EFEKTIVITAS TEMU KEMBALI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA ALAMI PADA CD-ROM AGRIS DAN CAB ABSTRACTS
Ratu Siti Zaenab Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan, Institut Pertanian Bogor
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui efektivitas temu kembali informasi bidang ilmu perairan pada CDROM AGRIS dan CAB Abstracts International dengan menggunakan bahasa alami, serta (2) mengetahui perbedaan efektivitas kedua sistem temu kembali informasi tersebut. Penelitian melibatkan 28 mahasiswa sebagai pengguna dan proposal penelitian mereka sebagai pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem temu kembali informasi menggunakan bahasa alami pada CD-ROM AGRIS lebih efektif daripada CAB Abstracts.
ABSTRACT The Effectiveness of Natural Language as the Searching Terms in Information Retrieval of AGRIS CD-ROM and CAB Abstracts This research attempts to identify (1) the effectiveness of natural language as the searching terms in information retrieval of AGRIS and CABI Abstracts CD-ROMs, and (2) the differences of the effectiveness in the use of the natural language for searching between the two above mentioned CDROMs. This research involved 28 students and their research proposals as queries. The results indicated that the use of the natural language as the searching terms in AGRIS CD-ROM is more effective than CAB Abstracts. Keywords: information retrieval, natural language
PENDAHULUAN Istilah temu kembali informasi diperkenalkan pertama kali pada tahun 1952, dan mulai populer diteliti sejak tahun 1961. Saat itu disadari bahwa sistem temu kembali informasi memiliki peran khusus dalam kegiatan perpustakaan. Aktivitas temu kembali informasi tidak hanya terbatas pada bagaimana cara menyimpan buku, tetapi juga meliputi pemahaman tentang penempatan informasi yang telah dikatalog dan diindeks agar mudah ditemukan kembali.
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 11, Nomor 2, 2002
Lancaster dalam Muddamale (1998) mendefinisikan sistem temu kembali sebagai suatu proses pencarian dokumen dengan menggunakan istilah-istilah pencarian untuk mendefinisikan dokumen sesuai dengan subjek yang diinginkan. Sistem temu kembali informasi ini bertujuan untuk mendapatkan dokumen yang relevan bagi pengguna (Kim Park, 1993). Pengukuran efektivitas suatu sistem temu kembali dapat dilakukan dengan perhitungan terhadap nilai perolehan (recall), nilai ketepatan (precision), dan jatuhan semu (fallout) (Tague-Sutcliffe, 1992; Conlon dan Conlon, 1996). Namun, di antara metode tersebut, perhitungan ketepatan merupakan cara yang paling umum digunakan (Su, 1992; Tague-Sutcliffe, 1992). Pada intinya pada sistem temu kembali informasi terdapat tiga komponen utama yang saling mempengaruhi, yaitu (1) kumpulan dokumen; (2) kebutuhan informasi pengguna; dan (3) proses pencocokan (matching) antara keduanya (Di Nubila et al., 1994; Chowdhury, 1999). Secara fisik kumpulan dokumen antara lain dapat disimpan dalam bentuk disket, hard disk, dan CD-ROM. Dalam bidang pertanian, pangkalan data publikasi ilmiah yang banyak digunakan antara lain adalah International Information System for the Agricultural Sciences and Technology (AGRIS) dan Center for Agricultural and Biosciences International (CABI) Abstracts. AGRIS merupakan suatu pangkalan data bidang pertanian yang mulai beroperasi pada tahun 1975 di bawah naungan Food and Agriculture Organization (FAO) of The United Nation, yang berpusat di Roma, Italia. Salah satu misi utama dari AGRIS adalah memberikan informasi pertanian kepada negara-negara miskin dan berkembang. Sampai sekarang tercatat lebih dari 159 negara dan 31 badan internasional bergabung dalam jaringan kerja AGRIS. Jaringan kerja ini mampu menghimpun 14.000 cantuman informasi setiap bulan atau 168.000 cantuman setiap tahun. Dari cantuman informasi yang ada, 60% merupakan sitasi berbahasa Inggris, dan
41
hanya 10% yang dilengkapi dengan abstrak (Thomas, 1990). Sementara CAB Abstract merupakan pangkalan data bidang pertanian yang mulai dipublikasikan pada tahun 1972. Awalnya CAB Abstracts memuat informasi dari negara-negara persemakmuran, tetapi kemudian negara-negara lain seperti Cina dan Hongaria, turut bergabung sehingga namanya berubah menjadi CABIAbstracts (Center for Agricultural and Biosciences International). Sampai tahun 1989, CAB berhasil menghimpun dua juta sitasi dengan rata-rata pertambahan 130.000 cantuman setiap tahunnya, di mana 60% di antaranya merupakan sitasi berbahasa Inggris. Dibanding dengan pangkalan data lain, CAB Abstract merupakan pangkalan data yang terlengkap di mana 85% dari informasi yang ada dilengkapi dengan abstrak (Thomas, 1990).
yaitu memberikan istilah indeks yang baku sehingga tidak rancu. Kelemahan bahasa terkendali adalah istilahistilah yang digunakan sangat dibatasi dan kaku. Akibatnya, bahasa terkendali bisa kurang dapat mengekspresikan kebutuhan informasi pengguna. Sebaliknya, penggunaan bahasa alami tidak kaku dan bersifat ekspresif, tetapi berpotensi menghasilkan jatuhan semu (Harter, 1986). Sejauh ini pengguna lebih banyak menyatakan kebutuhan informasinya dalam bahasa alami, karena sebagaimana dijelaskan Meadow (1992) bahasa alami tidak memiliki batasan dalam kosa kata ataupun aturan tata bahasa yang pasti. Permasalahan akan timbul apabila pengindeks dan pencari informasi menggambarkan konsep yang sama tetapi dengan istilah yang berbeda. Hal ini memungkinkan dokumen yang diharapkan akan sulit atau bahkan tidak dapat ditemukan.
Secara teknis setiap dokumen yang telah dianalisis subjeknya dan diindeks, disimpan dalam suatu pangkalan data. Di sisi lain, kebutuhan informasi pengguna dianalisis dan direpresentasikan dalam suatu istilah pencarian (search terms). Selanjutnya, representasi dokumen dan pertanyaan pengguna (query) dipadukan dalam suatu proses pencocokan (matching) hingga menemukan dokumen yang relevan.
Beranjak dari uraian tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan (1) mengetahui efektivitas temu kembali informasi bidang ilmu perairan pada CDROM AGRIS dan CAB Abstracts dengan menggunakan bahasa alami; (2) mengetahui adakah perbedaan efektivitas sistem temu kembali informasi antara keduanya.
Rowley (1990) membedakan bahasa pengindeksan menjadi tiga kategori, yaitu: (1) bahasa terkendali (controlled indexing language), (2) bahasa bebas (free indexing languages), dan (3) bahasa alami (natural indexing languages). Dalam bahasa pengindeksan terkendali, istilah-istilah yang menggambarkan informasi yang terkandung dalam dokumen sudah tersusun dalam suatu daftar bahasa pengindeksan terabjad seperti tajuk subjek dan thesaurus. Bahasa pengindeksan bebas adalah bahasa yang didasarkan pada penggunaan semua kata atau istilah yang cocok. Sementara bahasa pengindeksan alami adalah bahasa pengindeksan yang didasarkan pada bahasa yang digunakan dalam dokumen, seperti istilah yang terdapat pada judul, abstrak, dan isi teks lainnya. Secara umum, bahasa alami mempunyai kesamaan dengan bahasa bebas, sehingga banyak pakar yang menggabungkan keduanya.
METODE
Bahasa terkendali ataupun bahasa alami masingmasing memiliki kelebihan dan kekurangan. Penggunaan bahasa terkendali akan memberikan dokumendokumen yang diperlukan dengan ketepatan tinggi, namun perolehannya rendah (Muddamale, 1998). Hal ini merupakan salah satu keunggulan bahasa terkendali,
42
Identifikasi Kebutuhan Informasi Penelitian ini dilakukan pada tahun 2000-2001, dengan melibatkan 28 mahasiswa program magister (S2) dari Program Studi Ilmu Perairan Institut Pertanian Bogor angkatan tahun 1998 dan 1999, sebagai pengguna/pencari informasi. Mahasiswa tersebut telah melakukan seminar proposal penelitian dan sedang menyelesaikan tugas akhir. Untuk memperoleh bahasa alami dari pertanyaan pengguna yang diberikan, setiap mahasiswa, sebagai pengguna/pencari informasi, diminta memberikan istilah-istilah pencarian informasi (dalam bahasa Inggris) yang dapat digunakan. Istilah pencarian yang diberikan dibatasi hingga empat istilah. Hal ini merujuk pada pendapat Harter (1986) yang menyatakan pada umumnya dalam penyusunan strategi pencarian, istilah pencarian yang digunakan tidak lebih dari tiga atau empat faset. Untuk menggambarkan konsep pertanyaan yang diinginkan, maka istilah-istilah pencarian tersebut dipadukan dengan operator Boolean AND dan OR.
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 11, Nomor 2, 2002
Selanjutnya, pencarian informasi dilakukan pada CDROM AGRIS dan CAB Abstracts (1995-1998).
Penilaian Relevansi Dokumen hasil pencarian dengan menggunakan bahasa alami pada CD-ROM AGRIS dan CAB Abstracts, dikembalikan kepada pengguna agar pengguna dapat menilai relevansi dokumen-dokumen tersebut dengan kebutuhannya. Untuk keseragaman, para pengguna diberikan panduan tentang batasan tingkat relevansi yang mengacu pada Burgin (1992), yaitu sangat relevan, kurang relevan, dan tidak relevan. Definisi dan interpretasi dari masing-masing tingkat relevansi dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Tingkat relevansi, definisi, dan interpretasi yang digunakan dalam penilaian relevansi. Kategori relevansi
Definisi
Interpretasi
Dokumen merupakan tanggapan langsung dari pertanyaan
Saya kecewa bila sistem gagal menemukan dokumen
Kurang relevan
Topik dari dokumen relevan, tetapi bukan tanggapan langsung dari pertanyaan
Dokumen ditemukan atau tidak, saya tetap merasa senang
Tidak relevan
Dokumen tidak relevan dengan pertanyaan
Saya kecewa bila sistem menemukan dokumen ini
Sangat relevan
Sumber: Burgin (1992)
Perhitungan Ketepatan Chowdhury (1999) mendefinisikan ketepatan sebagai rasio dari jumlah dokumen relevan yang ditemukan dengan jumlah total dokumen yang ditemukan. Dalam perhitungannya, jumlah dokumen yang sangat relevan dapat digabungkan dengan yang kurang relevan, seperti yang dilakukan oleh Mustangimah (1998). Oleh karena itu, perhitungan ketepatan tersebut menjadi: Jumlah dokumen sangat relevan + kurang relevan P =
x 100% Jumlah total dokumen yang ditemukan
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 11, Nomor 2, 2002
Pengujian hipotesis dilakukan secara nonparametrik dengan menggunakan Uji Mann Whitney pada taraf nyata α = 0,05 (Siegel, 1990). Uji Mann Whitney dirumuskan sebagai berikut: U1 = n 1 n 2 + n 1 (n 1 +1)/2 - R 1 U2 = n 1 n 2 + n 2 (n 2 +1)/2 - R 2
Untuk nilai kritis z digunakan rumus: U - n 1 n 2 /2 Z
= V n 1 n 2 (n 1 + n 2 + 1 )/ 12
di mana: n 1 : jumlah sampel kelompok 1 n 1 : jumlah sampel kelompok 2 R 1: jumlah peringkat pada kelompok yang ukuran sampelnya n 1 R 2: jumlah peringkat pada kelompok yang ukuran sampelnya n 2
HASIL DAN PEMBAHASAN Secara umum terlihat bahwa istilah pencarian yang diberikan kurang mencerminkan pertanyaan (Lampiran 1). Hal ini dimungkinkan, karena judul penelitian, sebagai pertanyaan, belum bersifat "final", walaupun pokok permasalahan yang dibahas sudah lengkap. Istilah pencarian yang digunakan lebih banyak mengekspresikan keinginan pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasinya untuk menyelesaikan penelitian akhir. Proses temu kembali dengan menggunakan bahasa alami pada CD-ROM AGRIS menghasilkan rata-rata 15,96 dokumen dari setiap pertanyaan (Tabel 2). Tiga dari 28 pertanyaan, yaitu pada nomor 10, 13, dan 24 tidak memperoleh dokumen. Hal ini dapat disebabkan istilah pencarian yang diberikan terlalu spesifik atau kurang tepat sehingga sistem tidak dapat menemukan dokumen yang dimaksud. Sebagai contoh adalah pertanyaan nomor 10. Pengguna menyatakan kebutuhannya akan informasi mengenai ikan kerapu tikus dengan istilah pencarian Chromileptis altivelis or grouper or groupers. Untuk itu dalam proses pencarian dihasilkan 122 dokumen. Sementara pengguna dengan pertanyaan nomor 4, memberikan istilah pencarian grouper or groupers or sea bass bagi pencarian informasi tentang ikan kerapu dan menghasilkan 349 dokumen. Hal ini menunjukkan, penggunaan istilah pencarian yang berbeda berpengaruh pada hasil temuan. Faset
43
Tabel 3. Jumlah dokumen yang ditemukan pada penelusuran CD-ROM AGRIS dan CAB Abstracts. AGRIS
CAB Abstracts
No.
Jumlah dokumen
SR (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
53 1 6 8 85 1 20 55 32 7 16 5 4 15 10 6 18 18 2 3 9 3 2 1 19
7,55 0,00 16,67 0,00 18,82 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
50,94 0,00 66,67 75,00 34,18 100,00 45,00 45,45 18,75 42,86 75,00 80,00 75,00 13,33 90,00 66,67 88,89 77,78 100,00 0,00 88,89 66,67 100,00 100,00 57,89
41,51 100,00 16,67 25,00 47,06 0,00 55,00 54,55 81,25 42,86 25,00 20,00 25,00 86,67 10,00 33,33 11,11 22,22 0,00 100,00 11,11 33,33 0,00 0,00 42,11
58,49 0,00 83,33 75,00 52,94 100,00 45,00 45,45 18,75 57,14 75,00 80,00 75,00 13,33 90,00 66,67 88,89 77,78 100,00 0,00 8,89 66,67 100,00 100,00 57,89
Rata- 1 5 , 9 6 rata
2,29
62,36
35,35
64,65
KR (%)
TR (%)
P (%)
Jumlah dokumen
SR (%)
KR (%)
TR (%)
P (%)
70 1 13 10 108 3 12 74 45 5 21 2 4 1 2 5 2 20 12 1 7 4 11
0,00 0,00 0,00 10,00 2,78 33,33 8,33 0,00 0,00 0,00 4,76 0,00 0,00 0,00 0,00 20,00 0,00 0,00 16,67 0,00 0,00 0,00 0,00
58,57 0,00 69,23 80,00 23,15 66,67 66,67 9,46 28,89 60,00 38,09 0,00 25,00 0,00 0,00 40,00 50,00 55,00 50,00 0,00 71,43 75,00 36,36
41,43 100,00 30,77 10,00 75,00 0,00 25,00 90,54 71,11 40,00 57,14 100,00 75,00 100,00 100,00 40,00 50,00 45,00 33,00 100,00 28,57 25,00 63,64
58,57 0,00 69,23 90,00 25,69 100,00 75,00 9,46 28,89 60,00 42,86 0,00 25,00 0,00 0,00 60,00 50,00 55,00 66,67 0,00 71,43 75,00 36,36
18,83
4,17
39,28
56,57
43,44
Keterangan: SR = sangat relevan; KR = kurang relevan; TR = tidak relevan; P = ketepatan
Chromileptis altivelis or grouper or groupers bila dipadukan dengan faset (Stimulant* or immunostimulant*) and immunit* (pada pertanyaan nomor 10) tidak menghasilkan dokumen, tetapi hal ini belum tentu terjadi bila ikan kerapu dinyatakan seperti pada pertanyaan nomor 4.
besar. Konsekuensi lainnya adalah dokumen yang ditemukan dinilai kurang relevan atau tidak relevan. Pada Tabel 2 terlihat 47,06% dokumen yang diperoleh dari pencarian pada pertanyaan nomor 5 dinilai tidak relevan, hanya 18,82% yang dinyatakan sangat relevan.
Jumlah dokumen tertinggi yang ditemukan pada proses penelusuran CD-ROM AGRIS adalah pada pertanyaan nomor 5 yaitu 85 dokumen. Besarnya jumlah dokumen yang ditemukan tersebut disebabkan istilah pencarian yang merupakan pernyataan kebutuhan informasi mempunyai lingkup yang besar. Istilah pencarian yang dimaksud adalah bacteria yang mewakili semua jenis bakteri dan shrimps yang mewakili semua jenis udang. Sebagai konsekuensinya, gabungan kedua faset tersebut akan menghasilkan jumlah dokumen yang
Secara umum pengguna menyatakan 62,36% dokumen yang diperoleh pada CD-ROM AGRIS dinilai kurang relevan. Artinya sebagian besar dokumen yang diperoleh berhubungan dengan subjek yang dicari, tetapi tidak secara langsung. Penilaian ini dapat disebabkan cakupan istilah pencarian terlalu luas, sehingga dokumen yang tidak berhubungan langsung dengan subjek yang diinginkan turut terambil. Di samping itu, sedikitnya deskripsi dokumen yang disertai abstrak membuat pengguna sulit menduga isi dokumen dengan
44
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 11, Nomor 2, 2002
hanya membaca judul. Hal ini mempertegas pendapat Cuadra dan Katter (1967) dan Burgin (1992) bahwa penilaian pengguna akan berbeda menurut isi dokumen. Pada penelusuran CAB Abstracts terdapat lima pertanyaan yang memiliki zero hit, di mana temuan nol pada pertanyaan nomor 24 terjadi pula pada AGRIS. Dari proses pencarian pada kedua pangkalan data tersebut, terlihat pencarian ikan gurami memperoleh sedikit dokumen. Istilah yang diturunkan dengan Osphronemus gouramy or giant gouramy ini tidak didapatkan pada CAB Abstracts. Pada AGRIS, pencarian dengan faset tersebut menghasilkan empat dokumen, itupun tidak membahas konsep-konsep lain yang diharapkan. Akibatnya penggabungan dengan faset lain tidak memperoleh dokumen. Hal ini dapat diartikan, baik AGRIS ataupun CAB Abstracts tidak memiliki cukup informasi tentang ikan gurami. Alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan memperluas cakupan, misalnya menjadi freshwater fishes, meskipun konsekuensinya jumlah dokumen yang ditemukan menjadi besar dan dokumen yang diperoleh kurang relevan atau bahkan tidak relevan. Secara deskriptif, jumlah dokumen rata-rata yang diperoleh untuk penelusuran bidang ilmu perairan pada CD-ROM CAB Abstracts lebih tinggi daripada CD-ROM AGRIS. Hal ini dapat diartikan CAB Abstracts memberikan respons yang lebih baik dari AGRIS. Namun demikian, proses temu kembali pada CAB Abstracts tidak dapat menangkap semua dokumen yang relevan dari setiap pertanyaan. Pada Tabel 2 terlihat jumlah dokumen tidak relevan yang ditemukan CAB Abstracts lebih besar daripada AGRIS. Atau dengan kata lain, AGRIS lebih mampu menemukan dokumen yang berhubungan dengan kebutuhan informasi pengguna dibanding CAB Abstracts. Dokumen yang ditemukan merupakan respons dari interaksi penggunaan bahasa/istilah pencarian dengan pangkalan data yang terjadi dalam proses pencarian. Respons tersebut kemudian diukur dalam bentuk ukuran efektivitas. Pengukurannya didasari pada perhitungan nilai ketepatan setiap pertanyaan pada masingmasing pangkalan data. Nilai ketepatan rata-rata temu kembali pada AGRIS adalah 64,65%, sedang pada CAB Abstracts 43,44%. Berdasarkan Uji Mann Whitney, nilai ketepatan rata-rata temu kembali keduanya memiliki nilai kritis Z hitung = 2,3114, di mana nilai kritis z > 2,31 mempunyai kemungkinan p < 0,014 atau lebih kecil dari α = 0,05. Dari
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 11, Nomor 2, 2002
perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai ketepatan rata-rata AGRIS dan CAB Abstracts berbeda nyata. Dengan kata lain untuk penelusuran bidang ilmu perairan dengan menggunakan bahasa alami, pangkalan data AGRIS lebih efektif dibanding CAB Abstracts. Hal ini menunjukkan bahwa pangkalan data AGRIS memiliki keragaman istilah lebih tinggi dibanding CAB Abstracts, sehingga memungkinkan pencarian dokumen dengan menggunakan berbagai macam kosa kata. Dengan demikian untuk memenuhi kebutuhan informasi yang bersifat mutakhir, pengguna/pencari informasi disarankan untuk menggunakan AGRIS. Namun, tidak berarti bahwa pencarian informasi pada AGRIS akan menemukan dokumen sangat relevan lebih banyak daripada CAB Abstracts. Terlihat pada Tabel 2, nilai ratarata dokumen sangat relevan yang diperoleh dari CAB Abstracts (4,17%) lebih tinggi daripada AGRIS (2,29%). Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, CAB Abstract memiliki kelengkapan lebih dibanding AGRIS, karena sebagian besar (85%) dokumen yang dimiliki disertai abstrak, sehingga memungkinkan pengguna memahami isi dokumen dan memberikan penilaian relevansi yang tepat.
KESIMPULAN DAN SARAN Penggunaan CD-ROM AGRIS akan lebih efektif bila dilakukan dengan membaca abstraknya. Sementara pada CAB Abstracts, bila representasi kebutuhan informasi pengguna sesuai dengan representasi dokumen, maka pengguna akan menemukan dokumen yang sesuai dengan kebutuhannya. Alternatif yang dapat diberikan untuk penelusuran pada CAB Abstract adalah menggunakan bahasa terkendali, di mana sistem akan "mencari" istilah hingga deskriptor, yang dilengkapi bahasa alami disertai strategi penelusuran yang tepat. Nilai rata-rata ketepatan proses temu kembali informasi bidang ilmu perairan dengan menggunakan bahasa alami pada CD-ROM AGRIS adalah 64,65%, sedang pada CAB Abstracts 43,44%. Pengujian hipotesis menunjukkan adanya perbedaan efektivitas temu kembali informasi bidang ilmu perairan dengan menggunakan bahasa alami pada pang-kalan data AGRIS dengan CAB Abstracts. Sistem temu kembali informasi bidang ilmu perairan dengan menggunakan bahasa alami pada AGRIS dinilai lebih efektif dibanding CAB Abstracts, walaupun sebagian besar dokumen yang diperoleh dari AGRIS dinilai
45
kurang relevan.Untuk penelusuran yang bersifat umum, khususnya untuk bidang ilmu perairan, pengguna disarankan untuk menggunakan CD-ROM AGRIS. Untuk mendapatkan hasil penelusuran yang baik pada CD-ROM CAB Abstracts, pustakawan ataupun pencari informasi dapat menggunakan bahasa terkendali dan bahasa alami disertai strategi penelusuran yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA Burgin, R. 1992. Variations in relevance judgements and the evaluation of retrieval performance. Information Processing & Management 28 (5): 619-627. Chowdhury, G.G. 1999. Introduction to Modern Information Retrieval. London: Library Association Publishing. Conlon, J.R. and S.J. Conlon. 1996. Optimal use of an information retrieval system. Journal of The American Society for Information Science 47 (6): 449-457. Cuadra, C.A. and R.V. Katter. 1967. Opening the blackboard of "relevance". Journal of Documentation 23 (4): 291303. Di Nubila, B., I. Gagliardi, L. Milanesi, M. Padula, and R. Pagani. 1994. Concept-based indexing and retrieval of multimedia documents. Journal of Information Science 20 (3): 185- 196.
46
Harter, S.P. 1986. Online Information Retrieval. Concepts, Principles, and Techniques. Library and Information Science Series. San Diego: Academic Press Kim Park, T. 1993. The nature of relevance in information retrieval: An empirical study. Library Quarterly 63 (3): 318-351. Meadow, C.T. 1992. Text Information Retrieval Systems. London: Academic Press. Muddamale, M.R. 1998. Natural language versus controlled vocabulary in information retrieval: A case study in soil mechanics. Journal of The American Society for Information Science 49 (10): 881-887. Mustangimah. 1998. Efektivitas Sistem Temu-Kembali Informasi dan Analisis Bibliometrik: Aplikasi pada Dokumen Bidang Nuklir Berbahasa Indonesia. Tesis. Bidang Ilmu Informatika Program Studi Ilmu Perpustakaan. Program Pascasarjana Universitas Indonesia. Rowley, J. 1990. Abstracting and Indexing. Second Edition. London: Clive Bingley. Siegel, S. 1990. Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Gramedia. 374 hlm. Su, L.S. 1992. Evaluation measures for interactive information retrieval. Information Processing & Management 28 (4): 503-516. Tague-Sutcliffe, 1992. The pragmatics of information retrieval experimentation, Revised. Information Processing & Management 28(4): 467-490. Thomas, S.E. 1990. Bibliographic control and agriculture. Library Trends 38 (3): 542-561.
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 11, Nomor 2, 2002
Lampiran 1.
Istilah pencarian (search terms) dalam bahasa alami yang digunakan.
No.
Pertanyaan
Bahasa Alamiah
01.
Studi siklus reproduksi tahunan ikan jambal, Pangasius hypophthalmus dalam wadah budidaya dengan dua sumber air yang berbeda
Reproduction or reproductions Gonad or gonads Pangasius hypophthalmus or catfish or catfishes
02.
Pengaruh pemberian rotifera Brachionus plicatilis yang diperkaya dengan β caroten terhadap pertumbuhan larva bandeng Chanos chanos Forks
Rotifera or brachionus or zooplankton Carotene or carotenes Survival rate or survival rates Milkfish or milkfishes
03.
Pengaruh pemberian pakan dengan kandungan asam lemak esensial n-3 berbeda dan n-6 tetap terhadap komposisi asam lemak tubuh dan pertumbuhan ikan jelawat (Leptobarbus hoeveni Blkr.)
Feed supplement Fatty acid or fatty acids Growth or growth rate Leptobarbus hoeveni or carp or carps
04.
Pengaruh tingkat DHA dan EPA yang berbeda pada rotifera terhadap kelangsungan hidup, pertumbuhan larva kerapu tikus, Chromileptis altivelis
DHA or EPA or fatty acid or fatty acids Rotifera or zooplankton Growth or growth rate Grouper or groupers or sea bass
05.
Pemanfaatan bakteri fotosintetik anoksigenik (BFA) sebagai biokondisioner di tambak udang
Anaerobic bacteria or bacteria Photosynthesis Brackishwater pond or brackishwater ponds Shrimp or shrimps
06.
Pengaruh hibridisasi, autotriploidisasi dan allotriploidisasi terhadap karakter fenotip ikan koki (Carasius auratus)
Hybridization or hybridizations Triploid* Fenotyp* character* Carasius auratus or goldfish or goldfishes
07.
Pengaruh pemberian fosfatidilkolin kuning telur (L-β-lecithin) dalam pakan terhadap kadar komposisi asam lemak tubuh dan pertumbuhan ikan kerapu tikus (Chromileptis altivelis)
Phosphatidylcholin* or albumin or feed enrichment Fatty acid or fatty acids Growth Chromileptis altivelis or grouper or groupers
08.
Pengaruh L-askorbil-2-fosfat magnesium sebagai sumber vitamin C terhadap penampilan reproduksi induk ikan jambal siam (Pangasius hypophthalmus)
L-askorbil-2-fosfat magnesium or L ascorbyl 2 phosphate magnesium or vitamin C Reproduction or reproductions Pangasius hypophthalmus or catfish or catfishes
09.
Rasio DNA/RNA ikan mas (Cyprinus carpio L.) strain sinyonya, karper kaca, dan hibridnya
DNA/RNA ratio or DNA RNA ratio or nucleid acid ratio or nucleid acids ratio Cyprinus carpio or carp or carps or common carp or common carps Hybrid*
10.
Peran beberapa immunostimulan (lipopolisakarida, β glukan dan levamisol) dalam meningkatkan sistem kekebalan ikan kerapu tikus, Chromileptis altivelis
Stimulant* or immunostimulant* Immunit* Chromileptis altivelis or grouper or groupers
11.
Keragaman genetik dan fenotip ikan nila (Oreochromis niloticus) dari beberapa sentra produksi di P. Jawa
Morph* varia* Genetic* varia* Orechromis niloticus or tilapia or tilapias
12.
Pengaruh hormon 17 α MT dalam bentuk emulsi terhadap pematangan gonad induk ikan jambal siam
Methyl testosterone* or hormon or hormones Emulsion or emulsions Gonad* matur* Pangasius or Clarias
13.
Penentuan saat awal makan larva berdasarkan aktivitas enzim pencernaan ikan baung, Mystus nemurus
Feeding behaviour or feeding behavior Enzyme* Mystus nemurus or bagrid catfish or bagrid catfishes or bagridae
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 11, Nomor 2, 2002
47
No.
Pertanyaan
Bahasa Alami
14.
Pengaruh askorbat fosfat magnesium (AFM) dalam pakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan daya tahan ikan baung (Mystus nemurus CV) terhadap stres
Ascorbic phosphate magnesium or ascorbic acid or ascorbic acids Feed supplement Growth Mystus nemurus or bagrid catfish or bagrid catfishes or bagridae
15.
Kemantapan keberadaan vitelogenin pada ikan jambal siam (Pangasius hypophthalmus)
Vitellogenin* Estradiol* or hormone or hormones Pangasius or freshwater catfish or freshwater catfishes
16.
Pengaruh vitamin E dalam pakan induk ikan jambal siam (Pangasius hypophthalmus) terhadap reproduksi
Vitamin E Pangasius or freshwater catfish or freshwater catfishes Reproduction or reproductions
17.
Produktivitas primer dalam hubungannya dengan waktu inkubasi di perairan Teluk Hurun.
Primary productivit* Incubation period* Phytoplankton
18.
Penggunaan emulsi W/O/W LG (C14) dan minyak kelapa sawit dalam melepaskan hormon HCG yang diinjeksi pada ikan jambal siam (Pangasius hypophthalmus F)
LG (C14) Palm oil or palm oils or oil palm or oil palms HCG or hormone or hormones Pangasius hypophthalmus or freshwater catfish or freshwater catfishes
19.
Tingkat keberhasilan pertumbuhan udang galah (Macrobrachium rosenbergii) di Sungai Lempung, Sumatera Selatan
Growth Gonad* matur* Macrobrachium rosenbergii or giant or giant prawns
20.
Pengaruh jenis karbohidrat terhadap kecernaan pakan, efisiensi pakan dan pertumbuhan yuwana ikan kerapu tikus, Chromileptis altivelis
Carbohydrate or carbohydrates Feed digestion Growth Chromileptis altivelis or grouper or groupers
21.
Perkembangan implantasi LHRHa dan Estradiol 17β terhadap perkembangan gonad ikan Pangasius djambal
LHRHa Estradiol* Gonad* matur* Pangasius djambal or freshwater catfish or freshwater catfishes
22.
Pola penyebaran dan pertumbuhan ikan jambal siam (Pangasius hypophthalmus) di Waduk Jatiluhur.
Stock assessment Growth rate Pangasius hypophthalmus or freshwater catfish or freshwater catfishes
23.
Pengaruh inti blister terhadap ketebalan pelapisan mutiara yang berkaitan dengan pertumbuhan tiram mutiara (Pteria penguin) Bivalva Ptiridae
Blister or blisters Pearl or pearls Oyster culture or oyster cultures
24.
Kecernaan dan efisiensi pemanfaatan pakan dari ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.) pada berbagai kadar selulosa
Food efficienc* or food conversion or food conversions Osphronemus gouramy or giant gouramy Cellulose*
25.
Pengaruh plasma darah ayam yang dilarutkan dalam media terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan kerapu tikus (Chromileptis altivelis)
Blood plasma* Growth rate or growth rates Chromileptis altivelis or grouper or groupers
26.
Pengaruh penyuntikan kelenjar hipofisa ikan mas dengan sistem W/O/W terhadap pematangan gonad calon induk ikan jambal siam (Pangasius hypophthalmus)
Induced hormone or induced hormones Pituitary gland or pituitary glands Gonad* matur* Pangasius hypophthalmus or freshwater catfish or freshwater catfishes
48
prawn
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 11, Nomor 2, 2002
No.
Pertanyaan
Bahasa Alami
27.
Terapi follicle stimulating hormone (FSH) terhadap pematangan gonad ikan patin (Pangasius hypophthalmus)
Follicle stimulating hormone or follicle stimulating hormones or FSH Gonad* matur* Pangasius hypophthalmus or freshwater catfish or freshwater catfishes
28.
Penggunaan askorbil fosfat magnesium (AFM) sebagai sumber vitamin C untuk meningkatkan pertumbuhan dan daya tahan tubuh terhadap stres juvenil ikan kerapu tikus (Chromileptis altivelis)
Ascorbic phosphate magnesium or AFM or vitamin C Growth Survival rate or survival rates or growth rate or growth rates Chromileptis altivelis or grouper or groupers
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 11, Nomor 2, 2002
49