eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2016, 4 (2) 637-646 ISSN 2477-2623, ejournal.hi.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2016
UPAYA PT. TOTAL E DAN P INDONESIE DALAM KONSERVASI HUTAN MANGROVE DELTA MAHAKAM DI KALIMANTAN TIMUR (2000-2004) Martin Elia1 Nim. 0902045050 Abstract The purpose of this research is to describe and explain the efforts of Total E and P on Delta Mahakam Conservation in East Kalimantan (2000 – 2004). The type of research is qualitative descriptive that describe and explain Total E and P Indonesie efforts on Mahakam Delta Conservation in East Kalimantan. The results of this study suggest that the efforts of PT . Total E and P Indonesie to conserve mangrove forests Mahakam Delta is by conducted mangrove tree seedlings planted in the damaged areas, to educate more people in the region about the importance of mangrove forests for the public in Mahakam Delta region. PT Total also cooperates with the relevant institutions for the preservation of mangrove forests in the Mahakam Delta in East Kalimantan.
Keywords : Total E and P Indonesie, Mahakam Delta Conservation, Mangrove Forest.
Pendahuluan Hutan mangrove merupakan suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut, terutama di pantai yang terlindung dan muara yang tergenang pada saat pasang serta bebas dari genangan pada saat surut yang komunitas tumbuh bertoleransi terhadap garam. Ekosistem mangrove ini secara alamiah hidup dan mendominasi tutupan lahan di kawasan Delta Mahakam pada tahun 1982. Delta Mahakam merupakan suatu kawasan delta yang terdiri dari beberapa pulau yang terbentuk akibat adanya endapan di muara Sungai Mahakam dengan Selat Makassar, Kalimantan Timur. Secara administratif, kawasan Delta Mahakam berada dalam wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara ( Kecamatan Muara Badak, Kecamatan Anggana, dan Kecamatan Muara Jawa).
1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 2, 2016: 637-646
Hutan mangrove yang dahulu sangat dominan di Delta Mahakam dikonversi menjadi tambak. Berdasarkan penelitian yang dilakuan oleh pihak perusahaan asing asal Prancis yaitu PT. Total E dan P Indonesie pada tahun 1982 belum ada konversi hutan di Delta Mahakam. Konversi hutan mangrove menjadi tambak dimulai sepuluh tahun kemudian tepatnya tahun 1992 seluas 3.000 hektar. Beberapa tahun kemudian luas tambak bertambah menjadi 13.700 hektar pada tahun 1996. Luas hutan mangrove yang rusak semakin meluas pasca terjadinya krisis ekonomi yang disertai menurunnya harga tukar rupiah dan melonjaknya harga udang yang semula harga hanya sekitar Rp. 30.000 per kilogram menjadi Rp. 180.000 per kilogram, pada saat itulah pembukaan tambak secara besar-besaran dan pembabatan hutan mangrove untuk pertambakan. Selain karena pembuatan tambak udang juga disebabkan pembangunan jalan pipa oleh perusahaan minyak dan eksploitasi kayu untuk berbagai kepentingan. Kawasan Delta Mahakam merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya alam, terutama minyak bumi dan gas alam (Migas). Konservasi hutan mangrove dilakukan oleh PT. Total E dan P Indonesie dikarenakan perusahaan asing yang berasal dari Perancis ini masih memiliki peranan yang penting akan kelanjutan hutan mangrove di delta Mahakam, sehingga PT. Total E dan P Indonesie terus melakukan pembaharuan memperbaiki kerusakan di delta Mahakam. PT. Total yang masih mengelola sumber daya alam didekat delta Mahakam khususnya minyak bertanggung jawab sepenuhnya akan kerusakan akibat pipa tambang yang dipasang, sehingga PT. Total E dan P terus melakukan konservasi demi kelangsungan sumber daya delta Mahakam dan hubungan antara Pemerintah Indonesia dan Perancis agar semakin erat dalam kerja sama di berbagai bidang ekonomi, politik dan sosial juga budaya Kerangka Dasar Teori dan Konsep Konsep Konservasi Lingkungan Hidup Manusia hudup di bumi tidak sendirian, melainkan bersama makluk lainnya, yaitu tumbuhan dan hewan. Mereka menempati ruang tertentu yang terdapat juga benda tak hidup seperti misalnya udara, benda cair dan padat, tanah dan batu. Ruang yang ditempati suatu makluk hidup bersama dengan benda hidup dan tak hidup di dalamnya disebut lingkungan hidup. Isu lingkungan hidup muncul semakin sering dalam agenda internasional lebih dari 3 dekade terakhir ini, jika keamanan internasional dan ekonomi global adalah 2 isu area utama tradisional dalam politik dunia, sebagai penstudi sekarang menyatakan bahwa lingkungan hidup telah muncul sebagai isu area utama ketiga, dimana lingkungan hidup merupakan wadah bagi manusia dan makhluk hidup untuk melaksanakan aktivitasnya di bumi ini. Lingkungan hidup tidak hanya sebagai tempat, tetapi juga sebagai sumbar bagi kelangsungan hidup manusia, hewan dan tumbuhan. Namun semakin bertambahnya sektor industri di segala bidang menyebabkan tingkat kerusakan lingkungan yang semakin parah, salah satunya adalah kerusakan hutan. Hutan yang seharusnya menjadi salah satu tempat untuk kelangsungan berbagai jenis hewan dan tumbuhan, terancam hilang keberadaannya akibat kegiatan-kegiatan illegal yang dilakukan oleh manusia yang tidak bertanggung jawab.
638
Upaya PT.Total E&P Indonesia dalam Konservasi Hutan Mangrove (Martin Elia)
Secara keseluruhan konservasi sumber daya alam hayati dapat diartikan sebagai “pengelolaan sumberdaya alam hayati dan pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya” UU No.5 Tahun 1990. Seperti halnya penelitian ini dengan semakin berkurangnya luas hutan mangrove di delta Mahakam, perlu adanya cara untuk mengatasi degradasi tersebut dengan melakukan konservasi terhadap lingkungan hidup secara khusus hutan Mangrove Kalimantan Timur. Konsevasi lingkungan hidup harus di dukung oleh semua pihak baik pemerintah, masyarakat maupun pihak swasta sehingga konservasi terhadap lingkungan dapat dilakukan dengan efektif. Konsep Coprorate Social Responsibility (CSR) Sesungguhnya tidak ada definisi tunggal mengenai konsep CSR. Berikut ini adalah pengertian CSR berdasarkan tiga lembaga besar di dunia: 1. Menurut World Bussiness Council for Sustainable Development; “CSR is continuing commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large.” 2. Menurut World Bank; “ CSR is the commintment of business to contribute to sustainable economic development working with employees and their representatives, the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development.” 3. Menurut European Union; “CSR is a concept where by companies integrate social and environmental concerns in their business operations and in their interaction with their stakeholders an a voluntary basis.” Berdasarkan pada definisi CSR di atas dapat ditarik esensi bahwa CSR merupakan strategi prusahaan (dalam skala lokal, nasional, regional, atau global) kepada stakeholders untuk meningkatkan kualitas masyarakat dan lingkungan serta memaksimalkan laba atau keuntungan. Pengertian ini sejalan dengan landasan teoritik yang dikemukakan oleh John Elkington dalam bukunya Cannibals with Forks, the Triple Bottom Line of Twentieth Century Business (1997) yang menyatakan bahwa CSR adalah aktivitas yang mengejar triple bottom line, yang terdiri dari 3P. Adapun 3P tersebut adalah keuntungan bisnis (Profit), selain itu perusahaan juga harus memperhatikan kepentingan stakeholders, yakni pemenuhan kesejahteraan masyarakat (People), serta berpartisipasi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (Planet). Kesemuaannya itu dilakukan demi terciptanya pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
639
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 2, 2016: 637-646
Dalam hal pelaksanaan tanggung jawab perusahaan Total E dan P terhadap lingkungan adalah dikarenakan keadaan bumi tempat manusia berpijak atau degradasi hutan mangrove semakin berkurang keberadaannya, daya dukungnya makin lemah bila terus dieksploitasi tanpa melestarikannya. Tanpa perilaku korporasi yang etik dan beradab bumi akan cepat menuju kehancuran. Program konservasi alam yang dilakukan oleh PT. Total E dan P Indonesie yaitu dengan reboisasi terhadap hutan mangrove yang semakin berkurang yang sifatnya berkesinambungan atau berkelanjutan. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif-kualitatif, dimana peneliti akan menggambarkan dan menjelaskan upaya PT. Total E dan P Indonesie dalam menangani masalah kerusakan hutan mangrove di Delta Mahakam Kalimantan Timur. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari literatur-literatur yang didapatkan dari berbagai sumber kepustakaan seperti buku, jurnal, majalah, artikel dan internet dan sebagainya yang berkaitan dengan masalah yang diangkat dan dianggap berguna serta saling berkaitan. Teknik pengumpulan data menggunakan penelitian kepustakaan (documentary research) dan Teknik analisa data penulis menggunakan metode kualitatif dengan menghubungkan data yang satu dengan yang lain yang memiliki hubungan saling keterkaitan yang dapat mendukung permasalahan yang akan diteliti. Hasil Penelitian Dalam penelitian ini akan menunjukkan upaya PT. Total dalam konservasi hutan mangrove di kawasan Delta Mahakam. Pemerintah provinsi Kalimantan Timur bersama PT. Total E dan P Indonesie telah melakukan kerjasama dengan menanam bibit mangrove dan sosialisasi tentang pentingnya hutang mangrove bagi masyarakat sekitar kawasan Delta Mahakam. Konservasi ini dilakukan akibat pembukaan lahan tambak oleh masyarakat dan akibat dari aktifitas perusahaan nasional maupun multinasional di daerah Delta Mahakam Kalimantan Timur. Adapun upaya yang dilakukan yaitu antara lain; Upaya Konservasi oleh PT. Total E dan P Indonesie dengan Pemerintah Kalimantan Timur dalam Save Delta Mahakam Melalui Tanam Mangrove Kerusakan hutan mangrove di kawasan Delta Mahakam, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur sangat parah, mencapai 85% dari areal seluas 108.868 hektar, yang disebabkan oleh aktivitas manusia terutama pembukaan tambak. Kondisi tersebut menggugah inisiatif PT. Total E dan P Indonesie, Kalimantan Timur untuk menyelamatkan Delta Mahakam sekaligus mendorong penghidupan masyarakat sekitar yang lebih baik dengan menanam mangrove hampir 12 juta bibit sejak tahun 2000. Untuk mendorong perekonomian masyarakat dan meningkatkan perbaikan kualitas lingkungan kawasan Delta Mahakam, PT. Total E dan P Indonesie telah membantu memberikan pelatihan para petani tambak untuk membudidayakan udang salah satunya udang windu dan menanam mangrove di sela-sela areal pertambakannya. Pelatihan tersebut menunjukkan hasil panen udang di tambak meningkat 10 kali lipat dan mulai ditemukan kembali biota-biota pesisir seperti kepiting bakau, udang. Rupanya mangrove yang ditanam menjadi perkembangbiakan dan rumah bagi ragam biota Delta Mahakam.
640
Upaya PT.Total E&P Indonesia dalam Konservasi Hutan Mangrove (Martin Elia)
Delta Mahakam terletak di bagian hilir dari Sungai Mahakam yang membentuk area setengah lingkaran layaknya sebuah kipas. Walaupun letaknya yang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara, sebenarnya ada 2 kota yang secara geografis lebih dekat ke Delta Mahakam, yaitu Samarinda (25 km) dan Balikpapan (115 km). Kawasan ini sejak tahun 2000 mengalami kerusakan sangat parah yang disebabkan pembukaan tambak. Masyarakat di Delta Mahakam hampir sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan, baik itu nelayan budidaya (udang atau kepiting) atau sebagai nelayan tangkap. Hasil industri perikanan ini memenuhi tidak hanya pasar domestik, tapi juga pasar mancanegara dengan komoditas Udang Windu nya yang sangat terkenal. Di dalam menjalankan mata pencahariannya, masyarakat mengandalkan jasa para punggawa untuk pembiayaannya. Punggawa yang memberikan modal kemudian mendapatkan prioritas sebagai pembeli hasil dengan harga yang mereka tentukan. Pembiayaan seperti ini tidak memberikan hasil yang maksimal bagi para nelayan. Cara budidaya “nelayan budidaya” di Delta Mahakam dilakukan secara konvensional dengan melakukan pembukaan lahan mangrove secara besar-besaran. Tata cara yang hanya didasarkan pada kebiasaan dan penggunaan bahan kimia yang secara jumlah maupun jenis mengakibatkan penurunan jumlah produksi. Pembukaan lahan mangrove secara besar-besaran ini juga mengakibatkan menurunnya daya dukung lingkungan karena berkurangnya ekosistem alamiah sebagai tempat perkembangbiakkan udang maupun ikan. Total E dan P sebagai bagian dari salah satu perusahaan energi terbesar dunia, menyadari ada kontribusi kerusakan hutan mangrove di Delta Mahakam, terutama pada saat pemasangan pipa-pipa kilang, yang terpaksa harus menebang pohon-pohon mangrove. Selain untuk memenuhi kewajiban perusahaan, memulihkan areal yang sudah digunakan, perusahaan juga terus melakukan upaya perbaikan lingkungan melalui program CSR di kawasan ini dengan nama Save Delta Mahakam. Salah satu program di bawah Save Delta Mahakam adalah penanaman kembali mangrove dan pengembangan tambak dengan sistem silvofisheries yaitu menggabungkan atau tumpang sari tanaman hutan dengan perikanan dalam hal ini hutan mangrove dan tambak ikan. Hal ini sejalan dengan visi dan misi perusahaan yang dituangkan dalam Acuan Sosial-“Societal Directive”. Societal Directive ini mengarahkan seluruh anak perusahaan dimanapun beroperasi untuk melakukan komunikasi, mendengarkan, berdialog dan berkonsultasi dengan para pemangku kepentingan pada setiap tahapan pendekatan Sosial. Maksud dari Silvofishery adalah Pengelolaan terpadu mangrove-tambak diwujudkan dalam bentuk sistem budidaya perikanan yang memasukkan pohon mangrove sebagai bagian dari sistem budidaya yang dikenal dengan sebutan wanamina (silvofishery). Silvofishery pada dasarnya ialah perlindungan terhadap kawasan mangrove dengan cara membuat tambak yang berbentuk saluran yang keduanya mampu bersimbiosis sehingga diperoleh kuntungan ekologis dan ekonomis (mendatangkan penghasilan tambahan dari hasil pemeliharaan ikan di tambak. Pemanfaatan mangrove untuk silvofishery saat ini mengalami perkembangan yang pesat, karena system ini telah terbukti mendatangkan keuntungan bagi pemerintah dan nelayan secara ekonomis.
641
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 2, 2016: 637-646
1. Tanam Mangrove Sepanjang Delta Mahakam Program penanaman mangrove di Delta Mahakam diawali dengan studi sosial dan lingkungan yang mengacu pada hasil studi Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL) serta Rencana Kelola Pemantauan Lingkungan (RKPL). Studi yang lebih fokus pada analisa para pihak (Stakeholder Analysis) yang ditindaklanjuti dengan komunikasi dan dialog dengan para pemangku kepentingan di lokasi pelaksanaan program, kegiatan ini dikenal dengan Stakeholder Relationship Management (SRM). Manajemen Hubungan Pemangku Kepentingan. Unsur pemerintah juga menjadi bagian yang penting sebagai pemangku kepentingan yang diajak berdiskusi dalam program sehingga terbina komunikasi dengan para pihak untuk melaksanakan program. Program penanaman mangrove yang menjadi bagian dari Program Save Delta Mahakam ini telah dilaksanakan sejak tahun 2000 dengan melibatkan berbagai pihak terutama masyarakat di desa-desa di Delta Mahakam, seperti Desa Sepatin, Muara Pantuan, Tani Baru dan Muara Pegah. Program diawali dengan proses peningkatan penyadaran masyarakat tentang pentingnya mangrove dan kegiatan unit usaha untuk pembibitan mangrove. Tahapan program secara lengkap meliputi : Identifikasi lokasi penanaman, terdiri dari lokasi di dalam wilayah yang ada di dalam pengelolaan Total E & P Indonesie dan wilayah yang masih berada dalam wilayah pengelolaan masyarakat. Penanaman di lahan PT. Total E & P Indonesie yang tersebar dari utara sampai daerah selatan delta, menggunakan bibit bakau. Sejak tahun 2000 sampai dengan 2004 ini telah ditanam sebanyak 2.195.322 pohon bakau dengan luas 512 ha. Setelah diteliti keberhasilan tanaman berkisar 60%-90%. Penanaman bakau ini dengan melibatkan masyarakat yang berada sekitar lokasi penanaman. Keterlibatan masyarakat ini sebagai salah satu cara sosialisasi arti pentingnya mangrove. Beberapa petani tambak yang telah menanam mangrovedi pembatas tambak, dengan umur sampai dengan 3 tahun menyatakan hasil panennya dapat meningkat dari waktu sebelum ada tanaman mangrove. Mekanisme penanaman bakau, seperti : 1) Identifikasi/lokasi penanaman, siapa yang menanam dan sumber bibit; 2) Pelatihan singkat pada calon penanam (penjelasan latar belakang penanaman, pengenalan jenis dan teknis perencanaan); 3) Penanaman, penghitungan dan pembayaran; 4) Pemantauan mangrove hasil penanaman. Pemberdayaan masyarakat Delta Mahakam dalam kegiatan ekonomi perikanan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Selama kurun waktu hampir 12 tahun jumlah tanaman mangrove yang telah di tanam sebanyak hampir 12 juta bibit, dan saat ini sebagain besar sudah tumbuh subur melindungi Delta Mahakam. Pelaksanaan penanaman baik yang dilaksanakan bersama-sama secara ceremonial dengan melibatkan banyak pihak termasuk pemerintah setempat dan pimpinan pemerintah setempat yaitu Gubernur Kalimantan Timur, dan Bupati
642
Upaya PT.Total E&P Indonesia dalam Konservasi Hutan Mangrove (Martin Elia)
Kutai Kartanegara, juga penanaman yang langsung dilakukan oleh masyarakat secara rutin bersama-sama karyawan PT. Total E dan P Indonesie. 2. Manfaat dan Petikan Pembelajaran untuk Konservasi Lingkungan Upaya penyelamatan kerusakan Delta Mahakam di wilayah kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim, berangsur-angsur mulai berhasil. Setidaknya, kepedulian K3S (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) Migas, Total E & P Indonesie yang menanam satu juta mangrove per tahun sejak tahun 2000, telah menghijaukan sekitar 24 persen dari 85 persen (91.906) hektar total luas kerusakan Delta Mahakam yang mencapai 108.868 hektar. Keberhasilan pemananaman ini sudah mulai dirasakan oleh masyarakat sekitar terutama para nelayan, antara lain: 1. Tanaman mangrove yang sudah tumbuh, mengembalikan biota hutan mangrove seperti udang, kepiting, ikan kembali lagi di Delta Mahakam, sehingga nelayan lebih mudah mendapatkan ikan; 2. Delta Mahakam yang selama ini panas dan gersang, sekarang sudah mulai terlihat hijau dan teduh. Bahkan udara pun dirasakan lebih sejuk; 3. Sementara untuk tambak tradisional, petani tambak sudah mulai merasakan hasil tambak mereka dengan sistem yang diperoleh dari studi banding di Sidoarjo Jawa Timur, tambak merekapun mulai ditanami mangrove di beberapa titik untuk mengurangi panas dan membantu pembiakan beberapa jenis biota laut terutama udang. Program yang dikembangkan dengan sistem pendekatan para pemangku kepentingan dirasakan cukup efektif dan berdampak positif bukan hanya bagi masyarakat namun juga bagi lingkungan. Bahkah program Save Delta Mahakam, telah mendorong pemerintah setempat dalam hal ini provinsi untuk mengembangkan areal hutan mangrove yang telah dihijaukan kembali menjadi Pusat Informasi Mangrove dengan rencana alokasi lahan 16 hektar. Beberapa program penanggulangan kerusakan hutan mangrove di kawasan Delta Mahakam yang telah dilakukan oleh PT. Total E dan P Indonesie, yaitu; 1. Penanaman bibit Maangrove di jalur pipa PT. Total E dan P Indonesie; 2. Memberikan penyuluhan tentang tambak udang berwawasan lingkungan kepada masyarakat nelayan di kawasan Delta Mahakam; 3. Memberikan pelatihan teknis tambak ramah lingkungan secara langsung di lapangan; 4. Memberikan pendidikan lingkungan untuk anak-anak sekolah di kawasan Delta Mahakam; 5. Berkerjasama dengan instansi terkait di pemerintahan provensi dan pemerintahan Kutai Kartanegara seperti Dinas Perikanan, Dinas Kehutanan, Universitas Mulawarman, BLHD Kutai Kartanegara dan BLH Provensi Kalimantan Timur untuk Konservasi hutan mangrove di kawasan Delta Mahakam.
643
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 2, 2016: 637-646
Kesimpulan PT. Total E dan P Indonesie melihat pentingnya melakukan konservasi lahan hutan mangrove yang dengan pemerintah Indonesia khususnya kawasan Delta Mahakam sebagai salah satu cara untuk memperbaiki kerjasama akibat pembukaan lahan minyak berupa pemasangan pipa. Untuk itu, PT. Total memberikan sumbangan berupa bibit hutan mangrove untuk ditanam sepanjang Delta Mahakam tersebut. Program-program konservasi hutan mangrove di Delta Mahakam yang telah dilakukan oleh PT. Total E dan P Inonesie ini telah optimal dilakukan dengan menanam bibit pohon di kawasan Delta Mahakam yang rusak akibat aktifitas masyarakat setempat. Dari hasil penanaman yang dilaksanakan oleh PT. Total E dan P Indonesie menunjukkan hasil yang positif. Hal teresebut dapat dilihat pada pertumbuhan pohon-pohon hutan mangrove yang telah ditanam oleh PT. Total E dan P Indonesie di Kawasan Delta Mahakam. Untuk menjaga kawasan hutan mangrove di Delta Mahakam agar tetap terjaga kelestariannya, PT. Total terus kerjasama dengan instansi terkait di pemerintahan provensi dan pemerintahan Kutai Kartanegara seperti Dinas Perikanan, Dinas Kehutanan, Universitas Mulawarman, BLHD Kutai Kartanegara dan BLH Provensi Kalimantan Timur. Kerjasama ini sangat penting bagi kelangsungan hidup bagi masyarakat di kawasan Delta Mahakam. Saran 1. Diharapkan PT. Total E dan P Indonesie tetap berkesinambungan untuk melakukan konservasi di Delta Mahakam sehingga kawasan tersebut akan tetap terjaga dengan baik dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar Delta Mahakam. 2. Masyarakat hendaknya tidak membuka lahan pertambakan secara terus menerus, bila perlu tetap menjaga kelestarian Delta Mahakam dengan membuka lahan tambak secara bijak tidak menggunakan alat yang dapat merusak kawasan Delta Mahakam. Refrensi Buku Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur, “Pengelolaan dan pengembangan kawasan Delta Mahakam” Tahun 2012 Delta Mahakam, (2009), Kawasan Strategis Dalam Perspektif Lingkungan Hidup Serta Urgensi Pengelolaannya Secara Terpadu Dan Berkelanjutan, Samarinda. H.S, Salim, (2006), Dasar-Dasar Hukum Kehutanan, Jakarta: Sinar Grafika. Jakson, Robert & Sorensen, Georensen, (1999), Introduction to International Relations, New York: Oxford University Press inc. Kartini, Prof. Dr. Wdi, (2009), Coporate Social Responsibility : Transformasi Konsep Sustainability Management dan Implementasi di Indonesia, Bandung: PT. Refika Aditama.
644
Upaya PT.Total E&P Indonesia dalam Konservasi Hutan Mangrove (Martin Elia)
Kurniasih Pantoh, Nia, (1992), Preservasi dan Konservasi Suatu Tinjauan Teori, Jakarta: Jurnal PWK. Triwulan IV. Sjahrani, Dachlan, 2004. Mengenal Kawasan Delta/Pulau di Muara Mahakam dan Permasalahannya. Dokumentasi. Samarinda. Soekanto, Soerjono, (2009), Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Rajawali Press. Soemarwoto, Otto, (1997), Djambatan Jakarta.
Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Jakarta:
Sri Pambudi, Teguh, (2005), dalam Benny Setia Nugraha,CSR; Sebuah Keharusaan, Jakarta: Puspensos RI. Dokumen Kepala Dinas Kehutanan Kalimantan Timur, (2005), ”LOKAKARYA DAN REKOR PENGELOLAAN DELTA MAHAKAM” Samarinda. Salinan Keputusan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 660.1/K.693/2011 Tentang Tim Pengelola Kawasan Delta Mahakam Kalimantan Timur. Skripsi Alfrillian Noor, Said, (2010), Kerjasama Konservasi Hutan Antara IndonesiaNorwegia Dalam Kerangka REDD+ (Reducing Emissions From Deforestation And Forest Degradation), Samarinda: Universitas Mulawarman. Sampe, Nelly, (2009), Peranan Pemerintah Dalam Konservasi Hutan Mangrove di Kelurahaan Bontang Kuala Dalam Mewujudkan Program Bontang Lestari 2010, Samarinda: Universitas Mulawarman. Suriani, (2013), Peran Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian Dalam Konservasi Hutan Mangrove di Kelurahan Berbas Pantai Kecamatan Bontang Selatan Kota Bontang, Samarinda: Universitas Mulawarman. Sumber Internet Degradasi Hutan Mangrove kawasan delta Mahakam, 2014. http://www.bangazul.com/model-pengelolaan-pembangunan-berkelanjutan/, sabtu, 29 nov 2014. Delta
Mahakam Rusak Parah, https://m.tempo.co/read/news/2010/03/19/058233666/delta-mahakam-rusakparah , diakses 30 April 2016
Kementrian Kehutanan Republik Indonesia “socialForestry” www.dephut.go.id/index.php/news/otresult/122218 juli 2013
645
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 2, 2016: 637-646
Mangrove Kaltim Tidak Lagi Membanggakan, https://groups.yahoo.com/neo/groups/rimbawan,interaktif/conversations/topi cs/9321 diakses 12 Januari 2015. Mengenal Hutan Bakau, http://www.satwa.net/213/mengenal-hutan-bakau.html, diakses 26 Desember 2014. Upaya penyelamatan dan pemulihan hutan mangrove di Di Delta Mahakam, http://ulhieda.com/2012/12/08/upaya-penyalamatan-dan-pemulihan-hutanmangrove-di-kalimantan-timur/, Diakses tanggal 23 Februari 2014. UPTD
Total
646
Kesatuan Pengelolaan Hutan KPH Delta Mahakam, http://disbunhut.kutaikartanegarakab.go.id/index.php/kelembagaan/unitpelaksana teknis upt/ diakses 1 Maret 2015 memberi manfaat untuk negeri tercinta, http://writingcontesttotal.bisnis.com/finalis/read/20150605/404/440635/total-memberi-manfaatuntuk-negeri-tercinta, diakses 20 April 2016.