EVALUASI KINERJA STEP SIZE POWER CONTROL WCDMA (WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS) MENGGUNAKAN ALGORITMA MONTE-CARLO Fakhriy Hario P
ABSTRAK
Pada sistem code division multiple access (WCDMA) peranan dari power control sangat diperlukan untuk mendapatkan sistem dengan kapasitas kanal yang optimum. Salah satu faktor yang membatasi kinerja dari closed-loop power control (CLPC) adalah besarnya langkah (step-size) update pada pengaturan daya pancar mobile station (MS), karena kanal fading berfluktuasi dengan cepat dan seringkali cukup dalam. Besarnya langkah update power ditentukan oleh banyaknya penggunaan bit power control command (PCC) yang merupakan hasil kuantisasi dari informasi error feedback. Ada dua metode kuantisasi yaitu algoritma fixed-step yang menggunakan satu bit perintah PCC dan variable-step yang menggunakan multi bit perintah PCC. Pada penelitian ini kinerja algoritma variable-step dievaluasi, kemudian dibandingkan dengan algoritma fixed-step. Hasilnya menunjukkan bahwa dalam kondisi ideal, kinerja algoritma variable-step lebih baik daripada fixed-step dan pencarian nilai SIR menggunakan algoritma Monte Carlo. Namun dalam kondisi praktis dimana power control dipengaruhi delay loop dan error bit perintah PCC, algoritma variable-step mengalami degradasi kinerja BER secara drastis sehingga algoritma fixed-step lebih realistis untuk diimplementasikan.
Power control pada sistem WCDMA
(Wideband
Code
Division
mengoptimalkan kapasitas layanan agar dapat
melayani
sebanyak
mungkin
Multiple Access) adalah mekanisme
pelanggan, dengan tetap memenuhi
yang dilakukan untuk mengatur daya
quality
pancar MS pada kanal uplink, dan daya
dipersyaratkan untuk layanan tersebut.
pancar BTS (Base Transceiver Station)
Sistem komunikasi nirkabel seperti W-
pada kanal downlink. Power control
CDMA
(Wideband
pada kanal downlink didesain untuk
Multiple
Access)
mencegah terjadinya interferensi antar
propagasi (propagation loss) sebagai
sel, sedangkan pada kanal uplink power
fungsi
control
Transceiver Station) dengan MS (Mobile
digunakan
untuk
mengatasi
of
service
jarak
yang
Code
Division
terdapat
rugi-rugi
antara
and
BTS
far
(Base
interferensi antar user dalam satu sel.
Station)
Power control dimaksudkan juga untuk
Permasalahan tersebut membutuhkan
Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Brawijaya
[email protected]
(near
(QoS)
effect).
139
manajemen daya pancar BTS (Base
control sehingga dilakukan penelitian
Transceiver Station)
dan pengembangan berkaitan dengan
dan MS (Mobile
Station) dengan power control, karena
algoritma power control.
tanpa power control kapasitas sistem dapat menjadi sangat rendah. Power
control
Power control sistem W-CDMA (Wideband
membutuhkan
Access)
Code
pada
Division
penelitian
Multiple ini
suatu performansi untuk meningkatkan
dikembangkan
kinerjanya. Performansi power control
pemodelan
algoritma
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
komputerisasi.
Pemodelan
step size, delay, dan kecepatan fading
tersebut diharapkan dapat menganalisa
relatif
power
dalam pengambilan keputusan suatu
control. Faktor-faktor tersebut dapat
sistem sehingga memberikan sebuah
diestimasikan
dasar
terhadap
algoritma power
kecepatan
dengan
power
control
menggunakan
control.
dibagi
Algoritma
menjadi
tiga
bagian, yaitu algoritma power control berdasarkan
strength
menggunakan
akan
pemecahan
telekomunikasi seluler.
Algoritma
berbasis
yang
dimaksud
adalah algoritma Monte Carlo.
(daya),
Metode
Monte
Carlo
algoritma
Ratio) dan berdasarkan SIR (Signal to
mensimulasikan
berbagai
Interference
sistem
dan
dan
strength,
bidang
struktur-struktur
berdasarkan SIR (Signal to Interference
Ratio)
algoritma
untuk
dan
suatu
komputasi
fisika
adalah untuk perilaku
matematika.
selanjutnya berdasarkan kuantisasi step
Penggunaan klasik metode ini adalah
size power control dibagi menjadi dua
untuk
kategori yaitu fixed step size dan
terutama integral multidimensi dengan
variabel step size. Algoritma power
syarat dan batasan yang rumit, teknik
control menjadi hal yang sangat penting
tersebut sangat baik digunakan untuk
untuk
representasi
mengestimasi
kinerja
power
mengevaluasi
suatu
integral
definit,
permasalahan
140 DINAMIKA DOTCOM, Jurnal Pengembangan Manajemen Informatika & Komputer
Vol. 1 No. 2, Juli 2010
bersifat fisis, dan memperkecil toleransi
Interference Ratio) digunakan untuk
kesalahan.
mengestimasi
Teknik
Monte
Carlo
kondisi
kanal
dan
merupakan pencarian solusi dengan
selanjutnya sebagai informasi feedback
membangkitkan
mendapatkan
pada closed-loop power control untuk
solusi secara acak yang dilakukan
menentukan besar update daya pancar
berkali-kali
(iterasi)
MS
ditemukan
solusi
maksimum
diinginkan.
Monte
Carlo
pemilihan
secara
keluaran
masing-masing
berulang
atau
hingga
sehingga
acak
akhirnya yang
melibatkan terhadap secara
diperoleh
solusi
dengan pendekatan tertentu, dengan
seorang
pengambil
keputusan
dapat ditentukan sendiri atas kisaran kesalahan yang terjadi dikaitkan dengan jumlah ulangan berdasar data yang ada. Power
control
pada
penelitian
ini
menggunakan pengaturan SIR (Signal to Interference Ratio) dengan parameter BER (Bit Error Rate) sebagai fungsi dari rasio energi per bit terhadap densitas interferensi (Eb/Io) yang berpengaruh terhadap performansi power control dan akan
diuji
menggunakan
simulasi
Station).
Hasil
adalah
meningkatkan
diharapkan
yang
performansi power control berdasarkan step
size
yang
baik
dengan
membandingkan mode fixed step dan variable step power control. Algoritma Power Control
demikian tingkat ketelitian atas jawaban bagi
(Mobile
Tiga jenis algoritma power control yaitu open loop power control, outer loop power control, dan closed loop power
control
Division untuk
pada
Multiple
CDMA
Access)
memperbaiki
(Code
dirancang
kinerja
sistem.
Open-loop power control ditujukan untuk mengatasi kekuatan
masalah daya
pancar
perbedaan BTS
(Base
Transceiver Station) akibat large scale propagation loss, closed-loop power control
didesain
meminimalisasikan
gangguan
untuk akibat
berbasis komputerisasi. SIR (Signal to
141 DINAMIKA DOTCOM, Jurnal Pengembangan Manajemen Informatika & Komputer
Vol. 1 No. 2, Juli 2010
kanal fading Rayleigh, dan outer-loop Closed Loop Power Control power control dipakai untuk menentukan
Mobile
Station
mengestimasi
SIR (Signal to Interference Ratio) target nilai SIR (Signal to Interference atau daya sinyal target yang digunakan oleh
closed-loop
power
Ratio) ( est ) untuk setiap user.
control.
Algoritma power control memiliki dua
mobile
station
(Signal
Ratio)
fungsi utama yaitu menyesuaikan daya pancar
SIR
to
Interference
hasil
estimasi
dibandingkan dengan nilai SIR
dan
mengkompensasi variasi daya yang
target ( t ) untuk menghasilkan
fluktuatif dalam redaman path loss
sinyal error e(i).
antara base station dan mobile station,
Sinyal error e(i) di kuantisasi
yang memberikan suatu estimasi kasar
menjadi bit biner yang disebut
dari
dengan PCC (Power Control
propagation
loss
untuk
setiap
mobile station. Algoritma
Command) closed
loop
power
control menggunakan estimasi daya
sebelum
ditansmisikan ke mobile station.
Membutuhkan
informasi
feed
yang diterima pada base station yang
back untuk menyesuaikan daya
menginstruksikan setiap mobile station
pancarnya
untuk mengubah level daya pancarnya.
kanal pada waktu bersamaan.
Mekanisme closed loop power control
terhadap
kondisi
Mengurangi dampak redaman
dapat secara efektif mengkompensasi
small
variasi
berkorelasi antara kanal uplink
kanal
yang
cepat
akibat
multipath fading dalam setiap terestial, dimana delay proses dan propagasi lebih kecil dibandingkan waktu korelasi dari kanal.
scale
yang
tidak
dan downlink. Open Loop Power Control
Menyamakan besar daya yang diterima BTS (Base Transceiver
142 DINAMIKA DOTCOM, Jurnal Pengembangan Manajemen Informatika & Komputer
Vol. 1 No. 2, Juli 2010
Station) dari tiap user yang
berdasarkan
berbeda yang disebabkan faktor
perubahan level daya dikirimkan oleh
jarak (near-far) dan shadowing.
BTS (Base Transceiver Station) kepada
Mobile
suatu
Station
daya
mengestimasi
pancarnya
berdasarkan
SIR-based,
user
ditentukan
perintah
berdasarkan
estimasi SIR (Signal to Interference
estimasi daya sinyal downlink.
Ratio) ( est ) yang didapat dari user
Tidak membutuhkan informasi
tersebut, SIR (Signal to Interference
feedback.
Ratio)
dari
suatu
user
akan
dibandingkan dengan SIR (Signal to Closed dilakukan
loop
untuk
power
control
meminimaslisasikan
efek fading. Efek fading hádala fluktuasi daya dipenerima yang terjadi karena adanya fenomena sinyal samapi ke penerima
dengan
lintasan,
dan
lintasan
(Multipath
control
ini
dipancarkan
lebih
dari
satu
bahkan banyak/ganda Fading).
mengatur MS
Power
sinyal
(Mobile
yang
Station)
berdasarkan sinyal yang diterima pada BTS (Base Transceiver Station) dengan menggunkan perintah Bit Power Control Command pada
MS
menaikkan
(PCC)
sebagai
(Mobile atau
feedback
Station)
menurunkan
untuk level
Interference Ratio) target ( t ) yang didapat pada mekanisme outer loop, setelah itu BTS (Base Transceiver Station) (Mobile level
akan memerintahkan MS Station)
untuk
sinyalnya
Mekanisme mengatasi
melalui
ini
bit
dilakukan
gangguan
pergerakannya
memperbaiki PCC. untuk
sinyal
sangat
cepat
yang dan
fluktuatif seperti fading, hal ini juga dilakukan mengingat sifat fading yang tidak serupa pada kanal uplink dan downlink sehingga perlunya feedback. Mekanisme
dari
closed
loop
ini
diilustrasikan pada Gambar (1) di bawah ini.
sinyalnya. Power control yang bekerja
143 DINAMIKA DOTCOM, Jurnal Pengembangan Manajemen Informatika & Komputer
Vol. 1 No. 2, Juli 2010
size optimum yang biasa digunakan adalah 1 atau 2 dB (A.Kurniawan,2003). Berdasarkan
kuantisasi
step
size, power control dibagi menjadi dua kategori yaitu fixed step size dan variabel step size. Kinerja power control dengan variable step size sedikit lebih baik daripada kinerja power control Gambar 1. Mekanisme Open Loop dan Closed Loop Power Control
Step Size
berfungsi untuk mengatur perubahan daya yang dilakukan oleh MS (Mobile Station) dinyatakan dalam power update size.
Nilai
step
size
sangat
menentukan kualitas power kontrol. Nilai step size yang terlalu kecil tidak dapat memperbaiki selisih nilai SIR (Signal to Interference
Ratio)
yang
besar,
sebaliknya nilai step size yang terlalu besar akan menyebabkan terjadinya variasi
dengan variabel step size biasanya memerlukan jumlah bit perintah lebih
Power control pada step size
step
dengan fixed step size. Power control
nilai
yang
berulang-ulang
disekitar level target yang diinginkan
dari
satu
bit
(multi
bit)
sehingga
kapasitas downlink berkurang. Algoritma power control dengan variable
step
size
adalah
teknik
kuantisasi informasi feedback step size menjadi beberapa bit PCC (Power Control Command). Sistem variable step ini mengatur daya pancar mobile station dengan step size yang berbedabeda, bergantung dari selisih nilai SIR (Signal to Interference Ratio) yang diterima
dengan
SIR
(Signal
to
Interference Ratio) target ( t ) pada
karena terjadinya pengaturan daya naik setiap selang waktu power control. ataupun turun berulang-ulang. Nilai step
144 DINAMIKA DOTCOM, Jurnal Pengembangan Manajemen Informatika & Komputer
Vol. 1 No. 2, Juli 2010
Kelebihan
dari
sistem
ini
adalah
(menurunkan daya). Algoritma power
kemampuannya untuk mengatasi efek
control dengan fixed step size adalah
fading hanya dalam satu interval waktu
sebagai berikut:
power control, sedangkan kekurangan
teknik ini adalah tidak hemat bandwidth
Jika SIRest ( est ) > SIRtarget
( t ) maka bit PCC yang dikirim
karena penggunaan beberapa bit PCC ialah
“0”
atau
“-1”,
yaitu
(Power Control Command) tiap interval memerintahkan
MS
power control. Pemodelan variable step untukmenurunkan level dayanya. size
menggunakan nilai q>1, sebagai
Jika SIRest ( est ) < SIRtarget
contoh q=3 sehingga sinyal error e(i) akan di kuantisasi seperti persamaan di
( t ) maka bit PCC yang dikirim
bawah ini:
ialah “1”, yaitu memerintahkan
e(i D) q 3
3, indeks 0,2 2, 0,2 indeks 0,1 1, 0,1 indeks 0 0, indeks 0 1, 0 indeks 0,1 2 , 0 , 1 indeks 0 ,2 0,2 3, indeks
MS
untuk
menaikkan
level
dayanya. Penggunaan hanya 1 bit PCC ini akan
menghemat
bandwidth
kanal
downlink dan merupakan kelebihan dari teknik fixed step power control. Algoritma power control dengan
Feedback Delay
fixed step size adalah teknik kuantisasi
Feedback delay adalah selang
informasi feedback menjadi bit PCC
waktu yang dibutuhkan ketika BTS
(Power
(Base
Control
Command)
tunggal.
Transceiver
Station)
mulai
Interval power control pada fixed step
mengestimasi kondisi kanal sampai bit
size hanya akan dapat mengubah daya
PCC
pancar MS (Mobile Station) sebesar
diterima MS untuk mengubah daya
+Δp dB (menaikan daya) atau -Δp dB
pancar, dan untuk membandingkan SIR
(Power
Control
Command)
145 DINAMIKA DOTCOM, Jurnal Pengembangan Manajemen Informatika & Komputer
Vol. 1 No. 2, Juli 2010
(Signal to Interference Ratio) estimasi
Interference
Ratio)
estimator
yang
( est ) dan SIR (Signal to Interference
akurasinya makin baik digunakan untuk
Ratio) target ( t ) . Waktu propagasi bit
mengatasi dampak kanal yang berubah sangat cepat, sehingga estimasi SIR
PCC (Power Control Command) dari BTS (Base Transceiver Station) ke MS
( est ) harus dilakukan pada periode
(Mobile Station) adalah penyebab delay
yang
ini,
terpentring
delay
dapat
membuat
perintah
sangat
singkat.
dalam
Variabel
pengukuran
SIR
power control menjadi kadaluarsa, oleh
(Signal to Interference Ratio) adalah
karena itu proses estimasi SIR (Signal
mengukur perbandingan antara sinyal
to Interference Ratio) dan pemrosesan
MS (Mobile Station) tertentu dengan
bit PCC (Power Control Command)
sinyal dari MS (Mobile Station) lain yang
harus dilakukan pada selang waktu
diterima oleh BTS (Base Transceiver
yang pendek.
Station) disertai paramter pengukuran
SIR (Signal to Interference Ratio)
yaitu BER (bit error rate). Persamaan
SIR (signal to interference ratio)
SIR (Signal to Interference Ratio) uplink
digunakan untuk mengestimasi kondisi
untuk user ke-1 (MSi), diberikan dengan
kanal dan selanjutnya sebagai informasi
persamaan (1) di bawah ini.
feedback
Yi
control
pada
closed-loop
berbasis
SIR
power
(Signal
to
g bii p i N
g
j 1, j 1
bij
pi
N
g bij
j 1, j 1
g bii
p j i
pj
Interference Ratio) untuk menentukan besar update daya pancar MS (Mobile Station). Akurasi estimasi SIR (Signal to Interference
Ratio)
( est )
menjadi
Yi : SIR (Signal to Interference Ratio) pada penerima BTS (Base Transceiver Station) yang disebabkan oleh MS (Mobile Station) ke-i (dB)
sangat
penting
untuk
mendapatkan
power control yang baik. SIR (Signal to
146 DINAMIKA DOTCOM, Jurnal Pengembangan Manajemen Informatika & Komputer
Vol. 1 No. 2, Juli 2010
i g bii
pi :daya pancar MS (Mobile Station)
Metode
Monte
Carlo
karena
itu
merupakan teknik stokastik. Metode
ke-i (dB)
N : jumlah yang menggunakan kanal yang sama meliputi intra cell maupun
Monte Carlo dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang, mulai dari ekonomi sampai
inter cell
fisika,
tentu
saja
cara
aplikasinya berbeda dari satu bidang ke
i
: daya noise penerima (dB)
g
: redaman total yang disebabkan
bidang lainnya, dan ada banyak sekali himpunan bagian Monte Carlo meskipun multipath
fading,
path
loss
dan dalam satu bidang yang sama. Hal yang
shadowing
terhadap
BTS
(Base menyamakan semua itu adalah bahwa
Transceiver Station) ke i dan BTS (Base percobaan Monte Carlo membangkitkan Transceiver Station) ke j (dB) bilangan Metode Monte Carlo
acak
untuk
memeriksa
permasalahan.
Metode Monte Carlo dipopulerkan
Strategi Dasar Metode Monte Carlo Keunggulan metode Monte Carlo
oleh beberapa peneliti yakni: Stanislaw Ulam, Enrico Fermi, John von Neumann
adalah
dan, Nicholas Metropolis. Tahun 1946,
dimensi, contoh penyelesaian integral
Stanislaw Ulam menemukan metode
menggunakan Monte Carlo di tunjukan
Monte Carlo ketika mengamati peluang
pada persamaan (2) di bawah ini.
memenangkan
permainan
multi
I f ( x)dx
solitaire. Nama Monte Carlo sendiri
Simulasi Monte Carlo adalah
integral
b
kartu
berasal dari sebuah kasino di Monaco.
mengevaluasi
a
untuk fungsi sebarang f. Salah satu alternatif penyelesaiannya adalah rata-
proses menurunkan secara acak nilai
rata
f
pada
interval
[a,b]
variabel tidak pasti secara berulang-
persamaan (3) di bawah ini.
dengan
ulang untuk mensimulasikan model.
147 DINAMIKA DOTCOM, Jurnal Pengembangan Manajemen Informatika & Komputer
Vol. 1 No. 2, Juli 2010
1 N
I (b a )
N
diulang-ulang
1
solusi yang diharapkan. Metode ini
f ( xi)
sampai
menghasilkan
dimana xi terdistibusi merata antara x=a
kurang popular karena hasilnya kurang
dan x=b, dan dalam hal ini ada N buah
bagus.
xi yang diambil secara acak sebagai
memperbaiki metode pencarian acak
sampel dalam perhitungan integrasi
dengan
tersebut. Jika diambil interval [0,1]
semua nilai solusi harus diubah pada
formula (4) memberikan hasil sebagai
setiap iterasi dan munculnya bilangan
berikut.
acak sangat tergantung pada distribusi
I
1 N
N
f ( xi)
bilangan
1
algoritma atau program komputer di mana suatu urutan atau lebih dari langkah algoritmik dilakukan di loop program. Hal ini dibedakan dari teknik berulang yang disebut rekursi. Iterasi dapat
diartikan
sebagai suatu proses atau metode yang digunakan
secara
(pengulangan)
dalam
mempertimbangkan
acak
yang
Carlo
tidak
digunakan.
ditempuh dengan cara simulasi Monte
Iterasi adalah sifat tertentu dari
matematika
Monte
Menentukan besarnya nilai π dapat
Metode Iterasi Monte Carlo
pada
Metode
berulang-ulang
Carlo. Kunci dari metode Monte Carlo adalah penggunaan input acak dan distribusi probabilitas. Penggunaan Monte Carlo
Sains dan Engineering
Analisa Ketidakpastian
Optimisasi
Desain Berbasis Realitas
Fabrikasi
menyelesaikan Alokasi toleransi untuk mengurangi
suatu permasalahan matematik. biaya. Metode merupakan solusinya
pencarian metode
dicari
simulasi
secara
acak
acak
Bisnis:
yang dan
148 DINAMIKA DOTCOM, Jurnal Pengembangan Manajemen Informatika & Komputer
Vol. 1 No. 2, Juli 2010
Analisa resiko dan keputusan,
variabel
membantu membuat keputusan
digunakan dalam perhitungan dan simulasi
dalam
trend
disesuaikan dengan data dari standarisasi
pasar, fluktuasi, dan faktor-faktor
3G ITU (Internasinal Telecommunication
tak tentu lainnya.
Union).
ketidakpastian
Dapat digunakan dalam hampir
distribusi
Langkah-langkah metode Monte Carlo
yang
Pada kanal komunikasi bergerak,
pengatur lalu lintas).
Parameter
Kanal Fading Reyleigh
segala bidang (kimia, nuklir,
pengukuran.
Rayleigh
biasa
digunakan
untuk menjelaskan perubahan waktu
distribusi
dari selubung sinyal fading datar (flat
probabilitas dari data masa lalu
fading) yang diterima, atau selubung
atau dari distribusi teoritis.
dari satu komponen multipath. Kanal
Mendefinisikan
Mengonversikan
distribusi
ke
fading
Reyleigh
akan
disimulasikan
dalam frekuensi kumulatif.
menggunakan metode Jakes dan monte
Melakukan
carlo dengan data-data sebagai berikut:
simulasi
dengan
bilangan acak.
Kecepatan user
: 10 – 70Km/Jam
Menganalisa keluaran simulasi.
Bit rate
: 122 Kbps
Frekuensi Doppler:1800MHz
Jumlah User
HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian
ini
simulasi Monte Carlo
menjelaskan
hasil
:100
berupa grafik dari
beberapa metode power control, kanal AWGN (Additive White Gaussian Noise) dan kanal Fading Rayleigh menggunakan MATLAB dengan SIR (signal to interference ratio), BER (Bit Error Rate), Eb/No sebagai
149 DINAMIKA DOTCOM, Jurnal Pengembangan Manajemen Informatika & Komputer
Vol. 1 No. 2, Juli 2010
perubahan nilai kecepatan pada setiap selang
waktu,
hal
tersebut
dapat
ditunjukan dengan perubahan nilai time sampling yang semakin besar yang berbanding lurus dengan penambahan kecepatan dari 10 Km/Jam hingga 70 Km/Jam. Hal lain yang dapat diperoleh dari hasil simulasi di atas adalah, fading Kanal fading Reyleigh dengan kecapatan user v=10 Km/Jam
di atas termasuk ke dalam fading cepat, fading yang berfluktuasi dengan cepat, dianalisa
secara
stokastik
sehingga
memberikan suatu pemodelan kanal yang terdistribusi terhadap waktu dan kecepatan
dan
terdistribusi
secara
Rayleigh (Rayleigh Fading). Perhitungan Kanal AWGN (Additive White Gaussian Noise) Perhitungan satu per satu tadi Kanal fading Reyleigh dengan kecapatan user v=20 Km/Jam
sudah menunjukkan bagaimana proses suatu sinyal dirusak oleh kanal AWGN
Berdasarkan hasil simulasi kanal fading
(Additive
dengan menggunkan Jake’s method di
namun untuk menjawab persoalan yang
atas terlihat nilai fading mempengaruhi
memiliki SNR berbeda-beda dan setiap
nilai daya pancar MS (Mobile Station)
SNR tersebut diulang sebanyak lima kali
terhadap
(Monte Carlo)
BTS
(Base
Transceiver
White
Gaussian
Noise),
Station) yang disebabkan oleh besarnya
150 DINAMIKA DOTCOM, Jurnal Pengembangan Manajemen Informatika & Komputer
Vol. 1 No. 2, Juli 2010
Eb/No
BER
BER
simulasi
Perhitungan
(Variabel
(Variabel Pe)
BER) 0
0.0742
0.0786
2
0.0314
0.0542
4
0.0122
0.011
6
0.0023
0.0026
8
0.0002
0.0003
Kurva Eb/No vs BER Pada Kanal AWGN
Dari hasil simulasi di atas kurva garis
Perhitungan Dan Simulasi SIR
kontinu
( Signal to Interference Ratio)
(Eb/No)
menunjukan
fungsi
secara teori, sedangkan kurva dengan tanda titik menunjukan hasil simulasi menggunakan tersebut
Monte
menunjukan
Carlo. bahwa
Hal hasil
simulasi secara teori tidak berbeda jauh dengan
hasil
simulasi
dengan
menggunakn Monte Carlo dan hasil
Simulasi power control akan dilakukan berdasarkan persamaan SIR, sebelum melakukan simulasi fixed step power control dan variable step power control maka
terlebih
merepresentasikan
nilai
BER
untuk
melakukan
simulasi power control berdasarkan SIR dengan persamaan sebagai berikut.
simulasi rata-rata hamper sama dengan hasil simulasi teori. Variable di atas
dahulu
Yi
g bii p i N
g
j 1, j 1
bij
pi
N
g bij
j 1, j 1
g bii
p j i
pj
Eb/No yang berbeda beda dan jika
Yi : SIR (Signal to Interference Ratio)
melihat variable di atas dapat diartikan
pada penerima BTS (Base Transceiver
sebagai berikut.:
Station) yang disebabkan oleh MS (Mobile Station) ke-i (dB)
151 DINAMIKA DOTCOM, Jurnal Pengembangan Manajemen Informatika & Komputer
Vol. 1 No. 2, Juli 2010
i g bii
pi :daya pancar MS (Mobile Station)
nilai SIR (Signal to Interference Ratio) target ( t ) adalah 0.3.
ke-i (dB)
N : jumlah yang menggunakan kanal
output
pada
MS
Nilai daya
(Mobile
Station)
yang sama meliputi intra cell maupun
dibatasi disesuaikan dengan parameter
inter cell
data teknik WCDMA (Wideband Code
i
Division
: daya noise penerima (dB)
g : redaman total yang disebabkan Simulasi Fixed Step Power Control Simulasi power control dengan metode ini
diharapkan
akan
mengacu
Multiple pada
Telecommunication
Access) ITU
yang
(Internasional Union)
yaitu
maksimum 21 dBm.
mengetahui
seberapa besar delay yang terjadi ketika melakukan perintah proses pengaturan daya,
nilai
error
yang
didapatkan
sehingga bias di analisa kinerja metode di bandingkan dengan metode variable step.
Data
yang
digunakan
pada
simulasi power control ini disesuaikan dengan data yang telah ada, yaitu kondisi dengan menggunakan 2 BTS (Base Transceiver Station) dan pada daerah
Urban
untuk
WCDMA
Division
dikarenakan
Multiple
demand
(Wideband Access)
Kurva SIR ESTIMASI MS1 FIXED STEP ( t =0)
Code
mayoritas
terdapat di daerah perkotaan dengan MS berjumalah 50
user aktif dengan
152 DINAMIKA DOTCOM, Jurnal Pengembangan Manajemen Informatika & Komputer
Vol. 1 No. 2, Juli 2010
membandingkan
ke
dua
metode
tersebut. Pada variable step power control menggunakan nilai q=3,dengan dua
buah
BTS
(Base
Transceiver
Station) dan jumlah user awal adalah 5 user. Perubahan batas daya maksimum MS (Mobile Station) adalah sebesar 21 dBm. Kurva SIR ESTIMASI MS1 FIXED STEP ( t =1)
Kurva ERROR MS1 FIXED STEP ( t =0)
Simulasi Variable Step Power Control
Kurva SIR ESTIMASI MS1 VARIABLE STEP ( t =0)
Simulasi dengan menggunakan metode variable step power control menggunakan parameter yang sama dengan
metode
control,hal
ini
fixed
step
digunakan
power untuk
153 DINAMIKA DOTCOM, Jurnal Pengembangan Manajemen Informatika & Komputer
Vol. 1 No. 2, Juli 2010
dapat dilihat pada fixed step size dengan jumlah user 3 dan delay = 0 , maka time sampling nya SIR dan Error adalah 6,5 ts dan 7,5 ts, ketika ada penambahan delay secara continue 1 dan 2 makan nilai time sampling SIR dan Error Kurva SIR ESTIMASI MS1 VARIABLE STEP ( t =1)
pun akan semakin
besar yaitu SIR = 12,5 ts dan Error 12,5 ts ,SIR=15,2 ts dan Error 15 ts. 2. Penambahan user pada kedua metode step size juga akan memeperbesar
nilai
time
sampling SIR dan Error, hal tersebut dapat diliahat ketika suatu metode fixed step size Kurva ERROR MS1 VARIABLE STEP ( t =0)
dengan jumlah user = 3 dengan nilai SIR dan Error= 6,5 ts & 7,5
Hasil pengamatan dan analisa data di ts, ketika jumlah user ditambah atas adalah : menjadi 10 user maka terjadi 1. Penambahan delay pada kedua perubahan nilai SIR dan Error metode step size yaitu fixed step menjadi 22,5 ts dan 21,5 ts size dan variable step size akan 3. Perbedaan kinerja metode step memperbesar nilai time sampling size di atas terlihat sangat jelas, (ts) SIR dan Error, hal tersebut dari hasil simulasi menunjukan
154 DINAMIKA DOTCOM, Jurnal Pengembangan Manajemen Informatika & Komputer
Vol. 1 No. 2, Juli 2010
dengan kondisi jumlah user dan
DAFTAR PUSTAKA
delay yang sama ,time sampling
[1] Iskandar, S. Shimamoto, “The Channel Characterization and Performance evaluation of Mobile Communication Employing Stratospheric Platform”, IEICE Trans Commun., Vol. E89-B, No.3, March 2006.
SIR dan Error fixed step size power control lebih besar jika dibandingkan dengan variable step size power control, hal ini dapat di tunjukan dengan data fixed step size user = 3 dengan nilai time sampling SIR dan Error adalah
6,5 ts dan 7,5 ts,
sedangkan dengan kondisi yang sama pada variable step nilai time sampling SIR dan Error adalah 4,2 ts dan 4,4 ts. 4. Delay sangat memepengaruhi kinerja power control suatu user untuk mencapai nilai SIR target. 5. Delay
sangat
[2] A. Kurniawan, Predictive Power Control in CDMA System, PhD dissertation, Institute for Telecommunication Research, The University of South Australia, Februari 2003. [3] Theodore S. Rappaport, Wireless Communications, New Jersey : Prentice Hall, 1996. [4] S. Karapantazis dan F-N Pavlidou, ”Broadband Communications via High-Altitude Platforms:A Survey,” IEEE Commun. Surveys & Tutorials, first quarter 2005, vol. 7, no. 1, hal 1-30
mempengaruhi
kinerja metode fixed step size
[5] http://www.storm.ca/~iarumsr2/ituregion s.html
maupun variable step size. 6. Penambahan mempengaruhi
jumlah kinerja
user user
untuk mencapai nilai SIR target.
[6] B. Taha-Ahmed, M. Calvo-Ramón dan L. HaroAriet, “High Altitude platforms (HAPs) WCDMA System Over Cities”, IEEE 2005, hal 2673-2677.
155 DINAMIKA DOTCOM, Jurnal Pengembangan Manajemen Informatika & Komputer
Vol. 1 No. 2, Juli 2010