UNIVERSITAS DIPONEGORO
KEGIATAN KOPI SEMAWIS PADA RUANG PUBLIK DI KAWASAN PECINAN SEMARANG
TUGAS AKHIR
Y.WIWIK SUSI PRATIWI L2D 008 080
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEMARANG DESEMBER 2012
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KEGIATAN KOPI SEMAWIS PADA RUANG PUBLIK DI KAWASAN PECINAN SEMARANG
TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Y.WIWIK SUSI PRATIWI L2D 008 080
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEMARANG DESEMBER 2012
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tugas Ahir yang berjudul, “Kegiatan Kopi Semawis Pada Ruang Publik di Kawasan Pecinan Semarang” ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
NAMA
: Y. Wiwik Susi Pratiwi
NIM
: L2D 008 080
Tanda Tangan
: ......................................
Tanggal
: 11 Desember 2012
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Proposal ini diajukan oleh : NAMA
: Y. Wiwik Susi Pratiwi
NIM
: L2D008 080
Jurusan
: Perencanaan Wilayah & Kota
Fakultas
: Teknik
Judul Proposal
: Kegiatan Kopi Semawis pada Ruang Publik di Kawasan Pecinan Semarang
TIM PENGUJI Pembimbing
: Ir. Rina Kurniati, MT
( ...................................)
Penguji I
: Ir. Jawoto Sih Setyono, MDP
( ...................................)
Penguju II
: Ir. Nany Yuliastuti, MSP
( ...................................)
Semarang, 11 Desember 2012 Mengetahui,
Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakltas Teknik Universitas Diponegoro
Dr.-Ing. Asnawi, S.T. NIP. 1970107241997021001
iii
Sebagai sivitas akademika Universitas Diponegoro, saya yang bertandatangan dibawah ini:
Nama
: Y. Wiwik Susi Pratiwi
NIM
: L2D 008 080
Jurusan
: Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas
: Teknik
Jenis Karya
: Tugas Akhir
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Diponegoro Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-Exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : “ Kegiatan Kopi Semawis Pada Ruang Publik di Kawasan Pecinan Semarang”
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti/Noneksklusif ini Universitas Diponegoro berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di
: Semarang
Pada Tanggal
: 11 Desember 2012
Yang Menyatakan
Y. Wiwik Susi Pratiwi
iv
Per Tutto Stato di Gratia Untuk Semua yang Terjadi Katakanlah Terimakasih
Kupersembahkan Untuk Bapak, Ibu dan Kakakku
v
Kegiatan Kopi Semawis pada Ruang Publik di Kawasan Pecinan Semarang Y. Wiwik Susi Pratiwi L2D 008 080 Abstrak Kawasan Pecinan merupakan salah satu kawasan bersejarah di Kota Semarang. Kawasan Pecinan terletak di Jl. Gang Warung kelurahan Kranggan Kecamatan Semarang Tengah. Kawasan Pecinan sendiri merupakan permukiman lama dengan sejarah panjang dengan tradisi yag telah berkembang dan dilakukan secara turun temurun. Hampir sebagian besar dari tradisi tersebut masih dijalankan, hal ini membuktikan bahwa Kawasan Pecinan merupakan kawasan yang kaya akan Living Heritage (Suara Merdeka, 4 Februari 2005). Melihat kenyataan itu diperlukan adanya pelestarian budaya supaya keberadaan Pecinan tidak hilang. Hal ini menarik perhatian beberapa pihak untuk lebih mengembangkan kawasan Pecinan seperti kelompok Kopi Semawis (Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata). Kelompok ini berusaha untuk melakukan revitalisasi terhadap kawasan Pecinan. Adapun salah satu upaya yang dilakukan adalah menghidupkan dan memperkenalkan tentang kebudayaan Pecinan melalui beberapa kegiatan. Adapun kegiatan- kegiatan tersebut seperti festival pasar imlek, pusat jajanan semawis, dan kegiatan kebudayaan serta keagamaan lainnya. Kegiatan-kegiatan tersebut sering kali diadakan di jalan-jalan, hal ini dikarenakan tidak adanya ruang publik di kawasan Pecinan yang secara umum dapat dipergunakan sebagai lokasi kegiatan. Hal ini tentunya menimbulkan dampak positif maupun dampak negatif bagi masyarakat dan juga kawasan Pecinan itu sendiri. Dampak negatif tersebut muncul akibat dari penggunaan ruang publik sebagai wadah atau tempat untuk melaksanakan kegiatan. Permasalahnan-permasalahan yang timbul dari adanya kegiatan Kopi Semawis yang berdampak pada aktivitas masyarakat ini perlu dikaji lebih lanjut. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian untuk mengetahui kegiatan-kegiatan Kopi Semawis tersebut terkait dengan penggunaan ruang publik sebagai tempat melaksanakan kegiatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kegiatan Kopi Seawis terkait dengan penggunaan ruang publik sebagai lokasi kegiatan. Sasaran yang dilakukan antaranya: (1) Identifikasi Kelompok Kopi Semawis; (2) Identifikasi Karakteristik Ruang Publik di Kawasan Pecinan Semarang; (3) Identifikasi Kegiatan Kopi Semawis di Kawasan Pecinan Semarang ; (4) Identifikasi kegiatan Kopi Semawis pada ruang publik. Adapun metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan distribusi frekuensi.Disini masyarakat dijadikan sebagai objek dan preferensi masyarakat dijadikan sebagai tools untuk mengetahui pendapat masyarakat. Analisis yang akan dilakukan meliputi: analisis kondisi ruang publik, analisis kegiatan kopi semawis dan analisis kegiatan kopi semawis di ruang publik. Hasil dari analisis ini adalah: pelaksanaan kegiatan Kopi Semawis belum bisa dibilang baik karena masih menimbulkan permasalahan dan minimnya partisipasi masyarakat, maka dari itu perlu adanya peningkatan partisipasi masyarakat serta peningkatan peran serta kelompok Kopi Semawis. Sedangkan untuk pemanfaatn ruang publik seperti jalan, trotoar dan kawasan tepi air lebih dimanfaatkan sebagi lahan parkir, lokasi PKL dan tempat rekreasi. Kondisi ini tentunya sangat mengganggu, maka dari itu masyarakat menginginkan adanya penyediaan lahan parkir, penataan PKL, penambahan elemen pendukung jalur pejalan kaki dan pengoptimalan kawasan tepi air dengan pengerukan Kali Semarang agar berfungsi lebih baik lagi. Sedangkan untuk kegiatan Kopi Semawis di ruang publik juga masih menimbulkan banyak permasalahan. Masyarakat banyak yang tidak setuju dengan penggunaan jalan sebagai lokasi kegiatan. Disamping itu kondisi sarana prasarana dan elemen pendukung juga kurang memadai, seperti: parkir, persampahan, lebar jalan, kondisi kondisi lampu penerangan dan papan penunjuk arah. Melihat keadaan tersebut, masyarakat menginginkan adanya perbaikan kondisi sarana prasarana (pelebaran jalan, penambahan tempat sampah dan penyediaan lahan parkir); perbaikan dan penambahan elemen pendukung seperti papan penunjuk arah serta lampu jalan. Berdasarkan hasil dari analisis tersebut,maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan Kopi Semawis di ruang publik belum berjalan dengan maksimal. Hal ini terlihat dari masih adanya dampak negatif yang muncul ketika kegiatan Kopi Semawis berlangsung. Disamping itu, kondisi ruang publik sebagai salah satu alternatif lokasi kegiatan masih perlu dilakukan banyak perbaikan agar bisa berfungsi secara maksimal dan tidak mengganggu aktivitas yang lain, sebagai contoh adalah dengan adanya perbaikan dan alternatif lokasi kegiatan, maka para pelaku aktivitas perdagangan tidak lagi dirugikan. Sehingga antara kegiatan dan aktivitas bisa berjalan bersamaan dan saling mendukung satu sama lain. Kata kunci : Kawasan Pecinan, Kegiatan Kopi Semawis,Ruang Publik
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan YME yang senantiasa melimpahkan karunia dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Proposal Penelitian Tugas Akhir yang berjudul “Kegiatan Kopi Semawis pada Ruang Publik di Kawasan Pecinan Semarang”. Pada kesempatan kali ini penyusun bermaksud untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang selama ini telah mendukung, memotivasi serta membimbing penyusun dalam menyelesaikan Proposal Penelitian Tugas Akhir ini. Rasa terimakasih ini penyusun haturkan kepada : 1.
Tuhan Yesus yang senantiasa ada dan mendampingi setiap langkahku
2.
Bapak, Ibu, dan Kakak atas kesabaran dan rasa sayang yang tulus selama ini.
3.
Bapak Dr. Ing. Asnawi, ST selaku Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang.
4.
Ibu Ir. Rina Kurniati, MT selaku dosen pembimbing Proposal Penelitian Tugas Akhir yang senantiasa membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dengan sabar sampai terselesainya proposal ini.
5.
Ir. Jawoto Sih Setyono, MDP dan Ir. Nany Yuliastuti, MSP selaku dosen penguji yang telah bersedia meluangkan waktu selama sidang dilaksanakan dan perbaikan laporan tugas akhir.
6.
Erga, Ima, Anggi, Rara, Ocid, Riki, Nela, Sita, Riki, Nanda, Bagas, Mitra, Raras dan Mba Ajeng atas bantuan dan semangatnya.
7.
Aden Ignatius dan mas wendy yang selalu memberikan semangat dan juga Dalu yang sudah meminjami buku serta memberikan motivasi
8.
Desty, Ami, Mas Fiton, Mas Febri dan Wisnu sebagai teman seperjuangan
9.
Teman-teman KKN dan teman-teman gereja St.Pius X Karanganyar
10.
Keluarga besar S1 Planologi angkatan 2008 senasib dan sepenanggungan serta kebersamaannya.
Dengan segala kerendahan hati, penyusun memohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan Proposal Penelitian Tugas Akhir ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan seluruh pembaca pada masa yang akan datang. Amin. Semarang, 11 Desember 2012 Penyusun
Y. Wiwik Susi Pratiwi L2D 008 080
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ................................................................................................................ vii DAFTAR ISI ............................................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ........................................................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................. xii
BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1 1.1
Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2
Perumusan Masalah .............................................................................................. 3
1.3
Tujuandan Sasaran................................................................................................ 4 1.3.1 Tujuan ........................................................................................................ 4 1.3.2 Sasaran ....................................................................................................... 4
1.4
Ruang Lingkup ..................................................................................................... 5 1.4.1 Lokasi Penelitian ........................................................................................ 5 1.4.2 Ruang Lingkup Substansi........................................................................... 6
1.5
Manfaat Penelitian ................................................................................................ 7
1.6
Keaslian Penelitan ................................................................................................ 7
1.7
Kerangka Pikir ...................................................................................................... 8
1.8
Metode Penelitian ................................................................................................ 10 1.8.1 Pendekatan Studi ....................................................................................... 10 1.8.2 Tahapan Pelaksanaan Studi ....................................................................... 10 1.8.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 11 1.8.4 Teknik Pengolahan Data ........................................................................... 11 1.8.5 Teknik Sampling ....................................................................................... 12 1.8.6 Tahapan Analisis ....................................................................................... 14 1.8.7 Proses Analisis .......................................................................................... 15
1.9
Sistematika Pembahasan ..................................................................................... 18
BAB II KAJIAN AKTIVITAS MASYARAKAT PADA RUANG PUBLIK ...................... 20 2.1
Masyarakat .......................................................................................................... 20 2.1.1 Definisi Masyarakat .................................................................................. 20
viii
2.1.2 Partisipasi Masyarakat............................................................................... 21 2.2
Aktivitas .............................................................................................................. 21 2.2.1 Pengertian dan Jenis Aktivitas .................................................................. 21 2.2.2 Aktivitas Kelompok Etnis ......................................................................... 22
2.3
Ruang Publik sebagai tempat Interaksi Sosial dan Pelaksanaan Kegiatan .......... 24 2.3.1 Definisi dan Fungsi Ruang Publik............................................................. 24 2.3.2 Tipologi Ruang Publik .............................................................................. 25 2.3.3 Aktivitas Ruang Publik ............................................................................. 29 2.3.4 Jalan sebagai salah satu ruang Publik........................................................ 30
2.4
Teori Elemen Perancangan Kota ......................................................................... 31 2.4.1 Tata Guna Lahan ....................................................................................... 31 2.4.2 Building Form and Massing ..................................................................... 31 2.4.3 Sirkulasi dan Parkir ................................................................................... 32 2.4.4 Ruang Terbuka .......................................................................................... 33 2.4.5 Jalur Pejalan Kaki ..................................................................................... 33 2.4.6 Pendukung Aktivitas ................................................................................. 33 2.4.7 Penandaan ................................................................................................. 34 2.4.8 Preservasi .................................................................................................. 34
2.5
Elemen-elemen Pendukung Jalur Pedestrian ....................................................... 34
2.6
Faktor Penentu Kenyamanan dan Keamanan Beraktivitas di Ruang Publik ....... 36
2.7
Tinjauan Kasus .................................................................................................... 36
2.8
Sintesa Literatur................................................................................................... 39
BAB III KAWASAN PECINAN DAN KEGIATAN KEGIATAN KOPI SEMAWIS DI KAWASAN PECINAN SEMARANG .................................................................. 41 3.1
Masyarakat .......................................................................................................... 41
3.2
Kelompok Kopi Semawis .................................................................................... 42 3.2.1 Pelaku yang Terlibat dalam Kopi semawis ............................................... 42
3.3
Kegiatan Kopi Semawis ...................................................................................... 42 3.3.1 Kegiatan Pembagian Sembako .................................................................. 43 3.3.2 Revitalisasi atau Perbaikan Sarana dan Prasarana di sekitar Pecinan ....... 43
3.4
Aktivitas di Kawasan Pecinan Semarang ............................................................ 43 3.4.1 Aktivitas Sosial ......................................................................................... 43 3.4.2 Aktivitas Budaya ....................................................................................... 44 3.4.3 Aktivitas Ekonomi..................................................................................... 44
ix
3.4.4 Aktivitas Religi/Keagamaan ..................................................................... 45 3.5
Kondisi Ruang Publik di Kawasan Pecinan ........................................................ 47 3.5.1 Jalan........................................................................................................... 47 3.5.2 Pedestrian Ways ( Jalur Pejalan Kaki) ...................................................... 48 3.5.3 Waterfront (Kawasan Tepi Sungai) ........................................................... 48
3.6
Kegiatan Kopi Semawis di Ruang Publik ........................................................... 50 3.6.1 Pasar Imlek Semawis ................................................................................ 50 3.6.2 Warung Semawis....................................................................................... 52
3.7
Kondisi Sarana dan Prasarana Pendukung Kegiatan Kopi Semawis di R.Publik ........................................................................................................... 57 3.7.1 Kondisi Sarana .......................................................................................... 57 3.7.2 Kondisi Prasarana...................................................................................... 58 3.7.3 Kondisi Elemen Pendukung ...................................................................... 60
BAB IV ANALISIS KEGIATAN KOPI SEMAWIS PADA RUANG PUBLIK DI KAWASAN PECINAN SEMARANG .................................................................. 63 4.1
Analisis Kondisi Ruang Publik di Kawasan Pecinan Semarang ......................... 63 4.1.1 Analisis Kondisi Jalan ............................................................................... 63 4.1.2 Analisis Kondisi Pedestrian ways (Jalur Pejalan Kaki) ............................ 66 4.1.3 Analisis Kondisi Waterfront (Kawasan Tepi Sungai) ............................... 68 4.1.4 Aktivitas Ruang Publik ............................................................................. 68
4.2
Analisis Kegiatan Kopi Semawis di Kawasan Pecinan Semarang ...................... 70 4.2.1 Tingkat Partisipasi Masyarakat terhadap Kegiatan Kopi Semawis ........... 72
4.3
Analisis Kegiatan Kopi Semawis di Ruang Publik ............................................. 74 4.4.1 Penggunaan Ruang Publik senagai Lokasi Kegiatan ................................ 75 4.4.2 Sarana dan Prasarana Pendukung disaat Kegiatan Berlangsung ............... 78 4.4.3 Rasa Aman dan Nyaman dalam Melakukan Kegiatan di Ruang Publik ... 95
4.4
Sintesa Hasil Penelitian ....................................................................................... 96
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .................................................................... 101 5.1
Kesimpulan ......................................................................................................... 101
5.2
Rekomendasi ...................................................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA
x
DAFTAR TABEL
Tabel I.1
Keaslian Penelitian ............................................................................................... 8
Tabel I.2
Kebutuhan Data Penelitian .................................................................................. 16
Tabel II.1
Sintesa Literatur................................................................................................... 39
Tabel III.1
Jumlah Fasilitas Perdagangan dan Jasa ............................................................... 57
Tabel III.2
Jumlah Fasilitas Peribadatan ............................................................................... 58
Tabel III.3
Kondisi Jalan di Pecinan Semarang .................................................................... 58
Tabel IV.1
Tabel Sintesis Hasil Analisis................................................................................ 97
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Peta Administrasi Wilayah Studi........................................................................... 6
Gambar 1.2
Kerangka Pikir ....................................................................................................... 9
Gambar 2.1
Pertunjukan Wayang Potehi di Pecinan Semarang............................................... 22
Gambar 2.2
Ritual Beribadah Masyarakat Tionghoa ............................................................... 23
Gambar 2.3
Pasar Semawis (a), Ruko di Pecinan(b) ............................................................... 24
Gambar 2.4
Taman Diponegoro Semarang .............................................................................. 25
Gambar 2.5
Lapangan karangayu Semarang ............................................................................ 26
Gambar 2.6
Tugu Yogyakarta .................................................................................................. 26
Gambar 2.7
Pasar gang Baru Pecinan ...................................................................................... 26
Gambar 2.8
Jalan Pahlawan Semarang .................................................................................... 27
Gambar 2.9
Play Ground Specialist di Jakarta ........................................................................ 27
Gambar 2.10
Community Space ................................................................................................. 28
Gambar 2.11
Greenways And Parkwayslandscape Architecture ............................................... 28
Gambar 2.12
Plasa Atrium Segitiga Senen, Jakarta ................................................................... 28
Gambar 2.13
Sisa Kavling sebagai Arena untuk Berinteraksi ................................................... 29
Gambar 2.14 View Of Waterfront di Pantai Losari Makassar ................................................... 29 Gambar 2.15
Penggunaan Jalan sebagi ruang Publik................................................................. 31
Gambar 2.16 Kya-kya di Surabaya ............................................................................................ 37 Gambar 3.1
Peta Kawasan Pecinan Semarang ......................................................................... 41
Gambar 3.2
Pertunjukan Wayang Potehi di Pecinan Semarang............................................... 44
Gambar 3.3
Pasar Semawis (a), Ruko di Pecinan(b) ............................................................... 45
Gambar 3.4
Klenteng Tae Kya Sie (a), Upacara Mohon Keselamatan (b) .............................. 46
Gambar 3.5
Mapping Aktivitas di Kawasan Pecinan Semarang .............................................. 46
Gambar 3.6
Pemanfaatan Jalan untuk Parkir ........................................................................... 47
Gambar 3.7
Pemanfaatan Pedestrianj Ways untuk parkir dan lokasi PKL .............................. 48
Gambar 3.8
Pemanfaatan Waterfront di Kawasan Pecinan...................................................... 49
Gambar 3.9
Mapping Kondisi dan Letak Ruang Publik di Kawasan Pecinan Semarang ........ 49
Gambar 3.10 Kue Mochi dan Lunpia sebagai Makanan Tradisional Khas Semarang ............... 50 Gambar 3.11
Lampion Sebagai Salah Satu Pernak Pernik Imlek .............................................. 51
Gambar 3.12
Batik Lasem Sebagai Salah Satu Produk Lokal Semarang .................................. 51
Gambar 3.13
Pertunjukan Liong ................................................................................................ 52
Gambar 3.14
Foto dengan Baju Khas Tionghoa ........................................................................ 52
xii
Gambar 3.15
Denah Lokasi Warung Semawis .......................................................................... 53
Gambar 3.16 Kondisi Pasar semawis ......................................................................................... 53 Gambar 3.17
Barang-barang yang dijual diPasar semawis ........................................................ 54
Gambar 3.18
Letak Pedagang Warung Semawis ....................................................................... 54
Gambar 3.19
Mapping Parkir di Warung Semawis ................................................................... 56
Gambar 3.20 Kondisi Persampahan di Kawasan Pecinan ......................................................... 59 Gambar 3.21 Kondisi Jalan sebagai Ruang Publik di Kawasan Pecinan ................................... 59 Gambar 3.22 Kondisi Parkir di Kawasan Pecinan Semarang .................................................... 60 Gambar 3.23 Kondisi Lampu Penerangan ................................................................................. 61 Gambar 3.24
Mapping Sarpras Pendukung................................................................................ 62
Gambar 4.1
Jalan Dimanfaat Sebagai Lahan Parkir Di Kawasan Pecinan Semarang .............. 64
Gambar 4.2
Jalan Gang Baru Dimanfaatkan Sebagai Lokasi Pasar .......................................... 65
Gambar 4.3
(a)Pemanfaatan Pedestrian ways untuk Parkir (b) Peletakan Barang (c) PKL..... 67
Gambar 4.4
(a)Pemanfaatan waterfront (kawasan tepi sungai) untuk Lokasi Santai (b) Wisata (c) PKL ...................................................................................................... 68
Gambar 4.5
Mapping Kondisi R.Publik di Pecinan Semarang ................................................ 72
Gambar 4.6
Prosentase Keterlibatan Masyarakat dalam Kegiatan Kopi Semawis .................. 73
Gambar 4.7
Prosentase Preferensi Masyarakat terhadap keterlibatan dalam Kegiatan Kopi Semawis ..................................................................................................... 75
Gambar 4.8
(a)Warung Semawis (b dan c) Suasana Pasar Imlek Semawis ............................. 76
Gambar 4.9
Penilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Jalan sebagai Lokasi Kegiatan Kopi Semawis ...................................................................................................... 77
Gambar 4.10
Penilaian Mayarakat terhadap Lokasi Kegiatan Kopi Semawis yang Diinginkan .
Gambar 4.11 Kuaalitas jalan di Gang Warung Pecinan ............................................................. 78 Gambar 4.12 Prosentase penilaian masyarakat terhadap lebar jalan di Kawasan Pecinan sebagai lokasi berkegiatan .................................................................................... 79 Gambar 4.13 Prosentase Penialaian Masyarakat terhadap lebar jalan di Kawasan Pecinan sebagai lokasi Kegiatan yang Diinginkan ............................................................ 79 Gambar 4.14 (a)Kondisi sampah di sekitar Kali Semarang, (b) Kondisi sampah di Warung Semawis.................................................................................................. 80 Gambar 4.15
Prosentase Penilaian Kondisi Persampahan di Kawasanan Pecinan ................... 81
Gambar 4.16
Mapping Kondisi Persampahan di Kawasanan Pecinan ...................................... 82
Gambar 4.17 Prosentase Penilaian masyarakat terhadap Kondisi Persampahan yang Diinginkan ............................................................................................................ 84
xiii
Gambar 4.18 (a)Kondisi Lampu di Gang Warung (b) Kondisi Lampu hias di Warung Semawis.................................................................................................. 85 Gambar 4.19
Mapping Kondisi Lampu Penerangan .................................................................. 86
Gambar 4.20 Penilaian Masyarakat terhadap Kualitas dan Kuantitas Lampu Penerangan disaat Kegiatan Kopi Semawis ............................................................................. 87 Gambar 4.21 Penilaian Masyarakat terhadap Kualitas dan Kuantitas Lampu Penerangan disaat Kegiatan Kopi Semawis yang Diinginkan ................................................. 87 Gambar 4.22
Penilaian Masyarakat terhadap Kualitas dan Kuantitas Papan Penujuk Arah ...... 88
Gambar 4.23
Mapping Kondisi Papan Penujuk Arah ................................................................ 89
Gambar 4.24 Penialaian Masyarakat terhadap Kualitas dan Kuantitas Papan Penujuk Arah disaat Kegiatan Kopi Semawis yang Diinginkan ................................................. 89 Gambar 4.25
(a) Kondisi Parkir di Gang Warung (b) Kondisi Parkir di Warung Semawis ...... 90
Gambar 4.26 Prosentase Penilaian Masyarakat terhadap Kondisi Parkir pada Saat Kegiatan Berlangsung ......................................................................................... 91 Gambar 4.27 Mapping Kondini dan Tata Letak Parkir ketika Kegiatan Kopi Semawis Berlangsung.......................................................................................................... 92 Gambar 4.28 Prosentase Penialaian Masyarakat terhadap Kondisi Aksesibillitas pada Saat Kegiatan Berlangsung ......................................................................... 93 Gambar 4.29
Penilaian Masyarakat terhadap Kondisi Parkir pada Saat Kegiatan Berlangsung 94
Gambar 4.30
Penilaian Masyarakat terhadap Masalah Aksesibilitas pada Saat Kegiatan ......... 94
Gambar 4.31 Prosentase Penilaian Masyarakat terhadap Rasa Aman dan Nyaman dalam Beraktivitas di R.Publik............................................................................. 95 Gambar 4.32 Penilaian Masyarakat terhadap Rasa Aman dan Nyaman dalam Beraktivitas di R.Publik yang Diinginkan ................................................................................. 96
xiv
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Kawasan bersejarah hampir dimiliki oleh setiap wilayah. Keberadaan kawasan bersejarah
ini menjadi salah satu aset bagi perkembangan kawasan itu sendiri, terutama perkembangan untuk daerah wisata. Masing-masing tempat bersejarah tersebut tentunya memiliki identitas atau ciri khas tersendiri, seperti halnya kawasan Pecinan yang merupakan salah satu kawasan bersejarah di Kota Semarang. Kawasan Pecinan merupakan kawasan yang sudah dikenal oleh sebagian masyarakat, karena hampir disetiap kota-kota besar di Indonesia bahkan negara-negara lain di dunia juga memiliki kawasan yang disebut dengan Pecinan atau Cina Town. Kawasan Pecinan merupakan kawasan yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi dan juga menjadi pusat perdagangan dan jasa, hal ini membuat kawasan Pecinan berkemabang dengan cepat. Sebagai sebuah komponen perkotaan yang memiliki keunikan dari segi etnisitas dan fungsi serta latar belakang sejarah tentunya, selain perbedaan fisiknya, Pecinan ternyata menyimpan banyak keunikan, potensi dan masalah, baik dalam aspek-aspek perkotaan, arsitektur, dan sosial budaya yang kesemuanya saling jalin menjalin (Riyanto, 2004). Pecinan sebagai kawasan warisan budaya memiliki sejarah yang cukup tinggi dan menjadi warisan sampai saat ini. Banyak sekali warisan yang ditinggalkan, baik berupa bangunan fisik maupun non fisik. Peninggalan-peninggalan tersebut berupa klenteng, rumah tinggal khas arsitektur Cina, kesenian, kegiatan kebudayaan dan juga kuliner. Keberadaan Pecinan sendiri di nusantara erat hubungannya dengan berbagai aktivitas masyarakat Tionghoa sejak awal kedatangannya, menetap, dan menyebar ke segala pelosok. Meskipun banyak keraguan dalam menentukan keberadaan Pecinan pada masa pra-kolonial, berbagai bukti dan catatan sejarah membuktikan keberadaan dan kemapanan komunitas-komunitas Cina di Nusantara ini (kompas.co.id). Mayoritas Pecinan di nusantara sebenarnya terbentuk dari struktur-struktur sederhana, bersahaja, pragmatis dan praktis. Hal ini dapat ditunjukkkan dengan adanya ruko-ruko yang sederhana yang dijadikan tempat tinggal dan juga tempat melakukan usaha. Hal tersebut merupakan salah satu ciri khas yang terdapat di hampir seluruh kawasan Pecinan. Kota Semarang selain sebagai ibukota provinsi Jawa Tengah juga merupakan salah satu kota metropolitan di Pantai Utara Jawa yang memiliki banyak sekali kawasan bersejarah. Berdasar RTRW tahun 2004 Kota Semarang memiliki beberapa kawasan bersejarah yang harus dilindungi. Adapun kawasan tersebut adalah kawasan Kota Lama, Kawasan Petudungan, Kawasan Kampung
1
2
Kulitan, Kawasan Pecinan dan kawasan dengan bangunan-bangunan yang dilestarikan. Salah satu kawasan bersejarah yang disebutkan adalah Kawasan Pecinan. Kawasan Pecinan Semarang, terdiri dari tiga kelurahan yaitu: kelurahan Kranggan, Kauman dan Purwodinatan dan memiliki populasi kurang lebih 11.022 jiwa. Sementara, jumlah bangunan dalam batas wilayah pecinan yang terkena proyek revitalisasi adalah kurang lebih 457 bangunan (sumber: Dokumen Strategi dasar revitalisasi kawasan pecinan semarang tahun 2004). Kawasan Pecinan sendiri merupakan permukiman lama dengan sejarah panjang dengan tradisi yag telah berkembang dan dilakukan secara turun temurun. Hampir sebagian besar dari tradisi tersebut masih dijalankan, hal ini membuktikan bahwa Kawasan Pecinan Semarang merupakan kawasan yang kaya akan Living Heritage (Suara Merdeka,4 Februari 2009). Melihat kenyataan itu diperlukan adanya pelestarian budaya supaya keberadaan Pecinan tidak hilang. Hal ini menarik perhatian beberapa pihak untuk lebih mengembangkan kawasan Pecinan seperti kelompok Kopi Semawis (Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata). Kopi Semawis sendiri adalah komunitas yang terdiri atas unsur warga setempat, lembaga formal, informal yang berada di sekitar wilayah pecinan, budayawan, profesional dan juga cendekiawan. Mereka memiliki perhatian terhadap revitalisasi pecinan (http://gangbaru.com). Pada masa awal berdirinya, Kopi Semawis mendapat cibiran dari beberapa pihak yang curiga. Pihakpihak tersebut berpendapat kalau pecinan direvitalisasi maka akan menjadi mencolok sekali. Padahal itu bertentangan dengan pandangan Kopi Semawis. Bila Pecinan dibuka, daerah ini akan menjadi daerah yang tidak eksklusif. Maka dari itu, kelompok Kopi Semawis mulai berusaha untuk mensosialisasikan. Bahkan ada orang di luar pecinan yang menduga gerakan Kopi Semawis sebagai gerakan eksklusif, tapi kemudian pihak-pihak tersebut mengerti setelah mendapat penjelasan bahwa dengan diadakannya berbagai macam acara di pecinan akan mengundang berbagai kalangan untuk datang ke pecinan. Kopi Semawis berharap dengan adanya event-event ini akan terjadi dialog. Mungkin pada awalnya hanya yang singkat-singkat saja antara penjual dengan pembeli, tetapi lama-lama semua kalangan akan saling menghargai pecinan dan budayanya. Usaha pengembangan kawasan Pecinan ini didukung dengan adanya warisan budaya, keagamaan, kuliner dan juga kegiatan-kegiatan khas etnik Cina. Warisan-warisan ini berpotensi besar terhadap perkembangan dan pertumbuhan Pecinan secara lebih baik. Kelompok Kopi Semawis mulai menyusun dan mengagendakan tentang beberapa kegiatan yang dapat dijadikan sebagai salah satu langkah awal dalam pengembangan kawasan Pecinan. Kegiatan-kegiatan tersebut bermacam-macam, mulai dari kegiatan yang bercorak kegamaan, budaya dan bahkan bercorak wisata kuliner. Adapun contohnya seperti festival Sam Po, festival Pasar Imlek Semawis, upacara keagamaan tahunan (Poo Seng Tay Tee dan Sampoo Tay Jien), kegiatan Pusat Jajan Semawis, festival Kue Bulan dan juga pertunjukan Sendratari Babad. Akan tetapi kegiatan utama
3
dari Kopi Semawis sendiri adalah upaya revitalisasi, wujud nyata dari usaha revitalisasi tersebut berupa fisik bangunan warung Semawis. Warung ini berada di kawasan Gang Warung, yang menjual bahan-bahan makanan dan barang-barang untuk ritual Tahun Baru Imlek. Kini acara ini diperluas dengan Warung Semawis, yaitu pusat jajan yang memberdayakan wisata kuliner Semarang. Kegiatan-kegiatan yang ada tersebut seringkali dilaksanakan di ruang publik dalam hal ini adalah jalan. Ruang publik didefinisikan sebagai ruang bersama yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum untuk melakukan kegiatan sehari-hari baik yang sifatnya rutin maupun yang bersifat periodik (Direktorat Jendral Penataan Umum DPU, 2009). Sedangkan jalan sebagai salah satu macam dari ruang publik tersebut. Penggunaan ruang publik berupa jalan sebgai lokasi kegiatan memiliki sebuah alsan yaitu, sudah tidak adanya lahan di kawasan Pecinan yang dapat dimanfaatkan sebagai lokasi berkegiatan. Penggunaan ruang publlik sebagai lokasi kegiatan berdampak terhadap penggunaan ruang, dalam hal ini adalah jalan dan juga terhadap interaksi sosial antar warga yang bermukim dikawasan tersebut. Penggunaan ruang berupa jalan yang notabene sebagai salah satu ruang publik sebagai tempat pelaksanaan kegiatan menimbulkan beberapa efek, baik itu secara positif maupun negatif. Ada yang merasa bisnisnya jadi sepi selama Pasar Imlek Semawis karena akses jalan ditutup, keributan masalah parkir yang menghalangi karena berada di badan-badan jalan, penduduk sekitar yang ditarik biaya parkir, kebersihan lingkungan, kebisingan, hingga masalah akses masuk kawasan selama kegiatan berlangsung (Suara Merdeka, 22 Januari 2009). Tetapi kegiatan-kegiatan tersebut juga berdampak positif bagi pengembangan dan juga pengenalan Kawasan Pecinan. Dampak ini dapat dilihat dari persepsi dan juga preferensi masyarakat terhadap keberlangsungan kegiatan-kegiatan tersebut. Persepsi, menurut Gibson dalam Walgito (2001:53) persepsi diartikan sebagai suatu proses kognitif dari seseorang terhadap lingkungannya, gunanya untuk menafsirakan dan memahami dunia dan lingkungan sekitarnya. Sedangkan preferensi mengandung pengertian kecenderungan dalam memilih atau prioritas yang diinginkan. Melalui persepsi dan preferensi masyarakat maka akan diketahui secara jelas tentang keberlangsungan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kelompok Kopi Semawis tersebut.
1.2
Perumusan Masalah Kawasan Pecinan sebagai kawasan warisan budaya yang memiliki nilai historis yang
tinggi membuat kawasan ini layak dan berpotensi untuk dikembangkan. Kelompok Kopi Semawis merupakan salah satu kelompok yang perduli dan mau mengembangkan kawasan Pecinan. Kopi Semawis mengembangkan kawasan Pecinan melalui beberapa kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut
4
dilakukan di ruang publik dalam hal ini berupa jalan. Ternyata hal ini menimbulkan dampak positif dan juga negatif dalam pelaksanaannya. Dampak negatif timbul karena dalam pelaksanaan kegiatan sering kali menggunakan ruang publik sebagai tempat untuk melakukan aktivitas, hal ini dikarenakan di kawasan Pecinan tidak terdapat ruang publik yang secara khusus bisa dipergunakan masyarakat untuk melakukan aktivitas. Adapun permasalahan yang timbul dari adanya kegiatan tersebut adalah adanya komplain dari beberapa pedagang, mereka mengatakan bahwa penghasilan mereka menurun (Semarang Metro, 11 Maret 2008). Hal ini terjadi karena para pelanggannya kesulitan menjangkau kawasan atau area perdagangan dikarenakan adanya penutupan jalan dan pengalihan jalur lalu lintas untuk kegiatan tersebut. Masalah lain yang muncul adalah tentang lahan parkir dan juga kebisingan yang ditimbulkan oleh kendaraan-kendaraan para pengunjung kegiatan tersebut (Semarang Metro, 11 Maret 2008). Para pengunjung memarkirkan kendaraannya di badan-badan jalan, perlu diketahui bahwa jalan dikawasan Pecinan ini rata-rata sempit dan dipergunakan sebagai arus dua arah. Tentunya hal ini berdampak pada timbulnya kemacetan di kawasan ini, meskipun sudah ada petugas yang mengatur tetap saja masalah parkir dan kemacetan ini belum bisa diatasi. Disamping itu kebersihan dan kenyamanan lingkungan juga mengalami masalah. Hal ini terjadi kaarena biasanya setiap selesai kegiatan, banyak sekali sampah dan hal itu mengganggu kenyamanan para penghuni kawasan Pecinan. Sebenarnya sudah terdapat petugas yang ditunjuk untuk membersihkan kawasan ketika kegiatan selesai, mungkin masih terdapat satu atau beberapa titik tempat yang kondisinya belum begitu bersih sehingga mengganggu kenyamanan warga. Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang timbul tersebut, maka akan dilakukan penelitian terkait dengan preferensi masyarakat terhadap permasalahan-permasalahan tersebut. Adapun reserch question yang didapatkan adalah: “Apa saja kegiatan Kopi Semawis pada Ruang Publik di Kawasan Pecinan Semarang? dan Bagaimana persepsi masyarakat terhadap Kegiatan Kopi Semawis? ”.
1.3
Tujuan dan Sasaran
1.3.1
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kegiatan Kopi Semawis di
Kawasan Pecinan Semarang terkait dengan penggunaan ruang publik sebagai tempat berkegiatan.
1.3.2
Sasaran Adapun sasaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan diatas adalah: 1. Identifikasi Kelompok Kopi Semawis, meliputi: pelaku yang terlibat, aktivitas/kegiatan yang diselenggarakan dan manajemen Kopi Semawis
5
2. Identifikasi Karakteristik Ruang Publik di Kawasan Pecinan Semarang, meliputi: Tipologi ruang publik dan jenis aktivitas pada ruang publik 3. Identifikasi Kegiatan Kopi Semawis di Kawasan Pecinan Semarang 4. Identifikasi kegiatan Kopi Semawis pada ruang publik, meliputi: aktivitas Kopi Semawis di ruang publik dan kondisi fisik sebagai pendukung kegiatan Kopi Semawis di ruang Publik
1.4
Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penelitian ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu ruang lingkup
wilayah dan juga ruang lingkup substansi.
1.4.1
Lokasi Penelitian Kawasan Pecinan Semarang terletak di antara dua kelurahan yaitu Kelurahan Kranggan
dan Kelurahan Kauman di Semarang Tengah. Adapun lingkup studi makro memiliki batas administrasi sebagai berikut:
Batas Utara
Batas Selatan : Kali Semarang
Batas Timur
: Kali Semarang
Batas Barat
: Jalan Beteng dan Pedamaran
: Jalan gang Warung, Pekojan
Sedangkan ruang lingkup wilayah mikro adalah di Gang Warung, alasannya adalah karena gang ini adalah pusat kegiatan utama dari kelompok Kopi Semawis. Adapun batas wilayah gang Warung adalah dan dapat dilihat pada gambar 1.1: Utara
: Kelurahan Kauman dan Kelurahan Purwodinatan
Timur
: Gang Pinggir
Barat
: Jalan Beteng
Selatan
: Gang Cilik
Adapun justifikasi pemilihan kawasan Pecinan sebagai lokasi studi adalah sebagai berikut:
Kawasan Pecinan Semarang merupakan kawasan warisan budaya dan memiliki nilai historis yang cukup tinggi
Kawasana Pecinan memiliki banyak sekali kegiatan atau acara yang yang mencirikan kekhasan etnik Cina, baik itu dari segi budaya, keagamaan dan juga kuliner yang masih terjaga dan ada sampai saat ini
6
Sumber: Bappeda Kota Semarang, 2012
Gambar 1.1 Peta Administrasi Kawasan Pecinan Semarang
1.4.2
Ruang Lingkup Substansi Ruang lingkup substansi merupakan pembatasan materi pembahasan yang menjaga
koridor pokok pembahasan dengan maksud menghindari kesalahpahaman materi studi. Ruang lingkup substansi dalam penelitian ini dibatasi pada:
Aktivitas, aktivitas didefinisikan sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh manusia yang dimotivasi oleh keinginan dalam rangka mencapai tujuan tertentu yang di mediasi oleh beberapa alat ( Liam Bannon dan Susan dalam Yunike, 2009). Aktivitas disini yang dimaksudkan adalah aktivitas masyarakat dan juga aktivitas kelompok etnis.
Ruang Publik, ruang publik didefinisikan sebagai ruang bersama yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum untuk melakukan kegiatan sehari-hari baik yang sifatnya rutin maupun yang bersifat periodik (Direktorat Jendral Penataan Umum DPU, 2009). Ruang publik juga didefinisikan sebagai ruang yang sifatnya terbuka dan umum ( Suptandar, 1982). Ruang lingkup yang diteliti meneganai aktivitas di ruang publik dan juga pemanfaatan ruang publik.
7
Kegiatan di ruang publik, kegiatan yang dimaksud khususnya kegiatan Kopi Semawis yang berlokasi di ruang publik.
1.5
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi: 1. Pemerintah Kota Semarang Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan ataupun rekomendasi bagi Pemkot Kota Semarang terkait dengan perencanaan Kawasan Pecinan sebagai daerah tujuan wisata budaya, keagamaan dan juga kuliner. 2. Masyarakat Kawasan Pecinan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan juga solusi bagi masyarakat di Kawasan Pecinan tentang penggunaan ruang sebagai tempat melakukan aktivitas, nantinya masyarakat bisa mengungkapkan dampak positif maupun negatif serta keinginannya terhadap dampak yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut. 3. Perencanaan Wilayah dan Kota Penelitian ini diharapkan mampu menjadi temuan baru dan juga rekomendasi mengenai pemanfaatan ruang untuk kegiatan keagaamaan, budaya maupun kulier.
1.6
Keaslian Penelitian Sepanjang pengetahuan penulis penelitian yang telah dilakukan pada kawasan Pecinan
Semarang antara lain mengkaji tentang pengembangan kawasan pecinan sebagai kawasan budaya, pengaruh revitalisasi kawasan terhadap aktivitas masyarakat, serta kajian pengembangan wisata kuliner di kawasan Pecinan Semarang. Penelitian pertama dan kedua dilakukan berdasarkan persepsi masyarakat setempat, yaitu masyarakat di kawasan Pecinan dan tidak melakukan kajian terhadap pola persebaran aktivitas. Sedangkan penelitian ketiga dilakukan berdasarkan prsepsi dan preferensi masyarakat. Namun penelitian ini mengkaji secara lebih mendalam mengenai persepsi dan preferensi masyarakat terhadap adanya kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh kelompok KOPI SEMAWIS di Kawasan Pecinan. Perbedaan Penelitian ini dengan penelitian lainnya dapat dilhat pada tabel I.1
8
Tabel I.1 Keaslian Penelitian NO. 1.
PENELITI Riyanto (2004)
JUDUL Pengembangan pecinan semarang sebagai kawasan wisata warisan budaya berdasarkan persepsi masyarakat setempat
LOKASI Kawasan Pecinan Semarang
2.
Hesty (2008)
Pengaruh revitalisasi pecinan tehadap aktivitas masyarakat pecinan berdasarkan persepsi masyarakat setempat
Kawasan Pecinan Semarang
4.
Yunike Elvira Sari (2009)
Persepsi dan Preferensi Masyarakat yang Beraktivitas diKota Lama Semarang dan sekitarnya terhadap City Walk di Jalan Merak Semarang
Kawasan Kota Lama dan Sekitarnya
4.
Y. Wiwik Susi Pratiwi (2012)
Kegiatan Kopi Semawis di Kawasan Pecinan Semarang
Kawasan Pecinan Semarang
TUJUAN teridentifikasinya persepsi masyarakat setempat terhadap pengembangan kawasan Pecinan sebagai kawasan wisata warisan budaya beserta karakteristik sosial budaya yang ada Mengetahui pengaruh revitalisasi Kawasan Pecinan terhadap kondisi fisik dan aktivitas yang ada di kawasan Mengidentifikasi Persepsi dan Preferensi Masyarakat yang Beraktivitas diKota Lama Semarang dan sekitarnya terhadap City Walk di Jalan Merak Semarang
Mengidentifikasi kegiatan Kopi Semawis di Kawasan Pecinan Semarang terkait dengan penggunaan ruang publik sebagai tempat berkegiatan.
HASIL Kawasan Pecinan selain kaya akan potensi ragam warisan budaya juga Menyimpan berbagai masalah yang berkaitan dengan adanya perkembangan fungsi kawasan dan karakter Sosial budaya masyarakat beserta aktifitasnya Revitalisasi Kawasan Pecinan ini berpengaruh cukup erat terhadap kondisi utilitas, aktivitas Pedagang Kaki Lima, dan aktivitas warung makan. Pengembangan kawasan, peran serta masyarakat dalam pembangunan juga dirasa masih sangat kurang oleh masyarakat itu sendiri, termasuk pada saat pembangunan City Walk, akan tetapi masyarakat tidak merasa terganggu dengan adanya pembangunan City walk tersebut Bahwa kegiatan Kopi Semawis di ruang publik mengganggu aktivitas masyarakat dan pemanfaatan ruang publiknya belum maksimal
Sumber: Penulis,2012
1.7
Kerangka Pikir Kawasan Permukiman padat, pusat perdagangan dan jasa, serta kawasan yang kaya akan
nilai historis dan budaya menjadi ciri khas Kawasan Pecinan. Dimana di Kawasan Pecinan memiliki banyak sekali warisan leluhurnya. Keberadaan warisan-warisan tersebut lama kelamaan mulai hilang, hal ini ternyata menimbulkan perhatian khusus bagai sekelompok orang yang perduli dengan kawasan Pecinan untuk melestarikan kembali warisan-warisan tersebut, mereka adalah kelompok Kopi Semawis (Komunitas Pecinan Semaranag untuk Pariwisata). Kopi Semawis ini mengupayakan pelesatarian warisan-warisan khas Cina tersebut melaliu beberapa kegiatan, seperti Pasar Imlek Semawis dan Pasar Semawis. Kegiatan ini seringkali menggunakan ruang publik (jalan) sebagai tempat untuk menyelenggaraka kegiatan, tentunya hal ini menimbulkan dampak positif mauapun negatif terhadap aktivitas masyarakat di Pecinan itu sendiri. Berawal dari dampak tersebut maka akan dilihat mengenai preferensi masyarakat di kawasan Pecinan terrkait dengan
9
penggunaan ruang publik (jalan) sebagai tempat berkegiatan. Untuk lebih jelasnya mengenai pola pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini, maka dapat dilihat dalam gambar 1.1
Kawasan Permukiman yang padat
Kawasan Wisata Budaya dan Sejarah sebagai Identitas Kota Semarang
Pusat Perdagangan dan Jasa Kota Semarang
Kawasan Pecinan Semarang merupakan Kawasan Budaya yang Kaya akan Nilai Sejarah
Warisan Budaya Khas Pecinan
Warisan Bangunan Khas Pecinan
Warisan Keagamaan Masyarkat Pecinan
Potensi Wisata Kuliner Kawasan Pecinan
Pelestarian dan Pengembangan Kawasan Pecinan Oleh Kopi Semawis
Latar Belakang
Pelaksanaan Kegiatan Kopi Semawis pada Ruang Publik Rumusan Masalah Permasalahan muncul seperti: kebisingan, aktivitas masyarakat terganggu, kebersihan dan juga lalu lintas kawasan
Respon Masyarakat sebagai Objek yang Merasakan Dampak dari penggunaan Ruang Publik sebagai tempat Pelaksanaan Kegiatan Bagaimana Penilaian dan Keinginan Masyarakat terhadap Kegiatan Kopi Semawis pada Ruang Publik
Identifikasi Kelompok Kopi Semawis Peran Kegiatan Pelaku
Identifikasi Ruang Publik Tipologi ruang publik Aktivitas di ruang publik
Analisis terhadap Kegiatan Kopi Semawis: Pelaksanaan Kegiatan Partisipasi Masyarakat
Proses
Output
Identifikasi Kegiatan Kopi Semawis di Kawasan Pecinan Semarang: Partisipasi Masyarakat Aktivitas di Pecinan
Analisis Kondisi Ruang Publik di Pecinan: Kondisi Pedestrian Ways (jalur pejalan kaki) Kondsi Jalan Kondisi Waterfront (Kawasan tepi sungai) Aktivitas di Ruang Publik
Temuan Studi dan Rekomendasi
Sumber: Hasil Analisis Peneliti, 2012
Gambar 1. 2 Kerangka Pikir Penelitian
Identifikasi Kegiatan Kopi Semawis di ruang publik: Pemanfaatan Jalan sebagai Lokasi Kegiatan Kopi Semawis di Ruang Publik Sarana dan Prasarana Penunjang Kegiatan
Analisis Kegiatan Kopi Semawis di R.Publik: Pemanfaatan Jalan sebagai Lokasi Kondisi Sarana dan Prasarana Penunjang Kegiatan
10
1.8
Metode Penelitian
1.8.1
Pendekatan Studi Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kegiatan Kopi Semawis di
Kawasan Pecinan Semarang terkait dengan penggunaan ruang publik sebagai tempat berkegiatan. Berdasarkan tujuan tersebut, maka akan dilakukan pendekatan dengan mengkaji beberapa fakta dilapangan terkait dengan penggunaan ruang publik sebagai tempat melakukan aktivitas. Melalui fakta tersebut, peneliti bermaksud untuk mendapatakan temuan-temuan di Kawasan Pecinan khususnya mengenai respon positif dan juga negatif masyarakat terkait dengan penggunaan ruang publik sebagai tempat melakukan kegiatan oleh Kopi Semawis. Fokus dalam penelitian ini ditekankan pada keinginan masyarakat tekait dengan dampak yang ditimbulkan dari penggunaan ruang publik sebagai tempat pelaksanaan kegiatan oleh Kopi Semawis. Adapun masyarakat dijadikan sebagai objek dan preferensi digunakan sebagai tools atau alat untuk mengetahui keinginan masyarakat dan juga untuk mengevaluasi kegiatan Kopi Semawis di ruang publik. Preferensi dapat diartikan sebagai kecintaan, kesukaan, dan juga pilihan (Martinus dalam Dewi, 2001). Adapun cara untuk mengetahui keinginan masyarakat adalah dengan mengetahu pemahaman atau persepsi masyarkat terhadap kegiatan Kopi Semawis di ruang publik tersebut. Rukminto juga mendefinisikan persepsi sebagai bentuk pengorganisasian dan penafsiran indera tentang perolehan data, berdasarkan simpulan yang ditafsirkan oleh James dalam (Rukminto,1996). Penelitian ini sendiri termasuk dalam jenis penelitian deskriptif karena definisi dari penelitian deskriptif itu sendiri merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakukan khusus terhadap peristiwa tersebut. Penelitian deskriptif juga dapat dideskripskan sebagai penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang
berdasarkan
data-data,
jadi
ia
juga
menyajikan
data,
menganalisis
dan
menginterpretasikan.
1.8.2
Tahapan Pelaksanaan Studi Pelaksanaan penelitian ini terbagi ke dalam empat tahapan, yaitu tahap pendahuluan
penelitian, pelaksanaan survei untuk pengumpulan data, tahapan kompilasi dan analisis data, serta penyusunan laporan hasil penelitian. Berikut akan dijelasakan secara lebih mendetail mengenai empat tahapan tersebut.
11
1.
Survei atau pengumpulan data Tahapan ini memiliki tujuan untuk mengumpulkan data-data seperti yang tercntum dalam tabel kebutuhan data. Tahap pelaksanaan survei dilakukan dengan berpedoman pada skenario pengumpulan data baik dengan teknik observasi lapangan, wawancara, maupun telaah dokumen. Kelengkapan dan kevalidan data dapat sebagai dasar dalam pelaksanaan analisis, sehingga analisis yang dihasilkan akan sesuai dengan tujuan penelitian.
2.
Kompilasi data Tahapan ini dilakukan setelah semua data selesai dikumpulkan. Kompilasi data ini dilakukan dengan cara mengelompokkan data-data hasil survey sesuai dengan jenis serta sumbernya. Selnjutnya akan dilakukan reduksi data guna memilah data-data yang diperlukan saja. Setelah selesai melakukan reduksi data, maka dilanjutkan ke tahap analisis. Adapun analisis yang dilakukan adalah Analisis karakteristik kawasan Pecinan Semarang; Analisis sosial, budaya, ekonomi massyarakat di kawasan Pecinan; Analisis Karakteristik dan jenis –jenis aktivitas dan penggunaan ruang publik di kawasan Pecinan serta Analisis perspsi dan preferensi masyarakat terkait dengan pemanfaatan ruang publik bagi kegiatan yang didakan oleh Kelompok Kopi Semawis.
3.
Penyusunan laporan hasil penelitian Penyusunan laporan hasil penelitian merupakan tahapan akhir dalam penelitian ini. Laporan hasil penelitian ini akan disajikan dalam format karya ilmiah. Adapun isi dari laporan ini adalah berii pendahuluan penelitian, kajian literatur, gambaran umum wilayah studi, analisis penerapan sistem pemanenan air hujan, dan kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah dan tujuan penelitian yang ditentukan.
1.8.3
Teknik Pengumpulan Data Dalam studi ini metode pengumpulan data yang digunakan melalui data primer yaitu
pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan dilapangan sedangkan untuk data sekunder, pengambilan data dari instansi terkait berupa studi literatur, dokumen, dan melakukan pengamatan berdasarkan data-data yang telah dimiliki oleh instansi tertentu. a.
Survey primer meliputi survey yag dilakukan dengan melakukan observasi langsung yang meliputi: o
Observasi lapangan Observasi atau pengamatan merupakan kegiatan keseharian manusia yang memanfaatkan kemampuan pancaindera mata sebagai alat bantu utamanya di samping pancaindera yang lain.Observasi lapangan merupakan kegiatan pengumpulan data fisik dan juga non fisik terhadap kegiatan kopi Semawis. Hasil dari pengamatan ini digunakan sebagai deskripsi
12
pendukung melalui data pengamatan dan juga menampilkan foto-foto sebagai dokumentasi foto. o
Wawancara Teknik pengumpulan data dengan wawancara bertujuan untuk memperoleh gambaran secara detail mengenai karakteristik Pecinan dan juga Organisasi Kopi semawis. Adapun wawancara dilakukan dengan menggunakan
daftar-daftar pertanyaan yang telah
disiapkan. Akan tetapi dimungkinkan dalam melakukan wawancara akan muncul pertanyaan-pertanyaan tambahan jika terdapat jawaban yang belum jelas dari responden. Teknik wawancara ini digunakan agar informasi yang didapat lebih detail dan valid sesuai dengan yang dialami oleh masyarakat di kawasan Pecinan. o
Kuesioner Teknik
pengumpulan
data
dengan
menggunakan
kuesioner
bertujuan
untuk
mengumpulkan data dengan pertanyaan tertutup sehingga mempermudah dalam melakukan analisis data. Kuesioner ini ditujukan kepada masyarakat yang ada disekitar kawasan Pecinan, adapun masyarakat yang dimaksud adalah pedagang, pengunjung dan masyarakat yang bertempat tinggal dikawasan Pecinan. b.
Survey Sekunder Teknik pengumpulan data sekunder yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan kajian literatur atau telaah dokumen. Kajian literatur atau telaah dokumen ini dapat diperoleh dari jurnal nasional maupun internasional, buku, skripsi atau thesis, hasil penelitian sebelumnya, dan sumber literatur lain yang memiliki sumber terpercaya.
1.8.4
Teknik Sampling Teknik Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik Probability Sampling.
Menurut Sugiyono (2008) Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Seluruh anggota populasi yang ada dapat secara baik direpresentasikan oleh sampel yang diambil. Secara operasionalnya teknik sampling yang digunakan adalah proportional random sampling. Adapun populasi yang digunakan adalah masyarakat yang terdiri dari masyarakat penghuni (3 RW), pedagang (tetap dan tidak tetap) serta pengunjung. Akan tetapi untuk pengunjung digunakan teknik accidental sampling, dimana responden dipilih secara kebetulan saja tanpa suatu pertimbangan tertentu. Setelah menentukan teknik pengambilan sampel,tahap selanjutnya adalah menentukan jumlah sampel yang akan digunakan. Rumus yang akan digunakan untuk menentukan besaran ukuran sampel adalah rumus yang digunakan oleh Issac dan Michael dalam Arikunto (1998), yaitu:
13
X2 N P(1-P) S = d2 (N-1) + X2 P (1-P) Keterangan : S
= ukuran sampel
N
= ukuran populasi
P
= besaran proporsi populasi
X
= normal variabel yang merupakan nilai reliabilitas ( 90 % )
X
80 %
90 %
95 %
100 %
1,290
1,645
1,960
3
d = derajat kecermatan (level of significant ) : 1%, 5%, 10 % Di dalam pengambilan sampel ini akan digunakan derajat kesalahan 10% dengan tingkat reliabilitas sebesar 90% yang memiliki nilai normal variabel (X) sebesar 1,645. Besaranya proporsi populasi yang akan digunakan adalah 50% dari seluruh jumlah total populasi yang ada di Kawasan Pecinan. Selain itu juga pertimbangan keterbatasan pada sumberdaya manusia, waktu, dan biaya. Populasi masyarakat yang ada di Kawasan Pecinan adalah 970 jiwa, yang terdiri dari 3 RW. RW 2 berjumlah 331 jiwa, RW 3 berjumlah 362 jiwa dan RW 4 berjumlah 277 jiwa. Sedangkan populasi pedagang baik tetap maupun tidak tetap adalah 635 orang, serta pengunjung diasumsikan sebayak 1500 orang. Dari masing-masing populasi tersebut diketahui bahwa jumlah populasi total adalah 3105 orang. Berdasarkan rumus penentuan sampel di atas, maka didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut: S=
S=
(1,645)2 x 3105 x 50% x (1-50%) (10%)2 x (3105-1) + (1,645)2 x 50% x ( 1-50%) 2100,551 31,716
S=
66,230 = 66
14
Dalam penelitian ini sampel diambil secara acak pada hari biasa dan hari libur di kawasan Pecinan dan sekitarnya. Sesuai dengan populasi yang terdiri dari 3 RW, maka pembagian sampel harus proporsional, yaitu sebagai berikut: a. Masyarakat Penghuni RW 2
= 331/3105 x 66 = 7,03 = 7
RW 3
= 362/3105 x 66 = 7,69 = 8
RW 4
= 277/3105 x 66 = 5,88 = 6
Total masyarakat penghuni 21 sampel b.
Pedagang 635/3105 x 66 = 13, 49 = 14 sampel
c. Pengunjung 1500/3105 x 66 = 31,88 = 31 sampel Jadi, Jumlah sampel yang akan digunakan adalah 66 sampel dengan pembagian sampel masyarakat, pedagang dan pengunjung.
1.8.5
Tahapan Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif dan
distribusi frekuensi. a.
Teknik analisis deskriptif kualitatif Merupakan teknik analisis yang menjelaskan hasil penemuan di lapangan berdasarkan wawancara yang telah diperoleh. Dalam teknik analisis ini, data hasil wawancara akan diambil kesimpulannya dan kemudian dilengkapi dengan penyajian tabel, gambar maupun diagram dari hasil pengolahan data tersebut. Berkaitan dengan penelitian ini, teknik analisis ini dapat digunakan untuk menganalisis tentang kondisi fisik dan non fisik pecinan.
b.
Distribusi Frekuensi Teknik analaisis distribusi frekuensi digunakan untuk menganalisis persepsi dan preferensi msyarakat. Sumber data untuk teknik analisis ini berasal dari kuesioner. Datadata tersebut kemudian ditabulasikan ke dalam tabel distribusi frekuensi yang nantinya akan digunakan untuk menghitung prosentase dri tiap-tiap variabel data, sehingga dapat diketahui besaran dari variabel data tentang preferensi masyarakat.
15
1.8.6
Proses Analisis Proses analisis dalam studi ini dilakukan dalam beberapa rangkaian, antara lain:
1.
Identifikasi Kegiatan Kopi Semawis di Kawasan Pecinan Semarang Merupakan proses identifikasi terhadap kegiatan apa saja yang dilakukan oleh Kelompok Kopi Semawis secara makro di Kawasan Pecinan Semarang. Disamping it juga akan d identifikasi mengenai sebaerapa besar tingkat partisipasi masyarkat terhadap kegiatan Identifikasi kegiatan Kopi Semawis di Kawasan Pecinan Semarang ini dengan menggunakan metode deskriptif kualitataif.
2.
Identifikasi Organisasi Kopi Semawis Identifikasi ini digunakan untuk mengatahui karakteristik organisasi Kopi Semawis, pelaku, jenis kegiatanan/aktivitas yang dilakukan serta manajemen pengelolaannya. Proses identifikasi ini dilakukan untuk lebih mendalami tentang Kopi Semawis dan kegiatannya. Identifikasi Organisasi Kopi Semawis menggunakan metode deskriptif kualitatif.
3.
Identifikasi pemanfaatan Ruang Publik Di Kawasan Pecinan Identifikasi ini digunakan untuk mengidentifikasi jenis-jenis aktivitas, kegiatan di ruang publik dan pemanfaatn ruang publik di kawasan Pecinan. Proses identifikasi ini nantinya akan mengarah pada analisa pemanfaatan ruang publik sebagai tempat beraktivitas. Identifikasi Karakteristik Ruang Publik Di Kawasan Pecinan menggunakan metode deskriptif kualitatif.
4.
Identifikasi Kegiatan Kopi Semawis di Ruang Publik Identifikasi ini ditujukan untuk mengetahui tentang kegiatan nyang dilakukan oleh Kopi Semawis di ruang publik. Disamping itu juga untuk mengetahui kondisi fisik sebagai salah satu pendukung kegiaatan kopi Semawis di ruang. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data sangat diperlukan dalm penyusunan penelitian ini, dimana dengan adanya data maka
penulis akan dioermudah daam melakukan tahaoan analisis. Secara umum data yang digunakan dalam menyusun penelitian ini adalah seperti pada tabel I.1 berikut :
16
Tabel I. 2 Kebutuhan Data Penelitian No.
Sasaran
Variabel
Indikator
Kebutuhan Data
1.
Identifikasi Kegiatan Kopi Semawis di Kawasan pecinan
Partisipasi Masyarakat
Partisipasi dalam bentuk kegiatan Partisipasi dalam membuat rencana dan keputusan Partisipasi dalam implementasi Partisipasi dalam kegiatan pemeliharaan dan pengelolaannya
Kuisioner
Aktivitas Masyarakat Pecinan
Aktivitas Utama Aktivitas Pendukung
Aktivitas Semawis
Pelaku Manajemen Jenis Kegiatan
Data jumlah Pedagang Data jumlah Pengunjung Data Jenis Aktivitas Perekonomian, budaya dan keagamaan Data tentang jenis kegiatan dan manajemen Kopi Semawis Data tentang Karakteristik ruang publik
2.
3.
Identifikasi Kelompok Semawis
Kopi
Identifikasi Karakteristik Ruang Publik di Kawasan Pecinan
Kopi
Tipologi ruang publik
Jalan sebagai Ruang Publik
4.
Identifikasi Kegiatan
Sarana dan Prasarana
Waterfront (kawasan tepi sungai) Jalan pedestrian ways (Jalur Pejalan Kaki) Aktivitas di ruang publik Panjang jalan sebagai tempat berkegiatan Lebar Jalan Rasa nyaman dan aman pada ruang publik Intensitas Pengambilan
Gambaran
Umum
Teknik Pengumpulan Observasi, Wawancara Kuisioner
Wawancara Observasi
Sumber Data
dan
dan
BAPPEDA Kota Semarang, Bps Kota Semarang,Kelurahan Kranggan, Perangkat Rt/Rw, Masyarakat
Kelompok Semawis
Kopi
Waawncara, Observasi, Kuisioner
BAPPEDA Kota Semarang, Bps Kota Semarang,Kelurahan Kranggan, Perangkat Rt/Rw, Masyarakat
Observasi,
BAPPEDA
Kota
17
No.
Sasaran Kopi Semawis Ruang Publik
Variabel di
Kuantitas Kualitas Pendukung Kegiatan Semawis Publik Sumber : Analisis Peneliti, 2012
dan Elemen
di
Kopi Ruang
Indikator
Kebutuhan Data
Sampah Sistem Pengelolaan Sampah Panjang jalan Kondisi Parkir kawasan Kualitas dan kuantitas Lampu Penerangan Kualitas dan Kuantitas Tanda Penunjuk Jenis Kegiatan
Wilayah Studi
Teknik Pengumpulan Wawancara Kuisioner
Sumber Data dan
Semarang, Kelurahan Kranggan, Perangkat Rt/Rw, Masyarakat
18
1.9
Sistematika Pembahasan Sistematika yang digunakan dalam studi ini dibagi menjadi kedalam lima bagian, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN| Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup penelitian baik ruang lingkup wilayah maupun substansi, posisi penelitian, kerangka pemikiran penelitian, dan juga sistematika pembahasan laporan.
BAB II KAJIAN AKTIVITAS MASYARAKAT PADA RUANG PUBLIK Bab ini berisi tentang pendapat-pendapat ilmiah dari para ahli yang dianggap sesuai atau relevan untuk mendukung penelitian yang meliputi literatur-literatur mengenai aktivitas masyarakat, dalam hal ini aktivitas yang dimaksud adala aktivitas ekonomi, aktivitas sosial, akivitas budaya. Terdapat juga teori tentang perancangan kota dan juga yang terkait dengan darana prasarana. Terdapat juga best practice dari sebuah studi yang dianggap sudah berhasil yang nantinya bisa dijadikan contoh bagi Kawasan Pecinan Semarang.
BAB III KAWASAN PECINAN DAN KEGIATAN KOPI SEMAWIS DI KAWASAN PECINAN SEMARANG Bab ini berisi tentang penjelasan wilayah studi, yaitu kawasan Pecinan Semarang yang meliputi karakteristik fisik yang terdiri dari kondisi sarana dan prasarana di kawasan Pecinan Semarang; karakteristik non fisik yang bterdiri dari kondisi kependudukan, aktivitas ekonomi, sosial dan budaya; kondisi ruang publik dikawasan Pecinan Semarang yang terdiri dari kondisi jalan, pedestrian ways, dan waterfront; Kegiatan Kopi Semawis di Kawasana Pecinan Semarang; serta kegiatan Kopi Semawis di ruang publik seperti Pasar Imlek Semawis dan Warung Semawis.
BAB IV ANALISIS KEGIATAN KOPI SEMAWIS PADA RUANG PUBLIK DI KAWASAN PECINAN SEMARANG Bab ini berisi tentang analisis mengenai kegiatan Kopi Semawis di Kawasan Pecinan Semarang, analisis kondisi ruang publik di Kawasan Pecinan Semarang, analisis Kegiatan Kopi Semawis di ruang publik, analisis prefrensi masyarakat terhadap kegiatan Kopi Semawis di Kawasan Pecinan Semarang, analisis preferensi masyarakat terhadap kondisi ruang publik di Kawasan Pecinan Semarang, dan analisis preferensi masyarakat terhadap Kegiatan Kopi Semawis di ruang publik. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, rata-rata masyarakat tidak setuju dengan penggunaan jalan sebagai lokasi kegiatan, akan tetapi disuatu sisi masyrakat harus tetap setuju karena sudah tidak ada lahan lagi di Kawasan Pecinan yang bisa digunakan sebagai lokasi kegiatan. Disamping
19
itu kondisi ruang publik di Pecinan terbilang buruk, maka dari itu masyarakat berkeinginan supaya ruang publik dikawasan ini di perbaiki dan dijaga. Sedangkan untuk sarana parasarana kegiatan sebagian sudah baik, masyarakat mengharapkan adanya perbaikan dan pemaksimalan kondisi sarana prasarana.
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi dari penelitian ini. Kesimpulan yang didapatkan adalah bahwa kondisi fisik kawasan Pecinan sudah lumyan baik meskipun harus dilakukan beberapa perbaikan, sedangkan untuk kondisi non fisik seeperti aktivitas masyarakat juga sudah baik hanya pada aktivitas ekonomi saja terganggu disaat kegiatan Kopi Semawis berlangsung karena adanya penutupan jalan. Untuk kondisi ruang publik sendiri masih kurang baik, perlu adanya pemaksimalan fungsi dan perbaikan ruang publik. Masyarakat berkeinginan supaya kegiatan Kopi Semawis dipindahkan agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat.