EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS (Sebuah Penelitian di Pusat Pelayanan Bahasa dan Program BIPA STBA LIA Jakarta)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
Mayang Maharani 107013000811
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012
LEMBAR PERSEMBAHAN
MOTTO
: Makna dan tujuan hidup akan berhenti jika kita sudah berhenti untuk belajar, seperti kata-kata sahabat Ali ra.: Wahai anakku! Dunia ini bagaikan samudra tempat banyak ciptaan-ciptaan-Nya yang tenggelam. Maka jelajahilah dunia ini dengan menyebut nama Allah. Jadikanlah ketakutanmu pada Allah
sebagai
kapal-kapal
yang
menyelamatkanmu. Kembangkanlah keimananmu sebagai layarmu,
logika
pengetahuan
sebagai
sebagai
pendayung
nahkoda
kapalmu,
ilmu
perjalananmu;
dan
kesabaran sebagai jangkar dalam setiap badai cobaan. (Ali bin Abi Thalib ra.)
PERSEMBAHAN
: Penulis persembahkan hasil skripsi ini kepada kedua orang tua yang senantiasa mendoakan penulis.
i
LEMBARPENGESAHAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS (Penelitian pada Mahasiswa di Pusat Pelayanan Bahasa dan Program BIPA (PPB) STBA LIA Jakarta)
Skipsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Salah Satu Syarat r.urtuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
,
Oleh
rr
I
^lllllltkr
\LtiVYIJ \ Mavang Maharani 107013000811
Di Bawah Bimbingan
Ja,u,uat^----= Nturi Nurhaidah. M.A.
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012
l
LEMBAR PENGESAIIAN pembelajaran Bahasa Indonesia bagi untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis . (Sebuai Pusat pelayanan Bahasa rlan program BIPA STIiA LIA
Skripsi yang berjudul Efektivitas *Penulur Asing
Penelitian
di
JaKarra) drsusun oreh Mayang Maharani Nomor Induk
Mahasiswa 107013000811 diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ulian trlunaqasatr paaa tanggal29 September 2012 di hadapan dewan penguji. KarJna itu, p".rulis be.lrak ylndanlt gelar Sarjana Sl (S.pd) dalam biAang -pendidikan Bahasa dan Sastra rnoonesla. Jakarta,
I
Oktober 2012
Panitia Ujian Munaqasah Ketua Panitia Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Tanggal
4-lo -Dtr2 NrP. 19640212 199703 2 001 Seketaris Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Dra.Hindun. M.pd. NrP. 1970121s 2009122 001 Penguji
-tO*ZOIZ
I
-to -zutz
I
Dra.Ilindun. M.Pd. NIP. 19701215 2 00912 2 001 Penguji
1r
II
Ahmad Bahtiar. M.Hum NrP. 19761801 200912 t 00l
d:1g:lol2
NIP. 195205201981031001
Tanda Targan
ABSTRAK
Mayang Maharani; 107013000811 “Efektivitas Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi penutur Asing Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis (Sebuah Penelitian di Pusat Pelayanan Bahasa dan program BIPA STBA LIA Jakarta)”. Adapun tujuan dari pada penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui efektivitas pembelajaran Bahasa Indonesia bagi penutur asing untuk meningkatkan keterampilan menulis pada peserta didik di kelas BIPA. Sehingga bisa menjadi acuan dalam mengajarkan Bahasa Indonesia bagi penutur asing. Era globalisasi memberi peluang yang luas bagi bangsa Indonesia untuk mengembangkan diri. Populasi penduduk, letak goegrafis, keindahan alam, kebudayaan, dan perusahaan yang berinvestasi menjadi beberapa alasan yang menyebabkan banyak orang asing yang datang ke Indonesia. Untuk memperkenalkan itu semua maka dibutuhkan sarana komunikasi, yaitu bahasa. Orang-orang asing yang tertarik datang ke Indonesia tentu harus mempelajari bahasa Indonesia jika ingin mengenal Indonesia lebih dekat. Saat ini pengajaran bahasa Indonesia mulai dilirik dan diminati oleh warga negara lain. Situasi ini sangat menguntungkan bagi para pengajar bahasa Indonesia untuk penutur asing. Namun kendala yang dihadapi adalah pembelajar asing sering menemui kesulitan dalam menggunakan bahasa Indonesia terutama keterampilan menulis. Oleh karena itu skripsi ini akan membahas pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing yang efektif sehingga pembelajar dapat dengan mudah menangkap materi dan mempraktekkannya dalam bentuk tulisan. Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi yaitu penulis meneliti suatu objek yang dipaparkan secara lengkap dan jelas tentang segala hal mengenai objek yang diteliti. Untuk mendapatkan data, penulis mengumpulkan data kemudian menganalisisnya berdasarkan taksonomi kesalahan berbahasa. Penelitian ini memfokuskan diri pada hasil identifikasi kesalahan yang sering dilakukan peserta didik yang akan menentukan efektivitas pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Peserta didik masih kesulitan dalam menulis kalimat efektif. Hal ini dapat dilihat dari persentase penulisan kalimat efektif Misaki 54,86% dan Yuko 32,91%. 2. Tulisan perseta didik sudah dapat dipahami oleh pembaca. Hal ini dapat dilihat dari pesentase deiksis kedua peserta didik yaitu 100% dan penggunaan EyD yang benar untuk Misaki 65,27% dan Yuko 94,936%. Jadi simpulan berdasarkan hasil analisis data tersebut adalah pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing di Pusat Pelayanan Bahasa dan Program BIPA STBA LIA dengan metode ceramah dan metode koreksi parafrase, sudah efektif. Kata kunci: efektivitas pembelajaran, pembelajaran bahasa, dan keterampilan menulis.
v
ABSTRACT
Mayang Maharani; 107013000811 “The Effectiveness of Learning The Indonesian Language for Foreign Speakers to Improve Skills Writing (A Study in Central Language Services and BIPA Programs STBA LIA Jakarta)” the purpose of this thesis is to know the effectiveness of learning the indonesian language for foreign speakers to improve skills write on a student in BIPA class. So it can become a reference in indonesian language for teaching foreign speakers. The era of globalization treat the likelihood of a broad for indonesian in developing themselves. Population, the goegrafis, natural beauty, culture, and a company that invests be several reasons who led many foreigners who come to indonesia. To introduce it’s all it takes a means of communication is language. The foreigners who interested come to Indonesia certainly must be studied languages of indonesia if you want to know indonesia closer. Currently Indonesian language teaching start eye and attractive by the citizens of other countries. This situation very favorable to educators Indonesian language for foreign speakers. But the obstacles is foreign learner often find difficulty in using indonesian language, especially writing skill. Hence this thesis will discuss the effectiveness of learning Indonesian language for foreign speakers so that it can easily catch matter and practice it in the script. Writers used a method of descriptive qualitative analysis with the technique is writer examined the contents of an object that is exposed in a complete manner and clear on all matters of an object being explored. To obtain data, writer collect the data then to analyze it was based on taxonomy the mistake of language. This research focused on the outcome of identification errors often held by participants that will determine the effectiveness of learning that has been done. Based on the result analysis was then can be concluded that: 1. Participants is still have a difficulties in writing a effective sentence. It can be seen from the percentage of writing effective sentence Misaki 54,86 % and Yuko 32,91 %. 2. Writing of participants have can be understood by the readers. It can be seen from pesentase deiksis both of persentage is 100 % and the use of eyd right to misaki 65,27 % and yuko 94,936 %. So drawing conclusions based on the result analysis of data is learning the indonesian language for foreign speakers in Central Service Languages and BIPA Program STBA LIA Jakarta with a method of lectures and paraphrase correction methods, is effective. Keywords: the effectiveness of learning, the learning of languages, and skill writing.
vi
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karunia yang tidak terhingga, sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Efektivitas Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis (Sebuah Penelitian di Pusat Pelayanan Bahasa dan program BIPA STBA LIA Jakarta)” dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat teriring salam semoga tetap tercurah kepada nabi akhir zaman, suri tauladan yang paling baik, dai yang telah melakukan reformasi dari kejahiliyahan kepada peradaban Islami, dengan menegakan ajaran Al Quran yang suci, melalui gerakan dakwah yang hakiki, Nabi Besar Muhammad SAW. Penulisan skripsi ini merupakan proses yang panjang, diawali dengan niat dan tekad, serta dukungan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini bisa selesai. Penulis menyadari keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu sudah sepantasnya penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada: 1. Prof. Rif’at Syauki Nawawi, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd., sebagai Ketua Jurusan PBSI sekaligus sebagai penasehat akademik yang selalu memberikan nasihat yang berguna untuk penulis. 3. Siti Nuri Nurhaidah, S.Pd., S.Sos., M.A., sebagai dosen pembimbing yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini dan telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberikan petunjuk serta pengarahan kepada penulis. 4. Dra. Hindun, M.Pd. dan seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah mengajarkan dan memberikan ilmunya kepada penulis selama proses perkuliahan berlangsung. Semoga Allah memberikan balasan dan pahala berganda atas ilmu yang diberikan dengan ikhlas kepada kami semua. 5. Srisna J. Lahay, M.Hum. sebagai ketua PPB STBA LIA Jakarta beserta jajaran yang telah membantu penulis dengan memberikan izin untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.
vii
6. Agus Wahyudin, M.Pd. yang telah mengizinkan saya melakukan penelitian di kelas menulisnya. 7. Hj. Tri Tjiptaning Lestari Kepala SMP Djojoredjo dan jajaran dewan guru atas pengertian dan bantuannya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. 8. Ayahanda dan Ibunda, atas segala bentuk cinta dan kasih sayangnya kepada ananda yang selalu memberikan doa dan motivasi, semoga Allah selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada keluarga kita. 9. Adik-adikku yang tersayang Rayan Amanah, A.Md. dan Kodrat Fakaranas yang selalu memberikan bantuan dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi. 10. Teman-teman seperjuangan mas Widian, Echa, Ka Sarah, Ida, Rina, Nur, Amel, Vhara dan seluruh PC IMM 2010-2011. Seluruh angkatan 2007 PBSI dan teman-teman kosan yang berjuang bersama mengejar wisuda November serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala dukungan dan semangatnya kepada penulis, semoga Allah melindungi kalian semua. Penulis berdoa dan berharap semoga semua pihak yang telah membantu dengan kebaikan dan ketulusan mendapat balasan sehingga menjadi ladang amal di sisi Allah SWT. Semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat khususnya bagi penulis, dan umumnya bagi pembaca. Amin Jakarta, September 2012 Penulis
Mayang Maharani 107013000811
viii
DAFTAR ISI LEMBAR PERSEMBAHAN ...........................................................................
i
LEMBAR PERNYATAAN ..............................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................. iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................ iv ABSTRAK .........................................................................................................
v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ..............................................................................
5
C. Rumusan Masalah .................................................................................
5
D. Tujuan Penelitian ..................................................................................
6
E. Manfaat Penelitian ................................................................................
6
BAB II
LANDASAN TEORETIS
A. Penelitian yang Relevan ........................................................................
7
B. Efektifitas Pembelajaran ......................................................................
9
C. Pembelajaran Bahasa Indonesia ..........................................................
9
D. Keterampilan Menulis .......................................................................... 23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................. 30 B. Metode Penelitian .................................................................................. 30
ix
1. Pendekatan dan Jenis Analisis ............................................... 30 2. Objek Analisis ......................................................................... 31 3. Instrumen Analisisis ............................................................... 31 4. Pengumpulan Data .................................................................. 35 a. Sumber data...................................................................... 35 b. Teknik Pengambilan Data ............................................... 35 5. Prosedur Pengumpulan Data ................................................. 35 6. Analisis Data ............................................................................ 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian .............................................................................. 37 B. Metode Pembelajaran ........................................................................... 37 C. Pengumpulan Data ................................................................................ 37 D. Analisis Tulisan ..................................................................................... 38 E. Interpretasi Hasil Tulisan ..................................................................... 82 BAB V PENUTUP A. Simpulan ................................................................................................ 83 B. Saran ....................................................................................................... 83 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 85 LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Tabel Menentukan Jumlah Sampel Tabel 2 : Tabel Kesalahan Berdasarkan Taksonomi Kategori Linguistik Tabel 3 : Tabel Kesalahan Berdasarkan Taksonomi Kategori Strategi Performasi Tabel 4 : Tabel Analisis Tulisan Misaki Yamada Berdasarkan Taksonomi Kesalahan Berbahasa Tabel 5 : Tabel Analisis Tulisan Yuko Nakashima Berdasarkan Taksonomi Kesalahan Berbahasa Tabel 6 : Tabel Analisis Tulisan Misaki Yamada Tabel 7 : Tabel Analisis Tulisan Yuko Nakashima Tabel 8 : Tabel Hasil Analisis Data
xi
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1
: Diagram Taksonomi variabel pembelajaran (diadaptasi dari Reigeluth dan Stein: 1983)
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Profil Pusat Pelayanan Bahasa dan program BIPA STBA LIA Jakrta
Lampiran 2
: Dokumentasi
Lampiran 3
: Data dan Tulisan Misaki Yamada
Lampiran 4
: Data dan Tulisan Yuko Nashima
Lampiran 5
: Biodata Dosen Menulis BIPA
Lampiran 6
: Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 7
: Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 8
: Surat Keterangan Penelitian/Riset
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan untuk bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia mengalami berbagai penyerapan dan adaptasi dari bahasa lain sehingga memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri. Bahasa Indonesia mengalami perkembangan dari masa ke masa. Saat ini bahasa Indonesia tidak hanya digunakan oleh bangsa Indonesia sepenuhnya karena bahasa Indonesia telah dipelajari dan digunakan oleh bangsa lain sebagai penutur asing. Perkembangan bahasa Indonesia di luar negeri sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya lembaga maupun pusat pendidikan yang mengajarkan bahasa Indonesia baik di dalam maupun di luar negeri. Di dalam negeri bahasa Indonesia dijadikan mata pelajaran wajib mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi (PT). Di luar negeri, ada beberapa institusi pendidikan yang mengajarkan bahasa Indonesia, seperti di Eropa dan Amerika, Universita Degli Studi di Napolo‟I‟Orientale Italia, Universitat Hamburg Jerman, Universitas Leiden Holland, Ecole Francaise d‟Extreme-Orient, dan Ohio University USA. Sedangkan di wilayah Australia dan Asia ada Indonesia Australia Language Foundation, Universitas Asing Kanda Jepang, Deakian University, Ateneo De Manila University Filipina, Nanyang Technology University Singapore, KBRI Dili Timor Leste dan lainlain.1 Ada beberapa hal yang menarik tentang perkembangan bahasa Indonesia, seperti di Vietnam. Bahasa Indonesia dijadikan bahasa kedua di Vietnam, setara dengan bahasa Inggris pada tahun 2008. Bahkan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie mengatakan, Majelis Antarparlemen ASEAN (AIPA) kemungkinan akan mencantumkan ketentuan dalam Statuta AIPA yang menyatakan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi 1
Nurhaidah Nuri, Kumpulan Makalah Internasional dalam Kongres Bahasa 2008, Seri I (satu). Ebru Language Center. 2009
1
2
ASEAN.2 Perkembangan bahasa Indonesia yang begitu pesat ini dimulai pada tahun 1928 ketika bahasa Indonesia dijadikan bahasa pemersatu untuk wilayah nusantara dan kini, bahasa Indonesia akan dijadikan bahasa resmi ASEAN. Kedudukan bahasa Indonesia di mata internasional mempunyai peran penting. Oleh karena itu, bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) memerlukan perhatian khusus, guna memperkenalkan bahasa Indonesia di kancah dunia. Program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) adalah program pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia, mulai dari keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis, bagi penutur asing. Pembelajaran BIPA memerlukan kurikulum, bahan ajar (termasuk buku ajar dan kamus dwibahasa), metode pembelajaran yang tepat, dan media belajar audio-visual yang dirancang secara khusus. Kegiatan pengajaran bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) di Pusat Bahasa sudah dirintis sejak tahun 1990-an. Kemudian, sejak tahun 1999 telah dibentuk tim khusus yang menangani kegiatan BIPA. Penyelenggaraan kegiatan pengajaran BIPA dilandasi oleh pertimbangan bahwa di dalam era global, posisi bahasa Indonesia di dalam percaturan dunia internasional semakin penting dan potensial. Potensi bahasa Indonesia itu didukung oleh posisi geografis Indonesia yang terletak dalam lintas laut yang sangat strategis, sumber daya alam yang potensial, dan keragaman budaya Indonesia yang unik.3 Dengan demikian, bahasa Indonesia diharapkan dapat menjadi sarana bagi bangsa lain yang ingin meningkatkan pemahamannya terhadap bangsa dan budaya Indonesia. Kenyataan itu telah menyebabkan banyak orang asing yang tertarik dan berminat untuk mempelajari bahasa Indonesia sebagai sarana untuk mencapai berbagai tujuan, seperti politik, ekonomi, perdagangan, pendidikan, seni-budaya, dan wisata.
2
Liputan6,http://berita.liputan6.com/sosbud/201105/333260/bahasa_indonesia_kemungkinan _jadi_bahasa_resmi_asean, diakses pada tanggal 1 juni 2011 pukul 20.09 WIB 3 Pusat Bahasa, BIPA Pusat Bahasa, http://bit.ly/m7m7KG, diakses pada tanggal 7 Juni 2011 pukul 20.26 WIB
3
Seperti pembelajaran bahasa Inggris bagi penutur asing yang dilengkapi dengan standar pengujian kemampuan atau Test of English as a Foreign Language (TOEFL), pembelajaran BIPA dilengkapi pula dengan instrumen yang sama. Instrumen ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemahiran berbahasa. Untuk kepentingan itu Badan Bahasa menyediakan sarana pengujiannya yang diberi nama Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia disingkat UKBI. Sasaran utama pembelajaran BIPA ialah pembelajar mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar secara lisan dan tertulis. Kemampuan berbahasa lisan diberikan kepada mereka yang belajar untuk kepentingan jangka pendek, seperti turis atau tingkat pemula. Sedangkan kemampuan tertulis diberikan kepada mereka yang belajar untuk tujuan jangka lama, seperti peneliti, pelajar, pengusaha, pegawai, atau untuk tingkat lanjut.4 Kemampuan berbahasa lisan berkaitan dengan kemampuan menyimak dan berbicara. Kemampuan berbahasa tertulis berkaitan dengan kemampuan membaca dan menulis. Kedua kemampuan di atas sangat bergantung kepada penguasaan aspek-aspek kebahasaan, seperti fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, wacana, dan kosa kata. Pembelajaran BIPA ini dimaksudkan untuk memperkenalkan bahasa Indonesia kepada pada penutur asing untuk berbagai kepentingan, baik pengajaran maupun komunikasi praktis. Selain itu, pembelajaran suatu bahasa sebagai bahasa asing, termasuk di dalamnya bahasa Indonesia, bertujuan memberikan penguasaan lisan dan tertulis kepada para pembelajar (penutur asing). Dengan demikian, para penutur asing bahasa Indonesia yang menjadi pembelajar bahasa Indonesia diharapkan mampu mempergunakan bahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan dengan lancar dan sekaligus dapat mengerti bahasa yang dipergunakan penutur aslinya. Sasaran akhir pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing (selanjutnya PBIPA) adalah terampil menggunakan bahasa Indonesia dengan 4
2004)
Nuri Nurhaidah. Hand Out Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan, (Ebru Language Center,
4
baik dan benar. Keterampilan tersebut tentu saja diimbangi dengan pengetahuan (ilmu) bahasa Indonesia. Artinya, pembelajar tidak hanya sekadar mahir berbahasa Indonesia, tetapi juga tahu tentang bahasa Indonesia tersebut. Terdapat berbagai permasalahan yang berkaitan dengan PBIPA di berbagai negara. Di Australia, seperti yang dituturkan Sarumpaet (1988), hambatan khas terhadap perkembangan BIPA adalah “kurangnya lowongan pekerjaan atau jabatan untuk mereka yang mempunyai kemahiran dalam bahasa Indonesia.” Di Korea, menurut Young-Rhim (1988), “hambatan lain yang kami rasakan hanyalah mengenai materi pelajaran.” Di Amerika Serikat, persoalan
mutu
pelajaran
masih
harus
diupayakan
pemecahannya,
sebagaimana diutarakan oleh Sumarmo (1988). Di Jerman, karena minat mempelajari bahasa dan kebudayaan Indonesia terus meningkat maka perlu dilakukan upaya yaitu, “melalui peningkatan penulisan dan penerbitan buku tentang Indonesia baik dalam bahasa asing maupun dalam bahasa Indonesia” (Soedijarto,1988). Di Jepang guru BIPA “membutuhkan kamus yang lengkap, terutama kamus yang lengkap dengan contoh pemakaian kata yang cukup banyak” (Shigeru, 1988).5 Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa Indonesia bagi penutur asing tidak serta-merta dapat tercapai karena dalam proses pembelajaran banyak dijumpai kendala atau permasalahan. Permasalahan tersebut adalah fenomena pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing. Namun skripsi ini difokuskan pada satu permasalahan. Permasalahan berbahasa Indonesia tulis merupakan permasalahan yang rumit bagi penutur asing. Mereka cenderung membahasatuliskan bahasa lisan. Di dalam bahasa Indonesia, bahasa tulis berbeda dengan bahasa lisan. Perbedaannya adalah sebagai berikut.
5
Siti Nuri Nurhaidah, Kumpulan Makalah Internasional dalam Kongres Bahasa 2008, Seri I (satu), (Jakarta: Ebru Language Center, 2009)
5
1. Ragam lisan menghendaki adanya orang kedua (komunikan) di depan pembicara (komunikator), sedangkan ragam tulis tidak mengharuskan adanya komunikan. 2. Di dalam ragam lisan, unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat, dan objek tidak selalu dinyatakan secara lengkap (kalimat minor). Bahkan terkadang sama sekali tidak dinyatakan karena dapat dibantu oleh gerak, mimik, pandangan, anggukan, atau intonasi. Berbeda dengan ragam lisan, fungsi-fungsi gramatikal harus jelas di dalam ragam tulis. Hal ini dimaksudkan agar orang yang “diajak bicara” mengerti isi tulisan itu. 3.
Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang, dan waktu. Begitu juga sebaliknya, ragam tulis tidak terikat pada kondisi, situasi, ruang, dan waktu.
4. Ragam lisan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya dan panjang pendeknya suara, sedangkan ragam tulis dilengkapi dengan tanda baca, huruf kapital, dan huruf miring. Sebagai keterampilan berbahasa terakhir yang
dipelajari manusia,
ragam tulis lebih sulit dipelajari daripada ragam lisan karena banyak aturan ragam tulis yang berlaku. Begitu juga penutur asing yang sedang belajar bahasa Indonesia, mengalami kesulitan dalam mempelajari keterampilan menulis dalam bahasa Indonesia. Melihat permasalahan tersebut maka penulis tertarik meneliti kemampuan menulis peserta didik program BIPA di Indonesia.
B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Peluang pembelajaran BIPA namun pembelajar masih kesulitan dalam mempelajari keterampilan menulis. 2. Kondisi dan strategi yang harus diterapkan agar pembelajaran BIPA efektif masih belum diketahui
6
C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana efektivitas pembelajaran bahasa Indonesia? 2. Bagaimana efektivitas pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing? 3. Bagaimana efektivitas pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing untuk meningkatkan keterampilan menulis?
D. Batasan Masalah Dari hasil identifikasi yang telah dikemukakan di atas, maka untuk lebih memperjelas masalah yang akan dibahas, peneliti membatasi pada masalah sebagai berikut. 1. Penelitian ini dibatasi pada masalah efektivitas metode pembelajaran yang digunakan dalam kelas BIPA untuk meningkatkan keterampilan menulis. 2. Penelitian ini membahas hubungan antara metode pembelajaran dan keterampilan menulis peserta didik program BIPA.
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui efektivitas pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing untuk meningkatkan keterampilan menulis pada peserta didik di kelas BIPA. Sehingga bisa menjadi acuan dalam mengajarkan bahasa Indonesia bagi penutur asing.
F. Manfaat Penelitian Kegiatan penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi yang bergelut dalam dunia pendidikan. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah 1. Manfaat bagi peneliti Dengan adanya penelitian ini, manfaat bagi peneliti diantaranya dapat
meningkatkan
kualitas
ilmu
pendidikan
dan
mampu
mengaplikasikannya. Selain itu, peneliti dapat memahami berbagai problematika yang terjadi dalam pembelajaran menulis pada mahasiswa
7
asing program BIPA serta dapat menemukan solusi yang berkaitan dengan efektivitas pembelajaran keterampilan menulis. Selain itu, dapat memberikan rekomendasi atas hasil temuan yang kiranya dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran pada program BIPA. 2. Manfaat bagi pengajar program BIPA Bagi pengajar atau guru bahasa Indonesia program BIPA diharapkan dapat memperbanyak wawasan dan menambah alternatif pembelajaran keterampilan menulis dengan tepat dan cermat. 3. Manfaat bagi peserta didik program BIPA Manfaat bagi peserta didik program BIPA adalah mendapatkan metode pembelajaran yang sesuai untuk materi menulis sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis peserta didik.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Penelitian yang Relevan Penelitian mengenai pembelajaran Bahasa Indonesia bagi penutur asing bukanlah hal baru. Beberapa penelitian pernah dilakukan di antaranya oleh Setya Tri Nugraha (2000), Gatut Susanto (2008), dan Liliana Muliastuti. Setya Tri Nugraha (2000) dalam penelitiannya yang berjudul Kesalahan-kesalahan Berbahasa Indonesia Pembelajar Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing: Sebuah Penelitian Pendahuluan, mengemukakan bahwa Kesalahan-kesalahan berbahasa Indonesia para pembelajar BIPA di Indonesian Language and Culture Intensive Course (ILCIC), P3 Bahasa kurun waktu 1999-2000 telah teridentifikasi. Kesalahan-kesalahan tersebut meliputi: ketidakefektifan kalimat sebanyak 422 kesalahan, kesalahan pemilihan kata sebanyak 228, kesalahan penggunaan afiks sebanyak 203 kesalahan, tidak lengkapnya fungsi-fungsi kalimat sebanyak 113, kesalahan pemakaian preposisi sebanyak 52,
pembalikan urutan kata sebanyak 74 kesalahan,
penggunaan konstruksi pasif sebanyak 37, kesalahan pemakaian konjungsi sebanyak 25, ketidaktepatan pemakaian
yang
ada 17 kesalahan, dan
kesalahan dalam pembentukan jamak sebanyak 9 kesalahan. Jadi kesalahan mencolok terjadi pada pembuatan kalimat yang efektif disusul kesalahan pemilihan kata, pemakaian afiks, dan tidak lengkapnya fungsi-fungsi dalam kalimat. Kesalahan-kesalahan tersebut diharapkan dapat tereduksi dengan beberapa langkah pembelajaran remedi, berupa pemberian informasi tentang kesalahan-kesalahan berbahasa yang dilakukan pembelajar, koreksi secara berpasangan dan koreksi individual, pemberian contoh-contoh yang benar atas kesalahan-kesalahan yang terjadi, pemberian deretan-deretan morfologis dan
8
9
kata-kata bersinonim dalam konteks, serta diskusi bersama pembelajar tentang penyebab kesalahan berbahasa yang mereka lakukan. Gatut Susanto melakukan penelitian yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar BIPA Berdasarkan Kesalahan Bahasa Indonesia Pembelajar Asing. Ia menguraikan bahwa pembelajar Bahasa Indonesia dengan latar belakang yang berbeda memiliki kecenderungan membuat kesalahan dalam berbahasa Indonesia yang berbeda pula. Misalnya pembelajar dari Eropa akan berbeda kesalahan yang dibuat dengan pembelajar dari Jepang. Oleh karena itu, diperlukan bahan ajar yang tepat dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Liliana melakukan penelitian tentang pengembangan media VCD untuk penunjang pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA. Pengajaran BIPA sudah dilaksanakan sejak kurang lebih lima tahun lalu di Universitas Negeri Jakarta. Namun, belum ada media VCD yang disusun oleh tim BIPA Universitas Negeri Jakarta untuk menunjang pengajaran tersebut. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana efektivitas dan efisiensi VCD pembelajaran BIPA yang telah disusun pada tahun I sebagai penunjang pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA). Untuk menyelesaikan
masalah
pengembangan
riset
tersebut, dan
peneliti
menggunakan
pengembangan
(research
metode and
development). Kegiatan pembuatan media VCD untuk pengajaran BIPA ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pengajaran BIPA secara umum dan khususnya peningkatan mutu pengajaran BIPA di UNJ. Berdasarkan tiga penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan penulis tidaklah sama dengan penelitian terdahulu. Setya Tri Nugraha meneliti tentang kesalahan-kesalahan yang sering dibuat pembelajar Bahasa Indonesia dan memberikan solusi pembelajaran remedi. Gatut Susanto meneliti tentang bahan ajar yang sesuai untuk pembelajaran di kelas BIPA dengan latar belakang pembelajar yang berbeda, dengan kecenderungan kesalahan yang berbeda pula. Sedangkan Liliana Muliastuti tentang efektivitas media VCD dalam pembelajaran BIPA. Penulis dalam skripsi ini, ingin meneliti tentang efektivitas
10
pembelajaran BIPA untuk meningkatkan keterampilan menulis. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pembelajaran BIPA di Indonesia, baik dari kurikulum, metode, media, dan tenaga pengajar dengan melihat hasil kerja pembelajar BIPA yaitu berupa tulisan peserta didik.
B. Efektivitas Pembelajaran Watkins, Carnell, and Lodge mendefinisikan pembelajaran yang efektif adalah sebagai berikut Learning is 1. Occurs when the teacher is invisible 2. Happens when people are willing to be vulnerable 3. Occurs when students take an active role in their learning experiences 4. Happens after failure 5. Does not need a teacher to give students knowledge 6. Happens when the teacher throws out her plans 7. When classroom management brings about a positive atmosphere where students want to learn6
Simpulan dari definisi tersebut adalah efektivitas pembelajaran dapat dicapai apabila siswa yang menjadi pusat pembelajaran dan aktif dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan guru berperan menciptakan suasana pembelajaran yang positif sehingga tercipta pembelajaran aktif, inovatif, kondusif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).
C. Pembelajaran Bahasa Indonesia Proses pembelajaran tidak lepas dari strategi yang harus direncanakan agar tujuan dapat tercapai dengan efektif. Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang strategi pembelajaran Bahasa Indonesia dan efektivitasnya terhadap pencapaian tujuan belajar, landasan teori penelitian ini akan difokuskan pada (1) pembelajaran bahasa, dan (2) strategi pembelajaran Bahasa Indonesia, meliputi metode dan teknik pembelajaran Bahasa Indonesia. 7
6
Chris Watkins, Carnell, and Lodge, Effective Learning in Classrooms, (London: Paul Chapman Publishing, 2007) 7 http://endonesa.wordpress.com/ajaran-pembelajaran/pembelajaran-bahasa-indonesia/ diakses pada tanggal 23 Januari 2012 pukul 3.55 WIB
11
1. Pembelajaran Bahasa Salah satu hal yang sering dibahas dalam aspek kognitif adalah pemerolehan bahasa. Pada umumnya banyak anggapan bahwa subjek dalam kajian pemerolehan bahasa selalu adalah anak-anak. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar, karena selain anak-anak, orang dewasa pun dapat menjadi subjek penelitian mengenai pemerolehan bahasa. Perbedaan diantara keduanya adalah waktu pemerolehan bahasa sehingga terciptalah pembedaan istilah pemerolehan dan pembelajaran.8 Istilah pemerolehan dipakai dalam proses penguasaan bahasa pertama, yaitu salah satu proses perkembangan yang terjadi pada seorang manusia sejak ia lahir. Istilah pembelajaran dipakai dalam proses belajar bahasa (umumnya bahasa yang dipelajari secara formal di sekolah atau bahasa asing) yang dialami oleh seorang anak atau orang dewasa setelah ia menguasai bahasa pertama. Ada beberapa pengertian dari pembelajaran bahasa. Harimurti mendefinisikan pembelajaran bahasa sebagai suatu proses dikuasainya bahasa sendiri atau bahasa lain oleh seorang manusia. Kegiatan pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien. Upaya-upaya yang dilakukan dapat berupa analisis tujuan dan karakteristik studi dan siswa, analisis sumber belajar, menetapkan strategi pengorganisasian, isi pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian pembelajaran,
menetapkan
strategi
pengelolaan
pembelajaran,
dan
menetapkan prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Oleh karena itu, setiap pengajar harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk setiap jenis kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, diharapkan pencapaian tujuan belajar dapat terpenuhi. Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pembelajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). 8
Kushartanti, Untung Yuwono, Multamia RMT Lauder, Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007), hlm. 24
12
Hal ini relevan dengan ruang lingkup pembelajaran bahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Sedangkan tujuan pembelajaran bahasa, menurut Basiran (1999) adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya itu dikelompokkan
menjadi
kebahasaan,
pemahaman,
dan
penggunaan.
Sementara itu, dalam kurikulum 2004 untuk SMA dan MA, disebutkan bahwa tujuan pemelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia secara umum meliputi (1) siswa menghargai dan membanggakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara, (2) siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan, (3) siswa
memiliki
meningkatkan
kemampuan kemampuan
menggunakan intelektual,
Bahasa kematangan
Indonesia
untuk
emosional,dan
kematangan sosial, (4) siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis), (5) siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, dan (6) siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Untuk mencapai tujuan di atas, pembelajaran bahasa harus mengetahui prinsip-prinsip belajar bahasa yang kemudian diwujudkan dalam kegiatan pembelajarannya, serta menjadikan aspek-aspek tersebut sebagai petunjuk dalam kegiatan pembelajarannya. Prinsip-prinsip belajar bahasa dapat disarikan sebagai berikut. Pembelajar akan belajar bahasa dengan baik bila (1) diperlakukan sebagai individu yang memiliki kebutuhan dan minat, (2) diberi
kesempatan
berapstisipasi
dalam
penggunaan
bahasa
secara
komunikatif dalam berbagai macam aktivitas, (3) bila ia secara sengaja memfokuskan pembelajarannya kepada bentuk, keterampilan, dan strategi untuk mendukung proses pemerolehan bahasa, (4) ia disebarkan dalam data
13
sosiokultural dan pengalaman langsung dengan budaya menjadi bagian dari bahasa sasaran, (5) jika menyadari akan peran dan hakikat bahasa dan budaya, (6) jika diberi umpan balik yang tepat menyangkut kemajuan mereka, dan (7) jika diberi kesempatan untuk mengatur pembelajaran mereka sendiri (Aminuddin, 1994). 2. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan Berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi tulisan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan tulisan yang runut dan padu.9 Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos yang artinya suatu usaha untuk mencapai kemenangan dalam suatu peperangan awalnya digunakan dalam lingkungan militer namun istilah strategi digunakan dalam berbagai bidang yang memiliki esensi yang relatif sama termasuk diadopsi dalam
konteks
pembelajaran
yang
dikenal
dengan
istilah
strategi
pembelajaran. Banyak konsep strategi yang dikemukakan oleh beberapa ahli khususnya berkenaan dengan strategi pembelajaran. Adapun konsep strategi pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut: Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan), termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran (Wina Sanjaya, 2006). Menurut J.R. David (1976) strategi pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
9
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 248
14
tertentu.10 Berdasarkan beberapa pendapat mengenai definisi strategi pembelajaran para ahli tersebut, dapat disimpulkan, strategi pembelajaran adalah rencana yang berisi desain kegiatan termasuk metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan yang dipersiapkan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Penelitian ini membahas tentang pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing seperti penelitian yang dilakukan oleh Lengkanawati (1997) menunjukkan beberapa strategi belajar mandiri yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pembelajar bahasa asing dalam keempat keterampilan berbahasa, yaitu:11 a. Keterampilan menyimak, yaitu: 1) Mentranskripsi
bahan
tugas
menyimak
untuk
meningkatkan
pemahamannya dalam menyimak dan sekaligus dapat meningkatkan kemampuannya dalam melafalkan bunyi-bunyi bahasa target sehingga mendekati pelafalan penutur asli. 2) Memperhatikan pengajar dengan saksama tketika pengajar mengoreksi kesalahan tuturan dirinya atau tuturan pelajar lainnya. 3) Menyimak tuturan penutur asli dengan saksama baik dari media elektronik maupun dari tuturan langsung. 4) Memperhatikan isi maupun bentuk bahasa yang digunakan pengajar di kelas. b. Keterampilan berbicara, yaitu: 1) Meniru dan melafalkan kata-kata atau frase-frase yang digunakan penutur asli dalam rekaman. 2) Mencoba mengingat pola kalimat yang benar yang ditemukannya sewaktu mentranskripsikan wacana bahasa target yang didengarnya. 3) Menggunakan pola kalimat yang baik yang digunakan oleh para penulis yang baik yang dikemukakan dalam teks yang dibacanya untuk digunakan dalam berbicara. 10
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), h.37 11 Ibid, h. 278-279
15
4) Pada tahap awal, memaksa diri untuk menggunakan bahasa target dengan
tidak
terlalu
khawatir
melakukan
kesalahan
dalam
menggunakan bahasa tersebut. c. Keterampilan membaca, yaitu banyak membaca berbagai macam wacana untuk meningkatkan kemampuan membacanya dan memperluas kosakata bahasa target. d. Keterampilan menulis, yaitu: 1) Menggunakan kemampuan menulis untuk meningkatkan kemampuan menulis dalam bahasa target. 2) Meniru gaya tulisan dan pola kalimat yang digunakan para penulis yang baik yang ditemukannya sewaktu membaca teks berbahasa target untuk digunakannya dalam membuat tulisan dalam bahasa target.
Pembahasan mengenai strategi pembelajaran bahasa tidak terlepas dari pendekatan, metode, dan teknik mengajar. Machfudz (2002) mengutip penjelasan Edward M. Anthony (dalam H. Allen and Robert, 1972) menjelaskan sebagai berikut. a. Pendekatan Pembelajaran Pada umumnya kata approach diartikan pendekatan. Dalam dunia pengajaran, kata ini lebih tepat diartikan a way of beginning something. Jadi, kalau diterjemahkan, approach ialah cara memulai sesuatu. Dalam hal ini, yaitu cara memulai pengjaran bahasa. Lebih luas lagi, approach adalah seperangkat asumsi tentang hakikat bahasa, pengajaran bahasa, dan proses belajar bahasa.12 Istilah pendekatan secara harfiah dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai “proses, perbuatan, cara mendekati.” Pendekatan adalah cara umum seorang guru memandang persoalan atau objek sehingga diperoleh kesan tertentu. Sedangkan, T. Raka Joni dalam Soli Abimayu, dkk. (2008) mengemukakan bahwa pendekatan diartikan sebagai cara umum dalam 12
M. Subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia: Berbagai Pendekatan, Metode, Teknik, dan Media Pengajaran, (Bandung: Penerbit Pustaka Setia), h. 18
16
memandang permasalahan dan objek kajian sehingga berdampak ibarat seseorang menggunakan kacamata tertentu dalam memandang alam. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan adalah cara pandang/menilai suatu objek, dalam hal ini pembelajaran, sebagai suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen pembentuknya yang saling berinteraksi/berhubungan. Roy Killen dalam Sanjaya (2006) mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centred approach) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student centred approach). Setelah membahas strategi pembelajaran dan pendekatan dalam pembelajaran satu hal lagi yang memiliki keterkaitan makna yaitu metode pembelajaran (metode mengajar). b. Metode Pembelajaran Metode (Yunani: methodos = jalan, cara), dalam filsafat dan ilmu pengetahuan metode artinya cara memikirkan dan memeriksa suatu hal menurut rencana tertentu. Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (KBBI, 1995). Dalam dunia pengajaran, metode adalah rencana penyajian bahan yang menyeluruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan approach tertentu.13 Jadi, metode merupakan cara melaksanakan pekerjaan, sedangkan pendekatan bersifat filosofis seperti misi. Istilah metode
berarti perencanaan secara menyeluruh untuk
menyajikan materi pelajaran bahasa secara teratur. Istilah ini bersifat prosedural dalam arti penerapan suatu metode dalam pembelajaran bahasa dikerjakan dengan melalui langkah-langkah yang teratur dan secara bertahap, dimulai dari penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar. Dalam strategi pembelajaran, terdapat variabel metode pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu 1) strategi pengorganisasian isi pembelajaran, 2) strategi penyampaian pembelajaran, dan 3) startegi 13
Ibid, h. 20
17
pengelolaan pembelajaran (Degeng, 1989). Hal ini akan dijelaskan sebagai berikut. 1) Strategi Pengorganisasian Isi Pembelajaran Adalah metode untuk mengorganisasikan isi bidang studi yang telah dipilih untuk pembelajaran. “Mengorganisasi” mengacu pada tindakan seperti pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, format, dan lain-lain yang setingkat dengan itu. Strategi penyampaian pembelajaran adalah metode untuk menyampaikan pembelajaran kepada pebelajar untuk menerima serta merespon masukan yang berasal dari pebelajar. Adapun startegi pengelolaan pembelajaran adalah metode untuk menata interaksi antara pebelajar dengan variabel pengorganisasian dan penyampaian isi pembelajaran. Strategi pengorganisasian isi pembelajaran dibedakan menjadi dua jenis, yaitu strategi pengorganisasian pada tingkat mikro dan makro. Strategi mikro mengacu pada metode untuk mengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada satu konsep atau prosedur atau prinsip. Sedangkan strategi makro mengacu pada metode untuk mengorganisasi sisi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep atau prosedur atau prinsip. Strategi makro lebih banyak berurusan dengan bagaimana memilih, menata ururtan, membuat sintesis, dan rangkuman isi pembelajaran yang paling berkaitan. Penataan ururtan isi mengacku pada keputusan tentang bagaimana cara menata atau menentukan ururtan konsep, prosedur atau prinsip-prinsip hingga tampak keterkaitannya dan menjadi mudah dipahami. 2) Strategi Penyampaian Pembelajaran Strategi penyampaian pembelajaran merupakan komponen variabel metode untuk melaksanakan proses pembelajaran. Strategi ini memiliki dua fungsi, yaitu (1) menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajar, dan (2) menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan pebelajar untuk menampilkan unjuk kerja (seperti latihan tes). Secara lengkap ada tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam mendeskripsikan strategi penyampaian, yaitu (a) media pembelajaran, (b) interaksi pebelajar dengan media, dan (c) bentuk belajar mengajar.
18
(a) Media Pembelajaran Media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat dimuat pesan yang akan disampaikan kepada pebelajar baik berupa orang, alat, maupun bahan. Interkasi pebelajar dengan emdia adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu kepada kegiatan belajar. Adapun bentuk belajar mengajar adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu pada apakah pembelajaran dalam kelompok besar, kelompok kecil, perseorangan atau mandiri (Degeng, 1989). Martin dan Brigss (1986) mengemukakan bahwa media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan pembelajaran. Essef dan Essef (dalam Salamun, 2002) menyebutkan tiga kriteria dasar yang dapat digunakan untuk menyeleksi media, yaitu (1) kemampuan interaksi media di dalam menyajikan informasi kepada pebelajar, menyajikan respon pebelajar, dan mengevaluasi respon pebelajar, (2) implikasi biaya atau biaya awal melipui biaya peralatan, biaya material (tape, film, dan lain-lain) jumlah jam yang diperlukan, jumlah siswa yang menerima pembelajaran, jumlah jam yang diperlukan untuk pelatihan, dan (3) persyaratan yang mendukung atau biaya operasional. (b) Interaksi Pembelajar dengan Media Bentuk interaksi antara pembelajaran dengan media merupakan komponen penting yang kedua untuk mendeskripsikan strategi penyampaian. Komponen ini penting karena strategi penyampaian tidaklah lengkap tanpa memebri gambaran tentang pengaruh apa yang dapat ditimbulkan oleh suatu media pada kegiatan belajar siswa. Oleh sebab itu, komponen ini lebih menaruh perhatian pada kajian mengenai kegiatan belajar apa yang dilakukan oleh siswa dan bagaimana peranan media untuk merangsang kegiatan pembelajaran. (c) Bentuk Belajar Mengajar Gagne (1968) mengemukakan bahwa “instruction designed for effective learning may be delivered in a number of ways and may use a variety
19
of media”. Cara-cara untuk menyampaikan pembelajaran lebih mengacu pada jumlah pebelajar dan kreativitas penggunaan media. Bagaimanapun juga penyampaian pembelajaran dalam kelas besar menuntut penggunaan jenis media yang berbeda dari kelas kecil. Demikian pula untuk pembelajaran perseorangan dan belajar mandiri. 3) Strategi Pengelolaan Pembelajaran Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang berurusan dengan bagaimana interaksi antara pebelajar dengan variabel-variabel metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian tertentu yang digunakan selama proses pembelajaran. Paling sedikit ada empat klasifikasi variabel strategi pengelolaan pembelajaran yang meliputi (1) penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran, (2) pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, dan (3) pengelolaan motivasional, dan (4) kontrol belajar. Penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran atau komponen suatu strategi baik untuk strategi pengorganissian pembelajaran maupun strategi penyampaian pengelolaan
pembelajaran
merupakan
pembelajaran.
bagian
Penjadwalan
yang
penting
penggunaan
dalam strategi
pengorganisasian pembelajaran biasanya mencakup pertanyaan “kapan dan berapa lama siswa menggunakan setiap komponen strategi pengorganisasian”. Sedangkan penjadwalan penggunaan strategi penyampaian melibatkan keputusan, misalnya “kapan dan untuk berapa lama seorang siswa menggunakan suatu jenis media”. Pembuatan catatan kemajuan belajar siswa penting sekali bagi keperluan pengambilan keputusan-keputusan yang terkait dengan strategi pengelolaan. Hal ini berarti keputusan apapun yang diambil haruslah didasarkan pada informasi yang lengkap mengenai kemajuan belajar siswa tentang suatu konsep. Bila menggunakan pengorganisasian dengan hierarki belajar, keputusan yang tepat mengenai unsur-unsur mana saja yang ada dalam
20
hierarki yang diajarkan perlu diambil. Semua ini dilakukan hanya apabila ada catatan yang lengkap mengenai kemajuan belajar siswa. Pengelolaan motivasional merupakan bagian yang amat penting dari pengelolaan
interaksi
siswa
dengan
pembelajaran.
Gunanya
untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa. Sebagian besar bidang kajian studi sebenarnya memiliki daya tarik untuk dipelajari, namun pembelajaran gagal menggunakannya sebagai alat motivasional. Akibatnya, bidang studi kehilangan daya tariknya dan yang tinggal hanya kumpulan fakta dan konsep, prosedur atau prinsip yang tidak bermakna. Jack C. Richards dan Theodore S. Rodgers (dalam Machfudz, 2002) menyatakan dalam bukunya “Approaches and Methods in Language Teaching” bahwa metode pembelajaran bahasa terdiri dari (1) the oral approach and stiuasional language teaching, (2) the audio lingual method, (3) communicative language teaching, (4) total phsyical response, (5) silent way, (6) community language learning, (7) the natural approach, dan (8) suggestopedia. Saksomo (1984) menjelaskan bahwa metode dalam pembelajaran Bahasa Indonesia antara lain (1) metode gramatika-alih bahasa, (2) metode mimikri-memorisasi, (3) metode langsung, metode oral, dan metode alami, (4) metode TPR dalam pengajaran menyimak dan berbicara, (5) metode diagnostik dalam pembelajaran membaca, (6) metode SQ3R dalam pembelajaran membaca pemahaman, (7) metode APS dan metode WP2S dalam pembelajaran membaca permulaan, (8) metode eklektik dalam pembelajaran membaca, dan (9) metode SAS dalam pembelajaran membaca dan menulis permulaan. Menurut Reigeluth dan Merril (dalam Salamun, 2002) menyatakan bahwa klasifikasi variabel pembelajaran meliputi (1) kondisi pembelajaran, (2) metode pembelajaran, dan (3) hasil pembelajaran. (1) Kondisi Pembelajaran Kondisi pembelajaran adalah faktor yang mempengaruhi efek metode dalam meningkatkan hasil pembelajaran (Salamun, 2002). Kondisi ini
21
tentunya berinteraksi dengan metode pembelajaran dan hakikatnya tidak dapat dimanipulasi. Berbeda dengan halnya metode pembelajaran yang didefinisikan sebagai cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi pembelajaran yang berbeda. Semua cara tersebut dapat dimanipulasi oleh perancang-perancang pembelajaran. Sebaliknya, jika suatu kondisi pembelajaran dalam suatu situasi dapat dimanipulasi, maka ia berubah menjadi metode pembelajaran. Artinya klasifikasi variabel-variabel yang termasuk ke dalam kondisi pembelajaran, yaitu variabel-variabel mempengaruhi penggunaan metode karena ia berinteraksi dengan metode danm sekaligus di luar kontrol perancang pembelajaran. Variabel dalam pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu (a) tujuan dan karakteristik bidang studi, (bahasa) kendala dan karakteristik bidang studi, dan (c) karakteristik pembelajar. (2) Metode Pembelajaran Machfudz (2000) mengutip penjelasan Edward M. Anthony (dalam H. Allen and Robert, 1972) menjelaskan bahwa istilah metode dalam pembelajaran Bahasa Indonesia berarti perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pelajaran bahasa secara teratur. Istilah ini lebih bersifat prosedural dalam arti penerapan suatu metode dalam pembelajaran bahasa dikerjakan dengan melalui langkah-langkah yang teratur dan secara bertahap, dimulai dari penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar. Sedangkan menurut Salamun (2002), metode pembelajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah sebuah cara untuk perencanaan secara utuh dalam menyajikan materi pelajaran secara teratur dengan cara yang berbeda-beda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. (3) Hasil Pembelajaran Hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran (Salamun,
22
2002). Variabel hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu keefektifan, efisiensi, dan daya tarik. Hasil pembelajaran dapat berupa hasil nyata (actual outcomes), yaitu hasil nyata yang dicapai dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi tertentu, dan hasil yang diinginkan (desired outcomes), yaitu tujuan yang ingin dicapai yang sering mempengaruhi keputusan perancang pembelajaran dalam melakukan pilihan metode sebaiknya digunakan klasifikasi variabel-variabel pembelajaran tersebut secara keseluruhan ditunjukkan dalam diagram berikut. Diagram 1. Hasil Belajar Kondisi
Metode
Tujuan dan karakteristik
Kendala dan karakteristik
bidang studi
bidang studi
Strategi
Strategi
pengorganisasian
pembelajaran:
strategi
penyampaian
pembelajaran
Karakteristik siswa
Strategi pengelolaan pembelajaran
makro dan strategi mikro
Hasil
Keefektifan, efisiensi, dan daya tarik pembelajaran
Diagram 1: Taksonomi variabel pembelajaran (diadaptasi dari Reigeluth dan Stein: 1983)
Keefektifan pembelajaran dapat diukur dengan tingkat pencapaian pembelajar. Efisiensi pembelajaran biasanya diukur rasio antara keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai pebelajar dan atau jumlah biaya pembelajaran yang digunakan. Daya tarik pembelajaran biasanya juga dapat diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk tetap terus belajar. Adapaun daya tarik pembelajaran erat sekali dengan daya tarik bidang studi. Keduanya dipengaruhi kualitas belajar. c. Teknik Pembelajaran Istilah teknik dalam pembelajaran bahasa mengacu pada pengertian implementasi perencanaan pengajaran di depan kelas, yaitu penyajian pelajaran dalam kelas tertentu dalam jam dan materi tertentu pula. Teknik
23
mengajar berupa berbagai macam cara, kegiatan, dan kiat (trik) untuk menyajikan pelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Teknik pembelajaran bersifat implementasi, individual, dan situasional. Jadi, dapat disimpulkan bahwa teknik merupakan cara atau alat yang digunakan pengajar/guru di dalam kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran. Saksomo (1983) menyebutkan teknik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia antara lain (1) ceramah, (2) tanya-jawab , (3) diskusi, (4) pemberian tugas dan resitasi, (5) demonstrasi dan eksperimen, (6) meramu pendapat (brainstorming), (7) mengajar di laboratorium, (8) induktif, inkuiri, dan diskoveri, (9) peragaan, dramatisasi, dan ostensif, (10) simulasi, main peran, dan sosio-drama, (11) karya wisata dan bermain-main, dan (12) eklektik, campuran, dan serta-merta. 3. Pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing Penelitian ini akan membahas tentang pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai bahasa asing bagi penutur asing. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing adalah faktor psikologis dan faktor sosial. Faktor psikologis adalah proses intelektual termasuk pemahaman struktur gramatikal atau aturan-aturan, ingatan atau memori yang sangat penting dalam pembelajaran, serta keterangan motorik yang meliputi penggunaan alat-alat ucap untuk memproduksi bunyi dalam bahasa asing. Faktor sosial adalah pertimbangan situasi, termasuk interaksi khususnya situasi alamiah dan situasi di dalam kelas. Pemahaman struktur bahasa asing dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu eksplikasi (explication) dan induksi (induction). Eksplikasi adalah pembelajaran dengan meminta penjelasan orang lain. Sedangkan induksi adalah pembelajaran dengan menemukan dengan cara sendiri. Pembelajaran yang sesuai untuk orang dewasa atau pembelajaran bahasa asing adalah eksplikasi karena orang dewasa yang sedang mempelajari bahasa asing perlu mempelajari struktur dan aturan-aturan bahasa dengan jelas. Hal itu bisa didapat dari penjelasan orang lain yang menguasai bahasa asing tersebut.
24
Faktor sosial dibagi menjadi dua, yaitu situasi natural dan situasi di dalam kelas bahasa asing. Situasi natural adalah situasi pembelajaran alamiah seperti seorang anak dengan bahasa ibu bahasa Indonesia dan tinggal selama 1 bulan di Korea, anak tersebut dapat berbicara bahasa Korea. Berbeda dengan itu, orang dewasa memerlukan “kondisi” yang sesuai sehingga ia merasa “aman” jika melakukan kesalahan karena ada pembimbing yang akan membantu memperbaikinya. Berdasarkan
penjelasan
tersebut
dapat
disimpulkan
bahwa
pembelajaran bahasa asing yang sesuai untuk orang dewasa adalah eksplikasi yaitu memerlukan penjelasan orang lain. Maka diperlukan kondisi yang sesuai dan tepat agar ia dapat menguasai bahasa asing tanpa rasa takut melakukan kesalahan dan situasi di dalam kelas bahasa asing adalah situasi yang dibutuhkannya. Perbedaan antara belajar bagi orang dewasa dengan belajar bagi anakanak dilihat dari segi perkembangan kognitif mereka (Syamsu Mappa, dan Anisah B, 1994: 112).
14
Terdapat empat asumsi utama yang membedakan
antara andragogi (pendidikan bagi orang dewasa) dengan pedagogi (pendidikan bagi anak-anak), yaitu: 1. Perbedaan dalam konsep diri, orang dewasa membutuhkan kebebasan yang lebih bersifat pengarahan diri. 2. Perbedaan pengalaman, orang dewasa mengumpulkan pengalaman yang makin meluas, yang menjadi sumberdaya yang kaya dalam kegiatan belajar. 3. Kesiapan untuk belajar, orang dewasa ingin mempelajari bidang permasalahan yang kini mereka hadapi dan anggap relevan. 4. Perbedaan dalam orientasi ke arah kegiatan belajar, orang dewasa orientasinya berpusat pada masalah dan kurang kemungkinannya berpusat pada subjek.
14
Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), hlm. 6.35-6.36
25
D. Keterampilan Menulis 1. Keterampilan Menulis Seorang pembelajar bahasa harus menguasai keterampilan berbahasa. Harimurti mendefinisikan keterampilan bahasa sebagai kesanggupan seorang pemakai bahasa untuk mempergunakan bahasanya dengan baik. Keterampilan berbahasa memiliki empat ruang lingkup, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. An important difference, then, between writing and talking is this: in writing, any idea that you advance must be supported with specifics reasons or details.15 Detail-detail tersebut dibutuhkan supaya pembaca dapat menangkap ide dari penulis karena menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Menulis adalah keterampilan yang paling akhir dipelajari di antara 4 keterampilan berbahasa yang lain. Banyak anggapan bahwa menulis merupakan keterampilan yang paling sulit untuk dikuasai karena harus memiliki bakat menulis terlebih dahulu. Karena apabila seorang pembelajar menggunakan bahasa kedua/asing secara lisan, maka penutur asli dapat mengerti dan dapat menerima lafal yang kurang sempurna, atau ungkapanungkapan
yang
kurang
gramatikal.
Tetapi
apabila
pembelajar
itu
menggunakan bahasa kedua/asing itu secara tertulis, maka penutur asli yang membacanya akan lebih keras dalam menilai tulisan yang banyak kesalahan ejaan atau tata bahasanya.16 Untuk menanggapi masalah tersebut, perlu adanya perubahan pola pikir, yaitu menulis adalah suatu keahlian atau keterampilan yang bisa dipelajari, sama halnya dengan keterampilan mengemudi, mengetik, atau memasak. Pada hakikatnya menulis merupakan keterampilan seseorang dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan yang disampaikan melalui bahasa tulis 15
John Langan, English Skills: seventh edition, (New York: McGraw-Hill, 2000), h. 4 Sri Utari Subyakto, Metodologi Pengajaran Bahasa, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, 1988), h. 159 16
26
yang realisasinya berupa simbol-simbol grafis sehingga orang lain, yaitu pembaca mampu memahami pesan yang terkandung di dalamnya. Menulis
ialah
melukiskan
lambang-lambang
grafik
yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.17 Jadi menulis merupakan suatu bentuk komunikasi tidak langsung melalui media tulisan sehingga pembaca dapat menangkap ide atau pesan dari penulis. Tujuan menulis Setiap jenis tulisan mengandung tujuan tertentu. Beberapa tujuan menulis adalah 1) Untuk memberitahukan suatu informasi 2) Untuk meyakinkan atau mendesak 3) Untuk menghibur atau menyenangkan 4) Untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat
a. Jenis-jenis Karangan Sebelum membahas jenis-jenis karangan terlebih dahulu akan dijabarkan definisi paragraf. Paragraf adalah satuan bahasa yang mengandung satu tema dan perkembangannya; bagian wacana yang mengungkapkan pikiran atau hal tertentu yang lengkap tetapi yang masih berkaitan dengan isi seluruh wacana; dapat terjadi dari satu kalimat atau sekelompok kalimat yang berkaitan.18 Paragraf yang efektif terdapat 2 hal penting, yaitu terdapat pikiran utama atau kalimat pokok dan didukung oleh kalimat-kalimat penjelas. Jenisjenis karangan berdasarkan isi menurut Kuntarto (2007: 224) dikelompokkan menjadi lima jenis, yaitu:
17
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1984), h. 21 18 Harimurti Kridalaksana, Kamus linguistik, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 173
27
1) Narasi Narasi adalah suatu bentuk karangan yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca tentang peristiwa pada suatu waktu. Ciri-ciri karangan narasi adalah: a) Menggunakan urutan waktu dan tempat yang berhubungan secara kausalitas b) Terdapat unsur tokoh yang digambarkan mempunyai perwatakan yang jelas c) Terdapat alur cerita, setting dan konflik Contoh kutipan karangan narasi: Minggu, 23 April, Pukul 08.00 pagi, peserta perjalanan ”Susur Sungai Cikapundung” sudah mulai berkumpul di sekretariat KMPA di Sunken Court W–03. Satu jam kemudian, rombongan berangkat menuju Curug Dago, dengan sedikit naik ke arah hulu di mana perjalanan itu dimulai. Tanpa ragu, peserta mulai menyusuri Cikapundung meskipun ketinggian air hampir mencapai sebatas pinggang. Ketinggian air pun meningkat sekitar 50 cm setelah hujan deras mengguyur Bandung hampir sehari penuh kemarin, Sabtu 22 April 2006. Hari tersebut bertepatan dengan Hari Bumi. Derasnya air Sungai Cikapundung tidak mengecilkan hati para peserta yang mengikuti acara ”Susur Sungai Cikapundung”.
Acara ”Susur Sungai
Cikapundung” ini merupakan salah satu acara dari serangkaian kegiatan Pekan Hari Bumi se–ITB yang diadakan oleh Unit Kegiatan Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam(KMPA) yang bekerja sama dengan Perkumpulan Studi Ilmu Masyarakat(PSIM). Acara ”Susur Sungai Cikapundung” ini diikuti oleh 24 orang yang terdiri atas berbagai unit kegiatan ITB seperti PSIK, KMPA, Teknik Pertambangan, Nymphea, Planologi dan 3 orang pelajar dari SMP alHuda dan satu pelajar dari SMK Dago. (Somad, 2007). 2) Deskripsi Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan wujud fisik suatu objek (Akhadiah, 1986). Bentuk fisik objek tersebut sesuai dengan pengamatan penulis. Ciri-ciri karangan narasi yaitu:
28
a) Berhubungandengan panca indra b) Penggunaan objek didapat dengan pengamatan bentuk, warna serta keadaan objek secara langsung c) Unsur perasaan lebih tajam daripada pikiran Contoh kutipan karangan deskripsi: Lapangan sekolah kami berada tepat di tengah-tengah gedung sekolah. Di setiap sisi lapangan terdapat taman-taman kecil dengan aneka bunga dan tumbuhan lainnya. Lapangan tersebut berukuran setengah 100 x120 meter. Lumayan luas, bukan? Selain untuk upacara penaikan bendera, kadang kami menggunakan lapangan tersebut untuk bermain basket atau sepak bola. Di sebelah utara, tepatnya di dekat kelas kami, terdapat tiang bendera. Adapun di sebelah timur dan barat terdapat ring basket. Di bagian-bagian tertentu ada lubang yang berguna sebagai pancang tiang untuk net voli atau net sepak takraw. (Somad, 2007). 3) Eksposisi Beberapa ahli bahasa mendefinisikan paragraf eksposisi. Kata eksposisi yang diambil dari kata bahasa Inggris exposisition sebenarnya berasal dari kata bahasa Latin yang berarti „membuka atau memulai‟.19 Memang paragraf eksposisi adalah salah satu bentuk paragraf yang berusaha menguraikan suatu objek sehingga memperluas pandangan dan pengetahuan pembaca. Paragraf eksposisi adalah paragraf yang berusaha untuk memaparkan, menerangkan, atau menginformasikan sesuatu hal yang berfungsi untuk memperluas pengetahuan, pandangan, atau wawasan pembacanya. Paragraf jenis ini hanya dimaksudkan untuk memberitahukan sesuatu, tetapi tidak untuk mempengaruhi pembaca. Masalah utama yang dikemukakan dalam paragraf jenis ini adalah informasi.20 Berdasarkan uraian di atas
adalah
paragraf eksposisi yaitu untuk memberitahukan atau memberi informasi
19 20
Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2008), h. 240 M. Yunus, Menulis 1, (Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka, 2008), h. 8.44
29
mengenai suatu objek tertentu sehingga dengan informasi tersebut, pengetahuan pembaca bertambah luas. Eksposisi adalah karangan yang dimaksudkan untuk memaparkan menerangkan dan menyampaikan suatu hal untuk menambah pengetahuan dan pandangan pembaca (Suparno, 2007). Ciri-ciri karangan eksposisi yaitu: 1. Memberikan informasi kepada pembaca 2. Adanya fakta dan informasi 3. Berfungsi untuk memperjelas apa yang akan disampaikan Bentuk paparan mempunyai tujuan untuk memberi penjelasan dan mengembangkan gagasan kita. Agar paparan semakin jelas dapat disertai gambar, denah, dan angka-angka. Rumadi (1987:194) mengatakan, beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk menyusun karangan eksposisi, yaitu: 1. Menentukan topik yang akan dipaparkan, misalnya tentang kerajinan tangan sebagai penghasilan tambahan 2. Menentukan tujuan paparan, yaitu dengan kerajinan tangan yang dikerjakan
dapat
membantu
ekonomi
keluarga
yaitu
menambah
penghasilan 3. Membuat perincian untuk dikembangkan, yaitu: 1) jenis kerajinan tangan yang diketengahkan; 2) menjelaskan proses pembuatan; 3) menjelaskan proses penjualan dan pemasaran; 4) menjelaskan besar dan kecilnya keuntungan yang dihailkan dari kerajinan tangan yang dipasarkan. Pola penyajian karangan bersifat ekspositoris berupa uraian yang berisi langkah-langkah kerja, proses kejadian, atau pemaparan mengenai tahapantahapan perkembangan objek yang dilaporkan. Yang termasuk karangan bersifat eksposisi adalah karangan penelitian, karangan percobaan, karangan pertanggungjawaban uraian pekerjaan yang menggunakan tahapan, dan sebagainya. Penjelasan yang lengkap tentang karangan yang telah dibuat diharapkan dapat memberikan informasi yang lengkap kepada pembaca. Intinya, dalam tulisan eksposisi disajikan pengetahuan atau ilmu, deinisi, pengertian, langkah-langkah suatu kegiatan, metode, cara, sampai proses terjadinya sesuatu.
30
Contoh kutipan karangan eksposisi: Flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus inluenza yang ditularkan oleh unggas yang dapat menyerang manusia. Nama lain dari penyakit ini antara lain avian inluenza. Adapun definisi dari berbagai kasusnya adalah sebagai berikut. Kasus Suspect Kasus suspect adalah kasus seseorang yang menderita ISPA dengan gejala demam (temperatur 38°C), batuk dan atau sakit tenggorokan dan atau beringus serta dengan salah satu keadaan. Hal ini terjadi biasanya karena seminggu terakhir mengunjungi peternakan yang sedang berjangkit flu burung. Kemudian, orang tersebut kontak dengan virus lu burung yang dalam masa penularan. Hal lainnya jika orang yang bekerja pada suatu laboratorium dan sedang memproses spesimen manusia atau binatang yang dicurigai menderita flu burung. Kasus Probable Kasus probable adalah kasus suspect disertai salah satu keadaan bukti laboratorium terbatas yang mengarah kepada virus inluenza A (H5N1). Misalnya, test HI yang menggunakan antigen H5N1 dalam waktu singkat berlanjut menjadi pneumonial gagal pernapasan atau meninggal dan terbukti tidak adanya penyebab lain. (Somad, 2007). 4) Argumentasi Argumentasi adalah karangan yang membuktikan kebenaran suatu hal. Argumentasi berusaha meyakinkan pembaca tentang suatu kebenaran dengan memperkuat ide, dan pendapat penulis. Karangan ini bertujuan untuk mengubah dan mempengaruhi sikap dan pandangan pembaca. Menurut Anggarini (2006:102), dalam karangan argumentasi, ide dan pendapat penulis disertai bukti-bukti yang konkret. Ciri-ciri karangan argumentasi yaitu: a) Terdapat pernyataan, idea tau gagasan yang dikemukakan b) Pembenaran berdasarkan fakta dan data yang disampaikan Contoh kutipan karangan argumentasi:
31
Dengan perubahan pola pada program ospek, yakni dengan meninggalkan pola perpeloncoan, tentunya masyarakat lebih banyak yang setuju. Lain halnya terhadap ospek yang disertai hukuman-hukuman dengan alasan menguji mental, menempa kekuatan isik, sumpah serapah, atau mengenakan atribut lucu-lucuan, mungkin akan lebih banyak yang menolaknya. Bagi para orangtua, misalnya –di samping bangga dan bahagia– sudah cukup berat dan repot tatkala anaknya diterima di perguruan tinggi. Mereka bukan saja harus menyediakan dana cukup besar untuk bayar uang kuliah, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan lain seperti uang kos dan biaya sehari-hari bagi mereka yang berasal dari luar kota. Jika dibebani lagi harus beli ini itu untuk kegiatan ospek, rasanya beban tersebut semakin menumpuk. Lebih kecewa dan sakit lagi jika anaknya tiba-tiba harus pulang karena jadi korban kelalaian mahasiswa seniornya. Sekali lagi, kita patut bersyukur karena tampaknya kegiatan ospek di kampuskampus sudah ada perubahan ke arah yang lebih bermakna positif. Sudah saatnya kita meninggalkan perpeloncoan. Hidup ini sudah begitu keras untuk diperjuangkan, jangan ditambah lagi dengan kekerasan yang lain. (Somad, 2007). b. Penilaian Kemampuan Menulis21 Indikator mengurutkan, berkaitan dengan mengorganisasikan ide dalam menulis. 1) Indikator
mengembangkan,
berkaitan
dengan
kemampuan
mengembangkan (1) tema menjadi subtema (2) subtema menjadi tesis karangan (3) tesis menjadi kerangka karangan (4) kelimat topikmenjadi paragraf. 2) Indikator
memvariasikan/mengubah,
berkaitan
dengan
kemampuan
memvariasikan isi, bahasa dan urutan wacana sesuai dengan konteks. Variasi dapat berupa ragam kalimat, kalimat topik, bentuk wacana. 3) Indikator menyunting, mencakup penyuntingan teknik (ejaan, tanda baca, dan sistematika) dan penyuntingan isi. 21
Aria, Modul Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia, 2009
32
Berdasarkan indikator tersebut, dapat dilihat kemampuan menulis peserta didik mulai dari memnentukan tema sampai menyunting kembali tulisan yang telah dibuat.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian Penelitian dilakukan sejak proposal diajukan sampai selesai. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan 14-15 Mei 2012. 2. Tempat Penelitian Pengambilan data dilaksanakan di Pusat Pelayanan Bahasa dan Program BIPA STBA LIA Jakarta.
B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi yaitu kegiatan meneliti suatu objek yang memaparkan secara lengkap dan jelas tentang segala hal mengenai objek yang diteliti dan juga memaparkan hasil penelitian secara lengkap dan jelas. Dalam bagian ini dikemukakan berturut-turut tentang: a) pendekatan dan jenis analisis, b) objek analisis, c) instrumen analisis, d) pengumpulan data, e) prosedur pengumpulan, dan f) analisis data.22 1. Pendekatan dan Jenis Analisis a.
Pendekatan Analisis Pendekatan merupakan cara mendekati, mengamati, menganalisis,
dan menjelaskan suatu fenomena yang berhubungan erat dengan tujuan penelitian (Widjayanti, 2006: 28). Pendekatan yang digunakan dalam analisis ini adalah pendekakatn kualitatif. Pendekatan ini menyarankan bahwa analisis yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada fakta yang ada pada tulisan peserta didik di kelas BIPA.
22
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), hlm. 52
33
34
b.
Jenis Data Data yang diambil adalah tulisan peserta didik program BIPA. Data
inilah yang akan dikaji. Dengan demikian, analisis ini berjenis studi dokumen. Studi dokumen ini digunakan untuk menganalisis kesalahan dalam tulisan peserta didik. Selain itu, analisis ini mempunyai beberapa karakteristik. Pertama, bersifat deskriptif artinya, analisis ini bermaksud mendeskripsikan bentuk kesalahan-kesalahan dalam tulisan peserta didik di kelas BIPA, dengan tanpa memberikan perlakuan dalam bentuk apa pun pada sumber data. Kedua, analisis ini bersifat alamiah, maksudnya analisis ini dilakuakan dalam situasi yang alami dan wajar. Di sini penulis hanya mencatat data seperti apakah ada bentuk kesalahan dalam tulisan tersebut. Analisis ini bersifat induktif, artinya analisis ini tidak bermaksud mengkaji hipotesis yang dirumuskan sebelumnya. Namun, analisis ini dimaksudkan untuk menarik keimpulan dengan berdasarkan data yang diambil dari tulisan tersebut. 2. Objek Analisis Objek analisis ini adalah tulisan peserta didik di kelas BIPA. Dan untuk menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakakn formula empiris yang dianjurkan oleh (Isaac dan Michael, 1981: 192) Tabel 1. Menentukan Jumlah Sampel S 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Keterangan N = jumlah populasi S = jumlah sampel yang diperlukan
N 10 14 19 24 28 32 36 40 44
35
Peneliti menggunakan teknik pengambilan sampling acak. Sampel diambil dari populasi akses. 3. Instrumen Analisis Secara fungsional instrumen penelitian adalah untuk memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti sudah mulai mengumpulkan informasi di lapangan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan satu instrumen penelitian, yaitu observasi. Instrumen obsevasi dipilih karena instrumen ini lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil karya kerja responden dalam situasi alami. Dan informasi yang akan diambil dalam penelitian ini adalah hasil karya kerja responden dalam situasi alami. Selain itu peneliti juga perlu mendapatkan informasi terkait dengan responden atau subjek penelitian. Adapu hal-hal yang perlu diketahui adalah hal ihwal instansi yang menyelenggarakan program BIPA, kurikulum atau program BIPA, tenaga pengajar, metode dan media pembelajaran, dan peserta program BIPA. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri dibantu dengan tabel analisis tentang kesalahan dalam tulisan peserta didik di kelas BIPA. Sebelum menjelaskan tabel, terlebih dahulu akan dijelaskan analisis yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis penelitian ini adalah analisis kesalahan berbahasa. Burt, Dulay, maupun Krashen (1982) membedakan wilayah (taksonomi) kesalahan berbahasa menjadi kesalahan atau kekhilafan: 1. taksonomi kategori linguistik; 2. taksonomi kategori strategi performasi; 3. taksonomi kategori komparatif; 4. taksonomi kategori efek komunikasi. Taksonomi kesalahan berbahasa itu, menurut Nurhadi (1990), dibedakan sebagai berikut. Taksonomi kategori linguistik membedakan kesalahan berdasarkan komponen bahasa dan konsisten bahasa. Berdasarkan komponen bahasa, wilayah kesalahan dibedakan menjadi: 1. kesalahan tataran fonologi; 2. kesalahan tataran morfologi dan sintaksis;
36
3. kesalahan tataran semantik dan kata; 4. kesalahan tataran wacana. Berdasarkan konstituen bahasa, kesalahan terjadi pada tataran penggunaan unsur-unsur bahasa ketika dihubungkan dengan unsur bahasa lain dalam satu bahasa. Misalnya frase dan klausa dalam tataran sintaksis atau morfem-morfem gramatikal dalam tataran morfologi. Berdasarkan taksonomi kategori strategi performasi, kesalahan didasarkan kepada penyimpangan bahasa yang terjadi pada pemerolehan dan pengajaran bahasa kedua (B2). Pendeskripsian kesalahan ini seharusnya dipertimbangkan atau dihubungkan dengan proses kognitif pada saat anak (siswa) memproduksi (merekonstruksi) bahasanya. Dalam kategori strategi performasi, tataran kesalahan bahasa dapat dibedakan menjadi 4 (empat) kesalahan. Berikut adalah keempat kesalahan kategori strategi performasi: 1. Penanggalan (omission), penutur bahasa menanggalkan satu atau lebih unsur-unsur bahasa yang diperlukan dalam suatu frase atau kalimat. Akibatnya terjadi penyimpangan konstruksi frase atau kalimat. 2. Penambahan (addition), penutur bahasa menambahkan satu atau lebih unsurunsur bahasa yang tidak diperlukan dalam suatu frase atau kalimat. Akibatnya terjadi penyimpangan konstruksi frase atau kalimat. 3. Kesalahbentukan (misformation), penutur membentuk suatu frase atau kalimat yang tidak sesuai kaidah bahasa itu. Akibatnya konstruksi frase atau kalimat menjadi salah (penyimpangan) kaidah bahasa. 4. Kesalahurutan (misordering), penutur menyusun atau mengurutkan unsurunsur bahasa dalam suatu konstruksi frase atau kalimat di luar kaidah bahasa itu. Akibatnya frase atau kalimat itu menyimpang dari kaidah bahasa. Berdasarkan taksonomi komparatif, kesalahan dibedakan menjadi 4 (empat) tataran kesalahan. Berikut adalah keempat jenis kesalahan berdasarkan taksonomi komparatif.
37
1. Kesalahan interlingual disebut juga kesalahan interferensi, yakni: kesalahan yang bersumber (akibat) dari pengaruh bahasa pertama (B1) terhadap bahasa kedua (B2). 2. Kesalahan intralingual adalah kesalahan akibat perkembangan. Kesalahan berbahasa bersumber dari penguasaan bahasa kedua (B2) yang belum memadai. 3. Kesalahan ambigu adalah kesalahan berbahasa yang merefleksikan kesalahan interlingual dan intralingual. Kesalahan ini diakibatkan kesalahan pada interlingual dan intralingual. 4. Kesalahan unik adalah kesalahan bahasa yang tidak dapat dideskripsikan berdasarkan tataran kesalahan interlingual dan intralingual. Kesalahan ini tidak dapat dilacak dari B1 maupun B2. Misalnya: anak kecil yang mulia belajar berbicara dalam suatu bahasa, tidak sedikit tuturan (kata frase atau kalimat) yang tidak dapat dijelaskan dari B1 maupun B2. Berdasarkan kategori efek komunikasi, kesalahan bahasa dapat dibedakan menjadi kesalahan lokal dan kesalahan global. Berdasarkan jenis penyimpangan bahasa, kesalahan lokal adalah kesalahan konstruksi kalimat yang ditanggalkan (dihilangkan) salah satu unsurnya. Akibatnya proses komunikasi menjadi terganggu. Misalnya: penutur menggunakan kalimat atau tuturan yang janggal atau “nyeleneh” saat berkomunikasi. Adapun kesalahan global adalah tataran kesalahan bahasa yang menyebabkan seluruh tuturan atau isi yang dipesankan dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis, menjadi tidak dapat dipahami. Akibat frase ataupun kalimat yang digunakan oleh penutur berada di luar kaidah bahasa manapun baik B1 maupun B2. Adapun tabel analisisnya adalah sebagai berikut: Tabel 2. Kesalahan Berdasarkan Taksonomi Kategori Linguistik No
Kesalahan dalam Karangan
Fonologi
Kategori Kesalahan Linguistik Morfologi Semantik Wacana dan Sintaksis
Bentuk yang Benar
38
Tabel 3. Kesalahan Berdasarkan Taksonomi Kategori Strategi Performasi No
Kategori Kesalahan Strategi Performasi Penanggala Penambaha Kesalahbentuka Kesalahuruta n (Omission) n (Addition) n (Misformation) n (Misordering)
Kesalaha n dalam Karanga n
Bentu k yang Benar
Rumus untuk menghitung presentase adalah : Skor Mentah N=
_______________
X 100 %
Skor Maksimum Ideal Keterangan : N
= Nilai
Skor Mentah
= Frekuensi Kesalahan
Skor Maksimum
= Jumlah Kalimat dalam Karangan
100%
= Bilangan Tetap
C. Pengumpulan Data Pada bagian ini akan dikemukakan: (1) sumber data dan (2) teknik pengambilan data. 1) Sumber Data Sumber data pada penelitian ini adalah paragraf eksposisi peserta didik di kelas BIPA. 2) Teknik Pengambilan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah teknik membaca berulang-ulang dan pencatatan. Membaca berulangulang maksudnya mengamati dan mencatat dengan sistematis fenomenafenomena yang diselidiki. Dalam hal ini kesalahan-kesalahan dalam tulisan peserta didik di kelas BIPA.
39
D. Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumplan data dalam analisis ini dilakukan sepanjang analisis berlangsung dan dilakukan secara terus-menerus atau sistematis dari awal sampai akhir analisis. Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca berulang-ulang atau memerhatikan kesalahan-kesalahan yang ada pada tulisan peserta didik di kelas BIPA. Jika terdapat kesalahan dalam tulisan siswa tersebut, dicatat atau disalin pada kartu catatan. Kemudian dimasukkan atau disalin kembali untuk menjadi pembahasan dalam skripsi ini.
E. Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis jalinan atau mengalir (flow model of analysis) model Miles dan Huberman, yang meliputi tiga langkah antara lain: (1) reduksi data,
(2)
display/penyajian data, (3) mengambil kesimpulan kemudian diverifikasi. Berikut penjelasannya. 1. Reduksi Data Reduksi data merupakan yang menajamkan untuk mengorganisasikan data. Pada tahap ini peneleliti merekam data lapangan dalam bentuk catatancatan lapangan (field note), lalu ditafsirkan masing-masing data yang relevan dengan fokus masalah yang diteliti. 2. Display/Penyajian Data Pada langkah ini peneliti menyusun informasi/data secara teratur dan terperinci sehingga mudah difahami. Kegiatan analisis dapat dilakukan sebagai berikut: (1) membaca tulisan peserta didik di kelas BIPA; (2) mencatat kesalahan-kesalahan yang dibuat. 3. Mengambil Simpulan/Verifikasi Pada langkah ini peneliti sudah memasuki tahap membuat simpulan dari data yang sudah diperoleh sejak awal penelitian. Simpulan ini masih bersifat sementara, untuk itu perlu adanya verifikasi (penelitian kembali
40
tentang kebenaran laporan) selama penelitian berlangsung. Ketiga komponen tersebut saling berkaitan dan dilakkan secara terus menerus dari mulai awal, saat penelitian berlangsung, dan sampai akhir.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Persiapan Penelitian Pengambilan data dilakukan di PPB LIA Jakarta. Penelitian dilakukan sejak proposal diajukan sampai selesai dan pengambilan data dilaksanakan selama 2 hari, tanggal 14-15 Mei 2012. Data penelitian ini berupa tulisan peserta didik berjumlah 22 paragraf berbeda dari 2 peserta didik. Ada kesalahan-kesalahan dalam tulisan peserta didik sehingga tulisan tersebut tidak efektif.
B. Metode Pengajaran Metode pengajaran yang digunakan adalah metode ceramah dan metode koreksi parafrase. Pertama-tama dosen menjelaskan materi yang akan dibahas. Kemudian siswa diminta untuk membuat tulisan terkait dengan materi. Hasil tulisan peserta didik ditampilkan dengan proyektor lalu guru bersama peserta didik mengoreksi kesalahan yang terdapat dalam tulisan. Karena ini adalah kelas menulis maka dosen memilih metode ceramah terlebih dahulu untuk menjelaskan tentang kaidah tulis-menulis dalam bahasa Indonesia. Setelah itu dosen meminta peserta didik untuk membuat tulisan, untuk melihat tingkat pemahaman peserta didik.
C. Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data terdapat beberapa langkah yang dilakukan, yang meliputi : 1. Pemberian tugas, yaitu menulis beberapa paragraf yang sudah dibahas pada pertemuan sebelumnya. 2. Mengumpulkan tugas berupa tulisan peserta didik. 3. Pembahasan tugas dengan metode parafrase, yaitu siswa menampilkan tulisannya menggunakan media in focus lalu dibahas kesalahan-kesalahan dalam tulisan.
41
D. Analisis Tulisan Tabel 4. Analisis Tulisan Misaki Yamada Berdasarkan Taksonomi Kesalahan Berbahasa Taksonomi Kesalahan Berbahasa Kesalahan Taksonomi Linguistik No
Kesalahan dalam karangan Fonologi
1.1
1.2 1.3
2.1
2.2
Bahasa Indonesia digunakan di seluruhindonesia, berartisemuawarga Indonesia bisamengertibahasa Indonesia. Bahasadaerahdigunakan di tiap-tiapdaerahdansuku. Dengan kata lain dapatdisimpulkanbahwabahas a di Indonesia bisadibagiduasisi, yaitubahasa Indonesia danbahasadaerah di indonesia. Untuktinggal di luarnegeriadaduakemenpuan yang harusmempunyai, yaitukemampuanuntukberkom unikasidanmenyesuaikandirid enganlingkungan yang baru. Walaupuntidakbisaberbicarab ahasaapakecualibahasasendiri, pastibisaberkomunikasidenga n orang-orang yang di luarnegeri.
Morfologi dan Sintaksis
Sintaksis dan Kosakata
Strategi Performasi Bentuk yang Benar
Wacana
Penanggalan
Penambahan
Kesalahbentukan
Kesalahurutan
√
−
−
−
−
−
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
√
−
√
−
−
√
−
−
√
√
−
−
√
√
−
−
−
√
−
−
−
−
Bahasa Indonesia digunakan di seluruh Indonesia berarti semua warga Indonesia bisa mengerti bahasa Indonesia Bahasa daerah digunakan di tiap-tiap daerah dan suku. Jadi, dapat disimpulkan bahwa bahasa di Indonesia bisa dibagi menjadi 2, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa daerah di Indonesia.
−
Untuk tinggal di luar negeri ada dua kemampuan yang harus dimiliki, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru.
−
Walaupun tidak bisa bicara bahasa asing kecuali bahasa ibu, Anda pasti bisa berkomunikasi dengan orang-orang di luar negeri.
42
2.3
2.4
2.5 2.6
2.7
2.8
2.9 2.10
3.1
Jikabisabicarabahasa yang berkunjung, baik-baiksaja, tetapiharusadakeberanianuntu kmenyampaikanpermintaanse ndiri. Misalnya, bolehmemapaibahasatubuhda nbolehmengambar. Cobalahmenghadapi orangorang dengansenanghati. Tambahlagi, jangankecewadengannegeri yang berkunjungwalaupunternyatan egerinyaberbedadenganpemiki ransendiri. Pastiadahal-hal yang Andamerasaaneh di luarnegeri, tetapipastiada yang tertarik. Sebaiknyamencarihal-hal yang tertariksebanyakmungkin. Jika lama-lama tinggal di situ, Andapastibisabetahsendiri. Olehkarenaitu, jikaadakemampuanuntukberk omunikasidanmenyesuaikandi ridenganlingkungan yang baru, bisabetah di mana-mana. Padahariminggu, sayamenberikanibubungakare nakemarinkanhariibu di Jepang.
√
√
√
−
√
√
√
−
√
−
√
−
−
√
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
√
√
√
−
−
−
√
−
Jika bisa bicara bahasa negara yang dikunjungi maka komunikasi akan baik-baik saja tetapi harus ada keberanian untuk memulai komunikasi. Misalnya, bisa memakai bahasa tubuh dan menggambar. Cobalah menghadapi orangorang dengan senang hati. Tambah lagi, jangan kecewa dengan negara yang dikunjungi walaupun ternyata negerinya berbeda dari perkiraan sendiri.
√
√
−
−
−
√
√
−
Pasti ada hal-hal yang Anda rasa aneh di luar negeri, tetapi pasti ada yang menarik.
√
√
−
−
−
−
√
−
Sebaiknya mencari hal-hal yang menarik sebanyak mungkin.
√
−
√
−
−
−
−
−
√
−
√
−
√
−
−
−
√
−
√
−
−
−
−
−
Jika lama-lama tinggal di sana, Anda pasti bisa betah sendiri. Oleh karena itu, jika punya kemampuan untuk berkomunikasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, Anda bisa betah di manna-mana. Pada hari Minggu, saya memberikan ibu bunga karena kemarin adalah Hari Ibu di Jepang.
43
3.2
3.3
3.4
3.5
4.1
4.2 4.3
4.4
Di Jepang, adakebiasaanmenberikanbung a carnation ibupadahariibu. Setiaphari kami harusmenghormatiibu, tetapipadahariibu kami harusmengucapkanterimakasi hkepadaibudaridalamhati. Hariibuadalahhariminggukedu a Mei, danjikasudahmendekatihariibu , banyakbunga carnation dijual di tokobunga. Samasepertihariibu, adahari ayah juga, danhari ayah adalahharimingguketigajuni. Mula-mula, meyeiapbawangbonbay, kentang, wortel, dagingayam, danbumbuuntukmembuatnasi kare. Bumbuuntukmembuatnasikare dijual di supermarket Jepang. Lalu, memotongsayurdandagingma njadikecilsupayamudahmakan . Setelahitu, masukkansayurdandaging yang sudahdipotongkedalampanci,d anmenggorengsebentarsajasa mpaiwarnasayurdandagingber ubah.
√
−
−
−
−
√
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
√
−
−
−
−
√
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
√
√
−
−
−
√
√
−
√
−
−
−
−
−
−
−
√
√
−
−
√
√
√
−
√
√
−
−
−
√
√
−
Di Jepang, ada kebiasaan memberikan carnation pada Hari Ibu. Setiap hari kami harus menghormati ibu, tetapi pada Hari Ibu, kami harus mengucapkan terima kasih kepada ibu dari dalam hati. Hari Ibu adalah hari Minggu kedua Mei dan jika sudah mendekati Hari Ibu, banyak carnation dijual di toko bunga. Sama seperti Hari Ibu, ada Hari Ayah juga dan Hari Ayah adalah hari Minggu ketiga Juni. Mula-mula, siapkan bawang bombay, ketang, wortel, daging ayam, dan bumbu untuk membuat nasi kare. Bumbu untuk membuat nasi kare dijual di supermarket Jepang. Lalu, potong sayur dan daging menjadi kecil supaya mudah dimakan. Setelah itu, masukkan sayur dan daging yang sudah dipotong ke dalam panci dan goreng sebentar saja sampai warna sayur dan daging berubah.
44
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
Satelahitu, masukkan air kedalampanci, tetapiairnyabergantungisisayu rdandaging.
√
−
−
−
−
−
−
−
Kemudaian, rebus sampaimendidihdansayurdand agingmenjadilembut.
√
−
√
−
−
−
−
−
Kemudian rebus sampai mendidih hingga sayur dan daging menjadi lembut.
√
−
−
−
−
√
−
−
Jika sudah lembut, masukkan bumbu nasi kare ke dalam panci.
√
√
−
−
√
−
√
−
Isi bumbu yang dimasukkan menurut selera Anda sendiri.
Jikasudahmenjadilembut, masukkanbumbunasikarekeda lampanci. Isi bumbu yang masukkanmenurutselesaAnda sendiri. Setelahitu, Andamengisinasidenganpiring , danmenberikaretersebut di sebelahnasi. Akhirnya, Andamenyajikannasikareterse but.
Setelah itu, masukkan air ke dalam panci, tetapi airnya bergantung isi sayur dan daging
Setelah itu, Anda mengisi piring dengan nasi, dan menuangkan kare tersebut di atas nasi.
√
−
√
√
−
−
−
√
√
−
−
−
√
−
−
−
Akhirnya, Anda dapat menyajikan nasi kare tersebut
5.1
Taripendetadalahsalahsatutarit radisional di Bali.
√
−
−
−
−
−
−
−
Tari pendet adalah salah satu tari tradisional di Bali
5.2
Biasanyataripendetditampilka muntukmenyambutTuhan yang beragama Hindu di pura.
√
−
−
−
−
−
−
−
Biasanya tai pendet ditampilkan untuk meyambut Tuhan yang beragama Hindu di pura.
5.3
5.4
Salainitu, baru-baruini, taripendetditampilkanuntukme nerimatamujuga di tempatpariwisata di Bali.
√
−
√
−
−
−
−
−
Selain itu, baru-baru ini, tari pendet ditampilkan untuk menerima tamu juga di tempat wisata di Bali.
Dengandemikian, taripendetterkenalantarabanya k orang asing.
√
−
√
−
−
−
−
−
Dengan demikian, tari pendet terkenal di kalangan orang asing.
45
5.5
5.6 5.7
5.8
5.9
5.10
5.11
5.12
5.13 5.14
Tambahanlagi, adatempatuntukbelajartaripen detkhususwisatawanmancaneg ara, makanyabanyak orang asingbisamenaritaripendet. Sayajugapernahmenaritaripen dettigatahun yang lalu. Waktutinggal di malangselamasebulan, sayamenaritaripendetpadapest aperpisahan di kampussaya yang dulu. Walaupunsusahbagisaya, sayasenangmenarisalahsatutar itradisional Indonesia. Biasanya, taripendetditampilkanolehtiga penari, dansemuaperempuan. Akan tetapi, umumnya, perempuan yang menariharusbelummenikah. Ketikamenari, merekamembawapiring yang disebutbokor. Lalu, bokorituterduatdariemas, danadabunga-bunga di dalambokor. Kenapaadabunga-bunga di dalambokor? Karenamelemparbungabungasalahsatugerakan yang unikdalamtaripendet.
√
−
−
−
−
−
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
√
−
−
−
−
√
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
√
−
−
−
−
√
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
√
−
−
−
√
−
−
−
Tambah lagi, ada tempat untuk belajar tari pendet khusus wisatawan mancanegara, makanya banyak orang asing bisa menari tari pendet. Saya juga pernah menari tari pendet tiga tahun yang lalu. Waktu tinggal di Malang selama sebulan, saya menari tari pendet pada pesta perpisahan di kampus saya yang dulu. Walaupun susah namun saya senang menari salah satu tari tradisional Indonesia. Biasanya tari pendet ditampilkan oleh tiga penari, dan semua perempuan. Akan tetapi, umumnya, perempuan yang menari harus belum menikah. Ketika menari, mereka membawa piring yang disebut bokor. Bokor itu terbuat dari emas dan ada bunga-bunga di dalam bokor. Kenapa ada bunga di dalam bokor? Karena melempar bunga-bunga adalah salah satu gerakan yang unik dalam tari pendet.
46
5.15
5.16 5.17
5.18
5.19
6.1
Maksuditu, setelahmenhormatikepadatuha ndenganmelutut, penarimelemparbungabungakepadaTuhan. Gerakanitukhusustaripendet. Berbadadengantaritradisional yang lain di Bali, taripendetlebihmudabelajardar ipada yang lain. Selainitu, pakaianteripendetjugamenarik . Olehsebabitu, taripendetdisukaiolehbanyak orang termasuk orang asing. Waktu SD, adakelompok yang dibuatoleh orang-orang yang tinggal di dekatrumahsaya.
6.2
NamakelompoknyaSazanami.
6.3
Kelompoktersebutterdiriatasse kitar 15 s.d. 25 keluarga, dansayajugasalahsatuanggotak elompoktersebut.
6.4
6.5
Kalausudahmasukke SD, semuaperlumasukkekelompok sepertiSazanamisupayabisaakr abdenganteman-teman. Olehkarenaitu, seringadakegiatankelompokter sebut, dangotongroyongjagasalahsatukegiatank elompoksaya.
Maksudnya, setelah memberi hormat kepada Tuhan dengan berlutut, penari melempar bunga-bunga kepada Tuhan.
√
√
√
−
√
−
−
−
√
−
−
−
−
−
−
√
√
√
−
−
−
−
√
−
√
−
−
−
−
−
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
Nama kelompoknya Sazanami.
−
Kelompok tersebut terdiri atas 15 s.d. 25 keluarga, dan saya juga salah satu anggota kelompok tersebut.
−
Kalau sudah masuk SD, semua perlu masuk kelompok seperti Sazanami supaya bisa akrab dengan teman-teman.
√
√
√
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
√
√
√
−
−
−
−
Itu gerakan khusus tari pendet. Berbeda dengan tari tradisional yang lain di Bali, tari pendet lebih mudah dipelajari daripada yang lain. Selain itu, pakaian tari pendet juga menarik. Oleh sebab itu, tari pendet disukai banyak orang termasuk orang asing. Waktu SD, ada kelompok yang dibuat oleh orang-orang yang tinggal di dekat rumah saya.
Sering ada kegiatan kelompok tersebut, dan gotong royong juga salah satu kegiatan kelompok saya.
47
6.6
6.7
6.8
6.9
6.10
6.11
Ada taman yang kecil di dekatsaya, dankelompoksayamembersihk antamanitusebagaigotongroyongsetiaptigabulan. Biasanya, mengambilrumput yang panjang, membersikan toilet yang ada di tamanitu, membetulkanpermainan yang ada di tamanituuntukkeselamatan, dll. Walaupuntidaktumbuhrumput padamusimdingin, kegiatanitudilakukan, karena orang-orang kelompoksayamautamanitusel alubersihdananakanakbisabermaindenganselam at. Olehsebabitu, anakanakselaubermain di tamanitudenganselamat. Kemudian, setelahselesaigotong-royong, kami makansiangbersama, danmakanannyalebihenak, karenasetelahbekerjadenganse kuattenagadanmakansambilbe rramai-ramai. Itujugasalahsatualasan yang inginmengikutikegiatankelom poksaya.
√
−
√
−
√
√
−
−
√
−
−
−
√
√
−
−
√
−
−
−
−
√
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
√
√
−
−
√
√
−
−
√
−
√
−
−
−
−
−
Ada taman kecil di dekat rumah saya, dan kelompok saya membersihkan taman itu secara bergotong royong setiap tiga bulan. Hal-hal yang dilakukan biasanya, mengambil rumput yang panjang, membersihkan toilet, membetulkan permainan yang ada di taman itu untuk keselamatan, dll. Walaupun tidak tumbuh rumput pada musim dingin, kegiatan itu dilakukan karena kelompok saya ingin taman itu selalu bersih dan anak-anak bisa bermain dengan selamat.
Oleh sebab itu, anak-anak selalu bermain di taman itu dengan selamat. Selesai gotong-royong, kami makan siang bersama dan makanannya terasa lebih enak, karena setelah bekerja dengan sekuat tenaga dan makan bersama-sama Itu juga salah satu alasan saya ingin mengikuti kegiatan kelompok saya.
48
6.12
6.13
6.14
6.15
6.16
6.17
7.1
7.2
Kegiatanitudilalukanhariming gudaripukul 8 atau 9 pagidankegiatanitubukanwajib , karenaharilibur.
√
−
√
−
√
−
−
−
Mungkinada yang sudahadarencana yang lainharilibur.
√
√
√
−
√
√
√
−
Akan tetapi, kalautidakadarencana, sebaiknyamengikutikegiatanit u, karenakegiatanitudilakukanun tukkehidupan orang-orang kelompoksayamemjadilebihla ncardannyaman. Sayasenangbergotong-royong, karenasamuabisamenyatumela luisatupekerjaan.
√
−
−
−
√
−
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
Tambahanlagi, semuamenunjukansatutujuan, danbisaberbagiperasaan.
√
−
−
−
−
−
−
−
Jadi, kami bisaakrabmelaluibergotongroyong.
√
−
−
−
−
−
−
−
√
√
−
−
√
−
√
−
√
−
−
−
−
−
−
−
Pestapernikahan di Indonesia banyakjenisbergantung agama. Misalnya, jikaberagama Islam, orang-orang harusmengikutisecaraagama Islam.
Kegiatan itu dilakukan hari Minggu mulai pukul 8 atau 9 pagi dan kegiatan itu tidak wajib karena dilaksanakan hari libur. Mungkin, ada yang sudah merencakan untuk berlibur. Akan tetapi, kalau tidak ada rencana, sebaiknya kita mengikuti kegiatan itu, karena kegiatan itu dilakukan untuk kehidupan orang -orang kelompok saya agar menjadi lebih lancar dan nyaman. Saya senang bergotong-royong, karena semua bisa menyatu melalui satu pekerjaan.
Tambah lagi, semua menunjukkan satu tujuan, dan bisa berbagi perasaan. Jadi, kami bisa akrab melalui bergotong-royong. Pesta pernikahan di Indonesia banyak jenisnya tergantung agama. Misalnya, jika beragama Islam, orang-orang harus mengikuti secara agama Islam.
49
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
7.8
7.9
Selainitu, secarapestapernikahan di Indonesia berbedasetiapdaerah. Sayasekalisajapernahhadirpest apernikahan di Indonesia, tetapiwaktuitu, pestapernikahannyasepertisec araJepang. Olehkarenaitu, sayainginhadirpestapernikaha ntradisional Indonesia secara agama Islam supayabisatahubanyakjenispes tapernikahan di Indonesia. Menurutsaya, pestapernikahan di Indonesia adalahdisiplinsedangkanpesta pernikahan di Jepangsangatbebas. Pestapernikahan di Indonesia harussesuaidengan agama, memakaibenyakuanguntukpes tapernikahandanadaupacaraun tukmelamarjuga. Berdedadenganitu, pestapernikahan di Jepangtidakperlumemikirkan agama. Akan tetapi,,walaupunpercaya agama Buddah, pestapernikahan di Jepangdilalukan di gerejasecaraagama Kristen.
√
√
√
−
√
−
−
−
−
−
−
−
−
−
√
√
√
−
−
√
−
−
−
−
√
−
√
−
√
−
−
−
√
√
√
−
−
√
√
−
√
√
−
−
−
−
−
−
−
−
√
√
−
−
−
−
Selain itu, pesta penikahan di Indonesia berbeda tiap daerah.
Saya sekali pernah menghadiri pesta pernikahan di Indonesia, tetapi waktu itu pesta pernikahannya seperti di Jepang. Oleh karena itu, saya ingin hadir di pesta pernikahan tradisional Indonesia secara agama Islam supaya bisa tahu banyak jenis pesta pernikahan di Indonesia. Menurut saya, pesta pernikahan di Indonesia sesuai dengan aturan agama masing-masing sedangkan di Jepang sangat bebas. Pesta pernikahan di Indonesia harus sesuai dengan agama, memakai banyak uang dan ada acara lamaran juga. Berbeda dengan di Jepang, pesta pernikahan tidak perlu memikirkan agama. Walaupun percaya agama Budha, pesta pernikahan di Jepang dilakukan di gereja secara agama Kristen
50
7.10
7.11
7.12
7.13
8.1
8.2
8.3
8.4
Ituhal yang tidakbolehbagisecara Indonesia, tetapitidakapaapauntuksecaraJepang. Dalamhal yang sama, orang Jepangjugamenabunguntukpes tapernikahanseperti orang Indonesia. Namun, orang Jepangtidakbegitubanyakmem akaiuangdaripada orang Indonesia. Orang Jepanglebihpedulitentanguang untukkehidupansetelahpestape rnikahan. Baik orang Jepangmaupun orang Indonesia melalukanupacarakematianset elah orang-orang meninggal. Nemun, caraupacarakematiansangatber beda, karena di Jepang pun upacarakematiandilakukanber dasarkanAgama. Tentusajaupacarakematian di Jepangsecara Buddha, sedangkanupacarakematian di Indonesia bergantung agama. Olehkarenaitu, sayamengirakalauberagama Buddha, upacarakematiansecara Buddha di Indonesia samadengansecaraJepang.
√
−
√
−
−
−
−
−
√
−
√
−
−
−
−
−
√
−
−
−
−
√
−
−
√
√
√
√
√
−
−
−
√
−
√
√
√
−
−
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
√
−
√
√
√
−
−
−
−
−
−
−
Itu hal yang tidak boleh dilakukan di Indonesia, tetapi diperbolehkan di Jepang. Ada hal yang sama, yaitu orang Jepang juga menabung untuk pesta pernikahan seperti orang indonesia. Namun, orang jepang tidak begitu banyak memakai uang untuk pesta pernikahan daripada orang Indonesia Orang Jepang lebih memikirkan kehidupan setelah pernikahan.
Baik orang Jepang maupun orang Indonesia melakukan upacara kematian untuk orang meninggal
−
Namun, upacara kematian di Jepang dan di Indonesia berbeda.
−
Upacara kematian di Jepang secara Budha, sedangkan di Indonesia tergantung agama.
√
Saya mengira upacara kematian secara Budha di Indonesia sama dengan di Jepang.
51
8.5
8.6
8.7 8.8
8.9
9.1
9.2 9.3
9.4
Akan tetapi, walaupunberagamaBuddha, caranyaberbedadenganJepang. Walaupunberbeda agama, adatempat yang carakuburannyasamadenganJe pang. Ituupacarakematian yang disebutNgaben di Bali. Orang-orang di Bali percaya agama Hindu, lalu agama Hindu jugaadakebiasaanbahwasetela hmeninggal, orang yang meninggaldibakar. Olehkarenaitu, sayamengira agama Buddhadan agama Hindu hampirsama. Sekarang, kami tidak bisa hidup tanpa ilmu pengetahuan, tetapi ternyata orang-orang yang zaman dahulu bisa hidup tanpa ilmu pengetahuan. Mengapa mereka bisa hidup sendiri pada zaman dahulu? Karena mereka percaya kekuatan sesuatu dari alam, misalnya gunung, sungai, laut, langit, danau, dan binatang. Dengan demikian, orangorang zaman dahulu percaya dengan kekuatan alam.
√
−
−
−
√
√
−
−
Akan tetapi, upacara kematian agama Budha di Indonesia berbeda dengan di Jepang. Walaupun berbeda agama, ada daerah di Indonesia yang upacara kematiannya sama dengan di Jepang.
√
−
−
−
√
−
−
−
√
−
−
−
−
−
−
√
√
−
−
−
√
−
−
√
√
−
−
−
−
−
−
−
Upacara kematian itu disebut Ngaben di Bali Orang-orang di Bali percaya agama Hindu dan kebiasaan dalam agama Hindu jika ada yang meninggal maka orang tersebut akan dibakar. Oleh karena itu, saya mengira agama Budha dan agama Hindu hampir sama. Sekarang kami tidak bisa hidup tanpa ilmu pengetahuan, tetapi ternyata orang-orang pada zaman dahulu bisa hidup tanpa ilmu pengetahuan.
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
√
−
−
Mengapa mereka bisa hidup sendiri pada zaman dahulu? Mereka percaya kekuatan dari alam, misalnya gunung, sungai, laut, langit, danau, dan bintang.
−
−
−
−
−
√
−
−
Orang-orang zaman dahulu percaya dengan kekuatan alam.
52
9.5
9.6
9.7
9.8
9.9
9.10
9.11
9.12
9.13
Tambah lagi, mereka menganggap sesuatu dari alami sebagai Tuhan. Maksudnya, sesuatu dari alam mempunyai kekuatan sama dengan kekuatan yang Tuhan punyai. Oleh karena itu, ternyata mitos di Jepang juga berhubung dengan Tuhan. Saya ingin memperkenalkan mitos tentang kucing di Jepang. Di Indonesia, kucing adalah binatang yang bagus karena zaman dahulu Nabi Muhammad memlihara kucing. Oleh karena itu, kebanyakan orang Indonesia yang beragama Islam menyayangi kucing. Akan tetapi, di Jepang kesan terhadap kucing macammacam, ada yang mempunyai kesan baik, dan ada yang buruk terhadap kucing. Menurut saya, kesan yang baik terhadap kucing lebih sed ikit daripada kesan yangburuk. Oleh sebab itu, kebanyakan mitos tentang kucing mempunyai arti yang buruk.
−
−
√
−
−
√
−
−
Tambah lagi, mereka menganggap kekuatan alam itu sebagai Tuhan. Maksudnya, kekuatan alam sama dengan kekuatan Tuhan.
−
−
−
−
−
√
−
−
−
√
−
−
−
√
−
−
Ternyata mitos di Jepang juga berhubungan dengan Tuhan.
−
−
−
−
−
−
−
−
Saya ingin memperkenalkan mitos tentang kucing di Jepang.
√
−
−
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
√
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
√
−
−
Di Indonesia, kucing adalah binatang yang bagus karena zaman dahulu Nabi Muhammad memelihara kucing. Itu sebabnya kebanyakan orang Indonesia yang beragama islam menyayangi kucing. Akan tetapi, di jepang kesan terhadap kucing macam-macam, ada yang mempunyai kesan baik dan ada yang mempunyai kesan buruk. Menurut saya, kesan yang baik terhadap kucing lebih sedikit daripada kesan yang buruk. Kebanyakan mitos tentang kucing mempunyai arti yang bururk.
53
9.14
9.15
9.16 9.17
9.18
9.19
9.2
10.1
10.2
Jika bertemu dengan kucing hitam pada bulan purnama, nanti Anda akan mendapat kemalangan. Namun, jika tidak mau mendapat kemalangan, Anda harus mendur sepuluh langkah sambil menutup mata. Berbeda dengan itu, ada mitos tentang kucing yang bagus. Jika bermimpi kucing putih, Anda akan memdapat kebahagiaan, misalnya lulus ujian, mendapat pacar, dan banyak uang. Sepertinya, baik orang Jepang maupun orang luar negeri percaya mitos tentang kucing. Walaupun tidak tahu mitos itu benar atau salah, kebanyakan orang Jepang percaya mitos itu karena orang Jepang takut mendapat kemalangan. Jika melihat orang yang sedang mundur sambil menutup mata di jalan, berarti orang itu bertemu dengan kucing hitam. Sayatinggal di kos di pengadeganutara, dansetiapharisayanaiksepedak ekampus. SayamemberitahuAndajalanda rikossayasampaikampussaya.
−
−
−
−
−
−
−
−
Jika bertemu dengan kucing hitam pada bulan purnama, nanti Anda akan mendapat kemalangan. Namun, jika tidak mau mendapat kemalangan, Anda harus mundur sepuluh langkah sambil menutup mata.
√
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
Berbeda dengan itu, ada mitos tentang kucing yang bagus. Jika bermimpi kucing putih, Anda akan mendapat kebahagiaan, misalnya lulus ujian, mendapat pacar, dan banyak uang. Sepertinya, baik orang Jepang maupun orang luar negeri percaya mitos tentang kucing. Walaupun tidak tahu mitos itu benar atau tidak, kebanyakan orang Jepang percaya mitos itu karena orang Jepang takut mendapat kemalangan. Jika melihat orang yang sedang mundur sambil menutup mata di jalan, berarti orang itu bertemu dengan kucing hitam.
√
−
−
−
−
−
−
−
Saya tinggal di kos di Pangadegan Utara dan setiap hari saya naik sepeda ke kampus.
√
−
−
−
√
√
−
−
Saya ingin memberitahu Anda, jalan dari tempat kos sampai kampus saya.
54
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
10.8
10.9
10.10
10.1
Setelahkeluarkos, Andalewat di depantoko yang kecil, danberbelokkekiri di masjit yang berwarnahijau. Kemudianjalanlurusterussamp aikelihatanjalan yang lumayanbesar, danadarumah yang berwarnaputih di sebelahkiri. Laluberbelokkekiri di rumahtersebut, danjalanlurusterus. Nantikelihatanjembatan, dansungaimengalir di bawahjembatan. Andamasihlurusterus, nantiadapertigaan, danada ATM yang dibuka 24 jam di sebelahkanan. Berbelokkekiri di pertigaanitu, lalujalanluruslagi, danwarungwarungmakananada di sebelahkanan. Nantiadaperempatan di dekatstasiunkalibata, perempatanituramaidenganke ndaraan. Kalauberbelokkekanan, Andaakansampai di stasiunkalibata. Akan tetapi, Andamasihlurusterus di perempatantersebut, danAndakelihatanrelkereta.
√
√
−
−
√
√
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
√
√
−
−
−
√
−
−
√
−
−
−
√
−
−
√
√
√
√
−
−
−
−
−
−
−
√
√
−
−
√
√
√
−
√
−
−
−
−
−
√
√
−
−
−
√
−
−
√
−
√
−
−
−
−
−
Setelah keluar kos, Anda akan melewati toko kecil lalu belok ke kiri di samping masjid yang berwarna hijau kemudian jalan lurus terus sampai kelihatan jalan yang lumayan besar dan ada rumah yang berwarna putih di sebelah kiri. Lalu belok kiri di samping rumah tersebut dan jalan lurus terus. Nanti kelihatan jembatan yang di bawahnya ada sungai mengalir. Anda masih lurus terus, nanti ada pertigaan dan di sebelah kanan ada ATM yang dibuka 24 jam. Belok kiri di pertigaan itu, lalu lurus lagi sampai ada warung makanan di sebelah kanan.
Kemudian ada perempatan di dekat Stasiun Kalibata, perempatan itu ramai dengan kendaraan. Kalau belok kanan Anda akan sampai di Stasiun Kalibata. Akan tetapi, Anda masih lurus dari perempatan tersebut dan melewati rel kereta.
55
10.1 10.1
10.1
10.2
10.2
10.2 10.2
11.1
11.2
Setelahlewatrelkereta, lurusteruslagi. Laluadapertigaanlagi, danadatukang DVD di sebelahkiri, danberbelokkekiri. Kemudianlurusterus, nantiAndalewat di depan Alfa Mart, danmasjit yang berwarnahijaujugaada di seberang Alfa Mart. Kalausudahlewat di depan Alfa Martdanmasjittersebut, Andasudahdekat di kampussaya. Andamasihlulusterus, danadapapanreklam yang berwarnabirudanberbentukseg itigadi sebelahkanan. Di papanreklmitu, adatulisan LIA. Kalaukelihatanpapanreklam itu, Andasudahsampai di kampussaya. Saya sering bertemu dengan anak jalanan sejak datang di Indonesia, dan mereka mencari uang sendiri sambil menyani atau bermain alat musik. Mereka bukan tidak bersekolah, melainkan mencari uang sendiri untuk hidup pada siang hari.
√
√
−
−
√
−
−
−
√
√
−
−
−
√
−
√
√
√
√
√
−
−
−
−
−
−
√
−
−
−
√
−
√
−
√
−
−
−
−
−
√
−
√
−
−
−
−
−
√
−
−
−
√
−
−
−
√
−
−
−
√
−
−
−
−
−
−
√
−
−
−
−
Setelah melewati rel kereta, Anda lurus lagi. Lalu ada pertigaan lagi dan di sebelah kiri ada tukang DVD, lalu Anda belok kiri. Kemudian lurus terus, Anda akan melewati Alfamart dan di seberangnya ada masjid yang berwarna hijau. Kalau sudah melewati Alfamart dan masjid tersebut, Anda sudah dekat dengan kampus saya. Anda masih lurus terus sampai ada papan reklame berwarna biru, dan berbentuk segitiga di sebelah kanan. Di papan reklame itu, terdapat tulisan LIA. Kalau kelihatan papan reklame itu, berarti Anda sudah sampai di kampus saya. Saya sering bertemu dengan anak jalanan sejak datang ke Indonesia dan mereka mencari uang sendiri sambil menyanyi atau bermain alat musik. Mereka tidak bersekolah melainkan mencari uang sendiri untuk hidup pada siang hari.
56
11.3
11.4
11.5
11.6
11.7
11.8
11.9
Kemudian, mereka tidur di pinggil jalan pada malam hari, misalnya di jumbatan transjakarta. Berbeda dengan itu, anak jalanantidak ada di Jepang, dan sebelum datang di Indonesia, saya tidak pernah bertemu dengan anak jalanan di mana-mana pun. Akan tetapi, saya sudah tahu banyak anak jalanan di negara berkembang melalui acara TV di Jepang, dan saya merasa kasihan dengan mereka, tetapi tidak bisa berpikir apa-apa untuk menolong mereka. Karena saya belum terbiasa bertemu dengan anak jalanan di Jepang. Oleh sebab itu, saya tidak bisa mengerti situasi nyata anak jalanan di luar negari. Namun, pada suatu hari sebulum datang di Indonesia, tiba-tiba pikiran saya berubah. Kenyataan anak jalanan di Jakarta diperkenalkan dalam acara TV di Jepang, dan di Jakarta ada yayasan untuk menolong anak jalanan.
√
−
−
−
−
√
−
−
−
−
−
√
−
−
−
√
√
−
√
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
√
−
−
√
−
−
√
−
√
−
−
−
−
√
−
−
√
−
−
−
−
−
Kemudian mereka tidur di pinggir jalan pada malam hari, misalnya di jembatan transjakarta. Di Jepang tidak ada anak jalanan dan sebelum datang ke Indonesia, saya belum pernah bertemu dengan anak jalanan.
Akan tetapi, saya sudah tahu, banyak anak jalanan di negara berkembang melalui acara TV di Jepang, dan saya merasa kasihan kepada mereka, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong mereka. Karena saya belum terbiasa bertemu dengan anak jalanan di Jepang. Saya juga tidak mengerti situasi nyata anak jalanan di luar Jepang. Namun, pada suatu hari sebelum datang di Indonesia, tiba-tiba saya berubah pikiran. Kenyataan anak jalanan di Jakarta ditayangkan dalam acara TV di Jepang dan di Jakarta ada yayasan untuk menolong anak jalanan.
57
11.10
11.1
11.1
11.1
11.1
11.2
11.2
Lalu, yayasan itu dibuat oleh beberapa orang Jepang, dan ada sekolah untuk mengurus anak jalanan sampai mereka mandiri. Yayasan itu bekerja sama sekolah tersebut, dan mereka melakukankegiatan untuk anak-anak di sekolah tersebut. Misalnya, ibu-ibu yayasan tersebut menerjemahkan buku-buku di Jepang ke bahasa Indonesia, dan mereka mengunjungi sekolah tersebut untuk membacakan anak-anak buku yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Selain itu, memasak bersama, membuat permainan bersama,dll. Anak-anak di sekolah itu selalu melakukan sesuatu dengan sekuat tenaga, dan salalu senang. Walaupun mereka mempunyai latar belakang yang sedih sebagai anak jalanan, mereka tidak dianggap mantan anak jalanan oleh saya. Walaupun kurang bisa bahasa Indonesia, orang Jepang pun bisa menyenangkan anak-anak yang berbeda negara dengan Jepang.
−
−
−
−
−
√
−
−
−
−
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
√
√
−
√
−
−
−
−
√
√
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
√
√
√
−
−
√
−
Yayasan itu dibuat oleh beberapa orang Jepang dan ada sekolah untuk mengurus anak jalanan sampai mereka mandiri Yayasan itu bekerja sama dengan sekolah tersebut dan mereka melakukan kegiatan untuk anak-anak di sekolah. Hal-hal yang dilakukan misalnya, ibu-ibu yayasan menerjemahkan buku-buku berbahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia dan mengunjungi sekolah tersebut untuk membacakan buku yang sudah diterjemahkan kepada anak-anak. Selain itu, hal-hal yang dilakukan antara lain, memasak dan membuat permainan bersama, dll. Anak-anak di sekolah itu selalu melakukan sesuatu dengan sekuat tenaga dan selalu senang. Walaupun mereka mempunyai latar belakang sebagai anak jalanan, namun saya tidak menganggap mereka mantan anak jalanan. Walaupun kurang bisa bahasa Indoonesia, orang Jepang pun bisa menyenangkan bagi anakanak yang berbeda negara.
58
11.2
11.2
11.2
11.20
Sejak menonton acara TV itu, saya mengira harus melakukan sesuatu untuk mereka. Kami tidak boleh membuang potensi mereka untuk masa depan, padahal anak-anak mempunyai banyak potensi. Saya mengira sesuatu yang mereka benar-baner butuh adalah setuatu yang besar, tetapi ada batasan bantuan yang saya bisa. Jadi, saya ingin melakukan apa saja yang saya bisa untuk anak-anak di sekolah itu.
−
−
−
−
√
−
√
−
−
−
−
−
−
−
−
−
√
√
√
−
√
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
−
Sejak menonton acara TV itu, saya berpikir harus melakukan sesuatu untuk mereka. Kita tidak boleh membuang potensi mereka untuk masa depan, padahal anak-anak mempunyai banyak potensi. Saya berpikir sesuatu yang benar-benar mereka butuhkan adalah sesuatu yang besar tetapi kemampuan saya terbatas. Jadi, saya ingin melakukan apa saja yang saya bisa untuk anakanak di sekolah itu.
Tabel 5. Analisis Tulisan Yuko Nakashima Berdasarkan Taksonomi Kesalahan Berbahasa Taksonomi Kesalahan Berbahasa Kesalahan Taksonomi Linguistik No
1.1
1.2
Kesalahan dalam karangan
Ketoprak adalah kesenian pentas Indonesia yang berkembang di Jawa. Dalam sebuah pentasan ketoprak, dilakukan dengan bahasa Jawa, lagu-lagu Jawa, dan diiringi dengan gamelan.
Strategi Performasi Bentuk yang Benar
Fonologi
Morfologi dan Sintaksis
Sintaksis dan Kosakata
Wacana
Penanggalan
Penambahan
Kesalahbentukan
Kesalahurutan
−
−
−
−
−
−
−
−
−
√
√
−
√
√
√
−
Ketoprak adalah kesenian pentas Indonesia yang berkembang di Jawa. Sebuah pementasan ketoprak menggunakan bahasa Jawa, lagu-lagu Jawa, dan diiringi dengan gamelan.
59
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
Kebanyakan cerita pantas ini diambil dari legenda, sejarah Jawa, mitos, dan cerita dari luar negeri juga. Dalam pentas ini tidak merupakan sama sekali dengan cerita-cerita yang jenis epos seperti Ramayana dan Mahabharata. Hal ini menunjukkan bedanya dengan wayang orang karena wayang orang juga kesenian pentas tapi cerita-cerita diambil dari epos disebut. Tidak hanya orang asing, orang Indonesia juga tidak paham cerita-cerita dalam pentas ini karena digunakan bahasa Jawa. Akan tetapi, Pentas ini berrevolsi dengan humor dan bahasa Indonesia.
√
−
−
−
√
−
−
√
√
−
√
−
−
−
−
−
√
√
−
−
−
−
−
−
Kebanyakan cerita pentas ini diambil dari legenda, sejarah Jawa, mitos, dan cerita dari luar negeri juga. Pentas ini tidak diambil sama sekali dari cerita-cerita epos, seperti Ramayana dan Mahabrata Hal ini berbeda dengan wayang orang karena cerita-ceritanya diambil dari epos tersebut.
Tidak hanya orang asing, orang Indonesia juga tidak paham cerita-cerita pentas ini karena menggunakan bahasa Jawa.
−
√
−
−
−
−
√
−
√
−
√
−
−
−
−
−
Akan tetepi, pentas ini dikombinasikan dengan humor dan bahasa Indonesia
1.8
Saat ini kita bisa menikmati kesenian ini dengan tv juga.
−
−
√
−
−
−
−
−
Saat ini kita bisa menikmati kesenian ini melalui TV juga.
1.9
Ketoprak pertunjukan kehidupan orang-orang Indonesia.
−
−
−
−
√
−
−
−
Ketoprak merupakan pertunjukan kehidupan orangorang Indonesia.
−
Menurut saya, orang Jepang lebih menyukai hal-hal yang canggih atau baru daripada orang asing.
2.1
Menurut saya, orang Jepang lebih menyukai hal-hal yang cangih atau baru dari pada orang asing.
√
−
−
−
−
−
−
60
2.2
Jika dipublikasikan produksi baru oleh pabrikan mobil, baju, game, atau gadget, orang Jepang merasa ingin coba produksi tersebut dengan benar-benar cepat dan sering disksi detil tentang itu.
√
√
√
−
√
√
−
−
2.3
Mengapa orang Jepang gini?
−
−
√
−
√
−
−
−
2.4
karena orang Jepang mengalami empat musim selama satu tahun dan pengalaman ini menyebabkan bahwa orang Jepang harus berubah gaya hidup setiap musim supaya bisa nyaman.
2.5
3.1 3.2
3.3
3.4
Oleh karena itu, orang Jepang menyesuaikan hal yang cangih atau baru lebih cepat dari pada orang lain. Saya akan memasak ondeonde. Pertama-tama, kukus kacang hijau sampai matang, memasuki wajan, dan menambahkan gula pasir,daun pandan, santan, dan garam. Lalu, memasak sambil mengaduk sehingga kalis dan mendinginkan. Kedua, rebus airdan tepung kanji sambil mengaduk sehingga meletup-letup dan menyusihkan.
√
√
−
−
−
√
√
−
√
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
Jika dipublikasikan produk baru oleh pabrik mobil, baju, game, atau gadget, orang Jepang merasa ingin mencoba produk tersebut dengan cepat dan sering diskusi tentang itu. Mengapa orang Jepang begini? Karena orang Jepang mengalami empat musim selama satu tahun dan pengalaman ini menyebabkan orang Jepang harus mengubah gaya hidup setiap musim supaya nyaman. Oleh karena itu, orang Jepang menyesuaikan hal yang cangih atau baru lebih cepat daripada orang lain. Saya akan memasak onde-onde. Pertama-tama, kukus kacang hijau sampai matang, masukkan ke dalam wajan, dan tambahkan gula pasir, daun pandan, santan, dan garam.
−
√
√
−
√
√
√
−
−
√
√
−
√
√
√
−
Lalu, masak sambil aduk hingga kalis dan dinginkan.
−
Kedua, rebus air dan tepung kanji sambil aduk hingga mendidih dan sisihkan.
√
√
√
−
√
√
√
61
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10 4.1
4.2
4.3
4.4 4.5
Ketiga, mengaduk air yang dididihkan,gula pasir sampai gula larut dan tuang ke atas tepun ketan. Kemudian mengaduk rata, menambahkan biang, dan mengaduk lagi. Keempat, menambahkan tepung kanji, garam dan mengaduk rata. Lalu, ambil adonan, memipihkan, menambahkan, mengisi, dan memberatkan. Kelima, mencelup beratan onde-onde ke dalam air dan mengulingkan di atas wijen sehingga rata. Keenam, mengoreng sambil mengaduk. Pertama-tama, tumis bahan yang dikisar sehingga naik bau. Lalu, memasukkan renpah kurma, dan tumis lagi sehingga berbau. Setelah itu, memasukkan daging, dan kacau rata, dan membiarkan tiga menit. Kemudian, memasukkan santan. Bila agak-agak daging sudah lembut, memasukkan air asam jaw, garam, dan gula.
√
√
√
−
√
√
√
−
−
√
−
−
−
√
√
−
Ketiga, aduk air yang dididihkan dengan gula pasir sampai gula larut dan tuang ke atas tepung ketan Kemudian, aduk rata, tambahkan biang, dan aduk lagi.
√
√
−
−
−
√
√
−
Keempat, tambahkan tepung kanji, garam, dan aduk rata.
−
√
√
−
−
√
√
−
Lalu, ambil adonan, pipihkan, tambahkan isi, dan bulatkan Kelima, celupkan bulatan ondeonde ke dalam air dan gulingkan di atas wijen hingga rata.
−
√
√
−
−
√
√
−
−
√
−
−
−
√
√
−
−
−
√
−
−
−
−
−
Pertama-tama, tumis bahan yang dicincang hingga wangi.
√
√
√
−
−
√
−
−
Lalu, masukkan rempah kurma dan tumis lagi hingga wangi.
−
√
√
−
√
√
√
−
Setelah itu, masukkan daging, dan aduk rata lalu biarkan selama 3 menit.
−
√
−
−
−
√
√
−
√
√
−
−
−
√
√
√
Keenam, goreng sambil diaduk.
Kemudian, masukkan santan. Bila daging sudah agak lembut, masukkan air asam jawa, garam, dan gula.
62
4.6
4.7
4.8
5.1 5.2 5.3
5.4
Selanjutnya, bila daging sudah lembut, memasukkan pula kerisik dan gaul rata. Pada saat terakhir, memasukkan daun yang dimayang dan membiarkan sehingga kuah agak pekat. Selama memasak, anda harus memperhatian dengan api perlahan. Apartmen saya terletak di sebuah pantai. Di sekitar situ terdapat tempat wisata. Apartman ini setinggi tiga lantai, dan memiliki lima beras kamar. Di belakang apartmen ada laundry, restoran Cina, dan taman besar.
−
√
√
−
−
√
√
−
−
√
√
−
−
√
√
−
−
−
√
−
√
√
−
−
√
−
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
√
−
−
−
√
−
−
−
√
−
−
−
√
−
−
−
Selanjutnya, bila daging sudah lembut, masukkan kerisik dan aduk rata. Terakhir, masukkan daun yang dicincang dan biarkan sampai kuah agak kental. Selama memasak, Anda harus memperhatikan api yang digunakan adalah api kecil Apartemen saya terletak di sebuah pantai. Di sekitar situ terdapat tempat wisata. Apartemen ini setinggi tiga lantai dan memiliki lima belas kamar. Di belakang apartemen ada laundry, restoran Cina, dan taman besar.
5.5
Di seberang ada perumahan.
−
−
−
−
√
−
−
−
Di seberangnya ada perumahan.
5.6
Di depan apartmen ada tempat parker untuk sepuluh mobil, dan motor atau sepeda.
√
−
−
−
√
−
−
−
Di depan apartemen ada tempat parkir untuk sepuluh mobil dan motor atau sepeda.
√
−
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
5.7 5.8 5.9
Di sebelah kanan pintu masuk apartmen ada kotak pos. Di depan kotak pos ada tangga. Di lantai satu ada enam kamar, di lantai dua ada enam kamar, dan di lantai tiga ada tiga kamar.
−
−
−
−
−
−
−
−
Di sebelah kanan pintu masuk apartemen ada kotak pos. Di depan kotak pos, ada tangga. Di lantai satu ada enam kamar, di lantai dua ada enam kamar, dan di lantai tiga ada tiga kamar.
63
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7 6.8
Sebelum datang ke Jakarta, sejujurnya, saya tidak begitu tahu tentang Indonesia. Saya hanya tahu sebagian besar penduduk beragama islam dan panas padahal pernah belajar bahasa Indonesia dan berteman orang Indonesia di Jepang. Akan tetapi, saya bisa tahu kehidupan, budaya, cirri-ciri orang Indonesia, dan masalah. Pada khususnya, kemarin saya menonton berita tentang Unjuk rasa untuk menolak kenaikan harga BBM di Indonesia. Orang-orang yang masih muda atau mahasiswa melawan pemerintah Indonesia. Kalau orang Jepang walaupun merasa kemalahan kepada pemerintah Jepang, mereka tidak mengembangkan isu. Karena orang-orang masih muda adalah minoritas. Saya berpikir unjuk rasa tidak harus mengembangkan, tetapi saya terkesan hebat hal yang orang-orang bisa melawan politik buruk.
−
−
−
−
−
−
−
−
−
√
−
−
−
−
−
Sebelum datang ke Jakarta, sejujurnya saya tidak begitu tahu tentang Indonesia.
−
Saya hanya tahu sebagian besar penduduknya beragama Islam dan udaranya panas, padahal pernah belajar bahasa Indonesia dan berteman dengan orang Indonesia di Jepang.
−
√
−
−
√
−
√
−
√
−
−
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
√
√
−
−
−
√
√
−
−
−
−
−
−
√
−
−
−
−
√
−
−
√
−
−
Akan tetapi, saya sudah tahu kehidupan, budaya, ciri-ciri orang Indonesia, dan permasalahannya. Pada khususnya kemarin, saya menonton berita tentang unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di Indonesia. Orang-orang yang masih muda atau mahasiswa melawan pemerintah. Kalau orang Jepang walaupun marah kepada pemerintah, mereka tidak mengembangkan isu. Karena orang-orang muda di Jepang adalah minoritas. menurut saya, unjuk rasa tidak harus dilakukan tetapi saya terkesan bahwa orang-orang bisa melawan politik buruk.
64
7.1
Pada Pesta pernikahan Kristen, Istri melempar buket bunga kepada tamu undangan khusus perempuan sebelum selasai pesta ini.
−
−
√
−
√
−
−
−
Kalau bisa menangkap itu, orang itu bisa menika sebentar lagi.
−
−
√
−
−
√
−
−
Kalau bisa menangkapnya, orang itu akan segera menikah.
7.3
Orang barat dan Jepang percaya seperti ini.
−
−
√
−
−
−
−
−
Orang barat dan Jepang percaya hal itu.
7.4
Selain itu, Orang Korea Selatan percaya mitos ini seperti yang akan menjelaskan kemudian.
−
Selain itu, orang Korea Selatan juga percaya mitos ini, seperti yang akan dijelaskan berikut ini.
7.2
7.5
7.6
7.7
8.1
8.2
Orang yang bisa menangkap buket bunga harus menika dalam waktu enam bulan. Jika tidak bisa, orang tersebut tidak bisa mendapat suami selama enam tahun. Jadi, katanya orang yang tidak punya pacar tidak mau dapat itu. Warisan Dunia di pulau Jawa yang terkenal adalah Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Ujung Kulon. Zaman dahulu, orang-orang beragama Buddha atau Hindu sebelum disebarkan agama Islam.
−
√
√
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
√
−
−
−
−
√
−
−
−
√
−
−
−
−
Pada pesta pernikahan Kristen, pengantin perempuan melempar buket bunga kepada tamu undangan khusus perempuan sebelum selesai pesta.
Orang yang bisa menangkap buket bunga harus menikah dalam waktu enam bulan. Jika tidak bisa, orang tersebut tidak bisa mendapatkan suami selama enam tahun. Jadi, katanya orang yang tidak punya pacar tidak mau dapat itu.
−
Warisan dunia di Pulau Jawa yang terkenal adalah Candi Borobudur, candi Prambanan, dan Ujung Kulon.
−
Zaman dahulu, orang-orang di Indonesia beragama Budha atau Hindu, sebelum agama Islam masuk.
65
8.3
9.1 9.2
9.3
9.4
9.5
9.6
9.7
9.8
Jadi, candi tersebut menunjukkan barang bukti adanya Budha di pulau Jawa. Gotong royong adalah salah satu budaya Indonesia. Gotong royong adalah kerja sama orang-orang dala satu RT atau RW berkelompok agar menjaga lingkungan sekitar mereka. Setelah hujan deras, mereka bekerja untuk memperbaiki rumah yang hancur. Pada malam hari, mereka berkeliling untuk menjaga keamanan. Jika bertemu dengan pencuri atau penjahat, mereka menangkap sesegera mungkin. Kemudian, gotong royong adalah saling membantu dalam satu kelompok. Contohnya, jika ada orang yang mau melaksanakan upacara pernikahan atau ada kematian, tetangga sekitar pasti menyumbang/membantu keluarga tersebut. Oleh karena itu, orang-orang harus ikut gotong royong untuk bisa dibantu ketika mereka mau melaksanakan suatu acara.
√
−
−
−
√
√
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
√
−
√
−
√
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
√
−
√
−
−
√
Jadi, candi tersebut menunjukkan bukti adanya agama Budha di Pulau Jawa. Gotong-royong adalah salah satu budaya Indonesia. Gotong-royong adalah kerja sama orang-orang dalam satu RT atau RW secara berkelompok untuk menjaga lingkungan sekitar mereka. Setelah hujan deras, mereka bekerja untuk memperbaiki rumah yang hancur. Pada malam hari, mereka berkeliling untuk menjaga keamanan. Jika bertemu dengan pencuri atau penjahat, mereka menangkap sesegera mungkin. Kemudian, gotong-royong adalah saling membantu dalam satu kelompok. Contohnya, jika ada yang mau melaksanakan upacara pernikahan atau ada kematian, tetangga sekitar pasti menyumbang/membantu keluarga tersebut. Oleh karena itu, orang-orang harus ikut gotong-royong agar jika suatu saat mereka mau melaksanakan suatu acara, akan dibantu oleh tetangganya.
66
10.1
10.2
Upacara tiga bulanan adalah upacara kelahiran untuk orang yang beragama Hindu di Bali.
−
−
−
−
−
−
−
−
Upacara tiga bulanan adalah upacara kelahiran untuk orang yang beragama Hindu di Bali.
Menurut agama Hindu, setelah tiga bulan dari kelahiran, bayi bisa menjadi manusia.
−
−
−
−
−
−
−
−
Menurut agama Hindu, setelah tiga bulan dari kelahiran, bayi bisa menjadi manusia.
10.3
Ibu dan bayi yang baru lahir dibersihkan selama tiga bulan.
−
−
−
−
−
−
−
−
Ibu dan bayi yang baru lahir dibersihkan selama tiga bulan.
10.4
Bayi tidak boleh menginjak tanah karena belum jadi manusia. Menurut Agama Hindu di Bali, kehidupan dibagi tiga tahap, yaitu “lahir”, “hidup”, dan “meninggal”. Oleh karena itu, bayi dinaikkan sebuah tangga kecil supaya bisa naik tahapan berikut.
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
√
−
−
−
10.5
10.6
11.1
11.2 11.3
Upacara kematian di Jepang memiliki ciri khas budaya Jepang meskipun upacara ini merupakan cara katolik karena katolik memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan budaya lokal. Makanya, di Jepang budaya dan tradisi dihormati. Jika sebagian besar orang yang menghadiri bukan Katolik, upacara tidak dilakukan ritual seperti “Misa”.
−
−
−
−
√
−
−
−
√
−
−
−
−
−
−
−
−
√
−
−
−
√
√
−
Bayi tidak boleh menginjak tanah karena belum menjadi manusia. Menurut Agama Hindu di Bali, kehidupan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu "lahir", "hidup", dan "meninggal". Oleh karena itu, bayi dinaikkan ke sebuah tangga kecil supaya bisa naik ke tahap berikutnya. Upacara kematian di Jepang memiliki ciri khas budaya Jepang meskipun upacara ini menggunakan cara katolik karena katolik memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan dengan budaya lokal. Makanya di Jepang, budaya dan tradisi dihormati. Jika sebagian besar orang yang hadir bukan Katolik maka tidak dilakukan ritual Misa.
67
11.4
11.5
11.6
Upacara kematian menurut katolik tentu saja untuk mendoakan orang yang meninggal.
−
−
−
−
−
−
−
−
Upacara kematian menurut katolik tentu saja untuk mendoakan orang yang meninggal.
Meskipun begitu, upacara ini adalah untuk mendoakan bagi orang yang masih hidup.
−
−
√
−
√
−
−
−
Meskipun begitu, upacara ini juga untuk mendoakan orang yang masih hidup.
Pada saat yang sama, orangorang berdoa kepada tuhan supaya keluarga berduka yang orang meninggal bisa ditolong oleh tuhan.
√
−
−
−
−
√
−
−
Saat yang sama, orang-orang berdoa kepada Tuhan supaya keluarga yang sedang berduka, ditolong oleh Tuhan.
68
69
Berdasarkan tabel analisis tulisan dan tabel taksonomi kesalahan berbahasa, berikut adalah penjelasannya. 1. Kategori Linguistik Berdasarkan kategori linguistik, kesalahan-kesalahannya meliputi: a) Tataran Fonologi 1) Kebanyakan cerita pantas ini diambil dari legenda, sejarah Jawa, mitos, dan cerita dari luar negeri juga. Yang dimaksud dalam kalimat tersebut, bukanlah kata “pantas” tetapi “pentas”. 2) Akan tetapi, Pentas ini berrevolsi dengan humor dan bahasa Indonesia. Yang dimaksud dalam kalimat tersebut, bukanlah kata “berrevolsi” tetapi “berevolusi”. Namun kata “berevolusi” kurang tepat, yang lebih tepat adalah “dikombinasikan”. b) Tataran Morfologi 1) Tidak hanya orang asing, orang Indonesia juga tidak paham cerita-cerita dalam pentas ini karena digunakan bahasa Jawa. Kalimat tersebut kurang tepat penggunaan imbuhan pada kata “digunakan”, yang lebih tepat menggunakan imbuhan me-, menjadi “menggunakan”. 2) Pertama-tama, kukus kacang hijau sampai matang, memasuki wajan, dan menambahkan gula pasir,daun pandan, santan, dan garam. Kalimat tersebut kurang tepat penggunaan imbuhan pada kata “memasuki” dan “menambahkan”. Kalimat tersebut lebih efektif bila imbuhan me- dihilangkan. Kata yang tepat adalah “masukkan” dan “tambahkan”. c) Tataran Sintaksis dan Kosakata 1) Sekarang, kami tidak bisa hidup tanpa ilmu pengetahuan, tetapi ternyata orang-orang yang zaman dahulu bisa hidup tanpa ilmu pengetahuan.
70
Kalimat tersebut tidak efektif karena ada penggunaan kata yang tidak tepat, yaitu kata “yang”, seharusnya menggunakan kata “pada”. 2) Walaupun tidak tahu mitos itu benar atau salah, kebanyakan orang Jepang percaya mitos itu karena orang Jepang takut mendapat kemalangan. Kalimat tersebut tidak efektif karena ada penggunaan kata yang tidak tepat, yaitu kata “salah”, seharusnya menggunakan kata “tidak”. d) Tataran Wacana Dalam pentas ini tidak merupakan sama sekali dengan cerita-cerita yang jenis epos seperti Ramayana dan Mahabharata. Kalimat ini dalam tataran wacana sulit untuk dipahami. Seharusnya “Pentas ini tidak diambil sama sekali dari cerita-cerita epos, seperti Ramayana dan Mahabrata”.
2. Strategi Performasi Berdasarkan strategi performasi, kesalahan-kesalahannya meliputi: a) Penanggalan (Omission) 1) Ketoprak pertunjukan kehidupan orang-orang Indonesia. Kalimat tersebut belum efektif karena msih kurang satu kata, yaitu kata “merupakan”, di antara kata “ketoprak” dan “pertunjukan”. Perbaikannya: Ketoprak merupakan pertunjukan kehidupan orangorang Indonesia. 2) Apartmen saya terletak di sebuah pantai. Kata “apartmen” pada kalimat di atas kurang huruf [e], menjadi “apartemen”. b) Penambahan (Addition) 1) Pada khususnya, kemarin saya menonton berita tentang Unjuk rasa untuk menolak kenaikan harga BBM di Indonesia.
71
Kalimat di atas, tidak efektif karena penggunaan kata yang berlebihan. Kata “untuk” dihilangkan agar kalimat menjadi efektif. Selain itu, huruf [u] pada kata “Unjuk “ tidak ditulis kapital. 2) Pada saat yang sama, orang-orang berdoa kepada tuhan supaya keluarga berduka yang orang meninggal bisa ditolong oleh tuhan. Perbaikannya adalah saat yang sama, orang-orang berdoa kepada Tuhan supaya keluarga yang sedang berduka, ditolong oleh Tuhan. Penggunaan kata „pada‟ dan „saat‟ yang bersamaan, membuat kalimat tersebut tidak efektif atau penambahan kata yang tidak perlu. c) Kesalahbentukan (misformation) 1) Jika sebagian besar orang yang menghadiri bukan Katolik, upacara tidak dilakukan ritual seperti “Misa”. Kata „menghadiri‟ pada kalimat tersebut, bukanlah bentuk yang tepat. Bentuk kata yang tepat adalah „hadir‟. 2) Akan tetapi, saya bisa tahu kehidupan, budaya, ciri-ciri orang Indonesia, dan masalah. Kata „masalah‟ pada kalimat tersebut, bukanlah bentuk yang tepat. Bentuk kata yang tepat adalah „permasalahannya‟. d) Kesalahurutan (misordering) 1) Bila agak-agak daging sudah lembut, memasukkan air asam jaw, garam, dan gula. Kalimat tersebut terdapat kesalahurutan, perbaikan yang tepat adalah bila daging sudah agak lembut, masukkan air asam jawa, garam, dan gula. 2) Namun, pada suatu hari sebulum datang di Indonesia, tiba-tiba pikiran saya berubah. Kesalahurutan pada kalimat di atas terdapat pada klausa „tiba-tiba pikiran saya berubah‟. Berdasarkan kalimat tersebut, susunan yang tepat pada klausa tersebut adalah „tiba-tiba saya berubah pikiran‟.
72
3. Taksonomi Komparatif Berdasarkan taksonomi komparatif, hanya terdapat kesalahan intralingual dalam tulisan peserta didik. Banyak kesalahan dalam tulisan peserta didik mulai dari tataran fonologi sampai wacana. Hal ini terjadi karena peserta didik belum menguasai Bahasa Indonesia dengan memadai. Jadi, dapat disimpulkan, peserta didik sudah dapat membedakan atau tidak mencampur B1 (Bahasa Jepang) dengan B2 (Bahasa Indonesia).
4. Kategori Efek Komunikasi Kesalahan-kesalahan dalam tulisan peserta didik pada penelitian ini masih dalam tataran konstruksi kalimat yang belum lengkap atau tidak efektif. Pembaca pun masih dapat menangkap maksud dari tulisan tersebut sehingga dikategorikan sebagai kesalahan lokal. Inti dari komunikasi adalah pesan yang disampaikan dapat diterima oleh orang yang dituju. Begitupun dalam tulisan peserta didik, walaupun masih banyak kesalahan-kesalahan yang menyebabkan kalimat jadi tidak efektif tetapi pesan yang ingin disampaikan, dapat diterima oleh pembaca. Jadi dapat disimpulkan bahwa berdasarkan kategori efek komunikasi, pesan yang ingin disampaikan peserta didik dalam tulisan mereka sudah dapat diterima oleh pembaca.
Tabel 6. Analisis Tulisan Misaki Yamada No
Jenis Paragraf
1
Eksposisi
2
Eksposisi
Paragraf
kalimat
Efektivitas Kalimat √
Deiksis √
EyD √
Bahasadaerahdigunakan di tiaptiapdaerahdansuku.
√
√
√
Analisis
Bahasa Indonesia digunakan di seluruhindonesia, berartisemuawarga Indonesia bisamengertibahasa Indonesia. Bahasadaerahdigunakan di tiap-tiapdaerahdansuku.Dengan kata lain dapatdisimpulkanbahwabahasa di Indonesia bisadibagiduasisi, yaitubahasa Indonesia danbahasadaerah di indonesia.
Bahasa Indonesia digunakan di seluruhindonesia, berartisemuawarga Indonesia bisamengertibahasa Indonesia.
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda antarkata masih banyak kesalahan.
Dengan kata lain dapatdisimpulkanbahwabahasa di Indonesia bisadibagiduasisi, yaitubahasa Indonesia danbahasadaerah di indonesia.
−
√
√
Untuktinggal di luarnegeriadaduakemenpuan yang harusmempunyai, yaitukemampuanuntukberkomunikasid anmenyesuaikandiridenganlingkungan yang baru.Walaupuntidakbisaberbicarabahas aapakecualibahasasendiri, pastibisaberkomunikasidengan orangorang yang di luarnegeri. Jikabisabicarabahasa yang berkunjung, baik-baiksaja, tetapiharusadakeberanianuntukmenyam paikanpermintaansendiri.Misalnya, bolehmemapaibahasatubuhdanbolehme ngambar.Cobalahmenghadapi orangorang dengansenanghati.Tambahlagi, jangankecewadengannegeri yang berkunjungwalaupunternyatanegerinya berbedadenganpemikiransendiri.Pastiad ahal-hal yang Andamerasaaneh di luarnegeri, tetapipastiada yang tertarik.Sebaiknyamencarihal-hal yang tertariksebanyakmungkin.Jika lamalama tinggal di situ,
Untuktinggal di luarnegeriadaduakemenpuan yang harusmempunyai, yaitukemampuanuntukberkomunikasidanmenyes uaikandiridenganlingkungan yang baru.
−
√
√
Penulisan "kemenpuan" yang benar adalah "kemampuan". Kata "mempunyai" diganti dengan kata "dimiliki".
Walaupuntidakbisaberbicarabahasaapakecualiba hasasendiri, pastibisaberkomunikasidengan orang-orang yang di luarnegeri.
−
√
√
Jikabisabicarabahasa yang berkunjung, baikbaiksaja, tetapiharusadakeberanianuntukmenyampaikanpe rmintaansendiri.
−
√
√
Misalnya, bolehmemapaibahasatubuhdanbolehmengambar.
−
√
√
"apa kecuali bahasa sendiri" diganti dengan "asing". Tambahkan kata Anda sebelum kata "pasti". Perbaikannya " Jika bisa bicara bahasa negara yang dikunjungi, komunikasi akan baik-baik saja, tetapi harus ada keberanian untuk memulai komunikasi". Mengganti kata "boleh" dengan kata "bisa".
Cobalahmenghadapi orang-orang dengansenanghati.
√
√
√
Kalimat ini sudah efektif.
Tambahlagi, jangankecewadengannegeri yang berkunjungwalaupunternyatanegerinyaberbedad enganpemikiransendiri.
−
√
√
Pastiadahal-hal yang Andamerasaaneh di luarnegeri, tetapipastiada yang tertarik.
−
√
√
Kata "berkunjung" diganti dengan kata "dikunjungi' dan kata "pemikiran" diganti dengan "perkiraan". Hilangkan imbuhan me- pada kata merasa. Kata "tertarik" diganti menjadi "menarik".
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atarkata masih banyak kesalahan. Hilangkan "dengan kata lain". Dan masih masalah jeda antarkata.
73
3
4
Eksposisi
Eksposisi
Andapastibisabetahsendiri.Olehkarenait u, jikaadakemampuanuntukberkomunikasi danmenyesuaikandiridenganlingkungan yang baru, bisabetah di mana-mana.
Sebaiknyamencarihal-hal yang tertariksebanyakmungkin.
−
√
√
Kata "tertarik" diganti dengan "menarik".
Jika lama-lama tinggal di situ, Andapastibisabetahsendiri. Olehkarenaitu, jikaadakemampuanuntukberkomunikasidanmen yesuaikandiridenganlingkungan yang baru, bisabetah di mana-mana.
−
√
√
√
√
√
"di situ" diganti " di sana". Kata "bisa" dihilangkan. Kalimat ini sudah efektif.
Padahariminggu, sayamenberikanibubungakarenakemari nkanhariibu di Jepang. Di Jepang, adakebiasaanmenberikanbunga carnation ibupadahariibu. Setiaphari kami harusmenghormatiibu, tetapipadahariibu kami harusmengucapkanterimakasihkepadaib udaridalamhati.Hariibuadalahhariming gukedua Mei, danjikasudahmendekatihariibu, banyakbunga carnation dijual di tokobunga.Samasepertihariibu, adahari ayah juga, danhari ayah adalahharimingguketigajuni.
Padahariminggu, sayamenberikanibubungakarenakemarinkanharii bu di Jepang.
−
√
−
Di Jepang, adakebiasaanmenberikanbunga carnation ibupadahariibu.
−
√
−
Setiaphari kami harusmenghormatiibu, tetapipadahariibu kami harusmengucapkanterimakasihkepadaibudaridal amhati.
−
√
−
Hariibuadalahhariminggukedua Mei, danjikasudahmendekatihariibu, banyakbunga carnation dijual di tokobunga.
−
√
−
Samasepertihariibu, adahari ayah juga, danhari ayah adalahharimingguketigajuni.
−
√
−
Mula-mula, meyeiapbawangbonbay, kentang, wortel, dagingayam, danbumbuuntukmembuatnasikare.
−
√
−
Bumbuuntukmembuatnasikaredijual di supermarket Jepang. Lalu, memotongsayurdandagingmanjadikecilsupayam udahmakan.
√
√
√
Kalimat ini sudah efektif.
−
√
√
Hilangkan imbuhan me- pada kata memotong.
Mula-mula, meyeiapbawangbonbay, kentang, wortel, dagingayam, danbumbuuntukmembuatnasikare.Bum buuntukmembuatnasikaredijual di supermarket Jepang.Lalu, memotongsayurdandagingmanjadikecil supayamudahmakan.Setelahitu, masukkansayurdandaging yang sudahdipotongkedalampanci,danmengg
Hilangkan partikel "kan". Huruf [h] pada kata hari dan huruf [i] pada kata ibu, ditulis dengan huruf kapital. Huruf [h] pada kata hari dan huruf [i] pada kata ibu, ditulis dengan huruf kapital. Huruf [h] pada kata hari dan huruf [i] pada kata ibu, ditulis dengan huruf kapital. "dari dalam hati" diganti "dengan tulus". Huruf [h] pada kata hari dan huruf [i] pada kata ibu, ditulis dengan huruf kapital. "dari dalam hati" diganti "dengan tulus". Huruf [h] pada kata hari dan huruf [a] pada kata ayah, ditulis dengan huruf kapital. "dari dalam hati" diganti "dengan tulus". Perbaikannya "Pertama-tama, siapkan bawang bombay,..."
74
orengsebentarsajasampaiwarnasayurda ndagingberubah.Satelahitu, masukkan air kedalampanci, tetapiairnyabergantungisisayurdandagin g.Kemudaian, rebus sampaimendidihdansayurdandagingme njadilembut.Jikasudahmenjadilembut, masukkanbumbunasikarekedalampanci. Isi bumbu yang masukkanmenurutselesaAndasendiri.Se telahitu, Andamengisinasidenganpiring, danmenberikaretersebut di sebelahnasi.Akhirnya, Andamenyajikannasikaretersebut.
5
Eksposisi
Taripendetadalahsalahsatutaritradisiona l di Bali.Biasanyataripendetditampilkamunt ukmenyambutTuhan yang beragama Hindu di pura.Salainitu, baru-baruini, taripendetditampilkanuntukmenerimata mujuga di tempatpariwisata di Bali.Dengandemikian, taripendetterkenalantarabanyak orang asing.Tambahanlagi, adatempatuntukbelajartaripendetkhusus wisatawanmancanegara, makanyabanyak orang asingbisamenaritaripendet.Sayajugaper nahmenaritaripendettigatahun yang lalu.Waktutinggal di malangselamasebulan,
Setelahitu, masukkansayurdandaging yang sudahdipotongkedalampanci,danmenggorengseb entarsajasampaiwarnasayurdandagingberubah.
−
√
√
Hilangkan imbuhan me- pada kata menggoreng.
Satelahitu, masukkan air kedalampanci, tetapiairnyabergantungisisayurdandaging. Kemudaian, rebus sampaimendidihdansayurdandagingmenjadilemb ut.
−
√
√
−
√
√
Kata "bergantung" diganti "tergantung". Hilangkan "mendidih dan".
Jikasudahmenjadilembut, masukkanbumbunasikarekedalampanci.
−
√
√
Hilangkan kata "menjadi".
Isi bumbu yang masukkanmenurutselesaAndasendiri. Setelahitu, Andamengisinasidenganpiring, danmenberikaretersebut di sebelahnasi.
−
√
√
−
√
√
Akhirnya, Andamenyajikannasikaretersebut.
−
√
√
Perbaikannya "Bumbu dimasukkan sesuai selera". Perbaikannya "Setelah itu, isi piring dengan nasi dan siram kare di atas nasi." Perbaikannya "Terakhir, nasi kare siap disajikan."
Taripendetadalahsalahsatutaritradisional di Bali.
√
√
√
Biasanyataripendetditampilkamuntukmenyambu tTuhan yang beragama Hindu di pura.
√
√
√
Salainitu, baru-baruini, taripendetditampilkanuntukmenerimatamujuga di tempatpariwisata di Bali.
√
√
√
Dengandemikian, taripendetterkenalantarabanyak orang asing.
−
√
√
Tambahanlagi, adatempatuntukbelajartaripendetkhususwisatawa nmancanegara, makanyabanyak orang asingbisamenaritaripendet.
√
√
√
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan. kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan. kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan. Tambahkan kata depan disebelum kata antara dan kata "banyak" dihilangkan. kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan.
75
sayamenaritaripendetpadapestaperpisah an di kampussaya yang dulu. Walaupunsusahbagisaya, sayasenangmenarisalahsatutaritradision al Indonesia. Biasanya, taripendetditampilkanolehtigapenari, dansemuaperempuan. Akan tetapi, umumnya, perempuan yang menariharusbelummenikah.Ketikamena ri, merekamembawapiring yang disebutbokor.Lalu, bokorituterduatdariemas, danadabungabunga di dalambokor.Kenapaadabungabunga di dalambokor?Karenamelemparbungabungasalahsatugerakan yang unikdalamtaripendet.Maksuditu, setelahmenhormatikepadatuhandengan melutut, penarimelemparbungabungakepadaTuhan.Gerakanitukhusust aripendet.Berbadadengantaritradisional yang lain di Bali, taripendetlebihmudabelajardaripada yang lain. Selainitu, pakaianteripendetjugamenarik. Olehsebabitu, taripendetdisukaiolehbanyak orang termasuk orang asing.
Sayajugapernahmenaritaripendettigatahun yang lalu.
√
√
√
Waktutinggal di malangselamasebulan, sayamenaritaripendetpadapestaperpisahan di kampussaya yang dulu.
−
√
−
Walaupunsusahbagisaya, sayasenangmenarisalahsatutaritradisional Indonesia.
√
√
√
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan.
Biasanya, taripendetditampilkanolehtigapenari, dansemuaperempuan.
√
√
√
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan.
Akan tetapi, umumnya, perempuan yang menariharusbelummenikah.
√
√
√
Ketikamenari, merekamembawapiring yang disebutbokor.
√
√
√
Lalu, bokorituterduatdariemas, danadabungabunga di dalambokor.
−
√
√
Kenapaadabunga-bunga di dalambokor?
√
√
√
Karenamelemparbunga-bungasalahsatugerakan yang unikdalamtaripendet.
−
√
√
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan. kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan. Perbaikannya "Bokor itu terbuat dari emas dan di dalamnya ada bunga-bunga". kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan. Tambahkan kata "adalah" setelah kata "bunga".
Maksuditu, setelahmenhormatikepadatuhandenganmelutut, penarimelemparbunga-bungakepadaTuhan.
−
√
√
Gerakanitukhusustaripendet.
√
√
√
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan. Huruf [m] mapa kata malang, ditulis dengan huruf kapital.
Perbaikannya "Maksudnya, setelah memberi hormat kepada Tuhan dengan berlutut, penari melempar bunga-bunga kepada Tuhan." kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan.
76
6
Eksposisi
Waktu SD, adakelompok yang dibuatoleh orang-orang yang tinggal di dekatrumahsaya. NamakelompoknyaSazanami.Kelompo ktersebutterdiriatassekitar 15 s.d. 25 keluarga, dansayajugasalahsatuanggotakelompok tersebut.Kalausudahmasukke SD, semuaperlumasukkekelompoksepertiSa zanamisupayabisaakrabdengantemanteman.Olehkarenaitu, seringadakegiatankelompoktersebut, dangotongroyongjagasalahsatukegiatankelompoks aya. Ada taman yang kecil di dekatsaya, dankelompoksayamembersihkantamani tusebagaigotongroyongsetiaptigabulan. Biasanya, mengambilrumput yang panjang, membersikan toilet yang ada di tamanitu, membetulkanpermainan yang ada di tamanituuntukkeselamatan, dll. Walaupuntidaktumbuhrumputpadamusi mdingin, kegiatanitudilakukan, karena orang-orang kelompoksayamautamanituselalubersih
Berbadadengantaritradisional yang lain di Bali, taripendetlebihmudabelajardaripada yang lain.
−
√
√
Tambahkan huruf [h] setelah kata "muda". Kata "belajar" diganti "dipelajari".
Selainitu, pakaianteripendetjugamenarik.
√
√
√
Olehsebabitu, taripendetdisukaiolehbanyak orang termasuk orang asing.
√
√
√
Waktu SD, adakelompok yang dibuatoleh orangorang yang tinggal di dekatrumahsaya.
√
√
√
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan. kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan. kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan.
NamakelompoknyaSazanami.
√
√
√
Kelompoktersebutterdiriatassekitar 15 s.d. 25 keluarga, dansayajugasalahsatuanggotakelompoktersebut.
√
√
√
Kalausudahmasukke SD, semuaperlumasukkekelompoksepertiSazanamisu payabisaakrabdenganteman-teman.
√
√
√
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan.
Olehkarenaitu, seringadakegiatankelompoktersebut, dangotongroyongjagasalahsatukegiatankelompoksaya.
−
√
√
Setelah kata "dan" diubah urutannya menjadi "salah satu kegiatan kelompok saya adalah gotong royong".
Ada taman yang kecil di dekatsaya, dankelompoksayamembersihkantamanitusebagai gotong-royongsetiaptigabulan.
−
√
√
Biasanya, mengambilrumput yang panjang, membersikan toilet yang ada di tamanitu, membetulkanpermainan yang ada di tamanituuntukkeselamatan, dll.
−
√
√
Perbaikannya "Saya dan kelompok saya gotong royong, membersihkan taman kecil dekat rumah saya setiap tiga bulan." Menambahkan kata "kami" setelah kata "biasanya".
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan. kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan.
77
dananakanakbisabermaindenganselamat. Olehsebabitu, anak-anakselaubermain di tamanitudenganselamat. Kemudian, setelahselesaigotong-royong, kami makansiangbersama, danmakanannyalebihenak, karenasetelahbekerjadengansekuattenag adanmakansambilberramairamai.Itujugasalahsatualasan yang inginmengikutikegiatankelompoksaya. Kegiatanitudilalukanhariminggudaripu kul 8 atau 9 pagidankegiatanitubukanwajib, karenaharilibur.Mungkinada yang sudahadarencana yang lainharilibur. Akan tetapi, kalautidakadarencana, sebaiknyamengikutikegiatanitu, karenakegiatanitudilakukanuntukkehid upan orang-orang kelompoksayamemjadilebihlancardann yaman. Sayasenangbergotong-royong, karenasamuabisamenyatumelaluisatupe kerjaan.Tambahanlagi, semuamenunjukansatutujuan, danbisaberbagiperasaan.Jadi, kami bisaakrabmelaluibergotong-royong.
Walaupuntidaktumbuhrumputpadamusimdingin, kegiatanitudilakukan, karena orang-orang kelompoksayamautamanituselalubersihdananakanakbisabermaindenganselamat.
√
√
√
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan.
Olehsebabitu, anak-anakselaubermain di tamanitudenganselamat.
√
√
√
Kemudian, setelahselesaigotong-royong, kami makansiangbersama, danmakanannyalebihenak, karenasetelahbekerjadengansekuattenagadanmak ansambilberramai-ramai.
−
√
√
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan. Kata "sambil beramai-ramai" diganti "bersama-sama".
Itujugasalahsatualasan yang inginmengikutikegiatankelompoksaya.
−
√
√
Kata "yang" diganti "saya".
Kegiatanitudilalukanhariminggudaripukul 8 atau 9 pagidankegiatanitubukanwajib, karenaharilibur.
−
√
√
Kata "bukan" diganti "tidak".
Mungkinada yang sudahadarencana yang lainharilibur.
−
√
√
menambahkan kata depan disebelum kata "hari".
Akan tetapi, kalautidakadarencana, sebaiknyamengikutikegiatanitu, karenakegiatanitudilakukanuntukkehidupan orang-orang kelompoksayamemjadilebihlancardannyaman.
−
√
√
Menambahkan kata "dan" setelah kata orang-orang. Kata "memjadi" diganti "menjadi".
Sayasenangbergotong-royong, karenasamuabisamenyatumelaluisatupekerjaan.
√
√
√
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan.
Tambahanlagi, semuamenunjukansatutujuan, danbisaberbagiperasaan.
√
√
√
Jadi, kami bisaakrabmelaluibergotong-royong.
√
√
√
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan. kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan.
78
7
Argumentasi
Pestapernikahan di Indonesia banyakjenisbergantung agama.Misalnya, jikaberagama Islam, orang-orang harusmengikutisecaraagama Islam.Selainitu, secarapestapernikahan di Indonesia berbedasetiapdaerah.Sayasekalisajaper nahhadirpestapernikahan di Indonesia, tetapiwaktuitu, pestapernikahannyasepertisecaraJepang .Olehkarenaitu, sayainginhadirpestapernikahantradision al Indonesia secara agama Islam supayabisatahubanyakjenispestapernika han di Indonesia. Menurutsaya, pestapernikahan di Indonesia adalahdisiplinsedangkanpestapernikaha n di Jepangsangatbebas.Pestapernikahan di Indonesia harussesuaidengan agama, memakaibenyakuanguntukpestapernika handanadaupacarauntukmelamarjuga.B erdedadenganitu, pestapernikahan di Jepangtidakperlumemikirkan agama. Akan tetapi,,walaupunpercaya agama Buddah, pestapernikahan di Jepangdilalukan di gerejasecaraagama Kristen. Ituhal yang tidakbolehbagisecara Indonesia, tetapitidakapaapauntuksecaraJepang.Dalamhal yang sama, orang Jepangjugamenabunguntukpestapernika hanseperti orang Indonesia. Namun, orang
Pestapernikahan di Indonesia banyakjenisbergantung agama.
√
√
√
Misalnya, jikaberagama Islam, orang-orang harusmengikutisecaraagama Islam.
√
√
√
Selainitu, secarapestapernikahan di Indonesia berbedasetiapdaerah.
√
√
√
Sayasekalisajapernahhadirpestapernikahan di Indonesia, tetapiwaktuitu, pestapernikahannyasepertisecaraJepang.
√
√
√
Olehkarenaitu, sayainginhadirpestapernikahantradisional Indonesia secara agama Islam supayabisatahubanyakjenispestapernikahan di Indonesia.
√
√
√
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan.
Menurutsaya, pestapernikahan di Indonesia adalahdisiplinsedangkanpestapernikahan di Jepangsangatbebas.
−
√
√
Kata "adalah" diganti "sangat".
Pestapernikahan di Indonesia harussesuaidengan agama, memakaibenyakuanguntukpestapernikahandana daupacarauntukmelamarjuga.
−
√
√
Kata "benyak" diganti "banyak".
Berdedadenganitu, pestapernikahan di Jepangtidakperlumemikirkan agama.
√
√
√
Akan tetapi,,walaupunpercaya agama Buddah, pestapernikahan di Jepangdilalukan di gerejasecaraagama Kristen.
−
√
−
Ituhal yang tidakbolehbagisecara Indonesia, tetapitidakapa-apauntuksecaraJepang.
−
√
√
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan. Setelah kata "akan tetapi" diberi tanda koma 1. Penulisan yang tepat adalah "Budha" bukan "Buddah". Kata "itu" dihilangkan. Kata "bagi secara" dan "untuk secara" diganti "di".
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan. kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan. kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan. kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan.
79
Jepangtidakbegitubanyakmemakaiuang daripada orang Indonesia.Orang Jepanglebihpedulitentanguanguntukkeh idupansetelahpestapernikahan.
8
Eksposisi
Baik orang Jepangmaupun orang Indonesia melalukanupacarakematiansetelah orang-orang meninggal.Nemun, caraupacarakematiansangatberbeda, karena di Jepang pun upacarakematiandilakukanberdasarkan Agama. Tentusajaupacarakematian di Jepangsecara Buddha, sedangkanupacarakematian di Indonesia bergantung agama.Olehkarenaitu, sayamengirakalauberagama Buddha, upacarakematiansecara Buddha di Indonesia samadengansecaraJepang. Akan tetapi, walaupunberagamaBuddha, caranyaberbedadenganJepang. Walaupunberbeda agama, adatempat yang carakuburannyasamadenganJepang. Ituupacarakematian yang disebutNgaben di Bali.
Dalamhal yang sama, orang Jepangjugamenabunguntukpestapernikahanseper ti orang Indonesia.
−
√
√
Kata "dalam" dihilangkan.
Namun, orang Jepangtidakbegitubanyakmemakaiuangdaripada orang Indonesia.
√
√
√
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan.
Orang Jepanglebihpedulitentanguanguntukkehidupanse telahpestapernikahan.
√
√
√
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan.
Baik orang Jepangmaupun orang Indonesia melalukanupacarakematiansetelah orang-orang meninggal.
√
√
√
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan.
Nemun, caraupacarakematiansangatberbeda, karena di Jepang pun upacarakematiandilakukanberdasarkanAgama.
−
√
√
Tentusajaupacarakematian di Jepangsecara Buddha, sedangkanupacarakematian di Indonesia bergantung agama.
√
√
√
Perbaikannya "namun upacara kematian di Jepang berbeda karena dilakukan berdasarkan 1 agama saja." kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan.
Olehkarenaitu, sayamengirakalauberagama Buddha, upacarakematiansecara Buddha di Indonesia samadengansecaraJepang.
−
√
√
Hilangkan "kalau beragama Buddha".
Akan tetapi, walaupunberagamaBuddha, caranyaberbedadenganJepang.
√
√
√
Walaupunberbeda agama, adatempat yang carakuburannyasamadenganJepang.
√
√
√
Ituupacarakematian yang disebutNgaben di Bali.
√
√
√
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan. kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan. kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atar kata masih banyak kesalahan.
80
9
Eksposisi
Orang-orang di Bali percaya agama Hindu, lalu agama Hindu jugaadakebiasaanbahwasetelahmeningg al, orang yang meninggaldibakar.Olehkarenaitu, sayamengira agama Buddhadan agama Hindu hampirsama.
Orang-orang di Bali percaya agama Hindu, lalu agama Hindu jugaadakebiasaanbahwasetelahmeninggal, orang yang meninggaldibakar.
−
√
√
Kata "lalu" diganti "dan".
Olehkarenaitu, sayamengira agama Buddhadan agama Hindu hampirsama.
√
√
√
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atarkata masih banyak kesalahan.
Sekarang, kami tidak bisa hidup tanpa ilmu pengetahuan, tetapi ternyata orang-orang yang zaman dahulu bisa hidup tanpa ilmu pengetahuan. Mengapa mereka bisa hidup sendiri pada zaman dahulu? Karena mereka percaya kekuatan sesuatu dari alam, misalnya gunung, sungai, laut, langit, danau, dan binatang. Dengan demikian, orang-orang zaman dahulu percaya dengan kekuatan alam. Tambah lagi, mereka menganggap sesuatu dari alami sebagai Tuhan. Maksudnya, sesuatu dari alam mempunyai kekuatan sama dengan kekuatan yang Tuhan punyai. Oleh karena itu, ternyata mitos di Jepang juga berhubung dengan Tuhan. Saya ingin memperkenalkan mitos tentang kucing di Jepang. Di Indonesia, kucing adalah binatang yang bagus karena zaman dahulu Nabi Muhammad memlihara kucing. Oleh karena itu, kebanyakan orang Indonesia yang beragama Islam menyayangi kucing. Akan tetapi, di Jepang kesan terhadap kucing macam-macam, ada yang mempunyai kesan baik, dan ada yang buruk terhadap kucing. Menurut saya, kesan yang baik terhadap kucing lebih
Sekarang, kami tidak bisa hidup tanpa ilmu pengetahuan, tetapi ternyata orang-orang yang zaman dahulu bisa hidup tanpa ilmu pengetahuan.
√
√
√
Kalimat ini sudah efektif.
Mengapa mereka bisa hidup sendiri pada zaman dahulu? Karena mereka percaya kekuatan sesuatu dari alam, misalnya gunung, sungai, laut, langit, danau, dan binatang.
√
√
√
Kalimat ini sudah efektif.
−
√
√
Kata "sesuatu dari" dihilangkan.
Dengan demikian, orang-orang zaman dahulu percaya dengan kekuatan alam.
√
√
√
Kalimat ini sudah efektif.
Tambah lagi, mereka menganggap sesuatu dari alami sebagai Tuhan.
−
√
√
Kata "sesuatu dari alami" diganti "kekuatan alam"
Maksudnya, sesuatu dari alam mempunyai kekuatan sama dengan kekuatan yang Tuhan punyai.
−
√
√
Kata "sesuatu dari alami" diganti "kekuatan alam"
Oleh karena itu, ternyata mitos di Jepang juga berhubung dengan Tuhan.
−
√
√
Kata "berhubung" diganti "berhubungan".
Saya ingin memperkenalkan mitos tentang kucing di Jepang.
√
√
√
Kalimat ini sudah efektif.
Di Indonesia, kucing adalah binatang yang bagus karena zaman dahulu Nabi Muhammad memlihara kucing.
−
√
√
Kata yang tepat adalah "memelihara" bukan "memlihara".
Oleh karena itu, kebanyakan orang Indonesia yang beragama Islam menyayangi kucing.
√
√
√
Kalimat ini sudah efektif.
81
sed ikit daripada kesan yangburuk. Oleh sebab itu, kebanyakan mitos tentang kucing mempunyai arti yang buruk. Jika bertemu dengan kucing hitam pada bulan purnama, nanti Anda akan mendapat kemalangan. Namun, jika tidak mau mendapat kemalangan, Anda harus mendur sepuluh langkah sambil menutup mata. Berbeda dengan itu, ada mitos tentang kucing yang bagus. Jika bermimpi kucing putih, Anda akan memdapat kebahagiaan, misalnya lulus ujian, mendapat pacar, dan banyak uang. Sepertinya, baik orang Jepang maupun orang luar negeri percaya mitos tentang kucing. Walaupun tidak tahu mitos itu benar atau salah, kebanyakan orang Jepang percaya mitos itu karena orang Jepang takut mendapat kemalangan. Jika melihat orang yang sedang mundur sambil menutup mata di jalan, berarti orang itu bertemu dengan kucing hitam.
10
Deskripsi
Sayatinggal di kos di pengadeganutara, dansetiapharisayanaiksepedakekampus. SayamemberitahuAndajalandarikossay
Akan tetapi, di Jepang kesan terhadap kucing macam-macam, ada yang mempunyai kesan baik, dan ada yang buruk terhadap kucing.
√
√
√
Kalimat ini sudah efektif.
Menurut saya, kesan yang baik terhadap kucing lebih sed ikit daripada kesan yangburuk.
√
√
√
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atarkata masih banyak kesalahan.
Oleh sebab itu, kebanyakan mitos tentang kucing mempunyai arti yang buruk. Jika bertemu dengan kucing hitam pada bulan purnama, nanti Anda akan mendapat kemalangan.
√
√
√
Kalimat ini sudah efektif.
√
√
√
Kalimat ini sudah efektif.
Namun, jika tidak mau mendapat kemalangan, Anda harus mendur sepuluh langkah sambil menutup mata.
−
√
√
Penulisan yang tepat adalah "mundur" bukan "mendur".
Berbeda dengan itu, ada mitos tentang kucing yang bagus. Jika bermimpi kucing putih, Anda akan memdapat kebahagiaan, misalnya lulus ujian, mendapat pacar, dan banyak uang.
√
√
√
Kalimat ini sudah efektif.
−
√
√
Penulisan yang tepat adalah "mendapat" bukan "memdapat".
Sepertinya, baik orang Jepang maupun orang luar negeri percaya mitos tentang kucing.
√
√
√
Kalimat ini sudah efektif.
Walaupun tidak tahu mitos itu benar atau salah, kebanyakan orang Jepang percaya mitos itu karena orang Jepang takut mendapat kemalangan.
√
√
√
Kalimat ini sudah efektif.
Jika melihat orang yang sedang mundur sambil menutup mata di jalan, berarti orang itu bertemu dengan kucing hitam.
√
√
√
Kalimat ini sudah efektif.
Sayatinggal di kos di pengadeganutara, dansetiapharisayanaiksepedakekampus.
√
√
√
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atarkata masih banyak kesalahan.
82
asampaikampussaya. Setelahkeluarkos, Andalewat di depantoko yang kecil, danberbelokkekiri di masjit yang berwarnahijau. Kemudianjalanlurusterussampaikelihat anjalan yang lumayanbesar, danadarumah yang berwarnaputih di sebelahkiri.Laluberbelokkekiri di rumahtersebut, danjalanlurusterus.Nantikelihatanjemba tan, dansungaimengalir di bawahjembatan.Andamasihlurusterus, nantiadapertigaan, danada ATM yang dibuka 24 jam di sebelahkanan. Berbelokkekiri di pertigaanitu, lalujalanluruslagi, danwarungwarungmakananada di sebelahkanan.Nantiadaperempatan di dekatstasiunkalibata, perempatanituramaidengankendaraan.K alauberbelokkekanan, Andaakansampai di stasiunkalibata. Akan tetapi, Andamasihlurusterus di perempatantersebut, danAndakelihatanrelkereta.Setelahlewa trelkereta, lurusteruslagi.Laluadapertigaanlagi, danadatukang DVD di sebelahkiri, danberbelokkekiri.Kemudianlurusterus, nantiAndalewat di depan Alfa Mart, danmasjit yang berwarnahijaujugaada di seberang Alfa Mart. Kalausudahlewat di depan Alfa Martdanmasjittersebut, Andasudahdekat di kampussaya. Andamasihlulusterus,
SayamemberitahuAndajalandarikossayasampaik ampussaya.
√
√
√
Setelahkeluarkos, Andalewat di depantoko yang kecil, danberbelokkekiri di masjit yang berwarnahijau.
−
√
√
Kemudianjalanlurusterussampaikelihatanjalan yang lumayanbesar, danadarumah yang berwarnaputih di sebelahkiri.
√
√
√
Laluberbelokkekiri di rumahtersebut, danjalanlurusterus.
−
√
√
Hilangkan "imbuhan ber- pada kata "berbelok".
Nantikelihatanjembatan, dansungaimengalir di bawahjembatan.
√
√
√
Andamasihlurusterus, nantiadapertigaan, danada ATM yang dibuka 24 jam di sebelahkanan.
√
√
√
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atarkata masih banyak kesalahan. kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atarkata masih banyak kesalahan.
Berbelokkekiri di pertigaanitu, lalujalanluruslagi, danwarungwarungmakananada di sebelahkanan.
−
√
√
Hilangkan "imbuhan ber- pada kata "berbelok".
Nantiadaperempatan di dekatstasiunkalibata, perempatanituramaidengankendaraan.
√
√
√
Kalauberbelokkekanan, Andaakansampai di stasiunkalibata. Akan tetapi, Andamasihlurusterus di perempatantersebut, danAndakelihatanrelkereta.
−
√
√
−
√
√
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atarkata masih banyak kesalahan. Hilangkan "imbuhan ber- pada kata "berbelok". Kata "Anda kelihatan" diganti "akan terlihat".
Setelahlewatrelkereta, lurusteruslagi.
√
√
√
Laluadapertigaanlagi, danadatukang DVD di sebelahkiri, danberbelokkekiri.
−
√
√
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atarkata masih banyak kesalahan. Hilangkan "imbuhan ber- pada kata "berbelok". Dan penulisan "masjit" yang tepat adalah "masjid". kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atarkata masih banyak kesalahan.
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atarkata masih banyak kesalahan. Hilangkan "imbuhan ber- pada kata "berbelok".
83
danadapapanreklam yang berwarnabirudanberbentuksegitigadi sebelahkanan. Di papanreklmitu, adatulisan LIA.Kalaukelihatanpapanreklam itu, Andasudahsampai di kampussaya.
11
Argumentasi
Saya sering bertemu dengan anak jalanan sejak datang di Indonesia, dan mereka mencari uang sendiri sambil menyani atau bermain alat musik. Mereka bukan tidak bersekolah, melainkan mencari uang sendiri untuk hidup pada siang hari. Kemudian, mereka tidur di pinggil jalan pada malam hari, misalnya di jumbatan transjakarta. Berbeda dengan itu, anak jalanantidak ada di Jepang, dan sebelum datang di Indonesia, saya tidak pernah bertemu dengan anak jalanan di mana-mana pun. Akan tetapi, saya sudah tahu banyak anak jalanan di negara berkembang melalui acara TV
Kemudianlurusterus, nantiAndalewat di depan Alfa Mart, danmasjit yang berwarnahijaujugaada di seberang Alfa Mart.
−
√
√
"lewat di depan" diganti " melewati" dan kata "masjit" diganti "masjid".
Kalausudahlewat di depan Alfa Martdanmasjittersebut, Andasudahdekat di kampussaya.
√
√
√
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atarkata masih banyak kesalahan.
Andamasihlulusterus, danadapapanreklam yang berwarnabirudanberbentuksegitigadi sebelahkanan.
−
√
√
Kata "lulus" diganti "lurus". Tambahkan huruf [e] setelah kata "reklame".
Di papanreklmitu, adatulisan LIA.
√
√
√
Kalaukelihatanpapanreklam itu, Andasudahsampai di kampussaya.
√
√
√
Saya sering bertemu dengan anak jalanan sejak datang di Indonesia, dan mereka mencari uang sendiri sambil menyani atau bermain alat musik.
√
√
√
kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atarkata masih banyak kesalahan. kalimat ini sudah efektif hanya saja pemberian jeda atarkata masih banyak kesalahan. Kalimat ini sudah efektif.
Mereka bukan tidak bersekolah, melainkan mencari uang sendiri untuk hidup pada siang hari.
√
√
√
Kalimat ini sudah efektif.
Kemudian, mereka tidur di pinggil jalan pada malam hari, misalnya di jumbatan transjakarta.
−
√
√
Kata "pinggil" diperbaiki menjadi "pinggir" dan kata "jumbatan" menjadi "jembatan'.
Berbeda dengan itu, anak jalanantidak ada di Jepang, dan sebelum datang di Indonesia, saya tidak pernah bertemu dengan anak jalanan di mana-mana pun.
√
√
√
Kalimat ini sudah efektif.
84
di Jepang, dan saya merasa kasihan dengan mereka, tetapi tidak bisa berpikir apa-apa untuk menolong mereka. Karena saya belum terbiasa bertemu dengan anak jalanan di Jepang. Oleh sebab itu, saya tidak bisa mengerti situasi nyata anak jalanan di luar negari. Namun, pada suatu hari sebulum datang di Indonesia, tiba-tiba pikiran saya berubah. Kenyataan anak jalanan di Jakarta diperkenalkan dalam acara TV di Jepang, dan di Jakarta ada yayasan untuk menolong anak jalanan. Lalu, yayasan itu dibuat oleh beberapa orang Jepang, dan ada sekolah untuk mengurus anak jalanan sampai mereka mandiri. Yayasan itu bekerja sama sekolah tersebut, dan mereka melakukankegiatan untuk anak-anak di sekolah tersebut. Misalnya, ibu-ibu yayasan tersebut menerjemahkan bukubuku di Jepang ke bahasa Indonesia, dan mereka mengunjungi sekolah tersebut untuk membacakan anak-anak buku yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Selain itu, memasak bersama, membuat permainan bersama,dll. Anak-anak di sekolah itu selalu melakukan sesuatu dengan sekuat tenaga, dan salalu senang. Walaupun mereka mempunyai latar belakang yang sedih sebagai anak jalanan, mereka tidak dianggap mantan anak jalanan oleh saya. Walaupun kurang bisa bahasa Indonesia, orang Jepang pun bisa menyenangkan anak-
Akan tetapi, saya sudah tahu banyak anak jalanan di negara berkembang melalui acara TV di Jepang, dan saya merasa kasihan dengan mereka, tetapi tidak bisa berpikir apa-apa untuk menolong mereka.
√
√
√
Kalimat ini sudah efektif.
Karena saya belum terbiasa bertemu dengan anak jalanan di Jepang.
−
√
√
Oleh sebab itu, saya tidak bisa mengerti situasi nyata anak jalanan di luar negari. Namun, pada suatu hari sebulum datang di Indonesia, tiba-tiba pikiran saya berubah. Kenyataan anak jalanan di Jakarta diperkenalkan dalam acara TV di Jepang, dan di Jakarta ada yayasan untuk menolong anak jalanan.
√
√
√
Kalimat ini adalah anak kalimat dan tidak bisa berdiri sendiri sebagai sebuah kalimat. Kalimat ini sudah efektif.
√
√
√
Kalimat ini sudah efektif.
√
√
√
Kalimat ini sudah efektif.
Lalu, yayasan itu dibuat oleh beberapa orang Jepang, dan ada sekolah untuk mengurus anak jalanan sampai mereka mandiri. Yayasan itu bekerja sama sekolah tersebut, dan mereka melakukankegiatan untuk anak-anak di sekolah tersebut.
−
√
√
Kata "dibuat" diganti dengan "dibentuk"
−
√
√
Menambahkan kata "dengan" setelah kata "bekerja sama".
Misalnya, ibu-ibu yayasan tersebut menerjemahkan buku-buku di Jepang ke bahasa Indonesia, dan mereka mengunjungi sekolah tersebut untuk membacakan anak-anak buku yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia.
√
√
√
kalimat ini sudah efektif.
Selain itu, memasak bersama, membuat permainan bersama,dll.
−
√
√
tambahkan kata "mereka" setelah kata "selain itu".
Anak-anak di sekolah itu selalu melakukan sesuatu dengan sekuat tenaga, dan salalu senang.
√
√
√
kalimat ini sudah efektif.
85
anak yang berbeda negara dengan Jepang. Sejak menonton acara TV itu, saya mengira harus melakukan sesuatu untuk mereka. Kami tidak boleh membuang potensi mereka untuk masa depan, padahal anak-anak mempunyai banyak potensi. Saya mengira sesuatu yang mereka benar-baner butuh adalah setuatu yang besar, tetapi ada batasan bantuan yang saya bisa. Jadi, saya ingin melakukan apa saja yang saya bisa untuk anak-anak di sekolah itu.
Walaupun mereka mempunyai latar belakang yang sedih sebagai anak jalanan, mereka tidak dianggap mantan anak jalanan oleh saya.
√
√
√
kalimat ini sudah efektif.
Walaupun kurang bisa bahasa Indonesia, orang Jepang pun bisa menyenangkan anak-anak yang berbeda negara dengan Jepang.
√
√
√
kalimat ini sudah efektif.
Sejak menonton acara TV itu, saya mengira harus melakukan sesuatu untuk mereka. Kami tidak boleh membuang potensi mereka untuk masa depan, padahal anak-anak mempunyai banyak potensi.
√
√
√
kalimat ini sudah efektif.
√
√
√
kalimat ini sudah efektif.
Saya mengira sesuatu yang mereka benar-baner butuh adalah setuatu yang besar, tetapi ada batasan bantuan yang saya bisa.
√
√
√
kalimat ini sudah efektif.
Jadi, saya ingin melakukan apa saja yang saya bisa untuk anak-anak di sekolah itu.
√
√
√
kalimat ini sudah efektif.
Tabel 7. Analisis Tulisan Yuko Nakashima No
Jenis Paragraf
1
Eksposisi
Paragraf
kalimat
Ketoprak adalah kesenian pentas Indonesia yang berkembang di Jawa. Dalam sebuah pentasan ketoprak, dilakukan dengan bahasa Jawa, lagulagu Jawa, dan diiringi dengan gamelan. Kebanyakan cerita pantas ini diambil dari legenda, sejarah Jawa, mitos, dan cerita dari luar negeri juga. Dalam pentas ini tidak merupakan sama sekali dengan cerita-cerita yang jenis epos seperti Ramayana dan Mahabharata. Hal ini menunjukkan bedanya dengan wayang orang karena
Ketoprak adalah kesenian pentas Indonesia yang berkembang di Jawa.
Efektivitas Kalimat Deiksis √
√
EyD √
Dalam sebuah pentasan ketoprak, dilakukan dengan bahasa Jawa, lagu-lagu Jawa, dan diiringi dengan gamelan.
Kebanyakan cerita pantas ini diambil dari legenda, sejarah Jawa, mitos, dan cerita dari luar negeri juga.
−
√
√
−
√
√
Analisis kalimat ini efektif dan EyD yang digunakan sudah tepat. kalimat ini tidak efektif. Kalimat ini dapat menjadi efektif apabila kata "dalam" dihilangkan, kata "pentasan" diganti menjadi "pementasan" dan kata "dilakukan dengan" diganti dengan kata "menggunakan". Kalimat ini tidak efektif karena penulisan kata yang kurang tepat, yaitu "pantas", seharusnya "pentas"
86
wayang orang juga kesenian pentas tapi cerita-cerita diambil dari epos disebut. Tidak hanya orang asing, orang Indonesia juga tidak paham ceritacerita dalam pentas ini karena digunakan bahasa Jawa. Akan tetapi, Pentas ini berrevolsi dengan humor dan bahasa Indonesia. Saat ini kita bisa menikmati kesenian ini dengan tv juga. Ketoprak pertunjukan kehidupan orang-orang Indonesia.
Dalam pentas ini tidak merupakan sama sekali dengan cerita-cerita yang jenis epos seperti Ramayana dan Mahabharata.
−
√
√
−
√
√
−
√
√
−
√
−
Saat ini kita bisa menikmati kesenian ini dengan tv juga.
−
√
√
Kalimat ini tidak efektif karena diksi yang kurang tepat. Seharusnya "Pentas ini tidak diambil sama sekali dari ceritacerita epos, seperti Ramayana dan Mahabrata. kalimat ini juga menggunakan diksi yang kurang tepat. Kata "menunjukkan bedanya" diganti dengan "berbeda" dan "wayang orang juga kesenian pentas tapi" dihilangkan serta kata "disebut" diganti dengan "tersebut". Kalimat ini tidak efektif karena menggunakan imbuhan yang tidak tepat. Kata "digunakan" seharusnya menggunakan imbuhan me- menjadi "menggunakan." Huruf [P] pada kata pentas tidak ditlis dengan huruf kapital. Kata "berrevolusi" penggunaannya kurang tepat. Kata yang tepat adalah "dikombinasikan". Kata "dengan" seharusnya diganti dengan kata "melalui".
Ketoprak pertunjukan kehidupan orang-orang Indonesia.
−
√
√
Setelah kata ketoprak disisipi kata "merupakan".
√
Perbaikannya hanya pada kata "dari pada" yang penulisannya dirangkai menjadi "daripada".
Hal ini menunjukkan bedanya dengan wayang orang karena wayang orang juga kesenian pentas tapi cerita-cerita diambil dari epos disebut.
Tidak hanya orang asing, orang Indonesia juga tidak paham cerita-cerita dalam pentas ini karena digunakan bahasa Jawa.
Akan tetapi, Pentas ini berrevolsi dengan humor dan bahasa Indonesia.
2
Argumentasi
Menurut saya, orang Jepang lebih menyukai hal-hal yang cangih atau baru dari pada orang asing. Jika
Menurut saya, orang Jepang lebih menyukai halhal yang cangih atau baru dari pada orang asing.
−
√
87
dipublikasikan produksi baru oleh pabrikan mobil, baju, game, atau gadget, orang Jepang merasa ingin coba produksi tersebut dengan benar-benar cepat dan sering disksi detil tentang itu. Mengapa orang Jepang gini? karena orang Jepang mengalami empat musim selama satu tahun dan pengalaman ini menyebabkan bahwa orang Jepang harus berubah gaya hidup setiap musim supaya bisa nyaman. Oleh karena itu, orang Jepang menyesuaikan hal yang cangih atau baru lebih cepat dari pada orang lain.
3
Eksposisi
Saya akan memasak onde-onde. Pertama-tama, kukus kacang hijau sampai matang, memasuki wajan, dan menambahkan gula pasir,daun pandan, santan, dan garam. Lalu, memasak sambil mengaduk sehingga kalis dan mendinginkan. Kedua, rebus airdan tepung kanji sambil mengaduk sehingga meletup-letup dan menyusihkan. Ketiga, mengaduk air yang dididihkan,gula pasir sampai gula larut dan tuang ke atas tepun ketan. Kemudian mengaduk rata, menambahkan biang, dan mengaduk lagi. Keempat, menambahkan tepung kanji, garam dan mengaduk rata. Lalu, ambil adonan, memipihkan, menambahkan, mengisi, dan
Jika dipublikasikan produksi baru oleh pabrikan mobil, baju, game, atau gadget, orang Jepang merasa ingin coba produksi tersebut dengan benar-benar cepat dan sering disksi detil tentang itu.
Kata "produksi" diganti dengan kata "produk", kata "pabrikan" diubah menjadi " pabrik/produsen". Kata "benarbenar" dan "detil" dihilangkan. Penulisan "disksi" yang tepat adalah "diskusi". Kata "gini" diganti dengan kata "begitu". Kata "bahwa" dan "bisa" dihilangkan dan kata "berubah" diganti menjadi "mengubah". Huruf [K] pada kata "karena" ditulis dengan huruf kapital.
−
√
√
Mengapa orang Jepang gini?
−
√
√
karena orang Jepang mengalami empat musim selama satu tahun dan pengalaman ini menyebabkan bahwa orang Jepang harus berubah gaya hidup setiap musim supaya bisa nyaman.
−
√
−
Oleh karena itu, orang Jepang menyesuaikan hal yang cangih atau baru lebih cepat dari pada orang lain.
−
√
√
Penulisan kata "dari pada" dirangkai menjadi "daripada".
Saya akan memasak onde-onde.
√
√
√
Kalimat ini sudah efektif.
Pertama-tama, kukus kacang hijau sampai matang, memasuki wajan, dan menambahkan gula pasir,daun pandan, santan, dan garam.
Lalu, memasak sambil mengaduk sehingga kalis dan mendinginkan.
−
√
√
−
√
√
−
√
√
Kedua, rebus airdan tepung kanji sambil mengaduk sehingga meletup-letup dan menyusihkan.
"memasuki wajan, dan menambahkan" diubah menjadi "masukkan ke dalam wajan dan tambahkan" agar menjadi kalimat efektif karena kalimat tersebut merupakan kalimat perintah. Hilangkan imbuhan me- pada kata memasak dan mengaduk. Kata "sehingga" diubah menjadi kata "hingga/sampai" Hilangkan imbuhan me- pada kata mengaduk. Kata "sehingga" diubah menjadi "hingga/samapai". Kata "meletup" menjadi " mendidih" dan kata "menyusihkan" menjadi "sisihkan".
88
memberatkan. Kelima, mencelup beratan onde-onde ke dalam air dan mengulingkan di atas wijen sehingga rata. Keenam, mengoreng sambil mengaduk.
Ketiga, mengaduk air yang dididihkan,gula pasir sampai gula larut dan tuang ke atas tepun ketan. −
√
√
Kemudian mengaduk rata, menambahkan biang, dan mengaduk lagi.
−
√
√
Keempat, menambahkan tepung kanji, garam dan mengaduk rata.
−
√
√
−
√
√
−
√
√
−
√
√
−
√
√
−
√
√
Lalu, ambil adonan, memipihkan, menambahkan, mengisi, dan memberatkan.
Kelima, mencelup beratan onde-onde ke dalam air dan mengulingkan di atas wijen sehingga rata.
Keenam, mengoreng sambil mengaduk.
4
Eksposisi
Pertama-tama, tumis bahan yang dikisar sehingga naik bau. Lalu, memasukkan renpah kurma, dan tumis lagi sehingga berbau. Setelah itu, memasukkan daging, dan kacau rata, dan membiarkan tiga menit. Kemudian, memasukkan santan. Bila agak-agak daging sudah lembut, memasukkan air
Pertama-tama, tumis bahan yang dikisar sehingga naik bau.
Lalu, memasukkan renpah kurma, dan tumis lagi sehingga berbau.
Hilangkan imbuhan me- pada kata mengaduk. Setelah kata dididihkan, disisipi kata "dengan". Kata tepun, diberi huruf [g]. Hilangkan imbuhan me- pada kata mengaduk dan menambahkan. Hilangkan imbuhan me- pada kata menambahkan dan mengaduk. Hilangkan imbuhan me- pada kata memipihkan, menambahkan, dan mengisi. Kata "memberatkan" diganti menjadi kata "bulatkan". Hilangkan imbuhan me- pada kata mencelup dan menggulingkan. Kata "beratan" diganti menjadi "bulatkan". Kata "sehingga" diubah menjadi kata "hingga/sampai". Hilangkan imbuhan me- pada kata menggoreng. Kata "mengaduk" menjadi kata "diaduk". Kata "dikisar" diganti dengan kata "dicincang". Hilangkan sepada kata sehingga. Kata "naik bau" diganti menjadi "wangi". Hilangkan imbuhan me- pada kata memasukkan. Hilangkan sepada kata sehingga. Dan kata "renpah" menjadi kata "rempah".
89
asam jaw, garam, dan gula. Selanjutnya, bila daging sudah lembut, memasukkan pula kerisik dan gaul rata. Pada saat terakhir, memasukkan daun yang dimayang dan membiarkan sehingga kuah agak pekat. Selama memasak, anda harus memperhatian dengan api perlahan.
Setelah itu, memasukkan daging, dan kacau rata, dan membiarkan tiga menit. −
√
√
−
√
√
−
√
√
−
√
√
−
√
√
−
√
−
Apartmen saya terletak di sebuah pantai.
−
√
√
Di sekitar situ terdapat tempat wisata.
−
√
√
Apartman ini setinggi tiga lantai, dan memiliki lima beras kamar.
−
√
√
−
√
√
√
√
√
Kemudian, memasukkan santan. Bila agak-agak daging sudah lembut, memasukkan air asam jaw, garam, dan gula.
Selanjutnya, bila daging sudah lembut, memasukkan pula kerisik dan gaul rata. Pada saat terakhir, memasukkan daun yang dimayang dan membiarkan sehingga kuah agak pekat.
Selama memasak, anda harus memperhatian dengan api perlahan.
5
Deskripsi
Apartmen saya terletak di sebuah pantai. Di sekitar situ terdapat tempat wisata. Apartman ini setinggi tiga lantai, dan memiliki lima beras kamar. Di belakang apartmen ada laundry, restoran Cina, dan taman besar. Di seberang ada perumahan. Di depan apartmen ada tempat parker untuk sepuluh mobil, dan motor atau sepeda. Di sebelah kanan pintu masuk
Di belakang apartmen ada laundry, restoran Cina, dan taman besar. Di seberang ada perumahan.
Diksi yang tidak tepat terdapat pada kata "kacau" diubah menjadi "aduk". Dan hilangkan imbuhan me- pada kata memasukkan dan membiarkan. Hilangkan imbuhan me- pada kata memasukkan. Hilangkan kata "agak-agak" dan imbuhan me- pada kata "memasukkan". Tambahkan huruf [a] diakhir kata jaw. Hilangkan imbuhan me- pada kata memasukkan. Kata "gaul" diganti dengan kata "aduk". Hilangkan kata pada saat dan imbuhan me- pada kata memasukkan dan membiarkan. Kata "dimayang" diganti menjadi kata "dicincang" dan hilangkan se- pada kata sehingga. Huruf [a] pada kata anda, ditulis dengan huruf kapital. "memperhatian dengan api perlahan" diubah menjadi "memperhatikan api jangan terlalu besar". penulisan apartmen yang baku adalah apartemen. penulisan apartmen yang baku adalah apartemen. penulisan apartmen yang baku adalah apartemen. Penulisannya bukan beras tetapi belas. penulisan apartmen yang baku adalah apartemen. Kalimat ini sudah efektif.
90
apartmen ada kotak pos. Di depan kotak pos ada tangga. Di lantai satu ada enam kamar, di lantai dua ada enam kamar, dan di lantai tiga ada tiga kamar.
Di depan apartmen ada tempat parker untuk sepuluh mobil, dan motor atau sepeda. Di sebelah kanan pintu masuk apartmen ada kotak pos. Di depan kotak pos ada tangga. Di lantai satu ada enam kamar, di lantai dua ada enam kamar, dan di lantai tiga ada tiga kamar.
6
Narasi
Sebelum datang ke Jakarta, sejujurnya, saya tidak begitu tahu tentang Indonesia. Saya hanya tahu sebagian besar penduduk beragama islam dan panas padahal pernah belajar bahasa Indonesia dan berteman orang Indonesia di Jepang. Akan tetapi, saya bisa tahu kehidupan, budaya, cirri-ciri orang Indonesia, dan masalah. Pada khususnya, kemarin saya menonton berita tentang Unjuk rasa untuk menolak kenaikan harga BBM di Indonesia. Orang-orang yang masih muda atau mahasiswa melawan pemerintah Indonesia. Kalau orang Jepang walaupun merasa kemalahan kepada pemerintah Jepang, mereka tidak mengembangkan isu. Karena orang-orang masih muda adalah minoritas. Saya berpikir unjuk rasa tidak harus mengembangkan, tetapi saya terkesan hebat hal yang orangorang bisa melawan politik buruk.
Sebelum datang ke Jakarta, sejujurnya, saya tidak begitu tahu tentang Indonesia. Saya hanya tahu sebagian besar penduduk beragama islam dan panas padahal pernah belajar bahasa Indonesia dan berteman orang Indonesia di Jepang.
−
√
√
−
√
√
√
√
√
Kalimat ini sudah efektif. √
√
√
√
√
√
Orang-orang yang masih muda atau mahasiswa melawan pemerintah Indonesia. Kalau orang Jepang walaupun merasa kemalahan kepada pemerintah Jepang, mereka tidak mengembangkan isu. Karena orang-orang masih muda adalah minoritas.
Kalimat ini sudah efektif. Kalimat ini sudah efektif.
√
√
√
Akan tetapi, saya bisa tahu kehidupan, budaya, cirri-ciri orang Indonesia, dan masalah.
Pada khususnya, kemarin saya menonton berita tentang Unjuk rasa untuk menolak kenaikan harga BBM di Indonesia.
penulisan apartmen yang baku adalah apartemen. Penulisan parker yang baku adalah parkir. penulisan apartmen yang baku adalah apartemen. Kalimat ini sudah efektif.
−
√
√
−
√
√
√
√
√
−
√
√
−
√
√
Penulisan cirri yang tepat adalah ciri. Kalimat tersebut belum selesai. Kalimat tersebut dilanjutkan "masalahnya melalui TV". Hilangkan "pada khususnya" dan "untuk". Huruf [u] pada kata unjuk, tidak ditulis dengan huruf kapital. Kalimat ini sudah efektif. Kata "kemalahan" diubah menjadi "kemarahan". ini adalah anak kalimat dan tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat.
91
7
8
9
Eksposisi
Eksposisi
Eksposisi
Pada Pesta pernikahan Kristen, Istri melempar buket bunga kepada tamu undangan khusus perempuan sebelum selasai pesta ini. Kalau bisa menangkap itu, orang itu bisa menika sebentar lagi. Orang barat dan Jepang percaya seperti ini. Selain itu, Orang Korea Selatan percaya mitos ini seperti yang akan menjelaskan kemudian. Orang yang bisa menangkap buket bunga harus menika dalam waktu enam bulan. Jika tidak bisa, orang tersebut tidak bisa mendapat suami selama enam tahun. Jadi, katanya orang yang tidak punya pacar tidak mau dapat itu.
Warisan Dunia di pulau Jawa yang terkenal adalah Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Ujung Kulon. Zaman dahulu, orang-orang beragama Buddha atau Hindu sebelum disebarkan agama Islam. Jadi, candi tersebut menunjukkan barang bukti adanya Budha di pulau Jawa. Gotong royong adalah salah satu budaya Indonesia. Gotong royong
Saya berpikir unjuk rasa tidak harus mengembangkan, tetapi saya terkesan hebat hal yang orang-orang bisa melawan politik buruk.
−
√
√
Pada Pesta pernikahan Kristen, Istri melempar buket bunga kepada tamu undangan khusus perempuan sebelum selasai pesta ini.
−
√
√
Kalau bisa menangkap itu, orang itu bisa menika sebentar lagi.
−
√
√
Orang barat dan Jepang percaya seperti ini.
−
√
√
−
√
√
−
√
√
√
√
√
√
√
√
Selain itu, Orang Korea Selatan percaya mitos ini seperti yang akan menjelaskan kemudian. Orang yang bisa menangkap buket bunga harus menika dalam waktu enam bulan. Jika tidak bisa, orang tersebut tidak bisa mendapat suami selama enam tahun. Jadi, katanya orang yang tidak punya pacar tidak mau dapat itu. Warisan Dunia di pulau Jawa yang terkenal adalah Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Ujung Kulon. Zaman dahulu, orang-orang beragama Buddha atau Hindu sebelum disebarkan agama Islam. Jadi, candi tersebut menunjukkan barang bukti adanya Budha di pulau Jawa. Gotong royong adalah salah satu budaya Indonesia.
Perbiaknnya adalah "Menurut saya, unjuk rasa tidak harus dilakukan tetapi saya terkesan mahasiswa bisa melawan politik buruk." Huruf [p] pada kata pesta dan [i] pada kata istri, tidak ditulis dengan huruf kapital. "bisa menika sebentar lagi" diganti menjadi "akan segera menikah". Kata "seperti" diganti dengan "hal". "seperti yang akan menjelaskan kemudian" diganti dengan "yang akan dijelaskan berikut ini." Tambahkan huruf [h] pada kata "menika". Kalimat ini sudah efektif. Kalimat ini sudah efektif. Kalimat ini sudah efektif.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Kalimat ini sudah efektif.
Kalimat ini sudah efektif. Kalimat ini sudah efektif.
92
adalah kerja sama orang-orang dala satu RT atau RW berkelompok agar menjaga lingkungan sekitar mereka. Setelah hujan deras, mereka bekerja untuk memperbaiki rumah yang hancur. Pada malam hari, mereka berkeliling untuk menjaga keamanan. Jika bertemu dengan pencuri atau penjahat, mereka menangkap sesegera mungkin. Kemudian, gotong royong adalah saling membantu dalam satu kelompok. Contohnya, jika ada orang yang mau melaksanakan upacara pernikahan atau ada kematian, tetangga sekitar pasti menyumbang/membantu keluarga tersebut. Oleh karena itu, orang-orang harus ikut gotong royong untuk bisa dibantu ketika mereka mau melaksanakan suatu acara.
10
Eksposisi
Upacara tiga bulanan adalah upacara kelahiran untuk orang yang beragama Hindu di Bali. Menurut agama Hindu, setelah tiga bulan dari kelahiran, bayi bisa menjadi manusia. Ibu dan bayi yang baru lahir dibersihkan selama tiga bulan. Bayi tidak boleh menginjak tanah karena belum jadi manusia. Menurut Agama Hindu di Bali, kehidupan dibagi tiga tahap, yaitu “lahir”, “hidup”, dan “meninggal”. Oleh karena itu, bayi dinaikkan sebuah tangga kecil supaya bisa naik tahapan
Gotong royong adalah kerja sama orang-orang dala satu RT atau RW berkelompok agar menjaga lingkungan sekitar mereka. Setelah hujan deras, mereka bekerja untuk memperbaiki rumah yang hancur. Pada malam hari, mereka berkeliling untuk menjaga keamanan. Jika bertemu dengan pencuri atau penjahat, mereka menangkap sesegera mungkin. Kemudian, gotong royong adalah saling membantu dalam satu kelompok.
Contohnya, jika ada orang yang mau melaksanakan upacara pernikahan atau ada kematian, tetangga sekitar pasti menyumbang/membantu keluarga tersebut. Oleh karena itu, orang-orang harus ikut gotong royong untuk bisa dibantu ketika mereka mau melaksanakan suatu acara. Upacara tiga bulanan adalah upacara kelahiran untuk orang yang beragama Hindu di Bali. Menurut agama Hindu, setelah tiga bulan dari kelahiran, bayi bisa menjadi manusia. Ibu dan bayi yang baru lahir dibersihkan selama tiga bulan. Bayi tidak boleh menginjak tanah karena belum jadi manusia. Menurut Agama Hindu di Bali, kehidupan dibagi tiga tahap, yaitu “lahir”, “hidup”, dan “meninggal”.
Menambahkan huruf [m] pada kata dala. Mengganti kata "agar" dengan "untuk".
−
√
√
√
√
√
Kalimat ini sudah efektif.
√
√
√
Kalimat ini sudah efektif.
√
√
√
Kalimat ini sudah efektif.
−
√
√
√
√
√
Perbaikannya adalah "gotong royong juga merupakan bentuk saling membant dalam satu kelompok". Kalimat ini sudah efektif.
Kalimat ini sudah efektif. √
√
√
√
√
√
√
√
√
Kalimat ini sudah efektif.
√
√
√
Kalimat ini sudah efektif.
√
√
√
√
√
√
Kalimat ini sudah efektif.
Kalimat ini sudah efektif. Kalimat ini sudah efektif.
93
11
Eksposisi
berikut.
Oleh karena itu, bayi dinaikkan sebuah tangga kecil supaya bisa naik tahapan berikut.
Upacara kematian di Jepang memiliki ciri khas budaya Jepang meskipun upacara ini merupakan cara katolik karena katolik memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan budaya lokal. Makanya, di Jepang budaya dan tradisi dihormati. Jika sebagian besar orang yang menghadiri bukan Katolik, upacara tidak dilakukan ritual seperti “Misa”. Upacara kematian menurut katolik tentu saja untuk mendoakan orang yang meninggal. Meskipun begitu, upacara ini adalah untuk mendoakan bagi orang yang masih hidup. Pada saat yang sama, orang-orang berdoa kepada tuhan supaya keluarga berduka yang orang meninggal bisa ditolong oleh tuhan.
Upacara kematian di Jepang memiliki ciri khas budaya Jepang meskipun upacara ini merupakan cara katolik karena katolik memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan budaya lokal. Makanya, di Jepang budaya dan tradisi dihormati. Jika sebagian besar orang yang menghadiri bukan Katolik, upacara tidak dilakukan ritual seperti “Misa”.
√
√
√
Kalimat ini sudah efektif. Kata "merupakan" diganti dengan "dilakukan dengan".
−
√
√
√
√
√
−
√
−
Upacara kematian menurut katolik tentu saja untuk mendoakan orang yang meninggal.
−
√
√
Meskipun begitu, upacara ini adalah untuk mendoakan bagi orang yang masih hidup.
−
√
√
Pada saat yang sama, orang-orang berdoa kepada tuhan supaya keluarga berduka yang orang meninggal bisa ditolong oleh tuhan.
−
√
√
Kalimat ini sudah efektif. Perbaikannya adalah "Jika sebagian besar orang yang hadir pada upacara tersebut bukan katolik, maka tidak dilakukan ritual seperti Misa. Kata "tentu saja" dihilangkan. Mengganti kata "adalah" dengan kata "juga" dan menghilangkan kata "bagi". Hilangkan "yang orang meninggal".
94
95
E. Interpretasi Hasil Tulisan Tabel analisis tulisan untuk mengukur persentase keseluruhan tulisan masing-masing peserta didik tentang efektivitas tulisan, deiksis, dan EyD. Hasil analisis peserta didik adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Hasil Analisis Tulisan No
kriteria
Misaki Yamada
Yuko Nakashima
Kalimat
Persentase
Kalimat
Persentase
1
Efektivitas
79
54,86%
26
32,91%
2
Deiksis
144
100%
79
100%
3
EyD
94
65,27%
75
94,936%
4
Jumlah kalimat
144
79
Analisis hasil tulisan peserta didik adalah sebagai berikut: Tulisan Misaki Yamada terdiri dari 144 kalimat. Kalimat efektif yang terdapat di dalamnya berjumlah 79 kalimat dengan persentase 54,86%, deiksis yang benar 144 kalimat dengan persentase 100%, dan EyD yang benar 94 kalimat dengan persentase 65,27%. Tulisan Yuko Nakashima terdiri dari 79 kalimat. Kalimat efektif yang terdapat di dalamnya berjumlah 26 kalimat dengan persentase 32,91%, deiksis yang benar 79 kalimat dengan persentase 100%, dan EyD yang benar 75 kalimat dengan persentase 94,936%. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Peserta didik masih kesulitan dalam menulis kalimat efektif. Hal ini dapat dilihat dari persentase penulisan kalimat efektif Misaki 54,86% dan Yuko 32,91%. 2. Tulisan perseta didik sudah dapat dipahami oleh pembaca. Hal ini dapat dilihat dari pesentase deiksis kedua peserta didik yaitu 100% dan penggunaan EyD yang benar untuk Misaki 65,27% dan Yuko 94,936%. Jadi simpulan berdasarkan hasil analisis data tersebut adalah pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing di Pusat Pelayanan Bahasa dan Program BIPA STBA LIA dengan metode ceramah dan metode koreksi parafrase, sudah efektif.
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Analisis hasil tulisan peserta didik dalam tabel hasil analisis adalah sebagai berikut: Tulisan Misaki Yamada terdiri dari 144 kalimat. Kalimat efektif yang terdapat di dalamnya berjumlah 79 kalimat dengan persentase 54,86%, deiksis yang benar 144 kalimat dengan persentase 100%, dan EyD yang benar 94 kalimat dengan persentase 65,27%. Tulisan Yuko Nakashima terdiri dari 79 kalimat. Kalimat efektif yang terdapat di dalamnya berjumlah 26 kalimat dengan persentase 32,91%, deiksis yang benar 79 kalimat dengan persentase 100%, dan EyD yang benar 75 kalimat dengan persentase 94,936%. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Peserta didik masih kesulitan dalam menulis kalimat efektif. Hal ini dapat dilihat dari persentase penulisan kalimat efektif Misaki 54,86% dan Yuko 32,91%. 2. Tulisan perseta didik sudah dapat dipahami oleh pembaca. Hal ini dapat dilihat dari pesentase deiksis kedua peserta didik yaitu 100% dan penggunaan EyD yang benar untuk Misaki 65,27% dan Yuko 94,936%. Jadi simpulan berdasarkan hasil analisis data tersebut adalah pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing di Pusat Pelayanan Bahasa dan Program BIPA STBA LIA dengan metode ceramah dan metode koreksi parafrase, sudah efektif.
B. Saran Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Pengajar hendaknya lebih memperhatikan keefektifan kalimat yang dibuat peserta didik karena masih terdapat banyak kesalahan.
96
97
2. Materi morfologi dan semantik lebih difokuskan kembali karena dibandingkan dengan fonologi dan wacana, kedua materi tersebut masih terdapat kesalahan dalam tulisan peserta didik. Demikianlah simpulan dan saran yang dapat penulis ungkapkan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Alek dan Achmad H.P.. Linguistik Umum: Sebuah Ancangan Awal Memahami Ilmu Bahasa. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN. 2009 Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo. 2009 Brown, H. Doughlas. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa, Edisi kelima. Jakarta: Kedutaan Besar Amerika Serikat. 2008 Chaer, Abdul. Kajian Bahasa: Struktur Internal, Pemakaian dan Pemelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2007 Finoza, Lamuddin. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia. 2008 Griyawardani. Jenis-jenis Karangan. griyawardani.wordpress.com/2010/12/31/jenis-jenis-karangan/ pada tanggal 23 Juli 2012 pukul 13.15 WIB
dari diakses
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dan PT Remaja Rosdakarya, 2008 Keraf, Gorys. Eksposisi. Jakarta: Penerbit PT Grasindo. 1994 Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2008 Kushartanti, dkk. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2009 Langan, John. English Skills: seventh edition. New York: McGraw-Hill. 2000 Liputan6. Bahasa Indonesia Kemungkinan Jadi Bahasa Resmi ASEAN. Dari http://berita.liputan6.com/sosbud/201105/333260/bahasa_indonesia_kemu ngkinan_jadi_bahasa_resmi_asean, diakses pada tanggal 1 Juni 2011 pukul 20.09 WIB Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya. 2011 Marahimin, Ismail. Menulis Secara Populer. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1994
98
99
Masitoh dan Laksmi Dewi. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia. 2009 Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2012 Muliastuti, Liliana. Pengembangan Media VCD untuk penunjang pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Diakses di http://lemlit.unj.ac.id/?p=1485 pada 23 Januari 2012 pukul 18.48 WIB Muslich, Masnur. Fonologi Bahasa Indonesia: Tinjauan Deskriptif Sistem Bunyi Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. 2009 Nagara, Kesuma. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Agogos Publishing. 2009 Nugraha, Setya Tri. Kesalahan-kesalahan Berbahasa Indonesia Pembelajar Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing: Sebuah Penelitian Pendahuluan. Dari http://bit.ly/wAKTQd, diakses pada tanggal 16 Maret 2012 pukul 17.09 Nurhaidah, Siti Nuri. Ayo, Belajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA). Jakarta: Ebru Language Centre. 2009 ________________. Kumpulan Makalah Internasional dalam Kongres Bahasa 2008, Seri I (satu). Jakarta: Ebru Language Center. 2009 ________________. Hand Out Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan. Jakarta: Ebru Language Center. 2004 Ramlan, M. Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV Karyono. 1983 Subyakto, Sri Utari. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. 1988 Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2003 Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2001 Pusat Bahasa. Pedoman Umum Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Pusat Pembinaan dan pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1991 Pusat Bahasa, BIPA Pusat Bahasa, dari http://bit.ly/m7m7KG, diakses pada tanggal 7 Juni 2011 pukul 20.26 WIB
100
Subana dan Sunarti. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Penerbit Pustaka Setia Sumantri, Mulyani dan nana Syaodih. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka. 2009 Susanto, Gatut. Pengembangan Bahan Ajar BIPA Berdasarkan Kesalahan Bahasa Indonesia Pebelajar Asing. Dari http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/35207231239.pdf. diakses pada tanggal 16 Maret 2012 pukul 16.41 WIB Tarigan, Henry Guntur. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa. 2008 __________________. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 1990 __________________. Prinsip-prinsip Dasar Metode Riset Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa. Bandung: Penerbit Angkasa. 2009 Watkins, Chris, dkk. Effective Learning in Classrooms. London: Paul Chapman Publishing. 2007 Yunus, M. Menulis 1. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka. 2008 http://endonesa.wordpress.com/ajaran-pembelajaran/pembelajaran-bahasaindonesia/ diakses pada tanggal 23 Januari 2012 pukul 3.55 WIB
Lampiran 1
PROFIL PPB STBA LIA JAKARTA A. Sejarah PPB/Program BIPA STBA LIA Jakarta: Program BIPA di Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) LIA Jakarta sudah berjalan sejak 2007. Dulu program tersebut dikelola oleh Program BIPA STBA LIA Jakarta. Sejak Januari 2011, Pusat Pelayanan Bahasa dan Program BIPA (PPB) dibentuk untuk menangani hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan bahasa Inggris atau Jepang dan pelaksanaan program BIPA di STBA LIA Jakarta. Pada saat itu PPB diketuai oleh Srisna J. Lahay, M.Hum., yang dibantu oleh dua orang sekretaris, Najmiah Octavia, M.Si. dan Meivy Pangerapan, S.S.. Sekarang PPB STBA LIA Jakarta tetap diketuai oleh Srisna J. Lahay tapi dibantu oleh dua sekretaris, yaitu Lia Hadiati, S.Kom. dan Noviyani Prih Handayani, S.S.. B. Level/Program BIPA Program BIPA di STBA LIA Jakarta terdiri atas tiga (3) tingkat: Dasar, Madya dan Lanjut. Program BIPA tersebut dilaksanakan dalam dua program: Regular dan Privat. Program BIPA Regular dilaksanakan dalam dua semester, gasal dan genap. Dalam setiap semester, ada 12 minggu belajar, dan dalam setiap minggu, ada 10 sesi belajar, dan setiap sesi berlangsung selama 100 menit. Pada semester ini, setiap hari, dari Senin-Jumat, ada dua sesi belajar, yaitu pukul 9.20-11.00 dan pukul 11.10-12.50. Pada semester gasal, peserta Program BIPA Regular belajar bahasa Indonesia tingkat Dasar. Pada semester genap, peserta belajar bahasa Indonesia tingkat Madya. Untuk tingkat Dasar, peserta menggunakan buku "Lentera Indonesia 1", sedangkan pada tingkat Madya, peserta menggunakan "Lentera Indonesia 2". Kedua buku tersebut diterbitkan oleh Pusat Bahasa (sekarang Badan Bahasa), Kemdikbud. Program BIPA Privat dilaksanakan dalam 20 sesi. Waktu dan tempat pelaksanaan bergantung pada permintaan peserta. Tingkat kemahiran bahasa yang diberikan bergantung pada permintaan dan/atau kemampuan peserta. Topik bahasan juga bergantung pada permintaan peserta. Tetapi sumber bahan ajar yang digunakan pada Program BIPA Privat ini sama dengan sumber bahan ajar Program BIPA Regular, yaitu buku "Lentera Indonesia" tersebut. Biasanya sumber bahan ajar ditambahkan dari buku-buku lain yang sekiranya sesuai dengan minat dan/atau permintaan peserta. C. Visi dan Misi PPB STBA LIA Jakarta tidak/belum memiliki visi dan misi sendiri. Karena PPB adalah unit/bagian dari STBA LIA Jakarta, berikut ini adalah Visi STBA LIA Jakarta: Menjadi sekolah tinggi bahasa asing terkemuka di Indonesia yang menghasilkan lulusan yang mampu mengembangkan ilmunya dan mahir berbahasa asing, serta memiliki kompetensi tambahan untuk berkarya di bidangnya. Misi STBA LIA Jakarta: 1. menyelenggarakan program-program studi yang menunjang pengembangan ilmu bahasa dan penerapan bahasa asing di berbagai bidang pekerjaan dan jenjang pendidikan yang lebih tinggi; 2. mengembangkan pengajaran bahasa yang berguna bagi ilmu pengetahuan dan teknologi; 3. melaksanakan kegiatan yang memanfaatkan ilmu bahasa dalam upaya memberikan sumbangan demi kemajuan masyarakat;
Lampiran 1
4. melaksanakan pengembangan akademis dan profesional yang relevan dengan perkembangan ilmu dan dunia usaha di Indonesia yang memerlukan keterampilan berbahasa asing. D. Asal Peserta Didik: Peserta didik yang mengikuti Program BIPA di PPB STBA LIA Jakarta beragam. Sebagian besar adalah mahasiswa. Sebagian lain adalah pekerja yang ingin membuka usaha, bekerja, atau ditugaskan di Indonesia. Mereka berasal dari Jepang, Korea Selatan, Korea Utara, Ukraina, Polandia, Serbia, Mongol, Cina (Hong Kong), Palestina, Filipina, dan Kamboja. E. Latar Belakang Pengajar dan Jumlah Pengajar Latar belakang pendidikan pengajar BIPA di STBA LIA Jakarta adalah S1 dan S2 Sastra/Bahasa Inggris, Jepang, atau Indonesia. Mereka adalah dosen tetap di Jurusan Bahasa Inggris atau Jepang STBA LIA Jakarta atau alumni dari jurusan tersebut. Pengajar BIPA di PPB STBA LIA Jakarta disyaratkan untuk mengikuti lokakarya pengajaran BIPA dan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) sebelum ditugaskan mengajar BIPA. Pada Semester Genap ini, untuk Program BIPA Regular di PPB STBA LIA Jakarta, ditugaskan tujuh orang pengajar, yaitu: 1. Noviyani Prih Handayani, S.S. (S1 Sastra Jepang, UNPAD) 2. Rizqi Fithrianie, S.S. (S1 Bahasa Jepang, STBA LIA Jakarta) 3. Agus Wahyudin, M.Pd. (S1 Bahasa Indonesia, UNJ, dan S2 Manajemen Pendidikan, UNPAK) 4. Ira Dianartati, S.S. (S1 Sastra Jepang, UNPAD) 5. Srisna J. Lahay (S1 Sastra Inggris, UI, dan S2 Linguistik Terapan Bahasa Inggris, UNIKA Atma Jaya) 6. Wulan Suminarsih (S1 Sastra Indonesia, UI) 7. Masliana Sulastri M. (S1 Bahasa Jepang, STBA LIA Jakarta) Srisna J. Lahay, M.Hum. Sekolah Tinggi Bahasa Asing LIA Jakarta Jl. Pengadegan Timur Raya No. 3, Pancoran, Jakarta 12770 Tel. (021) 79181051 (hunting) Fax. (021) 79181057 website: www.stbalia.ac.id "Untuk orang yang berbuat baik, sekalipun rezeki belum tiba, bencana telah menjauhinya; untuk orang yang berbuat jahat, sekalipun bencana belum tiba, rezeki telah menjauhinya."
Lampiran 2
Lampiran 3
MENULIS Nama Tempat, tanggal lahir Asal negara Jenis kelamin Alamat Email Sudah berapa lama tinggal di Indonesia Sudah berapa lama belajar bahasa Indonesia
: Misaki Yamada : Jepang, 2 Maret 1991 : Jepang : Perempuan :
[email protected] : 7 bulan setengah (sejak November 2011) : 3 tahun setengah (sejak 2009)
Bahasa Indonesia digunakan di seluruhindonesia, berartisemuawarga Indonesia bisamengertibahasa Indonesia. Bahasadaerahdigunakan di tiap-tiapdaerahdansuku.Dengan kata lain dapatdisimpulkanbahwabahasa di Indonesia bisadibagiduasisi, yaitubahasa Indonesia danbahasadaerah di indonesia. Untuktinggal di luarnegeriadaduakemenpuan yang harusmempunyai, yaitukemampuanuntukberkomunikasidanmenyesuaikandiridenganlingkungan yang baru.Walaupuntidakbisaberbicarabahasaapakecualibahasasendiri, pastibisaberkomunikasidengan orang-orang yang di luarnegeri. Jikabisabicarabahasa yang berkunjung, baik-baiksaja, tetapiharusadakeberanianuntukmenyampaikanpermintaansendiri.Misalnya, bolehmemapaibahasatubuhdanbolehmengambar.Cobalahmenghadapi orang-orang dengansenanghati.Tambahlagi, jangankecewadengannegeri yang berkunjungwalaupunternyatanegerinyaberbedadenganpemikiransendiri.Pastiadahal-hal yang Andamerasaaneh di luarnegeri, tetapipastiada yang tertarik.Sebaiknyamencarihal-hal yang tertariksebanyakmungkin.Jika lama-lama tinggal di situ, Andapastibisabetahsendiri.Olehkarenaitu, jikaadakemampuanuntukberkomunikasidanmenyesuaikandiridenganlingkungan yang baru, bisabetah di mana-mana. Padahariminggu, sayamenberikanibubungakarenakemarinkanhariibu di Jepang. Di Jepang, adakebiasaanmenberikanbunga carnation ibupadahariibu. Setiaphari kami harusmenghormatiibu, tetapipadahariibu kami harusmengucapkanterimakasihkepadaibudaridalamhati.Hariibuadalahhariminggukedua Mei, danjikasudahmendekatihariibu, banyakbunga carnation dijual di tokobunga.Samasepertihariibu, adahari ayah juga, danhari ayah adalahharimingguketigajuni. Mula-mula, meyeiapbawangbonbay, kentang, wortel, dagingayam, danbumbuuntukmembuatnasikare.Bumbuuntukmembuatnasikaredijual di supermarket Jepang.Lalu, memotongsayurdandagingmanjadikecilsupayamudahmakan.Setelahitu, masukkansayurdandaging yang sudahdipotongkedalampanci,danmenggorengsebentarsajasampaiwarnasayurdandagingberu bah.Satelahitu, masukkan air kedalampanci, tetapiairnyabergantungisisayurdandaging.Kemudaian, rebus sampaimendidihdansayurdandagingmenjadilembut.Jikasudahmenjadilembut, masukkanbumbunasikarekedalampanci.Isi bumbu yang masukkanmenurutselesaAndasendiri.Setelahitu, Andamengisinasidenganpiring, danmenberikaretersebut di sebelahnasi.Akhirnya, Andamenyajikannasikaretersebut.
Lampiran 3
Taripendetadalahsalahsatutaritradisional di Bali.BiasanyataripendetditampilkamuntukmenyambutTuhan yang beragama Hindu di pura.Salainitu, baru-baruini, taripendetditampilkanuntukmenerimatamujuga di tempatpariwisata di Bali.Dengandemikian, taripendetterkenalantarabanyak orang asing.Tambahanlagi, adatempatuntukbelajartaripendetkhususwisatawanmancanegara, makanyabanyak orang asingbisamenaritaripendet.Sayajugapernahmenaritaripendettigatahun yang lalu.Waktutinggal di malangselamasebulan, sayamenaritaripendetpadapestaperpisahan di kampussaya yang dulu. Walaupunsusahbagisaya, sayasenangmenarisalahsatutaritradisional Indonesia. Biasanya, taripendetditampilkanolehtigapenari, dansemuaperempuan. Akan tetapi, umumnya, perempuan yang menariharusbelummenikah.Ketikamenari, merekamembawapiring yang disebutbokor.Lalu, bokorituterduatdariemas, danadabungabunga di dalambokor.Kenapaadabunga-bunga di dalambokor?Karenamelemparbungabungasalahsatugerakan yang unikdalamtaripendet.Maksuditu, setelahmenhormatikepadatuhandenganmelutut, penarimelemparbungabungakepadaTuhan.Gerakanitukhusustaripendet.Berbadadengantaritradisional yang lain di Bali, taripendetlebihmudabelajardaripada yang lain. Selainitu, pakaianteripendetjugamenarik. Olehsebabitu, taripendetdisukaiolehbanyak orang termasuk orang asing. Waktu SD, adakelompok yang dibuatoleh orang-orang yang tinggal di dekatrumahsaya. NamakelompoknyaSazanami.Kelompoktersebutterdiriatassekitar 15 s.d. 25 keluarga, dansayajugasalahsatuanggotakelompoktersebut.Kalausudahmasukke SD, semuaperlumasukkekelompoksepertiSazanamisupayabisaakrabdengantemanteman.Olehkarenaitu, seringadakegiatankelompoktersebut, dangotongroyongjagasalahsatukegiatankelompoksaya. Ada taman yang kecil di dekatsaya, dankelompoksayamembersihkantamanitusebagaigotong-royongsetiaptigabulan. Biasanya, mengambilrumput yang panjang, membersikan toilet yang ada di tamanitu, membetulkanpermainan yang ada di tamanituuntukkeselamatan, dll. Walaupuntidaktumbuhrumputpadamusimdingin, kegiatanitudilakukan, karena orang-orang kelompoksayamautamanituselalubersihdananak-anakbisabermaindenganselamat. Olehsebabitu, anak-anakselaubermain di tamanitudenganselamat. Kemudian, setelahselesaigotong-royong, kami makansiangbersama, danmakanannyalebihenak, karenasetelahbekerjadengansekuattenagadanmakansambilberramairamai.Itujugasalahsatualasan yang inginmengikutikegiatankelompoksaya.Kegiatanitudilalukanhariminggudaripukul 8 atau 9 pagidankegiatanitubukanwajib, karenaharilibur.Mungkinada yang sudahadarencana yang lainharilibur. Akan tetapi, kalautidakadarencana, sebaiknyamengikutikegiatanitu, karenakegiatanitudilakukanuntukkehidupan orang-orang kelompoksayamemjadilebihlancardannyaman. Sayasenangbergotong-royong, karenasamuabisamenyatumelaluisatupekerjaan.Tambahanlagi, semuamenunjukansatutujuan, danbisaberbagiperasaan.Jadi, kami bisaakrabmelaluibergotong-royong.
Lampiran 3 Pestapernikahan di Indonesia banyakjenisbergantung agama.Misalnya, jikaberagama Islam, orang-orang harusmengikutisecaraagama Islam.Selainitu, secarapestapernikahan di Indonesia berbedasetiapdaerah.Sayasekalisajapernahhadirpestapernikahan di Indonesia, tetapiwaktuitu, pestapernikahannyasepertisecaraJepang.Olehkarenaitu, sayainginhadirpestapernikahantradisional Indonesia secara agama Islam supayabisatahubanyakjenispestapernikahan di Indonesia. Menurutsaya, pestapernikahan di Indonesia adalahdisiplinsedangkanpestapernikahan di Jepangsangatbebas.Pestapernikahan di Indonesia harussesuaidengan agama, memakaibenyakuanguntukpestapernikahandanadaupacarauntukmelamarjuga.Berdedadenga nitu, pestapernikahan di Jepangtidakperlumemikirkan agama. Akan tetapi,,walaupunpercaya agama Buddah, pestapernikahan di Jepangdilalukan di gerejasecaraagama Kristen. Ituhal yang tidakbolehbagisecara Indonesia, tetapitidakapa-apauntuksecaraJepang.Dalamhal yang sama, orang Jepangjugamenabunguntukpestapernikahanseperti orang Indonesia. Namun, orang Jepangtidakbegitubanyakmemakaiuangdaripada orang Indonesia.Orang Jepanglebihpedulitentanguanguntukkehidupansetelahpestapernikahan. Baik orang Jepangmaupun orang Indonesia melalukanupacarakematiansetelah orang-orang meninggal.Nemun, caraupacarakematiansangatberbeda, karena di Jepang pun upacarakematiandilakukanberdasarkanAgama. Tentusajaupacarakematian di Jepangsecara Buddha, sedangkanupacarakematian di Indonesia bergantung agama.Olehkarenaitu, sayamengirakalauberagama Buddha, upacarakematiansecara Buddha di Indonesia samadengansecaraJepang. Akan tetapi, walaupunberagamaBuddha, caranyaberbedadenganJepang. Walaupunberbeda agama, adatempat yang carakuburannyasamadenganJepang. Ituupacarakematian yang disebutNgaben di Bali. Orangorang di Bali percaya agama Hindu, lalu agama Hindu jugaadakebiasaanbahwasetelahmeninggal, orang yang meninggaldibakar.Olehkarenaitu, sayamengira agama Buddhadan agama Hindu hampirsama. Sekarang, kami tidak bisa hidup tanpa ilmu pengetahuan, tetapi ternyata orang-orang yang zaman dahulu bisa hidup tanpa ilmu pengetahuan. Mengapa mereka bisa hidup sendiri pada zaman dahulu? Karena mereka percaya kekuatan sesuatu dari alam, misalnya gunung, sungai, laut, langit, danau, dan binatang. Dengan demikian, orang-orang zaman dahulu percaya dengan kekuatan alam. Tambah lagi, mereka menganggap sesuatu dari alami sebagai Tuhan. Maksudnya, sesuatu dari alam mempunyai kekuatan sama dengan kekuatan yang Tuhan punyai. Oleh karena itu, ternyata mitos di Jepang juga berhubung dengan Tuhan. Saya ingin memperkenalkan mitos tentang kucing di Jepang. Di Indonesia, kucing adalah binatang yang bagus karena zaman dahulu Nabi Muhammad memlihara kucing. Oleh karena itu, kebanyakan orang Indonesia yang beragama Islam menyayangi kucing. Akan tetapi, di Jepang kesan terhadap kucing macam-macam, ada yang mempunyai kesan baik, dan ada yang buruk terhadap kucing. Menurut saya, kesan yang baik terhadap kucing lebih sed ikit daripada kesan yangburuk. Oleh sebab itu, kebanyakan mitos tentang kucing mempunyai arti yang buruk. Jika bertemu dengan kucing hitam pada bulan purnama, nanti Anda akan mendapat kemalangan. Namun, jika tidak mau mendapat kemalangan, Anda harus mendur sepuluh langkah sambil menutup mata. Berbeda dengan itu, ada mitos tentang kucing yang bagus. Jika bermimpi kucing putih, Anda akan memdapat kebahagiaan, misalnya lulus ujian, mendapat pacar, dan banyak uang. Sepertinya, baik orang Jepang maupun orang luar negeri percaya mitos tentang kucing. Walaupun tidak tahu mitos itu benar atau salah, kebanyakan orang Jepang percaya mitos itu karena orang Jepang takut mendapat kemalangan. Jika melihat orang yang sedang mundur sambil menutup mata di jalan, berarti orang itu bertemu dengan kucing hitam.
Lampiran 3 Sayatinggal di kos di pengadeganutara, dansetiapharisayanaiksepedakekampus. SayamemberitahuAndajalandarikossayasampaikampussaya. Setelahkeluarkos, Andalewat di depantoko yang kecil, danberbelokkekiri di masjit yang berwarnahijau. Kemudianjalanlurusterussampaikelihatanjalan yang lumayanbesar, danadarumah yang berwarnaputih di sebelahkiri.Laluberbelokkekiri di rumahtersebut, danjalanlurusterus.Nantikelihatanjembatan, dansungaimengalir di bawahjembatan.Andamasihlurusterus, nantiadapertigaan, danada ATM yang dibuka 24 jam di sebelahkanan. Berbelokkekiri di pertigaanitu, lalujalanluruslagi, danwarungwarungmakananada di sebelahkanan.Nantiadaperempatan di dekatstasiunkalibata, perempatanituramaidengankendaraan.Kalauberbelokkekanan, Andaakansampai di stasiunkalibata. Akan tetapi, Andamasihlurusterus di perempatantersebut, danAndakelihatanrelkereta.Setelahlewatrelkereta, lurusteruslagi.Laluadapertigaanlagi, danadatukang DVD di sebelahkiri, danberbelokkekiri.Kemudianlurusterus, nantiAndalewat di depan Alfa Mart, danmasjit yang berwarnahijaujugaada di seberang Alfa Mart. Kalausudahlewat di depan Alfa Martdanmasjittersebut, Andasudahdekat di kampussaya. Andamasihlulusterus, danadapapanreklam yang berwarnabirudanberbentuksegitigadi sebelahkanan. Di papanreklmitu, adatulisan LIA.Kalaukelihatanpapanreklam itu, Andasudahsampai di kampussaya. Saya sering bertemu dengan anak jalanan sejak datang di Indonesia, dan mereka mencari uang sendiri sambil menyani atau bermain alat musik. Mereka bukan tidak bersekolah, melainkan mencari uang sendiri untuk hidup pada siang hari. Kemudian, mereka tidur di pinggil jalan pada malam hari, misalnya di jumbatan transjakarta. Berbeda dengan itu, anak jalanantidak ada di Jepang, dan sebelum datang di Indonesia, saya tidak pernah bertemu dengan anak jalanan di mana-mana pun. Akan tetapi, saya sudah tahu banyak anak jalanan di negara berkembang melalui acara TV di Jepang, dan saya merasa kasihan dengan mereka, tetapi tidak bisa berpikir apa-apa untuk menolong mereka. Karena saya belum terbiasa bertemu dengan anak jalanan di Jepang. Oleh sebab itu, saya tidak bisa mengerti situasi nyata anak jalanan di luar negari. Namun, pada suatu hari sebulum datang di Indonesia, tiba-tiba pikiran saya berubah. Kenyataan anak jalanan di Jakarta diperkenalkan dalam acara TV di Jepang, dan di Jakarta ada yayasan untuk menolong anak jalanan. Lalu, yayasan itu dibuat oleh beberapa orang Jepang, dan ada sekolah untuk mengurus anak jalanan sampai mereka mandiri. Yayasan itu bekerja sama sekolah tersebut, dan mereka melakukankegiatan untuk anak-anak di sekolah tersebut. Misalnya, ibu-ibu yayasan tersebut menerjemahkan buku-buku di Jepang ke bahasa Indonesia, dan mereka mengunjungi sekolah tersebut untuk membacakan anak-anak buku yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Selain itu, memasak bersama, membuat permainan bersama,dll. Anak-anak di sekolah itu selalu melakukan sesuatu dengan sekuat tenaga, dan salalu senang. Walaupun mereka mempunyai latar belakang yang sedih sebagai anak jalanan, mereka tidak dianggap mantan anak jalanan oleh saya. Walaupun kurang bisa bahasa Indonesia, orang Jepang pun bisa menyenangkan anak-anak yang berbeda negara dengan Jepang. Sejak menonton acara TV itu, saya mengira harus melakukan sesuatu untuk mereka. Kami tidak boleh membuang potensi mereka untuk masa depan, padahal anak-anak mempunyai banyak potensi. Saya mengira sesuatu yang mereka benar-baner butuh adalah setuatu yang besar, tetapi ada batasan bantuan yang saya bisa. Jadi, saya ingin melakukan apa saja yang saya bisa untuk anak-anak di sekolah itu.
Lampiran 4
MENULIS Nama Tempat, tanggal lahir Asal negara Jenis kelamin Alamat Email Sudah berapa lama tinggal di Indonesia Sudah berapa lama belajar bahasa Indonesia
: Yuko Nakashima : Jepang, 15 Mei 1987 : Jepang : Perempuan :
[email protected] : 8 bulan (sejak Oktober 2011) : 1 bulan setengah (April 2012)
Ketoprak adalah kesenian pentas Indonesia yang berkembang di Jawa. Dalam sebuah pentasan ketoprak, dilakukan dengan bahasa Jawa, lagu-lagu Jawa, dan diiringi dengan gamelan. Kebanyakan cerita pantas ini diambil dari legenda, sejarah Jawa, mitos, dan cerita dari luar negeri juga. Dalam pentas ini tidak merupakan sama sekali dengan cerita-cerita yang jenis epos seperti Ramayana dan Mahabharata. Hal ini menunjukkan bedanya dengan wayang orang karena wayang orang juga kesenian pentas tapi cerita-cerita diambil dari epos disebut. Tidak hanya orang asing, orang Indonesia juga tidak paham ceritacerita dalam pentas ini karena digunakan bahasa Jawa. Akan tetapi, Pentas ini berrevolsi dengan humor dan bahasa Indonesia. Saat ini kita bisa menikmati kesenian ini dengan tv juga. Ketoprak pertunjukan kehidupan orang-orang Indonesia. Menurut saya, orang Jepang lebih menyukai hal-hal yang cangih atau baru dari pada orang asing. Jika dipublikasikan produksi baru oleh pabrikan mobil, baju, game, atau gadget, orang Jepang merasa ingin coba produksi tersebut dengan benar-benar cepat dan sering disksi detil tentang itu. Mengapa orang Jepang gini? karena orang Jepang mengalami empat musim selama satu tahun dan pengalaman ini menyebabkan bahwa orang Jepang harus berubah gaya hidup setiap musim supaya bisa nyaman. Oleh karena itu, orang Jepang menyesuaikan hal yang cangih atau baru lebih cepat dari pada orang lain. Saya akan memasak onde-onde. Pertama-tama, kukus kacang hijau sampai matang, memasuki wajan, dan menambahkan gula pasir,daun pandan, santan, dan garam. Lalu, memasak sambil mengaduk sehingga kalis dan mendinginkan. Kedua, rebus airdan tepung kanji sambil mengaduk sehingga meletup-letup dan menyusihkan. Ketiga, mengaduk air yang dididihkan,gula pasir sampai gula larut dan tuang ke atas tepun ketan. Kemudian mengaduk rata, menambahkan biang, dan mengaduk lagi. Keempat, menambahkan tepung kanji, garam dan mengaduk rata. Lalu, ambil adonan, memipihkan, menambahkan, mengisi, dan memberatkan. Kelima, mencelup beratan onde-onde ke dalam air dan mengulingkan di atas wijen sehingga rata. Keenam, mengoreng sambil mengaduk. Pertama-tama, tumis bahan yang dikisar sehingga naik bau. Lalu, memasukkan renpah kurma, dan tumis lagi sehingga berbau. Setelah itu, memasukkan daging, dan kacau rata, dan membiarkan tiga menit. Kemudian, memasukkan santan. Bila agak-agak daging sudah lembut, memasukkan air asam jaw, garam, dan gula. Selanjutnya, bila daging sudah lembut, memasukkan pula kerisik dan gaul rata. Pada saat terakhir, memasukkan daun yang dimayang dan membiarkan sehingga kuah agak pekat. Selama memasak, anda harus memperhatian dengan api perlahan.
Lampiran 4 Apartmen saya terletak di sebuah pantai. Di sekitar situ terdapat tempat wisata. Apartman ini setinggi tiga lantai, dan memiliki lima beras kamar. Di belakang apartmen ada laundry, restoran Cina, dan taman besar. Di seberang ada perumahan. Di depan apartmen ada tempat parker untuk sepuluh mobil, dan motor atau sepeda. Di sebelah kanan pintu masuk apartmen ada kotak pos. Di depan kotak pos ada tangga. Di lantai satu ada enam kamar, di lantai dua ada enam kamar, dan di lantai tiga ada tiga kamar. Sebelum datang ke Jakarta, sejujurnya, saya tidak begitu tahu tentang Indonesia. Saya hanya tahu sebagian besar penduduk beragama islam dan panas padahal pernah belajar bahasa Indonesia dan berteman orang Indonesia di Jepang. Akan tetapi, saya bisa tahu kehidupan, budaya, cirri-ciri orang Indonesia, dan masalah. Pada khususnya, kemarin saya menonton berita tentang Unjuk rasa untuk menolak kenaikan harga BBM di Indonesia. Orang-orang yang masih muda atau mahasiswa melawan pemerintah Indonesia. Kalau orang Jepang walaupun merasa kemalahan kepada pemerintah Jepang, mereka tidak mengembangkan isu. Karena orang-orang masih muda adalah minoritas. Saya berpikir unjuk rasa tidak harus mengembangkan, tetapi saya terkesan hebat hal yang orang-orang bisa melawan politik buruk. Pada Pesta pernikahan Kristen, Istri melempar buket bunga kepada tamu undangan khusus perempuan sebelum selasai pesta ini. Kalau bisa menangkap itu, orang itu bisa menika sebentar lagi. Orang barat dan Jepang percaya seperti ini. Selain itu, Orang Korea Selatan percaya mitos ini seperti yang akan menjelaskan kemudian. Orang yang bisa menangkap buket bunga harus menika dalam waktu enam bulan. Jika tidak bisa, orang tersebut tidak bisa mendapat suami selama enam tahun. Jadi, katanya orang yang tidak punya pacar tidak mau dapat itu. Warisan Dunia di pulau Jawa yang terkenal adalah Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Ujung Kulon. Zaman dahulu, orang-orang beragama Buddha atau Hindu sebelum disebarkan agama Islam. Jadi, candi tersebut menunjukkan barang bukti adanya Budha di pulau Jawa. Gotong royong adalah salah satu budaya Indonesia. Gotong royong adalah kerja sama orang-orang dala satu RT atau RW berkelompok agar menjaga lingkungan sekitar mereka. Setelah hujan deras, mereka bekerja untuk memperbaiki rumah yang hancur. Pada malam hari, mereka berkeliling untuk menjaga keamanan. Jika bertemu dengan pencuri atau penjahat, mereka menangkap sesegera mungkin. Kemudian, gotong royong adalah saling membantu dalam satu kelompok. Contohnya, jika ada orang yang mau melaksanakan upacara pernikahan atau ada kematian, tetangga sekitar pasti menyumbang/membantu keluarga tersebut. Oleh karena itu, orang-orang harus ikut gotong royong untuk bisa dibantu ketika mereka mau melaksanakan suatu acara. Upacara tiga bulanan adalah upacara kelahiran untuk orang yang beragama Hindu di Bali. Menurut agama Hindu, setelah tiga bulan dari kelahiran, bayi bisa menjadi manusia. Ibu dan bayi yang baru lahir dibersihkan selama tiga bulan. Bayi tidak boleh menginjak tanah karena belum jadi manusia. Menurut Agama Hindu di Bali, kehidupan dibagi tiga tahap, yaitu “lahir”, “hidup”, dan “meninggal”. Oleh karena itu, bayi dinaikkan sebuah tangga kecil supaya bisa naik tahapan berikut.
Lampiran 4 Upacara kematian di Jepang memiliki ciri khas budaya Jepang meskipun upacara ini merupakan cara katolik karena katolik memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan budaya lokal. Makanya, di Jepang budaya dan tradisi dihormati. Jika sebagian besar orang yang menghadiri bukan Katolik, upacara tidak dilakukan ritual seperti “Misa”. Upacara kematian menurut katolik tentu saja untuk mendoakan orang yang meninggal. Meskipun begitu, upacara ini adalah untuk mendoakan bagi orang yang masih hidup. Pada saat yang sama, orangorang berdoa kepada tuhan supaya keluarga berduka yang orang meninggal bisa ditolong oleh tuhan.
UJI RXFERENSI Nama
Mayang Maharani
NIM
107013000811
Fakultas
FaLrltas Iknu Ta$iyah dan Kegwuan
Judul Skipsi
Efektivitas Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing mtuk Meningkatkan Keterampilan (Penelitian pada Mahasiswa
di
Memrlis
Pusat Petayanal Bahasa
dan Program BIPA @PB) STBA LLA. Jakarta)
Ibu Nuri Nurhaidah, M.A.
Dosen Pembimbing
Paraf
Narna Buku
No
Pembimbing
kia,
M.Pd. Modul Mata Kuliah Startegi
Chris Watkins
dkk
Pembeld[ai, Zoot
Effecttue Leaming
in
{
Classrooms. Londou Paul
Chapman Publishing. 2007
Harimuti Kridalaksana. Kauus Linguistik- Jakarta: PT Gmmedia
/
Pustaka
Utama.2008
Herry Guntur Taigan. Menulis Sebqg.ti Suatu Ketetarrlpilak Berbahasa.
I /
Bandu[g: Pene6it Angkasa. 2008
f
Iskandarwassid dan Dadang Smendar. Sr,'areg? Pembelajaran Bahasa, Bandung: Sekolah Pascasadana Univercitas Pendidikan Indonesia dan PT Remaja Rosdakarya, 2008
John Langan. English Skills: seyenth edition. New York: McGra*.Hill.
{
2000
Kushartanti, dk,k Pesona Bahasa: Langkah Awal Memqhami Linguistik.
Lamuddin
Filoza.
Komposisi Bahasa Indo esia. Jakafia: Diksi Insan
I
r
Mulia.2008 Lipjila]n6. Bahasa Indonesia KemungLinan Jadi Bahasa Restui ASEAN.
/
r
Jakarta: Gramedia Pustaka Ulama. 2009
Doi
http:/.6erita.lioutan6.com/sosbud,/201 105/333260/bahasa indonesia kemun
ekinan iadi bahasa_resmi asean. diakses oada tanegal 1 Juri 2011 oukul
{
2!.09wrB Masitoh dan Laksmi Dewi. Sbqtegi Pembelajaran Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia. 2009
M. Yurus. Menulis
l.
/
Jakafla: Penerbit Universitas Terbuka- 2008
t
Mulyard Sumantd dan Nana Syaodih. Perkembangan Pesefiq Didik, Jakaxta:
f
/
Unive$itas Terbuka" 2009
Nuri Nuhaidah. Hand Out Silabw dan Satuan Acara Perkulinhan. Jakarta:
{
Ebru Larguage Center. 2004
Nuri Nurhaidah. Kumpulan Makalah lnternasional dalam Kongres Bahasa
/
2008, Seri I (satu)- lakala: Ebru Language Center. 2009
Pusat Bahasa. Pedonan Umum Ejaan bqhasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakafia: Pusat Pembinaan dan pengembangao Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1991
Subana
f
daa Sunaxti. Sh4reg, Belajar Mengajar Bahasa Indonesia,
Bandung: Penerbit Pustaka Setia
Sri Utari Subyakto. Metodologi Pengqjaran Bahasa. Iakaria: Depaxtemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jen&al Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, 1988
Jakarta, September 2012 Dosen Pembimbing,
--'. 4tutual Ntri Nurhaidah- M-A-
/
KEIVIENTERIhN AGAMA UIN JAKARTA FITK
I Tgl Terbit : No.
FORM (FR)
Dokumen
la
:
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Lanp.
:-
Ha1
:
1 t,larer 2010 111
9)r1
F.ll-t\l.0l.l ..''.: l0ll
Un.ol
1\'omor
FITK FR AKD 081
Jaka11a,
l0 Mei
201
I
Bimb,ngan Skripsi
Kepada Yth. Dra. Nrrri^"uraidah. N.I A. Pembilnbing Skr ipsi Fakultas ILnLr Tarbl)ah dan Kcguruan l-llN S]arif HidilvalLrllah
Jrkafta. AssLtla
it olnikt )t tlt.\
b
Dengin ini diha|apkan kcscdioarr Saud.rx
(nralcrii'rekIis) perrulisrn skripsi nratlrsis\.r:
unluk
Nanla
Nlayang lvlaharani
NIM
107013000E11
Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra IrrdoDesia
nrenjadi pembimbing I/tl
:VIII (Delapan)
Semestcr
Judul Skripsi
l-Iektivilos PeIrrbelajal1ln Bahasa Indoncsin bagi penutur Asing
unrLrk
Meningkatkan KeterarnpilaD Menulis Eksposisi di t,cnrLraga Bahasa
Judul lersebLrt telah disclLrjui oleh JurLrsan yang bersangklrlan padii llnggal 6 Mer 20 . abnraksi/o?///r?e te ar pir. S3trdara dapat melakukan perubehan rediksional p'a-Ltajrdut rersebLrt Apabih perubahan substrnsial diarggip pcrlu, nohon pcnrbimbing rnenghUbungi .turLrsan terlcbih dahrrl,l
Bimbingan skripsi ini diherapk.n selcsri drlanr lvaklu 6 (cnan) butan, d:rn dapat dipcrp.rnl,rrg
sclama 6 (cnam) bulan berjkLrlnya ranpa sural pcrpanjangan-
Atas perhatiau drn ke{a sama Saudara, karniuca|kan icrim.r kasih. Va.s.sal t nnu' a I o iku
n
trr. tt b. a.n. Dekan d(\1
inslla hd$\\tsid
itt;yah ZA, M,Pd
l. 2.
Dekar FITK Mahasislva ybs.
,iu lSi
'ij'u),,
i2001
SUR{T ITETERANGAN
\'rn!
beflanda 1.nra. dibawrh ini
Nanra JaLratan
.,\lamal
-\
sna
r Kepale
J L.ahi), M.I{Lnn Pusat Pele\anan Bahasa dan Progra,r
STBA LIA .hkada
.ll
Pcneadeoan .hliarta SelaLail
Dengan
lllPA
firrur Rata No 3 l'anco|an
ini menerangkan bahwa mahasiswa yang beridentitasl
Nama : Mayang Maharani r 107013000811 MM
Fakultas : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan : Pendidikan
Bahasa dan Sastra lndonesia
Universitas : Universitas Islarn Negeri Syaril Hidayatullah lai(arta Telah melakukan penelitian pada tanggal 11-15 Mei 2012 di Pusat Pelayanan Bahasa dan Program BIPA Sekoiah Tinggi Bahasa Asing LIA Jakarta
Jakarla. 19 Scptcrrb,ri
l0l
l
Kep*h I'us t l'el:r]xntln dan Ilroglrnr tsIPA S;rkolih 'linggi Brhasa Asio LIA
,,= ",E j'., ;;,-:.:':r..:;!: ,1i:{
1.- ar. _:. ll;;
)
'ffi
Daftar Riwayat Hidup
/fr!^
Nama
Vlawldt"
e\
\956
Y4raxa9, \b \<64bolr ov6d No.tvT Ex 1\. [\/\1,il', e\7&fi9ry>
Tempai, tanggallahir
No Te epon
Riwayat Pendldikan
r 5P +atY
o 5.
tK-W
l'LaYWUt"\e'v"
O^**t*^
C9-z)'ran<-<'q-,
6.
Pergn arnan
r.engajar
:
-;;,#a^; e"-
<MA- )35b )ql r. ',,
euz'r*'e
3.
4.
taka,ra,
19
veizotz