EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI FITOREMEDIASI ORTHOFOSFAT PADA DETERGEN DENGAN MENGGUNAKAN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) Fitoremediation Effectivity and Efficiency of Water Hyacinth (Eichhornia crassipes) for Detergent Orthophosphate Meta Yuliana1), Tengku Said Raza’i2), Andi Zulfikar2)
Programme Study Management of Aquatic Resources Faculty of Marine Science and Fisheries Maritim Raja Ali Haji of University Email :
[email protected] Abstrak Peningkatan penggunaan detergen di masyarakat berdampak terhadap tingginya kadar fosfat di perairan, karena pada detergen terdapat kadar fosfat yang apabila masuk kedalam perairan dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan eutrofikasi. Untuk mengurangi kandungan orthofosfat, dapat dilakukan dengan proses fitoremediasi. Fitoremediasi merupakan salah satu metode untuk mengurangi kandungan orthofosfat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase (%) tingkat penyerapan yang efektif dari berbagai konsentrasi orthofosfat detergen dengan detensi (lamanya) waktu fitoremediasi tersingkat/efisien dalam menyerap kandungan orthofosfat dengan menggunakan Eceng gondok (Eichhornia crassipes). Percobaan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan konsentrasi orthofosfat pada detergen 0,05 mg/l, 0,08 mg/l, dan 0,13 mg/l dan detensi waktu fitoremediasi (hari ke-2, hari ke-4, dan hari ke-6). Efektifitas fitoremediasi penyerapan orthofosfat detergen dengan waktu tersingkat yang optimal (efisien) bagi proses fitoremediasi yaitu fitoremediasi pada perlakuan konsentrasi 0,05 mg/l dihari ke-2 (b1t2) sebesar 17,00 % atau senilai dengan 0,009 mg/l penyerapan orthofosfat perharinya. Kata Kunci : Fitoremediasi, Eceng Gondok (Eichhornia crassipes), Orthofosfat, Detergen. Abstract The increasing of detergent using from households and from small laundry home industries, positively will ignite eutrofication process at natural water because the waste which rich with phosphat was disposed directly to natural water resources. Fitoremediation using Water hyacinth (Eichhornia crassipes) is one of solution to at least reducing orthophosphat concentration from natural water. This study was conducted to investigate persen effectivity and the most efficient treatment which reduce orthophosphat from water. Factorial in completely randomized design (CRD) with two variables (orthoposfat concentration and time detention) was used. Orthophosphat concentrations were 0.05 mg/L, 0.08 mg/L, 0.13 mg/L and time detentions were 2, 4 and 6 days, with independent variable was effectivity and efficiency of Water hyacinth (Eichhornia crassipes) to eliminate orthophosphat based on interaction of initial orthophosphat concentrations and time detentions. The most effective and efficient for absorbing orthophosphat from water was treatment with initial concentration at 0.05 mg/l for 2 days with 17.00% (0.009 mg/L) orthophosphat absorbing per day.
Keywords : Pytoremediation, Water Hyacinth (Eichhornia crassipes), Orthophosphate, Detergents.
1 2
Student of Aquatic Resource Management Programme Study Lecture of Aquatic Resource Management Programme Study
1
I.
Penyerapan nutrien dalam jumlah besar mengakibatkan Eceng Gondok tersebut menyerap limbah cair, N-nitrat, logam-logam peneliti mencoba melakukan studi terhadap tanaman tersebut dalam upaya mengkaji kemampuan dan limbah organik lainnya atau bahkan senyawa racun di dalam limbah tersebut (Nefridia, 2004 dalam Djenar dan Budiastuti, 2008). Seperti telah dibuktikan oleh Xia H dan Ma X (1996) dalam Hardyanti dan Rahayu (2007) bahwa tanaman ini mampu mereduksi pestisida Phospor. Selain itu Sheffield (1997) dalam Hardyanti dan Rahayu (2007) melaporkan bahwa tanaman ini mampu menurunkan konsentrasi ammonia sebesar 81 % dalam waktu 10 hari. Kemudian Hardyanti dan Rahayu (2007) juga menyebutkan bahwa Eceng Gondok mampu menyisihkan kandungan fosfat hingga 24% dalam waktu 5 hari pada limbah laundry. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase (%) penyerapan yang efektif dari berbagai konsentrasi yang ditentukan dan tingkat yang paling efektif dengan detensi (lamanya) waktu fitoremediasi tersingkat/efisien dalam menyerap kandungan orthofosfat detergen menggunakan tanaman Eceng Gondok (Eichhornia crassipes). Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai usaha mengatasi pencemaran lingkungan dengan cara fitoremediasi menggunakan tanaman Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) terhadap orthofosfat yang terkandung dalam detergen serta pengelolaan terhadap perairan yang mengalami eutrofikasi akibat pengkayaan unsur fosfat (terkhusus orthofosfat) terutama yang berasal dari detergen rumah tangga.
PENDAHULUAN
Dewasa ini pencemaran air menjadi suatu permasalahan yang cukup serius. Aktivitas manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja telah menambah jumlah bahan organik maupun anorganik pada perairan dan mencemari air. Kegiatan domestik atau rumah tangga menghasilkan air limbah, sehingga apabila langsung dibuang ke perairan (tanpa diolah terlebih dahulu) berpotensi menimbulkan pencemaran serta membahayakan kelangsungan hidup biota akuatik di dalamnya. Sejalan dengan peningkatan populasi penduduk dan perkembangan industri, pemakaian detergen akhir-akhir ini semakin meningkat. Limbah rumah tangga yang berasal dari penggunaan detergen menjadi salah satu penyebab pencemaran air karena dalam limbah tersebut mengandung fosfat yang tinggi. Menurut Hera (2003) dalam Hardyanti dan Rahayu (2007) fosfat ini berasal dari Sodium Tripolyphosphate (STPP) yang merupakan salah satu bahan yang kadarnya besar dalam detergen. Detergen sebagai sumber polutan tersebut termasuk dalam kategori sumber tidak tentu (non point source), yaitu sumber pencemaran yang tidak dapat diketahui secara pasti keberadaannya misalnya buangan yang berasal dari rumah tangga, pertanian, sedimentasi dan bahan pencemar lain yang sulit dilacak sumbernya (Arms, 1990 dalam Susana dan Suyarso, 2008). Orthofosfat yang berlebih di dalam badan air akan mengakibatkan terjadinya eutrofikasi. Eutrofikasi adalah pencemaran air yang disebabkan oleh munculnya nutrient yang berlebihan ke dalam ekosistem perairan. Hal ini merupakan masalah lingkungan hidup yang diakibatkan oleh kelebihan kadar fosfat khususnya dalam ekosistem air tawar. Vollenweider dalam Effendi (2003) menyatakan bahwa tingkat kesuburan suatu perairan tawar dikategorikan kepada tingkat/level eutrof apabila kandungan fosfat sebagai orthofosfat pada perairan tersebut berkisar antara 0,031-0,1 mg/l. Upaya untuk mengurangi kandungan fosfat dalam detergen dapat dilakukan antara lain secara proses biologi dengan menggunakan tanaman yang dikenal sebagai proses phytoremediation. Fitoremediasi sebagai salah satu upaya penggunaan tanaman dan bagian - bagiannya untuk mengurangi pencemaran lingkungan, dewasa ini semakin banyak dipakai, baik untuk limbah organik maupun limbah anorganik. Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) adalah tanaman air yang hidup di perairan tawar yang menyerap nutrien untuk pertumbuhannya.
II. 2.1.
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan terhitung sejak bulan Januari hingga Mei 2013. Untuk design experiment dilakukan di ruangan yang telah disediakan peneliti yaitu Jln. Maharani km 5 atas Tanjungpinang. Sedangkan untuk uji analisis kandungan orthofosfat menggunakan jasa analis di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL PPM) Kelas I Pulau Batam, Provinsi Kepulauan Riau. 2.2.
Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan selama penelitian adalah wadah plastik bervolume 10 liter, timbangan, neraca analitik, ice box, gelas ukur, pipet suntik, thermometer, pH meter, DO meter, turbidy meter dan botol sampel. Adapun bahan yag digunakan adalah detergen merk Rinso Anti 2
Noda, tanaman Eceng Gondok (Eichhornia crassipes), air tawar, dan larutan asam sulfat (H2SO4).
Maka, Log N – Log n = k log a – k log n
2.3.
Rancangan Penelitian Percobaan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial 3x3 dengan 3 ulangan. Total keseluruhan rancangan penelitian dengan 9 kombinasi dan 3 kali pengulangan berjumlah 27 petak bak penelitian. Variabel penelitian meliputi variabel bebas yaitu faktor pertama adalah konsentrasi orthofosfat pada detergen dengan menggunakan 3 taraf, yaitu 0.05 mg/l, 0.08 mg/l dan 0.13 mg/l, faktor kedua adalah lamanya hari (detensi waktu) yakni selama 6 hari dengan pengukuran 3 taraf yaitu hari ke-2, hari ke-4 dan hari ke-6. Variabel terikatnya adalah penyerapan orthofosfat setelah fitoremediasi.
Dimana : N = konsentrasi ambang atas n = konsentrasi ambang bawah a = konsentrasi terkecil dalam deret konsentrasi yang ditentukan k = jumlah konsentrasi yang diujikan
2.4.
Aklimatisasi Eceng Gondok Aklimatisasi merupakan upaya penyesuaian fisiologis Eceng Gondok terhadap perubahan beberapa faktor lingkungan. Tanaman Eceng Gondok yang didapat kemudian dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel untuk selanjutnya diaklimatisasi sebelum penelitian. Aklimatisasi Eceng Gondok dilakukan dengan menumbuhkan tanaman dalam bak terkontrol yang berisikan air setempat selama 1 minggu sebelum dipindahkan ke bak uji sesungguhnya, kemudian setelah 1 minggu aklimatisasi maka dilakukan penyortiran.
2.7.
2.5.
Dimana : V1 = volume larutan stok (ml) N1 = konsentrasi larutan stok (24,36 mg/l) V2 = volume larutan yang diinginkan (5000 ml) N2 = konsentrasi perlakuan (mg/l)
Konsentrasi fosfat deterjen sebagai bahan uji yang digunakan didasarkan dari kadar orthofosfat di perairan yang dapat menyebabkan eutrofikasi (0,031-0,1 mg/l) dimana nilai ambang bawah didasarkan pada 0,031 mg/l sebagai (n) sedangkan nilai ambang atas adalah 0,1 mg/l sebagai (N). Pembuatan Larutan Stok Pada penelitian ini detergen yang digunakan sebagai bahan uji merupakan detergen merk Rinso Anti Noda. Pembuatan larutan stok dilakukan dengan menimbang 1 gr detergen dan dilarutkan dalam 1 liter air, dari cara ini diperoleh larutan stok dengan konsentrasi 1.000 mg/l deterjen. Larutan stok ini kemudian diencerkan sesuai dengan konsentrasi perlakuan fosfat yang diinginkan untuk uji sesungguhnya dengan menggunakan formula : V1 x N1 = V2 x N2
Penyortiran Tanaman Eceng Gondok Tanaman Eceng Gondok yang telah diaklimatisasi selama 1 minggu kemudian ditimbang dengan berat 100 gram dan dipilih dengan kriteria tanaman berdaun segar berwarna hijau, sedangkan tinggi, akar, dan jumlah daun masing-masing individu tanaman Eceng Gondok di anggap homogen. Tanaman yang telah disortir kemudian dipindahkan kedalam bak-bak plastik yang telah berisi pengenceran deterjen (kondisi eutrofikasi dengan dasar konsentrasi berada pada rentang 0,031-0,1 mg/l orthofosfat) sesuai dengan masing-masing konsentrasi orthofosfat yang telah ditentukan.
2.8.
Perlakuan Tanaman yang telah di aklimatisasi dipindahkan ke wadah uji yang berisi larutan detergen dengan konsentrasi orthofosfat 0.05 mg/l, 0.08 mg/l, dan 0.13 mg/l. Selama pengamatan perlakuan juga dilakukan pengamatan terhadap kondisi fisik tanaman, pengecekan parameter fisik dan kimia yang mendukung meliputi suhu (oC), kekeruhan (NTU), pH, oksigen terlarut/DO (mg/l) dan kebutuhan oksigen kimiawi/COD (mg/l).
2.6.
Penentuan Konsentrasi Konsentrasi fosfat detergen sebagai orthofosfat yang merupakan bahan uji bervariasi ditentukan sesuai dengan rumus penentuan dosis menggunakan persamaan perhitungan logaritma sebagai berikut.
2.9.
Analisa Data Perhitungan efektivitas dalam penelitian ini didasarkan pada penurunan konsentrasi orthofosfat pada detergen (mg/l) selama 6 hari perlakuan. Rumus yang digunakan adalah : 3
detergen telah terserap oleh Eceng Gondok (Eichhornia crassipes). Data hasil perhitungan kandungan akhir orthofosfat pada tiap perlakuan kemudian digunakan untuk perhitungan lanjutan tingkat rata-rata penyerapan orthofosfat oleh Eceng Gondok (Eicchornia crassipes), adapun rata-rata penyerapan orthofosfat oleh Eceng Gondok disajikan pada Tabel 2.
Keterangan : Ef = Nilai Efektivitas AC = Kandungan Orthofosfat Awal pada Detergen AB = Kandungan Orthofosfat Akhir pada Detergen Sedangkan, model linier aditif untuk rancangan faktorial dua faktor dengan rancangan lingkungannya RAL adalah sebagai berikut :
Tabel 2.
Yijk = µ + α1 + βj + (αβ)ij +εijk Data hasil penelitian dianalisa statistik dengan menggunakan SPSS Ver.17. Analisis Sidik Ragam (ANOVA) mensyaratkan data harus terdistribusi normal dengan keragaman yang homogen yang meliputi Uji Homogenitas Data dan Uji Lanjut Tukey. Tujuannya untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan detensi waktu terhadap perbedaan penyerapan konsentrasi orthofosfat detergen dengan menggunakan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian orthofosfat dengan konsentrasi awal 0.05 mg/l, 0.08 mg/l, dan 0.13 mg/l dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rata-rata Kandungan Orthoposfat dalam Air Wadah Percobaan Perlakuan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
b1t2 b1t4 b1t6 b2t2 b2t4 b2t6 b3t2 b3t4 b3t6
Ulangan 1 0,04 0,02 0,04 0,06 0,04 0,04 0,10 0,10 0,09
2 0,03 0,02 0,04 0,06 0,04 0,04 0,10 0,10 0,09
3 0,03 0,02 0,03 0,07 0,04 0,05 0,11 0,09 0,10
No
Perlakuan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
b1t2 b1t4 b1t6 b2t2 b2t4 b2t6 b3t2 b3t4 b3t6
Ulangan 1 0,01 0,03 0,01 0,02 0,04 0,04 0,03 0,03 0,04
2 0,02 0,03 0,01 0,02 0,04 0,04 0,03 0,03 0,04
3 0,02 0,03 0,02 0,01 0,04 0,03 0,02 0,04 0,03
Ratarata (mg/l) 0,017 0,030 0,013 0,017 0,040 0,037 0,027 0,033 0,037
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa keseluruhan perlakuan fitoremediasi orthofosfat pada detergen menunjukkan adanya penurunan konsentrasi orthofosfat, dimana pada perlakuan konsentrasi 0,05 mg/l mengalami penurunan signifikan di hari ke-4 (b1t4) menjadi 0,030 mg/l, perlakuan konsentrasi 0,08 mg/l mengalami penurunan signifikan di hari ke-4 (b2t4) menjadi 0,040 mg/l, dan untuk perlakuan konsentrasi 0,13 mg/l terjadi penurunan signifikan di hari ke-6 (b3t6) menjadi 0,037 mg/l. Efektivitas penyerapan orthofosfat mengacu pada kemampuan tanaman Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dalam menyerap kandungan orthofosfat pada berbagai konsentrasi orthofosfat detergen. Hal ini bertujuan untuk melihat seberapa efektif tanaman Eceng Gondok dengan berat 100 gram mampu menyerap orthofosfat detergen sehingga dapat meminimalkan proses eutrofikasi perairan. Tingkat efisiensi penyerapan orthofosfat lebih menitikberatkan pada penerapan konsep fitoremediasi orthofosfat dengan memperhitungkan penyerapan orthofosfat terbaik dalam jangka waktu fitoremediasi yang lebih singkat. Tingkat efektivitas penyerapan orthofosfat terbaik adalah pada konsentrasi 0,05 sebesar 60,00 % di hari keempat fitoremediasi atau mengalami penyerapan sebesar 0,030 mg/l. Sedangkan perlakuan yang memberikan hasil penyerapan orthofosfat yang paling efisien terdapat pada konsentrasi 0,05 mg/l sebesar 17,00% di hari ke-2
III.
No
Rata-rata Penyerapan Orthoposfat oleh Eceng Gondok
Ratarata (mg/l) 0,033 0,020 0,037 0,063 0,040 0,043 0,103 0,097 0,093
Keseluruhan perlakuan fitoremediasi orthofosfat pada air wadah percobaan menunjukkan adanya penurunan konsentrasi orthofosfat dalam setiap wadah perlakuan, ratarata tertinggi kandungan orthofosfat pada konsentrasi 0,05 mg/l terdapat pada perlakuan b1t6 (0,037 mg/l), pada konsentrasi 0,08 mg/l terdapat pada perlakuan b2t2 (0,063 mg/l), dan pada konsentrasi 0,13 mg/l terdapat pada perlakuan b3t2 (0,103 mg/l). Hasil konsentrasi akhir orthofosfat disetiap perlakuan fitoremediasi detergen mengasumsikan jika orthofosfat awal pada 4
atau mengalami penyerapan sebesar 0,009 mg/l perharinya.
perlakuan b1t6 memiliki konsentrasi orrthofosfat tinggi sehingga mempengaruhi nilai pH air. Kandungan oksigen terlarut (Dissolved Oxygen/DO) selama pengamatan berkisar antara 6,17 – 8,90 mg/l. Kadar oksigen dapat berkurang dengan semakain meningkatnya suhu seperti pada perlakuan b3t6 dengan suhu 27.06oC memiliki kadar oksigen terlarut 7.04 mg/l. Pengukuran kandungan COD (Chemical Oxygen Demand) selama pengamatan berkisar antara 7,92 – 39,60 mg/l. Hasil pengukuran kandungan COD pada beberapa perlakuan ini memenuhi kriteria penetapan kandungan COD, kecuali ada beberapa perlakuan yang kandungan COD tinggi sesuai pernyataan UNESCO/WHO/UNEP (1992) dalam Effendi (2003) bahwa nilai COD pad perairan yang tidak tercemar biasanya kurang dari 20 mg/l, sedangkan menurut PP RI No. 82 Tahun 2001 bahwa batas maksimal COD yang diperkenankan untuk kegiatan perikanan adalah 50,00 mg/l, dalam hal ini kisaran hasil pengukuran COD pada tiap perlakuan masih dapat membuat Eceng Gondok menyerap kandungan orthofosfat sebagai bahan nutrien untuk keberlangsungan hidupnya. Sehingga diasumsikan aman dan layak untuk selanjutnya dibuang ke perairan alam. Pengukuran tingkat kekeruhan air selama pengamatan berkisar antara 0,10 – 2,80 NTU. Berdasarkan hasil pengukuran kekeruhan, diketahui bahwa semakin lama waktu yang digunakan dalam penyerapan orthofosfat, maka semakin rendah tingkat kekeruhannya.
3.1.
Uji Statistik RAL Faktorial Uji statistik menggunakan Software SPSS ver 17. Uji kesesuaian asumsi/uji homogenitas untuk uji faktorial dilakukan menggunakan Levene’s Test of Equality of Error Variances. Keragaman variabel antar tiap kelompok yang homogen (nilai uji > 0.05) menandakan terpenuhinya kriteria untuk melakukan uji faktorial pada efek interaksi antara konsentrasi orthofosfat dan hari terhadap tingkat penyerapan orthofosfat oleh Eceng Gondok. Hasil uji faktorial memperlihatkan baik dari segi faktor konsentrasi awal orthofosfat dan jumlah hari fitoremediasi menunjukkan bahwa adanya interaksi efek yang signifikan terhadap penyerapan orthofosfat oleh eceng Gondok dengan nilai signifikan < 0.05. Uji lanjut Tukey (Beda Nyata Jujur) faktor konsentrasi menunjukkan tingkat penyeraan Eceng Gondok pada konsentrasi awal orthofosfat 0.05 mg/l memiliki perbedaan yang nyata terhadap konsentrasi awal orthofosfat 0.08 mg/l dan 0.13 mg/l. Tingkat penyerapan orthofosfat menggunakan Eceng Gondok ditinjau dari lamanya hari fitoremediasi berbeda nyata pada perlakuan hari ke-2 terhadap hari ke-4 dan hari ke-6 fitoremediasi. 3.2.
Parameter Pendukung dalam Fitoremediasi Selama pengamatan suhu lingkungan berkisar antara 26,60 C – 27,20 C, masih dalam kondisi yang baik untuk mendukung proses fotosintesis bagi tanaman sehingga memungkinkan penyerapan orthofosfat yang baik dalam keberlangsungan proses fitoremediasi. Selama 6 hari pengukuran kondisi suhu lingkungan tidak terlalu terjadi peningkatan suhu, tanaman Eceng Gondok tidak mengalami kematian hanya sebatas warna kekuningan pada beberapa perlakuan sehingga masih ternaungi oleh Eceng Gondok dari sinar matahari yang masuk ke permukaan wadah. Hal ini terlihat dari tingkat penyerapan pada perlakuan b1t4 dengan suhu ratarata 26.70C mampu menyerap 0,03 mg/l orthofosfat. Pengukuran pH lingkungan Eceng Gondok selama pengamatan berkisar antara 6,0 – 6,5, masih memenuhi kisaran pH yang baik untuk pertumbuhan tanaman Eceng Gondok, sehingga menyebabkan Eceng Gondok mampu untuk menyerap kadar orthofosfat. Perlakuan b1t6 memiliki pH lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain, diasumsikan karena pada
IV.
KESIMPULAN Tingkat efektivitas penyerapan orthofosfat total selama pengamatan terdapat pada konsentrasi 0,05 mg/l selama 4 hari sebesar 60,00 % atau mengalami penurunan sebesar 0,030 mg/l. Sedangkan tingkat efisiensi penyerapan terbaik terjadi pada perlakuan konsentrasi 0,05 pada hari ke-2 sebesar 17,00 % atau mengalami penurnan sebesar 0,009 mg/l. Dapat diketahui bahwa detensi waktu dan konsentrasi perlakuan memiliki perbedaan yang nyata terhadap penyerapan orthofosfat. Hal ini dibuktikan dengan perhitungan Uji Analisis Sidik Ragam (ANOVA) dengan selang kepercayaan 0,05. V.
SARAN Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menerapkan aplikasi fitoremediasi guna mengurangi kadar pencemar akibat pembuangan air detergen yang pada akhirnya dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Hasil penelitian ini sekiranya dapat menjadi suatu bahan pendukung bagi adanya penelitian lanjutan 5
menggunakan jenis tanaman air lainnya yang berkaitan dengan fitoremediasi deterjen guna mendapatkan nilai efektivitas penyerapan dan efisiensi waktu yang lebih baik. Berdasarkan hasil yang diperoleh, perlu kiranya ditinjaklanjuti penelitian tentang penyerapan orthofosfat pada akar, batang, dan daun Eceng Gondok. VI.
UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan serta bimbingan kepada penulis diantaranya kepada: 1. Tengku Said Raza’i, S.Pi, M.P dan Andi Zulfikar, S.Pi, M.P selaku dosen pembimbing. 2. Laboratorium Ilmu Kelautan dan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. 3. Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL PPM) Kelas 1 Pulau Batam, Kepulauan Riau. VII. DAFTAR PUSTAKA Djenar, NS dan Budiastuti, H. 2008. Absorpsi Polutan Amoniak Di Dalam Air Tanah Dengan Memanfaatkan Tanaman Eceng Gondok (Eichhornia crassipes). Jurnal Spektrum Teknologi Vol. 15 No. 2 Oktober 2008. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Kanisius : Yogjakarta. Hardyanti, N dan Rahayu, SS. 2007. Fitoremediasi Phosphat Dengan Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) Studi Kasus Pada Limbah Cair Industri Kecil Laundry. Jurnal Presipitasi Vol. 2 No. 1 Maret 2007. ISSN 1907187X. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Susana, T dan Suyarso. 2008. Penyebaran Fosfat Dan Detergen Di Perairan Pesisir dan Laut Sekitar Cirebon, Jawa Barat. Jurnal Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 34: 117-131. ISSN 0125-9830.
6