Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr EFEKTIVITAS PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN SINTANG
Syahrul Tri Ubargi
Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
E-mail :
[email protected]
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah ingin menganalisis efektivitas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sintang dalam mengembangkan Objek Wisata Bukit Kelam. Melalui adaptasi, integrasi, motivasi, dan produksi yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini menemukan bahwa efektivitas pengembangan pariwisata Kabupaten Sintang khususnya Objek Wisata Bukit Kelam melalui program-program yang dijalankan oleh Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sintang belum terlakasana dengan maksimal disebabkan oleh beberapa kendala antara lain yaitu kurangnya sarana dan prasarana akomodasi seperti tempat penginapan, rumah makan serta arena permainan dan hiburan, buruknya infrastruktur transportasi menuju daerah Objek Wisata Bukit Kelam serta kurangnya materi promosi yang mengakibatkan proses kegiatan promosi yang kurang maksimal. Selain itu juga Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sintang sebagai implementor kebijakan tidak didukung oleh sumber daya manusia yang memadai, sehingga pencapaian target kunjungan wisata pada Objek Wisata Bukit Kelam bulum dapat tercapai dengan maksimal.
Kata Kunci: Efektivitas,Pengembangan Pariwisata.
Abstract The purpose of this study is to analyze the effectiveness of Culture and Tourism in developing Sintang Attractions Bukit Tenebrous. Through adaptation, integration, motivation, and production is carried out by the Department of Culture and Tourism.Through a qualitative approach, this study found that the effectiveness of the development of tourism in particular Sintang Attractions Bukit Tenebrous through programs run by the Department of Tourism Sintang culture and yet with maximum due to several constraints such as the lack of accommodation facilities and infrastructure such as base , eating houses and arena games and entertainment, poor transport infrastructure towards Bukit Tenebrous area attractions as well as the lack of promotional materials that resulted in the promotion activities less than the maximum. In addition, the Department of Culture and Tourism as the implementor Sintang policy is not supported by adequate human resources, thus achieving the target of tourist visits in Bukit dark attractions can be achieved with the maximum bulum.
Keywords: Effectifity, Tourism Development.
Syahrul Tri Ubargi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
1
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
A. PENDAHULUAN
Kelam Permai mempunyai daya tarik berupa
1.
perbukitan dengan keindahan yang khas. Objek
Latar Belakang Penelitian Sektor pariwisata merupakan sektor yang memberikan
pengaruh
positif
pada
daerah
wisata Bukit Kelam ini terletak pada ketinggian 50 -
900
meter
dari
permukaan
laut
dengan
khususnya dalam hal peningkatan pendapatan
kemiringan antara 15° - 40° serta kemiringan diatas
daerah. Pengelolaan dan pengembangan pariwisata
45° yang membuat objek wisata Bukit Kelam ini
yang baik memberikan hasil nyata bagi kehidupan
ditetapkan sebagai bukit batu tertinggi di Asia
masyarakat pada suatu daerah terutama pada
Tenggara.
bidang ekonomi. Ini terlihat dari terbukanya
Saat
ini
kawasan
Bukit
Kelam
sudah
lapangan kerja baru bagi penduduk disekitar objek
direnovasi dan kawasan ini dijadikan sebagai Pusat
pariwisata, ini membuat kemajuan yang positif
Perkemahan bagi
bagi pembangunan suatu daerah.
puncak Bukit Kelam saat ini sudah dibangun
Kabupaten Sintang merupakan salah satu kabupaten
yang
sebuah tangga dengan ketinggian ± 90 m yang
Kalimantan Barat serta berbatasan langsung dengan
ini terus dikembangkan karena punya rentetan
negara
Secara
perbukitan lainnya seperti Bukit Luit dan Bukit
geografis Kabupaten Sintang terletak antara 1°05'
Rentab. Selain itu juga kawasan ini sangat baik jika
LU - 1°21' LS serta 110°50' BT - 113°20' BT.
dibangun tempat peristirahatan yang nantinya dapat
Sebagian
Sintang
dikembangkan menjadi desa wisata yang menarik
merupakan perbukitan dengan luas sekitar 22.392
dan unik. Dari beberapa objek dan daya tarik
besar
wilayah
-
bagian
mencapai
terletak disebelah barat. Kawasan Bukit Kelam saat
Serawak
di
Untuk
timur
bagian
terletak
pramuka.
Malaysia.
Kabupaten
2
km atau sekitar 69,37 persen dari luas Kabupaten Sintang
(32.279
2
km ).
Kabupaten
Sintang
merupakan kabupaten terbesar ketiga di Provinsi Kalimantan Barat. Kabupaten Sintang memiliiki keindahan
alam
yang
eksotis
di
wisata tersebut dianggap mampu memberikan dampak positif bagi pembangunan daerah dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Berdasarkan isu-isu strategis yang terjadi di
bidang
lapangan menunjukan bahwa, pengelolaan potensi
pariwisatanya, Pariwisata di Kabupaten Sintang
parwisata di Kabupaten Sintang khususnya pada
tergolong dalam Wisata Alam, Wisata Religi, dan
objek wisata Bukit kelam dinilai belum sepenuhnya
Wisata Sejarah yang menarik untuk dikunjungi.
dilakukan secara optimal. Pengembangan sektor
Daftar objek wisata di Kabupaten Sintang dapat
pariwisata
dilihat pada lembar lampiran.
dukungan penuh dari berbagai sektor diantaranya
pada
dasarnya
harus
mendapat
Salah satu objek wisata alam unggulan di
ialah sektor Pemerintah Daerah setempat, pihak
Kabupaten Sintang ialah objek wisata alam Bukit
swasta, dan dukungan dari masyarakat lokal
Kelam yang memiliki keindahan alam yang eksotis
setempat
dan
pariwisata
merupakan
objek
wisata
kebanggaan
agar dapat
pengelolaan berjalan
terhadap dengan
potensi
baik
dan
masyarakat Kabupaten sintang Kawasan wisata
memberikan dampak yang besar bagi semua sektor.
Bukit Kelam yang berada di wilayah Kecamatan
Untuk itu dengan diberlakukannya Undang-undang
Syahrul Tri Ubargi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
2
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr No 32 Tentang Otonomi Daerah maka Pemerintah
angkutan umum yang menuju daerah tujuan wisata
Daerah diberikan kebebasan dalam mengelola
membuat akses transportasi wisatawan menjadi
potensi-potensi
terhambat.
sumber
daya
yang
dapat
meningkatkan pendapatan daerah. Menindaklanjuti
Selain itu juga permasalahan kurangnya sarana
hal tersebut Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang
dan prasarana akomodasi yang memenuhi standard
mengeluarkan Peraturan Daerah No 5 Tahun 2008
yang
Tentang Kepariwisataan guna mengelola segala
berwisata seperti akomodasi hotel, tempat makan /
sesuatu yang berhubungan dengan pengembangan
restauran, maupun toko-toko menjadi permasalahan
potensi pariwisata di Kabupaten Sintang.
yang membuat berkurangnya daya tarik wisatawan
menunjang
kepuasan
wisatawan dalam
Namun realisasi yang terjadi di lapangan,
yang hendak berkunjung ke objek wisata Bukit
pengembangan pariwisata di kabupaten Sintang
Kelam. Tidak adanya investror swasta yang
khususnya
mendukung daalam pengembangan objek wisata
pada
objek
wisata
Bukit
kelam
mengalami banyak kendala diantaranya ialah
Bukit Kelam membuat
permasalahan infrastruktur transportasi, sarana dan
prasarana yang ada pada objek wisata Bukit Kelam.
prasarana akomodasi dan permasalahan keamanan.
Berdasarkan pengamaatan peneliti di lapangan.
Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Daerah
Kebanyakan dari wisatawan yang mengunjungi
Kabupaten
objek wisata Bukit Kelam melakukan peristirahatan
Sintang
khususnya
oleh
Dinas
Kabupaten
Sintang
kurangnya sarana dan
Kebudayan dan Pariwisata Kabupaten Sintang
di
yakni pada permasalahan infrastruktur transportasi
terdapatnya akomodasi hotel yang memenuhi
ialah belum memadainya infrastruktur jalan menuju
standard pengunjung. Ini yang menyebabkan
lokasi objek wisata. Perjalanan dari Pusat Kota
kekecewaan dari wisatawan dikarenakan tujuan
Kabupaten Sintang ke daerah objek wisata Bukit
untuk menikmati pemandangan eksotis dari Bukit
Kelam berjarak 20 km dan dapat ditempuh dengan
Kelam
waktu kurang lebih 30 menit, dengan keadaan
tersedianya
infrastruktur jalan yang sudah kurang baik, namun
peristirahatan pengunjung setelah berwisata di
jika ditempuh dari Kota Pontianak memerlukan
objek wisata Bukit Kelam.
tidak
di
terwujud akomodasi
karenakan
dikarenakan yang
tidak
tidak
menunjang
waktu yang terbilang cukup lama yaitu kurang
Permasalahan lain yang menyebabkan objek
lebih 9-10 jam dengan keadaan infrastruktur jalan
wisata Bukit Kelam kurang menjadi daerah tujuan
yang kurang baik. Jarak yang terbilang cukup jauh
wisata di Kalimantan Barat maupun mancanegara
antara pusat Ibu Kota Provinsi Kalimantan Barat
ialah persoalan kurangnya materi promosi yang
dengan daerah objek wisata Bukit Kelam yang
dihasilkan oleh objek wisata Bukit Kelam itu
terletak di Kecamatan Kelam Permai Kabupaten
sendiri. Sehingga berdampak pada kurangnya
Sintang membuat berkurangnya minat wisatawan
ketertarikan wisatawan dalam mengunjungi objek
untuk berkunjung ke Bukit Kelam di tambah lagi
wisata Bukit Kelam. Materi promosi yang kurang
keadaan inftrastruktur jalan yang kurang baik
ini juga berkaitan dengan kurangnya sarana dan
membuat Kabupaten Sintang kurang menjadi
prasarana yang dapat menarik perhatian wisatawan,
daerah tujuan wisatawan lokal Kalimantan Barat
diantaranya sarana dan prasarana akomodasi
maupun wisatawan Mancanegara.Selain itu juga
maupun
kurangnya
transportasi
umum seperti
arena
permainan
yang
sebenarnya
bus /
Syahrul Tri Ubargi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
3
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
2.
berpotensi besar dalam menimbulkan daya tarik
pariwisata. Bagi pengelola yang bergerak
bagi wisatawan.
dalam bidang kepariwisataan di Kabupaten
Rumusan Permasalahan
Sintang, dapat dijadikan sebagai sumber
Berdasarkan fokus penelitian tersebut maka yang
menjadi
Bagaimana
3.
rumusan
Efektifitas
informasi
sekaligus
masukan
permasalahan
adalah
berperan/berpartisipasi dalam mengembangkan
Pengembangan
Objek
pariwisata Kabupaten Sintang.
Wisata Alam Bukit Kelam oleh Dinas Kebudayaan
B. Kerangka Teori dan Metodologi
dan Pariwisata Kabupaten Sintang
1.
Kerangka Teori
Tujuan Penelitian
i.
untuk
Untuk menilai apakah organisasi itu
Tujuan dari penelitian ini adalah:
efektif atau tidak, ada banyak pendapat antara lain
Untuk menggambarkan proses adaptasi dalam
mengatakan bahwa suatu organisasi efektif atau
pengembangan pariwisata yang dilakukan
tidak, secara keseluruhan ditentukan oleh apakah
oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
tujuan organisasi itu tercapai dengan baik atau
Kabupaten Sintang.
sebaliknya. Teori yang paling sederhana ialah teori
ii. Untuk
mendeskripsikan
integrasi
dalam
yang berpendapat bahwa efektivitas organisasi
pengembanagan pariwisata yang dilakukan
sama
oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
keseluruhan, pandangan yang juga penting adalah
Kabupaten Sintang.
teori yang menghubungkan tingkat kepuasan para
iii. Untuk
menganalisis
motivasi
dengan
prestasi
organisasi
secara
dalam
anggotanya. Menurut teori ini sesuatu organisasi
pengembangan pariwisata yang dilakukan
dikatakan efektif bila para anggotanya merasa puas.
oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
Akhir-akhir ini berkembang suatu teori atau
Kabupaten Sintang.
pandangan yang lebih komprehensif dan paling
iv. Untuk menggambarkan produksi dalam
umum dipergunakan dalam membahas persoalan
pengembangan pariwisata yang dilakukan
efektivitas organisasi adalah kriteria flexibility,
oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
productivity dan satisfaction. Dengan melihat organisasi sebagai sistem,
Kabupaten Sintang. 4.
Manfaat Penelitian
usaha membahas efektivitas organisasi secara lebih
a.
Secara Teoritis
komprehensif menjadi lebih mungkin. Memang
b.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
dalam kenyataan sangatlah sulit melihat atau
kontribusi
ilmu
mempersamakan efektivitas organisasi dengan
pengetahun, khusunya dalam bidang ilmu
tingkat keberhasilan dalam pencapaian tujuan. Hal
Pemerintahan.
ini disebabkan selain karena selalu ada penyesuaian
terhadap
perkembangan
Secara Praktis
dalam target yang akan dicapai, juga dalam proses
Hasil penelitian ini dihrapkan dapat menjadi
pencapaiannya sering sekali ada tekanan dari
sumbangan pemikiran dan bahan masukan bagi
keadaan sekeliling. Kenyataan tersebut selanjutnya
pemerintah Kabupaten Sintang umumnya serta
menyebabkan bahwa jarang sekali target dapat
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata khususnya
tercapai
dalam pengukuran efektivitas pengembangan
(2000:227).
Syahrul Tri Ubargi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
secara
keseluruhan.
Indrawijaya.
4
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr Stoner (1982:27) menekankan pentingnya
tuntutan yang sesuai harapan maupun tujuan
efektivitas organisasi dalam pencapaian tujuan-
pemerintah
tujuan organisasi dan efektivitas adalah kunci dari
mengembangkan industri pariwisata di Kabupaten
kesuksesan
Sintang.
suatu
organisasi.
Sharma
(dalam
Tangkilisan,2005:64) memberikan kriteria atau ukuran
efektivitas
organisasi
yaitu
daerah
Menurut
itu
sendiri
pendapat
Duncan
untuk
(dalam
yang
Indrawijaya, 2000:229), yang dikenal dengan
menyangkut faktor internal organisasi dan faktor
“Multiple Factor Model” mengatakan bahwa
lingkungan organisasi itu berada (eksternal) yaitu :
pengukuran efektivitas organisasi sesungguhnya
1.
Produktivitas organisasi/out put
2.
Fleksibilitas
organisasi
keberhasilannya
harus
dan
menyusuaikan
efisiensi, kemampuan menyusuaikan diri dengan
diri
tuntutan perubahan adaptasi, integrasi, motivasi dan produksi.
diluar organisasi Tidak
seperti:
bentuk
dengan perubahan-perubahan didalam dan
3.
mencakup berbagai kriteria,
Adapun pendapat Emitai Etzioni (dalam
adanya
ketegangan
didalam
organisasi/hambatan-hambatan
konflik
diantara bagian-bagian organisasi.
Indrawijaya,
2000:227),
mengemukakan
pendekatan pengukuran efektivitas organisasi yang disebutnya Model Sistem (System Model), yang
Pengukuran efektivitas dapat dilakukan dengan
mencakup empat kriteria, yaitu :
melihat hasil kerja yang dicapai oleh suatu organisasi.
Efektivitas
dapat
diukur
melalui
1.
kemampuan
berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuantujuannya.
Apabila
mencapai
tujuan,
suatu maka
organisasi
berhasil
organisasi
tersebut
Kebudayaan dan Pariwisata Sintang
kendala
proses program atau kegiatan tersebut telah
efektivitas
organisasi, dijelaskan pula oleh Gibson dalam Steers (1995: 37-41) bahwa : Efektivitas individu, dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bermula dari yang
dipengaruhi
oleh
kemampuan, keahlian, pengetahuan individu dan latar belakang pendidikan formal. Ketidaksesuaian latar belakang pendidikan dengan teknis pekerjaan yang dilaksanakan di lapangan akan mempengaruhi dalam
cara
mengakibatkan
bersikap,
motivasi,
kegagalan
dalam
Kabupaten
menyesuaikan
yang
dirumuskan
program untuk
dalam
infrastruktur
untuk
menunjang industri pariwisata.
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
individu
untuk
memecahkan masalah yang muncul, seperti
tujuan tersebut. Efektivitas hanya melihat apakah
efektivitas
untuk
parisiwata
besar biaya yang telah dikeluarkan untuk mencapai
dan
organisasi
Hal ini terkait dengan kemampuan Dinas
adalah efektivitas tidak menyatakan tentang berapa
efisiensi
suatu
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
dikatakan bertujuan dengan efektif. Hal terpenting
Masalah
Adaptasi pada kriteria adaptasi dipersoalkan
yang
dapat
memenuhi
Syahrul Tri Ubargi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
2.
Integrasi, yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan
suatu
organisasi
mengadakan
sosialisasi,
untuk
pengembangan
konsensus dan komunikasi dengan berbagai macam organisasi lainnya. Yaitu bagaimana Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mampu mengadakan
sosialisasi
pengembangan
konsensus dan komunikasi dengan sektor swasta maupun menyelaraskan program pariwisata
dengan
pemerintah
pusat
sehingga dapat saling bersinergi.
5
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr 3.
Motivasi,
yaitu
dilakukan
pengukuran
.
mengenai keterikatan dan hubungan antara
Teknik
menggunakan
observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan
kelengkapan sarana bagi pelaksanaan tugas
dokumentasi untuk sumber data yang sama secara
pokok
serempak. Selanjutnya teknik keabsahan data pada
dan
fungsi
organisasi.
Yaitu
yang menunjang pekerjaan pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Serta kenyamanan
penelitian ini adalah teknik triangulasi sumber. C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1.
Adaptasi
bekerja pegawai yang dapat mempengaruhi hasil kerja yang dihasilkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Produksi,
yaitu
usaha
Dalam upaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam melakukan pengembangan objek wisata Bukit Kelam sering dihadapkan pada
pengukuran
permasalahan-permasalah baik yang datang dari
efektivitas organisasi dihubungkan dengan
dalam organisasi , maupun dari luar organisasi.
jumlah dan mutu keluaran organisasi serta
Untuk itu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
intensitas kegiatan suatu organisasi. Dinas
Kabupaten Sintang sebagai organisasi pemerintah
Kebudayaan dan Pariwisata harus mampu
yang berwewenang dalam pengelolaan objek
mencapai output berupa target wisatawan
wisata Bukit Kelam harus dapat beradaptasi dengan
maupun pendapatan asli daerah (PAD)
baik terhadap permasalahan-permasalahan yang
melalui program-program pengembangan
datang dari dalam organisasi maupun dari luar
industri pariwisata yang dilaksanakan.
organisasi. Permasalahan yang dihadapi oleh Dinas kebudayaan
2.
data
pelaku organisasi dengan organisasinya dan
bagaimana tersedianya sarana dan prasarana
4.
pengumpulan
Metode Penelitian Penelitian
dan
pariwisata
dalam
upaya
pengembangan objek wisata Bukit Kelam yang ini
menggunakan
jenis
terletak di Kecamatan Kelam Permai Kabupaten
penelitian deskriptif melalui paradigma kualitatif.
Sintang diantaranya ialah hambatan dari segi
Peneliti telah menetapkan subjek penelitian untuk
infratruktur transportasi, sarana dan prasarana
mengetahui Efektivitas Peran Dinas Kebudayaan
pendukung objek wisata serta kurangnya materi
dan Pariwisata di Kabupaten Sintang dalam
promosi yang diakibatkan kurangnya daya tarik
Pengembangan Industri Pariwisata, yaitu :Kepala
yang dihasilkan. Jika kita melihat dari segi
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Kepala Bidang
infrastruktur transportasi maka ditemukan beberapa
Pariwisata,Kepala Seksi Pengembangan Potensi
kekurangan yaitu:
Wisata, Kepala Desa Kebong Kecamatan Kelam
1.
Permai,Tokoh Masyarakat,Wisatawan.
Secara geografis letaknya cukup jauh dari ibukota
provinsi
Kalimantan
Barat
Adapaun objek yang akan diteliti dalam
(Potianak) dengan jarak +500 Km dengan
penelitian ini adalah Dinas Kebudayaan Dan
kondisi jalan yang kurang baik, hal ini
Pariwisata Kabupaten Sintang yang terkait dengan
menyebabkan
pengembangan objek wisata alam Bukit Kelam di
menjadi berkurang.
Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang.
2.
daya
tarik
wisatawan
Jalan dari pintu masuk menuju kawasan wisata yang masih sempit yaitu
Syahrul Tri Ubargi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
(3
6
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
3.
4.
meter), sehingga jika berpapasan dengan
beradaptasi dengan lingkungan untuk menganalisis
kendaraan lain harus berhati-hati.
masalah dengan tepat sasaran. Sehingga tujuan
Kondisi infrastruktur jalan dari gerbang
yang di capai juga tepat pada sasarannya
pintu masuk objek wisata rusak berat.
2.
Tidak tersedianya angkutan umum yang menuju lokasi objek wisata Bukit kelam.
prasarana dan materi promosi penunjang objek wisata maka adan ditemukan beberapa kekurangan yaitu:
penginapan
yang
berada
di
kawasan Objek Wisata Bukit Kelam.
alam
linkungan
karena
belum
ada
penjagaan yang ketat dari pihak keamanan setempat kepentingan
umum
seperti
jaringan
komunikasi,
shelter
untuk
lokasi wisata masih sangat minim.
Kurangnya
sarana
mengakibatkan
dan
materi
prasarana
promosi
yang
kurang memiliki daya tarik. Dalam
menghadapi
permasalahan
daya tarik wisata seperti arena permainan anak-
mengunjungi objek wisata Bukit Kelam. Beberapa
prasararana yang terdapat pada Objek Wisata Bukit Kelam ialah kurangnya daya investasi oleh pihak swasta yang berperan dalam pengembangan objek wisata
Bukit
permasalahan
infrastruktur
transportasi
yang
seperti penginapan, rumah makan, maupun arena hiburan dan tempat permainan yang kurang memadai serta kurangnya materi promosi yang diakibatkan kurangnya ateraksi pariwisata yang ada pada objek wisata Bukit Kelam, untuk itu Dalam permasalahan
Kebudayaan
dan
Pariwisata
Objek
Dalam Wisata
melaksanakan Bukit
kelam,
kesuksesan dari suatu organisasi tidak akan berhasil jika tidak didukung oleh 3 pilar yaitu, pihak Pemerintah Daerah, pihak swasta dalam hal ini
sendiri. Koordinasi, kerjasama dan sinergisnya berbagai komponen dalam merealisasikan sebuah program, merupakan kunci utama untuk mencapai kesuksesan tujuan dari program tersebut. Dalam rangka pengembangan Objek Wisata Bukit Kelam
seperti
kurang memadai, sarana dan prasarana akomodasi
mengatasi
Kelam.
pihak ke 3 (tiga) investor dan masyarakat lokal itu
Pos penjagaan masuk masih kurang terawat serta,(dapat dilihat pada lampiran
6.
sarana Akomodasi, tempat makan, serta sarana
Pengembangan
Fasilitas
wisatawan dan papan petunjuk arah ke
5.
Tidak dilengkapinya sarana dan prasarana pada
hal yang mengakibatkan kurangnya sarana dan
Belum terjamin secara penuh keamanan dan keselamatan wisatawan dari kondisi
4.
sarana dan prasarana objek wisata Bukit Kelam.
anak yang dapat menarik minat wisatawan dalam
Belum tersedianya restoran/rumah makan dengan standart yang baik.
3.
Objek Wisata Bukit Kelam ialah permasalahan
objek wisata Bukit Kelam seperti penyediaan Belum tersedianya sarana akomodasi seperti
2.
Permasalahan yang dihadapi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam pengembangan
Sedangkan jika dilihat dari segi sarana dan
1.
Integrasi
tersebut
Dinas
harus
mampu
Syahrul Tri Ubargi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
diperlukan kerjasama dan koordinasi yang baik antara
pemerintah
daerah
khususnya
Dinas
Kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Sintang sebagai pelaku wisata dengan pihak swasta agar terciptanya kegiatan investasi yang baik guna terwujudnya pengembangan yang optimal dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi seperti permasalahan peningkatan sarana dan prasarana objek wisata Bukit Kelam
7
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr 3.
mampu
Motivasi
menjanjikan
pentingnya dalam pengembangan Objek Wisata 3.
Manusia (SDM). Meskipun program-program yang
jika
tanpa
4.
kualitas
masyarakat
dalam
kabupaten
Sintang
belum
mendapatkan dukungan yang optimal dari
Daya Manusia dan profesionalisme masyarakat di
masyarakat untuk mewujudkan berbagai
bidang kepariwisataan.
program dan
Sumber Daya Manusia yang dimaksud 5.
sebagai pengelola Objek Wisata Bukit Kelam dan mayarakat
setempat
yang
Kurangnya
tenaga
khusus
dibidang
pelayanan dibidang pariwisata, khususnya di Kawasan
Objek Wisata Bukit kelam.
Wisata
Bukit
Kelam
masih
kurang.
Adapun berbagai masalah yang terjadi
Oleh karena Sumber Daya Manusia
sebagai bukti masih rendahnya Sumber Daya masyarakat,
dalam rangka
pariwisata. Akibatnya kuantitas dan kualitas
turut
berpartisipasi dalam upaya-upaya pengembangan
profesionalisme
kebijakan
pengembangan Objek Wisata Bukit Kelam.
disini adalah dari pihak aparatur pemerintah
memegang peranan yang sangat penting dalam upaya pengembangan Objek Wisata Bukit Kelam,
diantaranya adalah sebagai berikut : Minimnya kualitas dan kuantitas Sumber pariwisata yang memiliki
pengetahuan tentang dunia kepariwisataan untuk pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Sintang pada umumnya dan
2.
berbasis
kurangnya
Partisipasi
pariwisata
mengalami hambatan akibat rendahnya Sumber
Daya Manusia
yang
Sehingga pihak Dinas Kebudayaan dan
pihak Dinas Kebudayaan dan pariwisata masih
1.
aparatur
pengembangan pariwisata masih lemah.
dalam pengembangan Objek Wisata Bukit Kelam
dan
taraf
berpengaruh terhadap jumlah investor.
tidak dapat dicapai dengan optimal. Sedangkan
Manusia
meningkatkan
pelayanan dibidang investasi yang kemudian
tujuan pengembangan Objek Wisata Bukit Kelam
pihak
Kurangnya
mengakibatkan
tenaga
pengelola yang profesional dan berkualitas, maka
dari
untuk
pendidikan dibidang investasi. Sehingga
di usung merupakan program-program yang tepat namun
bisnis
hidup masyarakat tersebut.
Bukit kelam ialah adalah faktor Sumber Daya
sasarannya,
peluang
pariwisata modern yang sebenarnya cukup
Salah satu faktor yang tidak kalah
pada
memanfaatkan
maka hambatan-hambatan yang diakibatkan oleh rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia, harus segera ditangani dengan berbagai strategi yang tepat. 4.
produksi
Bukit Kelam Khususnya. Sehingga upaya
Tujuan akhir dari pengembangan objek
pengembangan Objek Wisata Bukit Kelam
wisata Bukit Kelam yang dilakukan oleh Dinas
seringkali tidak mendapatkan kontribusi
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sintang
yang berarti terutama dalam hal kualitas ide-
ialah meningkatnya kunjungan wisatawan baik
ide yang masih kurang kreatif dan inovatif.
wisatawan lokal maupun internasional. Dalam
Rendahnya
upaya tersebut, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
profesionalisme
masyarakat
didalam
pengelolaan
bisnis
pariwisata
modern.
Akibatnya
masyarakat
tidak
Syahrul Tri Ubargi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
berupaya
menyelesaikan
permasalahan-
permasalahan yang menghambat pengembangan
8
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr objek wisata Bukit Kelam seperti permasalahan
terlengkapinya sarana dan prasarana pada
infrastruktur transportasi, Sarana dan prasaranaa
objek wisata Bukit Kelam.
akomodasi serta peningkatan kualitas promosi agar tujuan
dari
peningkatan
target
3.
kunjungan
Kurangnya partisipasi masyarakat yang tinggal di sekitar Kawasan Wisata Bukit Kelam.
wisatawan dapat tercapai. Pada dasarnya hambatan
Masalah
yang
dan
kualitas Sumber Daya Manusia. Hal utama
merupakan hambatan-hambatan yang
yang dapat dijadikan sebagai solusi bagi
terjadi akibat adanya berbagai keterbatasan. Oleh
hambatan ini adalah dengan memperhatikan
karena itu pihak Dinas Kebudayaan dan pariwisata
tingkat pendidikan masyarakat, khususnya
berusaha seoptimal mungkin untuk mengatasi
masyarakat yang tinggal di sekitar Kawasan
bebagai keterbatasan yang ada. Memang untuk
Wisata Bukit Kelam. Sebagai wujud nyata dari
mencari solusi-solusi dalam menghadapi hambatan
upaya Kantor Pariwisata dan Penanaman
tersebut diperlukan berbagai ide dan tindakan yang
Modal untuk mengatasi hambatan dibidang
kreatif dan inovatif dari berbagai pihak.
kualitas
dialami
pariwisata
oleh
Dinas
Kebudayaan
Sampai saat ini upaya yang dilakukan oleh
pengembangan
Objek
yang
-
2.
Sumber
Daya
oleh
kurangnya
Manusia,
maka
Mengadakan
Diklat
khusus
tentang
ditemui
dalam
kepariwisataan bagi masyarakat sekitar
Bukit
Kelam,
yang biasanya diwakili oleh beberapa
Wisata
diantaranya adalah sebagai berikut : 1.
disebabkan
dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :
Dinas kebudayaan dan Pariwisata untuk mengatasi hambatan-hambatan
ini
orang yang dipilih dan dipercayakan oleh
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
masyarakat. Untuk kemudian dijadikan
hambatan akibat kurangnya koordinasi dan
sebagai
kerjasama antar instansi terkait adalah dengan
pariwisata.
meningkatkan kegiatan komunikasi
yang
intensif
Agar
antar
instansi
terkait.
-
tenaga
Mengadakan masyarakat
khusus
dan yang
dibidang
memfasilitasi
tinggal
di
sekitar
permasalahan seperti infrastruktur jalan yang
Kawasan Wisata Bukit Kelam dalam
rusak menjadi cepat terselesaikan.
mengikuti Diklat atau pendidikan khusus
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
di bidang pariwisata
sarana dan prasarana pendukung objek wisata
meningkatkan profesionalisme masyarakat
Bukit Kelam dengan melakukan sosialisasi dan
didalam pengelolaan bisnis pariwisata
komunikasi dengan pihak investor dalam
modern.
upaya
menarik
minat
investor
untuk
4.
modern, untuk
Di bidang promosi yang masih mengalami
menanamkan modalnya pada objek wisata
hambatan terutama mengenai materi dan
Bukit Kelam. Dengan adanya investor yang
event-event promosi, yang disebabkan oleh
masuk pada objek wisata Bukit Kelam secara
keterbatasan sarana dan prasarana daya tarik
otomatis akan membuat daya tarik pendukung
yang dapat dijadikan materi promosi serta
seperti
keterbatasan
tersedianya
sarana
prasarana
SDM,
maka
pihak
Dinas
akomodasi, tempat makan maupun arena
Kebudayaan dan pariwisata melakukan dan
permainan yang nantinya berdampak pada
mengupayakan
berbagai
solusi
untuk
mengatasinya. Oleh karena kegiatan promosi
Syahrul Tri Ubargi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
9
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr merupakan suatu kegiatan yang memerlukan tenaga tekhnis yaitu Sumber Daya Manusia yang ahli di bidang tekhnis promosi, maka
DAFTAR PUSTAKA Buku :
pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata telah mengikutsertakan
pegawai-pegawai
dalam
berbagai kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat). Kegiatan Diklat yang dimaksud adalah Diklat yang bertujuan memperdalam pengetahuan dan keahlian dibidang Desain Grafis. Sehingga dengan kualitas keahlian yang tinggi, para aparatur Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas materi dan event promosi. 5.
Untuk mendukung proses investasi, maka pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata memberikan kemudahan bagi investor yang akan menanamkan modalnya.
6.
Indrawijaya, Adam I. 2000. Perilaku Organisasi. Bandung. Sinar Baru. Algasindo. Agustino, Leo. 2006. Dasar- dasar Kebijakan Publik. Alfabeta: Bandung Arikunto, Suharsimi.1997. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Rineka cipta: Jakarta Dunn, Willian, F. 1999. Pengantar Analisi Kebijakan publlik. Gajah Mada university Press: yogyakarta Gibson, James L., John M. Ivancevich dan James H. Donnely Jr. 1996.Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses.(Terjemahan) Edisi Delapan. Jakarta:Binarupa Aksara.
Meskipun keterlibatan dan partisipasi dari pihak masyarakat lokal masih kurang, namun untuk mengatasi hambatan tersebut pihak Dinas
Kebudayaan
menerus
dan
berupaya
pariwisata
untuk
terus
menciptakan
pariwisata sebagai wadah dalam peningkatan ekonomi
mastarakat
serta
menciptakan
kesempatan berusaha dan lapangan kerja. Diantaranya dengan cara memprioritaskan kesempatan dan lapangan kerja di bidang pariwisata
bagi
mengoptimalkan produktifitas
masyarakat peran
masyarakat
masyarakat
lokal
lokal, dan dalam
menghasilkan kerajinan khas daerah Dari upaya yang telah dilakukan oleh Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sintang dalam melakukan pengembangan objek wisata
Bukit
meningkatnya
Kelam
dengan
kunjungan
tujuan
wisatawan
agar baik
wisatawan lokal maupun internasional agar objek
Mazmanian, D.A, & Paul A. Sabatier.1983. Implementation and Public Policy.London: scch, Foresman and company Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Balai Aksara. Oka. A. Yoeti. 2002. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradaya paramita Silalahi, Ulber.2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama. Soekadijo, R. G. 2000. Anatomi Pariwisata. Jakarta: Gramedia Pustaka utama. Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D. Bandung : Alfabeta. Sudarmo, gito dan mulyono, agus. 2001. Prinsip dasar manajemen, yogyakarta. BPFE (128). Strees, Richard. 1995. Efektivitas Organisasi Kajian Perilaku. Jakarta. Erlangga. Tangkilisan, Hessel Nogi S.2005.Manajemen Publik. Jakarta:Grasindo Wahab, S.A.1990. Analisis Kebijaksanaan: Dari formulasi Ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara Winarno, Budi.2012. Kebijakan Publik; Teori, Proses dan Studi Kasus,(Edisi dan Revisi terbaru) CAPS: yogyakarta Peraturan Resmi : Perbub Nomor 41 Tahun 2008 tentang susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Sintang.
wisata Bukit Kelam dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Syahrul Tri Ubargi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
10
Governance, Jurnal S1 Ilmu Pemerintahan Volume 2 Nomor 2, Agustus 2013 http://jurmafis.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Sintang 20102015 Undang-Undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan. UU Otonomi Daerah No. 32 Tahun 2004 pasal 1 ayat 2. Tinjuan Literatur : Djayadi A, Andri Satria. 2011. “Efektivitas Pemerintahan Kota Dalam Pengembangan Industri Pariwisata Di Kota Pontianak”. (Skripsi). Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura. Selimin. 2008. “Efektivitas Pengelolaan Keuangan Sintang”. (Skripsi) Fakultas Ilmu Sosial Universitas Kapuas.
Organisasi Badan Daerah Kabupaten Program Sarjana dan Ilmu Politik
Syahrul Tri Ubargi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tanjungpura
11
f*" A ;"o)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNTVERSITAS TANIUNGPURA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLMIK
$Yru
PENGELOLA JURNAL IUr*L{SISWA
rG.' \ mmrrrg-l
Ialan A
Yai
Pontiandq Kotak Pos ?8124 Homepage : httpJijumalmalmsiswafisip.uatan-ac.id
Email :jumalmhs@fi sip.unan.rcff
LEMBAR PERNYATAAI\I PERSETUJUAIY I]NGGAH/PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK JURNAL ELEKTRONIK MAHASISWA Sebagai sivitas akademika Universitas Tanjungpur4 yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
: SYAHRUL TRI,
NamaLengkap
lulus Fakultas / Jurusan
NIM / Periode
Email
address/HP
demri pengembangan
UBARGI
: 8420090331 2013
: FISIP /
ILMU ADMINISTRASI
:
[email protected]/082311091565
ilmu pengetahuan dan menrenuhi syarat adminisEasi kelulusan matrasiswa (Sl),
menyetujui untuk memberikan kepada Pengelola Jurnal Mahasiswa llmu Administasi pada Program Studi IImu Pemerintatran Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif Q,{on-Exlusive Royalti-Fhee Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Etr'EKTIVITAS PENGEMBANGAN PAruWISATA DI KABUPATEN SINTAIIIG beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini, Pengelola Jurnal berhak menyimpan, mengalih-media/forrratkaru mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikanny4 dan menampilkan/mempublikasikannya di internet
alaumdialain:
l-l IT'l
funtext content artikel sesuai dengan standar penulisan jurnal yurg berlaku.
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin da.ri saya selama tetry mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan ataupenerbit yang bersangkuan.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak peqgelola jurnal, segala &s pelanggaran hak cipta dalam karya saya ini.
berrtuk tuntutao hukum yang timbul
Derrikian pernyataan ini
saya buat dengan sebenarnya-
Dibuat di
E^Iu*'ffrfl
$;':^ums
141986031001
(Syahrul Tri tlBargi)