EFEK RESIDU BAHAN ORGANIK TERHADAP BEBERAPA SIFAT KIMIA DAN HASIL KANGKUNG DARAT DI TANAH VERTISOL OEPURA
Oleh Timung A P, D. Serangmo, dan M. Airtur
Program Studi Ilmu Tanah Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana JL. Adisucipto Penfui, Kupang 85001,Telp./Fax (0380) 881085 Abstrak/ Abstract Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Undana dan berlangsung sejak bulan Januari 2012 sampai April 2012. Penelitian ini bertujuan 1) penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek residu bahan organik terhadap perubahan sifat kimia tanah Vertisol Oepura, 2) untuk mengetahui dosis pupuk organik terhadap perubahan sifat kimia tanah dan hasil kangkung darat Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 2 perlakuan dengan 3 ulangan yaitu 1) tanpa pupuk kandang ayam (N0), pupuk kandang ayam 40 ton ha-1(N1), 2) tanpa pupuk organik kandang sapi (D0), pupuk organik kandang sapi sebesar 15 ton ha-1 (D1), pupuk organik kandang sapi sebesar 30 ton ha-1 (D2), pupuk organik kandang sapi sebesar 45 ton ha-1 (D3). Uji Beda Nyata Terkecil digunakan untuk mengetahui pengaruh sepasang perlakuan yang diujikan. Hasil analisis menunjukkan bahwa rerata pupuk organik kandang sapi dan pupuk organik kandang ayam terbukti meninggalkan residu yang berefek terhadap perubahan sifat kimia dan hasil kangkung darat. Kata kunci: Efek Residu Bahan Organik, Tanah Vertisol, Kandkung Darat, Sifat Kimia Tanah Timung A. P., D. Y. L. Serangmo; M. M. Airtur. 2012. Efek Residu Bahan Organik Terhadap Beberapa Sifat Kimia Dan Hasil Kangkung Darat Di Tanah Vertisol Oepura. The research was conducted in glass house of Farm Faculty of Nusa Cendana University, running along January until April 2012. The research aims to know the residue effect of organic material on the change of chemical characteristic of Oepura Vertisol soil and production of land spinach. The research was designed under the completely factorial randomized design with 2 three times tested factors. As factor, there is treatment of chicken manure that consists of 2 levels, they are: without treatment (N0), 40 tons ha-1 chicken manure (N1) and treatment of cow manure that consists of 3 levels, they are: without cow manure (D0), 15 tons ha-1 cow manure (D1), 30 tons ha-1 cow manure (D2), 45 tons ha-1 cow manure (D3).
The result of the research showed that the application of cow manure and chicken manure effected significantly to the change of soil organic material content of soil total N but effected insignificantly to the change of soil pH and left the organic material residue that effected to the second planting. The application of 30 tons ha-1 cow manure and 40 tons ha-1 chicken manure had given greatest effect in increasing the production of the land manure. Pendahuluan Tanah Vertisol dikenal dengan tanah hitam atau tanah sawah. Karakteristik tanah ini memiliki kandungan liat 2:1 montmorilonit dengan kandungan bahan organik kurang dari 0,5 atau 1 %, kejenuhan basa yang tinggi, Kapasitas Tukar Kation (KTK) yang tinggi, tekstur yang relatif halus, permeabilitas yang rendah dan pH yang relatif tinggi serta status hara yang tidak seimbang (Buol dkk, 1978 dalam Benu, 2007). Dalam bidang pertanian, tanah Vertisol merupakan salah satu jenis tanah yang digunakan dalam budidaya tanaman pangan dan hortikultura. Salah satu jenis tanaman yang banyak dibudidayakan petani adalah kangkung darat. Kangkung darat merupakan tanaman sayuran yang berasal dari family Convolvulaceae. Kangkung darat sangat digemari masyarakat karena rasanya yang enak dan memiliki nilai nutrisi tinggi. Akan tetapi, tanaman kangkung darat yang ditanam pada tanah Vertisol sering mengalami Kendala yaitu kekurangan unsur Nitrogen (N). Menghadapi kondisi ketersediaan hara pada tanah Vertisol yang rendah maka perlu adanya penambahan hara pada tanah Vertisol melalui pemberian bahan organik. Bahan organik ialah sisa-sisa makhluk hidup yang sudah, sedang, dan belum mengalami pelapukan. bahan organik yang sengaja diberikan pada tanah dengan tujuan untuk meningkatkan unsur hara disebut pupuk organik. Pupuk organik berupa pupuk kandang, kompos, pupuk hijau, guano (Benggu, Duadja, Ishaq, 2004). Pupuk kandang ayam merupakan salah satu pupuk yang dapat dikategorikan sebagai pupuk lengkap karena memiliki semua unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman. Menurut Hardjowigeno, 2007, kandungan hara yang terkandung dalam pupuk kandang ayam ialah 1,70 % N, 1,90 % P2O5, 1,50 % K2O sehingga dapat menyumbang unsur hara untuk pertumbuhan tanaman. Sedangkan pupuk kandang sapi merupakan pupuk yang digolongkan sebagai pupuk dingin karena perubahan-perubahannya berlangsung perlahan. Kandungan hara pada pupuk kandang sapi antara lain memiliki kandungan 0,26% N, 0,07% P, 0,19% K, 0,14% Ca, 0,10% Mg, 0,05% Na, 43,75% Fe, 130 % Mn, 38 % Cu, 137% Zn, dan 9,46% C-Organik (Abdulrachman, 1999 dalam Adimihardja, Mappaona, Arsil, 2002) Penggunaan bahan organik seperti pupuk kandang di dalam tanah selain dapat meninggalkan efek residu di dalam tanah. Residu bahan organik merupakan bahan yang ditinggalkan di dalam tanah sesudah perlakuan tertentu seperti pemberian pupuk kandang ayam dan sapi. Dalam proses budidaya tanaman dengan pemberian pupuk organik dapat meninggalkan residu yang bersifat terbuang dan ada yang dapat tersimpan di dalam tanah. Residu yang tersimpan di dalam tanah dari hasil kegiatan budidaya tanaman dapat dimanfaatkan lagi oleh tanaman pada penanaman berikutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek residu bahan organik terhadap beberapa sifat kimia tanah dan hasil kangkung darat. Metodologi Penelitian Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 2 perlakuan dengan 3 ulangan yaitu faktor I pupuk kandang ayam: 0 (N0), 40 g polybag-1(N1). Factor II pupuk kandang
sapi: 0 (D0), 15 polybag-1 (D1), 30 polybag-1 (D2), 45 polybag-1 (D3). Setiap perlakuan dibuat dalam 3 ulangan, sehingga terdapat 24 satuan percobaan. Tindakan pemeliharaan kangkung darat dilakukan secara terkendali, terutama tindakan pengendalian gulma dan pemberian air.. Data hasil observasi percobaan berupa kandungan bahan organik tanah, pH tanah, N-total tanah, dan hasil kangkung darat yang diukur pada saat akhir panen pertama dan akhir panen kedua. Analisis data menggunakan sidik ragam dilanjutkan BNT taraf 5% HASIL DAN PEMBAHASAN Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Perubahan Kandungan Bahan Organik Tanah Gambar 4.1. perbandingan kandungan bahan organik tanah penanaman pertama dan kedua 3 2,5 2 1,5 1 0,5
penanaman pertama penanaman kedua
0
Gambar 1 menunjukan pada penanaman pertama pemberian pupuk organik kandang sapi dan kandang ayam mengalami meninggalkan residu untuk penanaman kedua. residu dapat dilihat pada peningkatan kandungan bahan organik tanah pada penanaman kedua (Gambar 4.1). Disebabkan oleh adanya sisa akar tanaman pada pemanenan pertama yang tertinggal dalam tanah. Pada saat pemanenan pertama diusahakan agar
semua akar di angkat namun kangkung darat merupakan tanaman berakar serabut sehingga tidak semua akar tanaman dapat diambil. Hal ini yang menyebabkan terjadinya peningkatan kandungan bahan organik tanah pada penanaman kedua. Menurut Atmojo (2003) menyatakan bahwa semua bahan yang berasal dari makhluk hidup dalam tanah dapat menyumbang kandungan bahan organik tanah.
Efek residu pupuk organik terhadap perubahan pH tanah Pada penanaman pertama dan penanaman kedua, secara statistik menunjukan tidak adanya pengaruh pupuk organik terhadap perubahan pH tanah pada penanaman pertama dan penanaman kedua. Namun ada perubahan pH pada penanaman pertama dan penanaman kedua meskipun masih dalam kondisi netral. Penanaman pertama menunjukan bahwa pemberian pupuk organik kandang ayam dan pupuk organik kandang sapi memiliki nilai pH yang lebih rendah dibandingkan dengan penanaman kedua. hal ini disebabkan oleh adanya pelapukan pupuk kandang ayam sehingga mengeluarkan asam-asam organik yang dapat menurunkan pH. Jika dibandingkan dengan penanaman kedua, pH tanah meningkat. Hal ini disebabkan oleh proses dekomposisi yang telah berjalan hampir sempurna sehingga dapat meningkatkan pH tanah. Asam-asam organik yang berada dari hadi dekomposisi akan mengikat Al membentuk senyawa kompleks (Khelat) sehingga Al tidak terhidrolisis lagi. Gambar 4.1. perbandingan pH tanah penanaman pertama dan kedua
8 7,5 penanaman pertama
7 6,5
penanaman kedua
6
Efek residu pupuk organik terhadap perubahan kandungan N-total tanah Hasil analisis sidik ragam pada penanaman pertama memberikan pengaruh yang nyata terhadap kandungan N-total tanah namun berpengaruh tidak nyata pada penanaman kedua. kandungan N total tanah penanaman pertama meningkat lebih tinggi disbanding landungan N total tanah awal penelitian. Sedangkan pada penanaman kedua terjadinya penurunan kandungan N-total tanah. Hal ini menunjukan bahwa adanya residu pupuk organik pada penanaman pertama dalam menyumbangkan N dan dimanfaatkan lagi oleh tanaman pada penanaman kedua sehingga berakibat pada menurunya jumlah kandungan N-total tanah. Gambar
4.3.
perbandingan N-total tanah penanaman pertama dan kedua
1,5 1 0,5
penanaman pertama penanaman kedua
0
Terjadinya penurunan kandungan N-total tanah pada penanaman kedua disebabkan oleh beberapa faktor; (1) N hilang yang berada dalam tanah hilang akibat diserap oleh tanaman dan mikroorganisme tanah. Tanaman membutuhkan N dalam pembentukan akar, batang dan daun. Selain itu mikroorganisme tanah juga membutuhkan
N untuk kelangsungan hidupnya; (2) N yang berada dalam tanah hilang akibat adanya penguapan dan pencucian. N bersifat mobil sehingga N mudah hilang pada saat kondisi basah dan kering; (3) N hilang akibat pemanenan pertama. Pada saat pemanenan pertama tanah-tanah yang berada di sekitar akar tanaman diambil dan dibuang sehingga N yang berada dalam tanah hilang.
Efek residu bahan organik terhadap peningkatan produksi kangkung darat Hasil Pemberian pupuk organik kandang sapi dan pupuk organik kandang ayam memberikan pengaruh yang baik dalam meningkatkan produksi tanaman kangkung pada penanaman pertama dan penanaman kedua. Akan tetapi, peningkatan produksi kangkung darat lebih tinggi pada penanaman kedua (Gambar 4.4). Hal ini disebabkan oleh pupuk organik kandang sapi dan pupuk organik kandang ayam meninggalkan residu dari penanaman pertama yang lebih baik dan dimanfaatkan oleh tanaman dalam pertumbuhan dan perkembanganya pada penanaman kedua. perbandingan hasil produksi kangkung darat dapat dilihat pada gambar 4.4 dibawah ini. 30 25 20 15 10 5 0
Gambar
penanaman pertama penanaman kedua
4.4.
Perbandingan Hasil Produksi Kangkung Darat Penanaman Pertama Dan Kedua
Gambar 4.4. menunjukan Pada penanaman pertama produksi kangkung darat lebih tinggi pada interaksi antara perlakuan pupuk kandang ayam dan perlakuan pupuk kandang sapi (112.5
g/polybag) dan pada perlakuan pupuk kandang ayam faktor tunggal. Hal ini disebabkan oleh kandungan hara yang terkandung dalam pupuk organik kandang ayam lebih tinggi dibandingkan pupuk organik kandang sapi. Selain itu pupuk kandang ayam memiliki nilai C/N rasio yang lebih rendah sehingga proses mineralisasi unsur hara dari pupuk kandang ayam lebih cepat. Tanpa perlakuan pupuk organik, perlakuan pupuk organik kandang sapi sebesar 37,5 g polybag-1 dan 75 g polybag1 mengalami peningkatan produksi yang hampir sama. Hal ini disebabkan oleh kandungan unsur hara yang dilepaskan oleh bahan organik belum mencukupi kebutuhan tanaman. tetapi terjadi peningkatan pada perlakuan pupuk organik kandang sapi sebesar 112,5 g polybag-1 disebabkan oleh jumlah dosis pupuk yang diberikan telah mencukupi kebutuhan tanaman sehingga terjadi peningkatan produksi. Gambar 4.1 menunjukan bahwa terjadi peningkatan produksi tanaman pada penanaman kedua jika dibandingkan dengan penanaman pertama. Hal ini terjadi karena pada penanaman pertama proses pelapukan dari bahan organik belum berjalan sempurna sehingga hara yang termineralisasi belum memenuhi kebutuhan tanaman. Pada penanaman kedua pupuk organik telah mengalami dekomposisi sehingga hara menjadi tersedia dan dapat diserap oleh tanaman sehingga dapat meningkatkan produksi tanaman. Semakin banyak unsur hara yang diserap maka semakin baik pertumbuhan tanaman (AAK, 1998 dalam Sasa, 2012). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Pemberian pupuk organik kandang sapi dan pupuk organik kandang ayam berpengaruh nyata terhadap perubahan kandungan bahan organik tanah, Ntotal tanah dan peningkatan produksi
kangkung darat tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap perubahan pH tanah pada penanaman pertama. 2. Hasil analisis menujukan adanya residu bahan organik pada penanaman kedua yang berpengaruh pada sifat kimia tanah dan peningkatan produksi kangkung darat pada penanaman kedua 3. Pemberian pupuk organik kandang sapi sebesar 30 ton ha-1 dan pupuk kandang ayam sebesar 40 ton ha-1 memberikan pengaruh terbaik dalam meningkatkan produksi kangkung darat. Saran Berdasarkan penelitian ini, maka disarankan untuk dapat dilakukan penelitian lanjutan pada 3 musim tanam, berbeda jenis tanah, dan berbeda dosis.
Daftar Pustaka Adimihardja, A., Mappaona dan Arsil Saleh. 2002. Teknologi Pengelolaan Lahan Kering Menuju Pertanian Produktif Dan Ramah Lingkungan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Agroklimat. Bogor Appah, Y. S., 2003. Kajian Beberapa Jenis Bahan Dasar Bokashi Terhadap Sifat Kimia Tanah Vertisol Tarus Dan Hasil Tanaman Jagung. Skripsi Faperta Undana. Kupang Al S., Sudarsono. 2004. Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Kangkung Darat (Ipomea Sp) dan Caisim (Brassica Juncea) Pada Tanah Pasir Kawasan Pantai Samas Bantul Yogyakarta. Fakultas MIPA. Universitas Yogyakarta Andre. 2009. Sifat Kimia Tanah, http://boymarpaung.wordpress.com
/2009/02/19/sifat-kimia-tanah/.htm. Diakses Tanggal 20 agustus 2011 Ariyanto, D. P., 2010. Kesuburan Tanah Pupuk Dan Pemupukan. Soil Science Department Faculty of Agriculture Sebelas Maret University. Surakarta Atmojo, S. W., 2003. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah Dan Upaya Pengelolaannya. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta Bako, P. O., M. M. Airtur, D. Y. L Serangmo. 2010. Bahan Ajar Kesuburan Tanah Dan Pemupukan. Fakultas Pertanian Undana. Kupang . Tidak Dipublikasi Benu D. M. A., 2007. Pengaruh Jenis Bahan Organik dan Waktu Aplikasi Terhadap Beberapa Sifat Kimia Tanah dan Pertumbuhan Jagung pada Tanah Vertisol. Skripsi Faperta Undana. Kupang Benggu, Y. I., Wiekandine Duaja dan Lily Ishaq, 2004. Pupuk dan Pemupukan. Bahan Ajar Faperta Undana. Kupang. Tidak Dipublikasi Bora, M. D., 2000. Penggunaan Beberapa Jenis Mulsa Dan Tingkat Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica Pekinensis). Skripsi Faperta Undana. Kupang Dage, Y. S., 2011. Pengaruh Biotetes Dan Dosis Pupuk Urea Terhadap Kandungan N Dan C-Organik Tanah Serta Komponen Pertumbuhan Dan Hasil Sawi Pada Tanah Vertisol. Skripsi Faperta Undana. Kupang Foe, J. F., 1993. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Daun Greenzit Terhadap Tampilan Vegetative Dan Hasil Sawi (Brassica Juncea L). Skripsi Faperta Undana. Kupang
Hakim, N,N., Yusuf, A. M. Lubis, G. N. Sutopo, M. Risli, A. Diha, G. B. Hang dan J. H. Bailay. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung. Hardjowigeno, S., 2007. Ilmu Tanah. Akademi Presindo. Jakarta Laialang, E. B., 2004. Pengaruh Dan Jenis Pupuk Kandang (Kotoran Sapi Dan Kotoran Ayam Terhadap Penampilan Vegetatif Dan Hasil Tanaman Paprika. Skripsi Faperta Undana. Kupang Lani, W. D. R., 2003. Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk kandang Ayam Dengan Beberapa Komposisi Dalam Media Tanam Pada Persemaian Cendana. Skripsi Faperta Undana. Kupang Maance, M. P. L., 2004. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Kotoran Ayam Terhadap Ketersediaan P dan Hasil Jagung (Zea mays L). Skripsi Faperta Undana. Kupang Madjid, Abdul. 2008. Dasar-dasar ilmu tanah.dasar2ilmutanah.blogspot.co m/bahan –organik-tanah-page21.html?=1. 20 Agustus 2011 Musnamar, E. I., 2005. Pupuk Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi. Penebar Swasaya. Jakarta. Nasahi, Ceppy. 2010. Peran Mikroba Dalam Pertanian Organik. Faperta Universitas Padjadjaran. Bandung Prijambada, I. D, Donny Widianto, Ngadiman dan Jaka Widada. 2006. Hand out Biologi dan Biokimia Tanah. Universitas Gadja Mada. Yogyakarta Rozi, Fahrur. 2006. Kajian Beberapa Jenis Bahan Dasar Bokashi terhadap Pertumbuhan dan hasil Tomat. Skripsi Faperta Undana. kupang Rukmana, I. R., 1994. Bertanam Kangkung. Kanisius. Yogyakarta. Sasa, F. S., 2012. Upaya Peningkatan Serapan Nitrogen Dan Produksi Sawi Melalui Aplikasi Pupuk Cair
Organik Biomassa Tithonia. Skripsi Faperta Undana, Kupang. Simanungkalit, R. D. M., Didi Ardi Suriadikarta, Rasti Saraswati, Diah Setyorini, dan Wiwik Hartatik,2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor Syahputra, D. F., 2007. Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Tanaman Sawi ( Brassica Juncea L) Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol. Universitas Sumatra Utara. Medan Syukur, Abdul. 2005. Pengaruh Pemberian Bahan Organik terhadap SifatSifat Tanah Dan Pertumbuhan Caisim Di Tanah Pasir Pantai. Universitas gadja Mada. Yogyakarta Syukur, A dan Harsono E. S, 2008. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang dan NPK Terhadap Beberapa Sifat Kimia dan Fisika Tanah Pasir Pantai Samas Bantul. Fakultas Pertanian Ugm. Yogyakarta Tarera, C. K., 2008. Identifikasi Status Unsur Hara N, P, dan K pada Vertisol akibat Periode Herbisida di Kelurahan Tuatuka kabupaten Kupang. Skripsi Faperta Undana Widowati. 2011. Efisiensi pemupukan nitrogen dengan biochar serta efek residu biochar dan efek priming pupuk organik pada pertumbuhan vegetatif pertanaman jagung untuk mewujudkan produktivitas yang berkelanjutan. Makalah Disertasi, Program Pascasajana Universitas Brawijaya, Malang. Widyawati, e., 2009. Pemanfaatan Sludge Industry Pulp dan Kertas Sebagai Ameliorant Tanah Memacu Rehabilitas Lahan. Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam Bogor. Winarso, S., 2005. Kesuburan tanah. Gafa media. Yogyakarta
Yusuf Tohari. 2009. Kandungan hara pupuk kandang. http://tohariyusuf.wordpress.com/2 009/04/25/kandungan-hara-pupukkandang/.html. Diakses Tanggal 20 Agustus 2011