang berkaitan dengan kriteria evaluasi supplier
A
Gambar 1 Metodologi Penelitian
J@TI Undip, Vol VI, No 3, September 2011
163
A
Pengolahan Data
Mengidentifikasi tipe quality loss function masing masing kriteria evaluasi supplier
Menghitung loss function masing masing supplier
Mengidentifikasi bobot masing - masing kriteria
Mengevaluasi supplier yang menimbulkan kerugian minimum dan sesuai dengan keinginan perusahaan
Analisa Menganalisa kondisi perusahaan perusahaan sekarang
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar 1 Metodologi Penelitian (Lanjutan)
Quailty Loss Function dan Signal To Noise Ratio(S/N Ratio) Tujuan dari quality loss function adalah mengevaluasi kerugian kualitas secara kuantitatif yang disebabkan adanya variansi. Dalam quality loss function juga dijelaskan perlunya perbaikan kualitas secara kuantitatif dalam unit uang sehingga perbandingan yang obyektif dapat dilakukan. Ukuran yang diusulkan Taguchi untuk menghitung kerugian secara kuantitatif adalah dengan perhitungan quality loss function. Untuk menghitung besarnya loss bagi perusahaan Taguchi
J@TI Undip, Vol VI, No 3, September 2011
menggunakankonsep Quadratic Loss Function (QLF). QLF adalah model matematis yangmenghubungkan quality loss dalam nilai uang karena kualitas menyimpang darispesifikasi target yang diinginkan. Loss yang dimaksud adalah biaya maintenance,biaya failure, efek buruk bagi lingkungan seperti polusi atau biaya yang terlalubesar dalam memproduksi produk. Rumusnya adalah sebagai berikut: ………………………... (1) ……………………………... (2)
164
Dimana : k =konsekuensi biaya v = MSD terhadap target terhadap tipe S/N Ratio target yang diukur = rata-rata biaya kerugian pada penyimpangan = toleransi spesifikasi nilai karakteristik kualitas (Marlina, 2003). Signal to noise ratio (S/N Ratio) adalah logaritma dari suatu fungsi kerugian kuadratik. Dalam hal ini S/N Ratio bertindak sebagai indikator mutu selama perancangan untuk mengevaluasi akibat perubahan suatu perancangan parameter tertentu terhadap terhadap unjuk kerja produk. Maksimasi ukuran performansi ditunjukkan dengan tingginya nilai signal dan rendahnya noise, karena itu karakteristik kualitas perlu dikelompokkan terlebih dahulu agar diperoleh konsistensi dalam mengambil keputusan terhadap hasil eksperimen. Penerapan S/N Ratio dalam memperbaiki dan merancang mutu suatu produk atau proses lebih menekankan pada reduksi derau daripada peningkatan signalnya. Peningkatan signal menekankan penambahan sumber daya tambahan, inspeksi pengendalian produk dan penggunaan bahan mentah yang lebih mahal sehingga biaya yang dikeluarkan lebih besar. Reduksi derau menekankan pada kendali proses statistik untuk mendeteksi adanya variasi dan kemudian dihilangkan penyebabnya (menekankan pada perancangan parameter). Dalam perancangan kualitas Taguchi merekomendasikan karakteristik dari Signal to noise ratio sebagai berikut: 1. Smaller the Better Memiliki karakteristik kualitas yang kontinu dan tidak negatif yang mempunyai nilai dari 0 sampai ~
J@TI Undip, Vol VI, No 3, September 2011
dimana nilai defect yang diinginkan adalah 0. Sehingga signal to noise ratio dapat dihitung sebagai berikut: …………. (3)
2.
Dimana : v = MSD terhadap target terhadap tipe S/N Ratio target yang diukur = data pengamatan ke i (i= 1, 2, 3, ..., n) n = banyaknya pengamatan Larger the better Memiliki karakteristik kualitas yang kontinu dan tidak negatif yang mempunyai nilai 0 sampai ~ dimana nilai target yang diharapkan adalah selain 0 atau dengan kata lain mempunyai nilai sebesar mungkin. Sehingga signal to noise ratio dapat dihitung dengan rumus: …………. (4)
3.
Nominal the best Memiliki karakterisik kualitas yang continue dan non-negatif yang mempunyai nilai dari 0 sampai ~ dimana nilai target yang diharapkan adalah selain 0 dan merupakan bilangan yang terbatas. Sehingga signal to noise ratio dapat dihitung dengan rumus: .(5) Dimana : m = nilai target (Triyono, 2007)
Analytical Hierarchy Process (AHP) Analytical Hierarchy Process (AHP)merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. AHP menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hierarki. Hierarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang
165
kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hierarki suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi sebuah bentuk hierarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. (Rengga, 2006) Langkah-langkah AHP dimulai dengan menata elemen masalah dalam membentuk hierarki kemudian membuat perbandingan berpasangan antar elemen.Langkah-langkah dasar AHP dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Menentukan tujuan AHP secara keseluruhan. 2. Mendefinisikan persoalan dan merincikan pemecahan yang diinginkan. 3. Menentukan orang yang memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan. 4. Menentukan kriteria-kriteria yang perlu dipertimbangkan untuk mencapai tujuan AHP. 5. Menentukan sub-kriteria yang berada dibawah tingkat bawah kriteria 6. Menentukan alternatif-alternatif yang digunakan untuk mencapai tujuan 7. Membuat suatu matriks perbandingan berpasangan antar elemen. 8. Setelah mengumpulkan semua data perbandingan berpasangan kemudian memasukkan nilai-nilai kebalikan beserta entri bilangan 1 sepanjang diagonal utama. 9. Menentukan bobot masing-masing elemen berdasarkan matriks berpasangan dan melakukan uji konsistensi. Rasio konsistensi hierarki yang digunakan harus
J@TI Undip, Vol VI, No 3, September 2011
10%. Apabila rasio konsistensinya > 0,1 maka diperlukan pengumpulan data ulang.
HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi kriteria evaluasi supplier PT Indomaju Textindo memiliki 4 supplier bahan baku kalsium. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pekerja, pada awalnya proses pemilihan supplier dilakukan dengan melihat image supplier. Selanjutnya perusahaan menambah supplier bahan baku sebagai cadangan apabila terjadi permasalahan pada proses pembuatan benang, percobaan terhadap kalsium baru, serta digunakan untuk memperluas pemasaran karung plastik. Proses penilaian supplier dilakukan dari masalah yang ditimbulkan. Semakin bermasalah dalam proses pemakaian, maka jumlah pemakaian kalsium supplier yang bermasalah tersebut akan dikurangi. Berdasarkan hasil diskusi ditentukan 4 faktor yang dapat dijadikan kriteria penilaian supplier, yaitu harga, kualitas, proses pengiriman, dan pengepakan. Identifikasi perbedaan supplier berdasarkan kriteria evaluasi supplier Pada proses sebelumnya telah diketahui faktor – faktor yang dijadikan kriteria penilaian supplier, yaitu harga, kualitas, proses pengiriman, dan pengepakan. Berikut ini adalah perbedaan – perbedaan yang diberikan oleh masing – masing supplier : 1. Harga masing – masing kalsium yang digunakan oleh perusahaan adalah sebagai berikut : Taikal sebesar Rp. 2.350/kg, Haipet sebesar Rp. 2.275/kg, Surabaya sebesar Rp. 2.300/kg dan Indomaju sebesar Rp. 2.200/kg 2. Kualitas
166
3.
a. Berat benang berlubang yang dihasilkan masing – masing kalsium yaitu Haipet 12 kg, Taikal 17 kg, Indomaju 28 kg, Surabaya 21 kg. b. Standar tenacity perusahaan yaitu 3,500.Strenght dibawah standard disebabkan kerapatan partikel penyusun kalsium. c. Standar kemuluran benang perusahaan yaitu d. Pada saat penelitian terjadi ambrol sebanyak 2x yaitu pada pemakaian kalsium Surabaya 1x dan Indomaju 1x. Proses Pengiriman Data keterlambatan masing – masing supplier dapat dilihat pada Tabel1. Tabel 1 Data Keterlambatan Supplier Nama
4.
Taikal Haipet Indomaju
1 0 0 2
Surabaya
1
Pemesanan ke 2 3 4 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
0
0
5 0 0 0 0
Pengepakan a. Sobek pada karung kalsium mengakibatkan pengurangan jumlah kalsium. Berikut datanya kekurangan masing – masing supplier, Taikal 2,7 kg, Haipet 1,2 kg, Indomaju 2,3 kg, dan Surabaya 1,6 kg. b. Karung yang basah saat diterima oleh perusahaan : Taikal 5 karung, Haipet 7 karung, Indomaju 4 karung, Surabaya 12 karung
Identifikasi biaya - biaya yang berkaitan dengan kriteria evaluasi supplier Biaya yang dimaksud adalah sejumlah uang yang dibebankan kepada perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung yang
J@TI Undip, Vol VI, No 3, September 2011
menyebabkan kerugian akibat ketidaksesuaian kalsium pada masing – masing kriteria dan sub kriteria. Berikut adalah penentuan biaya tersebut : 1. Harga Biaya yang dibebankan kepada perusahaan pada kriteria harga yaitu harga masing – masing kalsium yang digunakan oleh perusahaan. 2. Kualitas Untuk benang berlubang, biaya yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp. 8.500/kg benang berlubang. Untuk Strenght dan Elongation, biaya yang akan dibebankan kepada perusahaan adalah sebesar Rp. 1.296.000.000.Dengan kesepakatan perusahaan ditentukan bahwa biaya yang ditanggung perusahaan akibat ambrol sebesar Rp. 1.500.000,00 3. Proses Pengiriman Uang yang hilang akibat keterlambatan adalah sebesar Rp. 7.560.000/hari 4. Biaya Pengepakan Uang yang hilang karena karung sobek adalah sebesar Rp. 42.000/kg kalsium dan biaya yang dibebankan untuk setiap karung basah yaituRp. 1.000. Identifikasi tipe quality loss function masing masing kriteria evaluasi supplier Sebelum menghitung loss´function´tiap – tiap kriteria perlu dilakukan identifikasi tipe loss function kriteria terlebih dahulu. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mengurangi kesalahan perhitungan terhadap kerugian yang ditimbulkan oleh masing – masing supplier akibat ketidaksesuaian. Tipe loss function untuk kriteria harga yaitu smaller the better, sub kriteria benang berlubang
167
yaitu smaller the better, sub kriteria strenght yaitu larger the better, sub kriteria benang elongation yaitu nominal the best, sub kriteria ambrol yaitu smaller the better, proses pengiriman yaitu smaller the better dan pengepakan yaitu smaller the better. Menghitung loss function masing masing supplier 1. Harga Standard harga tersebut yaitu kalsium yang ditawarkan tidak boleh lebih mahal dari Rp. 2.500. Berdasarkan persamaan 1 dan 3 berikut perhitungan loss function masing – masing supplier Taikal, Haipet, Surabaya dan Indomaju untuk kriteria harga berturut-turut adalah Rp. 12.977.875.000, Rp. 11.774.546.875, Rp. 12.167.000.000 dan Rp. 10.648.000.000 2. Kualitas Benang berlubang Berdasarkan persamaan 1 dan 3 berikut perhitungan loss function masing – masing supplier Taikal, Haipet, Indomaju dan Surabaya untuk sub kriteria benang berlubang berturutturut adalah: Rp. 2.456.500, Rp. 1.224.000, Rp. 6.664.000 dan Rp. 3.748.500 Strength Berdasarkan persamaan 1 dan 4 berikut perhitungan loss function masing – masing supplier Taikal, Haipet, Indomaju dan Surabaya untuk sub kriteria strength berturut-turut adalah Rp. 6.400.127.820,975, Rp. 6.754.101.874,103, Rp.
J@TI Undip, Vol VI, No 3, September 2011
3.
4.
6.689.449.222,876 dan Rp. 6.943.290.520,775 Elongation Berdasarkan persamaan 1, 2, dan 5 berikut perhitungan loss function masing – masing supplier Taikal, Haipet, Indomaju dan Surabaya untuk sub kriteria elongation berturut-turut adalah sebesar Rp. 788.441.600, Rp. 466.597.760, Rp. 809.336.320 dan Rp. 612.007.040 Ambrol Berdasarkan persamaan 1 dan 3 berikut perhitungan loss function masing – masing supplier Taikal, Haipet, Indomaju dan Surabaya untuk sub kriteria ambrol berturut-turut adalah Rp.0, Rp.0, Rp. 1.500.000, dan Rp. 1.500.000 Proses Pengiriman Berdasarkan persamaan 1 dan 3 berikut perhitungan loss function masing – masing supplier Taikal, Haipet, Indomaju dan Surabaya untuk kriteria proses pengiriman berturut-turut adalah Rp. 151.200, Rp. 0, Rp. 151.200, dan Rp. 7.560.000 Pengepakan Berdasarkan persamaan 1 dan 3 berikut perhitungan loss function masing – masing supplier Taikal, Haipet, Surabaya dan Indomaju untuk sub kriteria karung sobek berturut-turut adalah Rp. 306.180, Rp. 60.480, Rp. 107.520 dan Rp. 222.180, sedangkan untuk sub criteria karung basah Rp. 25.000, Rp. 49.000, Rp. 144.000 dan Rp. 16.000
168
Sehingga total loss function semua kriteria bisa dilihat pada Tabel 2.
Menentukan Supplier Kalsium Terbaik Penentuan supplier kalsium terbaik dengan menggabungkan metode Taguchi dan AHP. Penggabungan dilakukan dengan cara melakukan perkalian hasil perhitungan Taguchi dengan besar bobot masing – masing kriteria yang telah diketahui dengan menggunakan AHP. Selanjutnya total kerugian pada masing – masing kriteria dikalikan dengan besar bobot masing – masing kriteria, sehingga didapatkan hasil seperti Tabel 4.
Menghitung Bobot Masing – Masing Kriteria Evaluasi Supplier Untuk mengetahui supplier yang menimbulkan kerugian minimum dan sesuai dengan keinginan perusahaan maka perlu dilakukan perhitungan terhadap bobot masing masing kriteria evaluasi supplier. Bobot kriteria akan digunakan untuk menenetukan supplier yang memberikan kerugian minimum dan sesuai dengan keinginan perusahaan. Besarnya bobot masing masing kriteria bisa dilihat pada Tabel 3. No.
Nama
1. 2. 3. 4.
Taikal Haipet Indomaju Surabaya
Tabel 2 Tabel Loss Function Masing – Masing Supplier Kriteria Proses Pengepakan Harga (Rp) Kualitas (Rp) Pengiriman (Rp) (Rp) 12.977.875.000 7.191.025.921 151.200 331.180 11.774.546.875 7.221.923.634 0 109.480 10.648.000.000 7.506.949.543 7.560.000 238.180 12.167.000.000 7.560.546.061 151.200 251.520
Total (Rp) 20.169.383.301 18.996.579.989 18.162.747.723 19.727.948.781
Tabel 3 Besar Bobot Masing – Masing Kriteria Kriteria
Bobot Relatif
Harga
0,29
Kualitas
0,54
Proses Pengiriman
0,11
Pengepakan
0,06
Total
1,00
Tabel 4 Tabel KerugianMasing – Masing Supplier Kriteria No.
Nama
1. 2. 3. 4.
Taikal Haipet Indomaju Surabaya
Harga (Rp) 1.159.578.347 1.052.060.495 951.403.079 1.087.126.340
Kualitas (Rp) 742.384.410 759.718.194 775.623.623 790.157.083
Dari hasil perhitungan didapatkan kesimpulan bahwa Indomaju merupakan supplier kalsium terbaik perusahaan yang dilihat dari besarnya loss yang ditimbulkan serta dari kriteria yang diinginkan oleh perusahaan.
J@TI Undip, Vol VI, No 3, September 2011
Proses Pengiriman (Rp) 9.646 0 482.328 9.646
Pengepakan (Rp) 5.042.868 3.084.648 3.557.868 8.180.352
Total (Rp) 1.901.977.447 1.811.781.774 1.727.512.588 1.877.301.251
KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa kriteria - kriteria yang mejadi pertimbangan di dalam pemilihan supplier adalah harga, kualitas, proses pengiriman dan pengepakan dengan bobot untuk masing-masing kriteria
169
secara berturut-turut adalah 29%, 54%, 11% dan 6%. Besarnya loss function yang dibebankan pada perusahaan akibat ketidaksesuaian yaitu Taikal sebesar Rp. 20.169.232.101, Haipet sebesar Rp. 18.996.579.989, Surabaya sebesar Rp. 19.735.357.581, Indomaju sebesar Rp. 18.186.211.723, sehingga supplier yang memberikan kerugian minimum bagi perusahaan yaitu supplier Indomaju.
3.
4.
5. DAFTAR PUSTAKA 1. Aulia, (2002), Rekayasa Kualitas, Sumatra Utara. 2. Rengga, A., (2010), Evaluasi Kinerja Koperasi Menggunakan Metode AHP dan Balance Score Card, Semarang
J@TI Undip, Vol VI, No 3, September 2011
Marlina, D., Eko Pujiyanto, Cucuk Nur Rosidi., (2003), Perancangan Setting Level Optimal dan Penentuan Quality Loss Function Pada Pembuatan Tegel dengan Metode Taguchi, Tugas Akhir, Universitas Sebelas Surakarta. Ross, Philip J., (1996), Taguchi Techniques for Quality EngineWirdiantong, McGrawHill.2nd, New York. Triyono, (2007), Penentuan setting level optimal bending strength gypsum intWirdiantoor berpenguat serat cantula menggunakan Desain ekspWirdiantomen taguchi, Tugas Akhir, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
170