Epidemiologi veteriner
PKH-UB 2013
Quiss.. • Jelaskan secara singkat istilah-istilah dalam epidemiologi berikut ini ▫ ▫ ▫ ▫ ▫ ▫ ▫ ▫
Incubation period Prevalensi Insidensi Endemic Epidemic Sporadic Vector Eradication
• Tuliskan dan jelaskan 3 strategi kontrol dan pengendalian penyakit • Apa yang dimaksud dengan pola spasial dalam investigasi wabah
Uji Diagnostik • Manajemen mastitis yang disebabkan oleh Staphyloccus aureus pada ternak terutama difokuskan pada pencegahan penyebaran infeksi bakteri pada kawanan tersebut. Infeksi biasanya terjadi secara subklinis sehingga sulit untuk melakukan identifikasi infeksi pada ambing. • Uji mastitis dilakukan dengan kultur mikrobiologi, somatic cell count (SCC) dan Enzym-linked immunosorbent assay (ELISA). Penentuan hasil test adalah sebagai berikut:
• Kultur mikrobiologi : setiap sapi dengan >1 coagulase-positive colony pada sample susu dari quarter mana saja, dianggap sebagai culturepositive untuk S.aureus • Somatic Cell Count – hasil positive bila terdapat >200.000 cells/ml dan negative apabila terdapat <200.000 cells/ml
• Test ELISA hasil positif bila Optical density (OD) lebih besar dari kontrol. Dan negatif bila OD kurang atau sama dengan kontrol
Uji Kultur mikrobiologi Jumlah sample yang diuji adalah sebanyak 321 ekor ternak sapi perah Diperoleh data sebagai berikut Radang ambing (+) Coagulase test (+) Coagulase test (-) Sensitivity = Spesificity =
Radang ambing (-)
186
2
188
14
119
133
200
121
Uji penghitungan SCC Radang ambing (+)
Radang ambing (-)
>200.000 sel/ml
158
34
192
<200.000 sel/ml
42
87
129
200
121
Sensitivity = Spesificity =
Pengujian dengan ELISA Radang ambing (+)
Radang ambing (-)
Elisa (+)
138
47
185
Elisa (-)
62
74
136
200
121
Sensitivity = Spesificity =
Hasil penghitungan • Kultur mikrobiologi sensitivity 93% , specificity 99% • Somatic Cell Count sensitivity 79%, specificity 72% • ELISA sensitivity 69%, specificity 61% Predictive value ???
Predictive value • Microbiology culture predictive positive = 99% predictive negative = 90%
• Somatic Cell Count predictive positive = 83% predictive negative = 67%
• ELISA predictive positive = 75% predictive negative = 54%
Program Pengendalian Penyakit • Pengendalian Salmonellosis pada bebek di kabupatan Brebes Berdasarkan data yang didapat dari kabupaten Brebes, pada tahun 2010, populasi bebek di kabupaten Brebes sebanyak 560.883 ekor. Asumsi prevalensi kejadian salmonellosis adalah 50%
• Jenis data yang digunakan ▫ Data populasi bebek di kabupaten Brebes ▫ Data prevalensi kejadian salmonellosis ▫ Data faktor resiko (dengan quesioner)
Karakteristik peternak (umur, pendidikan, profesi) Tingkat pengetahuan peternak terhadap manajemen Sistem pemeliharaan dan perkandangan Lalu lintas ternak Manajemen kesehatan Kebersihan pakan dan kandang Penanganan limbah biosekuriti
Jumlah populasi bebek di kabupaten Brebes adalah 560.883 3kor yang tersebar di 11 kecamatan. Data prevalensi kejadian salmonellosis diasumsikan sebesar 50% di setiap kecamatan No
Kecamatan
Populasi
1
Banjarharjo
29800
2
Brebes
147800
3
Bulakamba
115700
4
Kersana
20930
5
Ketanggungan
24000
6
Larangan
32890
7
Losari
42750
8
Salem
19303
9
Tanjung
31870
10
Tonjong
27980
11
Wanasari
67860
Sumber: Data Dinas Peternakan kabupaten Brebes 2010
Berdasarkan hasil penghitungan sampel, didapatkan rencana pengambilan sample di 5 kecamatan yang terpilih dengan jumlah sampel 400 sampel
No
Kecamatan
Populas i
Peternaka n
Jml ternak Proporsi (%) Sampe l
1
Brebes
147800
A1
22500
0,15
12
A2
23000
0,16
13
A3
20300
0,14
11
A4
19800
0,13
11
A5
21700
0,15
12
A6
20800
0,14
11
A7
19700
0,13
10
B1
17250
0,3
24
B2
21900
0,38
30
B3
18700
0,32
26
C1
30750
0,53
42
C2
27100
0,47
38
D1
23700
0,55
36
D2
19050
0,45
26
E1
21900
0,32
26
E2
23160
0,34
27
E3
22800
0,34
27
2
3 4 5
Bulak amba 1
Bulik amba 2 Losari Wanasari
57850
57850 42750 67850
• Sampel yang diuji dapat diambil dari feses serta darah dari bebek pada kecamatan yang ditentukan • Pengamatan dengan mengunjungi kelompok ternak pada kecamatan yang terpilih dan dilakukan pengisian quesioner • Uji Diagnostik dengan membuat preparat ulas dan kultur bakteri dari sampel feses. Uji ELISA dari sampel darah
• Analisa statistik dilakukan menggunakan software, dan data pemeriksaan digunakan untuk menentukan prevalensi salmonellosis • Keorganisasian ▫ ▫ ▫ ▫ ▫ ▫ ▫ ▫ ▫
Supervisor (1 orang) Dokter hewan (5 orang) Enumerator (6 orang) Paramedis (6 orang) Pengolah data (2 orang) Administrasi (1 orang) Bendahara (1 orang) Logstran (5 orang) Konsumsi (2 orang)
• Pelatihan untuk meningkatkan kemampuan personel ▫ ▫ ▫ ▫
Pelatihan pengambilan sampel darah Pelatihan pembacaan hasil ELISA Pelatihan pengisian quesioner Pelatihan memasukkan dan mengolah data quesioner ▫ Pelatihan sosialisasi pada peternak
• Penghitungan pengeluaran untuk logistik dan sarana penunjang lainnya (alat sampling, alat tulis, kendaraan, dll) • Perencanaan waktu survey, perencanaan waktu untuk pelatihan, pengambilan sampel, pengujian data dan entri data untuk analisis
Program Pengendalian Kasus Salmonellosis 1. Pencegahan ▫
▫ ▫
Peningkatan biosekuriti pengawasan keluarmasuk unggas, sanitasi pekerja, pengawasan hewan liar Sanitasi area kandang dan peternakan program desinfeksi, penanganan limbah Memperkuat daya tahan host pemberian pakan yang tidak tercemar salmonella, pemberian probiotik, pemberian multivitamin
1. Pencegahan ▫ ▫ ▫ ▫
Eliminasi vektor Perbaikan penanganan bangkai Peningkatan edukasi peternak program penyuluhan Monitoring dan surveillance pemantauan kejadian setiap tahun
2. Pengobatan ▫
Pemberian antibiotik yang sesuai untuk bakteri salmonella