-
Vol. Xl, No. 2, Februari 2012
DAFTAR.ISI DAFIAR ISI EDITORTAL PRAKSIS ISI-AM DALAM MEREThS KEADABAN INDONESIA
m
Achmad
Faun
3fj1,
MEDIA MASSA, KEPENTINGA}T PTiBLIK DAN KEKE,RASAN ATAS
NAMAAGAMA Nyarwi
Ahmad......
351
TANTANGAN AGAMA DAI/,M MANAJEMEN KEUTUI{AN UMAT Kausar
AS.............
........:..!........... 37g
ISI,{M, TRANSFORMASI SOSIAL EKONOMI DAN PUBLIC
Muhammad
CI4LITY 39g
SATRATEGI PENGGALANGAN DANA UNTUK PENDIDIKAN: studi Penggalangan Dana Zrs oleh Rumah zzkatdan Lembaga Pengembangan rnsani Dompet Dhuafa' untuk penyelengaraan pendidikarr Beftualitas
Fahrurozi
4ZJ
ISI-{MIC PUBIJC SPHERE: MANIFESTATIONS OF ISI-AM IN TIIE CONTEMPORARY IND ONE SIA
TTM
Syaifudin
Zahn
OhJl1,irlr.'Jlolxll rr*+bfl Jh&Jl d
453
i*!:.t
KEADABAN DALAM TRADISI MAAILEUGANGMASYARAKAT ACEH
ru
Iskandar
503
.....:........-....
KEHIDUPAN OTORITAS NEGARA DALAM PENGATURAN BERAGAMADIINDONESIA:TIRGENSIATAUKAHINTER\ENSI
Muntoha AGAMA DAN KEADABAN PI.IBLIK Mabrus
As'ad
541
""""":.r::':::"'-"""""""' ',' -1
MANUSIA PERAN PENDIDIKAN AGAMA'DAI-AM MEMBENTUK YANG BERKEADABAN PUBLIK Athok Fu'adi
I'RFDAN BUDAYA TABOT BENGKULU Stuajuddin M .....-.-..... ILMU SOSIAL TRANSFORMATIF Putwo
519
""""""""'
559
57!
60'
Santoso
RELEVANSI PERDEBATAN LIBERALISME VERSUS KOMUNITARISME UNTUK KONTEKS INDONESIA Otto Gusti Madung BINGKAI MERETAS AGAMA BERKEADABAN DALAM
KEINDONE,SIAAN Yusdani
tv
63
ILMU SOSIAL TRANSFORIVIATIF' Purwo Santoso Fakultas Ilmu Sosial dan nmu poritik universitas Gadiah lv{adr, Email psantoso.fi
[email protected].
Ab*act social science ntbicb ir intcn*d in tbis paper couers o
science, ennomics,
otjtrmp,hg, h;st,j,,lo,
*d *
,ofua
of disaprines,
ittctudirynciobg, po4ricat
Ti, ;;;;rr{;;;;r, in tbe sense ued bere arc loose,irst a irdicate boi tbe sciinrist are not strareEns,'"^r.'rn, qustions tbemaraa, bfi tbe botber and in tum dente his fudication to 1nh tnr"**r7o4,'n *rio:inurou, Deaelapant of a lrangformatiae mcial science rcquirw expertise in tbree diueniottat p:bilonp$, of scielce: tbe ontobgt' axd axiohg- Tri{onnatiue ebaracter is ako'irt r-;urd fo tbe ebohe aksiologuryta social scienes wrrv1rrrhprd'not on! for arrrnp)*t * )i)rout;ou of tbeory brt also to impmn tbe sociar rchtions that jii*, on.
exi$ed, n
"
,rri;/;rrh;'ulij
aas
nn idnvd beuer.
Ua[lir{,I
rj tor .c,t,- r tiJl u. asliil" a3,,4+i ,*Lii aiJtl oia €.-s.r6,5.iJl 4cl^:-., ,.t*t1 'F *r", o:Jlilb erulg .;t, :d!9 .ql.trr"Jl .Fl'Jl dlr.i
.-govllel.tril a*A+(J! 6Jti>{J
e":+ll d +ll.at
4fs
L;i.{";t;,ri 6
eLo:+Yl totcj
tra
Lqr..tt
6*+1
dhttje .rti- oKb .t1.,.ij &*U.J, qt.y ,-bl
elL.n J3;9 cr^6als3
L;;
rl*ty giyi d;;+ ,.,1L;;.+J*r q.t r"l lr'Jl fJ,'rj,.tJ altuV + nr.X 'u -r.ig.lla:;V "-'' PSJrJl J+g.t a+b€ a44-*) J*J--r,c^l errff fuJilj .rj?9ll fJc J+l ,r. t-,J o
a.,."16
' Ardkel ini metupakan versi rcvisi dad Pidato Pengukuhan pada Fakultas Iknu Sosial dan ILnu Politik univerritm G.dird'u"a" JzbranGuu Besar rii.."pkan di depan Rapat SenatTerbrrka univenias Gadiah Mada
pada tanggal 1g
April zllrdtvogy k rr"
608
44
Milhb Vol
K,
No. 2, Februai 2012
6K .5'il1 grrc;Y crrjr eta!
.!ss>.3.r o.rK
€Jr 4rr.r-.!4 c.t.)rrjr
o{4'5E
'J-a!1
Kgwnds: Iimu Sosi4 Transformatif, Islam, Humanis .{.. Pendahuluan
obsesi g0
intema-rionar urivenitas-universitas di rndonesia, seperti universitas Gadjah Mada, bagumanapun, obsesi go intemationar jang.,n.il;;
melupakan esensi universitas
itu send.id, ya*n "untuk pengenbangan ir**,. iri diingat bahwa kebijakan go intemalional selama ini bedangsung bersamaan dengan semakin meruasnya kesadaran bahwa ilmu sosiar di negeri ini sedang mengalami krisis jati diri. Daram situasi ini, ilmuwan sosial diajak untuk tampil
dalam bingkai lyortd class Research (Jniuersi\ Lzbel porld class, pata ilmuwan
(ycRq. ag", ua*
sosiar harus memikirkan
betul berkarakter - J*srabaa atas persoar4n di atas transformatif. Atas dasar ihrlrh, rurisan
Transformatif'.
ini
ilmu
tetbuai dengan sosiar yang benrr_
ilmu sosial yang ..rmu sosiar berjudur - --'-zdarah:
B.Ilmu Sosial Neral? Sudah menjadi rahasia umum bahwa pengetahuan adeJah alat kekuasaan' pengembangan ilmu 'mu i.rt"m".ioo"l tentu dalam skara sEa bedangsung dalam peta kekuatan dan kekuasaan intetnasionar juga. Dari pendapat sedethana ini cukuplah alasan untuk mengatakan
bahwa jerih payah bersama dalam pengembangan ilmu, termasuk ilmu-ilmu sosial, tidak mungkin bersifat nettal.
sungguhpun demikian, kegiatan pengembangan ilmu, termasuk pemapa"a' did dalam skala intemasional melalui obsesi lyckU,lazim di1"Lop"r, di bawah asumsi adanya iimu sosial yang netraf termasuk netrar dad kepentingan poJitik dan ekonomi intemasionar. Teod-teori sosiai diasumsikan bemifat netal sehingga membedkan penjelasan yang "Ea adanla,,dan bukan sebaJiknjz ,,ada @anja".
It
n'
k d,
c
k L F ill
t( yl
P
Iln tt S osial Tran{omatif
609
palarn 'cara pandang yang popurer, teod-teori sosial diperlakukan sebagai kebenaran dan faha universal. Di Indonesia, penerap arLnya"ke dalam kehidupan masyarakat dipahami sebagai aktivitas keilmuan belaka. padrhal, peflerapan teori ke kehidupan masyarakat adaJah suatu peraruhan 'l^lrm nasib. Tidaklah mengherankan jika penerapan paket-paket teori impor, apar^gr yang belum semPat rJikeii-sesuaikan dengan kondisi negeri ini mem,n6r,lkan sejumlah
persoalan baru.l
Tanda-tanda ini memang terasa krasik dan romantis. Bahkan banyak ilmuwan menepisnya dengan meng2takan: ilmrl nbarusnla tidak dibatari ohh nadonalisme. Terrra&p tepisan ini kita pedu mencermati bahwa ilmu sosial di neged i"i ad"lrh ilmu tentang kia. Teoti-teod yang dibangun orang asing tenang kebetsamaan kita merupakan ketidaksadaran kita akan afti penting masa depan kia sendiri. Pengetahuan orang asing tentang kia pada dasamya arlnrah kesempatan lebih pada mereka untuk meogoasai penguasaan
kia. akan ketidaksadaran kita adalah pintu penjajahan ataupun dominasi. Apa yang teriadi kalau kendali pengembangan ilmu tidak ada pada diri kita? Ketidaksadaran
ienang kesehatian kia yang secara d.iam-diam telah mereka teodsasikan, memungkinkan mereka mengendalikan diri kia melalui ilmu pengeahuan. C. Problema Kolektif
Ada yang mengatakan di neged ini ilmu mengalami kemandegan, darr zda iuga yang menilai tetlilit krisis.2 Pertandanya lain mengaakan
^ntar
t
menyeblt :t\td^ hukum' olhun
bahvra
cgntoh, pata ilmusran begitu lanang mengaa-kan Indonesia adalah
pemberitaan media massa membukakan'-"o"kio ltry dapat diEgalkan. bahrpa hukum tidak Teoti-teoti demokrasi begitu fasih dilafalkan para ahli, Fqryg namun r{s mereka.gagas tidak h1""* ..tra.-n"gito ,*;"*" l"T"Yifr"^i teformasi birokrasi. cukuplah bukti awar oot"t *ig', b"h-*"'k ir]u i,,i ada hubungaonya, ryq ayi"t"""urogri oleh, kdsis keilmuan yang-tid; dengan *'a"tai.rrrt"r, pa." lmuwan *::j*isebabk4n rnoonesla sendlfl.
mempetingati hari jadi-ny
47, Fakultas IImu Sosial dan Ilmu politik^ yLt.tgke -.^-1Y|$ UGM mengad*T *!1{ t.*it* y-Lg ,..*" spesifik membahas state of the atttlm..f$PoL tl-o,l*g.dit--Plr di-Fakultas
ini. untuk mencermati iae-iae yang dibahas dalam konfetensi tetsebut ]ihat Putwo Santoso, '?otret Politik Ilmu-ilrnu s"ri* oi -r-l*g rnvolusin,, papet
yang dirqrtesentasikan dalam Seminar Nasional petingatan
Politil
FIUI ke47 Fatdas IImu sosial dan univetsitas Gadiah Mada, 25 septemler iooz. pra^ tahun 2005, FIsIpoL uGM
610
Milkb Vol
K,
No. 2, Febntai
2Al2
kontribusi para ilnuwan sosial dalarn pengembangan ilnu, baik pada taaran teodtik maupun metodologis, berum bisa dibangakan.3 selain itu ilmuwan sosial neged ini masih terkesan bingung menentukan posisi dt antan sekian banyak aJran atau mazhzb para teoritikus a1ing. Misarnya, perdebatan tenang politik dan pemerinahan di Indonesia, acuan popurer yang'acapkaltdig"""k; sebagai rujukan adalah hasil kaiian para Indonesianis ,roo-Irrdorresia.a padahat ada ilmuvzan neged
ioi
y-g mampu mengkaji lebih baik, hanyasaja
setara dan tidak spekakuler.
rlinitai fi6ap
Yang jelas, Indonesia telah lema diperankan sebagai lokasi penelitian para ilrnuwan sosial mancanegan. Datam kwun waktu yang cukup larna, sepertinya kita harrya membia*an hal itu terus terjadi. Bahkan ial penaitian_penelitia4 meteka boleh dibilang telah melahitkan teod-teori besar. Ad" t"oti iral ncieg yang dirumuskan Bookes, teoti politik aliran yang diawarkan Herberr Feith dan r'ance castle6, ada teori tentaf,ig kekuasaan daram masyarakat Jzwa yong ditawa*an oleh Benedic AndetsonT dan entah apaleg].g
mengelar even seruDa
1o"
-"-b"has
i,::Tfi.ffi*.nnr"'*tasikan
isu yang sama-_Nada pesimistis
ai-i-raa'-
Jurnat itna
*"rn *a"p-r*ffi
sri't d., rlnx potitik,vorl9,
3 Purwo Santoso; 'Defisiensi Teoti Pemeriotahan: Refleksi Aas Desentralisasi di diptesentasilcan d2la6 gemin2l Intemasional 31.":Y", lapet )il bAi-;r.a politik Iokal di Indonesia: Ada Apa Dengan 10 Tahun otonomi D"rrJ\ aJ;;-|1_-zfiury,zoto. aSebagai maotan rcdakr'r Jvnzr sosiar dv pohtik a utstpoi UGM saya juga merasakan sendiri betapa tidak mudah-mendaparlan nasLrh aiprUfiLS*_ sJ.H. Boeke, Ennonics_azd ""*t Ennomic poriEt of Dx/ sleciey,^Tjeeok wilrink iaoon rlaatear, 1953' J'H' Boeke, 'tlhree oisinegLion i" D*ri"i"doi, tu*^;r,vor 7, T"q:f No.d April 1954. J.rg^, J.H. Boeke, 'vestera dfl"; on
;f Econoila Intcnationah,Vol 7, No, 2, 1954. : 6 Herbert Feith, Lance Castles (eds)1, Indonetian Political Tbittkiry Publishin& 2002. rhe Growth
7
(ed.),
F.asrein population,,
lg4jJg6j,
Equinox
Benedic Ro'G Andetsoo'
C&m
atzd
'Tte rd.ea of Powet in Javanese culture,,, dalam claire Holt pobtict in ldorcsiaFirst E$dnox EditioaiOOZ.
8 Meman& pam ilmuwan Indonesia ikut be{asa datam 6etehiilcan teod_tersebug namrrq peraonya adalah sebagai, nafa sumbet ,l^hr" pengump-uran daa, karaori,rr. n.sebagai asisten peneliti' D,qtqm pengunbangan teori-teod *i"n,i. d;il;""rr.*#."or tidak menjadi arsitek yang m"t^nc"ogoy.
meniadikannya sebagai rujukaa
Yang ilnuril/an ,o.i^t
di-;.*";"!.tot
-"*anfaaeya,
I I
I lm t
S o sia / Tran
{o rn atif 617
universitas memiriki kapasitas untuk mengembangkan ilmu, praktis melekat tanggung jawab morar kapasitas b.r4* au mmonias keilmuan di dalamnya- Yang dipetlukan bukan hanya pembelajaran pada diri masing-masing ilmuwan, n2m r'' juga komunitas -ilmuwan secafa keseluuhan.n pada
n
I 1
)
tevel inilr; bermasalah.t' Boleh jadi komunitas ilmuwan sosial di negeri ini mengalami sindrom collectiae tearning dffintg @esulitan betaj.dalam kebersamaan), kalau bukan coilecriae rearwing dissabiDjt b.I"lu dalem kebetsamaan). universitas bisa saja mengh"riit ftetidakmampuan sat)aa^,master, ' tenaga-tenaga profesional dan dokter yang baih nam*n belum tentu memiliki kemamp"a'r zt^v kecanggihan dalam hat pembelajaran (kanins untuk neenghasilkan temualr-temuan baru. Jika pengembangan iimu tidak disertai dengan visi ..poritik,, keilmuan yang jelas, peranan ilmuwan sebetulnya hanyarah sekedar sebagai parrisipan dad suatu sistem infomrasi.ll oreh sebab itu, studi cadile t r,t rrg ,istem informasi yang dilakukan dalam hubungan antarbzngsa mengidentifikasi adanya nga denjat
univenitas
I I
i
di negeri ini masih
learning otganiqation
iikr di rihat dari kemampuan be,,.'po,ya: (1) sintaktis,
semantik den (3) tmnsformatif.l2 Ketigan ya dapatdijelaskan sebagai berikue
(2)
l I
l
j l
] I j
'Sehubungan dengan hal itu, uNESco mengembangkan gagasan rearning society. Daram g".agasan .ptrr..-t: ."--i*yl 6a"o, dikenal - * studi organisasi juga
studi keb4aken dikembangkan
konsep leaming oryaniz"Ioi
"nd
oigrrrizational f."roirrg.
I tersebut ..,,"r13****1?'T,LT.#"^*1",9i1
sejauh
ini s.ludiycata
seksama
tentang hal '"r", sosial send.id. olh ir*,,-"r, iiinkanlah saya mengemukakan sejumlah in.{iLasi awal, "^I"i;:ilJ;Jhff ada pada level lahwa p;;"lrhr"ry" kolektiktifias' Perc'Lapan s.cta.spor"dis dengan sejum]ah q9dt"r-aa" pror.ro, Indonesia yang feferja .pada sejurnlah **::,4: di Mdalsia memrni'klrm bahwa ilnuwan sosial asal Indonesia memiliki komP.t"o.i keilmuan y*tg Luih -.rH;; mereka tidak tetlihat "t.";;,"L menonjol-ketika leke{a di negerinya *.nii;."as, dasar indikasi menduga bahwa hambaan beJajar yangserius ada pada "*i t cukup alasan untuk level kolektif.
belum pernrh dit k"k""
11 Pengembangan ilmu tetedutsi sekedar sebagai O akuisisi informasi, (2) rtisttibusikan d." (3) penafsitkan informasi; sera-(4) pengembangan memod :f?*t"* organisasi. Lihat Huber, Geoqge P-, "organizational rrarning: m"'cion&lod"g'p;"";; and the Literature,,, Qrgniza{en Science, VoL 2, No. 1 February 1991.
12 cdile, Paul R,__"rrans,feriog, Transrating and Tgnsfotrning: An
rntegtative
f:i Man4giiq Knorrledge aclss Bound^i.r,,, Orgoffioo Sa*rr,Vol. 15, No. ftamelork (Sep. - Oct, )ffi1),hqt,555-568.
5
672
M;llab Vol
K,
No. 2, Febnari 2012
Dalam detajat sintaktis, yang meniadi perhatian adalah ketepatan dalam menyampaikan infornasi, yaitu transfer ilmu dan pemrosesan infomrasi secara *pa. adanya,. Komunias yang tedibat dalam pembelaiaran tidak hinu penoalan metodologis. B"blu pafu dasarnya adoJah meniflr dan meniru. Dalam tetminologi filsafat ilmu, obsesi mereka adatah penguasaan aspek ontologis dari pengetahuan yang digelutinya.
m p(
n rr iL
Tztatan semantiklebih berani menafsirkan atau memahami maLna tersirat di
balik fenomena tertentu. Dalam aktivias pembelaiaran, proses menafsirkan tersebut mengandung resiko keblr atau bahkan salah, namun beqpotensi
di k( Lt
menghasilkan pengetahuan baru berkat kepiawaian metodologi keilnuan.l3
Pembelajatan hanfomatif diandai oleh kemampuan mengambil manfaat betdasarkan kebutuhan yang ielas dan pada saaty^ngsama paham, fasih dalarrl menghayati drn menerapkan metodologi yang tetsedia. Betangkat dari kesadaran kontels dan pemahanntn zkqn berb4gai peluang yaqg terbuka, mereka terus menerus terlibat dalam memaiukan pengeahuan untuk menjawab
P
permasalehan dalam kontels yang berbeda
;
Untuk itu kia pedu betanya pada dki sendiri tepatnya melakukan evaluasi diri dalam fte6trni12s masing-masing; masuk kategori manakah model pembelajann yang kia selengarakan? Bilamana kia ampil dalam pedngkat
p(
b, p, p,
tinggi sebagai vcRU, o.amun model pembelajarannya tefry^ta berwatak sintaktik, maka pedngkat yang '.rqi tersebut sebetulnya sia-sia peranan kia,
fr
boleh di bilang sekedat meniru-niru
1I
lain-ra
^p'y
rtgdilakukan oleh ilmuwan di tempat
d d
k
t
ft uJika ditandingkan.d""g*"
uTql
y""g model belajamya semantik, yang kalangan yang menge.mbangkan pembelajamn semanrik ioi tidelc terombang-ambing oteh penrblahr", jr" aia"f; p*t d"|P mensikapi kontovecsi katena kokohnya pijatan fi""y" ,16 'p""g.-U*# "piit"mollgis"y" mereka-tidak pun-y1 agenda tcnang n"n" apa";fo t"lT 1,ng .ryrg ^pa, f{seauuanrya didiktek4n oleh pasotan pengetahoan yang qelah L"tiai" aaril ri.rr-jt", keilmuan" 14 pagutlqh
kia basyukur sekfuanya
model pembelajaran datom komunias keilnuan kita berwaak semantik Dengan model pembrl4i^ seperti ini ilmuwan bisa mendoJokkan p:t:"t' r sesuai dengan ttungy*giiqgkopi"y". Hanya s"1a" posisiny; -".ifr;;;rtfi gleh ilm{an djri negata l^in. Meqgapa? Komunitas keiknuan yang U""rifut ma"htao "a" kontektualisasi dari teori-teod yang dikembaogkarr oleh ilnuwan aatiiegara t"io" 1146gs f,rkan yang meojadi penemu dan penentunya- Dengan model pembejaJ^; sgperti ini, mereka
d d
p b n p
I
b b g
iI p
7
Ilnu
S osial
Tran{onz atif 673
Jika sindrom kesulitan mengembangkan kemampuan belajat bersama memang menjaagkiti komunitas keilmuan sosial di negeti ini, maka agenda :pengembangan VCRU menghadapkan kita pada situasi sulit IVCKU mengharuskan adanya manajemen resiko. Setain itu,
ketedib*zn dalarrt IT/CRU
mensyatatkan decliLasi universias untuk teap berkiprah daiam pengembangan ilmu, bukan pengembangan petingkat. Jika keberhasilan naik peringkat ini tidak
diikuti dengan peningkatan kemampuan
mengembangkan ilmu, maka ketedibatan kita di level intemasional tereduksi sebagai pematuhan terhadap anliian onnglain Salah-salah kita terombang-ambing oleh perubahan global.ls
D. Politik Keilmuan Pelajaran yang bisa
di petik dati pemaparan di
atas adalah bahwa poJitik pengembangan ilmu sangat memedukan, namun tidak tidak bisa digantikan,
memang tidak ketinggalar\ hanya saja tidak menjadi rujukan dan ,nnd ra#ar meskipun peringkatnya tinggi. Sebaliknya, a.rah pengembangan ilmu didiktekan oleh trznd yang berkembang. Apa yaqg dianggap penting atau vital sangat tergantung dai tnil tersebut. Model pembelajaran transfotmatiflah yang memuogkinkan kita mengembangkan nasionalisme pengembangan ilnu sosial. Dengan model inilah ilmuwan di Indonesia ambil bagian dalam mewuiudkan amanah konstitusi: mencetdaskan kehidupan bangsa. Pengembangan ilmu sosial didediLasikatr untuk menjawab masalah-masalah bangsa, dan pengembangan ilmu tersebut disertai dengan menggembleng sarjama, master dan doktor yang sanggup memecahkan sebagian masalah bangsa ini dengan ilmu yang diasahnya. Yang jelas, untuk bisa keluat aau tetbebas dad kdsis keilrnuaq komunitas ilrnurran dituntut untuk melembagakan proses pembelzjatan traosformatif. Sedaogkan kapasitas untuk melakukan transformasi ditentukan oleh penghayatan falsafati ilmu yang ditekuninya- Yang tidak boleh dilupakan, penghayatan falsafah keilmuan ini
dijaba*an delem praktek sehari-hari dalam komunitasnya. 15
Sebagai contoh sosial di Indonesia sangat
di eta global yakni wacana
goaernailce.
asfk
mengusrurg v/acana yang sangat populer
Tidak sedikit dari pewacanaan tetsebut melupakan telaah
politik-ekonomi intetnasional yang mempefihatkan bahwa petedatan wacana tetsebut adalah bagian tak tgqpisahkan dati liberalisasi. Antusiasme untuk metepoduksi wacana akhirnya begitu meoiadi-jadi sehingga pata ilrnuan ini tidak sadat bahqra yang dilakukan adalah bagian dati proses peminggirao per.an negara dalam mengelola kepentingan publik Kealphaan menyadari libetalisme adalah faham yang skeptis tethadap peran negara, yang seidng dengan kealphaan bahwa konsep goaentafce yang diusungnya adalah vatian libetal menjadikan seirrmhh ilrnu.nan bukan hanya menjadi kaki angan yang tidak sadar tujuan alias terombang-ambing. Ap"lugt, nafas liberal tetsebut disembunyikan ptedikat 'good'bagy konsep glventance. Dalam konteks ini, ilmuwan sosial lebih belperan sebagai raler konsep yang betlaku pada ataran intemasional dari pada perumus konsep untuk diterapkan dalam kompleksitas konteks sosio-kultural Indonesia.
614 Millab
Vol
K,
No. 2, Febnari
20t2
oleh pengembangan manaiemen dan kelemb agaanr]pengembangan ilmu tentu saia berdiaamik4 r,.flrun tidak boleh luput dari perhatiaa para ilrnuwan itu sendiri. obsesi untuk tampil sebagai vcRU pedu dilandasi dengan kalkulasi politik keilnuan antar regara sehubungan dengan usuran untuk merumuskan poritik irmu tersebut di atas, dapat juga dikatakan tidak mudah karenz ilmu ^^g^rrpengembangan sosial sebetulnya melgandung resiko, yakni adanya target-target baru lalangan ilnuwan itu sendiri.tt Dengan keinginan untr:k mengatasi masalah melalui pengembangan ilmu, semar.in dirasakanrah kegagalan teori sosial yang digeluti;r8 Pengembangan ilnu perlu disertai dengan komitnen untuk mengatasi petsorrrn
f k
v n
k p u
( k k
bangsanya.
Pada tztatan praktis, Indonesia sepertinya belum merumuslan secaa jelas dan menempkan secan konsistea politik keilmuan ini.re Kia iuga tidak punya $elalrarrgan tr,H? perubahan sosok universitas. r-enbaga ini semar.in **ttsitlg kentara sosoknya pelaru idustd pendidikan, qdioi tidak pemah ild;; ada flrmusan teoang politik pengembangan irmu yang+hendak dirakden seroin memastik . menjadi mata tanai industti itu s"nnid. Dalafi skemainJustriait^*i p.ia-E flmu sosial neral dikembangkan, dan dalam "oiorlrn potitil t"t',o^;"i 16
f"J;"J ;"oi*;;#;
\fui"r*" membetlakukan t""r-t*tl univetsalo."u* -o"t koqteks ini, obsesi universitasnya untuk ampil sebagai vcku p.o,o lgnsitif t"thrdrp ;"r.o"I",,-pslseeran di atas. Syukut [4[411 6emeng kip memfotmula"it ^rn politik keilmuan i"i .fri- skwa, lokasi
unnrk
VCRU itu
sendiri.
Rede6nisi peran intelektual ini salah satunya dpantik oleh tulisanJulien Benda mengeoi penghialssll kaum intslekaul .17
19
rrbih lanjut
bac-a misalnya
bac4 Dick Hartoko. ^ ?!os ccnkkiatan, Mmka yry di Argin: Scbrub Bnga Binpaii Yf"b 0.k"ra: Gramedia ,trl'J*al lvbhasiq dan Ismet Nashir, (ed). Ccn&/eiauan tu, 'ioa4; LP3ES. ZOO+I; ig"^- lir"A"*1il7 tr;;; !g!e e^kzata kbdoy, ( Jaka$e rplEs. AE pdyono, (J17 rc;r;r-tt*r-ru, sosiat datarz Yf Pembangrxatt di Dssia pS+ pl-p2ld. fS8+); 'D";';;;ri": ,@g"U^mr #rrffi Ioklrst*i"' dan pcrirafu p,ink Bangt* Rirahb cr*nar", tut*Fa'ffa"u, Kawryan Danaa Rnbadio), (Bandung: Mza!" 1993);-Nico G schutte Nordhott
d""r;"f,""
i-V"#:(.q1;; Dan patikttlarirni ke tlziamalisnc,_04;, IP3ES. Dhakidae, cn&kiarar dat lbkttatutt dalan Ncgara oldc BA 0"k; Gramedia pusqlre 2003); Yudi raat, katiginti, Mssria dan Kia,a cru*ngi _u9r a*E o irdr*;Aba kc-20, (Baodung Mizan 2005); sera Hadis dan Daniel Durfa"r,'(J6:r W,JrTiffFr Sosial
di Asia
Tcrggara:
irtuffi
di htdoxetia,
g^k
tu
Equinox publishing Indonesia. 2006).
i99b;6f;
##,
1e
sebagai contoh, ketika menyekolahkan para pemuda pilihan untuk belalar ke luar negeti, banyangkan handah peningkaren sumberdaya tirrrk punya rencana yang jelas apd' yaag harus mereka n"rilt"n setelah
yang
kia
;d;Ti; p"r-g J*i i"* *goi
IGrcna ddak
k' IJ s1
b, SC
ldi
I'" lr.
lc
lp, R M
ul
ki (R
ru ya
Ill U. da
in ia ca
U Ct
In
td ge da
Ar
I ln a S osial Tran{otrz atif 61 5 formula yang jelas ke negeri mana para dosen irrnu-irmu sosial harus beraiar katena tidak ada spesifikasi ilnu yang hendak *;;C dan masarah apa itu diambil atih oteh mereka yang -untuk I menawarkan beasiswaT'1"1'T b"lrj* di iuat negeri, mereka yang dad unilersio,-i,,"i,os di negara -,esat^ pascakolonial, tidak terkecuari universitas di neged * "r.;;;";;;ff: uaivetitas di negara-negata maju rujukan pengembangan. Baik secara aramiah (naturc) mauprur fu dcsign, tersebur dapat menimbulkan ,eferr ^a,si di negara industri maju.2o ranpa kejelasan arah politik pengembangan Tssl ilmu, komunitas
tr ":ff r:::
iogin-;;ilff
i3?.,i1ffi iii,i::::1-:*".
i:n-X:fj,*f:
T'T**
,,,'*.#
konsistennya pelaksanaan pengeb"r*_ --strategi Habibie menjadi menteri nitt,,3""'i.-t"ffiinvestasi _ sumberdaya manusia vang memberik"r, t
I
Ij
pengembansan
"t"pi' b.r* ,""t1r,f * ;; dipedakukan sebag"i j:T***:.'d,',-J;;.;;*#;fii,Tu.."a"di,uarnegrri
3.:im::ffi:til?il'Hdoktomya.
seterah memperoleh geiar
b.r".-b.ri*Ltuk
*#ffi
/4r5 *Erur
Deraoa or tuar negeri
zo untuk menjdTh point ini, mari kita
cermati Moden Indonesia prEect yang co*"tt'uiir*:iy.l;+ki, ;;;;pr"yrk memirirri fi4g51 i .t*.*i a ini. Sajah satu l-**' j tersebut ditulis oleh -David Ranso^n, penting terkait hal "egeri i;"ni*r^4, dirrles f]oioily^"g Glassburner,'?oritik oleh Bruce , -1,t1, Ekonomi a* p.-.ri"rtg l Penbangumr dan pemerataan: Indonetia a; Ui,oA,9ra. B;,i-;^dL'o, n-oa Frw (ed),. n"-*,-(ylil..*ruS, 19g|. Menurut j Michaer Hards, ..?ff u""'g:oon di rakara tahun 1 e50-an, .,:"'::1 "dituduh" ,a"r' J universitas rndonesia kepada p.miki.* n*"Ji*.i"ir, ,.uig^i;", i."h^ *..r..g"h ,kekiri_ ",o,,aFord ' ;.*p;;";'^ Foundation ; &1H;ffi::Tffi|i:Yt"i"i'"' Fulblshg-dalam jurnlah U.r", rcf"a",rodorr..i"dikembanskan Amerika ser'.at"di menggiring pemikir2q politik dan
ffiTl#::
;sI:, i.*,J;ffi;#il"ffi1fii1ffi :fuI::i f;f:,!#i Ar{;*iol, universitas-universiasa-"**,,,i'***i*ffi universirqs_,rni,,o..ia^ :l LT vtns Aiqtt* ,'ffi Jilltrifl"-tffi yang menjadi penasihat daram ;'#Tf.ffi kurikul"m d"o i*g b"rhubon; i"*" itq atau mengaiar di Indonesia' Tuiuan utam: ;.;; katangannya adarah menyalahkan lT*-: a"-r"?r"onaation university of carifomia.(B_erkeley) ketetlibaan a"rr* pembersihan berdarah dan penghapusan Partai Komonis "p"r"
r"a"".ri,
"(""D,;#iltffienting
adatah asosiasi intelekrual ini dimaksudts *S p."..rf"" iaeorogi ekonomi komprado r (comprador ideolog1) dan kebijakan ekonomi econony ,i; #;;;gan kepenting^" ari.rrt". Di ruar Berkerey, catat Simon Philpotg p"t;rt* prononr;.in oilioooar-r,( yogyakarra: u"a*ta"t LKIS' 2002), ada iug-r, keterlibatan kuat dJ u"rr".trrr"* r"ri** (lvtrT) d* cornelt univetsitv. Bahkan di corneu, "ii.chnology r,"J r.""rra"r;;,1;;;:;; penrririall Modem Indonesia projecg suatu program studi Indonesia yang p,,:i"g f.{p.ffi sehma empat puruh semakin besar dan semarrin betagam geografis, bidang, kepentingan,.ia*r"gi, ratar a^r, karakteristik
ffi;:H;:H*::*t::fg:l,l_":::
ff"ff.T"
Bast termas"t
r*;@;;[Tffi#ffi*fi
smai"l"i; n*^ Ti**, a#-ffi;'Timur
Tensah d"r,
-
616 Millab
Vol
X,
No. 2, Febntari 201 2
difasilitasi dengan otonomi mudah digiring oleh agenda-agenda negara-negaramaju.2r
Kalau komitrnen Ht,. xlal*h menjalankan untuk mencerdasr.an ^manat kehidupan bangsa yang notabene rentan diseti_r oleh bangsa_bang.s lain,
7
menarnpilkan universias sebagai vcRU haruslah didasad oleh kemampuan menjadi sumber pengembangan ilmu di negeri sendiri, bukan harryamembantu bangsa lain menga:nbil ilmu dari haJaman
kita Har yang sebaririnya juga penting. harus dapat mengambil kecerdasan mereka untuk mencerdaskan kehidupan bangsa 1fli.2 VCRU harus dipastit on tidak beftngsi Melalui IrcRU
ini kia
2l Kita tahu ada ceria b*y"k paket beasisva yang dibetikan" ada asistensi pendirian dan pengembaogan iuusan (1"mr"r"t pendampingan kodkol"sera i*y"."rrr" sistem petfuliahln), penyediaan bahan-b,ha" iiteratur-aki'demii, bantuan ***t g*rtttirio"rili,
':*:*r:Yj:!?-*,.."".rnr
iodus*iati'"Jf."*iir""r*
f"-";o* {inettesutr teknologl infotmasi yang dikembangkan di negam-negara maju, -akibatnya arus lalu-lintas pengeahuan bergerak menjadi sangat agesifi"""p"g"m,ra"uj oleh
i* -"rrr,, namun aqpa menaoggallan coraknya yang- cenderungl"t" (one walt a;rotima Kondisi demikian "t"f, menyebabLan posisi awal ciqgga kinf pengemb*g* i"ir-"ro i] -^;;;o. pascakolonial bercorak *-:":3 k" ""g; ]""/' 6*i.d kokilnd darpada secara inionir ,,,*&rfi khasenah yang dimilikinya qdtc-d, sebagi sa$r satu i"ek"r.r, *rh smith, Linda Tuhiwai, Dekolonisari Metodohgi- Yograkarta: rnsist Fress. 2005. hald., iffi u"ur" i"" t",ip*,fr
fleternk,nya-katvz ilniah yang seriogkaljn9nj"a o"J"-#a d;;diri *^il4 teodtik seorang penuris. seperti ^'pansi.r^ juga ditegask;n I{.d.", hal.r7, yangmenuris secara nyinyir: '?ata ilmuan sosial di tt.g"t"-o"g"r" Duiia Ketiga t ria ,.a". 'a"ri r.-"ai"" merasa malu bahwa sesungguhnya *:tk" tedilu lama hidup .^.i;t-#. Ketika mereka ingin
*y* mengaakan sesuafir" maka yang mereka trk"kd aa^ia""y" sek"dar mengulang *rffi "oo tidak fag-taq gurunya dati Ba'"g d; ketika mereka l"gin -"*i*"g gr""yq mercka praktis betbuat lai.r dadpada mencati guru-guru lain yang a".i niri.
OJ"S. d;fr;;.;; itik'plsons; meteka -l,,a"og", pdp*}k" harus meogaalan sesuaftr-"o*t"og Mas, meteka menolak lvlax veber aas T":ik" Habetmas, dan meteka_mcnonjok rrvi strau; dengan tirrlo nJ ni**r.- Tesis/asumsi Gfsebut pun diuii delam lsiieo jqi mempelajati Dabreodod agat m"rtrp" m""gk
n Pointin
igS"
b:hwa realisasi gag.asan tenang VCyU lebll kental.d;ngan nuansa manajoll ar*i pada pengembangan irrnu. s'irirp"r dinamirirnJra 2dx qala p:rrplota atau pengurus, bukari paaa irnuwannya. *dta-taakunci yang dipakai adalah tipikal dalam pengembangang*i"*"", yakni sandatirr! pog"*"ur,,*-o* dao sebagainyq
diln;an air"grp sudah tidak petlu ai-alap.atao {xwt),..1y-e ait.tltL" p"a" m-a1"m*Go"rrtas S berikut unit"jti"itrr unit ke{anya' secara Politik' meniadi vcnu tidak_beruti ir-.r, y"rg d"h^; utama univesias bukan "p"J"p"iil" inti perso,r,n-ya. prof.sionaJiai n.*r;rr*t;k"6; rpjadi '*,,**y" lembasl meman-gpt"-ty"o! namun tentulah pengembangan i'nu dan 1"ni"di pengembangan diti kita sebagx
bangsa.
)
I I (
saya kedepaokan lagi karena ada kesan
bukan teori ini dan teod iar-,sepatinyaBengembangan. sisi
(
I
Ilms S otial Tran{omattf 6t7
,
:
sebagai instrumen konglomerasi pengetahuan yang secara keilmuan justru memposisikan Indonesia semakin ketagihan dan tergantung.
citra universitas kita di arena internasional rnemang harus semakin menonjof namun per:annya sebagai produsen ilmu dan bukan sebagai penyebar atau penyalur ilmu yang.dikembangkan oleh lembagalemb4ga di luar negeri
I Jangan sarnpai bangsa ini akan semakin kecanduan dengan resep-resep ya^ng ' diturunkan rlari teori-teoti sosial di negara tain. Jangan .r*l"i kit, y"rrg ai**i I menyes'raikan diti terhadap standar yang betlaku di negara lain, karena ki12 tidak
i
sanggup memperj""ngkan sandat altematifnya.
Antisipasi ftcitis tentang VCKU tersebut di aas tidak dimatsudkan untuk ' mempersalehkan siapa-siapa, melainkan sekedar mengingatkan diri sendid dan : P'oa ilmuwan yang menekuni iimu sosial di neged ini. Jangan sampai kita terbuai oleh sistem petingkat yang diberlakukan dalam vciu3 voog 1.lrr, universitas-universias di negara maju hbih memiliki konrol terhadap ilmu yang mereka kembangkan. untuk itu, ilmuwan sosial pedu menentukan alat uk't senditi untuk menuniukkan kemajuan kita daram menggaf,ap persoalan yang kita lebih tahq kia lebih mampu. Ukuran itu harusnya bersifai substantif, misalnya keberhasilan mengembangkan mazhzb baru daram bidang kaiiannya. paring tidak, ukurannya aidzl^h t l^k kecolongan.za
. .u-!d^ kebangaan tetsendiri ketilra sqiv".sitas kita masuk dalam petingkat 100 besar dunia' Yang menarik' arla era-dimana disiplin iknu sosial di UGM ini masuk dalam pedngkat yrg.rrp!_Tembaogakaa sunguhpun demikian pedu diingt bahwa yang menjadikan irrnu sosiql di UGM masuk pedngkat tenebrit b"k"dh ko,..Jbori keilnuan dalam -'Ll^m pengembangan ilmu- S"rah satu penjelasnya ad"rah banyaknya -"n"rir* asing yang be\ar bahasa dan budaya rndonesia sehubuogan-dengan hal it" p"otiog ual lit^ untuk tidak terbuai danlupa dengan t*r^su" yLg sesungguhnyq yakni mengembangkan ilmu lTflY**t Itu sendtft 4 Tiinktn saya mengguukan contoh dalam pengembangao teoti politi\ khususnya teori demokrasi' Kia behrm lupa bahwa lronsep musyawarah begitu gencat di ditonjolkan tP3rp\ dan para {*y-_ poritik begitu cenj; i"ga -.oJo""r:y". Musyawaah terah
SptrY
oleh
para
kita waktu
itJ"ntol it*j'"ilU""yit"" U"iU"g i dp""d"g"""; m""g.;b*gk"; teod tentang musyawarah ini.
dengan hal itu, ilmuwan iustru tidak {an-sgiatan
M4*
otde Batu kita dikejutkan oleh'demoliasi perrnusyawaratan (fuliberatiae dcnomE) yang dikembanglan oleh ilmurpan maf,rc negai . ftonis Uutan ? Kita harus b.l"j* kepada orang lqin tenang hal yang petnah dan-mungkin masih menjadi watak budjya ::t"T kita. Ilmuwan politik harus ,o."r"ggoog mulo keten tidak prirya kejelasan a12h setelah
pengembangal
678
Milh$ Vol
K,
No. 2, Fcbnwi 201 2
L
E. Belaiar dariNegara Lain Usularr untuk merumuskan politik keilmuan dalam rangka go intmtational tidaklah mengada-ada Hal itu j"p dilakukan oleh negara rain- Teori ketergant'ngan yang dikemb*gk ,, oreh para ilmuwan di negara-negara Amerika Latin, misalny4 menyediakan piiakan bagr pelpolitikan di negeri itu uatuk mernutus ketergantungan poritik-ekonomi meteka dari negara -negatl industri mzj'% Sebab model pembelaiamn yang dikembangkan r',oaa "aa*, yang ftansfornatif. Semua itu bisa dilakukan ketika metod.e pembelajaran ktitis direprodulsi dan diterapkan.
Ilal
yang setara dilakukan oleh para ilmuwan di Asia Timu. Di negeranegera di kawasan rnt, pan ilnuwan sosial mendapat keperc besat untuk ^yzan menjadi arsitek kebiiakan pembangunan dan is4ora6*sasi. Formula kebijoLrn yang diterapkarr kemudian dilabeli sebag4i teon dcuehpmental state. Berkat up,.y merekalah kawasan Asia Timur mengemuka sebagai pusat kekuaan baru perkembangan ekonomi durda.
Belajat dari neger''rcgarz tersebut di komunias iknu sosial ^t^s, mengagendakan proses kolektif untuk merumuskan politik pengeahuan untuk negeti mereka. Baik penenpan teori ketergantungan tersebut di atas, maupur praktek industrialisasi yang kemudian dipedakukan sebagai penempan teod druelEmental aatu mt tetap menyimpan semangat nasionalistik di balik pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuari.% teoti politik dalam komuniusnya. Semoga hal semacarn ini tidak tetjadi dalam i1rry1 5esial yaog lain-
25
David Irhmanr!' Dapcflfurrcia: At, the University of Sussex, 1986.
6
Ideological
Hirtory, Institute of Development Stgd.ies at
Nasionaliooalismc dalam pengennbangan ilmrl dengan mudah dimenahkan sebagai dalam betiLnu p*g"mbangan ilnu ftenjadi iLnuwa.' haruslah netr;, meoghasirlqn eod yang yo*l "ao tall* 4xanfrng seto-a ini'kia pegaog dan ki1a kepada prar:a mahrsiswa "i^*^; ini menutup-notupi t"oy"aro bahwa p"ig.r"l*g* ilm1r ito $"+" bedangsung beramaan g€ogeo pengemtarlgao ra"*i io*^"sional diamdiam mem.be* r;;, keuotungan lebih kepada yaog tahu. I(alau dibaca s.car" ,keptisr .?trri intemasional ini
S
n s S
d
t d n
b S
it $r
iI d F n n n
tt SI
p
ti n p
lr si
Ilmn SosialTranfotwanf 679
, ) ,
Pztailmuwan di -osa orde Baru pun terah mencoba untuk bekerja daram bingkai fuiehpnntal state tetsebut Nasionalisme keilmuan rni tidak tereprodt,ksi 'secara seksama. r-ebih regi, prestasi rndonesia tidak segemilang pr"r*ri rekan_ *k"rf negam Asia Timur yang rain. Mimpi mewujudkan rndonesia sebagai i $ isaatu deaelopuntal state p*da masa orde Baru teqpeleset menjadi pftdat,ry st;. pembangun' agen-agen yang mengemban tugas negaxa I l:^T1,-r-nt*tokrn oam-dam mengemb^ngkan peran tambahan: meniadi pemangsa , kesejahteman iokyd'Namun rliq8nosis adanya watak ptedatorik ini hanya dikomunikasikan ia* aip"tr*i bersama di antara para ilmuwan, karcnailmuwan memilih untuk dao tampil sebagai iarak f.rrgr-", lmenjag? mr, p"r" ilmuwan i . Dalam kebingungan menanggulangi watak
]berhasil menggiting proses roedentasi kebijakan secara
besar-besatan.
ielas, melucuti aau meminggi*an kekuasaan negat^.Reorientasi dengan sebutan liberalisasi. Kalau d"i neged iai terjadi fibetalisasi medium utamanya adaJah universitas bese*a pmz
r ::T'"gr:yr jt i* $eY i:::-1 -besar-besaran, Liberalisasi didahului .T"**y1 jdibangun
para
dengan popt,rarisasi teori-teoti
di aas paham libera]. Liberalisme ini merasuk dr]rq,
r**
perwacanaan
sosinl. Apa yang terladt seranjutnya? Kebijakan-kebijakan yang _ilmuwan rmereka sarankan atau mereka advokasikan secara diam-diam memfasiliasi i tegara-negaraindustri maju memperkokoh cengkeamannya terhadap neg*a_ negat^ be*embang.
F. Ilmu Sosial Transformatif Ilrnu sosial yang dimalsudkan daram tr:risan ini mencakup berbagai disiplin, ternasuk dt antanaya sosiorogi, itmu poritilr, ilmu ekonomi, antroporogi, sejatah, ilmu hukum dan sebagainya. rstilah transformatif di sini dipakai dalam q:"g*i* yapg longar, sekedar untuk menandai can kerlailmuwannya yang tidak hanya betj"ang untuk menjawab pertanyaan-p ettany^anny sencriri, namun hitau dqn pada gilirannya mencurabkan dedika-sinya untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan masyarakatny a. Muatz dari kegiaan pengembangan ilmu membiarkan yang kmang pinar tetap tidak sadar kalau, dari waktu ke waktu dan dad betbagai sisi, teap
dibodohi
620
M;llab Vol
K,
No. 2, Febndri 2012
yang ditekuni bukan hanya stok pengeuhuan yang lebih banyak dan lebih baitq
melainkan juga kapasias mengaasi masaleh-masalah sosial. Sungguhpun demilrirq ilmu sosial @''sfomratif bukanlah ilmu tenang ketrarnpilan (vokasi).
Watak
I I
"sfotmatif ilmu sosial bukan ditentukan oleh ketrampilan teL',is,
melainkan ditennrkan oleh komitmefflya untuk mewujudkan realias baru
l
sesc ai
dr'ngan yang diteodsasikannya. Ketilra membehas good goaenance misalny4 kehiauannya bukao hanya pada ukutan dan cfui-ciri good gowrzanre, melain1an menglasilkan petibku besama yang memenuhi ukufan dan ciri-citi yang dimalrsudlrqn- Realita banr
ini rnerupakan eksptesi dari komituren etik yaflg di
teproduksi melalui ptoses pendidikan yang dikelola oleh universitas. Fmgembangan ilmu sosial transformatif mensyaratkan kepiawaian datam tiga dimmsi filsafatilmu: yakni ontnbgi, epistenohgi dan aksiotogi.Pencansihan di tiga dimensi ini pedu dilakutan dtLlzr" kebulaan. Hanyz saj4 yang seloma ini bermasalah a&alah sisi epistemologis dan sisi aksiologis. Jelisnya watak transfomatif pedu didasad kejelasan pilihan epistemologisnya: menolak asumsi bahwa kqiatan pengembrngan ilmu aetral dati pmktek adu kuasa. ra""r"r,
penelitian
dan
kqiatan-kegiatan keiLnuan dilakukan secara obyektif sebagaimana dituntut kaum posisitivis, akumulasi pengeahuan yang
bedangsung tidak mungkin mengelak dad kenyataan bahrra pihak yang lebih ahu dapat dan biasa menfasati pihak tqin k^rena,pengeahuannya. oleh karena
itr,
dnlzm pengembangen ilmu sosial transfomratif keberadaan metode keilmuan mengedepanlan obyektivitas tidak harus ditolak, namun harus disadari kenaifenny4 daq dicrrilan cata untuk mengkompensasi kepeduannya unt'k transfotmatif.o 'waak transformatif j"g" ditentukan oleh pilihan rlsiotrognsnya Ihnu sosial dikembapgkan [rrlran sekedar untuk p.og.*U-g aaupun akumulasi teod melainkan iog" *t"k memperbaiki relasi sosial yang t*irli", untuk menglasilkan tealitas sosial yang rtinilri lebih baik" sardi .talam skata rc,brt"s yang telah dilakukan selama ini menuniukkan bahwa kemandegan pengembrngan ilmu dati sisi ontologis tidak diimbangi
u
'il
tr poblematik'nt'k ilmrr eksaka ataupun ilnu Kaidah oeftalias ilmra muogkin Peogembaryan ihnu sosial transformad{, iuga irtntr harus melaraos dibedai
i j I
l
I ln u S osial Tmz {o m atif 621 dengan kepiawaian epistemologis. katena' secafa a'siorogis
:ffir#ffiff -
Di
sarnping
itu, ilmu tidak berkembang irmo iip.ra;ati sekedat untuk tahu atau tahu lebih *'-"o*" "o"o*.i vang direp-o*rr dad kegiatan
Kepiocangaf, dalem penguasaan dar
T temy,. Iq,* j*s"" r* #?".ffiffi,f ffil'i?j'l",H Mattik
1 mempetrihatkan har hal ini. #trY pengembensan :::"_.y:-".t",i,,rJirmu i.*^;.* i :1:* irl,rn"*atkan dengan Keratatran svrl6.u *r*i" aksiologis. *fJf; fr; i dikembangkan fi:ffiro:'::r;':fl:^I* Ilmu sekedar karena i"o t r I
;;
p'mb"t"i,I"o no-ooir,
toi s"*"IrlpHff
yffi:
orans lain' Model
bersangkutan tirlak sempat memahami
*-rt**ili'$*#Jffiffi ini.
fJffi
l'ffiruffi
T::T
menengok kembari moder menernukan gj^1" semacrm
Sebagai contolr,
kuliah tentang sistem" kami tidak sen
I
atkan mata
yistem ait"*,ir,o, dan pengaj*""r;f;; itu?"' Reproduksi kemampuan menghasilkan pengetahuan akan lebih redihat sekiranya yang dilakukan alalth _"oi";"'belpikir sistem dar sisrem' pemberajaan aken rsfih h"ba"t ragi sekiranya n dad kemampuan menerapkan dalam praktek kehidupan sehad_
Tlilt
I
;rft.-_"rrg"i
,l*-
tr
o.*"1,ili;::TT,:H
;
Peta Kecanggiban Filosofis
*'*.l,ffi
ffi :
Monograplt on Politics and
"-#1*J.-oangkan
il_@Tffi *l*ir**,i:t
Gownmed,vo. 4 No.
1
Tahun
2010.
r(opasitas Keilmuan
*, .lsr*c, ?l?y* emerintahan r.urr:
622
M;lhh Vol
K,
No. 2, Febnai 2012
Transfomratif Penguasaan epistemologis memungkinkan il::nuwan memaharni betbagai
pemahaman tentang suatu h4 dan adanya hal itu memungkiqkan dirinya menatik makna. Peduasan kompetensi dari melulu membuu pemahaman ontologis dengan memperkuat basis epistemologi memungkinkan ilmurran mengembangkan pembelajaraa yang txafuya" semantik Kembali pada contoh sebelunrnya: pazbehjaran tentang dstem. Targetnya brrkan hanya bagairr,anlmereptoduksi caffi. belpikir sistemik. pengembangan ilmu transforrnatif
bedangsung man kal^ peft^nyaan ontologi diajuL^n karena peft11nyaaf,_ pefianyaln aksiologis. Kataulah belajar sistem dan crca beqpikir sistemi\
itu didorong elsfu l.einginan untuk membentuk sistem untuk sit'asi tertentu. Kuatnya dorongan untuk meniawab pemasalahan yang
pembelajatan
menggejala membut'hkan kerangka epistemologis untuk menjelaskarrya.
Politik pengembangan ilmu yang kita da:nbakan, sebetulrrya iustru tersirat keharusan untuk mengkaitkan Tti Dhatrna Perguruan Tingi sebagai suatu 'lari kebulaan. Spitit untuk mengamalkan Tri Dharrna petgr:ruan Tiogi sebagai suatu kebulatzn, pedu dt pad.a setiap ilmuvran. peogelolaan universitas, sebagaimana semakin tedihat belakangan
ini, semakin didasari oleh kepe4uan uotuk memastikan masing-masing dhamra perguruao tinggi tersebut besifat saling menunjarqg.a Istilah transformatif, yang dit k n dalam tulisan ini "mok sebetulnya hanyalah suatu penegasan bahwa muaf,a dad aktualisasi kegiatan keilmuan, dala.'rr hd i'!' pendidikan dan penelitian, ad.alah pengabdian pada masyarakar Politik pengetahuan yang kia pedukan nrengharuskan pembalikan logika konvensional Pengabdian pada mtsyankag bulanlah beban tambahan yang harus dipitit , melainLan iustru basis pijaLanrrya. Dalam interaksi dengan mitra-mitra keria dari luar negeti, tidaklah mudah
kita menuntut atau mengajak mereka a:nbil bagian .ralar' menunaikan misi pengabdian pada masyarakat. sebagai contoh, kerja sama intemasional dengan 2e
y.k"l{
Purwo Saqtoso dan_Ka1ng lvlatijan, 'Demokratisasi Indonesia Secata Kontektual, I(dompok Ketja Demokratisasi,', Disampaikan dalz,m Konvensi Karnpus VII dan
Temu Tahunari
)oII
13-75Januan2017.
Forum Rektor rndonesia di universitas stiwijaya,
na"-u"ngi;a" ;ggl
I
l I
An u
S o sial Transfotrz
atif 623
sejurnlah fod6nssianis gntuk meneliti pfoses demokratisasi. Karena mereka bukan orang Indonesia mereka tidak punya komitmen untuk mendorong proses demokratisasi melalui tiset tetsebut. Mereka sangat antusias untuk menghasilLan laponn yang baik dan menerbi*anrryanamrul tidak merasa petlu
untuk memfasiliasi ppnggaJangan jeiaingaktivis pro-demokrasi. G. Menggalang Tr-ansformasi
ap; yrrg iir" ar,' pettu
dilak*kan agal vcRU ditopang oleh politik keilmuanyang kokoh? Bagimana memastikan ilmuwannya sanggup keluar dad ldsis keihnuan yang mdiliurya dan memiliki kontdbusi bagi penanganan masalah-masalah sosial di neged ini? Serangkaian proses reorientasi sangat pe4u dilakukan, baik pada tataran konsep mauprur praktek. 1. Betangkat dati evahrasi kinerja ilmuwan.
Ptasyatat untuk bisa berkembang adalah memiliki keberanian untuk mengevaluasi dfui sendiri drn mengambil tangkah yang tepat berdasat evaluasi itu sendid. Petanyaznny4 pada level mana evaluasi itu harus dilakukan. Sebetapa jauh unit-rmit 'tnimenztaditi msngsmbangkan ilmu yang digelutinya? Materi evaluasinya bukan hanya seberapa bagus mereka -.rrg.tot" proses pembelajarafl, melainkan juga memennkan diri sebagai unit pengembangan ilmu. Kalau pedu, universitas mentargetka.n lahir dan berkembangnya mahzab
keilmuan tersendiri 5ehingga komuniasnya dikenal dari kekhasan glry;pemikiranny4 bukan katenz gelff dan jabatannya.Jika usulan ini disetujui maka, ilmuwan sosial petlu memiliki ketegasan aksiologis, sebab ilmu sosial dikembangkan ftrkan untuk ditimbun melainkan untuk mengaasi masalahmasalah sosial. Sebagai contoh, di
universias Gadiah Mada disepakati formula pembagian Peran.Fotmula ini dikenal dengan istilah SADA, singkatan dari Senmalisasi Administtasi den Desentralisasi Akademik. Dengan adanya desenualisasi akadernik ini maka pelaku dan tanggung jawab pengembangan iJmu ada pada uriit-unit kecil setidaknya Juusan dengan Program-ptogram Studinya dan pusat-pusat penelitian- Sehubungan dengan agenda pengembangan WCRU ini
sungguh sangat disayangkan kalau desentralisasi akademik yerr,g telah
624 Millalt
Vnt
X,
No. 2, Febnari 2012
dibedakukarl
beuluara pada aktualisasi rriti para ilmuwan dalam pengembangan ilms di bidangnya masing-ma"ing. Skema desentalisasi akademik akan menjadi hal yang sia-sia iil"-""" tidak berm;;;; kebangkian ilmuwan dan irmu sosial rndonesia. Tidak optimarnya otodas akademik yang terah didesentrarisasikan, "ltr"tir"ri
dapat-.o;"aru"o p"or-prr,, VC^U pincang.r Dad segi pedngkat bagus, o** mempdhatinlan aati seg kontribusinya' oleh k ro" ito, paf,a ilmuwan sosial dituntut mengevaluasi dirinya senrlid ""; mengusrrlkan sera mewuiurlLen langk h_
Iangkah yang diperlukan
'an
sebet'lnya skema evaruasi sudah ada dan sudah Earankan. pengukutan tertradap kinerja unit-unit akademik ini memang t"r"n a1"t"r.- d.h d;;; Jendral Pendidikan tinggi dengan skema gpsBED @varuasi t;;;;; Berbasis Evauasi Diri). Di samping juga skema akreditasi yang dirakukan oleh Badan Akteditasi Nasional (BAI.i). ]Hanya szja,yzngdiungkap daram skema ini
brtkanlah kinerja dalam pengemb^ngan itmu metainkaa kinerja datam menyelengamkan pfoses pemberajamn. Kalaurzh kineriaaya suatu prog,,m st'di dibeti nirai 'A' sam2 sekari tidak ada iaminarr bahwa program st'di ini memiliki Laliber o'.dry pengembangan irrnu. untuk itu perrriperbincangarl serius dalarn komunias irnuwan sosiar seadiri untuk menrmuskan tolak ukur da" mekanisme peogskuran kine{anya dalam pengembangan dao
penrng?nao masalah-masalah sosial yang bedangsung di negeri iai.
'mu
2. Transformasi.lari kosumen ke ptodusen
KeriL^ go inten(onat, ada pnsyatatyang kita bedakukan pada dfui sendiri: sangup beqperan sebagai ptodusen irrnu. Dengan demikian ketedibatan kia di 30
Pskrek
desenttalisasi
yang semeniak bera*himya era
orde Baru hendak i;l fJyq*""'p.rg"L-r"-ilrdk Ada pemetintah "g*i liJl|u"3.odoJ;Nr-; jogpemerintah d^ '"^t daerah yang iustru Jaas kine{anya tJit" ab*i kesempaan berotonomi. Mekanisme .r,. prosedur pemerinahan di sejunrah a""on justru ada yr"g:.-d;'i"i* u*" kedrca daetah tersebut t-ee daya yzng;*-t"y gd ;e"y".fo" 'gndap4trren *, membedakan kiooj" satu daerah dibonaingr.*'d"r'ri t*"h I"r" ';;;;;;ffi otonominya? yanr me'mbedaL"n adalah t"mfop"." ;."g;.4r otoaomi [""o berunggung jawab, mengunakan sesuai dmgan misi pembeti"nitonomi dilekukan secara besar-berr+ g daerh vaog berkembaog deo inova?f
itu
**ai.i.
Iln a S oial Tran{omatif
625
kancah internasional tidak hanya "mengimpot'' namun iuga "mengekspol' pengetahuao- Sehubungan dengan hal itr:, kia pedu meuraspadai godaan untuk mudah puas, atau tanpa sadat hanya menjadi pengimpor pasif. Mengapa? Selama ioi te4r.di hubungan yang tidak sama dan tidak seimb^ng^f,tara negaraf,Windustti maju dengan negmz.-flegara. berkemba.g seperti negeri kia ini. Tetsedianya teknologi infonnasi dan berbagai fasilitas Iein telah memudahkan ilmnwan sosial mengakses berbagai k"jiu, yang aAa di muka bumi ini. TaPi, iangan-iangan hat ini hanya memastikan bahwa ilmuwan sosial di neged ini hr.nyalah konsumen beramf global" bukan produsen yang sa^nggup memasarkan produk-produknya di arena intemasional. Peranyaannya kemudian adilah baguin n^ keluar dr.ri zona kenyamanan sebagai konsumen dan secara ]ambat api pasti he'lir sebagai produsen dan "eksportif iLmu atau teori-teod sosial? Selatna ini ilmuwan sosial memefihara salah kaptah dan pada saat yang sama memilih tinggal di zonz nyaman sebagai konsumen. Daiam kultur akademikyang bedaku, ilmuwan memang pedu merujuk dan menyebut sumber pengetahuan dengan jelas dan jujur. Hanya saja, kaidah ini tergelincit meniadi ketidakberanian bemrgumentasi. Hal yang paling sulit yang pemah penulis alami dalam pembimbingan skripsi, thesis dan deserasi, yaitu membangun proposisi
argumentatif .Ialrm tugas akhir mandiri yang mereka kerjakan. 52d2-n2danya, hal ini terkait kultur pembelaiaran ilmu sosial yang dalam banyak kasus, didasari s€maogat mentransfer
lr'lcrn mentransformasiken pengetahuan.
Kesulian, tepatnya ketidakberanian membangun argumentasi, s epani ang yang p€nqlis deeksi selarna membimbing para calon sa{ana, calon master dan bahkan calon doktot, betsumber dari ketidalrpiawaian metodologis. Oleh Larena itra program+fogram studi yang menSnnpu ilmu sosial pedu meniamin dapat diterapkannya be$agai pilihan mazhab keilrnuan. Dengan ditarrarkannya beibagai pilihan rnzz.htb dan pendisiplinan parr. ilmurxran datam menggunakan
mez,hab pilihannya maka muncullah perrnasdahan*permasdah batu yang mengundang perdebatan, dan adu piawai menggunakan metodologi keilmuan Dengan cara itu pula muncul berbagai tarvaran teon yaurtg ptda
gillrannya
petdebaan dan pemahaman serta solusi batu.
626
Milhb Vol
K,
No. 2, Fcbnari 20t 2
Untuk mencaPai situasi dimana kontroversi ilmiah iustru menghasilkan temuan-tefnuan baru, pam ilmuwan yang bersangkuaq dituntut unhrk memiliki metodologis. Untuk ito, pedu dipertimbangLan pentingnya mengembangkan stpport ystun vntttk pengembangan kalrasitas metodologis. Kita bisa b.I^lu dari l-ondon Scltool of Economics and Political Sciena yarry
mendidkan Mxbogohg Ingiate. r-embaga ini berangung jrwb *ntuk mengawal kompetensi metodologi keilmuan dan metode penelitian civitas abdemil
Tanggung jrwab utama bagi pengembangan ilmu melekat d?lrm diri para ilmuwan yry bersangkutan, bulsn paaa pimpinan universitas aaupulr
pimpinan fakulas. Ilmu dapat berkembang mafl^kal,. ada kegelisahan di kalangan ilmuwan iru sendiri, dan kegelisahan tersebut diiabad.an dalam langkah-langkah konkdt yang pada gjltannya terakumulasi menjadi 4genda upaya untuk mengungkit kegelisahan ini sudah bedangsung hanya saja belum tedihat sebagai geliat kolektif yang mergobsesi komunitas keilmuan di dalamnya- untuk itu dipetlukan setidaknya: (1) pen$ajin jejaingilmuwan, (3) mobilisasi kegelisahan, (3) konversi kegerisahan menjadi karya-karyadan amalan ilrniah, (4) reprcduksi t^p^kakademiknya menjadi kukur akademik.
lolektif.
Penggalangan i.j^tg [611rrni12s kglmuan ielas bedangsung hanya kalaulah tidak sporadis belum ."k"p menyeluruh. pengembangan
*T
meliliti
,ryJ
;.j*i"g i"i
dahsyat ketika dikemas dalam,eret "g."0" obsesi akademik yangada. untuk it+ yang diperranyakan b,rr.an hanya" agenda-agenda riset rrngguran universitas -L ;.hirrk " log" ,.p"ni apakah cora"k agenda tersebu€ Jawaban atas pertanyaan ini tentu saja terkait dengan identias diri dan jati diti tenrang universitas inl :elrati
l€i"
ketrampilan ncial crafing sangat diped'kan un-tuk mengalang
ageada berbasis kegelisahan kolektif rtatam komunitas keilmuan
kegelisahan
i*
y-g
ini tedampiaskan, tokoh-tokoh kunci dalam komonit"i "d;Ag; y^g;i
dituntut untuk mengoptimalkan Lepemimpinannya demi mengbasirrran karyakarya yang meniawab tantangan yang telah dirumusken. perlu sej,,mlah inovasi
,:
.., .,
agar hal semacam
Ilru SodalTran{omatif
627
ini
terus-menerus berrangsung. r-"ebih dori itu, pedu inovasi produk-produk keilmuannya retpapar kepada pubrik yang pada gilirannya merangsang permintaan tebih laniut dad univemias.
untuk
salalr satu contoh yang dapat diambd, yakni inisiatif komunitas Jurusan Politik dan Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan IImu politik di Univetsitas Gadiah NI^da. Menyadan bahwa wadah kerembagaan yang sudah ada tidak mewadahi aktivitas-aktivitas y*rg dikembangkarL -"ro Jurus4n ini mengembangkan unit baru di luar standar kelembagaan onirr".siJs. unit baru ini mulai mempetkenalkan rtiri dsngm na6a polGov (Reaarh CenXrc on politics and Gwentznfi. Jurusan ini bermaksud untuk mengaktualisasikan td dharma pendidikan tinggi dalam komunitasnya. rdenya bukan untuk menjadikan komunitas ini eksklusif, melainkan untuk menjaga agat m dharma pergirnran tinggi bisa dikelola secara telpadu. Dengan inovasinya, komunitas ini mencoba untuk mencerdaskan didnya.
Dengan inovasi tersebut
di
di
komunitas keilmuan dalamnya ^tas, bermaksud mengembangkan pemberajaran berbasis riseg dan riset yang hasirrrya memperkuat pembelajaran. untuk memudahkan komunitas
ini melepas karya
ke publi\ kegiatan riset dan advokasi diambah lagi dengan adarrya unit yarrg menjalankan aktivitas publikasi. Dalam konteks ini, social crafingyang karyarrya
bedangsung bermuara pada pengembangan kapasias kelembagaan yn,,g p^d^ gilfuannya memfasilitasi pengembangan ilmu meralui karya-karyanya. Dengan karya-katya yang ada, komunias ini msrs.la untuk go intenationar. salah satu agenda yang diusung oleh komunitas ini adorah merumuskan demokmsi dan desentralisasi yang mensejahterakan. Dengan bi"gk agendrini" komunitas
,
i
berkontdbusi dalam mewamai perdebatan tentang hal nasional. maupun intemasional.
ikut
itu baik di
forum
H. Penutup sebagai penutup dari keseluruhan tulisan ini pedu dikemukakan. perama, adanya arimetrisae atau perbe daxt cara pandang yang tidak sarna daram pengemtangan ilmu, khususnya ilmu sosial Kearphaan dalam menghayati asimetrisme ketika hendak go intervational bisz berakibat farll bag; rndonesia
pada umumnya, da" bag ilmuwan sosial pada khususnya. Sebelum terlamb2g komunitas ilmuwan sosial pedu melakukan serangkaian reodenasi dan pembudayaan hal-hal yang secaf,a filosofis telah digariskan. L616 drri ito, kom"nitas keilmuan pedu merumuskan dan menyepakati suatu garis politik yang jelas, garis politik keilrnuan unruk rndonesia. Kesepakatan pada atalan operasional tertaog hal itu kiranya tidak tetlalu sulit untuk di mih mengingat Lc'uafr-^cuart normatif yang kita miliki, sepeti tri dharma perguruan tingi, sudah cukup jelas memberi ac,ran. yang dipedukan ,m4in"si k *df d
"darh
alatn menafsirkannya-
Kedua, untuk go interarional, mau tidak mau, kita harus beungkat rtari kondisi dan kepentingan nasional Brl^iu dari pengalaman negam-negaa Asia
Timut, kiFrah yang merrbuat mereka mampu betlaya bulanlah dengan meningalkan, 6elainkan iustru mempertebal nasionalismerya. Nasionalisme dalam politik keilmuan universias
vcRU
^darahpengabdian
pada masyaakzr Artinya,
yang nasionalistik adalah yang iustru membalik pengabdian pada mrsyankzg frrken sebagai beban melainkan pijakaa untuk go intenational. sejelan dengan hd itu, go intematianal tidak harus *rumahIndonesia.
-.oirggrlk-
Ketiga, ilmu sosial transforrnatif menuntut kerja keras ilmuwan sosial d; dua titik ekstrim. Di satu sisi mereka dituntut untuk mempercebal penghayatan tenr4ng ka.idah fisolofi keilmuarg t,p,.fry mempetkokoh penghayaan ontologis berbasis epistemologis yang ielas karena alasan aftsiologis L*'*. Namnn di sisi lain, mereka dituntut untuk ambil ba$an dalam Jewujudkan secar^ konkdt penghayatan filosofis tersebut ke dalam prakek keilnrun sehad_ hari, dalam proses ncial mfiing. Keempag meskipun tangung iawah bagi pengemb4ngan irmu sosiar transfotmatif padla domain komunitas namuq bukan berarti iajanrr pengelola universias boleh lepas tangan" latam belian krisis ilmu sosial yang masih bedangs""& pengkondisian .rari sisi manajemen sangat dipetlukan. s"yap keilmuan dan sayap pengeloLran haruslah mengepak betsama agar kita bisa
berlaya sebagai lYorld chss Reseattb uriwrsiE. Dengan demir.i^n ilmu yang
T I lm u S o sial Tran {o nz atif
629
dikembangkan ilmuwan sosial btr kan h^ny^ menghasilkan kemaslahatan umat manusi4 namun juga merupakan ikhtiar untuk mewuiudkarurya dari fndonesia.
DAFTAR PUSTAKA
AbdullztL M Amin' 2006- Ishnic srudies di Petgrnan Tingt: pendekatan IntegratifI n terko n ebif y ogyakatta: pustaka p elajat. Amdg Frw (ed), 7987. petzbangurun dan pemerataan: Indonesia di Masa orde Bata. Jakatta: LP3ES. Box-Steffensmeier,Janet M., Henqy E. Brady, David colrier.200g . Tbe oxford po,ticalMxbodolog. Handbook of oxford university ptess. Cadile, Paui R,2004..1fransferring, Translating, aqd Transfoffning: An rntegratrve Framework for Managing Knowledge Across Boundaries,,. Oryaniqation Sciena,Vol. 15, No. 5 (S.p._ Ort,iOO+1, hal. 555_56g. comforg r-ouise K..19g5."Action Research: A Model for organizationar I*alrtjngi,. Jounal of polry Aratjis and Managemnt Vol. 5, No. 1, (Autumn). ctossan, Mary M., Henry w. Lane, Roderick E. vhite.lg gg,*ArTorganizational reaming Framework: From rntuition to rnstitutio n,. Academ, of Management Redeu, y oI. 24, No. 3, D"rity, wiuian AJr (editor in chief Intenationar , ErEctopedia of sociar scierce. 2nd Edition- Volume g.Iv{acmilan Reference USA. Dhakidae, Drtti4 2003. cenfukianan dan l{ekuasaan furan Negara or& Ban. Jrkaru: Grarnedia pustaka Uama. Dick' Bob' Emie stdnger, chds Huxham.2009.."rtreory in Action Reseatch,,, Aaion Beaarcb,yohtrrre 7(1) : 5_12, SAGE publications. Dods, Robera Robin-2004.*Knowing vzys/v*ys of Knowing Reconciling science and rraditio n", I7orrd Arcbaeoragt,vor. 36(4): 547 -ss7,Debates in Wodd Archaeology, Taylor & Francis. 1965 A Slstems Amlsis of politicat Life,Wiley. Easton, David. 1971.7/te political slstem: An Inqairy Into The state
Easton"
David
Scicrce,Knopf.
of politicat
630
Milhb Vol
K,
No. 2, Fchtari 2012
Fiol" c. Madene.1994."consensus, diversity and learning in organizations,,, Oryaniqation Sdene,Vol 5, No.3 (Aog.), haL 403420. Hadis dan Daniel Dhakidae, (ed).2006, Itns Sosial fon lQktaraan di Indonesia J alsatz Equinor Publishing Indonesia. Hartoko, Dick" B uga Psrrrp d. I Huber, George
1
98 1. Golongan cezdckiauan,
^k^M
Mmka lang Berumah di Angin: s ebaab
Grasredia.
l."organizatiooal Iramins The contributing process and the Lireratrue". otgnirytion sciezce,vol 2, No. 1 February. P.: 1 99
Kleder:" rgnas. 1 987. s ikap Ilniah dan lfitik Ie bdayan.
J I,ati{, Yudi.2005.Intetigwia Mts[m fun leara: Geneabgi ^k^rratl-p3Es. Intebgensia MssEm Infumia Abad kc-20, Banduqg: Nfnan. Kuntowiioyo . l99t paadigna ktan: Interprctari un k A/,'. Bandung: Mizan. Kuntowijoyo . 2004.k/a, nbagai lbn: Epi*nohgi, A,tet,dobg!, dar Eti,ka.
Y ogyrakatw Tiata, V acana_
Mahasin, Aswab darr rsmet Nashir, (ed). 2D4.ccndakiawan dan LP3ES.
politik
Jak*ral
l'{andell, AIan and Lee Herman, 2007.."The Study and Transfomnation of Expedence" . Jomar ofrransfotmariae Ed*cation,vol 5 No. 4 october, 339-353.
IUD' I\fahft4 &e (eds)"x ggg" kirik soriat datan vacana pembargrnan Yogyakara: UII press. McKinley, Bryan" jones BtayboS A'gelina E castagno.200g...How
mght
Native science inform 'ftlf,orrrrar. science reaming?". cilrttrdt stildJ 0f S cie n cc E dt ca ti o l, (2003) 3,:7 31 _7 5A.
NoIf
'Roger
G.1994. cbatbryes
Press.
a
Eescffib {Jniwsiries.Brobkings
,
rnstit'tion
.
Nordholg Nico G Schurte rran fisss1, rr
Ilmu Sosial Tran{orwatif 631 Rahardjo, Dawam. 1993 fnt"I"Lr,
c,o d,k;*,oo
Mjzan-
-
t
r,-r-t
:tr# fff',;::itr:*
Pei ta ks P o hi k B a nssa: Nsa talt zngan Dawam Robordjo).Bandung dan
Rosenzweig Robert M., Barbara Tudington. 19g2.Tbe Rrseattlt (Jniaersities panns. Tlteir and Univetsity of Califomia press. Samples, Bob,1 999..Trarning fr** ormation"' Jo*nal of sciena Educatiott and Tecbnologt,vol g, No. ", 2, ^santoso, purwo' 2006. "Ivraaag'ngTransforrnation Toward an ratemational Research University: frr rlo_t"r, Ftom Gadiah Mada Universiq/'. Paperpresented at UNESao u.oto
;;iffif sanroso, purwo.
dgecoroqui"_";#*T,:J",fr:ru::*T.ffiL, 1
D**-
Decembe"
Research"#:^ffi
uYtgo: r'orr*rriferrir.
l?j;fi :?:H;J;r*:l:;ffi
rearning"' vorking pEer 0 1, io,v.mance Reform rnitiative in Transporr secor 1cnna, nrcjecg
:
center for Transportation and
,,,,",.?*f santoso,pumo2002.potntpo/iti,kr;;;;ff;,".#f
)))*r_r^,,*, *: t'Y'of cdsisJ, Paperptesented at "fr*;:g:jTg,i"t;;;;;Hh the Natiooal,ff;:"':"':lji Portrait of Social Sciences: In the
#:,".::Hffi;;;:H::,aTfi
.#*;::#"
Santoso, purwo, 2070. Dssiensi Teori pemerintahan: Ry'lekiAtas Duentralisari Indozetia,paper disampaikan di datam seminar rrrr.*"riorrar
i::ffii#ff:"
Santoso, Putwo
a: AdaAp"
a"'g"'
lo;"h;
XL Dinamika otonomi Daetah
d^" K".""g' Manlan, 201,l,.,Demokatisasi
Kontektual,
Indonesia Secara Keiompok Kerja O.*of.r"rl."J,,, Di.r*p"ik o Karnpus vri a",r Temu Tahunan X,,r Forum Rektor univetsitas sriwijaya Palembangp"a"
*pg
ffi.TTr"si Januad
o.grr
13-15
$0
MiUab Vol
N;
Fio! c. Madene.l
No. 2, Fcbmari 201
2
994.6'con $ensus, divenity and leaming
in organizatioos", Oryaniqation Scitrw,VoL 5, No. 3 (Aog.J, h^L 443420. Fladis dan Danid Dhakidae, (ed).2006. Ilntt Sosiat dan lQkttasaaz di Indoncsia J akana Equinox Publishi''g Indonesia. Hartoko, Dick 1 981. Go hngan cenfukiauan, Mmka lang Bmtmab di Angin: S cbrratr B mga Psrnpd. I Gramedia. ^k^M g91.*ory^nizational Huber, George P.:1 l.earning: The conuibuting process and the Literafiue". Orynirytion Sciena,Vol.2, No. 1 February. Kleder:" rgnas.1987. sik6p Ilnidh dan lGitik lebudayan. J^krrratl-p3Es. r-atif, Yudi.2005. Inte[gnth Mnslin dan Ktara: Gneahgi Intebgenria MilsEm
I nhnaia Ab ad kr-20. Bandung: Nfizan. Kuntowiioyo . TgglPaadignd Islam: rnterpntasi mnkl,€o. Bandung: Mfrzzn Kuntowijoyo. 2004.khrn sebagai lkzr: Epistenologi, Mctudotogi, dar Etika. Y o gyal
V
rc:roa.
M"h"rm" Aswab dan Ismet Nashiq (ed).2ffi4.Cendekiapu
dan
potitik
LP3ES. Maodell, Alan and
rre Herman,2007.'"The
Jakatz:
Study and rransforrration
Expedence". Jonnal ofrran{omatiae Ed*carion,vol 5 No. 339-3s3.
of
4 october,
MD, I\fahfu4 dkk (ed9.x 999" Ihirik sotiat dalan varana pembangman Yogyakarta:
McKinlen
UII
Press.
jones Bmy--ton Angetina B casragno.200g...How might Native science inform 'infottttar. science leaming?". ctrlnrrat sn@ of
'
Nd!
Br5ran,
S,ciena
3l-7 5An knafth {Jnhndtiu.Brcokings rnstitution
Edtcation, (2008)
Roger G.1998. cbalhnges
Press.
3r7
.
Nordholg Nico G Schutrte dan visser, rrontine E ,(ed).l997 . Itn t sosial di Asia Tngdr* Dni Parti*tlariwe ,kc Unhrtrralise. lr&otuI"p3Es. Priyono, AE (ed).1984.Ikirir l:liln-Ilns.Sosiat datan Pernbargtrnan di D*nia Ietiga Yogyakar,ta: PLP2l\d.
Psnr,anto, Barrrbang dm Adam, Asvi warmao- 2a05Mngrgat Hisnriog,af I nfuncsia Yogyaluaa: Ornbak
i I 1
I
I
1
l
i l,
i il x
il
i
c 1
fi
*
,t
I lm a S o ia I Tran sforw atif
631
Rahardio, Dawam. tgg3.Intehktual Intelegensia, dan peritaku potitik Bargsa: Nsatab Mss Em (e mp u kn l
*,*
9:!* Mizqn
RosenzweiS
Robet M., Barbara Tudington. 7982.The TlteirPatmns. University of Caiifomia press.
Reseanh [Jniaersities and
Samples, 8ob,1999-'T*n.Y,ingas Transform ation,,Jouzar of scienn Education and
Tecbzolog,Vol g, No. 2, Santoso, Putwo, 2oO6. "IvlanagingTransformation
Toward an Intemational
Research university: rrsson-reamed From Gadiah Mada university',. Paperpresented at UNESCo Forum on Higher Education: Research and Knowledge colloquium on Research and Higher Education poliry, 29 November- 1 December, UNESCO, Forrt rroy, p"rir. santo so, Furwo- Danang parikesiq John Biac\ Res ru Novitadni.20O g...Action Research: Transforming Transport Governanve Thtoug corlaborative
r*aningl'. vorking pEer 0/,
Govemance Reform rnitiative
in Transpo* Sector (GREAT) project, center for Transporation and r-ogistics studies eusr-RAt) , GadjzhMada university, Santoso, Pu*,o e\az. p o rrz t p o ti ti k I ln u -i lm u s osia /: D i An b ang I n ao h si, ffhe Portnit of sociar sciences: rn the verge of cdsisJ, r"p", presented at the Nationar conference, in conjunction with cerebration of 4T yezts of Faculty of Social and poritical science, Gadjah Mzdauniversity, 25
September. Santoso, Putwo, 2070. Dfisiensi Teori Pemeintaban: Refkksi Atar Desentralisasi di Indoneria,paper disampaikan dalam seminar Intemational )cL Dinamika Politikr-kal di rndoresiz: Ada.Apa dengan 10 Tahun otonomi Daerah ?, Salatig4 2t-23JuLy, Santoso, Purwo .lan Kacung Maijan, 201 1.' D emokratisasi rndonesia secara Kontektual Makarah Kerompok Kerja Demoktatisasi,,, Disampaikan dalarn Konvensi Kampus vlr dan Temu Tahunan )orr Forum Rektor rndonesia di universitas sriwijaya, palembang pada tanggar
r3-rs
Januari
632
Milldlr Vol.
X, No. 2, Februai
2012
Ika' Nur Azizah, Nanang Indra llJoash Tapiheru' E'S'' Zarah Pembaharuan 2010..Sineryi Pengembangan Ilmu Pemetintahan Dengan ' T*zPemetintahan Lokal", Monogr@b on Politics and Gouernmnt Yo' 4 No. 1. ! dati Sosial Ilmu Somantri, Gumilaf Rusliwa, 2005. "Membebaskan 9, No' Ketelpemngkapan Gandt' . J unal IIw S osial dan llnu.Politik'vo1.
Santoso, Purwo,
2, Novembet.
Verb4Sydney,TgT4.ConparatiaePohticalSlsteas,HolbrookPress. in Action whitehea4 JacilZ}}9."Genenting LiVitg Theory and undersfrnding Research Stldles, Action Renarcb,Volume 7(1): 8a-99, I,os Angeles: SAGE Publications.