Optimalisasi Pemanfaatan Kampus Lapangan
2
Mengenal Lebih Dekat Sudirman Said
8
Jejaring Kerjasama Program Pelatihan Mining Safety And Processing Technologies Course
13
EDISI XIII | FEBRUARI 2016
EDITORIAL Berita Utama Optimalisasi Pemanfaatan Kampus Lapangan
Penanggung Jawab Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Mineral dan Batubara
Pemimpin Redaksi: Kepala Bidang Program dan Kerjasama
Liputan Khusus Mengenal Lebih Dekat Sudirman Said
Jejaring Kerjasama Program Pelatihan Mining Safety And Processing Technologies Course
Editor:
2 8 13
Rachmat Saleh
Foto Cover: www.eurocontrol.int
Tokoh Drs Wahid Sugiman PENTINGNYA MEMBANGUN KOMPETENSI SDM
18
Tim Redaksi Bambang Priyatna Wijaya Wien Evayanti Ahmad Helmi Yudiana Hadiyat Agus Sukarji Ibrahim Priyana Hardjawidjaksana Tri Handajani Sutrisna Juanianita Puspitasari Adil Samana Irma Yanti Arief Eka Putra
Distribusi Pusdiklat Minerba
Sarana dan Prasarana FASILITAS KAMPUS LAPANGAN
Sudut Diklat Public Speaking dan Teknik Presentasi Pusdiklat Kebtke Esdm
Be Pas Wisata Alam Di Kota Kushiro, Jepang
20 22 28
Produksi Kreasinergi
Alamat Redaksi Telp : 022-6076756 Fax : 022-6035506 Pusdiklat Mineral dan Batubara Jl. Jendral Sudirman No 623 Bandung, Indonesia
[email protected]
Tahukah Anda
Galeri
30 32
Dalam perkembangan ilmu kebumian, wilayah Cipatat-Citatah, Padalarang, akhirnya terpilih menjadi kampus lapangan Pusdiklat Minerba. Ada sejumlah alasan yang mendasari. Pertama, Jaraknya dekat dari Bandung. Kedua, menyelamatkan dan melindungi kawasan karst dari pengembangan industri di wilayah tersebut, sesuai perda Kabupaten Bandung Barat nomor 7 tahun 2010 tentang Perlindungan Kawasan Situs Gua Pawon dan Lingkungannya. Ketiga, sejumlah perguruan tinggi di Bandung dan Jawa Barat memerlukan laboratorium lapangan yang diperluas sebagai laboratorium lapangan kebumian (tidak hanya geologi saja), seperti adanya situs Gua Pawon yang berjarak sekitar 2,5 km lurus dari kampus lapangan ke arah barat-laut.
S
etelah penemuan situs arkeologi Gua Pawon, Jurusan Arkeologi dari Universitas Indonesia (UI) dan jurusan Antropologi Univesitas Negeri Padjadjaran, pernah mengusulkan wilayah Cipatat Citatah sebagai laboratorium lapangan. Nantinya, laboratorium lapangan juga bisa dimanfaatkan oleh berbagai disiplin ilmu lainnya seperti pertambangan, geologi, biologi, pertanian dan arkeologi. Kampus lapangan Pusdiklat Minerba berada di blok bukit Arimbi, desa Gunung Masigit, kecamatan Cipatat, kabupaten Bandung Barat, provinsi Jawa Barat. Secara geografis posisi kampus lapangan terletak pada ketinggian dari 700–850 mdpl. Luas wilayah kampus lapangan Pusdiklat Mineral dan Batubara 15 Ha, terdiri dari bentuk morfologi tebing curam dengan kemiringan bervariasi dari 30o sampai hampir 90o sekitar 12 ha dan bentuk mendatar 3 ha yang berada di bagian paling atas kampus lapangan. Litologi batuan di kampus lapangan didominasi susunan batu gamping yang sebagian besar tertutup sedimentasi tanah dan sebagian kecil batu gamping tersingkap dalam bentuk tonjolan bongkah terutama di bagian atas kampus lapangan. Kampus lapangan yang sudah dimiliki Pusdiklat Minerba
merupakan salah satu penunjang utama (prasarana) terselenggaranya pendidikan dan pelatihan (diklat pertambangan) yang telah diprogramkan secara rutin. Dalam rangka pengembangan dan pengelolaan kampus lapangan, langkah awal yang harus disiapkan yaitu penataan berbagai jenis fasilitas dan sarana yang dibutuhkan diklat, mulai dari perkantoran dan ruang diklat beserta isinya, laboratorium, prototipe gudang bahan peledak sampai prototipe crushing plant. Dalam pengembangan kampus lapangan untuk keperluan kediklatan harus diperhatikan atau disesuaikan dengan kondisi yang ada, baik topografi maupun lingkungannya. Sangat penting mempertimbangkan aspek keselamatan kerja dan lingkungan. Terlebih, lingkungan pemukiman penduduk dan industri yang sudah ada sebelum keberadaan kampus lapangan. Pengembangan dan pengelolaan kampus lapangan ini dimaksudkan untuk memperoleh optimalisasi pemanfaatan kampus lapangan dalam melaksanakan praktikum lapangan sesuai tuntutan kurikulum diklat yang diselenggarakan secara rutin oleh Pusdiklat Minerba. (RS)
BERITA UTAMA
edisi ke XIII | 2016
OPTIMALISASI PEMANFAATAN KAMPUS LAPANGAN Kampus lapangan Pusdiklat Minerba berada di blok bukit Arimbi, desa Gunung Masigit, kecamatan Cipatat, kabupaten Bandung Barat, provinsi Jawa Barat. Portal masuk kampus lapangan berada pada batas RW 02 Cibuana dan RW 03 Cilaksana Desa Gunung Masigit. Secara geografis posisi kampus lapangan terletak pada ketinggian dari 700–850 mdpl. Luas wilayah kampus lapangan Pusdiklat Minerba 15 Ha, terdiri dari bentuk morfologi tebing curam dengan kemiringan bervariasi dari 30o sampai 90o sekitar 12 ha dan bentuk mendatar 3 ha yang berada di bagian paling atas kampus lapangan. Litologi batuan di kampus lapangan didominasi susunan batu gamping yang sebagian besar tertutup sedimentasi tanah dan sebagian kecil tersingkap dalam bentuk tonjolan bongkah terutama di bagian atas kampus lapangan.
P
ada prinsipnya seluruh area kampus lapangan dapat dimanfaatkan untuk praktikum sesuai tuntutan kurikulum diklat di Pusdiklat Minerba. Bagian lahan yang curam dapat dimanfaatkan untuk praktikum kestabilan lereng, untuk praktikum penambangan dirancang jenjang-jenjang di bagian barat kampus lapangan, praktikum crushing plant terletak di sisi timur perkantoran demikian juga prototipe gudang bahan peledak dan laboratorium pengolahan mineral. Bagian lain dari kampus lapangan dapat digunakan untuk praktikum reklamasi dan lingkungan tambang dengan menyiapkan bangunan pembibitan tanaman (nursery plants). Kampus Lapangan harus dimanfaatkan secara optimal untuk praktikum lapangan dari program diklat rutin Pusdiklat Mineral dan Batubara. Tatap muka antara widyaiswara (instruktur) dengan peserta diklat di ruang kelas dapat dilakukan di kampus Pusdiklat Mineral dan Batubara, Bandung, sedangkan pra-praktikum sampai pelaksanaan praktikum lapangan dilakukan di Kampus Lapangan Pusdiklat Mineral dan Batubara, Cipatat, kabupaten Bandung Barat. Pemanfaatan Kampus Lapangan harus mempertimbangkan beberapa aspek seperti diilustrasikan pada Gambar 1, yang digunakan sebagai landasan berpikir ke arah optimalisasi pemanfaatan tersebut. Pada Gambar 1, terlihat paling tidak ada lima aspek yang harus dipertimbangkan dan sekaligus diperhatikan dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan Kampus Lapangan, yaitu kondisi fisik lahan kampus; Kondisi lingkungan sekitar kampus; fasilitas praktikum sesuai dengan diklat; sumberdaya manusia yang ada di kampus dan; biaya. Kelima aspek tersebut saling berkaitan dan saling menunjang.
2
Info Pusdiklat Minerba
Gambar 1 PolapikiroptimalisasipemanfaatanKampusLapangan
Keterkaitannya yang erat mengindikasikan bahwa optimalisasi pemanfaatan Kampus Lapangan mustahil terwujud apabila kelima aspek itu tidak mendapat perhatian serius dari Pusdiklat Minerba. Aspek kondisi fisik dan lingkungan bersifat asli (given conditions), artinya kondisi tersebut telah ada sebelum kampus lapangan dibangun; sedangkan tiga aspek lainnya, yaitu fasilitas praktikum, sumberdaya manusia dan biaya adalah manifestasi dari program internal yang telah disiapkan Pusdiklat Mineral dan Batubara.
Kondisi Morfologi Berdasarkan bentuk morfologinya dapat dilihat bahwa area kampus lapangan terbagi dua bentuk, yaitu bentuk morfologi curam (terjal) hingga sangat curam dan bentuk morfologi dataran. Bentuk morfologi curam terdapat di sebelah utara kampus dan memiliki porsi lebih besar dibanding dengan morfologi dataran. Estimasi luas morfologi curam hingga sangat curam sekitar 80% dari luas total kampus lapangan dan sisanya relatif datar (lihat Gambar 2). Apabila luas total kampus lapangan 15 ha, maka luas morfologi yang curam sekitar 12 ha dan morfologi datar hanya 3 ha. Bentuk morfologi curam mulai terlihat sejak portal Pusdiklat Minerbal di tepi jalan Bandung-Jakarta dan bentuk morfologi tersebut memengaruhi kemiringan jalan masuk (jalan tambang) dari portal sampai lokasi perkantoran kampus lapangan di bagian paling atas. Kemiringan tebing dari portal sampai puncak kampus lapangan bervariasi dari 30o sampai 70o, bahkan tebing pada bagian barat kampus lapangan ada yang mencapai hampir 90o. Tebing yang sangat curam di kampus lapangan yang memiliki ketinggian dari 700 – 850 mdpl itu stabil karena tersusun dari batu gamping. Sebagian besar batu gamping tertutup sedimentasi tanah dan sebagian kecil batu gamping tersingkap dalam bentuk tonjolan bongkah terutama di bagian atas kampus lapangan (lihat Gambar 2a, 2b, dan 2c). Adanya perkantoran dan bangunan lain yang baru didirikan di puncak tebing akan menambah beban yang harus didukung oleh tanah pada tebing tersebut. Karena itu, untuk membantu daya dukung (bearing capacity) tanah perlu dibangun penahan longsor di tepi jalan tambang agar kestabilan lereng terjaga.
Gambar2b. Bentuk morfologi kampus lapangan yang didominasi tebing curam
“peringatan” yang menunjukkan jalan sangat mendaki, belokan tajam dan batas kecepatan, sehingga pengemudi akan lebih waspada dan berhati-hati ketika melewati jalan tersebut. c) Penggalan tebing bagian utara kampus di sepanjang jalan tambang dari portal sampai jarak tertentu diperkirakan rawan longsor terutama saat musim hujan. Untuk itu perlu dibangun penahan longsor, sehingga daya dukung tanah meningkat dan kestabilan lereng terjaga. Dalam membangun penahan longsor perlu penelitian tersendiri untuk memperoleh harga parameter-parameter penyebab longsor yang akan digunakan untuk menghitung faktor keamanan (safety factor). Kemudian dapat dipilih salah satu bentuk dan beberapa alternatif bentuk penahan longsor seperti terlihat pada Gambar 3.
Gambar2c.Vegetasi yang tumbuh pada lereng sepanjang jalan masuk
Mempertimbangkan kondisi morfologi di atas, ada beberapa hal yang harus diperhatian dalam upaya mengembangkan kampus lapangan, yaitu: a) Porsi area mendatar di bagian puncak kampus lapangan tempat seluruh bangunan akan dibuat menjadi sempit tetapi memanjang. Untuk mendapatkan area mendatar sesuai kebutuhan bangunan sarana diklat diperlukan pekerjaan gali-isi (cut and fill). b) Panjang jalan tambang dari portal sampai perkantoran di bagian atas kampus sekitar 1400 m. Kemiringan jalan dari portal sampai jarak sekitar 800 m masuk lokasi kampus lapangan mencapai 25%, selanjutnya kemiringan semakin terjal mencapai sekitar 40% di bagian barat kampus lapangan sepanjang 500 m dan terakhir 100 m mulai mendatar sampai ke lokasi perkantoran. Penggalan jalan di bagian barat kampus memerlukan kewaspadaan tinggi agar terhindar dari kemungkinan terjadinya kecelakaan, terutama ketika mengangkut material selama pembangunan sarana diklat, memobilisasi alat berat dan peralatan praktikum diklat lainnya. Pada penggalan jalan tersebut perlu dipasang rambu Gambar2.a PetalokasiKampuslapangan
Gambar3. Beberapa alternatif bentuk penahan longsor
Kondisi Lingkungan Kampus Di sekitar kampus lapangan sudah ada pemukiman penduduk, pabrik industri pemecah batu gamping dan penambangan marmer. Wajar bila masyarakat desa Gunung Masigit, kecamatan Cipatat, penasaran dengan aktivitas yang sedang dilakukan di puncak bukit Arimbi karena terjadi perubahan kondisi dari suasana hening menjadi ramai oleh pembangunan gedung dan hadirnya alat berat. Walaupun kegiatan pembangunan kampus lapangan Pusdiklat Minerba secara administratif diketahui Kepala Desa, Camat dan Muspika setempat, kiranya pendekatan kekeluargaan langsung dengan masyarakat setempat harus dilakukan Pusdiklat Minerba secara konsisten. Info Pusdiklat Minerba
3
BERITA UTAMA
Pendekatan secara kekeluargaan itu diharapkan menghasilkan nilai yang berharga, yaitu terjalin hubungan harmonis dan saling memahami peranan masing-masing antara Pusdiklat Minerba dengan masyarakat. Industri yang berkembang di kecamatan Cipatat, umumnya berkaitan dengan batu gamping dan marmer. Kedua jenis bahan baku itu sudah lama menjadi tumpuan kehidupan masyarakat Cipatat dan sekitarnya. Jauh sebelum jalan tol PadalarangCileunyi dibangun, kemudian disambung dari Padalarang ke jalan tol Cikampek, penambangan batugamping dan marmer oleh masyarakat sudah dilakukan. Sebagian besar lokasi penambangan marmer masuk ke wilayah kecamatan Cipatat, sedangkan pabrik pemotongan serta pemolesannya ada di kecamatan Cipatat dan di wilayah Padalarang. Ciri khas marmer Cipatat berwarna krem dan dikenal sebagai marmer Padalarang. Industri batu gamping terdekat dengan kampus lapangan adalah pabrik peremukan batu gamping. Lokasinya tepat di tepi perbatasan kampus lapangan sekitar 400 m dari portal sebelah kiri jalan tambang (lihat Gambar 2 b). Ada beberapa perusahaan peremukan batu gamping yang umumnya dikelola oleh keluarga dalam bentuk yang sangat sederhana seperti terlihat pada gambar 4. Di samping industri peremukan batu gamping, terdapat juga industri pembakaran kapur tohor (quicklime) yang lokasinya tersebar di tepi jalan Bandung-Jakarta mulai dari Situ Ciburuy, Padalarang, sampai sebelum portal kampus lapangan. Kedua industri batu gamping itu mendapat pasokan bahan baku dalam bentuk bongkah dari penambangan batu gamping yang terdapat di kecamatan Cipatat maupun
edisi ke XIII | 2016
Citatah. Metode penggalian batu gamping yang dilakukan para penambang saat ini tidak lagi dengan teknik peledakan, tetapi menggunakan rock breaker yang ditempelkan pada unit excavator. Pemuatan menggunakan excavator kecil berkapasitas sekitar 1 m³, sekelas dengan excavator merk Komatzu PC-200, Caterpillar 320, Hitachi Zaxis 200, dan sejenisnya. Para penambang tidak mematok target produksi batugamping secara tahunan, tetapi jumlah produksinya didasarkan pada kemampuan memasok industri peremukan batu gamping, pembakaran batu gamping atau keperluan lain. Larangan penggunaan bahan peledak untuk membongkar batu gamping dari massa batu gamping induknya, bahkan larangan menambang batu gamping di daerah Cipatat dan Citatah, berhubungan erat dengan upaya perlindungan kawasan situs Gua Pawon dan lingkungannya serta karst Citatah yang memiliki ciri khas karst dari Indonesia dengan fosil yang langka. Pemerintah daerah kabupaten Bandung Barat telah mengeluarkan Perda nomor 7 tahun 2010 tentang Perlindungan Kawasan Situs Gua Pawon dan Lingkungannya. Situs Gua Pawon terletak di Pasir Pawon, kampung Cibukur, desa Gunung Masigit, kecamatan Cipatat, sekitar 2,5 km jarak lurus dari kampus lapangan Pusdiklat Minerba ke arah baratlaut. Gua Pawon sendiri ditemukan oleh Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB) tahun 1999 dan dijadikan situs nasional. Pada tahun 2010 Gua Pawon diusulkan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata kepada United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) agar ditetapkan sebagai cagar alam warisan dunia. Agar program Pusdiklat Minerba di kampus lapangan berjalan dengan sesuai rencana, maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan berkaitan dengan aspek lingkungan yang telah diuraikan di atas, yaitu: a) Menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar kampus lapangan, mulai dari perangkat Muspika, perangkat desa, tokoh masyarakat dan pemangku kepentingan di sekitarnya dengan mengedepankan peranan masing-masing dalam konteks kekeluargaan. b) Menjalin hubungan dengan perusahaan atau industri yang sudah ada dalam konteks kerjasama
saling menguntungkan. Disadari bahwa kegiatan praktikum di kampus lapangan sedikit banyak akan menghasilkan fragmentasi batu gamping dengan ukuran yang bervariasi yang makin lama volumenya akan bertambah. Semakin sering praktikum dilakukan, terutama praktikum penambangan dan crushing plant, volume fragmentasi batu gamping semakin banyak dan disinyalir akan menjadi hambatan bagi pelaksanaan praktikum selanjutnya karena lahan kampus lapangan sempit. Dalam konteks inilah jalinan kerjasama dapat dibentuk dengan tetap mematuhi peraturan pemerintah yang berlaku, baik peraturan dari pemerintah pusat maupun daerah. Di samping itu, Pusdiklat Minerba dapat memberikan diklat-diklat yang berkaitan dengan penambangan dan pengolahan batu gamping serta tata cara reklamasi dan penataan lahan pasca-tambang.
DIKLAT PENYUSUNAN DOKUMENTASI
pembongkaran massa batuan biasanya dilakukan dengan cara peledakan agar diperoleh jumlah produksi yang besar atau bila produksinya sedikit bisa menggunakan rock breaker yang dipasang pada excavator. Pusdiklat Minerba telah memiliki excavator merk Komatzu PC200 yang dilengkapi rock breaker seperti pada Gambar 5 Hasil penggalian batuan berupa fragmentasi yang akan dimuat ke alat angkut, misalnya truck, oleh
SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008
Gambar4. Salah satu pabrik pemecah batu gamping dekat kampus lapangan
SARANA PRAKTIKUM Beberapa diklat yang diselenggarakan Pusdiklat Minerba menuntut pelaksanaan praktikum lapangan dalam kurikulumnya. Jenis diklat tersebut di antaranya diklat Juru Ledak Penambangan, Pengelola Peledakan, Pengeboran Lubang Ledak, Operator Peremukan dan Pengayakan Batuan (Crushing Plant), Juru Ukur Penambangan, Kestabilan Lereng, dan Reklamasi Tambang. Kampus lapangan diharapkan mampu memenuhi tuntutan kurikulum diklat tersebut dengan menyiapkan tempat (lahan) untuk membangun fasilitas praktikum setiap diklat. Bahkan tidak saja untuk praktikum yang bersifat teknis, kampus lapangan pun bisa dirancang untuk outbond yang menjadi tuntutan dalam program diklat tertentu. Pada dasarnya hampir seluruh praktikum dari program diklat yang ada di Pusdiklat Minerba dapat dilaksanakan di kampus lapangan hanya praktikum peledakan pada diklat Juru Ledak Penambangan tidak mungkin dilaksanakan karena pertimbangan lingkungan. Prototipe penambangan terbuka Diklat penambangan adalah diklat yang berkaitan dengan proses penggalian, pemuatan dan pengangkutan bahan galian. Proses penggalian atau
Gambar5. Excavator dan rock breaker milik Pusdiklat Minerba
tambang, dari portal sampai ke perkantoran, yang dapat dimanfaatkan juga sebagai jalan p ro d u ks i ket i ka p ro s e s p e n ga n g ku ta n batugamping hasil penggalian dibawa ke crushing plant. Lokasi level atas kampus lapangan yang sempit tidak memungkinkan dibangun jalan khusus untuk produksi. Endapan batu gamping diselimuti tanah yang agak tipis di bagian atasnya, kemudian makin menebal sampai di bagian kaki bukit. Berdasarkan kondisi tersebut, kemungkinan jenjang penambangan akan terbangun dari lapisan batu gamping dan tanah secara berselingan. Bentuk endapan batugamping berupa tonjolan-tonjolan mengindikasikan dua kemungkinan endapan batu gamping, yaitu: (1) batu gamping berupa bongkahan yang tertanam di dalam bumi dan, (2) batu gamping yang merupakan massa yang luas. Sampai saat ini belum ada model geologi detail yang menggambarkan endapan batu gamping di sekitar kampus lapangan, khususnya di bagian barat kampus lapangan yang akan dibuat untuk praktikum penambangan.
Prototipe pabrik peremukan batu (crushing plant) Pusdiklat Minerba menyelenggarakan diklat peremukan batu bertujuan untuk melatih para operator yang bekerja di sekitar pabrik peremukan batu atau crushing plant. Di area pabrik peremukan batu terdapat dua jenis mesin utama, yaitu mesin peremuk batu (crusher) dan mesin pengayak getar (vibrating screen). Di samping kedua mesin utama tersebut, terdapat belt conveyor yang berfungsi sebagai alat angkut produk, baik produk dari crusher maupun dari screen dan mengalirkan produk akhir (finished products) menuju tumpukannya yang telah disediakan dan siap dijual. Mesin crusher berfungsi sebagai alat untuk mereduksi ukuran batu yang disebut proses comminution, sedangkan mesin vibrating screen dipakai untuk menyaring batuan hasil dari crusher agar memiliki klasifikasi ukuran butir agregat yang distribusi ukurannya memenuhi persyaratan standar.
excavator (backhoe) atau shovel. Rencana lokasi penambangan terbuka terletak di ujung barat kampus lapangan (lihat Gambar 2a). Pertimbangan yang mendasari pemilihan lokasi tersebut adalah: (1) Sudah terlihat singkapan endapan batu gamping yang cukup banyak berupa tonjolan-tonjolan. Singkapan batu gamping itu mengindikasikan suatu bongkahan batu gamping yang sangat besar tertanam di bawah tanah atau kemungkinan merupakan endapan massa batu gamping yang luas. (2) Bagian barat kampus lapangan berbentuk tebing yang curam dengan beda tinggi dari jalan tambang bagian bawah sampai level atas kampus antara 70 – 80 m, sehingga ideal bila dibuat jenjang-jenjang (benches). Luas setiap jenjang diatur berdasarkan jarak aman dari bangunan perkantoran dan keleluasaan manuver (maneuverability) alat angkut dan alat muat. (3) Lokasi praktikum itu terlewati oleh jalan Gambar6. Diagram Alir Proses Peremukan batu berkapasitas 50ton/jam
4
Info Pusdiklat Minerba
Info Pusdiklat Minerba
5
BERITA UTAMA
edisi ke XIII | 2016
tanah atau batuan dibatasi oleh kekuatan fisik dan mekanik tanah atau batuan tersebut, sehingga ketinggian vertikalnya terbatas.
Jenis-jenis praktikum Beberapa praktikum yang di dalam kurikulumnya menuntut praktikum sudah diuraikan di atas, demikian juga kemungkinan membangun fasilitas untuk outbond. Atas dasar kurikulum tersebut, maka harus diprogramkan pembangunan fasilitas untuk praktikum penambangan, crushing plant dan pengolahan bahan galian agar optimalisasi pemanfaatkan kampus lapangan untuk praktikum bisa terwujud. Salah satu perwujudan optimalisasi kampus lapangan adalah membuat kampus tersebut sebagai Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang representatif bagi seluruh diklat kompetensi yang diperlukan pemerintah pada subsektor pertambangan. 1) Praktikum pengeboran lubang ledak dan peledakan Pusdiklat Mineral dan Batubara telah memiliki satu unit alat bor lubang ledak merk Furukawa seri HCR910-DS yang sukup representatif untuk praktikum pengeboran (lihat Gambar 7). Energi penggerak unit bor adalah kompressor, baik untuk mobilisasi unit bornya maupun untuk menggerakkan mesin bornya (drifter). Mekanisme gerakan perlengkapan pengeboran, yaitu putaran (rotation) dan pukulan (impact), terdapat di dalam drifter yang bergerak secara hidrolik. Dengan sistem hidrolik suara benturan piston dan shank adaptor di dalam drifter tidak sekeras sistem pneumatik (tekanan udara). Disamping itu mesin bor ini dilengkapi pula dengan dust collector yang berfungsi menampung serbuk bor (cutting) hasil pengeboran. Hal ini merupakan suatu upaya mengurangi dampak debu yang keluar dari lubang bor selama proses pengeboran berlangsung. Pada Gambar 7. terlihat komponen-komponen alat bor Furukawa seri HCR910-DS. Disamping praktikum pengeboran, diperlukan juga praktikum peledakan pada diklat Juru Ledak Penambangan dan Pengelola Peledakan. Namun seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa praktikum peledakan tidak dapat dilakukan di lokasi penambangan karena pertimbangan lingkungan. Sebagai penggantinya disarankan Pusdiklat Minerba menyiapkan suatu ruangan multimedia yang bisa
6
Info Pusdiklat Minerba
4) Reklamasi dan penutupan tambang Sebagian besar permukaan wilayah kampus lapangan masih ditutupi tanah dengan ketebalan sedimentasinya bervariasi dan diyakini bahwa sedimentasi tanah semakin tebal pada bagian kaki bukit. Tanah itu bisa ditanami pepohonan, namun yang penting adalah harus dicari tanaman yang paling cocok untuk jenis tanah tersebut agar lingkungan sekitar kampus bernuansa hijau, subur dan nyaman dilihat serta tidak terkesan gersang. Untuk memilih jenis tanaman yang tepat, Pusdiklat Mineral dan Batubara sebaiknya melakukan konsultasi dan koordinasi dengan pihak yang memiliki kompetensi di bidang pertanian atau perkebunan. Program jangka panjang diharapkan kampus lapangan bisa menjadi contoh penghijauan bagi lingkungan di sekitar kampus.
digunakan untuk praktikum peledakan menggunakan sistem komputer dengan layar lebar yang mampu berinteraksi dengan pengguna, sehingga pengguna bisa melakukan simulasi peledakan sebagaimana di lapangan. 2) Praktikum juru ukur pertambangan Seluruh area kampus lapangan cukup ideal digunakan untuk praktikum ukur tambang, baik untuk latihan membuat peta topografi maupun peta situasi di kawasan kampus. Bentuk morfologi kampus lapangan yang sebagian besar tebing yang curam dan sebagian kecil mendatar menjadi tantangan tersendiri bagi peserta praktikum diklat Juru Ukur Pertambangan. 3) Praktikum kemantapan lereng Kemantapan (kestabilan) lereng merupakan salah satu kegiatan penambangan yang berkaitan dengan keselamatan kerja penambangan. Pekerjaan tambang terbuka umumnya tidak terlepas dari pembuatan jenjang-jenjang karena penggalian
5) Laboratorium Pengolahan Mineral Untuk keperluan diklat pengolahan mineral maka telah disiapkan bangunan untuk Laboratorium Pengolahan Mineral yang letaknya disebelah bangunan Prototip Gudang Bahan Peledak dan didepan berseberangan dengan lokasi untuk lahan Crushing Plant. Laboratorium ini dapat juga digunakan untuk pengolahan berbagai mineral serta dapat juga digunakan untuk diklat pengelolaan limbah pertambangan.
SARANA PENUNJANG PRAKTIKUM Untuk mencapai tujuan penyelenggaraan diklat yang memuaskan diperlukan sarana penunjang praktikum yang memberikan pelayanan teknis maupun administratif. Fungsi pelayanan teknis adalah melakukan perawatan terhadap seluruh fasilitas diklat baik yang berbentuk bangunan maupun yang bergerak; sedangkan fungsi pelayanan administratif adalah menyiapkan dan mengatur segala sesuatu untuk penyelenggaraan praktikum, antara lain bahan diklat, ruangan dan arena praktik, jadwal jenis-jenis diklat, media praktikum dan aktifitas umum lain-lain. 1. Kantor Pusat Kampus Lapangan Lokasi kantor pusat kampus lapangan berada di bagian paling atas area kampus sekitar 200 – 250 m sebelah timur lokasi penambangan. Kantor tersebut berfungsi sebagai tempat pelayanan urusan-urusan administratif yang berkaitan dengan kegiatan prapraktikum, selama praktikum sampai berakhirnya
pelaksanaan praktikum lapangan. Termasuk ke dalam bagian kantor adalah halaman yang luasnya cukup untuk melaksanakan upacara lapangan. 2. Workshop dan Gudang Perawatan ringan peralatan tambang yang dimiliki Pusdiklat Minerba, yaitu alat bor, backhoe dan rockbreaker, kadang-kadang bisa dilakukan di workshop oleh tenaga mekanik dari Pusdiklat Minerba sendiri. 3. Sarana OutBond Untuk diklat yang bersifat pembinaan mental untuk menyiapkan tenaga kerja agar berkarakter prima, baik pegawai negeri sipil (PNS) maupun tenaga Satuan Pengamanan (Satpam), biasanya diadakan program outbond. Sarana outbond ini sangat mungkin dibangun di lingkungan kampus lapangan karena morfologinya yang banyak tebing mendukung cukup memenuhi syarat dan sebaiknya dibangun setelah seluruh bangunan utama selesai.
4. Sarana Teknologi Informasi Dalam upaya pengembangan kampus lapangan, maka fasilitas teknologi informasi yang berbasis website harus tersedia di kampus lapangan agar dapat menjaring perkembangan teknologi pertambangan yang relevan visi dan misi Pusdiklat Mineral dan Batubara. Membangun jaringan (network) dengan berbagai instansi, baik pusdiklat maupun perguruan tinggi yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri, merupakan suatu tuntutan positif agar kampus lapangan Pusdiklat Minerba dapat bersaing di arena domestik maupun global. Paling tidak di dalam negeri kampus lapangan Pusdiklat Minerba menjadi tujuan bagi lembaga mana saja yang membutuhkan saran dan fasilitas praktikum di sub-sektor pertambangan mineral dan batubara. (RS)
Info Pusdiklat Minerba
7
LIPUTAN KHUSUS
edisi ke XIII | 2016
“Kredibilitas itu merupakan gabungan dari integritas dan kompetensi ” (BPKP) di tahun 1984 hingga berlabuh di PT Pindad pada 2014 sebelum menjabat sebagai Menteri ESDM sejak 27 Oktober 2014. Sudirman juga aktif di organisasi sebagai Ketua Senat Mahasiswa STAN hingga menjadi salah satu pendiri Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI) serta Institute for Corporate Governance (IICG). Dalam pengalamannya memimpin perusahaan atau organisasi tidak selamanya mulus, ia selalu dihadapkan dengan berbagai masalah yang pelik di setiap masa jabatannya termasuk masalah untuk menuju perubahan ke arah yang lebih baik.
Mengenal Lebih Dekat
Sudirman Said Jakarta – Guna membangun jalur komunikasi internal pejabat dan pegawai dengan stakeholder luar kembali diselenggarakan One Hour University. Program yang digagas Badan Pendidikan dan Pelatihan ESDM sejak tahun lalu ini menghadirkan pembicara-pembicara lintas sektoral untuk berbagi inspirasi dan motivasi dari para tokoh, profesional, inovator, pimpinan perusahaan, kalangan akademisi dari berbagai latar belakang pengalaman dan disiplin, yang dikemas dalam suasana akrab, berbaur, dan menghibur. 8
Info Pusdiklat Minerba
A
cara yang digelar untuk ke empat kalinya ini bertempat di Gedung Badiklat ESDM, Rabu, 27 Januari 2016 ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan pengetahuan dan pengalaman pihak-pihak terkait. Tokoh yang dipilih sebagai pembicara pertama tahun ini adalah Menteri ESDM, Sudirman Said. Kehadirannya diharapkan mampu menularkan optimisme menghadapi perubahan dan menumbuhkembangkan inovasi. Bengkel Perubahan (Change STATION) disediakan sebagai ruang diskusi. Ruang ini juga diharapkan menjadi sumber ide strategi perubahan dan perbaikan yang tidak terbatas pada pengelolaan energi dan sumber daya mineral. Diperlukan juga strategi budaya organisasi dan kinerja internal dalam wujud pemberian layanan paripurna, sekaligus sebagai saluran komunikasi pejabatpegawai. Acara ini pun merupakan wujud arahan Menteri ESDM untuk mempercepat reformasi birokrasi
melalui perubahan budaya menuju birokrasi yang melayani. Selain itu juga meningkatkan kepemimpinan dan budaya organisasi di lingkungan KESDM. Untuk sementara ini, tamu yang hadir masih hanya terbatas undangan internal KESDM. Ke depannya, acara ini diharapkan akan menjadi kegiatan rutin bulanan dan bisa dihadiri kalangan eksternal KESDM. Sudirman Said dikenal sebagai tokoh antikorupsi, pekerja rehabilitasi kawasan bencana, eksekutif di industri minyak dan gas, serta direktur utama perusahaan senjata nasional. Sudirman memulai kisahnya dengan menceritakan kehidupannya semasa kecil. Keadaan ekonomi orang tua yang sulit tidak mematahkan semangatnya dalam menempuh pendidikan yang tinggi. Setelah itu, Sudirman mulai menceritakan satu per satu karier profesional yang dilakoni, mulai sebagai auditor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Berbicara tentang organisasi, Sudirman selalu mengatakan bahwa dirinya bukanlah orang yang ahli dalam bidang senjata, energi ataupun akuntansi. Dalam setiap posisinya, Sudirman hanya berupaya untuk mengubah organisasi tersebut ke arah yang lebih baik yang sering disebut dengan Organization Development (OD) di mana ia belajar tentang cara mengelola perubahan dalam sebuah organisasi. Karier cemerlang Sudirman Said di bidang energi dan migas serta gerakan anti korupsi membawanya dipilih menjadi Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) kabinet Jokowi-JK periode 2014-2019. Dalam kesempatan One Hour University tersebut, ia menjelaskan tentang jenis-jenis perubahan dalam organisasi. Mengakhiri ceritanya, Sudirman menyatakan bahwa dirinya masih terus belajar untuk menjadi pemimpin yang efektif. “Hidup ini adalah proses belajar yang tidak pernah berhenti, saya pun masih belajar,” ujar Sudirman. Ia menyampaikan lima hal yang patut diterapkan untuk menjadi pemimpin yang efektif. Pertama, pemimpin yang efektif menghargai keragaman. “Cara pandang sekarang menghargai keragaman. Orang mesti beragam untuk bisa memperkuat,” ujarnya. Selain itu, pemimpin yang efektif juga memarjinalkan diri sendiri serta memimpin untuk melayani. Efektivitas dalam memimpin dapat terlihat dari tumbuhnya respek pada pemimpin, bukan takut. Sudirman pun menyoroti aspek selanjutnya yang dimiliki oleh pemimpin efektif, yakni kredibilitas. “Kredibilitas itu merupakan gabungan dari integritas dan kompetensi,” urainya. Cerita inspiratif dan pengalaman menarik yang disampaikan Sudirman Said melalui One Hour University ini diharapkan semakin menginspirasi terutama generasi muda. (JP)
Info Pusdiklat Minerba
9
LIPUTAN KHUSUS
edisi ke XIII | 2016
PLANNING SESSION
dirangkum dalam satu output. Akumulasi dari volume sub output mencerminkan jumlah volume outputnya. 3. Kriteria Standar Biaya masukan (SBK). 4. Mempunyai satuan jenis yang jelas dan terukur. 5. Mempunyai tahapan komponen yang jelas.
EVALUASI 2015 & RENCANA 2016 Pada 18-19 Januari 2016 telah berlangsung Planning Session Pusdiklat Minerba. Tujuan diadakannya kegiatan ini untuk mengetahui sejauh mana kinerja masing-masing bidang terkait kegiatan tahun 2015 serta rencana untuk tahun 2016. Kegiatan ini sebagai wujud dari pertanggungjawaban setiap bidang terhadap pencapaiannya serta untuk mengetahui kendala-kendala yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan.
P
elaksanaan hari pertama dihadiri Kepala Pusat Pendidikan dan pelatihan Mineral dan Batubara (Pusdiklat Minerba) Agus Salim, S.H.,M.H. serta seluruh kepala bidang dan kepala subidang di Pusdiklat Minerba. Agenda kegiatan membahas kinerja tiap bidang dengan pemaparan dari masing-masing unit. Dalam kesempatan pertama Ade Hidayat, S.T. selaku kepala Bidang Program dan Rencana memaparkan kondisi global dari Pusdiklat Minerba selama kegiatan tahun anggaran 2015. Selain itu beliau memaparkan
10 Info Pusdiklat Minerba
pencapaian tiap bidang secara output maupun anggaran. Dalam kesempatan tersebut kepala Pusdiklat Minerba Agus Salim, S.H.,M.H. memaparkan perlunya membuat perencanaan yang baik sehingga dapat meminimalisasi revisi anggaran maupun output. Selama masih sering terjadi revisi maka perencanaan anggaran yang dilaksanakan belum dilaksanakan dengan maksimal. Dalam kegiatan Planning Session tersebut bidang program dan kerja sama memaparkan program terkait kegiatannya seperti Dokumen Perencanaan, Analisis Kebutuhan Diklat, Cost Benefit Analysis, kerja sama dalam negeri dan luar negeri dan lainnya. Disampaikan juga terkait rencana pemanfaatan kampus lapangan untuk fasilitas diklat GPS, teknik peledakan dan untuk outbond dan lain-lain sehingga fasilitas yang sudah ada bisa dimanfaatkan lebih baik lagi. Selain itu juga untuk tahun 2015 telah dilaksanakan kegiatan kerjasama luar negeri dan dalam negeri yaitu seperti World Economic Forum, JOGMEC, IM4DC dll. Juga ada beberapa kegiatan pengembangan website, serta pengembangan aplikasi yaitu seperti sistem informasi widyaiswara,
sistem pengabsenan dan lainnya. Untuk kegiatan tahun 2016 di bidang Program dan kerjasama terdapat satu program baru yaitu One Hour university. Kegiatan One Hour University ini akan dilaksanakan untuk 3 kali kegiatan, antara lain akan mengundang walikota Bandung yaitu Bapak Ridwan Kamil sebagai pembicara/Motivator dan diharapkan akan memberikan motivasi bagi para Pekerja di Lingkungan Kementerian ESDM. Bidang tata usaha memaparkan terkait kegiatan yang ada di bidang tersebut, salah satu pokok bahasan yaitu terkait sistem kedisiplinan. Kedisiplinan di sini merujuk pada kehadiran serta kedisiplinan administrasi keuangan, di mana dijabarkan juga penggunaan baju seragam dan peningkatan kedisiplinan para pegawai Pusdiklat Minerba, sehingga ke depannya akan meningkatkan kesadaran para karyawan dalam bekerja dan tidak terjadi wasting time pada saat bekerja. U n t u k b i d a n g Ev a l u a s i d i k l a t b e b e ra p a permasalahan yang sering terjadi selama tahun 2015 yaitu kurangnya sumber daya manusia pada saat monitoring harian karena sumber daya manusia di Sub Bidang Evaluasi juga memiliki peran sebagai
Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan, dan Anggota Pokja, selain itu kendala yang sering dihadapi lainnya adalah Terlambatnya proses inputing data dari Sub Bidang Penyelenggara Diklat sehingga menyulitkan di bagian evaluasi dan diharapkan akan ada penambahan karyawan bidang evaluasi. Sedangkan untuk bidang Standar dan sarana prasarana, permasalahan yang sering terjadi selama 2015 yaitu kesibukan dan keterbatasan narasumber serta keterbatasan SDM penyusun kegiatan Standar. Hasil akhir dari kegiatan planning session tersebut diharapkan jadi masukan untuk pelaksaan kegiatan berikunya serta mengantisipasi permasalahan yang bisa terjadi bisa. Selanjutnya pada tanggal 19 Januari 2015, Planning Session menghadirkan narasumber dari Direktorat Jenderal Anggaran (DJA). Pokok bahasan yang dipaparkan terkait Standar Biaya Keluaran (SBK) dan Standar Biaya Masukan Lainnya (SBML) oleh Direktorat Jenderal Anggaran (DJA). Sedangkan narasumber dari Direktorat Jenderal Anggaran ( DJA) adalah Ferry Iskandar. Terkait pokok bahasan tersebut, Ferry terlebih dahulu memaparkan hasil rapat bersama MENPAN RB pada akhir desember 2015 di mana akan dilakukan reorganisasi di Kementerian ESDM. Hal ini juga berpengaruh terhadap pendanaan di Kementerian Keuangan kelak, khususnya di Dirjen Anggaran terkait alokasi anggaran Kementerian ESDM. Adapun usulan dari Kementerian ESDM sesuai Perpres 68 tahun 2015 terutama di Badan Diklat akan berubah nama
menjadi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM). Untuk nomenklaturnya kelak akan ada perubahan, antara lain Pusdiklat Minerba akan menjadi satu dengan Pusdiklat Geologi dan tambahan satu Pusdiklat Manajemen Aparatur. Selanjutnya akan dilakukan reorganisasi pegawai di mana penghapusan satu jabatan Eselon I untuk staf ahli menteri, penambahan jabatan struktural sebanyak 79. Jadi ada 4 jabatan Eselon II, 20 Jabatan Eselon III, dan 55 Jabatan Eselon IV. Selanjutnya Ferry memaparkan tentang Standar Biaya Keluaran di mana Standar Biaya Keluaran (SBK) dan Standar Biaya Masukan Lainnya (SBML) masih menggunakan Peraturan menteri keuangan (PMK) 71 tahun 2013 jo. PMK 51 Tahun 2014. Adapun yang akan dibahas lebih detail sebagai berikut: 1. Pokok-pokok Pengaturan Standar Biaya Keluaran. 2. Pokok-pokok Standar Biaya Masukan lainnya. 3. SBML yang pernah di ajukan oleh Kementerian ESDM dari tahun 2013 sampai 2016. 4. Tindak lanjut dari Standar Biaya Keluaran (SBK). Standar Biaya keluaran (SBK) berdasarkan seluruh hasil keluaran baik output maupun sub output. Level dan kriteria SBK disusun pada level output atau sub output. SBK pada level sub output harus mempertimbangkan sebagai berikut: 1. Mempunyai kesamaan dalam hal jenis dan satuannya. 2. Penjabaran dari masing-masing barang atau jasa yang ada pada kumpulan sub output tersebut
SBK ini harus diusulkan setiap tahun , biasanya diusulkan di bulan April untuk tahun 2015, di mana tenggat waktunya tahun kemarin yaitu 27 april 2015. Untuk fungsi dari Standar Biaya Keluaran (SBK) yaitu sebagai berikut : 1. Berfungsi sebagai batas tertinggi yang besarnya tidak dapat dilampaui. 2. Menjadi referensi penyusunan prakiraan maju. 3. Menjadi bahan perhitungan pagu indikatif kementerian/lembaga. 4. Referensi penyusunan SBK untuk output yang sejenis pada kementerian/ lembaga yang berbeda. Dalam pelaksanaan anggaran, SBK berfungsi sebagai estimasi yang dipengaruhi oleh pasar/market di luaran. Satuan SMBL ditetapkan berdasarkan harga pasar dan penetapan pemerintah. Komponen dalam penyusunan SBK diperlukan untuk mengetahui: 1. Proses pencapaian output yang akan dihasilkan 2. Proses relevansi pencapaian output / sub output atau volume dan lain-lain. 3. Keterkaitan dan kesesuaian antar tahapan dalam capaian output dan lain-lain. Adapun 2 kategori dalam pengajuan SBK terdiri dari biaya utama dan biaya pendukung. Untuk biaya utama adalah biaya komponen yang berpengaruh terhadap pencapaian output maupun sub output, sedangkan biaya pendukung adalah biaya yang tidak mempengaruhi output maupun sub output. Sedangkan untuk SBML dapat diajukan kapan saja berbeda dengan SBK yang hanya bisa diajukan sekali dan memiliki tenggat waktunya. Diharapkan ke depannya untuk pengajuan SBM dan SBML dapat berjalan dengan baik, dan terjalin koordinasi antara eselon 1 dan eselon 2 untuk dapat merealisasikannya untuk kemudahan dalam kegiatan di kementerian ESDM. (MC)
Info Pusdiklat Minerba
11
LIPUTAN KHUSUS
edisi ke XIII | 2016
Kick Off Meeting RITIK ESDM 2016-2020 “Memaksimalkan Teknologi Informasi untuk Kesejahteraan Rakyat” Pemanfaatan teknologi informasi (TI) telah memberikan banyak solusi dan keuntungan melalui peluang-peluang sebagai bentuk dari peran strategis TI dalam pencapaian visi dan misi perusahaan. Peluang-peluang tersebut dapat diciptakan dari optimalisasi sumber daya TI pada area sumber daya perusahaan yang meliputi data, sistem aplikasi, infrastruktur dan sumber daya manusia. Di sisi lain, penerapan TI memerlukan biaya investasi relatif mahal dengan risiko kegagalan cukup besar pula. Kondisi ini membutuhkan konsentrasi serta konsistensi dalam bidang pengelolaan sehingga diharapkan suatu tata kelola TI (IT Governance) yang sesuai dan menjadi kebutuhan esensial dari suatu perusahaan. Semakin kompleknya kebutuhan teknologi informasi menuntut proses pengelolaan lebih baik terutama dalam hal perencanaan. Proses perencanaan ini tidak hanya dilakukan dalam waktu pendek (1 tahun), juga perencanaan yang matang hingga minimal 5 tahun kedepan. Peta perjalanan organisasi TI (road map) dibutuhkan guna keberlangsungan organisasi tersebut dalam hal pengelolaan teknologi informasi yang lebih baik. Bagi sebuah organisasi, informasi adalah faktor yang sangat menunjang keberlangsungan suatu organisasi, karenanya dibutuhkan pelayanan tepat waktu, akurat dan memenuhi kebutuhan pengguna. Perkembangan organisasi perusahaan yang ditandai penambahan jumlah karyawan perlu adanya penyesuaian suatu layanan yang berbasis teknologi informasi agar dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada. Penerapan teknologi informasi harus disesuaikan dengan kebutuhan agar dapat mencapai tujuan organisasi tersebut. Untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan tersebut diperlukan suatu perencanaan dan implementasi teknologi informasi yang selaras dengan perencanaan dan strategi bisnis organisasi yang telah didefinisikan. Penerapan
12 Info Pusdiklat Minerba
teknologi informasi yang selaras dengan tujuan organisasi tersebut akan tercapai bila didukung sistem tata kelola yang baik (IT Governance), mulai dari tahap perencanaan, implementasi, pengiriman maupun dukungan serta adanya evaluasi dari pelaksanaan tersebut. Tata kelola teknologi informasi didefinisikan sebagai struktur hubungan dan proses untuk mengarahkan dan mengontrol suatu institusi dalam mencapai tujuannya dengan menambahkan nilai dan menyeimbangkan risiko terhadap teknologi informasi dan proses-prosesnya. Kementerian ESDM, sebagai sebuah organsisasi pemerintah yang memang mempunyai tugas dan fungsi untuk melayani, memandang sangat perlu untuk mengembangkan sebuah rencana induk teknologi informasi atau IT blue print tersebut. Keinginan tersebut diawali dengan penyelenggaraan Kick Off RITIK ESDM 2016-2020 yang dilaksanakan di Gedung Inspektorat Jenderal Kementerian ESDM Jl. Patra Kuningan Raya Jakarta pada tanggal 1 Februari 2016. Dengan adanya RITIK ESDM atau IT Blue Print diharapkan dapat membawa banyak manfaat untuk organisasi, beberapa di antaranya adalah: 1. Pertama, IT Blue Print akan menjadi dasar bagi perencanaan kementerian dalam investasi dan implementasi teknologi informasi. Dengan demikian, kementerian tidak lagi sekadar beli ataupun install, tetapi mempunyai perencanaan yang baik. 2. Kedua, kementerian bisa mengurangi berbagai risiko yang mungkin timbul dalam implementasi IT, di antaranya: Ketidaksesuaian antara kebutuhan bisnis dengan sistem informasi yang dibangun. • Banyaknya aplikasi yang tambal sulam sehingga tidak bisa saling berkomunikasi antara satu sama lain. • Investasi yang dikeluarkan tidak memberikan manfaat seperti yang diharapkan.
SYUKURAN PERESMIAN
KAMPUS LAPANGAN •
Standar kualitas sistem informasi tidak sesuai standar industri yang semestinya. Dengan adanya perencanaan yang jelas, organisasi bisa mengelola risiko tersebut dengan baik sejak awal. 3. ketiga adalah bahwa IT Blue Print bisa menjadi alat kontrol dan parameter yang efektif untuk mereview performa dan kesuksesan implementasi Teknologi Informasi pada suatu perusahaan. Dalam satu tahun misalnya, organisasi bisa melihat sistem apa saja yang sudah diimplementasikan, dan sistem mana yang belum diimplementasikan. Dengan manfaat yang sangat besar tersebut, sudah selayaknya lah sebuah organisasi sebesar Kementerian ESDM memiliki IT Blue Print. Karena jika kinerja dan akuntabilitas kementerian ESDM dapat dicapai dengan baik, maka secara tidak langsung organisasi telah ikut menyejahterakan rakyat. Sesuai dengan motto kementerian yaitu Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat. (AS)
Kepala Badan Diklat (Badiklat) ESDM, Djadjang Sukarna menyatakan secara resmi kampus lapangan yang berlokasi di blok bukit Arimbi, desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, sesuai tuntutan kurikulum diklat di Pusdiklat Minerba. Hal tersebut disampaikan Djadjang Sukarna di depan para tamu undangan acara peresmian yang dilaksanakan di halaman depan gedung kantor Kampus Halaman (Jumat ,19 Februari 2016).
P
eresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemotongan pita. Turut hadir para pejabat terkait, Sesbadiklat Endang Sutisna, Pusat Sumber Daya Geologi Hedi Hidayat, Kepala Pusdiklat Minerba Agus Salim, Pejabat Eselon III dan IV di Lingkungan Pusdiklat Minerba, juga camat, Kapolsek, serta Danramil. Para tamu dan undangan menyaksikan prosesi tersebut dengan rasa bangga dan bahagia. Sebelum melakukan penandatanganan batu prasasti dan pemotongan pita, Agus Salim menggelar syukuran pembangunan Gedung Kampus Lapangan sebagai ungkapan rasa syukur atas terwujudnya kampus lapangan yang akan mulai dipakai tahun ini. Acara syukuran ini ditandai dengan melakukan pemotongan tumpeng dan membacakan surat yasin bersama-sama. Proses pembangunan kampus lapangan dimulai dari tahun 2011 untuk pembelian tanah, tahun 2016 bisa dibangun kembali dinding penahan tanah 2 0 1 2 p e m a t a n g a n l a h a n , t a h u n 2 0 1 3 dan pengadaan lahan untuk sumber air,” ujar Agus pembangunan tahap pertama, tahun 2014 Salim. (IR) pembangunan tahap kedua, dan tahun 2015 dibangun 12 gedung. “Mudah-mudahan di tahun
Info Pusdiklat Minerba
13
JEJARING KERJASAMA
edisi ke XIII | 2016
Rangkaian Kegiatan di Jepang Dalam Rangka Perpanjangan Kerja sama HRDAEMR – JOGMEC FY 2016-2017 Kerja sama antara Human Resources Development Agency for Energy and Mineral Resources (HRDAEMR) dan Japan Oil, Gas and Metals National Corporation (JOGMEC) yang telah berlangsung 14 tahun, kembali diperpanjang untuk Fiscal Year 20162017. Rangkaian kegiatan kunjungan dan rapat kerja berlangsung pada 23-27 Februari 2016.
P
usdiklat Mineral dan Batubara, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) mengirimkan 4 (empat) orang delegasi untuk menghadiri pertemuan tersebut, yaitu, Agus Salim, SH., MH. Ade Hidayat, ST. Bambang Priyatna Wijaya, ST., MT. Ibrahim Priyana Hardjawidjaksana, ST. M.Sc. Selain itu Indonesia juga mengirimkan perwakilan dari Badan DIklat ESDM dan Biro Kepegawaian dan Organisasi yaitu Dr. Djadjang Sukarna, Dr. Yond Rizal, dan Nur Amin Astohar, SS., M.Ss. Delegasi Indonesia dipimpin Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral (HRDAEMR) Dr. Djadjang Sukarna, dalam kunjungan kerjasama ini terdapat sembilan rangkaian agenda yang dilaksanakan secara paralel: 1. Courtesy Visit with Kushiro Mayor and Dinner. 2. Meeting dengan Board of Director KCM. 3. Inspection of Kushiro Training Center Facilities. 4. Participants presentation, discussion Q&A. 5. Closing Ceremony of Mining Safety and Processing Technologies Course.
14 Info Pusdiklat Minerba
6. Steering Committee Meeting dengan JOGMEC, Penandatanganan MoU FY 2016-2017 dan Penandatanganan Implementation Plan FY 20162017. 7. Pertemuan dengan METI. 8. Technical Arrangement for FY 2016-2017 and Discussion on Acceptance Training. 9. Meeting with Nagoya University. Delegasi tiba di Kushiro pada 23 Februari 2016 disambut perwakilan KCM di Kushiro airport, dilanjutkan kegiatan ramah tamah dengan Walikota Kushiro Hiroya Ebina. Walikota Kushiro menyambut baik kedatangan delegasi dari Indonesia dan berharap program training yang dilaksanakan di Kushiro dapat terus dilaksanakan pada tahun-tahun ke depan sehingga dapat menggerakkan ekonomi Kushiro dan memperkenalkan kota Kushiro pada Indonesia. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia ESDM Dr. Djadjang Sukarna menyampaikan apresiasi tinggi atas sambutan pemerintah Kushiro baik kepada para delegasi maupun pada peserta training yang tiba satu bulan sebelumnya. Kepala BPSDMESDM juga menyatakan bahwa pihak Indonesia sangat berharap kegiatan kerja sama Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah ini dapat dilaksanakan pada tahun-tahun mendatang. Setelah melakukan
courtesy visit, Dr. Djadjang Sukarna memberikan press statement kepada NHK yang liputannya dapat dilihat pada laporan terpisah. Malam harinya diadakan hospitality dinner di ANA Hotel Kushiro dengan host utama Kushiro Coal Mine, dihadiri para delegasi, petinggi kota Kushiro dan Board of Director Kushiro Coal Mine, di mana Taro Nakajima Presiden Direktur KCM memberikan sambutannya. Acara pada 24 Februari 2016 diawali pertemuan dengan BoD Kushiro Coal Mine. Pada kesempatan tersebut Dr. Djajang Sukarna menyampaikan ucapan terimakasih kepada KCM Training Center yang telah memberikan pembekalan ilmu dan keterampilan kepada peserta dari Indonesia selama satu bulan terakhir, di akhir acara Kepala BP SDM ESDM juga menyampaikan maksudnya untuk mengunjungi fasilitas diklat KCM Training Center. Kepala BP SDM ESDM beserta Kepala Biro Kepegawaian dan Organisasi Dr. Yond Rizal dan Kepala Sub Bidang Kerja sama dan Informasi BP SDM ESDM melakukan kunjungan ke fasilitas diklat di KCM yang meliputi Simulasi Ledakan Tambang Bawah Tanah, Statsiun Tanggap Darurat untuk Kecelakaan Tambang, Ruang Kontrol Tambang Dalam dan Statiun kerja di mulut tambang dalam. Selain itu, delegasi berkesempatan mengunjungi pusat informasi dan
latihan bencana gempa bumi dan kebakaran yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Kushiro. Pada saat bersamaan, peserta Mining Safety and Processing Technologies Course menyampaikan presentasi akhir hasil pembelajaran selama satu bulan di Kushiro Training center. Pada kegiatan tersebut delegasi dari Pusdiklat Mineral dan Batubara hadir untuk mendengarkan presentasi dan memberikan tanggapan pada sesi diskusi dan tanya jawab. Penutupan Training Mining Safety and Processing Technologies Course diselenggarakan pada 24 Februari 2016 sore. Sertifikat diserahkan Direktur Jenderal JOGMEC untuk Teknologi Batubara, Hajime Ikeda. Upacara penutupan tersebut diikuti sesi foto bersama dan jamuan makan malam dengan hiburan pertunjukan Taiko. Pada 25 Februari 2016, para delegasi terbang ke Tokyo untuk mengikuti rangkaian acara berikutnya yaitu steering committee meeting dengan JOGMEC, penandatanganan MoU FY 2016-2017 dan penandatanganan Implementation Plan FY 20162017. Acara diawali pemutaran video profile JOGMEC, dilanjutkan diskusi mengenai evaluasi pelaksanaan Project FY 2015-2016. Selanjutnya penandatanganan MoU dan Implementation Plan untuk FY 2016-2017 dilakukan oleh Dr. Djadjang Sukarna dari Indonesia dan Naotaka Adachi dari Jepang. Sementara penandatanganan Implementation Plan dilakukan oleh Agus Salim dari Indonesia dan Hajime Ikeda dari Jepang. Rangkaian kegiatan menyusul pertemuan dengan JOGMEC adalah pertemuan dengan Ministry of Economy Trade and Industry. Delegasi Indonesia diterima oleh Director of Coal Division Takafumi
Kakudo. Pada sambutannya ia menyatakan pentingnya kelanjutan kerja sama Jepang dan Indonesia terutama dalam mengamankan pasokan batubara dari Indonesia ke Jepang. Pada sambutannya Dr. Djadjang Sukarna menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Jepang yang telah mendidik peserta dari Indonesia, dan berharap hasil p e n ge m b a n ga n ka p a s i ta s te rs e b u t d a p at mengakselerasi pertumbuhan tambang dalam di Indonesia sehingga dapat memberiokan opsi-opsi produksi batubara Indonesia di masa mendatang. Diskusi mengenai teknis penyelenggaraan kerja sama antara Indonesia dan Jepang FY 2016-2017 dilakukan pada 26 Februari 2016 di kantor JOGMEC. Kedua belah pihak sepakat untuk menjalankan teknis project seperti tertuang dalam Implementation plan. Kegiatan kerja sama Indonesia-Jepang dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu, kegiatan training di perusahaan, kegiatan training di universitas dan acceptance training di Jepang. Untuk kegiatan training di perusahaan, diputuskan bahwa AICJ dan GDM akan menjadi counterpart dalam pelaksanaan ini, dan dalam pelaksanaanya peserta training akan diperluas, bukan hanya dari pekerja perusahaan tetapi juga melibatkan masyarakat setempat, pemerintah daerah dan akademisi. Selain itu upaya diversifikasi perusahaan selain kedua perusahaan tersebut juga telah diutarakan pihak Jepang. Training ini akan diselenggarakan sebanyak 6 kali dalam setahun. Untuk penyelenggaraan training di universitas akan dilaksanakan sebanyak 12 kali dalam setahun, pemilihan universitas yang akan menerima benefit training ini akan didasarkan pada evaluasi tahun lalu dan berdasarkan permintaan baru di tahun 2015.
Sementara itu, acceptance training di Jepang akan dilaksanakan selama dua kali di FT 2016-2017, dengan durasi penyelenggaraan 6-8 minggu dengan total jumlah peserta 13 orang (dibagi dalam dua angkatan) namun beberapa elemen dalam pengaturan acceptance training di Jepang ini masih dalam tahap negosiasi yang rencananya akan difinalisasi pada Kickoff Meeting bulan Juni 2016. Di hari yang sama pada tempat terpisah, berlangsung pertemuan dengan Nagoya University, dihadiri oleh Dr. Djadjang Sukarna, Dr. Yond Rizal dan Nur Amin Astohar, M.Ms. Pembicaraan dengan Nagoya University menitikberatkan potensi kerja sama pengembangan kelembagaan diklat yang dapat dilakukan dengan BP SDM ESDM. Rangkaian kegiatan pertemuan Indonesia-Jepang untuk kerja sama Capacity Building di bidang pertambangan batubara telah berjalan dengan baik dan lancar. Beberapa kesepakatan yang telah dibuat dan hasil dari pertemuan dapat dilihat pada laporan terpisah, sementara itu beberapa kesepakatan yang masih membutuhkan tindak lanjut akan dibahas pada Kick-off Meeting di bulan Juni 2016 mendatang. (IPH)
Info Pusdiklat Minerba
15
JEJARING KERJASAMA
edisi ke XIII | 2016
PROGRAM PELATIHAN
Penandatanganan MoU Kerja sama
MINING SAFETY AND PROCESSING TECHNOLOGIES COURSE Kushiro - Badan Pendidikan dan Pelatihan ESDM dan Pusdiklat Minerba akhirnya sukses melaksanakan program pelatihan kembali dengan tema “Mining Safety and Processing Technologies Course” Fiscal Year 2015 setelah vakum selama lebih dari 10 tahun di Kushiro, Jepang. Terlaksananya pelatihan ini merupakan implementasi dari kerja sama yang terjalin antara Badiklat ESDM dengan Japan Oil, Gas and Metals National Coorporation (JOGMEC).
P
rogram pelatihan ini adalah salah satu proyek transfer teknologi tambang bawah tanah yang telah dimulai sejak tahun 2002 dan saat sekarang sudah berjalan sekitar 14 tahun. Penyelenggara program pelatihan Kushiro Coal Mine (KCM) merupakan perusahaan tambang batubara bawah tanah satu-satunya yang ada di Jepang saat ini. Sampai tahun kemarin pelatihan yang diadakan di Kushiro Coal Mine telah menerima peserta training dari China dan Vietnam lebih dari 2300 peserta dan untuk tahun ini menerima peserta training dari Indonesia. Penyelenggaraan training ini berlangsung 26 Januari-26 Februari 2016, diikuti 10 peserta para calon widyaiswara dari Pusdiklat Mineral dan Batubara serta Balai Diklat Tambang Bawah Tanah Sawahlunto. Opening ceremony diadakan di kantor JOGMEC, dibuka oleh Executive Director JOGMEC,
16 Info Pusdiklat Minerba
Pengembangan SDM Bidang Peningkatan Nilai Tambang Mineral (PNT)
Mr. Naotaka Adachi. Hadir juga perwakilan dari Ministry Economy, Trade and Industry (METI) Jepang, Mr. Yuichi Watanabe. Selama satu bulan para peserta training diberi pembekalan materi tentang keselamatan dan teknologi tambang batubara bawah tanah yang digunakan oleh KCM. Beberapa materi yang dipelajari yaitu teknologi penggalian (drifting), teknologi ekstraksi, teknologi dan manajemen ventilasi, teknologi pengeboran, teknologi pengolahan dan preparasi, teknologi rockbolt, Coal Bed Methane, managemen gas dan pencegahan swabakar managemen keselamatan dan inspektur keselamatan tambang serta training budaya untuk mengetahui kultur dan keindahan alam yang ada di Kushiro. Peserta tak hanya belajar di dalam kelas, juga memasuki lorong penambangan untuk melihat proses penggalian dan semua aktivitas penambangan kemudian diperlihatkan alat simulasi ledakan yang berasal dari gas CH4, swabakar dari debu batubara dan listrik statis dan juga simulasi rescue apabila terjadi kecelakaan di dalam lorong tambang. Saat memasuki lorong, para peserta training diajak untuk menaiki lori yang ditarik oleh hoist 700 kw dan Man Belt yaitu teknologi transportasi yang digunakan untuk mengangkut manusia, selanjutnya diajak berkeliling melihat peralatan untuk monitoring gas CH4 dan CO2, sistem ventilasi, pengggalian tunnel menggunakan alat Continuous Miner (CM) dan Shuttle Car (SC), pengggalian batubara menggunakan Drum Cutter dan disupport oleh PRS (power roof support) yang biasa disebut SD, pengangkutan dengan belt conveyor serta teknologi lainnya yang digunakan oleh KCM. Para pengajar pada pelatihan ini adalah pengajar
berpengalaman yang berasal dari Training Center KCM dan pernah menjadi karyawan Taeheyo Coal Mine (nama perusahaan KCM dahulu sebelum tahun 2001) yang kemudian ditarik menjadi pengajar di Training Center KCM. Selain itu, hadir pengajar dari Hokkaido University, Prof. Koutaro Ohga yang memberikan materi tentang Coal Bed Methane serta Pencegahan Swabakar serta Mr. Kurokawa, pensiunan Inspektur Tambang untuk perspektur Hokkaido, mengajar materi regulasi dan pekerjaan inspektur safety tambang. Mining Safety and Processing Technologies Course ditutup pada tanggal 24 Februari 2016 oleh Kepala Badiklat ESDM Dr. Ir. Djadjang Sukarna, Director General Coal Development Department Mr. Hajime Ikeda dan General Manager Training Center KCM Mr. Yoshihiro Hirano, di Aula Training Center KCM. Pelatihan seperti ini diharapkan dapat berlanjut sebagai langkah peningkatan kualitas SDM untuk perkembangan tambang batubara yang ada di Indonesia serta terjalinnya kerja sama yang baik antara Indonesia-Jepang di bidang pendidikan dan energi.(PT)
Badan Diklat (Badikalat) ESDM melalui Pusat Pendidikan dan Pelatihan Mineral dan Batubara (Pusdiklat Minerba), bekerja sama dengan Asosiasi Perusahaan Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) merancang diklat bagi operator yang bekerja pada fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral.
P
enandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Pusdiklat Minerba dan AP31 dilakukan Kepala Badiklat ESDM, Djadjang Sukarna dan Ketua AP3I, Prihadi Santoso, Kamis 18 Februari 2015, di Gedung Badiklat ESDM Jakarta. Peningkatan Nilai Tambah Mineral (PNT) ditujukan untuk meningkatkan dan mengoptimalkan nilai suatu komoditas di sektor pertambangan, tersedianya bahan baku di dalam negeri, serta meningkatkan penyerapan tenaga ke r j a d a n p e n e r i m a a n n e ga ra . U p aya peningkatkan nilai tambah mineral dan batubara dimandatkan pemerintah dalam UU No.4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara, pasal 102 dan. Kemudian dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, yang direvisi menjadi Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2012. Lalu diperjelas Permen ESDM No. 7 tahun 2012 yang direvisi menjadi Permen ESDM No.8 tahun 2015, tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian di dalam negeri. Maka pemegang IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan IUP Operasi Produksi khusus pengolahan dan pemurnian wajib melakukan peningkatan nilai tambah terhadap mineral yang diproduksinya. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara pengekspor mineral (dalam bentuk bahan mentah). Namun di sisi lain merupakan negara pengimpor mineral (dalam bentuk bahan setengah jadi maupun bahan jadi). Data statistik ekspor maupun impor menunjukkan peningkatan, baik dari segi jumlah maupun nilai. Program peningkatan nilai tambah mineral dan batubara menghadapi tantangan cukup besar, meski tetap memberikan harapan bagi terealisasinya peraturan tersebut. Tantangan ini tidak saja dihadapi oleh perusahaan juga pemerintah. Tantangan terbesar pemerintah adalah bagaimana menyiapkan infrastruktur fisik dan nonfisik, yang dirasa masih minim, sehingga perusahaan memperoleh jaminan terhadap investasi yang ditanamkan untuk peningkatan nilai tambah. Sedangkan tantangan p e r u s a h a a n ya n g c u ku p k r u s i a l a d a l a h "merekonstruksi" investasi yang akan ditanamkan berikut keuntungan yang akan diperoleh. Penyelanggaraan Diklat ini diperuntukkan bagi tenaga kerja yang bertempat tinggal pada wilayah sekitar fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral
serta tenaga kerja yang baru diterima di perusahaan pengolahan dan pemurnian mineral. Selain penandatangan MoU, Djadjang Sukarna juga memberikan cindera mata kepada Prihadi Santoso sebagai tanda terjalinnya kerja sama ini. “Diharapkan ke depan terus melakukan penyempurnaan dalam pelaksanaan kegiatan ini baik dengan cara pertemuan/diskusi formal maupun informal, sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara maksimal oleh kedua belah pihak,” Ujar Djadjang.Usai penandatanganan MoU, tim inti dari Pusdiklat Minerba dan AP3I melanjutkan acara dengan menggelar rapat kurikulum yang akan disepakati untuk diklat. (IR)
Info Pusdiklat Minerba
17
TOKOH
edisi ke XIII | 2016
Drs Wahid Sugiman
PENTINGNYA MEMBANGUN KOMPETENSI SDM Perjuangan mewujudkan kampus lapangan sangat berat. Banyak kendala yang dihadapi mulai dari pembelian lahan, pembebasan lahan, hingga pembangunan yang memakan waktu bertahun-tahun. Hal ini diharapkan agar kampus lapangan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
D
rs Wahid Sugiman, Wakil Ketua STEM Akamigas adalah salah satu pionir atau inisiator dalam perencanaan pembangunan dan pengembangan kampus lapangan. Pria yang pernah mewakili provinsi Jawa Barat sebagai mahasiswa teladan ini memulai karier sejak tahun 1981 dan sudah 35 tahun mengabdi di KESDM. Selain menjadi Wakil Ketua STEM Akamigas, Magister Teknik lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini mengajar di beberapa universitas ternama. Suami dari Ratu Siti Rahmayanti dan ayah dari 2 putra dan 4 putri ini mempunyai keingintahuan yang besar dalam segala hal dan selalu memiliki semangat besar untuk terus belajar. Berikut perbincangan dengan Info Minerba yang berlangsung di ruang kantornya di STEM Akamigas, Cepu. Apa kabar Pak? Kami ucapkan selamat atas pelantikan Bapak sebagai Wakil Ketua STEM AKAMIGAS ini. Alhamdulillah, sehat walafiat. Ya terima kasih, semoga saya mampu melaksanakan amanah sebagai wakil ketua STEM Akamigas dengan sebaikbaiknya.
18 Info Pusdiklat Minerba
Bagaimana kesan Bapak mengenai jabatan baru ini? Sejak pelantikan Prof. Dr. RY Perry Burhan, M.Sc sebagai ketua, pimpinan KESDM dan sivitas akademika sangat berharap agar STEM Akamigas melakukan perubahan untuk mengejar ketertinggalan dalam penyelenggaraan pendidikan jalur Vokasi dan Profesi di sektor ESDM. Saya melihat area prioritas yang harus segera dikembangkan adalah penyelenggaraan pendidikan tinggi berbasis laboratorium dan lapangan, peningkatan kapasitas dosen dan tenaga kependidikan serta pengembangan smart campus. Jadi saya rasa, amanah sebagai wakil ketua ini cukup berat dan sangat menantang. Seberapa besar peran PTK AKAMIGAS dalam hal peningkatan sumber daya manusia Indonesia khususnya sektor energi dan sumber daya mineral mineral? Saat ini, sudah cukup banyak perguruan tinggi negeri dan swasta yang menyelenggarakan pendidikan pada program studi terkait pengembangan kompetensi sektor ESDM. Namun sebagian besar lembaga atau institusi tersebut berada pada jalur akademis. STEM Akamigas merupakan satu-satunya perguruan tinggi negeri (di bawah KESDM) yang menyelenggarakan pendidikan jalur Vokasi dan akan dibuka untuk jalur Profesi. Di samping itu, komposisi mahasiswa STEM Akamigas berasal dari 3 (tiga) stratum, yaitu: industri Migas (+ 65 %), Aparatur (+ 23%), dan masyarakat umum (+ 12%). Dengan demikian, peran STEM Akamigas dalam pengembangan kapasitas sumber daya manusia pada sektor ESDM cukup signifikan, terutama pada jalur Vokasi. Dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2016 ini, bagaimana pandangan Bapak mengenai kesiapan Indonesia dalam kaitannya kompetensi sumber daya manusia dalam pengelolaan dan pemanfaatan sektor energi dan sumber daya mineral? Sebagaimana kita ketahui MEA merupakan suatu era yang menyatukan negara-
negara di kawasan Asia Tenggara menjadi “satu basis pasar dan produksi”. Di mana akan terjadi arus bebas produk, jasa, investasi, tenaga kerja, dan modal, yang semuanya bermuara pada prinsip pasar terbuka bebas hambatan. Menurut Global Competitiveness Index (edisi akhir 2015) peringkat perdagangan Indonesia berada pada posisi ke-38 dari 148 negara, tertinggal jauh dari Singapura yang menempati posisi ke 2, Malaysia di posisi ke 24, dan Thailand di posisi 37 (surplus 3,36 miliar USD dari Indonesia). Jujur saja saya merasa khawatir dengan situasi neraca perdagangan seperti ini. Namun demikian, sekalipun agak terlambat, yang terpenting adalah bagaimana upaya meningkatkan kualitas, kompetensi dan profesionalisme SDM sektor ESDM sehingga berdaya-saing tinggi, melalui pendidikan formal di perguruan tinggi dan diklat serta sertifikasi kompetensi. Jika hal ini merupakan komitmen bersama seluruh elemen bangsa, maka tidak ada kata terlambat untuk human resource development dan kita optimis menghadapi era MEA. Berbicara mengenai tempat praktik lapangan dalam kegiatan diklat, sebelum bertugas di STEM AKAMIGAS ini, Bapak bertugas cukup lama di Pusdiklat Mineral dan Batubara dan juga salah satu pionir atau inisiator dalam perencanaan pembangunan dan pengembangan kampus lapangan. Seberapa besar peran kampus lapangan dalam menunjang efektivitas proses pendidikan dan pelatihan? Sering kita dengar bahwa pendidikan dan pelatihan atau dikilat, diyakini dapat mengembangkan berbagai potensi dan kompetensi yang dimiliki manusia. Dengan diklat, kekuatan intelektual, daya moral maupun daya sosial dapat dikembangkan. Melalui diklat pula, pengetahuan, sikap dan keterampilan dapat ditingkatkan. Hal penting yang tidak boleh dilupakan bahwa untuk mewujudkan semua tujuan diklat, maka dalam penyelenggaraan diklat mutlak diperlukannya praktikum. Maaf, saya mengamati dalam beberapa kasus masih terdapat penyelenggaraan diklat yang tanpa disertai penyelenggaraan praktikum. Banyak alasan yang dikemukakan, misalnya: tidak ada waktu khusus untuk praktikum, tidak memadainya sarana, peralatan dan bahan praktikum, dan sebagian lagi beralasan belum dipahaminya cara kerja di laboratorium. Padahal praktikum memegang peran penting di dalam diklat. Lantas bagaimana dengan peranan Kampus Lapangan? Ya tentu saja Kampus Lapangan memiliki peranan yang sangat penting untuk memastikan dan menjamin keberhasilan penyelenggaraan diklat seperti halnya peranan laboratorium untuk menyelenggarakan praktikum. Terlebih lagi, secara umum dunia kerja di bidang pertambangan minerba ini porsi kegiatan lapangannya lebih banyak dibandingkan dengan kegiatan di dalam kantor. Di kampus lapangan ini para peserta diklat tidak hanya terbatas pada apa yang didengar, dibaca dan dilihat gambar ilustrasinya saja, tetapi mereka langsung mencoba, merasakan, mengoperasikan dan mengendalikan semua aspek yang dibahas dalam diklat. Konon menurut Edgar Dale, pakar psikologi pendidikan, pembelajaran melalui pendekatan terjun langsung di lapangan pekerjaan dapat memberikan pengaruh keberhasilan sampai 90% dibanding dengan pembelajaran di kelas yang hanya 30%. Untuk ke depannya, kampus lapangan seperti apa yang diharapkan agar
dapat memberikan manfaat yang besar kaitannya dalam pengembangan sumber daya manusia sektor energi dan sumber daya mineral ? Sepengetahuan saya sampai dengan saat ini pengembangan Kampus Lapangan Pusdiklat Minerba baru pada taraf pembangunan sarana fisik, jalan dan gedung, serta pengadaan beberapa alat berat. Untuk ke depannya tentu saja harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga kampus lapangan Cipatat menyerupai site pertambangan yang sesungguhnya. Di dalamnya diharapkan terdapat semua fungsi atau elemen aktivitas pertambangan, seperti area pembongkaran, pemuatan, pengangkutan, pengolahan dan pemurnian serta pelestarian lingkungan dan pembinaan masyarakat sekitar. Di samping pengembangan dari sisi sarana dan prasarana, jangan dilupakan pengembangan SDM pengelola Kampus Lapangan. Terakhir, kita harus bersyukur mempunyai kampus lapangan Cipatat dengan kontur topologi dan lingkungan sosial kemasyarakatan “ideal” sebagai representasi dari dunia lapangan pertambangan yang sesusungguhnya: kemiringan, kelongsoran, kesulitan mencari sumber air ditambah dengan suasana lingkungan masyarakat yang selalu minta diperhatikan. Ini semua menjadi tantangan tersendiri bagi Pusdiklat Minerba yang dituntut bukan saja mampu mewujudkan SDM kompeten melalui diklat, tetapi juga mampu mengatasi semua tantangan dan permasalahan yang terjadi di Kampus Lapangan Cipatat. Saya juga mendengar ada beberapa pihak yang seolah “menyalahkan” pemilihan kampus lapangan di Cipatat ini setelah melihat berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi. Ya silakan saja. Sekali lagi, kalau saya memandang itu semua harus dijadikan sebagai media pembelajaran yang sesungguhnya untuk dibahas, dikaji dan dicari solusi permasalahannya. Saya berpesan untuk teman-teman Pusdiklat Minerba dan para pembaca Majalah Info untuk terus meningkatkan kompetensi melalui diklat dan pendidikan formal. Tidak apa kita tetap menjadi manusia biasa, tetapi dengan karya yang luar biasa. Selamat dan dirgahayu Pusdiklat Minerba.
Info Pusdiklat Minerba
19
SARANA & PRASARANA
edisi ke XIII | 2016
1
FASILITAS KAMPUS LAPANGAN Di era reformasi birokrasi seperti sekarang ini, tuntutan reformasi birokrasi dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat menjadi wacana perubahan dan perbaikan yang dicanangkan oleh pemerintah.
S
etiap instansi pemerintah diharapkan dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat khususnya stakeholder yang terkait. Dengan adanya tuntutan tersebut, setiap instansi pemerintah dari berbagai sektor mulai membenahi dan melakukan inovasi – inovasi yang
20 Info Pusdiklat Minerba
bertujuan untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Sebagai salah satu instansi pemerintah yang berfokus pada penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan (diklat) khususnya dalam bidang mineral dan batubara, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Mineral dan Batubara (Pusdiklat Minerba) terus melakukan inovasi. Tentunya inovasi tersebut dilakukan dalam rangka mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat, yang dalam hal ini difokuskan kepada sumber daya manusia yang terlibat dalam kegiatan pertambangan mineral dan batubara. Setelah sebelumnya Pusdiklat Minerba telah melakukan pengembangan pembelajaran berbasis e-learning, kali ini penyediaan fasilitas pendukung kegiatan diklat menjadi target selanjutnya. Di tahun 2016 ini, Pusdiklat Minerba telah meresmikan sebuah lokasi di kawasan Cipatat,
Kabupaten Bandung Barat dengan luas ± 15 hektar. Lokasi tersebut nantinya akan digunakan sebagai salah satu fasilitas pendukung dalam pelaksanaan praktek lapangan diklat, seperti diklat juru ledak dan GPS. Selain untuk pelaksanaan praktek lapangan, kampus lapangan Pusdiklat Minerba juga akan digunakan sebagai sarana kegiatan Outbound dan tempat penyimpanan kendaraan alat – alat berat. Fasilitas yang tersedia di kampus lapangan di antaranya : 1. Gedung kantor 2. Gedung pertemuan dan aula 3. Kantin / ruang makan 4. Wisma 5. Mushola 6. Poliklinik 7. Gudang bahan peledak 8. Lab. Pengolahan
2
3
Dalam waktu dekat ini, kampus lapangan Pusdiklat Minerba akan segera dimanfaatkan untuk pelaksanaan kegiatan diklat. Beberapa diklat seperti Diklat Juru Ukur Pertambangan, Diklat Penataan Batas Wilayah Pertambangan Menggunakan GPS, serta Diklat Sistem Informasi Geografi (SIG) Pusdiklat Minerba akan mulai memanfaatkan fasilitas – fasilitas yang ada di kampus lapangan tersebut. Dengan adanya tambahan fasilitas yang tersedia di kampus lapangan, diharapkan peserta diklat dapat mendapatkan tambahan pengetahuan dan pengalaman mengenai materi-materi diklat yang telah disampaikan di kelas. Di tahun-tahun berikutnya, pelaksanaan diklat di kampus lapangan akan semakin banyak seiring dengan penyempurnaan serta pengembangan seluruh fasilitas – fasilitas lainnya. (AR)
4
1. Gedung Aula 2. Kantin 3. Mushola 4. Gudang Bahan Peledak 5. Poliklinik 6. Lab. Pengolahan
5
6 Info Pusdiklat Minerba
21
SUDUT
edisi ke XIII | 2016
DIKLAT PUBLIC SPEAKING DAN TEKNIK PRESENTASI PUSDIKLAT KEBTKE ESDM
D
iklat Public Speaking dan Teknik Presentasi diselenggarakan oleh Pusat Diklat KEBTKE pada 18-22 Januari 2016 di Hotel Santika Cirebon. Diklat ini dibuka oleh Kepala Badan Diklat Dr. Ir. Djadjang Sukarna, didampingi Kepala Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat KEBTKE, Bambang Priandoko, Ali Martaka dan Pujoko dari Bidang Program dan Kerja sama Pusdiklat KEBTKE, Senin 18 januari 2016. Dalam pidato pembukaan Diklat Dr. Ir Djadjang Sukarna menyampaikan bahwa periode awal di bulan Januari dan Februari merupakan periode untuk meningkatkan kompetensi pegawai, jadi ia selalu menganjurkan kepada seluruh unit agar melaksanakan diklat untuk meningkatkan kompetensi pegawai demi kepentingan bersama. Selain itu Kepala Badan Diklat ESDM yang sekarang disebut Badan Pengembangan Sumber
22 Info Pusdiklat Minerba
Daya Manusia mengatakan “Forum ini pun saya harapkan menjadi suatu interaksi lintas di antara unit-unit di badiklat dan silaturahmi antar unit sehingga tidak menutup kemungkinan dalam silaturahmi dapat menciptakan gagasan atau ideide untuk mengembangkan dan memperbaiki kualitas Badan Diklat kita.” Dr. Ir. Djajang Sukarna berterimakasih kepada para peserta atas partisipasinya dalam Diklat Public Speaking dan Teknik Presentasi dan berharap peserta bisa menemukan hal baru yang bermanfaat. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Instruktur atas kesediaan membantu Badan Pengembangan Sumber Daya ESDM dalam meningkatkan kompetensi, kapasitas dan kapabilitas dari Widyaiswara. Dalam pembukaan diklat dilakukan pemakaian Co Card peserta secara simbolis oleh Ina Fajria, S.T. dari Pusdiklat Mineral dan Batubara dan Desrizal, S.T. dari Balai Diklat
Pameran Sosialisasi Tambang Bawah Tanah. Diklat yang berlangsung di hotel yang beralamatkan Jalan Dr. Wahidin No. 32 Cirebon ini diikuti 29 peserta yaitu para Widyaiswara dan Calon Widyaiswara lingkungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Pengajar/narasumber berasal dari Corporate Trainer di Golden Bridge Institute, Dra. Elly Sulastri Z dan rekan. Pusdiklat Mineral dan Batubara ESDM menugaskan 4 pegawainya yaitu Ina Fajria, S.T., Meda Rusdiana, S.T., Ramelia Eka Puspita, S.T. dan Zanescaya Wirasangka, S.T. Rangkaian acara Diklat Public Speaking dan Teknik Presentasi ditutup. Kegiatan diklat pada tanggal 22 Januari 2016 oleh Kabid Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat KEBTKE, Bambang Priandoko. Simbolis penutupan dengan pelepasan kartu peserta diklat. (ZW)
PerMen ESDM No. 33 Tahun 2015 Jakarta – Pusat Pendidikan dan Pelatihan Mineral dan Batubara (Pusdiklat Minerba) turut serta dalam pameran kegiatan Sosialisasi Peraturan Menteri ESDM No. 33 Tahun 2015, tentang Tata Cara Pemasangan Tanda Batas WIUP dan WIUPK Mineral dan Batubara yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara.
Pusdiklat Minerba merasa perlu mengikuti acara ini, karena peserta berasal dari Dinas ESDM Provinsi di seluruh Indonesia, pemegang IUP, KK, dan PKP2B serta instansi terkait. Sehingga Pusdiklat Minerba bisa menyebarkan informasi mengenai program pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan kepada seluruh pemangku kepentingan di bidang mineral dan batubara. Acara dibuka oleh Direktur Jenderal Minerba, Bambang Gatot, bertempat di salah satu hotel di Jakarta, Kamis, 28 Januari 2016. “Diharapkan dengan adanya sosialisasi ini, akan menjadi momentum yang baik bagi pemerintah untuk mendorong para pemegang IUP dan IUPK OP melaksanakan kewajiban pemasangan tanda batas.” Ucap Bambang. Usai menyampaikan sambutannya, Bambang dan
pejabat beserta peserta berkeliling mengunjungi setiap stan pameran. Pameran yang bertemakan “Survey dan Pemetaan” ini juga diikuti oleh Ditjen Minerba, Pusdiklat Geologi, Badan Informasi Geospasial (BIG), Lembaga Sertifikasi Profesi Geomatika, Asosiasi Perusahaan Survay Pemetaan dan Informasi Geospasial (APSPIG), dan PT. Leica Geosystems Indonesia. Kali ini Pusdiklat Minerba menyebarkan informasi diklat yang akan dilaksanakan selama tahun 2016, berupa booklet, majalah, serta souvenir. Pameran menarik perhatian banyak peserta acara sosialisasi, terbukti dengan banyaknya jumlah pengunjung yang menghampiri setiap stan pameran. (IR)
Info Pusdiklat Minerba
23
SUDUT
edisi ke XIII | 2016
EVALUASI AKHIR DAN STEERING COMMITTEE
Pelatihan Lean Thinking Tingkatkan Efisiensi dan Efektivitas Kerja Langkah terobosan kembali dilakukan oleh Pusat Pendidikan dan pelatihan Mineral dan Batubara (Pusdiklat Minerba).
D
a l a m ra n g ka m e n i n g ka t ka n d a n mengembangkan kapasitas sumber daya manusia di lingkungan Pusdiklat Minerba, pada Januari lalu diselenggarakan pelatihan Lean Thinking dengan menghadirkan narasumber dari Lean Tegra Institution dan diikuti 26 karyawan. Apa sebenarnya Lean Thinking itu? Konsep Lean Thinking sudah banyak dilakukan instansi swasta namun belum banyak organisasi pemerintah yang menerapkannya. Inti dari konsep ini adalah menguras hal-hal yang tak perlu (waste) untuk mendapatkan lebih banyak value. Makna Lean sendiri sulit diartikan secara tepat, jika mengacu pada istilah dalam kamus bahasa inggris yang artinya kurus, langsing. Namun dalam Lean Thinking, makna lean adalah proses meniadakan atau mengurangi hal yang tidak diperlukan (waste) untuk menciptakan nilai (value) bagi pelanggan. Pelanggan yang dimaksud adalah semua orang atau bagian yang menerima hasil dari pekerjaan yang kita lakukan, dalam hal ini semua stakeholder yang menggunakan jasa
24 Info Pusdiklat Minerba
Pusdiklat Minerba. Dalam pelatihan ini diberikan cara penerapan dari konsep lean thinking, di antaranya: Identifikasi Nilai (Identify Value) Langkah awal agar menjadi Lean adalah dengan mengidentifikasi keinginan-keinginan yang diharapkan pelanggan (customers). Tanyakan sejelas-jelasnya value apa yang diharapkan agar pekerjaan yang akan dilakukan terarah sesuai dengan keinginan pelanggan, termasuk kapan value atau product tersebut akan digunakan. Buat Bagan Alur (Flow Chart) Langkah ini diperlukan untuk menghasilkan value yang diinginkan pelanggan. Hal ini sangat penting untuk mengetahui titik-titik krusial dari sebuah proses. Sederhanakan Alur Process (smooth the flow) Lihat Flow Chart yang telah dibuat, apakah ada proses yang dapat dikurangi sehingga prosesnya lebih cepat dan lebih lean. Lalu hilangkan prosesproses yang tidak perlu yang dapat menghambat kesesuaian data (value) dengan waktu yang diperlukan atau diminta pelanggan. Proses tak perlu ini biasanya muncul karena ketidakjelasan identifikasi nilai (value) yang diharapkan pelanggan dan menunggu konfirmasi-konfirmasi dari bagian lain. Hal-hal semacam ini akan sangat menghambat ketepatan waktu penyajian data sesuai dengan keinginan pelanggan. Untuk itu semua bentuk 'menunggu' perlu diganti dengan "jemput bola", maksudnya langsung mendatangi bagian terkait.
Menyerahkan Value/Product ke Pelanggan Tepat Waktu Sampaikan produk atau value yang diinginkan pelanggan sesuai dengan waktu yang diinginkan, jangan terlalu cepat dan jangan terlalu lama. Jika jasa diinginkan pada hari senin jam 10:00 wib, maka serahkan jasa tersebut ke orang yang meminta pada jam tersebut (kalaupun lebih cepat setidaknya rentang waktunya tidak terlalu besar). Lakukan Penyempurnaan Lakukan penyempurnaan secara terus menerus terhadap proses, apa yang harus dilakukan untuk mencapai value, siapa yang harus melakukan, dan bagaimana hal tersebut dilakukan. Konsep Lean thinking ini tujuannya adalah meminimalisasi hal-hal yang tidak perlu (waste) untuk menghasilkan nilai (value) sebaik-baiknya. Dalam pelaksanaan diklat juga akan banyak hal-hal yang membuat tidak lean, banyak proses-proses yang tidak perlu yang menjadi waste. Konsep Lean thinking dapat dipadukan dengan Total Quality Management (TQM) dan Continuous Improvement untuk menghilangkan pemborosan (waste) sehingga mencapai kepuasan pelanggan. Dengan penyelenggaraan pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisieansi kerja semua unit di lingkungan Pusdiklat Minerba, sehingga dapat memberikan pelayanan prima atau service excellent kepada seluruh pelanggan. (AS)
P
usat Pendidikan dan Pelatihan Mineral dan Batubara (Pusdiklat Minerba) mengadakan kegiatan Evaluasi Akhir Program The Training Project On Coal Mining Technology (TPOC) untuk Tahun Anggaran 2015. Program tersebut adalah program kerja sama antara Badan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian ESDM – Indonesia, dengan Japan Oil, Gas and Metals National Corporation (JOGMEC) - Jepang, yang dalam implementasinya dilakukan oleh Pusdiklat Minerba dari pihak Indonesia dengan Mitsui Matsushima Resources (MMR) dari pihak Jepang. Tujuan kerja sama antara Badiklat ESDM dengan JOGMEC adalah transfer teknologi dan pelatihan oleh pakar Jepang dalam bidang teknologi produksi dan teknologi manajemen keselamatan. Dengan adanya kerja sama tersebut diharapkan dapat meningkatkan kapasitas SDM Indonesia dalam teknologi penambangan dan keselamatan kerja pertambangan, terutama pada kegiatan pertambangan bawah tanah. Pada acara ini, kedua belah pihak bermaksud mempresentasikan sekaligus melaporkan hasil kegiatan proyek alih teknologi tambang batubara di Indonesia selama tahun anggaran 2015 tersebut. Acara tersebut dilaksanakan secara back to back dengan acara Steering Committee antara Pusdiklat Minerba dengan JOGMEC. Acara ini dihadiri Kepala Pusdiklat Minerba, yang diwakili Ade Hidayat, Kepala Bidang Program dan Kerja Sama, perwakilan dari JOGMEC, perwakilan dari MMR, perwakilan dari PT. Gerbang Daya Mandiri (GDM) dan PT. Allied Indo Coal Jaya (AICJ), sebagai perusahaan mitra kerja sama dalam program ini, perwakilan dari universitasuniversitas yang diberikan pelatihan teknologi keselamatan tambang batubara bawah tanah, serta perwakilan dari Biro Kepegawaian, Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara dan pegawai Pusdiklat Minerba ESDM. Acara dimulai dengan kata sambutan sekaligus pembukaan acara oleh Ade Hidayat, dilanjutkan sesi foto bersama. Setelah itu prakata dan presentasi dari Naoki Sato, Direktur JOGMEC.
Presentasi dan penjelasan umum terkait program TPOC yang telah berjalan selama 2015 disampaikan oleh perwakilan dari MMR, Noboru Sato dan Kazuo Hiromoto. Berikutnya dilakukan presentasi oleh PT. GDM dan PT. AICJ, terkait alih teknologi selama 2015-2016 di perusahaan masing-masing dan terakhir presentasi dilakukan oleh Yoshihisa Shimoda, sebagai perwakilan dari tim Coal Preparation & Safety, yaitu tim yang khusus memberikan pelatihan di universitas-universitas di Indonesia. Setelah kegiatan presentasi, dilanjutkan sesi tanya jawab, dimoderatori Ibrahim Priyana Hardjawidjaksana. Setelah sesi tanya jawab berakhir, acara ditutup dengan closing comments dari Naoki Sato dan Bapak Ade Hidayat, sekaligus menandai usainya acara Evaluasi Akhir Program The Training Project On Coal Mining Technology (TPOC) untuk Tahun Anggaran 2015-2016 tersebut. Setelah Acara Evaluasi Akhir program TPOC, peserta dibagi menjadi 2 kelompok, perwakilan
dari perusahaan dan universitas melanjutkan ke ruang multimedia simulasi di lantai 6 Gedung Pusdiklat Minerba untuk melihat video simulasi 3D tentang kegiatan pertambangan. Untuk perwakilan JOGMEC dan perwakilan Pusdiklat Minerba dilanjutkan dengan kegiatan Steering Committee, kegiatan ini diadakan untuk membicarakan mengenai hasil dari project dan mengevaluasi program TPOC yang telah berjalan selama 20152016, merencanakan program-program yang akan dilaksanakan serta dituangkan dalam Memorandum of Understanding dan Implementation Plan untuk tahun 2016-2017 dan terakhir membahas keberangkatan dan rangkaian kegiatan yang akan diadakan di Jepang. Setelah seluruh rangkaian acara telah selesai dilaksanakan, diadakan makan siang bersama di ruang makan Pusdiklat Minerba. (TM)
Info Pusdiklat Minerba
25
SUDUT
edisi ke XIII | 2016
Pembukaan Diklat Perdana di Tahun 2016
B
Diklat Fungsional Inspektur Tambang (IT) Angkatan I dan II
B
andung – Inspektur Tambang (IT) merupakan suatu jabatan fungsional khusus yang ada di dalam ASN yang berperan melakukan pembinaan dan pengawasan terutama di sektor pertambangan. Sebelum menjabat, orang IT harus mengikuti Pendidikan dan Pelatihan yang diselenggarakan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Mineral dan Batubara (Pusdiklat Minerba). Diklat yang akan berlangsung selama 68 hari, dimulai pada 1 Februari – 8 April 2016 memberi pembekalan materi pelajaran seperti percakapan dalam bahasa Inggris (Conversation Class), penyusunan laporan hasil inspeksi, studi kasus perorangan ataupun kelompok, dan seminar kertas kerja kelompok. Kepala Pusdiklat Minerba, Agus Salim didampingi
26 Info Pusdiklat Minerba
Kasubdit Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara, Lydia Hardiani dan Kepala Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat, Dedi Rustandi, membuka diklat IT Angkatan I dan II di Gedung Pusdiklat Minerba, Lantai 4 Ruang 6, Senin 1 Februari 2016. Sebelum membuka acara, Lydia Hardiani memberikan sambutan dan pesan kepada seluruh peserta calon Inspektur Tambang. “Bukan jamannya lagi Inspektur Tambang sebagai watch dog (mencari kesalahan tanpa memberikan solusi) tetapi harus bisa memberikan arahan dan rekomendasi yang baik dan memberikan manfaat.”ujar Lydia. Sebanyak 50 orang peserta yang berasal dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara serta Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi,
Kabupaten/Kota seluruh Indonesia mengikuti Diklat dengan tenaga pengajar dari Direktorat Teknik dan Lingkungan Minerba dan Pusdiklat Minerba. Para peserta juga akan melaksanakan praktek inspeksi, untuk angkatan I melakukan inspeksi ke PT. Singlurus Pratama di Kalimantan Timur dan PT. Aneka Tambang Tbk. Bogor. Sedangkan angkatan II ke PT. Baturona Adimulya di Sumatera Selatan dan PT. Aneka Tambang Tbk. Bogor. “Diharapkan dengan tidak dirangkapnya jabatan Inspektur Tambang dengan jabatan struktural seperti di masa lalu, maka pengambilan keputusan akan lebih fair, independen, dan tetap berpedoman pada peraturan yang berlaku,”ujar Agus Salim dalam sambutannya. (IR)
andung – Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Mineral dan Batubara (Pusdiklat Minerba) Agus Salim membuka tiga acara pendidikan dan pelatihan (Diklat), Senin 1 Februari 2016 pagi. Terdiri dari Diklat Evaluator Cadangan Bahan Galian, Diklat Pengawasan Teknis Pertambangan Minerba, dan Diklat Sistem Informasi Geografi (SIG) Pertambangan. Dalam acara yang dilaksanakan di Gedung Pusdiklat Minerba, lantai 4 ruang 1 itu, Agus Salim didampingi Kepala Sub Bidang Evaluasi, Dian Andamari. Hadir pula salah satu Instruktur Diklat, Apud Djajulie dari STEM Akamigas, Cepu. Sebanyak 15 peserta mengikuti Diklat Evaluator Cadangan Bahan Galian, 15 orang mengikuti Diklat Pengawasan Teknis Pertambangan Minerba, dan 15 orang turut ambil bagian dalam Diklat SIG Pertambangan. Keseluruhan peserta berasal dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), serta Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi dan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia.
Diklat Evaluator Cadangan Bahan Galian berlangsung selama enam hari, Diklat Pengawasan Teknis Pertambangan Minerba selama sepuluh hari. Sementara untuk Diklat SIG Pertambangan,
acara akan digelar selama dua belas hari. Keseluruhan diklat diselenggarakan di Gedung Pusdiklat Minerba. (IR)
Pelatihan Teknologi Keselamatan Tambang Batubara Bawah Tanah
P
usat Pendidikan dan Pelatihan Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bekerja sama dengan Mitsui Matsushima Resources (MMR) kembali mengadakan Pelatihan Teknologi Keselamatan Tambang Batubara Bawah Tanah di Universitas Negeri Padang (UNP) pada 25-28 Januari 2016 dan di Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS) pada 2-5 Februari 2016. Pelatihan ini menghadirkan trainer dari Mitshui Matshushima Resources (MMR) antara lain Noboru Sato, Shinji Togawa, Toshihide Kawada, Yoshihisa Shimoda, Atsushi Kakizaki, akademisi dari Kyushu University, Prof. Kikuo Matsui, Ph.D., beserta tim penerjemahnya antara lain Santoso
Nugroho, Agus Ruslan dan Rominaldi serta tenaga pengajar dari Pusdiklat Minerba yaitu Harry Wibawa, S.T., M.Eng. dan Mas Agung Wiweko S.T., M.T. Kegiatan diikuti oleh dosen dan mahasiswa dari masing-masing universitas. Pelatihan di UNP diikuti 48 peserta, sedangkan di ITATS diikuti 40 Peserta. Tenaga Pengajar dari MMR memberikan materi pelatihan mengenai Teknologi Keselamatan Tambang Bawah Tanah yang merupakan aplikasi teknologi yang pernah diterapkan di Jepang. Materi-materi itu meliputi, teknologi penambangan, teknologi ventilasi, analisis jaringan ventilasi (kazemaru), preparasi batubara, peralatan tambang bawah tanah, elektrikal tambang bawah
tanah, masalah lingkungan, dan K3 pada tambang bawah tanah. Sedangkan tenaga pengajar dari Pusdiklat Minerba memberikan materi tentang UU dan peraturan keselamatan pertambangan di Indonesia. Pada akhir pelatihan para peserta menjalani tes untuk mengevaluasi materi-materi pelatihan yang telah diberikan. Dengan mengikuti kegiatan semacam ini diharapkan dapat dihasilkan lulusan-lulusan universitas yang memiliki kompetensi yang andal dalam keselamatan kerja pertambangan terutama tambang bawah tanah. (TM)
Info Pusdiklat Minerba
27
BE PAS
edisi ke XIII | 2016
WISATA ALAM DI KOTA KUSHIRO, JEPANG
28 Info Pusdiklat Minerba
Kota Kushiro terletak di Provinsi Hokkaido, alamnya sangat terjaga dan memberikan kesan tersendiri saat kami tiba di kota tersebut. Kedatangan kami di Kushiro bertepatan dengan musim dingin atau yang biasa disebut “Fuyu”. Letaknya yang berada di utara Jepang membuat Provinsi Hokkaido menjadi provinsi terdingin di negara Jepang, termasuk Kota Kushiro. Suhu terdingin yang kami rasakan selama di sana yaitu -18°C, sangat jauh berbeda dengan di Indonesia sehingga kami perlu beradaptasi melawan suhu dingin.
S
elama satu bulan menimba ilmu di Kushiro Coal Mine, banyak pengalaman menyenangkan yang kami rasakan, bukan hanya ilmu tentang tambang batubara bawah tanah saja, juga keindahan alam dan budaya di kota ini menyimpan kenangan yang tidak akan pernah terlupakan. Hamparan salju menjadi pemandangan luar biasa saat kami menempuh perjalanan dari asrama menuju Training Center KCM ataupun sebaliknya. Bukan hanya salju tebal yang menjadi daya tarik Kushiro saat musim dingin, Kushiro Yuki Matsuri yaitu festival musim salju yang ada di Kushiro membuat wisatawan berbondong-bondong untuk datang ke Kota Kushiro termasuk kami para peserta training yang sangat beruntung mendapatkan kesempatan melihat batu es yang diukir dengan sangat indah menjadi bentuk karakter film ataupun pembuatan boneka salju khusus untuk anak-anak kecil serta tersedia jajanan khas Kushiro yang membuat festival tersebut terasa lebih meriah. Hal menarik lainnya dari kota kushiro adalah wisata alamnya, kami diajak mengunjungi beberapa tempat di Akan National Park. Di sana terdapat danau yang membeku dan dijadikan tempat wisata musim dingin, ada arena untuk memancing, ice skating, motor ski, dan banana boat. Sedangkan di bagian atas danau tedapat bukit yang dijadikan arena bermain ski. Tempat lainnya
adalah Danau Mashu merupakan sebuah danau sisa letusan gunung vulkanik yang diperkirakan terjadi pada 32 ribu tahun lalu. Danau ini berlokasi di Taman Nasional Akan dan disebut-sebut sebagai danau terjernih di dunia. Kerennya lagi, dinding kawah Danau Mashu diperkirakan setinggi 300 hingga 400 meter, kemudian danau Kussharo yang juga membeku dan di pinggir-pinggir danau dipenuhi angsa dan bebek yang menjadi pelengkap danau ini dan terakhir terdapat bukit belerang. Lalu di kota Shurui terdapat burung bangau tancho, burung bangau khas Hokkaido yang menetap di penangkaran saat musim salju. (PT) Info Pusdiklat Minerba
29
TAHUKAH ANDA…?
FORUM
Kabupaten Bandung Barat adalah daerah paling Barat dari Kota Bandung. Wilayahnya sangat luas dan memiliki banyak objek wisata yang cukup diminati sejumlah wisatawan asing maupun lokal. Salah satunya Gua Pawon yang berada di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, atau sekitar 25 km arah Barat Kota Bandung. Situs Gua Pawon berlokasi sekitar 2,5 km jarak lurus dari kampus lapangan ke arah barat-laut.
G
ua Pawon diyakini masyarakat setempat sebagai situs purbakala yang sudah ada sejak 27 juta tahun silam dan mempunyai sejarah sangat panjang. Konon, dulunya berada di dasar laut, namun setelah airnya surut, barulah Gua tersebut terlihat. Gua Pawon adalah tempat yang penting bagi orang Sunda karena di sana pernah ditemukan kerangka manusia purba yang konon adalah nenek moyang orang Sunda (masih diteliti di balai Arkeolog Bandung). Letak Gua Pawon pada zaman dulu diasumsikan berada di tepian Danau Bandung Purba. Berdasarkan hasil survai A.C. De Yong dan G.H.R. Von Koenigswald tahun 1930-1935, ditemukan alat-alat budaya masa lalu dari bahan obsidian, kalsidon, kwarsit, rijang dan andesit berupa anak panah, pisau, penyerut,
30 Info Pusdiklat Minerba
edisi ke XIII | 2016
Tanya jawab mengenai informasi seputar Pusdiklat Minerba yang dikelola oleh tim redaksi Pusdiklat Minerba
gelang batu, batu asah dari manusia zaman Preneolitik, yang hidupnya mulai menetap di gua-gua atau ceruk atau sering kali dijumpai di kawasan perbukitan gamping. Selain kerangka manusia purba, hasil ekskavasi pada tahun 2003 dan 2004 berhasil menemukan berbagai bentuk artefak, fitur maupun ekofak yang dapat mencirikan keberadaan situs budaya peninggalan manusia purba tersebut di masa lalu. Artefak yang ditemukan di gua Pawon terdiri dari pecahan keramik, gerabah, alat serpih, alat tulang berbentuk lancipan dan spatula, alat batu pukul (perkutor), sisa perhiasan yang terbuat dari gigi binatang dan gigi ikan, moluska dan temuan yang sangat signifikan dari keberadaan kehidupan masa lalu berupa kerangka manusia. Di sana juga ditemukan peninggalan budaya manusia non artefaktual seperti fragmen tulang dan moluska. Keberadaaanya di Gua Pawon besar kemungkinan terjadi karena adanya kaitan rantai makanan yang pernah terjadi di masa lalu, dalam hal ini sebagai bagian dalam pemenuhan kebutuhan bahan makanan (konsumsi) dan mungkin juga untuk dipergunakan dalam pembuatan peralatan hidup sehari-hari. Manusia purba yang hidup di gua pawon disinyalir hidup ketika zaman berburu dan meramu, ketika manusia purba kala itu telah mulai menetap dan mengolah hasil buruannya. Pernyataan teori tersebut dibuktikan dengan ditemukannya beberapa alat seperti gerabah, pisau dari tulang serta manik-manik dan perhiasan. (RS)
Dear Pusdiklat Minerba, Mohon informasinya bagaimana cara registrasi untuk mengikuti diklat yang akan diselenggarakan. Saya telah mencoba registrasi online melalui website Pusdiklat Minerba namun sistem selalu memberitahukan gagal. Mohon informasinya bagaimana caranya atau apabila ada alternatif lain dalam proses registrasi yang dapat saya tempuh. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terimakasih. (Taufik Ramadhan - PT MAHAKAM PRIMA AKBAR SEJATI, SITE LOA KULU – KUTAI KARTANEGARA)
Selamat Pagi, Saat ini salah satu karyawan kami a.n Gina Pariana telah mengikuti Diklat POP dengan nomor register … dan nomor ID …, saat ini berencana mengikuti Diklat POM namun sayangnya sertifikat asli POP hilang dan tidak menyimpan copynya. Mohon informasi, bisakah kami mendapatkan softcopy-nya? Atau bisakah mengikuti Diklat POM tanpa mengikutsertakan copy sertifikat tersebut? Kartu ID POP masih ada (hanya sertifikat yg hilang). Mohon konfirmasinya, Terima kasih atas perhatiannya. (Triyono – PT. Sumbawa Timur Mining (Vale)
Mohon maaf atas ketidaknyamanan Saudara, untuk pendaftaran bisa langsung menghubungi Bidang Penyelenggara Diklat melalui email
[email protected] atau melalui telepon di 022-6076756 ext. 129 atau langsung menghubungi contact person ibu Mega (082119755547) dan Pak Nizar (082119755546). Mudah-mudahan dapat membantu, terima kasih.
Salam, Saudara bisa menghubungi Direktorat Teknik Lingkungan Mineral Batubara (DTLMB) dengan bapak Ajis untuk meminta rekapan sertifikat atas nomor registrasi dan nomor ID tersebut. Apabila sudah mendapatkan copy sertifikatnya, bisa mendaftar diklat POM, Terima kasih. Berikut kami informasikan kontak yang bisa Saudara hubungi: Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Jl. Prof. DR. Supomo SH No. 10 Tebet, Jakarta Selatan 12870 Email:
[email protected], Telp: 021 - 8307836
Kirimkan pertanyaan anda seputar Pusdiklat Mineral dan Batubara ke alamat redaksi : Pusdiklat Mineral dan Batubara Jl. Jendral Sudirman No 623Bandung, Indonesia atau email :
[email protected]
Info Pusdiklat Minerba
31
GALERI
Kontributor Penulis
Capacity Building Diklat Inspektur Tambang Angkatan I dan II
Character Building Lean Egra
Diklat Evaluator Cadangan Bahan Galian
Diklat Inspektur Tambang Angkatan I dan II
Diklat Teknis Audit PNBP Sub Sektor Minerba
Diklat Pengawasan Teknis Pertambangan Minerba
Diklat Pengenalan Teknik Pertambangan bagi Aparat Non Teknis
Pelantikan Pejabat Eselon I dan II
Agus Sukard
Junianita
Arief Eka Pu
tra
Pelepasan Peserta Diklat ke Jepang
32 Info Pusdiklat Minerba
Ibrahim P.
Ramelia Eka Puspita
ji
Wien Evayanti
ri Puspitasa
Zanescaya
Maria Con tessa
Rachmat Saleh Widya Utam
a Prakarsa
a Wirasangk
Irmayanti