ISBN : 978-979-16366-0-5
B.22
EFEK KONTAMINAN PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI YANG MENGALAMI PERLAKUAN FILLER BERBEDA TERHADAP KINERJA SUDUT HIDROFOBIK Wa Ode Zulkaida1 dan Siti Nawal Jaya2, (1&2)
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Haluoleo Jl. Mayjend. S. Parman Tlp (0401) 327506 Kendari 93121, E-mail :
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini melaporkan hasil eksperimen Laboratorium terhadap bahan isolasi resin epoksi jenis DGEBA berbahan pengeras MPDA dengan bahan pengisi pasir silika dicampur silicon rubber, yang terkontaminasi polutan buatan dan perlakuan uv bervariasi pada kondisi iklim tropis. Penelitian ini dilatar belakangi oleh kondisi geografis Indonesia sebagai Negara kepulaun yang pemakaian tenaga listriknya kebanyakan berada dipesisir pantai. Daerah tropis seperti Indonesia memiliki faktor iklim lebih tinggi di banding daerah subtropis, ditandai dengan lamanya penyinaran matahari sekitar 12 jam pada siang hari dengan temperatur udara antara 16-35 OC. Penggunaan bahan isolasi polimer untuk isolator tegangan tinggi pasangan luar akan mengalami pengaruh simultan dari terpaan iklim dan cuaca. Akumulasi lapisan kontaminan pada permukaan bahan isolasi yang mengalami perlakuan uv akan memperburuk sifat hidrofobik. Eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kontaminan polutan parangtritis terhadap kinerja filer yang dicampurkan pada bahan dasar resin epoksi DGEBA berpematang MPDA dengan tolak ukur kinerja yang diteliti adalah sifat hidrofobik bahan isolasi yang mengalami perlakuan uv dan filer berbeda. Sampel dalam eksperimen ini berbentuk persegi berukuran (70 x 70 x 5 mm). Dengan tahap eksperimen:1) pembuatan sampel uji pada temperatur rtv; 2) penyemprotan polutan buatan; 3) perlakuan uv; 4) pengukuran sudut hidrofobik; 5) perhitungan kadar kontaminan. Hasil uji hidrofobik mencapai sudut 1300 untuk sampel dengan filer 60 %. Kesimpulan dari eksperimen ini menunujukkan bahwa kinerja sifat hidrofobik akan naik seiring dengan perlakuan uv yang lama dan kenaikan prosentase filer, namun turun dengan jumlah polutan yang besar dalam takaran esdd. Kata kunci : Sudut Hidrofobik, Filler, UV dan kontaminan keramik,gelas dan porselin.Bahan tersebut
1. Pengantar Tenaga listrik merupakan kebutuhan primer yang diperlukan secara kontinyu oleh seluru lapisan masyarakat mulai tingkat bawah,menengah
dan
tinggi,lembaga
pendidikan,pemerintahan,swasta,industri,perto koan,pabrik sampai tempat hiburan lainya. Kontinyuitas kebutuhan akan listrik harus ditunjang oleh penyaluran sistem tenaga listrik yang juga diharapkan harus kontinyu, aman dan efisien. Kualitas penyaluran sistem tenaga listrik baik transmisi maupun distribusi sangat ditentukan oleh kinerja isolator yang dipakai
(outdoor)
yang
kondisi lingkungan yang lembab atau hujan disertai keadaan yang terkontaminasi.Isolator dengan
isolator dipakai
pasangan di
luar
Indonesia
bahan
dasar
keramik,gelas
dan
porselin cenderung memiliki sifat hidrofobik rendah yakni hanya memilki sudut kontak dengan air kurang dari 30o, kondisi ini masuk dalam
kategori
hydrophilic
(Awad
et
al,1999), sehingga jika dioperasikan pada lingkungan
yang
kelistrikannya
tidak
kurang
kondusif baik
yaitu
kinerja tidak
maksimal mencegah terbentuknya lapisan air pada
dalam penyaluran. Umumnya
memiliki kelemahan jika diterapkan pada
permukaan
isolator,sehingga
konduktivitas permukaan isolator menjadi tinggi dengan demikian arus bocor ikut tinggi.
mempunyai bahan dasar yang terbuat dari
Proceedings Seminar Nasional Teknik Ketenagalistrikan (SNTK) 2007 Universitas Hasanuddin Makassar, 17 – 18 Juli 2007
B - 57
ISBN : 978-979-16366-0-5
B.22
Silicone rubber merupakan salah satu
berat molekul rendah (BMR) yang mendorong
bahan polimer yang mulai diperkenalkan
pergerakan molekul silicon dari bagian tengah
untuk bahan isolator. Keuntungan utama
menuju
bahan ini dibandingkan keramik /porselin dan
terkontaminasi.
kepermukaan
bahan
yang
Sifat hidrofobik permukaan bahan
polimer lainnya adalah unggul terhadap polusi air
isolasi dinotasikan dengan besarnya sudut
(hydrophobicity) tahan gempa, murah, ringan,
kontak antara bahan yang terkena kontaminasi
muda
bersamaan dengan tetesan air permukaan yang
karena
memiliki
sifat
tolak
penanganan/pemasangannya
serta
sifatnya yang mudah disesuaikan melalui
mengenai
bahan aditif (Champion,1993).
menurun pada saat awal terkontaminasi,
Sifat hidrofobik bahan polimer sangat
bahan
tersebut.
Sudut
kontak
Namun meningkat secara bertahab setelah
berperan penting sebagai bahan isolator
sifat
hidrofobik
pasangan luar karena saat kondisi lembab
kepermukaan.
ataupun hujan tidak akan terjadi pembasahan
Para
bahan
peneliti
sudut
kontak
telah
tertransfer
mengklasifikasikan
yang signifikan karena permukaan bahan
bahwa
tetesan
air
pada
menolak air dengan sudut kontak lebih besar
permukaan bahan isolator yang kurang dari
o
300 dikategorikan basah (hydrophilic), antara
Mengingat pentingnya sifat hidrofobik
(30-89)0 kategori basah sebagian (partially
harus dimiliki oleh bahan isolator maka
wetted) dan yang lebih besar dari 900 kategori
penelitian kali ini dipandang perlu mengkaji
tolak air (hydrophobicity).Kategori-kategori
bagaimana hubungan variabel bahan pengisi,
tersebut digambarkan :
dari 90 (Sirait et al,1998,Wang et al 1998).
perlakuan uv dan kandungan esdd terhadap kinerja sudut hidrofobik bahan isolator yang akan dipergunakan sebagai bahan isolator polimer pasangan luar.
θ 〈 90
θ ≈1800
air θ Bahan
Air
θ ≈00 air Bahan
Bahan
(a) Basahsebagian (b) Tidakbasah ( c) Basahkeseluruhan
2. Landasan teori Isolasi memisahkan
adalah secara
sifat elektrik
bahan
yang
dua
buah
µ
penghantar atau lebih yang bertegangan sehingga tidak terjadi kebocoran arus. Karet silikon (Silicone Rubber) yang ditangani silane merupakan salah satu bahan isolasi polimer yang dapat digunakan sebagai bahan
3. Metode Penelitian 1.
Bahan Uji
Bisphenol A
isolator karena memiliki sifat hidrofobik. Sifat hidrofobik adalah sifat yang dimiliki bahan
ini disebabkan karena terjadinya proses reaksi
Proceedings Seminar Nasional Teknik Ketenagalistrikan (SNTK) 2007 Universitas Hasanuddin Makassar, 17 – 18 Juli 2007
Agen
pematang
Metaphylene-
Diamine
silicon, apabila dalam keadaan terpolusi mampu melindungi permukaan bahannya, Hal
Resin Epoksi Diglysidil Ether of
Silane (Silicone Rubber) terisi Kuarsa silica 325 mesh
B - 58
ISBN : 978-979-16366-0-5
B.22
Polutan ,Ka+ =1.2; Na++ = 183.3; Ca
++
= 35.135, Mg
++
= 28.807
Alat Penelitian
pada sampel uji yang digantung dalam lemari lewat lubang kecil dengan posisi 45o
dalam ppm 2.
penyemprotan secara kontinyu ±5 menit
antara sampel uji dengan penyemprotan.
Alat pengukur sudut kontak a. Satu
sudut
dilakukan denga cara simulasi radiasi UV
kontak yang dilengkapi kamera
dalam kotak disetting pada kapasitas
handycam
bellow
penyinaran
3
mikrozoom,pipet 50 mikroliter
gelombang
sekitar
dan timer
disinari
b. Satu
unit
Langkah ketiga penyinaran UV
pengukur
unit
proyektor
yang
data pengukuran via kamera d. Satu unit pencahayaan tidak
dengan
dengan
250
panjang
nm.
waktu
.Sampel
sesuai
yang
diinginkan.
dilengkapi grafik berskala c. Satu unit komputer transfer
V/cm
Langkah keempat mengukur sudut kontak hidrofobik dalam keadaan statis menggunakan”
Photographic
Camera”
yang diilustrasikan seperti berikut :
langsung
Alat ukur konduktivitas larutan
Pencahayaan tidak langsung
Kamerah digital Sampel uji
kontaminan a. Satu (1) buah konduktometer digital
dilengkapi
b. Gelas ukur cairan destilasi c. Wadah penempatan sampel uji Alat Pendukung lainnya seperti kompresor,timbagan digital,ember
Pertama-tama
menimbang
prosentase DGEBA dan MPDA dengan nilai Stoikiometri 1:1, Silika kuarsa dan Silikon Rubber dengan prosentase kenaikan 10% - 60%. Kemudian dicampur/diaduk ± 10 menit sampai rata. Setelah itu dituang dalam cetakan, ditekan dan dilakukan pengangkatan void kemudian dikeringkan.
polutan
parangtritis
plat
posisi horizontal dan ketinggianya secara tepat.
Kemudian
air
diteteskan
pada
permukaan sebanyak 50 µl dan mendapat penerangan secara tidak langsung agar
ditimbulkan oleh lampu. Kamera yang
Prosedur Penelitian
Langkah
pada
tidak terjadi penguapan akibat panas yang
dll. 3.
diletakan
sandaran yang dapat diatur keseimbangan
cairan kalibrasi
Sampel
dengan
kedua
pemberian
dilakukan
dengan
dilengkapi
mikrozoom
diatur
untuk
mendapatkan pembesaran gambar tetesan air
yang
fokus.
Waktu
pemotretan
dilakukan setelah 2 menit tetesan air diatas permukaan
sampel.
Hasil
pemotretan
diproses menjadi film negatif kemudian diukur
sudut
kontaknya
dengan
menggunakan suatu peralatn proyektor berskala. Selanjutnya sudut kontak sisi kiri dan kanan diukur dengan menggunakan busur derajat.
4. Hasil dan Pembahasan
Proceedings Seminar Nasional Teknik Ketenagalistrikan (SNTK) 2007 Universitas Hasanuddin Makassar, 17 – 18 Juli 2007
B - 59
ISBN : 978-979-16366-0-5
B.22
a.
Hasil pengukuran sudut kontak hidrofobik I SAMPEL RUJUKAN Sudut kiri Sudut kanan Sudut hidrofobik Type sampel Filler (%) (derajat) (derajat ) (derajat)
Rerata Hidrofobik (derajat )
85 R9F1 10 85 85 85 95 R8F2 20 95 95 95 95 R7F3 30 100 90 95 100 R6F4 40 100 100 100 105 R5F5 50 110 100 105 110 R4F6 60 110 110 110 II. SAMPEL UV 1H, POLUTAN A Rerata III. SAMPEL UV 2 H, POLUTAN B Rerata hidrofobik θ k iri θ k anan θ hidrofobik θ kiri θ k anan θ hidrofobik Type Filler hidrofobik Type Filler (derjt) sampel (%) (derjt ) (derj ) (derajat) ( derajat ) sampel (%) (derajt ) (derjt) (derjt) 70 80 R9F1 10 70 70 70 R9F1 10 80 80 80 75 90 R8F2 20 80 70 75 R8F2 20 90 90 90 80 90 R7F3 30 80 80 80 R7F3 30 90 90 90 80 97.5 R6F4 40 80 80 80 R6F4 40 100 95 97.5 85 100 R5F5 50 90 80 85 R5F5 50 100 100 100 90 105 R4F6 60 90 90 90 R4F6 60 110 100 105 IV. SAMPEL UV 3 H, POLUTAN C V. SAMPEL UV 4H, POLUTAN E Rerata Rerata Type Filler θ kiri θ kanan θ hidrofobik hidrofobik Type Filler θ kiri θ kanan θ hidrofobik hidrofobik (derj ) sampel (%) (derjt ) (derj ) (derj ) sampel (%) (derjt ) (derj ) (derjt ) (derjt ) R9F1 R8F2 R7F3 R6F4 R5F5 R4F6
10 20 30 40 50 60
85 80 90 100 170 115
85 80 90 100 100 100
85 80 90 100 105 107.5
85 80 90 100 105 107.5
R9F1 R8F2 R7F3 R6F4 R5F5 R4F6
10 20 30 40 50 60
80 90 95 11 110 130
80 80 95 100 110 130
80 85 95 105 110 130
80 85 95 105 110 130
Grafik sudut hidrofobik terhadap esdd, filler dan uv
Proceedings Seminar Nasional Teknik Ketenagalistrikan (SNTK) 2007 Universitas Hasanuddin Makassar, 17 – 18 Juli 2007
B - 60
ISBN : 978-979-16366-0-5
B.22
memperbaiki
hidrofobik
bahan
sebesar
140
R9F1 R7F3 R5F5
SUDUT HIDROFOBIK (derajat)
130 120
o
R8F2 R6F4 R4F6
lebih
5.6286
signifikan
dibanding
penurunanan sudut yang hanya sebesar
110 100
0.6660 oleh kenaikan esdd setiap 0.001
90
mg/cm2. Signifikan pengaruh filler terhadap
80 70 60 0
1
2
3
4
y = 5,1786x 2 - 14,964x + 107,36
y = 1,7857x 2 - 8,6429x + 91,571
y = 2,1429x 2 - 7,5714x + 92,286
R2 = 0,8611
R2 = 0,2686
R2 = 0,4952
y = 1,0714x 2 - 3,7857x + 81,143
y = 2,5643x 2 - 7,2571x + 95,539
R2 = 0,1238
UV (hari)
kinerja hidrofobik lebih diperkuat oleh perlakuan uv yang juga meningkatkan sudut
y = 2,8571x 2 - 8,4286x + 100,71 R2 = 0,5521
R2 = 0,493
hidrofobik sebesar 1.960. Secara parsial hidrofobik tertinggi mencapai sudut 130o
b. Hubungan sudut hidrofobik terhadap esdd, filler dan lama uv
pada sampel R4F6 UV- 4 hari dengan polutan terbanya. Maka dapat disimpulkan bahwa bahan isolasi dengan filler yang baik tetap
dapat
mempertahankan
kinerjanya
walaupun diterapkan pada daerah berpolutan yang tinggi. Fenomena hasil pengukuran diatas disebabkan karena sifat dominant silicon rubber yang semakin lama dikenai uv akan menyebabkan migrasi pergerakan molekuler silicon dari bagian tengah sampel menuju kepermukaan yang terkontaminasi. Proses pergerakan
ini
terjadi
karena
adanya
peristiwa difusi BMR (berat molekul rendah) dari ruah (bulk) kelapisan polutan yang dipercepat oleh penerapan uv dan kenaikan temperature lingkungan. c.
Hubungan sudut hidrofobik, lama perlakuan uv dan esdd
θ
HIDROFOB
= 97.6796 − 666.8983 ESDD ; R 2 = 0.0615 = 73.7999 + 0.05629 FILLER ; R 2 = 0.566 R 2 = 0.0470
= 89.58333 + 1.9583 UV ;
Kinerja
sudut
hidrofobik
lebih
dominant ditentukan oleh filler dibanding pengaruh lingungan, Ini dapat dilihat dari setiap kenaikan
prosentase
filler
10%
dapat
Proceedings Seminar Nasional Teknik Ketenagalistrikan (SNTK) 2007 Universitas Hasanuddin Makassar, 17 – 18 Juli 2007
B - 61
ISBN : 978-979-16366-0-5
θ
HIDROFOB
B.22
= 92 . 4082 + 10 . 357 UV
− 3130 . 9394 ESDD ; R 2 = 0 . 5372
terhadap Hubungan ini menujukan bahwa kinerja sudut
hidrofobik
dipengaruhi
esdd
lebih dibanding
masing-masing
hidrofobik
lebih
diperkuat lagi oleh kondisi perlakuan uv
dominant yang juga dapat meningkatkan besar
dengan
sudut hidrofobik bahan uji sebesar 1.960 .
pengaruh dari uv sebesar koefisien regresi mereka
kinerja
dengan
factor
2.
Signifikansi
pengaruh
kondisi
iklim
normalisasi 92.41 pada nilai signifikan 53.72%. Dapat disimpulkan bahwa setiap kenaikan kandungan esdd sebesar 0.001 mg/cm
2
disertai kenaikan perlakuan uv
(suhu, tekanan udara, kelembaban dan uv) terhadap kinerja dari masing-masing esdd, tegangan flashover, arus bocor dan sudut
setiap hari akan dapat memberikan besar hidrofobik bahan uji memutuskan bahwa
sudut hidrofobik bahan sebesar 7.23 0.
type sample terbaik yang memenuhi 5. Kesimpulan 1.
Kinerja
keempat kinerja dan uji mekanik diatas sudut
hidrofobik
sangat adalah bahan dengan filler 40% setelah
ditentukan
oleh
prosentase
filler itu filler 50% dan 60%.
dibanding pengaruh lingungan, Setiap 6. Daftar Pustaka kenaikan prosentase filler 10% akan memperbaiki hidrofobik bahan sebesar 5.6286o lebih signifikan dibanding dengan penurunanan sudut yang hanya 0.6660 terjadi akibat dari kenaikan esdd sebesar 0.001 mg/cm2. Signifikan pengaruh filler
Proceedings Seminar Nasional Teknik Ketenagalistrikan (SNTK) 2007 Universitas Hasanuddin Makassar, 17 – 18 Juli 2007
Arismunandar, A., 1990, Teknik Tegangan Tinggi, edisi ke-7, Pradnya Paramita, Jakarta Berahim, H., 2002, “ Pengaruh Silane sebagai Bahan Pengisi terhadap Kinerja Material Isolasi RTV Resin Epoksi di Daerah Beriklim Tropis “, Seminar Nasional dan Workshop Teknik Tegangan Tinggi V, UGM, Jogjakarta Bruins, P.R. (1968), “ Epoxy Resin Technology “, Interscience Publisher,
B - 62
ISBN : 978-979-16366-0-5
Copyright by John Wiley & Sons, Inc., LCCCN : 68-21489,1-2 Dissado, L.A and Forhergill, J.C., 1992, “ Electrical Degradation and Breakdown in Polymer ”, Peter Peregrinus Ltd.,London Fernando,M.A.R.M and Gubanski,1999, “Leakage Current Patterns on Contaminated Polymeric Surface “, IEEE Transaction on Electrical Insulation , 6, no.5 Gorur, R.S., Karady, G.G., Jagota, A., Shah, M.m and Furumasu, B.C., 1992, “ Comparison of TRV Silicone Rubber Coatings Under Artificial Contamination in A Fog Chamber “, IEEE Transaction on Power Delivery, 7 (2) pp 713-719 IEC 60-1, 1989, “Artificial Pollution Test on High Voltage Insulator to be used on AC System”, Second Edition, Geneva Kahar N., Y., dan Sirait K.T., 1999, ”Kajian Awal Tentang Kemungkinan Penggunaan Epoksi Sikloalifatik Tuang (EST) Sebagai Material Isolasi Tegangan Tinggi di Indonesia”, Seminar Nasional dan Workshop Teknik Tegangan Tinggi II, pp D.2.1 – D.2.6, UGM, Yogyakarta Kind, D., 1993, Pengantar Teknik Eksperimental Tegangan Tinggi, Penerbit ITB, Bandung Looms, J.S., 1988, ”Insulator for High Voltage”, IEE Power Engineering Series 7, Peter Pregrinus Ltd. On behalfof the Institution of Electrical Engineers, London, 12-13 Lee, H., and Neville, K .,1976, “Hand Book Of Epoxy Resin” , Mc Graw-Hill Book Company Malik, N.H., Al-Arainy, A .A. Qureshi, M.I., 1998,” Electrical Insulation in Power System”, Marcel Dekker,Inc., New York Muhaimin, 1991, “Bahan – Bahan Listrik Untuk Politeknik”, Pradnya Paramita, Jakarta Sahu, R., 1976, “Accelerated Ageing of Polymer High Voltage Insulator Material Under UV Light and Temperature“, IEEE International Symposium on Electric Insulation, pp 24-27
Proceedings Seminar Nasional Teknik Ketenagalistrikan (SNTK) 2007 Universitas Hasanuddin Makassar, 17 – 18 Juli 2007
B.22
Saunders, K. J., 1973, “Organic Polymer Chemitstery”, Juhn Weley & Sons, 382-384 Soerjani, M., 1996, “The Tropical Environment”, Proceedings of Electropic ’96, Jakarta, paper I.2 Salama,1999,”Studi sifat hidrofobik polimer silicone rubber untuk bahan isolator tegangan tinggi “, Jurnal Teknik Tegangan Tinggi I, ITB Bandung
B - 63