E-NEWSLETTER Volume December 2014
WHAT’S ON 10 TAHUN SETELAH TSUNAMI DI ACEH PRESTASI DI TENGAH KETERBATASAN PROJECT25 INFORMASI KANTOR LIBUR
Ombak setinggi 30 meter menyapu kota akibat gempa 9,3 skala Richter (SR) di lepas pantai Sumatera. Banyak warga Lampuuk menjadi bagian dari ratusan ribu korban tewas di delapan negara akibat bencana. Aceh, kini kembali telah bangkit dari keterpurukan setelah bencana tsunami yang menewaskan lebih dari 200.000 orang sepuluh tahun yang lalu.
10 Tahun
Setelah Tsunami di Aceh
“
Hope is that thing with feathers that perches in the soul and sings the tune without the words and never stops… at all.
“
Emily Dickinson
Wahana Visi Indonesia www.wvindonesia.org |
[email protected] T. (021) 3907818 | F. (021) 3910514 Wahana Visi Indonesia
@WahanaVisi_ID
N
adia berlari secepat yang ia bisa. Ia menyelamatkan diri dari terjangan gelombang tsunami, dengan usia kehamilan sembilan bulan, ia berusaha mencapai titik tertinggi di hutan.
bersaudara, pasangan Nadia dan Razili. Mohammad sang bayi tsunami, keajaiban dari gunung. Kehidupan Mohammad adalah gambaran dari perjuangan, harapan dan semangat warga Aceh menghadapi tsunami.
Tidak ada waktu untuk melihat ke belakang, rumah, sekolah, dan perahu mereka hilang ditelan lautan tsunami. Tidak ada pilihan lain, Nadia harus melahirkan di hutan. “saya meminta bantuan perempuan lain untuk membantu saya melahirkan. Padahal ia tidak tahu sama sekali caranya menolong persalinan, tapi ia tetap berusaha. Ketika Mohammad lahir, mereka memotong tali pusar dengan parang” kenang Nadia. Sekarang, Mohammad berusia 10 tahun. Ia adalah bungsu dari lima
1 | WVI e-Newsletter December 2014
www.wvindonesia.org
Fihinna lahir sehari setelah tsunami. Ia dilahirkan saat ibunya berada dalam perjalanan menuju ke rumah sakit terdekat dengan sepeda motor. “ketika tiba saatnya untuk melahirkan, suami saya tidak bisa menemani masuk ke dalam ruangan, karena ada seorang anak korban tsunami yang menjadi yatim piatu tengah tidur di pangkuannya. Tapi ketika mendengar tangisan Fihinna, ia masuk dan dokter mengabarkan bahwa bayi lahir dengan selamat” kenang Defi. “Anak-anak adalah masa depan, bukti bahwa kehidupan dan pengharapan tetap ada meski dalam situasi terburuk sekalipun,” kata Angel Theodora, Humanitarian and Emergency Affairs Director, Wilayah Asia Selatan dan Pasifik. “Kami bersyukur bisa mendampingi keluarga-keluarga ini sehingga mereka bisa menemukan kebahagiaan kembali.” Fihinna
World Vision bekerja bersama dengan sekolah untuk membangun ruang kelas sementara setelah tsunami dan untuk mengajar para guru mengenai persiapan menghadapi bencana. Sekarang, mereka mengajarkan hal yang sama ke murid-muridnya.
Murid-murid Madrasah Ibti Da’yah Nasional di Lhok Nga berkumpul bersama dalam simulasi tanggap bencana gempa bumi. Anak-anak bersiap untuk merespon bencana dan tetap aman selama keadaan darurat. Sepuluh tahun lalu, tsunami melanda sekolah ini dan menghapus semua bangunan. Lebih dari 250 murid, tidak diketahui lagi keberadaannya. Simulasi tanggap bencana! Murid-murid Madrasah Ibti Da’yah Nasional di Lhok Nga berkumpul bersama dalam simulasi tanggap bencana gempa bumi. Anak-anak bersiap untuk merespon bencana dan tetap aman selama keadaan darurat.
Berbagai kesempatan tercipta di Aceh, Indonesia, setelah tsunami memporak-porandakan wilayah tersebut pada tahun 2004 lalu dan menewaskan lebih dari 119.000 orang. Kesempatan yang datang pada Armanuzah, membuatnya perlahan-lahan memulai usaha rumahan membuat keripik tiram. Di tangan Armanuzah, omzet keripik tiram mencapai hingga 25 juta per bulan. Armanusah dengan bangga menunjukkan penghargaan yang diterima dari World Vision atas prestasinya menjalankan bisnis keripik Tiram Ananda.
Khairani, pemilik usaha kecil berkat koperasi simpan pinjam yang didukung oleh World Vision. “Sekarang, seorang ibu yang hanya menyelesaikan pendidikan sekolah dasar pun dapat menghasilkan uang sendiri dan memastikan anak-anak mereka bisa bersekolah. Lewat usaha ini, perempuan sekarang memliliki peran penting dalam rumah. Mereka tidak lagi bergantung dari suami mereka untuk menghasilkan uang” ujar Khairani, ibu dari Alifa. “Sekarang perempuan lebih dihargai oleh para suami” lanjut Khairani, seorang guru dan pemilik usaha kecil. Khairani
2 | WVI e-Newsletter December 2014
ikuti kisah penyintas tsunami dan apa yang telah dilakukan Wahana Visi Indonesia di Aceh : www.wvindonesia.org
Keceriaan anak-anak di panggung Perayaan Hari Anak di Surabaya, 21 September 2014. Wahana Visi Indonesia Kantor Operasional Surabaya bekerjasama dengan Sekolah Luar Biasa serta sekolah-sekolah inklusif memfasilitasi anak-anak berkebutuhan khusus menyelenggarakan peringatan Hari Anak.
Prestasi
Rizky dengan keterbatasan fisiknya tetap bersemangat mengikuti fashion show.
di Tengah Keterbatasan
S
enyum tak pernah lepas dari bibir mungil Veronika Widya saat melintasi panggung. Dengan balutan dress putih ala princess, gadis 7 tahun itu melangkah mantap sambil sesekali melambaikan tangan. Iringan lagu Eaaa Coboy Junior dan riuh tepuk tangan penonton menambah semarak suasana.Veronika adalah satu dari 55 anak berkebutuhan khusus (ABK) yang menghadiri Peringatan Hari Anak Kelompok Valentine ADP Urban Surabaya di Hotel Royal Regal 21 September 2014 lalu. Bertema Aku Anak Indonesia Tumbuh Penuh Talenta, acara ini secara khusus mengapresiasi dan memberikan kesempatan unjuk bakat bagi ABK yang menjadi duta anak dari tiga kantor Wahana Visi Indonesia urban Surabaya dan Sekolah Luar Biasa serta sekolah-sekolah inklusi di area dampingan Wahana Visi.
berjalan bergantian di atas panggung dengan pakaian yang nyaman di badan. Rico, ABK tuna netra menyanyi Indonesia Tanah Air Beta dengan penuh penghayatan. Ada pula trio Monica (cacat kaki), Diva (slow learner), dan Ninis (slow learner) bergoyang morena. Para penonton pun ikut bergoyang bersama. Suasana bertambah meriah ketika Raven, penyandang keterbelakangan mental berjoget diiringi sebuah lagu.
Dengan segala keterbatasan yang ada, mereka tampil penuh percaya diri. Anakanak dengan beragam kondisi seperti slow learner, autis, down syndrome, keterbelakangan mental, dan berbagai keterbatasan fisik (lumpuh, cacat, dsb)
“Apapun kondisi yang dihadapi, kita tidak boleh putus asa,” kata Anas tentang pesan dari film tersebut.
DID YOU KNOW?
Pada kesempatan itu ditampilkan pula film pendek karya Anas Cahya, anak dampingan Wahana Visi yang memiliki keterbatasan fisik. Film berdurasi sekitar 10 menit itu menceritakan bagaimana perjuangan seorang penjual rangin, makanan tradisional berbahan dasar kelapa. Proses panjang pembuatan rangin, jauhnya jarak menjajakan dagangan dengan berjalan kaki, dan tak tentunya hasil yang didapat direkam dengan baik oleh Anas.
Semangat pantang menyerah ini pula yang diakui Suyatmi, ibunda Anas, mampu
membuat keluarganya bertahan menghadapi cibiran orang. “Kalau ada orang mengejek tubuhmu ya diamkan saja, tidak perlu didengarkan.Yang penting kamu tetap sekolah, mau jadi apa nantinya terserah keputusanmu,” begitu selalu yang Suyatmi dan suaminya katakan untuk menyemangati Anas. Suyatmi juga terus mendorong anaknya untuk sekolah. Ia selalu membicarakan kodisi Anas kepada guru sehingga sekolah tahu bagaimana bisa mendorong perkembangan Anas. Usahanya pun membuahkan hasil. Saat ini Anas yang tercatat sebagai siswa kelas 11 SMK Dr Soetomo Surabaya sering dipercaya mengerjakan berbagai proyek film pendek, iklan, dan berbagai bentuk kreasi multi media lainnya. Namun, saat ini belum semua orangtua ABK punya kesadaran yang sama untuk menyekolahkan anaknya. * Penulis: Agni Rahadyanti, Children Sponsorship Management Program Coordinator, Wahana Visi Indonesia kantor operasional Surabaya
Nama Desember berasal dari dari bahasa latin “decem” yang berarti sepuluh. Desember adalah bulan ke sepuluh dari tahun tanggalan Roma.
3 | WVI e-Newsletter December 2014
www.wvindonesia.org
Project 25, Single Natal untuk Anak Indonesia
Umbu Kaborang, Guntur Simbolon, Sara Excellent, Rachel Sutanto, dan Dhemy Larasati bersiap tampil dalam acara Project Slingshot, Project 25 di depan Insight Unlimited Bookstore. Penampilan mereka menggugah hati banyak pemirsa untuk berdonasi bagi pembangunan gedung PAUD di pedalaman Kalimantan.
N
atal adalah saatnya berbagi kasih dengan sesama. Project Slingshot yang terdiri dari Umbu Kaborang, Guntur Simbolon, Sidney Mohede, Sara Excellent, Rachel Sutanto, dan Dhemy Larasati, mengadakan donasi lewat “Project 25 Single” untuk pembangunan sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di pedalaman Kalimantan. Acara penggalangan dana yang diadakan di depan toko Insight Unlimited Bookstore, Kota Kasablanka Lt. 3, Jakarta Pusat ini mendapat antusiasme tinggi dari para penonton yang menyaksikan pertunjukan mereka. Project 25 yang berisi medley lagu Natal juga bisa diunduh di iTunes. Dana yang terkumpul akan didonasikan untuk Wahana Visi Indonesia untuk kehidupan anak Indonesia di pedalaman agar lebih baik. Ingin turut berpartisipasi? Jangan lupa LIKE dan saksikan videonya di YouTube http://bit.ly/project_25 dan unduh Project 25 Single di iTunes.
Kantor Wahana Visi Indonesia libur mulai 24 Desember 2014, akan beroperasi kembali tanggal
5 Januari 2015