Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM MONITORING DAN PENANGANAN GANGGUAN JARINGAN CDMA TELKOM FLEXI PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK. DIVISI REGIONAL IV Faizal Haris M. (L2F 008 119) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro ABSTRAK Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi komunikasi semakin berkembang dengan cepat. PT. Telkom menyikapinya dengan mengimplementasikan teknologi CDMA 2000 1x pada salah satu divisi usahanya, yaitu Telkom Flexy. Dengan menggunakan teknologi CDMA 2000 1x diharapkan akan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan telekomunikasi yang murah, daya jangkau luas dan berkualitas handal. Setiap hal di dunia ini tidak ada yang sempurna. Begitu juga halnya dengan jaringan CDMA khususnya jaringan CDMA Telkom Flexy. Meskipun segala upaya telah di lakukan se-ideal mungkin untuk menjaga kualitas jaringan, namun tetap saja masih terjadi banyak masalah yang sangat berpengaruh pada kualitas layanan. Masalah dapat timbul baik pada software maupun hardware. Untuk menjaga kualitas jaringan, secara rutin dilaksanakan langkah monitoring dan pengumpulan data, analisa data, penanganan gangguan , dan optimalisasi. Kata Kunci : Monitoring, Optimalisasi, Penanganan Gangguan.
PENDAHULUAN Latar Belakang Pengertian sistem monitoring dari kamus online(nonprofit dictionary) adalah “A monitoring system is the way an organization collects and analyzes data about itself in order to to maximize its achievment”. Sebuah sistem monitoring melakukan proses pengumpulan data mengenai dirinya sendiri dan melakukan analisis terhadap data-data tersebut dengan tujuan untuk memaksimalkan sumber daya yang dimiliki. Data yang dikumpulkan pada umumnya merupakan data yang real-time. Sistem yang real-time merupakan sebuah sistem dimana waktu yang diperlukan oleh sebuah komputer didalam memberikan stimulus ke lingkungan eksternal adalah suatu hal yang vital. Waktu di dalam pengertian tersebut berarti bahwa sistem yang realtime menjalankan pekerjaan yang memiliki batasan waktu tertentu (deadline). Di dalam batasan waktu tersebut suatu pekerjaan mungkin dapat terselesaikan dengan benar, atau sebaliknya juga belum terselesaikan. Oleh karena itu, sejalan dengan meningkatnya permintaan jasa telekomunikasi maka perlu direncanakan suatu fasilitas telekomunikasi yang mampu mengatasi peningkatan tersebut. BTS(Base Transceiver Station) sebagai perangkat transmisi penghubung antar pengguna seluler. PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. DIVISI TELKOM FLEXI memiliki suatu sistem dimana sistem tersebut berfungsi untuk memantau kondisi BTS secara detail dan periodik.
b. Mengetahui tentang struktur BTS dan perangkat penunjangnya. c. Mengetahui cara memonitoring dan menangani gangguan yang sering terjadi pada BTS d. Mengetehui cara pemeliharaan BTS dan jaringa n CDMA pada telkom flexi.
1. 1.1
1.2
Tujuan Tujuan dari Kerja Praktek di Divisi Telkom Flexi PT TELKOM Semarang adalah : a. Mempelajari sistem telekomunikasi CDMA.
1.3
Pembatasan Masalah Dalam melakukan penyusunan laporan kerja praktek ini, agar pembahasan menjadi terarah, penulis akan membatasi kajian mengenai masalah yang dibahas. Adapun pembahasan yang penulis angkat adalah sistem monitring dan beberapa gangguan yang sering muncul beserta penangananya. 2. 2.1
Code Division Multiple Access
Pengertian Code Division Multiple Access CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik akses jamak (Multiple Access) yang memisahkan percakapan dalam domain kode. CDMA merupakan teknologi digital tanpa kabel (Digital Wireless Technology) yang pertama kali dibuat oleh perusahaan America Qualcomm CDMA merupakan beberapa penggunaan dari berbagai spektrum frekuensi yang sama tanpa ada pembicaraan ganda. Hal ini menyebabkan CDMA lebih tahan terhadap interferensi dan noise. Untuk menandai user yang memakai spektrum frekuensi yang sama, CDMA menggunakan kode yang unik yaitu PRC3 (Pseudo-Random Code Sequence). Berbeda dengan FDMA
(Frequency Division Multiple Access), maka CDMA menggunakan waktu dan frekuensi yang sama dalam akses untuk masing-masing user. Penggunaan frekuensi dan waktu yang sama menyebabkan CDMA rentan terhadap interferensi. Semakin besar interferensi yang terjadi, maka kapasitas CDMA semakin kecil. CDMA membawa manfaat yang besar dan berada diatas teknologi serupa yang lain saat ini. CDMA menawarkan kapasitas jaringan yang terbesar untuk melayani lebih banyak pelanggan dengan biaya infrastruktur yang sama. CDMA menawarkan kecapatan transmisi data paling tinggi diantara yang lain. Setiap pemakai di assign dengan bilangan biner yang dinamakan Dirrect Sequence Code (DCS) ketika terjadi panggilan. DCS adalah sinyal yang dibangkitkan oleh Linier Modulation dengan Wideband Pseudorandom Noise (PN) sequence, sehingga Direct Sequence CDMA menggunakan wider signal dari FDMA maupun TDMA. Wideband Signal berfungsi untuk mengurangi interferensi dan dapat melakukan frekuensi reuse antar cell berlangsung berdampingan. Seluruh pengguna bersama-sama berada dalam range spektrum radio frekuensi. Kode-kode dibagi pada MS dan BS yang disebut Pseudorandom Noise (PN) sequence. Masing-masing kode/pemakai adalah layer dan secara simultan ditransmisikan ke seluruh carrier. Keunikan dari CDMA adalah jumlah phone call yang dapat di-handle oleh carrier terbatas dan jumlahnya tidak pasti. Kanal trafik dibuat dengan penentuan masing-masing pengguna kode dengan carrier. 2.2
Arsitektur Jaringan CDMA Sistem CDMA yang digunakan oleh standar Amerika terdiri dari 3 bagian utama yang terinterkoneksi dan berinteraksi diantara mereka sendiri serta dengan para penggunanya, melalui antarmuka jaringa. Masing-masing subsistem ini adalah Base Station Subsistem (BSS), Network Switching Subsistem (NSS), Packet Core Network (PCN). Diluar komponen utama tersebut terdapat Mobile Station (MS) yang merupakan sisi pelanggan jaringan dan Network Management Subsistem (NMS).
2.3 Base Station Subsystem (BSS) Base Station Subsytem (BSS) juga dikenal sebagai subsistem radio, yang menyediakan dan mengatur jalur transmisi radio antara ponsel dengan MSC. BSS juga mengatur antarmuka radio antara ponsel dengn subsistem CDMA lainnya. Setiap BSS terdiri dari banyak pengendali BTS atau yang disebut dengan Base Station Controller (BSC), yang menghubungkan ponsel dengan NSS melalui MSC. Ponsel berkomunikasi dengan BSS melalui antarmuka radio. Seperti telah disebukan diatas, BSS terdiri dari banyak BSC yang dihubungkan ke sebuah MSC, dan setiap BSC umumnya mengendalikan sampai beberapa ratus BTS. Dilapangan, beberapa BTS mungkin berlokasi di tempat yang sama dengan BSC-nya, beberapa BTS lainnya terdistribusi jauh dari BSC, dan secara fisik dihubungkan ke BSC melalui jalur minilink, HDSL, Fiber atau jalur sewa khusus. Base Station Subsistem (BSS) memiliki fungsi bertanggung jawab untuk semua hubungan radio pada sistem, seperti: - Komunikasi radio dengan unit bergerak - Proses handover pembicaraan antara satu sel ke sel lain - Manajemen seluruh jaringan radio dan data konfigurasi sel BSS terdiri atas dua perangkat utama, yaitu: a) Base Transceiver Station (BTS) b) Base Station Controller (BSC) 2.4
Base Transceiver Station (BTS) Base Transceiver Station (BTS) merupakan tempat beradanya perangkat-perangkat yang berhubungan langsung dengan MS. Fungsi dari Base Transceiver Station adalah: Menangani encoding dan decoding CDMA Menangani hubungan frekuensi radio CDMA spread-spectrum dengan MS (Mobile Station) 2.5
Base Station Controller (BSC) Base Station Controller (BSC) menatur semua fungsi hubungan radio dari jaringan CDMA. Fungsi dari sebuah BSC antara lain : - Digunakan untuk routing paket data diantara BSS - Untuk pengalokasian sumber daya radio pada RBS dan BSC Gambar 1 Arsitektur Jaringan CDMA
-
Menangani terjadinya proses handoff yang memungkinkan pelanggan berpindah antar RBS dalam satu cakupan BSC. - Mengatur power control CDMA yaitu mengatur pengaturan daya yang berdasar kualitas sinyal yang diterima tiap pengguna. - Pewaktuan pada system, yaitu distribusi sinkronisasi pada setiap proses yang terjadi - Pemrosesan pemilihan layanan - Melayani koneksi ke PDSN (PCN) untuk layanan paket data. Selain itu BSC dan BTS masing-masing juga memiliki sebuah antena GPS (Global Positioning Sistem) yang berguna untuk sinkronisasi clock paada RBS dan BSC yang mengacu pada referensi clock pada satelit. 3.
SISTEM MONITORING PENANGANAN GANGGUAN
Berikut adalah Maintenance System
tampilan
Service
DAN
3.1
Latar Belakang Monitoring System merupakan sistem untuk memonitor atau pengawasan. Tujuan Monitoring System ialah memantau alarm-alarm pada perangkat pendukung kerja dari BTS. Alarm Management System yang ada pada Monitoring System menyediakan alarm view, alarm query, dan fungsi maintenance alarm. Pada divisi RO (Regional Operation) kegiatan utama yang dilakukan adalah melakukan monitoring dan melakukan maintenance BTS. Untuk menjaga kualitas transmisi BTS maka perlu dilakukan beberapa kegiatan. Pertama adalah dispatcher gangguan untuk memonitoring gangguan apa saja yang terjadi pada saat tertentu. Kemudian melakukan proses drive test dan optimasi. Dan terakhir adalah melakukan pemeliharaan. 3.2
Service Maintenance System
Service Maintenance System merupakan software bagian dari LMT yang menggunakan Graphic User Interface (GUI) untuk menampilkan fungsi-fungsi di dalamnya, sehingga user dapat melakukan pekerjaan yang dibutuhkan. Fungsi-fungsi yang terdapat dalam Service Maintenance System yaitu sebagai berikut: 1. Authority management 2. Equipment management 3. Resource monitoring 4. Real time status monitoring Service Maintenance System menyediakan bermacam perintah MML (Man Machine Language) untuk konfigurasi dan maintenance. Agar fungsifungsi dalam Service Maintenance System dapat berjalan dengan baik, maka komunikasi antara LMT dan BAM harus sudah terhubung dengan benar.
Gambar 2. Tampilan Service Maintenance System Dalam Service Maintenance System ini, terdapat dua bagian. Yang pertama adalah CDMA 1X&EVDO BSC Maintenance Tool untuk memonitoring BTS-BTS dalam jaringan. Dan yang kedua adalah CDMA 1X&EVDO BSC Maintenance Tool untuk memonitoring BSC-BSC yang ada. 3.3
Alarm Management System
Alarm Management System berfungsi untuk memantau alarm-alarm yang terjadi pada BTS. Alarm Management System menyediakan alarm view, alarm query dan fungsi maintenance alarm. Untuk membuka Alarm Management System dapat melalui langkahlangkah berikut ini: 1. Megklik CDMA 1X&EVDO BSC Maintenance Tool. 2. Memilih satu site BTS yang akan dilihat biasanya pada Service Maintenance Sytem nama site BTSnya telah muncul tanda silang 3. Mengklik kanan dan memilih query BTS alarm<maka akan muncul tampilan sebagai berikut:
Gambar 3. Tampilan Umum Alarm Maintenance System Dari Alarm Management System dapat kita ketahui alarm ID dan sequence number. Informasi lokasi terjadinya alarm dapat diketahui pada subrack, slot, subsystem dan link nomor berapa saja, akan ditampilkan secara detail. Kemudian tipe alarm, apakah event alarm atau fault alarm, ataupun recovery alarm. Untuk menentukan tingkat urgensi alarm, dapat diketahui melalui level alarm, meliputi critical level, major level, minor level, dan warning level. Sehingga User dapat menentukan apakah alarm tersebut sifatnya sangat mendesak sehingga prlu penanganan secara langsung, atau masih bersifat minor dan tidak perlu penanganan langsung. Laporan alarm yang muncul dalam Alarm Management System memiliki dua buah bentuk yaitu Current Alarm dan History Alarm. Current Alarm menunjukkan status sebuah fault alarm maupun event alarm yang belum diketahui user serta belum diperbaiki. Sedangkan History Alarm merupakan keseluruhan alarm, termasuk fault alarm dan event alarm ketika keduanya telah diperbaiki.
3.4
Gangguan dan Penanganan
Sistem BTS 3606C yang digunakan oleh Telkom Flexy mampu mendeteksi dan mendiagnosa terjadinya masalah pada software maupun hardware. Sistem tersebut juga dapat merekam serta menghasilkan informasi kesalahan yang telah terjadi. Selain itu, sistem akan mengumpulkan informasi
keadaan lingkungan BTS dan menghasilkan alarm jika terjadi keadaan yang tidak beres. Ketika terjadi masalah pada hardware, sistem BTS 3606C akan mencari lokasi kesalahan tersebut, kemudian mengisolasi komponen yang bermasalah dan secara otomatis akan mengaktifkan kondisi standby untuk memastikan kondisi operasi yang normal. Untuk masalah padda software, sistem BTS 3606C menyediakan koreksi kesalahan dan fungsi recovery secara otomatis, termasuk juga restarting dan reloading. BTS 3606C juga merekam, menghasilkan laporan dan memberitahuka kepada user mengenai masalah-masalah kritis melalui network management system. Oleh karena itu, user dapat dengan mudah menjalankan operasi dan perawatan sistem menggunakan sebuah maintenance console yang disebut LMT (Local Mainenance Tool). Gambar berikut menunjukkan skema penanganan gangguan yang rutin dijalankan oleh Telkom Flexy. M u la i
T e r ja d i a la r m
M e lih a t d e ta i a la r m
A la r m m a s ih b e r la n g s u n g
T id a k
Ya A la r m p a d a b a g ia n Apa?
M e n ca ri L o ka si k e ru s a k a n
M e m ilih M e to d e Penanganan gangguan
M e n ja la n k a n Langkah Penanganan G angguan
M a s a la h S e le s a i
S e le s a i
Gambar 4. Bagan Penanganan Gangguan 3.4.1 Gangguan Pada Hardware dan Modul BTS Gangguan yang sering atau biasa terjadi pada hardware BTS adalah: ¾ Block Carrier Block carrier biasa disebut dengan BTS down atau BTS out of service. Dalam keadaan ini BTS tidak dapat memancarkan sinyal ke BSC atau ke BTS lain. Gangguan seperti ini adalah masalah yang cukup serius, karena jika hal ini terjadi maka seluruh pelanggan atau
MS(Mobile Station) yang berada pada coverage area BTS bersangkutan tidak dapat berkomunikasi dengan pelanggan lain. Untuk mengatasinya dapat dilakukan penggantian pada transmisi maupun board pada BTS. ¾ Standing Wave Alarm ini akan muncul biasanya jika ada kebocoran sinyal di bagian feeder antena sektoral, adanya standing wave ini akan menyebabkan BTS bad performance atau tidak bisa mentransmisi sinyal secara optimal, akibat paling serius yang ditimbulkan oleh adanya standing wave ini adalah terjadinya block call pada pelanggan. Cara mengatasinya yaitu dengan mengecek bagian manakah dari kabel feeder yang bermasalah dengan menggunakan alat bernama anritsu. Akan tetapi jika tidak ada masalah pada kabel feeder maka kemungkinan yang bermasalah pada Board Combiner (STDM), jika hal ini terjadi maka cara penanganannya dengan mengganti STDM. ¾ Satellite Antenna Open Circuit Keadaan ini biasanya dikenali sebagai alarm GPS, yaitu keadaan dimana BTS tidak mendapat sinyal clock dari GPS atau dengan kata lain BTS tidak terdeteksi oleh satelit. Cara mengatasi masalah ini yaitu dengan cara memeriksa instalasi saluran GPS apakah ada kebocoran, misalnya konektor kendor atau kemasukan air, jika setelah diperiksa dan tidak terjadi kesalahan pada saluran GPS maka yang bermasalah pada board main clock (CMPT) 3.4.2 Gangguan Pada Lingkungan Sekitar BTS Keadaan lingkungan pada BTS sangat berpengaruh terhadap modul-modul didalamnya. Di dalam shelter BTS ditempatkan alat semacam sensor untuk memantau keadaan lingkungan, apakah dalam keadaan yang sesuai dengan ambang batas yang diizinkan atau tidak. Parameter penting yang dipantau yaitu temperatur ruangan, tingkat kelembaban, adanya genangan air dan juga apakah ruangan tersebut tertutup dengan sempurna atau tidak. Apabila terdapat keadaan yang tidak sesuai, maka sensor akan menangkapnya dan kemudian mengirimkan laporan ke server serta akan memunculkan alarm sehingga dapat ditangani lebih lanjut oleh para teknisi. Alarm-alarm yang dikirimkan diantaranya: ¾ Humidity alarm of equipment too high ¾ Acces control alarm of equipment room ¾ Temperature alarm of equipment too high ¾ Water logging alarm of equipment room Jika alarm ini sering muncul maka cara mengatasinya yaitu dengan mensetting ulang ambang batas alarm atau memperbaiki secara langsung
3.4.3 Gangguan Pada Saluran Transmisi antara BTS ke BSC Saluran transmisi antara BTS dan BSC menggunakan interface Abis. Dimana fisiknya adalah E1/T1/FE. Pada BTS 3606C sendiri menggunakan saluran transmisi dengan sinyal berupa E1. Gangguan yang sering terjadi umumnya berkaitan dengan saluran E1 tersebut. Pada Local Maintenance Tool (LMT), apanila terjadi gangguan akan diketahui alarm E1 pada BTS dan BSC. Alarm-alarm yang terjadi yaitu: ¾ E1/T1 I-hour slip frame threshold crossed Alarm ini menandakan bahwa jumlah dari slip frame yang dihasilkan melebihi ambang. Untuk mengatasi masalah tersebut, saluran transmisi untuk BTS harus dikonfigurasi ulang. ¾ E1/T1 AIS (Alarm Indicator Signal) Alarm ini menunjukkan bahwa peer equipment tidak tersedia sehingga saluran menjadi terputus. Disebabkan karena peer equipment dalam kondisi local loopback. Untuk memperbaikinya, batalkan mode loopback dalam peer equipment serta memeriksa apakah jalur transmisi BTS sudah dalam kondisi benar. ¾ E1/T1 frame out of sync Alarm ini memberikan tanda bahwa lokasi permulaan dari frame tidak dapat ditunjukkan. Untuk mengatasinya dengan cara memperbaiki koneksi antara E1 dengan peralatan transmisi. Langkah yang kedua adalah memeriksa apakah kabel grounding E1 sudah normal dan kulit pembungkusnya rusak atau tidak. ¾ E1/T1 link BER threshold Crossed Alarm Alarm ini menunjukkan jumlah pengukuran frame error selama 1 menit melebihi ambang batas alarm. Untuk memperbaikinya, kualitas jalur transmisi serta BER saluran harus diperiksa terlebih dahulu. Kemudian kualitas saluran transmisi dapat ditingkatkan. ¾ E1/T1 Loss (Loss of Signal) Alarm ini muncul apabila tidak ada sinyal pada masukan. Kinerja Ainterface akan terpengaruh, sehingga layanan pada saluran ini akan terputus.
¾ E1/T1 Remote Alarm Alarm ini menunjukkan bahwa pada sisi Tx dalam keadaan LOF (Loss of Frame) atau LOS (Loss of Signal). Sehingga mengakibatkan pengiriman sinyal dalam Ainterface menjadi terputus. Penyebabnya adalah kesalahan pada rangkaian penerima serta jalur transmisi dalam keadaan single pass. 4.
KESIMPULAN Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem telekomunikasi CDMA20001X merupakan pengembangan dari CDMAone, dimana didalamnya juga terintegrasi layanan paket data. 2. Proses monitoring dilakukan untuk memantau, mengumpulkan data-data, menjalankan fungsi perawatan pada BTS secara jarak jauh (far-end. 3. Proses monitoring dilakukan menggunakan Local Maintenance Terminal (LMT), di dalamnya terdapat Service Management System dan Alarm Management System. 4. Gangguan dalam jaringan CDMA berupa gangguan software dan hardware. 5. Proses penanganan gangguan terdiri dari pengumpulan data melalui Alarm Management System dan laporan keluhan pelanggan, analisa gangguan, penanganan melalui LMT dan penanganan langsung di lapangan. 6. Untuk menjaga kualitas jaringan perlu dilakukan drive test dan network tuning.
DAFTAR PUSTAKA [1] CDMA BSS Product Training Volume 1, [2] [3]
[4]
[5]
Huawei Technologies. 2007. CDMA BSS Product Training Manuals Volume 1, Huawei Technologies. 2007. Rappaport Theodore. 1999. Wireless Communication, New Jersey: PrenticeHall,Inc. Roger L. Freeman. 1998. Telecommunication Transmission Handbook, Fourth Edition, Canada: John Wiley & Son,Inc. Santoso, Gatot. 2004. Sistem Selular CDMA, Yogyakarta: Graha Ilmu
BIODATA
Faizal Haris Mustofa (L2F008119). Lahir di Jakarta, 21 Junii 1990. Menempuh pendidikan di SDN 16 Surakarta, SMPN 5 Bandung, SMAN 3 Surakarta, dan sekarang tercatat sebagai Mahasiswa Teknik Elektro UNDIP, Angkatan 2008, Konsentrasi Elektronika dan Telekomunikasi.
Menyetujui Dosen Pembimbing
Yuli Christiyono, S.T., M.T. NIP. 1968071119970210001