EVALUASI PEMANFAATAN TERMINAL TIPE B SESUAI DENGAN FUNGSINYA DI PAINAN
Panji Eka Setiawan, Fidel Miro & Tomi Eriawan Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Bung Hatta Dosen pengajar jurusan perencanaan wilayah dan kota universitas bung hatta Email :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak :
Terminal bus merupakan satu komponen sistem transportasi darat yang melayani dan meyelenggarakan kegiatan turun naik penumpang (antar kota antar provinsi, antar kota dalam provinsi dan angkutan kota/angkutan pedesaan) serta mengatur kedatangan dan keberangkatan kendaraan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang (orang) dan barang dan juga sebagai pergantian moda kendaraan dengan kendaraan lain. Dalam hal ini tidak termanfaatkan terminal sago sesuai dengan fungsinya yang berada di Painan Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. Salah satu cara untuk melihat dan menilai pemanfaatan yang dilakukan di terminal sago yaitu dengan cara ditinjau dari persyaratan luas terminal, fasilitas dalam terminal dan fungsi pemanfaatan terminal sago. Hal ini dilakukan dengan cara menganalisisi dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dengan analisis komperatif yaitu membandingkan eksisting terminal dengan standar peraturan yang ada dan dapat diketahui pemanfaatan yang dilakukan di terminal. Berdasarkan dari analisis hasil yang didapat dari kajian ini yaitu pemanfaatan yang dilakukan di terminal sesuai dengan fungsinya adalah terdapat luas lahan terminal, banyaknya kekurangan fasilitas penunjang sedangkan dari pemanfaatan yang dilakukan tidak adanya moda angkutan diterminal baik angkutan bus dan angkot. Beberapa permasalahan diatas perlu diperhatikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi pemerintah dalam pemanfaatan terminal selanjutnya. Kata kunci : Evaluasi Pemanfaatan, Terminal, Painan
Abstract :
The bus terminal is a component of land transportation system that serves and organizes activities up and down the passenger (inter-city inter-provincial, inter-city within the province and the city transport / rural transport) as well as set the arrival and departure of vehicles for raising and lowering the passengers (people) and the goods and as well as a change of mode of the vehicle with another vehicle. In case this is not utilized according to its sago terminal located in the District IV Jurai Painan South Coastal District. One way to look at and assess the use made in sago terminal that is the way in terms of the requirements of the terminal area, terminal and function facilities in the terminal utilization sago. This is done by analyzing by using descriptive analysis method qualitative comparative analysis that compares the existing terminal with the existing regulatory standards and it can be seen that done in the terminal utilization. Based on the analysis of the results obtained from this study was the use conducted in accordance with its function terminal is terminal are land area, while supporting the many shortcomings of the use of facilities that do no good transport modes in the terminal bus transportation and public transportation. Some of the above issues need to be considered as a material consideration and input for the government in the next terminal utilization. Keywords : Utilization evaluation, terminal, painan
sesuai
PENDAHULUAN Terminal Sago sebagai terminal tipe B yang berfungsi sebagai pusat
dengan
fungsinya
di
Painan
Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan.
pergerakan, dan pertukaran penumpang
Adapun
masalah
adalah
barang dan sebagai transit pergantian moda
pemanfaatan yang dilakukan ditermimal
angkutan.
sago dikarenakan belum termanfaatkan
pemanfaatan
terminal
menilai
terminal sesuai dengan fungsinya. Dengan
sebagai
tujuan mengevaluasi pemanfaatan terminal
terminal tipe B sangat memprihatinkan
tipe B di Kabupaten Pesisir Selatan untuk
dengan kondisi saat sekarang ini sebab
mengetahui pemanfaatan yang dilakukan
tidak
di Terminal Sago.
adanya
moda
sago
dan
terminal
pada moda lain, sebagai bongkar muat
Dilihat dari kondisi terminal bahwa
mengetahui
dari
angkutan
umum
khusunya bus dan angkot yang transit di terminal dan ikut memotivasi penumpang untuk
tidak
ingin
ke
terminal
menggunakan moda angkutan bus dan angkot. Hal ini berkaitan dengan terlihat kosongnya terminal yang dipengaruhi oleh beberapa elemen terminal yang tidak memadai seperti fasilitas terminal dan lokasi
terminal
sangat
mempengaruhi
pemanfaatan terminal dan yang paling mendasar persepsi dari berbagai pihak kenapa terminal sago tidak termanfaatkan.
dari
Seharusnya
perlu
pemerintah
dalam
terminal
baik
itu
pertimbangan
dari
penanganan kelanjutan
perencanaan oleh pihak pemerintah dan Dinas Perhubungan sebagai pelaksana dalam penanganan pemanfaatan terminal. Dengan penulis
permasalahan tertarik
tersebut
melakukan
maka studi
identifikasi pemanfaatan terminal tipe B
Sasaran dalam studi ini dalam mencapai tujuan adalah
mengevaluasi
pemanfaatan yang dilihat berdasarkan persyaratan lokasi terminal, fasilitas dalam terminal dan fungsi dan pemanfaatan terminal dengan maksud untuk menilai dan membandingkan sesuai dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan, sehingga nanti
dapat
diberikan
arahan
untuk
kelanjutan pembangunan terminal sesuai dengan fungsinya di Kabupaten Pesisir Selatan
Metodologi Penelitian Data
yang
dibutuhkan
dalam
penelitian ini adalah data primer dan sekunder. 1. Data primer merupakan data yang didapat dari kawasan studi yaitu metodologi pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara peninjauan langsung ke
N : Jumlah Populasi
lapangan atau disebut observasi
a² : Taraf signifikansi
dengan cara :
2. Sedangkan
Wawancara
Pembagian
data
sekunder
diperoleh dari berbagai instansi seperti
Kuisioner
Bappeda,
Dinas
dengan
menggunakan
Perhubungan, Dinas Pekerjaan
Metode
pengambilan
Umum, BPS, serta instansi lain
sampel
dilakukan
yang
berkaitan
dengan
dengan teknik Purposive
penelitian ini. Data sekunder
sampling yaitu sampel
terdiri dari :
yang
sengaja
dipilih
Gambaran
umum
wilayah studi
bedasarkan tertentu
Kependudukan
yang diperlukan dalam
Penggunaan lahan
penelitian.
Adapun
Jaringan jalan
rumus yang digunakan
Angkutan
kharakteristik
adalah
rumus
slovin
umum
(AKDP dan Angdes
yang digunakan untuk menentukan
ukuran
bersifat
Komparatif yaitu suatu penelitian yang
diketahui
ukuran
bersifat membandingkan. melalui metode
populasi (N) pada taraf
analisis komparatif yang merupakan teknik
α signifikansi sebesar
untuk mengidentifikasi penyebab yang
10%
dengan
mungkin dari suatu masalah. Analisis
rumus
komparatif ini memiliki tujuan dalam
sebagai berikut : Rumus
Penelitian
sampel minimal (n) jika
menggunakan
-
Metode
Pengambilan
mengidentifikasi penyebab yang mungkin Sampel
Untuk Terminal Sago :
dan masuk akal dan dapat ditindak lanjuti dari
suatu
permasalahan
yang
ada.
Prosedur dari analisis komperatif ini adalah n =
N 1 + N a²
membandingkan
antara
pemanfaatan
terminal dengan teori yang dipakai dan klasifikasi penyebab tidak dimanfaatkan
Keterangan : n
: Jumlah Sampel
terminal yang sedang di identifikasi yang
merupakan hasil analisis individual atau
dimiliki dalam suatu Terminal, yang antara
kelompok.
lain : 1. Areal
keberangkatan,
yaitu
TINJAUAN PUSTAKA
pelataran yang disediakan bagi
Persyaratan Lokasi Terminal
kenderaan angkutan penumpang
Persyaratan terminal penumpang
umum
untuk
menaikkan
menurut Keputusan Menteri Perhubungan
penumpang (loading) dan untuk
nomor
memulai perjalanan.
31
tahun
1995
harus
memperhatikan:
2. Areal kedatangan, atau pelataran
Persyaratan lokasi terminal tipe B:
yang disediakan bagi kenderaan
1. Terletak di kota atau kabupaten dan
angkutan penumpang umum untuk
dalam jaringan trayek angkutan
menurunkan
kota dalam propinsi.
(unloading)
2. Terletak di jalan arteri atau kolektor dengan
kelas
jalan
sekurangkurangnya kelas III B. 3. Jarak
antar
dua
penumpang yang
dapat
pula
merupakan akhir dari perjalanan. 3. Areal menunggu, yaitu pelataran yang disediakan bagi kenderaan
terminal
angkutan penumpang umum untuk
penumpang tipe B dengan terminal
beristirahat dan siap untuk menuju
tipe A sekurang-kurangnya 15 km
jalur pemberangkatan.
di Pulau Jawa, 30 km di pulau lainnya.
4. Areal lintas, yaitu pelataran yang disediakan
bagi
kenderaan
4. Tersedianya luas lahan sekurang-
angkutan penumpang umum untuk
kurangnya 3 ha untuk terminal di
beristirahat sementara dan untuk
Pulau Jawa dan Sumatera, 2 ha di
menaikkan
pulau lainnya.
penumpang.
5. Mempunyai jalan akses masuk atau
5. Areal
atau
tunggu,
menurunkan
yaitu
pelataran
jalan keluar ke dan dari terminal
tempat menunggu yang disediakan
sekurang kurangnya berjarak 50
bagi orang yang akan melakukan
meter di Pulau Jawa dan 30 meter
perjalanan
di pulau lainnya.
angkutan penumpang umum.
dengan
kenderaan
6. Bangunan kantor Terminal, yaitu suatu bangunan yang biasanya di
Fasilitas Terminal Fasilitas
Utama,
fasilitas
utama
merupakan suatu fasilitas yang mutlak
gabung dengan menara pengawas yang berfungsi
sebagai
tempat
untuk
memantau
pergerakan
kepada
para
penumpang
kenderaan dan penumpang dari atas
maupun pengaduan apabila
menara.
terjadi
7. Pos
pemeriksaan
KPS
(Kartu
sesuatu
terhadap
penumpang,
misalkan
Pengawasan Setempat), yaitu pos
kehilangan
yang biasanya berlokasi di pintu
banyaknya calo, para awak
masuk
yang
angkutan umum menaikkan
terhadap
tariff angkutan diatas tarif
dari
berfungsi
Terminal
memeriksa
masing-masing
angkutan
umum
barang,
yang berlaku .
yang memasuki Terminal.
b. Ruang pengobatan, tempat
8. Loket penjualan tiket, yaitu suatu
memberikan
ruangan yang dipergunakan oleh
pertolongan
pertama pada kecelakaan.
masing-masing perusahaan untuk
c. Ruang penitipan barang
keperluan penjualan tiket bus yang
d. Ruang istirahat sopir
melayani perjalanan dari Terminal
e. Docking kenderaan umum
yang bersangkutan.
f. Musholla.
9. Rambu-rambu
lalu-lintas
dan
g. Kamar mandi atau WC
petunjuk informasi yang berupa
(water closed).
petunjuk jurusan, tarif dan jadwal
h. Kios atau kantin.
perjalanan, hal ini harus tersedia
i. Telepon umum.
karena
j. Taman dan lain-lain.
sangat
memberikan penumpang
penting
untuk
informasi
bagi
baik
yang
akan
meninggalkan maupun baru tiba di Terminal
yang
Fungsi Terminal Bus Dari beberapa ahli yaitu Morlok,(1988)
bersangkutan
dan Warpani,(1990) dapat disimpulkan
sehingga tidak tersesat dan terkesan
bahwa terminal bus mempunyai fungsi
semrawut.
sebagai:
Fasilitas Penunjang, selain fasilitas utama
a. Terminal bagi penumpang adalah
dalam sistem Terminal terdapat pula
untuk
fasilitas
kenyamanan perpindahan dari satu
penunjang
sebagai
fasilitas
pelengkap, yang antara lain : a. Ruang
memberikan
menunggu,
moda atau kendaraan lain, tempat
informasi
pengaduan,
kenyamanan
yaitu
dan untuk
informasi
fasilitas-fasilitas
informasi
fasilitas kendaraan pribadi.
dan
b. Terminal bagi pemerintah adalah
Y : Skor tertinggi
segi perencanaan dan manajemen
likert
lalu lintas untuk menata lalu lintas
responden ( angka
dan angkutan serta menghindari
tertinggi 3) “bobot
kemacetan, sumber pemungutan
nilai”
retribusi dan sebagai pengendali
X
kendaraan umum.
likert
c. Terminal untuk
bagi
mengatur
operator operasi
adalah bus,
penyadiaan fasilitas istirahat dan
×
Jumlah
: Skor terendah ×
Jumlah
responden
(Angka
terrendah
1)”bobot
nilai”
informasi bagi awak bus dan Rumus Indek % = Total Skor × 100 Y
sebagai fasilitas pangkalan. d. Terminal bagi pengguna umum adalah
untuk
fasilitas
yang
mendukung dalam suatu terminal
PEMBAHASAN
antara lain mushola, toilet, loker
Tinjauan Transportasi
tiket, pembelanjaan, dll.
Sarana dan prasarana transportasi maupun komunikasi sangat mendukung
Skala Likert
kelancaran pembangunan suatu daerah.
Metode Skala Likert yaitu suatu skala
Pada
psikometrik yang umum digunakan dalam
geografis sulit dijangkau, alat transportasi
kuesioner, dan merupakan skala yang
dan komunikasi kurang memadai cendrung
paling banyak digunakan dalam
tertinggal dari daerah lain.
riset
umumnya
daerah dengan letak
berupa survey. Penggunaan penelitian yang sering menggunakan skala ini adalah bila
Tinjauan Terminal berdasarkan Letak,
penelitian menggunakan jenis penelitian
Luas dan Lokasi Terminal Sago di
survei
Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir
deskriptif(gambaran).
Rumus
menggunakan Skala Likert adalah :
Selatan
Untuk mendapatkan hasil
Dengan adanya suatu kebutuhan
interpretasi, harus diketahui
perjalanan yang ditimbulkan oleh sitem
dulu skor tertinggi (X) dan
aktifitas dari masyarakat maka dibutuhkan
angka terendah (Y) untuk
suatu
item
transportasi yang mana kedua sistem ini
rumus :
penilaian
dengan
penyediaan
(pelayanan)
jasa
satu sama lainnya saling berinteraksi dan
mendorong
timbulnya
lalu
lintas
(pergerakan) dari zona asal ke zona tujuan. Pengembangan dan peningkatan sarana
dan
perhubungan
prasarana dan
di
terminal sago sebagai terminal tipe B untuk lebih jelasnya
pada tabel dibawah ini : Tabel 3.12 Moda Angkutan dan Perusahaan Berdasarkan Izin Trayek di Kabupaten Pesisir Selatan
sektor
komunikasi
terus
dilakukan untuk menunjang kegiatan sosial
maka dapat dilihat
dan ekonomi di Kabupaten Pesisir Selatan.
N o
Kondisi jalan Kabupaten Pesisir Selatan
1
Moda Angkuta n Erlindo
2
Mansiro
3
Painan Indah Habeco
Perusahaa n Po.Erlindo
Jumla h Moda 4
tahun 2013 tidak mengalami perubahan yang signifikan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Terminal sago merupakan satusatunya
terminal
bus
yang
ada
di
Kabupaten Pesisir Selatan. Lokasi terminal
4
jalur lintas Sumatera yang menghubungkan Padang –Bengkulu dengan jenis jalan alteri primer.
2 1
Dari tabel di atas bahwa kendaraan yang berdasarkan izin trayek ada empat jenis moda dengan jumlah 9 unit yang masih ada izin, tetapi
empat
moda
angkutan tersebut tidak satupun yang
Luas terminal sago lebih kurang 2 Ha . Jarak terminal pada badan jalan hanya membatasi pagar yang membedakan batas terminal dengan jalan raya.
Moda
2
Painan – Padang – Bukitting gi Painan – Padang Painan – Padang Painan – Padang
Sumber : UPTD Terminal Tahun 2016
sago berada di Kecamatan IV Jurai pada jalan sudirman, Letak terminal berada di
Po. Mansiro Po. Painan Indah Po. Habeco
Rute trayek
Angkutan
dan
dan
moda
yang
rute
trayeknya
painan-
bukittinggi yaitu erlindo dengan jumlah empat unit.
Perusahaan
Berdasarkan Izin Trayek, Yang Masih Beroperasi
ngetem di terminal dan hanya ada satu
Angkutan
Lain
(Pesaing) Resmi Maupun Tidak Resmi Di Kabupaten Pesisir Selatan
Tabel 3.13 Jumlah Kendaraan dan Trayek Yang Masih Beroperasi di Kabupaten Pesisir Selatan No 1
Moda Angkutan Erlindo
Jumlah Moda 2
2 3
Mansiro Painan Indah
1 1
Rute Trayek Painan – Padang – Bukittinggi Painan – Padang Painan – Padang
Sumber : UPTD Terminal Tahun 2016
Moda
angkutan
umum
pada
teminal sago sangatlah memperihatinkan hal
yang
jumlah
menyebabkan moda
mengakibatkan
tidak
berkurangnya
angkutan
yang
termanfaatkannya
Berdasarkan tabel di atas kendaraan yang masih beroperasi di terminal ada tiga moda angkutan tetapi tidak ada yang ngetem di terminal, bus jalan hanya 3 kali
dalam sebulan tergantung pengemudinya,
di dapat dari hasil wawancara oleh pihak
jumlah moda yang masih beroprasi saat ini
UPTD di Terminal Sago.
yaitu empat unit dan hanya ada dua unit dengan moda erlindo, terkadang bus digunakan hanya untuk sewaan untuk acara
Sarana
Terminal
Sago
di
Kabupaten Pesisir Selatan
tertentu. Tabel 3.14 Moda Angkutan yang Beroperasi (pesaing) Baik Resmi Maupun Tidak Resmi di Kabupaten Pesisir Selatan No
Angkutan (resmi)
1 2 3
CV.MIA P.o HPS Ayah
Jumlah Moda (Unit) 15 18 1
4 5
Jatra Famili Raya Jumlah
1 1 36
1
Kondisi
Angkutan (tidak resmi ) Travel Ilegal
Rute Trayek. Painan – Padang Painan – Padang Painan – payakumbuh Painan jambi Painan – jakarta
Kondisi Sarana pada terminal sago sangat kurang memadai dikarenakan masih banyak terminal sago tidak dilengkapi fasilitas- fasilitas yang sesuai dengan standar aturan dari pemerintah. Pada tahapan ini proses rencana pembangunan untuk
penambahan
fasilitas-fasilitas
terminal sago sedang berlangsung oleh Dinas Perhubungan. Berikut jenis fasilitas yang ada pada terminal sago yaitu : I.
Fasilitas
-
53
Utama
merupukan
failitas yang mutlak dimiliki
Sumber : UPTD Terminal Tahun 2016
dalam suatu terminal, fasilitas utama yang ada pada terminal
Berdasarkan dari data di atas bahwa
sago yaitu :
moda angkutan resmi dan tidak resmi lebih 1.
Area keberangkatan
dari
2.
Area kedatangan
angkutan resmi bahwa jumlah angkutan
3.
Area tunggu penumpang
resmi dalam sehari yaitu 36 unit tetapi dari
4.
kantor terminal
angkutan
banyak
5.
Loket penjualan tiket
resmi
6.
Area tunggu keberangkatan
banyak di angkutan
bandingkan dengan moda pada
tidak
dibandingkan
terminal,
resmi
dengan
dilihat
lebih angkutan
dengan total 53 unit dalam sehari.
penumpang enam
fasilitas
pada angkutan resmi berjumlah lima unit
utama Terminal Sago,
maka
dan angkutan tidak resmi tidak memiliki
berdasarkan
dapat
perusahaan namun angkutan tidak resmi
dilihat pada tabel di bawah ini.
Sedangkan perusahan yang ada
yang disebut traver liar hanya jenis kendaraan pribadi dan data yang diperoleh
Berdasarkan
ke
kondisinya
Tabel 3.15 Kondisi Fasilitas Utama Pada Terminal Sago Di Kabupaten Pesisir Selatan
No
Jenis Fasilitas
1
Area keberangkatan Area kedatangan Area tunggu penumpang kantor terminal Loket penjualan tiket Area tunggu keberangkatan penumpang
2 3 4 5 6
Kondisi Eksisting Usulan Kurang Rehab Baik Kurang Rehap Baik Rusak Pembangunan Baik Baik
-
Baik
-
Pemanfaatan
Berdasarkan Persepsi Pengguna pada Terminal Sago Kondisi
sangat
serta memicu penumpang untuk tidak ada terminal. Sehingga
terminal
tidak
penumpang
dan
Fasilitas Penunjang , selain dari
termanfaatkan
fasilitas utama dalam sisitem
angkutan umum karena penumpang dan
terminal terdapat pula fasilitas
angkutan
penunjang
penting dalam terminal.
sebagai
fasilitas
yaitu :
terminal informasi
atau
merupakan
elemen
Untuk mengetahui pemanfaatanpemanfaatan
Ruang
oleh
umum
yang ada pada terminal sago
1.
yang
dilihat
dilakukan
berdasarkan
dalam persepsi-
persepsi dari berbagai pihak untuk dapat
pengaduan
mengetahui
2.
Kios atau kantin
termanfaatkannya terminal. Berikut dapat
3.
Kamar mandi atau WC
dilihat hasil persepsi dari pihak yang
Tabel 3.16 Kondisi Fasilitas Penunjang Pada Terminal Sago Di Kabupaten Pesisir Selatan
2 3
sago
tidak transitnya bus dan angkot di terminal
pelengkap. fasilitas penunjang
1
Terminal
umum dan penumpangnya, dikarenakan
di
No
Sago
memperihatinkan dilihat dari angkutan
Sumber : Hasil Survey Tahun 2015
II.
Terminal
Jenis Fasilitas Ruang informasi atau pengaduan Kios atau kantin Kamar mandi atau WC
Kondisi Eksisting Baik Baik Kurang Baik
terkait
Rehap
bahwa fasilitas penunjang terminal sago
utama
dalam
empat
variabel
penentu
yaitu
Pengguna umum pada tabel di bawah ini : Tabel 3.17 Penilaian Penumpang Terhadap Pemanfaatan Terminal No 1
memiliki tiga fasilitas dari ketiga fasilitas tersebut ada satu yang berkindisi tidak baik yaitu kamar mandi atau WC dan perlu rehap kembali
faktor
Penumpang, Pemerintah, Operator dan
Sumber : Hasil Survey Tahun 2015
Berdasarkan dari tabel di atas
sebagai
tidak
memanfaatkan terminal yang manadilihat pada
Usulan -
penyebab
2
Penumpang
Jumlah responden Kenyamanan Menunggu a. Nyaman 8 b. Kurang 28 nyaman c. Tidak nyaman 17 Jumlah 53 Pergantian Satu Moda Kendaraan
Persentase (%) 15,1 52 32 100
a. Nyaman b. Kurang nyaman c. Tidak nyaman Jumlah 3
4
Fasilitas Informasi a. Memadai b. Kurang memadai c. Tidak memadai Jumlah
10 32
19 60
11 53
21 100
dikarenakan penumpang merasa kurang nyaman dengan kenyamanan menunggu dan pergantian kendaraan satu dengan kendaraan lain dan pertanyaan 3 dan 4
22 21
41 40
10
19
53
100
Fasilitas Untuk Kendaraan Pribadi( lahan parkir ) a. Memadai 30 57 b. Kurang 22 41 memadai c. Tidak 1 2 memadai Jumlah 53 100
lebih banyak memilih penilaian memadai dikarenakan penumpang merasa memadai dengan fasilitas informasi dan fasilitas kendaraan
No 1
bahwa dilihat pada pertanyaan 1 nilai 2
nyaman dengan jumlah 28 orang dan terendah pada penilaian nyaman sebanyak 8 orang, pertanyaan 2 nilai tertinggi berada
jumlah 32 orang dan terendah pada penilaian nyaman sejumlah 10 orang, pertanyaan 3 nilai tertinggi berada pada penilaian memadai dengan jumlah 22
hasil
Tabel 3.18 Penilaian Pemerintah Terhadap Pemanfaatan Terminal
Berdasarkan dari tabel di atas
pada penilaian kurang nyaman dengan
berdasarkan
kuisioner di Terminal Sago.
Sumber : Hasil Survey Lapangan 2016
tertinggi berada pada penilaian kurang
pribadi
3
Pemerintah
Jumlah responden
Persentase (%)
Pengaturan dan Penertiban Lalu Lintas a. Baik b. Kurang baik c. Buruk Jumlah
4 2 0 6
67 33 0 100
Pembayaran Retribusi a. Baik b. Kurang baik c. Buruk Jumlah
3 3 0 6
50 50 0 100
Pengendalian Kendaraan Umum a. Baik b. Kurang baik c. Buruk Jumlah
2 3 1 6
33 50 17 100
Sumber : Hasil Survey Lapangan 2016
orang dan terendah dengan penilaian tidak
Berdasarkan dari tabel di atas
memadai sejumlah 10 orang, pertanyaan 4
bahwa dilihat pada pertanyaan 1 nilai
nilai
tertinggi
tertinggi
berada
pada
penilaian
berada
pada
penilaian
baik
memadai dengan jumlah 30 orang dan
dengan jumlah 4 orang dan terendah pada
terendah dengan penilaian tidak memadai
penilaian buruk yaitu nol, pertanyaan 2
sejumlah 1 orang.
nilai tertinggi berada pada penilaian baik
Jadi dari hasil persepsi penumpang
dan kurang baik dengan jumlah sama 3
bahwa pertanyaan 1 dan 2 lebih banyak
orang dan terendah pada penilaian buruk
memilih
penilaian
kurang
nyaman
yaitu nol, pertanyaan 3 nilai tertinggi
tertinggi berada pada penilaian kurang baik
berada pada penilaian kurang baik dengan
dengan jumlah 6 orang dan terendah pada
jumlah 3 orang dan terendah dengan
penilaian baik yaitu nol, pertanyaan 2 nilai
penilaian buruk sejumlah 1 orang.
tertinggi berada pada penilaian kurang baik
Jadi dari hasil persepsi pemerintah
dengan jumlah 5 orang dan terendah pada
bahwa pertanyaan 1 lebih banyak memilih
penilaian baik yaitu 1, pertanyaan 3 nilai
penilaian baik dikarenakan pemerintah
tertinggi berada pada penilaian jarang
merasa baik dalam pelayanan pengaturan
dengan jumlah 6 orang dan terendah
lalu lintas, pertanyaan 2 sama banyak
dengan penilaian ada dan tidak pernah
memilih penilaian baik dan kurang baik
yaitu 1.
dikarenakan pemerintah merasa baik dan
Jadi dari hasil persepsi penumpang
kurang baik dalam pembayaran retribusi,
bahwa pertanyaan 1,2 dan 3 lebih banyak
pertanyaan
memilih penilaian kurang baik dikarenakan
penilaian
3
lebih
kurang
pemerintah
baik
kendaraan
umum
banyak
memilih
baik
dikarenakan
dalam
pengendalian
berdasarkan
hasil
operator
merasa
kurang
baik
dalam
mengatur operasi bus, penyediaan fasilitas istirahat untuk awak bus dan jarang
kuisioner di Terminal Sago.
kendaraan yang transit semtara waktu
Tabel 3.19 Penilaian Operator Terhadap Pemanfaatan Terminal
berdasarkan hasil kuisioner di Terminal
No 1
2
3
Operator
Jumlah responden Mengatur Operasi Bus a. Baik 0 b. Kurang baik 6 c. Buruk 2 Jumlah 8
Sago.
Persentase (%) 0 75 25 100
Penydiaan Fasilitas Istirahat dan Informasi Bagi Awak Bus a. Baik 1 12,5 b. Kurang baik 5 62,5 c. Buruk 2 25 Jumlah 8 100 Kedaraan Transit Untuk Semetara Waktu a. Ada 1 12,5 b. Jarang 6 75 c. Tidak Pernah 1 12,5 Jumlah 8 100
Sumber : Hasil Survey Lapangan 2016
Berdasarkan dari tabel di atas bahwa dilihat pada pertanyaan 1 nilai
Tabel 3.20 Penilaian Pengguna Umum Terhadap Pemanfaatan Terminal No 1
Operator
Jumlah responden Fasilitas Yang Ada di Terminal a. Memadai 9 b. Kurang 15 Memadai c. Tidak 9 Memadai Jumlah 33
Persentase (%) 27 46 27 100
Sumber : Hasil Survey Lapangan 2016
`Berdasarkan dari tabel di atas bahwa dilihat pertanyaan 1 nilai tertinggi berada pada kurang memadai dengan jumlah 15 orang dan terendah pada tidak memadai sejumlah 9 orang. Jadi dari hasil persepsi
pengguna
umum
bahwa
pertanyaan 1 lebih berdominan pada
kurang memadai dikarenakan pengguna
Analisis Fasilitas Utama dan Penunjang
umum merasa kurang memadai dengan
Terminal
fasilitas
yang
ada
dalam
terminal
Dalam analisis ini berisikan semua
berdasarkan hasil kuisioner di Terminal
jenis fasilitas yang ada pada terminal Sago
Sago.
yang berada di Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan yang mana
ANALISIS
Sesuai dengan Pasal 2 Bab II Keputusan
Analisis Berdasarkan Persyaratan Luas
Menteri Perhubungan RI Nomor 31 Tahun
Terminal
1995 tentang Terminal Transportasi Jalan,
Terminal sago sebgai terminal tipe
fasilitas Terminal terdiri dari fasilitas
B yang berada di Kecamatan IV Jurai
utama dan fasilitas penunjang adalah
Kabupaten Pesisir Selatan, dilihat dari
sebagai berikut :
kondisi kawasan Terminal Sago yang bertujuan
untuk
mengetahui
keadaan
Berdasarkan perbandingan standar fasilitas
utama
dan
eksisting
bahwa
eksisting luas dari Terminal Sago. Dalam
fasilitas utama Terminal Sago hanya ada
analisis ini dapat diketahui berapa luas,
enam fasilitas tetapi eksisting rambu-
jarak, letak kawasan terminal
sesuai
rambu lalu lintas dan petunjuk informasi di
telah
bagi dua disebabkan rambu lalu lintas
dengan
standar-standar
yang
ditetapkan.
terminal tidak ada
yang ada
hanya
Berdasarkan dari tabel diatas dapat
petunjuk informasi sedangkan standar
disumpulkan bahwa ada satu persyaratan
fasilitas terminal tipe B ada sembilan maka
yang tidak sesuai dengan standar yaitunya
dari kekurangan itu perlu menambah tiga
kebutuhan luas terminal tidak sesuai
fasilitas sesuai dengan kebutuhan fasilitas
dengan standar luas terminal sago hanya 2
pada
Ha dan standar kebutuhan luas terminal
keputusan menteri perhubungan RI No. 31
seharusnya 3 Ha untuk pulau jawa dan
Tahun 1995.
pulau
sumatera
jadi
seharusnya
ada
Terminal
Tipe
Berdasarkan
B
hasil
berdasarkan
perbandingan
penambahan luas sekitar 1 Ha lagi oleh
fasilitas penunjang disamping bahwa di
pemerintah tetapi dengan kondisi eksisting
Terminal Sago Kabupaten Pesisir Selatan
terminal sago tidak termanfaatkan oleh
hanya ada tiga fasilitas penunjang dan
angkutan umum maka perlu pertimbangan
ruang informasi atau pengaduan sama
dari instansi untuk mengkaji tentang
dengan
pemanfaatan Terminal Sago.
terminal maka banyak kekurangan fasilitas
fasilitas
utama
yaitu
kantor
penunjang di terminal sago sebab fasilitas
penunjang merupakan fasilitas yang sangat
utama terminal maka perlu pemerintah
penting bagi penumpang dan angkutan
memperhatikan kembali terminal sago agar
umum dikarenakan belum termanfaatkan
dapat
terminal
sesuai
sehingga terminal akan terlihat berfungsi
fasilitas
penunjang
fungsi
terminal
harus
jadi
melakukan
berfungsi
dengan
semestinya,
sesuai dengan status penggunaannya.
pembangunan kembali. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil pengamatan
Analisis Pemanfaatan Terminal Sago di dan
Kabupaten Pesisir Selatan Dalam analisis ini mengetahui apa saja
pemanfaatan
yang
terminal
yang
sago
dilakukan
belum
bahwa
termanfaatkan
di
dikarenakan dilhat dari persyaratan lokasi
terminal sago sesuai dari hasil persepsi
terminal, fasilitas terminal dan fungsi
pengguna
pemanfaatan terminalyang tersedia tidak
terminal
dilakukan
analisis
yang
mana
telah
dilakukan penyebaran kuisioner untuk
termanfaatkan
mencari tahu dan mengetahui penyebab
pemanfaatan terminal tidak termanfaatkan
tidak termanfaatkan terminal, maka untuk
oleh moda angkutan penumpang yaitu bus
dapat
tidak
dan angkot meskipun demikian masih ada
dilakukan
yang perlu diperhatikan dimana terdapat
perbandingan standar terminal dengan
banyak kekurangan fasilitas penunjang
kondisi eksisting terminal
yang
mengetahui
termanfaatkan
penyebab
terminal
Berdasarkan dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa dari masing-
sedangkan
dapat
berfungsinya
dari
fungsi
menyebabkan terminal
secara
tidak efektif
sebagaimana mestinya
masing pihak di atas yaitu dari penumpang, pemerintah, operator dan pengguna umum terdapat beberapa yang mempengaruhi
Rekomendasi Pada sub bab ini akan dibahas
tidak termanfaaatkannya terminal sesuai
mengenai
dengan standar yang telah ditetapkan
berfungsinya
pemerintah
kenyamanan
Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir
menunggu, pergantian moda kendaraan
Selatan. Masukan yang akan disampaikan
sebagai fasilitas istirahat dan informasi
ada beberapa hal yaitu :
seperti
bagi awak bus, dan fasilitas pendukung
masukan
sebagai
Terminal
penentu
Tipe
B
di
1. Membangun dan meningkatkan
hasil perbandingan di atas intinyanya
kualitas
fasilitas
penunjang
hampir
terminal
seperti
mushalla,
menyangkut
dengan
moda
angkutan bus dan angkot sebagai fungsi
Ruang
pengobatan,
tempat
penitipan barang dan fasilitas
tarik perjalanan masyarakat ke Terminal
lainnya
Sago
karena
penunjang
fasilitas
banyak
belum
dibangun di terminal 2. Meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA pihak
Reference :
dalam
Anonimous, 2009. Undang – Undang No.
pengaturan di terminal seperti
22Tahun 2009 Tentang Lalu
mengatur penyediaan fasilitas
Lintas dan Angkutan Jalan.
operator
kinerja
terminal
informasi dan istirahat bagi awak
bus
kendaraan
dan
mewajibkan
umum
Hendro
memasuki
Teori
3. Pihak pemerintah dan Dinas Perhubungan
bekerja
Raldi
Dimensi
terminal.
dalam
Koestoer
dkk.
2001,
Keruangan
Kota
dan
Kasus,
Jakarta;
Penerbit Universitas Indonesia
sama
(UI-Press).
memfungsikan moda
kendaraan umum untuk dapat
Keputusan Menteri Perhubungan nomor 31
ngetem di terminal dan sebagai
tahun 1995 tentang Terminal Transportasi
arus transfer moda kendaraan ,
Jalan.
turun naik penumpang dan sebagai bongkar muat barang
Kesmas. 2014. Pengertian dan Evaluasi
demi memanfaatkan terminal
Pada Tahap Manajemen.
sesuai dengan fungsinya.
Public Health Home.
4. Menjaga
dan
penertiban
melakukan
oleh
dinas
Klavert, Irene.2007. Kedisiplinan Berlalu
perhubungan dalam mengatur
Lintas Pengemudi Angkutan
kendaraan
Kota Di Kota Semarang
umum
mengfungsikan
untuk kembali
Ditinjau Dari Persepsi
terminal sago sebagai terminal
Terhadap Penegakan Hukum
tipe B.
Lalu Lintas. Skripsi.
Hal ini dapat dijadikan sebagai acuan atau
Semarang. Unika
pedoman bagi pemerintah aerah guna
Soegijapranata
memanfaatkan kembali Terminal Sago dan suatu upaya dalam meningkatkan daya
Lufri
M.S
dkk.
Penelitian.Padang;
2005,Metodologi Universitas
Negeri
Padang
Miro Fidel. 2012, Pengantar Sistem Transportasi, Jakarta; Penerbit Erlangga. Morlock, Edward.K. 1988. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Jakarta; Penerbit Erlangga.
Internet : Juknis LLAJ.1995.Terminal Transportasi Kamisah. 2003. Evaluasi Pemanfaatan Terminal Induk Kota Singkawang. Disusun Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Program Studi Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota.