EFEK DEKOKTA PELEPAH DAUN NIPAH (Nypa fruticans Wurmb.) TERHADAP KADAR TNF-α SERUM TIKUS MODEL DIABETES MELITUS TIPE 2 Kholifatul Hanafiah, Helmin Elyani, Arif Yahya Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang Email :
[email protected]
Abstract. The high prevalence and complication of type 2 diabetes mellitus (T2DM) is related to TNF-α-mediated inflammation. TNF-α is able to affect the severityof T2DM through endothelial dysfunction and insulin resistance, thus inhibits glucose transfer into cells and increases risk of oxidative stress. Nipah plant (Nypa fruticans Wurmb.) contains active fenolic compounds such as chlorogenic acid, protocathecuic acid, and flavonoid such as kaempferol, and has antihyperglycemic, antioxidant, and antiinflammation potentials. This research is done to prove the effects of nipah leaves decoct on NTF-α serum level in T2DM. This research uses experimental laboratorium method, control group post test only research design. 20 male wistar rats (Rattus Norvegicus) were divided into five groups; negative control group/KN (normal diet), positive control group/KP (High fructose diet/HFD and streptozotocin / STZ), and experimental group 1, 2, and 2 which are given decocta of Nypa fruticans Wurmb. with dosage of 200mg, 400mg, and 800mg. TNF-α serum level is measured using sandwich ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent-Assay) method and is read using microplate reader with the wavelength of 450nm. T2DM insignificantly elevates the level of TNF-α serum in rat by 10.7% compared to KN . Application of nipah leaves decocta with dosage of 200 and 400 mg/kgbw can reduce serum TNF-α level significantly each by 41% and 38.5%, meanwhile at dosage of 800mg /kgbw serum TNF-α level is reduced insignificantly by 11.2% compared to KP. Application of nipah leaves decocta at the dosage of 200 and 400 mg/kgbw could decrease TNF-α serum. Keywords : T2DM, TNF-α, Nypa fruticans Wurmb.
Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) merupakan kelainan metabolik yang menyebabkan keradangan. DMT2 ditandai dengan peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia) yang berhubungan dengan resistensi insulin maupun sekresi insulin yang tidak adekuat. Hiperglikemia yang berkepanjangan akan memicu produksi dan sekresi insulin, memperberat kerja sel β pankreas dan mengakibatkan kerusakan sel.1 Pada keadaaan ini terjadi produksi (02-) dan radikal bebas berlebih yang akan menyebabkan kematian sel. Hiperglikemia akan memicu produksi AGE (advanced glycation end products) melalui proses non-enzymatic protein glycation yang kemudian akan mengaktivasi RAGE (receptor for AGEs) dan menstimulasi monosit dan makrofag yang akan memproduksi sitokin inflamasi, diantaranya tumor necrosis factoralpha (TNF-α).2 TNF-α mampu mengaktifkan jalur proinflamasi yang akan mengganggu sinyal
insulin di protein insulin receptor substrate (IRS) sehingga memicu kondisi resistansi insulin dalam uptake glukosa pada miosit dan adiposit.3 Tingginya angka kejadian dan komplikasi pada DMT2 berhubungan dengan keradangan yang diperantarai oleh TNF-α. TNF-α meningkatkan fosforilasi serine reseptor insulin (IR) dan substrat reseptor insulin (IRS) melalui penurunan fosforilasi tirosin IR dan IRS-1 dan menghambat kerja IRS-14 sehingga menyebabkan resistensi insulin. Peningkatan produksi TNF-α pada jaringan vaskuler juga akan menyebabkan peningkatan permeabilitas vaskuler, dan menyebabkan disungsi endotel vaskuler5 yang akan berakhir dengan komplikasi baik mikrovaskuler maupun makrovaskuler. Gangguan ini mengakibatkan glukosa tidak dapat ditransfer masuk ke dalam sel, sehingga terjadi peningkatan glukosa plasma.
Kholifatul Hanafiah, EFEK DEKOKTA PELEPAH DAUN NIPAH (Nypa fruticans Wurmb.)
Diabetes melitus merupakan penyakit dengan angka kejadian dan komplikasi yang cukup tinggi. Angka kejadian penderita diabetes melitus di Indonesia didapatkan sebesar didapatkan sebesar 5,81% dari jumlah penduduk.6 Sebanyak 84,35% dari penderita DMT2 mengalami komplikasi berupa komplikasi mikrovaskuler (8%), makrovaskuler (48,7%) maupun gabungan dari keduanya (27,8%).7 Untuk memperbaiki kondisi ini, diperlukan suatu bahan yang memiliki efek antihiperglikemia, antioksidan, serta anti inflamasi. Dekokta Nipah (Nypa fruticans Wurmb.) mampu menarik bahan aktif berupa fenolik yaitu chlorogenic acid, protocatechuic acid, flavonoid berupa kaempferol.8 Chlorogenic acid yang terdapat pada tanaman kopi memiliki efek antihiperglikemia dengan cara meningkatkan uptake glukosa dan sekresi insulin.9 Efek antioksidan protocathechuic acid didapat melalui proses pembersihan radikal bebas melalui donor atom hydrogen (H+) ataupun elektron (e).10 Kaempferol menimbulkan efek anti inflamasi dengan cara menghambat ekspresi dari IL-1β dan TNF-α pada tikus dengan inflamasi sistemik dan stress oksidatif paska syok hemoragik.11 Pemanfaatan herbal secara rebusan (dekokta) merupakan penggunaan yang lazim di masyarakat. Oleh karena itu, peneliti ingin membuktikan efek dekokta nipah (Nypa fruticans Wurmb.) terhadap kadar TNF-α serum tikus model Diabetes Melitus tipe-2. METODE PENELITIAN Desain penelitian Penelitian ini dilakukan dengan cara eksperimental laboratorium menggunakan desain penelitian control group post test only secara in vivo. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Sains Ilmu Hayati-Biosains Universitas Brawijaya dan Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang. Subjek penelitian Tikus wistar jantan (Rattus norvegicus) berusia 2-3 bulan dengan berat badan 120-200 gram sebanyak 20 ekor diaklimatisasi selama 7 hari dan diberi makan dan minum standard
laboratorium. Hewan coba dibagi menjadi lima kelompok; kelompok kontrol negatif / KN (diet normal), kelompok kontrol positif / KP (High Fructose Diet / HFD dan Streptozotocin / STZ), dan kelompok perlakuan 1, 2, dan 3 yang diberikan dekokta Nypa fruticans Wurmb. dengan dosis masing-masing 200mg, 400mg, dan 800mg. Pengukuran berat badan tikus dilakukan sebelum aklimatisasi, setiap satu minggu selama perlakuan, dan sebelum pembedahan. Gula darah puasa (GDP) diukur menggunakan glukometer sesudah aklimatisasi, setelah induksi STZ, dan sebelum pembedahan dengan cara mengambil darah dari ujung ekor setelah tikus dipuasakan selama 8 jam. Individu dikatakan mengalami DM apabila GDP ≥ 126 mg/dl 12 sementara itu kriteria diabetes untuk tikus tidak jauh berbeda dengan manusia.13 Kandang tikus dibersihkan setiap 2 hari sekali untuk mencegah terjadinya infeksi pada tikus dan menjaga kebersihan kandang tikus. Seluruh hewan coba yang digunakan pada penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari Komite Etik Penelitian Universitas Brawijaya dengan nomor sertifikasi 234-KEP-UB. Induksi DMT2 Induksi DMT2 pada tikus dilakukan dengan pemberian diet tinggi fruktosa (High Fructose Diet/HFD) dan injeksi Streptozotocin (STZ) dosis rendah (35mg/kgBB). HFD diberikan sebanyak 30gram/tikus /hari dengan komposisi fruktosa murni = 66%, dan pelet standar laboratorium = 34%.14 Pemberian HFD dilakukan selama 30 hari, kemudian pada hari ke 31 tikus kelompok kontrol positif, kelompok perlakuan 1, 2, dan 3 diberikan injeksi STZ setelah dipuasakan selama 16 jam. STZ dilarutkan dalam buffer sitrat dengan pH 4,5 sebanyak 2 ml/dosis. Kemudian diinjeksikan secara intraperitoneal dengan dosis 35 mg/kgBB. Setelah 72 jam, kadar fasting blood glucose (FBG) diukur dengan glukometer. Kadar glukosa darah diukur setiap minggu untuk mengamati adanya kondisi DM Tipe 2. Pemberian HFD dilanjutkan sampai hari ke-60.15 Setelah pemberian STZ, selama 30 hari kelompok kontrol positif dan perlakuan tetap diberikan diet HFD, diikuti dengan pemberian sediaan pelepah daun nipah kepada kelompok perlakuan setiap hari secara personde lambung 219 | Page
Jurnal Kedokteran Komunitas
Dekokta pelepah daun nipah Pelepah daun nipah yang masih segar diambil dari ujung sampai batas akhir daun atau 20-30 cm bagian atas dan dipilih yang masih muda (<1 bulan), ditandai dengan warna daun yang hijau terang. Pelepah daun dicuci sampai bersih, lalu dikeringkan dibawah sinar matahari kemudian ditumbuk dengan mortar sampai halus hingga menjadi bentuk simplisia. Dekoktasi dilakukan dengan cara merebus simplisia bersama air selama 30 menit pada suhu 90°C. Pemeriksaan kadar TNF-α serum Sampel darah diambil dari ventrikel jantung tikus16 sebanyak 5cc dan disentrifus dengan kecepatan 3.000 rpm selama 10 menit untuk mendapatkan serum tikus. Pemeriksaan kadar TNF-α serum menggunakan metode ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent-Assay) sandwich dengan panjang gelombang 450 nm. Analisa data Analisa data menggunakan One Way Anova (Analysis of Variance) dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Difference). HASIL PENELITIAN Karakteristik sampel Karakteristik sampel tikus wistar (2-3 bulan) pada penelitian ini ditunjukkan dalam tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Karakteristik sampel
Volume 3, Nomor 1, Desember 2015
P1 : Kelompok Perlakuan 1 (HFD 66% 35mg + dekokta pelepah daun 200mg/kgBB) P2 : Kelompok Perlakuan 2 (HFD 66% 35mg + dekokta pelepah daun 400mg/kgBB) P3 : Kelompok Perlakuan 3 (HFD 66% 35mg + dekokta pelepah daun 800mg/kgBB)
+ STZ nipah + STZ nipah + STZ nipah
Berat badan tikus pada kelompok kontrol positif terus meningkat hingga mencapai 28% dari berat badan awal. Setelah 4 minggu pemberian diet HFD, terjadi peningkatan berat badan tikus kelompok perlakuan 1, 2, dan 3 masing-masing sebesar 28,5%, 27,5%, dan 20%. Penurunan berat badan tikus pada P1, P2, dan P3 pada akhir perlakuan sebesar 11%, 5%, dan 2% dibandingkan berat badan setelah induksi HFD dan STZ. Peningkatan kadar glukosa darah puasa (GDP) pada KP hingga 93% dari GDP awal sampai akhir perlakuan DMT-2. Kelompok P1, P2, dan P3 yang diinduksi DMT-2 menunjukkan terjadinya penurunan GDP masing-masing berturut-turut sebesar 13%, 17%, dan 27% setelah diinduksi dekokta pelepah daun nipah (Nypa fruticans Wurmb.) selama 4 minggu. Terjadi peningkatan GDP sebesar 46% pada KN namun belum sampai memenuhi kriteria DMT-2. Efek induksi DMT2 dan pemberian dekokta pelepah daun nipah terhadap kadar TNF-α serum Tabel 2. Rata-rata kadar TNF-α serum pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
Keterangan: KN : Kontrol negatif KP : Kontrol positif (HFD 66% + STZ 35mg)
N
KN
Kontrol Negatif (KN)
4
KP
Kontrol Positif (K1) (Induksi HFD dan STZ)
4
P1
Perlakuan 1 (P1) (Induksi HFD dan STZ + Dekokta pelepah daun nipah (Nypa fruticans Wurmb.) 200 mg/kgBB) Perlakuan 2 (P2) (Induksi HFD dan STZ + Dekokta pelepah daun nipah (Nypa fruticans Wurmb.) 400 mg/kgBB) Perlakuan 3 (P3) (Induksi HFD dan STZ + Dekokta pelepah daun nipah (Nypa
4
689.50 188.85b
±
4
723.25 62.766b
±
4
1044.50 74.49a
±
P2
P3
Page | 220
∑ ± SD (pg/mL) 1063.25 87.11a 1177.00 143.90a
Perlakuan
± ±
Kholifatul Hanafiah, EFEK DEKOKTA PELEPAH DAUN NIPAH (Nypa fruticans Wurmb.) fruticans mg/kgBB)
Wurmb.)
800
menyatakan bahwa terdapat perbedaan ratarata dari keseluruhan kelompok namun masih belum dapat menunjukkan kelompok mana yang berbeda signifikan dengan yang lain. Pengujian post-hoc menggunakan LSD menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara kadar TNF-α serum rata-rata pada kelompok kontrol negatif, DMT2, dan perlakuan 3 namun memiliki perbedaan signifikan dengan kelompok perlakuan 1 dan 2. PEMBAHASAN
Gambar 1. Histogram rata-rata kadar TNF-α serum pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan Keterangan: Notasi sama : Tidak berbeda signifikan Notasi berbeda : Berbeda signifikan KN : Kontrol negatif KP : Kontrol positif (HFD 66% + STZ 35mg) P1 : Kelompok Perlakuan 1 (HFD 66% + STZ 35mg + dekokta pelepah daun nipah 200mg/kgBB) P2 : Kelompok Perlakuan 2 (HFD 66% + STZ 35mg + dekokta pelepah daun nipah 400mg/kgBB) P3 : Kelompok Perlakuan 3 (HFD 66% + STZ 35mg + dekokta pelepah daun nipah 800mg/kgBB) Pemberian dekokta pelepah daun Nypa fruticans Wurmb. dengan dosis 200 mg/kgBB, 400 mg/kgBB mampu menurunkan secara signifikan (p<0.05) kadar TNF-α jaringan serum tikus model DMT2 secara berturut-turut sekitar 44,8%, 42% dibandingkan dengan kelompok DMT2. Dekokta pelepah daun nipah pada dosis 800mg/kg BB dapat menurunkan kadar TNF-α serum sekitar 11,2% tidak signifikan dibandingkan dengan kelompok DMT2 dan KN. Pengujian menggunakan one way ANOVA
Karakteristik Sampel Peningkatan berat badan tikus pada semua kelompok diduga berhubungan dengan induksi HFD. Fruktosa menekan fungsi leptin sehingga individu selalu merasa lapar dan meningkatkan konsumsi, yang berakibat pada kenaikan berat badan.17 Penurunan berat badan tikus pada akhir perlakuan dibandingkan berat badan setelah induksi HFD dan STZ diduga berhubungan dengan chlorogenic acid dalam herbal18 yang mampu menghambat penyerapan lemak dan aktivasi metabolisme lemak di hepar.9 Selain meningkatkan berat badan, HFD juga dapat menimbulkan resistensi insulin, sehingga terjadi peningkatan glukosa darah puasa.17 Peningkatan kadar glukosa darah puasa (GDP) pada KP hingga 93% dari GDP awal sampai akhir perlakuan DMT-2. Kelompok P1, P2, dan P3 yang diinduksi DMT-2 menunjukkan terjadinya penurunan GDP masing-masing berturut-turut sebesar 13%, 17%, dan 27% setelah diinduksi dekokta pelepah daun nipah (Nypa fruticans Wurmb.) selama 4 minggu. Terjadi peningkatan GDP sebesar 46% pada KN namun belum sampai memenuhi kriteria DMT-2. Efek induksi DMT2 terhadap kadar TNF-α serum Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kadar TNF-α serum pada kelompok kontrol negatif berjumlah 1063.25 ± 87.11 pg/ml, jumlah ini melebihi kadar TNF-α serum tikus kelompok kontrol pada penelitian Hulse (2004)19 yaitu 613±72 pg/ml. Pada keadaan fisiologis, ekspresi TNF-α oleh makrofag dan monosit merupakan mekanisme fisiologis perbaikan jaringan. TNF-α berperan memicu inflamasi lokal dan meningkatkan permeabilitas serta menarik makrofag dan 221 | Page
Jurnal Kedokteran Komunitas
neutrofil ke lokasi radang yang berakhir dengan apoptosis untuk menyingkirkan komponen seluler yang rusak.20 TNF-α mengaktifkan sinyal NFκB yang memediasi transkripsi sitokin-sitokin yang berperan dalam proliferasi, respon inflamasi dan adhesi sel dan faktor antiapoptosis.21 Pada kadar 10-100 pg/ml, TNF-α meningkatkan lipid peroksida dan glutathione, menstimulasi sekresi endothelin-1 dan tromboksan A2, dan menghambat sekresi prostasiklin. Pada konsentrasi 1000 pg/ml TNF-α meningkatkan sekresi prostasiklin dan tromboksan A2 namun menurunkan sekresi endotelin 1.22 Pada penelitian ini 2-3 ekor tikus ikus ditempatkan dalam satu kandang berukuran 1200 cm2 yang masing-masing dipisahkan dengan sekat kayu dengan tebal 1-1,5cm, sehingga mengurangi ruang gerak tikus. Luas kandang yang disarankan menurut penelitian PattersonKane (2002) adalah 1.620 cm2 untuk maksimal 5 ekor tikus yang telah cukup lama berkelompok.23 Pada penelitian selanjutnya, kandang berukuran 700cm2 sebaiknya diisi dengan 2 ekor tikus dari kelompok yang sama dan dipisahkan menggunakan jeruji kawat. Peneliti menduga peningkatan kadar TNF-α serum kelompok kontrol negatif berhubungan dengan faktor stress psikologis akibat kurangnya ruang untuk bergerak.24 Peneliti juga menduga peningkatan TNF-α serum dipengaruhi adanya inflamasi sistemik akibat infeksi. Dugaan adanya infeksi didukung oleh adanya dua ekor tikus dengan infeksi di sisi tubuhnya pada masa perlakuan. Infeksi terjadi akibat penutupan luka tidak sempurna akibat pengambilan darah dari ekor tikus. Tikus sulit untuk dikendalikan dan menyebabkan pemasangan penutup luka tidak sempurna, selain itu setelah luka ditutup, tikus bergerak sehingga penutup luka terlepas dan memungkinkan bakteri untuk masuk. Pemeriksaan glukosa dengan penusukan berulang juga beresiko menyebabkan putusnya ekor tikus serta menimbulkan stress psikologis, sehingga untuk penelitian selanjutnya, pemeriksaan sebaiknya dilakukan dengan memotong ujung ekor tikus.25 Disarankan setelah dilakukan pemeriksaan, luka ditekan selama 3045 detik menggunakan kasa steril, kemudian apabila akan dilakukan pemeriksaan berulang, Page | 222
Volume 3, Nomor 1, Desember 2015
keropeng dilepas perlahan dan dilakukan pemijatan ekor hingga darah keluar.25 Adanya infeksi dan stress psikologis diduga berhubungan dengan pelepasan TNF-α yang akan menginduksi pembentukan reactive oxygen species dan menyebabkan stress oksidatif.26 Hal ini dapat diamati pada penelitian Putro (2015) melalui peningkatan kadar MDA serum tikus pada kelompok kontrol negatif (387.13 ± 16.63 ng/ml)27. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan dengan kadar MDA serum tikus kelompok kontrol negatif pada penelitian Pradana (2014)28 yaitu sebesar 125,88 ± 6,57 ng/ml. Peningkatan kadar TNF-α secara tidak signifikan pada kelompok DMT2 dibandingkan kelompok kontrol negative sebesar 10,7% berkaitan dengan induksi DMT2 menggunakan HFD dan STZ. TNF-α terus menerus dikeluarkan oleh adiposit dalam jumlah rendah, peningkatan jumlah adiposit karena induksi HFD akan menyebabkan peningkatan jumlah TNF-α yang dikeluarkan. Hal ini akan memicu terjadinya inflamasi dan menyebabkan stress oksidatif.29 TNF-α mengaktifkan serine kinase dan menurunkan fosforilasi tirosin IR dan IRS-1 dan menyebabkan terganggunya kerja reseptor insulin sehingga menyebabkan resistensi insulin. 30,31 Resistensi insulin digambarkan dengan peningkatan insulin yang beredar namun tidak dapat menurunkan kadar glukosa darah,32 pada kelompok DMT2 terjadi peningkatan insulin serum sebesar 27% 33 dibandingkan pada kelompok kontrol negatif. Peningkatan kadar TNF-α serum pada kelompok ini dianggap sudah menggambarkan inflamasi sistemik pada DMT2 karena dibarengi dengan peningkatan gula darah puasa sebesar 41,7% dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif akibat resistensi insulin. Peningkatan TNF-α juga diikuti dengan peningkatan MDA sebesar 17% dan penurunan SOD sebesar 22%27 yang menggambarkan kondisi stress oksidatif pada DMT2.34 Hasil Penelitian Efek Pemberian Dekokta Pelepah Daun Nypa fruticans Wurmb. Terhadap TNF-α Serum Pemberian dekokta pada kelompok perlakuan 1 dan 2 mampu menurunkan kadar TNF-α serum dibandingkan kelompok DMT2. Hal ini diduga berhubungan dengan dekokta pelepah daun nipah mengandung komponen fenolik antara lain
Kholifatul Hanafiah, EFEK DEKOKTA PELEPAH DAUN NIPAH (Nypa fruticans Wurmb.)
chlorogenic acid, protocathecuic acid, dan flavonoid berupa kaempferol.8 Chlorogenic acid mengaktifkan AMPK dan memicu translokasi GLUT4 ke membrane sel sehingga dapat meningkatkan penarikan glukosa ke dalam sel dan mengurangi kadar gula dalam darah.35 Protocathecuic acid (PCA) memiliki efek menurunkan trigliserida, anti koagulasi, antioksidan, dan antiinflamasi36 sehingga dapat mengurangi kadar TNF-α. PCA meningkatkan antioksidan endogen melalui fosforilasi nuclear factor erythroid 2 (Nrf2) yang dimediasi oleh cJun Nh(2)-terminal kinase.37 Kaempferol menghambat aktifasi NADPH oksidase oleh AGE dan menimbulkan efek anti inflamasi dengan menghambat ekspresi dari IL-1β dan TNF-α yang diinisiasi oleh aktifasi NFκB38 secara signifikan menghambat pembentukan TNF, dan inflamasi yang diperantarai oleh IL-2 dan IL-4.39 Kadar TNFα serum menggambarkan inflamasi sistemik, yang juga berhubungan dengan inflamasi dan komplikasi pada berbagai macam organ dalam kondisi DMT2. Penurunan kadar TNF-α serum pada dosis 200mg/kgBB belum optimal diduga berhubungan dengan GDP pada kelompok ini masih belum turun secara optimal. Sementara itu apabila dibandingkan dengan penelitian Hulse (2014), maka kadar TNF-α serum kelompok perlakuan 1 dan 2 mendekati normal.19 Terdapat penurunan kadar TNF-α sebesar 41% dan GDP sebesar 24%. Pada kelompok ini juga didapatkan peningkatan kadar SOD sebesar 22% dan penurunan MDA sebesar 14%.27 Terdapat peningkatan kadar insulin serum sebesar 112%33, namun tingginya kadar insulin serum tidak dibarengi dengan penurunan GDP yang sesuai, sehingga dianggap masih menggambarkan kondisi resistensi insulin.32 Pada pemberian dekokta pelepah daun nipah dengan dosis 400mg/kgBB, terjadi penurunan kadar TNF-α serum diiringi penurunan GDP mendekati pada kelompok kontrol negative. Pada dosis ini, dekokta pelepah daun nipah telah mampu memberikan efek antiinflamasi, antihiperglikemi, dan antioksidan. Efek antiinflamasi diperlihatkan melalui penurunan kadar TNF-α serum sebesar 38%, efek antihiperglikemi diperlihatkan melalui penurunan kadar dula darah puasa sebesar 28% dan antioksidan digambarkan dengan
peningkatan kadar SOD serum dan penurunan kadar MDA serum masing-masing sebesar 50% dan 19% secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol positif.27 Pada kelompok ini juga dapat diamati peningkatan kadar insulin serum sebanyak 15,4% dibanding kelompok DMT2.33 Peningkatan kadar insulin serum tanpa disertai penurunan kadar gula darah yang seimbang menunjukkan terjadinya resistensi insulin yang diperantarai oleh peningkatan TNFα31,32 sementara itu pada kelompok ini, peningkatan kadar insulin serum diimbangi dengan penurunan kadar gula darah puasa. Pada pemberian dekokta pelepah daun nipah dengan dosis 800 mg/kgBB, terjadi penurunan kadar TNF-α serum secara tidak signifikan sebesar 11%. Pada kelompok ini dapat diamati penurunan GDP sebesar 36%, penurunan MDA sebesar 14% serta peningkatan SOD sebesar 64% dibandingkan kelompok diabetes.27 Pada kelompok ini juga dapat diamati peningkatan kadar insulin serum secara tidak signifikan sebesar 15%.33 Peneliti menduga adanya sifat toksik dari herbal pada pemberian dosis ini, sehingga pengujian toksisitas perlu dilakukan pada penelitian selanjutnya. Toksisitas herbal diduga menyebabkan kerusakan pada sel endotel dan meningkatkan kadar TNF-α serum. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah: 1. Induksi DMT2 secara tidak signifikan meningkatkan kadar TNF-α serum tikus. 2. Pemberian dekokta pelepah daun nipah pada dosis 200 dan 400 mampu menurunkan kadar TNF-α serum secara signifikan. 3. Pemberian dekokta pelepah daun nipah pada dosis 800mg/kgbb secara tidak signifikan mampu menurunkan kadar TNF-α. SARAN Hasil penelitian yang telah dilakukan memiliki beberapa kekurangan. Maka dari itu, peneliti menyarankan beberapa hal berikut sebagai perbaikan dan pengembangan dari studi ini: 1. Pada penelitian selanjutnya, kandang berukuran 700cm2 sebaiknya diisi dengan 2 ekor tikus dari kelompok yang sama dan dipisahkan menggunakan jeruji kawat.
223 | Page
Jurnal Kedokteran Komunitas
2. Pemeriksaan glukosa darah sebaiknya dilakukan dengan memotong ujung ekor tikus, kemudian apabila akan dilakukan pemeriksaan kembali, keropeng dikelupas perlahan dan dilakukan pemijatan ekor hingga darah keluar. 3. Pada penelitian selanjutnya, sebaiknya dilakukan uji toksisitas herbal untuk mengetahui kadar pemberian herbal yang dapat bersifat merusak.
Volume 3, Nomor 1, Desember 2015
7.
8.
DAFTAR PUSTAKA 1. Khardori, Rhomes. Type 2 Diabetes Melitus. 2015. http : // emedicine . medscape . com / article / 117853-overview # aw2aab6b2b2. Diakses pada tanggal 3 Juni 2015. 2. Gonzales, Yolanda. Herrera, M Teresa.Soldevila, Gloria. Garcia-Garcia, Lourdes. Fabian, Guadalupe. PérezArmendariz, E Martha. Bobadilla, Karen. Guzmán-Beltrán, Silvia. Sada, Eduardo. Torres, Martha. High Glucose Concentrations Induce TNF-α Production Through the Down-regulation of CD33 in Primary Human Monocytes. Biomed Central Immunology 2012, 13:19 doi:10.1186/14712172-13-19. 3. Nieto-Vazquez, I. Fernández-Veledo, S. Krämer, DK. Vila-Bedmar, R. Garcia-Guerra, L. Lorenzo, M. Insulin Resistance Associated to Obesity: The Link TNF-α. Archive of Physiology and Biochemistry Journal 2008 Jul ;114(3):183-94. doi:10.1080/13813450802181 047 . (Abstrak) 4. Gual P. Le Marchand-Brustel Y. Tanti JF. Positive and negative regulation of insulin signaling through IRS-1 phosphorylation . Biochimie 2005 Jan;87(1): 99 -109. 5. Meng D. Liu N. Expression of PlateletEndothelial Cell Adhesion Molecule-1 in Human Umbilical Vein Endothelial Cells by Exposure to Advanced Glycosylation End Products and Inflammatory Mediators. Chinese Medical Journal (Engl) 2003 Sep; 116 (9):1336-40. 6. International Diabetes Foundation. Diabetes atlas 2014. Didownload dari www.idf.org /sites/default/files/Atlas-poster-
Page | 224
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
2014_EN.pdf dan diakses pada tanggal 6 Juni 2015, pukul 20:17. Andayani, Tri Murti. Ibrahim, Mohamed Izham Mohamed. Asdie, Ahmad H. Assessing the Impact of Complications on the Direct Medical Costs of Type 2 Diabetes Mellitus Outpatients. International Journal of Current Pharmaceutical Research 2010 vol 2, issue 2. Prasad, Nagendra. Yang, Bao. Kong, Kin Weng. Khoo, Hock Eng. Sun, Juan. Azlan, Azrina. Ismail, Amin. Romli, Zulkifli Bin. Phytochemicals and Antioxidant Capacity from Nypa fruticans Wurmb. Fruit. EvidenceBased Complementary and Alternative Medicine Volume 2013 (2013), Article ID 154606. Meng, Shengxi. Cao, Jianmei. Feng, Qin. Peng, Jinghua. Hu, Yiyang. Roles of Chlorogenic Acid on Regulating Glucose and Lipids Metabolism: A Review. Evidence – Based Complementary and Alternative Medicine Hindawi Publishing volume 2013 (2013), Article ID 801457, 11 pages. Kakkar, Sahir. Bais, Souravh. A review on Protocatechuic Acid and Its Pharmacological Potentials. Hindawi Publishing Corporation ISRN Pharmacology Volume 2014 Article ID 952943, 9 pages. Yang, Qi-Seheng.He, Li-Ping.Zhou, Xian-Long. Zhao, Yan. Shen, Jun. Xu, Peng. Ni, ShaoZhou. Kaempferol Pretreatment Modulates Systemic Inflammation and Oxidative Stress Following Hemorrhagic Shock in Mice. Chinese Medicine 2015, 10:6. doi:10.1186/s13020-015-0035-z. Emancipator K. Laboratory Diagnosis and Monitoring of Diabetes Mellitus. American Journal of Clinical Pathology 1999 Nov; 112 (5): 665-74. Wang Z. Yang Y. Xiang X. Zhu Y. Men J. He M. Estimation of the Normal Range of Blood Glucose in Rats. Wei Sheng Yan Jiu 2010 Mar; 39 (2):133-7,142. Catena C. Giaccheti G. Novello M. Colussi G. Cavarape A. Sechi LA. Cellular Mechanism of Insulin Resistance in Rats with FructoseInduced Hypertension. American Journal of Hypertension 2003 Nov; 16 (11 Pt 1): 973-8. Reed MJ, Meszaros K. Entes LJ. Claypool MD. Pinkett JG. Gadbois TM. Reaven GM. A new rat model of type 2 diabetes: the fat-fed,
Kholifatul Hanafiah, EFEK DEKOKTA PELEPAH DAUN NIPAH (Nypa fruticans Wurmb.)
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
streptozotocin-treated rat. Pubmed metabolism 2000 Nov; 49 (11): 1390-4. Parasuraman S. Raveendran R. Kesavan R. Blood sample collection in small laboratory animals. Journal of Pharmacology and Pharmacotherapy 2010 Jul-Dec; 1(2): 87–93. Abdulla, Mohammed H. Sattar, Munavvar A. Johns, Edward J. The Relation between Fructose-Induced Metabolic Syndrome and Altered Renal Haemodynamic and Excretory Function in the Rat. International Journal of Nephrology Volume 2011, Article ID 934659, 17 pages. Cho Ae-Sim. Jeon, Seon-Min. Kim, MyungJoo. Yeo, Jiyoung. Seo, Kwon-Il. Choi, MyungSook. Lee, Mi-Kyung. Chlorogenic acid exhibits anti-obesity property and improves lipid metabolism in high fat diet-inducedobese mice. Food and Chemical Toxicology vol 48 Issue 3, March 2010, pages 937-943. Hulse R.E. Kunkler P.E. Fedynyshyn J.P. Kraig R.P. Optimization of Multiplexed Bead-based Cytokine Immunoassays for Rat Serum and Brain Tissue. Journal of Neurosciense Methods 2004 Jun 15; 136 (1):87-98. Mizrahi, Keren. Askenazy, Nadir. Physiological functions of TNF family receptor/ligand interactions in hematopoiesis and transplantation. Blood journal July 10 2014; Blood : 124 (2). (Abstract) Elmarakby, Ahmed A. Sullivan, Jennifer C. Relationship between Oxidative Stress and Inflammatory Cytokines in Diabetic Nephropathy. Cardiovascular Therapeutics 30 2012 49–59 doi: 10.1111/j.17555922.2010.00218.x Scalera F. Intracellular Glutathione and Lipid Peroxide Availability and the Secretion of Vasoactive Substances by Human. European Journal of Clinical Investigation 2003 Feb; 33 (2): 176-82. Patterson-Kane, EG. Cage size preference in rats in the laboratory. Journal of Applied Animal Welfare Science 2002; 5 (1): 63-72. Munhoz C. Madrigal JL. García-Bueno B. Pradillo JM. Moro MA. Lizasoain I. Lorenzo P. Scavone C. Leza JC. TNF-alpha Accounts for Short-term Persistence of Oxidative Status in Rat Brain After Two Weeks of Repeated
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
Stress. European Journal of Neuroscience 2004 Aug;20(4):1125-30. (abstract) Ayala, Julio E. Samuel, Varman T. Morton, Gregory J. Ocibi, Silvana. Croniger, Collen M. Shulman, Gerald I. Wasserman, David H. McGuinness, Owen P. Standard operation procedures for dexcribing and performing metabolic testc of glucose homeostasis in mice. Disease Model and Mechanism Journal 2010 Sep-Oct; 3(9-10): 525–534. Chen, Xiuping. Andresen1,Bradley T. Hill, Michael. Zhang, Jing. Booth, Frank. Zhang, Cuihua. Role of reactive oxygen species in tumor necrosis factor-alpha induced endothelial dysfunction. Current Hypertension Reviews Journal 2008 Nov; 4(4): 245-255. Putro, Fikri Samodro. Elyani, Helmin. Yahya, Arif. Efek Dekokta Pelepah Daun Nipah (Nypa fruticans Wurmb.) Terhadap Kadar Superoxide Dismutase dan Malondialdehyde Serum Pada Tikus DMT-2. 2015 In publishing. Pradana, Bonanza Wahyu. Murwani, Sri. Winarso, Djoko. Efek Prevensi Perasan Daun dan Tangkai Semanggi Air (Marsilea crenata) Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) dan Aktivitas Superoksida Dismutase (SOD) pada Tikus Putih (Rattus norvegicus). Student Journal Vet School Universitas Brawijaya 2014 No 4 Vol 1. Nadeem, Amina. Naveed, Abdul Kholid. Hussain, Muhammad Mazhar. Raza, Syed Irfan. Correlation of inflammatory markers with type 2 Diabetes Mellitus in Pakistani patients. Journal of Postgraduate Medical Institute 2013; 27(3):267-73. Da Rocha, Aline Franco. Liboni, Thaís Fernanda. Kurauti, MirianAyumi. De Souza, Camila Oliveira. Miksza, Daniele Romani. Moreira, Carolina Campos Lima. BorbaMurad, Glaucia Regina.Bazotte, Roberto Barbosa. De Souza, HelenirMedri. Tumor necrosis factor alpha abolished the suppressive effect of insulin on hepatic glucose production dan glycogenosis stimulated by cAMP. Elsevier Pharmacological Reports 66 (2014) 380 -385. Gual, P. Le Marchand-Brustel, Y. Tanti, JF. Positive and negative regulation of insulin signaling through IRS-1 phosphorylation. Biochimie 2005 Jan;87(1):99-109. 225 | Page
Jurnal Kedokteran Komunitas
32. Lebovits HE. Insulin Resistance : Definition and Consequences. Experimental and clinical endocrinol diabetes 2001;109 Suppl 2: S135-48. (abstract) 33. Sari, Amalia Intan Permata. Elyani, Helmin. Yahya, Arif. Efek Dekokta Pelepah Daun Nipah (Nypa fruticans Wurmb.) Terhadap Kadar Insulin Serum Tikus Model Diabetes Mellitus Tipe 2. 2015. In publishing. 34. Dabhi B. Mistry KN. Oxidative Stress and Its Association with TNF-α-308 G/C and IL-1α889 C/T Gene Polymorphisms in Patients with Diabetes and Diabetic Nephropathy. Gene journal 2014 May 15; 562 (2):197-202. 35. Ong, Khang Wei. Hsu, Annie. Tan, Benny KwongHuat. Chlorogenic Acid Stimulates Glucose Transport in Skeletal Muscle via AMPK Activation: A Contributor to the Beneficial Effects of Coffee on Diabetes. PLOS One Public Library of Science March 7, 2012. DOI: 10.1371/journal.pone.0032718. 36. Lin, CY. Huang, CS. Huang, CY. Yin,MC. Anticoagulatory, antiinflammmatory, and antioxidative effects of protocathechuic acid in diabetic mice. Journal of Agricultural Food Chemical 2009 Aug 12 : 57 (15) : 6661-7 doi: 10. 1021/jf9015202.(abstrak) 37. Vari, R. A’Archivio M. Filesi, C. Carotenuto, S. Scazzochio, B. Santangelo, C. Giovannini, C. Masella, R. Protocatechuic acid induces antioxidant/detoxifying enzyme expression through JNK-mediated Nrf2 activation in murine macrophages. The Journal of Nutritional Biochemistry 2011 May; 22(5):409-17. doi:10.1016/j.jnutbio. 201 0. 03.008. 38. Kim, Ji Min. Lee, EunKyeong. Kim, Dae Hyun. Yu, Byung Pal. Chung, Hae Young. Kaempferol Modulates Pro-inflammatory NF-κB Activation by Suppressing Advanced Glycation End products-induced NADPH Oxidase. Journal of the American Aging Association 2010 Jun; 32(2): 197–208. Published online 2010 Jan 13. doi: 10.1007/s11357-009-9124-1PMCID: PMC2861750. 39. Yang, Qi-Seheng.He, Li-Ping.Zhou, Xian-Long. Zhao, Yan. Shen, Jun. Xu, Peng. Ni, ShaoZhou. Kaempferol Pretreatment Modulates Systemic Inflammation and Oxidative Stress Following Hemorrhagic Shock in Mice.
Page | 226
Volume 3, Nomor 1, Desember 2015
Chinese Medicine 2015, 10:6 doi:10.1186/s13020-015-0035-z. 40. Kennedy SG. Wagner AJ. Conzen SD. Jordán J. Bellacosa A. Tsichlis PN. Hay N. 1997. The PI 3-Kinase/Akt Signaling Pathway Delivers an Anti-apoptotic Signal. Genes & Development 1997 Mar 15; 11 (6): 701-13. (abstract) 41. Wieser V. Moschen AR. Tilg H. Inflammation, Cytokines and Insulin Resistance : a Clinical Perspective. Archivum Immunologiae et Therapia Experimentalis 2013 Apr; 61 (2):119-25.(abstrac)