EKSPLORASI RUMAH KOMPOS SURABAYA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI UNTUK MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK YANG PEDULI LINGKUNGAN
OLEH : PRASTIWI MUDO PUTRO , S.Si SMA Dr. SOETOMO SURABAYA 2016
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah saya yang berjudul ” Eksplorasi Rumah Kompos Surabaya dalam Pembelajaran Biologi untuk Membentuk Karakter Peserta Didik yang Peduli Lingkungan” benar-benar karya asli sendiri yang memang disusun untuk mengikuti Lomba Simposium GTK 2016. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini. Karya Tulis Ilmiah ini belum pernah dimuat / dipublikasikan / diikutkan lomba dimanapun.
Mengetahui Kepala SMA Dr. Soetomo
Surabaya, 23 Oktober 2016 Penulis
Drs. I Nengah Sudiana, SE, MM NIP. 19601231 198710 1 006
Prastiwi Mudo Putro, S.Si
ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH
iii
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan karuniaNya, kami berhasil menyelesaikan karya ilmiah berjudul Eksplorasi Rumah Kompos Surabaya dalam Pembelajaran Biologi untuk Membentuk Karakter Peserta Didik yang Peduli Lingkungan. Karya ilmiah ini merupakan suatu pedoman (petunjuk) yang dapat digunakan oleh guru Biologi SMA dalam melaksanakan pembelajaran di luar kelas berbasis lingkungan. Sistematikanya dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Bab 1 : berisi pendahuluan dan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran biologi, tujuan dan manfaat pembelajaran biologi dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. 2. Bab 2 : berisi panduan persiapan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran di Rumah Kompos Surabaya. 3. Bab 3 : berisi hasil kegiatan di Rumah Kompos Surabaya. 4. Bab 4 : beisi kesimpulan dan harapan penulis 5. Lampiran : berisi RPP, LKPD, dan rubrik penilaian. Penulis menyadari bahwa penyusunan karya ilmiah ini masih diperlukan pembenahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakannya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak pihak yang telah membantu mewujudkan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi para guru dan peserta didik dan membuat belajar Biologi terasa lebih menyenangkan Surabaya, Oktober 2016 Penulis
iv
DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH ........................ ii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH ........ iii KATA PENGANTAR .......................................................................... iv DAFTAR ISI ........................................................................................ v DAFTAR GAMBAR ........................................................................... vii BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................... 1 1.1. Pengantar ................................................................................... 1 1.2. Permasalahan ............................................................................. 2 1.3. Tujuan ......................................................................................... 3 1.4. Manfaat ....................................................................................... 3 BAB 2 METODOLOGI........................................................................ 4 2.1. Obyek Pengamatan ..................................................................... 4 2.2. Alat dan Bahan ............................................................................ 4 2.3. Tahap Persiapan .......................................................................... 4 2.4. Tata Tertib Berkunjung di Rumah Kompos Surabaya ................... 5 2.5. Pelaksanaan Kegiatan ................................................................ 5 BAB 3 PEMBAHASAN DAN SOLUSI ................................................ 6 3.1. Proses Daur Ulang Sampah Organik Menjadi Pupuk Kompos di Rumah Kompos Surabaya ........................................................ 6 3.2. Proses Daur Ulang Sampah Organik dan Kotoran Hewan Ternak Menjadi Biogas di Rumah Kompos Surabaya ............................ 9 3.3. Proses Gasifikasi Sampah Plastik di Rumah Kompos Surabaya . 11 BAB 4 KESIMPULAN DAN HARAPAN PENULIS ............................ 15 4.1. Kesimpulan ................................................................................. 15 4.2. Harapan Penulis ......................................................................... 15 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 16 SUMBER INTERNET ......................................................................... 18 LAMPIRAN......................................................................................... 19 v
1. RPP Lingkungan ............................................................................ 19 2. Dokumentasi .................................................................................. 29 3. Data Hasil Pengamatan Peserta Didik ........................................... 30 4. Daftar Hadir di Rumah Kompos Surabaya ..................................... 31 5. Surat Ijin Kunjungan Ke Rumah Kompos Surabaya dan Taman Flora Surabaya ........................................................................................... 32
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Mesin pencacah sampah organik ................................ 7 Gambar 3.2. Proses penumpukan ...................................................... 7 Gambar 3.3. Proses pembalikan......................................................... 8 Gambar 3.4. Mesin pengayak ............................................................. 9 Gambar 3.5. Drum biogas ................................................................... 11 Gambar 3.6. Reaktor gasifikasi ........................................................... 12 Gambar 3.7. Cyclone .......................................................................... 12 Gambar 3.8. Water scrubber .............................................................. 13 Gambar 3.9. Bagan alur unit pembangkit listrik gasifikasi sampah kering ........................................................................................................... 13 Gambar 3.10. Mesin gasifikasi ............................................................ 14
vii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. PENGANTAR Perubahan jaman, arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin pesat serta kemajuan dalam dunia pendidikan, menuntut guru khususnya yang mengampu mata pelajaran Biologi agar selalu menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif serta menyenangkan
bagi
para
peserta
didiknya.
Sehingga
kegiatan
pembelajaran Biologi yang diberikan dapat berkesan bagi peserta didik. Menurut Boediono (2001) dalam Khanifah (2011) mata pelajaran Biologi merupakan wahana bagi peserta didik untuk mempelajari dirinya sendiri, meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai serta tanggung jawab terhadap alam sekitarnya. Belajar Biologi bukan hanya sekedar fakta, konsep, prinsip dan prosedural saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan sehingga mata pelajaran Biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung, diantaranya dengan menggunakan pendekatan lingkungan sebagai sumber belajar yang berarti memanfaatkan lingkungan sebagai sumber atau bahan pengajaran (Rustaman, 1997 dalam Khanifah, 2011). Pengertian sumber belajar adalah segala macam sumber yang ada di luar diri peserta didik yang memungkinkan atau memudahkan terjadinya proses belajar, yang berupa manusia maupun non manusia atau sumber belajar yang di rancang maupun yang dimanfaatkan. Dengan pemahaman ini maka guru bukanlah satu-satunya sumber belajar tetapi hanya salah satu saja dari sekian sumber belajar lainnya (Kasrina, 2012). Lingkungan sebagai sumber belajar dapat berupa sumber belajar insani dan sumber belajar non insani, bisa juga berupa lingkungan yang ada di sekeliling sekolah yang dimanfaatkan untuk memudahkan peserta didik yang sedang belajar (Halimah, 2008). 1
1.2. PERMASALAHAN Selama ini yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran Biologi di Sekolah Menengah Tingkat Atas masih berlangsung dalam taraf peserta didik belajar di ruang kelas maupun di laboratorium, jarang sekali peserta didik diajak untuk belajar Biologi dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Padahal salah satu tujuan mata pelajaran biologi adalah menumbuhkan kesadaran terhadap kompleksitas, keteraturan, keindahan, keanekaragaman dan bioproses, dan penerapan biologi, serta kepekaan dan kepedulian terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan dan penghayatan ajaran agama yang dianut peserta didik.untuk mengungkap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa (Anonim, 2014). Tujuan tersebut dapat tercapai jika metode pembelajaran yang diberikan oleh guru bersifat aktif interaktif berpusat pada peserta didik (student centered), tidak lagi berpusat pada guru (teacher centered). Salah satunya dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar (LSSB), seperti yang disebutkan dalam Kurikulum 2013 bahwa sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat dan lingkungan sebagai sumber belajar. . Implementasi penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dapat dikembangkan melalui pemanfaatan lingkungan sekolah itu sendiri maupun potensi lokal luar sekolah yang sekiranya dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran biologi tetapi belum dimanfaatkan dalam pembelajaran biologi (Munajah, 2015). Sehingga dalam hal ini seorang guru harus jeli melihat potensi-potensi lokal apa saja yang terdapat di sekitar lingkungan sekolah untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar berbasis lingkungan dalam pembelajaran Biologi. 2
1.3. TUJUAN Penyusunan Karya ilmiah yang berupa suatu pedoman (petunjuk) Eksplorasi Rumah Kompos Surabaya dalam Pembelajaran Biologi untuk Membentuk Karakter Peserta Didik yang Peduli Lingkungan bertujuan untuk : 1. Memberikan informasi objek kajian Biologi apa saja yang tersedia di Rumah Kompos Surabaya. 2. Selanjutnya berdasarkan data objek kajian Biologi yang tersedia tersebut, dapat diimplementasikan oleh guru pengampu mata pelajaran Biologi untuk merencanakan dan melaksanakan pembelajaran Biologi dengan
memanfaatkan
Rumah
Kompos
Surabaya
sebagai
pembelajaran yang kontekstual.
1.4. MANFAAT Manfaat penyusunan karya ilmiah yang berupa suatu pedoman (petunjuk) Eksplorasi Rumah Kompos Surabaya dalam Pembelajaran Biologi untuk Membentuk Karakter Peserta Didik yang Peduli Lingkungan adalah untuk : 1. Meningkatkan kualitas pembelajaran Biologi di tingkat SMA. 2. Memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada peserta didik yaitu membawa mereka belajar di luar kelas dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar. 3. Dengan belajar Biologi secara langsung di lingkungan, diharapkan peserta didik menjadi generasi yang mencintai dan peduli terhadap lingkungan di sekitarnya.
3
BAB 2 METODOLOGI
2.1. OBYEK PENGAMATAN Obyek yang diamati oleh peserta didik pada kegiatan belajar di Rumah Kompos Surabaya adalah : proses daur ulang sampah di Rumah Kompos Surabaya yang meliputi pengomposan, biogas dan gasifikasi.
2.2. ALAT DAN BAHAN 1. Alat tulis 2. Kamera 3. Lembar kerja peserta didik (LKPD) 4. Buku-buku penunjang
2.3. TAHAP PERSIAPAN Sebelum mengajak peserta didik untuk belajar di Rumah Kompos Surabaya, maka perlu persiapan antara lain : 1. Guru melakukan survei terlebih dahulu ke lokasi yang akan dijadikan LSSB (Lingkungan Sebagai Sumber Belajar). 2. Mempersiapkan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) yang disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilakukan di Rumah Kompos Surabaya. 3. Membekali peserta didik terlebih dahulu dengan materi yang akan dipelajari di Rumah Kompos Surabaya. 4. Mempersiapkan pembelajaran,
beberapa misalnya
peralatan
kamera
untuk
untuk
penunjang
dokumentasi,
kegiatan buku-buku
penunjang yang disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilakukan di Rumah Kompos Surabaya. 5. Peserta didik perlu diberitahu tentang penilaian yang akan diambil meliputi : penilaian keterampilan proses, produk kerja hasil pengamatan dan penilaian sikap, 4
6. Peserta didik perlu ditekankan tata tertib yang harus ditaati saat berada Rumah Kompos Surabaya. 7. Setelah pembelajaran selesai dilaksanakan peserta didik harus membuat laporan secara tertulis baik secara individu atau kelompok.
2.4. TATA TERTIB BERKUNJUNG DI RUMAH KOMPOS SURABAYA 1. Rumah Kompos Surabaya dibuka pukul 07.00 -16.00 WIB. 2. Tidak diperkenankan merusak sarana prasarana yang ada. 3. Buanglah sampah pada tempat-tempat yang disediakan. 4. Tidak diperkenankan bertindak asusila 5. Tidak diperkenankan membawa senjata tajam, minuman keras dan obat-obatan terlarang 6. Parkir kendaraan Anda pada tempat yang telah disediakan.
2.5. PELAKSANAAN KEGIATAN PENGAMATAN Kegiatan belajar di Rumah Kompos Surabaya dilaksanakan pada : Hari / tanggal : Senin, 18 April 2016 Waktu
: 10.00 WIB - selesai
Lokasi
: Rumah Kompos Surabaya
5
BAB 3 PEMBAHASAN DAN SOLUSI
Surabaya sebagai kota terbesar di Jawa Timur banyak memiliki potensi-potensi lokal yang dapat dijadikan lingkungan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran Biologi. Salah satu potensi lokal tersebut adalah Rumah Kompos Surabaya. Rumah Kompos Surabaya berada di kelurahan Bratang, Surabaya dengan luas kurang lebih 500 meter persegi, didirikan pada tahun 1995. Rumah Kompos Bratang merupakan tempat pengolahan sampah yang menerapkan salah satu prinsip 4R yaitu recycle, dengan melakukan daur ulang sampah antara lain : 1. Pembuatan pupuk kompos dari bahan baku sampah organik. 2. Pembuatan biogas dari bahan baku sampah pasar dan campuran kotoran hewan ternak. 3. Proses
Gasifikasi
yang
dapat
menghasilkan
listrik,
dengan
memanfaatkan sampah plastik dan ranting-ranting pohon yang berasal dari proses perantingan pohon-pohon yang ada di taman-taman kota Surabaya.
3.1. PROSES DAUR ULANG SAMPAH ORGANIK MENJADI PUPUK KOMPOS DI RUMAH KOMPOS SURABAYA Proses pengolahan sampah menjadi pupuk kompos yang dilakukan di Rumah Kompos Surabaya terdiri dari delapan tahap yaitu : a) pemilahan, b) pencacahan, c) penumpukan, d) pemantauan suhu, e) pembalikan, f) pematangan, g) pengayaan dan h) pengemasan. Kedelapan proses tersebut akan di jelaskan sebagai berikut : a. Pemilahan Langkah pertama dalam pembuatan pupuk kompos adalah proses pemilahan, yaitu memisahkan sampah organik dan non organik. Bahan 6
baku untuk membuat pupuk kompos adalah sampah organik yang berasal dari sampah rumah tangga, sampah pasar maupun proses perantingan (pemangkasan secara berkala pohon-pohon yang ada di sepanjang jalur hijau, maupun di RTH / Ruang Terbuka Hijau).
b. Pencacahan Setelah sampah dipilah, sampah-sampah organik selanjutnya dicacah dengan mesin pencacah sampah.
Gambar 3.1. Mesin pencacah sampah organik Sumber gambar : (https://ariewulanfijarsari.files.wordpress.com/2009/12/img0168a.jpg?w=30 0&h=225, diunduh pada Sabtu 22 Oktober 2016,jam 22:35) c. Penumpukan Sampah organik yang telah dicacah kemudian ditumpuk dan disiram air setiap dua hari sekali selama 21 hari. Kadar air dalam proses penumpukan tidak boleh kurang dari 50%. Jika hal tersebut terjadi maka tumpukan sampah organik disiram dengan air lindi (air yang keluar dari sampah).
Gambar 3.2.Proses penumpukan Sumber gambar : (https://ariewulanfijarsari.files.wordpress.com/2009/12/img0182a2.jpg?w=3 00&h=225, diunduh pada Sabtu 22 Oktober 2016, jam 22:35) 7
d. Pemantauan suhu Suhu pada tumpukan sampah organik tidak boleh lebih dari 65 0C. Pemantauan suhu dilakukan agar bakteri yang terdapat dalam kompos dapat beraktivitas. Bakteri tersebut adalah bakteri Mesofilik yang hidup pada suhu 580C dan bakteri Termofilik yang hidup pada suhu 50-600C. Pemantauan suhu dilakukan dengan menggunakan termometer alkohol.
e. Pembalikan Proses pembalikan sampah yang telah menjadi pupuk kompos dilakukan setiap 4 hari sekali.
Gambar 3.3. Proses pembalikan Sumber gambar : (https://ariewulanfijarsari.files.wordpress.com/2009/12/img0177a.jpg?w=3 00&h=225 dan https://ariewulanfijarsari.files.wordpress.com/2009/12/img0178a.jpg?w=30 0&h=225, diunduh pada Sabtu 22 Oktober 2016, jam 22:35) f. Pematangan Tahap selanjutnya adalah proses pematangan yaitu tumpukan pupuk kompos didiamkan selama kurang lebih satu bulan sampai warna pupuk kompos berubah menjadi kehitam-hitaman. Semakin lama proses pematangan yang dilakukan akan diperoleh pupuk kompos berkualitas baik.
8
g. Pengayaan Pupuk kompos yang sudah jadi masih bertekstur kasar, sehingga diperlukan proses pengayaan agar tekstur pupuk kompos menjadi lebih halus. Proses pengayaan dilakukan dengan mesin pengayak.
Gambar 3.4. Mesin pengayak Sumber gambar : https://ariewulanfijarsari.files.wordpress.com/2009/12/foto0259.jpg?w=300 &h=225, diunduh pada Sabtu 22 Oktober 2016 jam 22:35) h. Pengemasan Tahap terakhir adalah proses pengemasan pupuk kompos. Pupuk kompos yang telah dikemas akan digunakan oleh pemerintah kota Surabaya untuk memupuk taman-taman kota yang ada di Surabaya. Selain itu apabila ada warga kota atau lembaga / instansi yang ada di Surabaya membutuhkan pupuk kompos dapat mendapatkannya secara langsung di Rumah Kompos Surabaya secara gratis.
3.2. PROSES DAUR ULANG SAMPAH ORGANIK DAN KOTORAN HEWAN TERNAK MENJADI BIOGAS DI RUMAH KOMPOS SURABAYA Kegiatan daur ulang sampah yang dilakukan di Rumah Kompos Surabaya tidak hanya berkisar pembuatan pupuk kompos dari sampah organik, tetapi juga melakukan proses pembuatan Biogas yang berbahan baku sampah pasar (organik) dan kotoran hewan ternak (sapi). Proses pembuatan biogas yang dilakukan di Rumah Kompos Surabaya adalah sebagai berikut : 9
1. Bahan baku biogas berasal dari sampah pasar (organik) yang sudah dicacah dan kotoran hewan ternak (sapi), dengan perbandingan ukuran a. sampah pasar (organik)
: 1 kg.
b. kotoran hewan ternak (sapi) :2 kg. c. bekatul (dedak halus)
: 2 kg.
d. tetes tebu
: 100-200 ml.
e. bakteri EM 4
: 100-200 ml.
f. air
: 3 liter
2. Semua bahan dimasukkan ke dalam drum plastik kemudian dicampur dengan air dan diaduk sampai rata. 3. Kemudian drum plastik ditutup rapat (kedap udara). 4. Didiamkan (terjadi proses fermentasi) selama 15 hari. 5. Setelah 15 hari akan dihasilkan gas. Gas yang dihasilkan disebut sebagai Biogas, biogas yang dihasilkan tidak berbau, dan dapat digunakan untuk bahan bakar memasak (sebagai pengganti LPG). 6. Biogas tersebut selanjutnya dapat disalurkan langsung melalui selang yang dihubungkan dengan kompor gas, dan dapat digunakan untuk memasak selama 1 jam nonstop. 7. Selanjutnya apabila Biogas sudah habis maka kran yang ada pada drum dapat ditutup kembali dan akan terjadi proses pembentukan gas lagi. 8. Satu drum bahan baku biogas tadi bisa bertahan menghasilkan biogas selama 3 bulan. 9. Setelah 3 bulan, bahan baku biogas dapat dikeluarkan dari drum untuk dijadikan pupuk kompos, dan drum dapat diisi lagi dengan bahanbahan yang baru.
10
Gambar 3.5. Drum Biogas di Rumah Kompos Bratang Sumber gambar : dokumen pribadi 3.3. PROSES GASIFIKASI SAMPAH PLASTIK DI RUMAH KOMPOS SURABAYA Kegiatan menarik lainnya yang dilakukan di Rumah Kompos Bratang selain proses daur ulang sampah menjadi pupuk kompos dan biogas adalah mengolah sampah plastik dan sampah ranting pepohonan menjadi energi listrik yang disebut sebagai proses gasifikasi. Proses gasifikasi adalah pembakaran sampah plastik dan sampah ranting, untuk diubah menjadi gas methan. Selanjutnya gas methan yang dihasilkan dialirkan ke generator untuk menghasilkan listrik. Unit pembangkit listrik yang ada di Rumah Kompos Bratang dibuat sejak akhir 2013 bekerjasama dengan jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) dan pihak swasta. Proses gasifikasi yang dilakukan di Rumah Kompos Bratang dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Bahan baku untuk proses gasifikasi berasal dari sampah plastik dan sampah ranting. 2. Sampah plastik yang digunakan sebagai bahan baku berasal dari bungkus makanan atau deterjen, yang mengandung bahan aluminum foil.
11
3. Sampah ranting berasal dari pemangkasan pohon-pohon yang ada di pinggir jalan kota Surabaya atau dari pohon-pohon yang ada di RTH (ruang Terbuka Hijau). 4. Kemudian sampah plastik dan ranting ditimbang dengan ukuran, 20 kg untuk sampah plastik, dan 40 kg untuk sampah ranting. 5. Setelah ditimbang sampah plastik dan sampah ranting dimasukkan ke dalam reaktor gasifikasi untuk proses pembakaran.
Gambar 3.6. Reaktor gasifikasi Sumber gambar : dokumen pribadi 6. Hasil pembakaran berupa gas yang kemudian dialirkan ke cyclone.
Gambar 3.7. Cyclone Sumber gambar : dokumen pribadi
12
7. Selanjutnya dari cyclone gas akan disaring di water scrubber, dihasilkan kotoran berwarna hitam yang disebut tar. Gas yang sudah disaring akan ditampung di filter karbon.
Gambar 3.8. Water scrubber Sumber gambar : dokumen pribadi 8. Kemudian gas dialirkan ke pipa gas, lalu masuk ke mesin diesel. Bahan bakar
untuk
menggerakkan
mesil
diesel
berasal
dari
25%
menggunakan bahan bakar solar dan 75% menggunakan gas hasil gasifikasi. Mesin diesel tadi digunakan untuk menggerakkan generator listrik dan ketika generator listrik diputar, maka akan dihasilkan energi listrik yang disimpan ke dalam kotak aki yang sudah disediakan. Ketika listrik dibutuhkan, tinggal menyalakan saklar yang sudah dihubungkan dengan kotak aki tersebut. 9. Secara ringkas proses gasifikasi digambarkan dalam bagan alur di bawah ini :
Gambar 3.9. Bagan alur unit pembangkit listrik gasifikasi sampah kering. Sumber gambar : dokumen pribadi 13
Gambar 3.10. Mesin gasifikasi Sumber gambar : http://infofakfak.com/wp-content/uploads/2014/11/ifgasifikasi.jpg, diunduh pada Sabtu 22 Oktober jam 22:36) Daya listrik yang dihasilkan dari proses gasifikasi sebesar 4000 watt, yang bisa digunakan selama 2 sampai 3 hari. Generator hanya dinyalakan pada malam hari saja yang bertujuan untuk menghemat listrik. Ketika generator dinyalakan maka energi listrik tidak seluruhnya digunakan, tetapi sebagian disimpan di dalam baterei, yang dapat digunakan sebagai listrik cadangan.
(Sumber
:
http://www.pojokpitu.com/baca.php?idurut=15950&&top=1&&ktg=&&keyrb k=Peristiwa&&keyjdl=Kompos, Diunduh pada Sabtu 22 Oktober 2016 jam 22.22). Pengolahan sampah kering menjadi sumber energi alternatif dalam hal ini menjadi energi listrik, bisa mengurangi timbunan sampah yang ada di Kota Surabaya. Selanjutnya energi listrik yang dihasilkan digunakan untuk penerangan di Rumah Kompos Bratang dan Taman Flora Surabaya.
14
BAB 4 KESIMPULAN DAN HARAPAN PENULIS
4.1. KESIMPULAN Kegiatan pembelajaran Biologi SMA dengan memanfaatkan Rumah Kompos Surabya yang sudah terlaksana pada hari Senin, tanggal 18 April 2016, mendapatkan hasil sebagai berikut : 1. Peserta didik mengamati secara langsung proses daur ulang sampah organik menjadi pupuk kompos. 2. Peserta didik mengetahui proses pembuatan biogas yang berasal dari sampah organik dan kotoran hewan. 3. Peserta didik mengetahui bahwa sampah plastik yang berasal dari bungkus makanan atau deterjen yang masih mengandung bahan aluminium foil dan sampah ranting-ranting pohon pun bisa didaur ulang menjadi energi listrik melalui proses gasifikasi.
4.2. HARAPAN PENULIS Kegiatan pembelajaran Biologi yang sudah dilaksanakan di Rumah Kompos Surabaya diharapkan dapat : 1. Menberikan pengalaman belajar secara langsung kepada peserta didik tentang proses daur ulang sampah. 2. Peserta didik dapat melakukan proses pemilahan sampah sebelum membuangnya ke tempat sampah. 3. Peserta didik juga dapat menerapkan pembuatan kompos secara sederhana lingkungan rumahnya, yaitu dengan cara melakukan penimbunan sampah-sampah organik ke dalam tanah. 4. Menumbuhkan dan membentuk karakter peserta didik yang peduli terhadap lingkungan. 5. Sebagai bahan rujukan bahwa Rumah Kompos Surabaya bisa dimanfaatkan oleh guru sebagai lokasi pembelajaran yang kontekstual. 15
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Aryulina, Diah, Choirul Muslim, Syalfinaf Manaf dan Endang Widi Winarni. 2004. Biologi SMA Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga. Halimah, Lely. 2008. Pemberdayaan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Berbahasa Indonesiapeserta didik Kelas 4 SD Laboratorium UPI Kampus Cibiru. Jurnal Pendidikan Dasar. No. 10. Oktober 2008. Kanifah, Sri. 2011. Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Melalui Materi Klasifikasi Makhluk Hidup Di MTS Miftahul Huda Bogorejo. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Semarang. Kasrina, Sri Irawati dan Wahyu E Jayanti. 2012. Ragam Jenis Mikroalga Di Air Rawa Kelurahan Bentiring Permai Kota Bengkulu Sebagai alternatif Sumber Belajar Biologi SMA. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu Jalan Raya Kandang Limun Bengkulu. Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012 ISSN 1412-3617. Halaman 36-44. Munajah, Muhammad Joko Susilo. 2015. Potensi Sumber Belajar Biologi SMA Kelas X Materi Keanekaragaman Tumbuhan Tingkat Tinggi di Kebun Binatang Gembira Loka. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP. Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Jurnal JUPEMASI PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN : 2407-1269. Halaman 184-187. Nugroho, Riski. 2013. Pengembangan Desain dan Pengoperasian Alat Produksi Gas Metana Dari pembakaran Sampah Organik. Jurnal Publikasi. Jurusan Mesin Fakultas Teknik. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
16
Sirin, Fairus, Salafusin, Lathifa Rahman dan Emma Apriani. 2011. Pemanfaatan Sampah Organik Secara Padu Menjadi Alternatif Energi : Biogas dan Precursor Briket. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri. Institut Teknologi Nasional Bandung. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan ISSN 1693-4393 Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia. Yogyakarta, 22 Februari 2011 Sudarmanta, Bambang. 2013. Pembangkit Listrik Tenaga Sampah. S1 Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Haluoleo. https://tmftunhalu.wordpress.com/2013/01/ diunduh pada Rabu 20 April 2016 jam 18:23 Sulistyorini, Lilis. 2005. Pengelolaan Sampah Dengan Cara Menjadikannya Kompos. Bagian Kesehatan Lingkungan FKM. Universitas Airlangga. Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 2 No. 1. Juli 2005. Halaman 77-84 Sutrisno, Joko. 2010. Pembuatan Biogas Dari Bahan Sampah Sayuran (Kubis, Kangkung Dan Bayam). Jurnal Teknik Waktu Volume 08 Nomor 01 Januari 2010 ISSN : 1412-1867. Halaman 98-108. Widodo, Slamet. 2011. Pemberdayaan Karang Taruna Melalui Implementasi Teknologi Fine Composting Berbasis Mesin Pengolah Tipe Crusher Untuk Pengelolaan Sampah Pasar Pedesaan. http://eprints.uny.ac.id/3605/1/Makalah_INOTEKS.doc diunduh pada Selasa 3 Mei 2016 jam 22:18
17
SUMBER INTERNET
Sumber Gambar 3.1. Mesin pencacah sampah organik : https://ariewulanfijarsari.files.wordpress.com/2009/12/img0168a.jpg?w=30 0&h=225, diunduh pada Sabtu 22 Oktober 2016,jam 22:35.
Sumber Gambar 3.2. Proses penumpukan : https://ariewulanfijarsari.files.wordpress.com/2009/12/img0182a2.jpg?w=3 00&h=225, diunduh pada Sabtu 22 Oktober 2016, jam 22:35
Sumber Gambar 3.3. Proses pembalikan : https://ariewulanfijarsari.files.wordpress.com/2009/12/img0177a.jpg?w=30 0&h=225, diunduh pada Sabtu 22 Oktober 2016, jam 22:35 https://ariewulanfijarsari.files.wordpress.com/2009/12/img0178a.jpg?w=30 0&h=225, diunduh pada Sabtu 22 Oktober 2016, jam 22:35
Sumber Gambar 3.4. Mesin pengayak :: https://ariewulanfijarsari.files.wordpress.com/2009/12/foto0259.jpg?w=300 &h=225, diunduh pada Sabtu 22 Oktober 2016 jam 22:35
Sumber Gambar 3.10. Mesin gasifikasi : http://infofakfak.com/wp content/uploads/2014/11/if-gasifikasi.jpg, diunduh pada Sabtu 22 Oktober jam 22:36
http://www.pojokpitu.com/baca.php?idurut=15950&&top=1&&ktg=&&keyrb k=Peristiwa&&keyjdl=Kompos, Diunduh pada Sabtu 22 Oktober 2016 jam 22.22
18
LAMPIRAN
1. RPP Lingkungan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas/Semester : X/2 Mata Pelajaran : BIOLOGI Tema : Lingkungan Sub Tema : Daur Ulang Sampah Alokasi Waktu : 3 JP A. Kompetensi inti 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi No
Kompetensi dasar
3.11 Menganalisis data perubahan lingkungan, penyebab , dan dampaknya bagi kehidupan 4. 4. 4.11 Merumuskan gagasan pemecahan masalah perubahan lingkungan yang terjadi dilingkungan disekitar
Indikator pencapaian kompetensi 3.11.1.Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab perubahan lingkungan 3.11.2. Mengkategorikan jenis-jenis limbah berdasarkan pengamatan 3.11.3.Mengidentifikasi jenis-jenis limbah yang dapat didaur ulang dan bagaimana proses daur ulangnya 3.11.4.Mendiskusikan dampak berbagai bahan pencemar terhadap kehidupan 3.11.5.Menentukan upaya pencegahan pencemaran lingkungan 4.11.1 Mendesain produk daur ulang yang akan dibuat 4.11.2 Memilih bahan limbah rumah tangga untuk daur ulang 4.11.3 Membuat produk baru yang berguna dari bahan utama berupa limbah 4.11.4 Menyajikan karya produk daur ulang
C. Materi Ajar : lingkungan 19
D. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan pembelajaran : Discovery Learning No 1.
Sintaks Stimulus
2.
Identifikasi masalah
Mengumpulkan data
Peserta didik mengamati secara langsung proses composting, proses biogas dan gasifikasi serta mendengarkan penjelasan dari pemandu lapangan di Rumah Kompos Surabaya
Mengolah data
Peserta didik melakukan diskusi tentang proses composting, biogas dan gasifikasi
Verifikasi
Peserta didik melakukan verifikasi hasil pengolahan data terkait hasil pemahaman tentang proses daur ulang sampah menjadi kompos, biogas dan gasifikasi
Menarik kesimpulan
3
Kegiatan Guru memberikan stimulus berupa contoh pupuk kompos Kemudian guru mengajukan pertanyaan : “apa yang kalian ketahui tentang kompos Harapan guru, peserta didik menjawab “pupuk yang terbuat dari daun-daunan”, “pupuk alami ramah lingkungan” dsb. Guru menuliskan topik yang akan dipelajari yaitu proses daur ulang sampah menjadi kompos, biogas dan proses gasifikasi Peserta didik diajak belajar di luar kelas, yaitu mengunjungi Rumah Kompos Surabaya Peserta didik diberikan panduan untuk mengerjakan lembar kegiatan tentang proses daur ulang sampah menjadi kompos, proses biogas dan gasifikasi
Mengkomunikasikan
Peserta didik membuat kesimpulan dari hasil pengolahan data tentang proses composting, biogas dan gasifikasi serta manfaat yang diperoleh dari proses daur ulang sampah bagi kehidupan Peserta didik mempresentasikan hasil kerjanya dan peserta didik yang lain menanggapinya sebagai evaluasi hasil belajar
20
E. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran 1. Buku Biologi SMA kelas X Facil 2. Buku BSE Biologi SMA kelas X Buku Pasti Bisa Biologi kelas X 3. Buku Pendalaman Buku Teks Biologi Kelas X 4. White board 5. Power point 6. Internet F. Penilaian Hasil Belajar : pengetahuan dan kinerja
RINGKASAN MATERI Limbah merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan, baik limbah rumah tangga (sampah), limbah kegiatan pertanian, atupun limbah kegiatan industri. Limbah dapat dikelompokkan menjadi limbah organik, limbah anorganik dan limbah berbahaya (Aryulina, 2004). Daur ulang limbah adalah penggunaan kembali material yang sudah tidak terpakai menjadi produk lain yang bermanfaat. Daur ulang limbah merupakan cara pengelolaan limbah yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengolahan, penyimpanan dan pemakaian produk. Manfaat daur ulang adalah : konservasi SDA, konservasi energi, mengurangi polusi dan hemat biaya (Aryulina, 2004). Limbah yang dapat dimanfaatkan melalui daur ulang diantaranya sebagai berikut : 1. Sampah organik seperti daun, rumput, dan sisa makanan dijadikan kompos dan biogas. 2. Kertas / Koran bekas dijadikan kertas daur ulang. 3. Kulit pisang dijadikan pemutih kertas. 4. Kulit udang dijadikan pengawet alami. 5. Limbah lumpur dijadikan aspal (Aryulina, 2004). Sementara itu limbah yang dapat dimanfaatkan tanpa proses daur ulang diantaranya sebagai berikut : 1. Ampas tahu dijadikan pakan ternak. 2. Botol bekas dijadikan wadah. 3. Enceng gondok dijadikan bahan sandang. 4. Kulit jeruk dijadikan pengusir lalat (Aryulina, 2004).
21
PROSES DAUR ULANG SAMPAH Kegiatan yang dilakukan manusia banyak menghasilkan sampah, yang dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan. Sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi, sesuatu yang harus dibuang, yang memiliki sifat padat, yang berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia, termasuk kegiatan industri (Azwar, 1990 dalam Sulistyorini, 2005). Menurut Aryulina (2004) sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia dapat dibedakan menjadi sampah organik (sampah yang berasal dari bahan-bahan organik seperti sampah dapur, sampah pasar, daun, ranting) dan sampah anorganik (sampah yang tidak dapat diuraikan oleh alam atau dapat diuraikan tetapi dalam waktu yang lama seperti plastik, botol, kaleng). Salah satu usaha yang dapat dilakukan manusia dalam mengurangi sampah adalah dengan menerapkan prinsip 4R yaitu : 1. Reduce : mengurangi barang yang dipakai, berarti sama juga dengan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan. 2. Reuse : memakai kembali limbah secara langsung tanpa melalui proses daur ulang. 3. Recycle : mendaur ulang limbah, yaitu membuat suatu barang atau produk dengan bahan dasar limbah. 4. Replace : mengganti barang dengan barang yang ramah lingkungan. Berikut akan diulas beberapa prinsip dasar pada proses daur ulang sampah menjadi pupuk kompos, biogas dan gasifikasi. 1. Pengomposan (Composting) Pengomposan (composting) merupakan upaya pengolahan limbah dengan menggunakan prinsip penguraian bahan-bahan organik menjadi bahan-bahan anorganik oleh aktivitas organisme. Proses pengomposan menghasilkan kompos yang dapat menyuburkan tanah (Aryulina, 2004). Kompos adalah pupuk alami yang terbuat dari sampah dedaunan serta penambahan kotoran hewan ternak untuk mempercepat proses pembusukan. Kompos dapat digunakan untuk tumbuhan hias, tumbuhan sayuran, tumbuhan buah-buahan maupun padi di sawah (Wied, 2004 dalam Sulistyorini, 2005). Bahan baku kompos bisa berasal dari sampah kota, dengan catatan sebelum diproses menjadi kompos sampah kota harus dipilah-pilah terlebih dahulu, jadi sampah kota yang dimanfaatkan sebagai kompos hanyalah sampah-sampah jenis garbage (Wied, 2004 dalam Sulistyorini, 2005). Agar dihasilkan kompos dengan kualitas yang baik, maka sebelum melakukan proses pengomposan, perlu memperhatikan beberapa faktor berikut ini : a. Pemisahan sampah : sampah-sampah yang lambat atau sukar diurai harus dipisahkan, misalnya logam, batu, plastik. b. Bentuk sampah : sampah-sampah yang akan dipakai sebagai kompos harus dicacah terlebih dahulu agar berukuran kecil dan homogen. 22
Tujuannya untuk memperluas permukaan sampah sehingga memperlancar difusi O2 yang diperlukan dan pengeluaran CO2 yang dihasilkan. c. Bahan baku kompos : sampah yang digunakan untuk kompos berupa daun-daun yang masih segar karena masih memiliki kandungan air didalamnya. Sedangkan daun-daun yang sudah kering tidak memenuhi syarat untuk dijadikan bahan baku kompos, karena kandungan air didalamnya sudah berkurang. d. Kadar air yang diperlukan dalam proses pengomposan sekitar 50-60%. e. Penggunaan mikroorganisme : pada proses pengomposan dapat menggunakan Effective Microorganisms 4 (EM 4) yang mempercepat proses dekomposisi sampah organik (Sugihmoro, 1994 dalam Sulistyorini, 2005). EM 4 adalah kultur campuran dalam medium cair berwarna coklat kekuningan, berbau asam dan berisi mikroorganisme Lactobacillus sp , Khamir, Actinomycetes, Streptomyces. Penggunaan EM 4 dapat merangsang perkembangan mikroorganisme yang menguntungkan bagi kesuburan tanah dan bermanfaat bagi tumbuhan, misalnya bakteri pengikat nitrogen dan mikroorganisme yang bersifat antagonis terhadap penyakit tumbuhan (Sulistyorini, 2005). Menurut Widodo (2010), tahap-tahap dalam proses pengomposan adalah sebagai berikut: b. Sampah yang sudah dipisahkan dan sudah dicacah diletakkan pada tempat yang terlindung dari sinar matahari / hujan. c. Kemudian sampah disemprot dengan air agar tetap basah (kadar air 50 -60%) dan diaduk sampai rata. d. Pengadukan dan pembalikan dilakukan satu minggu sekali serta dilakukan pemeriksaan kadar airnya. Pengadukan dan pembalikan memerlukan waktu 3 minggu. e. Setelah 21 hari sampah akan berubah warna menjadi coklat kehitaman tekstur menjadi lebih lunak, berbau harum dan tidak menyengat, menandakan bahwa sudah terbentuk kompos dan siap dipanen. f. Kompos yang sudah dipanen, dicacah sekali lagi, kemudian di ayak menggunakan saringan yang lebih kecil untuk mendapatkan tekstur kompos yang lebih halus. 2. Biogas Biogas adalah gas-gas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah organik secara anaerobik. Bahan baku biogas berasal dari kotoran hewan, sisa-sisa tumbuhan, atau campuran dari keduanya (Aryulina, 2004). Sedangkan menurut Sirin (2011) biogas adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan dari proses degradasi tanpa melibatkan oksigen (aktifitas anaerobik atau fermentasi) dari bahan-bahan organik (termasuk 23
diantaranya kotoran manusia dan hewan, limbah domestik, dan sampah biodegradable) oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). Menurut Aryulina (2004), secara garis besar biogas dapat dibuat dengan cara mencampur sampah organik dengan air kemudian dimasukkan ke dalam tempat yang kedap udara dan dibiarkan selama kurang lebih dua minggu. Tahap-tahap pembuatan biogas adalah : b. Sampah sayuran dicacah hingga halus. c. Ditimbang sebanyak 30 kg. d. Dimasukkan kedalam digester (wadah kedap udara). e. Dicampur air, dengan perbandingan 1 : 1. f. Ditambahkan EM 4 sebanyak 500 ml, diaduk sampai rata. g. Setelah bahan tercampur semua wadah ditutup rapat. Lalu dibiarkan selama kurang lebih 1-2 minggu, dan akan dihasilkan biogas (Sutrisno, 2010). Biogas memiliki beberapa kelebihan antara lain : mengurangi jumlah limbah, menghemat energi, sumber energi yang tidak merusak lingkungan, nyala api bahan bakar biogas lebih terang / bersih, residu dari biogas dapat dimanfaatkan untuk pupuk (Aryulina, 2004). 3. Gasifikasi Daur ulang sampah selain menjadi kompos dan biogas juga dapat di daur ulang menjadi bentuk gas bahan bakar, yang lazim disebut sebagai gasifikasi. Gasifikasi adalah suatu proses perubahan bahan bakar padat secara termokimia menjadi gas, dimana udara yang diperlukan lebih rendah dari udara yang digunakan untuk proses pembakaran (Nugroho, 2013). Dalam metode gasifikasi, sampah akan dibakar kemudian menjadi synthetic gas yang akan dimurnikan kembali. Gas yang telah dimurnikan tersebut akan digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel atau mesin bensin. Alat pembangkit listrik tenaga sampah, dapat menghasilkan energi listrik sebesar 2 kilo watt dan listrik tersebut dapat langsung di gunakan dan juga bisa di simpan dalam baterai atau accu untuk penerangan malam hari (Sudarmanta, 2013).
24
LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK DAUR ULANG SAMPAH A. Tujuan : mengetahui proses daur ulang sampah B. Alat dan bahan : alat tulis, kamera. C. Cara kerja : 1. Lakukan kunjungan ke Rumah Kompos Surabaya. 2. Lakukan investigasi tentang aktivitas daur ulang sampah di Rumah Kompos Surabaya, yang meliputi pembuatan kompos, biogas dan gasifikasi. 3. Catatlah prosesnya dan buatlah dokumentasinya PROSES PEMBUATAN PUPUK KOMPOS 1..................................................................................................................... 2..................................................................................................................... 3..................................................................................................................... 4..................................................................................................................... 5..................................................................................................................... 6..................................................................................................................... 7..................................................................................................................... 8..................................................................................................................... 9..................................................................................................................... 10................................................................................................................... PROSES PEMBUATAN BIOGAS 1..................................................................................................................... 2..................................................................................................................... 3..................................................................................................................... 4.............................................................................................................. ....... 5..................................................................................................................... 6..................................................................................................................... 7..................................................................................................................... 8..................................................................................................................... 9..................................................................................................................... 10...................................................................................................................
25
PROSES GASIFIKASI 1..................................................................................................................... 2..................................................................................................................... 3..................................................................................................................... 4..................................................................................................................... 5..................................................................................................................... 6..................................................................................................................... 7..................................................................................................................... 8..................................................................................................................... 9..................................................................................................................... 10................................................................................................................... D. Pertanyaan 1. Berdasarkan hasil pengamatan kelompok Anda, apakah yang dimaksud dengan proses daur ulang? 2. Mengapa kita perlu mendaur ulang sampah? 3. Mengapa kita perlu memilah sampah sebelum di buang? 4. Jelaskan yang dimaksud dengan : a. Apa itu proses composting? b. Apa manfaat yang diperoleh dari proses Composting? c. Jelaskan apa yang dimaksud dengan biogas dan apa manfaatnya bagi kehidupan manusia? d. Jelaskan apa yang dimaksud dengan gasifikasi? e. Apa manfaat gasifikasi? 5. Apa yang dapat Anda simpulkan dari kegiatan ini
26
FORMAT LEMBAR PENILAIAN 1. Penilaian Kerja Kelompok Aspek yang dinilai No
Kelompok
Peduli lingkungan
Jujur
Teliti
Kerjasama tim
Kriteria Penilaian kerja kelompok : Kriteria Indikator Nilai Kualitatif 80-100 Memuaskan 70-79 Baik 60-69 Cukup 45-59 Kurang 2. Penilaian Individu Saat Diskusi-Presentasi Aspek yang dinilai No
Nama
Bertanya
Menjawab Berkomunikasi Skor Nilai
0
0
1
2
1
2
0
1
2
1 2 3 4
3. Penilaian Individu Saat Kerja Kelompok Aspek yang dinilai No
Nama
Mengumpulkan data 0
1
2
Mengolah data
Kerjasama
0
0
1 2 3 4 27
1
2
1
2
Skor Nilai
Keterangan : 1. Skor 0 = tidak ada kerja sama / tidak berkomunikasi / tidak bertanya / tidak menjawab / tidak mengolah data / tidak mengumpulkan data 2. Skor 1 = kurang kerja sama / kurang berkomunikasi / kurang bertanya / kurang menjawab / kurang mengolah data / kurang mengumpulkan data 3. Skor 2 = kerja sama baik / sering berkomunikasi / sering bertanya / sering menjawab / mengumpulkan data lengkap / ada pengolahan data Jumlah skor maksimum = 6 Jumlah skor yang dicapai Nilai yang dicapai = ------------------------------------- x 100 Jumlah skor maksimum
Kriteria Penilaian Individu Kriteria Indikator Nilai Kualitatif 86-100 A 76-85 B 66-75 C 51-65 D 0-50 E
Mengetahui Kepala SMA Dr. Soetomo
Surabaya, Juni 2016 Guru Mata Pelajaran Biologi
Drs. I Nengah Sudiana, SE MM NIP. 19601231 198710 1 006
Prastiwi Mudo Putro, S.Si
28
2. DOKUMENTASI
KELOMPOK X MIPA 3
KELOMPOK X MIPA 4
KELOMPOK X IPS 2
KELOMPOK X IPS 3
PEMANDU LAPANGAN RUMAH KOMPOS SURABAYA
29
3. DATA HASIL PENGAMATAN PESERTA DIDIK
30
4. DAFTAR HADIR DI RUMAH KOMPOS SURABAYA DAN TAMAN FLORA SURABAYA
31
5. SURAT IJIN KUNJUNGAN KE RUMAH KOMPOS SURABAYA DAN TAMAN FLORA SURABAYA
32