Tugas Akhir (SB 091358)
Eksplorasi Mikorizaa Vesikular Arbuskular (MVA) Indigenous pada Tanah Regosol di Pamekasan - Madura Oleh
Siti Nurhalimah (1509 100 048) Dosen Pembimbing : Ir. Sri Nurhatika, MP Dr. Ir. Anton Muhibuddin, SP., MP
JURUSAN BIOLOGI Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013
PENDAHULUAN Latar Belakang mikoriza membantu kerja perakaran tanaman, mikoriza juga mampu meningkatkan toleransi tanaman terhadap keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan seperti kekeringan dan salinitas
Adapun penyebarannya bervariasi menurut iklim, lingkungan dan tipe penggunaan lahan (Setiadi, 2001).
Adanya faktor penyebaran tersebut menyebabkan keberadaan fungi mikoriza di alam bersifat kosmopolitan, artinya fungi mikoriza hampir pasti ada dalam kondisi tanah apapun.
Lanjutan Latar Belakang
jumlah total seluas 26,214 hektar (BPS, 2010).
Menurut Widiastutik (1998), kondisi Fisik alami, memungkinkan keberadaan mikoriza dalam tanah juga berbeda.
Isolasi dan identifikasi VAM
Rumusan Masalah
Spora Genus Vesicular Arbuscular Mycorrhiza (VAM) indigenous apa sajakah yang diperoleh dari tanah regosol di Pamekasan – Madura?
Berapa jumlah spora genus Vesicular Arbuscular Mycorrhiza (VAM) indigenous yang diperoleh dari tanah regosol di Pamekasan – Madura?
Batasan Masalah
Spora Vesicular Arbuscular Mycorrhiza (VAM) indigenous diperoleh dari tanah regosol di kecamatan Larangan, Palengaan, dan Pegantenan di Pamekasan - Madura
Spora Vesicular Arbuscular Mycorrhiza (VAM) indigenous diperoleh dari tanah regosol dihitung jumlah sporanya dan diidentifikasi hingga tingkat genus
Tujuan Penelitian
Mengetahui Spora Genus Vesicular Arbuscular Mycorrhiza (VAM) indigenous apa sajakah yang diperoleh dari tanah regosol di Pamekasan – Madura Mengetahui jumlah spora genus Vesicular Arbuscular Mycorrhiza (VAM) indigenous yang diperoleh dari tanah regosol di Pamekasan – Madura
Manfaat Penelitian
Memberikan informasi awal tentang jenis VAM indigenous yang terdapat pada tanah regosol yang berpotensi sebagai salah satu biofertilizer atau pupuk hayati pada media tanam
Metodologi Penelitian Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret– Juli 2013 di Laboratorium Mikologi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan dan Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang. Pengambilan sampel dilakukan di Kabupaten Pamekasan Madura tepatnya di Kecamatan Larangan, Palengaan, dan Pegantenan.
Skema Kerja Secara Umum Pengambilan Sampel Tanah di Kecamatan Larangan, Palengaan, dan Pegantenan
Isolasi Spora VAM indigenous
Menghitung Spora VAM indigenous
Identifikasi Spora VAM indigenous
Pengambilan Sampel Tanah
Komposit dari kelima titik = 1 kg ( 900 gram analisa tanah + 100 gram isolasi VAM )
Tiap titik @ 200 gram (5 titik)
Analisis Tanah Kondisi Fisik
Kondisi Kimia
Suhu
C- Organik
Kelembapan
NPK
pH
Kadar Air
Isolasi VAM Indigenous
Identifikasi VAM Indigenous Bentuk Spora
Diidentifikasi
Ukuran
Warna
Rancangan Penelitian • Perolehan isolat mikoriza yang merupakan identifikasi mikoriza indigenous dianalisa secara deskriptif. • Deskripsi isolat meliputi karakter morfologi spora mikoriza
Hasil dan Pembahasan Hasil Analisa Tanah Lokasi
N (%)
P (mg kg-1)
K (me/100g)
Corganik
pH
Suhu ( ̊C)
(%)
Kadar Kelembapan
air (%)
Larangan
0.10
2.31
0.14
2.00
6.3
33
2
19
Palengaan
0.10
6.68
0.04
1.12
5.1
32
5.0
19
Pegantenan
0.09
2.50
0.13
1.48
5.4
31
4.5
13
Lempung Berpasir
Pasir berlempung
Pasir berlempung
Hasil Isolasi dan Identifikasi Genus Glomus
Gigaspora
Acaulospora
Lokasi Larangan
3
2
2
Palengaan
3
5
1
Pegantenan
2
4
-
Pembahasan Rendahnya unsur hara
• Rendah – sangat rendah (hubungan unsur hara dengan jumlah spora dan jenis searah) (Delvian, 2003)
Tidak terdapat inang
• Spora tidak mendapat glukosa dari tanaman sehingga tidak dapat tumbuh dan berkembang (Madjid, 2009)
Musim Pengambilan
• terdapat kecenderungan penurunan jumlah spora dengan bertambahnya jumlah curah hujan, dan fluktuasi kelembapan tanah sehingga dapat mempengaruhi pembentukan spora atau sporulasi (Delvian, 2003)
Pembahasan Kecamatan Larangan > Glomus Pori-pori tanah kecil dan halus sehingga sesuai dengan kondisi Glomus (Widiastutik, 1998). Kecamatan Palengaan dan Pegantenan > Gigaspora Pori-pori tanah yang terbentuk lebih besar dibandingkan tanah lempung (Widiastutik, 1998)
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Genus spora mikoriza yang berhasil diisolasi dan diidentifikasi dari tanah regosol di kecamatan Larangan dan Palengaan terdapat 3 genus yaitu Glomus, Acaulospora dan Gigaspora. Sedangkan di kecamatan Pegantenan diperoleh 2 genus yaitu Glomus dan Gigaspora. Jumlah spora genus vesicular arbuscular mikoriza yang ditemukan di kecamatan Larangan sebanyak 7 spora terdiri dari genus Glomus 3 spora, Acaulospora 2 spora dan Gigaspora 2 spora. Sedangkan di kecamatan Palengaan jumlah spora yang ditemukan sebanyak 9 spora yang terdiri dari genus Glomus 3 spora, Gigaspora 5 spora dan Acaulospora 1 spora. Serta di kecamatan Pegantenan jumlah spora yang ditemukan sebanyak 6 spora, terdiri dari genus Glomus 2 spora dan Gigaspora 4 spora.
Saran Perlu dilakukan pengkajian tentang kemampuan VAM sebagai biofertilizer dalam upaya memanfaatkan potensi VAM yang kemungkinan besar menunjang perkembangan pertanian di Pamekasan Madura.