e-ISSN 2548-3986
Volume 02, Nomor 02, Juli 2017
Hubungan Pengetahuan Karies dengan Performance Treatment Index (PTI) pada Mahasiswa/i 1 Irfan Maulana , Aan Kusmana2, Rena Setiana Primawati3 1) Mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya 2,3) Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya ABSTRAK Pengetahuan kebersihan gigi dan mulut sangat penting untuk terbentuknya tindakan dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut serta untuk mencegah penyakit gigi dan mulut. Karies merupakan penyakit infeksi pada gigi yang paling sering terjadi pada usia dewasa, muda dan tua sehingga apabila tidak dirawat maka akan bertambah buruk serta dapat menimbulkan rasa sakit yang berpotensi menyebabkan kehilangan gigi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan karies dengan Performance Treatment Index (PTI) pada mahasiswa/i Jurusan Keperawatan Gigi. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan cross sectional. Responden penelitian berjumlah 39 mahasiswa/i tingkat II Program Studi D III Jurusan Keperawatan Gigi. Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembar pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut yaitu DMF-T. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji kolerasi Spearman dengan pengujian hipotesis berdasarkan taraf signifikan α < 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan pengetahuan karies dengan Performance Treatment Index (PTI) (correlation value = 0,546 p = 0,000). Dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan ada hubungan pengetahuan karies dengan Performance Treatment Index (PTI) pada mahasiswa/i Jurusan Keperawatan Gigi dapat diterima karena pada dasarnya pengetahuan mampu membentuk tindakan seseorang untuk menjaga dan merawat kesehatan giginya. Kata Kunci: Pengetahuan Karies, Performance Treatment Index. ABSTRACT Knowledge of dental and oral hygiene is very important for the formation of measures in maintaining oral hygiene and to prevent tooth and mouth disease. Caries is an infectious disease of teeth that most often occurs in adulthood, young and old so that if not treated it will get worse and can cause pain that potentially causes tooth loss. The purpose of this research is to know the correlation of caries knowledge with Performance Treatment Index (PTI) on the student of Dental Nursing Department. This type of research is an analytical survey with cross sectional design. The subjects of the study were 39 students Program II of Study Program D III of Dental Nursing. The sample in this study using random sampling technique. Data collection techniques used questionnaires and dental and oral health inspection sheets were DMF-T. Data analysis in this study used Spearman test with hypothesis test based on significant level α <0,05 with 95% confidence level. The results of this study indicate a correlation between caries knowledge with Performance Treatment Index (PTI) (correlation value = 0,546 p = 0,000). It can be concluded that the hypothesis that there is a correlation between caries knowledge with Performance Treatment Index (PTI) in the student of Dental Nursing Department can be accepted because basically knowledge is able to form one's actions to maintain and care for the health of his teeth. Keyword: Knowledge Caries, Performance Treatment Index. Korespondensi: Aan Kusmana, Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya. :
[email protected]
15
e-ISSN 2548-3986 PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Indikator status kesehatan gigi dan mulut telah ditetapkan mengacu pada Global Goals for Oral Health 2020 yang dikembangkan oleh FDI dan WHO. Salah satu program teknis yang disarankan adalah agar negaranegara di dunia mengembangkan kebijakan pencegahan penyakit gigi dan mulut serta meningkatkan upaya promosi kesehatan gigi dan mulut.1 Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar Departemen Kesehatan (RISKESDAS) Tahun 2007, sebanyak 75% gigi masyarakat Indonesia mengalami karies (gigi berlubang) akan tetapi yang memiliki motivasi untuk menambal gigi berlubang hanya sekitar 1,6% dan ada sekitar 43% penderita penyakit gigi atau kelainan gigi yang belum memeriksakan giginya. Angka ini, dengan kata lain memperlihatkan masih rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut karena 43% penduduk Indonesia mempunyai gigi berlubang yang tidak dirawat.2 Karies adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (ceruk, fissure dan daerah interproksimal) meluas ke arah pulpa. Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih serta dapat meluas ke bagian yang lebih dalam dari gigi, misalnya dari email ke dentin atau ke pulpa.3 Karies adalah penyakit infeksi pada gigi yang paling sering terjadi pada usia dewasa, muda dan tua sehingga apabila tidak dirawat maka akan bertambah buruk dan dapat menimbulkan rasa sakit yang berpotensi menyebabkan kehilangan gigi.4 16
Volume 02, Nomor 02, Juli 2017 Proses patologis kerusakan gigi akibat hasil interaksi dari bakteri dipermukaan host, plak atau bioflim dan diet (khususnya komponen karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh bakteri plak menjadi asam, terutama asam laktat dan asetat), sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi dan memerlukan cukup waktu untuk kejadiannya.5 Diet merupakan asupan karbohidrat, host berupa kuantitas dan kualitas dari saliva serta kualitas dari gigi, mikroorganisme yaitu bakteri Streptococcus mutans dan Laktobasilus Sp yang merupakan bakteri asidogenik berkoloni pada permukaan gigi, waktu merupakan lamanya jangka waktu terpapar gigi oleh asam yang dihasilkan oleh bakteri dari plak gigi, dimana apabila salah satu dari keempat faktor tersebut tidak ada maka tidak akan terjadi karies gigi.6 Karies dapat mempengaruhi status kesehatan gigi seseorang. Status kesehatan gigi dan mulut seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor penting yaitu keturunan, lingkungan (fisik maupun sosial budaya), perilaku dan pelayanan kesehatan, dari keempat faktor tersebut, perilaku memegang peranan yang penting dalam mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut. Perilaku dapat mempengaruhinya faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan serta status kesehatan gigi dan mulut secara langsung. Upaya kebersihan mulut juga dapat dipengaruhi oleh perilaku pemeliharaan kebersihan mulut.7 Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih lama daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut sangat penting untuk terbentuknya tindakan dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Kebersihan gigi dan mulut dilakukan untuk
e-ISSN 2548-3986 mencegah penyakit gigi dan mulut, meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki fungsi mulut untuk 8 meningkatkan nafsu makan. Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu usaha untuk mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan gigi melalui pendekatan pendidikan kesehatan gigi dan mulut. Pendidikan kesehatan gigi yang disampaikan diharapkan mampu mengubah perilaku kesehatan gigi individu atau masyarakat dari perilaku yang tidak sehat ke arah perilaku sehat.9 Mahasiswa/i Keperawatan Gigi merupakan calon perawat gigi yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan perawat gigi yang telah diakui oleh Pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Perawat gigi merupakan salah satu jenis tenaga kesehatan dalam kelompok keperawatan yang dalam menjalankan tugas profesinya harus berdasarkan Standar Profesi.10 Salah satu tujuan dari perawat gigi adalah meningkatkan Performed Treatment Index (PTI) masyarakat. Performed Treatment Index (PTI) adalah indeks yang menunjukkan persentase jumlah gigi tetap yang telah dilakukan penambalan terhadap jumlah gigi yang mengalami DMF-T. PTI menggambarkan motivasi dari seseorang untuk menambalkan giginya yang berlubang dalam upaya mempertahankan gigi tetap.11 Indeks DMF-T adalah indeks untuk menilai status kesehatan gigi dan mulut dalam hal karies gigi permanen. Karies gigi umumnya disebabkan karena kebersihan mulut yang buruk, sehingga terjadilah akumulasi plak yang mengandung berbagai macam bakteri. Komponen Decay adalah gigi yang berlubang atau karies gigi, Missing adalah 17
Volume 02, Nomor 02, Juli 2017 gigi yang dicabut karena karies gigi, Filled adalah gigi yang ditambal atau ditumpat karena karies dan dalam keadaan baik, dihitung setiap Teeth.12 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan karies dengan Performance Treatment Index (PTI) pada mahasiswa/i Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Tahun 2017. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan cross sectional dengan tujuan untuk mencari adanya hubungan antara dua variabel, dilakukan dalam kurun waktu bersamaan.11 Responden penelitian berjumlah 39 mahasiswa/i Tingkat II Program Studi D III Jurusan Keperawatan Gigi. Sampel penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembar pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut yaitu DMF-T. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan uji kolerasi Spearman dengan pengujian hipotesis berdasarkan taraf signifikan < 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%, selanjutnya
disajikan dalam bentuk tabel dan diolah sebagai berikut:
No 1
Tabel 1. Analisa Data Hasil Penelitian Analisa Data Tujuan Non Untuk mengetahui Parametrik hubungan pengetahuan menggunakan karies dengan Uji Kolerasi Performance Spearman Treatment Index (PTI)
HASIL Penelitian ini dilaksanakan di Kampus Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa/i Jurusan Keperawatan Gigi
e-ISSN 2548-3986 yang ada di Kampus Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya berjumlah 39 orang. Distribusi frekuensi responden penelitian berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 2.
No 1 2
Distribusi Frekuensi Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Umur f % Laki-laki 7 18 Perempuan 32 82 Total 39 100
Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa mahasiswa/i tingkat II Program Studi D III Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya yang dijadikan sampel terdiri dari 7 orang laki-laki (18%) dan 32 orang perempuan (82%). Karakteristik responden penelitian berdasarkan jenis kelamin mayoritas berjenis kelamin perempuan. Selanjutnya distribusi frekuensi responden penelitian berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3. No 1 2 3 4
Distribusi Frekuensi Responden Penelitian Berdasarkan Umur Umur f % 18 Tahun 2 5,1 19 Tahun 20 51,3 20 Tahun 15 38,5 21 Tahun 2 5,1 Total 39 100
Tabel 3 menunjukkan bahwa pengelompokan mahasiswa/i berdasarkan umur yaitu golongan umur 18 tahun (5,1%), golongan 19 tahun (51,3%), golongan 20 tahun (38,5%) dan golongan 21 tahun (5,1%). Karakteristik responden penelitian berdasarkan umur mayoritas berumur 19 tahun. Selanjutnya distribusi frekuensi responden penelitian berdasarkan tingkat pengetahuan karies dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: 18
Volume 02, Nomor 02, Juli 2017 Tabel 4.
No 1 2 3
Distribusi Frekuensi Responden Penelitian Berdasarkan Pengetahuan Karies Pengetahuan f % (Kriteria) Baik 13 33,3 Sedang 20 51,3 Kurang 6 15,4 Total 39 100
Tabel 4 menunjukkan bahwa pengetahuan responden dengan kriteria baik sebanyak 13 orang (33,3%), kriteria sedang sebanyak 20 orang (51,3%) dan kriteria kurang sebanyak 6 orang (15,4%). Karakteristik responden penelitian berdasarkan pengetahuan karies mayoritas berkriteria sedang yaitu sebanyak 20 orang (51,3%). Selanjutnya distribusi frekuensi penelitian berdasarkan angka DMF-T pada mahasiswa/i Program Studi D III Jurusan Keperawatan Gigi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 5. No 1 2 3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Angka DMF-T pada Mahasiswa/i DMF-T f % Decay 82 52 Missing 12 7,6 Filled 66 42 Total 158 100
Tabel 5 menujukkan bahwa angka DMF-T dengan decay sebanyak 82 (52%), missing sebanyak 12 (7,6%) dan filled sebanyak 66 (42%). Distribusi frekuensi berdasarkan Performance Treatment Index (PTI) pada mahasiswa/i Program Studi D III Jurusan Keperawatan Gigi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
e-ISSN 2548-3986 Tabel 6.
No 1 2 3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Performance Treatment Index (PTI) pada Mahasiswa/i Kriteria PTI f % diatas Standar 35 89,7 Nasional Standar Nasional 4 10,3 dibawah Standar 0 0 Nasional Total 39 100
Tabel 6 menunjukkan bahwa PTI dengan kriteria diatas standar nasional sebanyak 35 orang (89,7%), kriteria standar nasional sebanyak 4 orang (10,3%) dan kriteria dibawah standar nasional tidak ada (0%). Selanjutnya distribusi frekuensi pengetahuan karies dengan Performance Treatment Index (PTI) pada mahasiswa/i Program Studi D III Jurusan Keperawatan Gigi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 7.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Performance Treatment Index (PTI) pada Mahasiswa/i PTI diatas Standar Pengetahuan Total Standar Nasional Nasional Baik 13 0 13 Sedang 20 0 20 Kurang 2 4 6 Jumlah 35 4 39
Berdasarkan tabel 7 diatas menunjukkan hasil penilaian kriteria pengetahuan karies dan Performance Treatment Index (PTI) pada mahasiswa/i Program Studi D III Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Tahun 2017 adalah sebagai berikut: Kriteria pengetahuan baik dan kriteria Performance Treatment Index (PTI) diatas standar nasional berjumlah 13 orang, kriteria pengetahuan sedang dan kriteria Performance Treatment Index (PTI) diatas standar nasional berjumlah 20 orang, kriteria pengetahuan kurang dan kriteria 19
Volume 02, Nomor 02, Juli 2017 Performance Treatment Index (PTI) diatas standar nasional berjumlah 2 orang, kriteria pengetahuan kurang dan kriteria Performance Treatment Index (PTI) standar nasional berjumlah 4 orang. Selanjutnya hasil uji korelasi Spearmen untuk mengetahui hubungan pengetahuan karies dengan Performance Treatment Index (PTI) pada mahasiswa/i Program Studi D III Jurusan Keperawatan Gigi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 8. Hasil Uji Korelasi Spearmen Variabel Spearmen correlation p value Hubungan Pengetahuan 0,546 0,000 Karies dengan PTI
Berdasarkan tabel 8 diatas menunjukkan hasil hubungan Pengetahuan Karies dengan Performance Treatment Index (PTI) pada mahasiswa/i Jurusan Keperawatan Gigi dan dapat disimpulkan bahwa ada Hubungan Pengetahuan Karies dengan Performance Treatment Index (PTI). Hal ini dilihat dari data diatas bahwa nilai signifikansi yang didapat dari uji Spearman adalah 0,000 < 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, kesimpulannya adalah ada Hubungan antara Pengetahuan Karies Gigi dengan Performance Treatment Index (PTI) pada Program Studi D III Jurusan Keperawatan Gigi. PEMBAHASAN Program kesehatan gigi dan mulut merupakan satu upaya untuk mengatasi masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering terjadi di masyarakat. Upaya-upaya yang dilakukan meliputi upaya promotif yaitu dengan memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di bidang kesehatan gigi dan
e-ISSN 2548-3986 mulut. Upaya kuratif berupa penambalan gigi yang terkena karies.1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada mahasiswa/i Program Studi D III Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dan ditunjukkan tabel 2 yaitu yang berjumlah 39 orang, 7 orang (17,9%) mahasiswa (laki-laki) dan 32 orang (82,1%) mahasiswi (perempuan). Selanjutnya pada tabel 3 menunjukkan bahwa pengelompokan mahasiswa/i berdasarkan umur yaitu golongan umur 18 tahun (5,1%), golongan 19 tahun (51,3%), golongan 20 tahun (38,5%) dan golongan 21 tahun (5,1%). Tabel 4 menunjukkan bahwa pengetahuan responden dengan kriteria baik sebanyak 13 orang, pengetahuan responden dengan kriteria sedang sebanyak 20 orang dan pengetahuan responden dengan kriteria kurang sebanyak 6 orang. Pengetahuan yang baik dapat membentuk suatu perilaku yang positif salah satunya adalah menjaga kesehatan gigi dan mulut. Bloom menyatakan bahwa perilaku manusia terbagi menjadi tiga macam domain, yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotor. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang paling esensial dalam membentuk tindakan seseorang.13 Tabel 5 menunjukkan bahwa angka pengalaman karies dari total responden sebanyak 39 orang sebagai berikut : Decay sebanyak 82 (52%), Missing sebanyak (7,6%) dan Filling (42%). Berdasakan data mengenai angka karies gigi yang dimiliki responden dengan motivasi untuk melakukan tindakan penambalan pada karies yang dimiliki, menujukkan bahwa pengetahuan mampu membuat seseorang untuk melakukan tindakan untuk merawat kesehatan giginya, sejalan dengan penelitian Ferry yang 20
Volume 02, Nomor 02, Juli 2017 menyatakan bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.15 Berdasarkan tabel 6 menujukkan bahwa Performance Treatment Index (PTI) dengan kriteria diatas standar nasional sebanyak 35 orang dan kriteria standar nasional sebanyak 4 orang. Menurut Notoatmodjo, pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang setelah melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan melalui panca indera manusia, yaitu: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.14 Berdasarkan tabel 7 diatas menunjukkan hasil penilaian kriteria pengetahuan karies dan Performance Treatment Index (PTI) pada mahasiswa/i Program Studi D III Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Tahun 2017 adalah sebagai berikut: Kriteria pengetahuan baik dan kriteria Performance Treatment Index (PTI) diatas standar nasional berjumlah 13 orang, kriteria pengetahuan sedang dan kriteria Performance Treatment Index (PTI) diatas standar nasional berjumlah 20 orang, kriteria pengetahuan kurang dan kriteria Performance Treatment Index (PTI) diatas standar nasional berjumlah 2 orang, kriteria pengetahuan kurang dan kriteria Performance Treatment Index (PTI) standar nasional berjumlah 4 orang. Data diatas menujukkan bahwa pengetahuan mampu memberikan motivasi seseorang dalam menjaga kesehatan gigi pada dirinya sendiri. Penelitian ini sejalan dengan Notoatmodjo yang menyatakan bahwa ketika seseorang memperoleh stimulus berupa pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan bagaimana
e-ISSN 2548-3986 perawatannya maka idealnya seseorang itu akan mampu mengaplikasikannya.14 Berdasarkan tabel 8 diatas menunjukkan hasil hubungan Pengetahuan Karies dengan Performance Treatment Index (PTI) pada mahasiswa/i Jurusan Keperawatan Gigi dan dapat disimpulkan bahwa ada Hubungan Pengetahuan Keries dengan Performance Treatment Index (PTI). Hal ini dilihat dari data diatas bahwa nilai signifikansi yang didapat dari uji Spearman adalah 0,000 < 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, kesimpulannya adalah ada Hubungan Pengetahuan Karies dengan Performance Treatment Index (PTI) pada Program Studi D III Jurusan Keperawatan Gigi. Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan ada hubungan pengetahuan karies dengan Performance Treatment Index (PTI) pada mahasiswa/i Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dapat diterima. KESIMPULAN Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan karies dengan Performance Treatment Index (PTI) pada mahasiswa/i Jurusan Keperawatan Gigi karena pada dasarnya pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Kebiasaan menjaga dan memeriksakan kesehatan gigi dan mulut sebagai bentuk perilaku yang didasari pengetahuan akan mempengaruhi baik atau buruknya kebersihan mulut, keadaan kesehatan gigi dan mulut, selanjutnya juga
21
Volume 02, Nomor 02, Juli 2017 akan mempengaruhi angka karies gigi serta angka penambalan gigi.15 DAFTAR PUSTAKA 1. Kementerian Kesehatan, R.I. Rencana Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta. 2012. 2. Sariningsih, E. Merawat Gigi Anak Sejak Usia Dini. Jakarta: Elex Media Komputindo. 2012. 3. Tarigan, R. Karies Gigi Edisi 2. Buku Kedokteran Gigi EGC, Jakarta. 2013. 4. Pratiwi, D. Gigi Sehat dan Cantik. PT. Kompas Media Nusantara. Jakarta. 2009. 5. Putri, H.M., dkk. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 2015. 6. Hanapi, N.A. Angka Kejadian Karies dan Gingivitis pada Anak Sekolah Dasar Usia 8-12 Tahun di Kabupaten Maros Tahun 2014. Skripsi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, Makassar. 2014. 7. Rachmawati, F. Pengaruh Self Care terhadap Status Kebersihan Gigi dan Mulut Siswa Tunanetra di SLB-A YKAB Surakarta. Jurnal, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. 2014. 8. Gede, I.Y., dkk. Hubungan Pengetahuan Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Siswa SMA Negeri 9 Manado. Jurnal, Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sam Ratulangi Manado, Manado. 2013. 9. Ramadhan, A., dkk. Hubungan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut terhadap Angka Karies Gigi di SMP Negeri 1 Marabahan. Jurnal, Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. 2016. 10. Hanapi, A. Gambaran Pengetahuan Perawat Gigi dalam Pengolahan
e-ISSN 2548-3986
11.
12.
13.
14. 15.
Limbah Medis di Puskesmas Wilayah Kota Tasikmalaya Tahun 2016. KTI, Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, Tasikmalaya. 2016. Listrianah. Gambaran DMF-T dan Tingkat Pencapaian PTI (Performance Treatment Index) pada Siswa Siswi SDN 94 Palembang Tahun 2012. Jurnal, Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Palembang, Palembang. 2012. Notohartojo, T.I., Magdarina, D.A. Penilaian Indeks DMF-T Anak Usia 12 Tahun oleh Dokter Gigi dan Bukan Dokter Gigi di Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal, Kalimantan Barat. 2013. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. 2007. Notoatmodjo, S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. 2010. Warni, L. Hubungan Perilaku Murid SD Kelas V dan VI pada Kesehatan Gigi dan Mulut terhadap Status Karies Gigi di Wilayah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang. Jurnal, Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan. 2010.
22
Volume 02, Nomor 02, Juli 2017