146
Unmas Denpasar
EFFECTIVENESS OF TELL-SHOW STRATEGY TO IMPROVE WRITING SKILL IN WRITING DESCRIPTIVE TEXT Paramita Dharmayanti, P. A. Teacher Training and Education Faculty Mahasaraswati Denpasar University, Bali, Indonesia e-mail:
[email protected] ABSTRAK Menulis adalah salah satu keterampilan penting yang harus dikuasai. Namun, fenomena yang ada di sekolah jelas menunjukkan bahwa mahasiswa mengalami kesulitan dalam belajar menulis, terutama dalam menghasilkan dan mengatur ide-ide. Penyelenggaraan penelitian tindakan kelas ini terutama didasarkan pada adanya masalah dari mahamahasiswa semester kedua di tahun akademik 2015/2016 dimana keterampilan mereka dalam menulis teks deskriptif masih rendah. Hal itu dibuktikan dengan pencapaian pre-test mereka yanghanya 38,76. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah keterampilan menulis teks deskriptif dapat ditingkatkan melalui strategi tell-show, yang dilakukan dalam dua siklus. Temuan menunjukkan bahwa ada perbaikan yang berkelanjutan pada skor rata-rata mahamahasiswa setelah diberi perlakuan dalam dua siklus. Pada siklus I, skor refleksi 1 adalah 54,65 dan refleksi 2 adalah 60,71. Dari perhitungan didapatkan bahwa nilai rata-rata total pada siklus I adalah 57,68 dan itu membuktikan bahwa kemampuan menulis mahamahasiswa dianggap cukup memuaskan dengan menggunakan strategi tell-show. Refleksi selanjutnya menunjukkan bahwa skor dalam refleksi 3 adalah 66,92 dan skor dalam refleksi 4 adalah 79,52. Rata-rata dari siklus II adalah 73,22 yang berarti kemampuan menulis mahamahasiswa dianggap jauh lebih baik. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa nilai item A adalah 36,68%, item B adalah 58,59%, item C adalah 4,7% dan 0% untuk item D. Kesimpulannya, penelitian tindakan kelas ini membuktikan bahwa keterampilan menulis teks deskriptif dapat ditingkatkan melalui strategi tell-show; Selanjutnya, subjek menunjukkan respon positif terhadap pelaksanaan strategi tell-show dalam kegiatan menulis. Kata Kunci: meningkatkan, keterampilan menulis, dan memberitahu-show strategi.
ABSTRACT Writing is one of the important skills to be mastered. However, the phenomenon existing in school clearly shows that the students have difficulties in learning writing, especially in generating and organizing ideas. The undertaking of the present classroom action research was mainly based on the problems existed of the second semester students in academic year 2015/2016 as their skill in writing descriptive text was still low. It was proved that achievement of pre-test of students under study was only 38.76. The present study was intended to find out whether the skill of writing descriptive text can be improved through tell-show strategy, which carried out into two cycles. The findings showed that there were continuous improvements on the students mean scores after being given treatment in two cycles. In cycle I, the score of reflection 1 was 54.65 and in reflection 2 was 60.71. It was calculated that the grand mean scores in cycle I was 57.68 and it proved that students’ writing ability was considered fairly satisfactory by Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
147
Unmas Denpasar
using tell-show strategy. Next reflections showed that the score in reflection 3 was 66.92 and the score in reflection 4 was 79.52. The grand mean of cycle II was 73.22 which meant the students’ writing ability were considered much better. The result of questionnaire showed that item A was 36.68%, item B was 58.59 %, item C was 4.7% and 0% for item D. In conclusion, the present classroom action research proved that tell-show strategy is effective to improve writing descriptive text skill; furthermore, the subjects showed the positive response toward implementation of the strategy in writing activity. Keywords: improving, writing skill, and tell-show strategy. PENDAHULUAN Dalam pembelajaran bahasa asing, terutama bahasa Inggris, menulis merupakan keterampilan yang paling sulit untuk dikuasai dengan baik. Pernyataan ini didukung oleh Zemach and Islam (2005:iv) yang menyatakan bahwa “writing is one of the most difficult skills to master”. Menulis merupakan bentuk komunikasi dimana penulis menuangkan ide, perasaan, dan pengalamannya. Menurut Weigle (2002:4), dibandingkan dengan berbicara, mendengar, dan membaca, menulis bias diibaratkan sebagai system yang berstandar dimana harus diperoleh melalui instruksi khusus. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis adalah pemilihan kosakata, penggunaan tata bahasa, pemilihan topic, pengembangan ide-ide dalam paragrap – paragraph, dan struktur teks yang benar. Hogue (2008:28) menambahkan bahwa menulis yang baik lebih dari sekedar duduk dan “berbicara” dalam selembar kertas. Menulis yang baik melibatkan pemikiran, rencana, menulis, dan merevisi. Ditambah lagi penulis harus tahu betul bagaimana menyampaikan ide-ide yang ditulis kepada pembaca dengan baik. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dipahami mengapa pembelajaran menulis dalam bahasa asing khususnya bahasa Inggris sangat penting dan membutuhkan perhatian penuh. Begitu kompleksnya kegiatan menulis maka tidak jarang terdapat masalah-masalah yang menjadi kendala dalam menulis. Adapun masalah-masalah yang sering muncul dalam kegiatan menulis antara lain kurangnya kemampuaan untuk mengembangkan ide atau topic tulisan, penulisan yang kurang berstruktur, dan juga kendala dalam kosakata maupun tata bahasa. Masalah-masalah tersebut sangat dirasakan oleh mahasiswa semester II tahun akademik 2015/2016 di Program Studi Pendidikan (PSP) Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar. Dari hasil wawancara dengan beberapa mahamahasiswa, sebagian besar dari mereka mengatakan bahwa dalam menulis suatu karangan dalam bahasa inggris yang paling sulit dilakukan adalah menentukan topic dan mengembangkan ide sehingga menjadi satu karangan yang baik dan menarik. Selain itu, ada yang berpendapat bahwa mengorganisasikan kalimat satu dengan yang lainnya hingga menjadi satu karangan yang baik tidak kalah sulitnya. Hasil wawancara ini diperkuat dengan nilai writing di matakuliah Intensive English Course (IEC) mereka yang sebagian besar masih rendah dan tidak mencapai standar minimal. Berdasarkan penemuan ini dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis mahasiswa masih kurang.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
Unmas Denpasar
148
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan selama proses belajar mengajar di kelas dapat dilihat penyebab terjadinya masalah-masalah di atas. Strategi pembelajaran yang diterapkan kurang efektif menyebabkan mahasiswa kurang tertarik dan tertantang dalam menulis dimana ini berpengaruh pada keterampilan menulis mereka. Mereka hanya diberikan teori-teori tentang menulis dan setelah itu mereka melakukan praktek menulis dengan hanya diberikan pilihan topik. Setelah mereka selesai menulis, hasil tulisan mereka akan dikoreksi dan didiskusikan bersama. Dari situasi tersebut dapat dilihat bahwa strategi pembelajaran yang digunakan kurang efektif dimana dalam prosesnya tidak diterapkan strategi-strategi yang dapat memotivasi mahasiswa untuk meningkatkan keterampilan menulisnya serta membantu mahasiswa dalam mengembangkan tulisannya menjadi tulisan yang baik. Beranjak dari permasalahan yang telah diuraikan maka penulis berinisiatif untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan mengaplikasikan Strategi TELL-SHOW dalam meningkatkan keterampilan menulis teks deskripsi mahasiswa. Strategi ini diawali dengan membuat dua kolom yaitu kolom TELL dan kolom SHOW. Penggunaan alat tulis berwarna, stiker gambar, atau media lainnya sangat disarankan guna menambah daya tarik strategi bagi mahasiswa. Diatas tabel TELL-SHOW dituliskan topik dari apa yang akan ditulis. Dalam kolom TELL, mahasiswa diminta untuk menuliskan ide-ide pokok mereka, sedangkan dalam kolom SHOW mahasiswa diminta untuk menuliskan detai dari ide-ide pokok tersebut. Menurut Peha (2003: 34), ada beberapa alasan mengapa “Showing” lebih baik dibandingkan hanya “Telling”. Pertama, memberikan gambaran akan sesuatu menjadi lebih spesifik daripada hanya mengatakannya saja. Dengan memberikan gambaran yang lebih spesifik, maka pembaca akan memiliki bayangan yang sama dengan apa yang dimaksud oleh penulis sehingga isi tulisan dari penulis tersampaikan dengan jelas. Selain itu, dalam membantu mahasiswa untuk menggunakan strategi TELL-SHOW ini, pengajar dapat menstimulasi mahasiswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan topic yang diberikan untuk nantinya digunakan untuk mengisi kolom TELL. Makin banyak yang mereka bisa tulis di kolom TELL, makin banyak yang akan mereka tulis di kolom SHOW. Selanjutnya, kolom SHOW membantu mahasiswa dalam mengembangkan ide-ide berdasarkan topic yang diberikan. Makin banyak mereka bisa mendeskripsikan di kolom SHOW, makin spesifik gambaran yang akan mereka buat dalam tulisan mereka. Makin spesifik penjelasan mereka, makin jelas pembaca memiliki gambaran tentang apa yang dideskripsikan dalam tulisan. Menurut Hogue (2008: 95), deskripsi adalah "word pictures". Para penulis menceritakan bagaimana sesuatu yang terlihat, terasa, bau, rasa, dan suara. Ia juga menambahkan bahwa ada dua kunci untuk menulis deskripsi yang baik. Salah satunya adalah dengan menggunakan banyak detail deskriptif. Karangan deskriptif ditulis dengan menggunakan atribut dan proses identifikasi, menggunakan kata sifat dan pengklasifikasi dalam kelompok nominal, juga menggunakan simple present untuk tata bahasa. Karangan deskriptif memiliki struktur generik yang membangun karangan itu sendiri seperti identifikasi; mengidentifikasi fenomena yang akan dijelaskan dan deskripsi; menggambarkan fenomena di bagian, kualitas, atau / dan karakteristik.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
Unmas Denpasar
149
METODE PENELITIAN Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah 38 mahasiswa semester II tahun akademik 2015/2016 di Program Studi Pendidikan (PSP) Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar. Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) / Classroom Action Research (CAR). Menurut Kemmis and MC Taggart (1998) dalam Kantili (2003) : “Action research is trying out ideas in practice as a means of improvement and as a means of increasing knowledge about curriculum, teaching and learning. Selain itu Kantili (2003) mengutip definisi lain menurut MC Niff (1988) yang menjelaskan bahwa “action research is seen as a way of characterizing a loose set of activities that are designed to improve the quality of education”. Berdasarkan definisi tersebut, maka penelitian ini termasuk kedalam Penelitian Tindakan Kelas karena peneliti berupaya untuk meningkatkan kinerjanya dalam mengajar untuk meningkatkan kemampuan siswa melalui serangkaian tindakan dalam proses belajar mengajar. PTK merupakan proses pengkajian suatu masalah pada suatu keals melalui siklus daur ulang dari berbagai kegiatan yang pada pokoknya terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan (planning), implementasi tindakan (implementation of the action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection). Yang perlu ditekankan adalah rancangannya akan ditetapkan berapa siklus dalam penelitian itu. Hal tersebut adalah toritas peneliti, karena hanya peneliti yang tahu. Hal-hal yang dapat dijadikan pertimbangan dalam menetapkan banyaknya siklus adalah: waktu yang tersedia, panjangnya pokok bahasan, karakteristik materi, siswa semester berapa yang akan menjadi subyek, dan sebagainya. Secara teoritis, sesungguhnya siklus PTK tidak harus ditetapkan terlebih dulu. Banyaknya siklus yang akan dilaksanakan sangat tergantung pada tingkat ketercapaian kriteria keberhasilan. Jika penelitian dalam dua siklus telah mencapai kriteria keberhasilan, maka penelitian dapat dihentikan. Namun, jika dilihat dari beragamnya karakteristik materi pelajaran, keberhasilan pada siklus sebelumnya tidaklah 100% akan menjadi jaminan bagi keberhasilan siklus berikutnya, oleh karena peneliti akan banyak berurusan dengan karakteristik materi pelajaran yang sering berbeda. Di samping itu, PTK tidak bertujuan memenuhi keinginan peneliti, tetapi bertujuan lebih memuaskan subyek sasaran yang akan belajar pada sejumlah silabus dengan karakteristik materi yang beragam. Itulah sebabnya penentuan jumlah siklus tetap menjadi otoritas peneliti. Tetapi yang tidak dapat dilupakan, bahwa setiap siklus akan selalu terdiri dari 2 sesi yang masing-masing sesi terdapat 4 langkah inti, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Pada penelitian ini dilakukan 2 siklus. Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti diharapkan melaksanakan refleksi awal guna mengetahui keterampilan dasar menulis mahasiswa. Secara umum siklus dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut: Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
150
Unmas Denpasar
Refleksi Awal (Pre-Test) Siklus I : P - A1 - O1 - R1 Siklus II : RP1 - A2 - O2 - R2 Notes: P: Planning A: Action O: Observation R: Reflection (Post-Test) RP: Revised planning Instrument Penelitian Guna mendapatkan hasil yang diperlukan dalam pengumpulan data digunakanlah beberapa instrument yang valid dan reliable. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Test Tes diberikan pada saat pre-test untuk mengetahui keterampilan menulis teks deskripsi mahasiswa sebelum menggunakan strategi TELL-SHOW dan post-test untuk mengetahui perkembangan keterampilan menulis teks deskripsi mahasiswa setelah menggunakan strategi TELL-SHOW. Adapun rubric yang digunakan untuk menilai hasil tulisan siswa adalah rubrik dari Oshima and Hugue (2007:195). Ada lima aspek yang dinilai dalam rubric ini yaitu format penulisan, tanda baca dan mekanisme penulisan, isi tulisan, struktur penulisan, serta tatabahasa. 2. Kuisioner Kuisioner digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan Strategi TELL-SHOW dalam matakuliah writing. Pengumpulan Data Data yang diambil dalam penelitian ini diperoleh dari : 1. Hasil pre-test dan post-test. 2. Hasil Kuisioner Analisis Data Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah : a. Menghitung prosentase mahasiswa yang telah mencapai 80% ketuntasan setelah diberikan tindakan. Kegiatan ini dilakukan pada setiap akhir siklus. b. Membandingkan tingkat prosentase peningkatan kemampuan membaca mulai dari Nilai awal (pre-test) hingga post-test dari masing-masing siklus.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
151
Unmas Denpasar
c. Menghitung prosentase kuisioner untuk mengetahui respon siswa terhadap Strategi TELL-SHOW Pengolahan data berdasarkan rumus : 1. Penghitungan nilai rata-rat dari hasil pre-test maupun post-test: 𝑀=
∑𝑋 𝑁
2. Penghitungan persentase kuesioner:
Persentase =
total respon per item
x 100% total respon semua item
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui refleksi awal atau pre-test dan refleksi atau post-test. Pre-test dilakukan sebelum dilakukan tindakan atau sebelum siklus dimulai guna mengetahui keterampilan awal mahasiswa dalam menulis teks dekripsi berbahasa Inggris. Lain halnya post-test yang dilakukan di akhir sesi di setiap siklusnya guna mengetahui perkembangan keterampilan menulis mahasiswa. Ada pun hasil yang data yang diperoleh adalah sebagai berikut: Table 1 Ringkasan Nilai Rata-Rata Pre-test dan Post-test di Setiap Sesi dan Siklus Pre-test (Refleksi Awal) Xo = 38.76 Grand Mean Xo = 38.76
Siklus I X1 = 54.65 X2 = 60.71 Grand Mean XI = 57.68
Siklus II X3 = 66.92 X4 = 79.52 Grand Mean XII = 73.22
Selain dari pre-test dan post-test, data juga diperoleh dari hasil kuesioner sebagai berikut: 303
1. Total persentase item A = 826 x 100 % = 36.68 % 484
2. Total persentase item B = 826 x 100 % = 58.59 % 39
3. Total persentase item C = 826 x 100 % = 4.7% 0
4. Total persentase item D = 826 x 100 % = 0 % Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
Unmas Denpasar
152
Pembahasan Sebelum melakukan tindakan dalam siklus, peneliti melakukan pre-test guna mengetahui keterampilan awal mahasiswa dalam menulis teks dekripsi berbahasa Inggris. Dari pre-test didapatkan hasil nilai rata-rata mahasiswa adalah 38.76 untuk selanjutnya diambil tindakan di dalam siklus. Di siklus pertama, jenis teks deskripsi yang diberikan adalah teks deskripsi benda dan tempat yang terdiri dari 3 paragrap dimana masing-masing paragraph terdiri dari 5 kalimat. Di sesi pertama siklus pertama, peneliti sebagai pengajar memperkenalkan strategi TELLSHOW kepada mahasiswa. Di awal perkenalan strategi TELL-SHOW, peneliti meminta mahasiswa untuk melakukannya secara berkelompok untuk selanjutnya digunakan secara mandiri. Dengan belajar berkelompok, mahasiswa menemukan semangat belajar mereka dimana mereka bias dengan leluasasaling berdiskusi dalam menuangkan ide di kolom TELL dan “berlomba” mengisi kolom SHOW dengan banyak ide dan kosakata. Setelah diajar menggunakan strategi TELL-SHOW, mahasiswa diberikan tes menulis untuk mengetahui perekmbangan keterampilan menulis teks deskripsi mahasiswa. Dari tabel yang dipaparkan di dalam hasil di atas maka dapat dilihat adanya peningkatan nilai rata-rata dari pre-test, post-test siklus I, dan siklus II yaitu 38.76, 57.68, dan 73.22. Masalah utama yang dialami oleh mahasiswa dalam menulis adalah kurangnya keterampilan mereka untuk menentukan topic, ide pokok, serta mengembangkan ide mereka dalam tulisan hingga menjadi sebuah teks yang baik. Dari hasil post-test dapat diketahui mahasiswa perlahan mulai terbantu dengan strategi TELL-SHOW untuk menentukan ide pokok dan mengembangkan ide-ide mereka dalam menulis teks deskripsi. Kolom TELL membantu mahasiswa untuk menentukan ide-ide pokok sedangkan kolom SHOW membantu mereka menyusun ide-ide mendetail. Dari hasil post-test dan pengamatan selama berlangsungnya penelitian di dalam kelas dapat disimpulkan bahwa strategi TELL-SHOW efektif untuk meningkatkan keterampilan menulis teks deskripsi dan secara khusus dapat membantu mahasiswa memperbaiki kesulitan mereka untuk menentukan ide-ide pokok dan mengembangkan ide-ide secara lebih spesifik. Hal ini juga didukung oleh hasil kuisioner yang diberikan kepada mahasiswa dimana mereka berpendapat bahwa strategi TELL-SHOW sangat membantu mereka dalam kegitan menulis terutama menulis teks deskripsi. SIMPULAN Berdasarkan hasil post-test, pengamatan, serta kuisioner dapat disimpulkan bahwa strategi TELL-SHOW efektif untuk meningkatkan keterampilan menulis teks deskripsi dan secara khusus dapat membantu mahasiswa memperbaiki kesulitan mereka untuk menentukan ide-ide pokok dan mengembangkan ide-ide secara lebih spesifik. Oleh karena itu, strategi ini sangat disarankan untuk digukana oleh para pengajar dalam mengajar matakuliah writing terutama menulis teks deskripsi.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
Unmas Denpasar
153
DAFTAR PUSTAKA Brown, H. D. (2004). Language Assessment: Principles and Classroom Practices. New York: Longman. Harmer, J. (2007). How to teach English (2nd ed.). Edinburgh Gate, Harlow, Essex: Pearson, Longman. Heaton, J. B. (1988). Writing English Language Tests. England: Longman. Hogue, A. (2008). First Steps in Academic Writing Second Edition. New York: Longman Kane, S. T. ( 2000). The Oxford Essential Guide to Writing. New York: Berkley Books Kemis and Taggart, (1998). The Action Research Planner. Civtoria: Deakin University Press. Oshima, A. and Hogue, A. (2007). Introduction to Academic Writing Third Edition. New York: Longman Peha, S. (2010). The Writing Teacher’s Strategy Guide. Teaching that Makes Senses, Inc. Pelton, R. P. (2010). Action Research for Teacher Candidates. UK: Rowman & Littlefield Publishers Savage, A., and Mayer, P. (2005). Effective Academic Writing 2. New York, Oxford University Press Weigle, S.C. (2002). Assessing Writing. UK: Cambridge University Press Wyrick, J. (2005). Steps to Writing Well with Additional Readings 6th edition. Oxford: Oxford University Zemach, D. E. and Islam, C. (2005). Paragraph Writing: from Sentence to Paragraph. Oxford: Macmillan Zemach, D. E. and Rumisek, L. A. (2005). Academic Writing from Paragraph to Essay. Oxford: Macmillan.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016