EFEKTIVITAS PENYIRAMAN EKSTRAK KULIT KACANG HIJAU DAN AIR CUCIAN BERAS (LERI) TERHADAP PERTUMBUHAN Sanseviera trifasciata SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi
Diajukan oleh: ARIN NURHAYATI A 420 040 065
PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008
i
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Di Indonesia, nama Sansevieria lebih dikenal dengan sebutan lidah mertua (mother in laws tongue). Ada juga yang menjulukinya snake plant (tanaman ular) mungkin karena corak beberapa jenis tanaman ini mirip dengan corak ular. Tanaman ini dianggap tidak bermanfaat sehingga hanya dijadikan tanaman pagar. Akan tetapi, sejak ditemukannya jenis-jenis baru yang lebih bervariasi daunnya, mulai dari motif, warna, bentuk, serta ukurannya menyebabkan tanaman ini banyak dicari orang. Sansevieria memiliki keunggulan yang jarang ditemukan pada tanaman lain, diantaranya sangat resisten terhadap polutan dan bahkan mampu menyerapnya(Arie, 2006). Menurut Lanny (2005, dalam Damayanti, 2006), hampir semua species Sansevieria yang sekarang telah ditemukan berasal dari negara-negara Afrika Timur, Arab, India Timur, Asia Selatan, dan beberapa pulau di Samudra Pasifik, serta sebagian Pakistan. Habitat asli Sansevieria adalah daerah yang secara geografis termasuk daerah tropis kering dan mempunyai iklim gurun yang panas atau pegunungan dengan curah hujan yang rendah. Di habitat asli, Sansevieria ditemukan di daerah tandus dan gurun pasir yang gersang. Menurut Sentot (2008), Sansevieria dapat tumbuh pada rentang suhu yang luas dan mampu bertahan hidup di daerah panas. Pertumbuhan optimal dicapai di daerah yang pada siang hari temperatur 24-29 oC dan malam hari 18-21 oC.
1
2
Sansevieria dapat bertahan hidup pada temperatur yang ekstrim panas dan akan mengalami kematian jika suhu lingkungan rendah. Faktor kimia yang mempengaruhi pertumbuhan Sansevieria adalah pH antara 4,5-8,5 dan kandungan hara dalam media tanam. Tanaman ini tidak menyukai media tanam yang asam, karena pada kondisi ini akan kekurangan nitrat akibat perubahan ammonia menjadi nitrat terhambat oleh kondisi asam. Tanaman Sansevieria membutuhkan air yang rendah sesuai dengan sifatnya, sebagai jenis tanaman sukulen mampu menyimpan air didalam jaringan daun. Habitat alami Sansevieria memang daerah yang hanya memiliki curah hujan beberapa ratus millimeter per tahunnya. Kebutuhan untuk fisiologis tanaman Sansevieria terhadap air sekitar 16,5 cc/minggu/tanaman. Penyiraman yang terlalu banyak akan menyebabkan media tanam becek, yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman (Tuhana, 2004,dalam Yuliawati 2006). Penyiraman selain menggunakan air, juga dapat menggunakan air ekstrak kulit kacang hijau dan air cucian beras (leri). Menurut Siswono (2004), pada bagian kulit biji kacang hijau mengandung mineral antara lain Posfor (P), Kalsium (Ca), dan Besi (Fe). Menurut Made (2004), biji kacang hijau terdiri atas tiga bagian utama, yaitu kulit biji (10 %), kotiledon (88%), dan lembaga (2%). Kulit biji kacang hijau tiap 100 gram nya mengandung antara lain zat Besi (0,67 mg), Posfor (32 mg), Kalsium (12,5), air (1 gr). Sedangkan air cucian beras (leri) merupakan air sisa proses pencucian beras. Air cucian beras (leri) juga dapat digunakan untuk penyiraman. Air cucian beras (leri) ini mudah diperoleh, mengandung zat mineral, antara lain Posfor (P). Manfaat air cucian beras (leri) ini juga telah diteliti oleh Anik Yuliawati (2006),
3
bahwa air leri berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman Neoregelia spectabilis. Ekstrak kulit kacang hijau dan air cucian beras (leri) mengandung zat-zat mineral, salah satunya Posfor. Posfor sangat berperan bagi tanaman karena untuk membantu pertumbuhan tanaman, kekurangan Posfor maka pertumbuhan tanaman akan terhambat. Menurut Djoehana (1986), Posfor merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman. Posfor berperan dalam memacu pertumbuhan akar dan pembentukan system perakaran yang baik dari benih dan tanaman muda. Menurut Sumeru (1995), Posfor dalam tanah terikat oleh bahan organik sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Posfor sangat vital bagi tanaman karena merupakan sumber energi untuk pertumbuhan tanaman. Kekurangan Posfor berakibat buruk bagi tanaman karena dapat mempengaruhi metabolismenya, pertumbuhan tanaman terhambat, daun tua cepat rontok karena Posfor dalam tanaman bersifat mobil dan bergerak dari daun tua ke daun muda. Jenis-jenis
Sansevieria sangat banyak, salah satunya Sansevieria
trifasciata. Dari jenis Sansevieria trifasciata sendiri dibedakan menjadi beberapa varietas dan tidak semuanya mudah dikembangbiakan, salah satunya adalah Sansiviera trifasciata golden hannii. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tanaman Sansevieria trifasciata golden hanni yang berupa anakan yang diambil dari tanaman induk. Kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan anakan tanaman Sansevieria trifasciata masih tergantung pada tanaman induknya, sehingga pertumbuhannya terhambat bila dipisahkan dengan induknya. Untuk itu peneliti ingin melakukan penelitian mengenai penyiraman ekstrak kulit kacang hijau dan
4
air cucian beras (leri) terhadap pertumbuhan anakan tanaman Sansevieria trifasciata yang diambil dari tanaman induk. Menurut hasil penelitian Ellia Pujiastuti (2001), air cucian beras berpengaruh terhadap perkecambahan dan pertumbuhan kacang-kacangan (Papilionaceae), dan menurut hasil penelitian Anik Yuliawati (2006), bahwa air leri berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman nanas hias Neoregelia spectabilis. Menurut Dita S. P (2006), dalam penelitiannya tentang pemberian limbah cair biogas berpengaruh positif terhadap pertumbuhan tanaman Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata). Sedangkan berdasarkan hasil penelitian Amalia Damayanti (2006), bahwa pemanfaatan limbah cair batik dan EM-4 berpengaruh positif terhadap pertumbuhan Lidah Mertua. Berdasarkan uraian tersebut yaitu kandungan mineral pada kulit kacang hijau dan air cucian beras (leri) serta penelitian terdahulu, maka peniliti ingin melakukan penelitian yang berjudul EFEKTIVITAS PENYIRAMAN EKSTRAK KULIT KACANG HIJAU DAN AIR CUCIAN BERAS (LERI) TERHADAP PERTUMBUHAN Sansevieria trifasciata .
5
B. Pembatasan Masalah Agar penelitian memiliki arah dan ruang lingkup yang jelas, maka perlu adanya suatu pembatasan masalah, adapun batasan-batasan masalah sebagai berikut: 1. Subyek penelitian Ekstrak kulit kacang hijau dan air cucian beras ( leri ). 2. Obyek penelitian Tanaman Sansevieria trifasciata diperoleh dari anakan tanaman induk. 3. Parameter Parameter yang digunakan dalam penelitian adalah tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman Sansevieria trifasciata setelah 2 bulan. C. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah efek penyiraman ekstrak kulit kacang hijau dan air cucian beras (leri) terhadap pertumbuhan Sansevieria trifasciata setelah dua bulan? D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui efek penyiraman ekstrak kulit kacang hijau dan air cucian beras (leri) terhadap pertumbuhan Sansevieria trifasciata setelah dua bulan? E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Sebagai sumber pengetahuan tambahan bagi peneliti. 2. Memberi informasi tambahan tentang manfaat kulit kacang hijau dan air cucian beras (leri).
6
3. Menambah wacana keilmuan bahwa dengan penyiraman ekstrak kulit kacang hijau dan air cucian beras (leri) berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman Sansevieria trifasciata. 4. Hasil penelitian ini diharapkan pada akhirnya dapat memberikan masukan mengenai budidaya tanaman Sansevieria trifasciata.