perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Self-Talk untuk Meningkatkan
Efektivitas Pelatihan Self-Talk untuk Meningkatkan Efikasi Diri dan Penampilan Atlet Kumite Karate UNS The Effectiveness Of Self-Talk Training To Improve Self Efficacy And Athlete Performance Kumite Karate Uns Yulia Sahaja Dewi Permatasari, Suci Murti Karini, Moh. Abdul Hakim Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
ABSTRAK Ketangguhan mental atlet sudah harus ditanamkan dalam program latihan, agar atlet mampu meyakinkan dirinya akan kemampuan yang dimiliki atau memiliki efikasi diri yang dapat membantu atlet dalam menunjukan penampilan yang baik saat bertanding. Keyakinan atlet akan kemampuan dirinya untuk dapat meningkatkan penampilan saat menghadapi pertandingan dapat diatasi dengan pelatihan mental yaitu self-talk.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas pelatihan Self-Talk terhadap peningkatan efikasi diri dan penampilan atlet. Subjek penelitian ini adalah atlet kumite karate di Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta. Desain penelitian ini adalah desain eksperimen pretest-posttest control group design dengan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing sebanyak 5 orang. Kelompok eksperimen diberikan pelatihan Self-Talk sebanyak 5 sesi pertemuan selama 3 minggu dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, latihan, role play, dan simulasi. Instrumen terapi yang digunakan adalah modul pelatihan, buku kerja, dan angket evaluasi. Metode pengumpulan data penelitian yaitu berupa skala efikasi diri dan skala penampilan atlet. Koefisien reliabilitas skala efikasi diri dengan r tt sebesar 0.907, dan skala penampilan atlet dengan rtt sebesar 0.903. Teknik analisis data menggunakan analisis statistik nonparametrik uji 2 Sampel Independen Mann-Whitney dengan bantuan komputer program SPSS. Hasilnya (p) sebesar 0,04 (p<0,05) untuk tingkat efikasi diri. Sedangkan pada analisis tingkat penampilan atlet nilai uji signifikansi (p) sebesar 0,008 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukan bahwa pelatihan Self-Talk efektif terhadap peningkatan efikasi diri dan penampilan atlet kumite karate UNS.
Kata kunci: Self-Talk, efikasi diri, penampilan atlet, kumite, karate.
PENDAHULUAN
(kumpulan jurus) dan kumite (pertarungan),
Karate merupakan salah satu cabang
WKF (World Karate Federation) membuat aturan
olahraga
yang
diharapkan
bisa
terbaru
dalam
pemberian
point
membina pertandingan, untuk kategori kumite dalam
generasi muda menjadi pribadi yang sehat dan pengambilan poin teknik yang digunakan harus commitsesuai to user dengan kriteria terbaru dari WKF berprestasi. (Dewan Wasit, 2013). Perubahan peraturan Karate sebagai sarana kompetisi memiliki pertandingan dari WKF, menuntut para atlet dua kategori yang dipertandingkan, yaitu kata 1
perpustakaan.uns.ac.id untuk
meningkatkan
digilib.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Self-Talk untuk Meningkatkan mereka diri yang tinggi, yaitu goal-setting, self-
performance
menjadi atlet yang berkualitas dan profesional.
confidence, relaksasi, self- awareness, imajery,
Di samping kekuatan fisik dan teknik dan self-talk. Dari beberapa teknik pelatihan yang dimiliki seorang atlet faktor mental mental tersebut, self-talk merupakan salah satu (psikis)
juga
berperan
mendukung metode latihan mental yang paling sering dan
dalam
penampilan secara maksimal. Pengaruh faktor tanpa disadari kerap pelatih terapkan pada mental pada atlet secara khusus terlihat ketika atletnya pada saat latihan. sedang bertanding, terlihat dari kuat-lemahnya dorongan
untuk
meraih
prestasi
Pada metode self-talk yang mengacu pada
dan dialog internal seseorang dengan diri sendiri
memenangkan pertandingan (Gunarsa, 1989).
pelatih memberikan instruksi yang sekaligus
Menurut Harsono (dalam Gunarsa, 1996) membuat atlet berpikir bahwa setiap proses penampilan
puncak
seorang
atlet
80% dalam latihan merupakan bagian dari kunci
dipengaruhi oleh mental dan hanya 20% oleh untuk menjadi seorang juara. Pelatihan self-talk aspek lainnya. Atlet kumite sebagai bagian dari sebagai salah satu bentuk dari pelatihan mental salah satu kategori karate, memiliki kekhususan akan menanamkan suatu kepercayaan pada diri dalam sistem pertandingannya. Dalam kumite atlet yang didasarkan pada latihan dan usaha kesiapan seorang atlet serangan
musuh
untuk
menjadi
menghadapi yang keras, sehingga pada akhirnya atlet dapat
faktor
penting. memiliki keyakinan akan kemampuan diri
Kurangnya kemampuan atlet dalam memahami sendiri (self-efficacy). Atlet yang terampil dalam dan mengembangkan potensi dirinya, dapat mengatur mentalnya, pada saat menghadapi mempengaruhi
penampilannya
dalam pertandingan akan mampu meyakinkan diri
bertanding (Feltz & Lirgg, 2001). Ketangguhan bahwa
kemampuan
mental memiliki pengaruh cukup besar terhadap menunjang peningkatan
performa
atlet
pada
yang
penampilannya
dimiliki pada
saat
dapat itu.
saat Mereka akan berbicara kepada dirinya seperti
bertanding. Bagi atlet, bertanding bukan hanya yang akan mereka sampaikan kepada rekannya. persoalan
tentang
memenangkan
dan Metode ini kerap digunakan selama program
mengalahkan lawan, namun juga kemampuan latihan dijalankan namun masih bersifat intuitif, untuk mengalahkan rasa takut dalam diri. Dalam dikarenakan kurangnya pemahaman para pelatih bidang olahraga, keyakinan akan kemampuan mengenai ketahanan mental dalam pemberian diri sangat berpengaruh terhadap perfomance pelatihan pada atlet-atletnya para atlet (Sugiono,2008). Komarudin
(2013)
DASAR TEORI menyebutkan
Penampilan Atlet beberapa metode latihan mental yang sering commit to user Penampilan (Performance) merupakan digunakan oleh pelatih untuk membentuk bahasa komunikasi non-verbal, dan merupakan mental atlet yang tangguh serta tingkat efikasi hal penting yang harus disiapkan, penampilan 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Self-Talk untuk Meningkatkan
yang baik harus ditunjang dengan kesehatan
atlet untuk melakukan gerakan dengan
fisik dan mental (Chalil, 2005). Performa dalam
secepat
olahraga
serangan saat bertanding.
psikologis
telah
menjadi
lebih
dari
subyek satu
penelitian
abad,
yang
memberikan hasil mengenai efek motivasi,
mungkin
dalam
melakukan
b. Kelincahan (Agility) Kelincahan (agility)
menjadi salah
kognisi, stres, kepercayaan diri, persiapan
satu aspek yang mengandung komponen
mental, dan dinamika tim (Brewer, 2009).
kecepatan sebagai kemampuan mengubah
Meskipun secara umum penampilan dan
arah dalam melakukan gerakan.
prestasi olahraga beladiri dipengaruhi oleh
c. Kekuatan (Power)
kekuatan kelenturan otot, struktur anatomis-
Kemampuan
fisiologis, penugasan dan keterampilan teknis, namun hal ini belum cukup menjadi jaminan. Selain faktor fisik dan teknik, masih ada faktor
d. Kelentukan (Flexibility) Komponen gerakan
psikologis, karena penampilan atlet dalam
mempengaruhi
pertandingan tidak dapat dilepaskan dari tingkah
bergerak.
(Gunarsa, 1989). Pentingnya peranan faktor psikologis
dalam
meningkatkan
dalam
mengeluarkan tenaganya secara ekspulsif.
lain yang tidak kalah penting yaitu faktor
laku dan aspek psikis yang mendasarinya
seseorang
sendi
yang
memungkinkan
yang
luas
kecepatan
atlet
sehingga dalam
e. Aksi-reaksi Aksi-reaksi merupakan kemampuan
performa
atlet dalam memberikan reflek jawaban
seorang atlet dalam menghadapi pertandingan
gerakan setelah menerima rangsang atau
menjadi sorotan bagi para pelatih.
serang.
Berdasarkan pendapat dan gambaran diatas, performance merupakan peningkatan
f. Daya tahan (Endurance) Endurance
atau
tahan
otot
untuk
penampilan seorang atlet dalam bertanding,
merupakan
aspek psikologis merupakan aspek penting
berkontraksi secara statis atau berulang-
untuk ditinjau baik pada saat atlet mengalami
ulang.
kekalahan maupun mengalami kemenangan. Mutalib
(1984)
menjelaskan
Penampilan
kemampuan
daya
seorang
atlet
dalam
bahwa mencapai prestasi dipengaruhi dari berbagai
seorang atlet dapat menilai kemajuan performa aspek-aspek kepribadian dan merupakan hasil dengan mengetahui adanya peningkatan yang gabungan beberapa faktor, yakni: faktor fisik, tampak melalui aspek yang terlihat dan dapat faktor teknik, dan faktor psikis. dirasakan, meliputi: Efikasi Diri commit to user Bandura (1997) mendefinisikan efikasi Speed atau kecepatan merupakan aspek yang berkaitan dengan kemampuan diri sebagai keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk mengorganisasikan dan
a. Kecepatan (Speed)
3
perpustakaan.uns.ac.id melaksanakan
digilib.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Self-Talk untuk Meningkatkan
serangkaian
tindakan
untuk lain melalui pengamatan dan juga verbal, serta
mencapai tujuan yang diinginkan. Efficacy keadaan kondisi fisik dan emosional individu. didefinisikan mendapatkan
sebagai hasil
kapasitas
atau
pengaruh
Efikasi diri pada diri tiap individu akan
untuk
yang berbeda antara satu dengan yang lainnya,
diinginkannya, dan self sebagai yang dirujuk menurut Bandura (1997) efikasi diri terdiri atas (Wallatey, 2001). Memiliki keyakinan diri beberapa aspek, meliputi: merupakan hal yang penting bagi seorang atlet. a.
Tingkat kesulitan (Magnitude)
Seperti yang diungkapkan Bandura (dalam
Magnitude merupakan aspek yang
Friedman dan Schustack, 2008), efikasi diri
berkaitan dengan tingkat kesulitan tugas
memiliki dampak yang penting bahkan menjadi
ketika
motivator
melakukannya
utama
terhadap
keberhasilan
perilaku
seseorang.
serta
dan
merasa akan
situasi
di
mampu
menghindari luar
batas
kemampuan individu tersebut.
Ketika atlet dihadapkan pada suatu kondisi tertentu, bila memiliki efikasi diri yang
individu
b. Kekuatan (Strenght)
tinggi, akan membuat atlet tersebut tetap tenang,
Aspek ini berkaitan dengan tingkat
tidak seperti seorang atlet dengan tingkat efikasi
kekuatan dari keyakinan atau pengharapan
diri yang rendah yang hanya memikirkan dan
indvidu mengenai kemampuannya.
terpaku pada kelemahannya. Wade dan Tarvis c.
Generalisasi (Generality)
(2007) berpendapat bahwa individu-individu
Seberapa individu memahami dan
yang kuat adalah
yakin akan kemampuannya dalam berbagai
individu yang berprestasi secara cepat pada
situasi tugas, mulai dari melakukan suatu
permasalahan yang dihadapi dan tidak menjadi
aktivitas dalam situasi tertentu atau pada
cemas/panik
serangkaian aktivitas dan situasi yang
yang memiliki efikasi diri
menghadapi
permasalahan-
permasalahan tersebut ketika atlet meragukan
bervariasi.
kemampuan diri mereka. Berdasarkan uraian diatas, efikasi diri adalah keyakinan seseorang Pelatihan Self-Talk Hackfort & Schwenkmezger (1993) mengenai kemampuan-kemampuannya dalam menghadapi
beraneka ragam situasi
muncul dalam hidupnya.
yang mendefinisikan self-talk sebagai suatu dialog dimana individu menafsirkan perasaan,
Efikasi diri berasal dari empat sumber persepsi, mengatur, mengubah evaluasi serta pengalaman. Menurut Bandura (1997), efikasi keyakinan, dan memberikan dirinya instruksi diri dapat diperoleh, diubah, ditingkatkan, atau dan penguatan. Mereka akan berbicara kepada dirinya sendiri dengan cara yang sama seperti diturunkan, melalui salah satu atau kombinasi commit to user empat sumber yang mempengaruhi, yaitu yang akan mereka bicarakan pada orang lain. tingkat kemampuan individu, pengaruh orang Para atlet seringkali berbicara dengan dirinya sendiri, baik itu sebelum, sedang, ataupun 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Self-Talk untuk Meningkatkan
sesudah pertandingan berlangsung. Atlet dengan
metode countering, peserta akan dibantu
karakteristik penampilan yang baik adalah atlet
untuk dapat mengatur dan mengelola
yang mampu berbicara dan berpikir postitif
pemikirannya, mengubah pemikiran yang
dengan
negatif menjadi positif.
dirinya
sendiri.
Selk
(2009)
mengungkapkan bahwa self-talk adalah sebuah b) Tahap II strategi kognitif yang melibatkan aktivasi proses
Pada Tahap kedua ini akan diadakan
mental untuk mengubah atau mempengaruhi
sebanyak tiga kali pertemuan yaitu dua kali
pola-pola pikiran yang ada. Pembicaraan yang
pada minggu kedua dan satu kali pada
diarahkan pada dirinya memiliki potensi lain
minggu kedua pelatihan, peserta akan
yang membantu atlet dalam mengatasi tekanan-
diminta
tekanan.
reframing pada saat simulasi sebagai proses
untuk
menggunakan
metode
dapat
penguatan dan keterampilan melakukan
menjadi metode untuk meningkatkan efikasi diri
self-talk positif dalam berbagai kondisi dan
pada
situasi pertandingan.
Pemberian
atlet,
pelatihan
membuat
self-talk
atlet
yakin
akan
kemampuan dalam dirinya untuk mencapai hasil c)
Tahap III
yang ditargetkan serta menampilkan yang
Pada Tahap yang terakhir ini dilakukan
terbaik. Pelatihan self-talk dalam penelitian ini
pada minggu ketiga sebagai pembiasaan
terdiri atas tiga tahap yang dilakukan dalam
dan strategi penggunaan
lima sesi pertemuan selama tiga minggu dengan
affirming. Pada bagian ini akan dilakukan
tujuan agar atlet
mampu mengelola dan
simulasi sebagai langkah-langkah untuk
mengarahkan pemikiran agar tetap positif, hal
pembiasaan melakukan self-talk mengubah
ini
pikiran negatif menjadi positif.
dilakukan sebagai
salah satu
bentuk
self-talk, yaitu
peningkatan efikasi diri dan performa atlet. Berikut penjelasan dan penggunaan beberapa metode
yang
berbeda
dalam
pelaksanaan
pelatihan self-talk pada penelitian ini: a)
Subjek Penelitian Populasi penelitian ini adalah atlet
Tahap I
Karate kumite yang masih aktif dan tergabung
Pertemuan pertama dilakukan pada minggu pertama
METODE PENELITIAN
tahap
pendahuluan
ini
dan
merupakan latihan
dasar,
latihan yang
meliputi pembangunan rapport, pemberian
dalam Team Karate UNS yang berjumlah 30 orang. Adapun karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah: 1. Atlet Karate Universitas Sebelas Maret.
materi materi tentang 20 sikap mental
2. Mengikuti pemusatan latihan (training karateka sejati, kemudian akan dilanjutkan commit to user center) di UNS. dengan materi mengenai penggunaan self3. Pernah mengikuti minimal 3 event talk dalam pertandingan yaitu dengan kejuaraan. 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Self-Talk untuk Meningkatkan
4. Tingkat efikasi diri dan penampilan atlet subjek, lembar evaluasi, dan juga lembar kurang hingga sedang.
observasi.
Desain Penelitian
Metode Analisis Data
Desain penelitian ini menggunakan desain
Metode analisis menggunakan uji non
pretest-posttest control group design. Setelah
parametrik
dilakukan tryout sekaligus pretest didapatkan
independen
10 Subjek yang memenuhi kriteria. Kemudian
menggunakan
peneliti menggolongkan atlet berdasarkan hasil
statistik SPSS for MS Windows versi 16.0.
tes tersebut menjadi kelompok kontrol dan
Selain analisis kuantitatif, dalam penelitian ini
kelompok eksperimen dengan cara matching.
juga digunakan analisis kualitatif hasil observasi
Setelah
dan buku kerja.
itu
kelompok
eksperimen
diberi
yaitu
dengan
uji
2
Mann-Whitney bantuan
komputer
sampel dengan program
perlakuan berupa pelatihan self-talk dengan modul yang telah disediakan oleh peneliti, pada akhir penelitian dilakukan posttest pada kedua kelompok.
Hasil Penelitian 10 orang subjek yang memenuhi kriteria peneliti terbagi menjadi dua kelompok yakni
Teknik Pengumpulan Data
eksperimen dan kelompok kontrol masing-
Skala efikasi diri Skala
HASIL-HASIL
efikasi
diri
menggunakan
modifkasi skala Likert dari 3 aspek efikasi diri menurut Bandura (1997) yaitu magnitude, generality, dan strenght. Setelah dilakukan uji coba diperoleh 35 aitem akhir yang memiliki koefisien relibilitas (rtt) sebesar 0,912.
masing berjumlah lima orang. Hasil pretest dan posttest subjek dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 1 dan 2. Pada tabel 1 menunjukkan skor efikasi diri pelatihan, dan pada tabel 2 menunjukan skor penampilan atlet pada saat pretest dan posttest.
Pengukuran Subjek Pretest Posttest Skala performa menggunakan Skor Skor 1 99 115 modifkasi skala Likert dari 6 aspek performa 2 94 103 menurut Mutalib (1984) yaitu speed, flexibilty, Eksperimen 3 98 102 agility, power daya ledak, aksi-reaksi, dan 4 86 100 5 105 108 endurance. Setelah dilakukan uji coba Mean:96.4 Mean:105.6 diperoleh 23 aitem akhir yang memiliki A 96 100 B 107 110 koefisien relibilitas (rtt) sebesar 0,903. Kontrol C 107 110 commit to user Modul D 86 88 E 94 94 Modul berisi materi pada setiap sesi. Mean:98 Mean:100.4 Modul juga dilengkapi dengan buku kerja Tabel 1. Hasil Penelitian Skala Efikasi Diri Penampilan Atlet
Kelompok
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Self-Talk untuk Meningkatkan
Berdasarkan hasil tabel 1, terlihat bahwa (kelompok eksperimen) dengan subjek yang rata
–
rata efikasi
eksperimen
saat
diri
pada kelompok tidak mendapat perlakuan (kelompok kontrol),
posttest
menunjukan dengan menggunakan gain score. Uji 2 Sampel
peningkatan sebesar 9,2, sedangkan untuk Independen Mann-Whitney dikenakan pada data kelompok kontrol menunjukan peningkatan yang
didapatkan
sebelum
dan
sesudah
sebesar 2,4 peningkatan pada kelompok kontrol perlakuan. disebabkan adanya proses belajar dari kesamaan skala yang digunakan. Berdasarkan hasil tabel 2 penampilan atlet pada kelompok eksperimen saat posttest menunjukan peningkatan sebesar 4,
Gain Asymp. Sig. (2-tailed)
.040
Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis berdasarkan Skala Efikasi Diri
sedangkan untuk kelompok kontrol menunjukan Gain
penurunan sebesar 2,2.
Asymp. Sig. (2-tailed)
Pengukuran Kelompok Subjek Pretest Posttest Skor Skor 1 68 74 2 56 62 Eksperimen 3 62 64 4 54 56 5 46 50 Mean:57.2 Mean:61.2 A 56 56 B 63 63 Kontrol C 56 50 D 48 48 E 52 47 Mean:55 Mean:52.8 Tabel 2. Hasil Penelitian Penampilan Atlet
.008
Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis berdasarkan Skala Penampilan Atlet Berdasarkan hasil uji statistik, yaitu uji 2 Sampel Independen Mann-Whitney di atas diperoleh nilai uji signifikansi (p) sebesar 0,040 pada Skala Stres Efikasi Diri dan (p) sebesar 0,008 pada Penampilan Atlet.
Oleh karena
nilai uji signifikansi p < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan setelah diberi perlakuan.
Hal ini
berarti bahwa
Pelatihan Self-Talk efektif untuk meningkatkan Hal ini menunjukkan bahwa proses pelatihan
efikasi diri dan penampilan atlet pada atlet
efektif untuk meningkatkan efikasi diri dan
kumite karate UNS, sehingga Ha diterima Ho
penampilan atlet pada subjek.
ditolak. Analisis
Analisis Data
kualitatif
berdasarkan
data
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji wawancara, observasi selama Subjek penelitian statistik nonparametrik, yaitu uji 2 samples ini mengalami peningkatan efikasi diri dan independent Mann-Whitney. Uji ini dilakukan penampilan atlet yang telah diukur sebelum dan untuk mengetahui perbedaan skor efikasi diri sesudah pelatihan self-talk. Peningkatan skor commit to user dan penampilan atlet antara dua sampel efikasi diri dan penampilan atlet ditunjukan independen (two independent samples), yaitu berdasarkan hasil skala efikasi diri dan pada
subjek
yang
mendapat
perlakuan penampilan atlet Subjek. Peningkatan skor 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Self-Talk untuk Meningkatkan
efikasi diri pada kelompok kontrol terjadi dapat diaplikasikan pada saat menghadapi dikarenakan, terdapat proses belajar dari skala pertandingan. Secara keseluruhan, setelah pelatihan
pretest yang digunakan kembali pada saat posttest.
Sedangkan,
penampilan atlet
hasil self-talk, Subjek tidak megalami kesulitan yang
penurunan
pada
kontrol, cukup mengganggu dalam menerapkan metode-
kelompok
disebabkan kurangnya kewaspadaan dalam metode yang terdapat dalam pelatihan. Subjek menghadapi
lawan,
beberapa Subjek
dari memiliki target setelah menerapkan metode
kelompok kontrol mengalami kesulitan dalam yang diberikan selama pelatihan. Subjek akan menerapkan
memahami lawan. Dapat mengikuti
disimpulkan pelatihan,
tersebut
setelah seterusnya selama masih berkarir sebagai atlet
bahwa
Subjek
metode-meotde
kelompok dan
dalam
kehidupan
sehari-hari
untuk
eksperimen menerapkan metode-metode dalam berjuang mencapai tujuan hidup Subjek. pelatihan sesuai dengan arahan ketika pelatihan self-talk
diberikan.
Diantaranya,
Subjek
PEMBAHASAN
menyadari kondisi fisik, dan psikologisnya
Hasil uji statistik dengan analisis 2
selama menjadi atlet kumite, Subjek juga mampu mencoba untuk fokus terhadap program Sampel pemusatan
latihan
meningkatkan
yang
kemampuan
dijalani
Independen
Mann-Whitney
yang
untuk menunjukkan nilai signifikansi (p) 0,040 pada
bertandingnya Skala efikasi diri dan 0,008 pada penampilan
dengan mengetahui kekurangan, kelebihan, dan atlet. Keduanya lebih dari taraf signifikansi hal-hal
yang
penampilannya
dapat dalam
mempengaruhi yaitu 0,05, berarti pelatihan self-talk efektif
bertanding
dengan terhadap peningatan efikasi diri dan penampilan
menerapkan metode-metode dalam self-talk. atet kumite karate UNS. Subjek menyadari bahwa untuk menjadi juara
Seluruh
subjek
dalam
kelompok
dan seorang karateka sejati dibutuhkan usaha eksperimen menunjukan perubahan yang positif dan kedisipilinan dalam berlatih, karena seorang berupa peningkatan dalam penerapan metodepetarung membutuhkan seratus kali pertarungan metode dalam pelatihan Self-Talk. Selain itu, utnuk
dapat
pertandingan.
memenangkan
seluruh hampir sebagian besar subjek mampu mengenali dan menerapkan metode self-talk, terbiasa
Selama pelatihan self-talk berlangsung, merubah serta mengontrol pemikiran negatif subjek memperhatikan dengan seksama setiap menjadi positif dengan baik. Seseorang mampu materi yang disampaikan. Subjek mampu meyakinkan
dirinya
dalam
menyelesaikan
memaknai setiap sesi dalam latihan. meski commitsebuah to usertugas atau aktivitas dengan sukses untuk masih membutuhkan tindakan lanjut dalam mendapatkan hasil yang diinginkan (Bandura, mengoptimalkan kemampuan self-talk agar 1977). Dengan melakukan self-talk atlet merasa
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Self-Talk untuk Meningkatkan
mendapatkan tantangan, untuk merubah self-talk kemampuan dirinya dalam latihan, sehingga mereka
sehingga
dapat
mempengaruhi nantinya subjek lebih mampu menghadapi pertandingan dengan penampilan yang lebih
pemikiran dan penampilan mereka.
Melalui sesi-sesi dalam pelatihan Self- baik dan penuh keyakinan. Seluruh subjek juga Talk ini, seluruh subjek dapat memahami makna mengaku bahwa pemikiran negatif yang kerap dan tujuan dari setiap sesi yang diberikan oleh muncul selama menjalani pelatihan mulai dapat fasilitator. Sesi “Latihan Pendahuluan dan diatasi, karena mereka telah memahami gejalaDasar” membuat seluruh subjek mengetahui, gejala munculnya pemikiran negatif, dan cara menemukan, menganalisis dan berusaha untuk mengatasi gejala-gejala tersebut melalui selfmerubah pemikiran negatif menjadi positif, talk. Seperti yang diungkapkan Bandura (1997) sehingga dapat membuat subjek lebih mampu ketika orang memiliki rasa yang kuat dari mengontrol
Mengenali keyakinan akan kemampuan
pemikirannya.
dirinya untuk
perubahan pada kondisi psikis dan fisik yang mengendalikan pemikirannya sendiri, mereka dapat membantu atlet untuk melakukan sef-talk. kurang terbebani oleh pemikiran negatifnya. Dengan melakukan self-talk positif atlet akan Hasil
penelitian
merasakan reaksi emosional yang positif seperti Hatzlgeorgiadis,
Zourbanos,
dan
Chroni,
Theodorakis
(2013)
relaks yang akan membuat dirinya lebih tenang menunjukan bahwa penggunaan Self-Talk pada sehingga dapat mengontrol dan meyakinkan tahap keterampilan secara instruksional dapat akan kemampuan dirinya, dan memberikan meningkatkan efikasi diri seseorang, dapat pengaruh yang signifikan pada penampilannya membuatnya lebih percaya diri dan merasa mampu dapat melaksanakan tugasnya dengan
(Komarudin, 2013).
Peningkatan tingkat efikasi diri dan baik. penampilan atlet
juga dipengaruhi oleh Sesi
Seluruh
subjek
yang
mengalami
“Latihan Keterampilan” dalam pelatihan self- peningkatan efikasi diri dan penampilan atlet talk. Sesi ini memberikan kesempatan bagi telah terbiasa menerapkan self-talk positif disaat seluruh subjek untuk lebih memperdalam dan bertanding yang terdapat dalam sesi “Latihan membiasakan melakukan self-talk positif dalam Lanjutan”. Subjek mengaku dapat bermain bertanding. Sesi ini bermanfaat untuk membuat dengan nyaman saat proses affirming melalui atlet mampu mengontrol pemikirannya dan metode roleplay yang mereka lakukan di sesi dengan cepat merubah pemikiran negatif ke ini, dengan meningkatkan kemampuan dalam positif secara akurat. Proses kognitif subjek menganalisis dan merubah pemikiran negatif yang
meliputi
memproses
informasi, menjadi positif dengan akurat, seluruh subjek
mengubah commitmengaku to user dapat lebih menyakinkan diri akan pemikiran sangat berperan terhadap pemfokusan kemampuan yang dimiliki dan mampu menerapkan konsep
ilmu,
dan
latihan, yaitu bagaimana subjek selalu melihat meningkatkan
penampilan
mereka
dengan
9
perpustakaan.uns.ac.id kondisi
yang
maksimal.
digilib.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Self-Talk untuk Meningkatkan Berpikir
positif mengelola pikiran negatif yang muncul menjadi
berkaitan dengan hidup positif yang berorientasi positif dapat melakukan dengan baik untuk pada
keyakinan.
(2005) bisa meyakinkan kemampuan dirinya serta
Kivimaki
mengungkapkan bahwa dengan berpikir positif, menunjukan penampilan yang maksimal. Selfseseorang mampu bertahan dalam situasi yang talk mempengaruhi kinerja serta membantu penuh tekanan. Atlet kerap dihadapkan pada memperluas pemahaman dari beberapa bidang kondisi dimana mereka bertemu dengan lawan olahraga. Dalam penelitian yang dilakukan Van tangguh,
yang
dapat
rasa Raalte, Brewer, Corenilus, dan Petitpas (2006)
menurunkan
keyakinan akan kemampuannya. Oleh karena menunjukan bahwa selain efek langsung dari itu, sesi ini merupakan sesi yang paling self-talk pada penampilan atlet, self-talk juga menguras emosi seluruh subjek eksperimen.
dapat memberikan pengaruh pada hasil olahraga
Pelatihan self-talk ini dapat dikatakan dengan mengubah pemikiran dan mungkin membantu subjek dalam menangani tingkat persepsi lawan atlet sendiri. Fasilitator
efikasi diri dan penampilan atlet dengan
dalam
penelitian
ini
berdasarkan pengalaman yang peneliti dapatkan merupakan dewan pelatih serta atlet di UKM dari subjek. Self-talk merupakan strategi lain INKAI UNS, sehingga fasilitator sangat dekat yang dapat
digunakan oleh atlet
selama dengan para atlet, dan mengerti kondisi atlet
kompetisi untuk mengontrol pemikiran mereka selama ini. Meskipun sebagian besar dari sehingga
dapat
menigkatkan
penampilan peserta pada awal pelatihan merasa malas untuk
(Zimmerman, 2011). Dalam penilitian yang mengikuti pelatihan, tetapi setelah mendapatkan dilakukan oleh Hatzigeorgiadis, Zourbanous, penjelasan membuat peserta semangat dan Goltsios, dan Theodorakis (2008) pada 46 antusias hingga akhir pelatihan. Dalam pelatihan ini peneliti berusaha
pemain tenis melalui pelatihan self-talk efikasi diri
dan
signifikan,
meningkat
secara menyusun modul secara sistematik yang dapat
menunjukan
bahwa mempermudah peneliti dalam menyampaikan
penampilan hal
ini
peningkatan efikasi diri
merupakan suatu serta mempermudah subjek untuk menerima dan
mekanisme yang menjelaskan efek dari self-talk memahami materi. Selain itu, pelatihan self-talk pada penampilan.
dilakukan oleh fasilitator yang menguasai
Pada penelitian ini subjek mengatakan materi, memahami karakteristik subjek, serta bahwa subjek senantiasa menerapkan semua hal mampu menumbuhkan suasana akrab di antara yang diperoleh di setiap sesi pelatihan dalam subjek. Beberapa kemudahan yang mendukung latihan dan kehidupan sehari-hari. Subjek tercapainya keberhasilan dalam pelatihan ini, merasakan manfaat yang besar dari penerapan commitantara to userlain tersedianya sarana dan prasarana materi pada setiap sesi. Berdasarkan hasil seperti ruangan yang kondusif (ruangan tidak observasi, atlet yang dapat menganalisis dan terlalu
luas)
sehingga
fasilitator
mampu
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Self-Talk untuk Meningkatkan Kendala yang ditemui dalam penelitian
mengontrol perilaku subjek selama pelatihan,
perlengkapan seperti audio visual (slide, laptop, adalah mengatur jadwal pelatihan dengan LCD, dan Speaker), alat tulis, serta dukungan subjek. Dari 5 subjek terdapat 3 orang yang memiliki jadwal kuliah termasuk padat dan
penuh dari instansi yang terkait.
Buku kerja yang telah dikerjakan oleh terkadang mendekati jam latihan. Hal tersebut seluruh subjek juga membantu keberhasilan membuat peneliti dan subjek harus melakuakn pelatihan ini. Seluruh subjek dapat lebih diskusi untuk menetapkan tanggal dan waktu mengungkapkan kondisi mereka dalam buku pelatihan. Keterbatasan dalam penelitian ini kerja yang mereka kerjakan selama pelatihan. adalah alat ukur pada penampilan atlet masih Melalui buku kerja tersebut, seluruh subjek secara subjektif, dengan melakukan self rapport dapat saling mengetahui kondisi yang selama melalui hasil observasi senior pada saat ini membuat penampilan menurun, sehingga pelatihan dan posttest. Diharapkan bagi peneliti masing-masing peserta dapat mengevaluasi selanjutnya dapat menggunakan alat ukur yang lebih objektif pada pengukuran penampilan
latihan selama ini.
Partisipasi aktif subjek juga mendukung atlet. Kelebihan dalam penelitian ini antara
keberhasilan dalam pelatihan. Subjek dalam
pelatihan ini sangat antusias, bersemangat, lain belum terdapat peneleitian di Indonesia ekspresif dan memperhatikan dengan seksama dengan memberikan pelatihan self-talk bagi atlet semua hal yang diberikan fasilitator selama karate, terlebih lagi belum ada pelatihan selfpelatihan. Motivasi yang tinggi, sikap terbuka, talk yang memasukkan faktor-faktor psikologis dan kooperatif dalam memberikan umpan balik untuk meningkatkan efikasi diri dan penampilan selama
materi
pelatihan,
menceritakan atlet. Pelaksanaan penelitian ini juga tergolong
pengalaman dan perasaannya selama mengikuti lancar, hal ini disebabkan oleh prosedur proses pelatihan juga mendukung tercapainya pelatihan yang tidak terlalu rumit dan materi tujuan Self-Talk ini. Partisipasi observer dalam serta aplikasi yang diberikan dalam pelatihan melakukan observasi pada seluruh subjek juga mudah dipahami dan diterapkan oleh subjek mampu membantu peneliti untuk memahami selama pelatihan berlangsung. Kekurangan dalam penelitian ini adalah
respon-respon yang ditampilkan subjek selama menjalani
pelatihan,
baik
verbal
maupun subjek eksperimen yang tergolong sedikit,
nonverbal. Pemilihan ruangan pelatihan juag karena banyaknya atlet yang memiliki jadwal membantu kelancaran pelatihan. Ruangan yang kuliah
yang
padat,
sehingga
sulit
untuk
digunakan untuk pelatihan Self-Talk adalah menyamakan jadwal pelatihan. Serta kurangnya peneliti dalam mengontrol suasana ruang UKM INKAI dan gedung Student Center commitkemampuan to user hati Subjek pada saat memulai jalannya di UNS. pelatihan.
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Self-Talk untuk Meningkatkan
Hasil dari penelitian ini membuktikan
2. Pelatihan
bahwa sebuah penelitian eksperimen bukan
signifikan
hanya meneliti hubungan antar variabel, namun
penampilan atlet kumite karate UNS. Hal
meneliti hubungan sebab-akibat dari variabel-
ini dapat diketahui dari hasil kuantitatif uji
variabel penelitian, kemudian diberikan sebuah
Mann-Whitney U-test yang menunjukan
manipulasi atau perlakuan. Hasil dari perlakuan
bahwa nilai probabilitas (p) 0,008 (p<0,05).
pada penelitian ini yaitu pelatihan Self-Talk
Hal tersebut menunjukan bahwa pelatihan
telah membuktikan pernyataan dari Andersen
self-talk
(dalam
penampilan pada atelt kumite karate UNS.
Lavallee,
2004)
bahwa
pelatihan
keterampilan psikologi, saat ini digunakan untuk meningkatkan penampilan termasuk citra,
Self-Talk
efektivitas
terhapdap
efektif
dalam
yang
peningkatan
meningkatkan
A. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang
penetapan tujuan, teknik kognitif, perhatian atau diperoleh, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
konsentrasi, dan keyakinan.
1. Bagi atlet kumite karate di UNS Atlet diharapkan mampu menerapkan self-
PENUTUP
talk yang positif sehingga dapat mengontrol
A. Kesimpulan
dan mengelola pemikiran negatif yang
Berdasarkan hasil analisis data
muncul sehingga dapat meyakinkan diri
kuantitatif dan kualitatif yang diperoleh melalui
akan kemampuannya serta memberikan
penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan
penampilan yang terbaik saat bertanding.
bahwa Pelatihan Self-Talk memiliki efektivitas dalam meningkatkan efikasi diri dan
2. Bagi pelatih a. Dapat
membantu
atlet
untuk
penampilan atlet kumite karate UNS. Hal ini
menerapkan self-talk yang positif dan
dapat diketahui berdasarkan analisis kuantitatif
memasukan pelatihan self-talk dalam
yang menunjukan bahwa:
program latihan untuk melengkapi
1. Pelatihan Self-Talk memiliki efektivitas
program pemusatan latihan atlet dan
yang
signifikan
terhadap
peningkatan
efikasi diri atlet kumite karate UNS. Hal ini dapat diketahui
menyiapkan mental karateka sejati. b. Dapat lebih memahami karakteristik
dari hasil kuantitatif uji
tiap atlet-atletnya dan dapat mengontrol
Mann-Whitney U-Test yang menunjukan
perubahan emosi atau suasana hati
bahwa nilai probabilitas (p) 0,04 (p<0,05).
yang terjadi pada saat latihan.
Hal tersebut menunjukan bahwa pelatihan
3. Bagi pihak terkait
self-talk efektif dalam meningkatkan efikasi Bagi pihak terkait seperti UKM INKAI commit to user diri pada atlet kumite karate UNS.
UNS, KONI, FORKI, dan INKAI Pusat serta Pengcab INKAI, diharapkan lebih
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Self-Talk untuk Meningkatkan Determinants, Well-Being & Intervations 2nd Editions. New York : Routledge.
memperhatikan atlet serta membuat program persiapan pelatihan jangka panjang untuk atlet sehingga mental atlet lebih siap dan matang. 4. Bagi peneliti Selanjutnya a. Peneliti selanjutnya diharapkan lebih baik
dalam
menentukan
jadwal
pelatihan dan menyesuaikan dengan jadwal bertanding subjek.
Blazevic, S., Ratko K., dan Dragan P. (2006). The Effect of Motor Abilities on Karate Performance. Coll. Antropologi. Vol.2 327-333. Brewer,
B.W. (2009). Sport Psychology: Handbook of Sports Medicine and Science. United Kingdom: Blackwell Publishing.
b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat Burton, D., dan Raed, T.D. (2008). Sport Psychology for Coaches. Illinois: menerapkan pelatihan self-talk pada Human Kinetic subjek dengan jumlah yang lebih Carlos, M., Zamralita dan M. Nisfiannoor. (2006). Hubungan antara Self Efficacy banyak untuk memperlihatkan dan Prestasi Kerja Karyawan kefektifan pelatihan pada subjek Marketing. Phronesis. Jurnal Ilmiah Psikologi Industri dan Organisasi. dengan jumlah yang lebih banyak. Vol.8, No.2. c. Dalam proses pelaksanaan peneliti selanjutnya diwaspadakan pada Chalil, K., (2005). 15 Kiat Sukses Menjadi Pembicara yang Menggunggah dan komitmen peserta pelatihan, untuk Menggubah. Tinjauan terhadap Retorika Aa Gym. Bandung: MQS selalu mengingatkan mengenai langit Publishing. mimpi ataupun tujuan yang telah Clarke, S. dan Dwivedi, A.N. (2011). disepakati di awal pelatihan. Organizational and End-User Interaction : New Exploration. United d. Peran pelatih sangat berperan penting States : Idea Group Inc. terhadap keberhasilan pelatihan, oleh B.J. (1983). Psychology In karena itu peneliti selanjutnya harus Cratty, Contenporary Sport : Guidlines for memilih pelatih yang sesuai dengan Coaches and Athlete 2nd Editions. Los Angeles : Prentice-Hall, Inc. kebutuhan pelatihan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Davis, M., E.R. Eshelman., dan M. Mckay. (1995). Panduan Relaksasi dan Reduksi Stres. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Bandura, A. (1997). Self Efficacy : The Exercise of Control. New York : W.H. Freeman Dewan Wasit PB FORKI. (2013). Buku and Company. Peraturan Pertandingan Karate 2013 : Bandura, A. (1977). Self Efficacy :Toward a Rule of Competition WKF Version 08. Unifying Theory of Behavioral 2013. Change. Psychological Review, 84commit (2), to user 191-215. Friedman, H. S., dan M. W. Schustack. (2008). Biddle, S.J.H, dan Mutrie, N. (2007). Kepribadian : Teori Klasik dan Riset Psychology of Physical Activity: Modern. Jakarta: Erlangga. 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Self-Talk untuk Meningkatkan
Ghufron, M. Nur, dan Risnawati. (2011). Teori- Jarvis, M. (2005). Sport Psychology. London teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz dan New York: Routledge. Media. Feltz, D.L., dan Lirgg, C. (2001). Self-efficacy Javis, M. (2006). Sport Psychology : A Belief of Athelete, Team, and Coaches. Student’s Handbook. London dan New Handbook of Sport Psychology, 2nded. York : Routledge. 340-361. Ner York: John Wiley & Kivimaki, M., Elovainio, M., Vahtera, J., SinghSons. Maniux, A., Helenius, H., dan Pentti, J. Gunarsa, S., dkk. (1898). Psikologi Olahraga. (2005). Optimisme and Pessimism as Predictors of change In Health After Jakarta: Gunung Mulia Death or Onset of Severe Illnes in Family. Journal of Health Psychology, Gunarsa, S., dkk. (1996). Psikologi Olahraga : Vol. 24, No. 4, 413-421. Teori dan Praktek. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia. Komarudin. (2013). Psikologi Olahraga: Latihan Mental dalam Olahraga Gunarsa, S. (2004). Psikologi Olahraga Kompetitif. Bandung: PT Remaja Prestasi. Jakarta: PT. BPK Gunung Rosdakarya. Mulia. Lavallee, D., John K., Aidan P. M., dan Hackfort, D., dan Schwenkmezger, P. (1993). Williams, M. (2004). Sport Psychology Anxiety. In R.N Singer, M. Murphey & : Contemporary Themes. Palgrave L.K. Tenant (Eds), Handbook of Macmillan. New York Research on Sport Psychology (pp. 328-364). New York : John Wiley. Leunes, A. (2011). Sport Psychology : A Practical Guide. United Kingdom: Retrieved from www.eacgators.com/Icon Books Ltd. selftalk.pdf. Diakses 21 November 2013. Mutalib, P. (1984). Mengukur Kemampuan Hadi, S. (1980). Metodologi Research II. Fisik Pengolahragaan secara Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Sederhana. Jakarta: Penerbit Arcan. Psikologi Universitas Gajah Mada. Nawangsari, N. A. F. (2001). Pengaruh SelfHardy, J., K. Gammage, dan Hall, C. (2001). Efficacy dan Expectancy-Value The Sport Psychologist: A Descriptive terhadap Kecemasan Menghadapi Study of Athlete Self-Talk. Human Pelajaran Matematika. INSAN Media Kinetics Publisher, Inc. 15, 306-308. Psikologi. Vol. 3, No. 2, 75-88 Hatzigeorgiadis, A., Zourbanous N., Goltsios Ormrod, J. E. (2009). Psikologi Pendidikan: C., dan Theodorakis Y. (2008). Membantu Siswa Tumbuh dan Investigating the Functions of Self Berkembang Jilid 2. Alih Bahasa: Talk: The Effects of Motivational Self Amitya. Jakarta: Erlangga. Talk on Self-Efficacy and Performance in Young Tennis Players. Sport Selk, J. (2009). 10 – Minute Toughness : The Mental- TrainingProgram for Winning Psychologist. Vol. 22 No. 4 pp. 458Before The Games Begins. United 471. States of America: Mc Graw Hill ebook version. Heslin, P. A., dan Klehe, U. C. (2006). SelfEfficacy. In S.G. Rogelberg (Ed.), commitSetyobroto, to user S. (2001). Mental Training. Jakarta: Encyclopedia of Industrial/ Percetakan Solo. Organizational Psychology. Vol. 2, 705-708.
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Permatasari, Karini, Hakim / Efektivitas Pelatihan Self-Talk untuk Meningkatkan
Sudarwati, Lilik, dan Adisasmito. (2007). Mental Juara: Modal Atlet Berprestasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Educational Psychology Handbook Series. Routledge : Editional Published in Tailor & Francis e-Library.
Sugiono. (2008). Pengaruh Latihan Imajeri Mental terhadap Self-Efficacy pada Atlet Bola Voli Umum. Diakses 4 Desember 2013. Suseno, dan Miftahun N. (2009). Pengaruh Pelatihan Komunikasi Interpersonal Terhadap Efikasi Diri sebagai Pelatih pada Mahasiswa. Phronesis Jurnal Intervensi Psikologi, Vol. 1, No. 1. Tramontana, J. (2012). Hipnosis dalam Psikologi Olahraga : Skrip, Strategi, dan Contoh Kasus. Alih Bahasa Paramita: PT Indeks Van Raalte, J.L., Brewer, B.W., Rivera, P.M., dan Petitpas,A.J. (1994). The rilationship between observable selftalk and competitive junior tennis player’s match performance. Journal of Sport and exercise psychology, 16, 400-415. Van Raalte, J.L., Brewer, B.W., Cornelius, A.E., dan Petitpas, A.J. (2006). SelfPresentational Effects of Self-alk on Perceptions of Tennnis Player. Hellenic Journal of Psychology, Vol. 3, pp. 134149. Wade, C., dan Travis, C. (2007). Psychology 9th Edition. Alih Bahasa : Padang Mursalin dan Dinastuti. Jakarta: Erlangga. Wallatey, R.H. (2001). Self-Efficacy in Health Related Behaviour Change. Tersedia: http://trochim.human.cornel.edu/galler y/wakley/self-eff.htm.
[10
Januari
2014]. Zastrow, C. (1979). Talk to Yourself : Using the Power of Self-Talk. USA : Prenticecommit to user Hall, Inc. Zimmerman, B.J., dan Dale H. S. (2011). Handbook of Self-regulation of learning and Performance; 15