EFEKTIVITAS TEKNIK MNEMONIC TERHADAP PENGENALAN HURUF PADA ANAK KELOMPOK A TK AISYIYAH TRANGSAN 1 GATAK SUKOHARJO Hesti Putri Ningrum¹, M. Munif Syamsuddin¹, Anayanti Rahmawati¹ ¹Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret Surakarta e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas teknik mnemonic terhadap pengenalan huruf pada anak. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis eksperimen dengan desain within subject design . Subyek penelitian ini adalah anak yang berusia rata-rata 5 tahun dengan jumlah 21 anak. Teknik pengumpulan data melalui tes pengenalan huruf, wawancara, dokumentasi, dan observasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat efektivitas teknik mnemonic terhadap pengenalan huruf pada anak.. Penelitian inijuga menunjukkan bahwa anak perempuan memiliki kemampuan mengenal huruf yang lebih baik dibandingkan dengan anak laki-laki. Kata Kunci: teknik mnemonic, pengenalan huruf, pendidikan anak usia dini, jenis kelamin
Abstract:The purpose of this study is to test the effectiveness mnemonic techniques onchildren letter recognition. This research is quantitive research the type of experiment with desaign was the within subject design. The subjects of this study were children who had a mean age of 5 years with a number of 21 children. The data collection technique through test of letter recognition, documentation, interview, and observation. Results of the analysis of the data shows that there is effectiveness mnemonic techniques on children letter recognition. The study also showed that girls have the ability to recognize letters are better than the boys. Keyword: mnemonic techniques, letter recognition, early children education, gender
PENDAHULUAN Pengukuran kesiapan untuk masuk ke Sekolah Dasar (SD) terkadang masih belum sesuai. Kesiapan yang seharusnya diukur berdasarkan kematangan usia anak,akhir-akhir ini ditambah dengan kemampuan membaca dan menulis. SD yang terkadang menuntut anak bisa membaca dan menulis saat mendaftar, membuat orang tua mengharapkan anaknya bisa membaca dan menulis sebelum memasuki SD. Hal tersebut membuat banyak lembaga pendidikan anak usia dini yang mengupayakan pembelajaran membaca dan menulis secara mandiri, meskipun pada pendidikan prasekolah sebenarnya guru belum dianjurkan untuk mengajarkan anak membaca dan menulis, pada masa ini guru baru sebatas melakukan pengenalan. Dirjen PAUDNI(2009) menjelaskan bahwa indikator perkembangan untuk rentang usia 4-5 tahun salah satunya adalah mengenal lambang huruf. Hal ini didukung oleh Santrock (2007) yang menyatakan bahwa pada tahun-tahun prasekolah, anak akan belajar mengembangkan ketrampilan kesiapan sekolah, seperti mengikuti perintah dan mengenali huruf. Jika diruntut kegiatan membaca merupakan satu kesatuan dengan kegiatan mengenal huruf maka dalam pengajaran membaca dapat diawali dengan kegiatan mengenalkan huruf. Lyytinen dkk. (2004) menyatakan bahwa pengetahuan tentang huruf merupakan prediktor kuat pada pengetahuan membaca pada anak. Lebih lanjut De Graaff, Verhoeven, Bosman, dan Hasselman (2007) mengungkapkan bahwa pengetahuan tentang huruf merupakan salah satu prediktor terbaik pada perkembangan keaksaraan. Pengenalan huruf pada anak prasekolah secara optimal diharapkan dapat membantu kemampuan membaca dan menulis pada jenjang pendidikan selanjunya. Treimen, Levin, dan Kessler (2012) mengungkapkan bahwa mempelajari bunyi huruf merupakan bagian penting 1
dari sistem pembelajaran menulis. Lebih lanjut, Jones, Clark, dan Reutzel (2013) mengungkapkan bahwa pengetahuan tentang nama, bunyi, dan simbol huruf atau pengetahuan tentang huruf sangat penting untuk belajar membaca dan menulis. Mengingat arti penting bagi anak-anak untuk berhasil mendapatkan pengetahuan tentang huruf maka penting untuk mempertimbangkan cara yang efektif dalam mengajarkan nama, bunyi, dan bentuk huruf. Pelaksanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini menuntut guru harus kreatif dan inovatif dalam melakukan pembelajaran. Hal ini dikarenakan anak belum mampu berpikir secara abstrak, sehingga diperlukan berbagai cara agar anak dapat memahami dan mengerti materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru termasuk dalam pengenalan huruf pada anak. Proses pembelajaran seperti halnya pengenalan huruf pada anak akan berarti apabila anak mampu mengingat dengan baik. Ingatan atau memori pada masa kanak-kanak akan meningkat dengan pesat setelah melewati masa bayi (Santrock, 2007). Lebih lanjut dijelaskan bahwa anakanak akan mampu mengingat banyak informasi apabila mendapatkan isyarat-isyarat atau buktibukti yang tepat. Berdasarkan permasalahan yang telah diungkapkan diatas, maka perlu adanya metode yang sesuai dalam mengajarkan pengenalan huruf pada anak yang disesuaikan dengan cara berpikir konkrit dan disertai dengan isyarat-isyarat yang tepat yaitu dengan teknik mnemonic. Mastropieri dan Scruggs (2012) menyatakan bahwa teknik mnemonic melibatkanperubahan isi target menjadi bentuk yang lebih akrab, dan penyediaan cara pengambilan yang jelas antara stimulus dan informasi yang dipelajari. Lebih lanjut Bakken dan Simpson (2011) mengungkapkan bahwa teknik mnemonic telah terbukti membantu individu untuk mengingat informasi dengan membuat lebih mudah diingat, lebih bermakna, dan lebih konkrit. Tekniktersebutdapatdigunakanolehsiapapuntanpaharusmemilikikemampuanotak yang spesial, bahkan dapat diterapkan pada peserta didik penyandang cacat ringan seperti ketidakmampuan belajar, cacat intelektual, cacat emosional/ perilaku di sejumlah bidang studi (Mastropieri, dan Scruggs, 2012). Berdasarkan latar belakang diatas dapat ditarik rumusan dan tujuan penelitian. Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah “Seberapa besar efektivitas teknik mnemonic terhadap pengenalan huruf pada anak?”. Sedangkan tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas teknik mnemonic terhadap pengenalan huruf pada anak. Mnemonic berasal dari bahasa Yunani yaitu Mnemosyne. Mnemosyne adalah dewi Yunani kuno yang merupakan perwujudan dari memori (Pal, 2014). Teknik mnemonic adalah prosedur atau desain operasi untuk meningkatkan memori atau mengingat sesuatu (Mastropieri, dan Scruggs, 2012). Bakken dan Simpson (2011) mengungkapkan bahwa teknik mnemonic adalah prosedur yang sistematis untuk meningkatkan memori dan membuat informasi menjadi bermakna. Lebih lanjut Richmond, Cummings, dan Klapp (2008) menyatakan bahwa teknik mnemonic terdiri dari isyarat mental yang diciptakan untuk memperolehan informasi kembali. Teknik mnemonic adalah bantuan ingatan visual dan/ atau verbal (King, 2010). Teknik mnemonic digunakan dengan cara memasangkan sesuatu yang tidak diketahui dengan sesuatu yang dikenal. Menciptakan hubungan antara pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya untuk membantu memperkuat memori dan daya ingat (McNamara, 2012). Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa teknik mnemonic adalah teknik untuk membantu anak dalam mengingat informasi secara lebih efektif dan mudah, dengan cara mengaitkan informasi baru dengan informasi yang sudah dikenal. 2
Teknik ini memiliki berbagai macam metode yang dapat diterapakan sesuai dengan kebutuhan. Adapun macam-macam teknik mnemonic terdiri dari: metode akrostik, metode kata kunci, metode loci, metode pegword, dan mnemonic gambar (Bakken, dan Simpson, 2011;Buzan, 1986; De Graaff, dkk., 2007;Gunawan, 2003; Massen, Vaterrodt-Plunneke, Krings, & Habbit, 2009; McNamara, 2012; Pal, 2014). Penelitian ini menggunakan dua macam teknik mnemonic yaitu alphabet sistem yang merupakan bagian dari metode pegword, dan mnemonic gambar. Metode tersebut dipilih karena dianggap paling cocok untuk digunakan dalam pengenalan huruf pada anak. Bakken & Simpson (2011) mengungkapkan bahwa teknik mnemonic telah terbukti untuk membantu individu mengingat informasi dengan membuat lebih mudah untuk diingat dan lebih konkret. Baru-baru ini, teknik mnemonic telah digunakan dengan sukses dengan peserta didik penyandang cacat ringan seperti ketidakmampuan belajar, cacat intelektual, cacat emosional/ perilaku di sejumlah bidang studi (Mastropieri, dan Scruggs, 2012). Pal (2014) mengungkapkan banyak penelitian telah difokuskan pada pengakuan dan instruksi strategi pembelajaran bahasa secara umum dan kosa kata pada khususnya. Lebih lanjut diungkapkan bahwa teknik mnemonic dapat sangat efektif karena dapat membuat anak termotivasi dan membuat kelas menjadi lebih menarik. Teknik mnemonic sampai saat ini telah berhasil diterapkan di taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah, dan sekolah tingkat tinggi, dengan peserta didik normal, peserta didik dengan kecacatan ringan, dan intelektual "berbakat", dengan tingkat keberhasilan tinggi dalam setiap kasus (Agramontedan Belfiore, 2002; De Graaff, dkk., 2007; Wolgemuth, Cobb, dan Alwell, 2008; Mastropieri, dan Scruggs, 2000; McNamara, 2012). Foulin (2005) mengungkapkan bahwa pembelajaran pengenalan huruf mengharuskan anak berkenalan dengan beberapa identitas setiap huruf, seperti bentuk grafis huruf, nama dan suara huruf. Pengenalan huruf adalah elemen yang mendasar yang memungkinkan orang untuk belajar membaca dengan lancar (MacKeben, 2000). Ecalle, Magnan, dan Biot-Chevrier (2008) mengungkapkan bahwa pengetahuan tentang huruf merupakan pengetahuan multi dimensi yang melibatkan penceriteraan huruf, nama huruf, dan, pengetahuan bunyi huruf. Lebih lanjut Jones, dkk.(2013) mengungkapkan bahwa pengetahuan tentang huruf meliputi nama, suara, dan simbol huruf. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengenalan huruf adalah kemampuan dalam mengidentifikasi setiap huruf dalam penulisan maupun pelafalan yang merupakan elemen mendasar dalam belajar membaca. Foulin (2005) menyatakan bahwa pengetahuan tentang nama-nama huruf yang diukur sebelum anak masuk sekolah telah dikenal dalam waktu yang lama sebagai salah satu prediktor terbaik dalam belajar membaca. Lebih lanjut dijelaskan bahwa anak-anak yang masuk sekolah dengan pengetahuan huruf yang lebih maju akan belajar membaca serta mengeja lebih cepat dan lebih baik dibandingkan teman sekelas mereka dengan pengetahuan huruf yang kurang berkembang. Ecalle,dkk (2008) mengatakan belajar huruf akan menumbuhkan kesadaran fonologis. Kesadaran fonologis adalah kemampuan untuk mendengar, mengidentifikasi, dan memanipulasi fonem. Fonem adalah unit terkecil dari suara. Keterampilan fonologis memerlukan kemampuan untuk menghubungkan huruf dengan suara yang diucapkan (McNamara, 2012). Keuntungan pengenalan huruf selain sebagai prediktor dalam belajar membaca, mengeja, dan kesadaran fonologis adalah sebagai jembatan belajar menulis. Jones, dkk., 2013 mengungkapkan bahwa pengetahuan tentang nama, suara, dan simbol huruf sangat penting untuk belajar membaca dan menulis. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis eksperimen dengan desain within subject design. Penelitian dilakukan di TK Aisyiyah Trangsan 1 Gatak Sukoharjo yang dilaksanakan 3
selama lima bulan. Sampel dari penelitian ini adalah anak kelompok A yang berusia rata-rata 5 tahun dengan jumlah 21 anak. Penelitian ini menggunakan desain penelitian within subject design dengan teknik analisis data paired sample t-test. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan paired sample t-test. Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini: Tabel 1. Hasil uji paired sample t-test Mean Sebelum perlakuan Setelah perlakuan
17,1429 22,6190
N 21 21
Std. Deviation 2,86855 1,53219
Std. Error Sig. (2Mean failed) 0,62597 0,000 033435
Berdasarkan tabel 1 dapat terlihat bahwa rata-rata setelah perlakuan lebih besar dibandingkan dengan rata-rata sebelum diberikan perlakuan dengan taraf signifikansi p≤0,05. Hal tersebut juga didukung dengan adanya standar deviasi yang semakin mengerucut dari sebelum perlakuan hingga setelah perlakuan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat efektivitas teknik mnemonic terhadap pengenalan huruf pada anak. Beberapa hal yang melandasi bahwa teknik mnemonic memiliki efektivitas dalam pengenalan huruf pada anak adalah sebagai berikut: Pertama, teknik mnemonic dapatmengoptimalkankinerjamemori. Solso, Maclin, dan Maclin (2008)menyebutkanbahwateknikmnemonicmerupakanteknik yang dirancang untuk meningkatkan penyandian dan memudahkan pengambilan (retrieval) memori yang tersimpan dalam memori jangka panjang. Hal tersebutdapatdiartikanbahwamnemonic merupakanteknikdalampenyandianinformasi agar dapatdisimpan (dalammemorijangkapanjang) denganbaikdanmempermudah proses pengambilaninformasikembali. Kedua, penggunaan dua metode dari teknik mnemonic yaitu mnemonic gambar dan alphabet sistem memungkinkan adanya pengulangan terhadap huruf yang diberikan dalam perlakuan. Selain itu juga terdapat praktek yang diterapkan dalam penelitian ini. Praktek tersebut dikemas dalam sebuah permainan yang melibatkan metode mnemonic gambar dengan cara meminta anak untuk mencari benda yang memiliki huruf awal yang diminta guru. Hal tersebut sesuai dengan Jones, dkk., (2013) yang menyatakan bahwa dalam belajar sangat dibutuhkan pengulangan dan praktek. Hasil wawancara dengan guru kelas juga mendukung pernyataan tersebut. Guru kelas mengungkapkan bahwa terdapat perkembangan pengenalan huruf pada anak karena adanya pengulangan dan praktek sehingga anak menjadi lebih cepat menguasai. Ketiga, suasana kelas menjadi menyenangkan dan menarik. Pembelajaraan yang sebelumnya hanya dilakukan dengan bantuan majalah membuat anak monoton, sehingga ketika penerapan teknik mnemonic dilaksanakan anak terlihat antusias dan tertarik dengan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan Pal (2014) yang mengungkapkan bahwa teknik mnemonic dapat sangat efektif karena dapat membuat anak termotivasi dan membuat kelas menjadi lebih menarik. Keempat, penyisipan gerakan tangan menulis huruf diudara dalam penerapan teknik mnemonic membantu anak dalam mengenal huruf. Penulisan huruf diudara dibimbing oleh guru dengan cara menggabungkan gerakan tangan dan pemverbalan bentuk huruf. Anak diajak membentuk huruf sambil mengucapkan bentuk huruf, misalnya huruf b dibentuk dari garis lurus, lengkung 4
belakang bawah. Setelah itu saat permainan mnemonic gambar anak diminta untuk membuat huruf dan digabungkan dengan kata yang memiliki huruf awal sama, misalya b balon b bunga b bola (anak mengucapkan sambil membuat huruf di udara). Hal tersebut sesuai dengan Longcamp, Zerbato-Poudou dan Velay (2005) yang mengatakan bahwa gerakan tulisan tangan anak selama penulisan huruf membantu dalam menghafal dan mengidentifikasi huruf. Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang mengungkapkan bahwa teknik mnemonic telah terbukti membantu individu untuk mengingat informasi dengan membuat lebih mudah diingat, lebih bermakna, dan lebih konkrit (Bakken dan Simpson, 2011). Anak yang masih belum mampu berpikir secara abstrak layaknya orang dewasa terbantu dengan adanya teknik mnemonic. Pengasosiasian huruf dengan benda yang memiliki huruf awal sama membuat anak mudah untuk mengingat. Hal in dikarenakan proses pembelajaran seperti halnya pengenalan huruf pada anak akan berarti apabila anak mampu mengingat dengan baik. Ingatan atau memori pada masa kanak-kanak yang meningkat dengan pesat setelah melewati masa bayi dapat digunakan mengingat banyak informasi apabila mendapatkan isyarat-isyarat atau bukti-bukti yang tepat (Santrock, 2007). Gambar benda yang dibuat sesuai bentuk awal huruf memberikan isyarat atau bukti untuk membuat huruf lebih mudah dipahami oleh anak. Berdasarkan observasi saat pemberian perlakuan anak terlihat sangat antusias dalam mengikuti setiap sesi yang diberikan. Anak tidak terlihat kelelahan walaupun guru yang mengajar sudah kelelahan. Bahkan setelah pemberian perlakuan atau saat istirahat, anak masih terbawa dengan suasana pemberian perlakuan. Anak mencoba mempraktekkan sendiri seperti mengucapkan s s s sandal lalu lari ke gambar sandal. Anak juga dapat mengucapkan benda-benda yang berawalan dengan huruf s selain benda yang ditunjukkan saat perlakuan seperti sepatu, sabun, sapu, dan sebagainya. Hasil wawancara dengan guru menunjukkan bahwa respon anak-anak bagus, sangat senang, tertarik, dan antusias dengan teknik mnemonic yang diberikan. Anak yang selama ini hanya menggunakan majalah saja, terbantu dengan menggunakan teknik mnemonic sehingga anak menjadi tidak cepat bosan. Teknik ini membuat anak cepat hafal dikarenakan huruf disambungkan dengan kata dan bentuk huruf dibuat dari benda yang memiliki huruf awal yang diperkenalkan. Permainan yang dilakukan juga membuat anak tertarik dan memudahkan dalam memahami huruf yang diperkenalkan. Bahkan terdapat guru yang menyarankan agar teknik mnemonic tidak hanya digunakan untuk mengenalkan huruf tetapi juga diterapkan dalam pengenalan angka pada anak. Dampak dari teknik mnemonic yang diberikan dalam penelitian ini adalah untuk mengenalkan huruf pada anak, karena mengenal huruf merupakan hal yang penting dalam kemampuan membaca dan menulis anak dikemudian hari. Guru pendidikan anak usia dini yang pada dasarnya belum diperkenankan untuk mengajarkan anak membaca dan menulis diharapkan dapat terbantu dengan teknik mnemonic. Sehingga dengan adanya teknik mnemonic ini guru dapat mengenalkan huruf secara optimal agar dapat membantu anak dalam belajar membaca dan menulis pada jenjang berikutnya. Penelitian ini juga menguji perbedaan kemampuan mengenal huruf antara anak laki-laki dan perempuan. Analisis yang digunakan adalah independent sample t-test. Adapun hasil uji analisis independent sample t-test terdapat pada tabel 2 di bawah ini: Tabel 2. Hasil uji independent sample t-test
5
Jenis Kelamin
Mean
Std. Deviation
N
Std. Error Mean
Laki-laki
21,2857
7
1,60357
0,60609
Perempuan
23,2857
14
0,99449
0,26579
Sig. (2-failed)
0,002
Kemampuan anak dalam mengenal huruf dipengaruhi oleh perbedaan jenis kelamin. Penelitian ini menunjukkan bahwa anak perempuan memiliki kemampuan mengenal huruf yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki-laki. Hal ini mendukung dari hasil statistik Departemen Pendidikan Amerika Serikat (2001) menunjukkan bahwa kemampuan membaca anak perempuan sedikit lebih maju daripada anak laki-laki. Pada masuk sekolah, 70% anak perempuan bisa mengenal nama huruf dibandingkan dengan 62% dari anak laki-laki; 32% dari perempuan bisa mengasosiasikan huruf dengan suara dibandingkan dengan 26% dari anak lakilaki. Studi yang dilakukan Locke, Ginsborg & Peers (2002) mengungkapkan bahwa anak perempuan memiliki kemampuan bahasa dan kemampuan kognitif yang lebih daripada anak laki-laki. PENUTUP Penelitian ini mengkaji tentang teknik mnemonic yang merupakan suatu teknik untuk membantu anak dalam mengingat informasi secara lebih efektif dan mudah, dengan cara mengaitkan informasi baru dengan informasi yang sudah dikenal. Metode mnemonic gambar dan alphabet sistem yang merupakan bagian dari teknik mnemonic dapat membantu anak dalam mengenal huruf. Hal ini karena metode tersebut mampu meningkatkankinerjamemorijangkapanjang, sehinggapemrosesaninformasiberjalan optimal daninformasipengenalan hurufdapatdiingatdenganbaik. Penelitian ini juga menguji perbedaan kemampuan pengenalan huruf antara anak laki-laki dan perempuan. Pada penelitian ini terdapat perbedaan antara kemapuan mengenal huruf antara anak laki-laki dan perempuan. Anak perempuan memiliki kemampuan pengenalan huruf lebih baik jika dibandingkan dengan anak laki-laki. Sekolah diharapkan meningkatkan teknik pembelajaran yang dapat menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan antusiasme anak dalam mengikuti pembelajaran seperti penggunaan teknik mnemonic. Hasil penelitian yang menunjukkan keefektivitasan teknik mnemonic dalam pengenalan huruf pada anak, dapat dijadikan alternatif bagi guru dalam melakukan pembelajaran pengenalan huruf. Penelitian ini masih dapat dikembangkan secara lebih luas dan mendalam karena masih jarang ditemukan penelitian mengenai teknik mnemonic yang dipergunakan untuk pendidikan anak usia dini di Indonesia. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian dengan teknik dan permasalahan yang sama diharapkan untuk lebih cermat dalam melakukan pelaksanaannya dan melengkapi kekurangan yang ada misalnya menambah jumlah responden atau menambah pengujian perbedaan kemampuan pengenalan huruf berdasarkan status soial ekonomi. DAFTAR PUSTAKA Agramonte, V., & Belfiore, P. (2002). Using mnemonics to increase early literacy skills in urban kindergarten. Journal of Behavioral Education, 11(3), 181-190.
6
Bakken, J. P., & Simpson, C. G. (2011). Mnemonic strategies: success for the young-adult learner. The Journal of Human Resource and Adult Learning. 7(2). Buzan, T. (1986). Use your memory. The British Broadcasting Corporation: Great Britanian. De Graaff, S., Verhoeven, L., Bosman, A.M.T., & Hasselman, F. (2007). Integrated pictorial mnemonics and stimulus fading: Teaching kindergarteners letter sounds. British Journal of Educational Psychology. (77)519-539. Dirjen Paudni. (2009). Peraturan menteri pendidikan nasional tentang standar pendidikan anak usia dini. Kementrian Pendidikn Nasional: Jakarta. Ecalle, J., Magnan A., dan Biot-Chevrier, C. (2008). Alphabet knowledge and early literacy skills in French beginning readers. European Journal of Developmental Psychology. 5 (3), 303 – 325. Foulin, J., N. (2005).Why is letter-name knowledge such a good predictor of learning to read?. France Reading and Writing. (18)129–155. Gunawan, A. W. (2007). Genius learning strategy. Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi. Jones, C. D., Clark, S.K., Reutzel, D. R. (2013). Enhancing Alphabet Knowledge Instruction: Research Implications and Practical Strategies for Early Childhood Educators. Childhood Education Journal. (41 ) 81–89. King, L.A. (2010).Psikologi umum. Buku 1. Terj. Marswendy, B. Jakarta: Salemba Humanika Locke, A., Ginsborg, J., & Peers, I. (2002). Development and disadvantage: Implications for the early years and beyond. International Journal of Language and Communication Disorders, (37)3–15. Longcamp, M., Zerbato-Poudou, M., & Velay, J. (2005). The influence of writing practice on letter recognition in preschool children: A comparison between handwriting and typing. Acta Psychologica. (119) 67–79. Lyytinen H., Aro M., Eklund K., Erskinel J., Guttorm T., Laakso M., Leppfinen P. H. T., Lyytinen P., Poikkeus A., Richardson U., & Torppa M. (2004). The development of children at familial risk for dyslexia: birth to early school age. Department of Psychology & Child Research Centre. 54 ( 2). MacKeben, M. (2000). Enhancement of peripheral letter recognition by typographic features. The Smith-Kettlewell Eye Research Institute. 2 (2) 95-103. Massen, C., Vaterrodt-Plu¨ nnecke, B., & Krings, L. (2009). Effects of instruction on learners’ ability to generate an effective pathway in the method of loci. Germany Memory. 17 (7) 724-731. Mastropieri, M. A., Scruggs, T. E. (2012). Mnemonic Learning. Encyclopedia of the Sciences of Learning . McNamara, G. (2012). The effectiveness of embedded picture mnemonic alphabet cards on letter recognition and letter sound knowledge. Department of Language, Literacy and Special Education . Rowan University. 7
Pal, S. R. (2014). Teaching language through mnemonics programme in pre-school children with hearing impairment. American International Journal of Research in Humanities, Arts and Social Sciences. 14-394. Richmond, A. S., Cummings, R., & Klapp, M. (2008). Transfer of the method of loci, pegword, and keyword mnemonics in the eighth grade classroom. 21(2). Santrock, J. W. (2007). Child development, Edisi kesebelas: Perkembangan anak, Jilid 1. Terj. Rachmawati, M., & Kuswanti, A. Jakarta: Erlangga Scruggs, T. E., Mastropieri, M. A. (2000). The effectiveness of mnemonic instruction for students with learning and behavior problems: an update and research synthesis. Journal of Behavioral Education. (10)163–173. Solso, Robert L., Maclin, Otto H., & Maclin M. Kimberly. (2008). Cognitive psychology, Edisi kedelapan: Psikologi kognitif. Terj. Rahardanto, M., & Batuadji K. Jakarta: Erlangga Treiman, R. Levin, I. Kessler, B. (2012). Linking the shapes of alphabet letters to their sounds: the case of Hebrew. (25) 569-585. United States Department of Education, National Center for Education Statistics. (2001). Entering kindergarten: A portraitof American children when they begin school: Findings from thecondition of education 2000. Wolgemuth , J. R., Cobb R. B. & Alwell, M. (2008). The effects of mnemonic interventions on academic outcomes for youth with disabilities: a systematic review. Learning Disabilities Research & Practice. 23(1) 1–10.
8