PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER PEBELAJAR KELAS X B SMA KATOLIK SANTO ANDREAS PALU PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Oleh: Elisabeth Natalia Krainova Alumni Prodi PPKn FKIP Universitas Tadulako Palu
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan karakter pebelajar kelas X B SMA Katolik Santo Andreas Palu melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas atau classroom action research. Tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mengacu pada desain yang dikemukakan oleh Kemmis dan McTaggart Penelitian ini dilaksanakan di SMA Katolik Santo Andreas Palu, Jalan Danau Poso No.10, Kecamatan Palu Barat. Subyek penelitian adalah siswa kelas X B SMA Katolik Santo Andreas Palu yang terdiri dari 33 orang siswa, 19 perempuan dan 14 lakilaki. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap yaitu: (1) Pra tindakan dan (2) pelaksanaan tindakan. Jenis data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuatitatif diperoleh dari skor yang diperoleh siswa pada tes formatif penilaian karakter siswa, dan tes akhir tindakan pada saat proses belajar berlangsung, sedangkan data kualitatif diperoleh dari lembar observasi, dan wawancara. Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui tes, observasi dan wawancara. Ada 2 teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Kata kunci: Jigsaw, Mengembangkan Karakter, Pebelajar. PENDAHULUAN Dunia pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan kemajuan dan perkembangan suatu bangsa. Pendidikan mempunyai peranan penting karena melalui pendidikanlah berbagai ilmu dapat dipelajari dan diterapkan untuk menghasilkan manusia terdidik yang berkarakter baik. Keberhasilan bukan hanya ditentukan melalui kemampuan pengelolaan ilmu, melainkan juga adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkarakter, sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa. Perkembangan mutu pendidikan merupakan bagian dari perkembangan karakter SDM. Perkembangan perilaku adalah proses adaptasi perilaku manusia Elisabet: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam ……….
Page 1
terhadap situasi dan kondisi baru yang dihadapi manusia. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan karakter SDM salah satunya adalah guru. Dalam perkembangan karakter SDM, guru mempunyai peranan yang sangat penting karena guru terlibat langsung dalam upaya perkembangan karakter pebelajar yang merujuk pada suatu nilai karakter. Guru dalam pembelajaran, mengelolah materi dan penerapan model pembelajaran dalam mengembangkan karakter pebelajar. Seperti halnya mata pelajaran PKn berkaitan atau bahkan identik dengan pendidikan karakter. Mata pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan
(PKn)
dimaksutkan
untuk
mengembangkan kesadaran dan wawasan siswa akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta mengembangkan kualitas dirinya sebagai manusia yang bermartabat. Oleh karenannya mata pelajaran PKn merupakan bagian dari pendidikan karakter. Majid dan Andayani (2011:164) menyatakan: ”secara pikologis karakter individu dimaknai sebagai hasil keterpaduan empat bagian, yakni olah hati, olah pikir, olah rasa, dan olah raga sehingga menghasilkan enam karakter utama dalam seorang individu, yaitu jujur, tanggung jawab, cerdas, bersih/ sehat, peduli, dan kreatif”. Berdasarkan hasil observasi awal di kelas X B SMA Katolik Santo Andreas Palu pada mata pelajaran PKn, tampak suasana belajar yang kurang baik di mana dalam pembelajaran guru sangat dominan dalam memberikan informasi sedangkan pebelajar hanya sebagai pendengar yang hanya menunggu dan menyerap informasi apa saja yang diberitahukan oleh guru. Hal tersebut menimbulkan karakter pebelajar yang kurang terbina. Di mana kebanyakan pebelajar yang kurang aktif dalam pembelajaran, kurang berani mengungkapkan pendapat, kurang berinteraksi dengan pebelajar yang lain, dan kurang bertangung jawab akan pekerjaannya sementara guru membiarkan hal tersebut berlalu begitu saja. Dari uraian di atas maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa: kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru; guru kurang memperhatikan keadaan pebelajar; perlu mengembangkan karakter pebelajar kurang terbina, yang meliputi karakter cerdas (kurang aktif dalam pembelajaran), karakter kreatif
Elisabet: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam ……….
Page 2
(kurang berinteraksi dengan pebelajar yang lain), karakter jujur (kurang berani mengungkapkan pendapat), dan karakter bertangung jawab (kurang bertangung jawab akan pekerjaannya). Berdasarkan hal tersebut, peneliti berkesimpulan bahwa perlu penerapan pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan karakter pebelajar pada mata pelajaran PKn. Salah satu penerapan pembelajaran yang dapat digunakan yaitu dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Dimana penerapan pembelajaran
kooperatif
tipe
Jigsaw
merupakan
salah
satu
penerapan
pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa untuk mengikuti pembelajaran secara antusias, dan siswa mendapat pengalaman belajar yang bermakna dalam arti mengembangkan karakter pebelajar/siswa. Pembelajaran dengan model jigsaw lebih menekankan pada keaktifan pebelajar dalam belajar (student center learning). Hal tersebut sesuai dengan salah satu langkah dalam tipe jigsaw yaitu membentuk kelompok ahli, dimana tugas dan fungsi dari kelompok ahli yang diberikan oleh guru akan dipertanggungajawabkan kepada sesama teman kelompok. Artinya topik pelajaran dijelaskan kembali oleh kelompok ahli kepada teman kelompoknya. Cooperative Learning tipe Jigsaw dapat memberikan kesempatan bagi pebelajar untuk saling mengajar serta diajar oleh sesama pebelajar lainnya dan ini merupakan bagian penting dalam proses belajar dan sosialisasi yang berkesinambungan pada penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Selanjutnya menurut Mazrawul (2010:2) Cooperative Learning tipe Jigsaw adalah “Suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam belajar atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih”. Menurut Anita dalam dalam Mazrawul (2010:2), bahwa “Model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw tidak sama dengan sekedar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan”. Kemudian Roger dan David Jhonson dalam Mazrawul (2010:2) mengatakan bahwa “tidak semua kelompok bisa dianggap Cooperative Learning tipe Jigsaw”. Untuk itu harus diterapkan
Elisabet: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam ……….
Page 3
lima unsur model pembelajaran gotong-royong yaitu: 1) Saling ketergantungan positif; 2) Tanggung jawab perseorangan; 3) Tatap muka; 4) Komunikasi antar anggota; 5) Evaluasi proses kelompok. Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw ada beberapa langkah. Menurut Suhardi dalam Mazrawul (2010:1) mengatakan bahwa tipe jigsaw adalah suatu tipe belajar diskusi kelompok yang digambarkan sebagai berikut: 1) Satu kelas dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, banyaknya anggota kelompok disesuaikan dengan banyaknya problem yang ditawarkan guru, kelompok-kelompok ini disebut dengan home group (kelompok asal); 2) Setiap anggota home group diberi problem yang berbeda-beda, tetapi masing-masing home group diberi persoalan yang sama yang sesuai dengan indikatornya. Dengan batasan waktu tertentu masing-masing anggota kelompok diskusi menyelesaikan problemnya secara individu; 3) Anggota home group akan berpencar dan membentuk kelompok baru yang membawa persoalan yang sama, kelompok ini disebut expert group (kelompok ahli). Di kelompok inilah mereka berdiskusi untuk menyamakan persepsi atas jawaban mereka; 4) Setelah selesai mereka kembali ke home group dan anggota-anggotanya mensosialisasikan hasil/jawaban dari kelompok ahli tersebut lewat presentasi perkelompok. Diskusi dengan tipe jigsaw adalah suatu pengembangan dari pembelajaran yang inovatif dan kooperatif dimana peranan siswa sangat besar sekali. Hipotesis Tindakan Menyimak masalah yang diteliti, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis tindakan dalam penelitian yaitu: “Jika penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw diterapkan pada
mata pelajaran PKn, maka dapat mengembangkan
karakter pebelajar kelas X B SMA Katolik Santo Andreas Palu”. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Model Penelitian Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas atau classroom action research. Wiriaatmadja (2005:13) menjelaskan bahwa “penelitian
tindakan
kelas
adalah
bagaimana
sekelompok
guru
dapat
mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari
Elisabet: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam ……….
Page 4
pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktik pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu”. Tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mengacu pada desain yang dikemukakan oleh Kemmis dan McTaggart dalam Wiriatmadja (2005:66), yaitu sebagai berikut 0 4 3
a
1
2
8 7
b
5
6
Keterangan: 0 1 2 3 4 5 6 7 8 a b
: Orientasi : Rencana siklus 1 : Tindakan siklus 1 : Observasi siklus 1 : Refleksi siklus 1 : Rencana siklus 2 : Tindakan siklus 2 : Observasi siklus 2 : Refleksi siklus 2 : Siklus 1 : Siklus 2
Diagram Alur Desain Penelitian Model Kemmis dan McTaggart Setting dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Katolik Santo Andreas Palu, Jalan Danau Poso No.10, Kecamatan Palu Barat. Subyek penelitian adalah siswa kelas X B SMA Katolik Santo Andreas Palu yang berjumlah 33 orang siswa, terdiri dari 19 perempuan dan 14 laki-laki. Rencana Tindakan Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap yaitu: 1) Pra tindakan dan 2) Pelaksanaan tindakan (perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuatitatif diperoleh dari skor yang diperoleh siswa pada tes format penilaian karakter siswa, dan tes akhir tindakan pada saat proses belajar berlangsung, sedangkan data kualitatif diperoleh dari lembar observasi, dan wawancara.
Elisabet: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam ……….
Page 5
Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: dengan pemberian tes, yaitu tes pra tindakan (tes awal), format penilain karakter siswa model anecdotal record, dan tes akhir tindakan; observasi dan wawancara. Validasi Data Validasi ini dimaksudkan sebagai pembuktian bahwa data yang diperoleh peneliti sesuai, dengan yang terjadi di lapangan dan validasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah validasi seperti yang dikemukakan oleh Hopkins dalam Ishak (2010:17) yaitu: 1) Triangulasi, 2) Member chek, 3) Audit trial, dan 4) Expert Opinion. Teknik Analisis Data Teknik Analisis Data Kuantitatif Teknik yang digunakan dalam menganalisi data untuk menentukan persentase daya serap individu dan daya serap klasikal dengan ketuntasan belajar mengunakan rumus sebagai berikut: Daya Serap Individu Analisa data untuk mengetahui daya serap masing-masing siswa digunakan rumus sebagai berikut:
DSI =
X × 100 % Y
Dengan: X Y
= skor yang diperoleh siswa = skor maksimal soal
DSI = daya serap individu Ketuntasan Belajar Klasikal Analisa data untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut:
∑ N × 100 % ∑S Dengan: ∑ N = banyaknya siswa yang tuntas ∑ S = banyaknya siswa seluruhnya KBK =
KBK = ketuntasan belajar klasikal
Elisabet: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam ……….
Page 6
Daya Serap Klasikal Analisa data yang digunakan untuk mengetahui daya serap klasikal atau daya serap seluruh sampel penelitian digunakn rumus sebagai berikut:
∑ P × 100 % ∑I Dengan: ∑ P = skor total presentase ∑ I = skor ideal seluruh siswa DSK =
DSK = daya serap klasikal Teknik Analisis Data Kualitatif Tahap-tahap analisis data kualitatif untuk proses belajar siswa adalah: mereduksi data, menyajikan data, dan menyimpulkan data (Miles dan Huberman, 1992: 16). Indikator Kinerja Indikator Kuantitatif: Kegiatan pembelajaran dianggap berhasil, bila daya serap individu minimal 65% dan ketuntasan belajar klasikal mencapai minimal 80%, untuk indikator kuantitatif analisis hasil akhir tindakan. Hal ini disesuaikan dengan kriteria ketuntasan belajar klasikal minimal (KKM) di SMA Katolik Santo Andreas Palu. Indikator Kualitatif: Indikator kulitatif dapat diketahui dari kegiatan pembelajaran melalui hasil observasi. Penelitian dianggap berhasil jika aspek tersebut berada pada kategori baik atau sangat baik, dengan perhitungan pada lembar observasi setiap indikator diberi angka: 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (kurang) dan 1 (sangat kurang), kemudian dihitung persentase nilai rata-rata (PNR) dengan rumus : Presentase rata-rata (PNR) = Jumlah Skor X 100% Skor Maksimal Kategori keberhasilan: 90 % < NR ≤ 100 % = Sangat Baik 70 % < NR ≤ 90 % = Baik 50 % < NR ≤ 70 % = Kurang
Elisabet: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam ……….
Page 7
30 % < NR ≤ 50 % = Sangat Kurang (Depdiknas 2002:12) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pra Tindakan Dari hasil pengamatan proses pembelajaran tersebut dilakukan dengan metode ceramah yang menghasilkan kebanyakan pebelajar hanya sebagai pendengar yang hanya menunggu dan menyerap apa saja yang diberitahukan oleh guru. Setelah selesai proses pembelajaran, peneliti melakukan tes awal yang diikuti oleh 33 pebelajar, untuk mengerjakan tes pra tindakan dengan alokasi waktu 1 × 30 menit dengan jumlah soal 5 butir. Dari hasil analisis tes pra tindakan ditemukan lima belas yang tuntas dan delapan belas pebelajar yang belum tuntas sehingga dapat dikatakan bahwa ketuntasan materi pebelajar kurang, sementara ketuntasan pebelajar merupakan gambaran dari karakter pebelajar. Kemudian memulai langkah awal penelitian dengan membentuk kelompok belajar yang berjumlah sebelas kelompok, untuk persiapan pelaksanaan pembelajaran selanjutnya. Tindakan Siklus I Hasil analisis aktivitas guru diperoleh persentase rata-rata (NR) sebesar 79,54 % dan berada pada kategori baik. Sedangkan hasil observasi kegiatan pebelajar pada siklus I diperoleh persentase nilai rata-rata (NR) sebesar 76, 78 % atau berada pada kategori baik. Setelah selesai pelaksanaan proses pembelajaran tindakan siklus I dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, kegiatan selanjutnya adalah pemberian tes berupa penilaian karakter pebelajar model anecdotal recor. Pada penilaian karakter pebelajar, diperoleh hasil penilaian karakter pebelajar kelas X B SMA Katolik Santo Andreas Palu sudah mengalami perkembangan, namun perlu ditingkatkan untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Tindakan Siklus II Berdasarkan hasil observasi guru siklus II, jumlah skor yang diperoleh adalah 41 dengan skor maksimal 44, dan persentase nilai rata-rata adalah 93,18 %.
Elisabet: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam ……….
Page 8
Hal ini menunjukan taraf keberhasilan guru berada dalam kategori sangat baik. Sedangkan hasil observasi pebelajar siklus II, jumlah skor yang diperoleh adalah 52 dengan skor maksimal 56, dan persentase nilai rata-rata adalah 92,85 %. Hal ini menunjukan taraf keberhasilan pebelajar berada dalam kategori sangat baik. Pembahasan Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pelaksanaan penelitian, dilakukan oleh peneliti yang bertindak sekaligus sebagai guru mata pelajaran PKn. Dalam prosesnya mengarah pada rancangan pembelajaran yang telah disusun berdasarkan penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dimana penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran yang menekankan pada keaktifan dan kreatifitas pebelajar yang lebih dominan dibandingkan dengan guru. Berdasarkan pengamatan observasi awal pada siklus I dan siklus II, peneliti melihat pembelajaran yang dilakukan dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sudah maksimal. Meskipun masih terdapat beberapa kekurangan pada siklus I, di mana perlu mengupayakan penjelasan lebih maksimal dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw agar pebelajar lebih aktif dan memahami penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran, kemudian pebelajar kurang berani mengajukan pertanyaan didasari perasaan malu dan ragu. Akan tetapi setelah dilakukan upaya mengarahkan kembali pebelajar tentang bagaimana langkah-langkah kerja kelompok berdasarkan penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus II, semua bisa teratasi dengan pebelajar sudah lebih memahami penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sehingga pebelajar lebih aktif dan pebelajar sudah berani bertanya dan tidak malu dan ragu-ragu lagi dalam mengungkapakan pendapatnya. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas guru dan pebelajar dalam pembelajaran berlangsung. Dari hasil observasi tersebut pengamat (Gina A Ratowo, S,Pd) memberikan kategori baik pada siklus I dan sangat baik pada siklus II sesuai dengan kriteria taraf keberhasilan yang telah ditentukan. Dimana dari ke 11 aspek penilaian aktivitas guru, dan 14 aspek penilaian aktivitas belajar
Elisabet: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam ……….
Page 9
pebelajar semua aspek mendapat poin 3 dan 4, yang berarti baik dan sangat baik. Dengan analisis hasil observasi guru siklus I memperoleh 79, 54 % dan siklus II 93,18%, sementara analisis hasil observasi kegiatan pebelajar siklus I memperoleh 76,78% dan siklus II 92,85 % yang membuktikan adanya keberhasilan penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di SMA Katolik Santo Andreas Palu. Penerapana pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di SMA Katolik Santo Andreas Palu, merupakan penerapan yang baru dilakukan dan berjalan secara maksimal. Dimana tiap pebelajar menerima materi pelajaran dengan baik dan mengikuti prosedur proses pembelajaran yang telah ditetapkan. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di SMA Katolik Santo Andreas Palu bertujuan untuk mengembangkan karakter pebelajar. Melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, maka karakter pebelajar mengalami perkembangan. Bukti perkembangan melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga dapat dilihat melalui perilaku pebelajar yang menjadi lebih aktif dan merasa senang dalam pembelajaran, berani mengemukakan pendapat, mampu berinteraksi dengan teman sekelompok dan mempertangung jawabkan pekerjaan baik secara individu maupun kelompok. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran berkelompok, yang di dalamnya terdapat kelompok asal dan kelompok ahli, yang menekankan pertangung jawaban pebelajar baik itu terhadap individu maupun kelompok terhadap tugas yang mereka miliki dan keaktifan pebelajar dalam pembelajaran. Hasil penelitian mengembangkan karakter pebelajar pada mata pelajaran PKn melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sudah dapat dikatakan berhasil. Keberhasilan perkembangan karakter terbukti dengan perolehan skor 3 dan 4 pada format penilaian karakter pebelajar, yang berarti 3 adalah jika indikator nilai karakter benar-benar terlihat dan 4 adalah jika indikator nilai karakter benar-benar terlihat dan bersifat tetap. Sementara untuk tidak berhasilnya perkembangan karakter pebelajar dengan perolehan skor 1 dan 2 yang
Elisabet: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam ……….
Page 10
masing-masing berarti 1 adalah jika indikator nilai karakter tidak terlihat dan 2 adalah jika indikator nilai karakter mulai terlihat. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, selain mengutamakan mengembangkan karakter pebelajar kelas X B SMA Katolik Santo Andreas Palu, juga memberikan nilai positif dalam ketuntasan belajar dari tiap pebelajar akan materi pelajaran PKn. Terlihat pebelajar secara maksimal mampu menyelesaikan setiap tugas-tugas yang diberikan. Adapun tugas-tugas tersebut yaitu lembar kerja siswa, dan lembar akhir tindakan. Tugas-tugas tersebut dikerjakan secara maksimal oleh pebelajar, dalam arti pebelajar tidak mengalami kesulitan ataupun hambatan dalam pengerjaannya. Terbukti dengan hasil analisis tes tindakan pada tiap siklusnya. Dimana siklus I diperoleh kentuntasan klasikal 81,81 % dengan daya serap klasikal 86,66 % dan pada siklus II diperoleh kentuntasan klasikal 93,93 % dengan daya serap klasikal 95,75 % yang membuktikan bahwa terjadi peningkatan hasil ketuntasan belajar tiap pebelajar terhadap materi yang dipelajari. Tugas-tugas tersebut merupakan bagian dari mengembangkan karakter pebelajar kelas X B SMA Katolik Santo Andreas Palu, di mana ketika karakter pebelajar mengalami perkembangan maka ikut mempengaruhi ketuntasan belajar dari pebelajar.
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: pembelajaran menggunakan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, dapat mengembangkan karakter pebelajar pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, khususnya perkembangan karakter cerdas, kreatif, jujur dan bertanggun jawab. Hal ini dapat ditunjukan melalui pebelajar sudah aktif dalam proses pembelajaran, berani mengungkapkan pendapat, mampu berinteraksi dengan pebelajar yang lain, dan bertangung jawab
Elisabet: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam ……….
Page 11
akan pekerjaannya. Selanjutnya dapat dilihat melalui hasil penilaian karakter pebelajar pada siklus I yaitu 26 pebelajar yang mengalami perkembangan karakter dan siklus II meningkat yaitu 31 pebelajar yang mengalami perkembangan karakter. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dikemukakan saran-saran, yaitu perlu dilakukan sosialisasi terhadap guru untuk menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, karena penerapan pembelajaran ini sangat baik digunakan oleh seorang guru dalam pembelajaran; penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, dapat dijadikan salah satu alternatif untuk mengembangkan karakter pebelajar khususnya pada mata pelajaran PKn. Daftar Rujukan Depdiknas. 2002. Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kelas di SD, SDLB, SLB Tingkat Daasar, dan MI. Jakarta: Depdiknas. Ishak. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Reseach) Beserta Sistematika Proposal dan Laporannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Majid dan Andayani. 2011. Pendidikan Karakter Perspektif Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Matheaw B Miles dan A.Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif (Terj.Tjetjep Rohendi Rohidi). Jakarta: UI Press. Wiriatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mazrawul. 2010. Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Jigsaw (Online) Http:// Mazrawul. Wordpress. Com 201004/14/modelpembelajaran-cooperative-learning-teknik-jigsaw. Diakses 5 Oktober 2012.
Elisabet: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam ……….
Page 12