EFEK JARAK DARI HUTAN TERHADAP KEANEKARAGAMAN SERANGGA
ISMI ARSILAH RAHMAWATI
DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efek Jarak dari Hutan terhadap Keanekaragaman Serangga adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2017
Ismi Arsilah Rahmawati NIM E44120037
ABSTRAK ISMI ARSILAH RAHMAWATI. Efek Jarak dari Hutan terhadap Keanekaragaman Serangga. Dibimbing oleh NOOR FARIKHAH HANEDA. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis – jenis serangga pada setiap ekosistem yang berbeda, menjelaskan kelimpahan, kekayaan, kesamarataan, dan kesamaan jenis serangga pada setiap ekosistem dengan jarak yang berbeda dari hutan, menjelaskan pengaruh perbedaan karakteristik ekosistem terhadap keanekaragaman serangga. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Runtu, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kota Waringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah dengan metode pitfall trap dan malaise trap dan dilakukan identifikasi serangga di Laboratorium Entomologi Hutan, Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Hasil penelitian penelitian secara keseluruhan ditemukan sebanyak 3 439 individu serangga yang termasuk dalam 18 ordo, 87 famili, dan 121 morfospesies. Kelimpahan serangga tertinggi pada ekosistem ecotone sedangkan kesamaan jenis tertinggi pada ekosistem sawit 17 tahun jarak 500 – 1 000 meter dari hutan dan sawit 8 tahun jarak 5 000 meter dari hutan Kata kunci: Desa Runtu, ekosistem ecotone, ekosistem kelapa sawit, keanekaragaman serangga tanah
ABSTRACT ISMI ARSILAH RAHMAWATI. Effect of Forest Againts Insect Diversity. Supervised by NOOR FARIKHAH HANEDA. This study aims to identify the types of insects, abundance, richness, evennes, and the similarity of insect in every ecosystem with different distances and also to describe different characteristics of ecosystems impact to insect diversity. This research was conducted in Runtu village, South Arut, District of West Kotawaringin West, Central Kalimantan province. Pitfall traps and malaise trap methods were used to identify insects in Forest Entomology Laboratory, Department of Silviculture, Faculty of Forestry, Bogor Agricultural University. This study has found that 3 439 individual insects are included in 18 orders, 87 families, and 121 morphospecies. The highest abundance of insects was occurred in ecotone while highest similarity was occurred in 17 years of oil palm ecosystem situated 500 – 1 000 meters from forest area and 8 years oil palm ecosystem situated 5 000 meters from the forest area. Keywords: Ecotone ecosystem, insect diversity, oil palm ecosystem, Runtu village
.
EFEK JARAK DARI HUTAN TERHADAP KEANEKARAGAMAN SERANGGA
ISMI ARSILAH RAHMAWATI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Silvikultur
DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan judul “Efek Jarak dari Hutan terhadap Keanekaragaman Serangga”. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Noor Farikhah Haneda, MSi selaku pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan dan membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi. Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Syapei dan Ibu Dede yang telah membesarkan dan membimbing dengan penuh cinta dan kasih sayang, serta kepada Qirom, Raja, Ikral dan kepada keluarga besar penulis yang telah membantu dukungan semangat dan doa yang tulus kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Gusti dan Mela, rekan – rekan Silvikultur dan Fahutan 49, keluarga Pondok Inspirasi yang telah membantu memberikan dukungan doa dan semangat. Terima kasih pula kepada seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu menyelesaikan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermannfaat. Bogor, Maret 2017
Ismi Arsilah Rahmawati
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR
i ii iii iii
PENDAHULUAN Latar belakang Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian
1 1 2 2
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Pengolahan Data
2 2 2 2 5
HASIL Serangga Tanah Serangga di Atas Tanah Kekayaan, Keragaman, dan Kemertaan Serangga Tanah Indeks Kesamaan Jenis Korelasi Kelimpahan Serangga dengan Karakteristik Habitat
7 7 10 13 13 14
PEMBAHASAN Kelimpahan dan Komposisi Serangga Keanekaragaman Serangga Hubungan Kelimpahan Serangga dengan Faktor Lingkungan
15 15 16 17
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran
18 18 18
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
19 21 38
DAFTAR TABEL 1 Jumlah individu yang tertangkap pada empat ekosistem 2 Indeks kekayaan (DMg), indeks keragaman (H’), indeks kemerataan (E) pada empat ekosistem 3 Indeks kesamaan jenis pada empat ekosistem 4 Nilai korelasi serangga dengan karakteristik habitat
13 13 14 14
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Sketsa pitfall trap Peletakan pitfall trap Peletakan malaise trap Komposisi serangga dengan metode pitfall trap di ekosistem ecotone Komposisi serangga dengan metode pitfall trap di ekosistem sawit berumur 8 tahun berjarak 500 – 1 000 m dari hutan Komposisi serangga dengan metode pitfall trap di ekosistem sawit berumur 17 tahun berjarak 500 – 1 000 m dari hutan Komposisi serangga dengan metode pitfall trap di ekosistem sawit berumur 17 tahun berjarak 5 000 m dari hutan Komposisi serangga dengan metode malaise trap di ekosistem ecotone Komposisi serangga dengan metode malaise trap di ekosistem sawit berumur 8 tahun berjarak 500 – 1 000 m dari hutan Komposisi serangga dengan metode malaise trap di ekosistem sawit berumur 17 tahun berjarak 500 – 1 000 m dari hutan Komposisi serangga dengan metode malaise trap di ekosistem sawit berumur 17 tahun berjarak 5 000 m dari hutan
3 3 4 7 8 9 9 10 11 12 12
DAFTAR LAMPIRAN 1 Lokasi Penelitian 2 Komposisi serangga dengan metode pitfall trap di ekosistem ecotone 3 Komposisi serangga dengan metode pitfall trap di ekosistem sawit berumur 8 tahun berjarak 500 - 1 000 m dari hutan 4 Komposisi serangga dengan metode pitfall trap di ekosistem sawit berumur 17 tahun berjarak 500 - 1 000 m dari hutan 5 Komposisi serangga dengan metode pitfall trap di ekosistem sawit berumur 17 tahun berjarak 5 000 m dari hutan 6 Komposisi serangga dengan metode malaise trap di ekosistem ecotone 7 Komposisi serangga dengan metode malaise trap di ekosistem sawit berumur 8 tahun berjarak 500 - 1 000 m dari hutan 8 Komposisi serangga dengan metode malaise trap di ekosistem sawit berumur 17 tahun berjarak 500 - 1 000 m dari hutan 9 Komposisi famili dengan metode malaise trap di ekosistem sawit berumur 17 tahun berjarak 5 000 m dari hutan
21 22 24 26 26 28 30 33 35
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan sedangkan kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Salah satu fungsi ekologi hutan adalah hidroorologi, yaitu pengaturan air tanah dan perlindungan tanah terhadap erosi. Tutupan hutan juga memiliki peran penting dalam menyerap karbondioksida dari atmosfir untuk melakukan proses fotosintesis yang menghasilkan oksigen. Kerusakan hutan berdampak pada rusaknya lingkungan di berbagai tempat di Indonesia, seperti longsor, banjir, dan efek rumah kaca yang mengakibatkan suhu meningkat. Kerusakan hutan cenderung disertai dengan menurunnya tutupan hutan akibat peralihan fungsi hutan (deforestasi), baik untuk pemukiman penduduk maupun untuk perluasan areal pertanian dan perkebunan (Jusmaliani 2008). Alih fungsi lahan hutan adalah perubahan fungsi pokok hutan menjadi kawasan non hutan seperti, pemukiman, areal pertanian dan perkebunan. Masalah ini bertambah berat dari waktu ke waktu sejalan dengan meningkatnya luas areal hutan yang dialih-fungsikan menjadi lahan usaha lain (Widianto et al. 2003). Alih fungsi lahan umumnya digunakan untuk areal perkebunan seperti kelapa sawit. Departemen Kehutanan semakin banyak mengeluarkan izin alih fungsi kawasan hutan untuk perkebunan seluas 6.7 juta ha sampai dengan tahun 1997. Pengalihan fungsi hutan untuk penggunaan lain sudah terbukti sebagai ancaman terhadap keberadaan wilayah hutan termasuk serangga yang ada di dalamnya. Serangga dijadikan sebagai indikator biologi untuk penilaian terhadap perubahan ekosistem, serangga merupakan aspek yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Serangga merupakan organisme yang banyak ditemukan dengan beragam jenisnya di dunia dan masih belum banyak dari keberagamannya yang terdeskripsikan secara jelas, bahkan belum adanya inventarisasi dasar status keberadaannya. Masih sangat sedikit inventarisasi serangga berhubungan dengan data tentang distribusi serangga, melaporkan mengenai keberadaannya dalam suatu area apakah ada yang jarang, terganggu, atau adanya spesies yang amat penting secara ekologi, adanya spesies baru atau adanya spesies yang hanya dapat ditemukan di ekosistem tertentu. Kajian atau pengetahuan tentang keanekaragaman serangga dalam suatu area dapat memberikan informasi yang berguna untuk perencanaan konservasi. Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan peranan hutan sebagai sumber keanekaragaman serangga dengan membandingkan empat ekosistem . Lokasi yang dipilih ialah areal perkebunan kelapa sawit Desa Runtu, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat.
2
Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Menghitung nilai kekayaan, keanekaragaman, kemerataan, dan kesamaan jenis serangga pada setiap ekosistem di habitat dengan jarak yang berbeda. 2. Mengetahui pengaruh perbedaan karakteristik ekosistem terhadap keanekaragaman serangga.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang Keanekaragaman Serangga pada Empat Ekosistem di Desa Runtu, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah.
METODE
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 untuk pengambilan sampel serangga di lapangan dan bulan Februari – Oktober 2015 untuk identifikasi serangga, berlokasi di areal perkebunan kelapa sawit Desa Runtu, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah dan Laboratorium Entomologi Hutan, Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB. Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain, sampel serangga hasil pengambilan di areal perkebunan kelapa sawit dengan jarak yang berbeda, alkohol 70 %, perangkap pitfall, perangkap malaise trap, gelas plastik, kapas, skop kecil, mikroskop, cawan petri, pinset, botol film, penyaring, kamera, laptop, sarung tangan, mistar / penggaris 150 cm, pita ukur, cangkul, bak plastik, tali rafia, kertas label, tally sheet, kalkulator, patok kayu, GPS dan buku identifikasi serangga. Prosedur Pengukuran Sampel Serangga Pengukuran keragaman serangga di areal perkebunan kelapa sawit menggunakan metode transek garis (Transect Line Plot) melalui sistem sampling terhadap contoh populasi dengan menggunakan petak contoh yang berada pada garis yang ditarik melewati tiap tipe penggunaan lahan. Penelitian dilakukan pada
3
empat ekosistem (Lampiran 1) yaitu (a) ekosistem ecotone, (b) ekosistem sawit berumur 8 tahun berjarak 500 – 1 000 m dari hutan, (c) ekosistem sawit berumur 17 tahun berjarak 500 – 1 000 m dari hutan, (d) ekosistem sawit berumur 17 tahun berjarak 5 000 m dari hutan, masing – masing ekosistem dibuat 5 transek sehingga banyaknya transek yang dibuat yaitu 20 transek dengan panjang tiap transek 1 km. Pengambilan serangga menggunakan metode pitfall trap atau perangkap jebak dan metode malaise trap. Metode ini menggunakan perangkap dari gelas plastik berdiameter 7 cm dan tinggi 10 cm yang diisi dengan 25 ml larutan air sabun untuk mengurangi tegangan permukaan sehingga serangga yang terperangkap, tenggelam dan mati. Pitfall di tanam sedalam 10 cm, setiap 1 transek dibuat dengan 4 subplot berukuran 1x1 m dan pada setiap subplot dilakukan pemasangan trap sebanyak 5 trap sehingga diperoleh 20 botol koleksi serangga pada setiap transek. Sketsa pitfall trap terlihat pada Gambar 1. Peletakan pitfall trap pada setiap plot terlihat pada Gambar 2.
Gambar 1 Sketsa pitfall trap
Gambar 2 Peletakan pitfall trap pada setiap plot Malaise trap merupakan perangkap yang digunakan untuk menangkap serangga yang berada diatas pemukaan tanah. Metode malaise trap dilakukan
4
pada 12 transek, (a) ekosistem ecotone, (b) ekosistem sawit berumur 8 tahun berjarak 500 – 1 000 m dari hutan, (c) ekosistem sawit berumur 17 tahun berjarak 500 – 1 000 m dari hutan, (d) ekosistem sawit berumur 17 tahun berjarak 5 000 m dari hutan, masing – masing ekosistem dibuat 3 transek. Metode malaise trap menggunakan jaring yang bisa dibuat seperti rumah dengan memberi alkohol untuk perangkapnya. Jaring tersebut diikatkan pada pohon tempat pengamatan atau diikatkan pada tiang, kemudian dibentangkan sehingga membentuk menyerupai rumah atau tenda. Posisi botol yang berisi alkohol sebagai perangkap ditempatkan pada posisi dengan ketinggian yang lebih tinggi, sehingga serangga terdorong kearah yang lebih tinggi dan terperangkap ke dalam alkohol. Peletakkan malaise trap terlihat pada Gambar 3
Gambar 3 Peletakkan malaise trap Pengukuran Karakteristik Habitat Pengukuran karakteristik habitat dilakukan untuk mengetahui hubungan karakteristik habitat dengan keanekaragaman serangga. Karakteristik habitat yang dikaji adalah suhu tanah, suhu udara, kelembaban udara dan kerapatan tajuk 1. Suhu tanah Pengukuran suhu tanah dilakukan dengan menggunakan termometer tanah dengan cara memasukkan termometer tanah tersebut kurang lebih 10 cm dari permukaan tanah kemudian dibaca langsung angka yang tertera setelah mencapai nilai konstan 2. Suhu udara Pengukuran suhu udara dilakukan dengan menggunakan termometer. Pengamatan dilakukan sebanyak 3 kali setiap 15 menit. 3. Kelembaban udara Pengukuran kelembaban udara di peroleh melalui pengukuran suhu udara dengan termometer bola basah dan kering. 4. Kerapatan tajuk Pengukuran kerapatan tajuk menggunakan alat bernama densiometer. Densiometer memiliki 25 kotak persegi dan masing – masing
5
memiliki skor 0 – 4. Skala pada densiometer berkisar antara 0 (0 x 25) hingga 100 (4 x 25) selanjutnya dikelompokkan kembali menjadi 5 kelompok yaitu kelompok 0 dengan skor 0, kelompok 1 dengan skor 1 – 25, kelompok 2 dengan skor 26 – 50, kelompok 3 dengan skor 51 -75 dan kelompok 4 dengan skor 76 – 100. Semakin tinggi skor penutupan tajuk, semakin rendah intensitas yang masuk hingga ke lantai hutan.
Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan melihat keanekaragman serangga. Analisi yang dilakukan adalah analisis indeks kekayaan spesies Margalef (Richness Index), indeks keanekaragaman Shanon- Wiener (Diversity Index), indeks kemerataan Pielou (Eveness Index) dan indeks kesamaan jenis. Kelimpahan Kelimpahan serangga yang dihitung adalah jumlah ordo, jumlah famili, jumlah morfospesies dan jumlah individu di empat ekosistem. Nilai kekayaan spesies Margalef (Richness Index) Nilai kekayaan spesies Margalef digunakan untuk mengetahui keanekaragaman spesies berdasarkan jumlah spesies pada suatu ekosistem. Nilai kekayaan spesies Margalef dapat diperoleh dengan menggunakan rumus berikut: g
( ) ln
Keterangan : DMg = indeks kekayaan Margalef S = jumlah spesies yang ditemukan N = jumlah individu seluruh spesies Nilai keanekaragaman Shanon – Wiener (Diversity Index) Nilai keanekaragaman spesies merupakan nilai yang mengkombinasikan antara kekayaan spesies dan kemerataan spesies. Indeks yang digunakan adalah indeks keanekaragaman Shanon – Wiener dengan rumus berikut: H
∑ i
Keterangan: indeks keanekaragaman spesies Shanon- Wiener H’ Ni = jumlah individu spesies ke-1 N = jumlah individu seluruh spesies
6
Nilai kemerataan Pielou (Evenness Index) Indeks kemerataan pielou digunakan untuk menentukan proporsi kelimpahan setiap spesies. Indeks kemerataan Pielou dunyatakan dengan rumus: H E ln Keterangan : E = indeks kemerataan Pielou S = jumlah spesies yang ditemukan H’ indeks keanekaragaman spesies Shanon- Wiener
Indeks kesamaan jenis (indeks Sorenson) IS =
2𝐶 𝐴+𝐵
Keterangan IS = indeks Sorenson A = jumlah jenis di lokasi a B = jumlah jenis di lokasi b C = jumlah jenis yang sama pada dua unit contoh yang dibandingkan (Magurran 1998) Korelasi kelimpahan serangga dengan habitat (Pearson Product Moment) Rumus yang digunakan untuk menghitung korelassi Pearson adalah sebagai berikut (Pearson Product Moment): r
n∑ √
∑
∑ ∑
}
∑ ∑
∑
}
Keterangan: N = Banyaknya pasangan data x dan y Σx Total jumlah dari variabel x Σy Total jumlah dari variabel y Σx₂ = Kuadrat dari total jumlah variabel x Σx₂ = Kuadrat dari total jumlah variabel y Σxy Hasil perkalian dari total jumlah variabel x dan variabel y
7
HASIL
Serangga Tanah Metode pitfall trap Metode pitfall trap digunakan untuk mengamati serangga tanah. Berdasarkan identifikasi pada empat ekosistem ditemukan individu serangga sebanyak 3 439 individu yang termasuk dalam 121 morfospesies, 87 famili dan 18 ordo. Formicidae merupakan famili dengan total individu paling banyak dalam penelitian ini yaitu 2 193 individu, diikuti Famili Voctuidae sebanyak 171 individu. Famili Formicidae yang paling banyak ditemukan terdapat pada dua subfamili yaitu Myrmicinae dan Ponerinae. Ordo yang ditemukan pada ekosistem ecotone yaitu Hymenoptera, Coleoptera, Diptera, Orthoptera, Hemiptera, Entomobryomorpha, Aranea, Dermaptera dan Isopoda. Famili yang dominan pada ekosistem ini adalah Famili Formicidae sebanyak 881 individu (Lampiran 2). Famili yang paling sedikit ditemukan yaitu jenis Allydidae, Cerambycidae, Cicandellidae, Cerinnidae, Curculionidae, Dolichopedidae, Elateridae, Hemiptera, Isotomidae, Lymphiidae, Scarabaeidae, Scelionidae, Sciaridae, Scolopendridae, Tetrigidae, dan Tipulidae yang masing – masing berjumlah 1 individu. Komposisi serangga tanah berdasarkan famili di ekosistem ecotone terlihat pada Gambar 4. 881
1000
Jumlah individu
100 42
37
41
28 17
25
14
10 10
7
6 3
3
2
2 1
1
1 1
4
3
3
2 1
1
3 2
1
1
1
2 1 1 1 1
1
1
Alydidae anisolabi… anthicidae Blattidae byturidae Ceramby… Chrysom… Cicandel… Coleoptera Corinnidae Curculio… Cydnidae olichop… drosophil… Elateridae Entomob… Ephydridae Forficuli… formicidae grillidae hemiptera Hymeno… Isotomidae Lycosidae Lygiidae Lyniphii… miridae mordellidae oonopidae aronelli… scarabaei… Scelionidae sciaridae colopen… scolytidae piroboli… taphyli… Tetrigidae Tylidae Typulidae
1 1
6
5
Famili
Gambar 4 Komposisi serangga tanah berdasarkan familidi ekosistem ecotone.
8
Jumlah serangga yang ditemukan di ekosistem sawit pada umur 8 tahun dengan jarak 500 – 1 000 m dari hutan 795 individu, 40 morfospesies, 41 famili dan 8 ordo. Ordo yang dominan ditemukan adalah ordo Hymenoptera (Lampiran 3). Komposisi serangga tanah berdasarkan famili di ekosistem sawit pada umur 8 tahun dengan jarak 500 – 1 000 m dari hutan terlihat pada Gambar 5. Famili dan morfospesies yang paling dominan ditemukan adalah Formicidae dengan jumlah 498 individu sedangkan untuk jumlah yang paling sedikit ialah Agromyzidae, Anoblidae, Blateliidae, Blattidae, Cecidomiidae, Cerambucidae, Colydiidae, Grillidae sp1, Grillidae sp2, Lathridiidae, Nabidae, Scolytidae, Scarabidae, Spaeroceridae, Tetrigidae, Jenis B dengan jumlah individu 1 pada masing – masing famili. 496
100
61
42 27
20
23
17
15 11
10
7
10 4
3
3
3
1
1 1 1 1
1
1 1
1
5 6
4 5
3 2
1 1
9 2
1
1 1 1
1
1
1
Agromyzidae Anobiidae Anthribidae Araneae Blatellidae Blattidae Cecidomiidae Cerambucidae Chrysomelidae Colydiidae Curculionidae Drosophilidae Cntomobryidae Ephydridae Formicidae Grillidae Grillidae sp1 Grillidae sp2 Gryllidae Lathridiidae Ligidae Lycosidae lygaeidae Lygiidae Nabidae Nitidulidae Oonopidae Scelionidae Scolytidae Scrarabidae Spaeroceridae Sphaeroceridae Spharocidae Spirobolidae Staphylinidae Tetrigidae Tipulidae Tylidae jenis A Jenis B
Jumlah individu
1000
Famili
Gambar 5 Komposisi serangga tanah berdasarkan famili di ekosistem sawit umur 8 tahun dengan jarak 500 – 1 000 m dari hutan. Jumlah serangga yang ditemukan di ekosistem sawit pada umur 17 tahun dengan jarak 500 – 1 000 m dari hutan adalah 398 individu, 14 morfospesies, 14 famili dan 5 ordo. Ordo yang dominan ditemukan adalah Hymenoptera (Lampiran 4). Komposisi serangga tanah berdasarkan famili di ekosistem sawit pada umur 17 tahun dengan jarak 500 – 1 000 m dari hutan terlihat pada Gambar 6. Famili dan morfospesies yang paling dominan ditemukan adalah Formicidae dengan jumlah 307 individu sedangkan untuk jumlah yang paling sedikit ialah Aderidae, Aphelinidae, Carabidae, dan Scarabidae dengan jumlah individu 1 pada masing – masing famili. Komposisi serangga tanah berdasarkan famili di ekosistem sawit pada umur 17 tahun dengan jarak 500 – 1 000 m dari hutan terlihat pada Gambar 6.
9
Jumlah individu
1000
307
100
27
22
14 10
9
5
4 2
2
2
1 1 1
1
Aderidae Aphelinidae Carabidae Culicidae Curculionidae Entomobryidae Formicidae Grillidae Ligiidae Muscidae Nitidulidae Oxyopidae Scrarabidae Staphylinidae
1
Famili
Gambar 6 Komposisi serangga tanah berdasarkan famili di ekosistem sawit umur 17 tahun jarak 500 – 1 000 meter dari hutan.
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
78 63 53 25
23 1
1 1 2
1 1 1 6
10
2 1 1 3 1
2 1 3 1 2 5
Aderidae Blattidae Encyrtidae Entomobrydae Eulophidae Formicidae Gryllidae Gryllidae sp 1 Gryllinae Labiidae Muscidae Myrmicinae Myrmicinae sp 1 Nemoblinae nNtidulidae Oestridae Oxyopidae Pompilidae Ponerinae Rhizopaghidae Scelionidae Silphidae Simuliidae Staphylidae Tetrigidae
Jumlah individu
Jumlah serangga yang ditemukan di ekosistem sawit pada umur 17 tahun dengan jarak 5 000 m dari hutan adalah 288 individu, 25 morfospesies, 25 famili dan 7 ordo. Ordo yang dominan ditemukan adalah Hymenoptera (Lampiran 5). Komposisi serangga tanah berdasarkan famili di ekosistem sawit pada umur 17 tahun dengan jarak 5 000 m dari hutan terlihat pada Gambar 7. Famili dan morfospesies yang paling dominan ditemukan adalah Formicidae dengan jumlah individu 78 sedangkan untuk jumlah yang paling sedikit ialah Aderidae, Encrytidae, Entomobrydae, Gryliidae sp1, Gryllinae, Labiidae, Nitidulidae, Oestridae, Pompilidae, Scelionidae dan Simuliidae dengan jumlah individu 1 pada masing – masing famili. Komposisi serangga tanah berdasarkan famili di ekosistem sawit pada umur 17 tahun dengan jarak 5 000 m dari hutan terlihat pada Gambar 7.
Famili
Gambar 7 Komposisi serangga tanah di ekosistem sawit umur 17 tahun dengan jarak 5 000 m dari hutan.
10
Serangga di Atas Tanah Metode malaise trap Metode pitfall trap digunakan untuk mengamati serangga tanah. Hasil pengamatan serangga dengan menggunakan malaise trap ditemukan 794 individu, 64 morfospesies, 71 famili, 12 ordo.Berdasarkan hasil yang diamati, jumlah serangga yang ditemukan di ekosistem ecotone adalah 217 individu, 39 morfospesies, 36 famili dan 9 ordo. Ordo yang dominan ditemukan adalah Hymenoptera. Komposisi serangga tanah berdasarkan famili di ekosistem Ecotone terlihat pada Gambar 8. Famili dan morfospesies yang paling dominan ditemukan adalah Noctuidae dengan jumlah individu 39 sedangkan untuk jumlah yang paling sedikit ialah Blattidae, Nitidulidae, Phalacridae, Culicidae, Ephydridae, Phoridae, Pscychodidae, Ichneumonidae, Pergidae, Gelechiidae, Lymantriidae, Nymphalidae, Pieridae, Gryllidae, Cicadellidae, Eulgoridae, Notodontidae, Coccinolidae, Curculionidae, Cecidomyiidae, Chironomidae, Pipunculidae, Tipulidae, Lecithoceridae dan Pyralidae dengan jumlah individu 1 pada masing – masing famili (Lampiran 6). Komposisi serangga tanah berdasarkan morfospesies di ekosistem Ecotone terlihat pada Gambar 8. 100 39 26
Jumlah individu
22
19 14 11
9
10
7 5
10 7 7
6 3 2
1 1
1 1
3
2 1
2 1 1 1
1
1 1
2 1
1
2 1 1 1 1 1 1
Archisotoma sp. Blattidae Cecidomyiidae Ceratopogonidae Chironomidae Chloropidae Cicadellidae Coccinellidae Curculionidae Drosophilidae Entomobrydae Ephydridae Epipsocidae Formicidae Fulgoridae Gelechiidae Gryllidae Heteromurus sp. Ichneumonidae Lauxaniidae Lecithoceridae Lepidoptera Lymantriidae Neptis Sp. Nitidulidae Noctuidae Notodontidae Nymphalidae Pergidae Phalacridae Phoridae Pieridae Pipunculidae Psocoptera Psychodidae Pyralidae Scarabidae Sciaridae Tipulidae
1
Famili
Gambar 8 Komposisi serangga tanah berdasarkan famili di ekosistem Ecotone. Jumlah serangga yang ditemukan di ekosistem sawit umur 8 tahun dengan jarak 500 – 1 000 mseter adalah 153 individu, 26 morfospesies, 46 famili dan 11 ordo. Ordo yang dominan ditemukan adalah Lepidoptera (Lampiran 7). Komposisi serangga tanah berdasarkan famili di ekosistem sawit umur 8 tahun dengan jarak 500 – 1 000 meter dari hutan terlihat pada Gambar 9. Famili dan morfospesies yang paling dominan ditemukan adalah Noctuidae dengan jumlah individu 111 sedangkan untuk jumlah yang paling sedikit ialah famili Corinnidae, Carabidae, Phalacridae, Chloropidae, Phoridae, Sciracidae, Fulgoridae, Forticulidae, Chloropidae, Culicidae, Dolichopodidae, Lauxaniidae,
11
Mycetophilidae, Sciaridae, Tephritidae, Braconidae, Vespidae, Lyonetiidae, Acrididae, Gryllidae, Lepidopsocidae dan Caeciliidae dengan jumlah individu 1 pada masing – masing famili. Komposisi serangga tanah berdasarkan famili di ekosistem sawit umur 8 tahun jarak 500 – 1 000 meter dari hutan terlihat pada Gambar 9. 100
Jumlah individu
39 26
22
19
10
7 5
14
11
9
10 7 7
6 3 2
1 1
1 1
3
2 1
2 1 1 1
1
1 1
2 1
1
2 1 1 1 1 1 1
Archisotoma sp. Blattidae Cecidomyiidae Ceratopogonidae Chironomidae Chloropidae Cicadellidae Coccinellidae Curculionidae Drosophilidae Entomobrydae Ephydridae Epipsocidae Formicidae Fulgoridae Gelechiidae Gryllidae Heteromurus sp. Ichneumonidae Lauxaniidae Lecithoceridae Lepidoptera Lymantriidae Neptis Sp. Nitidulidae Noctuidae Notodontidae Nymphalidae Pergidae Phalacridae Phoridae Pieridae Pipunculidae Psocoptera Psychodidae Pyralidae Scarabidae Sciaridae Tipulidae
1
Famili
Gambar 9 Komposisi serangga tanah berdasarkan famili di ekosistem sawit umur 8 tahun jarak 500 – 1000 meter dari hutan. Jumlah serangga yang ditemukan di ekosistem sawit umur 17 tahun dengan jarak 500 – 1 000 meter adalah 212 individu, 36 morfospesies, 28 famili dan 7 ordo. Ordo yang dominan ditemukan adalah Hymenoptera (Lampiran 8). Komposisi serangga tanah berdasarkan famili di ekosistem sawit umur 17 tahun dengan jarak 500 – 1 000 meter dari hutan terlihat pada Gambar 10. Famili dan morfospesies yang paling dominan ditemukan adalah formicidae dengan jumlah individu 42 sedangkan untuk jumlah yang paling sedikit ialah Thomisidae, Carabidae, Nitidulidae, Ceratopogonidae, Chloropidae, Culicidae, Lauxaniidae, Phoridae, Tipulidae, Tetrigidae, Lynipidae, Staphilionidae, Mantidae dan Lepidopsocidae dengan jumlah individu 1 pada masing – masing famili. Komposisi serangga tanah berdasarkan famili di ekosistem sawit umur 17 tahun jarak 500 – 1 000 meter dari hutan terlihat pada Gambar 10.
100
42
31
18 6 6
10
4
2 1
1
1
2
1
8
6
4
3 1 1
7
2 1 1 1
1
1 1
1 Blattellidae Cecidomyiidae Chironomidae Cicadellidae Dolichopodidae Entomobryidae Evaniidae Formicidae Lauxaniidae Lecithoceridae Lepidopsocidae Lyonetidae Mycetophilidae Mycteridae Noctuidae Oechoporidae Oonopidae Oxyopidae Pipunculidae Psychodidae Pyralidae Salticidae Sciaridae Therididae Tiphiidae Tipulidae
Jumlah individu
12
Famili
Gambar 10 Komposisi serangga tanah berdasarkan famili di ekosistem sawit umur 17 tahun jarak 500 – 1 000 meter dari hutan. Berdasarkan hasil yang diamati, jumlah serangga yang ditemukan di ekosistem sawit umur 17 tahun dengan jarak 5 000 meter dari hutan adalah 212 individu, 36 morfospesies, 36 famili dan 11 ordo. Ordo yang dominan ditemukan adalah Hymenoptera (Lampiran 9). Komposisi serangga tanah berdasarkan famili di ekosistem sawit umur 8 tahun jarak 5 000 meter dari hutan terlihat pada Gambar 11. Famili dan morfospesies yang paling dominan ditemukan adalah formicidae dengan jumlah individu 63 sedangkan untuk jumlah yang paling sedikit ialah Curculionidae, Micropezidae, Sphaeroceridae, Tetrigidae, Nitidulidae, Ceratopogonidae, Culicidae, Lauxaniidae, Phoridae, Tipulidae, Scelionidae, Tetrigidae, Lynipidae, Staphilionidae, Apidae, Braconidae, Carabidae, Chloripidae, Thomisidae, Oechoporidae, Mantidae dan Lepidopsocidae dengan jumlah individu 1 pada masing – masing famili. Komposisi serangga tanah berdasarkan famili di ekosistem sawit umur 8 tahun jarak 5000 meter dari hutan terlihat pada Gambar 11. 70
63
50 40 30
22
10 0
1 3 1 1
7 1
18
17
16
20
1
11 1 1 1 2
3
1 4 1 1 1 1 3 1
8
3
4 1 2 4 1 2 1 3
Apidae Blattellidae Braconidae Carabidae Cecidomyiidae Ceratopogonidae Chironomidae Chloropidae Cicadellidae Culicidae Curculionidae Derbidae Dolichopodidae Entomobryidae Evanidae Formicidae Lauxaniidae Lecithoceridae Lepidopsocidae Lynipidae Lyonetiidae Mantidae Micropezidae Nitidulidae Noctuidae Oechoporidae Phoridae Psychodidae Pyralidae Scelionidae Sciaridae Sphaeroceridae Staphilionidae Tetrigidae Thomisidae Tipulidae
Jumlah individu
60
Famili
Gambar 11 Komposisi serangga tanah berdasarkan famili di ekosistem sawit umur 17 tahun jarak 5 000 meter dari hutan.
13
Kekayaan, Keanekaragaman, dan Kemerataan Serangga Tanah Tabel 1 Jumlah individu yang tertangkap pada empat ekosistem
Kategori taxa
Sawit 8 Sawit 17 tahun jarak tahun jarak 500 - 1000 500 - 1000 m m
Ecotone
Jumlah ordo Jumlah famili Jumlah morfospesies Jumlah total individu
19 76 87 1 381
17 66 80 948
12 42 50 610
Sawit 17 tahun jarak 5000 m 18 61 61 240
Jumlah individu keseluruhan terlihat bahwa jumlah ordo, jumlah famili, jumlah morfospesies dan total individu yang tertangkap lebih banyak pada ekosistem ecotone dibandingkan dengan ekosistem lain dengan jumlah ordo 19, jumlah famili 76, jumlah morfospesies 87 dan total individu yang tertangkap yaitu 1 381 individu. Jumlah individu yang tertangkap pada ke empat ekosistem dengan dua metode yang digunakan berbeda-beda. Pitfall trap menangkap serangga lebih banyak dibandingkan malaise trap, jumlah serangga yang terperangkap pada pitfall trap yaitu 2 645 individu sedangkan pada malaise trap yaitu 794 individu. Tabel 2 Indeks kekayaan (DMg), indeks keanekaragaman (H’), indeks kemerataan (E) pada empat ekosistem Perangkap
Indeks
Ecotone
DMg H E DMg H E
5.9 1.2 0.3 7.9 2.9 0.8
Pitfall trap
Malaise trap
Sawit 8 tahun jarak 500 - 1000 m 5.4 1.5 0.4 7.0 2.7 0.7
Sawit 17 tahun jarak 500 - 1000 m 2.2 0.3 0.9 4.9 2.4 0.7
Sawit 17 tahun jarak 5000 m 5.1 2.2 0.6 6.5 2.6 0.7
Indeks Kesamaan Jenis Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai indeks kesamaan jenis berkisar 0.63 – 0.68, nilai kesamaan jenis tertinggi adalah ekosistem sawit 8 tahun jarak 500 – 1 000 meter dari hutan da sawit 17 tahun jarak 5 000 meter dari hutan dengan nilai indeks kesamaan 0.68 (68%). Data jumlah kesamaan jenis pada empat ekosistem terlihat pada Tabel 3.
14
Tabel 3 Jumlah kesamaan jenis pada empat ekosistem
Ekosistem Ecotone Sawit 8 tahun jarak 500 - 1 000 m Sawit 17 tahun jarak 500 - 1 000 m Sawit 17 tahun jarak 5 000 m
Ecotone 1 0.65 0.66 0.63
Sawit 17 Sawit 8 tahun tahun jarak jarak 500 - 500 - 1 000 1 000 m m 0.65 0.66 1 0.67 0.67 1 0.68 0.64
Sawit 17 tahun jarak 5 000 m 0.63 0.68 0.64 1
Korelasi Kelimpahan Serangga dengan Karakteristik Habitat Data korelasi kelimpahan serangga dengan karakteristik habitat seperti suhu tanah, suhu udara, kelembaban udara, kerapatan tajuk dan kelimpahan serangga terlihat pada Tabel 4. Tabel 4 Nilai korelasi kelimpahan serangga dengan karakteristik habitat Ekosistem Ecotone
KS Pitfall trap Malaise trap
Sawit 500-1 000 m
Pitfall trap Malaise trap
Sawit 500-1 000 m
Pitfall trap Malaise trap
Sawit 5 000 m
Pitfall trap Malaise trap
ST -0.111 tn 0.068 0.137 tn 0,721 0.863 ** 0.000 0.769 ** 0.000 -0.709 ** 0.000 0.838 ** 0.000 0.6199 ** 0.000 -0.850 ** 0.000
SU 0.273 tn 0.498 0.528 ** 0.000 -0.848 ** 0.000 -0.049 tn 0.4975 0.416 ** 0.000 -0.147 tn 0.099 -0.365 ** 0.000 -0.983 ** 0.000
KU 0.865 ** 0.000 -0.551 ** 0.000 -0.053 tn 0.484 -0.773 ** 0.000 -0.053 tn 0.552 -0.592 ** 0.000 -0.663 ** 0.000 -0.487 ** 0.000
KT -0.769 tn 0.396 -0.551 ** 0.000 0.262 tn 0.0002 0.818 ** 0.000 0.328 0.0002 -0.076 tn 0.400 -0.566 ** 0.000 0.639 ** 0.000
Keterangan: ST= Suhu tanah, SU= Suhu udara, KU= Kelembaban udara, KT= Kerapatan tajuk, KS= Kelimpahan serangga
Hasil uji korelasi menggunakan rumus model pearson menunjukkan bahwa pada ekosistem ecotone dengan metode pitfall trap kelimpahan serangga berkorelasi dengan kelembaban udara sedangkan dengan metode malaise trap kelimpahan serangga berkorelasi dengan suhu udara, kelembaban udara dan kerapatan tajuk. Ekosistem sawit 8 tahun jarak 500 – 1 000 meter dari hutan dengan metode pitfall trap kelimpahan serangga berkorelasi suhu tanah dan suhu udara sedangkan metode malaise trap kelimpahan serangga berkorelasi dengan suhu tanah, kelembaban udara dan kerapatan tajuk. Ekosistem sawit 17 tahun jarak 500 – 1 000 meter dari hutan dengan metode pitfall trap kelimpahan serangga berkorelasi dengan suhu tanah dan suhu udara sedangkan metode malaise trap kelimpahan serangga berkorelasi dengan suhu tanah dan kelembaban udara. Ekosistem sawit 17 tahun jarak 5 000 meter dari hutan
15
dengan metode pitfall trap dan malaise trap kelimpahan serangga berkorelasi dengan suhu tanah, suhu udara, kelembaban serangga dan kerapatan tajuk.
PEMBAHASAN
Kelimpahan dan Komposisi Serangga Kelimpahan serangga merupakan jumlah keseluruhan individu serangga yang ditemukan di lokasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pitfall trap dan malaise trap. Pitfall trap merupakan metode penangkapan dengan sistem perangkap (perangkap jatuh) khususnya untuk serangga yang hidup di permukaan tanah. Tujuan dari metode pitfall trap adalah untuk menjebak binatang - binatang permukaan tanah agar jatuh kedalamnya sehingga bisa dilakukan identifikasi atau untuk mengoleksi jenis binatang permukaan tanah yang berada pada lingkungan perangkap. Metode pitfall trap tidak digunakan untuk mengukur besarnya populasi namun dari data yang diperoleh bisa didapatkan cerminan komunitas binatang tanah dan indeks diversitasnya ( Swalton 1997) dan Malaise trap merupakan perangkap yang digunakan untuk menangkap serangga di atas permukaan tanah. Ekosistem ecotone merupakan zona peralihan antara dua komunitas yang berbatasan yang berbeda dan menunjukkan sifat yang khas (Lampiran 1). Daerah transisi antara komunitas rumput dan hutan atau daerah peralihan antara dua komunitas besar seperti komunitas akuatik dan komunitas terestrial merupakan contoh ecotone ( Tim Penyusun 2013). Menurut (Holldobler dan Wilson 1990) Myrmicinae merupakan jumlah spesies terbanyak di dunia, hal ini seiring dengan hasil penelitian bahwa Myrmicinae memiliki jumlah yang dominan pada komposisi serangga berdasarkan morfospesies. Myrmicinae juga ditemukan dominan pada penelitian sebelumnya yaitu penelitian (Muftiadi 2015). Kelimpahan serangga lebih tinggi di ekosistem ecotone dengan metode pitfall trap (1 381 individu) dan malaise trap (948 individu). Lokasi hutan yang dekat dengan ekosistem dapat meningkatkan kelimpahan serangga di ekosistem tersebut (Rizali et al. 2002). Populasi setiap organisme pada setiap ekosistem tidak pernah sama dari waktu ke waktu. Ekosistem fisik berubah dan tumbuh sepanjang waktu (Untung 1996). Pengamatan pada setiap ekosistem diperoleh jumlah total individu yang berbeda. Berdasarkan jumlah individu, kelimpahan serangga lebih banyak pada ekosistem ecotone, dibanding dengan ekosistem sawit. Hal ini diduga karena adanya faktor yang mempengaruhi keberadaan serangga, seperti faktor biotik, abiotik dan aktivitas pekerja di perkebunan kelapa sawit. Ekositem ecotone lebih beragam sehingga memungkinkan untuk adanya komunitas serangga yang lebih banyak, sedangkan sawit hanya ada satu komunitas saja. Hal tersebut didukung oleh pendapat Krebs (1978), ada 6 faktor yang saling berkait menentukan derajat naik turunnya keanekaragaman jenis yaitu, waktu, heterogenitas ruang, kompetisi, pemangsaan, kestabilan iklim, dan produktifitas.
16
Keanekaragaman Serangga Keanekaragaman jenis merupakan suatu kombinasi dari kekayaan spesies dan penyebaran spesies pada suatu ekosistem atau kesamarataan. Keanekaragaman spesies sangat penting dibicarakan secara konsep maupun aplikasinya di lapangan (Dharmawan 2005). Tabel 2 menunjukkan bahwa indeks kekayaan, kekayaan dan kesamarataan pada masing – masing ekosistem berbeda. Indeks kekayaan (DMg) ekosistem ecotone lebih tinggi yaitu 7.9. Terlihat pada Tabel 3 bahwa keragaman dan kemerataan jenis juga terdapat pada ekositem ecotone dengan nilai keragaman 2.9 dan nilai kemerataan 0.8. Tingginya nilai keanekaragaman serangga menunjukkan bahwa habitat hutan lebih stabil dari habitat lainnya (Hidayat et al. 2004). Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan serangga antara lain kelembaban, suhu, intensitas cahaya, dan ketinggian tempat diambil sebagai data pendukung penelitian. Salah satu faktor yang menyebabkan perbedaan yang sangat mencolok adalah faktor lingkungan. Hutan alam Kalimantan Timur masih banyak keanekaragaman vegetasi yang sangat diperlukan oleh serangga sebagai sumber makanan atau sebagai sarang. Salah satu peran serangga dalam habitat alami adalah sebagai perombak bahan organik tanah dan sebagai makhluk penyeimbang lingkungan alami (Lachat et al. 2006). Semua jenis serangga memerlukan cahaya dalam kehidupannya. Kondisi seperti ini merupakan tempat yang sesuai untuk kehadiran berbagai jenis serangga. Suhu akan mempengaruhi aktivitas serangga, penyebaran, pertumbuhan, dan perkembangbiakan serangga. Cahaya diperlukan untuk kehidupannya. Cahaya akan memberikan energi sehingga dapat menaikkan suhu tubuh dan metabolisme menjadi lebih cepat sehingga mempercepat perkembangan larva (Akutsu et al. 2007). Berdasarkan hasil analisis indeks nilai keragaman tertinggi pada ekosistem ecotone. Tingginya indeks keragaman jenis dan kemerataan jenis serangga tersebut menunjukkan habitat berpengaruh terhadap keanekaragaman serangga. Serangga memiliki mobilitas yang tinggi dan kemampuan adaptif terhadap faktor lingkungan yang ada. Adanya aliran sungai yang melintasi kawasan hutan diduga berpengaruh terhadap jumlah jenis serangga yang mengunjungi habitat ini dengan variasi lebih beragam yang merupakan makanan serangga. Tumbuhan yang mendominasi habitat ini antara lain kelapa sawit. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka perlu dilakukan pelestarian kawasan dan pelestarian jenis serangga di ekosistem kelapa sawit dalam upaya konservasi, perlu dilakukan penelitian khusus mengenai tanaman inang yang ada dalam kawasan hutan Desa Arut. Serangga memegang peranan yang sangat penting dalam jaringan makanan yaitu sebagai herbivor, karnivor, dan detritivor (Strong et al. 1984) Kehadiran suatu jenis serangga dalam suatu habitat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan antara lain kemampuan serangga tersebut menyebar, seleksi habitat, kondisi suhu udara, kelembaban udara, kelembaban tanah, cahaya,berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan di hutan Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat dengan nilai indeks keanekaragaman 0.84 pada 409 famili yang ditemukan (Ruslan 2009). Menurut Suratmo (1974) keragaman jenis serangga dipengaruhi oleh faktor kualitas dan kuantitas makanan, antara lain banyaknya tanaman inang
17
yang cocok, kerapatan tanaman inang, umur tanaman inang dan komposisi tegakan. Atkins (1980) melaporkan bahwa populasi Formicidae tertinggi ditemukan pada daerah hutan hujan tropik. Ekosistem ecotone memiliki suhu tanah 22.66°C dengan kerapatan tajuk sebesar 96.40%, ekosistem sawit berumur 8 tahun berjarak 500 – 1 000 m dari hutan memiliki suhu tanah 23.02°C dengan kerapatan tajuk 99.00%, ekosistem sawit berumur 17 tahun berjarak 500 – 1000 m dari hutan memiliki suhu tanah 18.8°C dengan kerapatan tajuk sebesar 98.60%, sedangkan ekosistem sawit berumur 17 tahun berjarak 5 000 m dari hutan memiliki suhu tanah 16.54 °C dengan kerapatan tajuk sebesar 96.75%. Kerapatan tajuk di ekosistem ecotone lebih rendah dibandingkan dengan ekosistem lainnya, hal ini akan meningkatkan aktivitas hewan – hewan tanah. Hal ini sesuai dengan penelitian Hasbi (2015), cahaya matahari dapat dijadikan penanda untuk aktivitas serangga seperti reproduksi dan mencari makan. Kelimpahan serangga pada ekosistem ecotone lebih tinggi dibandingkan dengan ekosistem lainnya. Menurut Jumar (2000) suhu udara yang optimum dapat mendukung kehidupan serangga. Ekosistem ecotone memiliki suhu udara sebesar 30.05°C,ekosistem sawit berumur 8 tahun berjarak 500 – 1 000 m dari hutan memiliki suhu udara sebesar 26.96°C, ekosistem sawit berumur 17 tahun berjarak 500 – 1 000 m dari hutan memiliki suhu udara 29.16°C,sedangkan ekosistem sawit berumur 17 tahun berjarak 5 000 m dari hutan memiliki suhu udara 28.46 °C. Suhu udara yang optimum bagi serangga adalah 25°C, suhu minimum 15°C dan suhu maksimum 45°C, berdasarkan hasil penelitian ke empat ekosistem masih dalam kisaran suhu udara yang sesuai bagi kehidupan serangga. Hubungan Kelimpahan Serangga dengan Faktor Lingkungan Menurut Walpole (1995), analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk mengukur besarnya hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Nilai korelasi populasi (p) berkisar pada interval - ≤ p ≤ . Jika korelasi bernilai positif, maka hubungan antara dua variabel bersifat searah. Sebaliknya, jika korelasi bernilai negative, maka hubungan antara dua variabel berlawanan arah. Hasil uji korelasi menggunkan metode Pearson dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil uji korelasi menggunakan rumus dari model Pearson menunjukkan bahwa pada ekosistem ecotone dengan metode Pitfall karakteristik habitat yaitu suhu udara, suhu tanah dan kerapatam tajuk tidak memiliki kolerasi sedangkan kelembaban udara berkorelasi dengan kelimpahan serangga sebesar 0.865 yang masuk kategori tinggi sedangkan pada ekosistem ecotone dengan metode malaise trap kerapatan udara, kerapatan tajuk dan suhu udara berpengaruh nyata terhadap kelimpahan korelasi dengan kategori sedang. Korelasi antara kelimpahan serangga terhadap karakteristik habitat diduga karena lingkungan mempengaruhi perkembangbiakkan serangga. Korelasi pada ekosistem sawit 8 tahun jarak 500 – 1 000 meter dari hutan dengan metode fitpall trap kerapatan tajuk dan kerapatan udara tidak berpengaruh nyata sedangkan untuk suhu udara metode malaise trap tidak berpengaruh nyata pula sama hal nya dengan sawit 17 tahun jarak 500 – 1 000 meter dari hutan. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Haneda (2013) yang menyatakan bahwa faktor lingkungan (suhu dan kelembaban) akan terlihat
18
pengaruhnya terhadap kelimpahan dan keanekaragaman serangga jika pengambilan sampel dilakukan dengan waktu yang lama dan pada musim yang berbeda. Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Ruslan & Noor di dalam Tofani (2008) yang melaporkan pada musim kemarau famili Formicidae dan Nitidulidae akan banyak ditemukan pada permukaan tanah, sedangkan pada musim hujan famili Formicidae dan Tenebrionidae akan lebih banyak ditemukan di permukaan tanah. Menurut Krebs (1978) menyatakan bahwa derajat naik turunnya kelimpahan serangga yaitu waktu, heterogenitas ruang, kompetisi, pemangsaan, kestabilan iklim, dan produktifitas merupakan syarat mutlak untuk keanekaragaman yang tinggi. Ekosistem sawit 17 tahun jarak 5 000 meter dari hutan semua faktor berkorelasi nyata
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan 1. Hasil identifikasi menunjukkan secara keseluruhan jumlah individu serangga lebih banyak pada ekosistem Ecotone. Empat ekosistem dengan metode pitfall trap dan ekosistem sawit 17 tahun jarak 500 -1 000 meter dari hutan juga sawit 17 tahun jarak 5 000 meter di dominasi ordo hymenoptera jenis Formicidae sedangkan ekosistem Ecotone dan ekosistem sawit 8 tahun jarak 500 – 1 000 meter dari hutan pada metode malaise trap di dominasi oleh ordo lepidoptera jenis Noctuidae 2. Indeks keanekaragaman, kekayaan dan kemerataan paling tinggi yaitu pada ekosistem ecotone dengan nilai keanekaragaman 2.9, kekayaan 7.9 dan kemerataan 0.8. Indeks kesamaan jenis pada empat ekosistem berkisar dari 0.63 (63%) – 0.68 (68%).
Saran Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai keberadaan hutan terhadap keanekaragaman serangga dan perlu penelitian di waktu yang berbeda karena akan mempengaruhi hasil data yang diperoleh.
19
DAFTAR PUSTAKA Agosti D, Alonso LE. 2000. Biodivesity Studies, Monitoring, and Ants: An Overview. Di dalam: Agosti D, Majer JD, Alonso LE, Schultz TR, editor. Ants: Standard Methods for Measuring and Monitoring Biodiversity. Chapter 1. Washington (US): Smithsonian Institution Press. hlm 1-8. Akutsu K, Khen CV, Toda MJ. 2007. Assessment of Higher Insect Taxa as Bioindicators for Different Logging Disturbance Regimes in Lowland Tropical Rain Forest 26 in Sabah, Malaysia. Ecol Res 22: 542–550 Atkins MD. 1980. Introduction to Insect Behavior. New York: MacMillan. Brockerhoff EG, Hervé Jactel H, Parrotta JA, Christopher P, Quine CP, JeVrey Sayer JV. 2008. Plantation forests and biodiversity: oxymoron or opportunity. Biodivers Conserv. 17:925–951 Dent DR, Walton MP. 1997. Methods in Ecological and Agricultural Entomology. New York. CAB International. Wallingford. Haneda NF, Kusmana C, Kusuma FD. 2013. Keanekaragaman Serangga di Ekosistem Mangrove. Jurnal Silvikultur Tropika. 4 (1) : 42 – 46 Hasbi M. 2015. Peranan Arthopoda di Ekosistem Ekoton dan Kebun Kelapa Sawit [Skripsi]. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Hidayat, Sutarno, Suhara, Sanjaya. 2004. Dasar-Dasar Entomologi. Bandung (ID): Universitas Pendidikan Indonesia. Holldobler B, Wilson EO. 1990. The Ants. Springer–Verlag: Harvard University Press. Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta (ID): Renika Cipta. Jusmaliani. 2008. Bencana dalam Pandangan Islam. Jakarta (ID): LIPI Kreb CJ. 1978. Ecology The Experimental Analysis of Distribution and Abudance. Third Edition. New York (US): Harpen and Row Publisher. Lachat T, Attignon S, Djego J, Goergen G, Nagel P, Sinsin B, Peveling R. 2006. Arthropod Diversity in Lama Forest Reserve (South Benin), a Mosaic of Natural, Degraded and Plantation Forests. Biodivers and Conserv 15:3–23 Magurran AE. 1988. Ecological Diversity and Its Measurement. Cambridge (US): University Press. Muftiadi M. 2015. Keberadaan Ekosistem Hutan terhadap Keanekaragaman Serangga di Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) [Skripsi]. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Odum EP. 1971. Fundamentals of Ecology. Philadelphia (US): WB Sounders Rizali A, Buchori D, Triwidodo H. 2002. Keanekaragaman Serangga pada Lahan Persawahan – Tepian Hutan: Indikator Kesehatan Lingkungan. Hayati. 9 (2): 41 - 48 Ruslan H. 2009. Komposisi dan Keanekaragaman di Pusat Pendidikan Konservasi Alam (PPKA) Bodogol Sukabumi, Jawa Barat. Vis Vitalis. 2 (1): 43-53 Strong DR, Lawton JH, Southwood R. 1984. Insect and Plant. Boston: Harvard University Press. Suratmo FG. 1974. Hama Hutan di Indonesia. Proyek Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi. Bogor: Fakultas Kehutanan, IPB. Tofani DP. 2008. Keragaman Serangga di Hutan Alam Resort Cibadak, Gunung Gede Pangrango dan Hutan Tanaman Jati di KPH Cepu [Skripsi]. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
20
Untung K. 1996. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press. Walpole RE. 1995. Pengantar Statistika. Edisi ke-3. Jakarta (ID): Gramedia. Widianto S, Purnomosidi W, Rusiana A, Khasanah K. 2004. Degradasi Sifat Fisik Tanah Sebagai Akibat Alih Guna Lahan Hutan Menjadi Sistem Kopi Monokultur: Kajian Perubahan Makroporositas Tanah. Jakarta (ID): Gramedia
21
Lampiran 1 Denah Lokasi Penelitian
Keterangan: Ekosistem A= Ecotone Ekosistem B= Sawit umur 8 tahun jarak 500 – 1000 meter dari hutan, Ekosistem C= Sawit umur 17 tahun jarak 500 – 1000 meter dari hutan, Ekosistem D= Sawit umur 17 tahun jarak 5000 meter dari hutan
Keterangan: Ekosistem A= Ecotone Ekosistem B= Sawit umur 8 tahun jarak 500 – 1000 meter dari hutan, Ekosistem C= Sawit umur 17 tahun jarak 500 – 1000 meter dari hutan, Ekosistem D= Sawit umur 17 tahun jarak 5000 meter dari hutan
22 22
Lampiran 2 Komposisi serangga dengan metode pitfall trap di ekosistem Ecotone Kingdom
Filum
Klas
Ordo
Famili
Jumlah
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hemiptera
Alydidae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Dermaptera
Anisolabididae
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Dermaptera
Anthicidae
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Blattidae
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hemiptera
Byturidae
17
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Cerambycidae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Chrysomelidae
6
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Cicandellidae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Coleoptera
7
Animalia
Arthopoda
Arachnida
Araneae
Corinnidae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Blattodea
Curculionidae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Blattodea
Cydnidae
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Dolichopodidae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Drosophilidae
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Elateridae
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Entomobrydae
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Ephydridae
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Forficulidae
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Formicidae
Animalia
Arthopoda
Collembola
Entomobryomorpha
Grillidae
Animalia
Arthopoda
insecta
Hymenoptera
Hemiptera
1
Animalia
Arthopoda
insecta
Hymenoptera
Hymenoptera
3
Animalia
Arthopoda
insecta
Hymenoptera
Isotomidae
1
10
14 1 28
881 37
23
Animalia
Arthopoda
insecta
Hymenoptera
Lycosidae
42
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Lygiidae
5
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Lyniphiidae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Miridae
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Mordellidae
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Oonopidae
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Paronellidae
6
Animalia
Arthopoda
insecta
Hymenoptera
Scarabaeidae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Scelionidae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Sciaridae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Scolopendridae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Scolytidae
4
Animalia
Arthopoda
Insecta
Orthoptera
Spirobolidae
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Orthoptera
Staphylinidae
41
Animalia
Arthopoda
Insecta
Orthoptera
Tetrigidae
Animalia
Arthopoda
Insecta
Orthoptera
Tylidae
Animalia
Arthopoda
Arachnida
Araneae
Typulidae
Jumlah
1 25 1 1164
23
24 24
Lampiran 3 Komposisi serangga dengan metode pitfall trap di ekosistem sawit 8 tahun jarak 500 – 1000 meter dari hutan Kingdom
Filum
Klas
Ordo
Famili
Jumlah
Animalia
Arthopoda
Arachnida
Araneae
Agromyzidae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Anobiidae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Anthribidae
4
Animalia
Arthopoda
Insecta
Orthoptera
Araneae
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
Orthoptera
Blatellidae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Isopoda
Blattidae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Cecidomiidae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Cerambucidae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Orthoptera
Chrysomelidae
42
Animalia
Arthopoda
Insecta
Orthoptera
Colydiidae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Orthoptera
Curculionidae
7
Animalia
Arthopoda
Insecta
Orthoptera
Drosophilidae
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Cntomobryidae
20
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Ephydridae
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
Isopoda
Formicidae
496
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Grillidae
27
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Grillidae sp1
1
Animalia
Arthopoda
Arachnida
Araneae
Grillidae sp2
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Gryllidae
17
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Lathridiidae
1
Animalia
Arthopoda
Arachnida
Araneae
Ligidae
11
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Lycosidae
15
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
lygaeidae
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Lygiidae
3
Animalia
Arthopoda
Arachnida
Araneae
Nabidae
1
25
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Nitidulidae
61
Animalia
Arthopoda
Insecta
Orthoptera
Oonopidae
10
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Scelionidae
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Scolytidae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Orthoptera
Scrarabidae
1
Animalia
Arthopoda
Malacostraca
Isopoda
Spaeroceridae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Sphaeroceridae
4
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Spharocidae
5
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Spirobolidae
1
Animalia
Arthopoda
Diplopoda
Spirobolida
Staphylinidae
9
Animalia
Arthopoda
Malacostraca
Isopoda
Tetrigidae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Tipulidae
5
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Tylidae
6
Animalia
Arthopoda
Clitellata
Haplotaxida
jenis A
23
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Jenis B
1
Jumlah
795
25
26 26
Lampiran 4 Komposisi serangga dengan metode pitfall trap di ekosistem sawit 17 tahun jarak 500 – 1000 meter dari hutan Kingdom
Filum
Klas
Ordo
Famili
Jumlah
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Aderidae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Aphelinidae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Orthoptera
Carabidae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Culicidae
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Curculionidae
4
Animalia
Arthopoda
Insecta
Orthoptera
Entomobryidae
14
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Formicidae
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Grillidae
27
Animalia
Arthopoda
Insecta
Orthoptera
Ligiidae
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Muscidae
22
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Nitidulidae
9
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Oxyopidae
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Scrarabidae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Staphylinidae
5
307
Jumlah
398
Lampiran 5 Komposisi serangga dengan metode pitfall trap di ekosistem sawit 17 tahun jarak 5000 meter dari hutan Kingdom
Filum
Klas
Ordo
Famili
Jumlah
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Aderidae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Blattidae
23
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Encyrtidae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Entomobrydae
1
27
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Eulophidae
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Formicidae
78
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Gryllidae
25
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Gryllidae sp 1
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Gryllinae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Labiidae
1
Animalia
Arthopoda
Aranida
Araneae
Muscidae
6
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Myrmicinae
63
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Myrmicinae sp 1
10
Animalia
Arthopoda
Insecta
Blattodea
Nemoblinae
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
orthoptera
nNtidulidae
1
Animalia
Arthopoda
nympha
hymenoptera
Oestridae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
hymenoptera
Oxyopidae
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
hymenoptera
Pompilidae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
blattodea
Ponerinae
53
Animalia
Arthopoda
Insecta
hymenoptera
Rhizopaghidae
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Orthoptera
Scelionidae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Silphidae
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Simuliidae
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Staphylidae
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Tetrigidae
5
Jumlah
288
27
28
28
Lampiran 6 Komposisi serangga dengan metode malaise trap di ekosistem ecotone Kingdom
Filum
Klas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
jumlah
Animalia
Arthopoda
Insecta
Blattaria
Blattidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Nitidulidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Phalacridae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Scarabidae
-
-
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Ceratopogonidae
-
-
22
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Chironomidae
-
-
6
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Chloropidae
-
-
5
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Culicidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Drosophilidae
-
-
11
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Ephydridae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Lauxaniidae
-
-
23
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Phoridae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Psychodidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Sciaridae
-
-
4
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Tipulidae
-
-
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
Homoptera
Cicadellidae
-
-
6
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Formicidae
-
-
11
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Ichneumonidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Pergidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Gelechiidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Lymantriidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Noctuidae
-
-
30
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Nymphalidae
Neptis
Neptis Sp.
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Pieridae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Pyralidae
-
-
13
29
Animalia
Arthopoda
Insecta
Orthoptera
Gryllidae
-
Animalia
Arthopoda
Insecta
Collembola
Entomobryidae
Heteromurus
Heteromurus
1
sp.
10 Archisotoma
Animalia
Arthopoda
Insecta
Collembola
Isotomidae
Archisotoma
sp.
5
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Tipulidae
-
-
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
Homoptera
Cicadellidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Homoptera
Fulgoridae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Formicidae
-
-
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Lecithoceridae
-
-
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Noctuidae
-
-
5
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Notodontidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Nymphalidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Coccinellidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Curculionidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Collembola
Entomobrydae
-
-
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Cecidomyiidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Chironomidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Lauxaniidae
-
-
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Pipunculidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Psychodidae
-
-
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Sciaridae
-
-
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Tipulidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Homoptera
Cicadellidae
-
-
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Formicidae
-
-
6
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
-
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Lecithoceridae
-
-
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Noctuidae
-
-
1 4
29
30
30
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Nymphalidae
Neptis
Neptis sp.
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Nymphalidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Pyralidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Psocoptera
-
-
-
1
Jumlah
217
Lampiran 7 Komposisi serangga dengan metode malaise trap pada ekosistem sawit 8 tahun jarak 500 – 1000 meter dari hutan Kingdom
Filum
Klas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
jumlah
Animalia
Arthopoda
Arachnida
Araneae
Corinnidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Carabidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Nitidulidae
-
-
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Collembola
Entomobrydae
-
-
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Phalacridae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Cecidomyiidae
-
-
11
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Ceratopogonidae
-
-
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Chironomidae
-
-
6
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Chloropidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Drosophilidae
-
-
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Phoridae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Psychodidae
-
-
8
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Scidaridae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Tipulidae
-
-
4
Animalia
Arthopoda
Insecta
Homoptera
Cicadellidae
-
-
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Homoptera
Cixiidae
-
-
5
Animalia
Arthopoda
Insecta
Homoptera
Fulgoridae
-
-
1
31
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Formicidae
-
-
9
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Batrachedridae
-
-
4
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Noctuidae
-
-
10
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Pyralidae
-
-
7
Animalia
Arthopoda
Insecta
Blattaria
Blattellidae
-
-
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
Dermaptera
Forticulidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Cecidomyiidae
-
-
4
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Chironomidae
-
-
5
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Chloropidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Culicidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Dolichopodidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Lauxaniidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Mycetophilidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Phoridae
-
-
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Sciaridae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Stratiomyidae
-
-
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Syrphidae
-
-
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Tephritidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Tipulidae
-
-
4
Animalia
Arthopoda
Insecta
Homoptera
Cicadellidae
-
-
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Braconidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Evaniidae
-
-
5
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Formicidae
-
-
8
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Tiphiidae
-
-
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Vespidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Arctiidae
-
-
3
31
32
32
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Gelechiidae
-
-
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Hesperidae
-
-
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Lecithoceridae
-
-
8
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Lyonetiidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Noctuidae
-
-
51
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Nymphalidae
Neptis
Neptis sp.
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Oechoporidae
-
-
11
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Pyralidae
-
-
22
Animalia
Arthopoda
Insecta
Orthoptera
Acrididae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Orthoptera
Gryllidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Animalia
Arthopoda
Insecta Insecta
Psocoptera Collembola
Lepidopsocidae Entomobryidae
-
-
1 2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Cecidomyiidae
-
-
4
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Lauxaniidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Sciaridae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Tipulidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Homoptera
Cercopidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
-
-
3
Animalia
Arthopoda
Homoptera Hymenoptera
Cicadellidae
Insecta
Formicidae
-
-
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Lecithoceridae
-
-
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Limacodidae
-
-
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Lyonetiidae
-
-
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Noctuidae
-
-
50
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Nymphalidae
-
-
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Oechoporidae
-
-
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Pyralidae
-
-
8
33
Animalia Animalia
Arthopoda
Insecta
Psocoptera
Caeciliidae
-
-
1
Arthopoda
Insecta
Psocoptera
Lepidopsocidae
-
-
3
Jumlah
153
Lampiran 8 komposisi serangga dengan metode malaise trap pada ekosistem sawit 17 tahun jarak 500 – 1000 meter dari hutan Kingdom
Filum
Klas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
jumlah
Animalia
Arthopoda
Arachnida
Araneae
Thomisidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Carabidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Nitidulidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Collembola
Entomobryidae
-
-
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Cecidomyiidae
-
-
13
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Ceratopogonidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Chironomidae
-
-
8
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Chloropidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Culicidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Lauxaniidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Micropezidae
-
-
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Phoridae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Psychodidae
-
-
14
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Sphaeroceridae
-
-
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Tipulidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Homoptera
Cicadellidae
-
-
5
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Apidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Formicidae
-
-
30
33
34
34
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Scelionidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Lecithoceridae
-
-
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Noctuidae
-
-
9
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Oechoporidae
-
-
5
Animalia
Arthopoda
Insecta
Orthoptera
Tetrigidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Arachnida
Araneae
Lynipidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Blattaria
Blattellidae
-
-
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Staphilionidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Collembola
Entomobryidae
-
-
8
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Cecidomyiidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Tipulidae
-
-
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Homoptera
Derbidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Braconidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Evaniidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Formicidae
-
-
21
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Lecithoceridae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Lyonetiidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Noctuidae
-
-
5
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Oechoporidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Mantodea
Mantidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Psocoptera
Lepidopsocidae
-
-
1
Jumlah
212
35
Lampiran 9 Komposisi serangga dengan metode malaise trap pada ekosistem sawit 17 tahun jarak 5000 meter dari hutan Kingdom
Filum
Klas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
Jumlah
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Curculionidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Cecidomyiidae
-
-
8
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Chironomidae
-
-
8
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Dolichopodidae
-
-
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Micropezidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Phoridae
-
-
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Psychodidae
-
-
4
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Sciaridae
-
-
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Sphaeroceridae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Homoptera
Cicadellidae
-
-
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Evanidae
-
-
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Formicidae
-
-
12
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Oechoporidae
-
-
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Noctuidae
-
-
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Pyralidae
-
-
4
Animalia
Arthopoda
Insecta
Orthoptera
Tetrigidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Arachnida
Araneae
Thomisidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Carabidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Nitidulidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Collembola
Entomobryidae
-
-
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Cecidomyiidae
-
-
13
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Ceratopogonidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Chironomidae
-
-
8
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Chloropidae
-
-
1
35
36
36
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Culicidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Lauxaniidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Micropezidae
-
-
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Phoridae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Psychodidae
-
-
14
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Sphaeroceridae
-
-
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Tipulidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Homoptera
Cicadellidae
-
-
5
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Apidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Formicidae
-
-
30
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Scelionidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Lecithoceridae
-
-
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Noctuidae
-
-
9
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Oechoporidae
-
-
5
Animalia
Arthopoda
Insecta
Orthoptera
Tetrigidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Arachnida
Araneae
Lynipidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Blattaria
Blattellidae
-
-
3
Animalia
Arthopoda
Insecta
Coleoptera
Staphilionidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Collembola
Entomobryidae
-
-
8
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Cecidomyiidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Diptera
Tipulidae
-
-
2
Animalia
Arthopoda
Insecta
Homoptera
Derbidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Braconidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Evaniidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Hymenoptera
Formicidae
-
-
21
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Lecithoceridae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Lyonetiidae
-
-
1
37
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Noctuidae
-
-
5
Animalia
Arthopoda
Insecta
Lepidoptera
Oechoporidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Mantodea
Mantidae
-
-
1
Animalia
Arthopoda
Insecta
Psocoptera
Lepidopsocidae
-
-
1
Jumlah
212
37
38
RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di desa Koleang Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor Jawa Barat pada tanggal 19 November 1995. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Syafei dan Ibu Dede. Penulis lulus dari pendidikan dasar di SDN Jasinga 03 tahun 2006 lalu melanjutkan ke SMPN 1 Jasinga lulus tahun 2009, dan melanjutkan ke SMAN 1 Jasinga lulus tahun 2012. Tahun 2012 penulis diterima di Mayor Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur SNMPTN Undangan dan memperoleh beasiswa Bidik Misi. Penulis mengikuti beberapa organisasi selama menjadi mahasiswa yaitu Dewan Perwakilan Mahasiswa TPB IPB tahun 2012, anggota English Club Asrama TPB IPB tahun 2012, anggota Bussines DevelopmentTree Grower Community tahun 2013, anggota Koperasi Mahasiswa IPB tahun 2013, Bendahara Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM E) Fakultas Kehutanan IPB tahun 2015, penulis juga aktif di berbagai kepanitiaan, diantaranya sebagai anggota divisi logstran panitia Welcome Party tahun 2012, ketua divisi danus TGC in Action tahun 2013, ketua divisi konsumsi Acara Keluarga Silvikultur (AKSI) tahun 2013, panitia divisi konsumsi BELANTARA tahun 2014, Leader LO PIMNAS 29 IPB tahun 2016. Penulis pernah melaksanakan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) 2014 di Sancang Timur -Papandayan dan Praktek Pengelolaan Ekosistem Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi, Taman Nasional Halimun Gunung Salak, Kesatuaan Pemangkuan Hutan (KPH) Cianjur, Pabrik Gondorukem dan Terpentin Sindangwangi, Industri rumah tangga limbah kayu dan Pelangi Wooden Toys Cibadak Jawa Barat serta Praktek Kerja Profesi (PKP) Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor pada Februari-Maret 2016. Penulis juga memperoleh prestasi sebagai wirausaha muda Jawa Barat pada tahun 2014, PKM bidang pengabdian masyarakat didanai DIKTI tahun 2015, serta mendapatkan medali emas dan perak PKMM pada PIMNAS 28 di Universitas Haluoleo, Sulawesi Tenggara. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana, penulis melakukan penelitian dengan judul Keanekaragaman Efek Jarak dari Hutan terhadap Keanekaragaman Serangga dibimbing oleh Ibu Dr Ir Noor Farikhah Haneda, MSi.