EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, AKSIOLOGI, PENGETAHUAN MISTIK Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi filsafat, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filsafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Dalam filsafat itu sendiri kita perlu mengenal tentang pengetahuan mistik. Mistik adalah sebuah pengetahuan yang tidak rasional meskipun pada kenyataannya dapat menimbulkan objek yang empiris, dimana mistik ini didalam kehidupan masyarakat sangat melekat sekali terutama pada masyarakat yang masih primitif, yang kini juga banyak di anut oleh sebagian besar masyarakat modern. Hingga kehidupan mistik membudaya baik kalangan keagamaan maupun umum, yang akhirnya membentuklah sebuah keyakinan adanya kekuatan yang ada pada diri luar manusia. Dengan sifat keingintahuan itulah sehingga para kalangan yang ahli membentuk teknik-teknik tertentu sebagai alat terwujudnya pencapaian sesuatu. Dikalangan masyarakat, mistik dijadikan media untuk menyelesaikan masalah karena didalam mistik itu sendiri ada muatan-muatan kekuatan (magis) yang ampuh untuk dijadikan jalan keluar. Kadang kala ketentraman jiwa tidak bisa hanya dicapai dengan materi saja, karena banyaknya problem yang dihadapi manusia, sehingga menyebabkan manusia mempunyai Qolbu yang tidak sehat, dengan jalan mistiklah manusia dapat menemukan ketentraman didalam hidupnya melalui pendekatan kepada Tuhan. Bagaimanapun mistik tidak lepas dari nilai karena pada kenyataannya mistik itu sendiri dapat digunakan dengan halhal yang menyimpang dari agama dan norma-norma sosial, untuk mengetahui mistik itu menyimpang atau tidak kita dapat membedakan mistik dalam magis putih dan hitam. Berangkat dari hal tersebut diatas maka dibuatlah tugas mengenai “Pengetahuan Mistik” ini untuk membahas lebih dalam mengenai mistik itu sendiri. Selain juga karena makalah ini merupakan salah satu kewajiban yang harus dipenuhi dalam mata kuliah Filsafat Ilmu dari jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. 2.1
Pengertian Mistik Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mistik mempunyai arti: a. Subsistem yang ada dihampir semua agama dan sistem religi untuk memenuhi hasrat manusia mengalami dan merasakan emosi bersatu dengan Tuhan, tasawuf, suluk. b. Hal gaib yang tidak terjangkau dengan akal manusia biasa. Menurut asal katanya, kata mistik berasal dari bahasa Yunani mystikos yang artinya rahasia (geheim), serba rahasia (geheimzinning), tersembunyi (verborgen), gelap (donker), atau terselubung dalam kekelaman (in het duister gehuld). Berdasarkan arti tersebut mistik sebagai sebuah paham yaitu paham mistik atau mistisisme, merupakan paham yang memberikan ajaran yang serba mistis (misal ajarannya berbentuk rahasia atau ajarannya serba rahasia, tersembunyi, gelap atau terselubung dalam kekelaman) sehingga hanya dikenal, diketahui atau dipahami oleh orang-orang tertentu saja, terutama sekali bagi penganutnya. Mistik adalah pengetahuan yang tidak rasional, ini pengertian yang umum. Adapun pengertian mistik dikaitkan dengan agama ialah pengetahuan ajaran atau 1
2.2
2.3
keyakinan tentang tuhan yang diperoleh melalui meditasi atau spiritual, bebas dari ketergantungan pada indera dan rasio (A.S. Hornby, A Leaner’s Dictionary of Current English, 1957 : 828). Ajaran dan Sumber Mistik 1. Subyektif Selain serba mistis, ajarannya juga serba subyektif tidak obyektif. Tidak ada pedoman dasar yang universal dan yang otentik. Bersumber dari pribadi tokoh utamanya sehingga paham mistik itu tidak sama satu sama lain meski tentang hal yang sama. Sehingga pembahasan dan pengalaman ajarannya tidak mungkin dikendalikan atau dikontrol dalam arti yang semestinya. Biasanya tokohnya sangat dimuliakan, diagungkan bahkan diberhalakan (dimitoskan, dikultuskan) oleh penganutnya karena dianggap memiliki keistimewaan pribadi yang disebut kharisma. Anggapan adanya keistimewaan ini dapat disebabkan oleh: 1. Pernah melakukan kegiatan yang istimewa. 2. Pernah mengatasi kesulitan, penderitaan, bencana atau bahaya yang mengancam dirinya apalagi masyarakat umum. 3. Masih keturunan atau ada hubungan darah, bekas murid atau kawan dengan atau dari orang yang memiliki kharisma. 4. Pernah meramalkan dengan tepat suatu kejadian besar atau penting. Sedangkan bagaimana sang tokoh itu menerima ajaran atau pengertian tentang paham yang diajarkannya itu biasanya melalui petualangan batin, pengasingan diri, bertapa, bersemedi, bermeditasi, mengheningkan cipta dll dalam bentuk ekstase, vision, inspirasi dll. Jadi ajarannya diperoleh melalui pengalaman pribadi tokoh itu sendiri dan penerimaannya itu tidak mungkin dibuktikannya sendiri kepada orang lain. Dengan demikian penerimaan ajarannya hampir-hampir hanya berdasarkan kepercayaan belaka, bukan pemikiran. Maka dari itulah di antara kita ada yang menyebutnya paham, ajaran kepercayaan atau aliran kepercayaan (geloofsleer). Mengingat pengajarannya tidak mungkin dikendalikan dalam arti semestinya, maka paham mistik mudah memunculkan cabang baru menjadi aliran-aliran baru sesuai penafsiran masing-masing tokohnya. Atau juga sebaliknya mudah timbul penggabungan atau percampuran ajaran paham-paham yang telah ada sebelumnya. Karena serba mistik maka paham mistik atau kelompok penganut paham mistik tidak terlalu sulit digunakan oleh orang-orang yang ada tujuan tertentu dan yang perlu dirahasiakan karena menyalahi atau bertentangan dengan opini umum atau hukum yang berlaku sebagai tempat sembunyi.
2. Abstrak dan Spekulatif Materinya serba abstrak artinya tidak konkrit, misal tentang Tuhan (paham mistik ketuhanan), tentang keruhanian atau kejiwaan, alam di balik alam dunia dan lainlain (paham mistik non-keagamaan). Dengan demikian pembicaraannya serba spekulatif, yaitu serba menduga-duga, mencari-cari, memungkin-mungkinkan dan lainlain (tidak komputatif). Pembicaraannya serba berpanjang-panjang, serba berlebihlebihan dalam arti melebihi kewajaran atau melebihi pengetahuan dan pengertiannya sendiri (meski sudah mengakui tidak tahu, masih mencoba memungkin-mungkinkan). Oleh karena itu di kalangan penganut paham mistik tidak dikenal pembahasan disiplin mengenai ajarannya sebagaimana yang berlaku dalam diskusi atau munaqasyah. Ontologi Pengetahuan Mistik 2
2.4
1. Hakikat Pengetahuan Mistik Pengetahuan mistik adalah pengetahuan yang tidak dapat di pahami rasio, maksudnya, hubungan sebab akibat yang terjadi tidak dapat di pahami rasio. Di dalam Islam, yang termasuk pengetahuan mistik adalah pengetahuan yang di peroleh melalui jalan tasawuf atau pengetahuan mistik yang memang tidak di peroleh melalui indera atau jalan rasio. Pengetahuan mistik juga disebut pengetahuan yang supra-rasional tetapi kadang-kadang memiliki bukti empiris. Pengetahuan mistik juga sering disebut dengan pengetahuan metafisika yang artinya cabang filsafat yang membicarakan ‘hal-hal yang berada di belakang gejalagejala yang nyata. Metafisika itu sendiri berasal dari kata ‘meta’ dan ‘fisika’. Meta berarti ‘sesudah’,’selain’,atau ‘di balik’. Fisika yang berarti ‘nyata’, atau ‘alam fisik’. Dengan kata lain bisa disebut juga ‘sesudah,’di balik yang nyata’. Menurut Asmoro Achmadi (2005;14), metafisika merupakan cabang filsafat yang membicarakan sesuatu yang bersifat “keluarbiasaan” ( beyond nature ), yang berada di luar pengalaman manusia (immediate experience). Menurut Ahmadi, metafisika mengkaji sesuatu yang berada di luar hal-hal yang berlaku pada umumnya (keluarbiasaan), atau hal-hal yang tidak alami, serta hal-hal yang berada di luar kebiasaan atau diluar pengalaman manusia. Pengetahuan mistik ialah pengetahuan yang supra-rasional tetapi kadang-kadang memiliki bukti empiris. (anggafadhilah.wordpress) 2. Struktur Pengetahuan mistik Dilihat dari segi sifatnya, mistik dibagi menjadi dua bagian, yaitu mistik biasa dan mistik magis. Mistik biasa dalah mistik tanpa kekuatan tertentu. Dalam Islam mistik yang ini adalah tasawuf. Mistik magis adalah mistik yang mengandung kekuatan tertentu dan biasanya untuk mencapai tujuan tertentu. Mistik magis ini dapat dibagi menjadi dua yaitu mistik magis putih dan mistik magis hitam. a. Magis Putih, selalu dekat hubungannya dengan Tuhan, sehingga dukungan Tuhan yang menjadi penentu. Mistik magis putih bila dicontohkan dalam Islam seperti mukjizat, karamah, ilmu hikmah. b. Magis Hitam, erat hubungannya dengan kekuatan setan dan roh jahat.. Menurut Ibnu Khaldun penganut magis hitam memiliki kekuatan di atas rata-rata, kekuatan mereka yang menjadikan mereka mampu melihat hal-hal ghaib dengan dukungan setan dan roh jahat. Contohnya seperti santet dan sejenisnya yang menginduk ke sihir. Jiwajiwa yang memiliki kemampuan magis ini dapat digolongkan menjadi tiga, diantaranya: • Pertama, mereka yang memiliki kemampuan atau pengaruh melalui kekuatan mental atau himmah. Itu disebabkan jiwa mereka telah menyatu dengan jiwa setan atau roh jahat. Para filosof menyebut mereka ini sebagai ahli sihir dan kekuatan mereka luar biasa. • Kedua, mereka yang melakukan pengaruh magisnya dengan menggunakan watak benda-benda atau elemen-elemen yang ada di dalamnya, baik benda angkasa atau benda yang ada di bumi. Inilah yang disebut jimat-jimat yang biasa disimbolkan dalam bentuk benda-benda material atau rajah. • Ketiga, mereka yang melakukan pengaruh magisnya melalui kekuatan imajinasi sehingga menimbulkan berbagai fantasi pada orang yang dipengaruhi. Kelompok ini disebut kelompok pesulap. Epistimologi Pengetahuan Mistik 1. Objek Pengetahuan Mistik Objek pengetahuan mistik ialah objek yang abstrak supra rasional, seperti alam gaib termasuk Tuhan, malaikat, surga, neraka, jin dan lain-lain. Termasuk objek yang 3
2.5
hanya dapat diketahui melalui pengetahuan mistik ialah objek-objek yang tidak dapat dipahami oleh rasio, yaitu objek-objek supra natural (supra rasional), seperti kebal, debus, pelet, penggunaan jin, santet dan lain-lain. 2. Cara Memperoleh Pengetahuan Mistik Pengetahuan mistik itu tidak diperoleh melalui indera dan tindakan juga dengan menggunakan akal rasional. Pengetahuan mistik diperoleh melalui rasa, ada pula yang mengatakan melalui intuisi, sedangkan Al-Ghozali mengatakan melalui dhamir atau qalbu. Dalam agama samawi, salah satunya agama Islam, cara untuk mendapatkan itu harus dengan cara membersihkan jasmani dan rohani terlebih dahulu. Agar unsur rohani bersih maka harus menghilangkan nafsu jasmani, diantara nafsu jasmani yang paling dominan adalah nafsu kelamin dan nafsu perut. Karena keduanya inilah yang akan menyebabkan banyak orang memasuki siksa Tuhan di akhirat. Dalam pandangan para sufi, cara memperoleh pengetahuan mistik disebut juga thariqat yang terdiri dari maqam-maqam untuk menggapai Tuhan. Pada umumnya cara untuk memperoleh pengetahuan mistik adalah latihan yang disebut juga riyadhah. Dari sinilah manusia memperoleh pencerahan yang dalam tradisi tasawuf disebut dengan istilah ma’rifah. Begitu pula dengan pengetahuan mistik yang di luar regional agama seperti pelet dan santet, cara untuk mendapatkannya adalah latihan batin. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode untuk mendapatkan pengetahuan mistik adalah latihan. 3. Ukuran kebenaran pengetahuan mistik Kebenaran mistik dapat diukur dengan berbagai macam ukuran. Bila pengetahuan itu berasal dari Tuhan, maka ukurannya adalah teks Tuhan yang menyebutkan demikian. Tatkala Tuhan mengatakan dalam Al-Qur’an bahwa surga dan eraka itu ada, maka teks itulah yang menjadi bukti bahwa pernyataan itu benar. Ada kalanya ukuran kebenaran pengetahuan mistik itu kepercayaan. Jadi, sesuatu dianggap benar karena kita mempercayainya. Kita percaya bahwa jin dapat disuruh oleh kita untuk melakukan pekerjaan, kepercayaan itulah yang menjadi kekuatannya. Ada kalanya kebenaran suatu teori dalam pengetahuan mistik diukur dengan bukti empiris. Dalam hal ini bukti empiris itulah ukuran kebenarannya. Kebal adalah sejenis pengetahuan mistik. Kebenarannya dapat diukur dengan kenyataan empiris misalnya seseorang memperlihatkan di hadapan orang banyak bahwa ia tidak mempan di tusuk jarum. Satu-satunya tanda pengetahuan disebut pengetahuan yang bersifat mistik ialah tidak dapat menjelaskan hubungan sebab akibat yang ada di dalam sesuatu kejadian mistik. Dalam contoh kebal tersebut, kita tidak dapat menjelaskan secara rasional mengapa jarum tidak mampu menembus kulit orang kebal. Aksiologi Pengetahuan Mistik 1. Kegunaan Pengetahuan Mistik Mustahil pengetahuan mistik mendapat pengikut yang begitu banyak dan berkembang sedemikian pesat bila tidak ada gunanya. Pengetahuan mistik itu amat subjektif, yang paling tahu penggunaannya ialah pemiliknya. Seharusnya kita bertanya kepada pengamal tasawuf, para pengamal ahli hikmah, atau kepada dukun mereka gunakan untuk apa pengetahuannya itu. Secara kasar kita dapat memperkuat keimanan, mistik magis putih digunakan untuk kebaikan, sedangkan mistik magis hitam digunakan untuk tujuan jahat. Dikalangan sufi (pengetahuan mistik biasa) dapat menentramkan jiwa mereka. Pengetahuan mereka seiring dapat menyelesaikan persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh sains dan filsafat. Pemegang mistik putih menggunakan pengetahuannya untuk kebaikan seperti untuk pengobatan, mendamaikan suami istri yang sedang bertengkar, dsb. Jenis mistik lain seperti kekebalan, pelet, debus dan lain4
lain diperlukan atau berguna bagi seseorang sesuai dengan kondisi tertentu, terlepas dari benar atau tidak penggunaannya. Kebal misalnya dapat digunakan dalam pertahanan diri, debus dapat digunakan sebagai pertahanan diri dan juga untuk pertunjukkan hiburan. Jenis ini dapat meningkatkan harga diri dan juga untuk pertunjukkan hiburan. Jenis ini dapat meningkatkan harga diri. Sementara mistik magis hitam, dikatakan hitam, antara penggunaannya untuk kejahatan. Untuk menilai apakah mistik magis itu hitam atau putih kita melihatnya pada segi ontologinya, epistemologinya dan aksiologinya. Bila pada hal ontologinya terdapat hal-hal yang berlawanan dengan kebaikan, maka dari segi ontologi mistik magis itu kita disebut hitam. Bila cara memperolehnya (epistemologi) ada yang berlawanan dengan nilai kebaikan maka kita akan mengatakan mistik magis itu hitam. Bila dalam penggunaan (aksiologi) untuk kejahatan maka kita menyebutnya hitam. 2. Cara Pengetahuan Mistik Menyelesaikan Masalah Pengetahuan mistik menyelesaikan masalah tidak melalui proses inderawi maupun akal logika dan tidak juga melalui proses rasio maupun ilmiah melainkan dengan kepercayaan atau riyadhah. Akan tapi meskipun demikian hampir seluruh kehidupan beragama didunia ini mengakui adanya kehidupan mistik sebagai kebutuhan untuk menyelesaiakan masalah karena pada dasarnya permasalahan yang ada didunia ini secara mutlak dapat diselesaikan dengan sains maupun filsafat melainkan mistiklah salah satunya yang paling berperan,. Itu berlaku untuk mistik putih dan mistik hitam. Mistik mempunyai beberapa macam-macam, dimana masing diantaranya mempunyai cara-cara yang berbeda dan nilai baik dan buruk dalam menyelesaikan masalah, tergantung dari mistik itu sendiri. a. Mistik Biasa Mistik biasa adalah mistik yang tidak mengandung kekuatan hanya berupa pendekatan kepada Tuhan sebagaimana yang dilakukan oleh para sufi yang ingin memperoleh pengetahuan tentang tuhan harus membersihkan sebanyak mungkin unsur nasut pada diri manusia dan memperbesar unsur lahut. Unsur nasut ialah unsur jasmani dan lahut adalah unsur jasmani. Bila unsur lahut diperbesar dapat bekomunikasi dengan Tuhan secara baik. Istilah ini didalam keilmuan Islam disebut ilmu tasawwuf, melalaui studi tasawwuf itulah para sufi dapat membersihkan diri dan mengamalkannya secara benar dalam kehidupan sehari-hari. Dari pengetahuan inilah para sufi diharapkan sebagai individu yang dapat mengendalikan dirinya pada saat berinteraksi dengan orang, terciptanya akhlak mulia, terhindar dari sifat dengki, iri, menyelesaikan permasalahan yang dihadapi manusia, dekat dengan Tuhan, rasa aman dan tentram. Ternyata pengetahuan mistik yang dilakukan oleh para sufi tidak menyelesaikan dari aspek vertikal saja, tak terkecuali mencakup aspek horizontal. b. Mistik Magis Mistik magis adalah mistik yang mengandung kekuatan tertentu dan biasanya untuk mencapai tujuan tertentu. Mistik magis ini dapat dibagi menjadi dua yaitu mistik magis putih dan mistik magis hitam. Mistik magis putih dalam Islam contohnya ialah mukjizat, karamah, ilmu hikmah, sedangkan mistik magis hitam contohnya santet dan sejenisnya yang menginduk ke sihir yang tentunya mengandung unsur-unsur kekuatan yang supra-rasional, dengan kekuatan tadi manusia mempunyai kesempatan untuk menjadikan kekuatan mistik magis sebagai solusi menyelesaikan masalahnya, tapi perlu diingat bahwa manusia dalam menyelesaikan permasalahan manusia tentunya tidak lepas dari nilai baik dan nilai buruk. Bagi manusia dalam menyelesaikan masalahnya dengan nilai-nilai positif tentunya akan menggunakan mistik magis yang sesuai dengan tuntutan syari’at seperti magis putih. Dan bagi manusia yang mau 5
menyelesaikan masalahnya dengan jalan pintas tanpa memperhatikan nilai-nilai agamis tentunya akan menggunakan mistik magis hitam sebagai jalan keluar. • Cara Kerja Mistik Magis Putih Para ahli hikmah dengan metode kasyf telah menemukan bahwa didalam agama ada muatan–muatan praktis untuk digunakan dalam menyelesaikan masalah. Mereka menyadari bahwa kekuatan Tuhan baik yang ada dalam diri-Nya atau yang ada dalam firman-Nya dapat digunakan oleh manusia. Dengan memanfaatkan gambaran Tuhan yang Maha berkuasa dalam segala hal ayat-ayat itu digunakan untuk menggugah Tuhan memenuhi janji-Nya. Pada kondisi seperti itu ayat-ayat Al-Quran atau kitab samawi yang lain sering digunakan sebagai perantara manusia dengan Tuhan. Bahkan asma-asma Tuhan sering digunakan para ahli bidang ini untuk meminta sesuai dengan kebutuhan. Pengertian yang dapat diambil adalah bahwa do’a dan wirid yang dapat menjembatani manusia dengan kebutuhannya dan Tuhan yang memiliki apa yang dibutuhkan itu. Para ahli hikmah telah mengembangkan teknik membuat wirid dan do’a untuk keperluan seperti itu. Jika seseorang dapat atau sanggup mempraktikan wirid atau do’a sesuai dengan rumusan maka kekuatan ilahiyah (khadam atau malaikat) akan dimanfaatkan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. • Cara Kerja Mistik Hitam Cara kerja mistik hitam sebagaimana yang telah dikatakan oleh Ibn khaldun yaitu seorang tukang sihir menggambarkan calon korbannya dalam bentuk tertentu, kemudian ia merencanakan calon korbannya mengadopsi baik dalam bentuk atribut maupun simbol-simbol. Lalu ia baca mantra bagi gambar yang diletakannya sebagai ganti orang yang dituju, secara kongkret dan simbolik. Selama mengulang-ulang kata-kata buruk itu, ia mengumpulkan air ludah dimulutnya lalu menyemburkan nya pada gambar itu. Lalu ia ikatkan buhul pada simbol menurut sasaran yang telah disiapkan tadi. Ia menganggap ikatan buhul itu memiliki kekuatan dan efektif dalam praktik sihir. Ia meminta jin kafir untuk berpartisipasi agar mantra itu lebih kuat. Gambar korban dan nama buruk itu memiliki roh jahat. Roh itu dari tukang sihir dengan tiupannya melekat pada air ludah yang disemburkannya ke luar. Ia memunculkan lebih banyak roh jahat. Akibatnya, segala sesuatu yang dituju tukang sihir tadi benar-benar terjadi. Dari penjelasan-penjelasan di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa cara mistik menyelesaikan masalah tentunya dapat dilihat dari macam mistiknya. Jika mistik biasa prosesnya dilakukan melalui pendekatan terhadap Tuhan sebagaimana yang dilakukan oleh kalangan sufi untuk mendapatkan ketentraman didalam hidupnya, dan mistik magis didalam menyelesaikan masalah dengan menggunakan kekuatan rohaniah yang biasanya muncul dari kalangan orang suci, yang selalu mengolah spiritualnya. Dan akhirnya para tokoh tersebut dapat merumuskan berbagai formulasi kekuatan rohaniah yang terkandung dalam Al-Qur’an. Dengan selalu memuji Allah dalam suatu bahasa tertentu dan ia memiliki magis tertentu bila dipraktekkan. Kekuatan alampun akhirnya tunduk dibawah sinar ilahi melalui huruf-huruf dan nama indah-Nya. Dengan kalam ilahi inilah jiwa-jiwa ilahi dapat digunakan manusia untuk menyelesaikan masalahnya. Islam sebagai agama yang universal tentunya telah menggambarkan tentang mistik dalam menyelesaikan masalah seperti yang tertera di dalam firman Allah yang berbunyi: • Surat Al A’raf ayat 96 6
(#θç/¤‹x. Å3≈s9uρ ÇÚö‘F{$#uρ Ï!$yϑ¡¡9$# zÏiΒ ;M≈x.tt/ ΝÍκön=tã $uΖóstGxs9 (#öθs)¨?$#uρ (#θãΖtΒ#u #“tà)ø9$# Ÿ≅÷δr& ¨βr& öθs9uρ ∩∉∪ tβθç7Å¡õ3tƒ (#θçΡ$Ÿ2 $yϑÎ/ Μßγ≈tΡõ‹s{r'sù Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi.” • Surat At-Thalaq ayat 2-3 .....Ü=Å¡tFøts† Ÿω ß]ø‹ym ôÏΒ çµø%ã—ötƒuρ %[`tøƒxΧ …ã&©! ≅yèøgs† ©!$# È,−Gtƒ tΒuρ “Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.” Ayat tersebut telah menggambarkan bahwa mistik dapat menyelesaikan permasalahan yang ada didalam permasalahan manusia yakni diberikan jalan kemudahan dalam menghadapi segala urusannya didalam didunia ini. .
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pengetahuan mistik adalah pengetahuan yang tidak dapat di pahami rasio, maksudnya, hubungan sebab akibat yang terjadi tidak dapat di pahami rasio. Pengetahuan mistik juga disebut pengetahuan yang supra-rasional tetapi kadang-kadang memiliki bukti empiris. Pengetahuan mistik juga sering disebut dengan pengetahuan metafisika yang artinya cabang filsafat yang membicarakan hal-hal yang berada di belakang gejala-gejala yang nyata. Dilihat dari segi sifatnya, mistik dibagi menjadi dua bagian, yaitu mistik biasa dan mistik magis. Di dalam makalah ini juga dijelaskan tentang epistimologi dari pengetahuan mistik itu sendiri yakni tentang objek pengetahuan mistik yang terdiri dari objek yang abstrak supra rasional, seperti alam gaib termasuk tuhan, malaikat, surga, neraka, jin, dll. Serta dijelaskan pula cara memperoleh pengetahuan mistik (aksiologi) yakni melalui indera dan tindakan juga dengan menggunakan akal rasional. Cara mistik menyelesaikan masalah tentunya dapat dilihat dari macam mistiknya. Jika mistik biasa prosesnya dilakukan melalui pendekatan terhadap Tuhan sebagaimana yang dilakukan oleh kalangan sufi untuk mendapatkan ketentraman didalam huidupnya, dan mistik magis didalam menyelesaikan masalah dengan cara menggunakan kekuatan rohaniah yang biasanya muncul dari kalangan orang suci. 3.2 Saran Pengetahuan mistik merupakan salah satu ilmu yang harus kita pelajari. Hal hal yang berhubungan dengan mistik menjadi sesuatu yang lazim di kalangan masyarakat kita pada umumnya, baik mistik magis putih maupun hitam. Kita sebagai umat beragama yang beriman kepada Tuhan hendaknya menjaga diri dari perbuatanperbuatan yang menyimpang dari ajaran agama yang nantinya akan membawa kepada kemusyrikan maupun kekafiran. Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat menjadi sarana pendorong bagi mahasiswa dalam berfikir aktif dan kreatif dalam menghadapi
7
permasalahan yang ada. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA Dewa. 2012. “Pengertian Mistik” (online) http://dewasastra.wordpress.com/2012/03/23/pengertian-mistik/, diakses 10 Mei 2013 Fadhilah, Angga. 2012. “Filsafat Pengetahuan Mistik” (online) http://anggafadhilah.wordpress.com/2012/11/21/filsafat-pengetahuan-mistik/, diakses 9 Mei 2013 Rokim. “Cara Mistik Menyelesaikan Masalah” (online). http://rokimgd.wordpress.com/berhasil-menaa/cara-mistik-menyelesaikanmasalah.html, diakses 10 Mei 2013 Saputra, Ridwan . 2008. “ Pengetahuan Mistik” (online). http://ridwanalbantani.blogspot.com/2008/05/pengetahuan-mistik.html, diakses 10 Mei 2013 Tafsir, Ahmad. 2010. Filsafat Ilmu Mengurai Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Pengetahuan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
________ Oleh: 1. Anang Mujiono 2. Dewi Rachmawati 3. Fika Nurmayanti 4. Niken Larasati 5. Khoiriah 6. Rahajeng Singgih Mahardika 7. Wahyuning Larasati Disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu dengan dosen pengampu Afid Burhanuddin, M.Pd.
8