ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 4463
SIMULASI USULAN DESAIN MEJA PENCELUPAN PADA WORKSTATION PEWARNAAN RUMAH BATIK KOMAR MENGGUNAKAN MOTION STUDY ANALYSIS, FINITE ELEMENT ANALYSIS, RAPID UPPER LIMB ASSSESMENT DAN USABILITY TESTING SIMULATION IMPROVEMENT OF WORKING TABLE AT COLORING WORKSTATION RUMAH BATIK KOMAR USING MOTION STUDY ANALYSIS, FINITE ELEMENT ANALYSIS, RAPID UPPER LIMB ASSSESMENT AND USABILITY TESTING Hilman Syahir1 , Rino Andias Anugraha2, Teddy Syafrizal3 1,2,3
1
Prodi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Rumah Batik Komar merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi batik. Proses pewarnaan kain di Rumah Batik Komar terbagi menjadi dua cara, yakni proses pencelupan dan gradasi. Proses pencelupan masih dilakukan dengan bantuan operator pada workstation pewarnaan. Mekanisme pewarnaan batik eksisting menggunakan teknik guncang. Mekanisme kerja kondisi eksisting membuat operator dalam postur kerja canggung dikarenakan postur membungkuk ketika melakukan proses pencelupan sehingga berdampak kurang baik terhadap operator. Hal ini menyebabkan operator merasa fatigue dan jika dibiarkan secara terus-menerus dapat menyebabkan cedera pada operator. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan redesign ulang pada meja pencelupan pada workstation pewarnaan. Sebuah desain baru meja pencelupan yang telah didesain pada penelitian sebelumnya bertujuan untuk meminimasi postur kerja canggung pada saat pengoperasian meja pencelupan belum melalui pengujian kelayakan desain. Oleh karena itu dilakukan simulasi menggunakan Motion Study Analysis, Finite Element Analysis, dan Rapid Upper Limb Assesment untuk diketahui kelayakan teknis dari desain. Setelah itu dilakukan pembuatan prototype dan dilakukan Usability Testing sehingga diketahui mekanisme kerja secara nyata. Dengan mengacu pada hasil beberapa pengujian tersebut maka secara teknis usulan desain produk dinyatakan layak. Kata kunci : simulasi, motion study analysis, finite element analysis, rapid upper limb assessment, usability testing, workstation pewarnaan, meja pencelupan Abstract Rumah Batik Komar is a company engaged in the production of batik. Cloth dyeing process in the Rumah Batik Komar divided into two method, namely the process of dyeing and gradation. Dyeing process is carried out with the help of the operator at the coloring workstation. Using existing mechanisms of batik coloring “shaking” technique. Work mechanism of existing condition makes operator working in awkward postures due stooped posture when performing the dyeing process so that adversely affects operator. This causes the operator to feel fatigue and if left continuously can cause injury to the operator. One effort to do that is by doing a redesign back on the table dyeing in coloring workstation. A new design table dyeing which has been designed in previous studies aiming to minimize awkward postures during the dyeing operation table has not been through testing the feasibility of the design. Hence performed simulations using Motion Study Analysis, Finite Element Analysis, and Rapid Upper Limb Assessment for known technical feasibility of the design. After that is made prototype and Usability Testing so known working mechanisms significantly. With reference to the results of some of these tests are technically the product design improvement declared eligible. Keywords : simulation, motion study analysis, finite element analysis, rapid upper limb assessment, usability testing, coloring workstation, working table
ISSN : 2355-9365
1.
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 4464
Pendahuluan
Rumah Batik Komar merupakan perusahaan yang bergerak dalam memproduksi beberapa produk batik. Kegiatan proses produksi di Rumah Batik Komar diantaranya, mulai dari penyiapan desain, penyiapan bahan baku, proses pelilinan, proses pewarnaan, hingga proses penghilangan lilin. Proses pewarnaan kain di Rumah Batik Komar terbagi menjadi dua cara, melalui proses pencelupan dan proses gradasi. Proses pencelupan masih dilakukan dengan bantuan operator pada workstation pewarnaan. Kondisi eksisting meja pencelupan yang telah dilakukan redesign oleh peneliti sebelumnya menggunakan mekanisme pewarnaan batik dengan teknik guncang. Kesulitan yang dialami oleh operator adalah ketika melakukan proses pewarnaan, yakni mekanisme kerja kondisi eksisting membuat pekerja dalam postur kerja canggung dikarenakan postur kerja operator membungkuk ketika melakukan proses pencelupan dan mekanisme guncang kurang baik terhadap operator. Hal ini menyebabkan pekerja merasa fatigue dan jika dibiarkan secara terus-menerus dapat menyebabkan cedera pada operator. Masalah yang timbul adalah postur kerja operator eksisting. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan redesign ulang pada meja pencelupan pada workstation pewarnaan. Sebuah desain baru meja pencelupan yang telah didesain pada penelitian sebelumnya yang bertujuan agar desain dapat meminimasi postur kerja canggung pada saat pengoperasian meja pencelupan belum melalui pengujian kelayakan desain. Oleh karena itu dilakukan simulasi menggunakan Motion Study Analysis, Finite Element Analysis, dan Rapid Upper Limb Assesment untuk diketahui kelayakan teknis dari desain. Setelah itu dilakukan pembuatan prototype dan dilakukan Usability Testing sehingga diketahui mekanisme kerja secara nyata. Dengan mengacu pada hasil beberapa pengujian tersebut maka secara teknis usulan desain produk dinyatakan layak. 2.
Dasar Teori dan Metodologi Penelitian
2.1. Pengembangan Produk Generik Proses pengembangan produk merupakan serangkaian tahapan atau aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk menyusun, merancang, dan mengkomersilkan produk. Proses Pengembangan produk secara umum terdiri dari tahapan-tahapan atau sering juga disebut sebagai fase[1]. Proses dimulai dengan fase perencanaan, pengembangan konsep, perancanaan tingkatan sistem, perencanaan rinci, pengujian dan perbaikan serta hasil akhir dari pengembangan proses ini adalah peluncuran produk. Perencanaan
Pengembangan Konsep
Perancangan Tingkatan Sistem
Perencanaan Rinci
Pengujian dan Perbaikan
Peluncuran Produk
Gambar 2.1 Proses Pengembangan Produk 2.2. Pengujian dan Perbaikan Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacam-macam versi produksi awal produk. Prototype awal (alpha) biasanya dibuat dengan menggunakan komponen-komponen dengan bentuk dan jenis material pada produksi sesungguhnya, namun tidak memerlukan proses pabrikasi dengan proses yang sama dengan yang dilakukan pada proses pabrikasi sesungguhnya. Prototype alpha diuji untuk menentukan apakah produk akan bekerja sesuai dengan apa yang direncanakan dan apakah produk memuaskan kebutuhan konsumen utama. Prototype berikutnya (beta) biasanya dibuat dengan komponen-komponen yang dibutuhkan pada produksi namun tidak dirakit dengan menggunakan proses perakitan akhir seperti pada perakitan sesungguhnya. Prototype beta dievaluasi secara internal dan juga diuji oleh konsumen dengan menggunakannya secara langsung. Sasaran dari prototype beta biasanya adalah untuk menjawab pertanyaan mengenai kinerja dan keandalan dalam rangka mengidentifikasi kebutuhan perubahanperubahan secara teknik untuk produk akhir. Prototype adalah penaksiran atau perkiraan produk berdasarkan tujuan-tujuan yang ingin didekati[2]. Prototype penting dilakukan sebagai alat pembelajaran apakah sebuah desain akan bekerja seperti yang diharapkan dan memenuhi kebutuhan customer. Terdapat dua tipe prototype, yaitu prototype analitis dan prototype fisik. Prototype analitis menggambarkan produk sebagai benda tidak nyata berbentuk desain visual atau persamaan matematis, contohnya seperti simulasi komputer. Prototype fisik merupakan benda nyata yang merupakan penaksiran atau perkiraan dari produk yang di inginkan. Dalam penelitian ini akan dilakukan kedua prototyping tersebut. Analisis Finite Element Method dan Motion Study Analysis pada desain 3D yang didapatkan dari
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 4465
penelitian sebelumnya, merupakan prototype analitis. Setelah dilakukan studi prototype analitis kemudian akan dilakukan prototyping fisik untuk merepresentasikan kelayakan dari desain Meja Pencelupan secara nyata.
2.3. Kelayakan Teknis Kelayakan teknis menyoroti kebutuhan produk yang telah disusun dari aspek teknis yang akan digunakan. Dalam hal ini, untuk mengukur produk tersebut telah layak secara teknis dilakukan simulasi menggunakan Rapid Upper Limb Assesment, Finite Element Method dan Motion Study Analysis. Jika simulasi produk yang dilakukan menunjukkan bahwa produk tersebut layak dari sisi ergonomi, seperti penilaian dari score Rapid Upper Limb Assesment (RULA), kemudian hasil dari simulasi Finite Element Method menunjukkan bahwa produk tersebut layak dari sisi material dan cara kerja, maka secara teknis usulan desain produk dinyatakan layak. 2.4. Metodologi Penelitian Sebagai peneliti ke-3, penelitian ini bertujuan mensimulasikan dan mengidentifikasi kelayakan konsep usulan meja pencelupan. Gambar 2.2 menggambarkan model konseptual penelitian, model konseptual digunakan untuk menentukan masalah penelitian dan mengidentifikasi variabel yang memiliki hubungan satu sama lain.
Gambar 2.2 Model Konseptual Setelah dilakukan studi tersebut, akan diketahui kelayakan teknis dari desain usulan meja pencelupan, apakah desain sudah dikatakan mampu untuk menahan beban yang terkena pada desain. Bila sudah dikatakan layak, maka akan dibuat prototype dari desain usulan meja pencelupan tersebut.
ISSN : 2355-9365
3.
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 4466
Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengujian terhadap desain meja pencelupan dengan menggunakan finite element analysis, motion study analysis dan rapid upper limb asssesment. Hasil dari penelitian ini adalah desain usulan dan cara kerja pada desain serta prototype yang telah layak secara teknis. 3.1. Tahap Pengujian dan Perbaikan 3.1.1.
Finite Element Analysis
1) Factor of Safety (FOS) Sebelumnya akan dilakukan serangkaian penelitian pendahuluan yang ditujukan untuk melakukan analisis keamanan dari material produk dan konsep penelitian sebelumnya. Analisis yang diperhitungkan, dianalisis, dan digunakan adalah dari analisis Factor of Safety (FOS)[3]. 2) URES Kemudian melihat hasil URES, seberapa besar jauh displacement. Daerah yang mengalami paling banyak pergeseran partikel material adalah yang diwarnai merah. Pergeseran yang terjadi sangat kecil sehingga dapat dikatakan desain sudah baik untuk mencegah terjadinya disposisi. 3) von Mises Simulasi ini didapatkan bahwa pembebanan terbesar pada hasil simulasi von Mises yang dilakukan nilai titik kritisnya tidak melebihi nilai yield strength dapat dikatakan bahwa desain layak untuk diaplikasikan dan digunakan pada keadaan nyata.
Velocity2 (mm/sec) Reaction Force3 (newton)
Simulasi Motion Study
Acceleration1 (mm/sec* *2)
3.1.2.
3.1
117
790
2.3
115
593
1.6
112
395
0.8
110
198
0.0
108
0 0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50 Time (sec)
3.00
3.50
4.00
4.50
5.00
Gambar 3.1 Grafik Motion Study Motion Study dilakukan untuk mengetahui apakah sistem kincir benar-benar mampu menjalankan fungsinya dengan maksud apakah kincir ini akan dapat digunakan dengan baik tanpa tersendat. Dari hasil motion study yang sudah dilakukan diketahui bahwa desain kincir meja sudah berjalan sesuai ekpektasi yang diinginkan. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa desain kincir meja ini sudah baik dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
3.1.3. Rapid Upper Limb Assesment (RULA) Teknik ergonomi ini mengevaluasi postur kerja individu, kekuatan otot, dan kegiatan yang berkontribusi menyebabkan risiko kerja salah satunya Musculoskeletal Disorders. Penggunaan pendekatan evaluasi ergonomi
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 4467
ini menghasilkan score risiko dengan range 1 sampai 7 yang menunjukkan besar risiko yang mungkin ditimbulkan. Tabel 3-1 Rekap Score RULA Desain Usulan Meja Pencelupan
Postur Kerja
Fasilitas Kerja
Score RULA
Tindakan
Tuas Kincir
3
memiliki risiko rendah, perubahan masih bisa dilakukan
Pendorong Kincir
3
memiliki risiko rendah, perubahan masih bisa dilakukan
Pengungkit
3
memiliki risiko rendah, perubahan masih bisa dilakukan
Dengan melihat rekap nilai RULA dengan score = 3, pada Meja Pencelupan Hasil Redesign maka dapat disimpulkan layak secara teknis sehingga dapat dilanjutkan pada tahap pembuatan prototype produk.
3.1.4. Usability Testing Setelah pembuatan prototype, maka dilanjutkan Usability Testing menggunakan evaluasi User Performance, Technical Performance dan Acceptability. 1) Evaluasi User Performance Pada tahap ini, fokus evaluasi usability dari prototype pada dimensi user performance untuk mengetahui interaksi antara pengguna dan alat yang digunakan dalam menyelesaikan pekerjaan secara lengkap pada penggunaan alat. Tabel 3-2 Waktu Proses Improvement No
Proses
Waktu
Keterangan
(detik) 1
Setup kain ke kincir
2
Membuka
kunci
kaki
penyangga
47
Setup satu kain
1
-
kincir 3
Menggeser kaki penyangga kincir
2
-
4
Memasang kunci kaki penyangga
1
-
kincir 5
Membuka kunci pengungkit kincir
1
-
6
Menurunkan pengungkit kincir
2
-
7
Mengunci pengungkit kincir
1
-
8
Memutar kincir
18
Memutar sebanyak 6 kali
9
Membuka kunci pengungkit kincir
1
-
10
Mengangkat pengungkit kincir
2
-
11
Mengunci pangait kincir
1
-
kincir
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 4468
No
Proses
Waktu
Keterangan
(detik) 12
Meniriskan
60
Meniriskan
tanpa
melepas kain 13
Proses selanjutnya dilakukan tanpa
-
setup kain ke kincir 14
Melepas kain dari kincir Total Waktu
10 147
Satu kain 2
menit 28 detik
2) Evaluasi Technical Performace. Pada tahap ini, fokus evaluasi usability dari prototype Meja Pencelupan pada dimensi technical performance untuk mengetahui kapabilitas dan kemampuan penggunaan alat untuk pertama kalinya. Data yang diperoleh berupa pernyataan yang disampaikan oleh operator.
Tabel 3-3 Pernyataan Operator No.
Pernyataan
Status
1
Kincir dapat berfungsi memutar kain batik
v
2
Pengungkit dapat menahan kincir ketika dilakukan
v
proses penirisan 3 4
5
Bearing berfungsi sebagai roda Bak dapat berfungsi dengan baik menampung larutan pewarna dan pembangkit Saluran pembuangan berfungsi sebagai tempat keluarnya larutan pewarna dan pembangkit
v v
v
3) Evaluasi Acceptability Evaluasi Acceptability dilakukan untuk mengetahui indikasi opini dari operator tentang penerimaan penggunaan Meja Pencelupan untuk memudahkan pekerjaan operator yang dilakukan setiap hari. Operator mengatakan bahwa Meja Pencelupan sangat bermanfaat dan dibutuhkan oleh operator. Dengan prototype tersebut, operator mendapatkan kemudahan dan berharap dapat ditingkatkan kembali agar mempunyai tingkat kegunaan yang tinggi(high usability).
4.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data, dan analisis data yang dibuat, maka didapatkan beberapa kesimpulan yang mengacu kepada tujuan penelitian, yakni tujuan penelitian telah tercapai karena desain usulan telah layak secara teknis dari hasil pengolahan data dengan menggunakan beberapa pengujian yakni, motion study analysis, finite element analysis, rapid upper limb assessment, dan usability testing. Rekomendasi penelitian ini diberikan untuk peneliti selanjutnya, yaitu: perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai simulasi selain simulasi teknis yang belum dilakukan pada penelitian ini. Dengan adanya penelitian selain simulasi teknis, dapat diketahui kelakayakan desain Meja Pencelupan Hasil Redesign secara lebih komprehensif. Selain itu perlu dilakukan studi agar desain bisa lebih efisien untuk diaplikasikan.
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 4469
Daftar Pustaka [1]Ulrich, K. T., & Eppinger, S. D. (2001). Perancangan dan Pengembangan Produk. Jakarta: Salemba Teknika. [2]Ulrich, K. T., & Eppinger, S. D. (2012). Product Design and Development. McGraw Hill International Edition [3]Alkin, J. Ed. 2009. Finite Element Analysis Concepts via SolidWorks. Texas: World Scientific.
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 4470
Lampiran A [RULA Usulan]
Details ....:.JupperArm:
1•
....:.JForearm:
..t O Arm
....:..Jwnst
_:J Wrist Twist
rr
supported/Person leaning
O Arms
are working across midline
1
Posture A:
2•
Muscle:
1•
Force/load: Wrist and Arm: �N•dc:
3
1-
_:Jrrunk: Final Score: 3 Investigate further
Leg:
�
Posture 8:
Neck Trunk and Log, 2 •
Simulasi Mannequin Postur Menggerakkan Kincir Bagian Kanan Pada Software CATIA P3 V5R20
Details ....:.JUpperArm:
_:J Forearm:
3 •
�Wrist,
...:.JwristTwist: Posture A:
O Arm supported/PHSon leaning O Arms are working across mid line
Muscle: Force/load:
1•
Wrist and Arm:
�N«lc:
....:.J Trunk: Score
log:
Final Score: 3
Posture B:
Investigate further
Neck Trunk and l•g: 2
Simulasi Mannequin Postur Menggerakkan Kincir Bagian Kiri Pada Software CATIA P3 V5R20
Details
_:J Upper Arm:
....:.J Forearm: ...:.Jwrist:
_:jWristTwist. 1
0 Arm
supported/Person leaning
'0 Arms are working across midline
1 -
PostureA:
2 •
Muscle:
1 •
Force/load: Wrist and Arm: �Neck:
.-!..J Trunk:
Load, jOkg Score
Final Score: 3 lnvtstigate further
�
1
Log,
1
Posture B:
1 •
Neck. Trunk and Leg: 2
Simulasi Mannequin Postur Tuas Pengungkit Kincir Bagian Kanan Pada Software CATIA P3 V5R20
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 4471
Details
_:J Upptr Arm:
1•
�Forearm:
l-
1 •
Muscle:
O Arm supported/P,rson 1,aning O Arms art working across midlint ...!.lwrist:
1
.:Jwrist Twist
1•
PosturtA:.
Final Score: 3
Foret/Load:
Jnvestiqete further
Wrist and Arm:
_:JNed::
o•
3
1•
..!..Jlrunlc
Leg:
�
Posture B: Neck, Trunk and Leg: 2 •
Simulasi Mannequin Postur Tuas Pengungkit Kincir Bagian Kiri Pada Software CATIA P3 V5R20
Details
..:J
Upper Arm:
....:.J Forearm:
1•
..:.Jwrist _:Jwristlwist: Posture A:
O Arm supported/Person leaning O Arms are working ac.ross midline
Muscle: Force/Load:
1•
o•
Wrist and Arm:
_:JNeclc: ....:.Jlrunlc
Leg: Final Score: 3
Posture 8:
Investigate further
Neck. Trunk and Leg: l
Simulasi Mannequin Postur Menggeser Roda Bagian Kanan Pada Software CATIA P3 V5R20
Details
..:J Upper Arm:
....:.J Forearm:
.
..:.Jwnst
..:.J Wrist Twist Posture A:
O Arm supported/Person leaning
Muscle:
O Arms are working across midline
31•
Force/Load: Wrist and Arm:
_J
.!.JNeclc:
Score Final Score: 3 lnvest:igate further
_:JTrunlc
Leg: Posture B:
Neck. Trunk and Leg: 2
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 4472
Simulasi Mannequin Postur Menggeser Roda Bagian Kiri Pada Software CATIA P3 V5R20
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 4473
Lampiran B [Finite Element Analysis] 1) von Mises
Frame
Highest Force Distribution
Basin
7.476 N/m2 250.000 N/m2
Yield Strength
20.000 N/m2
Yield Strength
Frame of Lever
Highest Force Distribution
0.317 N/m2 250.000 N/m2
Yield Strength
0.000 N/m2
Highest Force Distribution
Lever
Highest Force Distribution
10.071 N/m2 250.000 N/m2
Yield Strength
Bottle Storage
Spool
--....-. '," ,,_
l
1i"rr•1S"l
Highest Force Distribution Yield Strength
14.079 N/m2 292.000 N/m2
---..···-"�..-_· ·- -·--
Highest Force Distribution
147.128 N/m2
Yield Strength
250.000 N/m2
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 4474
2) URES Frame
Frame of Lever
Basin
Lever
Spool
Bottle Storage
Frame
Bottle Storage
3) FOS
... . ......
_
,1.., ..... ot
...,...,.ot.
•Ml.MOt
Jt),M.... Ot
.,_
.
••PJ,0.00 W•l*ot