P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
Pengaruh Metode Ekstraksi terhadap Kadar Xanton Total dalam Ekstrak Kulit Buah Manggis Matang (Garcinia mangostana L.) dengan Metode Spektrofotometri Ultraviolet (Effect of Extraction Methods on Total Xanthones in Mangosteen (Garcinia mangostana L.) Fruit Rind Extract by Ultraviolet Spectrophotometry) Regina Andayani1*, Rita Novita2 dan Verawati2 1Fakultas 2Sekolah
Farmasi Universitas Andalas, Padang, Indonesia Tinggi Farmasi Indonesia Yayasan Perintis, Padang, Indonesia ABSTRAK
Penelitian tentang pengaruh metode ekstraksi terhadap kadar xanton total dalam ekstrak kulit buah manggis telah dilakukan. Metode ekstraksi yang digunakan meliputi maserasi, perkolasi dan sokletasi dengan etanol sebagai pelarut ekstraksi. Penentuan xanton total dilakukan secara spektrofotometri ultraviolet pada panjang gelombang absorbansi maksimum α-mangostin standar yaitu 243 nm. Validasi metode analisis α-mangostin dengan metode spektrofotometri ultraviolet memenuhi kriteria validasi yang meliputi selektivitas, linieritas, batas deteksi, batas kuantitasi, presisi dan akurasi. Kadar tertinggi xanton total diperoleh dengan metode perkolasi yaitu 37,8% diikuti oleh sokletasi dan maserasi sebesar 30,4% dan 27,7% secara berturut-turut. Berdasarkan One-way ANOVA Analisis Statistik SPSS. 17, perbedaan metode ekstraksi memberikan pengaruh yang signifikan (p <0,05) pada kadar xanton total dalam ekstrak kulit buah manggis. Kata Kunci: Garcinia mangostana L., xanton total, manggis, metode ekstraksi, spektrofometri ultraviolet PENDAHULUAN Kulit
dan anti inflamasi (Chen et al,2008;Tewtrakul et
buah
manggis
mengandung
al,2009).
senyawa xanton yang meliputi mangostin,
Untuk mendapatkan senyawa xanton
mangostenol, mangostinon-A, mangostinon-B,
total dari kulit buah manggis perlu dilakukan
trapezilolixanthone, tovophyllin-B, α-mangostin,
proses
β-mangostin,
mempengaruhi jumlah atau komposisi dalam
garcinon-B,
mangostanol,
ekstraksi.
merupakan senyawa kimia alami yang tergolong
perubahan konsentrasi dari suatu senyawa.
polifenol atau senyawa aromatik sederhana
Metode ekstraksi ini dapat dilakukan dengan
golongan ini punya ciri adanya inti kerangka
cara ekstraksi panas dan dingin, dimana metode
dibenzo γ– pyron (Aisha et al., 2012). Beberapa
ekstraksi dingin meliputi maserasi, perkolasi
studi
xanton
dan metode ekstraksi panas meliputi sokletasi,
mempunyai efek farmakologis seperti: analgesik
dekokta, infusa, refluks dan digestasi. Senyawa
(Cui et al,2010), antioksidan (Jung et al,2006),
dalam simplisia ada bersifat relatif stabil dan
anti kanker (Akao et al, 2008; Doi et al,2009),
ada yang terurai atau rusak akibat cara
bahwa
sehingga
sangat
ekstrak
melaporkan
diperoleh
ekstraksi
flavonoid (epicatechin), dan gartanin. Xanton
telah
yang
Cara
terjadi
353
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
ekstraksi
sehingga
akan
menyebabkan
berkurangnya konsentrasi atau hilangnya efek
mesh. Serbuk kering disimpan dalam wadah kedap udara dan terlindung dari cahaya.
terapi dari simplisia (Djamal, 2010). Berdasarkan
uraian
diatas,
maka
dilakukan penelitian tentang penentuan kadar xantol
total
dalam
kulit
buah
manggis
Pembuatan Ekstrak Kulit buah manggis (Harbone, 1987) Dilakukan ekstraksi dengan menggunakan 3
menggunakan metode ekstraksi yang berbeda
metode ekstraksi yaitu :
dengan metode spektrofotometri ultraviolet,
1. Maserasi
dimana metode ekstraksi yang akan dipakai adalah maserasi, perkolasi dan sokletasi.
Serbuk kering halus ditimbang 100 g direndam dengan 750 mL etanol 70 % secukupnya selama 5 hari, lalu disaring dengan kertas saring Whatman no. 1 (filtrate 1). Residu direndam lagi dengan etanol selama 5 hari lalu disaring (filtrate 2). Residu direndam lagi dengan etanol selama 3 hari kemudian disaring (filtrate 3). Ketiga filtrate di gabungkan lalu di
Gambar
1.
Rumus struktur (Shan,2011)
α-mangostin
uapkan dengan rotary evaporator pada suhu < 500 C sampai didapat ekstrak kental kemudian
METODE PENELITIAN
ditimbang beratnya.
Bahan dan Alat
2. Perkolasi
Bahan penelitian berupa α-mangostin
Sampel kulit buah manggis yang telah
dan kulit buah tumbuhan manggis, etanol ,
diserbukkan 100 g dibasahi dengan 500 mL
kloroform, etil asetat, metanol, aquades. Alat
etanol 70 % , direndam selama 3 jam dalam
berupa rotary evaporator, alat sokletasi, botol
bejana tertutup. Pindahkan masa sedikit demi
maserasi, alat perkolasi, corong, spatel, cawan
sedikit kedalam perkolator sambil ditekan hati-
penguap, timbangan analitik, kertas saring
hati. Tidak boleh ada gelembung udara pada
Whatman, blender, ayakan 20 mesh, labu ukur,
bagian sampel. Setelah 24 jam kran dibuka,
beakar glass, erlemeyer, batang pengaduk, pipet
biarkan
gondok,
(kecepatan 1 ml /menit) sambil menambahkan
pipet
mikro,
plat
KLT,
bejana
hasil
sarian
(etanol)
menetes
pengembang, alat spektrofotometer UV-Vis,
pelarut
aluminium foil.
permukaan sampel tetap ditutupi pelarut. Perkolasi
Perlakuan Pengeringan Kulit buah manggis matang dan segar sebanyak
±
2
kg
dibersihkan, kemudian
dipotong – potong tipis, dan dikeringkan dalam
yang
dihentikan
turun
pelan-pelan
setelah
sehingga terekstraksi
sempurna. Perkolat dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu < 500 C dan ekstrak sampel yang didapat kemudian ditimbang beratnya.
oven suhu 500 C selama 72 jam sampai berat konstan. Sampel kulit buah kering sebanyak ±1 kg digiling halus dan diayak dengan ayakan 20
3. Sokletasi
354
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
Sampel kulit buah manggis yang telah
Tentukan panjang gelombang serapan
diserbukkan 100 g dibungkus dengan kertas
maksimum dari larutan standar α-mangostin
saring kemudian masukkan ke dalam tabung
konsentrasi 10 µg/ml pada spektrum UV (λ =
soklet. Tambahkan etanol 70 % secukupnya dari
200 – 400 nm)
bagian atas sampai tumpah ke dalam labu. Air pendingin
dialirkan
melalui
kondensor.
Pembuatan larutan standar α-mangostin
Panaskan pada suhu tertentu hingga mendidih,
(Aisha, et al., 2013)
uap akan naik dan menetes pada sampel hingga
Ditimbang 10 mg α-mangostin standar larutkan
merendam sampel yang mengisi bagian tengah
dengan metanol dalam labu ukur 100 ml sampai
alat soklet. Setelah pelarut telah mencapai tinggi
tanda batas, sehingga diperoleh konsentrasi 100
tertentu maka akan turun ke labu dan mendidih
µg / ml. Pipet larutan induk 100 µg / ml masing-
kembali.
setelah
masing sebanyak 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1 ml ke
dipekatkan
dalam labu ukur 10 ml dan diencerkan dengan
Sokletasi
terekstraksi
dihentikan
sempurna.
Filtrat
dengan rotary evaporator pada suhu < kemudian
ekstrak
sampel
yang
500
C
metanol sampai tanda batas sehingga diperoleh
didapat
konsentrasi 2 ; 4 ; 6 ; 8 dan 10 µg/ml dan diukur
ditimbang beratnya.
absorban masing–masing pengenceran dengan spektrofotometer UV pada panjang gelombang
Identifikasi
Ekstrak
dengan
metode
serapan maksimum 243 nm.
Kromatografi Lapisan Tipis Masing-masing
ekstrak
dilarutkan
Penentuan
Kadar
Xanton
Total
dalam
dengan metanol kemudian ditotolkan pada plat
ekstrak kulit buah manggis (Pothitirat, dan
KLT silika gel 60 PF254 (10 x5cm) dengan batas
Gritsanapan, 2008).
atas 1 cm dan batas bawah 1cm jarak elusi 8 cm. Plat
dimasukkan
Kromatografi
ke
dan
dalam
ditimbang 50 mg dan dimasukkan ke dalam labu
menggunakan klorofom, etil asetat dan metanol
ukur kemudian ditambahkan metanol sampai
(8:1:0,5)
KLT
tanda batas 50 ml hingga diperoleh konsentrasi
dikering
1 mg/ml (1000 µg/ml), disaring dengan kertas
dikeluarkan
dari
batas
dengan
perkolasi dan sokletasi dari kulit buah manggis
eluen
sampai
dielusi
chamber
Masing – masing ekstrak hasil maserasi,
atas.
chamber
dan
Plat
anginkan. Noda pada plat diamati dengan
saring
menggunakan lampu UV 254 nm. Hitung nilai Rf
sebanyak 1 ml ditambahkan metanol hingga 10
masing – masing ekstrak dan α-mangostin.
ml diperoleh konsentrasi 100 µg/ml. Dipipet 1
Rumus Rf =
ml masukkan ke dalam labu ukur 10 ml
Keterangan :
X Y
Whatman
tambahkan
no.1
metanol
kemudian
sampai
tanda
dipipet
batas
sehingga diperoleh konsentrasi 10 µg/ml.
X : Jarak yang ditempuh noda
Kemudian
Y : Jarak yang di tempuh pelarut
diukur
serapannya
dengan
spektrofotometri UV pada panjang gelombang serapan maksimum 243 nm. Penentuan Maksimum
Panjang
Gelombang
Serapan Validasi Metode Analisis (ICH, 1997)
355
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
A. Selektivitas
Dimana:
Metoda selektivitas ini dikonfirmasi dengan
s = Standar deviasi
membandingkan spektrum UV masing - masing
x₁ = Data
ekstrak kulit buah manggis yang diperoleh dengan
metode
sokletasi
perkolasi,
dengan
maserasi
spektrum
dan
α-mangostin
standar.
= Rata-rata n = jumlah data RSD sering juga dinyatakan dalam persen. Dalam bentuk ini RSD disebut dengan Kofisien
B. Linearitas Linearitas ditentukan dengan menggunakan
variasi (CV).
senyawa α-mangostin standar pada konsentrasi
CV = x 100%
2; 4; 6; 8 dan 10 µg/ml. Kurva kalibrasi dibuat
E. Akurasi
dengan memplot absorban versus konsentrasi,
Dipipet masing – masing 2 ml larutan
dan analisis regresi adalah digunakan untuk
ekstrak 10 µg/ml ke dalam 3 buah labu ukur 10
menentukan linearitas kurva kalibrasi.
ml diperoleh konsentrasi 2 µg/ml kemudian
C. Penentuan
batas
deteksi
dan
batas
kuantisasi
ditambahkan ke dalam masing – masing labu ukur larutan standar α-mangostin 100 µg/ml
Sensitivitas dari metode ini ditentukan
sebanyak 0,4 ml, 0,6 ml dan 0,8 ml kemudian
dalam BD dan BK. Nilai-nilai yang dihitung
tambahkan metanol hingga tanda batas (10 ml)
melalui
sehingga diperoleh konsentrasi α-mangostin
kemiring
dan
standar
dengan
menggunakan rumus berikut:
standar 4, 6, dan 8 µg/mL. Larutan di analisis
BD = 3 X SB/b
dengan spektrofotometri UV. Absorban diukur
BK = 10 X SB/b
sebanyak tiga kali penggulangan untuk setiap
Dimana :
larutan hasil dinyatakan dalam % perolehan
SB = Simpangan Baku
kembali (% Recovery).
BD = batas deteksi
% Recovery = Kadar total (Standar + Ekstrak) – Kadar Ekstrak X 100% Kadar Standar α-mangostin
b = Slope persamaan regresi BK = batas kuantisasi
Pengukuran xanton total dari ekstrak kulit
D. Uji Presisi
buah Garcinia mangostana L dengan
Absorban dari ekstrak G. mangostana
menggunakan tiga konsentrasi larutan standar
diambil pada 10 µg/ml. Penentuan kadar xanton
α-mangostin dengan konsentrasi 4 ; 8 dan 10
dengan rumus :
Uji
presisi
ditentukan
µg/ml sebanyak tiga kali penggulangan. Untuk presisi intraday kadar α-mangostin diukur pada hari yang sama sedangkan untuk presisi interday kadar α-mangostin diukur pada tiga hari berturut – turut. Presisi dinyatakan sebagai % RSD.
Keterangan: Ksf= Konsentrasi xanton total ekstrak sampel (µg /mg) C= Konsentrasi xanton dalam larutan sampel (µg /ml) Fp= Faktor pengenceran ekstrak sampel
s=
V= Volume total sampel (ml)
356
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
W= Berat total sampel kering (mg)
mangostin 0,91 dengan fase gerak kloroform, etil asetat dan metanol (8;1;0,5).
Analisis statistik Perhitungan statistik dilakukan dengan
3. Hasil
penentuan
panjang
gelombang
menggunakan SPSS 17 untuk Perangkat lunak
maksimum larutan standar α-mangostin
Windows paket. Untuk perbandingan nilai rata-
yang diukur dengan spektrofotometer UV
rata,
(ANOVA)
diperoleh Serapan 243 nm dengan absorban
dianggap
0,768.
oneway
diaplikasikan
analisis dan
varians
perbedaan
signifikan pada P <0,05.
4. Pada penentuan kurva kalibrasi larutan standar α-mangostin, didapat persamaan
HASIL DAN DISKUSI
regresi y = 0,058 + 0,073 x dengan koefisien kolerasi (r) 0,99, simpangan baku (SB) 0,03
Setelah dilakukan penelitian mengenai efek cara ekstraksi terhadap kadar xanton total dalam ekstrak kulit buah manggis dengan metode
spektrofotometri
ultraviolet
maka
dan batas deteksi (BD) 1,15 µg/mL serta batas kuantisasi (BK) 3,83 µg/mL. 5. Validasi metoda analisis larutan standar αmangostin pada uji presisi secara intraday
didapatkan hasil sebagai berikut:
dan interday di dapatkan standar Deviasi dan
1. Dari masing – masing 100 gram sampel
% kofisien variasi kurang dari 2 %.
kering didapatkan ekstrak kental dan %
6. Validasi metoda Analisis pada uji akurasi
rendemen dari 3 cara ekstaksi kulit buah
diperoleh % perolehan kembali antara
manggis:
115,62 – 120,06 %.
a. Kulit buah manggis Secara maserasi: 21,04 gram (21,04 %) b. Kulit buah manggis secara perkolasi: 20,10 gram (20,10 %) c. Kulit buah manggis secara sokletasi: 28,34 gram (28,34 %) 2. Identifikasi masing – masing ekstrak dengan metode Kromatografi lapisan tipis (KLT)
7. Penetapan kadar xanton total ekstrak kulit buah manggis diperoleh kadar xanton total secara maserasi 27,7 %, perkolasi 37,8 % dan sokletasi 30,4 %. Analisa
statistik
Anova
satu
arah
setelah dilakukan uji lanjut secara Duncan ternyata cara perkolasi berbeda nyata dengan sokletasi dan berbeda nyata dengan maserasi.
dengan menghitung nilai faktor retensinya, sampel secara maserasi 0,925, perkolasi 0,91, dan sokletasi 0,90 dan standar α-
Gambar 2. Spektrum serapan α-mangostin dalam pelarut metanol pada panjang gelombang maksimum 243 nm
357
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
Gambar 4. Kurva kalibrasi α- mangostin
P
M
S
MS
Gambar 3. Hasil KLT ekstrak etanol kulit buah manggis Keterangan : P : Perkolasi, M: Maserasi, S: Sokletasi, Ms: Standar α-mangostin Fase Diam : Silika gel 60 F254 Fase gerak : Kloroform, etil asetat dan metanol (8:1:0,5) Perbedaan
cara
ekstraksi
akan
kontinu didalam alat soklet. Proses sokletasi
mempengaruhi rendemen ekstrak dan kadar
berlangsung
xanton total yang terkandung didalamnya.
penguapan dan pendinginan secara berulang-
Metode ekstraksi zat aktif yang digunakan yaitu
ulang. Metode ini tidak cocok untuk ekstraksi
metode maserasi, perkolasi dan sokletasi.
senyawa - senyawa yang termolabil.
Maserasi yaitu proses pengekstraksian atau penyarian
simplisia
dengan
menggunakan
dimana
pelarut
mengalami
Pelarut pengekstraksi yang digunakan adalah
etanol.
Etanol
merupakan
pelarut
pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau
universal yang dapat melarutkan hampir semua
pengadukan pada temperatur ruangan kamar
zat aktif baik yang bersifat non polar, semi polar
(suhu kamar). Metode ini lebih mudah dan tidak
maupun
menggunakan pemanasan sehingga cocok bagi
digunakan sebagai pelarut pengekstraksi adalah
senyawa yang termolabil. Perkolasi yaitu proses
sifatnya yang tidak toksik, mudah didapat dan
penyarian menggunakan pelarut yang selalu
harganya
baru sampai terjadi penyarian sempurna yang
mengendapkan
umumnya dilakukan pada temperatur kamar
menghambat
dengan
terhindar dari proses hidrolisis dan oksidasi.
wadah
ekstraksi
yang
disebut
perkolator. Proses perkolasi terdiri dari tahap
polar.
Keuntungan
terjangkau.
Etanol
protein kerja
Serbuk
kulit
buah
juga
dapat
serta
mampu
sehingga manggis
dapat yang
diekstraksi
tahap perkolasi sebenarnya (penetesan atau
masing
penampungan ekstrak) terus menerus sampai
sebanyak
terekstraksi sempurna. Sedangkan sokletasi
ekstrak yang berbeda-beda. Rendemen ekstrak
merupakan proses penyarian simplisia secara
tertinggi diperoleh dari proses sokletasi 28,34%
masing 100
g
metode
etanol
pelembapan bahan, tahap perendaman antara,
–
dengan
enzim
lain
yang
berbeda
menggunakan
sampel
menghasilkan
rendemen
358
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
diikuti metode maserasi 21,04%, dan perkolasi
Presisi atau ketelitian diukur sebagai
20,10%. Berdasarkan data tersebut terlihat
koefisien variasi (KV). Ketelitian adalah ukuran
bahwa metode sokletasi mampu mengekstrak
yang menunjukan derajat kesesuaian antara
sampel dengan lebih sempurna. Hasil uji KLT
hasil uji individual diukur melalui penyebaran
dengan pembanding α-mangostin memiliki noda
hasil individual rata-rata. Pada penelitian ini
dengan nilai Rf 0,9 yang sama dengan noda pada
diperoleh koefisien variasi pada secara intraday
ekstrak hasil perkolasi, maserasi dan sokletasi
dan interday, intraday konsentrasi 4 µg/mL :
menunjukkan
sampel
0,46 % , 8 µg/mL : 0,35% dan 10 µg/mL : 0,17 %
teridentifikasi mengandung senyawa yang sama
dan secara interday dalam 3 hari berturut –
dengan standar α-mangostin.
turut, hari pertama 4 µg/mL : 0,46 %, 8 µg/mL :
Standar penentuan
bahwa
yang
digunakan
xanton
total
dalam
adalah
0,35 % dan 10 µg/mL : 0,17 %. Hari kedua 4
α-
µg/mL : 0,39 % , 8 µg/mL : 0,61% dan 10 µg/mL
mangostin. α-mangostin merupakan salah satu
: 0,29 %. Hari ketiga 4 µg/mL : 0,48 % , 8 µg/mL
derivat atau turunan senyawa xanton yang
: 0,17% dan 10 µg/mL : 0,09 % (Lampiran 11,
paling aktif yang didapatkan dari isolasi
table 6). Berdasarkan angka koefisien variasi
senyawa xanton total. Pada penentuan panjang
tersebut diatas maka metode ini memberikan
gelombang maksimum α-mangostin dengan
tingkat
menggunakan
persyaratan yaitu kurang dari 2%.
absorban
kadar
ekstrak
spektrofotometri
maksimum
sesuai
dengan
Selain ketelitian juga perlu ketepatan atau
panjang gelombang 243 nm. Setelah didapatkan
akurasi suatu data yang diketahui persen
panjang
maksimum
perolehan kembali gabungan antara sampel
kemudian diukur absorban α-mangostin pada
dengan larutan standar α-mangostin. Akurasi
konsentrasi 2, 4, 6, 8, dan 10 µg/mL. Dari
adalah ukuran yang menunjukkan derajat
pengukuran ini didapatkan persamaan garis
kedekatan hasil analisis dengan kadar senyawa
lurus yaitu y = 0,0583 + 0,07315x dan koefisien
yang sebenarnya. Syarat persen perolehan
kolerasinya yaitu 0,99. Angka ini mendekati 1
kembali : 80 – 120 %. Persen perolehan kembali
yang berarti terdapat kolerasi yang sangat tinggi
kulit buah manggis didapatkan secara maserasi,
antara absorban dan kadar senyawa serta
perkolasi dan sokletasi berkisar antara 115,62
linieritas hubungan keduanya. Dari persamaan
% - 120,06 %. Berdasarkan data tersebut maka
ini dapat ditentukan kadar xanton total dari
% perolehan kembali dari 3 ekstrak memenuhi
larutan sampel. Dari pengukuran kurva kalibrasi
persyaratan yang telah ditentukan.
serapan
0,768
yang
pada
gelombang
sebesar
didapat
ketelitian
juga didapatkan simpangan baku (SB) 0,03,
Kadar xanton total yang diperoleh pada
batas deteksi (BD) 1,15 µg/mL dan batas
ekstrak etanol kulit buah manggis, kadar yang
kuantisasi (BK) 3,83 µg/mL. Batas kuantisasi
tertinggi diperoleh secara perkolasi 37,8%
adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang
diikuti secara sokletasi 30,4% dan terendah
masih dapat memenuhi kriteria secara cermat
secara maserasi 27,7 %. Berdasarkan hasil yang
dan seksama pada alat, sedangkan batas deteksi
diperoleh ternyata adanya pengaruh terhadap
dan memberikan respon signifikan terhadap
metode ekstraksi terhadap kadar xanton total
alat.
dalam ekstrak kulit buah manggis.
359
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
Ekstraksi secara perkolasi menghasilkan
menunjukkan perbedaan yang signifikan dari
kadar xanton total tertinggi, hal ini disebabkan
masing – masing ekstrak dengan ekstraksi yang
karena cara ekstraksi perkolasi merupakan cara ekstraksi dingin yang cocok untuk bahan yang termolabil dan penyarian yang lebih sempurna dibandingkan maserasi karena pelarut baru dialirkan melalui simplisia sampai terdapat filtrat
yang
jernih
sedangkan
maserasi
perendaman dalam waktu tertentu. Sedangkan ekstraksi panas sokletasi menghasilkan kadar xanton total yang lebih rendah dari perkolasi karena disebabkan oleh sifat senyawa xanton yang termolabil. Perbedaan metode ekstraksi memberikan pengaruh terhadap kadar xanton total. Hal ini sesuai dengan sifat dari α mangostin yang merupakan turunan xanton yang mempunyai banyak gugus hidroksi yang mudah mengalami oksidasi baik oleh panas maupun cahaya. Berdasarkan analisa statistik dengan uji ANOVA
satu
arah
program
SPSS
17.00
berbeda dengan nilai signifikan
0,05, setelah
dilakukan uji lanjut secara Duncan ternyata perkolasi berbeda nyata dengan maserasi dan berbeda nyata dengan sokletasi. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Perbedaan metode ekstraksi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kadar xanton total dalam ekstrak kulit buah manggis (P< 0,05). 2. Kadar xanton total dalam 50 mg ekstrak kulit buah manggis, cara perkolasi memberikan hasil kadar xanton total tertinggi 37,8% dibandingkan dengan cara sokletasi 30,4% maupun maserasi 27,7%.
DAFTAR PUSTAKA Aisha, AFA., Abu-Salah, KM., Siddiqui, MJ., Ismail, Z., and Majid, AMSA. 2012. Quantification of α-, β- and γ-mangostin in Garcinia mangostana fruit rind extracts by a reverse phase high performance liquid chromatography. J. Med. Plants Res 6(29): 45264534 Aisha, AFA., Abu-Salah, KM, Ismail, Z., and Majid, AMSA. 2013. Determination of total xanthones in Garcinia mangostana fruit rind extracts by ultraviolet (UV) spectrophotometry. Journal of Medicinal Plants Research 7(1): 29-35. Akao,Y., Nakagawa,Y., Linuma, M., Nozawa, Y. 2008. Anti-Cancer effect of xanthones from pericarps of Mangosteen, Int.J.Moi. Mci,9 (3): 355-370. Chen, LG.,Yang, LL.,Wang, CC. 2008. Anti-inflammatory activity of Mangostin from Garcinia mangostana, Food Chem Toxicol, 46(2):688-693. Cui, J., Hu, W., Cai, Z., Liu, Y., Li, S., Tao, W., Xyang, H. 2010. New medicinal properties of mangostins :Analgesic activity and Pharmacological Characterization of Active Ingredients from the fruit
hull of Garcinia mangostana L., Pharmacol, Biochem, Behav, 95(2) : 102-104. Djamal,R. 2010, Kimia Bahan Alam: Prinsip-Prinsip Dasar Isolasi dan Identifikasi, Padang: Universitas Baiturrahmah. Doi, H., Shibata, MA., Shibata, E., Morimotok, J., Akao, Y., Linuma, M., Tanigawa, N, Otsuki Y. 2009. Panaxanthone isolated from pericarp of Garcinia mangostana L. Supresses tumor growth and metastasis of a mouse model of Mammary cancer. Anti cancer Res, 29(7): 2485-2495. Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan, Cetakan II, diterjemahkan oleh K. Padinawinata dan I, Suediro, Penerbit ITB; Bandung. ICH., 1997., Guidance for Industry, Q2B; Validation of Analytical Procedures: Methodology USA: International Conference on Hormonisation. Jung, HA., Su, BN., Keller, WJ., Mehta, RG., Kinghoen,AD. 2006. Antioxidant Xanthones from the pericarp of Garcinia mangostana L. 360
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
(Mangosteen). J. Agric Food Chem., 54 (6): 20772082. Pothitirat, W., and Gritsanapan,W. 2008. Quantitave Analysis of Total Mangostins in Garcinia mangostana fruit rind. J.Health Res.22(4): 161-166. Shan, T., Q,Ma., Guo, K., Liu, J., Li, W., Wang, F. 2011 . Xanthones from mangosteen extracts as natural
chemopreventive agents: Potential Anticancer Drugs. Curr Mol Med 11(8): 666–677. Tewtrakul,S.,Wattanapiromsakul, C., Mahabusarakam, W., 2009. Effects of compounds from Garcinia mangostana on Inflammatory Mediators in RAW 264,7 Macrophage Cells. J. Ethnopharmacol, 121(3): 379-382.
361