PENGARUH PAJAK, TUNNELING INCENTIVE DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP INDIKASI MELAKUKAN TRANSFER PRICING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (STUDI PADA BURSA EFEK INDONESIA YANG BERKAITAN DENGAN PERUSAHAAN ASING) Dwi Noviastika F. Yuniadi Mayowan Suhartini Karjo (PS Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya
[email protected]) ABSTRACT
Transfer pricing happen on the company with high profit purpose and using tax avoidance become the a to fulfil it. Ownership stucture is also affect management to transfer wealth the themeself or to majority stakeholder. The company that applying good corporate governance will not be able to make a profit manipulation. This study aimed to examine the effect of tax, tunneling incentive and good corporate governance on indication of transfer pricing. The sample used on this study is manufacturing company listed on the Indonesia Stock Exchange for years 2012-2014 totaling 40 companies, and the sample is taken by purposive sampling method. The analysis technique used on this study is a binary logistic regression. The result of this study shows that tax and tunneling incentive have significantly effect on transfer pricing. Good corporate governance is not significant to transfer pricing. The determination coefficient is 0,195. This result show that 19,5% transfer pricing is affected by tax, tunneling incentive and good corporate governance. While the rest is explained by other variable that means many other variables in outside of tax, tunneling incentive and good corporate governance that can explain transfer pricing. Keywords: Transfer Pricing, Tunneling Incentive, Good Corporate Governance, Tax ABSTRAK Transfer Pricing dapat muncul pada perusahaan yang memiliki tujuan laba tinggi dan penghindaran pajak sebagai salah satu caranya. Struktur kepemilikan juga mempengaruhi manajemen untuk mengalihkan kekayaan kepada mereka sendiri atau pemegang saham mayoritas. Perusahaan yang menerapkan Good Corporate Governance cenderung tidak akan melakukan manipulasi laba. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh pajak, tunneling incentive dan good corporate governance (GCG) terhadap indikasi melakukan transfer pricing pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-2014 yang berjumlah 40 perusahaan dengan metode purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi logistik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pajak dan tunneling incentive berpengaruh signifikan terhadap indikasi melakukan transfer pricing. Sementara good corporate governance tidak signifikan terhadap transfer pricing. Koefisien determinasi sebesar 0,195. Hasil ini menunjukkan bahwa 19,5% transfer pricing dipengaruhi oleh variabel pajak, tunneling incentive dan good corporate governance. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel diluar dari pajak, tunneling incentive dan good corporate governance. Kata Kunci: Harga Transfer, Tunneling Incentive, Tata Kelola Yang Baik, Pajak PENDAHULUAN
dapat menimbulkan masalah, salah satunya
Globalisasi pasar dan perusahaan diiringi oleh
perkembangan
sistem
informasi
dan
adalah masalah tarif pajak yang berbeda setiap negara.
Hal
itu untuk
memicu
perusahaan
komunikasi yang kuat. Sebagai konsekuensinya,
multinasional
perusahaan multinasional menetapkan proses
menghindari pajak tinggi juga pajak berganda.
memperkecil
maupun
terintregrasi yang mengarah pada peningkatan
Upaya dalam memperkecil pajak secara
jumlah transaksi antar perusahaan. Beberapa
internasional dilakukan dengan transfer pricing,
transaksi melibatkan afiliasi yang berada pada
yaitu memperbesar harga pembelian atau biaya
dua yurisdiksi berbeda. Perbedaan yurisdiksi
(over invoice) atau memperkecil harga penjualan Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 8 No. 1 2016| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
1
(under invoice) (Ilyas dan Suhartono, 2009:93).
penghematan pajak untuk tunneling keuntungan
Hal
ke perusahaan induk.
ini
digunakan
untuk
mengalihkan
keuntungan ke negara yang memiliki tarif
Faktor lain yang mampu mempengaruhi
rendah dengan memaksimalkan beban pada
perusahaan melakukan transfer pricing adalah
akhirnya
pendapatan
tata kelola perusahaan (corporate governance).
(PriceWaterhouseCooper 2009 dalam Pramana,
Good corporate governance menjalankan dan
2014:1).
mengembangkan perusahaan dengan bersih,
mengurangi
Transfer pricing merupakan isu yang sensitif
patuh pada hukum yang berlaku dan peduli
dalam dunia bisnis maupun ekonomi secara
terhadap lingkungan yang dilandasi nilai-nilai
global, terutama dalam perpajakan. Aktivitas
sosial budidaya yang tinggi. Unsur-unsur dari
dari transfer pricing dilakukan oleh perusahaan
good
multinasional
tingkat
pemegang saham, direksi, dewan komisaris,
penerimaan negara dari sisi pajak baik secara
manajer, karyawan, komite audit, investor,
langsung maupun tidak langsung. Transfer
akuntan
pricing dilakukan dengan menentukan jumlah
sebagainya (Sutedi, 2012:12).
akan
penghasilan
mempengaruhi
yang
didapat
masing-masing
corporate
governance
publik,
di
kualitas
antaranya;
audit
dan
lain
Perusahaan yang memiliki tata kelola yang
perusahaan yang terlibat dan penerimaan pajak
baik
akan
mempertimbangkan
penghasilan di negara pengekspor maupun
kegiatannya, terutama untuk kegiatan yang
negara pengimpor.
menyimpang
dari
aturan.
Hal
segala
ini
dapat
Praktik transfer pricing telah dilakukan di
memungkinkan good corporate governance dapat
beberapa perusahaan multinasional di Inggris,
mempengaruhi perusahaan dalam melakukan
contohnya Starbuck pada tahun 2011 tidak
transfer pricing.
membayar pajak sama sekali dan mengaku rugi
Berdasarkan
sejak
tahun
2008,
maka
penelitian ini akan menguji kembali pengaruh
mencetak penjualan sebesar Β£112 juta atau
pajak, tunneling incentive dan good corporate
sekitar Rp 1,7 triliun. Selama beroperasi di
governance
Inggris, Starbucks hanya menyetorkan pajak
terhadap
sebesar Β£6 juta. Sebagian besar keuntungan
manufaktur. Pemilihan perusahaan manufaktur
Starbuck
ke
karena perusahaan ini memiliki potensi tinggi
perusahaan cabang di Belanda dalam bentuk
dalam melakukan transfer pricing selain itu
royalti (Barford, 2013).
Penanaman Modal Asing (PMA) dilakukan
dialihkan
telah
tersebut
berhasil
telah
padahal
penjabaran
dari
Inggris
dengan transfer
variabel pricing
kualitas
pada
audit
perusahaan
Ada beberapa alasan atau faktor perusahaan
pada perusahaan yang bergerak di bidang
multinasional melakukan transfer pricing. Salah
manufaktur dan mempunyai kaitan intern
satunya adalah alasan pajak. Menurut Suryana
perusahaan yang cukup substansial dengan
dalam
Yuniasih
(2012:13),
tujuan
induk perusahaan di luar negeri (Gunadi dalam
adalah
untuk
Pramana, 2014:7). Judul dari penelitian ini
mengakali jumlah laba perusahaan sehingga
adalah βPengaruh Pajak, Tunneling Incentive dan
pajak yang dibayar dan dividen yang dibagikan
Good Corporate Governance (GCG) Terhadap
menjadi rendah. Hal ini membuktikan bahwa
Indikasi Melakukan Transfer Pricing
pada
motivasi pajak memiliki peran yang tinggi
Perusahaan
Efek
dalam mempengaruhi keputusan melakukan
Indonesiaβ.
dilakukan
et
transfer
al., pricing
Manufaktur
di
Bursa
transfer pricing. Faktor lain yang memungkinkan perusahaan dalam mengambil keputusan melakukan transfer pricing
adalah
pemindahan
tunneling. sumber
Tunneling
daya
dari
TINJAUAN PUSTAKA Teori Agensi
adalah
Jensen dan Meckling pada tahun 1967
dalam
pertama kali menjelaskan hubungan antara
perusahaan ke pemegang saham pengendali
manajemen
(Johnson, 2000:22). Pemindahan sumber daya
pemegang
dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah
keagenan. Hubungan keagenan muncul ketika
satunya adalah dengan melalui transfer pricing.
terdapat kontrak antara satu pihak dengan
Lo et al., (2010:5) menyatakan bahwa kosentrasi
pihak lainnya untuk melakukan jasa demi
kepemilikan
kepentingan prinsipal (Brundy, 2014:4). Tujuan
oleh
pemerintah di Tiongkok
perusahaan saham
(agen)
(prinsipal)
pemisahan
dengan
dalam
pengelolaan
teori
berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing
adanya
dimana perusahaan bersedia mengorbankan
kepemilikan perusahaan yaitu, agar pemilik
Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 8 No. 1 2016| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
dari
2
perusahaan (pemegang saham) memperoleh
kepentingan
keuntungan yang semaksimal mungkin dengan
(Guing dan Farahmita, 2011:4).
biaya
yang
dikelolanya
seefisien perusahaan
mungkin oleh
saham
pengendali
dengan
Tunneling incentive adalah suatu perilaku dari
tenaga-tenaga
pemegang saham mayoritas yang mentransfer
profesional (Sutedi, 2012:10). Penyerahan
pemegang
aset dan laba perusahaan demi keuntungan
kewenangan
dari
prinsipal
mereka
sendiri,
tetapi
pemegang
biaya
kepada agen menimbulkan masalah informasi
dibebankan pada pemegang saham minoritas
asimetris antara prinsipal sebagai pemegang
(Hartati, et al., 2014:)
saham dan agen sebagai pengelola perusahaan. Sifat
struktur
kepemilikan
dari
suatu
perusahaan dapat mempengaruhi jenis masalah keagenan yang besar kemungkinannya adalah konflik antara pemegang saham dan manager (Jensen dan Meckling dalam Brundy, 2014:4). Konflik
yang
ketidaksesuaian manajer
karena
informasi,
memiliki
dibandingkan
timbul
informasi
adanya
menyebabkan lebih
banyak
pemegang saham. Sementara
ketika struktur kepemilikan terkosentrasi, dalam artian satu pihak memiliki pengendalian atas perusahaan, maka masalah keagenan yang muncul akan berbeda, yaitu dimana masalah manager dengan pemegang saham berubah menjadi pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham minoritas (Clanssens et al.,
Tunneling incentive muncul dalam dua bentuk, yaitu:
yang
pertama,
pemegang
saham
pengendali dapat memindahkan sumber daya dari perusahaan ke dirinya sendiri melalui transaksi antara perusahaan dengan pemilik. Transaksi tersebut dapat dilakukan dengan penjualan
aset,
kompensasi
kontrak
eksekutif
harga yang
transfer
berlebihan,
pemberian pinjaman, dan lainnya. Bentuk kedua adalah pemegang saham pengendali dapat meningkatkan bagiannya atas perusahaan tanpa memindahkan aset melalui penerbitan saham dilutif atau transaksi keuangan lainnya yang mengakibatkan kerugian bagi pemegang saham non-pengendali (Johnson, 2000:22). Pengukuran Tunneling Incentive Variabel tunneling incentive pada penelitian
dalam Brundy 2014:4).
ini didasarkan pada besarnya kepemilikan saham asing yang melebihi 20% (dua puluh
Definisi Pajak Menurut Prof. Dr. P.J. Adriani dalam Ilyas
persen). Entitas dianggap memiliki pengaruh
dan Suhartono (2009:2) mengemukakan pajak
signifikan
adalah iuran masyarakat kepada negara (yang
langsung (contohnya melalui entitas anak)
dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa
apabila menyertakan modal 20% atau lebih
timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat
berdasarkan
ditunjukkan
Keuangan (PSAK) No. 15.
dan
yang
digunakan
untuk
secara
langsung
Pernyataan
maupun
Standar
tidak
Akuntansi
membayar pengeluaran umum. Good Corporate Governance Menurut Cadbury dalam Sutedi, (2012:1)
Pengukuran Pajak Variabel pajak dalam penelitian ini diukur
definisi dari good corporate goverance adalah
dengan menggunakan effective tax rate (ETR).
mengarahkan dan mengendalikan perusahaan
Effective tax rate (ETR) merupakan sebuah
agar tercapai keseimbangan antara kekuatan
persentase besaran tarif pajak yang ditanggung
dan kewenangan perusahaan. Adapun Center
oleh perusahaan. ETR dinilai dari informasi
For European Policy Study (CEPS) mendefinisikan
keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan
good corporate goverance sebagai seluruh sistem
sehingga ETR merupakan bentuk perhitungan
yang dibentuk mulai dari hak (right), proses dan
tarif pajak pada perusahaan (Aunalal, 2011
pengendalian baik yang ada di dalam maupun
dalam Hanum, 2013:15). πππ₯ πΈπ₯ππππ π β π·πππππππ πππ₯ πΈπ ππππ π πΈππ
= ππππ‘ππ₯ πΌπππππ
di luar manajemen perusahaan dengan catatan hak disini adalah hak dari seluruh stakeholder dan tidak hanya dari satu stakeholder saja. Prinsip-prinsip
Tunneling Incentive Tunneling digunakan
istilah
awal yang
menggambarkan
kondisi
pengambilan aset suatu pemegang saham nonpengendali
di
pengalihan
aset
good
corporate
governance menurut Sutedi adalah:
merupakan untuk
dalam
Republik dan
Ceko
keuntungan
1.
Transparency (Keterbukaan Informasi)
2.
Accountability
dipertanggung-
jawabkan)
melalui demi
(Dapat
3.
Fairness (Kejujuran)
Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 8 No. 1 2016| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
3
4.
Sustainability (Kesinambungan)
berelasi atau hubungan istimewa biasanya
Pelaku dari Good Corporate Governance yang
menggunakan harga yang tidak wajar bisa
digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas
dengan menaikkan atau menurunkan harga.
audit. Pemilihan kualitas audit didasarkan pada
Hubungan istimewa yang digunakan sebagai
pertimbangan dimana kualitas audit mencakup
pengukur dalam penelitian ini adalah wajib
beberapa unsur yang ada di dalam Good
pajak yang mempunyai penyertaan modal
Corporate
langsung atau tidak langsung paling rendah 25%
Governance
yaitu,
keterbukaan,
kejujuran dan akuntabilitas.
(dua puluh lima persen) pada wajib pajak lain.
Pengukuran good corporate governance
Pengaruh Pajak Terhadap Indikasi Melakukan
Pengukuran kualitas audit dalam penelitian ini menggunakan reputasi auditor. Pemakai
Transfer Pricing Perusahaan
multinasional
laporan keuangan sering mengaitkan kualitas
perencanaan
audit dengan reputasi auditor. Selama ini,
Perencanaan pajak yang sering digunakan oleh
penelitian yang mengenai tentang kualitas
perusahaan multinasional diantaranya, transfer
auditor banyak dikaitkan dengan ukuran Kantor
pricing, thin capitalization, capital repatritaion,
Akuntan Publik (KAP) dan reputasi KAP.
foriegn-exchange
Kantor
Akuntan
Publik
yang
dinilai
taxation
pajak
and
dengan
melakukan
control, foreign
berbagai
international
tax
credit,
cara.
double
tax
treaty
terintegrasi dan terpercaya adalah The Big Ten,
protection/facilities, establishment of representative,
diantaranya, PriceWaterhouseCooper βPWC KAP
branch or subsidiary (Santoso dalam Karisma,
Haryanto Sahari, Deloitte Touche Tohmatsu KAP
2014:42).
Osman Bing Satrio, KMPG KAP Sidharta,
Klasen dalam Lo et al., (2010:3) menemukan
Sidharta Widjaja, Ernest & Young β E&Y KAP
bukti bahwa terjadi pergeseran laba yang telah
Purwanto,
dilakukan
Sarwoko,
Sandjaja,
RSM
AAJ
oleh
perusahaan
multinasional
McGladrey & Pullen, Grant Thornton, CBIZ Mayer
sebagai respon dari perubahan tingkat tarif
Hoffman McCann, BDO USA, Crowe Horwath dan
pajak di Kanada, Eropa dan Amerika Serikat.
BKD.
Yuniasih et al., (2012) menemukan bahwa beban pajak
yang
semakin
besar
menyebabkan
perusahaan untuk melakukan transfer pricing.
Transfer Pricing Garrison, Noreen dan Brewer dalam Lingga (2012:2) mendefinisikan transfer pricing sebagai
Pengaruh
harga yang dibebankan apabila satu segmen
Indikasi Melakukan Transfer Pricing
Tunneling
Incentive
Terhadap
perusahaan menyediakan barang atau jasa
Tunneling merupakan perilaku pengalihan
kepada segmen lain dari perusahaan yang sama.
aset dan laba perusahaan untuk kepentingan
Apabila dilihat dari perpajakan, Susan M
pemegang
saham
mayoritas
yang
Lyons dalam Lingga (2012:2) menyebutkan
mengendalikan
definisi transfer pricing sebagai harga yang
(Johnson dalam Aharony et al., 2010:4). Contoh
dibebankan oleh suatu perusahaan atas barang,
tunneling incentive adalah tidak membagikan
jasa, harga tak berwujud kepada perusahaan
deviden, menjual aset atau sekuritas dari
yang mempunyai hubungan istimewa. Dari
perusahaan yang mereka kontrol ke perusahaan
penjabaran definisi di atas dapat disimpulkan
lain yang mereka miliki dengan harga di bawah
bahwa harga tranfer (transfer pricing) merupakan
harga pasar, dan memilih anggota keluarganya
harga
yang
yang
dibebankan
pada
transaksi
tidak
pemegang saham minoritas
memenuhi
kualifikasi
untuk
penjualan barang maupun jasa yang ditanggung
menduduki posisi penting di perusahaan (La
oleh pihak pembeli dalam hubungan istimewa
Porta dalam Kharisma, 2014:30). Aharony et al.,
antar divisi maupun perusahaan.
(2010:25) menemukan bahwa tunneling incentive setelah Initial Public Offering (IPO) berhubungan dengan penjualan hubungan istimewa sebelum
Pengukuran Transfer Pricing Dalam penelitian ini, pengukuran untuk
IPO. Yuniasih et al., (2012:13) menemukan
variabel transfer pricing diproksikan dengan ada
bahwa transaksi pihak terkait lebih umum
atau tidaknya penjualan terhadap pihak berelasi
digunakan untuk tujuan transfer kekayaan
atau
yang
Penjualan
memiliki terhadap
hubungan
istimewa.
daripada
hubungan
istimewa
perusahaan
pembayaran yang
deviden
karena
terdaftar
harus
diindikasikan ada transfer pricing. Harga yang
mendistribusikan dividen kepada perusahaan
ditetapkan dalam penjualan terhadap pihak
induk dan pemegang saham minoritas lainnya.
Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 8 No. 1 2016| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
4
Hipotesis: Pengaruh
Good
Corporate
Governance
H1: Pajak berpengaruh signifikan terhadap
Terhadap Indikasi Melakukan Transfer Pricing Salah
satu
Governance
komponen (GCG)
dari
yang
Good Coporate
digunakan
indikasi melakukan transfer pricing. H2: Tunneling incentive berpengaruh signifikan
dalam
terhadap
penelitian ini adalah kualitas audit. Kualitas audit dapat diartikan sebagai bagus atau
indikasi
melakukan
transfer
pricing. H3:
Good corporate governance
berpengaruh
tidaknya suatu pemeriksaan yang dilakukan
signifikan terhadap indikasi melakukan
oleh auditor. Transparansi merupakan satu
transfer pricing.
prinsip penting dalam GCG. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara melaporkan hal-hal yang
METODE PENELITIAN
terkait dengan perpajakan pada pasar modal
Jenis
penelitian
yang
digunakan
dalam
dan RUPS. Berdasarkan penelitian Annisa dan
penelitian ini adalah penelitian eksplanatori
Kurniasih (2012), kualitas audit mempengaruhi
dengan
pelaksanaan
suatu
Zulganef (2013:23), bahwa penelitian explanatory
perusahaan diaudit oleh oleh Kantor Akuntan
adalah penelitian yang bertujuan menelaah
Publik (KAP) The Big Ten maka akan semakin
kausalitas antar variabel yang menjelaskan
sulit
suatu fenomena tertentu. Dalam penelitian ini,
tax
avoidance.
melakukan
Apabila
kebijakan
pajak
agresif.
pendekatan
hubungan
maka
incentive dan good corporate governance dengan
cenderung
tidak
akan
antara
melakukan
pajak,
Menurut
Semakin berkualitas audit suatu perusahaan, perusahaan
kausal
kuantitatif.
tunneling
melakukan manipulasi laba untuk kepentingan
indikasi
perpajakan (Chai dan Liu dalam Annisa dan
Pengambilan
Kurniasih, 2012:132). Salah satu cara dalam tax
purpossive sampling. Sampel dipilih berdasarkan
avoidance adalah transfer pricing.
kriteria yang telah ditentukan. Sampel yang
sampel
transfer
pricing.
dilakukan
dengan
didapatkan sebesar 120 buah dari 40 perusahaan Model Konseptual dan Hipotesis Penelitian
selama kurun waktu tiga tahun (2012-2014).
Konsep menggambarkan suatu fenomena secara abstrak yang dibentuk dengan jalan membuat generalisasi
terhadap
sesuatu
yang
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
khas
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan
sehingga mempermudah mengkomunikasikan
dapat dilihat sebagai berikut:
dasar pemikiran kepada orang lain agar mudah
Tabel 1: hasil analisis regresi logistik
dimengerti oleh orang lain (Nazir, 2005:123).
Var
Berdasarkan teori-teori yang telah dijabarkan, dapat ditarik kerangka berfikir yang bertujuan mempermudah
analisis
dengan
model
konseptual. Model konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut: Variabel Independen
Variabel Dependen
Koefisien B 8,089 0,023 1,223
Exp (B)
Wald
X1 3257,830 5,198 X2 1,023 4,651 X3 3,396 3,549 N -2 Log Likelihood Block 0 -2 Log Likelihood Block 1 Hosmer and Lemeshow Test R (Nagelkerkeβs R Square)
Sig
Ket.
0,023 Terima 0,031 Terima 0,056 Tolak : 120 : 139,180 : 121,943 : 0,541 : 0,195
Sumber: Data Diolah (2016) Berdasarkan data dari tabel 1 didapatkan persamaan regresi sebagai berikut:
Pajak
1.
Persamaan regresi: Ln
Tunneling
Transfer
Incentive
Pricing
Ln Ln
Good Corporate Governance
2.
π 1βπ π 1βπ π 1βπ
= -3,330 + 8,089 X1 + Ι = -3,330 +0,023X2 + Ι = -3,330 +1,223X3 + Ι
Nilai koefisien untuk variabel pajak (X1) sebesar 8,089. Hal ini memiliki arti bahwa setiap ada kenaikan atau penurunan satu
Gambar 02. Model Hipotesis Sumber: Diolah Peneliti 2016
satuan dari variabel pajak (X1), maka transfer pricing akan mengalami kenaikan atau penurunan juga sebesar 8,089 satuan.
Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 8 No. 1 2016| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
5
3.
Nilai koefisien untuk variabel tunneling
Berdasarkan
incentive
menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai
sebesar
0,023.
Hal
ini
memiliki arti bahwa setiap kenaikan atau
berikut:
penurunan
1.
tunneling
4.
(X2)
satu
satuan
dari
variabel
incentive
(X2),
maka
transfer
penghitungan
dengan
Variabel Pajak Variabel
pajak
diukur
dengan
pricing akan mengalami kenaikan atau
membandingkan antara beban pajak dan
penurunan juga sebesar 0,023.
laba sebelum pajak, memiliki statistik wald
Nilai koefisien untuk variabel good corporate
sebesar 5,198 sedangkan dari tabel Chi-
governance (X3) sebesar 1,223. Hal ini
square untuk tingkat signifikan 5% atau 0,05
memiliki arti bahwa setiap kenaikan atau
dan derajat bebas = 1 diperoleh hasil 3,8415.
penurunan satu satuan dari variabel good
Hasil dari koefisien pajak sebesar 8,089
corporate governance (X3), maka transfer
yang memiliki arti setiap kenaikan 1% (satu
pricing akan mengalami kenaikan atau
persen) pada pajak berpengaruh pada
penurunan juga sebesar 1,223.
indikasi perusahaan melakukan transfer pricing. Nilai signifikansi dari pajak adalah
HASIL UJI HIPOTESIS
sebesar 0,023 yang berarti lebih kecil dari
Kelayakan Model Regresi
taraf nyata signifikansi yaitu 0,05. Hal
Dari hasil pengujian diperoleh hasil nilai
tersebut menunjukkan bahwa H01 ditolak
Chi-square yang diperoleh sebesar 6,964 dengan
dan
probabilitas sebesar 0,541. Nilai probabilitas
disimpulkan
signifikansi sebesar
pengaruh
0,541
ini lebih
besar
daripada alpha (0,05) yang memiliki arti keputusan yang diambil adalah menerima H0.
Ha1
diterima, bahwa
sehingga pajak
signifikan
dapat
mempunyai
terhadap
indikasi
perusahaan melakukan transfer pricing. 2.
Variabel Tunneling Incentive
Dengan demikian, tidak ada perbedaan antara
Variabel tunneling incentive diproksikan
klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi
menggunakan jumlah kepemilikan asing
yang
sebesar minimal 20%. Kepemilikan asing
diamati.
Hal
tersebut
menunjukkan
bahwa model regresi logistik bisa digunakan
minimal
untuk analisis selanjutnya.
pengendali
20%
menunjukkan
pada
suatu
saham
perusahaan.
Tunneling incentive memiliki statistik wald Keseluruhan Model (Overall Model Fit Test)
4,651 sedangkan dari tabel Chi-square untuk
Dari hasil perhitungan -2 LogL terlihat
tingkat signifikansi 5% atau 0,05 dan
bahwa nilai blok awal (block number = 0) adalah
derajat bebas = 1 diperoleh hasil 3,8415.
sebesar 139,180. Setelah dimasukkan ketiga
Hasil statistik koefisien
variabel independen, maka nilai -2 LogL pada
incentive
blok akhir (block number = 1) mengalami
memiliki arti setiap kenaikan 1% (satu
penurunan menjadi sebesar 121,943. Penurunan
persen)
log likelihood (-2 LogL) ini menunjukkan model
mempengaruhi
regresi kedua lebih baik atau dengan kata lain
melakukan transfer pricing sebesar 0,023
model yang dihipotesiskan fit dengan data.
satuan
adalah pada
dengan
dari
sebesar
tunneling
0,023
incentive
indikasi asumsi
tunneling yang akan
perusahaan nilai
koefisien
variabel lain tetap atau tidak berubah. Nilai Koefisein Determinasi R2 (Nagelkerkeβs R
signifikansi tunneling incentive adalah 0,031
Square)
yang berarti lebih kecil dari taraf nyata
Hasil penelitian meunjukkan bahwa nilai
signifikansi
yaitu
0,05.
Hal
tersebut
Nagelkerkeβs R Square sebesar 0,195. Nilai
menunjukkan bahwa H02 ditolak dan Ha2
Nagelkerkeβs R Square adalah sebesar 0,195 yang
diterima,
berarti
bahwa tunneling incentive
variabilitas
dependen
yang
dapat
sehingga
dapat
disimpulkan mempunyai
dijelaskan oleh variabel independen adalah
pengaruh
sebesar 19,5% sedangkan sisanya sebesar 80,5%
perusahaan melakukan transfer pricing.
dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian.
3.
signifikan
terhadap
indikasi
Variabel good corporate governance Variabel
good
corporate
governance
diproksikan dengan kualitas audit, dimana Uji Hipotesis (Variables in Equation)
perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Ten dianggap lebih baik daripada yang tidak diaudit oleh KAP The Big Ten. Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 8 No. 1 2016| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
6
Variabel good corporate governance memiliki
pricing
itu
dilakukan
dengan
melalui
statistik wald 3,649 sedangkan dari tabel
penjualan antar perusahaan seafiliasi.
Chi-Square untuk tingkat signifikansi 5% atau 0,05 dan derajat bebas = 1 diperoleh
3.
Pengaruh Good Corporate Governance
hasil 3,8415. Hasil statistik dari koefisien
terhadap Indikasi Melakukan Transfer
untuk good corporate governance adalah
Pricing
sebesar 1,223 yang memiliki arti setiap
Berdasarkan uji hipotesis yang telah
kenaikan 1% (satu persen) pada good
dilakukan,
corporate
berpengaruh
pada
governance
tidak
indikasi
melakukan
perusahaan
transfer
signifikansi
berpengaruh
good
corporate
tidak
governance
signifikan
terhadap
untuk
indikasi melakukan transfer pricing pada
Nilai
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
governance
Bursa Efek Indonesia. Hal ini menunjukkan
pricing.
corporate
good
adalah sebesar 0,056 yang berarti lebih
bahwa
besar dari taraf nyata signifikansi yaitu 0,05.
mempengaruhi perusahaan tersebut untuk
Hal tersebut menunjukkan bahwa H03
melakukan
diterima dan Ha3 ditolak, sehingga dapat
Perusahaan
disimpulkan
pengelolaan perusahaan yang baik sebagai
bahwa
Good
Corporate
Governance mempunyai pengaruh yang tidak
signifikan
perusahaan
terhadap
untuk
tata
kelola
perusahaan
transfer pricing tidak
tidak
atau
tidak.
mempertimbangkan
dasar untuk aktivitas transfer pricing.
indikasi
melakukan
transfer
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
pricing.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1.
Pengaruh
Pajak
terhadap
ditarik kesimpulan sebagai berikut: Indikasi
1.
Melakukan Transfer Pricing
dibebankan
Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan,variabel
pada
transaksi
penjualan
barang maupun jasa yang ditanggung
berpengaruh
oleh pihak pembeli dalam hubungan
signifikan terhadap indikasi melakukan
istimewa antar divisi maupun perusahaan.
transfer
pajak
Transfer pricing merupakan harga yang
pricing
pada
perusahaan
2.
Variabel pajak menunjukkan pengaruh
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
positif
Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa
melakukan
motivasi pajak menjadi salah satu alasan
dimana transaksi transfer pricing yang
perusahaan manufaktur melakukan transfer
dilakukan dengan perusahaan afiliasi
pricing dengan cara melakukan transaksi
berada di luar batas negara digunakan
kepada perusahaan afiliasi yang ada di luar
sebagai salah satu cara perencanaan pajak.
batas
melakukan
Perusahaan mengalihkan kekakayaan ke
perencanaan
perusahaan lain yang berada di luar
pajaknya guna meminimalkan pajak yang
Indonesia demgan cara transfer pricing,
dibayar.
sehingga laba berkurang dan pajak yang
negara.
transfer
pricing
Perusahaan dalam
signifikan
terhadap
transaksi
indikasi
transfer
pricing,
dibayarkan juga berkurang. 2.
Pengaruh Tunneling Incentive terhadap
3.
Indikasi Melakukan Transfer Pricing
pengaruh positif dan signifikan terhadap
Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan,
variabel
tunneling
Variabel tunneling incentive menunjukkan
incentive
indikasi
melakukan
transaksi
transfer
pricing,
dimana
perusahaan
sampel
berpengaruh signifikan terhadap indikasi
dengan kepemilikan terkosentrasi pada
melakukan transfer pricing pada perusahan
sebagian
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
melakukan
Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa
pricing di dalamnya. Tujuannya untuk
perusahaan yang memiliki kepemilikan
meningkatkan laba bagi pemegang saham
terkosentrasi pada satu pihak atau satu
mayoritas yang menyebabkan kerugian
kepentingan cenderung akan melakukan
bagi pemegang saham minoritas.
tunneling di dalamnya dengan cara melalui transaksi transfer pricing. Transaksi transfer
4.
Variabel
kecil
pihak
tunneling
good
cenderung
melalui
corporate
transfer
governance
menunjukkan pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap indikasi melakukan
Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 8 No. 1 2016| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
7
transfer pricing, dimana perusahaan tidak
http://www.bbc.com/news/magazine-
mempertimbangkan
20560359,
tata
kelola
perusahaan yang baik sebagai dasar penentuan kegiatan transfer pricing.
2015 pukul 19.38 WIB. Brundy,
SARAN
diakses pada 14 September
Edwin
Pratama.
2014.
Pengaruh
Mekanisme Pengawasan Terhadap Aktivitas
Berdasarkan kesimpulan
hasil
penelitian
dan
ini,
Tunneling. Skripsi. Universitas Atma Jaya.
peneliti
Guing, Aaron dan Farahmita, Aria. 2011.
mengajukan beberapa saran untuk pemerintah
Manajemen Laba dan Tunneling Melalui
dan untuk penelitian selanjutnya, antara lain:
Transaksi
1.
dari
penelitian
Peneliti yang tertarik untuk melakukan kajian di bidang yang sama dapat mencoba menganalisis
pengaruh
pelaksanaan
transfer
pajak
terhadap
pricing
Saham
di
Sekitar
Perdana.
Jurnal
Simposium Nasional. Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Hanum, Hashemi Rodhian., 2013. Pengaruh
menambah variabel bebas lain, seperti
Karakteristik Corporate Governance Terhadap
mekanisme bonus, ukuran perusahaan, dan
Effective
lain
Universitas Diponegoro.
sebagainya
sehingga
dapat
lengkap dan bermanfaat. Pemerintah
lebih
Tax
Rate
(ETR).
Skripsi.
Hartati, Winda., Desmiyawati, dan Julita, 2014. Tax Minimization, Tunneling Incentive dan
mengetatkan
dan
Mekanisme
Bonus
Terhadap
Keputusan
memperjelas isi dari peraturan tentang
Transfer Pricing Seluruh Perusahaan yang
transfer
Listing di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
pricing
32/PJ/2011
yaitu
tentang
peraturan
Penerapan
PERPrinsip
Kewajaran dalam Transaksi Hubungan Istimewa sehingga perusahan benar-benar menerapkan
kegiatan
berdasarkan
harga
transfer wajar.
pricing
Hal
ini
dimaksudkan agar perusahaan mengurangi penyalahgunaan transaksi transfer pricing, sehingga pendapatan pajak yang diterima
Simposium Nasional. Universitas Riau. Ilyas, Wirawan B., dan Rudy, Suhartono. 2009. Panduan Komprehensif, Mudah dan Praktis, Pajak
Penghasilan.
Jakarta:
Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Johnson, S., La Porta, R., Lopez-de-Silanes, F., Shleifer., A., 2000. Tunneling, The American
negara akan lebih tinggi lagi. 3.
Penawaran
Istimewa
dengan
memberikan penelitian yang lebih baik,
2.
Pihak
Pemerintah lebih mengetatkan aktivitas
Economic Review. 90 (2), 22-27.
tunneling incentive di perusahaan dengan
Kharisma, 2014. Pengaruh Pajak, Tunneling
mengeluarkan peraturan yang mengatur
Incetive dan Kompensasi Bonus Terhadap
tentang keterbukaan informasi keuangan.
Keputusan Transfer Pricing (Study Empiris
Aktivitas ini dapat merugikan negara
Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di
apabila
BEI Tahun 2010-2012). Skripsi. Universitas
perusahaan
terus
melakungan
penggeseran laba dengan transfer pricing. Pemerintah bisa membuat peraturan yang berkaitan dengan aktivitas tunneling.
Mercu Buana. Lingga, Ita Salsalina. 2012. Aspek Perpajakan Dalam Transfer Pricing dan Problematika Praktik Penghindaran Pajak (Tax Avoidance).
DAFTAR PUSTAKA Aharony, J., J. Wang, and H. Yuan. 2010.
Jurnal Zenit. Vol. 1 No. 3 Hlm. 210-221
Tunneling as An Incentive for Earnings
Lo, W. Y. A., Raymond. M.K. W., and Michael
Management During The IPO Process in
F. 2010. Tax, Financial Reporting, and
China. Journal of Accounting and Public
Tunneling Incentives for Income Shifting: An
Policy. Vol. 29: 1-26.
Empirical Analysis of the Transfer Pricing
Annisa, Nuralifmida Ayu., dan Kurniasih, Lulus. 2012. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi & Auditing. Vol 8 No. 2 Hlm 95-189 Barford,
Vanessa.
Starbucks:
The
2013. Rise
Google, of
Tax
Amazon,
Behavior
of
Chinese-Listed
Companies.
Journal of the American Taxation Association. Vol. 32, No. 2: 1-26. Nasir. M. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Shaming. Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 8 No. 1 2016| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
8
Pramana, 2014. Pengaruh Pajak, Bonus Plan, Tunneling Incentive, dan Debt Covenant Terhadap
Keputusan
Perusahaan
Untuk
Melakukan Transfer Pricing (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013). Skripsi. Universitas Diponegoro Sutedi, Adrian. 2012. Good Corporate Governance. Jakarta: Sinar Grafika. Yuniasih et al., 2012. Pengaruh Pajak dan Tunneling
Incentive
Pada
Keputusan
Transfer Pricing Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Simposium
Nasional.
Universitas
Trunojoyo. Zulganef. 2013. Metode Penelitian Sosial & Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 8 No. 1 2016| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
9