Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
PENGARUH JENIS DAN DOSIS PUPUK KANDANG TERHADAP TINGGI TANAMAN, LUAS DAUN, DAN BERAT BASAH RUMPUT GAJAH ODOT (Pennisetum purpureum CV.MOTT) Effect of Type and Dose of Manure that Affect Plant Height, Leaf Area, and Fresh Weight Of Dwarf Elephant Grass (Pennisetum purpureum cv.Mott) Fitratus Zahroh, Muizzudin, Lise Chamisijatin Prodi Pendidikan Biologi Universitas Muhamadiyah Malang Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang 65144 Email :
[email protected],085755116499 Abstrak Rumput gajah odot merupakan salah satu rumput unggul untuk pakan ternak ruminansia. Kurangnya lahan yang subur untuk penyediaan pakan hijauan ternak, sehingga penanaman rumput gajah odot dilakukan di lahan yang kurang produktif yang miskin akan unsur hara. Penambahan pupuk kandang diharapkan dapat memperbaiki tanah yang miskin unsur hara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis dan dosis pupuk kandang yang paling optimal untuk pertumbuhan rumput gajah odot. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian True Experiment Design dan design yang digunakan adalah Faktorial Design Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial, dengan faktor pertama jenis pupuk kandang (pupuk kandang sapi , pupuk kandang kelinci dan pupuk kandang ayam) dan faktor kedua dosis pupuk kadang (10 ton/ha, 20 ton/ha dan 30 ton/ha). Teknik Analisis data yang digunakan adalah Analisis Varian Dua Jalan dan Uji Beda Nyata Duncan 5%. Hasil penelitian menunjukkan tinggi tanaman yang berpengaruh pada pengamatan hari kelima, dan paling efektif dengan pemberian pupuk kandang sapi dengan dosis 10 ton/ha. Luas daun yang terluas yang berpengaruh pada pengamatan hari kelima, dan yang paling efektif dengan pemberian pupuk kandang sapi dengan dosis 10 ton/ha. Pengaruh jenis dan dosis pada pengamatan berat basah tidak berpengaruh nyata tetapi pada pemberian pupuk kandang kelinci pada dosis 30 ton/ha memiliki berat basah yang terberat. Kata Kunci : Rumput Gajah Odot (Pennisetum purpureum cv. Mott), Jenis Pupuk Kandang, Dosis Pupuk Kadang Abstract Dwarf elephant grass is one of the superior food to runinants. A lack of fertile land for the provision of livestock forage, so the planting is done on land which less productive in nutrients. The addition of manure is expected to improve nutrient-poor soils. The purpose of this study was to determine the effect of type and dose of manure that is most optimal for growth of dwarf elephant grass. The kind of empirically used is True Experiment Design and the design use is Faktorial Design. Research design using a factorial randomized complete block design, with the first factor of the type of manure (cow manure, rabbits manure, chicken manure) and the second factor dose of manure (10 tons/ha, 20 tons/ha and 30 tons/ha). Data analysis technique used is a two-way analysis of variance and real difference test duncan 5%. The result showed that the type and dose of manure that affect plant height effect on the fifth day of observation, and the most effective with cow manure at a dose of 10 tons/ha. Widest leaf area and the effect on the fifth day of observation, and the most effective with cow manure at a dose of 10 tons/ha.. Influence the tye and dose of the observation of wet weight but no real effect on the manure rabbits at dose of 30 tons has a wet eight of the heaviest. Key Words : Dwarf elephant grass (Pennisetum purpureum cv. Mott), Type of Manure, Dose of Manure 908
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
PENDAHULUAN Pakan hijauan merupakan pakan pokok pada ruminansia (Rukmana, 2005). Perbandingan bahan kering hijauan dengan penambahan konsentrat pada pakan ternak sebesar 60:40 (Sujono, 2010). Rumput unggul yang kualitasnya medium mengandung protein tercerna kurang lebih 0-15%. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott), sebagai bahan pakan ternak yang merupakan hijauan unggul, dari aspek tingkat pertumbuhan, produktifitas dan nilai gizinya. Produksi rumput gajah dapat mencapai 60 ton/ha/tahun (Purwawangsa, 20014). Penanaman pakan hijauan ternak dilakukan pada lahan-lahan yang kurang produktif yang miskin akan unsur hara (Seseray, 2013). Sehingga memerlukan pemupukan untuk memenuhi unsur-unsur hara yang kurang. Kotoran sapi memiliki kandungan nitrogen dan potasium yang baik untuk dimanfaatkan sebagai pupuk kandang (Pujisiswanto dan Darwin, 2008). Pada kotoran kelinci diselaputi oleh mukosa sehingga memiliki protein yang tinggi (Sajimin, 2005). Pada kotoran ayam memiliki kelebihan dalam kecepatan penyerapan hara, mempunyai kandungan fosfat dan nitrogen yang tinggi dibandingkan pupuk kandang yang lain (Widowati, 2004). Pemupukan yang efektif melibatkan persyaratan kuantitatif dan kualitatif. Persyaratan kuantitatifnya adalah dosis pupuk, sedangkan persyaratan kualitatifnya meliputi unsur hara yang diberikan dalam pemupukan relevan dengan masalah nutrisi yang ada, waktu pemupukan dan penempatan pupuk tepat, unsur hara dapat diserap tanaman, tanaman dapat menggunakan unsur hara yang diserap untuk meningkatkan produksi dan kualitasnya (Sahari, 2005). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis dan dosis pupuk kandang yang optimal terhadap tinggi tanaman, luas daun dan berat basah rumput gajah odot. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Dusun Ngasem, desa Kedung Bocok, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo pada tanggal 17 November 2015 dengan ketinggian 0-25 m dpl. Proses pembuatan pupuk kandang sapi dan kelinci dengan sistem tertutup :1) Limbah kotoran ternak yang dikumpulkan dijemur ditempat terbuka 2 sampai 3 hari; 2) Setelah dijemur, kotoran tersebut ditimbun dalam lubang tanah; 3) kemudian lubang ditutup dengan plastik lalu di atasnya ditimbun dengan tanah; 4) Dibiarkan selama kurang lebih 13 bulan, maka pupuk kandang sudah dapat digunakan (Setiawan, 2003). Sedangkan untuk pupuk kadang ayam tidak perlu ditimbun dalam tanah kotoran akan otomatis akan mengalami kematangan dikarenakan pengambilan kotoran ayam dilakukan setelah 2 minggu ayam dipanaen (Setiawan, 2003). Tanah dicangkul sedalam 25 cm. lahan dibagi menjadi 3 blok kemudian dibuat badengan dengan tinggi 25 cm dengan lebar 60 cm dan panjang 300 cm setiap blok terdiri dari 10 petak. Jarak antar blok 50 cm. Pemupukan dilakukan 1 minggu sebelum tanam. Pupuk kandang yang diberikan pupuk kandang sapi, pupuk kandang kelinci dan pupuk kandang ayam dengan dosis masing-masing 10 ton/ha, 20 ton/ha dan 30 ton/ha. Stek rumput gajah odot yang dang dipilih adalah yang memiliki 5 mata ruas dengan posisi penanaman stek ditancapkan miring, 3 mata ruas masuk dalam tanah dan 2 mata ruas berada dipermukaan tanah dengan jarak tanam 100x30cm. 909
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
Penyiangan gulma dilakukan 5 hari sekali. Penyiraman dilakukan 5 hari sekali dengan menggunakan pompa air yang dinyalakan sampai tanah tergenangi oleh air kurang lebih selama 2 jam. Variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman dihitung dengan memilih batang rumput gajah tertinggi dalam satu rumpun setiap sampel kemudian diukur mulai dari permukaan tanah sampai titik tumbuh tanaman (cm), titik tumbuh tanaman didapatkan dari ujung daun yang diluruskan ke atas yang sejajar dengan batang, luas daun dengan menghitung yang membuka sempurna dengan metode rating untuk menaksir luas daun total pertanaman (cm2)dan berat basah dilakukan pada akhir penelitian dengan cara menimbang seluruh bagian tanamn kecuali akar dengan menggunakan timbangan dengan satuan gram. Rancangan Acak Kelompok pola faktorial. Teknik Analisis data yang digunakan adalah Analisis Varian Dua Jalan apabila perlakuan menunjukkan ada pengaruh dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Duncan 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Ringkasan hasil analisis varian dua jalan semua parameter pengamatan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Analisis varian dua jalan pada perlakuan jenis dan dosis pupuk kadang terhadap tinggi tanaman rumput gajah odot Umur Tanaman (Hari) Parameter pengamatan 5 10 15 20 25 30 Tinggi b tb tb tb tb tb Tanaman Luas Daun b tb tb tb tb tb Berat Basah - tb Keterangan : b = berpengaruh tb = tidak berpengaruh A. Tinggi Tanaman Hasil analisis varian dua jalan pada tabel 1 menunjukkan bahwa pada hari kelima ada pengaruh jenis dan dosis pupuk kadang pada tinggi tanaman rumput gajah odot. Sehingga yang dapat di uji lanjut dengan uji Duncan 5% adalah pada hari kelima umur tanaman. Tabel 2. Hasil uji Duncan pada umur tanaman hari kelima jenis dan dosis pupuk kadang terhadap tinggi tanaman rumput gajah odot. Perlakuan Tinggi tanaman pada umur pengamatan 5hari A3B2 3,1100 a A2B3 3,3333 ab A3B3 3,6667 abc A3B1 3,7233 abc A2B2 3,9167 abc A0B0 4,0567 abc A1B3 4,2200 bc 910
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
A2B1 4,3889 c A1B2 4,5533 c A1B1 5,8833 d Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5% Dari tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan jenis dan dosis pupuk kandang memiliki perbedaan yang nyata pada perlakuan pupuk kandang sapi dengan dosis 10 ton/ha pengaruhnya terhadap tinggi tanaman rumput gajah odot. Hal ini dikarenakan pada pupuk kadang sapi Rivaie (2006) menambahkan pupuk kandang sapi mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah walaupun kandungan bahan organik di dalamnya sangatlah tinggi. Tinggi tanman merupakan ukuran bibit yang sering diamati baik sebagai indicator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan atau perlakuan yang diterapkan. Berdasarkan penelitian hasil pertumbuhan tinggi tanaman rumput gajah odot pupuk kandang ayam memiliki tinggi tanaman terendah, hal ini dikarenakan kandungan nitrogen dalam pupuk kandang ayam terlalu tinggi. Sesuai dengan (Agromedia 2007) menyatakan bahwa jika nitrogen berlebih akan memperlambat pertumbuhan karena mengikat karbohidrat sehingga pasokannya sedikit. B. Luas Daun Hasil analisis varian dua jalan pada tabel 1 menunjukkan bahwa pada hari kelima ada pengaruh jenis dan dosis pupuk kadang pada luas daun rumput gajah odot. Sehingga yang dapat di uji lanjut dengan uji Duncan adalah pada hari kelima umur tanaman. Tabel 3. Hasil uji Duncan pada umur tanaman hari kelima jenis dan dosis pupuk kadang terhadap luas daun rumput gajah odot. Perlakuan Luas daun pada umur pengamatan 5 hari A3B2 1,5633 a A2B2 2,3633 ab A3B3 2,5900 bc A3B1 2,8133 bcd A2B3 3,0525 bcd A0B0 3,1450 bcd A1B3 3,4306 cd A1B2 3,5561 cd A2B1 3,7600 d A1B1 5,6783 e Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%
911
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
Dari tabel 3. Dapat diketahui bahwa pemberian perlakuan pupuk kandang sapi dengan dosis 10 ton/ha berbeda nyata pengaruhnya terhadap luas daun pada rumput gajah odot. Pemberian pupuk kandang sapi memiliki luas daun terluas dan berbeda nyata pada dosis 10 ton/ha hal ini sama dengan pada parameter tinggi tanaman dikarenakan luas daun berkaitan dengan pertumbuhan tinggi tanaman. Sesuai dengan Salisbury dan Ross 1992 dalam Mayadewi (2007) Luas daun akan berpengaruh terhadap penentuan jumlah energi matahari yang akan diserap oleh daun dan menentukan jumlah fotositat yang diserap. Menurut krishnamorthy 1981 dalam Sahari (2005) luas daun erat kaitanya dengan kemampuan tumbuhan untuk menghasilkan asimilat yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Pada pengamatan hari kelima perlakuan jenis dan dosis pupuk kandang berpengaruh dikarenakan nitrogen pada pupuk kandang telah optimum untuk pertumbuhan vegetatif pada tanaman. Hal ini sesuai pendapat Aurum (2005) nitrogen pada awal tanam memiliki kandungan yang optimal terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman. Pujisiswanto (2008) menambahkan bahwa pada awal pertumbuhan nilai laju asimilasi bersih tinggi karena pada awal pertumbuhan tanaman masih kecil, daun yang terdapat dalam tanaman semua terekspos pada radiasi matahari secara langsung sehingga kecepatan asimilasi karbondioksida meningkat, semakin bertambahnya umur tanaman daun-daun tersebut menjadi banyak yang ternaungi sehingga laju asimilasi bersih menurun walaupun luas daun meningkat. Hal ini dapat menyebabkan pada awal penanaman jenis dan dosis pupuk kandang dapat berpengaruh dalam pertumbuhan vegetatif tanaman. C. Berat Basah Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh jenis dan dosis pupuk kandang terhadap berat basah rumput gajah berdasarkan uji analisis varian dua jalan dari perlakuan jenis dan dosis pupuk kandang. pengamatan hari terakhir atau hari ketiga puluh menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh jenis dan dosis pupuk kandang terhadap berat basah rumput gajah odot. Tabel 4. Hasil pengamatan berat basah umur tanaman hari kelima jenis dan dosis pupuk kadang terhadap jumlah daun rumput gajah odot Umur Tanaman Perlakuan (Hari) 30 A0B0 119.44 A1B1 208.33 A1B2 138.89 A1B3 183.33 A2B1 194.44 A2B2 150.00 A2B3 219.44 A3B1 97.22 A3B2 91.67 A3B3 86.11 912
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
Data yang diperoleh dari penelitian berat basah tanaman rumput gajah odot yang terberat pada perlakuan A2B3, sedangkan yang terendah pada perlakuan A3B3. Hal ini dikarenakan pada pupuk kadang kelinci kandungan fosfornya tinggi hal ini sesui dengan Setyamidjaja (1986) unsur phosphor memegang peranan dalam proses translokasi hasil fotosintesis ke organ tanaman, sehingga dapat menyimpan hasil fotosintesis yang lebih banyak dan menyebabkan berat basah tanaman menjadi meningkat. Selain itu dalam komposisi kotoran kelinci lunak dan diselimuti dengan mukosa yang mengandung bahan protein yang tinggi (Sajimin, 2005). Hasil panen berat basah tanaman tidak nyata dalam penelitian ini sebabkan karena perubahan cuaca. Perubahan cuaca tersebut mengakibatkan unsur hara dalam tanah terbuang percuma (cepat larut dalam air), hal ini sesuai dengan Foth (1994 ), bahwa pertumbuhan awal suatu tanamn sebaikanya diambil sebagai ukuran pengaruh pupuk terhadap hasil, kadang-kadang pupuk mungkin merangsang pertumbuhan awal tanaman tetapi sementara musim berjalan perbedaan ini hilang dan pada waktu panen tidak terdapat peningkatan. Poniman dan mujiono 2004 dalam Priangga et al (2013) menyatakan bahwa rumput gajah odot akan tumbuh dengan baik apabila kondisinya susai dengan kebutuhannya untuk melakukan pertumbahan seperti kesuburan tanah, iklim dan sumber air, kesuburan tanah tidak bias didapatkan apabila iklim dan sumber air tidak terpenuhi. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh jenis dan dosis pupuk kandang terhadap pertumbuhan rumput gajah odot (Pennisetum purpureum cv Mott) pada pengamatan hari kelima pada parameter tinggi tanaman, luas daun, dan jumlah anakan . Pada hari ketiga puluh berpengaruh pada jumlah daun. 2. Pupuk kandang sapi dengan dosis 10 ton/ha berpengaruh paling baik pada parameter tinggi tanaman, luas daun, jumlah daun dan jumlah anakan. 3. Pemberian jenis dan dosis pupuk kandang tehadap berat basah rumput gajah odot tidak berpengaruh, tetapi berdasarkan hasil rata-rata berat basah terberat terdapat pada perlakuan A2B3 (pupuk kadang kelinci dengan dosis 30 ton/ha). B. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian serupa, dengan jenis tanah yang berbeda sehingga dapat diketahui jenis dan dosis pupuk kandang yang sesuai terhadap rumput gajah odot atau tumbuhan lainnya. DAFTAR PUSTAKA Budiman et.al. 2012. Morphological Characteristics, Productivity and Quality of Three Napier Grass (Pennisetum purpureum Schum) Cultivar Harvested at Different Age. Jurnal peternakan Priangga, Riky, dkk. 2013. Pengaruh Level Pupuk Organic Cair Terhadap Produksi Bahan Kering dan Imbangan Daun Batang Rumput Gajah Defoliasi Keempat. Jurnal Ilmiah Peternakan. Hal 365-373, april 2013 913
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
Pujisiswanto,Hidayat dan Darwin. 2008. Pengaruh Dosis Kompos Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Buah Tomat. Prosending Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 17-18 November 2008. Lampung Purwawangsa, Hadian dan Bramada W.P. 2014. Pemanfaatan Lahan Tidur Untuk Penggemukkan Sapi. Jurnal risalah kebijakan pertanian dan lingkungan, vol 1 no 2 hal 92-96 agusatus 2014 issn 2355-6226 Redaksi agromedia. 2007. Cara Tepat Memupuk Tanaman Hias. PT Agromedia Pustaka: Jakarta Rivaie. A.A. 2006. Pupuk Kandang Sapi. PT. Kreatif Energi Indonesia. Rukmana, Rahmat. 2005. Rumput Unggul Hijauan Makanan Ternak. Kanisius (Anggota IKAPI). Jakarta Sahari, Panut. 2005. Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Krokot Landa (Talinum triangulare Willd.). Jurnal Ilmu-Ilmu pertanian Agroland, No 3 Vol. 16 Hal 36-42 Sajimin, et.al. 2011. Pengaruh Jenis dan Taraf Pemberian Pupuk Organik pada Produktivitas Tanaman alfalfa (Medicago sativa L.) di Bogor Jawa Barat. Seminar Nasional Teknologi Peternakan Dan Veteriner2011 Seseray, Daniel yohanis, dkk. 2013 Produksi Rumput Gajah (Pennisetum Purpureum) yang Diberikan Pupuk N, P, dan K dengan Dosis 0,50 dan 100% pada Devoliasi Hari Ke-45. Jurnal Sains Peternakan, No 1 Vol.11 Maret 2013 hal 49-55. ISSN 1693-8828 Setiawan, Ade iwan. 2003. Memanfaatkan Kotoran Ternak. Penebar Swadaya: Jakarta Setiawan,Tri dkk. 2012. Pengaruh Waktu Dan Pemberian Dan Dosis Pupuk Kandang Kelinci Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca sativa). Jurnal agronomika. No 1 Vol.7 Januari-Agustus 2012. ISSN 1693-0142 Setyamidjaja, D. 1986. Pupuk dan Pemupukan. Ed. Ke-1.Cv.Simplex. Jakarta.120 hal. Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. 2006. Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Penerbit Pustaka Setia: Bnadung. Sujono. 2010. Menejemen Ternak Perah Menuju Usaha Sapi Perah yang Sukses. Penerbit Universitas Muhamadiyah Malang (UMM Press). Malang Widowati. L. R.,et.al. 2004. Pengaruh Kompos Pupuk Organik yang Dipekaya dengan Bahan Mineral Dan Pupuk Hayati Terhadap Sifat Sifattanah, Serapan Hara dan Produksi Sayuran Organik. Laporan Proyek Penelitian Program Pengembangan Agribisnis. Balai Penelitian Tanah.
914