EFEKTIVITAS METODE YANBU'A DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR'AN DI TPQ TAMRINUS SHIBYAN KARANGRANDU PECANGAAN JEPARA
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh : HENI KURNIAWATI NIM : 3103173
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2008
Mustofa, M.Ag. Jln. Karonsih Selatan IX/862 Ngaliyan Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp
:
4 (empat) eks.
Hal
:
Naskah Skripsi a.n. Sdri. Heni Kurniawati
Assalamu'alaikum Wr.Wb. Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirim naskah skripsi saudari : Nama
: Heni Kurniawati
NIM
: 3103173
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI) Judul
: EFEKTIVITAS METODE YANBU'A DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR'AN DI TPQ TAMRINUS SHIBYAN KARANGRANDU PECANGAAN JEPARA
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudari tersebut dapat segera dimunaqasyahkan. Demikian harap maklum. Wassalamu'alaikum Wr. Wb Semarang, 02 Januari 2008 Pembimbing
Musthofa, M.Ag NIP: 150 276 925
iii
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50184
PENGESAHAN Skripsi saudari
:
Heni Kurniawati
NIM
:
3103173
Judul Skripsi
:
Efektivitas Metode Yanbu'a dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan Karang Randu Pecangaan Jepara.
Telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus pada tanggal 14 Januari 2008 Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan studi program jenjang strata satu (S.I) guna memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam. Tanggal Prof. Dr. Djamaludin Darwis Ketua Musthofa Rahman, M.Ag Sekretaris Drs. Jasuri, M.si Anggota Fakhrur Rozi, M.Ag Anggota
iii
Tanda Tangan
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan,
Semarang, 02 Januari 2008 Deklarator,
Heni Kurniawati NIM : 3103173
iii
ABSTRAK Heni Kurniawati (NIM : 3103173). Efektivitas Metode Yanbu'a Dalam Pembelajaran membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan Karang Randu Pecangaan Jepara. Skripsi Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Pelaksanaan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an; (2) Kelebihan dan kekurangan Metode Yanbu'a dalam proses pembelajaran membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan. Penelitian ini menggunakan metode riset lapangan dengan teknik analisis non statistik (descriptive research) dengan pendekatan kualitatif lapangan. Data penelitian yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan pendekatan induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran Metode Yanbu'a di TPQ Tamrinus shibyan, tujuan dan kurikulum pembelajarannya disesuaikan dengan LMY (Lajnah Muroqobah Yanbu'a) Pusat Yayasan Arwaniyyah Kudus. Metode Yanbu'a adalah suatu metode pembelajaran membaca, menulis dan menghafal Al-Qur'an yang disusun sistematis terdiri 7 jilid, cara membacanya langsung tidak mengeja, cepat, tepat, benar dan tidak putus-putus disesuai dengan makhorijul huruf dan ilmu tajwid. Pembelajaran membaca Al-Qur'an dapat dilakukan sejak dini, yaitu fokus pembinaan Al-Qur'an dengan tilawah wa tahfidz (membaca dan menghafal) karena tilawah dan tahfidz merupakan langkah pertama orang tua dalam pembinaan iman dan Islam pada anak sejak dini. Peran orang tua sangat penting menanamkan kecintaan pada Al-Qur'an yang suci mulai masa kanak-kanak, hal ini akan menjadi modal yang besar pada masa dewasanya kelak dan menjadikan Generasi Qur'ani. Penerapan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an khususnya di Taman pendidikan Al-Qur'an sangat membantu peserta didik dan bagi siapapun yang mau mempelajari baca tulis Al-Qur'an diharapkan siswa/peserta didik dapat membaca Al-Qur'an dengan lancar, benar dan fasih karena materi/isinya diambil dari kumpulan ayat-ayat Al-Qur'an yang suci. Penulis simpulkan bahwa proses pelaksanaan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan, tujuan dan kurikulum pembelajarannya disesuaikan LMY (Lajnah Muroqobah Yanbu'a) Pusat Yayasan Arwaniyyah Kudus. TPQ Tamrinus shibyan sebagai pelaksana menetapkan kurikulum tambahan dan evaluasi sendiri kerjasama kepala sekolah beserta dewan guru. Kelebihan Metode Yanbu'a secara garis besar tersedianya waktu untuk pembelajaran Arab Pegon Jawa khusus jilid 4-5, bervariasinya penggunaan metode dalam pembelajaran, akan tetapi banyak kekurangan yang berasal dari lembaga yaitu belum terealisasinya pembelajaran menggunakan AlQur'an Rosm Utsmany karena didalam jilid tulisannya disesuaikan dengan tulisan Rosm Utsmany (tulisan Al-Qur'an menurut kaidah-kaidah yang telah ditentukan dan ditulis oleh khalifah Ustman bin Affan berpijak pada tulisan asli zaman Rasulullah S.a.w.).
iii
MOTTO
ن َﻓِﺈ ﱠ.ن ْ َو ِﻗﺮَا َء ُة اْﻟ ُﻘ ْﺮًَا,ﻞ َﺑ ْﻴ ِﺘ ِﻪ ِ ﺣﺐﱢ َأ ْه ُ َو,ﺐ َﻧ ِﺒ ﱢﻴ ُﻜ ْﻢ ِّ ﺣ ُ :ل ٍ ث ﺧِﺼ َﺎ ِ ﻼ َ ﻰ َﺛ َ ﻻ َد ُآ ْﻢ ﻋَﻠ َ َأ ِد ُﺑ ْﻮ َأ ْو .ﺻﻔِﻴ َﺎ ِﺋ ِﻪ ْ ﻇﻠﱡ ُﻪ َﻣ َﻊ َأ ْﻧﺒِﻴَﺎ ِﺋ ِﻪ َوَأ ِ ﻻ ﻞ ِإ ﱠ ﻇﱠ ِ ﻻ َ َﻳ ْﻮ َم,ﷲ ِ ﻞا ﻇﱢ ِ ﻲ ْ ن ِﻓ ِ ﺣ َﻤَﻠ َﺔ اْﻟ ُﻘ ْﺮَا َ ١
()رواﻩ اﻟﺪﻳﻠﻤﻲ ﻋﻦ ﻋﻠﻲ
Artinya : Didiklah anak-anakmu dengan tiga pokok pendidikan: cinta kepada Nabimu, cinta kepada keluarga Nabi dan membaca Al-Qur'an, sesungguhnya orang-orang yang membawa amanah hafalan Al-Qur'an akan mendapat lindungan dibawah naungan Allah SWT pada hari yang tidak ada naungan kecuali bersama dengan para Nabi-NabiNya dan kekasih-kekasihnya. (H.R. Al-Dailami).
١
As-Sayed Ahmad Al-Hasyimi, Muhtarul Ahadits An-Nabawiyah Wal Hikam Al Muhammadiyah, (Beirut : Darul Al Kutub, tth). hlm. 20
iii
PERSEMBAHAN 1. Ibunda (Hj. Sriyatun) dan ayahanda (H. Rofi'i) terima kasih untuk setiap tetes keringat, air mata, dan kasih sayang yang tulus serta do'a yang selalu dipanjatkan yang tiada hentinya. 2. Sahabat, adik, nenek, sanak famili yang selalu memberikan memotivasi dan dorongan untuk selalu semangat. 3. Teman-temanku yang selalu menemani dalam keadaan suka dan duka sehingga dapat terselesainya penyusunan skripsi ini.
iii
KATA PENGANTAR Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kenikmatan, rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang merupakan tugas akhir dan syarat wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan dari Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Shalawat salam kepada khotamul Anbiya' Nabi Akhiruz zaman yang telah membawa risalah, dan ilmu pengetahuan sehingga dapat menjadi bekal hidup kita baik di dunia dan di akhirat kelak. Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat : 1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Jamil, M.Ag, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang 2. Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 3. Bapak Musthofa, M.Ag, sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikiran semata-mata untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi 4. Bapak Muthohar, M.Ag, selaku Dosen Wali yang memotivasi dan memberi arahan selama kuliah di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 5. Ustadz-Ustadzah TPQ Tamrinus shibyan yang telah membantu meluangkan waktu dan memberikan informasi selama penelitian dilaksanakan 6. Kedua orang tuaku tercinta Bapak H. Rofi'i dan Hj. Sriyatun terima kasih atas support dan kasih sayangnya 7. Sahabat TIM PPL SMPN 30 Semarang yang selalu bercanda tawa bersama, terima kasih atas motivasi dan semangat yang telah diberikan
iii
8. Teman-teman KKN Tematik Penuntasan Buta Aksara (PBA) khususnya desa Tamangede dan se-Kecamatan Gemuh yang tak bisa disebutkan satu persatu 9. Keluarga besar Bapak Tuju Sutanto dan Ibu Ribut Handayani tempat KKN 10. Rekan-rekan paket N (Aas, Nada, FT3, Anis, Aisy, Hidayah) dan teman seangkatan Minor PBA'03, adik-adik kost Afanin ( Dek Lia, Hanik, Alya, Nia, Isti, Nina, Uly, Sholik, Endah, Laili,) serta rekan-rekan Pesma Al-Qudwa '03 (Mbak Ifa, Yani, Erna, Baroroh,Wahyu, Dwi, Ririn) dan lain-lain. Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberi balasan kecuali serangkaian ucapan terima kasih dengan tulus serta do'a, semoga Allah membalas semua amal kebaikan, dan semoga skripsi yang berjudul "Efektivitas Metode Yanbu'a dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan Karang Randu Pecangaan Jepara" ini bermanfaat bagi siapa saja yang berkesempatan membacanya. Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umum nya. Amien Ya Robbal A'lamin. Semarang, 02 Januari 2008
Heni Kurniawati 3103173
iii
DAFTAR ISI Halaman Judul ................................................................................................
i
Persetujuan Pembimbing ................................................................................
ii
Pengesahan .....................................................................................................
iii
Deklarasi ........................................................................................................
iv
Abstraksi ........................................................................................................
v
Motto ..............................................................................................................
vi
Persembahan ..................................................................................................
vii
Kata Pengantar ...............................................................................................
viii
Daftar Isi .........................................................................................................
x
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II
A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Penegasan Istilah ...................................................................
4
C. Rumusan Masalah ................................................................
6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..............................................
6
E. Telaah Pustaka .......................................................................
6
F. Kerangka Teori .....................................................................
9
G. Metodologi Penelitian ...........................................................
11
: METODE YANBU'A DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR'AN A. Sejarah Munculnya Metode Yanbu'a………………. ............16 B. Tujuan Penyusunan Metode Yanbu'a………………………….. 18 C. Kurikulum Metode Yanbu'a dalam Pembelajaran……………... 22 D. Evaluasi………………………………………………………… 26 E. Sasaran Metode Yanbu'a dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur'an………………………………………………………. 28
iii
BAB III : PELAKSANAAN METODE YANBU'A DALAM PROSES PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR'AN DI TPQ TAMRINUS SHIBYAN KARANG RANDU PECANGAAN JEPARA A. Profil TPQ Tamrinus Shibyan ...............................................
38
B. Keberadaan Metode Yanbu'a di TPQ Tamrinus Shibyan .....
40
C. Karakteristik Kurikulum di TPQ Tamrinus Shibyan ............
41
D. Pelaksanaan Pembelajaran Metode Yanbu'a dalam Membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus Shibyan ....................................
43
BAB IV : KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE YANBU'A DALAM PROSES PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR'AN DI TPQ TAMRINUS SHIBYAN KARANG RANDU PECANGAAN JEPARA A. Kelebihan Metode Yanbu'a dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus Shibyan Karang Randu Pecangaan Jepara .....................................................................................
58
B. Kekurangan Metode Yanbu'a dalam Pembelajaran membaca AlQur'an di TPQ Tamrinus Shibyan Karang Randu Pecangaan Jepara………………………………………………………...
59
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................
62
B. Saran-saran ...........................................................................
63
C. Penutup ..................................................................................
65
Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran Daftar Riwayat Hidup Penulis
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Di era perkembangan dan kemajuan dalam bidang pendidikan dengan adanya tantangan zaman serta kebutuhan masyarakat untuk belajar Al-Qur'an memunculkan metode praktis dalam belajar membaca Al-Qur'an seperti Metode Abjadiyah, Baghdadiyah, Iqro', Qiro'ati dan Yanbu'a, sehingga peserta didik dapat belajar secara cepat dan akurat. Metode belajar membaca Al-Qur'an sampai sekarang dirasa masih efektif ialah dengan cara yang telah ditempuh oleh Rasulullah S.a.w. ketika menerima wahyu yang pertama kali di gua Hiro' dengan membacakan surat alAlaq :1-5. Dari peristiwa tersebut bahwa teknik pengajaran Al-Qur'an yang efektif yaitu guru memberikan contoh bacaan yang benar dan fasih kemudian murid menirukan, materi yang diberikan tidak terlalu banyak disesuaikan dengan kemampuan siswa, setelah siswa dapat membaca dengan benar menurut makhraj, sifat, dan tajwid baru pengajaran diakhiri. Penyusunan Yanbu'a berasal dari usulan dan dorongan alumni Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an.1 Khususnya dari warga masyarakat "Robithotul Huffadh Lima'had Yanbu'ul Qur'an Majlis Nuzulis Sakinah (Mutakharrijin Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an Kudus), lembaga pendidikan ma'arif, serta muslimat terutama dari cabang Kudus dan Jepara agar pengasuh pondok menerbitkan buku tentang cara membaca, menulis dan menghafal Al-Qur'an yang bisa dimanfaatkan oleh ummat, sehingga bisa berlatih kefasihannya mulai usia anak-anak. Penyelenggaraan pendidikan khususnya pendidikan keagamaan diatur dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 30 ayat 1 dan 3 bahwa, fungsi pendidikan keagamaan yaitu mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai1
M. Ulin Nuha Arwani, Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur'an "Yanbu'a", (Kudus: Yayasan Arwaniyyah, 2004), hlm. 1
1
2
nilai ajaran agamanya serta menjadi ahli ilmu agama. Pendidikan dapat diselenggarakan pada jalur formal, non formal, dan informal.2 Pendidikan Islam yang diselenggarakan di sekolah terdiri atas : Raudhatul Athfal yang setingkat dengan Taman Kanak-Kanak, Madrasah Diniyah swasta, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah.3 Sekolah sebagai suatu lembaga formal yang menghendaki penuh kelompok-kelompok umur tertentu dalam ruang-ruang kelas yang dipimpin oleh guru untuk mempelajari kurikulum-kurikulum yang bertingkat.4 Pendidikan Islam yang diselenggarakan di lingkungan masyarakat sekarang ini banyak ragam dan jenisnya. Adapun pendidikan Islam luar sekolah (non formal) di lingkungan masyarakat diantaranya yang menonjol adalah : pondok pesantren, masjid dan musholla, TPQ (Taman Pendidikan AlQur'an).5 Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang diselenggarakan sebelum jenjang
pendidikan dasar dan diselenggarakan melalui jalur
pendidikan formal, non formal dan informal. TPQ sebagai jalur pendidikan formal yang memiliki tujuan setelah peserta didik menyelesaikan pendidikan TPQ, diharapkan mereka telah memiliki bekal dasar untuk menjadi generasi yang mencintai Al-Qur'an, menjadikan Al-Qur'an sebagai bacaan dan pandangan hidup sehari-hari (Generasi Qur'ani). Seiring dengan kemajuan zaman dan mencerdaskan bangsa dalam meningkatkan kualitas proses belajar Al-Qur'an, maka TPQ merupakan sarana pendidikan yang sangat efektif dalam pengajaran Al-Qur'an. Lembaga pendidikan Al-Qur'an ini keberadaannya sangat dibutuhkan, hal ini juga mengingat keterbatasan pendidikan agama di sekolah pada umumnya.
2 Qadir (eds) , Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, ( Yogyakarta : Media Wacana Press, 2003), cet.1, hlm. 23 3 Ismail SM (eds), Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001), cet.1, hlm. 49 4 Tim Karya Aditama, Dasar-Dasar Kependidikan Islam, (Surabaya : Karya Aditama, 1996) cet.1 hlm. 202 5 Ibid., hlm. 52
3
Adapun pemilihan lokasi di TPQ Tamrinus shibyan berdasarkan pada kenyataannya
bahwa
TPQ
menggunakan
Metode
Yanbu'a
dalam
pembelajaran Al-Qur'an dimulai sejak diterbitkannya Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur'an "Yanbu'a" oleh Yayasan Arwaniyyah atau BAPENU Arwaniyyah (Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an Kudus).
B. Penegasan Istilah Dalam rangka memberikan penjelasan dan penegasan istilah yang terdapat dalam judul "Efektivitas Metode Yanbu'a
dalam Pembelajaran
Membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan Karang Randu Pecangaan Jepara", maka disertakan pula definisi peristilahan yang dimaksud. Hal ini juga untuk menghindari kesalahfahaman terhadap judul diatas, maka penulis berusaha menjelaskan istilah-istilah sebagai berikut : 1. Efektivitas pembelajaran dalam arti mengusahakan agar penggunaan sarana pengajaran mampu membuahkan hasil, yakni tercapainya kompetensi tertentu, dan terhindar dari kemubadziran.6 Guru sebagai peran utama dituntut mengusahakan mampu membuahkan hasil yakni tercapainya tiga kompetensi (membaca, menulis, dan menghafal) serta memberikan manfaat anak dapat fasih, lancar, benar dalam membaca dan menulis arab dengan baik. 2. Metode Yanbu'a Metode Yanbu'a merupakan jalan atau cara yang dapat ditempuh untuk menyampaikan bahan atau materi yang disusun secara sistematis disesuaikan dengan perkembangan usia siswa rujukan isinya diambil dari ayat-ayat Al-Qur'an yang ditulis atau dibukukan dalam bentuk paket Yanbu'a juz I-VII setiap jilid/juz memiliki tujuan pembelajaran yang berbeda. Pada intinya tujuan yang hendak dicapai dari masing-masing juz yaitu siswa/anak mampu membaca huruf serta ayat-ayat Al-Qur'an dengan lancar, benar dan fasih sesuai dengan makhraj (makhorijul khuruf). 6
Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, (Bandung : Nuansa Cendekia, 2003), cet I, hlm. 138
4
Juz I adalah kunci awal keberhasilan siswa untuk melanjutkan ke juz II, III, dalam hal ini butuh bimbingan langsung dari ustadz/ustadzah.7 Pada juz IV tujuan pembelajarannya anak bisa membaca lafadz Allah (ayat-ayat Al-Qur'an) dengan benar, memahami huruf-huruf yang tidak dibaca atau fawatichus suwar dan huruf-huruf tertentu serta mengetahui persamaan antara huruf latin dan Arab, kaidah tajwid, tulisan Arab dan pegon jawa. Tujuan pembelajaran juz V anak bisa membaca waqof dan tanda baca yang terdapat di Al-Qur'an Rosm Ustmaniy sedangkan juz VI dan VII merupakan pedoman untuk mempelajari kaidah ghorib dan tajwid.8 Setelah siswa selesai mempelajari juz I – juz V yaitu lewat pentashihan
kepada
ahli
Al-Qur'an
peserta
didik
diperbolehkan
mempelajari Al-Qur'an 30 juz secara langsung, siswa membacakannya di hadapan guru. Guru sebagai pembimbing menyimak benar salahnya bacaan peserta didik dalam membaca Al-Qur'an. 3. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan pelaku ke arah yang lebih baik.9 Pembelajaran merupakan kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar tugas guru yang paling utama adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. 4. Membaca Al-Qur'an Membaca yaitu melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis.10 Hal ini kaitannya dengan ayat-ayat yang hanya dibaca dan
7
Ustadz yakni komitmen terhadap profesionalitas yang melekat pada dirinya sikap dedikatif, komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja, serta sikap continous improvement 8 Sebagai "memberikan kepada huruf akan hak-hak dan tertibnya, mengembalikan huruf kepada makhraj dan asalnya serta menghaluskan pengucapannya dengan cara yang sempurna tanpa berlebihan, kasar, tergesa-gesa dan dipaksa-paksakan" 9 Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi, (Surabaya : Elkaf, 2006), hlm. 127 10 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : PN Balai Pustaka, 1976), cet VIII, hlm. 11
5
dilafalkan dengan mantap baik dari segi ketepatan harakat dan membunyikan huruf-huruf sesuai dengan makhraj. Peran Metode Yanbu'a yaitu mengantarkan siswa sebelumnya agar dapat mempraktikkan secara langsung atau menyebukan nama bacaannya sesuai kaidah ghorib dan tajwid, siswa dituntut kefasihan dan latihan lisan dengan menirukan orang yang baik bacaannya. Evaluasi akhir lewat tes bacaan siswa serta test tertulis ditunjang dengan penguatan (reinforcement) hafalan dengan bimbingan guru/ustadz. Dengan demikian penulis ingin memberikan gambaran tentang bagaimana pelaksanaan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan Karang Randu Pecangaan Jepara.
C. Rumusan Masalah Sesuai dengan judul yang diangkat, maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an? 2. Apa
kelebihan
dan
kekurangan
Metode
Yanbu'a
dalam proses
pembelajaran membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Secara umum studi ini bertujuan untuk mencari informasi yang kemudian
dianalisis dan didata secara sistematis dalam rangka
memberikan gambaran pelaksanaan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an, kelebihan dan kekurangan Metode Yanbu'a dalam proses pembelajaran di TPQ Tamrinus shibyan Karang Randu Pecangaan Jepara. 2. Manfaat penelitian a. Secara prediksi 1. Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan mutu TPQ
6
2. Sebagai motivator dalam meningkatkan kualitas kerja guru TPQ 3. Sebagai masukan ilmiah yang bernuansa islami b. Secara teoritis 1. Menambah pengetahuan dalam bidang pendidikan Islam 2. Sebagai pengalaman dalam berkarya ilmiah 3. Digunakan untuk dapat memahami setiap fenomena pendidikan yang sampai sekarang belum banyak diketahui 4. Sebagai khazanah dalam mengajar Al-Qur'an khususnya dengan Metode Yanbu'a E. Telaah Pustaka Untuk menghindari adanya plagiat, maka penulis sertakan beberapa judul skripsi yang ada relevansinya dengan skripsi penulis, isi dari skripsiskripsi tersebut sebagai pembanding yang sama-sama mengkaji tentang metode dalam membaca Al-Qur'an, penulis menemukan skripsi diantaranya : 1. Kaid Fitani (3199219)11 "Problematika Pengajaran Al-Qur'an Dengan Metode Qiro'ati Dan Solusinya (Studi Kasus Di TPQ Walisongo Jrakah Tugu Semarang)". Kaid Fitani berkesimpulan bahwa, Metode Qiroati adalah metode atau cara penyampaian pelajaran kepada siswa dengan tidak mengeja, tetapi langsung membaca bunyi huruf yang sudah berharokat (huruf hijaiyyah). Sesuai dengan judul dan permasalahan yang diangkat kesimpulan problema dalam pengajaran Al-Qur'an dengan Metode Qiroati bukan berasal dari Qiroati pusat akan tetapi ada pada TPQ Walisongo Jrakah
dalam keterbatasan tempat/kelas yang tidak
sesuai dengan jumlah siswa sehingga pengajar dalam melaksanakan pembelajaran
kurang
efektif
dan
efisien,
untuk
itu
dibutuhkan
profesionalisme guru dalam mengajar harus ditingkatkan agar mencapai hasil yang maksimal.
11
Kaid Fitani, "Problematika Pengajaran Al-Qur'an Dengan Metode Qiro'ati Dan Solusinya. (Studi Kasus Di TPQ Walisongo Jrakah Tugu Semarang)." Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang : Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2004).
7
2. Muthoifah (3101408)12 " judul skripsi : Studi Tentang Evaluasi Pembelajaran Membaca Al-Qur'an Metode Qiro'ati di TPQ Al-Ikhsan Kelurahan
Patebon
Semarang".
dalam
penelitiannya
Muthoifah
menyimpulkan bahwa evaluasi berfungsi untuk memahami dan membantu perkembangan
kemampuan
santri
dalam
membaca
Al-Qur'an.
Evaluasinya berupa pre-test, tes harian (formatif), kenaikan jilid (tes sumatif), EBTAQ yang diselenggarakan Koordinator Cabang Qiro'ati Semarang. Keberhasilan pembelajaran membaca al-Qur'an dengan Metode Qiro'ati dipengaruhi kompetensi guru, ketelitian keuletan santri dan teknik pembelajaran yang digunakan serta dukungan wali santri. Selain itu fungsi evaluasi juga digunakan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran serta menyeleksi siswa yang akan melanjutkan kejilid berikutnya sehingga guru dapat mendiagnosis kelemahan siswa dengan memberi program remedial kepada siswa. 3. Riwayatul Hayyat (3603073)13 Skripsi yang berjudul "Studi Komparasi Tentang Keberhasilan Membaca Al-Qur'an Antara Metode Qiro'ati dan Metode Yanbu'a di TPQ Ianatus sibyan, Bugo Welahan Jepara dan di TPQ Roudhotul Mufattilin, Robayan Kalinyamatan Jepara 2005". Dalam skripsi ini Riwayatul Hayyat membandingkan dua metode dalam membaca Al- Qur'an yaitu Metode Qiro'ati dan Metode Yanbu'a dalam bentuk kuantitatif dengan mencari tingkat perbedaan dari dua metode dengan interpretasi data statistik yaitu mengujicobakan metode yang berbeda. Dalam temuannya setelah menguji hipotesis dari data-data yang diperoleh kemudian diadakan perhitungan bahwa "terdapat perbedaan tentang keberhasilan membaca Al-Qur'an antara siswa yang mendapat 12
Muthoifah, "Studi Tentang Evaluasi Pembelajaran Membaca Al-Qur'an dengan Metode Qiro'ati di TPQ Al-Ikhsan Kelurahan Patebon Semarang". Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang : Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2005). 13 Riwayatul Hayyat "Studi Komparasi Tentang Keberhasilan Membaca Al-Qur'an Antara Metode Qiro'ati dan Metode Yanbu'a di TPQ Ianatus sibyan, Bugo Welahan Jepara dan di TPQ Roudhotul Mufattilin, Robayan Kalinyamatan Jepara 2005". Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang : Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2006).
8
Metode Qiro'ati di TPQ Ianatus sibyan, Bugo Welahan dengan siswa yang mendapat Metode Yanbu'a di TPQ Roudhotul Mufattilin, Robayan Kalinyamatan" untuk mengukur keberhasilan suatu metode peneliti melakukan uji coba kepada santri dalam membaca jilid dengan hitungan menit, semakin siswa cepat, lancar, benar tanpa adanya kesalahan dengan hitungan waktu 1-2 menit dikatakan berhasil. Metode Qiro'ati termasuk kategori cukup berhasil dengan nilai 53,34 sedangkan Yanbu'a dengan hasil 60.00 hal ini sesuai perhitungan uji mean (2 variabel). Perkembangan metode-metode lama dalam membaca Al-Qur'an diantaranya Abjadiyah, Baghdadiyah, Iqro', Al-Barqy, Qiro'ati, dan Yanbu'a dalam hal ini sudah banyak dijadikan penelitian khususnya Qiro'ati. Berdasarkan realita kemunculan metode baru yaitu Yanbu'a tidak berlebihan jika penelitian yang dilakukan ini benar-benar belum ada yang mengkaji terutama
berkaitan
efektivitas
pelaksanaan
Metode
Yanbu'a
dalam
pembelajaran membaca Al-Qur'an serta kelebihan dan kekurangannya baik dalam proses belajar mengajar maupun hasil belajar siswa. Penelitian yang akan penulis kerjakan dalam bentuk penelitian deskriptif kualitatif lapangan.
F. Kerangka Teori Al-Qur’anul Karim adalah mu'jizat Islam yang kekal dan mu'jizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Al-Qur'an diturunkan Allah kepada Rasulullah S.a.w. untuk mengeluarkan manusia dari suasana gelap menuju yang terang serta membimbing mereka ke jalan yang lurus. Rasulullah menyampaikan Al-Qur'an itu kepada para sahabatnya-orang-orang Arab asli sehingga mereka dapat memahaminya berdasarkan naluri mereka.14 Turunnya Al-Qur'an merupakan peristiwa besar yang sekaligus menyatakan kedudukan bagi penghuni langit dan penghuni bumi. Kata Al-Qur'an yang berasal dari akar kata qara' berarti "membaca" atau "mengumpulkan". Berdasarkan pada fakta bahwa Al-Qur'an disampaikan 14
hlm. 1
Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur'an, (Bogor : Pustaka Litera : 2001), cet VI,
9
oleh Allah kepada Nabi Muhammad S.a.w. dalam bentuk lisan. Hal ini dijelaskan dalam literatur Islam manakala Ruhul Qudus membacakannya kepada Nabi dalam proses pewahyuan, dan Nabi biasanya menyampaikannya kepada para sahabatnya yang kemudian dituliskan ke dalam semacam bentuk tertulis.15 Al-Qur'an hanya satu macam cara turunnya : yaitu turun secara bertahap kepada Rasulullah S.a.w. Faedah turunnya Al-Qur'an dalam pendidikan dan pengajaran, bahwa dalam proses belajar-mengajar harus diperhatikan dua hal yaitu : tingkat pemikiran siswa dan pengembangan potensi akal, jiwa dan jasmaninya dengan apa yang dapat membawanya ke arah kebaikan dan kebenaran. Diantara celah-celah turunnya Al-Qur'an yang pertama kali didapatkan perintah untuk membaca dan belajar dengan alat tulis. Petunjuk ilahi tentang hikmah turunnya Al-Qur'an secara bertahap merupakan contoh yang baik dalam menyusun kurikulum pengajaran, memilih metode yang baik dan menyusun buku pelajaran.16 Menurut Ibnu Khaldun, Ibnu Sina dan Al Ghazali menunjuk pentingnya menanamkan pendidikan Al-Qur'an kepada anak-anak, bahwa pendidikan Al-Qur'an merupakan pondasi seluruh kurikulum pendidikan di dunia Islam, karena Al-Qur'an merupakan syiar agama yang mampu menguatkan aqidah dan mengokohkan keimanan. Dengan menanamkan kecintaan anak terhadap Al-Qur'an sejak dini, maka kecintaan itu akan bersemi pada dewasanya kelak, mengalahkan kecintaan anak terhadap hal yang lain, karena masa kanak-kanak itulah masa pembentukan watak yang utama.17 Seiring dengan meningkatnya kesadaran beragama dan kesadaran mengenai perlunya menanamkan nilai keagamaan kepada anak usia dini. Kini berkembang TPQ/TPA (Taman Pendidikan Al-Qur'an) dengan menggunakan
15
John Cooper dkk, Pemikiran Islam dari Sayyid Ahmad Khan hingga Nasr Hamid Abu Zayd, (Jakarta : Erlangga, 2002), hlm. 196-197 16 Manna Khalil al-Qattan, Loc. Cit., hlm. 176 17 Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Al-Qur'an, (Jakarta : Gema Insani, 2004), hlm. 61
10
berbagai metode belajar membaca Al-Qur'an yang praktis dan bervariasi, yang tidak bertumpu pada metode eja (thoriqoh abdjadiyah), tapi cenderung kepada metode bunyi (thoriqoh shautiyah) dengan buku semacam Iqro', Qiro'ati, AlBarqy, dan Yanbu'a.18 dalam teks atau isi buku yang dimulai memperkenalkan kepada anak mengenai huruf hijaiyyah sampai bacaan ayat-ayat al-qur'an yang dibaca cepat, tepat, dilanjutkan bacaan ayat-ayat Al-Qur'an. Pendidikan Al-Qur'an bagi anak usia dini merupakan hal yang sangat penting karena pada usia tersebut merupakan masa pembentukan intelektual dan tumbuhnya daya fantasi bagi anak. Maka dari itu tepat sekali kesempatan seperti ini kita masuki pelajaran–pelajaran pokok seperti membaca Al-Qur'an yang sekaligus bisa menjadi pondasi yang kokoh untuk pendidikan karena segala ilmu itu termuat dalam Al-Qur'an. Untuk itu kita berkewajiban mengisi, mendidik dan membangun intelektual dengan memberi pembelajaran Al-Qur'an secara efektif. Jika membaca Al-Qur'an dipandang sangat penting sebagai suatu pendidikan dasar pada anak, maka sistem pembelajaran harus dirancang sebaik mungkin mulai dari menetapkan tujuan, kurikulum, metode, sarana-prasarana, evaluasi yang relevan agar tujuan yang ditetapkan dapat dicapai. Sehingga peserta didik dapat membaca Al-Qur'an dengan baik, benar (tartil) fasih sesuai kaidah tajwid dengan tambahan materi (pendidikan agama Islam yang lain).
G. Metodologi Penelitian Skripsi 1. Pendekatan penelitian Yang dimaksud dengan "pendekatan" disini adalah metode atau cara mengadakan penelitian.19 Penentuan pendekatan ini sangat menentukan objek penelitian yang akan diteliti, dan sekaligus menentukan subjek penelitian atau sumber dimana kita akan memperoleh data.20 Berdasarkan
18
Ahmad Fuad Effendi, Metode dan Teknik Pengajaran Bahasa Arab, (Malang : UIN, 2002), hlm. 32 19 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Yogyakarta : Rineka Cipta, 2002), cet XII, hlm. 23 20 Ibid., hlm. 23
11
permasalahan di atas, penulis menggolongkan rancangan penelitian sebagai berikut : a. Penelitian deskriptif (descriptive research) Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan datadata,21 juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi.22 Oleh karena itu penulis menggunakan penelitian deskriptif untuk memberikan
gambaran
pelaksanaan
Metode
Yanbu'a
dalam
pembelajaran membaca Al-Qur'an. b. Penelitian lapangan (field research) Penelitian lapangan memiliki tujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi sesuatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat.23 Penelitian yang dilakukan oleh penulis hanya berlaku pada sekolah/lembaga pendidikan Islam khususnya TPQ yang menggunakan Metode Yanbu'a dalam pelaksanaan pembelajaran membaca Al-Qur'an. Dengan demikian penulis memilih TPQ Tamrinus shibyan sebagai objek penelitian. c. Penelitian tindakan (action research) Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau kelompok sasaran, dan hasilnya
langsung
dapat
dikenakan
pada
masyarakat
yang
bersangkutan.24 Dalam penelitian ini penulis memilih penelitian tindakan (action research). Dalam hal ini disesuaikan dengan permasalahan yang ada yaitu kurang maksimalnya pembelajaran. Untuk meningkatkan efektivitas metode mengajar khususnya faktor dari peserta didik yang mengalami kesulitan belajar(hafalan).
21
Cholid Narbuko (ed), Metodologi Penelitian, (Jakarta : Bumi Aksara, 2005), cet VII,
hlm. 44 22
Ibid., hlm. 44 Ibid., hlm. 46 24 Cholid Narbuko (ed), Op. cit., hlm. 165 23
12
Penelitian tindakan kelas ini yang dilakukan guru dengan memberikan modul pembelajaran yang isinya tajwid dan ghorib agar siswa mudah dalam mempelajarinya, serta pemberian tugas di rumah berupa hafalan materi yang akan dipelajari besok. Maka tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran di kelas. 2. Metode pengumpulan data Dalam hal ini dikemukakan teknik apa yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan alat-alat pengumpulan data.25 Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode sebagai berikut : a. Wawancara (interview) Wawancara adalah
suatu
cara
yang
digunakan
untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.26 Wawancara merupakan proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung dua orang mendengarkan secara langsung informasi atau
keterangan.
Wawancara
terpimpin
digunakan
peneliti
mempersiapkan pedoman wawancara atau pokok masalah yang akan diselidiki untuk memudahkan jalannya wawancara dan memperoleh informasi dan mencari data mengenai sejarah dan latar belakang munculnya Metode Yanbu'a, siapa pencetusnya, kapan disusunnya, dan tujuan umum, kelebihan dan kekurangan Metode Yanbu'a. Penulis menggunakan teknik wawancara kepada penyusun Metode Yanbu'a. kepala sekolah dan guru yang bersangkutan untuk mengetahui kendala serta hambatan dalam proses pembelajaran. b. Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barangbarang tertulis. Seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturanperaturan, notulen rapat, catatan harian.27 Dokumentasi digunakan 25
Ibid Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004), cet III, hlm. 172 27 Suharsimi Arikunto, Loc. Cit., hlm. 135 26
13
peneliti untuk mencari data mengenai profil TPQ, kurikulum, keadaan guru dan siswa. Metode ini sebagai alat untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan judul skripsi penulis. c. Observasi Observasi adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur tingkah laku individu, atau proses terjadinya suatu kegiatan yang diamati baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan.28 Penulis melakukan observasi langsung dalam proses pembelajaran. Metode Yanbu'a mulai jilid I-VII untuk mengetahui keefektifan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an di TPQ Tamrinus shibyan karang Randu Pecangaan Jepara. 3. Metode analisis data Berdasarkan jenis permasalahan untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena.29 Penulis memilih jenis data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.30 Penelitian ini menggunakan metode riset lapangan dengan teknik analisis non-statistik (analisis deskriptif) dengan pendekatan kualitatif. Data penelitian yang penulis dapatkan, kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan induktif dengan alasan lebih dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan sedetail-detailnya. Dari permasalahan yang telah penulis paparkan sebelumnya untuk mengetahui keefektifan suatu Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an, penulis mengadakan observasi/pengamatan langsung pelaksanaan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran. Sesuai pengamatan dan data-data serta informasi yang diperoleh penulis dapat menyimpulkan kelebihan dan kekurangan Metode Yanbu'a dalam proses pembelajaran dari berbagai aspek. 28
Mustaqim, Op. cit., hlm. 173 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 212 30 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 3 29
BAB II METODE YANBU'A DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR'AN
A. Pengertian dan Sejarah Munculnya Metode Yanbu'a Metode Yanbu'a adalah suatu metode baca tulis dan menghafal AlQur'an untuk membacanya santri tidak boleh mengeja membaca langsung dengan cepat, tepat, lancar dan tidak putus-putus1 disesuaikan dengan kaidah makhorijul huruf. Adapun materinya dari buku Yanbu'a yang terdiri dari 5 jilid khusus belajar membaca, sedangkan 2 jilid berisi materi ghorib dan tajwid. Timbulnya "Yanbu'a" adalah dari usulan dan dorongan Alumni Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an, supaya mereka selalu ada hubungan dengan pondok disamping usulan dari masyarakat luas juga dari lembaga pendidikan Ma'arif serta Muslimat terutama dari cabang Kudus dan Jepara.2 Mestinya dari pengasuh pondok sudah menolak, karena menganggap cukup metode yang sudah ada, tetapi karena desakan yang terus menerus dan memang dipandang perlu, terutama untuk menjalin keakraban antara alumni dengan pondok serta untuk menjaga dan memelihara keseragaman bacaan, maka dengan tawakkal dan memohon pertolongan Allah tersusun kitab Yanbu'a yang meliputi Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur'an. Penyusun buku (Metode Yanbu'a) diprakarsai oleh tiga tokoh pengasuh Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an putra KH. Arwani Amin Al Kudsy (Alm) yang bernama : KH. Agus M. Ulin Nuha Arwani, KH. Ulil Albab Arwani dan KH. M. Manshur Maskan (Alm) dan tokoh lain diantaranya : KH. Sya'roni Ahmadi (Kudus), KH. Amin Sholeh (Jepara), Ma'mun Muzayyin (Kajen Pati), KH. Sirojuddin (Kudus) dan KH. Busyro (Kudus) beliau adalah Mutakhorrijin Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an yang tergabung dalam majelis "Nuzulis Sakinah" Kudus. 1
hlm. 1
2
M. Ulin Nuha Arwani, Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur'an "Yanbu'a" jilid I, Ibid.
14
15
Pengambilan nama "Yanbu'a" yang berarti "sumber", mengambil dari kata Yanbu'ul Qur'an yang artinya Sumber Al-Qur'an, nama yang sangat digemari dan disenangi oleh seorang guru besar Al-Qur'an Al- Muqri' simbah KH. M. Arwani Amin, yang silsilah keturunannya sampai pada pangeran Diponegoro. Kata Yanbu'a diambil dari ayat Al-Qur'an tentang arti kata Yanbu'a dalam firman Allah yaitu : 3
(٩٠ : ض َﻳ ْﻨﺒُﻮﻋًﺎ )اﻻﺳﺮأ ِ ﻦ ا ْﻟَﺄ ْر َ ﺠ َﺮ َﻟﻨَﺎ ِﻣ ُ ﺣﺘﱠﻰ َﺗ ْﻔ َ ﻚ َ ﻦ َﻟ َ ﻦ ُﻧ ْﺆ ِﻣ ْ َوﻗَﺎﻟُﻮا َﻟ
Artinya : "Dan mereka berkata ", kami tidak akan percaya kepadamu (Muhammad) sebelum engkau memancarkan mata air dari bumi untuk kami". (QS. Al-Isra' :90) Awal penyusunan buku Metode Yanbu'a pada tanggal 22 november 2002 bertepatan 17 Ramadhan 1423 H selama 2 tahun4 yaitu proses penyusunan, penulisan, pencetakan dan penerbitan awal 2004 atas perintah pengasuh (KH. M. Ulil Albab buku metode yanbu'a dijadikan 8 jilid/buku bertahab dalam penerbitannya. Pertama, buku jilid I pada 10 Januari 2004/17 Syawal 1424 H, jilid II,III 22 maret 2004/shafar 1424 H, jilid IV-VI 2 mei 2004/ 12 Rabiul awal 1425 H, disusul buku bimbingan mengajar Yanbu'a 13 Juni 2004/25 Robiul akhir 1425 H, dan buku Pra-TK 31 Oktober 2004/17 Ramadhan 1425. Di tahun 2007 baru diterbitkan buku Yanbu'a mengenai materi hafalan surat-surat pendek dan do'a-do'a. Semua pengerjaanya dikerjakan oleh santri pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an penerbit Yayasan Arwaniyyah Kudus (BAPENU Arwaniyyah) Kudus.5 Buku yang relatif kecil dengan harga murah, praktis untuk belajar, memiliki manfaat bagi semua umat yang ingin bisa membaca Al-Qur'an dengan lancar dan benar. Yanbu'a bisa diajarkan oleh orang yang sudah dapat membaca Al-Qur'an lancar dan benar bermusyafahah (adu lisan/ disimakkan 3
Lihat buku Yanbu'a sambutan sesepuh Hasil wawancara KH. Ulil Albab, pada hari Senin tanggal 29 Januari 2007 di kediamannya Kudus. 5 Hasil wawancara dengan Arif Santri. Desain sampul Turmudzi, setting oleh Hilal Haidar, Fahmi Najib dan percetakan Buya Barokah Offset Distributor Maktabah Mubarokatan Thoyyibah Jln. Menara No. 13 Kudus (59315), website www.Arwaniyyah.com (Telp. 0291 434022) 4
16
kepada ahlul Qur'an yang mu'tabar/diakui kredibilitasnya, serta dapat membaca Al-Qur'an dengan benar, lancar dan fasih. Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan Metode Yanbu'a adalah penyempurnaan dari metode sebelumnya karena materi yang di kandung setiap juz/jilid tidak sama dengan kitab yang lama urutan pelajarannya berbeda ada pengurangan serta penambahan materi.
B. Tujuan Penyusunan Metode Yanbu'a Metode Yanbu'a sebagai salah satu sarana untuk mencapai tujuan berupa materi yang tersusun sistematis sebagai pengantar dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an. Metode Yanbu'a memiliki 2 tujuan yaitu tujuan secara umum dan secara khusus. Tujuan secara umum Metode Yanbu'a antara lain :6 1. Ikut andil dalam mencerdaskan anak bangsa supaya bisa membaca AlQur'an dengan lancar dan benar. 2. Nasyrul ilmi (menyebarkan ilmu) khususnya ilmu Al-Qur'an 3. Memasyarakatkan Al-Qur'an dengan Rosm Ustmaniy 4. Untuk membetulkan yang salah dan menyempurnakan yang kurang dari segi bacaan 5. Mengajak selalu mendarus Al-Qur'an dan musyafahah Al-Qur'an sampai khatam. Tujuan yaitu sasaran yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan suatu kegiatan. Tujuan Metode Yanbu'a secara khusus antara lain : 7 1. Dapat membaca Al-Qur'an dengan tartil yang meliputi : a. Makhraj sebaik mungkin b. Mampu membaca Al-Qur'an dengan bacaan yang bertajwid c. Mengenal bacaan ghorib dan bacaan yang musykilat d. Hafal (paham) ilmu tajwid praktis 6
Buku Bimbingan Cara Mengajar Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur'an "Yanbu'a", hlm.1 7 Wawancara KH. Ulil Albab, Ibid.
17
2. Mengerti bacaan shalat dan gerakannya 3. Hafal surat-surat pendek 4. Hafal do'a-do'a 5. Mampu menulis Arab dengan baik dan benar. Metode Yanbu'a isinya disusun guna mengembangkan potensi anak usia dini (pra-sekolah) disesuaikan menurut umur dan tingkatannya dimulai jilid I, II, III, IV, V, VI dan VII, dalam setiap jilid memiliki tujuan pembelajaran yang berbeda. Tujuan pembelajaran jilid I – VII adalah sebagai berikut : Jilid / Juz
Tujuan Pembelajaran
I
- Anak bisa membaca huruf yang berharokat fatchah, baik yang sudah berangkai atau belum dengan lancar dan benar - Anak mengetahui nama-nama huruf hijaiyyah dan angkaangka Arab - Anak bisa menulis huruf hijaiyyah yang belum berangkai, berangkai dua dan bisa menulis angka arab8
II
- Anak bisa membaca huruf yang berharokat kasroh dan dlummah dengan benar dan lancar - Anak bisa membaca huruf yang dibaca panjang baik berupa huruf mad atau charokat panjang dengan benar dan lancar - Anak bisa membaca huruf lain yaitu
و
dan
ي
sukun yang
didahului fatchah dengan lancar dan benar - Mengetahui tanda-tanda charokat fatchah, kasroh dan dlummah juga fatchah panjang, kasroh panjang dan dlummah panjang dan sukun. Dan memahami angka Arab puluhan, ratusan, dan ribuan - Bisa menulis huruf-huruf yang berangkai dua dan tiga9 8
Lihat Bimbingan Cara Mengajar Thoriqoh Baca Tulis dan menghafal Al-Qur'an "Yanbu'a", hlm. 6 9 Ibid., hlm. 9
18
III
- Anak bisa membaca huruf yang
bercharokat fatchatain,
kasrotain dan dlummahtain dengan lancar dan benar - Anak bisa membaca huruf yang dibaca sukun dengan makhroj yang benar dan membedakan huruf-huruf yang serupa - Anak bisa membaca qolqolah dan hams - Anak bisa membaca huruf yang bertasydid dan huruf yang dibaca ghunnah dan yang tidak - Anak mengenal dan bisa membaca hamzah washol dan Alta'rif - Anak bisa mengetahui fatchatain, kasrohtain, dlummahtain, tasydid, tanda hamzah washol, huruf tertentu dan angka Arab sampai ribuan - Anak bisa menulis kalimah yang 4 huruf dan merangkai huruf yang belum dirangkai10 IV
- Anak bisa membaca lafadh Allah dengan benar - Anak bisa membaca mim sukun, nun sukun dan tanwin yang dibaca dengung atau tidak - Anak bisa membaca mad jaiz, mad wajib dan mad lazim baik kilmiy maupun charfiy, mutsaqqol maupun mukhoffaf yang ditandai dengan tanda panjang ~ / ~ - Anak memahami huruf-huruf yang tidak dibaca - Mengenal huruf fawatichus suwar dan huruf-huruf tertentu yang lain. Mengetahui persamaan antara huruf latin dan arab dan beberapa qaidah tajwid - Disamping latihan merangkai huruf anak bisa membaca dan menulis tulisan pegon jawa11
10 11
Ibid., hlm. 11 Ibid., hlm. 13-14
19
V
- Anak bisa membaca waqof dan mengetahui tanda waqof dan tanda baca yang terdapat di Al-Qur'an Rosm Utsmany - Anak bisa membaca huruf sukun yang diidghomkan dan huruf tafkhim dan tarqiq12
VI
- Anak bisa mengetahui dan membaca huruf mad (alif, wau dan ya') yang tetap dibaca panjang atau yang dibaca pendek juga yang boleh dua wajah, baik ketika washol maupun ketika waqof - Anak bisa mengetahui cara membaca hamzah washol - Anak bisa mengetahui cara membaca isymam, ikhtilas, tashil, imalah dan saktah serta mengetahui tempattempatnya - Anak bisa mengetahui cara membaca tulisan shod yang harus dibaca shod dan yang boleh dibaca sin - Anak bisa mengetahui kalimat-kalimat yang sering dibaca salah13
VII
- Anak bisa membaca Al-Qur'an dengan benar dan lancar, yang berarti sudah bisa mempraktekkan tajwid dan ghorib dengan benar - Setelah mengajarkan ilmu tajwid, diadakan mudarosah atau musyafahah Al-Qur'an dan setiap anak membaca bacaan yang ada pelajaran tajwid14
Dari rincian tujuan pembelajaran yang disesuaikan jenjang dan tahapan-tahapan yaitu tahap pemula dan tahap akhir sehingga tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan lewat proses belajar mengajar membaca Al-Qur'an dan mempelajari ilmu-ilmu Al-Qur'an.
12
Ibid., hlm. 17 Ibid., hlm. 20 14 Yanbu'a jilid 7 13
20
C. Kurikulum Metode Yanbu’a dalam Pembelajaran Kurikulum (curriculum) merupakan seperangkat rencana yang menjadi pedoman dan penghayatan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran (instruction) yaitu keseluruhan pertautan kegiatan yang memungkinkan dan berkenaan dengan terjadinya interaksi belajar mengajar. Pembelajaran ialah proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik,
sedangkan
belajar
dilakukan
oleh
peserta
didik
sebagai
murid/siswa.15 Karakteristik Kurikulum Metode Yanbu'a16 1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal 2. Menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi dalam proses pembelajaran 3. Menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan pencapaian kompetensi (membaca, menulis dan menghafal) Kurikulum adalah syarat mutlak dan ciri untuk pendidikan formal sehingga
kurikulum
tidak
terpisahkan
dari
proses
pendidikan
dan
pembelajaran. Setiap praktek pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu baik aspek pengetahuan (cognitive) sikap (afektif) maupun keterampilan (psikomotorik), untuk mengembangkan kompetensi-kompetensi tersebut perlu adanya bahan atau materi yang disampaikan melalui proses pembelajaran dengan menggunakan metode dan media yang cocok dengan karakteristik bahan pembelajaran. Pokok Pelajaran Metode Yanbu'a Pra TK 1. Menggunakan huruf dilanjutkan
15
َا
berharokat fatchahَا َا,
َا َا َا
tidak digandeng
ب َ -ي َ pengenalan huruf hijaiyyah.
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar Mengajar, (Bandung : CV. Alfabeta, 2006), hlm. 61 16 Wawancara KH. Ulil Albab, Ibid
21
Setiap halaman kebanyakan terdiri dari empat kotak : 1. Kotak I
: Materi pelajaran utama, keterangan yang awali dengan tanda titik (•)
2. Kotak II
: Materi
pembelajaran
tambahan,
keterangannya
diawali dengan tanda (▲) 3. Kotak III
: Materi pembelajaran menulis, keterangan diawali dengan tanda segi empat (♦)
4. Kotak IV
: Kotak keterangan
Pokok Pelajaran Metode Yanbu'a juz 1 (satu) 1. Pengenalan huruf ب َ َاdibaca cepat, pendek dan jangan putus-putus 2. Pengenalan huruf
ت َ ب َ َا
berharokat fatchah tidak di gandeng (hal 2-
34) 3. Pada halaman 34-43
ﻧَﺒ َﺄ- ﺖ َ َﻧ َﺒ- ﺖ َ َﺛ َﺒ
pengenalan huruf gandeng
berharokat fatchah 4. Pengenalan kalimat
َﺻ َﻌ َﺪ َو َرﺟَﻊ َ - ﻀ َﺮ َﻓ َﻘ َﻌ َﺪ َ ﺣ َ pada halaman 44
5. Pengenalan angka satuan 1-10 Pokok Pembelajaran Metode Yanbu'a Juz II (dua) 1. Mengenalkan huruf yang bercharokat fatchah dan kasroh (hlm 1)
خ د ِ ِذ ِ 2.
Pengenalan diakhir (
huruf
berharokat
fatchah
ب ِ –ب َ – ِا-َا ح ِ ج ِ ث ِ ت ِ ب ِ ِا diakhiri
dan
dikasroh
َِ) ﻧَﺒ َﺄ – َﻧﺒَﺎ ِء َﺑَﻠ َﺪ- ﻖ ِ ﻋَﻠ َ –ﺖ ِ َأ َﺑ
3. Pengenalan huruf yang berharokat dlummah yang berjumlah 3 huruf gandeng dan tidak gandeng (hal 7-8)
ﻼ ُء ًَ ﻸ – َﻣ ِ َﻣ
ب ُ -ب َ – َا ُا
22
ﻀ ُﻊ َ َﻧ- ﺐ ُ ﺻ َﻤ ُﺪ – َﻳ َﻬ َ
خ ُد ُذ ُ –ح ُ ج ً ث ُ –ت ُ ب ُ ُا
4. Pengenalan huruf yang berharokat (َ
ِ ُ) yang terdiri 4 huruf ﻒ َ ﺳ ِﺮ َو ُزَﻟ ُ َو ُد
hlm. 13
ك َ ﻀ َﺪ ُ ﻋ َ
5. Pengenalan mad (huruf yang dibaca panjang)
ﻞ َ ﻞ – ﻗَﺎ َﺗ َ َﻗ َﺘ ﻆ َ ﺣ ِﻔ َ
ﺣَﺎ ِﻓﻈَﺎ
ﻆ َ ﺣ ِﻔ َ
6. Pengenalan fatchah, kasroh, dlummah panjang, hlm.25
ه ِﺬ ﻩ
هِﻲ = ِﻩ
َﺑ َﻴﺪِﻩ
َوﺑِﻪ ِد ْﻳ ِﻨﻪ
7. Pada halaman 29-43 pengenalan kalimah panjang
وَﻗَﺎ ُﻟﻮْا ﻣَﺎهَﺬَا
ﻋ ْﻮا ِﺑﻪ ُ َا ًَذَا
8. Pengenalan angka puluhan sampai ratusan (10-100) Pokok Pelajaran Metode Yanbu'a Juz III (tiga) 1. Pengenalan Tanwin (fatchah tanwin, kasroh-tanwin, dlummah tanwin, fatkcah panjang, dlummah panjang, kasroh panjang dan sukun)
َدأَﺑًﺎ ﺻﻌَﺪًا َ
ب – ﺑًﺎ َ َأ – ًأ ﻈ ًﺔ َ ﺣ َﻔ َ
ﺧﻄَﺎ ًء َ
2. Mengenalkan huruf yang dibaca sukun
َﺑﻠَﺪًا اﻣِﻨًﺎ
وَآَﺎ ﻧُﻮا َﻗﻮْﻣ ًﺎ
ﻋِﻠ ْﻴ ٍﻢ ِ ﺤ ٍﺮ ِﺳ
ﺣ ِﻤ ْﻴ ٍﻢ َ ﻖ ٍ ﺻ ِﺪ ْﻳ َ
3. Menggunakan Qolqolah dan hams pada hlm.10
ﺣ َﻜ ٌﺔ ﻏِﺸ َﻮ ُة هَﺎ ِو َﻳ ُﺔ ِ ﺿَﺎ ﻚ َ ب َاﺑْﺼ َﺎرُﻧَﺎ ِﺗﺒْﻴﻨًﺎ ُﺑﺴْﺤَﺎ َﻧ ْ َا Bacaan hams ( كdan )تhlm. 24
ت َ ك ِ ق ُ ط ُ ب ج ِد َ ﻋ ِﻬﺪْﻧَﺎ َ ن َو َ ﺠ َﻌُﻠ ْﻮ ْ ِاﺑْﺮ ِه ْﻴ َﻢ َﻳ
23
4. Bacaan huruf bertasydid dan huruf yang dibaca ghunnah (
)يومن
hlm.30
ﻰ ُﻣﺴَﻤ
ﺠ َﻬ ﱠﻨ َﻢ َ ِﺑ
َﻓَﺄ ِﺗ ﱢﻤ ْﻮا
ن – َأ ﻧﱠﺎ ّ - ّم – اَﻣﱠﺎ وَاﻣﱠﺎ ِإ ﻧﱠﻤَﺎ َآَﺄ ﻧﱠ ُﻬﻦﱠ
5. Bacaan Hamzah washol dan Al-ta'rif hlm.34
ﺤ ْﻤ ُﺪ َ ل َواْﻟ ْ َو- ل ُ َو ُا ب َ ﺳﺘَﺠَﺎ ْ ﺼ َﺮ وَا ْﻟﻔَﻮَأ َد ﻓَﺎ َ وَا ْﻟ َﺒ 6. Pengenalan angka ribuan Pokok Pelajaran Metode Yanbu'a juz IV (empat) 1. Pengenalan lafadz Allah
ﷲ ِ ﻋ ْﺒ ُﺪ ا َ –ﷲ ِ ﺗَﺎ ا- ﷲ ِ ﺑﺎ ا ﷲ اﻟ ُﻤ ْﻮ َﻗ َﺪ ُة ِ ﻧَﺎ ُر ا
ﺷ ِﻬﻴْﺪًا َ ﷲ ِ َو َآﻔﻰ ﺑِﺎ ا
2. Pengenalan kaidah tajwid dasar 3. Pengenalan Fawatichus suwar hlm.23
ﺣَﺎ ِﻣ ْﻴ ْﻢ- ﺣﻢ ﺠ ْﻴ ِﺪ ِ ن ا ْﻟ َﻤ ُِ َو ْا اﻟ ُﻘ ْﺮأ ق ﻦ ِ ﺐ ْا ﻟ ُﻤ ِﺒ ْﻴ ِ ﺣﻢ َو ْا ﻟﻜِﺘ 4. Pengenalan Arab pegon hlm.13
س َ ج َ - ي َ ك َ - ي َ س َ – َم َم ب – ﺑَﺎ َ ك ُ ﺞ َأ ِ ﻚ َآ ْ ﻚ َﺑ َﻔ ِ ﻚ َﻗ ِ َﻗ 5. Mengetahui huruf latin dan tulisan Arab hlm.41
ي ْ ﺟ ْﻮ ِد ُ غ ُا ْو ﻧ ُﺘﻮْك ْ ﻻرَا َ ي ْ دَا ُد ْو ِد Jangan mengambil barang orang lain itu dosa Pokok Pelajaran Metode Yanbu'a Juz V (lima) 1. Mengenalkan tanda waqof dan cara mewaqofkan ditandai ○
○ن ْ ﻣُﻮ ْء ِﻣ ُﻨ ْﻮ- ن َ ﻣُﻮ ْء ِﻣ ُﻨ ْﻮ ○ن َ ﻦ ○ َوﻣِﻤﱠﺎ َر َزﻗْﻨ ُﻬ ْﻢ ُﻳ ْﻨ ِﻔ ُﻘ ْﻮ َ ِﻓ ْﻴ ِﻪ ُهﺪًى ِﻟ ْﻠ ُﻤﺘﱠﻘ ْﻴ 2. Pengenalan surat pendek seperti Attoffifin, Atthin, Ad-Dhuha, AlZalzalah, Al-Ikhlas dan surat panjang yang diambil dari Al-Qur'an.
24
3. Pengenalan tafhim dan tarqiq 4. Pengenalan cara membaca Arab dalam bahasa Indonesia Pokok pelajaran Metode Yanbu'a Juz VI (enam) 1. Hukum Alif 2. Hukum Waw 3. Hukum Ya' 4. Hamzah Washol 5. Huruf dan charokat yaitu semestinya dibaca menurut tulisannya tapi ada yang tidak sesuai seperti (1) Isyman dan Ikhtilas, (2) Tashil, (3) Imalah, (4) Saktah (sakt), (5) Huruf yang boleh dibaca fatchah dan dlummah, (6) Shod yang ada sin kecil, (7) Kalimah yang sering di baca salah. Pokok Pelajaran Metode Yanbu'a Juz VII (tujuh) Materi pokok - Adabut tilawah - Kaidah tajwid - Makhorijul khuruf
D. Evaluasi Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.17 Untuk melaksanakan evaluasi tentang prestasi belajar atau pencapaian maka subjek evaluasi adalah guru.18 Evaluasi menempati urutan terakhir dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran langkah pokok yang dilakukan dalam keseluruhan proses program pengajaran antara lain :19
17 18
Wayan Nurkancana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya : Usaha Nasional, 1986), hlm. 1 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001),
hlm. 19
19
130
Nana Syaodih S., Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), cet 2, hlm.
25
1. Evaluasi Awal (pretest) Langkah pertama yang biasa dilakukan dalam melaksanakan suatu program pembelajaran,20 ialah mengadakan pretest. Tujuannya ialah untuk mengetahui
kemampuan
awal
siswa
mengenai
pelajaran
yang
bersangkutan (mengenal huruf Arab) secara baik dan benar berdasarkan makhrojnya. 2. Evaluasi Harian (formatif) Evaluasi formatif berfungsi sebagai pengumpulan data pada waktu pembelajaran berlangsung21 yaitu lewat bacaan siswa dari materi buku Yanbu'a. Secara individual guru mentashihkan bacaan murid, sedangkan murid membaca sendiri guru membimbing santri. Apabila murid salah membaca, cukup memberi peringatan dengan ketukan. Lewat evaluasi guru dapat memahami kemajuan dan perkembangan kemampuan santri sehingga santri dapat mempelajari materi berikutnya. Guru sebagai "teacher centered". 3. Evaluasi Kenaikan jilid (sumatif) Evaluasi sumatif adalah gabungan dari evaluasi formatif (tes harian). Setelah guru mentaschihkan bacaan siswa dianggap sudah memenuhi kriteria baik dari kefasihan, makhrojnya siswa dapat mengikuti tes jilid/kenaikan jilid melalui ustadz yang ditunjuk/guru yang lebih ahli dalam ilmu Qiro'atil Qur'an. Pelaksanaannya disesuaikan dengan banyak sedikitnya santri. 4. Tahtiman/wisuda Tahtiman/wisuda dilaksanakan setelah siswa mengikuti proses pembelajaran dengan menyelesaikan juz I-IV dan memasuki tingkat atas sampai siswa mengkhatamkan Al-Qur'an dan mempraktekkan kaidah tajwid dan ghorib langsung dalam membaca Al-Qur'an dengan bimbingan seorang guru/ustadz.
20 21
222
Ibid Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2005), cet 7, hlm.
26
E. Sasaran Metode Yanbu’a dalam Pembelajaram Membaca Al-Qur'an Membaca (read) ialah melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis. Dalam pengertian lain membaca adalah sebuah aktivitas
melafalkan/melisankan
kata-kata
yang
dilihatnya
dengan
mengerahkan beberapa tindakan melalui tindakan mengingat- ingat. Sedangkan arti kata "Qur'an" menurut pendapat yang paling kuat seperti yang dikemukakan Dr. Subhi Al Salih berarti "bacaan", asal kata qara'a.22 Kata Al-Qur'an adalah kata sifat yang bermakna al-jam'u (kumpulan) karena Al-Qur'an terdiri dari sekumpulan surah dan ayat. Kata Al-Qur'an adalah isim alam sejak awal digunakan sebagaimana bagi kitab suci umat Islam.23 Definisi Al-Qur'an menurut istilah sebagai berikut :
اﻟﻤﻨ ﺰل ﻣ ﻦ اﷲ ﺗﻌ ﺎﻟﻰ ﻋﻠ ﻰ ﻧﺒ ّﻴ ﻪ ﻣﺤﻤ ﺪ,اﻟﻘﺮان اﻟﻜﺮﻳﻢ هﻮ اﻟﻜ ﻼم اﻟﻤﻌﺠ ﺰ اﻟﻤﻨﻘ ﻮل,ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﺑﻠﻔﻈﻪ وﻣﻌﻨﺎﻩ ﺑﻮا ﺳﻄﺔ ﺟﻴﺮﻳﻞ ﻋﻠﻴﻪ اﻟ ﺴﻼم 24
( )دروس ﻓﻰ ﺗﺮﺗﻴﻞ اﻟﻘﺮان اﻟﻜﺮﻳﻢ. واﻟﻤﺘﻌﺒﺪ ﺑﺘﻼوﺗﻪ,إﻟﻴﻨﺎ ﺑﺎ ﻟﺘﻮاﺗﺮ
Untuk memberikan pengertian, Al-Qur'an didefinisikan sebagai "kalam Allah SWT yang merupakan mu'jizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad S.a.w melalui perantaraan malaikat Jibril, yang merupakan mu'jizat yang diriwayatkan secara mutawatir dan membacanya adalah ibadah". Secara keseluruhan membaca Al-Qur'an adalah sebuah proses yang menghasilkan perubahan kemampuan melafalkan kata-kata, huruf abjad (Hijaiyyah) yang dilihatnya dengan mengerahkan kemampuan melalui pengertian dan mengingat-ingat secara benar baik makhorijul huruf maupun tajwidnya karena yang dibaca adalah kalam Allah (ayat-ayat suci).
22
Al-Qur'an, Mujammaa Khadim al-Haramaain al Syarifain al Malik Fahd, (Medina Munawarah,t.th), hlm. 15 23 Said Agil Husin Al Munawar, Al-Qur'an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, (Jakarta: 2001), cet 2, hlm. 5 24 Faiz Abdul Qodir Syeih Azzuri, Durus Fi Tartil Qur'anul Karim, (Damascus, Daulah Qotar, 1997), cet. 10, hlm. 6
27
Al-Qur'an satu-satunya kitab suci di dunia yang hingga kini masih tetap terjaga dan terpelihara keasliannya. Sebagai mukjizat Nabi Muhammad S.a.w., Al-Qur'an masih tetap dalam kondisi utuh, tak satupun hurufnya berubah. Bahwa Al-Qur'an merupakan kitab yang keotentikannya dijamin Allah, dan ia adalah kitab yang selalu dipelihara. Allah telah berfirman : 25
(٩ : ن )اﻟﺤﺠﺮ َ ﻦ َﻧ ﱠﺰ ْﻟﻨَﺎ اﻟ ﱢﺬ ْآ َﺮ َوِإﻧﱠﺎ َﻟ ُﻪ َﻟﺤَﺎ ِﻓﻈُﻮ ُﺤ ْ ِإﻧﱠﺎ َﻧ
Artinya : "Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti kami (pula) yang memeliharanya". (QS. Al Hijr : 9) Demikianlah Allah menjamin keotentikan Al-Qur'an bahwa dengan jaminan ayat diatas, setiap muslim percaya apa yang dibaca dan didengarnya sebagai Al-Qur'an tidak berbeda sedikitpun dengan apa yang dibaca oleh Rasulullah S.a.w. yang didengar serta dibaca oleh para sahabat Nabi S.a.w.26 Setiap
ada ayat atau surah Al-Qur'an turun, Nabi Muhammad S.a.w.
senantiasa memanggil sahabat-sahabat yang dikenal pandai menulis, untuk menuliskan secara resmi ayat-ayat yang baru saja diterimanya, baik di batu, kulit binatang, tulang, pelepah kurma sambil menyampaikan
posisi dan
urutan setiap ayat dalam surahnya. Agama Islam sejak dini, tepatnya sejak turunnya wahyu yang pertama kepada Rasulullah Muhammad S.a.w. memerintahkan manusia untuk membaca.27 Allah berfirman :
ﻚ ا ْﻟ َﺄ ْآ َﺮ ُم َ { ا ْﻗ َﺮ ْأ َو َر ﱡﺑ٢} ﻖ ٍ ﻋَﻠ َ ﻦ ْ ن ِﻣ َ ﻖ ا ْﻟﺈِﻧﺴَﺎ َ ﺧَﻠ َ {١} ﻖ َ ﺧَﻠ َ ﻚ اﱠﻟﺬِي َ ﺳ ِﻢ َر ﱢﺑ ْ ا ْﻗ َﺮ ْأ ﺑِﺎ 28
(۵-١ : { )اﻟﻌﻠﻖ۵} ن ﻣَﺎ َﻟ ْﻢ َﻳ ْﻌَﻠ ْﻢ َ ﻋﱠﻠ َﻢ ا ْﻟﺈِﻧﺴَﺎ َ {٤} ﻋﱠﻠ َﻢ ﺑِﺎ ْﻟ َﻘَﻠ ِﻢ َ { اﱠﻟﺬِي٣}
Artinya : "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan (1). Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia (3). Yang mengajar 25
355
26
Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Surabaya : Duta Ilmu, 2005), hlm.
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur'an Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung : PT Mizan, 2004), hlm. 21 27 Heri Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 12 28 Depag RI, Op. Cit., hlm. 904
28
(manusia) dengan pena (4). Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (5). (QS. Al-Alaq : 1-5 Iqra' atau perintah membaca adalah kata pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad S.a.w. Kata ini sedemikian pentingnya sehingga diulang dua kali dalam rangkaian wahyu yang pertama.29 Perintah membaca merupakan dorongan untuk meningkatkan minat baca. Kata iqra' itu sendiri tidak hanya ditujukan kepada pribadi Nabi Muhammad semata-mata, tetapi juga untuk umat manusia sepanjang sejarah karena perintah membaca merupakan kunci pembuka jalan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Demikianlah iqra' merupakan syarat pertama dan utama bagi keberhasilan manusia menjadi tuntunan pertama yang diberikan Allah SWT kepada manusia, untuk bisa membaca maka harus dilakukan proses belajar mengajar. Membaca Al-Qur'an adalah ibadah maka membaca Al-Qur'an dengan bacaan yang sebenar-benarnya adalah satu wujud keimanan kita kepada AlQur'an al-karim. Allah SWT berfirman :
ن ِﺑ ِﻪ وَﻣ ﻦ َﻳ ْﻜ ُﻔ ْﺮ ِﺑ ِﻪ َ ﻚ ُﻳ ْﺆ ِﻣ ُﻨ ﻮ َ ﻼ َو ِﺗ ِﻪ ُأ ْوَﻟ ـ ِﺌ َ ﻖ ِﺗ ﺣ ﱠ َ ب َﻳ ْﺘﻠُﻮ َﻧ ُﻪ َ ﻦ ﺁ َﺗ ْﻴﻨَﺎ ُه ُﻢ ا ْﻟ ِﻜﺘَﺎ َ اﱠﻟﺬِﻳ (١٢١ : ن )اﻟﺒﻘﺮة َ ﺳﺮُو ِ ﻚ ُه ُﻢ ا ْﻟﺨَﺎ َ َﻓُﺄ ْوﻟَـ ِﺌ Artinya : "Orang-orang yang telah kami beri al kitab (Al-Qur'an), sedangkan mereka membacanya dengan bacaan yang sebenar-benarnya (sebagaimana Al-Qur'an diturunkan) mereka itulah (orang-orang) yang beriman kepadanya (Al-Qur'an). Dan barang siapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang merugi". (QS. Al-Baqarah : 121) Kadar keimanan seorang muslim dapat diukur, salah satunya dari kebenarannya membaca Al-Qur'an.30 Membaca Al-Qur'an dengan niat yang ikhlas, walaupun belum tahu maknanya sudah dihitung sebagai ibadah syar'i (sesuai syari'at agama Islam). Oleh karena itulah, Rasulullah sendiri diperintahkan Allah SWT, untuk membaca Al-Qur'an.
29 30
hlm. 50
M. Quraish Shihab, Op. cit., hlm. 467 Imam Murjito, Pengantar Metode Qiro'ati, (Semarang : Roudhatul Mujawwidin : t.th),
29
Sebagaimana firman-Nya :
ﻦ َ ﻞ ِإ ﱠﻧ َﻤ ﺎ َأ َﻧ ﺎ ِﻣ ْ ﻞ َﻓ ُﻘ ﺿﱠ َ ﺴ ِﻪ َوﻣَﻦ ِ ﻦ ا ْه َﺘﺪَى َﻓِﺈ ﱠﻧﻤَﺎ َﻳ ْﻬ َﺘﺪِي ِﻟ َﻨ ْﻔ ِ ن َﻓ َﻤ َ ن َأ ْﺗُﻠ َﻮ ا ْﻟ ُﻘﺮْﺁ ْ َوَأ 31
(٢٩ : ﻦ )اﻟﻨﻤﻞ َ ا ْﻟﻤُﻨ ِﺬرِﻳ
Artinya : "Dan aku supaya membacakan Al-Qur'an (kepada manusia), maka barang siapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya, dan barang siapa yang sesat maka katakanlah : "Sesungguhnya aku (ini) tidak lain hanyalah salah seorang pemberi peringatan". (QS. An-Naml : 92) Bacaan menjadi ibadah, apabila bacaannya itu benar dan sesuai kaidah Tajwid, Ghorib dan ilmu Qiro'ah. Seseorang tidak akan tahu apakah bacaannya itu betul atau salah kecuali dengan berguru dan belajar kepada guru (yang ahli) Al-Qur'an yang mufassil sanadnya kepada Rasulullah S.a.w.32 Dalam kitab Rukhul Bayan diterangkan : Bahwa Allah tidak akan memberi pahala kepada orang yang membaca Al-Qur'an tanpa belajar kepada guru, bahkan akan menyiksa bila bacaannya ada kesalahan yang jelas (lahn jali). Struktur fonologis dan basis artikulasi yaitu ada 6 fonem vokal yang berbeda berdasarkan kedudukan lidah horisontal dan vertikal serta bulat tidaknya bibir.
33
Fonem konsonan fokus artikulasi dan cara artikulasi sebagai
contoh bunyi huruf /p/b/m/, konsonan /p/ tak bersuara bilabial (dwi bibir), kedua bibir berpaut. Bibir bawah agak tegang dan menyinggungkan bagian dalamnya pada gigi atas:
/papan/,
/bambu/. Konsonan bersuara /b/, /d/,
/g/,pada umumnya tidak ditemukan di akhir suku kata, dalam morfem serapan konsonan itu diganti dengan konsonan tak bersuara sepadan, meskipun penulisannya dipertahankan seperti untuk konsonan bersuara: wajib /-p/, murid /-t/. Syarat utama yang harus dipenuhi
dalam artikulasi konsonan
oklusif nasal ialah disertakannya resonator rongga hidung yang dilaksanakan dengan cara menurunkan velum. Pada awal suku kata artikulasinya kuat dan 31
Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Bandung : Sifa Timbul, 1979), hlm. 605 Libni Muhaammad Arwani Amin Al-Qudsi, Kholashoh I'aanatul Musyafihin, (Kudus : Yayasan Arwaniyyah, 1997), hlm. 1 33 N.F. Alieve et al. Bahasa Indonesia deskripsi dan teori, (Yogyakarta : Kanisius, 1991), hlm. 34, cet.1 32
30
tegas, pada akhir suku kata konsonan itu menjadi seperti tak berletup. Konsonan /m/ bilabial, kedua bibir berpaut antara sesamanya dan gigi muka. Contoh : /makan/, /demam/.
1. Metode dalam Pembelajaran Al-Qur'an Metode bermakna cara atau jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.34 Metode pembelajaran Al-Qur'an tidak sama dengan pembelajaran pendidikan umum yang banyak jumlahnya. Metode yang dipakai guru juga menentukan keberhasilan dan tercapainya kurikulum yang disusun disesuaikan dengan kesiapan peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar untuk melaksanakan pembelajaran Al-Qur'an. Menurut Imam Murjito ada beberapa teknik pengajaran yaitu :35 a) Individual Metode ini merupakan cara pembelajaran dengan membaca materi pelajaran orang per orang sesuai kemampuan murid dalam menerima pelajaran. b) Klasikal baca simak (KBS) Metode ini membaca secara bersama-sama, bergantian membaca secara individu atau kelompok lain menyimak. Selain menggunakan metode diatas cara belajar Al-Qur'an pada Metode Yanbu'a menggunakan tradisi Musyafahah (berhadap-hadapan ustadz dengan tholib) ialah ada 3 macam :36 1. Guru membaca dulu kemudian murid menirukan (metode talqin)37 2. Murid membaca, guru mendengarkan bila salah dibetulkan 3. Guru membaca murid mendengarkan
34 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologi, Filsafat dan Pendidikan, (Jakarta : Al Husna Baru, 2004), cet V, hlm. 35 35 Imam Murjito, Pengantar Qiro'ati, (Semarang : Roudhatul Mujawwidin, t.th), hlm. 23 36 Wawancara, KH. Ulil Albab, Op. cit. 37 Metode Talqin, Metode cara bekerjanya dimulai dengan memperdengarkan bacaan suatu ayat atau teks tulisan secara tartil dan berulang-ulang hingga sempurna bacaannya. Metode ini cocok digunakan untuk pengajaran ketrampilan membaca Al-Qur'an
31
Metode pengajaran disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yaitu menekankan kefasihan anak dalam membaca sesuai makhrojnya serta mengajak selalu mendarus Al-Qur'an (semaan), dan membaca Al-Qur'an dengan melatih kebersamaan ketika salah yang lain membenarkan.38 Metode semacam ini dipandang efektif karena melatih kebenaran bacaan siswa dalam membaca. Sistem pengajarannya menggunakan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) atau "Student Centered". Pembelajaran individual ini guru memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada masing-masing individu untuk dapat belajar sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa artinya setiap individu siswa memiliki buku paket Yanbu'a sedangkan posisi guru menyimak bacaan siswa dan membantu membenarkan ketika salah. 2. Tujuan Belajar Membaca Al-Qur'an Tujuan yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan sesuatu kegiatan.39 Membaca AlQur'an yang baik dan benar harus didukung dengan pengetahuan tentang kaidah-kaidah tajwid dan makhorijul khurufnya melalui latihan-latihan melafalkan. Karena itu tujuan belajar membaca Al-Qur'an yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang yang
melaksanakan pendidikan. Rasulullah S.a.w. memberikan perhatian sekaligus penghargaan yang besar terhadap kegiatan belajar mengajar dan mendidik Al-Qur'an sebagaimana beliau bersabda :
ﺣﺪﺛﻨﺎﺣﺠﺎج ﺑﻦ ﻣﻨﻬﺎل ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺷﻌﺒﺔ ﻗﺎل أﺧﺒﺮﻧﻰ ﻋﻠﻘﻤﺔ ﺑﻦ ﻣﺮﺛﺪ ﺳ ﻤﻌﺖ ﺳ ﻌﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﻴﺪة ﻋﻦ أﺑﻰ ﻋﺒﺪاﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺴﻠﻤﻲ ﻋﻦ ﻋﺜﻤﺎن ﺑ ﻦ ﻋﻔ ﺎن رﺿ ﻲ اﷲ ﻋﻨ ﻪ رواﻩ.ﻋﱠﻠ َﻤ ُﻪ َ ن َو َ ﻦ َﺗ َﻌﱠﻠ َﻢ ْاﻟ ُﻘ ْﺮا ْ ﺧ ْﻴ ُﺮ ُآ ْﻢ َﻣ َ : ﻋﻦ اﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻗ ﺎل 40 (أﺑﻮا ﻋﺒﺪاﷲ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ اﺳﻤﺎﻋﻴﻞ اﻟﺒﺨﺎرى )ﻓﻰ ﻣﺘﻦ اﻟﺒﺨﺎري 38 39
Wawancara KH. Ulil Albab, Ibid Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), cet 1,
hlm. 10
40
Abi Abdullah Muhammad bin Ismail Al-Bukhori, Matan Al-Bukhori, (Singapura : tth), juz III, hlm. 232
32
Artinya : "Dan diriwayatkan dari Usman bin Affan RA, berkata : Rasulullah bersabda ("sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya") diriwayatkan Abu Abdullah muhammad bin Ismail bin Ibrahim Al Bukhori." (dalam kitab Matan Al Bukhori) Para pakar pendidikan Islam berpendapat bahwa prioritas pendidikan anak yang pertama adalah Al-Qur'an. Tokoh pendidikan tersebut diantaranya Ibnu Sina, Imam Ghazali dan Ibnu Khaldun.41 Ibnu Sina berkata : "Apabila anak-anak telah kuat lidahnya telah fasih, telinganya telah nyaring hendaklah ajarkan Al-Qur'an dan dilukiskan kepada huruf hijaiyyah". Inti pendapat Ibnu Khaldun sama dengan pendapat Ibnu Sina bahwa adat kebiasaan umat Islam mendahulukan pelajaran
Al-Qur'an
hikmahnya
untuk
mengambil
berkat
dan
mengharapkan pahala serta memberi syafaat pada hari kiamat, sabda Rasulullah S.a.w. :
ﺣ ﱠﺪ َﺛﻨ َﺎ َ .ﻦ ﻧَﺎ ِﻓ ٌﻊ ُ ﺣ ﱠﺪ َﺛﻨَﺎ َأ ُﺑ ْﻮ َﺗ ْﻮ َﺑ َﺔ َو ُه َﻮ َاﻟ ﱠﺮ ِﺑ ْﻴ ُﻊ ْﺑ َ ﻰ ﺤ ْﻠ َﻮا ِﻧ ﱡ ُ ﻰ ْاﻟ ّ ﻋِﻠ َ ﻦ ُ ﻦ ْﺑ ُﺴ َﺤ َ ﺣ ّﺪﺛﻦ اﻟ ُ ﻼ ٍم َﻳ ُﻘ ْﻮ َّ ﺳ َ ﺳ ِﻤ َﻊ َأﺑَﺎ َ ﻦ َز ْﻳ ٍﺪ َأ ﱠﻧ ُﻪ ْﻋ َ ﻼ ٍم ﺳﱠ َ ﻦ ُ ﻰ ِا ْﺑ ِ ُﻣﻌَﺎ ِو َﻳ ُﺔ َﻳ ْﻌﻨ ﻰ َأ ُﺑ ْﻮ ُأﻣ َﺎ َﻣ َﺔ ِ ﺣ َﺪ َﺛﻨ َ ل ُء ﻲ َﻳ ْﻮ ًم ْ ن َﻓِﺎ ﱠﻧ ُﻪ َﻳ ْﺄ ِﺗ َ ل "ِا ْﻗ َﺮو ْا اﻟ ُﻘ ْﺮَا ُ ﷲ ص م َﻳ ُﻘ ْﻮ ِ لا ُ ﺳ ْﻮ ُ ﺖ َر ُ ﺳ ِﻤ ْﻌ َ ل َ ﻲ ﻗَﺎ َا ْﻟﺒَﺎ ِهِﻠ ﱡ 42 (ﺻﺤ َﺎ ِﺑ ِﻪ" )رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ ْ ﻷ َ ﺷ ِﻔ ْﻴﻌ ًﺎ َ ْاﻟ ِﻘﻴَﺎ َﻣ ِﺔ Artinya :
Dari Abi Umamah al Bahily ra berkata : Rasulullah S.A.W. telah bersabda "Bacalah Al-Qur'an karena sesungguhnya ia pada hari kiamat akan hadir memberikan pertolongan kepada orang-orang yang membacanya". (HR. Muslim)
Adapun cara transinternalisasi kepribadian Qur'ani sejak masa kanak-kanak yaitu tahsin tilawah; memperbaiki bacaan sesuai dengan kaidah ilmu tajwid dan ilmu qiro'ah dilanjutkan al tahfidz; menghafal seluruh atau sebagian ayat-ayat atau surat-surat pendek dalam Al-Qur'an, terutama surat yang wajib dalam shalat.43
41
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta : Hidakarya Agung, 1992), cet 7,
hlm. 52
42 43
228
Annawawi, Shohih Muslim, (Darul Fikr : 1981), juz V, hlm. 89-90 Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam, (Jakarta : Raja Grafindo, 2006), hlm.
33
Metode Yanbu’a sebagai sarana yang bertujuan mengantarkan dan melatih kefasihan sejak anak-anak yaitu disusun secara sistematis dimulai pengenalan huruf Hijaiyyah dan potongan ayat yang diambil dari AlQur’an serta ilmu Qiroatul Qur’an(Tajwid dan Ghorib). Adanya Metode Yanbu’a sebagai pegangan sebelum siswa mempelajari bacaan Al-Qur’an mulai juz 1-30
tulisannya disesuaikan didalam Al-Qur’an khususnya
Rosm Ustmani. 3. Tahapan Belajar Membaca Al-Qur'an Al-Qur'an adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan pertama ajaran Islam menjadi petunjuk kehidupan umat manusia diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad S.a.w. sebagai salah satu rahmat bagi alam semesta, didalamnya terkumpul wahyu ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi siapa yang mempercayai dan mengamalkannya. Belajar Al-Qur'an itu ada aturan-aturan tertentu yang harus dilaksanakan sehingga belajar Al-Qur'an dapat dibagi kepada beberapa tingkatan yaitu :44 1. Belajar membaca sampai lancar dan baik menurut kaidah-kaidah yang berlaku dalam Qira'at dan Tajwid 2. Belajar arti dan maksudnya sampai mengerti akan maksud yang terkandung didalamnya 3. Belajar menghafal di luar kepala Rasulullah S.a.w. diperintahkan Allah SWT untuk membaca AlQur'an dengan bacaan yang sebenar-benarnya (haqqo tilawatih). Kita diperintahkan Allah untuk membaca Al-Qur'an dengan cara-cara tertentu, yang telah dicontohkan oleh Allah SWT., sebagaimana firman-Nya :
(٣٢ : ﻼ )اﻟﻔﺮﻗﺎن ً َو َر ﱠﺗ ْﻠ َﻨ ُﻪ َﺗ ْﺮﺗِﻴ Artinya : "… dan kami bacakan ia (Al-Qur'an) kepadamu dengan bacaan tartil". (QS. Al-Furqon : 32)
44
Al-Qur'an, Mujamma Khadim al-Haramain al-Syarifain al Malik Fahd, Op. cit., hlm. 102
34
Juga diterangkan dalam firman Allah :
(٤ : ﻼ )اﻟﻤﺰﻣﻞ ً ن َﺗ ْﺮﺗِﻴ َ ﻞ ا ْﻟ ُﻘﺮْﺁ ِ َو َر ﱢﺗ Artinya : "Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan bacaan yang tartil". (QS. Al-Muzzammil : 4) Mempelajari Al-Qur'an bagi setiap mukmin adalah fardhu a'in (wajib) sehingga dalam membacanya harus mengikuti tahapan-tahapan belajar membaca Al-Qur'an diantaranya membaca Al-Qur'an yang baik dan benar (qiro'aah shohihah) sesuai dengan aturan-aturan yang45 khusus ditentukan secara tauqifi (tidak bisa di ganggu karena sudah ditetepkan Rasulullah S.a.w. sebelumnya dan para dikembangkan para pakar ilmu AlQur'an) yaitu : 1. Tajwid ( ) ﺗﺠﻮﻳﺪ Pengertian
ﻳﺠ ﻮد ﺗﺠﻮﻳ ﺪا
tajwid
ﺟ ﻮدarti
menurut
etimologi
asal
dari
kata
menurut bahasa adalah berbuat yang baik,
membaguskan46. Menurut istilah adalah membaca huruf makhrajnya serta memberi haq dan mustaqnya . Haq : sifat-sifat huruf yang tetap seperti : jahr, rakhawah, isti'la' Mustahaq : sifat yang timbul dari sifat yang tetap : Tafhim timbul dari isti'la' mengenai hukum mempelajari tajwid adalah fardu kifayah, akan tetapi mengamalkan serta membaca Al-Qur'an dengan baik (bertajwid) adalah fardlu Ain47 Ilmu tajwid yaitu ilmu tentang cara membaca Al-Qur'an, tempat memulai dan pemberhentianya48. Tujuan ilmu tajwid ialah agar dapat membaca ayat-ayat Al-Qur'an secara betul (fasih) sesuai dengan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad S.a.w. serta dapat memelihara lisannya dari kesalahan-kesalahan ketika membaca.
45
Ibid., hlm. 61 Libni Muhammad Arwani, Op. cit 47 Ibid., hlm. 2 48 Said Agil Husain Al Munawar, Loc. Cit., hlm. 7 46
35
Hukum mempelajari ilmu tajwid dengan tujuan-tujuannya adalah fardu kifayah. Sedangkan membaca Al-Qur'an dengan bertajwid (baik di dalam shalat maupun diluar shalat) adalah fardu Ain,49 dengan demikian membaca Al-Qur'an dengan bertajwid adalah kewajiban syar'i
yang telah ditetapkan di dalam Al-Qur'an, As-
sunnah, dengan ijma' para ulama. Ilmu tajwid itu diajarkan sesudah pandai membaca huruf arab dan telah dapat membaca Al-Qur'an. Tujuannya ilmu tajwid tidak untuk dihafal tetapi dipelajari dengan tujuan mempraktekkannya ketika membaca. 2. Ghorib ( ) ﻏﺮب Ghorib diambil dari kata bahasa arab
ﻏﺮﺑ ﺎ- ﻏ ﺮب – ﻳﻐ ﺮب
yang berarti pergi mengasingkan diri. Bacaan ghorib adalah bacaanbacaan yang asing/ aneh di dalam bacaan Al-Qur'an sukar dipahami(di dalam membacanya).50 Atau disebut Ilmu gharib Al-Qur'an yaitu ilmu yang membahas tentang makna kata-kata (lafal) yang ganjil, yang tidak lazim digunakan dalam bahasa sehari-hari. Dikatakan sebagai bacaan yang asing karena memang didalam membacanya tidak sesuai dengan kaidah bacaan pada umumnya. Anak/pembaca yang belum tartil (belum bertajwid), tidak mempelajari ghorib, sebelum bacaanya tartil terlebih dahulu.51 Jadi dengan demikian urutan/jenjang dan tahapan belajar membaca Al-Qur'an adalah: 1. Dapat membaca Al-Qur'an dengan tartil/bertjwid (membaguskan) 2. Mempelajari ilmu tajwid 3. Mempelajari bacaan-bacaan ghorib Membaca Al-Qur'an menempati suatu ilmu tersendiri yang pelajari secara khusus yaitu ilmu Qiro'ati. Dalam buku studi ilmu-ilmu Al-Qur'an karangan Manna' Khalil al-Qattan dijelaskan bahwa hikmah 49
Dahlan Zarkasyi, Qiro'ati, (Semarang : Roudhatul Mujawwidin), hlm. 1 Said Agil Munawwar, Op. cit 51 Manna Khalil al-Qattan,,Op. cit 50
36
turunnya Al-Qur'an secara bertahap52 yaitu adanya suatu metode yang berfaedah bagi kita dalam mengaplikasikan ilmu-ilmu Al-Qur'an kepada siswa dengan memperhatikan tingkatan pemikiran siswa dan pengembangan potensi akal, jiwa dan jasmaninya dengan apa yang dapat membawanya ke arah kebaikan dan kebenaran.
52
Zakiah Daradjat, Metodik Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), cet 1, hlm. 91
BAB III PELAKSANAAN METODE YANBU'A DALAM PROSES PEMBELAJARAN MEMBACA Al-QUR'AN DI TPQ TAMRINUS SHIBYAN KARANG RANDU PECANGAAN JEPARA
A. Profil TPQ Tamrinus Shibyan Lembaga pendidikan Islam "Tamrinus shibyan" adalah suatu lembaga pendidikan formal dibawah naungan YPI (Yayasan Pendidikan Islam) "AlAlawiyah" Karang Randu Pecangaan Jepara. TPQ ini diberi nama "TPQ Tamrinus shibyan" berkedudukan di Jln. Raya Pecangaan-Kedu KM 2,25 desa Karang Randu Pecangaan Jepara 59462. Letak TPQ berada di depan gedung MI (Madrasah Ibtidaiyah) Tamrinus shibyan dekat pemukiman penduduk. Sejarah dan perkembangan "TPQ Tamrinus shibyan" tidak lepas dari berdirinya lembaga pendidikan Nahdlatul Ulama, yang berdiri pada tahun 1972 yaitu Madrasah Diniyah Awwaliyah (Madin). Lembaga inilah yang menjadi cikal bakal bagi seluruh lembaga pendidikan sekarang ini dikelola oleh yayasan Al-Alawiyyah yakni RA, MI, TPQ, MADIN, Madin Wustho, MTS Al-Alawiyah, MA, Darul Aitam/Yatama. Pada tahun 1994 berdirilah "TPQ Tamrinus shibyan" berdiri atas permintaan masyarakat dengan lokasi pembelajaran di Mushalla Thoriqoh bersebelahan gedung MTS Al-Alawiyyah lama selama 1 tahun dengan kegiatan belajar mengajar pada siang hari di mulai pukul 14.00 – 16.00 WIB. dengan jumlah murid 20 orang dan 2 orang pengajar.1 Pada tahun 1996-1999 TPQ Tamrinus shibyan bertempat di Daarul Aitam (Yatama) adapun pembelajarannya dijadikan 2 sip, hal ini karena bangunan yang tidak mencukupi jumlah siswa yaitu jam pertama 14.15-15.25, sedangkan jam kedua 16.55-17.00 dengan jumlah lokal 6 ruangan kelas, tenaga pengajar 7 orang. Untuk jilid 6/Al-Qur'an menempati rumah ustadz
1
Wawancara Ust Ali Mashar, Pada Hari Selasa, 28 Agustus 2007 Di Kediaman.
37
38
KH. Nu'man Jalil (alm) selama 1 tahun menunggu bangunan/lokal baru TPQ Tamrinus shibyan. Pada tahun 2000 proses pembelajaran menempati gedung baru jumlah ruang kelas 13 ruangan bangunan TPQ dengan luas tanah 108M. Jumlah tenaga pengajar 13 orang yang terdiri 11 ustadzah dan 2 ustadz. Hasil penelitian menunjukkan jumlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran tahun 2007 jumlah murid laki-laki 146 sedangkan perempuan 191 jumlah keseluruhan 336 data terlampir. 2 Sarana adalah semua peralatan dan perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah yaitu meja ada 21 buah sedangkan meja kursi siswa berjumlah 80 buah, 11 papan tulis (black board) dan sarana lainnya. Yayasan Pendidikan Islam Al-Alawiyah dengan akte notaris Dahlan Qosim, SH. No. 72 tanggal 28 Juli 1994 NPWP: 01 082 268 450 6000 resmi berdiri TPQ Tamrinus shibyan. Sehubung adanya surat edaran kepala kantor Departemen agama kabupaten jepara izin operasional TPQ Nomor : Kd.11.20./6/BA.00/1768/2006. Dasar pertimbangan antara lain :3 1. Dalam rangka meningkatkan proses belajar mengajar dan meningkatkan minat baca Al-Qur'an, pembinaan anak-anak sebagai generasi penerus umat Islam dan menambah syiar Islam diperlukan suatu wadah Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ). 2. Undang-Undang sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003 yang didalamnya mencantumkan taman pendidikan Al-Qur'an. 3. Keputusan bersama Mendagri dan Menag : No : 128 tahun 1928 44A tahun 1982 tentang usaha peningkatan kemampuan baca tulis huruf Al-Qur'an bagi umat Islam dalam rangka peningkatan dan penghayatan isi kandungan AlQur'an.
2 3
Dokumentasi TPQ Tamrinus shibyan 2007 Surat edaran Departemen Agama Kantor Kabupaten Jepara, tahun 2006
39
4. Instruksi Mendagri nomor : 3 tahun 1990 tentang pelaksanaan upaya peningkatan kemampuan baca tulis huruf Al-Qur'an. Dengan adanya surat edaran pendaftaran ijin operasional TPQ Tamrinus shibyan dinyatakan terdaftar di lingkungan desa, Kabupaten Jepara Jln. Ratu Kalinyamat PO BOX 17 Telp (0291) 591035. Sampai sekarang tahun 2007 ini, TPQ Tamrinus shibyan memiliki kepala sekolah 1 orang yang memimpin berjalannya civitas akademik, yakni: 1) KH. Miftah Abu (Pentashih/dewan penguji): tahun 1994-2007 2) Dewan guru berjumlah 16 orang : tahun 1994-2007 (Data terlampir).
B. Keberadaan Metode Yanbu'a di TPQ Tamrinus Shibyan Metode praktis mengajar Al-Qur'an dengan buku paket Thoriqoh baca tulis dan menghafal Al-Qur'an yang terdiri 7 jilid anak-anak dituntut bisa membaca Al-Qur'an dengan lancar, benar dan fasih sejak dini sesuai kaidah serta makhorijul huruf. Berdirinya TPQ banyak masyarakat mendorong agar lembaga mengajarkan metode baca Al-Qur'an cepat dan dirasa memang sangat dibutuhkan. Menurut informasi, Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) muncul pertama kali pada tahun 1986 di Semarang yakni TPQ Roudhotul Mujawwidin yang didirikan oleh H. Dahlan Salim Zarkasyi dengan menggunakan Buku Qiro'ati karangan sendiri. Dua tahun kemudian berdiri TPQ AMM di Kotagede Yogyakarta, yakni pada tahun 1990, buku iqro' dikembangkan KH. As'ad Humam dari Kauman sebagai
materi pokok
pengajarannya. Kemudian diikuti oleh berdirinya TPQ-TPQ di berbagai daerah perkotaan maupun pedesaan di Indonesia. TPQ Tamrinus shibyan didirikan pada tahun 1994 kepala sekolah KH. Miftah Abu dengan pengajar sepakat menggunakan sistem pengajaran ala Qiro'ati pusat sampai di penghujung tahun 2003.4 dalam perjalanan Qiro'ati dari sekian banyak pengasuh merasa ketidakmampuan mengikuti dan 4
Hasil wawancara dengan kepala TPQ KH. Miftah Abu, pada hari Minggu tanggal 16 September 2007
40
melayani aturan dari keluarga pencipta Metode Qiro'ati sehingga TPQ Tamrinus shibyan banyak mengalami banyak kendala dalam kebutuhan pemerolehan buku Qiro'ati. Faktor perpindahan penggunaan "Metode Qiro'ati" beralih ke metode baru yaitu Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal "Yanbu'a" yang diterbitkan oleh Yayasan Arwaniyyah Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an-Kudus oleh KH. Agus Muhammad Ulil Albab Arwaniy pada tahun 2004.5 sejak diterbitkannya buku Yanbu'a, TPQ dengan mudah mendapatkan buku tanpa mengalami kesulitan dan hambatan. Setelah diterapkan pada anak/santri melalui pengetesan awal kebanyakan siswa TPQ cepat memahami dan bisa membaca sesuai harapan dibuktikan ketika diadakan lomba membaca Al-Qur'an binnadzor anak-anak tingkat kecamatan TPQ Tamrinus Shibyan berhasil mendapatkan nilai yang dikehendaki. Nilai positif penggunaan Metode Yanbu'a dilihat dari silsilah pengarang Metode Yanbu'a beliau Ustadz KH. Agus Muhammad Ulin Nuha, KH. Agus Muhammad Ulil Albab dan KH. M. Manshur Maskan (alm) adalah putra kandung seorang guru besar Al-Qur'an Al Muqri' simbah KH. Arwani Amin Al-Qudsy yang cukup terkenal dengan ilmu Al-Qur'annya serta mengharapkan
barokahnya…
Amin.6
Dari
pemaparan
diatas,
dapat
disimpulkan bahwa dengan adanya metode baru "Yanbu'a" sangat membantu guru dalam mengajar dan memudahkan siswa dalam belajar membaca AlQur'an dengan fasih. Oleh karena itu peran dan kefasihan guru dalam membaca sangat menentukan keberhasilan pembelajaran.
C. Karakteristik Kurikulum Metode Yanbu'a di TPQ Tamrinus Shibyan Metode Yanbu'a berupa materi ajar yang terdiri dari 7 juz/jilid dalam setiap jilid memiliki tujuan pembelajaran dan materi yang berbeda. TPQ merupakan lembaga pendidikan non formal bagi anak usia dini (4-5 tahun).
5
Wawancara, Ibid. Ibid
6
41
Karakteristik kurikulum Yanbu'a dalam pembelajaran yaitu mengikuti aturanaturan yang ditentukan yaitu : 1. Dalam pembelajaran siswa membaca huruf-huruf hijaiyyah yang sudah berkharokat secara langsung tanpa mengeja 2. Materi pelajaran diberikan secara bertahap dan dimulai dari yang mudah ke yang sulit 3. Dalam pelaksanaannya lebih menekankan kepada banyak latihan membaca 4. Proses belajar mengajar disesuaikan dengan kesiapan dan kemampuan siswa 5. Evaluasi dilakukan setiap hari (setiap pertemuan) Didalam
buku
Yanbu'a
materinya
disusun
secara
sistematis
disesuaikan dengan tahap perkembangan usia siswa. Adapun materi Yanbu'a semua tulisan disesuaikan dengan Al-Qur'an Rosm Ustmaniy. Hal ini disesuaikan tujuan Yanbu'a yaitu memasyarakatkan dan membudayakan Rosm Ustmaniy, penulisan Arab pegon/Arab jawa, pengenalan tulisan Indonesia yang berisi nasihat, larangan yang diambil dari ayat-ayat Al-Qur'an dan alHadits. Bagi tingkatan awal yaitu pembelajaran jilid 1-5 disesuaikan dengan aturan Yanbu'a pusat yang dilaksanakan guru dalam proses belajar mengajar dengan penggunaan metode yang cocok untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran. Bagi tingkatan atas yaitu setelah siswa menyelesaikan jilid 1-5 lewat pentashihan bacaan dihadapan kepala sekolah/orang yang ditunjuk, siswa berhak melanjutkan pembelajaran membaca Al-Qur'an, ghorib, tajwid, dan materi lain atau tambahan sebagai bekal pengetahuan keagamaan siswa yang dibuat oleh guru atas persetujuan kepala sekolah.
42
D. Pelaksanaan Pembelajaran Metode Yanbu'a dalam Membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan 1. Kurikulum dan Sumber Belajar Pemimpin lembaga pendidikan bertugas untuk memimpin seluruh personil dan menggunakan, mengerahkan dan memanfaatkan semua sumber daya yang terdapat di lembaga pendidikannya untuk mencapai visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan. TPQ memiliki visi melatih anak didik agar gemar membaca Al-Qur'an sejak dini, misi anak terampil membaca Al-Qur'an sehingga dapat melanjutkan ke jenjang atas. Sedangkan tujuan yang ditetapkan melatih anak membaca Al-Qur'an dengan fasih sejak usia anak-anak.7 Tahun pelajaran baru dan pembukaan pendaftaran siswa baru pada setiap bulan syawal, masa aktif pembelajaran dimulai bulan syawalsya’ban. 1) Langkah-langkah pembelajaran Metode Yanbu’a di TPQ Tamrinus shibyan antara lain: a. Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam, pembacaan chadlarah, kalamun dan doa pembuka b. Guru mengabsen untuk mengetahui kehadiran siswa c. Pembelajaran klasikal guru menerangkan materi pokok dengan membacakan contoh berulang-ulang, suara keras, jelas dan benar karena siswa lebih suka mendengar, meniru daripada menyimak tulisan d. Siswa membaca dengan tadarrus melatih kebersamaan, guru memberikan
isyarat
ketukan
yang
berfungsi
menyamakan
tingkatan ketika membaca tidak cepat dan tidak lamban. e. Dilanjutkan pembelajaran secara individual yaitu murid maju satu persatu dihadapan guru sesuai tingkat kemampuan penguasaan materi. 7
2007
Hasil Wawancara dengan Kepala TPQ KH. Miftah Abu hari Senin tanggal 17 September
43
f. Guru memberikan tugas menulis yang dikerjakan di kelas sebagai latihan. g. Guru memberikan materi tambahan berupa do’a-do’a apabila masih ada waktu. h. Penutup diakhiri dengan membaca do’a selesai belajar. Pelaksanaan pembelajaran dimulai hari Sabtu-Kamis jam pertama pada pukul 14.15-15.30 WIB, waktu belajar 60-75 menit dan dibagi menjadi 3 bagian :8 1. 15-20 menit untuk guru membaca salam sebagai pembuka, membaca chadlroh, murid membaca Al-fatihah,
absensi,
menerangkan pokok pelajaran (yang bergaris bawah) dan membaca klasikal. 2. 30-40 menit untuk mengajar secara individual/menyimak anak satu persatu dengan sabar, teliti dan tegas. Menegur bacaan yang salah dengan isyarat ketukan, bila sudah tidak bisa baru ditunjukkan cara membaca yang betul. 3. 10-15 menit memberi pelajaran tambahan do'a, mengumpulkan tulisan sambil guru mengoreksi bila memungkinkan dan penutup kelas pemula jilid satu 3 ruang dan jilid dua berjumlah 2 ruangan dengan guru masing-masing berjumlah 5 orang Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) merupakan sebuah lembaga pendidikan yang mencetak peserta didik untuk mencintai AlQur'an, mencetak generasi Al-Qur'an dimulai anak-anak. Para ahli psikologi mengkategorikan masa perkembangan kejiwaan peserta didik pada jenjang dasar adalah umur 6-9 tahun sebagai masa sosial imitation Anak-anak idealnya dididik pendidikan Al-Qur'an secara formal pada usia 4-6-7 tahun, karena pada usia 7 tahun, anak telah ditekankan untuk dilatih menjalankan shalat, sedang shalat otomatis
8
Hasil Observasi Bulan Oktober-Nopember 2007
44
membutuhkan (kelancaran) bacaan-bacaan Al-Qur'an, surah-surah pendek, bacaan do'a-do'a. Program pendidikan Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan pada anak usia 4-5 tahun merupakan pra TPQ (pemula), sedangkan usia 8-9 tahun tingkat dasar, secara normal anak-anak yang memiliki kecerdasan tinggi
dapat menyelesaikan 3 jilid dalam satu tahun.
Kurikulum untuk pra TPQ mengacu pada buku Yanbu'a dengan mengikuti aturan-aturan Yanbu'a pusat Kudus. 2) Kurikulum yang dipakai untuk tingkat pemula (pra TPQ) yaitu : a. Dengan menggunakan program buku Yanbu'a (1-3 juz) yang mencakup: pengenalan huruf-huruf hijaiyyah dengan membacanya sesuai makhrojanya. b. Melafalkan do'a chadlroh diawali guru kemudian diikuti siswa Adapun do'a chadlroh sebagai berikut :
ﺳ ﱠﻠ ْﻢ َو اِﻟ ﻪ َ ﻋَﻠ ْﻴ ِﻪ َو َ ﷲ ُ ﻰا ﺻﻠ ﱠ َ ﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َ ﻄﻔﻰ ُﻣ َﺼ ْ ﻲ ْاﻟ ُﻤ ِّ ﻀ َﺮ ِة اﻟ ﱠﻨ ِﺒ ْ ﺣ َ ِاﻟﻰ ﻃ ُﺮ ِﻗ ِﻬ ْﻢ ُ ﻻ ِﺋ ﱠﻤ ِﺔ ْاﻟ ُﻘ ﱠﺮا ِء َو َر َوا ِﺗ ِﻬ ْﻢ َو َ ح ْا ِ َوِاﻟ ﻰ َا ْر َوا.ﻦ َ ﺟ َﻤ ِﻌ ْﻴ ْ ﺤ ِﺒ ِﻪ َا ْ ﺻ َ َو ِ ﺟ ِﻤ ْﻴ ِﻊ ُﻣ ْﻘ ِﺮﺋ َ َو ﷲ ُ ﻰا ﺻﻠ ﱠ َ ﷲ ِ لا ِ ﺳ ْﻮ ُ ن َر ْ ﻦ َﻟ ُﺪ ْ ن َوﻗ َﺎ ِر ِﺋ ْﻴ ِﻪ ِﻣ ِ ﻰ ْاﻟ َﻘ ْﺮا ﻰ ِاﻣ َﺎ ِم ْاﻟ ِﻘ َﺮَأ ْﻩ َ ﺼ ْﻮﺻ ًﺎ ِاﻟ ُ ﺧ ُ ن َﻻ َ ئ ْا ِ ﻰ ْاﻟ ُﻤ ْﻘ ِﺮ َ ﺳ ﱠﻠ َﻢ ِاﻟ َ ﻋَﻠ ْﻴ ِﻪ َو َ ْ ﻦ َا ِﺑ ِ ﺻ ِﻢ ْﺑ ِ ﻻ ﻣ َﺎ ِم ﻋَﺎ ِ ﺸ ُﻬ ْﻮ َر ِة ْا ْ َا ْﻟ َﻤ ﺺ ِ ﺣ ْﻔ َ ﻹﻣ َﺎ ِم ِ ﺠ ْﻮ ِد َو َرا ِو ْﻳ ِﻪ ْا ُ ﻲ اﻟ ﱡﻨ ﷲ ُ سا َ ﻰ َﻗ َّﺪ ْ ﺳ ِ ﻲ َا ْﻟ ُﻘ ُﺪ ْ ﺤ ﱠﻤ ُﺪَا ْر َوا ِﻧ َ ﺦ ُﻣ ِ ﺸ ْﻴ ن َو ْاﻟ ُﻤ ْﻘ ِﺮئ ِ ْاﻟ ﱠ ِ ﺳ َﻠ ْﻴﻤَﺎ ُ ﻦ ِ ْﺑ ْ ﺤ ُﻬ ْﻢ َو ُﻳ ْﻌِﻠ َ ﺿ َﺮا ِﺋ َ ﺳ َﺮا َر ُه ْﻢ َو َﻧ َّﻮ َر ْ َا ﻰ َد َرﺟ َﺎ ِﺗ ِﻬ ْﻢ َوَا َﻣ ﱠﺪﻧَﺎ ِﺑ َﻤ َﺪ ِد ِه ْﻢ ...ﺤ ْﻪ َ ﷲ َﻟ ُﻬ ُﻢ ْاﻟﻔَﺎ ِﺗ ِ ﻲ ُء ْ ﺷ َ .ﻦ َﺑ َﺮآ َﺎ ِﺗ ِﻬ ْﻢ ْ ﻋَﻠ ْﻴﻨ َﺎ ِﻣ َ َواﻋ َﺎ َد c. Penulisan Arab pegon/arah jawa pada jilid 3. d. Pengenalan kaidah tajwid pada jilid 4 Pembelajaran jilid 1 dilaksanakan dengan 2 sistem yaitu sistem klasikal dan individual. Pembelajaran klasikal seperti membaca do'a pembuka setelah pembacaan chadlroh oleh guru siswa membaca alFatihah, dan dilanjutkan do'a pembuka, kalamun. Kemudian guru
45
menerangkan materi pokok dalam buku Yanbu'a siswa menyimak guru membacakan dengan benar dengan menggunakan alat peraga berupa tulisan yang ditempel di papan tulis karena siswa lebih suka mendengarkan, meniru daripada menyimak tulisan. Guru memberikan isyarat "ketukan" berfungsi untuk menyamakan tingkatan ketika membaca tidak terlalu cepat dan lambat untuk menyeragamkan bacaan serta kefasihan siswa. Pembelajaran jilid 2 merupakan lanjutan jilid 1, pada dasarnya proses
pembelajarannya
sama
dengan
jilid
sebelumnya,
siswa
menempati kelas tetap selama 1 tahun dengan guru yang sama agar siswa tidak bingung untuk memudahkan berinteraksi dengan teman sekelas. Jilid 2 peran guru sangat penting karena didalam pembelajaran siswa mulai belajar ayat-ayat panjang dari ayat Al-Qur'an dan fokus pengenalan angka-angka Arab. Pembelajaran jilid 3 di TPQ Tamrinus shibyan masih satu kelas jilid 1, 2 dengan guru yang sama. Pembelajarannya klasikal dan individual, guru membacakan bacaan secara berulang-ulang kemudian siswa membaca secara bersama-sama. Dalam pembelajaran guru lebih serius dalam melafalkan contoh ayat Al-Qur'an karena materi jilid 3 mempelajari qolqolah. Keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan Metode Yanbu'a cukup berhasil kebanyakan siswa dalam satu tahun telah sampai pada jilid/juz 1, 2, 3 dan 4. Kriteria keberhasilan mencakup kecepatan menyelesaikan jilid, kebenaran dalam membaca tidak ada kesalahan; dan kelancaran dalam membaca membutuhkan waktu lebih dari 2-3 menit. Proses belajar mengajar di TPQ jam kedua (kelas sore) berlangsung di sore hari yaitu setelah Asar dimulai dari pukul 16.55 WIB sampai pukul 17.00 WIB setelah melewati satu tahun belajar di TPQ Tamrinus shibyan.
46
3) Kurikulum untuk tingkat dasar Kurikulum untuk tingkat dasar di TPQ Tamrinus shibyan jilid 45 mengacu kurikulum Yanbu'a pusat. Proses pembelajaran dilaksanakan 13 kelas dengan jumlah siswa 310 anak, laki-laki berjumlah 124 anak, sedangkan perempuan 176 anak. Pembelajaran dimulai jam pertama dan jam kedua dengan 10 pengajar secara klasikal dan individual. Pembelajaran secara klasikal yaitu guru menerangkan pelajaran pokok dengan memberikan contoh bacaan dengan benar, kemudian siswa membaca sampai akhir secara bersama-sama dilanjutkan individu yaitu guru menyimak satu persatu atau mudarosah. Mengingat kurikulum Yanbu'a diberikan dan dipelajari dari yang mudah ke yang sulit. Setelah siswa mempelajari jilid 3 lewat pentashihan kepala sekolah siswa naik jilid 4. Pembelajaran jilid 4 dimulai pengenalan kaidah tajwid diberikan jika tidak memberatkan siswa untuk dipelajari. Setiap mengajar guru berhati-hati dalam memberikan contoh bacaan dan lebih serius untuk menyimak dengan memperhatikan lisan siswa ketika sedang melafalkan karena tujuan pembelajaran jilid 4 siswa dapat melafalkan lafadz Allah, fawatihus suwar (huruf permulaan surat) yang tidak ada harokatnya dan dibaca menurut nama hurufnya serta pengenalan bacaan mad dalam Al-Qur'an. Materi jilid 4 mulai halaman 13 pembelajaran menulis Arab pegon yaitu menulis bahasa jawa/Indonesia dengan huruf Arab. Pelajaran menulis Arab pegon diberikan anak jilid 4, adapun pelaksanaannya setelah guru menerangkan pokok materi dilanjutkan guru menulis tulisan Arab pegon di papan tulis siswa membaca secara klasikal (bersama-sama). Pembelajaran menulis secara individu untuk melatih ketrampilan menulis, terakhir siswa membaca secara individu dihadapan guru/ustadzah sebagai evaluasi.
47
Selain siswa belajar membaca tulisan pegon yang dibuat guru, didalam buku Yanbu'a terdapat tulisan pada kotak bawah yaitu pegon jawa misal : 1.
Pegon putus-putus
س َ ج َ –ي َ ك َ –ي َ س ِ – َم َم ي َ ي – َر َ ك َ –ل َ ل َ –ج َ ت – َر َ ك َ ج َ س َ –ج َ س َﻩ َ –ك َ ي – َم َ ج َ –ل َ ك َ ث َ َم 2.
Pegon berangkai/gandeng
ت – ِﺑ ُﺮ ُ ﻲ – ِإ ِ ﻚ – َﺑ ِ ﺟ ِﺮ – َآ َ ﻚ – َﺑ ُﺮ ُ ﻚ – َﺑ َﻮ – ُﺑ َﺳ ُ – َآ ُﻢ ل ْﻼ َﺣ َ –ﻦ ْ َﻣ َﻜ ْﻨَﻠ ْﻪ – َﻣ َﻜ َﻨ ﻦ ْﺟ ِ ﺴ َﻮ – َﻳ ْﻊ – َر ْﺳ ِ - ﺟ ِﺪَﻟ ْﻪ – َآ ُﻢ َ َ ﻦ ْﺟ ِ ﻦ َر ْ ك َا َآ ُ َا ﻲ ِﻓ ْﻨ َﺘ ْﺮ َ ﺳ َﻘ ُ ﺞ ِﻋ ﺟ ْﺮ ﻣ ْﻤﺒَﺎﺟَﺎ َ ﻼ َ تﺑ ْ ﻼﻣَﺎ َﺳ ﺟ ْﻨَﻠ ْﻪ ِ ﻚ َر َ ي َﻣ ْ َا َآ ْﺮ َآ ُﻢ َﻗ ْﻨ َﺪ ﻋِﻠ ْﻢ َ غ ْ ﺞ َآ َﻔ َﺪا ا َر ِ ﺖ َﻣ َﻌ ْ ﻼ َﻣ َﺳ َ 3 Nasihat, perintah, larangan yang ditulis dengan tulisan Indonesia Seperti : - Tiada hari tanpa baca Al-Qur'an - Carilah ilmu dimana saja sampai dapat - Hiasilah suaramu dengan Al-Qur'an - Kita harus giat belajar supaya pintar - Jauhilah teman yang malas dan nakal - Minuman keras itu dosa besar - Baca Al-Qur'an itu Ibadah yang utama - Al-Qur'an akan memberi syafaat kepada pembacanya
48
- Bertemanlah kamu dengan teman yang rajin dan baik - Membaca Al-Qur'an yang benar akan mendapat pahala yang agung Pembelajaran jilid 4 lebih ditekankan untuk berlatih menulis Arab yang dilaksanakan disela-sela pembelajaran individu setiap siswa menulis, setelah selesai menyerahkan pekerjaannya (tulisannya) untuk dikoreksi dan dinilai oleh guru. Pembelajaran jilid 5 merupakan akhir siswa mempelajari bacaan dihadapan guru. Adapun pembelajarannya sama dengan jilid sebelumnya (klasikal-individual)9. Materi jilid 5 pengenalan tanda waqof dan cara membaca waqof, pengenalan membaca juz' amma (mulai An-nas-An naba'), cara membaca huruf ro' tafkhim dan tarqiq. Setelah selesai pembelajaran guru/ustadzah membacakan kotak
bawah
yang
diambil
dari
ayat
Al-Qur'an
ditulis
terjemahannya (Q) dan terjemahan Hadits (H). Misal :
-
Bacalah Al-Qur'an dengan perlahan-lahan serta bertajwid (Q)
-
Ibadah umatku yang paling utama adalah membaca Al-Qur'an (H)
-
Bacalah Al-Qur'an, karena Al-Qur'an akan datang pada hari qiyamat untuk memberi syafa'at kepada para pembacanya (H)
-
Apabila Al-Qur'an dibaca maka dengarkanlah dan diamlah agar kamu diberi rahmat (Q)
Guru membacakan dan menyampaikan kepada anak-anak benar-benar sebagai pemberi nasihat agar siswa dapat meresapi dan
9
menjalankan
dalam
keseharian,
lewat
nasihat
itulah
Hasil Interview Ustadzah, Nafisah Huda dan Rokhimatun, pada hari Sabtu tanggal 15 September 2007.
49
penanaman anak untuk mencintai Al-Qur'an dan pengetahuan Hadits. Terselesainya pembelajaran jilid 5 guru melatih anak membaca juz 'amma secara bersama-sama dengan menyimak tulisan dalam Al-Qur'an dan pemantapan pengenalan kaidah tajwid dan ghorib dilanjutkan membaca Al-Qur'an/mudarosah setelah itu mulai juz 1 sampai dengan khotam dengan bimbingan guru (ustadz, ustadzah). 4) Kurikulum untuk tingkatan atas Dalam rangka melanjutkan pembelajaran ilmu membaca AlQur'an setiap siswa wajib mengikuti program materi tambahan yang ditetapkan pimpinan kepala sekolah selama 1 tahun bahkan ada yang mengikuti pembelajaran selama 2 tahun lebih. Sedangkan kurikulum yang berlaku di TPQ Tamrinus shibyan untuk tingkat atas ini adalah sebagai berikut : 1. Tauhid 2. Fiqih 3. Akhlak 4. Bahasa Arab 5. Menulis/khot, imla' (dictation) Jadwal dan waktu pembelajaran di TPQ Tamrinus shibyan adalah : No
Jam
Materi
Ustadz/ustadzah
Pelajaran 1. 2.
14.15-
- Membaca Al-Qur'an/mengaji Al-Qur'an
Rohimatun
15.25
- Praktek tajwid dan ghorib
Ust. Ali Mashar
15.30-
Istirahat
15.45 3.
16.5517.00
Materi tambahan
Ust. Ali Mashar
- Tauhid
- Bahasa Arab
- Fiqh
- Menulis khot
- Akhlak
50
Proses belajar mengajar di TPQ tingkat atas berlangsung didalam satu kelas dengan jumlah guru 2 ustadz dan ustadzah dilaksanakan pada siang hari yaitu dimulai dari pukul 14.15-17.00 WIB. Aktif pembelajaran dimulai bulan Syawal-Jumadil Tsani sedangkan bulan Rajab mulai persiapan wisuda/tahtiman yang diadakan setiap 1 tahun sekali diselenggarakan TPQ Tamrinus shibyan sendiri. Pembelajaran tingkat atas terbagi menjadi 3 yaitu : Triwulan I khusus penyampaian materi tajwid dengan sistem hafalan selama 1 1/4 jam. Proses belajar dilaksanakan dengan sistem, yaitu sistem sorogan
10
2
san sistem tadarus Al-Qur'an. Dan
ternyata dari pengalaman sistem tadarus lebih efektif dibanding sorogan karena melatih bacaan siswa dengan kebenaran. Sedangkan dalam sistem sorogan seorang guru dapat langsung mengawasi, menilai, dan membimbing murid secara maksimal dalam menguasai ilmu tajwid dan ghorib lewat hafalannya. Materi pelajaran tajwid diambil dari kitab Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur'an jilid 6 (ghorib + modul buatan guru) dan jilid 7 (materi tajwid) disampaikan diawal kemudian dilanjutkan membaca Al-Qur'an langsung mempraktekkan dalam Al-Qur'an dengan cara siswa disuruh mendeteksi bacaan dan penyebabnya secara lisan. Secara tertulis untuk memotivasi agar siswa belajar di rumah guru memberikan pekerjaan rumah mencari bacaan-bacaan dalam AlQur'an atau dengan menentukan ayat-ayat tertentu. Selain itu siswa selalu menghafalkan materi pertemuan sebelumnya untuk disetorkan pada pertemuan berikutnya. Tujuan guru yaitu sebagai penguatan (reinforcement) ingatan hafalan siswa. Disamping dididik membaca, anak-anak juga penting 10
Sistem sorogan yaitu sistem belajar seorang santri menyorogan/menyetorkan hafalan tajwid kepada ustadz. Dengan sistem ini terjadilah proses belajar mengajar yang bersifat "personal" karena santri itu dilayani sebagai pribadi/individu.
51
dilatih menghafal (tahfidz) ayat Al-Qur'an, baik sebagian maupun seluruhnya untuk pedoman Ibadah seperti sholat. Pada saat penelitian siswa rata-rata berusia 9-11 tahun, menurut para psikolog, bahwa ingatan anak mencapai intensitas paling besar. Daya hafal dan memorinya (kemampuan merekam pengetahuan dalam ingatan) paling kuat. Triwulan II yaitu hafalan ghorib musykilat, hafalan bacaan shalat, dan penyampaian materi tambahan yaitu Tauhid, Fiqh, Bahasa Arab, Akhlak, Menulis/khot. Triwulan III yaitu penentuan siswa untuk ikut wisuda/tahtiman dengan menyetorkan hafalan surat-surat pendek, hafalan do'a harian, hafalan bacaan-bacaan dalam shalat (fasholatan).11 Dalam rangka memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap kegiatan proses belajar dan mengajar memerlukan interaksi dengan sumber belajar yang digunakan untuk menyediakan fasilitas belajar. Sumber belajar yang dijadikan fasilitas belajar di TPQ menggunakan berbagai sumber belajar yang terdiri dari orang (guru dan siswa) , peralatan, lingkungan, aktifitas dan pesan. 2. Metode Pembelajaran di TPQ Tamrinus Shibyan Metode pendidikan disini adalah jalan atau cara yang ditempuh untuk menyampaikan bahan atau materi kepada anak didik agar terwujud tujuan yang ingin dicapai.12 Pada periode awal dari perkembangan anak bahwa sebelum anakanak belajar membaca menulis dan pengajaran untuk menghafalkan suratsurat pendek dari Al-Qur'an secara lisan. Caranya guru mengulang beberapa kali membaca surat Al-Qur'an, kemudian murid-murid disuruh mengikuti secara bersama-sama. Dari observasi langsung terhadap apa yang terjadi secara aktual metode pengajaran yang digunakan di TPQ Tamrinus shibyan terdiri dari : 11 12
136
Hasil Interview Ustadz Ali Mashar, pada hari Senin tanggal 15 Oktober 2007 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), (Bandung: Pustaka Setia, 1997), cet.1, hlm.
52
a. Sorogan/individual/privat Mengajar dengan memberikan materi pelajaran secara individual sesuai kemampuannya menerima pelajaran. Pada waktu menunggu giliran belajar secara individu, maka murid yang lain diberi tugas membaca dan menulis sebagai tugas individu. b. Klasikal-individual Klasikal adalah mengajar dengan cara memberikan pengajaran secara massal, bersama-sama kepada sejumlah murid dalam satu kelompok atau kelas. Dengan tujuan agar dapat menyampaikan pelajaran secara garis besar dan prinsip-prinsip yang mendasarinya, serta memberi motivasi murid untuk belajar. Dengan demikian, strategi mengajar dengan klasikal individu adalah proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara sebagian waktu untuk klasikal dan sebagian waktu yang lain untuk mengajar secara individual. c. Klasikal baca simak (tadarus) Membaca
bersama-sama
dilanjutkan
membaca
secara
individual atau kelompok, murid yang lain menyimak. Sedangkan metode yang digunakan untuk pembelajaran tingkat atas adalah sebagai berikut : a. Pembelajaran melalui hafalan Hafalan khususnya hafalan kaidah tajwid dan ghorib yang dilaksanakan
secara
berulang-ulang
sehingga
menjadikan
kebiasaan siswa sebagai bekal siswa dalam mengerjakan soal tes tertulis maupun lisan. b. Sorogan Sorogan yaitu penyampaian pelajaran dimana seorang santri atau murid maju dengan membawa kitab untuk dibaca di hadapan guru atau kyai. Namun disini pembelajaran sorogan dilaksanakan siswa membaca Al-Qur'an di hadapan guru
53
menyimak ketika ada kesalahan guru memberi isyarat setelah siswa betul-betul belum bisa guru baru membetulkan. c. Talqin (metode memahamkan secara lisan) Modus dominan dalam sistem pendidikan tradisional adalah pembelajaran lisan, yaitu memahamkan bacaan Al-Qur'an dengan makhroj dan shifatul huruf. Untuk pembelajaran materi tambahan di TPQ Tamrinus shibyan guru menggunakan metode secara tradisional yaitu drill, siswa menulis apa yang telah disampaikan dan ditulis guru di papan tulis. d. Hukuman Yang dimaksud hukuman disini adalah perbaikan untuk mendidik anak agar belajar dengan sungguh-sungguh lewat pemberian tugas yang dikerjakan di rumah, tidak berupa tindak kekerasan.
3. Evaluasi Hasil Pembelajaran Di TPQ Tamrinus Shibyan Dalam Metode Yanbu'a istilah evaluasi yaitu tashih atau tes kenaikan jilid (buku Yanbu'a) yang dilakukan oleh kepala TPQ atau guru penguji dimulai secara acak tidak berurutan yang terdapat pada buku yanbu'a atau Al-Qur'an. Seluruh santri mengikuti evaluasi secara bertahap dari jilid 1 sampai ghorib musykilat dilanjutkan wisuda atau tahtiman. Penentu keberhasilan adalah guru dan dewan pentashih yaitu tidak berupa nilai akan tetapi berupa kriteria sebagai berikut : 1) Fashohah - Makhroj + shifatul huruf - Al waqaf wal ibtida' - Adabut tilawah (memulai dan mengakhiri bacaan) 2) Tartil -
Ahkamul huruf (idghom, ihfa')
-
Ahkamul mad wal qasr (panjang pendeknya bacaan)
54
-
Ketelitian bacaan (harokat huruf)
-
Kelancaran membaca tidak putus-putus
3) Tajwid dan ghorib Adapun syarat kenaikan jilid atau lulus tashih yaitu dalam sekali tunjuk baca dengan lancar, baik dan benar, yakni : 1. Tanpa terputus dalam membacanya, tanpa ada suara panjang untuk buku Yanbu'a pra TK dan jilid I 2. Tanpa ada kesalahan dalam membaca untuk buku Yanbu'a jilid IIV serta Al-Qur'an Pada waktu tashih, murid tidak boleh berfikir terlebih dahulu pada suku kata atau kalimat yang ditunjuk, jika siswa lamban dan lambat masih banyak salah berarti siswa belum menguasai pelajaran. Jika demikian, siswa yang bersangkutan akan kesulitan dalam mengikuti pelajaran pada jilid selanjutnya dan akan merepotkan guru pengajarnya. Evaluasi belajar yang dianggap masih relevan "tes harian" lewat hafalan tajwid, do'a-do'a, dan membaca Al-Qur'an, terutama pada hafalan materi yang telah diajarkan pada hari sebelumnya yang diformulasikan dalam bentuk angka-angka, dalam sebuah kasyf al darajah (rapor). Evaluasi di TPQ Tamrinus shibyan dilaksanakan 3x dalam satu tahun. Dengan menggunakan istilah tri wulan I yang mencakup materi utama : 1. Kefasihan membaca; 2. Kelancaran membaca; 3. ilmu tajwid; dan 4. praktik tajwid. Materi penunjang I menulis/khot, yang dilaksanakan secara lisan. Evaluasi triwulan II materi utama tetap ditambah mata pelajaran utama yaitu ghorib musykilat yang dilaksanakan secara lisan dan tertulis. Adapun materi penunjang yaitu hafalan bacaan shalat, aqidah, fiqih. Sedangkan evaluasi triwulan III merupakan tes terakhir yang diselenggarakan pada bulan Rajab
55
yaitu berupa tes tertulis buatan guru dan hafalan surat-surat pendek, hafalan doa harian (tes) dan praktik sholat. Salah satu yang menarik pada evaluasi yang diterapkan di TPQ Tamrinus shibyan adalah setiap santri dituntut menghafalkan semua
kaidah
tajwid
dan
ghorib
untuk
menghadapi
tahtiman/wisuda. Siswa diberi modul secara sistematis namun dalam tes yang diselenggarakan pada bulan Sya'ban setiap tahun yaitu oleh orang tua/wali santri memberikan Pertanyaan dengan menunjuk santri untuk menjawab secara lisan. Sebelum tahtiman dilaksanakan diadakan penggalangan hafalan setiap hari dengan bimbingan ustadz dan latihan menghafal di rumah. Kiai Miftah Abu mengatakan bahwa, dengan belajar menghafal didasarkan pada beberapa alasan :13 1. Menghafal dilakukan untuk mengkondisikan siswa tekun dengan pelajarannya dan bertanggung jawab menghafal di depan ustadz 2. Menghafal membiasakan siswa untuk belajar di rumah mengurangi bermain 3. Menghafal melatih agar daya ingat menjadi kuat 4. Banyak membantu kefasihan santri Dengan hafalan pada masa anak-anak adalah waktu yang sebaik-baiknya buat penghafalan secara otomatis dan memperkuat ingatan. Orang yang mempelajari pelajaran di waktu kecil tidak akan lupa atau hilang. Setelah siswa menyelesaikan tahtiman dapat melanjutkan ke jenjang Madrasah Diniyah Awwaliyah kelas III dianggap mereka cukup mempunyai bahan materi yang mencakup (Tauhid, Fiqih, Akhlak, Bahasa Arab dan imla’).
13
Hasil interview dengan KH. Miftah Abu pada hari Sabtu tanggal 22 September 2007
BAB IV KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE YANBU'A DALAM PROSES PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR'AN DI TPQ TAMRINUS SHIBYAN KARANGRANDU PECANGAAN JEPARA
Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu serta tehnologi.1 Tujuan penelitian secara umum adalah untuk meningkatkan daya imajinasi mengenai masalah-masalah pendidikan. Penelitian ini mempunyai tujuan utama untuk mengetahui kelebihan
dan kekurangan Metode Yanbu'a dalam
pembelajaran membaca Al-Qur'an sebagai upaya untuk melatih kefasihan lidah santri sejak usia dini serta untuk menjaga keajegan membaca Al-Qur'an sesuai ajaran Rasulullah SAW. yakni membaca Al-Qur'an yang baik dan benar menurut kaidah ilmu tajwid dan ghorib. Untuk mencapai tujuan tersebut, data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi dan sejumlah dokumen dan mengenai evaluasi pembelajaran membaca Al-Qur'an. Analisis termasuk mengolah data yang telah dikumpulkan untuk menentukan kesimpulan yang didukung data. Setelah data yang dimaksud dapat terkumpul, maka selanjutnya peneliti melakukan pengolahan data-data tersebut. Data yang terkumpul bersifat fenomenologis pendidikan yang bersifat kualitatif dengan mempergunakan analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan pelaksanaan Metode
Yanbu'a
menganalisisnya
dalam untuk
pembelajaran
mengetahui
membaca
efektivitas
Al-Qur'an
Metode
kemudian
Yanbu'a
dalam
pembelajaran serta kelebihan dan kekurangan Metode Yanbu'a dalam proses pembelajaran Al-Qur'an.
1
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), cet 5,hlm. 1
56
57
A. Kelebihan Metode Yanbu'a dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus Shibyan Karang Randu Pecangaan Jepara Pendidikan adalah proses perubahan sikap atau tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran atau latihan.2 Ada dua buah konsep kependidikan yang berkaitan dengan keduanya, yaitu belajar (learning) dan pembelajaran (instruction). Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Kelebihan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan adalah sebagai berikut :3 1. Keterlibatan guru kepala sekolah dan Yanbu’a pusat secara langsung dalam mentashih bacaan siswa sebagai evaluasi. Evaluasi harian yang dilaksanakan garu dengan mengisi buku prestasi siswa dengan simbol lancar (L), kurang lancar (KL) dan sedang. Evaluasi kenaikan jilid langsung kepala sekolah yang berhak atau menyuruh mengulangi materi yang belum dikuasai siswa. 2.
Bagi tingkatan atas (membaca Al-Qur’an) tanpa adanya keterlibatan langsung kepala sekolah, guru lebih mengetahui siswa dalam menguasai materi pelajaran. Hal ini guru membuat soal tes baik lisan maupun tertulis dengan istilah Triwulan 1,2,3 sebagai syarat siswa mengikuti wisuda/ takhtiman, namun sebelumnya dites dalam membaca Al-Qur’an.
3. Keterbatasan waktu sebagaimana diketahui bahwa, jam tatap muka siswa dalam belajar hanya sekitar 65-75 menit jam pelajaran setiap harinya. Dengan waktu yang relatif singkat guru memanfaatkan waktu yang ada digunakan seoptimal mungkin oleh guru dan peserta didik awal sampai akhir pelaksanaan pembelajaran baik secara klasikal maupun individual. Tersedianya alokasi waktu untuk menyampaikan materi penulisan Arab pegon jawa khususnya pembelajaran jilid 4 dan 5. 2
A. Tafsir, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka Bani Quraisy, 2004), cet 1,
hlm. 24 3
Hasil observasi bulan Oktober-November 2007
58
4. Bervariasinya penggunaan metode pembelajaran diantaranya: sorogan, klasikal-individual, klasikal baca simak (hafalan, sorogan, talqin, dan hukuman). Penggunaan metode yang digunakan guru dalam mengajar disesuaikan dengan siswa. yaitu untuk menghindari kejenuhan dalam belajar dan tidak monoton. 5. Kualifikasi guru yang berlatar belakang pendidikan berasal dari pondok pesantren khususnya tahfidh Al-Qur’an, meskipum ada sebagian guru yang dianggap bisa atau sudah bermusyafahah dengan Ahlul Al-Qur’an sampai khatam dan didukung tenaga pendidik yang memiliki kompetensi pedagogik, profesional, personal dan sosial.
B. Kekurangan Metode Yanbu'a dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan Karang Randu Pecangaan Jepara Disamping kelebihan ada kekurangan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan Karang Randu Pecangaan Jepara sesuai data-data yang ada, terdapat kelebihan dan kekurangan Kekurangan itu dapat ditinjau dari 3 segi yaitu : kepala sekolah, guru, siswa dan koordinator Yanbu'a pusat (Lajnah Muroqobah). Adapun kekurangan Metode Yanbu’a dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an di TPQ Tamrinussibyan antara lain : a. Segi kepala sekolah 1. Kurang adanya koordinasi rutin bagi guru-guru untuk menyeragamkan bacaan antar guru yang satu dengan guru yang lain 2. Tidak adanya pembinaan guru dalam meningkatkan wawasan ilmu AlQur'annya 3. Dalam melaksanakan tes dan penilaian tidak dicatat secara detail mengenai ketercapaian khususnya kompetensi membaca 4. Tidak diberlakukannya guru dalam pembuatan RPP karena hal ini akan menjadikan beban bagi guru
59
5. Belum menetapkan tujuan pembelajaran yang tertulis secara jelas dalam penyelenggaraan pendidikan b. Segi guru Guru merupakan unsur terpenting dalam pembelajaran. Sesuai data di lapangan peneliti menemukan beberapa kelemahan guru dalam mengajar antara lain : 1. Belum ada guru yang menerapkan metode "tadarus" karena metode ini membutuhkan waktu yang lama 2. Tidak adanya metode bermain, bernyanyi untuk mengatasi kejenuhan siswa dalam belajar, guru lebih fokus pada pembacaan do'a-do'a 3. Keterbatasan sarana prasarana dan media dalam pembelajaran sehingga guru menggunakan media sederhana yaitu lewat ucapan lisan secara langsung sebagai peraga cenderung seadanya. 4. Kesulitan guru dalam memahami dan menyampaikan materi ghorib (jilid 6) sehingga guru menyusun modul untuk memudahkan siswa karena isi dari jilid 6 tulisannya menggunakan Rosm Utsmany. 5. Kurangnya tanggung jawab dalam mengikuti koordinasi yang diadakan Muroqobah Lajnah Yanbu'a anak cabang pecangaan setiap 3 bulan sekali karena faktor financial, kesibukan dan aktivitas guru yang berbeda. c. Segi siswa 1. Perbedaan kecepatan kenaikan jilid setiap siswa dalam satu kelas, menyebabkan kesulitan guru dalam menyampaikan materi karena setiap materi yang dikandung setiap jilid tidak sama 2. Kurangnya kesiapan mental dalam mengikuti pembelajaran, ketelitian, pembiasaan dan latihan membaca sebelum pembelajaran berlangsung 3. Dalam membaca Al-Qur'an tidak ada keseragaman penggunaan Mushaf Utsmani, siswa mengalami kesulitan memahami tulisan dan syakal sehingga tetap menggunakan Al-Qur'an biasa
60
4. Belum adanya pembinaan dan pengembangan sikap dan rasa beragama anak karena membutuhkan waktu tersendiri serta tidak adanya lokal yang digunakan praktik shalat dan pembiasaan shalat berjamaah. d. Segi koordinator Yanbu'a Pusat 1.
Kurang adanya sosialisasi untuk mengetahui perkembangan dan keberhasilan pembelajaran di lapangan
2.
Tidak diikut sertakan dalam mentashih bacaan siswa dalam evaluasi akhir sebagai syarat siswa mengikuti wisuda akan tetapi dilaksanakan sendiri oleh lembaga/TPQ
3.
Kurang adanya keketatan dalam menetapkan aturan-aturan bagi penyelenggara pendidikan. Setelah penulis memaparkan kelebihan dan kekurangan Metode
Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan memberi simpulan bahwa Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca AlQur’an sangat efektif dan efisien yaitu didukung guru profesional yang mampu menggunakan media dan sarana pembelajaran dan membuahkan hasil yakni
tercapainya
kompetensi-kompetensi
(membaca,
menulis,
dan
menghafal) sehingga anak mampu membaca Al-Qur’an dengan benar, lancar, sesuai kaidah tajwid dan ghorib. Efisiensi Metode Yanbu’a dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an di TPQ yaitu penggunaan sarana dengan mempertimbangkan waktu, tenaga, biaya dan sumber-sumber lain secara cermat dan tepat sehingga hasil pembelajaran Metode Yanbu'a memenuhi harapan dan cita-cita lembaga. Pembelajaran Metode Yanbu’a
di TPQ Tamrinus shibyan bisa dikatakan
berhasil dengan ditandai penggunaan waktu seoptimal mungkin dan pemanfaatan lingkungan secara maksimal sehingga pembelajaran berjalan efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran disesuaikan karakteristik daerah/sekolah setempat serta penggunaan alat pembelajaran yang bersifat kondisional dan fungsional.
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan pembahasan tentang Efektivitas Metode Yanbu'a dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan Karang Randu Pecangaan Jepara, maka penulis dapat simpulkan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an di TPQ Tamrinus shibyan dilaksanakan dengan 2 sistem yaitu pembelajaran klasikal dan individual. Pembelajaran untuk tingkat dasar (jilid 1-5) tujuan dan kurikulum pembelajaran disesuaikan masing-masing jilid yang telah ditentukan LMY (Lajnah Muroqobah Yanbu’a), sedangkan kurikulum tingkatan atas adanya materi tambahan berupa : Tauhid, Fiqih, Ahlak, Bahasa Arab dan Khot/Imla’ (dictation). Metode yang digunakan antara lain : metode sorogan, klasikal-individual, klasikal baca simak (tadarrus), hafalan, talqin (metode memahamkan lisan) dan hukuman. Evaluasi yang digunakan dalam proses pembelajaran berupa tes harian dan tes kenaikan jilid ditetapkan kepala sekolah kerjasama guru. 2. Kelebihan dan kekurangan Metode Yanbu'a dalam proses pembelajaran membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan Karang Randu Pecangaan Jepara di lapangan terdapat kelebihan antara lain : Keterlibatan langsung kepala sekolah dalam mentashih bacaan siswa dan menaikkan jilid sesuai kriteria/standar yang telah ditetapkan; bagi tingkatan atas guru membuat soal tes baik lisan maupun tertulis; tersedianya alokasi waktu pembelajaran untuk penyampaian materi Arab Pegon Jawa; bervariasinya penggunaan metode dalam pembelajaran untuk menghindari kejenuhan siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas; kualifikasi guru yang berpendidikan Pondok Pesantren Tahfidh Al-Qur’an. Adapun kekurangan Metode Yanbu’a dalam proses pembelajaran berasal 4 segi yaitu kepala sekolah, guru, siswa, dan Yanbu’a Pusat. Untuk mengatasi kelemahan diatas dibutuhkan keaktifan kepala sekolah agar selalu memonitoring
61
62
pembelajaran di kelas demi meningkatkan kinerja guru Al-Qur'an, dan mengadakan kerjasama dan koordinasi dengan LMY (Lajnah Muroqobah Yanbu’a) pusat jika ada kesulitan dalam materi.
B. Saran Anak adalah amanah ditangan ibu-bapaknya. Orang tualah yang bertanggung jawab penuh dalam memperhatikan aspek pendidikan anak, khususnya pendidikan Al-Qur'an sejak dini menjadi prioritas dalam Islam. Keberadaan TPQ sebagai lembaga pendidikan Islam dengan materi pembelajaran menggunakan Buku Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal AlQur'an dapat mengantarkan tujuan yang telah diharapkan sehingga siswa dapat membaca Al-Qur'an dengan fasih dan terampil mulai dari anak-anak. Untuk itu, penulis menyampaikan saran-saran antara lain : 1. Bagi kepala sekolah Memonitoring kinerja guru untuk meningkatkan kedisiplinan, mengadakan kerjasama dengan lembaga yang sejenis serta memeriksa kegiatan belajar mengajar dari satu kelas ke kelas lain untuk mengetahui proses pembelajaran demi meningkatkan kualitas guru dalam mengajar serta mengadakan pembinaan guru dengan Yanbu'a pusat untuk menambah wawasan Qur'aniyahnya. 2. Bagi ustadz/ustadzah Dalam pembelajaran Metode Yanbu'a ustadz merupakan ujung tombak keberhasilan, hendaknya guru memegang amanah. Hendaknya guru mengajar seoptimal mungkin dengan harapan mencapai tujuan yang dimaksud berusaha meningkatkan kualitas diri dapat ditingkatkan melalui koordinasi antar ustadz untuk saling memberi semangat agar tetap konsisten dalam mengajar. Hal terpenting guru dapat menggunakan metode yang tepat dan cocok disesuaikan taraf perkembangan anak didik serta dibutuhkan kesabaran dan ketelitian untuk kebenaran dan kefasihan bacaan siswa.
63
3. Bagi santri Agar lebih berhasil, santri aktif mengikuti pelajaran dengan baik untuk menunjang penguasaan materi pelajaran, guru selalu memantau perkembangan bacaan siswa. Santri hendaknya membaca materi setiap hari berlatih secara mandiri dan disiplin dalam kehadiran agar lebih lancar ketika membaca, ketelitian, kesiapan mental yang baik agar tidak ada rasa takut ketika berhadapan dengan guru. 4. Bagi wali santri Orang tua turut serta membimbing, mengajari dan senantiasa memberi motivasi/dorongan kepada anak mereka untuk giat belajar membaca dengan memantau perkembangan mereka melalui kartu prestasi santri dan banyak melakukan latihan membaca di rumah. Secara ideal pendidikan anak perlu dilengkapi media pembelajaran yang memadai seperti tape recorder, video, kaset-kaset lagu islami untuk praktik shalat, kaligrafi rambu-rambu makhorijul khuruf dan alat yang mendukung proses belajar karena untuk anak pra sekolah jadi ciptakan pembelajaran yang menyenangkan (Learning is playing). Sebagai salah satu wahana transformasi ilmu Al-Qur'an, Taman Pendidikan AlQur'an/TPQ Karang Randu Kecamatan Pecangaan Jepara diharapkan untuk memajukan dan mengikuti roda perkembangan zaman tanpa meninggalkan ciri ketradisional dalam bidang pengajaran membaca AlQur'an. TPQ Tamrinus shibyan merupakan salah satu TPQ yang dianggap berkembang serta lama eksisnya (1994-2007) di Kecamatan Pecangaan Jepara Kabupaten Jepara. Selain TPQ "Tamrinus shibyan" ada TPQ "Yassirlana" Bangsri Kabupaten Jepara menggunakan Metode Yanbu'a, namun sekarang ini banyak TPQ yang menggunakan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an. Kepada para pembaca yang budiman, penulis mengharap sekaligus menyarankan agar penelitian Metode Yanbu'a dalam pembelajaran di TPQ
64
dikaji lebih lanjut demi terjadinya mutu benefit bagi peneliti sendiri maupun TPQ sebagai objek penelitian.
C. Penutup Manusia merupakan ciptaan Allah yang paling sempurna. Namun di dunia ini tiada sesuatupun yang sempurna. Kesempurnaan hanyalah milik Allah, tentunya penulis menyadari bahwa dalam penyusunan sistematika penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan, maka demi untuk menyempurnakan, kami mengharapkan saran yang konstruktif dari semua pihak. Dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur kepada Robbul A'lamiin semoga penelitian ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, Karya Tim, Dasar-Dasar Kependidikan Islam, Surabaya : Karya Aditama, 1996, cet. 1. Alieva, n.f. et al., Bahasa Indonesia Deskripsi dan Teori, Yogyakarta : Kanisius, 1991, cet. 1. Al Munawar, Husin Agil Said, Al-Qur'an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, Jakarta : 2001, cet. 2. Al-Qattan, Khalil Manna, Studi Ilmu-Ilmu Qur'an, Bogor : Pustaka Litera : 2001, cet. 6. Al-Qudsi, Amin Arwani Muhaammad Libni, Kholashoh I'aanatul Musyafihin, Kudus : Yayasan Arwaniyyah, 1997. Al-Qur'an, Mujammaa Khadim al-Haramaain al Syarifain al Malik Fahd, Medina Munawarah,t.th. Annawawi, Shohih Muslim, Darul Fikr : 1981. Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2001. _______________, Manajemen Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2005, cet 7. _______________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta : Rineka Cipta, 2002, cet. 11. Arwani, Ulin Nuha M., Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur'an "Yanbu'a", Kudus: Yayasan Arwaniyyah, 2004. _______________, Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur'an "Yanbu'a" jilid I. As Suyuti, Abi Bakar Abdurrahman Jalaluddin, Al-Itqon Fi Ulumul-Qur'an, jilid I, Beirut : Darul Kutub Ilmiah, 1995.
Buku Bimbingan Cara Mengajar Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur'an "Yanbu'a".
66
67
Cooper, John dkk, Pemikiran Islam dari Sayyid Ahmad Khan hingga Nasr Hamid Abu Zayd, Jakarta : Erlangga, 2002. Daradjat, Zakiah, Metodik Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1995, cet. 1. Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, , Surabaya : Duta Ilmu, 2005. Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Bandung : Sifa Timbul, 1979. Djamarah, Bahri Syaiful, Rahasia Sukses Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2002, cet. 1. Dokumentasi TPQ Tamrinus shibyan 2007. Effendi, Fuad Ahmad, Metode dan Teknik Pengajaran Bahasa Arab, Malang : UIN, 2002. Fitani, Kaid, "Problematika Pengajaran Al-Qur'an Dengan Metode Qiro'ati Dan Solusinya. (Studi Kasus Di TPQ Walisongo Jrakah Tugu Semarang)." Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Semarang : Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2004. Hasil Wawancara dengan Kepala TPQ KH. Miftah Abu, pada hari Minggu tanggal 16 September 2007. Hasil Wawancara dengan Kepala TPQ KH. Miftah Abu, pada hari Senin tanggal 17 September 2007. Hasil interview dengan KH. Miftah Abu pada hari Sabtu tanggal 22 September 2007. Hasil Wawancara Ust. Ali Mashar, pada hari Selasa 28 Agustus 2007. Hasil Interview Ustadz Ali Mashar, pada hari Senin tanggal 15 Oktober 2007 . Hasil Interview Ustadzah, Nafisah Huda dan Rokhimatun, pada hari Sabtu tanggal 15 September 2007. Hasil Observasi Bulan September-Oktober 2007. Hasil observasi bulan Oktober- Nopember 2007. Hasil wawancara KH. Ulil Albab, pada hari Senin tanggal 29 Januari 2007.
68
Hasil Wawancara dengan Arif Santri PPTQ Yanbu’ul Qur’an. Hayyat, Riwayatul "Studi Komparasi Tentang Keberhasilan Membaca Al-Qur'an Antara Metode Qiro'ati dan Metode Yanbu'a di TPQ Ianatus sibyan, Bugo Welahan Jepara dan di TPQ Roudhotul Mufattilin, Robayan Kalinyamatan Jepara 2005". Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Semarang : Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2006. Ismail, Al-Bukhori Abi bin Abdullah Muhammad, Matan Al-Bukhori, Singapura: tth. Langgulung, Hasan, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologi, Filsafat dan Pendidikan, Jakarta : Al Husna Baru, 2004. Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2005, cet. 5. Moleong, J. Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2001. Muchtar, Jauhari Heri, Fiqih Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005. Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, Bandung : Nuansa Cendekia, 2003, cet. 1. Mujib, Abdul, Kepribadian dalam Psikologi Islam, Jakarta : Raja Grafindo, 2006. Murjito, Imam, Pengantar Metode Qiro'ati, Semarang : Roudhatul Mujawwidin : t.th. Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004, cet. 3. Muthoifah, "Studi Tentang Evaluasi Pembelajaran Membaca Al-Qur'an dengan Metode Qiro'ati di TPQ Al-Ikhsan Kelurahan Patebon Semarang". Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Semarang : Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2005. Narbuko, Cholid (ed), Metodologi Penelitian, Jakarta : Bumi Aksara, 2005, cet. 7. Nurkancana, Wayan, Evaluasi Pendidikan, Surabaya : Usaha Nasional, 1986. Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : PN Balai Pustaka, 1976, cet. 8.
69
Qadir,(eds), Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Yogyakarta : Media Wacana Press, 2003, cet 1. Sagala,
Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar Mengajar, Bandung : CV. Alfabeta, 2006.
Shihab , Quraish M., Membumikan Al-Qur'an Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung : PT Mizan, 2004. SM, Ismail. (eds), Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001. Surat edaran Departemen Agama Kantor Kabupaten Jepara, tahun 2006. Syaodih, Nana S, Perencanaan Pengajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2003, cet.2. Syarifuddin, Ahmad, Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai AlQur'an, Jakarta : Gema Insani, 2004. Tafsir, A., Paradigma Pendidikan Islam, Bandung : Pustaka Bani Quraisy, 2004, cet. 1. Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), Bandung : Pustaka Setia, 1997, cet. 1. Yunus, Mahmud, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : Hidakarya Agung, 1992, cet 7. Zaini, Muhammad, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi, Surabaya : Elkaf, 2006. Zarkasyi, Dahlan, Qiro'ati, Semarang : Roudhatul Mujawwidin t.th. ________________, Pengantar Qiro'ati, Semarang : Roudhatul Mujawwidin, t.th.
70
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Jl. Raya Ngaliyan (Kampus II), Telp/Fax: 024-761295
Hal: Nilai Bimbingan Skripsi Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Semarang Assalamu'alaikum Wr. Wb. Kami memberitahukan bahwa setelah kami selesai membimbing skripsi Saudari: Nama
: HENI KURNIAWATI
NIM
: 3103173
Judul
: "EFEKTIVITAS METODE YANBU'A DALAM
PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR'AN DI TPQ TAMRINUS SHIBYAN KARANG RANDU PECANGAAN JEPARA" Maka nilai bimbingannya adalah: ……….. (
)
: ……….. (
)
Catatan bimbingan
:
Demikian agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Semarang, 03 Januari 2008
Pembimbing
Musthofa, M.Ag NIP. 150 276 925