el-HiKMAH
P-ISSN: 2086-3594 E-ISSN: 2527-4651
Jurnal Kajian dan Penelitian Pendidikan Islam
Vol. 10, No. 1, Juni 2016, h. 24-38
AKTUALISASI KUALITAS DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MELALUI KARYA TULIS ILMIAH Akhmad Muzakkir Abstrak: Peningkatan sumberdaya pendidik merupakan faktor penentu dan sekaligus merupakan aset bangsa. Penentuan standar mutu atau quality assurance merupakan sebuah keniscayaan yang harus ada pada suatu lembaga pendidikan termasuk menyediakan tenaga pendidik yang qualified, konpeten dan profesional serta mampu terus mengembangakan kualitasnya melalui kegiatan ilmiah. Tulisan ini menyajikan penjelasan pentingnya kedudukan karya tulis ilmiah yang dikonseptualisasikan dalam berbagai peraturan dan tuntutan keprofesian khususnya dalam bidang pendidikan. Uraian penjelasan diarahkan sebagai suatu argumen pentingnya aktivitas penelitian yang bermakna usaha dalam meningkatkan perbaikan kualitas pelayanan dalam bidang pendidikan di mana guru merupakan salah satu komponen mutlak yang harus ada di dalamnya. Pengembangan ditelaah sebagai suatu prasyarat bagi guru untuk melakukan perubahan dalam proses pembelajaran dan kualitas kompetensi serta profesinya Kata Kunci: Aktualisasi, Kualitas Profesional, guru, Karya Tulis Ilmiah
Mengajar,
Kompetensi,
Pendahuluan enulisan karya ilmiah merupakan kegiatan yang sangat penting bagi seorang Guru yang profesional. Kegiatan ini tidak saja perlu dilakukan dalam rangka memperoleh angka kredit untuk kenaikan jabatan atau untuk keperluan sertifikasi melalui portofolio, tetapi terlebih lagi perlu dilakukan dalam rangka
P
Jurusan PAI FITK IAIN Mataram. Email:
[email protected] Copyright ©2016 el-Hikmah Tersedia onlia di http:ejurnal.iainmataram.ac.id/index.php/el_hikmah
Aktualisasi Kualitas dan Kompetensi... (Akhmad Muzakkir)
peningkatan kualitas pengelolaan kelas, kualitas layanan kepada anak didik, dan juga peningkatan profesionalisme Guru itu sendiri. Tulisan ilmiah yang berisi hasil penelitian, hasil pengkajian, hasil pemikiran, dan karya Guru lainnya, sangat potensial sebagai wahana komunikasi dan diseminasi karya dan ide kepada Guru atau orang lain. Guru yang profesional tidak hanya melakukan fungsi terkait dengan kompetensi pedagogis (khususnya merencana, melakukan, menilai dan mengadministrasi pembelajaran), tetapi juga fungsi yang terkait dengan kompetensi kepribadian, sosial, serta keprofesionalan, yang antara lain ditandai dengan peningkatan diri melalui menulis karya ilmiah. Oleh karena itu, setiap Guru sudah semestinya mau, mampu, dan biasa melakukan kegiatan penulisan karya ilmiah. Fakta di lapangan menunjukkan betapa masih langkanya Guru yang mau, mampu, dan biasa melakukan kegiatan penulisan karya ilmiah. Dari ribuan Guru yang ada, hanya puluhan saja yang telah menunjukkan kemampuan, kemauan, dan kebiasaan menulis ini. Ini ditandai dari kemampuan mereka mencapai golongan IVb dan kemunculan beberapa tulisan pada majalah atau terbitan lainnya. Sebagian terbesar Guru masih merasa berat dan sulit untuk menulis. Beberapa hasil pengamatan dan wawancara kepada para Guru, banyak memberikan kejelasan mengapa Guru belum mampu, mau, dan biasa menulis ilmiah. Dua aspek atau faktor dari sekian faktor yang muncul dari pengamatan dan wawancara ini adalah motivasi dan substansi. Aspek motivasi, terkait dengan belum munculnya minat, semangat, dan keinginan kuat dari para Guru untuk memulai menulis karya ilmiah. Bahkan secara tegas, sebagian besar Guru menyatakan puas sampai pada golongan IVa saja, manakala untuk naik ke IVb harus menulis karya ilmiah. Beberapa alasan penyebab rendahnya motivasi menulis karya ilmiah ini adalah ketakutan dan atau kecemasan menulis terkait dengan prosedur dan kriteria tulisan yang dapat diterima dan dihargai sebagai karya ilmiah. Sebagian terbesar mereka menyatakan bahwa prosedur pembuatan karya ilmiah dan kriteria itu terlalu sulit untuk mereka penuhi atau ikuti. 25
el-HiKMAH, Vol. 10, No. 1, Juni 2016
Sementara aspek substansi, terkait dengan isi atau bahan tulisan. Sebagian besar dari Guru yang belum mau, mampu, dan biasa menulis, lebih disebabkan belum atau tidak adanya bahan yang layak untuk ditulis. Mereka menyatakan belum mempunyai waktu untuk melakukan penelitian, dan mencari sumber - sumber bacaan untuk ditulis. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permen PANRB) No 16 Tahun 2009 Tanggal 10 November 2009, maka: mulai tahun 2011 bagi Guru PNS yang akan mengusulkan kenaikan pangkatnya harus memenuhi kriteria pemerolehan angka kredit yang didapat dari: 1. Kegiatan pengembangan diri (Pelatihan atau Kegiatan Kolektif), dan 2. Karya tulis, yang berupa: Karya Tulis Ilmiah, Membuat Alat Peraga, Alat Pembelajaran, Karya Teknologi/Seni Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Nomor 16 Tahun 2009, tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya tersebut makin menekankan pentingnya upaya peningkatan mutu guru melalui kegiatan pengembangan diri dan penulisan karya ilmiah. Karya tulis ilmiah bahkan merupakan icon khusus dari program pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas Guru dan tenaga kependidikan pada umumnya. Portofolio untuk sertifikasi dan angka kredit kenaikan pangkat Guru, secara khusus juga memberikan ruang bagi pemuatan hasil KTI Guru. Pemerintah juga secara khusus setiap tahun memberikan dana bagi Guru yang mampu merencana dan melakukan KTI dengan baik. KTI menjadi semakin mendapatkan prioritas untuk bisa dilakukan Guru, mengingat adanya manfaat ganda dari KTI. Pertama, pelaksanaan KTI yang terencana dan terkendali secara baik, akan meningkatkan kinerja Guru dalam mengelola pembelajaran yang berkualitas. Dengan kata lain, pelaksanaan KTI akan meningkatkan kompetensi Guru, yang saat ini sedang menjadi isu utama dalam peningkatan mutu pendidikan nasional. Kedua, penyelesaian masalah kelas atau pembelajaran akan memberikan 26
Aktualisasi Kualitas dan Kompetensi... (Akhmad Muzakkir)
perbaikan pada kualitas proses pembelajaran. Ketiga, perbaikan peran Guru dalam pembelajaran, akan meningkatkan kualitas belajar para siswa, yang pada gilirannya akan dapat mendongkrak prestasi atau kualitas hasil belajar siswa, dan perbaikan hasil belajar siswa, secara akumulatif, akan mampu memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas pendidikan secara nasional. Di sini, kita berusaha untuk menyelidiki kemungkinan guru belajar tentang mengajar melalui aktivitas penelitian. Oleh sebab itu, fokus utama dalam kajian ini adalah bagaimana menghubungkan aktivitas belajar, mengajar, dan penelitian menjadi suatu aktivitas yang komprehensif dan menyatu untuk meningkatkan profesionalisme guru. Karya Tulis Ilmiah Bagi Guru Pekerjaan guru adalah sebuah profesi yang harus terus dibina dan dikembangkan. Sesuai dengan Keputusan MENPAN No. 84 tahun 1993, guru PNS dapat berkarir mulai Guru Pratama (II/a) sampai Guru Utama (IV/e). Guru dapat sampai pada gologan IV/e , dengan terpenuhi kriteria unsur-unsur: (1) pendidikan, (2) proses belajar mengajar, (3) pengembangan profesi, dan (4) penunjang dan pengabdian masyarakat. Guna kenaikan pangkat/jabatan Guru Pratama (II/a) sampai dengan Guru Dewasa Tingkat I (III/d), angka kredit yang disyaratkan untuk dipenuhi adalah unsur pendidikan dan atau proses belajar mengajar atau bimbingan. Sedangkan untuk pangkat/jabatan di atasnya, yaitu Guru Pembina (IV/a) sampai dengan Guru Utama (IV/e), disamping harus memenuhi angka kredit kumulatif yang disyaratkan dari unsur pendidikan dan atau proses belajar mengajar atau bimbingan, juga harus memenuhi jumlah angka redit dari unsur pengembangan profesi sekurangkurangnya berjumlah 12 (dua belas). Disamping itu karya tulis juga menunjang point untuk mengikuti sertifikasi guru dalam jabatan. Ada lima jenis kegiatan dalam unsur pengembangan profesi, yaitu: a) Melakukan kegiatan karya tulis/karya ilmiah (KTI) di bidang pendidikan, 27
el-HiKMAH, Vol. 10, No. 1, Juni 2016
b) c) d) e)
Membuat alat pelajaran/alat peraga atau alat bimbingan, Menciptakan karya seni, Menemukan teknologi tepat guna di bidang pendidikan, dan Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.
Dalam kaitannya dengan karya tulis ilmiah, terdapat 7 jenis kegiatan karya ilmiah yang dapat dipilih oleh guru, yaitu: a) Karya tulis ilmiah hasil penelitian, pengembangan, dan penilaian b) Karya tulis tinjauan ilmiah gagasan sendiri c) Karya ilmiah populer d) Karya ilmiah sebagai pemasaran dalam seminar e) Menghasilkan buku pelajaran atau modul f) Menghasilkan diktat g) Karya tulis terjemahan Memenuhi jumlah angka kredit yang dipersyaratkan guru dapat memilih salah satu atau beberapa kegiatan diantara kegitan-kegiatan di atas. Dalam hal menulis karya ilmiah misalnya, guru dapat memilih salah satu jenis kegiatan penelitian yang diminati atau dirasa memiliki cukup kemapuan untuk mengerjakannya. Dengan demikian, menulis karya ilmiah merupakan salah satu pilihan kegiatan yang penting dilakukan guru guna mendukung pencapaian puncak karir/jabatannya. Selanjutnya sesuai dengan buku Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru (Depdikbud, 1995), jenis-jenis tulisan ilmiah yang dapat dibuat guru dan angka kreditnya pada tabel berikut: Jenis Tulisan Ilmiah Guru dan Angka Kreditnya No. 1.
28
Jenis KTI KTI hasil penelitian, pengkajian, survei
Jenis Publikasi Buku yang diedarkan secara Nasional Berupa tulisan (artikel
Angka Kredit 12,5 6,0
Aktualisasi Kualitas dan Kompetensi... (Akhmad Muzakkir)
dan atau evaluasi
2.
3.
4.
5.
KTI yang merupakan tinjauan atau gagasan sendiri dalam bidang pendidikan
KTI yang berupa tulisan ilmiah populer yang disebarkan melalui media massa KTI yang berupa tinjauan, gagasan, atau ulasan ilmiah yang disampaikan sebagai prasaran dalam pertemuan ilmiah KTI yang berupa buku pelajaran
ilmiah) yang dimuat pada majalah ilmiah yang diakui oleh Depdiknas Buku/Modul/LKS yang tidak diedarkan pada lingkup loksal/rayon Berupa makalah/PTK Buku yang diedarkan secara nasional Tulisan (artikel ilmiah) yang dimuat pada majalah ilmiah yang diakui oleh Depdiknas Buku yang tidak diedarkan secara nasional Makalah Berupa tulisan (artikel ilmiah) yang dimuat pada media masa Berupa makalah dan prasaran yang disampaikan pada pertemuan ilmiah
Berupa buku yang bertaraf nasional Berupa buku yang bertaraf propinsi
6,0 4,0 8,0 4,0
7,0 3,5 2,0
2,5
5 3 29
el-HiKMAH, Vol. 10, No. 1, Juni 2016
6. 7.
KTI yang berupa diktat pelajaran KTI yang berupa karya terjemahan
Berupa diktat yang digunakan di sekolahnya Berupa karya terjemahan buku pelajaran/ karya ilmiah yang bermanfaat bagi pendidikan
1
2,5
Dalam Pedoman Penyusunan Portofolio Uji Sertifikasi Guru (Kemendiknas, 2010), disebutkan bahwa komponen pengembangan profesi guru yang diakui dan mendapatkan penilaian dengan kriteria penyekorannya adalah seperti tertera pada Tabel berikut: Jenis Karya Pengembangan Profesi Guru dan Kriteria Penyekoran No . 1. 2.
3. 4.
30
Jenis Karya Buku
Publikasi
Skor Rele- Tdk van Relevan 50 35 40 25 30 15 25 20 10 8 10 8 5 3
Nasional Provinsi Kabupaten / kota Artikel Jurnal terakreditasi Jurnal tdk terakreditasi Majalah/Koran nasional Majalah/kran local Menjadi reviewer buku, penyunting buku, penyunting jurnal, penulis soal 2 per kegiatan UN/UASDA Modul/Buku Minimal mencakup materi 1 semester, dicetak lokal skor maksimal 20 (Kabupaten/ Kota)
Aktualisasi Kualitas dan Kompetensi... (Akhmad Muzakkir)
5.
Diktat
6.
Media/Alat pembelajaran Laporan penelitian dibidang pendidikan Karya teknologi / karya seni (patung, kriya, lukis, sastra, musik, tari, dll)
7.
8.
Minimal mencakup materi 1 semester, skor maksimal 15 Setiap membuat satu media/alat pelajaran, diberi skor 5 Setiap satu laporan, diberi skor maksimal 15 Sebagai ketua 60% dan anggota 40% Setiap karya, diberi skor maksimal 15
Dan akhirnya pentingnya karya ilmiah bagi guru di tunjukkan berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PermenPANRB) No 16 Tahun 2009 Tanggal 10 November 2009, maka: mulai tahun 2011 bagi Guru PNS yang akan mengusulkan kenaikan pangkatnya harus memenuhi kriteria pemerolehan angka kredit yang didapat dari: 1. Kegiatan pengembangan diri (Pelatihan atau Kegiatan Kolektif), dan 2. Karya tulis, yang berupa: Karya Tulis Ilmiah, Membuat Alat Peraga, Alat Pembelajaran, Karya Teknologi/Seni Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) nomor 16 Tahun 2009, tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya tersebut makin menekankan pentingnya upaya peningkatan mutu guru melalui kegiatan pengembangan diri dan penulisan karya ilmiah
31
el-HiKMAH, Vol. 10, No. 1, Juni 2016
Karya Tulis Ilmiah Meningkatkan Kualitas Mengajar guru di Kelas Arah kebijakan pendidikan nasional dititik beratkan pada peningkatan mutu, otonomi dan peningkatan daya saing bangsa. Daya saing dapat dimaknai sebagai kemampuan penyelenggaraan pendidikan yang sanggup berkompetisi dalam hal kualitas dengan bangsa-bangsa lain. Peningkatan sumberdaya pendidik merupakan faktor penentu dan sekaligus merupakan aset bangsa. Penentuan standar mutu atau quality assurance merupakan sebuah keniscayaan yang harus ada pada suatu lembaga pendidikan termasuk standar mutu proses pembelajara. Menciptakan pembelajaran yang berkualitas merupakan keharusan bagi guru dengan memilih strategi, cara, atau metode yang baik dalam proses penyampaian informasi kepada siswa agar mudah dipahami untuk selanjutnya menciptakan sitauasi belajar yang kondusif dan atraktif. Kualitas pembelajaran dipandang sebagai sebuah intraksi berimbang antara siswa dengan berbagai mediator seperti lingkungan, guru, teman sebaya, dan lain-lain terlebih lagi di kelas, hendaknya guru membangun pembelajaran atraktif, komunikatif, inovatif dan konstruktif sehingga apa yang disampaikan kepada siswa dapat diserap secara sepenuhnya. Hamzah, B. Uno (2011) agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik dan hasilnya dapat diandalkan, maka perbaikan pengajaran harus dibarengi dengan pengelolaan proses pembelajaran dengan menguraikan, inkuiri, investigasi, refleksi, interpretasi dan aplikasi kreatif merupakan aktivitas yang tepat bagi guru, Sehingga Duckworth (1983) segala bentukk tindakan dan sudut pandang merupakan sentral dalam pengembangan pengetahuan. Aktivitas penelitian menyajikan kemungkinan bagi guru belajar dan pengembangan profesional dalam hubungan dengan proses mengajar dan belajar dan telaah kultural yang lebih khusus, kebutuhan dan tujuan siswanya. Proses penelitian dapat didesain untuk memfasilitasi, rekonseptualisasi dan pengembangan dari
32
Aktualisasi Kualitas dan Kompetensi... (Akhmad Muzakkir)
suatu tindakan rasional yang dapat dilaksanakan secara bertanggung jawab. Guru dalam menjalankan tugasnya termasuk dalam praktik konstruksi pengetahuan. Pengetahuan mereka dihasilkan melalui partisipasinya dalam pendidikan. Melalui aktivitasnya, guru membentuk dan dibentuk oleh institusi pendidikan di mana mereka bekerja Crawford & Adler (1996). Secara tradisional, belajar dengan pengertian aktivitas seperti bertanya, definisi masalah, refleksi dan investigasi sistematik dari aspek pendidikan yang dipilih memiliki bidang wewenang akademik. Telah terbukti bahwa banyak pengetahuan yang bermanfaat yang dihasilkan oleh guru dalam penelitian yang terwujudkan dalam praktik pembelajaran di sekolah. Suatu telaah sistematik dan dialektis dari cara belajar dan pengembangan pengetahuan manusia (Vygotsky 1978; Valsiner 1994; Crawford, Gordon, Nicholas & Prosser 1994) tindakan orang dan makna serta tujuan bahwa mereka memberikan suatu aktivitas, hubungan antara orang dan tempat di mana mereka berpikir, merasa, dan bertindak, dsb; semua menjadi penting sebagai determinan kesadaran majemuk. Kegiatan ilmiah dapat dilakukan melalui investigasi dan inkuiri, melalui membaca penelitian terdahulu, atau melalui inverstigasi ketika mengajar. Pengetahuan yang diturunkan dari aktivitas penelitian membutuhkan personal, yakni seorang peneliti yang mengambil tindakan untuk penelitian yang distimulasi oleh suatu kebutuhan interes atau yang dirasakan berdasarkan pada kesadaran personal atau tujuan. Tepat apabila aktivitas penelitian dilaksanakan menggunakan teknik yang disetujui secara kultural, peneliti menyatakan suatu masalah dari suatu perspektif personal, hipotesis tentang hasil yang mungkin, memilih strategi untuk menguji hipotesis, peningkatan wawasan/pengetahuan dan evaluasi hasil dari aktivitas penelitian dengan referensi untuk suatu telaah terpilih dan juga telaah personal. Telaah subjektif dan personal dari masing-masing guru dalam suatu konteks, dan konsepsinya diturunkan dari semua pengalaman yang lalu menggambarkan konsepsi kebutuhannya dan 33
el-HiKMAH, Vol. 10, No. 1, Juni 2016
interpretasinya dari tujuan suatu aktivitas. Mereka juga menentukan interpretasi masing-masing dari realitas pengalaman dan pilihannya tentang berpikir dan bertindak. Sehingga istilah mengajar dan penelitian bermakna pengalaman dan terbentuk melalui aktivitas intraksi dan pengalaman dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran dikelas. Guru yang memiliki semangat meneliti secara tetap mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan meneliti secara kreatif dan konstruktif untuk menjawabnya. Guru sebagai peneliti mencoba untuk mengembangkan ke tingkat pemahaman yang lebih luas dan untuk membuat perubahan-perubahan, di dalam kelas maupun dalam diri guru itu sendiri Bagi neo-Vygotskian, pengetahuan ilmiah adalah bentuk pengetahuan yang diturunkan dari aktivitas ilmiah. Perbedaan aktivitas ilmiah seperti, hasil penelitian refleksi dan empiris dalam bentuk pengetahuan berbeda. Dengan cara yang sama, pengetahuan guru dari disiplin spesial dan proses pendidikan merupakan suatu hasil dari pengalaman aktivitas belajar dan mengajar siswa. Bagi siswanya juga, ciri pengetahuan mereka merefleksikan ciri aktivitas belajarnya dalam konteks sosio-kultural. Dimensi sosial, seperti berdiskusi, demonstrasi dalam proses belajar di kelas harus dimengerti dalam konteks interaksi sosial dalam suatu sistem. Siswa muncul sebagai suatu subsistem dari suatu sistem interaksi sosial; demikian juga, guru sebagai suatu subsistem. Subsistem-subsistem ini harus berinteraksi satu dengan yang lain dalam konteks proses belajar- mengajar yang aktif, dinamis, kreatif, kritis, logis, matematis, bermakna, dan menyenangkan. Karya Tulis Ilmiah Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Berkaitan dengan faktor proses, guru menjadi faktor utama dalam penciptaan suasana pembelajaran. Kompetensi guru dituntut dalam menjalankan tugasnya secara profesional. Studi tentang pendidikan guru di akhir abad ke 20 dan awal abad ke 21 34
Aktualisasi Kualitas dan Kompetensi... (Akhmad Muzakkir)
menunjukkan fenomena yang semakin kuat menempatkan guru sebagai suatu profesi. Seiring dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada pasal 10 ayat (1) menyatakan kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Oleh sebab itu guru profesional harus dapat mengembangkan setiap kompetensi tersebut agar dapat dikatakan sebagai guru profesional sebagaimana tertuang dalam undang-undang tersebut. Pada hakikatnya guru merupakan tenaga pendidik yang memikul tanggung jawab berat dalam masalah kemanusiaan, khususnya berkaitan dengan proses pendidikan generasi penerus bangsa menuju gerbang pencerhan dalam melepaskan diri dari belenggu kebodohan. (Trianto, 2009). Betapa berat tugas dan kewajiban yang harus diemban oleh guru tersebut sehingga menuntut profesionalitas dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan pendapat Syafaruddin Nurdin (2000) menyebutkan guru adalah seorang tenaga profesioanal yang dapat menjadikan muridmurdnya mampu merencanakan, menganalisis dan menyimpulkan masalah yang dihadapi. Profesional mempunyai makna yang mengacu kepada sebutan tentang orang yang menyandang suatu profesi dan sebutan tentang penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengn profesinya. Guru adalah seorang yang menyandang gelar profesional dalam bidang pendidikan. Sebagaimana dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (pasal 1) dinyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengrahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Oleh karena itu guru tercermin dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sehari-hari baik di sekolah/madarasah dengan menampilkan sosok guru yang menguasai berbagai metode, 35
el-HiKMAH, Vol. 10, No. 1, Juni 2016
strategi dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari dalam menghadapi berbagai sikap dan perilaku siswa dengan berbagai macam karakteristik. Perbaikan mengajar merupakan suatu persoalan memperbaiki kualitas profesionalisme guru. Fletcher (1975) menjelaskan profesi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) anggota dari suatu profesi memiliki suatu pengetahuan spesifik dan memperoleh pendidikan spesifik; (2) anggota dari suatu profesi berperan bersama-sama dengan ‗ikatan badan hukum yang kuat‘, yang memfasilitasi pengembangan secara kolektif, yaitu, suatu kumpulan pengetahuan yang ditingkatkan dari pengalamannya; dan (3) suatu profesi menikmati suatu derajat kedaulatan dalam profesinya, masingmasing dari tiga karakteristik ini, profesi mengajar memiliki kesulitan spesifik yang membedakannya dari profesi lain. Hal pokok dalam pengembangan profesionalisme pendidik saat ini adalah adalah ciri perintah/aturan pengetahuan khusus yaitu, disiplin ilmiah yang memberikan kontribusi khususnya bagi penelitian, pengembangan, dan pendidikan guru. Pada akhirnya, secara implisit, dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa guru adalah “......tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (pasal 39 ayat 1). Catatan Akhir Sebagai catatan akhir, tulisan ini berusaha untuk menyatakan kemungkinan guru berperan aktif meningkatkan kualitas pendidikan melalui aktivitas penelitian. Oleh sebab itu, fokus utama dalam kajian ini adalah bagaimana menghubungkan aktivitas guru dalam profesinya yang ditandai oleh pentingnya meningkatkan kompetensi profesi melalui penelitian atau telaah pemikiran dari hasil suatu renungan yang dituangkan dalam tulisan, perbaikan kualitas pembelajaran melalui kegiatan penelitian dan gambaran penelitian yang menjadi suatu aktivitas komprehensif dan menyatu 36
Aktualisasi Kualitas dan Kompetensi... (Akhmad Muzakkir)
untuk meningkatkan profesionalisme guru. Secara ekplisit tulisan ini menjelaskan tiga pokok utama mengenai fungsi penting guru sebagai peneliti yaitu, guru sebagai subjek, analis, dan agen perubahan. Daftar Pustaka Anderson, L. W. (1989). The Effective Teacher: Study Guide and Reading. New York: McGraw-Hill Book Company. Aqib, Zainal, Menjadi Guru Profesional Berstandar Nasional, Yrama Widya, Bandung : 2009 Borich, G. D. (2000). Effective teaching methods “research-based practice. Ohio: Pearson Education Inc. Crawford, K., & Adler, J. (1996). Teachers as Researchers in Mathematics Education. Bishop, A.J., Clemen, K., Keitel, Ch., Kilpatrick, J., & Laborde, C. (Eds.): International Handbook of Mathematics Education. Part 2 (pp. 1187-1195). Dordrechi: Kluwer Academic Publishers. Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. ______, 2003. Naskah Akademik Sertifikasi Kompetensi Tenaga Pendidik. ______, 2003. Naskah Akademik Sertifikasi Kompetensi Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. 2002. Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan Abad ke 21. Vockell, E.L., & Asher, J.W. (1995). Educational Research. Second Edition.Englewood Cliffs: Merrill, an imprint of Printice Hall. Jalal, Fasli and Musthafa, Bahrudin. 2001. Education Reform, in the Context of Regional Autonomy: The Case of Indonesia. Ministry of National Education. Jakarta. Joyce, B., Weil, M. & Calhoun, E. (2004). Model of teaching (7th ed). Boston: Pearson Education. 37
el-HiKMAH, Vol. 10, No. 1, Juni 2016
Trianto. (2011). Mendesain model pembelajaran inovatif progresif. Jakarta: Kencana Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SistemPendidikan Nasiona. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
38