http://www.karyailmiah.polnes.ac.id
EVALUASI PELAKSANAAN COORPORATE SOSIAL RESPONSIBITY CSR PT. PUPUK KALTIM Besse Asniwaty (Staf Pengajar Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Samarinda) Abstrak BESSE ASNIWATY: Evaluasi Pelaksanaan Program CSR (kemitraan dan bina lingkungan) PT. Pupuk Kaltim. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengevaluasi pelaksanaan program Corporate Social Responsibility dengan standar Kepmen BUMN No:05/MBU/2007, Surat Edaran Menteri BUMN No: SE-433/MBU/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan PKBL dan Kepmen BUMN No: 100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN (2) Untuk memberikan masukan dalam penyempurnaan pelaksanaan CSR di pupuk Kaltim untuk mengantisipasi pelaksanaan ISO 26000 pada tahun mendatang. Penelitian ini menggunakan data skunder dari laporan-laporan pelaksanaan CSR yang dievaluasi berdasarkan Kepmen BUMN No:05/MBU/2007, Surat Edaran Menteri BUMN No: SE-433/MBU/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan PKBL dan Kepmen BUMN No: 100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil evaluasi pelaksanaan program CSR yang dilakukan oleh PT. Pupuk Kaltim kepada 5 Wilayah Kalimantan meliputi: Kantor Pusat Bontang, Kantor Cabang Kalimantan Timur,Cabang Kalimantan Selatan,Cabang Kalimantan Tengah, Cabang Kalimantan Barat. telah dilakukan dengan baik sebagai wujud tanggungjawabnya kepada masyarakat melalui tiga program yaitu penyaluran dana kemitraan, penyaluran dana hibah dan penyaluran dan bina lingkungan. Walaupun evaluasi menunjukkan efektivitas pemanfaatan dana dan multiplier effek yang diproleh masyarakat oleh mitra binaan masih belum terukur karena data laporan hanya terdiri dari jumlah dana yang disalurkan dan jumlah yang dikembalikan oleh mitra binaan khusus pada program kemitraan, dan untuk penyaluran dana hibah belum adanya laporan pengembangan usaha sebagai evaluasi terhadap efektivitas bantuan atau ketepatan bentuk pelatihan yang digunakan. Kata Kunci : Evaluasi, CSR, Kepmen BUMN No:05/MBU/2007, Kepmen BUMN No: 100/MBU/2002.
PENDAHULUAN PT Pupuk Kaltim didirikan pada tanggal 7 Desember 1977 dengan lokasi pabrik di Bontang, Kalimantan Timur pada lahan seluas 493 ha. Bahan baku utama adalah gas alam disalurkan dari sumbernya Muara Badak sekitar 60 km dari lokasi pabrik dengan pipa. Hingga saat ini perusahaan mempunyai 4 pabrik amoniak dan 5 pabrik urea dengan kapasitas total 2.980.000 ton urea per tahun dan 1.850.000 ton amoniak per tahun. Merupakan salah perusahaan yang memiliki tanggungjawab sosial sebagaimana diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia No.40 tahun
Riset / 1267
2007 tentang Perseroan Terbatas pada bab V. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan pada pasal 74 berisi. (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. (2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
JURNAL EKSIS
Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266
(3)
(4)
Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Program CSR di PT. Pupuk Kaltim dilakukan dalam bentuk program kemitraan dan program bina lingkungan. Program Kemitraan dilaksanakan pada pelaku usaha kecil dan koperasi dengan pola pemberian pinjaman modal kerja dan atau investasi serta memberikan bantuan hibah. Bantuan hibah diberikan dalam bentuk teknik produksi berupa pelatihan, pemagangan dan bantuan peralatan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas produk, penggunaan teknologi, peningkatan kapasitas produksi serta perbaikan proses. Hibah manajerial berupa pelatihan dan pemagangan dengan meksud untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam berusaha, adminstrasi, manajemen keuangan dan SDM serta manajemen produksi. Sedangkan hibah pemasaran diberikan dalam bentuk pelatihan dan promosi dengan maksud untuk meningkatkan penjualan, pembentukan jaringan pasar dan pengenalan produk. Selain program kemitraan, PT. Pupuk Kaltim juga melaksanakan program bina lingkungan. Program Bina Lingkungan diberikan pada 6 sektor yaitu pendidikan, sarana ibadah, sarana kesehatan, sarana umum, bencana alam dan pelestarian lingkungan (Kepmen BUMN No.05/MBU/07). Program bina lingkungan ini bersifat charity yaitu kepedulian perusahaan pada lingkungan dengan cara berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan dimasyarakat. Filosofi kegiatan ini lebih mengarah pada peran dan kontribusi perusahaan dalam pengembangan sektor-sektor non komersial. Pada akhirnya diharapkan terjalin hubungan yang harmonis, tercipta suasana rasa memiliki dan saling menjaga, karena mereka juga merasakan keberadaan perusahaan dan kontribusinya pada kemajuan daerah. TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mengevaluasi pelaksanaan program Corporate Social Responsibility dengan standar Kepmen BUMN No:05/MBU/2007, Surat Edaran Menteri BUMN No: SE-433/MBU/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan PKBL (program kemitraan dan bina lingkungan) dan Kepmen BUMN No: 100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN, (2) Untuk memberikan masukan-masukan dalam penyempurnaan pelaksanaan CSR di pupuk Kaltim dalam rangka
JURNAL EKSIS Vol.5 No.2, Agustus 2009: 1100 – 1266
mengantisipasi pelaksanaan ISO 26000 pada tahun mendatang. TINJAUAN PUSTAKA Dalam perkembangannya, konsep CSR memang tak memiliki definisi tunggal. Ini terkait implementasi dan penjabaran CSR yang dilakukan perusahaan yang juga berbeda-beda. Namun, beberapa definisi yang cukup berpengaruh diantaranya: Menurut World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) dalam Supriatno, Thendri, (2007) mengakatakan bahwa “CSR adalah komitmen dunia usaha untuk berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan; berkerja dengan para karyawan dan keluarganya, masyarakat tempatan dan masyarakat secara luas dalam meningkatkan kualitas hidup mereka.” Pandangan lain tentang CSR yang lebih komprehensif, disampaikan oleh Prince of Wales International Business Forum dalam Supriatno,Thendri, (2007). bahwa pelaksanaan CSR menyangkut lima pilar yaitu: 1. Building human; menyangkut kemampuan perusahaan untuk memiliki dukungan sumber daya manusia yang andal (internal) dan eksternal (masyarakat). Perusahan dituntut melakukan pemberdayaan, biasanya melalui community development. 2. Strengthening economies; memberdayakan ekonomi komunitas. 3. Assessing social cohesion; maksudnya perusahaan menjaga keharmonisan dengan masyarakat sekitar agar tak menimbulkan konflik. 4. Encouraging good governance; perusahaan dijalankan dalam tata kelola yang baik. 5. Protecting the environment; perusahaan harus menjaga kelestarian lingkungan. Ditambahkan oleh Sembiring I (2003), CSR adalah Kesanggupan perusahaan berperilaku etika dengan cara-cara yang sesuai azas ekonomi, sosial dan lingkungan dengan melibatkan kepentingan langsung dari stakeholders dalam setiap proses-proses pengambil keputusan yang saling menguntungkan.” Ketentuan Undang-undang no.9 tahun 1995 tentang usaha kecil, dan untuk lebih mempercepat terwujudnya kemitraan, maka pemerintah memandang perlu untuk menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 1997 tentang Kemitraan, Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 316/KMK.016/1994 dan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN/Kepala Badan Pengelola BUMN Nomor Kep-216/M-PBUMN/1999.
Riset / 1268
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi masyarakat yang sangat dinamis, pedoman yang telah diterbitkan tersebut ternyata belum dapat memenuhi harapan masyarakat pelaku usaha kecil dan kebutuhan para pengelola dalam pelaksanaan program, atas dasar pertimbangan tersebut maka pemerintah cq. Kementerian BUMN melalui Kepmen BUMN No.236/MBU/2003, tentang upaya pemberdayaan usaha kecil dan koperasi melalui Program Kemitraan BUMN dengan usaha kecil dan pelaksanaan Bina Lingkungan yang lebih komprehensif dan sesuai dengan perkembangan ekonomi, dan kondisi lingkungan sosial masyarakat sekitar BUMN. Bentuk kemitraan yang dilaksanakan PT. Pupuk Kaltim mengacu pada Surat Edaran Menteri BUMN No: SE-433/MBU/2003 tentang Juklak PKBL yaitu: (1) Pemberian pinjaman, dalam bentuk pinjaman untuk modal kerja, dan pinjaman khusus, yaitu pemberian pinjaman yang diberikan yang sifatnya jangka pendek dengan waktu maksimum satu tahun. Pinjaman khusus diberikan dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan usaha mitra binaan. Hibah, dalam bentuk bantuan pendidikan serta pemagaman untuk mitra binaan dalam rangka meningkatkan keterampilan manajerial dan teknik produksi/pengolahan, bantuan pemasaran dalam bentuk membantu penjualan produk mitra binaan, membantu mempromosikan produk mitra binaan melalui kegiatan pameran maupun penyedian ruang pamer serta menyediakan tenaga penyuluh dari lembaga pendidikan professional dan perguruan tinggi.
Data laporan perkembangan mitra binaan Rencana kerja tahunan selama 5 tahun terakhir (2002-2006) Laporan tahunan pelaksanaan program kemitraan dan bina lingkungan selama 5 tahun terakhir (2002-2006). 2. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif analitik yaitu memaparkan obyek penelitian yang diamati berdasarkan karakteristik yang ada dan implementasi atas sistem pelaksanaan program kemitraan dan bina lingkungan di unit kerja PKBL, kemudian dianalisis dengan menggunakan acuan Kepmen BUMN No: KEP-100/MBU/2002 khususnya mengenai kinerja pembinaan usaha kecil dan koperasi dan key performance indicators (KPI). Hal tersebut sesuai pendapat Anonim (2007) bahwa aspek penting yang dapat digunakan sebagai indikator kunci untuk menilai keberhasilan CSR HASIL PENELITIAN TENTANG REALISASI CSR PT. PUPUK KALTIM Biro Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan bertanggung jawab pada Direktur Sumber Daya Manusia & Umum dan berada dibawah koordinasi Kepala Kompartemen Hubungan Industri. PKBL merupakan unit kerja Biro yang dipimpin oleh Kepala Biro dan membawahi 2 (dua) Bagian dan empat Kantor Cabang, yaitu bagian Administrasi & Keuangan yang membawahi Seksi Analisa Kredit & Pelaporan, Seksi Administrasi & Keuangan serta Seksi Administrasi Piutang & Penagihan. Bidang Bina Program Kemitraan & Bina Lingkungan yang merupakan unit kerja fungsional; serta Kantor Cabang Wilayah Program Kemitraan meliputi: Kantor Pusat Bontang, Kantor Cabang Kalimantan Timur, Kantor Cabang Kalimantan Selatan, Kantor Cabang Kalimantan Tengah, Kantor Cabang Kalimantan Barat.
Menurut The Kian Wie (1992) kemitraan merupakan kerjasama usaha antara perusahaan besar/menengah yang bergerak disektor produksi barang atau jasa dengan industri kecil/usaha kecil berdasarkan atas; saling membutuhkan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. Sejalan dengan PP No.44 tahun 1997 kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kecil dengan usaha menengah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan usaha kecil oleh usaha menengah dan atau usaha besar, dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan saling memperkuat dan saling menguntungkan, kemitraan diselenggarakan melalui pola-pola yang sesuai dengan sifat-sifat dan tujuan usaha yang dimitrakan.
METODE PENELITIAN 1. Sumber Data Metode yang dilakukan untuk memperoleh data adalah dengan melakukan studi pustaka, wawancara (interview) langsung dengan mitra
Riset / 1269
binaan dan pejabat yang terkait, observasi dengan kegiatan-kegiatan yang berhubungan langsung serta dokumentasi berupa catatan, laporan atau dokumen yang tersedia lainnya berupa :
Kebijakan Pembinaan melalui penyaluran pinjaman permodalan yang disalurkan setiap bulan secara langsung dengan suku bunga yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No. Per-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 sebesar 6% per tahun dengan system perhitungan bunga tetap (flat). Sedangkan pinjaman khusus adalah pinjaman permodalan yang diberikan bersifat jangka pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan mitra binaan. Pinjaman ini diperuntukkan bagi Kontraktor, Suplier, maupun mitra binaan yang mendapat pesanan khusus.
JURNAL EKSIS
Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266
Bunga yang diberlakukan sebesar 12% pertahun dengan system perhitungan bunga menurun.
Tabel 3.1. Penyaluran Dana Kemitraan Per Wilayah Binaan Tahun 2002 s/d Tahun 2007
Penyaluran dana kemitraan se Kalimantan seperti yang terlihat pada Tabel 3.1 menunjukkan bahwa total dana yang telah disalurkan sebesar Rp.96,574,896,000 (sembilan puluh enam milyar lima ratus tujuh puluh empat juta delapan ratus sembilan puluh enam ribu rupiah) pada lima wilayah binaan masing-masing; Bontang, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Pennyaluran dana kemitraan yang paling besar adalah wilayah Bontang yaitu Rp.59.875,396,000. besarnya
Penyaluran dana hibah yang telah dilakukan PT.Pupuk Kaltim selama priode 20022007 sebesar Rp.16,176,741,000 (enam belas milyar sertus tujuh puluh enan juta tujuh ratus empat puluh satu ribu rupiah) terhadap tiga jenis program yang meliputi program teknik produksi, manajerial dan pemasaran dapat dilihat pada Table3.2, program pemasaran mendapatkan
JURNAL EKSIS Vol.5 No.2, Agustus 2009: 1100 – 1266
alokasi dan diwilayah ini karena lokasinya paling dekat dengan perusahaan sehingga segala kebutuhan masyarakat dirasakan pula oleh perusahan baik secara langsung maupun tidak langsung, kemudian disusul Kalimantan Selatan sebesar Rp.10,220,500.000, selanjutnya Kalimantan Timur sebesar Rp.9,898,000,000 dan Kalimantan Barat sebesar Rp.9,004,500,000 dan yang paling kecil adalah Kalimantan Tengah sebesar Rp.7,576,500,000 rendahnya dana kemitraan di Kalimantan Barat karena merupakan wilayah paling jauh dari Kaltim sehingga masalahmasalah muncul menjadi pertimbangan bagi pihak manajemen.
proporsi hibah yang paling besar yaitu Rp.8,566,586,000 (delapan milyar lima ratus enam puluh enam juta lima ratus delapan puluh enam ribu) besarnya biaya pemasaran karena biaya operasionalnya yang tinggi seperti mengikuti pameran, memasang iklan dan sebagainya. kemudian disusul oleh program teknik produksi dan manajerial yaitu Rp.4.248,175 (empat milyar dua ratus empat puluh delapan ribu seratus tujuh puluh
Riset / 1270
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id lima rupiah) Adapun wilayah yang mendapatkan hibah yang paling besar adalah wilayah Bontang yang kita kenal dengan tempat beroperasinya PT.Pupuk Kaltim dengan jumlah Rp.11,011,409,000 (sebelas milyar sebelas juta empat ratus sembilan ribu rupiah) kemudian disusul dengan Kalimantan Barat sebesar Rp.1,727,182,000 selanjutnya Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan masing-masing sebesar Rp. 1,577,191,000. dan Rp.1,152,220,000. dan wilayah yang mendapatkan dana paling kecil yaitu Rp.706,739,000 adalah Kalimantan Tengah. 1. Teknik Produksi Program teknik produksi dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan Mitra Binaan dalam proses produksi, qualitas produk dan quantitas produk. Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan diatas meliputi : Pelatihan Menjahit Perbengkelan Pelatihan Tata Boga Pelatihan Kerajinan Tangan Budidaya Padi & Coklat Pelatihan Salon Kecantikan Budidaya Ikan Tawar & Laut Pengolahan Ikan Laut Magang Peningkatan Produksi Magang Pertanian & Perkebunan Magang Perikanan
Dana bina lingkungan disalurkan kepada enam bidang pembinaan lingkungan yang meliputi bencana alam, pendidikan, kesehatan, sarana dan prasarana, sarana ibadah dan pelestarian alam. Sebagaimana yang terlihat pada table 3.3 mengenai penyaluran dana bina lingkungan tahun 2002-2007, maka PT Pupuk Kaltim telah menyalurkan dana melalui ke-enam bidang pembinaan tersebut secara keseluruhan sebesar Rp.18,604,193,000.(delapan belas milyar enam ratus empat juta seratus sembilan puluh tiga ribu rupiah) penyaluran dana yang paling besar terjadi
Riset / 1271
2. Manajerial Hibah manajerial dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan Mitra Binaan pada bidang leadership, kewirausahaan, manajemen financial & usaha dengan mengadakan kegiatan seperti : Pelatihan Entrepreneurship Pelatihan Manajemen Usaha & Budidaya Pembukuan Sederhana Pelatihan Entrepreneurship Spiritual Trainning Pelatihan manajemen Kepemimpinan Pelatihan Manajemen Negosisasi 3. Pemasaran Hibah pemasaran difokuskan untuk memperkenanlkan produk Mitra Binaan sehingga bisa diterima pasar baik local nasional dan international. Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai hal itu antara lain : : Mengikuti Pameran – pameran baik nasional maupun internasional. Mempromosikan usaha mitra binaan melalui media elektronik, media masa Pelatihan pengemasan Pelatihan Pemasaran Pembentukan jaringan pasar antar daerah
pada tahun 2007 sebesar Rp.5,612,218,000 (lima milyar enam ratus dua belas juta dua ratus delapan belas ribu rupiah) dan penyaluran dana yang paling kecil terjadi pada tahun 2003 sebesar Rp.1,234,503,000 (satu milyar dua ratus tiga puluh empat juta lima ratus tiga ribu rupiah). Fluktuasi besarnya dana hibah yang disalurkan dipengaruhi oleh factor external dan internal. Besar kecilnya dana yang dialokan pada bidang pembinaan sangat dipengaruh oleh prioritas kebutuhan masyarakat pada saat itu dan tentu saja alokasi dana yang tersedia pada perusahan.
JURNAL EKSIS
Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266
Corporate Social Responsibility (CSR) sudah menjadi bagian dari strategi usaha dalam meningkatkan keuntungan dan pertumbuhan usaha yang stabil. konsep dan praktik CSR sudah menunjukkan gejala baru sebagai suatu strategi perusahaan yang dapat memacu dan menstabilkan pertumbuhan usaha secara jangka panjang. Dari sisi masyarakat setempat, program ini sangat bermanfaat untuk menyediakan tenaga kerja ataupun wiraswasta yang siap memberikan pelayanan yang memang dibutuhkan oleh masyarakat. Pemerintah Daerah memerlukan dukungan dunia usaha dan masyarakat pada umumnya dalam mengatasi masalah dan kebutuhan masyarakat. Namun kenyataan yang terjadi adalah upaya yang sudah dilakukan oleh suatu perusahaan boleh jadi tumpang tindih dengan perusahaan yang lain atau bisa juga hanya terfokus pada masalah tertentu saja shingga masalah yang lain yang berkaitan kurang mendapat perhatian, yang menjadi harapan bagi pemerintah, dunia usaha dan masyarakat tidak lain adalah terjadinya sinergi yang saling menguntungkan sekaligus tuntasnya penanggulangan berbagai masalah, dan kebutuhan sosial di daerah yang bersangkutan. Salah satu misi PT. Pupuk Kaltim adalah peduli pada masyarakat lingkungan (community Development), hal tersebut direaliasikan dalam Memo Direksi dengan menetapkan biro Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Biro ini bertanggungjawab pada Direktur Sumber Daya Manusia & Umum dan berada dibawah koordinasi Kepala Kompartemen Hubungan Industri. PKBL merupakan unit biro yang dipimpin oleh kepala biro yang membawahi (1) bagian admimistrasi dan keuangan ,(2) bina program kemitraan dan bina lingkungan, terhadap empat kantor cabang yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat (lihat gambar 3.1). Dukungan dari top management PT.Pupuk Kaltim terhadap CSR merupakan kesadaran yang memberikan pedoman bahwa perusahaan bukan lagi sebagai entitas yang hanya mementingkan diri sendiri sehingga teraliansi dari lingkungan masyarakat ditempat mereka menjalankan operasionalnya, melainkan sebuah entitas usaha yang wajib melakukan adaptasi kultural dengan lingkungan sosialnya dan perlu membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat setempat. CSR sebagai tanggungjawab moral suatu perusahaan terhadap para stakeholdernya, terutama komunitas atau masyarakat sekitarnya dengan atau tanpa aturan hukum. Salah satu parameter keberhasilan suatu perusahaan dari sudut pandang CSR adalah mengedepankan prinsip moral dan etis yakni menggapai suatu hasil terbaik tanpa merugikan kelompok masyarakat lainnya, dengan demikian perusahaan yang bekerja
JURNAL EKSIS Vol.5 No.2, Agustus 2009: 1100 – 1266
dengan dengan prnsip moral dan etis akan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan program CSR yang dilakukan oleh PT. Pupuk Kaltim dengan standar Kepmen BUMN No:05/MBU/2007, Surat Edaran Menteri BUMN No: SE-433/MBU/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) dan Kepmen BUMN No: 100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN, kepada 5 Cabang di Wilayah Kalimantan meliputi: Kantor Pusat Bontang, Kantor Cabang Kalimantan Timur,Cabang Kalimantan Selatan,Cabang Kalimantan Tengah, Cabang Kalimantan Barat. telah dilakukan sebagai wujud tanggungjawabnya kepada masyarakat melalui tiga program yaitu penyaluran dana kemitraan, penyaluran dana hibah dan penyaluran dan bina lingkungan. 2. Hasil evaluasi belum menunjukkan efektivitas pemanfaatan dana dan multiplier effek yang diproleh masyarakat oleh mitra binaan karena data laporan hanya terdiri dari jumlah dana yang disalurkan dan jumlah yang dikembalikan oleh mitra binaan khusus pada program kemitraan, dan untuk penyaluran dana hibah belum adanya laporan pengembangan usaha sebagai evalusi terhadap efektivitas atau ketepatan bentuk pelatihan yang digunakan. Saran-saran 1. Untuk lebih mengefektifkan pemanfaatan dana pada mitra binaan maka laporan perkembangan usaha oleh mitra binaan perlu dipantau dan diakomodir oleh perusahaan sebagai bahan evaluasi untuk mengetahui perkembangan usaha mereka, yang nanti akan mempertajam evaluasi pelaksanaan program CSR khusunya program kemitraan dan hibah. 2. diperlukan model penyaluran dana dan pembinaan yang efektif dalam pengendalian perogram, efektif dalam pemantauan, efektif dalam pembinaan dan pendampingan, misalnya model klaster, model pemagangan dan model pendampingan dan model-model lainnya. DAFTAR PUSTAKA Achda, B. Tamam. 2006. “Konteks Sosiologis Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Implementasinya di Indonesia” Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional A Promise of Gold Rating:
Riset / 1272
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id Sustainable CSR, di Hotel Hilton, Jakarta 23 Agustus
Dialogue. Queen's University http://www.crrconference.org.
Belfast
Arifin Cahyono. 2009. Daily News Economy, Detik Com, 3 Februari.
Majalah Bisnis dan CSR. 2007. Regulasi Setengah Hati, Edisi Oktober.
Asniwaty, Besse, 2008 Analisis Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Badan Usaha Milik Negara Kalimantan Timur. Disertasi belum diterbitkan, Program Pascasarjana UNHAS Makassar.
Marimoto, Ash and Hope. 2004. Corporate Social Rensponsibility Audit: From Theory to Practice, Cambridge: The Judge Institute of Management, University of Cam. Metro
Badaruddin. 2008. “Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Masyarakat Melalui Pemanfaatan Potensi Modal Sosial: Alternatif Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Indonesia” dalam www.usu.ac.id/id/files/pidato/ppgb/2008/ppgb _2008_badaruddin.pdf Baker.C. 1992. Small Business Success Factor, Credit Management, August, pp 23-24.
Riau. 2008. dalam http://www.metroriau.com/?q=node/2165 Serikat Tani Indonesia. 2008. dalam http://serikat-taninasional. blogspot.com/2008/03/riau-konflik-pt-araraabadimasyarakat_19.html
Sudrajat, SE, 2005. Kiat Mengentaskan Pengangguran Melalui Wiraswasta, Bumi Aksara, Jakarta Utama, Jakarta
Baker, W.H. and H.L Adamms.1993. Business Planning in Successful Small Firms. Long Range Planning. Vol No.6. pp 82-88.
Suharto, Edi, Ph.D. 2006. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, Refika Aditama, Bandung.
Baker, Sunny & Baker,1996. Bisnis Santai Dengan Profil Jutaan Rupiah, Abdi Tandurr, Jakarta.
Suharto, Edi. 2007. Pekerjaan Social di Dunia Industri: Memperkuat Tanggungjawab Sosial di Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Refika Aditama, Bandung.
Bangs. Ir. David H, 1995. Pedoman Langkah Awal Menjalankan Usaha, Erlangga Jakarta. Djojohadikusumo, Sumitro. 1991. Perdagangan dan Industri Dalam Pembangunan, LP3ES, Jakarta. Drucke, Peter F. 1994. Inovasi dan Kewiraswastaan ( Praktek dan Dasar-dasar), Erlangga, Jakarta.
Suharto, Edi. 2008. “Menggagas Standar Audit Program CSR, Initiating Audit Standard of CSR Program” dalam www.policy.hu/suharto/Naskah%20PDF/ CSR Audit.pdf.
Garnsey,E 2001 A New Theory of the Growth of the firm. Papers 41st Wold Conference of the Internasional Council of Small Business, Stocholm. June,1996 Gray, Douglas. A, 1996. Anda Siap Sebagai Wiraswasta? Arcan, Jakarta. Hamilton,William H, Conellt, Donald F & Doster,D. Howard, 1992. Agribusiness An Entrepreneurial Appreach, Delbar Publishers, Inc, Canada. Harahap, Sofyan Syafri, 1995. Auditing Perusahaan Kecil, Bumi Aksara, Jakarta. Kotler, Philip dan Nancy Lee. 2005. Corporate Social Responsibility: Doing the Most Good for Your Company and Your Cause. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Linda O’Riordan and Jenny Fairbrass. 2008. Corporate Social Responsibility (CSR) Models and Theories in Stakeholder
Riset / 1273
JURNAL EKSIS
Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266