2 TUJUH KEUTAMAAN PUASA RAMADHAN ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ramadhan materi tersebut biasa dikemukan oleh beberapa da’i atau penceramah di berbagai tempat.
A. Sobana Hardjasaputra
Oleh
karena
itu,
mengetahuinya,
saya
atau
kira
paling
jamaah tidak
telah pernah
mendengarnya.
Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum w.w. Alhamdulillaahi rabbil ‘aala miin. Wabi hi nasta’inu ala umu riddun y a waddin.
Hadirin Jamaah Tarawih r.m.
Was h
Dalam salah satu hadis yang diriwayatkan oleh
sholaat u wassal aamu ‘ala a asrofil anbiyaa-i
Ibn Abbas, Rasulullah SAW antara lain menyatakan –
wal
yang terjemahannya berbunyi – :
murs aliin.
Sayyi dina
wama olana
wasyapi’ina waqurroti ‘a yuni na Muha mmadin sollallohu
‘alaihi
wassallam.
Waa la
alihi
wassohbihi ajma’iin. Amma ba’du. Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas karuniaNya, alhamdulillah kita masih memiliki usia dan mendapat kesehatan, sehingga kita dapat melaksanakan ibadah puasa dalam bulan suci Ramadhan tahun ini sampai hari ke-11. Semoga Allah menerima amal ibadah kita. Aamiin.
Dalam
kesempatan
ini,
perkenankan
saya
mengingatkan kembali jamaah terhadap nilai-nilai dan keutamaan katakan
puasa
Ramadhan.
mengingatkan
kembali, 1
Mengapa
saya
karena
setiap
“Seandainya umatku me-ngetahui nilai-nilai yang terkandung dalam bulan Ramadhan, pastilah mereka menginginkan supaya se-luruh bulan dalam setahun adalah bulan Ramadhan. Dalam bulan Ramadhan itu terkumpul bermacam-macam hasanah (kebaikan yang berpahala) …..”. Puasa Ramadhan, selain mengandung nilai-nilai ubudiyah, yaitu nilai-nilai yang pahalanya akan Allah berikan nanti di akhirat, puasa Ramadhan juga memiliki
nilai-nilai
yang mendatangkan
barokah
dalam kehidupan di dunia. Secara garis besar, ada 7 keutamaan atau barokah puasa Ramadhan bagi yang melakukannya.
3 1) Membentuk ketahanan rohaniah
4 kesadaran dan kemauan untuk mencapai ridha
Ibadah puasa melatih jiwa (rohaniah) manusia agar
Allah.
dapat menguasai dan mengendalikan hawa nafsu.
Apabila sikap itu terus dipelihara dan dipupuk,
Hal itu berarti puasa membentuk ketahanan
sehingga menjadi bagian tak terpisahkan dari
rohaniah pada diri manusia. Ketahanan rohaniah
kehidupan orang Islam, maka kaum muslimin akan
itu sangat penting, baik bagi kehidupan individu
memiliki etos kerja dan semangat tinggi dalam
maupun kehidupan masyarakat atau bangsa.
mencapai tujuan atau cita-cita yang diridhoi Allah
Apabila ketahanan rohaniah sudah dimiliki, maka
SWT.
seseorang atau suatu bangsa akan mampu menghadapi tantangan demi tantangan.
4) Meningkatkan kesadaran akan nikmat Illahi Kesadaran akan suatu nikmat terjadi apabila
2) Menumbuhkan kesabaran
nikmat itu hilang, kemudian diperoleh kembali.
Ibadah puasa mendidik manusia untuk berlaku
Orang yang ber-puasa, untuk sementara waktu
sabar, yaitu sabar dalam menguasai hawa nafsu,
kehilangan nikmat makan dan minum serta nikmat
dan godaan lain, termasuk godaan makanan dan
lain di siang hari. Ketika waktu buka puasa tiba,
hubungan suami-istri di siang hari. Kesabaran itu
orang yang berbuka puasa makin menyadari
akan memperkuat daya tahan rohaniah.
nikmat yang dikaruniakan Allah kepadanya.
3) Memperkuat kemauan untuk mencapai tujuan
5) Menyehatkan jasmaniah
Puasa yang benar-benar dilakukan atas dasar
Baik
ajaran
Rasulullah
SAW
maupun
hasil
keimanan, berarti puasa itu digerakkan oleh
diagnosa sejumlah dokter, menyatakan bahwa sumber penyakit terlatak pada perut. Apabila perut
5
6
terus dijejali makanan secara tidak teratur, bahkan
Sehubungan dengan hal tersebut, Rasulullah
berlebihan, lambat laun akan timbul penyakit.
pernah berucap – yang tejemahannya lebih-kurang
Dengan puasa Ramadhan sebulan penuh, makan-
berbunyi :
minum betul-betul teratur, dan di siang hari organ
“Ya Allah! Aku lebih senang satu hari kenyang dan satu hari lapar. Manakala aku lapar, aku merendah-kan diri dan ingat kepada-Mu. Apabila aku kenyang, aku bersyukur kepadaMu dan memuja-Mu” (HR Tirmizi).
pencernaan
memiliki
waktu
istirahat.
Secara
medis, hal itu sangat baik bagi kesehatan. Dengan demikian,
puasa selain penting artinya
bagi
ketahanan rohani, juga bermanfaat bagi ketahanan jasmani.
kepada Allah serta memupuk sikap disiplin Kesadaran akan kewajiban puasa dan pemahaman
6) Menumbuhkan sikap penyantun Orang yang berpuasa merasakan secara langsung beratnya menahan lapar dan dahaga, walaupun hanya siang hari. Lapar dan dahaga adalah bagian dari kehidupan sehari-hari orang-orang miskin atau melarat. Menyadari akan hal tersebut, maka ibadah puasa mendidik menyantuni
7) Meningkatkan latihan berserah diri dan taat
muslimin
dan
fakir-miskin,
muslimah sambil
keridhoan dan pahala dari Allah SWT.
untuk berharap
akan berkah-berkah puasa, akan mendorong orang berpuasa berupaya untuk berserah diri kepada Illahi Robbi dan taat kepada segala perintah-Nya. Sementara
itu,
sunah-sunah
atau
ketentuan-
ketentuan dalam cakupan ibadah puasa, yaitu pelaksanaan
buka
puasa,
pelaksanaan
makan
sahur, pelaksanaan sholat tarawih, dll., harus dilakukan pada waktunya. Islam mengajarkan, dalam melaksanakan ibadah, baik ibadah wajib maupun ibadah sunah, harus dilakukan secara tertib dan disiplin.
7
8
Hal itu mengandung arti, bahwa tertib dan disiplin
muslimah Indonesia, karena dalam kurun waktu
sesungguhnya merupakan bagian utama dalam
berabad-abad itu, ketahanan rohaniah dan budaya
kehidupan umat Islam. Ajaran Islam menuntut
tertib/disiplin umat Islam Indonesia dari generasi ke
muslimin dan muslimat untuk memiliki budaya tertib
generasi, setiap tahun ditempa, khususnya melalui
dan disiplin serta mampu merealisasikannya dalam
ibadah puasa Ramadhan.
kehidupan sehari-hari.
Akan tetapi, kenyataan sekarang sungguh ironis, bahkan
Hadirin Jamaah Tarawih r.m. Dalam tujuh keutamaan puasa Ramadhan itu, ada
dua
hal
dihubungkan
yang
kiranya
dengan
kondisi
signifikan umum
untuk bangsa
Indonesia sekarang. Kedua hal dimaksud adalah ketahanan rohani dan budaya tertib/ disiplin. Berdasarkan sejarahnya, agama Islam telah hidup dan berkembang di Indonesia selama lebih dari 13 abad. Khusus di Pulau Jawa, agama Islam telah berkembang selama lebih dari 6 abad (abad ke-14 s.d. abad ke-21). Mengacu pada lamanya waktu kehidupan Islam di daerah kita, maka secara logika seharusnya ketahanan rohaniah dan budaya tertib/disiplin telah kuat
mengakar
pada
diri
setiap
muslim
dan
dapat
dikatakan
menunjukkan
sifat
paradoks. Ketahanan rohaniah yang seharusnya makin kuat, justru sekarang terkesan lemah atau rentan.
Apabila
ketahanan
rohaniah
bangsa
Indonesia yang mayoritas adalah umat Islam, benarbenar kuat, teoretis tidak akan timbul konflik antar suku dan antar kelompok yang memingkat menjadi perpecahan. Dalam hal ini, kasus Aceh dengan GSA (Gerakan Separatis Aceh)-nya, sungguh suatu hal yang
ironis,
karena
daerah
Aceh
yang
membanggakan dirinya dengan sebutan “Serambi Mekkah”,
justru tidak me-nunjukkan ketahanan
rohaniah atau sikap islami yang kuat untuk keutuhan dan kepentingan bangsa. Timbulnya konflik di Aceh dan di beberapa tempat
lain,
termasuk
kasus
tawuran,
pada
9
10
hakekatnya disebabkan oleh lemhanya ketahanan
Tertib dan Disiplin Lalu-lintas” yang diselenggarakan
rohaniah pada individu dan masyarakat atau bangsa
Polantas pun terkesan tidak ada hasilnya.
Indonesia
umumnya.
ketahanan
Boleh jadi, salah satu faktor yang menyebabkan
rohaniah itu antara lain ditunjukkan pula oleh
sulitnya penegakkan tertib/disiplin lalu-lintas adalah
dekadensi moral. Sekarang ini rasa malu cenderung
sikap aparat keamanan sendiri. Sudah bukan
makin luntur. Banyak wanita muslim di kalangan
rahasia lagi, sejumlah oknum aparat keamanan tidak
tertentu,
dan
melaksanakan tugas menanamkan disipilin berlalu-
pula
lintas kepada para pengemudi dan pengguna jalan
diekspos dalam media elektronik (tv) dan media
sebagaimana mestinya. Mereka justru seolah-olah
cetak.
“melegalkan” pelanggaran rambu-rambu lalu-lintas
dengan
berbusana
Kelemahan
bangganya
“dajal”.
Aib
berbudaya
dengan
bangga
Kelemahan ketahanan rohaniah juga ditunjukkan
yang dilakukan oleh pengemudi kendaraan angkutan
oleh karakter sejumlah pejabat yang melakukan KKN
umum. Di sekitar terminal, selalu ada “terminal
atau terlibat kasus KKN. Kasus korupsi ironisnya
bayangan”. Akibatnya timbul pelesetan, rambu-
sering terjadi di lingkungan departemen agama atau
rambu lalu-lintas adalah “lapak” milik oknum tertentu.
instansi keagamaan.
Budaya tidak tertib/disiplin juga terlihat dalam
Budaya tertib/disiplin pun sekarang cenderung
kegiatan
perdagangan
pada
masyarakat
kelas
makin menurun. Hal ini terutama terlihat sehari-hari
menengah ke bawah. Baik para pedagang maupun
dalam
pengemudi
pembeli dan calon pembeli sama-sama cenderung
penumpang,
tidak mengindahkan ketertiban. Di sekitar pasar
umumnya terkesan tidak mau tertib dan disiplin
selalu ada “pasar bayangan”. Kegiatan perdagangan
dalam berlalu-lintas. Akibatnya, program “Bulan
melimpah menyita sebagian badan jalan. Sekarang
maupun
kegiatan
berlalu-lintas.
pe-numpang
dan
Baik
calon
kondisi itu disebut “pasar tumpah”.
11 Berdasarkan
kasus-kasus
12 tersebut,
maka
Semoga kita senantiasa berada di bawah lindungan
dapatlah dikatakan bahwa ketahanan rohaniah
Allah
adalah sumber dasar bagi ketahanan nasional.
memberikan hinayahnya kepada orang-orang yang
Untuk mengatasi kelemahan ketahanan rohaniah
menyimpang dari ajaran Islam, termasuk para
dan lemhanya budaya tertib/disiplin, diperlukan
pemimpin, sehingga mereka kembali ke jalan yang
kesadaran untuk melakukan introspeksi. Namun,
benar.
introspeksi itu tidak dapat hanya dilakukan oleh
memahami
sekelompok masyarakat, tetapi harus introspeksi
keteladanan dalam melaksakan kewajibannya selaku
nasional, karena kasus-kasus tersebut terjadi hampir
halifah di bumi. Saya pun tidak lupa mohon maaf
merata di berbagai daerah.
kepada hadirin dan ampun kepada Allah, seandainya
Memang, masalah ketahanan rohaniah dan
Subhanahu-wata’ala.
Semoga benar
para
Semoga
pemimpin
makna
pula
dan
kepemimpinan
Allah
aparat dan
dalam pembicaraan ini terdapat kekeliruan. Aamiin.
budaya tertib/disiplin, mudah diucapkan tetapi sulit
Wabillahi taufiq wal hidayah.
dilaksanakan. Namun Islam mengajarkan “inna mal
Wassalamu’alaikum w.w.
‘a malu bin niyat”. Oleh karena itu, apabila kita sungguh-sungguh berniat untuk memelihara dan meningkatkan ketahanan rohani dan melaksanakan budaya tetib/disiplin, insya Allah niat itu lambat laun akan terlaksana. Aamiin. Hadirin jamaah taraweh rohimakumuloh. Mudah-mudahan uraian ringkas tadi bermanfaat sebagai bahan introspeksi diri kita masing-masing.
Bandung, 14 September 2007 11 Ramadhan 1428 H.
13
TUJUH KEUTAMAAN PUASA RAMADHAN Ceramah Bulan Ramadhan 1428 H. Di Masjid Al Mukhtar Kelurahan Mandalajati, Bandung 14 September 2007
A. Sobana Hardjasaputra
KOMPLEK MANDALA BANDUNG 2007