TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PELAYANAN TRANSPORTASI BUS TRANS JOGJA
SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN DARI SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM OLEH : RAHMAYANI NASHIHATUN AMINAH 12380101 PEMBIMBING : Dr. H. MOH TAMTOWI, M. Ag JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2017
i
ABSTRAK
Trans Jogja merupakan salah satu transportasi publik di Yogyakarta yang dekat dengan masyarakat. Sebagai transportasi publik, maka dalam pengoperasiannya Trans Jogja wajib mengutamakan pelayanan yang didasarkan pada aturan-aturan dalam Standar Pelayanan Minimum Trans Jogja. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui implementasi jasa pelayanan yang diberikan oleh bus Trans Jogja serta menganalisis pandangan etika bisnis Islam terhadap pelayanan transportasi bus Trans Jogja. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Bersifat deskriptif analitis, dengan menggambarkan hasil pelayanan bus Trans Jogja, kemudian menganalisis data tersebut dengan perspektif etika bisnis Islam, melalui pendekatan normatif. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara, yang kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Trans Jogja dilihat dari tujuannya sejalan dengan tujuan bisnis dalam Islam. Trans Jogja tidak hanya berorientasi pada pencapaian keuntungan tetapi juga memperhatikan etika. Ditinjau dari prinsip-prinsip etika bisnis dalam Islam, Trans Jogja belum memenuhi prinsip keadilan karena penumpang masih merasa dirugikan dengan keterlambatan bus. Akan tetapi perbaikan tetap diupayakan oleh pihak Trans Jogja sebagai pemenuhan prinsip pertanggung jawaban.
ii
iii
iv
v
MOTTO
“ LILLAH tanpa LELAH ”
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil ‘alamin
Karya Skripsi Ini Saya Persembahkan Untuk Kedua Orang Tua Saya : Bapak Surahmat Dan Ibu Mulyani
Semoga Bermanfaat
vii
KATA PENGANTAR
بسم اهلل الرحمن الحيم الحمد هلل رب العالمين و الصالة و السالم على اشرف األنبياء و المرسلين و على اله و صحبه أجمعين اما بعد
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi “Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Pelayanan Transportasi Bus Trans Jogja”. Shalawat serta salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat. Aamiin. Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan orang-orang sekitar. Oleh karena itu, secara khusus saya ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, M.A., Ph. D selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Bapak Dr. H. Agus Moh Najib, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum. 3. Bapak Saifuddin, SHI, M.SI selaku Ketua Jurusan Muamalah 4. Bapak Dr. H. Moh Tamtowi, M. Ag, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, saran, serta masukan, hingga terselesaikannya skripsi ini.
viii
5. Ayahanda Surahmat, S. Ag dan Ibunda Mulyani, kedua orang tua yang selalu memberikan do’a, kepercayaan, cinta, kasih sayang, serta dorongan moril dan materil hingga saat ini. 6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Muamalah, semoga ilmu yang diberikan dapat benilai ibadah dan bermanfaat bagi kehidupan. 7. Bapak Gunawan, segenap karyawan, kru, beserta penumpang Trans Jogja. 8. Karyawan Tata Usaha Fakultas Syari’ah dan Hukum & Jurusan Muamalah yang telah memberikan pelayanan terbaiknya selama ini. 9. Adik-adikku: Rahmayani Uswatun Hasanah, Rahmayani Baqiyatun Shalihah, Rahmayani Mu’minatun Qawiyyah & Muhammad Rizqun Kariem, atas motivasi, semangat, dan dukungannya. 10. Nenek Saring Sari & Ny. Atmodiwarno yang selalu memberikan do’a, nasehat, dan semangat kepada cucunya. 11. Bapak
dan
Ibu
Guru
SD
Muhammadiyah
Suryowijayan
&
SD
Muhammadiyah Kregan, MTs dan MA Mu’allimaat Yogyakarta yang telah membimbing dan memberikan ilmu bermanfaat. 12. Sahabat-sahabat My Family: Inna, Leny, Fitra Madihah, Hidim, Rama, Farhan, Addin, Ihsan, Muti’, Sinta 13. Sahabat-sahabat Naughty: Kak Putri, Hanik, Azma, Lina, Nurul, beserta pasangan masing-masing. 14. Untuk Ledy, Maylani, Yahdi, Indah, Husnul, Nica, Arum, Ita, Nailin, Mas Eko, Aa’ Fajar, Bibul, Zahid, Ilham, Ikin, Bibul, Novi, Ukhti Isna, Dyah, ix
Udin, Kak Yupi dan semua teman-teman seperjuangan Muamalat angkatan 2012 yang selalu bersama menjalani kuliah hingga akhirnya mampu mengakhiri studi S1, baik yang mendahului ataupun menunggu. 15. Keluarga Kilat Tungu 86: Kak Fatha, Mak Yuni, Kak Era, Ceuceu Icha, Umi Nafisah, Elo, Ahdi, Dani, Ariq, warga Tungu, dan KOMUNIK 16. Sahabat-sahabat angkatan 86, alumni SD Suryowijayan & Kregan, IMM UIN Sunan Kalijaga, AMM Mantrijeron, KUA & PAH Kec. Mantrijeron, MU C, BLC, siswa/i SDN Suryodiningratan 2, MT As-Sakinah & Khusnul Khotimah, Keluarga MH Sidorejo & Siluk, Lyra, Jumadi, Mas Fuad, Mas Erik, untuk segenap doa, keceriaan, kesabaran, support, kritik serta saran selama ini. 17. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga Allah SWT memberikan barokah atas kebaikan dan jasa-jasa mereka semua, jazakumullahu khairan katsiran. Saya menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, meski demikian semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca. Yogyakarta, 10 Rabiul Awal 1438 H 30 November 2016 Penyusun
Rahmayani Nashihatun Aminah NIM 12380101 x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi huruf Arab ke dalam huruf Latin yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini berpedoman kepada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No: 158/1987 dan No: 0543b/U/1987. Tertanggal 22 Januari 1988 A. Konsonan Huruf Tunggal Huruf Arab
Nama
Huruf Latin
Keterangan
ا
Alif
Tidak dilambangkan
Tidak dilambangkan
ب
Ba’
B
Be
ت
Ta’
T
Te
ث
Sa’
Ś
Es (titik di atas)
ج
Jim
J
Je
ح
Hā’
Ḥ
Ha (titik di bawah)
خ
Khā’
Kh
Ka dan ha
د
Dal
D
De
ذ
Zal
Ż
Zet (titik di atas)
ر
Ra’
R
Er
ز
Zai
Z
Zet
س
Sīn
S
Es
ش
Syīn
Sy
Es dan Ye
ص
Sād
Ş
Es (titik di bawah)
xi
ض
Dād
Ḍ
De (titik di bawah)
ط
Tā
Ṭ
Te (titik di bawah)
ظ
Zā
Ẓ
Zet (titik di bawah)
ع
‘Ain
-‘-
Koma terbalik (di atas)
غ
Gain
G
Ge
ف
Fa’
F
Ef
ق
Qaf
Q
Qi
ك
Kaf
K
Ka
ل
Lam
L
El
م
Mim
M
Em
ن
Nun
N
En
و
Wau
W
We
هـ
Ha’
H
Ha
ء
Hamzah
’-
Apostrof
ي
Ya
Y
Ye
B. Konsonan Rangkap Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap, contoh: اَحْمَدِّيَة
ditulis Ahmadiyyah
C. Ta>’ Marbu>tah di Akhir Kata 1. Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata arab yang sudah terserap menjadi bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya. جَمَاعَةditulis jama>‘ah
xii
2. Bila dihidupkan ditulis t, contoh: كَرَامَةُ الَْأوْلِيَآء
ditulis karama>tul-auliya>’
D. Vokal Pendek Fathah ditulis a, kasrah ditulis i, dan dhammah ditulis u. E. Vokal Panjang A panjang ditulis a>,i panjang ditulis i>, dan u panjang ditulis u>, masing-masing dengan tanda (-) hubung di atasnya. F. Vokal-vokal Rangkap 1. Fathah dan ya>’ mati ditulis ai, contoh: بَيْنَكُم
ditulis Bainakum
2. Fathah dan wa>wu mati ditulis au, contoh: َقوْل
ditulis Qaul
G. Vokal-vokal yang Berurutan dalam Satu Kata, Dipisahkan dengan Apostrof (’) ْأَأَنْتُم
ditulis A’antum
ُمؤَنَث
ditulis Mu’annaṡ
H. Kata Sandang Alif dan Lam 1. Bila diikuti huruf Qamariyyah الْقُرْآنditulis Al-Qur’a>n الْقِيَاسditulis Al-Qiya>s
xiii
2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggandakan huruf Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf L (el)-nya.
I.
َاسَمَاء
ditulis As-sama>’
اَلّشَمْس
ditulis Asy-syams
Huruf Besar Penulisan huruf besar disesuaikan EYD.
J.
Penulisan Kata-Kata dalam Rangkaian Kalimat 1. Dapat ditulis menurut penulisannya َذوِى الْفُرُض
ditulis Żawi al-furu>d
2. Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya dalam rangkaian tersebut
K.
اَهْلُ السُنَة
ditulis ahl as-Sunnah
شَيْخُ الِْاسْلَام
ditulis Syaikh al-Isla>m atau Syaikhul-Isla>m
Pengecualian Sistem transliterasi ini tidak berlaku pada: a. Kosa kata Arab yang lazim dalam Bahasa Indonesia dan terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, misalnya: Al-Qur’an, hadits, mazhab, syariat, lafaz. b. Judul buku yang menggunakan kata Arab, namun sudah dilatinkan oleh penerbit, seperti judul buku Al-Hijab.
xiv
c. Nama pengarang yang menggunakan nama Arab, tapi berasal dari negara yang menggunakan huruf latin, misalnya Quraish Shihab, Ahmad Syukri Soleh. d. Nama penerbit di Indonesia yang menggunakan kata Arab, misalnya Toko Hidayah, Mizan.
xv
DAFTAR TABEL
TABEL 1: Daftar jumlah armada
xvi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. ............................................................................................ i ABSTRAK ............................................................................................................. ii SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................ iii PERSETUJUAN. ................................................................................................... iv PENGESAHAN.. ................................................................................................... v MOTTO. ................................................................................................................ vi PERSEMBAHAN. ................................................................................................. vii KATA PENGANTAR. .......................................................................................... viii PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN. ............................................... xi DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi DAFTAR ISI. ......................................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xx
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah. ................................................................... 1 B. Rumusan Masalah. ............................................................................. 4 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian. ...................................................... 5 D. Telaah Pustaka. .................................................................................. 5 E. KerangkaTeoretik. ............................................................................. 7 xvii
F. Metode Penelitian ............................................................................. 9 G. Sistematika Pembahasan. ................................................................... 11
BAB II
ETIKA BISNIS ISLAM DAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) ................................................................................................... 14 A. Etika Bisnis Islam .............................................................................. 14 1. Tauhid .......................................................................................... 21 2. Adil ............................................................................................... 22 3. Kehendak Bebas ........................................................................... 23 4. Tanggung Jawab ........................................................................... 24 B. Standar Pelayanan Minimal .............................................................. 25 1. Standar Kendaraan ....................................................................... 26 2. Standar Operasi Pelayanan ........................................................... 28 3. Standar Keselamatan .................................................................... 31 4. Standar Layanan ........................................................................... 32
BAB III A.
GAMBARAN UMUM TRANS JOGJA DAN PENGGUNA JASA 34 Hubungan Antara Dinas Perhubungan, PT. Anindya Mitra Internasional, Dan PT. Jogja Tugu Trans ................................................................. 34
B.
Kondisi Realitas Trans Jogja ............................................................ 38
xviii
BAB IV ANALISIS ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PELAYANAN TRANSPORTASI BUS TRANS JOGJA ......................................... 45 A.
Analisis Pelayanan Transportasi Trans Jogja .................................... 45 1. Standar Kendaraan ....................................................................... 45 2. Standar Keselamatan .................................................................... 48 3. Standar Pelayanan Petugas ........................................................... 50
B.
Analisis
Etika
Bisnis
Islam
Terhadap
Pelayanan
Transportasi
Bus Trans Jogja ................................................................................ 55 BAB V PENUTUP ................................................................................................ 61 A.
Kesimpulan. ....................................................................................... 61
B.
Saran. ................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 62 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................... I
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Terjemahan ....................................................................................... I Lampiran 2: Biografi Ulama ................................................................................... II Lampiran 3: Daftar Pedoman Wawancara dan Transkrip Wawancara .................. III Lampiran 4: a Surat Ijin Penelitian (UIN) .............................................................. IV Lampiran 4: b Surat Ijin Penelitian (Pemda) ......................................................... VII Lampiran 4: c Surat Ijin Penelitian (Dishub) ......................................................... VIII Lampiran 5: Sanksi Pelanggaran Dalam SPM ........................................................ IX Lampiran 6: Peta Jaringan Trayek dan Halte Trans Jogja ..................................... XVI Lampiran 7: Curriculum Vitae ................................................................................ XVII
xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama sempurna yang mengatur setiap aspek kehidupan manusia, termasuk dalam hal berbisnis. Bisnis merupakan suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk memperoleh keuntungan. Islam tidak melarang umatnya untuk mencari harta melalui kegiatan bisnis. Sebab Rasulullah pun juga merupakan seorang pebisnis. Menurut Agama Islam, mendapatkan harta atau keuntungan bukan tujuan dari bisnis, akan tetapi sebagai sarana bagi manusia agar dapat bertahan hidup dan mencapai tujuan yang lebih tinggi, yaitu kenikmatan akhirat. Demi memperoleh keuntungan materi, banyak pebisnis yang tidak segan melakukan bisnis amoral. Hal tersebut dikarenakan pada bisnis konvensional tidak diatur secara rinci mengenai moral dan etika dalam berbisnis, sedangkan bisnis Islam tidak menganggap keuntungan selalu berupa materi, akan tetapi juga kemanfaatan (benefit nonmateri). Oleh karena itu Islam mengatur etika dalam bisnis, yang mana memiliki
beberapa
prinsip
yakni
tauhid,
keadilan,
kehendak
bebas
dan
pertanggungjawaban. Peran dalam dunia bisnis tidak hanya dipegang oleh individu, akan tetapi juga oleh pemerintah melalui penyelenggaraan pelayanan publik. Pelayanan publik merupakan salah satu wujud bisnis yang dilakukan pemerintah dalam mengupayakan
1
keuntungan, baik berupa materi maupun benefit nonmateri untuk mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat. Salah satu contoh pelayanan publik adalah Trans Jogja. Trans Jogja merupakan salah satu realisasi upaya pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengembangkan pembangunan ekonomi Kota Yogyakarta melalui transportasi.Trans Jogja pertama kali diluncurkan pada bulan Maret 2008 sebagai kerjasama Pemerintah dengan Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika sebagai jawaban atas permasalahan transportasi di Yogyakarta. Trans Jogja menggunakan sistem buy the service yang diharuskan mengedepankan pelayanan publik (public service) dan memiliki peraturan serta standar pelayanan yang harus dipenuhi. Implementasi sistem buy the service didasarkan pada konsep peremajaan angkutan umum, sesuai dengan amanat Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 78/ KEP/ 2006 tanggal 11 Juli 2006 tentang Pembatasan Izin Trayek dan Izin Operasi Angkutan Umum di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.1 Trans Jogja merupakan angkutan massal berbasis jalan, sehingga standar pelayanan yang diberikan kepada pengguna harus sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. 10 tahun 2012 tentang Standar Pelayanan Angkutan Massal Berbasis Jalan.
1
Bayu Retno Prabowo, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Tarif Bus Trans Jogja (Studi Kasus Peraturan Gubernur DIY No. 5 Tahun 2008),” skripsi tidak dipublikasikan, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2011).
2
Trans Jogja banyak dikenal masyarakat sebagai salah satu transportasi yang menggunakan sistem tertutup, dimana penumpang harus melalui gerbang pemeriksaan untuk dapat masuk. Penumpang pun harus menggunakan single trip card (kartu sekali jalan) ataupun kartu berlangganan khusus Trans Jogja untuk dapat menaiki Trans Jogja. Selain itu, penumpang hanya dapat diangkut dan diturunkan di halte khusus bus Trans Jogja. Pada awal peluncurannya, Trans Jogja berhasil menjadi salah satu primadona dalam dunia transportasi. Trans Jogja menawarkan fasilitas sebagai bus berukuran sedang dengan kapasitas penumpang 30-45 orang, yang bebas polusi, nyaman, dilengkapi dengan Air Conditioner (AC) serta pintu otomatis dan tarif murah. Berdasarkan beberapa penelitan, pada perkembangannya Trans Jogja mengalami kemunduran. Kini, meskipun sejumlah armada bus telah diganti, namun beberapa armada Trans Jogja masih beroperasi dengan kondisi tidak layak jalan. Selain dari kondisi fisik Trans Jogja yang memprihatinkan serta polusi yang mengganggu lingkungan. Kemunduran pelayanan Trans Jogja juga terlihat dari lamanya waktu tunggu bus. Jika ditinjau dari hal di atas, maka tujuan dari Trans Jogja sebagai angkutan buy the service belum dapat dicapai. Hal tersebut dikarenakan adanya kerugian yang dirasakan oleh penumpang Trans Jogja. Sementara, pihak Trans Jogja sebagai produsen
jasa
berkewajiban
dalam
memberikan
konsumennya.
3
pelayanan
optimal
pada
Pencapaian tujuan buy the service dalam pengoperasian Trans Jogja tentunya tidak terlepas dari aturan mengenai tata cara pelayanan. Tata cara pelayanan merupakan salah satu bentuk aturan dari etika. Berdasarkan uraian tersebut maka penyusun tertarik untuk mengkaji mengenai sejauh mana pemenuhan prinsip etika bisnis Islam dalam pelayanan Trans Jogja, terutama mengenai prinsip keadilan yang merupakan inti dari fungsi etika bisnis Islam, yakni tidak merugikan hak dan kepentingan pihak yang lain. Oleh karena itu peneliti mengambil judul tinjuan etika bisnis Islam terhadap pelayanan transportasi bus Trans Jogja. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka pokok masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pelayanan transportasi bus Trans Jogja? 2. Bagaimana pandangan etika bisnis Islam terhadap pelayanan pada bus Trans Jogja? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a.
Untuk mengetahui implementasi jasa pelayanan yang diberikan oleh bus Trans Jogja.
4
b.
Untuk menganalisis tentang pandangan hukum Islam terhadap pelayanan transportasi bus Trans Jogja terutama dari segi etika bisnis.
2. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam khazanah keilmuan khususnya mengenai implementasi etika bisnis dalam kehidupan, serta memberikan saran dalam peningkatan kualitas pelayanan publik.
D. Telaah Pustaka
Berdasarkan hasil penelitian Nur Aini Indrawati, kualitas pelayanan bus Trans Jogja secara signifikan mempengaruhi citra yang ditimbulkan. Citra bus Trans Jogja dinilai menurun atau kurang baik. Sehingga dapat dikatakan kualitas pelayanan cukup atau sedang, namun masih memerlukan perbaikan.2 Hasil penelitian Bayu Retno Prabowo dengan topik tinjauan hukum Islam terhadap tarif Trans Jogja dalam implementasinya terhadap Peraturan Gubernur No. 5 Tahun 2008, belum secara sempurna merealisasikan keadilan. Tujuan dibuatnya Pergub semata-mata untuk mewujudkan misi perbaikan sistem transportasi melalui
2
Nur Aini Indrawati, Pengaruh Kualitas Pelayanan Dalam Memulihkan Citra Bus Trans Jogja (Survei Pada Anggota Bismania Community Jogja), skripsi tidak dipublikasikan, Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga 2013
5
transportasi berbasis buy the service yang diperlukan untuk pemerataan, sesuai dengan asas muamalat.3 Penelitian Fahimatul Ilyah mengenai implementasi transportasi Trans Jogja terhadap perlindungan konsumen sesuai dengan UU No. 8 Tahun 1999 dan UU No. 22 Tahun 2009 dan UU menyatakan bahwa, Trans Jogja belum secara sempurna menjamin terpanuhinya hak-hak konsumen, baik dari segi pelayanan maupun pertanggung jawaban dalam penyelesaian sengketa.4 Penelitian Sulhan Ma’arif
tentang implementasi UU no 22 tahun 2009
tentang lalu Lintas dan angkutan jalan dan UU no 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, menyatakan bahwa masih ada ketentuan pelayanan dalam SPM yang belum terpenuhi meskipun pihak Trans Jogja telah mengupayakan pelayanan secara maksimal.5 Penelitian Ari Nur Fadilah mengenai tinjauan etika bisnis Islam terhadap pengelolaan dana wakaf tunai (studi Lembaga Wakaf dan Pertanahan NU DIY) menyatakan bahwa, prinsip tauhid, keseimbangan, kehendak bebas, dan tanggung jawab telah diterapkan oleh LWP NU DIY, meskipun masih perlu pendampingan
3
Bayu Retno Prabowo, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Tarif Bus Trans Jogja (Studi Kasus Peraturan Gubernur DIY No. 5 Tahun 2008), skripsi tidak dipublikasikan, Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga 2011 4
Fahimatul Ilyah, Perlindungan Konsumen Bagi pengguna Angkutan Jalan Raya (Studi Kasus Bus Trans Jogja, Yogyakarta), skripsi tidak dipublikasikan, Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga 2014 5
Sulhan Ma’arif, Tinjauan Yuridis Pelayanan Penyelenggaraan Transportasi Umum Trans Jogja, skripsi tidak dipublikasikan, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2016
6
khusus bagi mauqu>f alaih dalam menjalankan bisnisnya. Tanggung jawab mauqu>f
alaih kepada pengelola wakaf tunai LWP NU DIY telah terpenuhi. Pengelolaan wakaf tunai di LWP NU DIY serta pentasarufan dana bagi hasil telah sesuai dengan etika bisnis Islam.6 Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah dalam penelitian ini dikaji tentang pelayanan transportasi bus Trans Jogja melalui sudut pandang etika bisnis Islam. Penelitian ini menggunakan prinsip-prinsip etika bisnis Islam sebagai tolak ukur etika dalam pelayanan Trans Jogja. E. Kerangka Teoretik
Bisnis merupakan suatu bentuk kegiatan manusia dalam bermuamalah. Salah satu tujuan manusia berbisnis adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Islam tidak membatasi beragam bentuk aktivitas bisnis yang dilakukan umatnya, namun tetap mengatur cara pelaksanaan serta pendayagunaan hasilnya agar sesuai dengan ketentuan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis. Ketentuan syariat tersebut termasuk di dalamnya tentang etika bisnis Islam. Terdapat perbedaan di antara etika bisnis modern dengan etika bisnis Islam. Sisi perbedaan tersebut terletak pada sumber ajarannya. Nilai etika (akhlak) dalam Islam berbasis spiritual, transenden, keilahian bersumber pokok kepada ajaran
6
Ari Nur Fadilah, Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Pengelolaan Dana Wakaf Tunai (Studi Lembaga Wakaf Dan Pertanahan NU DIY), skripsi tidak dipublikasikan, Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga 2014
7
wahyu, sedangkan nilai ajaran etika modern bersumber pokok pada hasil perenungan akal pikiran manusia (spekulasi) dan nilai kultural kemasyarakatan yang terkristalisasi dalam kehidupan.7 Akan tetapi, meskipun pada keduanya terdapat beberapa perbedaan bukan berarti keduanya saling menafikkan. Sebaliknya, etika bisnis Islam melengkapi kekurangan dari etika bisnis modern. Prinsip etika bisnis Islam ditekankan pada empat hal, yaitu kesatuan, keseimbangan, kebebasan dan tanggung jawab. Etika bisnis Islam sesungguhnya menjunjung tinggi semangat saling percaya, kejujuran, dan keadilan. Selain sumber rujukan tersebut terdapat pula digunakan nilai yang positif yang berkembang di lingkungan umum, lingkungan pekerjaan, dan hati nurani kita.8 Menurut pandangan Syed Nawab Haidar Naqvi, dalam Islam etika bisnis terdiri atas empat pilar: tauhid, adil, kehendak bebas, dan pertanggungjawaban. 1. Tauhid Tauhid menyadarkan manusia sebagai makhluk Ilahiyah, yakni makhluk yang bertuhan. Dengan demikian, kegiatan bisnis manusia dalam Islam adalah wujud pelaksanaan perintah Allah dan tidak terlepas dari pengawasan Allah. Sebagaimana firman Allah SWT:
7
Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Islami: Tataran Teoritis Dan Praktis, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm. 119. 8
Erni R. Ernawan, Business Ethics: Etika Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 54.
8
فاذا قضيت الصلوت فانتشروا فى االرض وابتغوا من فضل اهلل واذكروا اهلل كثيرا لعلكم 9
تفلحون
2. Adil Keadilan adalah persyaratan mutlak dalam berbisnis. Adil berarti bahwa seseorang harus diperlakukan sesuai haknya. Sistem ekonomi dan bisnis harus sanggup menciptakan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat. 10 Segala keputusan menyangkut transaksi dengan lawan bisnis atau kesepakatan kerja harus dilandasi dengan “akad saling setuju” dengan sistem “profit and loss sharing”.11 Tidak terciptanya keadilan sama dengan terjadinya kedhaliman. Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan sama sesuai yang dipertanggung jawabkannya. Hal ini berarti setiap orang memiliki hak yang sama setelah mereka menunaikan kewajiban masing-masing. Keadilan berarti tidak ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya. 3.
Kehendak bebas Manusia terlahir memiliki kehedak bebas, yakni kebolehan menentukan pilihan di antara pilihan yang beragam. Kehendak bebas berarti bahwa manusia sebagai individu dan kolektif, punya kebebasan penuh untuk melakukan
9
Qs. Al-Jumuah (62): 10
10
11
Ibid hlm. 40-41. Muhammad Djakfar, Etika Bisnis, ( Jakarta: Penebar Plus, 2012), hlm. 22.
9
aktivitas bisnis. Ajaran bisnis dalam Islam adalah kebebasan yang bertanggung jawab. Pada tataran ini kebebasan manusia sesungguhnya tidak mutlak, tetapi merupakan
kebebasan
yang
bertanggung
jawab
dan
berkeadilan.
Pertanggungjawaban berarti bahwa manusia sebagai pelaku bisnis mempunyai tanggung jawab moral kepada Tuhan atas perilaku bisnis. Harta sebagai komoditi
bisnis
dalam
Islam,
adalah
amanah
Tuhan
yang
harus
dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. 4.
Pertanggung jawaban Secara logis, kehendak bebas berhubungan dengan tanggung jawab. Manusia
secara bebas bertindak berdasarkan pemikiran dan kesadarannya sendiri mengenai apa yang seharusnya dilakukan untuk mendapatkan penghasilan. Mulai dari memproses potensi sehingga menjadi produk yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Para pelaku bisnis harus bisa mempertanggungjawabkan segala aktivitas bisnisnya, baik kepada Allah, maupun kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk memenuhi tuntutan keadilan.12 Semua keputusan seorang pemimpin perusahaan sebagai pelaku bisnis juga harus dipertanggungjawabkan oleh yang bersangkutan.13 Pengelolalaan Trans Jogja sebagai salah satu bentuk kerja sama bisnis yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan selaku pemerintah dengan PT Anindya Mitra Internasional, tentunya tidak terlepas dari tujuan untuk memperoleh keuntungan. 12
Erni R. Ernawan, Business Ethics: Etika Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 40-41.
13
Muhammad Djakfar, Etika Bisnis, ( Jakarta: Penebar Plus, 2012), hlm. 22.
10
Akan tetapi sebagai layanan publik Trans Jogja juga bertujuan untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat melalui penyediaan jasa transportasi. Untuk mewujudkan layanan yang ideal dalam operasionalnya Trans Jogja memiliki aturan berupa Standar Pelayanan Minimum (SPM). Ditinjau dari tujuan bisnisnya, Trans Jogja sejalan dengan tujuan bisnis Islam. Meskipun tidak ditunjukkan secara eksplisit, namun terdapat kesesuaian dalam penerapan nilai-nilai etika dalam bisnisnya. F. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research), yakni mencari sumber data secara langsung ke PT Anindya Mitra Internasional, halte dan trayek Trans Jogja. 2. Sifat Penelitian Sifat penelitian ini adalah deskriptif analitis dengan menggambarkan hasil pelayanan bus Trans Jogja, kemudian menganalisis data tersebut dengan perspektif etika bisnis. 3. Pendekatan Penelitian
11
Penelitian ini menggunakan pendekatan normatif, yaitu mengkaji melalui hukum Islam mengenai pelayanan dan etika bisnis. 4. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Pengumpulan data melalui pengamatan terhadap pelayanan bus Trans Jogja melalui Dinas Perhubungan DIY, PT. Anindya Mitra Internasional, PT. Jogja Tugu Trans dan pengguna jasa transportasi Trans Jogja. b. Wawancara Pengumpulan data melalui wawancara terbuka kepada Opda Transportasi PT. AMI, maupun kepada kru dan beberapa penumpang Trans Jogja secara acak, yang mana wawancara tersebut tidak terlalu terikat dengan pedoman wawancara. c. Analisis Data Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dan menggunakan pendekatan normatif. G. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah pembahasan dalam penelitian ini, maka sistematika penelitian ini disusun sebagai berikut:
12
Bab pertama adalah pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab kedua membahas mengenai tinjauan umum etika bisnis Islam. Dalam bab ini dijelaskan diantaranya tentang pengertian dan prinsip etika bisnis Islam. Bab ketiga merupakan pembahasan mengenai gambaran pelayanan Trans Jogja. Dalam bab ini dijelaskan tentang jenis pelayanan meliputi keamanan, keselamatan, kenyamanan, keterjangkauan, kesetaraan, keteraturan, serta indikator dan nilai dalam mutu pelayanan Trans Jogja. Bab keempat berisi analisis berkaitan dengan pokok permasalahan penelitian, yaitu mengenai pelayanan transportasi bus Trans Jogja dalam tinjauan etika bisnis. Bab kelima adalah penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
13
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pelayanan Transportasi Bus Trans Jogja Pelayanan Trans Jogja belum sesuai dengan aturan yang tercantum di dalam Standar Pelayanan Minimum yang ditetapkan, akan tetapi dalam pengupayaannya pihak PT.AMI dan PT.JTT telah mengusahakan dengan sebaikbaiknya. Belum terpenuhinya pelayanan yang ideal sesuai dengan SPM disebabkan armada bus sudah tua (8 tahun) dan belum mendapatkan penggantian serta minimnya dana. 2. Pelayanan Transportasi Bus Trans Jogja Berdasarkan Etika Bisnis Islam Menurut etika bisnis Islam, bahwa suatu bisnis seharusnya didasarkan pada prinsip tauhid, keadilan, kehendak bebas, dan tanggung jawab. Pelayanan Trans Jogja sudah memenuhi etika bisnis Islam, namun dalam prinsip keadilan pencapaiannya belum maksimal. B. Saran 1. Pemerintah diharapkan dapat memperbaiki pelayanan Trans Jogja melalui penambahan armada baru serta penggantian armada lama.
61
2. Operator utama diharapkan mampu meningkatkan kinerja pelayanan petugas melalui pelatihan. Terutama untuk pengemudi bus, sehingga nantinya keselamatan dan kenyamanan penumpang lebih terjamin. 3. Memanfaatkan kecanggihan teknologi agar pengemudi dalam menjalankan tugasnya bisa dipandu secara lebih baik.
62
DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an dan Hadis Departemen Agama, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, Bandung : Syaamil, 1989 Kamus Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar bahasa Indonesia, edisi III, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001) Perundang-Undangan Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta No. 12 Tahun 2012 Standar Pelayanan Minimal Trans Jogja Tahun 2016 Fiqh/ Hukum Islam Johan Arifin, Etika Bisnis Islami, (Semarang: Walisongo Press, 2009) Muhammad dan R. Lukman Fauroni, Visi Al-Qur’an Tentang Etika Dan Bisnis, (Jakarta: Salemba Diniyah, 2002) Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Islami: Tataran Teoritis Dan Praktis, (Malang: UIN Malang Press, 2008) Syed Haider Nawab Naqvi, Etika dan Ilmu Ekonomi Islam: Suatu Sintesis Islami, ( Bandung: Penerbit Mizan, 1993) Syed Haider Nawab Naqvi, MenggagasIlmu Ekonomi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003)
(
Veithzal Rivai, Amiur Nuruddin, Faisal Ananda Arfa, Islamic Business And Economic Ethics, (Jakarta: Bumi Aksara,2012)
63
64
Buku Umum/ Bidang Ilmu Lain A Abbas Salim, Manajemen Transportasi, Edisi 1, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004) A. Sonny Keraf, Etika Bisnis: Tuntutan Dan Relevansinya, (Yogyakarta: Kanisius, 1998) Bukhari Alma, Pengantar Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 1997) C. S. T. Kansil. Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum di Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1982) Erni R. Ernawan, Business Ethics: Etika Bisnis, (Bandung: 2011)
Alfabeta,
Gunardi Endro, Redefinisi Bisnis: Suatu Penggalian Etika Keutamaan Aristoteles, (Jakarta: Pustaka Binaan Presindo, 1999) Irham Fahmi, Etika Bisnis Teori, Kasus, dan Solusi, (Bandung : Alfabeta, 2014 K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis, (Yogyakarta: Kanisius, 2000) Lauren Hartman & Joe Des Jardins, Etika Bisnis: Pengambiln Keputusan untuk Integritas Pribadi dan Tanggung Jawab Sosial, (Jakarta: Erlangga, 2008) Rahardjo Adisasmita, Dasar-Dasar Ekonomi Transportasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010). Muhammad Djakfar, Etika Bisnis, (Jakarta: Penebar Plus, 2012) Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011) Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991)
65
Skripsi Bayu Retno Prabowo, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Tarif Bus Trans Jogja (Studi Kasus Peraturan Gubernur DIY No. 5 Tahun 2008),” skripsi tidak diterbitkan, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2011). Fahimatul Ilyah, Perlindungan Konsumen Bagi pengguna Angkutan Jalan Raya (Studi Kasus Bus Trans Jogja, Yogyakarta),skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga 2014 Nur Aini Indrawati, Pengaruh Kualitas Pelayanan Dalam Memulihkan Citra Bus Trans Jogja (Survei Pada Anggota Bismania Community Jogja),skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga 2013 Randy Gunawan, Perlindungan Hak Konsumen Pengguna Jasa Layanan Transportasi Bus Trans Jakarta- Busway Sesuai Dengan UndangUndang Nomor 8. Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Sulhan
Ma’arif , Tinjauan yuridis Pelayanan Penyelenggaraan Transportasi Umum Trans Jogja, skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga 2016
Website http//www.tarjih.muhammadiyah.or.id/Putusan_Tarjih/Keputusan/Munas/ Tarjih/Ke-2520.pdf, diakses pada 26 Juli 2016 www.dishub-diy.net, diakses pada 30 Juni 2016 www.yogyakarta.bpk.go.id diakses pada 30 Juni 2016
Lampiran 1: Daftar Terjemahan
TERJEMAHAN
NO 1
FN 9
TERJEMAHAN Barang siapa menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya, dan
barang siapa
menghendaki keuntungan dunia Kami berikan kepadanya sebagian darinya (keuntungan dunia), tetapi dia tidak akan mendapat bagian di akhirat. 2
10
Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi jangan kamu lupakan bagianmu di dunia....
3
13
... Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampun kepada-Nya, kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hambaNya).
4
24
Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyakbanyaknya agar kamu beruntung.
I
Lampiran 2: Biografi Ulama BIOGRAFI ULAMA
SYED NAWAB HAIDER NAQVI Syed Nawab Haider Naqvi lahir di Maraith pada tahun 1935. Pindah ke Karachi, Pakistan pada tahun 1950. Menerima gelar master dari Yale University pada tahun 1961. Gelar doktor dia dapatkan dari Princeton University pada tahun 1966 dan menyelesaikan penelitian pasca doktor di Harvard pada tahun 1971. Naqvi menjabat sebagai direktur Pakistan Institute of Developmennt Economics. Dia juga menjadi penasehat senior untuk National Electric Power Regulatory Authority (NEPRA) dan rektor Kausar University of Sciences di Islamabad. Naqvi telah menerbitkan sekitar 100 artikel dan 48 buku pada bidang yang beragam, seperti Ekonometrik Modeling, Kebijakan Ekonomi Internasional, Etika Ekonomi Islam, Ekonomi Pertanian, Perbandingan Sistem Ekonomi, dan Ekonomi Pembangunan dan Kebijakan.
II
Lampiran 3: Daftar Pedoman Wawancara
DAFTAR PEDOMAN WAWANCARA A. Staff Unit Transportasi PT. Anindya Mitra Internasional 1. Bagaimana pembagian tugas antara operator utama dengan operator existing? 2. Bagaimanakah pertimbangan dalam pembuatan dan penempatan halte? 3. Berapakah total jumlah bus lama dan bus baru? Dan bagaimana kepemilikannya? 4. Apabila terdapat komplain atau masukan dari masyarakat, bagaimana alur proses penanganannya? 5. Apabila pada saat uji berkala ditemukan adanya keusakan atau hal yang belum sesuai, bagaimanakah tindakan pihak pengelola? 6. Adakah jaminan asuransi bagi penumpang dan pengemudi? B. Karyawan Trans Jogja 1. Apakah petugas halte/ bus bertanggung jawab terhadap kebersihan halte/ bus? 2. Apakah petugas halte/ bus memberikan batasan penumpang yang akan masuk ketika sudah melebihi muatan? 3. Apakah petugas halte selalu menginformasikan kepada penumpang mengenai jadwal waktu kedatangan bus? 4. Apakah petugas halte selalu menginformasikan kepada penumpang mengenai jalur bus serta halte pemberhentian terdekat sesuai dengan lokasi tujuan penumpang?
III
5. Apakah petugas halte selalu menginformasikan kepada penumpang mengenai jalur bus yang datang? 6. Apakah petugas halte/ bus selalu menginformasikan kepada penumpang untuk bersiap-siap sebelum bus berhenti? C. Penumpang Trans Jogja 1. Faktor apakah yang melatar belakangi anda menggunakan jasa Trans Jogja? 2. Apakah anda terbebas dari kemacetan saat naik bus Trans Jogja? 3. Apakah harga tiket Trans Jogja sesuai dengan pelayanan yang diberikan? 4. Apakah kedatangan bus Trans Jogja sesuai dengan jadwal kedatangan? 5. Apakah ada pemberitahuan dari petugas halte tentang kedatangan bus? 6. Apakah petugas membantu penumpang penyandang disabilitas? 7. Bagaimana etika sopir saat mengemudikan bus Trans Jogja? 8. Apakah petugas halte memberikan kejelasan informasi rute tujuan dan jalur bus? 9. Apakah anda mendapatkan pelayanan yang sopan dan ramah dari petugas? 10. Apakah petugas yang ada di halte bus trans jogja memberikan perhatian khusus terhadap masalah dan keluhan penumpang? 11. Apakah anda mendapatkan keamanan dan keselamatan saat menggunakan jasa bus Trans Jogja ? 12. Apakah anda mendapatkan kenyamanan saat menggunakan bus Trans Jogja? 13. Apakah petugas halte memberikan batasan penumpang yang akan masuk ketika sudah melebihi muatan? 14. Apakah anda merasa puas dengan pelayanan bus Trans Jogja?
IV
STANDAR PELAYANAN MINIMUM
Standar Operasional Prosedur (SOP) atau Standar Pelayanan Minimum (SPM) disusun untuk mengupayakan keseragaman pelayanan yang terbaik kepada masyarakat pengguna jasa Trans Jogja melalui pelaksanaan operasional bus. Standar Operasional Prosedur tersebut disusun dan dibentuk dengan mengacu pada asas-asas manajemen
pelayanan
yang seragam
dalam
hal
keselamatan,
kelancaran,
kenyamanan, kehandalan (ketepatan waktu), dan keterjangkauan kepada masyarakat pengguna jasa. Operator Utama wajib melaksanakan dan mematuhi standar operasional ini. UPTD Trans-Jogja Dinas Perhubungan DIY berkewajiban melakukan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan Standar Operasi oleh Operator Utama. Standar operasi pelayanan dan pengoperasian bus perkotaan trans jogja ini terdiri atas standarstandar: 1. Standar kendaraan (persyaratan umum, persyaratan teknis dan perlengkapan bus) 2. Standar operasi pelayanan /SOP (pelayanan pengoperasian bus) 3. Standar keselamatan (keselamatan bus, awak bus, dan penumpang) 4. Standar layanan (pelayanan jasa dan penggunaan jasa) Standar pelaporan (mekanisme pelaporan dan evaluasi) Adapun penjelasan lebih rinci mengenai standar operasi pelayanan dan pengoperasian dari Trans Jogja yaitu sebagai berikut:
1. Standar Kendaraan, adapun standar kendaraan menurut SOP yaitu meliputi persyaratan umum dan persyaratan khusus kendaraan, adapun penjelasannya sebagai berikut: a.
Persyaratan Umum Kendaraan Bus Performasi/ penampilan bus dalam keadaan bersih dan laik pandang baik pada bagian luar (Eksterior) maupun bagian dalam (Interior), meliputi: 1) Eksterior a) Bodi: kondisi baik (tanpa kerusakan, cat tidak rusak/ pudar); untuk armada Trans Jogja berwarna biru kondisi cat baik, akan tetapi ada beberapa armada hijau yang catnya terkelupas pada beberapa tempat/ bagian bodi bus. b) Kaca: kondisi baik (kaca pintu/ jendela tanpa kerusakan, bersih, tidak pecah/ retak); c) Identitas: kondisi tanda/ sticker di bus baik (terpasang, tanpa kerusakan. d) Pintu: kondisi baik (pintu utama & pintu darurat, panel dan cat tidak rusak); e) Papan trayek: kondisi baik, terpasang di depan dan belakang, mudah terlihat, dan dilengkapi lampu. f) Lampu: kondisi lampu untuk tanda berbelok, lampu depan/ penerang jalan utama dan lampu belakang termasuk lampu rem harus baik dan dapat berfungsi dengan normal.
2) Interior a) Kabin: kondisi baik (tanpa kerusakan, bersih); b) Jok: kondisi baik (tanpa kerusakan, bersih & kuat, ada jok khusus diffable dan jok tertentu yang dilengkapi safety belt, dll); c) Handle: kondisi baik (pegangan/ hand grip untuk penumpang berdiri & pipa tiang terpasang kuat); d) Partisi: kondisi papan pembatas penumpang dengan pintu baik; e) Kondisi tanda/ sticker / alat petunjuk/ larangan untuk penumpang terpasang/ melekat dengan baik. Informasi meliputi: (1) Larangan makan/ minum/ merokok di dalam bus; (2) Larangan menyentuh/ menggunakan alat-alat emergency dalam bus kecuali kondisi darurat; (3) Petunjuk tentang upaya kondisi darurat dalam bus (cara membuka pintu darurat, jendela darurat, cara menggunakan alat pemadam api dan palu pemecah kaca, dll); (4) Petunjuk letak jendela darurat dan pintu darurat; (5) Petunjuk membuang sampah di kotak sampah dalam bus; (6) Himbauan prioritas memberikan tempat duduk untuk penumpang lanjut usia, ibu hamil dan penyandang cacat; (7) Himbauan tidak membawa makanan/ minuman yang menimbulkan gangguan bau menyengat kecuali telah dikemas/ dibungkus sedemikian rupa agar tidak bau;
b. Kemudian untuk Persyaratan Teknis Kendaraan Bus Trans Jogja sebagaimana dalam SPM yaitu sebagai berikut: 1) Telah menjalani pemeriksaan berkala oleh instansi yang berwenang melakukan pengujian kendaraan bermotor agar kondisi kendaraan tetap memenuhi persyaratan teknis dan kondisi laik tetap jalan; 2) Telah menjalani pemeliharaan berkala dengan semestinya; 3) Tidak melewati batas waktu perawatan yang wajar sesuai standar ATPM dan Standar Operasi Perawatan; c. Perlengkapan Kendaraan Bus Trans Jogja yaitu sebagi berikut: 1) Kendaraan bus yang dioperasikan oleh Operator Utama wajib memiliki Perlengkapan Standar Karoseri dengan kondisi baik dan berfungsi baik sebagai berikut: a) alat pemadam api ringan / APAR berfungsi dengan baik dan masa pakai masih memenuhi ketentuan; b) palu pemecah kaca; c) ban cadangan; d) indikator-indikator kondisi baik dan berfungsi sebagaimana mestinya; e) alat pendingin udara (Air Conditioner/ AC) kestabilan temperatur normal 200 C dengan ∆t sebesar 80 C (enam derajat Celcius) dalam kondisi penumpang penuh dan pada kapasitas maksimal kendaraan; f) kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan/ P3K standar.
2) Kendaraan Bus sebelum beroperasi diwajibkan memiliki Perlengkapan Tambahan Khusus sebagai berikut: a) Pintu penumpang utama arah geser (slidding door) pneumatic; b) Perangkat Suara sebagai informasi halte tujuan; c) Perangkat Tampilan (LED Display) sebagai petunjuk waktu dan petunjuk halte tujuan; d) Peralatan Radio Komunikasi yang harus berfungsi dengan baik; e) Mesin tiket bus (yang dipasang oleh UPTD Trans Jogja) untuk transaksi di dalam bus dan wajib dijaga oleh Operator Utama. f) Peralatan GPS (Global Positioning System) yang dipasang oleh Dinas Per hubungan DIY, dan wajib dihidupkan oleh petugas (pengemudi dan pramugara) pada saat akan beroperasi hingga akhir operasi. 2. Standar Operasi Pelayanan (SOP) menjelaskan bahwa: a. Dinas Perhubungan DIY 1) Rencana Operasi, ditetapkan oleh Dinas Perhubungan DIY melalui UPTD Trans Jogja bersama Operator Utama, selanjutnya pengoperasian Bus Trans Jogja mengikuti Rencana Operasi tersebut; 2) Total Armada, Jumlah bus beroperasi di dalam trayek Trans Jogja ditentukan oleh UPTD Trans Jogja atau jumlah bus beroperasi minimal 90% (sembilan puluh lima persen);
3) Pelayanan Trayek, Operasi Bus Trans Jogja mencakup pelayanan menaikkan dan menurunkan penumpang di setiap halte yang telah ditentukan sepanjang trayek Trans Jogja; 4) Kecepatan Tempuh, Kecepatan tempuh kendaraan bus selam operasi di dalam trayek Trans Jogja adalah rata-rata 30 km/ jam (tiga puluh kilometer perjam); 5) Lokasi Pemberangkatan, Lokasi dan rute pemberangkatan pertama ditetapkan oleh UPTD Trans Jogja; 6) Lokasi Pemulangan, Lokasi dan rute pemulangan akhir ditetapkan oleh UPTD Trans Jogja; 7) Waktu Berangkat, Bus pertama berangkat dari lokasi pemberangkatan awal pada Pukul 05:30 WIB ditetapkan oleh UPTD Trans Jogja. 8) Waktu Pulang, Bus terakhir berangkat dari lokasi pemberangkatan pada Pukul 21:30 WIB menuju ke Pool setelah mencapai Halte terakhir yang ditetapkan oleh UPTD Trans Jogja; 9) Penghentian Operasi Bus, UPTD Trans Jogja melalui Petugas Lapangan dapat memberikan teguran/ memulangkan/ menghentikan operasi bus apabila bus selama operasi dianggap tidak memenuhi syarat-syarat yang disebut dalam Standar Operasi ini melalui koordinasi Petugas Operasi dari Operator Utama;
10) Tata Cara Penghentian Bus Operasi, Petugas lapangan dapat menghentikan operasi bus dengan ketentuan standar prosedur penghentian bus sebagai berikut: a) Bus berhenti di lokasi Halte dan Terminal yang ditunjuk Petugas. b) Apabila bus dipulangkan tidak sesuai ketentuan jadwal rutin, Petugas mengkoordinasikan kepada UPTD Trans Jogja dengan alasan yang dapat dibenarkan; c) Apabila bus dipulangkan karena pelanggaran Standar Operasi, Petugas lapangan mengumpulkan data/ bukti/ keterangan saksi dan melaporkan secepatnya kepada UPTD Trans Jogja untuk dimintakan klarifikasi kepada Operator Utama Bus Trans Jogja. b. Kemudian untuk Operator Utama sebagaimana terdapat dalam standar pelayanan minimum bus Trans Jogja yaitu: 1) Pengendalian Operasi, Operator Utama wajib mengikuti petunjuk dari Ruang Kendali Utama dan Pihak yang berwenang dengan jenjang hierarki: a) Ruang Kendali Utama; b) Penegak Hukum/ petugas lapangan berwenang; 2) Kebutuhan
Armada,
Operator
Utama
wajib
menyediakan
dan
mengoperasikan Bus Perkotaan Trans Jogja sesuai jumlah armada (kendaraan) yang telah ditentukan dalam Kontrak; 3) Jadwal Perjalanan, Operator Utama wajib mengoperasikan bus sesuai jadwal Rencana Operasi yang dibuat/ diatur oleh UPTD Trans Jogja;
4) Pencatatan Kilometer Tempuh, Operator Utama wajib melakukan pencatatan
kilometer
tempuh
operasional
bus
Trans
Jogja
dan
melaporkannya ke UPTD Trans Jogja sebagai bahan verifikasi pembayaran Biaya Operasional Kendaraan (BOK) 5) Waktu Tempuh, Operator Utama wajib memastikan waktu tempuh pada Kondisi Lalu Lintas Normal sebagi berikut: a) Trayek 1 TERMINAL PRAMBANAN – KOTA – TERMINAL PRAMBANAN b) Trayek 2 TERMINAL JOMBOR – KOTA – TERMINAL JOMBOR c) Trayek 3 TERMINAL GIWANGAN – KOTA – TERMINAL GIWANGAN d) Trayek 4 TERMINAL GIWANGAN – KOTA – TERMINAL GIWANGAN 6) Waktu Singgah, Operator Utama wajib singgah di halte dengan lama waktu menghentikan kendaraan sesuai perintah petugas yang ada di halte; 7) Lokasi
Pemberhentian,
Operator
Utama
wajib
menghentikan/
mengistirahatkan bus dilokasi-lokasi yang telah ditetapkan oleh UPTD Trans Jogja; 8) Perangkat
Suara,
Operator
Utama
wajib
memasang
perangkat
pengumuman suara (Voice Announcer) untuk di setiap armada bus; 9) Pergantian Tugas, Operator Utama wajib melaksanakan pergantian shift pengemudi di lokasi-lokasi yang telah ditentukan oleh UPTD Trans Jogja
sesuai dengan ketentuan jam kerja dan jam istirahat bagi pengemudi. Pengaturan waktu istirahat Pengemudi ditetapkan oleh Operator Utama; 10) Pergantian Tugas, Operator Utama dilarang melakukan penugasan pengemudi
dalam
2
(dua)
shift
berturut-turut
mengingat
faktor
keselamatan; c. Di dalam SPM terdapat ketentuan mengenai hal yang wajib dilakukan pengemudi, yaitu sebagai berikut: 1) Pengemudi bertanggungjawab terhadap bus yang dikemudikannya; 2) Pengemudi
wajib
berhati-hati
dan
memperhatikan
keselamatan
penumpang, keselamatan pejalan kaki, dan keselamatan pengguna jalan lainnya serta keselamatan aste-aset Dinas Perhubungan DIY; 3) Pengemudi wajib menghentikan bus sedemikian rupa sehingga posisi pintu utama bus berada tepat di depan pintu halte (jarak 10-15 cm dari tepi pintu halte); 4) Apabila terjadi Petugas Lapangan melakukan penghentian operasi bus maka Pengemudi menghentikan Bus di lokasi yang ditunjuk oleh Petugas lapangan untuk pencatatan; 3. Adapun Standar Keselamatan yang ada dalam SPM adalah sebagai berikut: a.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) Operator Utama harus memastikan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) telah disosialisasikan, diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik oleh semua Pihak yang terkait dalam pelaksanaan operasi Bus;
b.
Perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) Operator Utama wajib melengkapi dan menjaga agar seluruh armada Bus selalu dilengkapi peralatan keselamatan sekurang-kurangnya sebagai berikut: 1) Perlengkapan Palu Pemecah Kaca; 2) Perlengkapan Alat Pemadam Kebakaran tipe Ringan (APAR); 3) Perlengkapan Kotak P3K lengkap sebanyak 1 (satu) set;
c.
Larangan. Dalam mengoperasikan Bus, Pengemudi dilarang melakukan: 1) Melanggar lampu lalu lintas; 2) Membuka pintu penumpang, 3) Mengemudikan bus dengan kecepatan melebihi kecepatan tempuh maksimal 40 km/jam dalam kota dan 60 km/ jam untuk luar kota; 4) Melakukan pengereman/ deselerasi mendadak, kecuali dalam keadaan darurat; 5) Mengemudikan bus dengan mengabaikan faktor keselamatan; 6) Mengemudikan bus
terlalu dekat dengan kendaraan di depannya,
kecuali keadaan lalu lintas yang tidak memungkinkan; 7) Mengemudikan bus pada malam hari tanpa menyalakan lampu penerangan (di dalam dan di luar); 8) Mengoperasikan Bus Trans-Jogja di luar trayek Trans-Jogja kecuali dalam keadaan darurat atas persetujuan Dinas Perhubungan DIY.
d.
Penanganan Kecelakaan Dalam pengoperasian Bus, apabila terjadi kecelakaan yang berakibat luka atau meninggal dunia pada Pihak Ketiga, maka: 1) Penanganan kecelakaan mengacu kepada Prosedur Penyidikan Perkara Kecelakaan resmi Kepolisian Republik Indonesia; 2) Pada saat terjadi kecelakaan, Bus yang bersangkutan Wajib Berhenti, kecuali dalam keadaan memaksa untuk keselamatan; 3) Pada saat terjadi kecelakaan, Pengemudi Bus yang bersangkutan Wajib Melaporkan kepada pusat kendali Operator Utama dan Petugas UPTD Trans-Jogja yang berwenang; 4) Setelah Bus yang bersangkutan berhenti, Pengemudi wajib untuk bekerjasama dengan Satuan Pengamanan di Bus dan Petugas lainnya yang berwenang untuk: a) Memeriksa kondisi korban; b) Membuat laporan kecelakaan; c) Melaporkan data-data terinci mengenai korban kecelakaan kepada Berita Acara Pengenaan Sanksi dalam waktu selambat-lambatnya 1 x 12 jam (satu kali dua belas jam) d) Mengikuti prosedur hukum yang berlaku. 5) Operator Utama wajib untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada Korban Kecelakaan sebagai berikut: a) Luka-luka: biaya pengobatan;
b) Meninggal dunia: biaya pemakaman; Selain biaya-biaya tersebut di atas, korban/ ahli waris korban berhak atas Santunan/ Asuransi berkaitan dengan kecelakaan yang dialaminya, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 4. Standar Layanan Pelanggan sebagaimana terdapat dalam SPM yang menjelaskan bahwa: Untuk menjamin kepuasan pelanggan/ pengguna jasa Trans-Jogja, maka Operator Utama diwajibkan: a. Pelayanan Pelanggan/ Customer Service 1) Operator Utama wajib menyediakan/ mengoperasikan Layanan Aduan selama Waktu Operasional Layanan Bus Trans-Jogja 2) Operasi untuk menerima pengaduan, saran, dan sebagainya yang merupakan masukan/ input dari masyarakat kepada Operator Utama dan UPTD Trans-Jogja. 3) Operator Utama wajib melaporkan pengaduan, saran, dan sebagainya yang merupakan masukan/ input dari masyarakat kepada Operator Utama dan UPTD Trans-Jogja. b. Pelayanan Informasi/ Information Service Operator Utama wajib menyediakan/ mengoperasikan Layanan Informasi selama Waktu Operasi untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat akan informasi tentang Trans-Jogja dari Operator Utama dan UPTD Trans-Jogja.
Lampiran 7: Curriculum Vitae CURRICULUM VITAE Nama
: Rahmayani Nashihatun Aminah
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Yogyakarta, 25 November 1993 Alamat
: Gedongkiwo MJ I/ 906, Gedongkiwo, Mantrijeron, Yogyakarta
Nomor HP
: 085643198442
e-mail
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan
2006-2009 : MTs Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta
2009-2012 : MA Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta
2012-2017 : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
XVI